Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN TEKSTIL Venti Linda Verawati
[email protected] Hening Widi Oetomo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is carried out with the purpose to find out the influence of working capital turnover, account receivable turnover, and inventory turnover to the profitability on textile companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. The data is 16 textile companies in Indonesia Stock Exchange from 2010 to 2012. The multiple liner regressions analysis with F-test and t-test is used as the analysis technique. Based on the result of F-test it has been found that significance value is smaller than 0.05 that is 0.000. It shows that the independent variable working capital turnover, account receivable turnover, and inventory turnover simultaneously have significant influence to the profitability. Based on the result of t-test it has been found that working capital turnover partially has no significant turnover to the profitability since it’s significance value is bigger than 0.05 that is 0.754 while account receivable turnover and inventory turnover has significant turnover to the profitability since its significance value is smaller 0.05 that is 0.000. Based on the result of t-test it has also been found that variable which has the most dominant influence to the profitability is account receivable turnover since its t count value is the biggest that is 27.203. Keywords: working capital turnover, account receivable turnover, inventory turnover, and profitability ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai 2012. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan uji F dan uji t. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000, hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa perputaran modal kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,754, sedangkan peputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Berdasarkan hasil uji t juga dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap profitabilitas adalah perputaran piutang karena mempunyai nilai t hitung yang paling besar yaitu sebesar 27,203. Kata kunci: perputaran modal profitabilitas
kerja,
perputaran
piutang,
perputaran
persediaan,
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
2 PENDAHULUAN Pada umumnya pendirian suatu perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan laba atau keuntungan yang diperoleh agar kelangsungan hidup usahanya terjamin dan dapat mengembangkan usahanya.Dalam persaingan yang sangat ketat di pasar bebas, makin dirasakan berat oleh perusahaan-perusahaan industri untuk dapat memasarkan hasil produksinya dan mendapat pasar yang tetap di masyarakat. Oleh karena itu suatu perusahaan akan berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menyediakan barang atau jasa yang dihasilkan dan diharapkan masyarakat dapat menerima dan puas dengan hasil tersebut. Sebagian besar tantangan yang dihadapi adalah adanya persaingan yang akan datang sebagai akibat dari industri-industri yang menghasilkan produk yang sejenis ke dalam pasar. Oleh sebab itu diperlukan inisiatif dari pihak manajemen untuk dapat meningkatkan kemampuan bersaing dalam memasarkan produk yang dihasilkan baik dalam kualitas maupun harga jualnya. Perusahaan didirikan mempunyai tujuan utama mencari keuntungan yang maksimal dan menjaga kelangsungan operasional serta peningkatan keuntungan pemilik modal atau pemegang saham.Perusahaan dituntut untuk mampu mengambil keputusan pembelanjaan jangka pendek berkaitan dengan modal kerja yang digunakan untuk membelanjai bermacam-macam kebutuhan sesuai dengan jenis usahanya. Modal kerja merupakan dana yang terkandung dalam aktiva lancar yang berhubungan dengan operasi sehari-hari. Modal kerja mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan industri maupun industri jasa.Demi kelancaran perusahaan maka dibutuhkan modal kerja yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan.Dengan tersedianya modal kerja yang cukup, diharapkan kinerja perusahaan dapat berjalan lancar. Semakin besar suatu perusahaan dalam mencapai tujuan maka semakin meningkat pula kebutuhan akan modal kerja. Persediaan sebagai unsur penyusun dari aktiva lancar, mempunyai peran penting dalam mempengaruhi besarnya modal kerja yang dimiliki perusahaan.Jika perputaran persediaan lancar atau cepat perputarannya, maka perputaran modal kerja perusahaan juga cepat.Demikian pula sebaliknya, jika perputaran persediaan lambat berarti perputaran modal kerja juga lambat. Profitabilitas menunjukkan indikator dari kesehatan keuangan suatu perusahaan. Perusahaan dengan laba dari hasil penjualan yang paling besar akan memungkinkan menghasilkan uang dalam operasinya karena menawarkan prospek bagi pengembalian modal yang digunakan untuk operasional tersebut. Salah satu ukuran utama keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan adalah prifitabilitas. Agar perusahaan terhindar dari risiko kekurangan maupun kelebihan modal kerja pimpinan harus mampu menggunakan modal kerja dengan cara mengelolanya sebaik mungkin, sehingga modal kerja yang dimiliki perusahaan dapat efektif sesuai dengan penggunaannya dan pada akhirnya dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan operasional perusahaan. Untuk itu manajemen perusahaan memegang peranan penting dalam menata dan memanfaatkan peluang bisnis yang ada dengan menerapkan prinsip ekonomi.Dalam hal ini unsur modal kerja dari persediaan agar dikelola dengan baik untuk kelancaran penggunaan modal kerja. Ketepatan penggunaan modal kerja berupa persediaan dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan, kelancaran persediaan dalam jumah yang cukup dapat menjamin ketersediaan dana yang digunakan untuk operasional perusahaan. Apabila operasional perusahaan lancar, maka dapat menjanjikan peluang untuk memperbesar tingkat keuntungan. Artinya jika perputaran persediaan makin lancar atau makin cepat perputarannya maka akan berpengaruh terhadap pengembalian modal kerja atau prifitabilitas ekonomis.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
3 Perusahaan tekstil merupakan salah satu jenis usaha yang padat modal dan padat tenaga kerja, ketepatan penggunaan modal kerja akan dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan. Pada awal tahun 2013 ini banyak perusahaan tekstil yang bersiap untuk berpindah lokasi usaha dari Jakarta menuju Jawa Tengah, tercatat setidaknya tak kurang dari 90 perusahaan tekstil.Berpindahnya perusahaan-perusahaan tekstil ini diakibatkan oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) di Jakarta. Perusahaan tektil di Jakarta mencari daerah yang dapat menekan biaya produksi semurah mungkin, sehingga wajar jika pindah ke Jawa Tengah karena upah minimum di sana lebih rendah (Republika, 2013). Asosiasi Pengusaha Indonesia mengatakan bahwa Upah Minimum Provinsi (UMP) di Jateng yang hanya setengahnya UMP di Jakarta. Selain itu terdapat alasan lain mengapa para pengusaha memilih Jateng sebagai tempat usaha di antaranya adalah ketidakjelasan iklim bisnis di Jakarta ditambah sering terjadinya demo buruh menjadi alasan lainnya. Para buruh di Jakarta bakal terus minta UMP mereka dinaikkan. Tidak hanya masalah UMP yang diperkirakan akan terus mengalami peningkatan, perusahaan juga memberatkan masalah terus naiknya ongkos produksi, logistik, dan juga tarif listrik untuk industri yang dikatakan tiap bulannya terus mengalami kenaikan (Metrotvnews.com, 2013). Rencana 90 perusahaan yang akan merelokasi pabriknya dari Jakarta dan sekitarnya tersebut akhirnya mendapat perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Presiden pun menginstruksikan kepada pejabat pemerintah yang berwenang untuk menginvestigasi rencana kepindahan itu.Presiden meminta pejabat terkait untuk segera mengambil langkah lanjutan terhadap bakal hengkangnya perusahaan-perusahaan itu. Presiden juga meminta agar segala keluhan mengenai relokasi ini diperhatikan dan dipastikan apa penyebabnya, apakah memang dilatarbelakangi beban kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang melonjak tinggi atau alasan lain (vivanews.com, 2013). Relokasi industri padat karya dari DKI Jakarta dan Jawa Barat dinilai berdampak positif bagi perekonomian nasional. Relokasi akan memperluas jangkauan kawasan industri dan membuka peluang kerja secara massal di daerah yang dituju. Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa relokasi pabrik menuju Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) membuat kawasan industri meluas. Kawasan industri tidak hanya terpusat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), tetapi juga ke wilayah-wilayah lainnya. Memang relokasi memakan banyak biaya, tetapi langkah itu harus diambil perusahaan untuk melakukan efisiensi bisnis, daripada pindah ke luar negeri, lebih baik pindah ke Jateng atau Jatim (kemenperin.go.id, 2013). Menurut Wanandi (kemenperin.go.id, 2013), tingginya upah minimum provinsi (UMP) menjadi sebab hengkangnya pabrik-pabrik tersebut. UMP DKI Jakarta naik 43,87 persen dari Rp 1,3 juta pada 2012 menjadi Rp 2,2 juta pada tahun ini. Padahal, rata-rata kenaikan UMP di Indonesia pada 2013 ini sebesar 18,32 persen. Sedangkan, UMP di Jateng sebesar Rp 830 ribu atau naik 8,5 persen dari 2012 dan di Jatim Rp 866.250 atau naik 16,28 persen dari tahun 2012. Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan masih rendahnya daya beli masyarakat di Amerika Serikat (AS) dan Eropa ikut menyebabkan relokasi ini.Sedikit pulihnya ekonomi global masih belum mampu mengangkat ekspor TPT, misalnya.Sebaliknya, permintaan tekstil dan produknya di dalam negeri masih belum sesuai target. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 2. Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
4 3. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? 4. Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Analisis Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2007:6) adalah neraca dan perhitungan laba rugi serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiranlampirannya antara lain laporan sumber dan penggunaan-penggunaan dana. Sedangkan pengertian lain dari laporan keuangan menurut Darsono dan Ashari (2005:4) adalah laporan yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Suatu laporan keuangan akan lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan apabila data keuangan dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan.Sebelum mengadakan analisis terhadap laporan keuangan, penganalisis harus benar-benar memahami bentuk dan isi laporan keuangan tersebut dan seorang analis harus mempunyai kemampuan dan kebijaksanaan yang cukup dalam pengambilan suatu kesimpulan di samping harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan kondisi perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahuitingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Menurut Hanafi dan Halim (2005:72) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan, yaitu: 1. Dalam analisis, analis juga harus mengidentifikasi adanya ternd-ternd tertentu dalam laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun barangkali bisa digunakan untuk melihat munculnya trend tertentu. 2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh pihak perusahaan. Rata-Rata industri bisa dipakai sebagai pembanding. Meskipun ratarata industri bukan angka pembanding yang tepat karena beberapa hal, misalnya karena adanya perbedaan karakteristik rata-rata industri dengan perusahaan tersebut. 3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hatihati adalah penting. Diskusi atau pertanyaan-pertanyaan penting yang melengkapi laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi merupakan bagian internal yang harus dimasukkan dalam analisis. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadangkala semua informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis yang mendalam dari laporan keuangan.Kadangkala informasi tambahan bisa memberikan analisis yang lebih tajam lagi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
5 Sebagai contoh, analisis penurunan penjualan bila disertai dengan analisis perkembangan market share akan memberi pendangan baru kenapa perjualan bisa menurun. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan operasionalnya baik dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa. Modal kerja harus selalu dalam keadaan berputar selama perusahaan melakukan kegiatan usaha. Pengertian modal kerja menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:166) adalah dana yang diperlukan untuk operasi perusahaan sehari-hari. Menurut Brigham dan Houston (2006) modal kerja merupakan investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek. Dari pengertian tersebut maka usur-unsur dari modal kerja adalah aktiva jangka pendek yang terdiri dari: 1. Kas Kas merupakan rekening giro ditambah dengan mata uang. Kas adalah aktiva yang paling likuid, selain itu kas juga merupakan aktiva yang tidak menghasilkan. Kas dibutuhkan perusahaan untuk membayar tenaga kerja, bahan baku, melunasi utang, membeli aktiva tetap, membayar pajak, membayar dividen, dan kebutuhan lainnya. Namun kas tersebut tidak menghasilkan bunga sehingga tujuan manajemen kas adalah untuk meminimalkan jumlah kas pada titik di mana kas tersebut cukup untuk menjalankan aktivitas bisnis secara normal. 2. Sekuritas Sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak kepemilikan untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan atas perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang melaksanakan hak tersebut. Menurut Bank Indonesia, sekuritas adalah surat berharga dalam bentuk fisik (warkat) yang mempunyai nilai uang yang dapat diperdagangkan di pasar uang dan atau pasar modal. Selain dengan kas, perusahaan juga memerlukan sekuritas yang dapat diperjualbelikan sebagai cadangan bagi akun kas. Jika kas yang dimiliki kurang dari yang diperlukan, maka sekuritas tersebut dapat dijual untuk memenuhi kekurangan kas. Oleh karena itu, sekuritas ini dimaksudkan sebagai pertahanan pertama atas kebutuhan operasional yang tidak diperkirakan oleh perusahaan. 3. Persediaan Persediaan merupakan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang selanjutnya akan dijual dengan atau tanpa diolah terlebih dahulu. Persediaan sendiri merupakan elemen dari aktiva lancar yang paling kurang likuid bila dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Persediaan akan menimbulkan biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Biaya tersebut antara lain adalah biaya sewa gudang, biaya perawatan, biaya asuransi, biaya pengangkutan, dan lain sebagainya. Selain biaya, persediaan juga akan menimbulkan resiko yang cukup tinggi yaitu resiko hilang, resiko rusak, dan lain-lain. 4. Piutang Piutang merupakan hak untuk menerima sejumlah kas pada waktu yang akan datang karena kejadian yang telah terjadi di masa lalu. Piutang muncul karena adanya penjualan secara kredit, pemberian pinjaman, porsekot dalam kontrak pembelian, dan lain-lain. Leverage Keuangan (Perputaran Piutang) Perputaran Piutangmerupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar sehingga akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham atau memperbesar pendapatan per lembar saham, dengan menunjukan perubahan laba per lembar saham (Earning Per Share = EPS). Sebagai akibat perubahan laba sebelum bunga dan pajak (Earning Before Interest and Taxes = EBIT). Namun disisi lain perusahaan harus mempertimbangkan adanya peningkatan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
6 resiko dari penggunaan hutang tersebut. Hal ini karena adanya beban tetap berupa beban bunga yang akan menyertai pokok pinjaman. Sartono (2001:263) menyatakan bahwa Perputaran Piutang adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Menurut Riyanto (1995:375) Perputaran Piutang yaitu penggunaan dana dengan beban tetap, dengan harapan untuk memperbesar pendapatan perlembar saham. Dari beberapa defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa leverage keuangan adalah penggunaan dana berupa hutang jangak panjang dalam struktur modal perusahaan dimana disertai dengan kewajiban membayar beban tetap berupa bunga pinjaman dengan harapan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Perputaran Modal Kerja Modal kerja selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (working capital turnorver period) dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat di mana kas kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya (turnorver ratenya). Lama periode perputaran modal kerjanya tergantung pada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut Untuk menilai keefektifan modal kerja dapat digunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata (working capital turnorver). Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (dalam jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja (Munawir, 2007:80). Formulasi dari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut :
Perputaran Modal Kerja =
Penjualan (Kali) Rata-rata modal kerja
Pengertian Piutang Pengertian piutang menurut menurut Munawir (2007:13)adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit). Pada dasarnya piutang bisa timbul tidak hanya karena penjualan secara kredit, tetapi dapat karena hal-hal lain misalnya piutang kepada pegawai, piutang karena penjualan aktiva tetap secara kredit, piutang karena adanya penjualan saham secara angsuran, atau adanya uang muka untuk pembelian atau kontrak kerja lainnya. Simamora (2005:228) mendefiniaikan piutang (receivables) sebagai klaim yang muncul dari penjualan barang dagangan, penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana atau jenis transaksi lainnya yang membentuk suatu hubungan di mana satu pihak berhutang kepada pihak yang lainnya. Sedangkan menurut Gitosudarmo (2008:81) piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit. Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa piutang merupakan penerimaan yang diharapkan akan diterima perusahaan dimasa yang akan datang sebagai akibat dari adanya kebijakan perusahaan berupa penjualan kredit. Perputaran Piutang Perputaran piutang (receivable turn over) menggambarkan kualitas piutang perusahaan dan kesuksesan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menagih piutang yang dimiliki. Akan tetapi rasio yang terlalu tinggi akan mengakibatkan ketidak sukaan pelanggan sehingga bisa
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
7 mengakibatkan pelanggan lari karena kebijakan kredit yang terlalu ketat. Rasio ini juga bisa menjadi dasar untuk pemberian kebijakan kredit yang dapat meningkatkan jumlah penjualan dengan memperhitungkan kerugian piutang tidak tertagih. Darsono dan Ashari (2005:61) mengatakan bahwa rule of thumb receivable turn over adalah sekitar 6 – 12 kali, sehingga waktu mengendap piutang adalah 30 sampai dengan 60 hari. Perputaran piutang (receivable turn over) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Perputaran Piutang =
Penjualan (Kali) Rata-rata piutang
Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Munawir (2007:16) adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai pada tanggal neraca masih di gudang atau belum laku dijual. Untuk perusahaan manufaktur (perusahaan yang memproduksi barang), maka persediaan yang dimiliki meliputi persediaan bahan mentah, persediaan baranga dalam proses, dan persediaan barang jadi. Menurut Assauri (2008:219) persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barangbarang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya suatu proses produksi. Sedangkan menurut Baridwan (2006:162) persediaan adalah barang yang akan menjadi bagian dari barang jadi yang dapat ditelusuribiayanya. Bahan baku yang ada merupakan bahan mentah yang diperoleh perusahaan dari sumber alam atau dapat jugayang merupakan barang jadi dari perusahaan lain. Dari beberapa pengertian persediaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan pada saat tertentu, dengan maksud untuk dijual kembali baik secara langsung maupun melalui proses produksi dalam siklus operasi normal perusahaan, dalam hal ini termasuk pula barang-barang yang masih berada dalam proses produksi dalam atau yang menunggu digunakan. Perputaran Persediaan Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba rugi, oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca. Persediaan merupakan salah satu elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar.Dalam penentuan besarnya persediaan haruslah seimbang dengan kebutuhan, sebab apabila jumlah persediaan terlalu besar dibandingkan kebutuhannya maka dapat memperbesar kemungkinan terjadinya kerusakan, turunnya kualitas juga menambah biaya guna pemeliharaan dan penyimpanan persediaan. Sebaliknya apabila jumlah persediaan terlalu kecil, maka akan menghambat proses produksi sehingga tidak dapat menghasilkan barang yang optimal. Perputaran persediaan (inventory turn over) digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada akan diubah menjadi penjualan. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan.Menurut Darsono dan Ashari (2005:82) rasio yang ideal untuk perputaran persediaan adalah 6 kali.Rasio yang terlalu tinggi beresiko terjadinya kekurangan persediaan yang mengakibatkan larinya pelanggan, sedangkan rasio yang terlalu rendah menyebabkan banyaknya persediaan yang menganggur yang mengakibatkan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
8 aktiva menganggur terlalu banyak. Perputaran persediaan (inventory turn over) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Inventory Turn Over =
Harga Pokok Penjualan Rata-rata Persediaan
Profitabilitas Analisis kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit dibutuhkan untuk memastikan pertumbuhan jangka panjang dan kelangsungan hidup perusahaan karena perusahaan harus berada dalam keadaan menguntungkan. Rasio profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2005:85) adalah kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aktiva, dan modal saham yang tertentu. Pengukuran tingkat profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA). Return on assets membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva. ROA merupakan salah satu ratio profitabilitas yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.Rasio ini mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktifa yang dimilikinya.Rasio ini merupakan rasio terpenting di antara profitabilitas lainnya. ROA merupakan rasio keuangan yang dominan mempengaruhi return saham karena merupakan ROA earning power keuangan perusahaan. Dan semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar. Kebanyakan perusahaan yang memiliki pusat investasi mengevaluasi unit usahanya dengan dasar ROA hal ini dikarenakan ada 3 keuntungan dari ROA, pertama ROA mendorong manager untuk memperhatikan pada hubungan antara penjualan, cost dan investasi. Kedua, ROA mendorong manager untuk menghemat cost atau fokus pada efisiensi biaya, ketika ROA mencegah investasi yang dipandang berlebihan. Selain itu, data ROA dapat diketahui oleh pesaing dan dapat dijadikan dasar perbandingan kinerja keuangan. Rumus perhitungan Return on Asset (ROA) adalah sebagai berikut:
=
ℎ
Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diduga perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Diduga perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Diduga perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Diduga perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian untuk membuat deskripsi/gambaran secara sistematis yang aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki untuk mendukung penelitian. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
9 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
PT. Apac Citra Centertex Tbk PT. Argo Pantes Tbk PT. Asia Pacific Fibers Tbk PT. Century Textile Industry Tbk PT. Eratex Djaja Tbk PT. Ever Shine Textile Industry Tbk PT. Indo-Rama Synthetics Tbk PT. Karwell Indonesia Tbk PT. Nusantara Inti Corpora Tbk PT. Pan BrothersTbk PT. Panasia lndosyntec Tbk PT. Polychem Indonesia Tbk PT. Ricky Putra Globalindo Tbk PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk PT. Unitex Tbk PT. Star Petrochem Tbk PT. Panasia Filament Inti Tbk
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:85). Adapun kriteria penentuan sampel penelitian ini adalah: 1. Perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Mempublikasikan laporan keuangan dengan lengkap dari tahun 2009-2012. Dalam penelitian ini sampel diambil dari keseluruhan populasi yaitu sebanyak 16 perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: 1. PT. Apac Citra Centertex Tbk 2. PT. Argo Pantes Tbk 3. PT. Asia Pacific Fibers Tbk 4. PT. Century Textile Industry Tbk 5. PT. Eratex Djaja Tbk 6. PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 7. PT. Indo-Rama Synthetics Tbk 8. PT. Karwell Indonesia Tbk 9. PT. Nusantara Inti Corpora Tbk 10. PT. Pan BrothersTbk 11. PT. Panasia lndosyntec Tbk 12. PT. Polychem Indonesia Tbk 13. PT. Ricky Putra Globalindo Tbk 14. PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk 15. PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk 16. PT. Unitex Tbk Variabel dan Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perputaran Modal Kerja (PMK) Perputaran modal kerja (working capital turnover) adalah perputaran dana yang terdapat dalam modal kerja yang dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
10
2.
3.
4.
yang menghasilkan pendapatan.Perputaran modal kerjadapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Penjualan Perputaran Modal Kerja= Rata-rata Modal Kerja Perputaran Piutang (PP) Perputaran piutang adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam piutang, yaitu tuntutan atas uang dari suatu perusahaan kepada pihak ketiga yang akan berakibat adanya penerimaan uang kas di masa datang untuk membiayai operasi perusahaan. Frekuensi perputaran piutang tersebut dinyatakan dalam setiap kali berputar per tahun.Perputaran Piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Penjualan Perputaran Piutang = Rata-rata Piutang Perputaran Persediaan (PD) Perputaran persediaan adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam persediaan, yaitu barang atau bahan yang dibeli atau diproduksi oleh perusahaan yang dipergunakan dalam proses produksi atau siap dijual satu periode akuntansi. Frekuensi perputaran piutang tersebut dinyatakan dalam setiap kali berputar per tahun. Perputaran Persediaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Harga Pokok Penjualan Perputaran Persediaan = Rata-rata Persediaan Profitabilitas (Y) Profitabilitas adalah efektifitas manajemen secara keseluruhan atas keuntungan yang diperoleh dari penjualan yang mampu dicapai oleh perusahaan.Tolak ukur profitabilitas yaitu berdasarkan return on assets (ROA), yaitu perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Profitabilitas =
Laba setelah pajak Total Aktiva
Teknik Analisa Data Adapun langkah-langkah analisis dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menghitung besarnya masing-masing variabel dalam penelitian ini, yaitu: a. Modal Kerja b. Perputaran Modal Kerja c. Perputaran Piutang d. Perputaran Persediaan e. Profitabilitas 2. Menyimpulkan tinggi rendahnya masing-masing rasio yang telah dihitung. 3. Analisis regresi linear berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antara Perputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran Piutang(PP) dan Perputaran Persediaan (PD) sebagai variabelindependent (bebas) terhadap Profitabilitas (Y) sebagai variabel dependent (terikat). Rumus regresi linier bergandaadalah sebagai berikut: Y = a + b1PMK + b2PP + b3 PD Keterangan: Y : variabel terikat Profitabilitas a : konstanta b1,… b2 : koefisien regresi variabel bebas 1 sampai 3
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
11
PMK PP PD
: : :
variabel bebas Perputaran Modal Kerja variabel bebasPerputaran Piutang variabel bebasPerputaran Persediaan
4. Uji simultan dengan uji F Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau bersama-sama variabel bebasPerputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran Piutang (PP) dan Perputaran Persediaan (PD)terhadap variabel terikatprofitabilitas (Y). 5. Uji parsial dengan uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial atau sendiri-sendiri variabel bebas Perputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran Piutang (PP) dan Perputaran Persediaan (PD)terhadap variabel terikatprofitabilitas (Y). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perhitungan Perputaran Modal Kerja (X1) Perputaran Modal Kerja adalahperputaran dana yang terdapat dalam modal kerja yang dipergunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang menghasilkan pendapatan. Perputaran Modal Kerja dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Penjualan Perputaran Modal Kerja = Rata-rata modal kerja Hasil perhitungan Perputaran Modal Kerjaperusahaan makanan dan minuman adalah sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Perhitungan Perputaran Modal Kerja Tahun 2010 sampai 2012 No.
Kode
1 MYTX 2 ARGO 3 POLY 4 CNTX 5 ERTX 6 ESTI 7 INDR 8 KARW 9 UNIT 10 PBRX 11 HDTX 12 ADMG 13 RICY 14 SSTM 15 TFCO 16 UNTX Tertinggi Terendah Rata-Rata Sumber: Data diolah
Perputaran Modal Kerja 2010 2011 2012 -3,196 -3,805 -3,226 -5,873 -14,231 -20,516 -0,462 -0,635 -0,673 -4,680 -20,279 60,722 -2,819 -5,223 161,331 9,296 14,112 30,673 28,099 33,801 27,140 -0,245 -0,328 -0,122 -3,292 -3,404 -3,665 22,341 9,272 7,718 -7,881 -40,034 -46,892 23,713 13,686 5,177 2,993 3,040 2,783 2,711 1,778 2,829 -5,257 47,861 12,869 -0,795 -0,929 -0,625 28,099 47,861 161,331 -7,881 -40,034 -46,892 3,416 2,168 14,720
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
12 Dari tabel 1 diketahui bahwa : 1. Pada tahun 2010 perputaran modal kerja tertinggi adalah PT. Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) yaitu sebesar 28,099. Sedangkan perputaran modal kerja terendah adalah PT. Panasia lndosyntec Tbk (HDTX) yaitu sebesar -7,881. Rata-rata perputaran modal kerja pada tahun 2010 sebesar 3,416. 2. Pada tahun 2011 perputaran modal kerja tertinggi adalah PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO) yaitu sebesar 47,861. Sedangkan perputaran modal kerja terendah adalah PT. Panasia lndosyntec Tbk (HDTX) yaitu sebesar -40,034. Rata-rata perputaran modal kerja pada tahun 2011 sebesar 2,168. 3. Pada tahun 2012 perputaran modal kerja tertinggi adalah PT. Eratex Djaja Tbk (ERTX) yaitu sebesar 161,331. Sedangkan perputaran modal kerja terendah adalah PT. Panasia lndosyntec Tbk (HDTX) yaitu sebesar -46,892. Rata-rata perputaran modal kerja pada tahun 2012 sebesar 14,720. Perhitungan Perputaran Piutang(PP) Perputaran Piutang adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam piutang, yaitu tuntutan atas uang dari suatu perusahaan kepada pihak ketiga yang akan berakibat adanya penerimaan uang kas di masa datang untuk membiayai operasi perusahaan.Perputaran Piutang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Penjualan Perputaran Piutang = Rata-rata piutang Hasil perhitungan Perputaran Piutang perusahaan makanan dan minuman adalah sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Perhitungan Perputaran Piutang Tahun 2010 sampai 2012 No.
Kode
1 MYTX 2 ARGO 3 POLY 4 CNTX 5 ERTX 6 ESTI 7 INDR 8 KARW 9 UNIT 10 PBRX 11 HDTX 12 ADMG 13 RICY 14 SSTM 15 TFCO 16 UNTX Tertinggi Terendah Rata-Rata Sumber: Data diolah
Perputaran Piutang 2010 2011 2012 12,442 13,125 12,413 13,369 16,433 17,931 7,140 7,746 7,324 6,518 8,304 5,283 21,172 8,486 8,608 7,552 7,265 7,027 9,258 19,935 15,378 3,573 523,000 2,229 3,858 3,854 4,000 8,144 7,991 5,855 6,406 11,522 6,095 7,877 10,197 8,694 4,493 3,931 3,970 2,025 2,737 9,769 5,742 7,954 8,148 6,652 5,624 4,371 21,172 523,000 17,931 2,025 2,737 2,229 7,889 41,131 7,943
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
13 Dari tabel 2 diketahui bahwa : 1. Pada tahun 2010 perputaran piutang tertinggi adalah PT. Eratex Djaja Tbk (ERTX) yaitu sebesar 21,172. Sedangkan perputaran piutang terendah adalah PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 2,025. Rata-rata perputaran piutang pada tahun 2010 sebesar 7,889. 2. Pada tahun 2011 perputaran piutang tertinggi adalah PT. Karwell Indonesia Tbk (KARW) yaitu sebesar 523,000. Sedangkan perputaran piutang terendah adalah PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 2,737. Rata-rata perputaran piutang pada tahun 2011 sebesar 41,131. 3. Pada tahun 2012 perputaran piutang tertinggi adalah PT. Argo Pantes Tbk (ARGO) yaitu sebesar 17,931. Sedangkan perputaran piutang terendah adalah PT. Karwell Indonesia Tbk (KARW) yaitu sebesar 2,229. Rata-rata perputaran piutang pada tahun 2012 sebesar 7,943. Perhitungan Perputaran Persediaan (PD) Perputaran persediaan adalah perputaran penjualan atas dana yang terdapat dalam persediaan, yaitu barang atau bahan yang dibeli atau diproduksi oleh perusahaan yang dipergunakan dalam proses produksi atau siap dijual satu periode akuntansi. Perputaran persediaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Laba Setelah Pajak Perputaran Persediaan= Total Aktiva Hasil perhitungan Perputaran Persediaan adalah sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan Tahun 2010 sampai 2012 No.
Kode
1 MYTX 2 ARGO 3 POLY 4 CNTX 5 ERTX 6 ESTI 7 INDR 8 KARW 9 UNIT 10 PBRX 11 HDTX 12 ADMG 13 RICY 14 SSTM 15 TFCO 16 UNTX Tertinggi Terendah Rata-Rata Sumber: Data diolah
Perputaran Persediaan 2010 2011 2012 12,527 12,432 8,046 5,973 5,533 4,089 9,644 8,880 7,517 4,870 6,731 5,283 5,232 4,024 5,097 3,078 3,074 2,797 7,657 8,257 7,211 4,937 8,216 649,093 2,497 2,919 2,633 4,178 5,393 5,701 4,039 5,986 4,711 6,083 6,302 5,181 2,863 2,820 2,930 1,832 1,256 1,421 9,422 10,271 7,767 4,256 5,691 4,210 12,527 12,432 649,093 1,832 1,256 1,421 5,568 6,112 45,230
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
14 Dari tabel 3 diketahui bahwa: 1. Pada tahun 2010 perputaran persediaan tertinggi adalah PT. Apac Citra Centertex Tbk (MYTX) yaitu sebesar 12,527. Sedangkan perputaran persediaan terendah adalah PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 1,832. Rata-rata perputaran persediaan pada tahun 2010 sebesar 5,568. 2. Pada tahun 2011 perputaran persediaan tertinggi adalah PT. Apac Citra Centertex Tbk (MYTX) yaitu sebesar 12,432. Sedangkan perputaran persediaan terendah adalah PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 1,256. Rata-rata perputaran persediaan pada tahun 2011 sebesar 6,112. 3. Pada tahun 2012 perputaran persediaan tertinggi adalah PT. Karwell Indonesia Tbk (KARW) yaitu sebesar 649,093. Sedangkan perputaran persediaan terendah adalah PT. Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) yaitu sebesar 1,421. Rata-rata perputaran persediaan pada tahun 2012 sebesar 45,230. Perhitungan Return On Asset (ROA) Return On Asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. Return On Asset dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Return On Asset =
Laba Bersih Total Aktiva
Hasil perhitungan Perputaran Persediaan adalah sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Perhitungan Return On Asset Tahun 2010 sampai 2012 No.
Kode
1 MYTX 2 ARGO 3 POLY 4 CNTX 5 ERTX 6 ESTI 7 INDR 8 KARW 9 UNIT 10 PBRX 11 HDTX 12 ADMG 13 RICY 14 SSTM 15 TFCO 16 UNTX Tertinggi Terendah Rata-Rata
Return On Assets 2010 2011 2012 -0,054 -0,067 -0,069 -0,088 -0,075 -0,077 0,084 -0,015 -0,080 -0,033 0,101 -0,117 -0,420 0,493 0,026 0,003 0,005 -0,058 0,046 0,069 0,007 -0,137 3,475 1,015 0,004 0,008 0,001 0,040 0,047 0,071 0,001 0,017 0,002 0,010 0,056 0,018 0,018 0,019 0,020 0,011 -0,029 -0,017 0,054 0,077 0,021 -0,164 -0,051 -0,074 0,084 3,475 1,015 -0,420 -0,075 -0,117 -0,039 0,258 0,043
Sumber: Data diolah
Dari analisis deskripsi di atas, maka data direkapitulasi dan diolah dengan menggunakan software statistik SPSS 11.5 kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, uji F, dan Uji t. Rekapitulasi data yang akan diteliti adalah:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
15
Kode
Tahun
MYTX
2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012
ARGO
POLY
CNTX
ERTX
ESTI
INDR
KARW
UNIT
PBRX
HDTX
ADMG
RICY
SSTM
TFCO
UNTX
Tabel 5 Rekapitulasi Data Penelitian Perput Modal Perputaran Perputaran Kerja (PMK) Piutang (PP) Persed (PD) -3,196 12,442 12,527 -3,805 13,125 12,432 -3,226 12,413 8,046 -5,873 13,369 5,973 -14,231 16,433 5,533 -20,516 17,931 4,089 -0,462 7,140 9,644 -0,635 7,746 8,880 -0,673 7,324 7,517 -4,680 6,518 4,870 -20,279 8,304 6,731 60,722 5,283 5,283 -2,819 21,172 5,232 -5,223 8,486 4,024 161,331 8,608 5,097 9,296 7,552 3,078 14,112 7,265 3,074 30,673 7,027 2,797 28,099 9,258 7,657 33,801 19,935 8,257 27,140 15,378 7,211 -0,245 3,573 4,937 -0,328 523,000 8,216 -0,122 2,229 649,093 -3,292 3,858 2,497 -3,404 3,854 2,919 -3,665 4,000 2,633 22,341 8,144 4,178 9,272 7,991 5,393 7,718 5,855 5,701 -7,881 6,406 4,039 -40,034 11,522 5,986 -46,892 6,095 4,711 23,713 7,877 6,083 13,686 10,197 6,302 5,177 8,694 5,181 2,993 4,493 2,863 3,040 3,931 2,820 2,783 3,970 2,930 2,711 2,025 1,832 1,778 2,737 1,256 2,829 9,769 1,421 -5,257 5,742 9,422 47,861 7,954 10,271 12,869 8,148 7,767 -0,795 6,652 4,256 -0,929 5,624 5,691 -0,625 4,371 4,210
ROA (Y) -0,054 -0,067 -0,069 -0,088 -0,075 -0,077 0,084 -0,015 -0,080 -0,033 0,101 -0,117 -0,420 0,493 0,026 0,003 0,005 -0,058 0,046 0,069 0,007 -0,137 3,475 1,015 0,004 0,008 0,001 0,040 0,047 0,071 0,001 0,017 0,002 0,010 0,056 0,018 0,018 0,019 0,020 0,011 -0,029 -0,017 0,054 0,077 0,021 -0,164 -0,051 -0,074
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
16 Analisis Regresi Linier Berganda Regresi linier berganda merupakan suatu persamaan yang menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel bebas dengan satu variabel terikat. Regresi linier berganda diterapkan pada penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Perputaran Modal Kerja(PMK),Perputaran Piutang(PP) dan Perputaran Persediaan (PD) terhadapprofitabilitas (Y), serta mengetahui besar pengaruhnya.Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS 11.5 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 6 Koefisien Regresi Model 1 (constant) PMK PP PD
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficient B Std. Error Beta -,073 ,020 ,000 ,001 ,011 ,007 ,000 ,939 ,002 ,000 ,288
t -3,695 ,315 27,203 8,339
Sig. ,001 ,754 ,000 ,000
Tabel tersebut menunjukkan persamaan regresi yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), dan perputaran persediaan (PD) dengan variabel terikat profitabilitas (Y). Dari tabel diperoleh model regresi linier berganda yaitu: Y = -0,073 + 0,000PMK+ 0,007PP + 0,002 PD Berdasarkan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa: 1. Nilai konstanta sebesar 0,204, menunjukkan bahwa jika variabel bebas Perputaran Modal Kerja(X1) dan Perputaran Piutang(X2)sama dengan nol, maka profitabilitas (Y) akan sebesar 0,204 satuan. Artinya dengan tanpa melihat fluktuasi Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Piutang, maka diprediksikan profitabilitas akan sebesar 0,204 satuan. 2. Nilai a sebesar -0,073 menunjukkan bahwa jika perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), dan perputaran persediaan (PD) sama dengan nol, maka profitabilitas (Y) akan turun sebesar 0,073. Artinya dengan tanpa melihat perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, maka diprediksikan profitabilitas akan turun sebesar 0,073 satuan. 3. Nilai b1 sebesar 0,000 menunjukkan jika perputaran modal kerja (PMK) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar 0,000 satuan dengan asumsi variabel bebas perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan (PD) konstan. Artinya jika perputaran modal kerja meningkat satu satuan, maka diperkirakan profitabilitas meningkat sebesar 0,000 satuan. 4. Nilai b2 sebesar 0,007 menunjukkan jika perputaran piutang (PP) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar 0,007 satuan dengan asumsi variabel bebas perputaran modal kerja (PMK) dan perputaran persediaan (PD) konstan. Artinya jika perputaran piutang meningkat satu satuan, maka diperkirakan profitabilitas meningkat sebesar 0,007 satuan 5. Nilai b3 sebesar 0,002 menunjukkan jika perputaran persediaan (PD) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan profitabilitas (Y) sebesar 0,002 satuan dengan asumsi variabel bebas perputaran modal kerja (PMK) dan perputaran piutang (PP) konstan. Artinya jika perputaran persediaan meningkat satu satuan, maka diperkirakan profitabilitas meningkat sebesar 0,002 satuan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
17 Pembuktian Pengaruh Simultan dengan Uji F Uji F dilakukan untuk menguji kesesuaian model regresi linear berganda. Uji ini dilakukan untuk menguji pengaruh simultan antara perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas. Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan tingkat signifikansi dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan (PD) terhadap profitabilitas (Y). 2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan (PD) terhadap profitabilitas (Y). Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 11.5 adalah sebagai berikut: Tabel 7 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F Sum of Mean Model df F Sig. Square Square 1 Regression Residual Total
12,622 ,696 13,318
3 44 47
4,207 ,016
265,900
,000
a. Predictor : (constant) PD, PP, PMK b. Dependent Variable Y
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa tingkat signifikansi dari nilai F adalah sebesar 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan (PD) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas (Y). Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan (PD) terhadap profitabilitas (Y). Kriteria pengujian dengan uji t adalah dengan membandingkan tingkat signifikansi dari nilai t (α = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan (PD) terhadap profita`bilitas (Y). 2. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP), perputaran persediaan (PD) terhadap profitabilitas (Y). hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 11.5 adalah sebagai berikut: Tabel 8 Uji Parsial dengan Uji t Model 1 (constant) PMK PP PD a. Dependent Variable Y
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficient B Std. Error Beta -,073 ,020 ,000 ,001 ,011 ,007 ,000 ,939 ,002 ,000 ,288
t -3,695 ,315 27,203 8,339
Sig. ,001 ,754 ,000 ,000
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
18 1. Uji parsial pengaruh antara perputaran modal kerja (PMK) terhadap profitabilitas (Y), dengan t hitung = 0,315 dan nilai signifikansi = 0,754 Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran modal kerja (PMK) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y). 2. Uji parsial antara perputaran piutang (PP) dengan profitabilitas (Y), dengan t hitung = 27,203 dan tingkat signifikansi = 0,000 Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran piutang (PP) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y). 3. Uji parsial antara perputaran persediaan (PD) dengan profitabilitas (Y), dengan t hitung = 5,339 dan tingkat signifikansi = 0,000 Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran persediaan (PD) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y). Interpretasi Dari pengujian dengan uji F diketahui bahwa nilai signifikansi dari nilai F adalah sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran modal kerja (PMK), perputaran piutang (PP) dan perputaran persediaan (PD) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y). hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang diajukan bahwa “Diduga perputaran modal kerja, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hal ini berarti bahwa dengan meningkatnya komponen aktiva lancarnya berupa modal kerja, piutang, dan persediaan, maka akan memberikan potensi bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya seperti mengembangkan pemasaran dan meningkatkan kapasitas produksi. Dengan demikian operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar sehingga laba perusahaan meningkat. Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas perputaran modal kerja (PMK) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y) karena nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,754. Ini berarti bahwa penambahan modal kerja bagi perusahaanperusahaan tekstil mungkin suatu yang baik, tetapi apabila tidak diikuti dengan peningkatan kapasitas produksi dan peningkatan penjualan akan menjadi beban bagi perusahaan. Di antaranya adalah beban bunga pengembalian modal dalam bentuk modal pinjaman. Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas peputaran piutang (PP) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y) karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal ini berarti perusahaan-perusahaan tekstil dapat meningkatkan labanya dengan cara mengurangi jumlah piutangnya. Pengurangan jumlah piutang tersebut dapat dilakukan antara lain dengan cara mengintensifkan penagihan piutang dan menggencarkan penjualan secara tunai. Dengan berkurangnya piutang dengan cara mengintensifkan penagihan piutang dan dengan menggencarkan penjualan tunai akan dapat menambah kas perusahaan sehingga modal kerja meningkat, sehingga operasional usaha dapat berjalan dengan lancar. Adanya pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas ini karena pada tingkat perputaran piutang yang tinggi, di satu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya. Dengan demikian laba bersih yang diterima akan menjadi banyak jumlahnya. Banyaknya laba yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat rentabilitas ekonomi.
Dari hasil uji t diketahui bahwa variabel bebas perputaran persediaan (PD) berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Y) karena nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Persediaan merupakan masalah pembelajaan aktif seperti halnya investasi dalamaktivaaktiva lainnya.Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modaldalam persediaan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
19
berpengaruh langsung terhadap profitabilitas pada perusahaan.Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam persediaan akanmenekan keuntungan.Adanya investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkandengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian akibat kerusakan dan turunnya kualitas sehingga semua itu akan memperkecil profitabilitas. Demikian juga sebaliknya adanya investasi yang terlalu kecil dalampersediaan akan berakibat menekan profitabilitas karena persediaan. Adanya pengaruh yang signifikan antara perputaran piutang terhadap profitabilitas berarti bahwa manajemen persediaan yang dilakukan perusahaan dapat mengimbangi hasil bersih perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa simpulan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, yaitu: Tidak adanya pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dibuktikan dengan hasil uji t dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,754. Perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dibuktikan dengan hasil uji t dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.Perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dibuktikan dengan hasil uji t dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Dari hasil uji t juga dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap profitabilitas (Y) adalah perputaran piutang (PP) karena mempunyai nilai t hitung yang paling besar yaitu sebesar 27,203. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diambil maka saran-saran yang dapat diajukan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan-perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia hendaknya memperhatikan unsur-unsur modal kerja yang terdapat dalam aktiva lancer, yaitu modal kerja netto, piutang dan persediaan untuk meningkatkan hasil operasinya karena dari hasil penelitian terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan baik antara perputaran modal kerja, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia sebaiknya lebih memperhatikan piutang dalam komposisi keuangannya, karena dari hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang dominan dari perputaran piutang terhadap profitabilitas. 3. Perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia hendaknya terus melakukan evaluasi terhadap komposisi modal kerjanya, salah satunya dengan meneliti pengaruh perubahan unsur-unsur modal kerja terhadap profitabilitas agar kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Assauri, S. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Penerbit Bumi Aksara. Yogyakarta. Baridwan, Z. 2006. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kedelapan. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Brigham, E.F. dan J. Houston. 2006. Fundamental of Financial Management. Harcourt College Publisher. Orlando. Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan (Tips Bagi Investor, Direksi, dan Pemegang Saham). Penerbit Andi. Yogyakarta. Gitosudarmo, I. 2008. Manajemen Keuangan. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 9 (2014)
20 Hanafi, M dan A. Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. Penerbit UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Husnan, S dan E. Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Cetakan Pertama. Penerbit UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan Keempat belas. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Riyanto, B. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Penerbit Gadjah Mada. Yogyakarta. Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasinya. Edisi ketiga. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Simamora, H. 2005. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. 2011. Cetakan ke-13. Penerbit Alfabeta. Bandung.
http://www.republika.co.id. Diakses tanggal 04 September 2013. Pukul 14:24:27 http://www.metrotvnews.com. Diakses tanggal 04 September 2013. Pukul 14:35:07 http://m.news.viva.co.id. Diakses tanggal 04 September 2013. Pukul 14:43:37 http://www.kemenperin.go.id. Diakses tanggal 04 September 2013. Pukul 14:55:49