PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP LABA OPERASIONAL PADA PERUSAHAAN PT ANGGREK HITAM BATAM
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh CHENNY NOVITA IRANI NIM. 12000889
JURUSAN AKUNTANSI AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM 2016
1
2
ABSTRAK PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP LABA OPERASIONAL PADA PT ANGGREK HITAM BATAM Oleh: Chenny Novita Irani Dosen pembimbing : Sahara, S.pd, M.Pd.E
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Perputaran Modal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja terhadap Laba Operasional pada PT Anggrek Hitam Batam. Populasi dan sampel penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Laba Operasional dikarenakan nilai signifikan sebesar 0,055> 0,05. Produktivitas Tenaga Kerja tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Laba Operasional dikarenakan nilai signifikan sebesar 0,266> 0,05. Perputaran Modal Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Laba Operasional dikarenakan nilai signifikan sebesar 0,032< 0,05. Nilai adjusted R square menunjukkan bahwa variabel Laba Operasional dapat dijelaskan oleh Perputaran Modal Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja 0,188 atau 18,8%, sedangkan sisanya sebesar 81,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Kata kunci: Perputaran Modal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja dan Laba Operasional
3
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah. Seiring era globalisasi dimana perkembangan perusahaan didunia sangat
pesat, sehingga menimbulkan persaingan perusahaan sejenis yang ketat. Dengan perusahaan yang dihadapkan dengan adanya masalah produktivitas yang tinggi, sehingga dapat memenuhi permintaan konsumennya. Pada umumnya tujuan suatu perusahaan adalah memperoleh laba dan salah satu cara untuk memperbesar laba adalah dengan mengoptimalkan dana perusahaan melalui manajemen modal kerja. Modal kerja tanpa di barengi oleh tingkat produktivitas tenaga kerja maka akan sia-sia untuk memperoleh hasil yang maksimal, karena itu produktivitas tenaga kerja sangat dibutuhkan sekali. Iryanto (2008) menyatakan bahwa tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang optimal. Persaingan didunia bisnis yang sangat ketat seiring dengan berkembangnya perekonomian yang mengakibatkan tuntutan bagi perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya agar dapat terus bertahan dan bersaing di dunia bisnis. Setiap perusahaan, baik yang berskala kecil maupun besar tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan ini dapat dilihat melalui rasio rasio yang menggambarkan kinerja perusahaan. Perhitungan rasio dapat melibatkan perhitungan laba dalam waktu tertentu.
4
Laba dianggap sebagai parameter keberhasilan pihak manajemen dalam melakukan pengelolaan perusahaan. Informasi laba dapat diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan, yaitu laporan laba rugi. Laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen sebagai dasar dalam pengambilan sebuah keputusan. Agar dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemen dengan baik, manajemen membutuhkan informasi mengenai organisasi. Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen antara lain adalah modal kerja. Modal kerja merupakan aktiva yang dapat dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan. Buranda (2015) menyatakan bahwa indonesia memiliki sumber daya yang berlimpah yang membuat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam menghasikan tenaga kerja yang berkompeten, sehingga ini menjadi modal awal dalam proses pembangunan ekonomi. Berikut adalah data laporan keuangan PT Anggrek Hitam yang terkait dengan Laba Operasional. Perputaran Modal Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 disajikan pada tabel 1 berikut : Tabel 1. Perputaran Modal Kerja, Produktivitas Tenaga Kerja dan Laba Operasional PT Anggrek Hitam Periode 2013 – 2015
No 1 2 3
Tahun 2013 2014 2015
Perputaran Modal Kerja (Dalam Juta) 2,28 0,61 1,95
Produktivitas Tenaga Kerja (Dalam Juta) 17,72 16,49 44,81
Laba Operasional (Dalam Juta) 2,31 2,10 2,96
5
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa laba operasional PT Anggrek Hitam paling tinggi ada pada tahun 2015 yaitu sebesar 2,96 dan yang paling rendah ada pada tahun 2014. Untuk perputaran modal kerja yang paling tinggi ada pada tahun 2013 yaitu sebesar 2,28 dan paling rendah ada pada tahun 2014 yaitu sebesar 0,064. Untuk produktivitas tenaga kerja tertinggi ada pada tahun 2015 yaitu sebesar 44,81 dan paling rendah ada pada tahun 2014 sebesar 16,49. Dari data di atas dapat dilihat secara keseluruhan selama 3 tahun terakhir perputaran modal kerja dan produktivitas tenaga kerja mengalami fluktuasi yang diikuti dengan perubahan Laba Operasional yang juga mengalami fluktuasi. Perusahaan Anggrek Hitam merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pembuatan kapal. Permasalahan yang sekarang dihadapi adalah banyaknya pesaing baik didalam maupun diluar negeri, sehingga hal tersebut membuat perusahaan harus bekerja keras untuk mencari calon pembeli guna memperoleh laba yang besar. Salah satu cara untuk memperoleh laba operasional yang besar yaitu dengan cara meningkatkan produktivitas perusahaan dan penambahan modal kerja agar mempunyai kinerja yang baik agar investor mau memberikan kucuran dananya. Berdasarkan penjelasan diatas bahwa modal kerja dan produktivitas tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap laba operasional dalam suatu perusahaan sehingga penulis mengangkat permasalah ini dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja Pada PT Anggrek Hitam Batam”
6
B.
Batasan Masalah. Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka penelitian ini dibatasi
pada pengaruh perputaran modal kerja dan produktivitas tenaga kerja terhadap laba operasional di PT Anggrek Hitam. C.
Rumusan Masalah. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang dapat
diidentifikasikan adalah sebagai berikut : 1. Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap laba operasional pada PT Anggrek Hitam? 2. Apakah produktivitas tenaga kerja berpengaruh terhadap laba operasional PT Anggrek Hitam? 3. Apakah
perputaran modal kerja dan produktivitas tenaga kerja
berpengaruh terhadap laba operasional PT Anggrek Hitam? D.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian berdasarkan identifikasi rumusan masalah diatas
yaitu : 1. Mengetahui bagaimana pengaruh perputaran modal kerja terhadap laba operasional terkini pada PT Anggrek Hitam. 2. Mengetahui bagaimana pengaruh produktivitas tenaga terhadap laba operasional pada PT Anggrek Hitam. 3. Mengetahui bagaimana pengaruh perputaran
modal kerja dan
produktivitas tenaga kerja terhadap laba operasinonal pada PT Anggrek Hitam.
7
E.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dari tugas akhir ini ialah : a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi bagi manajemen
perusahaan
mengenai
kebijakan
yang
optimal
dalam
produktivitas tenaga kerja serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh peprutaran modal kerja terhadap laba operasional perusahaan saat ini. b. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran dalam penerapan ilmu yang ditelah dipelajari di bidang ekonomi. c. Bagi Pembaca Sebagai
bahan acuan dan informasi untuk melakukan penelitian sejenis
ataupun lebih lanjut.
8
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori – Teori Dasar Umum 1.
Laba
Gilarso (2003) menyatakan bahwa laba adalah selisih antara hasil penjualan dan harga pokok penjualan. maka, dengan keinginan mempertahankan laba, penentuan besar kecilnya harga pokok langsung menentukan tinggi rendahnya harga jual. Wild et al (2005) menyatakan bahwa laba (earnings) atau laba bersih (net income)
mengindikasikan
profitabilitas
perusahaan.
Laba
mencerminkan
pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Stice et al (2004) laba terdiri dari empat elemen utama yaitu : a.
Pendapatan (revenue) Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari
aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. b.
Beban (expense) Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva
atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang
9
merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut. c.
Keuntungan (gain) Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih)
dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. d.
Kerugian (loss) Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari
transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik. 1) Jenis-Jenis Laba a)
Laba Kotor Wild et al (2005) menyatakan bahwa laba kotor merupakan
“pendapatan dikurangi harga pokok penjualan”. Apabila hasil penjualan barang dan jasa tidak dapat menutupi beban yang langsung terkait dengan barang dan jasa tersebut atau harga pokok penjualan, maka akan sulit bagi perusahaan tersebut untuk bertahan. b)
Laba Operasi Stice et al (2004) “laba operasi mengukur kinerja operasi bisnis
fundamental yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan didapat dari laba
10
kotor dikurangi beban operasi”. Laba operasi menunjukkan seberapa efisien dan efektif perusahaan melakukan aktivitas operasinya. c)
Laba Sebelum Pajak Wild et al (2005) menyatakan bahwa laba sebelum pajak merupakan
“laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk pajak penghasilan”. d)
Laba Bersih Wild et al (2005) menyatakan bahwa laba bersih merupakan “laba dari
bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak”. 2.
Laba Operasional
Soemarso (2002)menyatakan bahwa laba operasional adalah pendapatan dikurangi harga pokok yang dijual dan dikaitkan dengan beban operasi terhadap kegiatan bisnis dari kesatuan normal. Berdasarkan definisidefinisi di atas, laba operasional semata-mata hanya dihasilkan melalui kegiatan bisnis perusahaan dan tidak termasuk kegiatan-kegiatan diluar aktifitas bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Pramono (2008) menyatakan bahwalaba operasional adalah semua penghasilan yang sudah dikurangi biaya untuk membuat penghasilan itu termasuk biaya - biaya tetap yang sering kita dengar sebagai biaya operasional. Guinan (2010) laba operasional bersih adalah alat yang bagus untuk mengukur kinerja perusahaan. beberapa orang percaya angka ini lebih tahan terhadap manipulasi akuntansi yang dilakukan oleh manajemen dari pada angka angka lainnya. laba operasional bersih setelah pajak sering digunakan dalam penghitungan nilai tambah ekonomis (economic value added/EVA).
11
Dihitung sebagai berikut: Laba operasional bersih setelah pajak = laba operasional x (1 - bunga pajak). laba operasional bersih setelah pajak memberikan pandangan yang lebih akurat mengenai efisiensi operasional perusahaan yang memiliki utang.hal ini tidak termasuk simpanan pajak yang didapat oleh banyak perusahaan karena mereka masih memiliki utang. Blocher (2007) menyatakan bahwa laba operasional yang diinginkan untuk suatu periode biasanya merupakan laba operasionalyang dianggarkan untuk periode tersebut. perbedaan (selisih) antara laba operasi aktual dengan laba operasi anggaran induk disebut varian laba operasi (operating income variance)dan merupakan ukuran efektivitas dari suatu periode. 3.
Modal.
IAI (2007) menyatakan bahwa modal adalah sinonim dengan aktiva bersih atau ekuitas perusahaan. Menurut modal visi, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif perusahaan yang didasarkan pada unit output per hari. 4.
Modal Kerja
Gitman (2001) menyatakan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menyatakan bahwa manjemen modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, suratsurat berharga (efek), piutang, dan persediaan.
12
Ambarwati (2010) menyatakan bahwa modal kerja adalah modal yang seharusnya tetap ada dalam perusahaan sehingga operasional perusahaan menjadi lebih lancar serta tujuan akhir perusahaan untuk menghasilkan laba akan tercapai. Kasmir (2011) menyatakan bahwa modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Irawati (2006) menyatakan bahwa modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar atau current assets. Kuswadi (2006) menyatakan bahwa modal kerja adalah perbedaan antara harta lancar dan utang lancer. Semakin besar modal kerja yang dimiliki perusahaan maka semakin baik likuiditasnya. Modal kerja dihitung berdasarkan nilai rata-ratanya, yaitu rata-rata modal kerja pada awal dan akhir periode. Mardiyanto (2009) menyatakan bahwa modal kerja dibedakan menjadi dua macam, yakni modal kerja koto (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working captital). Margaretha (2005) menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi modal kerja adalah periode perputaran atau terikatnya modal kerja dan besarnya pengeluaran kas rata- rata per hari. Jangka waktu modal kerja dimulai sejak uang kas ditanamkan dalam komponen – komponen modal kerja sampai dana tersebut kembali menjadi uang kas, sedangkan untuk besarnya pengeluarn kas rata – rata perhari jumlahnya meliput keperluan pembelian bahan mentah, pembayaran upah atau gaji, dan biaya lainnya.
13
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar. a.
Jenis-Jenis Modal Kerja Riyanto (1995) menyatakan bahwa mengenai jenis-jenis modal kerja
yang dikutip adalah sebagai berikut : 1)
Modal Kerja Permanen Modal kerja permanen (Permanent Working Capital)Adalah modal kerja yang harus ada dalam perusahaan, agar perusahaan dapat menjalankan kegiatannya. Modal kerja permanent dapat dibedakan menjadi : a) Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) Yaitu merupakan jumlah modal kerja minimum untuk menjamin kontinuitas usahanya. b) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) Yaitu merupakanmodal kerja yang diperlukan untuk luas atau skala produksi yang normal yakni sifat-sifat yang dinamis sesuai dengan luas produksi rata-rata suatu periode tertentu untuk memproduksi suatu produk.
14
2)
Modal Kerja Variabel Modal kerja variabel (Variabel Working Capital) adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan keadaan. Modal ini dibedakan menjadi : a) Modal Kerja Musiman Modal kerja musiman (Seasional Working Capital) adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan fluktuasi musim. b) Modal Kerja Siklis Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital)yaitu modal kerja yang berubah-ubah disebabkan oleh fluktuasi konjungtur. c) Modal kerja darurat Modal kerja darurat (emergency working capital)yaitu modal kerja yang berubah sesuai dengan keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahaan.
d.
Konsep Modal Kerja Modal kerja dibagi menjadi beberapa konsep, dalam artian dalam
suatu neraca perusahaan, konsep modal kerja dibagi-bagi lagi. Menurut Sri Dwi Ambarwati (2010: 114), ada tiga konsep modal kerja, yaitu : 1) Modal kerja kuantitatif. Modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar, sehingga disebut modal kerja bruto karena tidak
15
memperhatikan utang jangka pendeknya. Misal : kas, efek, piutang, dan persediaan. 2) Modal kerja kualitatif. Modal kerja dalam konsep ini adalah semua elemen aktiva lancar dikurangi seluruh utang jangka pendek yang harus dibayar perusahaan. 3) Modal kerja fungsional. Modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan perusahaan dalam mencapai laba. Misal : kas, piutang dagang, persediaan barang dagangan, penyusutan mesin, penyusutan bangunan dan gedung. Sedangkan efek, baru menjadi modal kerja jika sudah terjual. e.
Sumber Modal Kerja Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam
bentuk apa pun. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan sumber-sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang tersedia. Menurut Kasmir (2011: 256), menyatakan bahwa sumber-sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan passiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu: 1. Hasil operasi perusahaan 2. Keuntungan penjualan surat-surat berharga
16
3. Penjualan saham 4. Penjualan aktiva tetap 5. Penjualan obligasi 6. Memperoleh pinjaman 7. Dana hibah, dan 8. Sumber lainnya f. Faktor Faktor yang mempengaruhi modal kerja Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan harus segera terpenuhi sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Namun, terkadang untuk memenuhi kebutuhan modal kerja seperti yang diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal ini disebabkan terpenuhi tidaknya kebutuhan modal kerja sangat tergantung kepada beberapa faktor yang memenuhinya. Oleh karena itu, pihak manajemen dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan terutama kebijakan dalam upaya pemenuhan modal kerja harus selalu memperhatikan faktor-faktor tersebut. Menurut Kasmir (2011: 254), menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi modal kerja, yaitu : a. Jenis perusahaan b. Syarat kredit c. Waktu produksi d. Tingkat perputaran persediaan
17
Begitu pula menurut pendapat R. Agus Sartono (2010: 386), yang menyatakan bahwa besar kecilnya modal kerja perusahaan merupakan fungsi dari berbagai faktor seperti : 1. Jenis produksi yang dibuat 2. Jangka waktu siklus operasi 3. Tingkat penjualan, semakin tinggi tingkat penjualan maka kebutuhan investasi pada persediaan juga akan semakin besar 4. Kebijakan persediaan 5. Kebijakan penjualan kredit 6. Seberapa jauh efisiensi manajemen aktiva lancar. 3.
Produktivitas Handoko(1994) menyatakan bahwa definisi umum mengenai Produktivitas
adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia dengan menggunakan sumber-sumber riil yang semakin sedikit. Siagian (1996) menyatakan bahwa produktivitas adalah kemampuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan “output” yang optimal bahkan kalaumungkin maksimal”. 4.
Tenaga Kerja Rajagukguk (2001) menyatakan bahwa tenaga kerja adalah mereka yang
melakukan kegiatan ekonomi dengan melakukan pekerjaan bersama sama dengan orang lain atau secara mandiri dan juga mereka yan mempunyai kemampuan
18
untuk bekerja yang terikat dalam hubungan kerja dengan orang lain maupun yang belum terikat dalam suatu hubungan kerja. Dengan kata lain dalam pengertian tenaga kerja ialah mereka yang mencari kerja, yang sedang bekerja dan mereka yang pernah bekerja. Agusmidah (2010) menyatakan bahwa pengertian tenaga kerja pada bagian ini akan kembali dijelaskan bahwa menurut UU 13 tahun 2003 tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan / atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja (manpower) terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau labour force terdiri dari golongan yang bekerja, dan golongan yang menganggur atau yang sedang mencari pekerjaan dan kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah dan golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain lain atau penerima pendapatan. a.
Jenis – Jenis Tenaga Kerja Mulyadi
(2012)
menyatakan
bahwa
jenis
tenaga
kerjauntuk
kepentingan penyusunan anggaran dan perhitungan biaya makabiasanya tenaga kerja dapat dibagi menjadi : a) Tenaga Kerja Langsung Adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibatdalam proses produksi dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi ataupada barang yang dihasilkan.Biaya tenagakerja langsung adalah gaji/upah tenaga kerja yang dipekerjakan untukmemperoses bahan menjadi barang jadi.
19
b) Tenaga Kerja Tidak Langsung Adalah tenaga kerja yang tidak terlibat langsung pada prosesproduksi dan biayanya dikaitkan pada overhead pabrik. 5.
Produktivitas Tenaga Kerja Winantyo et al (2008) produktivitas tenaga kerja merupakan faktor penting
dalam pembangunan karena meningkatnya produktivitas akan mempengaruhi setidaknya pada dua hal yakni meningkatkan daya saing suatu negara dan meperbaiki standar hidup. Tidak hanya faktor tenaga kerja yang mempengaruhi daya saing negara atau kawasan beberapa faktor sepeti masalah kualitas institusional, kondisi makroekonomi, pendidikan dan keterampilan para pekerja, biaya dan juga efisiensi. Soewartoyo (2007) menyatakan bahwa produktivitas tenaga kerja mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu. Semakin tinggi produktivitas tenaga kerja yang dilihat dari kualitas dan kuantitasnya maka dikatakan tenaga kerja memiliki daya saing yang tinggi. Sedangkan produktivitas sendiri tergantung dari faktor pendidikan dan pelatihan atau keterampilan, displin, etika dan kesuksesan kerja. Produktivitas tenaga kerja akan ditentukan oleh kualitas tenaga kerja, demikian halnya kualitas banyak dipengaruhi oleh ketrampilan dan latar belakang pendidikan seseorang.
20
B.
Penelitian terdahulu Tabel 2. Penelitian Terdahulu No
1
Nama Peneliti
Judul
(tahun)
Penelitian
Agus (2012)
Iryanto Pengaruh modal
Variabel
X1 : Modal Hasil
kerja Kerja X2
produktivitas
Produktivitas
: (tabel
tenaga kerja Tenaga Kerja terhadap laba Y
pengujian
determinasi
dan
operasional
Kesimpulan
:
model
summary) menunjukkan
Laba nilai r = 0.990.
Operasional
Nilai
tersebut
perusahaan
berarti
nilai
(Studi Kasus
seluruh variabel
di Konveksi
bebas
Daniel
simultan
Setiadi)
mempengaruhi
secara
variabel
Laba
Operasional sebesar
98.1%.
sisanya
sebesar
1.9% dipengaruhi oleh faktor lain.
21
2 Erni Komalasari (2010)
Pengaruh
X1 : Biaya
Biaya
Operasional
Operasional
Y
Terhadap
Operasional
:
Hasil
penelitian
Laba menunjukkan bahwa besarnya
Laba
pengaruh
Operasional
Operasional
Pada
(biaya
Kereta
PT Api
Biaya
operasional
(Persero)
langsung
Daerah
biaya operasional
Operasi
tidak
langsung)
secara
bersama
sama
terhadap
(DAOP) Bandung
2
dan
Laba Operasional yaitu
sebesar
79,1%
,
sisanya
sebesar
dan
20,9% dipengaruhi oleh faktor faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
22
3
Raden
Pengaruh
X1
Yatestha
Perputaran
Perputaran
Jayanimita
Modal Kerja Modal Kerja
(2012)
Terhadap
Y
Laba
Operasional
Operasional Pada
PT
Kwarsa Ningtoya Survei dilakukan pada Laporan Laba
Rugi
Tahun
2001
sampai dengan tahun 2010
: Hasil
:
Penelitian
ini menunjukkan bahwa perputaran
Laba modal
kerja
berpengaruh pada laba operasional.
23
C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti menarik kesimpulan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut :
H1 X1
H1
Perputaran Modal Kerja Y
H3
Laba Operasional
X2 Produktivitas Tenaga Kerja
D.
H2
Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah : H1
: Adanya pengaruh yang signifikan antara Perputaran Modal Kerja (X1) terhadap Laba Operasional (Y).
H2 : Adanya pengaruh yang signifikan antara Produktivitas Tenaga Kerja (X2) terhadap Laba Operasional (Y). H3 : Adanya pengaruh yang signifikan antara Perputaran Modal Kerja (X1) dan Produktivitas Tenaga Kerja (X2) secara bersama-sama terhadap Laba Operasional(Y).
24
BAB III METODE PENELITIAN A.
Jenis dan Sumber Data Sugiyono (2007:11) menyatakan bahwa jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian assosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variable atau lebih. Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang diperlukan sebagai penunjang terhadap berhasilnya suatu penelitian. Arikunto (2006: 129) menyatakan bahwa sumber data adalah subjek darimana data tersebut dapat diperoleh. Sumber data diperlukan untuk menunjang terlaksananya penelitian dan sekaligus untuk menjamin keberhasilan penelitian tersebut. Berdasarkan penelitian tersebut maka yang menjadi sasaran adalah laporan keuangan PT Anggrek Hitam tahun 2013 – 2015. B. Populasi dan Sampel 1.
Populasi Ferdinand (2006) menyatakan bahwa populasi adalah gabungan dari seluruh
elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti, karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. Sedangkan Sugiyono (2008: 115) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya. Adapun populasi pada penelitian ini pada PTAnggrek Hitam dengan alamat Jalan Raya Pelabuhan Kabil, Kampung Baru
25
Kelurahan Kabil Batam dengan periode penelitian dari tahun 2013 hingga tahun 2015. 2.
Sampel Erlina dan Mulyani (2007 : 74) menyatakan bahwa sampel adalah bagian
populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria yang ditentukan sebagai berikut : 1. Perusahaan yang dimaksud adalah PT Anggrek Hitam dengan alamat Jalan Raya Pelabuhan Kabil Kampung Baru Kelurahan Kabil Batam dengan periode laporan keuangan dari tahun 2013 hingga tahun 2015. 2. Data yang diambil periode tahun 2013 hingga tahun 2015 berupa laporan keuangan tahunan yang sudah diaudit selama 3 tahun berturut-turut. Dari yang diajukan di atas didapat jumlah sampel 36 laporan keuangan bulanan dari perusahaan PT Anggrek Hitam selama 3 tahun yakni tahun 2013 hingga tahun 2015. C.
Teknik Pengumpulan Data Sugiyono (2013: 224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data mengenai hal - hal atau variabel yang diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan PT Anggrek Hitam yang beralamat di Jalan Raya Pelabuhan Kabil Batam.
26
D.
Variabel Penelitian Ada dua jenis variabel penelitian yaitu : a. Variabel Bebas (Independent Variable) Liana (2009:91) menyatakan bahwa Variabel independen adalah vaiabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. PerputaranModal Kerja (X1) menunjukkan berapa kali dana yang tertanam dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau jumlah penjualan yang bisa dicapai oleh setiap rupiah modal kerja. Munawir (2004:204) menyatakan bahwa yang digunakan untuk menentukan besarnya angka perputaran modal kerja adalah :
2. Kussriyanto menyatakan bahwa Produktivitas Tenaga Kerja (X2) yaitu rasio yang menunjukkan rasio antara hasil kegiatan (output) dan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil tersebut (input). Input mencakup biaya produksi dan biaya peralatan. Sedangkan output bisa terdiri dari penjualan dan pendapatan. Produktivitas tenaga Kerja : Output (Penjualan + Pendapatan) Input (Biaya Operasional) b. Variabel terikat (Dependent Variable) Sugiyono (2011:61) menyatakan bahwa variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
27
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen (Y) adalah Laba Operasional yang diukur menggunakan rasio Return On Asset. Rasio ini dihitung sebagai berikut : Laba Operasional = Laba Kotor – Biaya Operasional E.
Teknik Analisis data Analisis data merupakan salah satu tahap dalam kegiatan penelitian yaitu
berupa proses penyususnan dan pengolahan data, guna menafsirkan data yang telag diperoleh dari lapangan. Dalam mengembangkan analisis data menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik, yaitu uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan pengujian hipotesis dan dibantu dengan program komputer yaitu SPSS Versi 20. 1.
Uji Asumsi Klasik Berdasarkan tujuan dan penelitian ini, maka beberapa metode analisis data
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.
Uji Normalitas Ghozali (2006: 110) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah variable dalam model regresi variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Histogram atau pola distribusi data normal dapat digunakan untuk melihat normalitas data. Uji Kolmogrov - Smirnov, dalam uji pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan yaitu :
28
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal, b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data normal. Ghozali (2006: 112) menyatakan bahwa pada prinsipnya normalitas data dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan : 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terdapat ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Ghozali (2009) menyatakan bahwa model regresi yang baik adalah yang Homokedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari polagambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika: 1)
Titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol.
2)
Titik - titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah.
29
3)
Penyebaran titik - titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
4)
Penyebaran titik - titik data sebaiknya tidak berpola.
c.
Uji Multikolinearitas Menurut Noor (2014:63) uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) yang kuar/tinggi. Untuk menguji adanya kolinearitas ganda digunakan uji VIF dan toleransi. Caranya dengan meilhat nilai masing-masing variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Pedoman dalam melihat apakah suatu variabel independen memiliki korelasi dengan variabel bebas yang lain dapat dilihat berdasarkan nilai VIF tersebut. d.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah metode regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Ghozali (2009:66) menyatakan bahwa autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satudengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relative tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
1. Nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif, 2. Nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
30
3. Nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negative. 2.
Uji Hipotesis Rochaety (2007: 107) menyatakan bahwa dengan uji hipotesis kita
memusatkan perhatian pada peluang kita membuat keputusan yang salah. Hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan informasi yang terkandung dalam sampel tetapi menggambarkan keadaan populasi”. Maka, untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, digunakan uji t (t-test) dan uji F (Ftest). a.
UjiKoefisienRegresiSecaraBersama-sama (Uji F) Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
(X1,X2,….Xn) secara bersama - sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Priyat no(2010 : 67) menyatakan bahwa rumus mencari F hitung sebagai berikut:
Keterangan :
R2= koefisien Determinasi k = jumlah variable independen n = jumlah data ataukasus
Hasil uji F dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linear berganda. Tahap – tahap untuk melakukan uji F adalah: 1. Merumuskan Hipotesis H0 = Tidak ada hubungan Perputaran Modal kerja dan Produktivias tenaga kerja secara bersama-sama terhadap Laba operasional.
31
Ha= Ada pengaruh antara Perputaran Modal kerja dan Produktivitas tenaga kerja secara bersama – sama terhadap Laba Operasional. 2. Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 (α = 5%) 3. Menentukan F hitung 4. Menentukan F tabel df1 (jumlah variabel-1) dan df2 (n-k-1), (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variable independen) 5. Kriteria pengujian - H0 diterima bila F hitung ≤ F table - H0 ditolak bila F hitung> F tabel 6. Membandingkan F hitung dengan F tabel. b.
Uji Regresi Koefisien secara Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variable
independen ( X1,X2,….Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variable dependen (Y). (Priyono, 2010 : 68) Uji ini digunakan untuk mencari hipotesis sebagai berikut: 1. Variabel Perputaran Modal Kerja H0 = Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh terhadap Laba Operasional. Ha= Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap Laba Operasional. 2. Variabel Produktivitas Tenaga Kerja. H0 = Produktivitas Tenaga Kerja tidak berpengaruh terhadap Laba Operasional. Ha= Produktivitas Tenaga Kerja berpengaruh terhadap Laba Operasional.
32
Rumus t hitung pada analisis regresi adalah:
keterangan: bi = koefisien regresi variabel i = Standar error variabel i Kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis adalah sebagai berikut: a) Jika signifikansi < 0,05 atau t hitung > table artinya H0 ditolak, Ha diterima b) Jika signifikansi > 0,05 atau t hitung < table artinya H0 diterima, Haditolak c.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Priyatno (2008) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2) bertujuan
untuk mengukur seberapa besar kemampuan presentase variasi variabel bebas (independen) pada model regresi linear berganda dalam menjelaskan variabel dependen (terikat). Dengan kata lain pengujian model menggunakan (R2), dapat menunjukkan bahwa variabe-variabel independen yang digunakan dalam model regresi linear berganda adalah variabel-variabel independen lainnya dalam mempengaruhi variabel dependen, kemudian besarnya pengaruh ditunjukkan dalam bentuk presentase. 3.
Statistik Deskriptif Noor (2014 : 34 - 41) menyatakan bahwa deskripsi data kuantitatif adalah
pengelompok data atau persepsi responden yang digambarkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Distribusi Frekuensi adalah pengelompokkan data menjadi kelas-kelas yang tidak terikat satu samalainnya yang menunjukkan jumlah
33
pengamatan dalam tiap kelasnya. Dari data tersebut dapat di analisis sebagai berikut: a)
Mean, adalah penjumlahan seluruh nilai sampel dibagi dengan banyaknya nilai pada sampel dengan rumus:
X= nilai rata-rata dari sampel Y= jumlah seluruh nilai pada sampel n
= jumlah sampel
b) Median merupakan titik tengah dari sejumlah nilai setelah nilai-nilai tersebut diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar, atau dari yang terbesar hingga yang terkecil denganrumus: c)
Me= Median b= batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak n
= ukuran sampel atau banyaknya sampel
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median F = frekuensikelas median. p
= panjangkelas median
34
d) Modus adalah nilai pengamatan sering muncul. Artinya titik tengah interval yang mempunyai frekuensil ebih tinggi atau paling banyak dalam distribusi skor dengan rumus:
Mo= modus B
= batas bawah kelas modus, ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p
= panjang kelas modus
b1
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modus
b2
= frekuensi modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modus.