Pengaruh Perlakuan Pengamplasan Terhadap Kecepatan Berkecambah Benih Aren (Arenga pinnata) PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN (Arenga pinnata) Kamaludin Fakultas pertanian Universitas Kapuas Sintang e-mail :
[email protected] Abstrak: Tanaman Aren Merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk itu di perlukan cara perbanyakan tanaman yang baik untuk mendapatkan mutu sesuai kita inginkan. Percobaan ini dilakukan dengan eksperimen lapangan, rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 (lima) perlakuan dan 4 (empat) kali ulangan. Hasil penelitian secara berurutan menunjukkan bahwa persentase kecambah benih aren tertinggi terdapat pada perlakuan pengamplasan di area calon mata tunas (F1) sebesar 93,75 %; pengamplasan di kedua bagian ujung biji (F4) sebesar 81,25 %; pengamplasan di ujung bawah biji (F3) sebesar 68,75 %; pengamplasan di ujung atas biji (F2) sebesar 62,50 %; dan tanpa perlakuan (F0) sebesar 0%. Daya kecambah benih aren tertinggi secara berutun adalah sebagai berikut perlakuan pengamplasan di area calon mata tunas (F1) sebesar 81,25 %; pengamplasan di ujung atas biji (F2) sebesar 37,50 %; pengamplasan di ujung bawah biji (F3) sebesar 50,00 %; pengamplasan di kedua bagian ujung biji (F4) sebesar 56,25 % dan tanpa perlakuan (F0) sebesar 0%. Rata-rata kecepatan hari berkecambah benih aren secara beurutan adalah perlakuan pengamplasan di area calon mata tunas (F1) pada hari ke 17,47; pengamplasan di ujung atas biji (F2) pada hari ke 21,50; pengamplasan di ujung bawah biji (F3) pada hari ke 22,64 hari; pengamplasan di kedua bagian ujung biji (F4) pada hari ke 23,62 hari dan tanpa perlakuan (F0) hingga akhir penelitian belum ada yang berkecambah. Kata kunci : Pengamplasan, Kecepatan Berkecambah, Benih Aren
dalam skala budidaya secara besar-
PENDAHULUAN Sifat dormansi benih aren yang
besaran.
lama menjadi salah satu kendala dalam
Benih aren (Arenga pinnata
melakukan penyediaan bibit aren yang
(Wurmb.) Merr.) memerlukan waktu
baik untuk ditanam di lapangan. Benih
sekitar 3 (tiga) bulan untuk berkecambah
aren yang disemai tanpa perlakuan
karena mengalami dormansi dan saat
khusus
lamanya
perkecambahan tidak serentak. Sutopo
waktu
(2002) menyebutkan bahwa dormansi
mengakibatkan
berkecambah
serta
perkecambahan yang tidak seragam. Ini
benih
dapat
disebabkan
oleh
menjadi kendala dalam penyediaan bibit
impermeabilitas kulit biji terhadap air atau permeabilitas yang rendah terhadap
PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016
166
Pengaruh Perlakuan Pengamplasan Terhadap Kecepatan Berkecambah Benih Aren (Arenga pinnata)
gas, atau resistensi mekanis kulit biji
aren berlangsung cukup lama dan saat
terhadap pertumbuhan embrio.
perkecambahan tidak serentak. Dalam
Meskipun sejumlah penelitian
budidaya tanaman aren, hal tersebut
telah dilakukan untuk mematahkan
menyebabkan proses pembibitan tidak
dormansi pada benih aren, baik secara
efisien baik dalam hal pendanaan,
fisik maupun kimia, tetapi kajian tentang
alokasi tenaga, waktu dan pemakaian
sifat permeabilitas benih aren masih
tempat serta menyebabkan variabilitas
diperlukan
dalam
untuk
menemukan
cara
mempercepat perkecambahannya.
pertumbuhan
bibit.
Tujuan
penelitian Untuk mengetahui pengaruh
Secara fisik, benih aren termasuk benih keras baik pada bagian kulit
pengamplasan
terhadap
kecepatan
berkecambah benih aren.
maupun endospermanya. kulit benih adalah struktur penting sebagai suatu
METODOLOGI PENELITIAN
pelindung antara embrio dan lingkungan di luar benih, mempengaruhi penyerapan air, pertukaran gas dan bertindak sebagai penghambat mekanis dan mencegah keluarnya zat penghambat dari embrio. dormansi yang disebabkan oleh kulit benih dapat terjadi karena adanya komponen penyusun benih baik yang bersifat fisik dan atau kimia. Semakin tua benih aren ternyata semakin rendah permeabilitasnya terhadap air meskipun kadar airnya semakin menurun sehingga ketika dikecambahkan proses imbibisi
Percobaan ini dilakukan dengan eksperimen lingkungan
lapangan,
rancangan
yang digunakan adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 (lima) perlakuan dan 4
(empat)
kali
ulangan.
Adapun
perlakuan dalam penelitian ini sebagai berikut:, F0 = Tanpa perlakuan, F1= Pengamplasan di area calon mata tunas,F2 = Pengamplasan di ujung atas biji, F3 = Pengamplasan di ujung bawah biji, F4 = Pengamplasan di kedua bagian ujung biji.
benih aren berlangsung sangat lambat. Diduga hal tersebut disebabkan oleh struktur
benih
aren
yang
bersifat
menghambat masuknya air ke dalam benih.Terhambatnya menyebabkan 167 2016
perkecambahan
imbibisi benih
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN PIPER No. 23 Volume 12 Oktober
Pengaruh Perlakuan Pengamplasan Terhadap Kecepatan Berkecambah Benih Aren (Arenga pinnata) Penelitian ini dilaksanakan pada
Hasil Penelitian
bulan mei sampai juni 2016 di Hutan
1. Persentase Kecambah (K)
Tembawang desa sekubang kecamatan
Persentasi
sepauk Kabupaten Sintang.
perkecambahan
adalah persentase dari jumlah kecambah normal
dari
seluruh
benih
yang
dikecambahkan pada semua perlakuan. Persentasi kecambah pada berbagai perlakuan fisik dengan pengamplasan pada berbagai bagian menunjukkan hasil HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut.
Tabel 1.1. Rekapitulasi Persentasi Kecambah Benih Aren Pada Berbagai Perlakuan Pengamplasan Perlakuan
BLOK
Jumlah Benih
Persentasi
I
II
III
IV
Berkecambah
Kecambah (%)
F0
0
0
0
0
0
0,00 %
F1
4
4
3
4
15
93,75 %
F2
3
2
2
3
10
62,50 %
F3
4
3
2
2
11
68,75 %
F4
3
3
3
4
13
81,25 %
Jumlah
14
12
10
13
49
61,25 %
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016
PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016
168
Pengaruh Perlakuan Pengamplasan Terhadap Kecepatan Berkecambah Benih Aren (Arenga pinnata)
Chart Title
F0 F1 F2 F3 F4
Perlakuan
Gambar 1.2. Persentasi Kecambah Benih Aren Pada Berbagai Perlakuan
Berdasarkan tabel dan grafik di
pengamplasan di kedua bagian ujung biji
atas terlihat bahwa kontrol (F0) atau
(F4) memiliki
tanpa perlakuan memiliki persentasi
sebesar 81,25 %.
persentasi
kecambah
kecambah 0,00 % atau tidak ada yang berkecambah.
Untuk
perlakuan
2. Daya Kecambah Benih Aren (%)
pengamplasan di area calon mata tunas (F1) memiliki
persentasi
sebesar
%
Daya
kecambah
benih
kecambah
merupakan kemampuan benih untuk
merupakan
berkecambah secara normal baik yang
persentasi tertinggi. Untuk perlakuan
dorman maupun benih tidak dorman.
pengamplasan di ujung atas biji (F2)
Sehingga daya kecambah yang baik
memiliki persentasi kecambah sebesar
merupakan
62,50
perlakuan
viabilitas yang baik serta vigor yang baik
pengamplasan di ujung bawah biji (F3)
pula. Berikut ini daya kecambah benih
memiliki persentasi kecambah sebesar
aren
68,75 %. Sedangkan untuk perlakuan
pengamplasan.
169 2016
93,75
%.
dan
Untuk
benih
dengan
yang
berbagai
memiliki
perlakuan
PIPER No. 23 Volume 12 Oktober
Pengaruh Perlakuan Pengamplasan Terhadap Kecepatan Berkecambah Benih Aren (Arenga pinnata) Tabel 1.2. Rekapitulasi Daya Kecambah Benih Aren Pada Berbagai Perlakuan Pengamplasan Jumlah Benih Benih Berkecambah Daya Kecambah Perlakuan Berkecambah Abnormal (%) F0
0
0
0,00 %
F1
15
2
81,25 %
F2
10
4
37,50 %
F3
11
3
50,00 %
F4
13
4
56,25 %
Jumlah
49
11
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016 Daya Kecambah (%)
F0 F1 F2 F3 F4
Perlakuan
Gambar 1.3. Daya Kecambah Benih Aren Pada Berbagai Perlakuan
Berdasarkan tabel dan grafik di
ujung bawah biji (F3) memiliki daya
atas terlihat bahwa kontrol (F0) atau
kecambah sebesar 50,00 %. Sedangkan
tanpa
daya
untuk perlakuan pengamplasan di kedua
kecambah 0,00 %. Untuk perlakuan
bagian ujung biji (F4) memiliki daya
pengamplasan di area calon mata tunas
kecambah sebesar 56,25 %.
perlakuan
memiliki
(F1) memiliki daya kecambah sebesar 81,25 % dan merupakan persentasi daya kecambah tertinggi. Untuk perlakuan
3. Rata-Rata Hari Berkecambah Rata-rata
hari
berkecambah
pengamplasan di ujung atas biji (F2)
benih aren merupakan interval waktu
memiliki daya kecambah sebesar 37,50
rerata bagi benih yang diberi perlakuan
%. Untuk perlakuan pengamplasan di
untuk berkecambah. Rerata interval
PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016
170
Pengaruh Perlakuan Pengamplasan Terhadap Kecepatan Berkecambah Benih Aren (Arenga pinnata) waktu
bagi
berkecambah
benih
aren
untuk
ini rata-rata hari berkecambah benih
berbeda-beda,
sangat
pada berbagai perlakuan seperti terlihat
dipengaruhi oleh berbagai perlakuan
pada tabel dan grafik berikut.
yang diberikan terhadap benih. Berikut
Tabel 1.3. Rekapitulasi Rata-rata Hari Berkecambah Benih Aren Pada Berbagai Perlakuan Pengamplasan H
F0
F1
F2 F3
F4
H
F0
F1
F2
1
16
3
2
17
3
3
18
3
4
19
2
2
5
20
1
1
6
21
7
22
8
23
9
24
10
25
11
26
12
27
13
28
14
1
29
15
1
30
F3
F4
2
1
2 1
1
2
3
1
2
3
3
1
3
2
1
1
3
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016
171 2016
PIPER No. 23 Volume 12 Oktober
Pengaruh Perlakuan Pengamplasan Terhadap Kecepatan Berkecambah Benih Aren (Arenga pinnata) Rerata Hari Berkecambah
F0 F1 F2 F3 F4
Perlakuan
Gambar 1.4. Rerata Hari Berkecambah
Berdasarkan tabel dan grafik di atas terlihat bahwa kontrol (F0) atau
PEMBAHASAN 1. Persentasi Kecambah (K)
tanpa perlakuan pengamplasan memiliki
Pada
penelitian
yang
telah
rata-rata hari berkecambah 0,00 hari atau
dilakukan, mengatasi dormansi benih
hingga akhir penelitian tidak ada yang
dengan pengamplasan pada berbagai
berkecambah.
perlakuan
bagian biji, menghasilkan persentase
pengamplasan di area calon mata tunas
jumlah benih yang berkecambah paling
(F1) memiliki rata-rata hari berkecambah
besar terdapat perlakuan pengamplasan
pada hari ke 17,47 hari dan merupakan
di area calon mata tunas (F1). Hal
waktu
tersebut
tercepat
tertinggi.
Untuk
untuk Untuk
berkecambah
diketahui
pada
akhir
perlakuan
pengamatan selama 30 hari. Pada akhir
pengamplasan di ujung atas biji (F2)
pengamatan semua benih dibongkar dan
memiliki rata-rata hari berkecambah
diamati satu per satu. Benih yang tidak
pada hari ke 21,50 hari. Untuk perlakuan
berkecambah
pengamplasan di ujung bawah biji (F3)
pemecahan untuk mengetahui kondisi
memiliki rata-rata hari berkecambah
benih apakah dalam keadaan baik atau
pada hari ke 22,64 hari. Sedangkan
dalam keadaan rusak.
untuk perlakuan pengamplasan di kedua
selanjutnya
Perkecambahan
benih
aren
bagian ujung biji (F4) memiliki rata-rata
setelah
hari berkecambah pada hari ke 23,62
pengamplasan menghasilkan persentase
hari.
kecambah yang berbeda pada setiap
PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016
diskarifikasi
dilakukan
dengan
172
Pengaruh Perlakuan Pengamplasan Terhadap Kecepatan Berkecambah Benih Aren (Arenga pinnata)
perlakuan yang telah dilakukan. Rata-
impermeabilitas kulit benih terhadap air
rata
yang
dan gas (oksigen), embrio yang belum
dihasilkan pada setiap perlakuan yang
tumbuh secara sempurna, hambatan
telah dilakukan termasuk sedang yaitu
mekanis
61,25 persen. Sedangkan pada penelitian
pertumbuhan
sebelumnya oleh Tambun (2005) tentang
terbentuknya zat pengatur tumbuh atau
pengaruh skarifikasi dengan beberapa
karena ketidakseimbangan antara zat
cara terhadap perkecambahan benih aren
penghambat
rata-rata persentase kecambah yang
tumbuh di dalam embrio Benih dorman
dihasilkan sebesar 33 persen. Menurut
membutuhkan prosedur pengujian daya
Payung,
kecambah
yang
persentase ini disebabkan karena benih
viabilitas
benih
yang diberikan perlakuan mendapatkan
mengetahui dengan cepat semua benih
suplai
persentase
dkk.
air
mempercepat
kecambah
(2012),
perbedaan
kulit
benih
terhadap
embrio,
belum
dengan
zat
khusus.
pengatur
Pengujian
bertujuan
untuk
yang
cukup
untuk
yang hidup, baik dorman maupun tidak
proses
perkecambahan
dorman. Untuk tujuan ini dilakukan
sedangkan yang tidak diberi perlakuan
pengampalasan
mendapatkan suplai air yang kurang.
meningkatkan daya kecambah benih.
2. Daya Kecambah (DK) Perlakuan
Pengujian
benih
sangat
dilakukan,
terujinya
untuk
penting
benih
berarti
diberikan
terhindarnya para petani dari berbagai
memberikan nilai daya kecambah yang
kerugian. Tujuan pengujian benih ialah
berbeda-beda untuk setiap perlakuan.
untuk mengkaji dan menetapkan nilai
Nilai
terbesar
setiap contoh benih, yang perlu diuji
didapatkan pada pelakuan pengam-
selaras dengan faktor kualitas benih.
plasan di area calon mata tunas (F1)
Benih
sebesar 81,25 persen. Sedangkan benih
menumbuhkan tanaman normal, meski
yang tanpa perlakuan (F0) memiliki daya
kondisi
keambah 0 %. Benih aren tanpa
suboptimum disebut lebih memiliki
perlakuan dengan waktu penelitian yang
vigor benih (Saleh, 2004).
daya
yang
benih
kecambah
yang
alam
masih
tidak
mampu
optimum
atau
ada ternyata belum ada yang ditemukan berkecambah. Dormansi benih dapat disebabkan 173 2016
antara
lain
adanya PIPER No. 23 Volume 12 Oktober
Pengaruh Perlakuan Pengamplasan Terhadap Kecepatan Berkecambah Benih Aren (Arenga pinnata) 3. Rata-Rata
Hari
Berkecambah
terbentuknya zat pengatur tumbuh atau karena ketidak seimbangan antara zat
(RH) Perlakuan pengamplasan di area calon mata tunas (F1) menunjukkan
penghambat
dengan
zat
pengatur
tumbuh di dalam embrio.
percepatan perkecambahan, yaitu mulai
Kamil
(1986)
menjelaskan
berkecambah pada hari ke 14, dengan
bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
rata-rata hari berkecambah 17,47 hari.
hilangnya dormansi pada benih sangat
Dengan pengamplasan di area calon
bervariasi tergantung pada jenis tanaman
mata tunas (F1) menghasilkan waktu
dan tentu saja tipe dormansinya, antara
berkecambah
daripada
lain yaitu: karena temperatur yang sangat
perlakuan lainya. Benih aren tanpa
rendah di musim dingin dan sangat panas
perlakuan hingga akhir penelitian tidak
pada
menunjukkan
temperatur
lebih
cepat
tanda-tanda
akan
musim
kemarau, yang
perubahan
silih
berganti
berkecambah. Berbagai hasil penelitian
mengakibatkan menipisnya kuli biji,
memberikan
hilangnya
indikasi
kuat
bahwa
kemampuan
dormansi benih aren dapat diatasi bila
menghasilkan
diberi perlakuan kombinasi fisik dan
perkecambahan dan adanya kegiatan
kimia (Saleh, 2004). Perlakuan ini
dari mikroorganisme. Pada umumnya
memungkinkan air masuk ke dalam
tahapan perkecambahan benih yaitu:
benih untuk memulai berlangsungnya
imbibisi,
proses perkecambahan benih. Sesuai
perkecambahan embrio, retaknya kulit
dengan yang dijelaskan Sutopo (2002),
buah,
bahwa
suatu
munculnya plumula. Faktor-faktor yang
perkecambahan benih dimulai dengan
dapat mempengaruhi perkecambahan
proses penyerapan air, melunaknya kulit
benih
benih dan hidrasi dari protoplasma.
penyimpanan benih, tingkat kemasakan
Dormansi benih dapat disebabkan antara
benih, ukuran benih, dormansi, suhu,
lain adanya impermeabilitas kulit benih
oksigen, cahaya dan media.
tahap
pertama
terhadap air dan gas (oksigen), embrio
zat-zat
untuk
penghambat
reaktivasi,
munculnya
aren
Lutong
inisasi
radikula
yaitu
(1993)
lama
menyatakan
yang belum tumbuh secara sempurna,
bahwa
hambatan mekanis kulit benih terhadap
mempercepat pembusukan buah dan
pertumbuhan
merangsang
embrio,
belum
PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016
ekstraksi
berupa
dan
proses
buah
dapat
fisiologis
174
Pengaruh Perlakuan Pengamplasan Terhadap Kecepatan Berkecambah Benih Aren (Arenga pinnata) perkecambahan
serta
dapat
selanjutnya pengamplasan di ujung
menyebabkan lunaknya kulit benih aren
atas
sehingga
imbibisi.
selanjutnya pengamplasan di ujung
Ekstraksi buah dilakukan dengan cara
bawah biji (F3) sebesar 50,00 %;
menyimpan buah pada kondisi lembab
selanjutnya pengamplasan di kedua
yang bertujuan untuk memudahkan
bagian ujung biji (F4) sebesar 56,25
terlepasnya benih
% dan tanpa perlakuan (F0) sebesar
memudahkan
aren dari buah,
mengurangi atau menghilangkan asam oksalat yang terdapat pada bagian endosperm buah aren.
biji
(F2)
sebesar
37,50%;
0%. 3. Rata-rata hari berkecambah benih aren tercepat terdapat pada perlakuan pengamplasan di area calon mata
KESIMPULAN DAN SARAN
tunas (F1) pada hari ke 17,47;
Kesimpulan
selanjutnya pengamplasan di ujung
Berdasarkan hasil penelitian di
atas biji (F2) pada hari ke 21,50;
lapangan, dapat disimpulkan sebagai
selanjutnya pengamplasan di ujung
berikut:
bawah biji (F3) pada hari ke 22,64
1. Persentase kecambah benih aren
hari; selanjutnya pengamplasan di
tertinggi terdapat pada perlakuan
kedua bagian ujung biji (F4) pada hari
pengamplasan di area calon mata
ke 23,62 hari dan tanpa perlakuan (F0)
tunas
hingga akhir penelitian belum ada
(F1)
sebesar
93,75
%;
selanjutnya pengamplasan di ujung
yang berkecambah.
atas biji (F2) sebesar 62,50 %; selanjutnya pengamplasan di ujung
Saran
bawah biji (F3) sebesar 68,75 %;
1. Perlu dilakukan penelitian perpaduan
selanjutnya pengamplasan di kedua
antara
bagian ujung biji (F4) sebesar 81,25 %
perlakuan kimia untuk mempercepat
dan tanpa perlakuan (F0) sebesar 0%.
perkecambahan.
2. Daya kecambah benih aren tertinggi terdapat
pada
perlakuan
pengamplasan di area calon mata tunas
175 2016
(F1)
sebesar
81,25
perlakuan
2. Ketebalan
fisik
pengamplasan
dengan
harus
diperhatikan agar tidak ada benih yang busuk.
%;
PIPER No. 23 Volume 12 Oktober
Pengaruh Perlakuan Pengamplasan Terhadap Kecepatan Berkecambah Benih Aren (Arenga pinnata)
DAFTAR PUSTAKA Danida, 2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis. Departemen Kehutanan: Jakarta. Elisa. 2008. Pematahan Dormansi Pada Biji. Yogyakarta. http://elisa.ugm.ac.id/files/. Diakses tanggal 1 Mei 2008. Husain, I. dan Tuiyo. R. 2012. Pematahan dormansi benih kemiri (Aleurites moluccana Willd.) yang direndam dengan zat pengatur tumbuh organik basmingro dan pengaruhnya terhadap viabilitas benih. Jurnal JATT. 1(2):95–100. Rofik, A. dan E. Murniati. 2008. Pengaruh perlakuan deoperkulasi dan media perkecambahan untuk meningkatkan viabilitas benih aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.). Buletin Agronomi 36 (1) 33 – 40. Saleh, M.S. 2004. Pematahan dormansi benih aren secara fisik pada berbagai lama ekstraksi buah. Buletin Agrosains. 6(2): 79-83. Diakses Tanggal 29 Januari 2015. http://pertanian.uns.ac.id/ Samingan, L. 1974. Pengaruh Perlakuan terhadap Perkecam-bahan Biji Aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.). Jurnal Penelitian Kelapa Vol. 2 (2): 20 – 25. Soeseno, S. 2000. Bertanam Aren. Penebar Swadaya. Jakarta. Tambun, H. I. 2005. Pengaruh skarifikasi dengan beberapa cara terhadap perkecambahan benih aren. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. Widyawati, N., Tohari, P. Yudono, dan I. Soemardi. 2009. Permeabilitas dan perkecambahan benih aren (Arenga pinnata (Wurmb.) Merr.). Jurnal Agronomi Indonesia 37 (2) : 152 – 158. Wiryanta, R, 2002. Teknik Budidaya Aren. Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Penelitia
PIPER No. 23 Volume 12 Oktober 2016
176