TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILTY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK Jessica dan Agus Arianto Toly Program Akuntansi Pajak Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan terhadap agresivitas pajak. Model regresi dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Sampel penelitian ini adalah laporan tahunan 56 perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara pengungkapan CSR terhadap agresivitas pajak. Namun jika pengungkapan pajak diuji secara bersama-sama dengan variabel kontrol antara lain ukuran perusahaan, Leverage, Capital Intensity, Research & Development Intensity, Return on Assets menunjukkan terdapat pengaruh terhadap agresivitas pajak. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah data laporan tahunan perusahaan yang tidak lengkap, laporan tahunan untuk 2 periode, dan minimalnya data yang digunakan untuk mengolah satu variabel. Kata kunci: Pengungkapan Corporate Social Responsibility, Agresivitas Pajak Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Leverage, Capital Intensity, Research & Development Intensity, Return on Assets
ABSTRACT This study examines the association between corporate social responsibility disclocure (CSR disclosure) and corporate tax aggressiveness. The regression method of this study is multiple liner regression. Based on a sample of 56 publicy listed Indonesia corporations in IDX for the 2012-2013 financial year. The regression results show that there is not significant association between CSR disclosure and corporate tax aggressiveness. But if CSR disclosure stimultantly tested with the control variable which are corporate size, leverage, capital intensity, research & development intensity, return on assets the results show that there is significant association with corporate tax aggressiveness. The limitations of this study are uncompleteness of corporates annual reports, annual reports which used just only two periods, and the minimal of data which used for a variable. Keywords: Corporate Social Responsibility Disclocure, Corporate Tax Aggressiveness, Corporate Size, Leverage, Capital Intensity, Research & Development Intensity, Return on Assets
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
tujuan utamanya adalah untuk menurunkan
PENDAHULUAN
kewajiban pajak perusahaan. Zuber (2013) menyatakan di antara penghindaran dan
Latar Belakang Pendapatan utama suatu negara
penggelapan pajak, terdapat grey area yang
berasal dari berbagai sektor, salah satunya
potensial untuk agresivitas. Grey area ini
berasal dari sektor pajak. Di berbagai
ada karena ada tax shelter (usaha untuk
negara, pendapatan pajak sangat penting
meminimalkan pajak yang harus dibayar
digunakan untuk kegiatan pembangunan
atas penghasilan saat ini) diluar semua
nasional
dan
sumber
dana
untuk
transaksi pajak baik yang diijinkan menurut
masyarakat.
Di
negara
hukum perpajakan maupun tidak. Tidak ada
Indonesia besar penerimaan dari sektor
garis yang jelas di antara penghindaran dan
pajak pada realisasi penerimaan negara
penggelapan
tahun 2010-2014 berkisar antara 72-78%,
penjelasan
penerimaan
sumber
transaksi. Disamping itu, transaksi agresive
penerimaan paling besar dibanding sektor
dan pembuatan keputusan dapat berpotensi
penerimaan lain. Sumber pajak di Indonesia
sebagai
berasal dari wajib pajak orang pribadi
penggelapan pajak.
kesejahteraan
pajak
merupakan
maupun badan. di indonesia telah banyak
pajak yang
karena cukup
penghindaran
Dengan
tidak
untuk
pajak
melakukan
ada semua
maupun
agresivitas
perusahaan yang tergolong sebagai WP bdan
pajak, dampak langsung adalah terhadap
dari
industri.
penerimaan negara yang menjadi berkurang
Semakin besar penghasilan yang diperoleh
dari jumlah seharusnya. Menurut Lanis dan
berarti semakin besar beban pajak yang
Richardson (2013) pandangan masyarakat
harus
mengenai
perusahaan
yang
Tingginya pajak terhutang yang harus
tindakan
agresivitas
dianggap
dibayarkan perusahaan membuat perusahaan
membentuk suatu kegiatan yang tidak
berusaha untuk meminimalkan beban pajak
bertanggung jawab secara sosial dan tidak
terhutang yang besar tersebut.
sah. Dalam Undang-Undang RI No. 40
berbagai
macam
dibayarkan
Bagi
sektor
oleh
perusahaan,
perusahaan.
pajak
melakukan telah
dapat
tahun 2007 pasal 74 mengenai tanggung
menjadi faktor motivasi dalam berbagai
jawab sosial dan lingkungan, tertulis bahwa
keputusan perusahaan. Tindakan manajerial
“Perseroan
dirancang hanya untuk meminimalkan pajak
usahanya di bidang dan/atau berkaitan
perusahaan melalui kegiatan agresivitas
dengan
pajak menjadi hal yang umum dalam dunia
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
perusahaan yang ada di seluruh dunia (Lanis
Lingkungan”. Sebutan lain bagi tanggung
dan Richardson, 2011). Menurut Slemrod
jawab perusahaan adalah Corporate Social
(2004) dalam Balakrishnan, Blouin, dan
Responsibility.
Guay (2011) berpendapat bahwa agresivitas
yang
sumber
Corporate Baker
menjalankan
daya
Social (2003)
alam
kegiatan
wajib
Responsibility
pajak merupakan aktivitas yang spesifik,
menurut
adalah
tentang
yang mencakup transaksi-transaksi, dimana
bagaimana perusahaan mengelola proses
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
bisnis untuk menghasilkan dampak positif
Terdapat
penelitian
membahas
hubungan
secara keseluruhan pada masyarakat. CSR
sebelumnya
telah menjadi hal yang lazim dalam dunia
antara
bisnis (Lindgreen, Swaen, & Maon, 2009
agresivitas pajak. ETR (Effective Tax Rates)
dalam Octaviana, 2014). Cara perusahaan
adalah salah satu proksi yang digunakan
menginformasikan telah melakukan CSR
sebagai alat pengukur agresivitas pajak, hasil
adalah
CSR.
regresi yang ditemukan menunjukkan bahwa
proses
semakin tinggi tingkat pengungkapan CSR
melalui
pengungkapan
pengungkapan
CSR
pengkomunikasian
efek-efek
lingkungan
atas
perusahaan
pada
tertentu
dalam
adalah
sosial
tindakan
dan
ekonomi
kelompok-kelompok
masyarakat
pengungkapan
CSR
dengan
dari suatu perusahaan, semakin rendah tingkat
agresivitas
pajak
perusahaan
tersebut. Dalam penelitian ini proksi yang
pada
digunakan yaitu proksi ETR (Effective Tax
masyarakat secara keseluruhan (Gray et. al.,
Rates) dalam mengukur agresivitas pajak.
1987 dalam Rosmasita, 2007). Terdapat
Dengan menggunakan ukuran perusahaan,
ketentuan dalam Pasal 66 ayat 2c UU No. 40
Leverage,
tahun 2007, yang menyatakan bahwa semua
Development Intensity, Return on Assets
perseroan
melaporkan
yang merupakan bagian dari variabel kontrol
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
yang dapat digunakan untuk mengukur
lingkungan dalam laporan tahunan.
agresivitas pajak perusahaan.
wajib
untuk
dan
yang
beberapa
Capital Intensity, Research &
Kaitan pengungkapan CSR dengan
Untuk menguji hubungan pengaruh
agresivitas pajak terletak pada tujuan utama
pengungkapan CSR terhadap agresivitas
perusahaan
pajak, maka penulis melakukan penelitian
untuk
memperoleh
profit
maximum tanpa menghilangkan tanggung
dengan
jawab sosial dan lingkungan, sehingga
Corporate Social Responsibility terhadap
semakin
Tax Agresiveness”.
besar
laba
yang
diperoleh
judul
“Pengaruh
Pengungkapan
perusahaan semakin besar penghasilan kena pajak.
Ketika
perusahaan
melakukan
Rumusan Masalah
agresivitas pajak, secara umum dianggap
Berdasarkan latar belakang yang telah
tidak membayar beban pajak sesungguhnya
diuraikan di atas maka rumusan masalah
untuk pembangunan negara (Freeman, 2003;
dalam
Freise et al., 2008). Kekurangan pendapatan
pengungkapan CSR berpengaruh terhadap
negara
agresivitas pajak ?
dari
agresivitas
pajak
ini
penelitian
ini
adalah:
apakah
menyebabkan kerugian bagi masyarakat secara keseluruhan (Slemrod, 2004). Oleh
Tujuan Penelitian
karena itu, agresivitas pajak perusahaan
Berdasarkan perumusan masalah di atas,
dianggap tidak bertanggung jawab secara
maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sosial (Erle, 2008; Schön, 2008 dalam
menganalisis
Yoehana, 2014).
Corporate Social Responsibility terhadap
pengaruh
agresivitas pajak.
pengungkapan
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
produk (10 item), kategori keterlibatan
LANDASAN TEORI
masyarakat (9 item), dan kategori umum (2 item). Adapun rumus untuk menghitung
Corporate Social Responsibilty Definisi CSR yang dikemukakan
CSRI sebagai berikut: ∑Xyi C
oleh World Bank yang memandang CSR dapat
dijelaskan
perusaaan
untuk
sebagai
komitmen
berkontribusi
terhadap
CSRIj =
ni
CSRIi: Indeks luas pengungkapan tanggung
bekerjanya pembangunan ekonomi yang
jawab
berkelanjutan
perusahaan i.
perwakilan
dengan mereka
karyawan dalam
dan
komunitas
dan
lingkungan
ΣXyi: nilai 1 = jika item y diungkapkan; 0 =
setempat dan masyarakat secara luas untuk meningkatkan kualitas hidup, dengan cara
sosial
jika item y tidak diungkapkan. N: jumlah item untuk perusahan i, ni ≤ 78.
yang baik dimana baik untuk dunia usaha dan juga untuk pembangunan. Implementasi
Keuntungan Pengungkapan CSR
CSR merupakan suatu wujud komitmen yang
dibentuk
oleh
perusahaan
Menurut Wibisono (2007) ada 10
untuk
keuntungan yang dapat diperoleh dalam
memberikan kontribusi pada peningkatan
melakukan CSR, yaitu: mempertahankan
kualitas kehidupan (Susiloadi, 2008).
dan
mendongkrak
reputasi
dan
image
perusahan, layak mendapatkan social license Pengungkapan CSR
to
Menurut Deegan (2002) dalam
operate,
mereduksi
resiko
bisnis
perusahaan, melebarkan akses sumber daya,
Lanis dan Richardson (2013) menyatakan
membentangkan
bahwa
mereduksi biaya, memperbaiki hubungan
pengungkapan
sebagai
sarana
yang
CSR
dipandang
digunakan
oleh
akses
menuju
market,
dengan stakeholder, memperbaiki hubungan
menajemen perusahaan dalam berinteraksi
dengan
dengan masyarakat yang lebih luas untuk
meningkatkan semangat dan produktivitas
mempengaruhi persepsi. Pengungkapan CSR
karyawan,
terdapat dalam laporan tanggung jawab
penghargaan.
regulator
(pemerintah),
peluang
mendapatkan
sosial perusahaan, laporan sumber daya manusia,
dan
laporan
kesehatan
dan
Teori Legitimasi
keselamatan kerja. Menurut peraturan BAPEPAM No
Teori legitimasi telah digunakan dalam
kajian
akuntansi
untuk
VIII.G.2 terdapat 78 item pengungkapan
mengembangkan
yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
tanggung jawab sosial dan lingkungan,
yang terdiri atas 7 kategori yang terdiri dari
seperti dalam Naser et al. (2006) dan
kategori lingkungan (13 item), kategori
Rustiarini (2011). Legitimasi merupakan hal
energi (7 item), kategori kesehatan dan
yang sangat diinginkan oleh perusahaan. Ani
keselamatan tenaga kerja (8 item), kategori
(2007) dalam Machmud dan Djakman
lain-lain tenaga kerja (29 item), kategori
(2008) menjelaskan bahwa perbedaan antara
teori
pengungkapan
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
organisasi
dan
nilai-nilai
sosial
dapat
Murphy, 2004, Sikka, 2010) dalam Lanis
mengancam legitimasi yang menyebabkan
dan Richarson (2013). Tidak ada definisi
berakhirnya
perusahaan.
ataupun ukuran agresivitas pajak yang dapat
Legitimasi penting untuk menjamin arus
diterima secara universal (Balakrishnan, et.
modal masuk, tenaga kerja, dan kebutuhan
Al., 2011). Hlaing (2012) mendefinisikan
pelanggan
agresivitas
eksistensi
untuk
kelangsungan
hidup
pajak
sebagai
kegiatan
perusahaan (Pleffer dan Salanick, 1978; Neu
perencanaan pajak semua perusahaan yang
et al., 1998; dikutip dari Michelon dan
terlibat dalam usaha mengurangi tingkat
Parbonetti,
2010).
pajak yang efektif.
legitimasi
memiliki
mendukung
Dengan
demikian,
manfaat
untuk
keberlangsungan
hidup
perusahaan (going concern).
Dapat
manajemen pajak dalam hal perencanaan
Teori Stakeholder stakeholder
bahwa
agresivitas pajak merupakan bagian dari
pajak.
Teori
disimpulkan
memprediksi
Dimana
jika
dikaitkan
dengan
penggelapan
pajak,
penghindaran
atau
perencanaan
agresivitas
pajak
lebih
manajemen memperhatikan ekspektasi dari
mengarah pada penghindaran pajak yang
stakeholder
yang
berkuasa,
yaitu
termasuk dalam tindakan legal dalam upaya
stakeholder
yang
memiliki
kuasa
untuk
mengendalikan
sumber
pajak
yang
harus
yang
dibayarkan perusahaan. Namun terdapat
dibutuhkan oleh perusahaan (Deegan, 2000).
pembeda antara penghindaran pajak dan
Teori
agresivitas pajak yaitu dalam kegiatan
stakeholder
daya
mengurangi
menyatakan
bahwa
perusahaan memiliki tanggung jawab sosial
agresivitas
yang
mengharuskan
mempertimbangkan pihak
yang
mereka.
kegiatan
perencanaan
mereka
untuk
untuk mengurangi pajak terhutang dilakukan
kepentingan
semua
dengan lebih agresive.
terkena
Agar
pajak
dampak
tindakan
Dalam Lanis dan Richardson, 2013
perusahaan
mampu
jenis umum transaksi agresivitas pajak yaitu
berkembang dan bertahan lama di dalam
penggunaan
masyarakat maka perusahaan membutuhkan
perusahaan
dukungan dari para stakeholder-nya. Untuk
penghasilan kena pajak dengan mengklaim
membuat keputusan dibutuhkan informasi,
berlebihan pengurangan pajak untuk beban
salah
yang
bunga, penggunaan berlebihan atas kerugian
berhubungan dengan aktivitas tanggung
pajak. Transaksi mayoritas yang sering
jawab
dilakukan dalam agresivitas pajak adalah
satunya
adalah
sosial
informasi
(Corporate
Social
Responsibility) perusahaan (Ardian, 2013).
berlebihan untuk
atas
utang
meminimalisir
secara efektif menambah pengurangan pajak (melalui bunga, kerugian pajak, dan biaya R&D) yang dapat digunakan perusahaan
Agresivitas Pajak Agresivitas pajak adalah strategi perusahaan harapan
yang
tidak
masyarakat
sesuai
dengan
(Christensen
dan
untuk mengimbangi penilaian pendapatan, sehingga mengurangi pajak penghasilan dan jumlah pajak terhutang perusahaan.
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
𝑆𝑖𝑧𝑒=𝐿𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡
Penelitian ini menggunakan proksi ETR sesuai dengan proksi yang dipakai dalam penelitian terdahulu yang dilakukan
Leverage (LEV)
oleh Lanis dan Richardson (2011). Rumus
Riyanto (2001) dalam Octaviana
ETR terdiri dari beban pajak penghasilan
(2014) mendefinisikan Leverage sebagai
dan pendapatan sebelum pajak. Beban pajak
rasio yang timbul apabila dalam kegiatan
penghasilan terdiri dari beban pajak kini dan
opersionalnya
beban
pajak
dana pinjaman atau menggunakan dana yang
pendapatan
memiliki beban bunga. Gupta dan Newberry
pajak
penghasilan sebelum
tangguhan. diperoleh
pajak
pengenaan
Beban
dari
dikalikan
pajak
dengan
(1997)
menyatakan
menggunakan
bahwa
keputusan
badan.
pembiayaan perusahaan dapat berdampak
Penghitungan beban pajak kini diperoleh
pada ETR karena ketetapan pajak biasanya
dari pendapatan kena pajak dikalikan dengan
memungkinkan
tarif pajak terhutang untuk badan. Beban
berbeda untuk keputusan struktur modal
pajak
perusahaan. Leverage menurut Lanis dan
tangguhan
terhutang
tarif
perusahaan
diperoleh
dari
hasil
pengalian pendapatan sebelum pajak dikali
perlakuan
yang
Richardson (2013) dihitung dari:
tarif dikurangi dengan beban pajak kini. Dengan demikian, ETR dapat digunakan
pajak
Total hutang jangka panjang
Leverage =
untuk mengukur agresivitas pajak. Rumus
Total aset
untuk menghitung ETR adalah sebagai berikut:
Capital Intensity (CINT) Beban pajak penghasilan
Menurut Waluyo dan Kearo (2002)
ETR = Pendapatan sebelum pajak
dalam Octaviana (2014) Intensitas modal mencerminkan seberapa besar modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan pendapatan.
Ukuran Perusahaan (SIZE) Siegfried (1972) dalam penelitian Lanis
dan
Richardon
(2007),
Capital intensity telah banyak digunakan sebagai variabel kontrol dalam beberapa
mengemukakan bahwa perusahaan besar
penelitian
lebih banyak melakukan agresivitas pajak
Richardson, 2011; Tao Zeng, 2012; Lanis
dibanding
dan Richardson, 2013; Landry, et.al., 2013).
perusahaan
kecil
karena
sebelumnya
Capital
kekuatan politik yang lebih dibandingkan
agresivitas
perusahaan
untuk
depresiasi yang disesuaikan dengan masa
mengurangi beban pajak yang dikenakan.
aset (Gupta dan Newberry, 1997). Capital
Ukuran perusahaan menurut Lanis dan
intensity dirumuskan sebagai berikut:
dan
mampu
sebagai berikut:
karena
dengan
akumulasi
Total aset tetap bersih
Richardson (2013) dapat diukur dengan logaritma natural total aset dengan rumus
pajak
berhubungan
dan
perusahaan besar menginginkan laba dan
kecil
intensity
(Lanis
CINT = Total aset
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
pajak yang harus dibayarkan kepada negara,
Research & Dev. Intensity (RDINT) Research & development intensity
dan berdampak langsung pada penerimaan
dipakai sebagai variabel kontrol dalam
negara
beberpa penelitian sebelumnya (Landry,
seharusnya. Dengan kata lain, perusahaan
et.al., 2013; Lanis dan Richardson, 2011;
tidak bertanggung jawab secara sosial.
Watson, 2011). Research & development
Sesuai dengan peraturan undang-undang
intensity
dimana perusahaan wajib melaksanakan
juga
agresivitas
berhubungan
pajak
dengan
sebagai
hasil
beban
research
yang
lebih
sedikit
dari
yang
dari
tanggung jawab sosial. Perusahaan harus
&
melakukan tanggung jawab sosial dengan
development
melaporkan kegiatan CSR-nya sebagai bukti
intensity diukur dengan biaya research &
bahwa perusahaan benar-benar melakukan
development dibagi dengan penjualan bersih
kegiatan CSR. Hal ini didukung dengan
(Lanis dan Richardson, 2011). Research &
dengan
Development Intensity intensity menurut
mengungkapkan bahwa perusahaan terus
Lanis dan Richardson (2011) dihitung dari :
mencoba untuk meyakinkan bahwa mereka
pengurangan
pajak
development.
Research
&
teori
melakukan kegiatan sesuai dengan batasan
Penjualan bersih
dan norma-norma masyarakat atau berusaha melegitimasi
Dalam Hanafi dan Halim (2007) disebutkan bahwa ROA memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba terlepas dari pendanaan yang dipakai. Dengan kata lain ROA termasuk dalam proksi profitabilitas. ROA menunjukkan perusahaan laba
dari
tindakannya
dalam
aktiva
yang
digunakan perusahaan dalam suatu periode. ROA diukur dengan menggunakan proksi pada model Lanis dan Richardson (2013)
sejalan
dengan
menjelaskan
dapat
melakukan
Pendapatan sebelum pajak
teori
stakeholder
yang
bahwa
perusahaan
dalam
kegiatan
operasinya
harus
mempertimbangkan
kepentingan
semua
pihak yang terkena dampak aktivitas operasi perusahaan. Apabila penghasilan
pembayaran
badan
hanyalah
pajak dianggap
sebagai sebuah transaksi bisnis dan salah satu biaya perusahaan, mungkin tujuan perusahaan
tersebut
meminimalkan
yaitu:
adalah
jumlah
pajak
untuk terutang
sebanyak mungkin. William (2007) dalam Lanis dan Richardson (2012) menyatakan
(EBIT)
ROA =
agar
diterima di dalam masyarakat. Hal ini juga
Return On Assets (ROA)
menghasilkan
yang
Pengeluaran R&D RDINT =
kemampuan
legitimasi
bahwa sulit untuk membedakan tindakan
Total aset
CSR yang dilakukan perusahaan benar-benar dengan tujuan untuk memenuhi kewajiban
Hipotesis Penelitian Perusahaan
yang
melakukan
agresivitas pajak berarti mengurangi jumlah
perusahaan
menurut
peraturan
undang-
undang atau karena perusahaan mempunyai motif lain dalam mengungkapkan CSR-nya
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
yang dalam penelitian ini adalah motif
deskriptif statistik, uji asumsi klasik, analisis
melakukan agresivitas pajak.
regresi linear berganda dan uji hipotesis.
Dengan
demikian
diharapkan
bahwa semakin tinggi tingkat pengungkapan
HASIL PENELITIAN DAN
CSR yang dilakukan perusahaan, berarti
PEMBAHASAN
perusahaan
tersebut
semakin
tidak
Dari hasil statistik deskriptif jumlah
melakukan agresivitas pajak. Oleh karena
data masing-masing variabel yang diuji
itu, hipotesis dari penelitian ini adalah:
sebanyak 56, sesuai dengan jumlah sampel
H0 : CSR tidak berpengaruh terhadap
perusahaan yang diteliti. Nilai ETR pada
agresivitas pajak
sampel perusahaan yang di ambil terdapat
H1 : CSR berpengaruh terhadap agresivitas
perusahaan yang memiliki nilai minimum
pajak
sebesar 2%, nilai maksimum sebesar 79% serta rata-rata 30%. Hal ini berarti 30% dari pendapatan sebelum pajak adalah beban
METODOLOGI PENELITIAN
pajak penghasilan perusahaan. Untuk CSRIj Hubungan antara variabel-variabel
menunjukkan nilai minimum 5%, nilai
yang akan diteliti dinyatakan dalam model
maksimum 56%, dan nilai rata-rata sebesar
analisis sebagai berikut:
31%. Hal ini berarti perusahaan sudah mengungkapkan
Gambar 1 Model Analisis
31%
dari
standar
pengungkapan CSRI yang seharusnya. SIZE
Variabel Independen CSR
menunjukkan nilai minimum dari log total aset sebesar 13,14, nilai maksimum sebesar
Variabel Kontrol : SIZE Leverage Capital Intensity R & D Intensity Return on Assets
Agresivitas Pajak
29,02, dan nilai rata-rata sebesar 20,43. LEV mempunyai nilai minimum 0%, maksimum 52%, dan nilai rata-rata
Jenis data dalam penelitian ini
17%. Hasil ini menunjukkan besar total
adalah data kuantitatif yang merupakan data
hutang jangka panjang pada total aset adalah
sekunder. Populasi penelitian ini adalah
sebesar 17%. CINT menunjukkan nilai
semua perusahaan yang terdaftar di Bursa
minimum 0%, maksimum 72% dan rata-rata
Efek
sebesar 27%. Hasil ini menunjukkan total
Indonesia.
menggunakan
Penentuan
dan
aset tetap bersih pada total aset adalah
pemenuhan syarat yang telah ditentukan
sebesar 27%. RDINT mempunyai nilai
oleh peneliti.
minimum 0%, maksimum 0%, dan rata-rata
Teknik
purposive
sampling
analisis
sampling
data
dalam
sebesar 0,01%. Hal ini menunjukkan bahwa
penelitian ini menggunakan analisis regresi
biaya R&D hanya sebesar 0,01% dari total
linier berganda dengan mengolah data
penjualan bersih. ROA mempunyai nilai
menggunakan SPSS 20. Teknik analisis
minimum 0%, maksimum 40%, dan rata-rata
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
11%. Hal ini menunjukkan bahwa besar
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
pendapatan sebelum pajak pada total aset sebesar 11%. Untuk
Gambar 2 Hasil Uji Heterokedastisitas Scatterplot
memastikan bahwa data
layak digunakan, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, yaitu: uji autokorelasi, heterokedastisitas,
multikolinearitas, dan
normalitas.
Confidence interval dalam penelitian ini adalah 95% (α=5%). Variabel dependen adalah ETR, variabel independen adalah CSR, dan variabel kontrol adalah SIZE, LEV, CINT, RDINT dan ROA. Hasil output atas pengujian asumsi klasik adalah sebagai
Tabel di atas menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah
berikut: Tabel 1 Hasil Uji Multikolinearitas
angka 0 pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Tabel 3 Hasil Uji Normalitas
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari pengolahan data atas variabel-variabel yang diteliti menunjukkan VIF lebih kecil dari 10, dan tolerance value lebih besar 0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa atas penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 2 Hasil Uji Autokorelasi
Hasil pengujian normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov pada di atas dapat dilihat bahwa significance lebih besar dari 0.05. Dengan demikian, berdasarkan hasil pengujian normalitas, terbukti bahwa data berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah variabel
Tabel di atas menunjukkan angka Durbin-Watson adalah 1,664. Angka ini memenuhi kriteria DW yang terletak di antara -4 dan 4. Dengan demikian dapat disimpulkan atas penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.
pengungkapan
CSR
(X)
berpengaruh
terhadap agresivitas pajak (Y), dilakukan pengujian menggunakan regresi berganda. Berikut hasil pengujian hipotesis yaitu menggunakan uji F, uji t, dan R2 (Tabel3).
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
ini lebih kecil dari t tabel (0,757<1,677),
Tabel 4 Hasil Uji F
dengan demikian pengujian menunjukkan
Hipotesis Alternatif
Nilai
Ket.
H0 diterima. Sedangkan hasil probabilitas lebih
(Ha)
besar
dari
tingkat
signifikansi
1 Terdapat
F hitung =
H0
(0,453>0,05) maka hasil ini memperlihatkan
.
pengaruh
3,753
ditola
bahwa variabel CSRI tidak berpengaruh
yang
Sig F =
k
secara signifikan terhadap agresivitas pajak.
signifikan
0,004
secara
F tabel =
SIZE menunjukkan nilai (-1,267<1,677)
serentak dari
2,29
dengan signifikansi (0,211>0,05) sehingga
CSRIj, SIZE,
α = 0,05
SIZE tidak berpengaruh signifikan terhadap
LEV, CINT,
R = 0,561
agresivitas pajak. Hasil uji t untuk LEV
RDINT
R square =
menunjukkan nilai (4,098>1,677) dengan
0,315
signifikansi
(0,000<0,05)
terhadap
berpengaruh
secara
agresivitas
agresivitas
pajak
menunjukkan
dan
ROA
Dari hasil uji F yaitu pengujian
Hasil uji t untuk variabel kontrol
pajak.
maka
signifikan Hasil
uji
LEV
terhadap t
(-2,490>1,677)
CINT dengan
signifikansi (0,016<0,05) yang berarti CINT
secara serentak pengaruh CSRIj, SIZE,
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
LEV, CINT, RDINT dan ROA berpengaruh
terhadap agresivitas pajak. Hasil uji t
terhadap agresivitas pajak. Pada pengujian
RDINT menunjukkan nilai (-0,625<1,677)
ini Ha ditolak ditunjukkan dengan besarnya
dengan signifikansi (0,535>0,05) berarti
F hitung sebesar 3,753. Nilai ini lebih besar
RDINT tidak mempunyai pengaruh yang
dari F tabel (3.753 > 2,29 ). Sedangakan
signifikan terhadap agresivitas pajak. Hasil
hasil tingkat signifikansi 0,004 < 0,025 hal
uji t ROA menunjukkan nilai (0,293<1,677)
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
dengan signifikansi (0,770>0,05) maka ROA
yang cukup signifikan dari CSRIj, SIZE,
tidak memiliki pengaruh yang signifikan
LEV, CINT, RDINT dan ROA terhadap
terhadap agresivitas pajak.
agresivitas pajak. Tabel 5 Hasil Uji t
Pembahasan Pengaruh
Pengungkapan
CSR
terhadap
Agresivitas Pajak Berdasarkan
hasil
uji
t,
membuktikan bahwa pengungkapan CSR memiliki t hitung < t tabel (0,757<1,677) sehingga diperoleh hasil H0 diterima. Hal ini Berdasarkan tabel di atas variabel CSRI memiliki t hitung sebesar 0,757. Nilai
menunjukkan pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Dapat
diartikan
bahwa
apabila
nilai
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
pengungkapan CSR besar, maka belum tentu
Hasil uji t penelitian ini menunjukkan
perusahaan akan semakin tidak agresive. Hal
H0 diterima. Hasil ini memperlihatkan
ini
hasil
bahwa variabel pengungkapan Corporate
penelitian yang dilakukan oleh Lanis dan
Social Responsibility tidak berpengaruh
Richardson (2011) yang menyatakan bahwa
secara signifikan terhadap agresivitas pajak.
pengungkapan CSR memiliki pengaruh yang
Hasil uji t untuk variabel kontrol ukuran
signifikan terhadap agresivitas pajak. Yang
perusahaan menunjukkan ukuran perusahaan
menunjukkan bahwa semakin tinggi level
tidak
kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan
agresivitas pajak. Hasil uji t untuk leverage
maka semakin rendah tingkat agresivitas
menunjukkan leverage berpengaruh secara
pajak perusahaan. Perbedaan ini dapat
signifikan terhadap agresivitas pajak. Hasil
dikarenakan perbedaan item pengungkapan
uji t Capital Intensity menunjukkan Capital
dimana item pengungkapan dalam penelitian
Intensity
Lanis dan Richardson adalah pengungkapan
signifikan terhadap agresivitas pajak. Hasil
menurut standar luar negeri yaitu GRI,
uji t Research & Development Intensity
sedangkan item pengungkapan CSR yang
menunjukkan Research & Development
sesuai dengan kondisi di Indonesia adalah
Intensity tidak mempunyai pengaruh yang
menurut
lagi
signifikan terhadap agresivitas pajak. Hasil
Indonesia
uji t Return on Assets menunjukkan Return
pengungkapan CSR yang dilakukan oleh
on Assets tidak memiliki pengaruh yang
perusahaan masih bersifat umum dan belum
signifikan terhadap agresivitas pajak.
berbanding
terbalik
BAPEPAM.
berdasarkan
dengan
Terlebih
kondisi
di
rinci.
berpengaruh
signifikan
mempunyai
terhadap
pengaruh
yang
Setelah melakukan analisa dari hasil pengujian, menunjukkan bahwa CSR tidak memiliki
KESIMPULAN, SARAN DAN
pengaruh
terhadap
agresivitas
pajak. Kegiatan CSR perusahaan tidak
KETERBATASAN Hasil uji F yaitu pengujian secara
mempengaruhi perusahaan agar perusahaan
serentak pengaruh pengungkapan Corporate
membayarkan beban pajak perusahaan lebih
Social Responsibility, ukuran perusahaan,
kecil. Maanfaat bagi pemerintah dapat terus
leverage, capital intensity, Research &
meningkatkan dan mendukung kegiatan
Development Intensity dan Return on Assets
CSR perusahaan agar ekonomi masyarakat
berpengaruh terhadap agresivitas pajak.
sekitar dan tenaga kerja serta lingkungan
Pada
terus
pengujian
ini
Ha
ditolak
yang
berkembang
secara
berkelanjutan
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
sehingga dapat memberi dampak yang baik
cukup
pengungkapan
bagi perekonomian masyarakat yang dapat
Corporate Social Responsibility, ukuran
sekitar perusahaan dan lingkungan akan
perusahaan,
tetap terjaga.
signifikan
dari
leverage,
capital
intensity,
Research & Development Intensity dan Return on Asset terhadap agresivitas pajak.
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian
ini
yang
mungkin
dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Antara lain
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
jumlah pembatasan sampel yang hanya
Baker, Malcolm and Jeremy Stein. (2003).
diterapkan periode 2 tahun dan terbatas pada
When Does the Market Matter?
lingkup perusahaan yang bergerak dalam
Stock Prices and The Investment of
bidang sumber daya alam. Disamping itu
Equity-Dependent Firms. Quarterly
banyak terdapat data yang tidak lengkap
Journal of Economics, 118, 969-
dalam pencarian data yang akan digunakan
1006.
dalam penelitian ini. Data yang diperlukan untuk
mengolah
Development Banyak
variabel
Research
&
Balakrishnan, K., J. Blouin, and W, Guay. (2011). Does Tax Aggressiveness
Intensity
sangat
minim.
perusahaan
yang
tidak
mengungkapkan
biaya
Research
Reduce
&
Financial
Transparency?
Development. Bagi penelitian selanjutnya
Reporting
Retrieved
Sept
23,2014 from www.google.co.id.
diharapkan dapat menggunakan variabel lain yang
mempengaruhi
agresivitas
pajak.
Chairil
N.
Siregar.
(2007).
Analisis
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan
Sosiologis terhadap Implementasi
variabel-variabel lain yang dapat digunakan
Corporate
untuk mengukur pengaruh variabel terhadap
pada Masyarakat Indonesia. Jurnal
agresivitas pajak yang belum tercakup dalam
Sosioteknologi, Edisi 12 Tahun 6,
penelitian ini, serta menggunakan sampel
Desember 2007.
Social
Responsibility
penelitian yang lebih banyak sehingga hasil dari penelitian tersebut dapat memberikan gambaran
yang
pengaruh
variabel
lebih
pasti
terhadap
Chariri, Anis dan Imam Ghozali. (2007).
mengenai
Teori
agresivitas
Akuntansi.
Semarang:
Universitas Diponegoro.
pajak. Cheng,
Daftar Referensi
Megawati
dan
Christiawan. Aerts, W. and Cormier, D. (2009). Media legitimacy
and
environmental Accounting,
corporate
communication. Organizations
and
Society, Vol. 34, pp. 1-27.
Ardian, H. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Yulius
(2011).
Pengungkapan
Logi
Pengaruh
Corporate
Social
Responsibility terhadap Abnormal Return.
Jurnal
Akuntansi
dan
Keuangan, 13(3), Mei 2011, h: 2436.
Coughlin Robert F, Frederick F Driscoll.
Kebijakan
(1992). Penguat Operasional dan
Pengungkapan Tanggung Jawab
Rangkaian Terpadu Linea edisi
Sosial dan Lingkungan. Semarang:
kedua. (Herman Widodo Soemitro,
Universitas Diponegoro.
Trans.). Erlangga.
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
Deegan, C. (2000). Financial Accounting
Evidence from Longtudinal Data.
Theory. World Business Council
Journal of Accounting and Public
for Sustainable Development –
Policy, 16(1).
Corporate Social Responsibility: Meeting Changing Expectations.
Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim.
NSW: McGraw-Hill Australia.
(2007).
Analisa
Keuangan. Donovan, Gary and Kathy Gibson. (2000).
Laporan
Yogyakarta:
UPP
YKPN
Environmental Disclosure in the Corporate
Annual
A
Hanlon, M. 2003. What can we infer about a
Study.
firm’s taxable income from its
Paper for Presentation in the 6th
financial statements? National Tax
Int. EAC, Montreal Canada, Vol. 2,
Journal 56 (4): 831-863.
Longitudinal
Report:
Australian
Page. 36-51 Hlaing, Khin Phyo. (2012). Organizational Dowling,
J.
and
Pfeffer,
(1975).
Architecture of Multinationals and
Organizational Legitimacy: Social
Tax Aggressiveness. University of
Values
Waterloo.
and
Behavior.
J.
Organizational
Pacific
Sociological
Review, Vol. 18, .122-136.
Indonesia. Badan Pengawas Pasar Modal dan
Elkington, J, Van Dijak, F, Delbe, C, and Terry,
V.
Reporting
(1998).
The
Report.
Lembaga Keuangan. (1996). Peraturan
Social
No. VIII.G.2: LaporanTahunan. No
London:
Kep. 38/PM/1996. Jakarta: Bapepam.
Sustainability Publication. ISO/TMB/WG/SR
TG2
Communication.
Freise, A., Link, S., Mayer, S. (2008).
Future ISO 26000 Standart on
Taxation and corporate governance
CSR. Retrieved September 26, 2014
– The state of the art. In: Schön, W.
from
(Ed.),
http://www.iso.org/iso/en/commcen
Tax
and
Governance.
Corporate
Springer-Verlag,
tre/pressreleases/2007/index.html
Berlin Heidelberg. Kiroyan, Gray, R, Owen D., dan Adams, C. (1996). Accounting
and
Accountability.
Prentice Hall Europe.
Gupta, S., dan Newberry, K. (1997). Determinants of the Variability in Corporate Effective Tax Rates:
N.
(2006).
Good
Corporate
Governance (GCG) dan Corporate Social Responsibility (CSR) adakah kaitan
di
antara
keduanya?
Economics
Business
Accounting
Review:
Corporate
Social
Responsibility, 3rd ed, pp. 45-58,
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
Departement Akuntansi Fakultas
Academy
Ekonomi Universitas Indonesia
26(1): 117-127
Lanis, R. and G. Richardson. (2012). Corporate and
Social
Tax
Review,
Michelon, Giovanna dan Antonio Parbonetti.
Responsibility
Aggressiveness:
Management
(2010). The Effect of Corporate
An
Governance
on
Sustainability
Empirical Analysis. J. Account.
Disclosure. Springer Science &
Public Policy, pp.86-108.
Busines Media.
Lanis, R. and G. Richardson. (2013). Corporate
Social
Global Reporting Initiative (GRI). (2010).
Responsibility
Pedoman Laporan
Berkelanjutan
and Tax Aggressiveness: a test of
(GRI–G3)2000-2006.Versi Bahasa
legitimacy
Indonesia. Retrieved September 25,
theory.
Auditing
and
Accounting Accountability
2014
Journal, Vol. 26 No 1, pp.75 – 100.
Lindblom, C.K. (1994). The Implications of Organization
http://www.globalreporting.org.
Naser, K., Al-Hussaini, A., Al-Kwari, D., &
for
Nuseibeh, R. (2006). Determinans
Responsibility
of Corporate Social Disclosure in
and Disclosure. Paper presented at
Developing Countries: The Case of
the
Qatar. Advance in International
Corporate
Legitimacy
from
Social
Critica;
Perspective
on
Accounting Conference. New York.
Machmud, Novita dan Djakman, Chaerul D. (2008).
Pengaruh
Kepemilikan
Struktur
terhadap
Luas
Accounting. 19, 1-23.
Nasser
et
al.
(2006).
Auditor
Relationship: The Case of Audit Tenure and Auditor Switching in
Pengungkapan Tanggung Jawab
Malaysia.
Sosial
Joumal. 21(7): 724-737.
Laporan
(CSR
disclosure)
Tahunan
pada
client
Managerial
Auditing
Perusahaan:
Studi Empiris pada Perusahaan
Octaviana,
N.
E.
(2014).
Pengaruh
Pajak
Terhadap
Publik yang Tercatat di Bursa Efek
Agresivitas
Indonesia tahun 2006. Simposium
Corporate Social Responsibility :
Nasional Akuntansi XI Pontianak
Untuk Menguji Teori Legitimasi.
2008.
Semarang
:
Universitas
Diponegoro. McWilliam, A. Dan D. Siegel. (2001). Corporate Social responsibility: A Theory
of
Firm
Perspective.
Pengertian corporate social responsibility. Retrieved September 28, 2014 from www.worldbank.org.
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
Perusahaan. Simposium Nasional Rustiarini, N. W. (2011). Pengaruh Struktur Kepemilikan
Saham
Akuntansi XIII. Purwokerto.
pada
Pengungkapan
Corporate
Social
Sanchez, I.M.G., Dominguez, L.R., &
Responsibility.
AUDI
Jurnal
Alvarez, R.D. (2010). Corporate
Akuntansi dan Bisnis. 6(1), 104-
Governance
119.
Information
and on
Accounting, Richardson,
G.,
& Lanis,
R.
(2007).
Determinants of the variability in
Strategic
the
Internet.
Auditing
&
Accountability Journal, 24(4): 471501.
corporate effective tax rates and tax reform: Evidence from Australia.
Sembiring,R.A.
(2005).
Karakteristik
Journal of Accounting and Public
perusahaan
Policy, 26(6), 689–704.
Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris
Richardson, Grant and Roman Lanis. (2011). Corporate
Social
Responsibility
and Tax Aggressiveness. Journal of Accounting
Public
dan
Pengungkapan
padaPerusahaan
yang
Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium
Nasional
Akuntansi
VIII.
Policy.
Australia.
Slemrod, Joel. (December, 2004). The
Robert J. Freeman and Shoulders, Craig D. (2003).
Governmental and Non
Profit
Accounting: Theory and
Practices. New Jersey: Pearsons
Economics
of
Corporate
Tax
Selfishness. National Tax Journal, National
Tax
Association,
vol.
57(4), pages 877-99.
Education Inc. Stickney, C., McGee, V., (1982). Effective Rosmasita, Hardhina. (2007). Faktor - faktor
corporate tax rates: the effect of
yang mempengaruhi Pengungkapan
size, capital intensity, leverage, and
Sosial (Social Disclosure) dalam
other factors. Journal of Accounting
laporan
and Public Policy 1 (2), 125–152.
keuangan
tahunan
perusahaan manufaktur di Bursa
Sudana, I Made dan Putu Ayu Arlindania.
Efek Jakarta. Universitas Islam
(2011). Corporate Governance dan
Indonesia.
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility pada Perusahaan GoRustiarini,
N.
W.
(2010).
Pengaruh
Corporate
Governance
hubungan
Corporate
Social
dan
Nilai
Responsibility
pada
Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen
Teori
Terapan, Tahun 4, No. 1.
dan
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014
Susiloadi,
P.
(2008).
Implementasi
Social
Responsibility
untuk Mendukung
Pembangunan
Corporate
Berkelanjutan. Spirit Publik, Vol. 4, No. 2, pp.123-130.
September
20,
2014
from
http://www.ssrn.com
Zuber, J.M. and Sanders, D.L. (2013). The Influence
of
Attraction
and
Company Values on Aggressive Indonesia.
Watson,
Undang
tentang
Corporate Tax Decision-Making.
Perseroan Terbatas, UU No. 40
Journal of Accounting, Ethics &
tahun 2007, LN No. 106 Tahun
Public Policy Volume 14, No. 2
2007, TLN No. 4756.
(2013)
L.
-
(2012).
Undang
Corporate
Social
Responsibility, Tax Avoidance, and Tax Aggresiveness. Pennsylvania : The
Pennysylvania
State
University.
Wibisono. (2007). Memebedah Konsep dan Aplikasi
Corporate
Responsibility.
Social
Surabaya:
Media
Grapka
World Business Council for Sustainable Development Social
2002,
Corporate
Responsibility:
The
WBCSD’s journey, pp. 1. Retrieved September
28,
2007,
from
http://www.wbcsd.org.
Yoehana, M. (2013). Analisis Pengaruh Corporate
Social
terhadap
Agresivitas
Semarang
:
Responsibility Pajak.
Universitas
Diponegoro.
Zeng,T.
(2012). Responsibility Aggressiveness. Research
Corporate
Social
and
Tax
Social
Science
Network.Retrieved