PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK, TINGKAT PERSISTENSI LABA, DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 – 2014)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh: Nike Beliza k NIM. 208082000025
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M
PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK, TINGKAT PERSISTENSI LABA, DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Nike Beliza k NIM. 208082000025
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Kamis, tanggal 09 Oktober 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas Mahasiswa: 1. Nama
: Nike Beliza
2. NIM
: 208082000025
3. Jurusan
: Akuntansi Pajak
4. Judul Skripsi
: Analisis Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi Laba dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014).
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Selasa, tanggal 22 Desember 2015 telah dilakukan ujian Skripsi atas Mahasiswa: 1. Nama
: Nike Beliza
2. NIM
: 208082000025
3. Jurusan
: Akuntansi Pajak
4. Judul Skripsi
: Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi Laba, dan
Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014). Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Nama Mahasiswa
: Nike Beliza
NIM
: 208082000025
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi Pajak
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta,
Desember 2015
(Nike Beliza)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1.
Nama
: Nike Beliza
2.
Tempat Tanggal Lahir
: Tj. Pandan, 16 Oktober 1990
3.
Alamat
: Jl. Swadaya No.40 RT/RW 010/011 Kedaung Pamulang, Tangerang Selatan 15415
4.
Agama
: Islam
5.
Nama Ayah
: Hasyim Amrin
6.
Nama Ibu
: Arjuni Harun
7.
Nama Kakak
: Jacky Arien Ricko Andeska Yurika Hastriana
8.
Anak ke dari
: 4 dari 4 bersaudara
9.
Nomor Telepon
: 0857-1923-6553
10. E-mail
:
[email protected]
B. Data Pendidikan Formal 1. 1996 - 2000
: SDN 07 Padang
2. 2001 - 2002
: SDN 02 Bandar Lampung
3. 2002 - 2005
: SLTPN 1 Bandar Lampung
4. 2005 - 2008
: SMAN 9 Bandar Lampung
5. 2008 - 2015
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
v
THE INFLUENCE OF TAX AGGRESSIVENESS, EARNINGS PERSISTENCE AND CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TO FIRM VALUE ( Study to LQ 45 Company In Indonesia Stock Exchange 2012 – 2014 ) ABSTRACT
This research aim is to analyze the influence of tax aggressiveness, earnings persistence and corporate social responsibility to firm value using multiple linear regression analysis to the company LQ 45 listed on the Indonesia Stock Exchange. The sampling technique used purposive sampling. The data obtained are secondary data based on the financial statements in the period of three years, start in 2012 to 2014. This research shows that there are simultaneous influence on variables (tax aggressiveness, earnings persistence and corporate social responsibility) toward firm value, based on significant value 0.04 is lower than 0.05 and Fvalue (4.925) > Ftable (2.723). This research also shows that partially, earning persistence gives influence toward firm value, where tvalue 3.329 > ttable 1.992 and significant value is lower than 0.05 (0.001 < 0.05), on the other side, tax aggressiveness and corporate social responsibility doesn’t affect the firm value because each variable has significant value higher than 0.05 and tvalue < ttabel. On the determinant test, independent variables (agressiveness, earning persistence, and corporate social responsibility) give 14,2% influence toward dependent variable (firm value). Meanwhile, 85,8% is affected by another variables that does not include in this regression analysis, such as profitability, capital structure, management ownership, institutional ownership, etc. Keyword: firm value, tobin’s q, earnings persistence, tax agressiveness, book-tax difference, corporate social responsibility
vi
PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK, TINGKAT PERSISTENSI LABA, DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014) ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh antara agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap nilai perusahaan, secara simultan dan parsial. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda pada perusahaan indeks LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data yang diperoleh merupakan data sekunder berdasarkan laporan keuangan dalam kurun waktu tiga tahun pada periode 2012 - 2014. Total sampel diperoleh sebanyak 81 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel (agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan tanggung jawab sosial perusahaan) terhadap nilai perusahaan, terlihat nilai signifikan 0,04 di bawah 0,05 dan nilai Fhitung (4,925) > Ftabel (2,723). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tingkat persistensi laba terhadap nilai perusahaan, dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 3.329 > 1.992 atau nilai sig. lebih kecil dari 0.05 (0.001 < 0.05), sedangkan variabel agresivitas pajak dan tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahan karena masing-masing variabel memiliki nilai thitung < ttabel atau nilai sig. > 0.05. Pada uji determinasi terdapat pengaruh sebesar 14,2% dari variabel independen (agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan tanggung jawab sosial perusahaan) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan). Sedangkan, sebanyak 85,8% dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk ke dalam analisis regresi ini, seperti profitabilitas, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, struktur modal. Kata Kunci: nilai perusahaan, tobin’s q, agresivitas pajak, persistensi laba, tanggung jawab sosial perusahaan, book-tax difference
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi Laba, Dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia 2012 – 2014)”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis, serta abang dan kakakku yang terus memacu untuk tetap berjuang menyelesaikan penulisan skripsi ini. 2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, LC, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Dr.Rini,M.Si.,Ak.,CA. selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, ilmu pengetahuannya dan selalu sabar dalam menghadapi kekurangan yang peneliti miliki selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini. 4. Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.CA selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, ilmu pengetahuannya dan selalu sabar dalam menghadapi kekurangan yang peneliti miliki selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa viii
terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua. 6. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 7. Teman-teman seperjuangan Mildit, Adit, teh Dina, Nabil, Retno, Diden, Dita yang selalu mendukung, menyemangati, berjuang bersama, dan semua teman se-Geng Green Generation
yang memberi warna pada masa-masa
penyelesaian skripsi, Muchsin yang turut menyumbangkan ilmu dan tenaganya, Irma, Kiki, Cici dan teman-teman lainnya yang secara tidak langsung turut memberikan semangat dan do’anya. 8. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi peneliti, suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih banyak. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta,
Desember 2015
(Nike Beliza)
ix
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi ......................................................................... i Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .................................................. ii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .............................................................. iii Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .............................................. iv Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. v Abstract ........................................................................................................... vi Abstrak ........................................................................................................... vii Kata Pengantar .............................................................................................. viii Daftar Isi ........................................................................................................ x Daftar Tabel.................................................................................................... xiii Daftar Gambar ............................................................................................... xiv Daftar Lampiran ........................................................................................... xv BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian .......................................................... 1 B. Rumusan Masalah...................................................................... 14 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 15 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 17 A. Landasan Teori .......................................................................... 17 1. Nilai Perusahaan ................................................................... 17 2. Agresivitas Perusahaan ........................................................ 20 3. Persistensi Laba .................................................................... 23 4. Corporate Social Responsibility (Tanggungjawab Sosial Perusahaan) ................................... 25 B. Penelitian Terdahulu ................................................................. 30 C. Keterkaitan Antar Variabel ....................................................... 38 1. Keterkaitan Antara Variabel Agresivitas Pajak Terhadap Nilai Perusahaan .................................................. 38 2. Keterkaitan Antara Variabel Tingkat Persistensi Laba x
Terhadap Nilai Perusahaan .................................................. 38 3. Keterkaitan Antara Variabel Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan .................................................. 40 D. Kerangka Pemikiran ................................................................. 41 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 43 A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 43 B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ................................... 43 C. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 44 D. Metode Analisa Data ................................................................ 45 1. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 45 2. Uji Hipotesis ........................................................................ 49 3. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................ 51 E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 52 1. Nilai Perusahaan (Y) ............................................................ 52 2. Agresivitas Pajak (X1) .......................................................... 53 3. Tingkat Persistensi Laba (X2) .............................................. 54 4. Corporate Social Responsibility (X3) ................................... 55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 56 A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 56 1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................... 56 2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................ 56 B. Hasil Uji Analisi Penelitian ...................................................... 58 1. Hasil Uji Deskriptif .............................................................. 58 2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................... 60 3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 67 4. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda .......... 70 C. Pembahasan ... .......................................................................... 72 1. Pengaruh Agresivitas Pajak Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan .................................................... 72 2. Pengaruh Tingkat Persistensi Laba terhadap Nilai Perusahaan .................................................... 73 3. Pengaruh Corporate Social Responsibility xi
terhadap Nilai Perusahaan .................................................... 73 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 75 A. Kesimpulan .... .......................................................................... 75 B. Saran .............. .......................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78 LAMPIRAN .................................................................................................... 82
xii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu ............................................................... 31
4.1
Proses Seleksi Populasi Perusahaan LQ-45 ............................. 57
4.2
Daftar Perusahaan LQ 45 ........................................................ 57
4.3
Hasil Uji Deskriptif Data .......................................................... 59
4.4
Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik .............................. 62
4.5
Hasil Uji Multikolonieritas ...................................................... 63
4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Glejser) ................................................................................... 65
4.7
Hasil Uji Autokolerasi ............................................................. 66
4.8
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ...................................... 67
4.9
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) .......................................... 68
4.10
Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .............................. 69
4.11
Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ........................ 71
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ................................................................. 42
4.1
Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik ................................ 61
4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik............................. 64
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1
Daftar Sampel .......................................................................... 83
2
Lampiran Daftar Rincian Data Variabel Penelitian 2012-2014 ................................................ 85
3
Perhitungan Pengungkapan CSR.............................................. 87
4
Lampiran Hasil Output Spss 22 ............................................... 89
5
Lampiran Indikator Pengungkapan CSR .................................. 94
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan umumnya berusaha meningkatkan nilai perusahaan setiap periode, karena tingginya nilai perusahaan yang tercermin dalam harga saham, akan dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham (Ilmiani dan Sutrisno, 2014). Hal ini memberi dampak para pemegang saham tetap mempertahankan investasinya dan calon investor tertarik menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut. Berbagai upaya dilakukan pihak manajemen untuk meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya adalah dengan melakukan pengurangan biaya pajak yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting dan terbesar. Oleh karenanya, pembayaran pajak perusahaan memiliki implikasi bagi masyarakat dan sosial karena membentuk fungsi yang penting dalam membantu mendanai penyediaan barang publik dalam masyarakat, termasuk hal-hal seperti pendidikan, pertahanan nasional, kesehatan masyarakat, transportasi umum, dan penegakan hukum (Friese, dkk, 2008 dalam Lanis dan Richardson, 2012). Untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing, maka perusahaan akan menekan biaya seoptimal mungkin, dalam hal ini beban pajak itu sendiri. Dari sinilah muncul perilaku yang dinamakan agresivitas pajak. Hlaing (2012) 1
mendefinisikan agresivitas pajak sebagai cakupan semua kegiatan perencanaan pajak yang akan perusahaan tempuh dalam mengurangi tarif pajak efektif. Definisi tindakan pajak agresif menurut Frank, dkk., (2004), yaitu suatu tindakan yang bertujuan untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan pajak baik menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong tax evasion. Di Indonesia banyak kasus terkait pajak. Salah satunya, terdapat kasus dugaan
penggelapan
pajak
PT
Bumi
Resources
Tbk,
termasuk
anak
perusahaannya PT Arutmin Indonesia, dan PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar Rp.2,1 triliun pada tahun 2007.
Lembaga Sosial Masyarakat, Indonesian
Corruption Watch (ICW) menilai, jumlah itu membengkak menjadi Rp.11,426 triliun setelah perusahaan diduga kurang membayar royalti pada periode 20032008. Direktorat Jenderal (Dirjen) Pajak sendiri tidak tinggal diam. Institusi yang bernaung di bawah Departemen Keuangan ini terus melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap tunggakan pajak tiga perusahaan Grup Bakrie tersebut. Dirjen Pajak yang mengetahui kasus ini mengatakan kemungkinan penambahan nilai kerugian negara terjadi karena dalam proses penyidikan yang dilaksanakan, penyidik menemukan komponen biaya pada PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang tidak sesuai dengan seharusnya, sehingga menyebabkan besaran pajak yang dibayarkan menjadi kecil. Itu salah satunya dari biaya bunga pinjaman, yang bila ditelusuri nilainya bisa mencapai ratusan miliar rupiah (Dini, 2010). Komponen biaya merupakan salah satu komponen yang bisa dikurangkan dari penghasilan bruto dalam rangka penentuan penghasilan kena pajak. Namun, berdasarkan ketentuan perpajakan, tidak semua komponen biaya bisa dikurangkan 2
dari penghasilan bruto. Perbedaan asumsi biaya sebagai beban yang dapat dikurangkan antara akuntasi dan pajak menyebabkan terdapat perbedaan antara laba akuntansi dan laba perpajakan. Adanya 2 jenis laba tersebut menyebabkan laba yang dihasilkan perusahaan berbeda sehingga mempengaruhi kualitas laba. Laba merupakan salah satu indikator penting dalam laporan keuangan yang digunakan untuk mengetahui peningkatan nilai perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan (Parawiyati, 1996 dalam Siallagan, 2006). Baik kreditur maupun investor,
menggunakan
laba
untuk:
mengevaluasi
kinerja
manajemen,
memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang. Meningkatkan nilai adalah tujuan utama yang ingin dicapai setiap perusahaan. Karena persistensi merupakan salah satu karakteristik kualitatif relevansi laba (Jonas dan Blanchet, 2000 dalam Suwandika dan Astika, 2013), maka semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal, persistensi laba perusahaan akan semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal, maka semakin tinggi persistensi laba yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Wijayanti (2006) perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal secara negatif berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar selisih laba akuntansi dengan laba fiskal maka persistensi laba perusahaan itu juga akan semakin rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hanlon (2005). Persistensi laba menjadi pusat perhatian bagi para pengguna laporan keuangan, khususnya bagi 3
mereka yang mengharap persistensi laba yang tinggi karena persistensi laba menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja, dan pembuatan kontrak. Agar dapat memberikan informasi yang handal maka laba harus persisten. Prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien. Semakin tinggi kemungkinan laba akuntansi di masa depan yang tercermin dari laba tahun berjalan, maka laba memiliki persistensi yang tinggi. Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan harganya meningkat lebih besar dan nilai perusahaan juga semakin naik. Konsep Teoritis mengenai jenis-jenis biaya yang bisa menjadi pengurang penghasilan
bruto
sebagaimana
dikemukakan
oleh
Sommerfeld
dalam
Ompusunggu (2009), bahwa pengeluaran tersebut memenuhi kriteria-kriteria yaitu: 1) Ordinary expense, bahwa komponen biaya secara umum dapat menjadi pengurang penghasilan bruto bagi semua Wajib Pajak. 4
2) Necessary, bahwa biaya yang dikeluarkan dianggap mampu untuk memberi kontribusi menghasilkan pendapatan perusahaan. 3) Trade or business, bahwa biaya usaha adalah berhubungan dengan kegiatan lini usaha perusahaan. 4) Reasonable in amount, bahwa biaya yang dikeluarkan merupakan jumlah yang wajar sesuai dengan kepentingan usaha. Dalam UU PPh No.36 tahun 2008, biaya-biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible expense) tertuang dalam pasal 6. Komponenkomponen biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto perusahaan di dalam UU tersebut, terdapat diantaranya komponen biaya yang dibebankan karena perusahaan melaksanakan program CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan. Kegiatan tanggung jawab sosial ini menjadi marak dibahas sejak disahkannya UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal, dimana dalam pasal 74 UU PT mewajibkan perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan yang melekat pada setiap perseroan dan yang tidak melaksanakan akan dikenai sanksi hukum, serta dalam pasal 15 (b) UU Penanaman Modal mewajibkan setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: kep-431/bl/2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik juga menyebutkan bahwa perusahaan wajib mengungkapkan
5
kegiatan tanggung jawab sosialnya baik di dalam laporan tahunan perusahaan atau di dalam laporan keberlanjutan tersendiri. Tanggung jawab utama sebuah perusahaan secara historis adalah untuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dan meningkatkan nilai pemegang saham (maximize shareholders value). Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Friedman dalam Baron (2003), bahwa tanggung jawab perusahaan adalah menjalankan perusahaan sesuai dengan keinginan pemilik untuk menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin sepanjang tidak melanggar hukum masyarakat dan etika. Tentu saja dengan adanya ketentuan tentang CSR yang diatur oleh pemerintah membuat investor dan para pemegang saham kebingungan. Perusahaan akan menganggarkan kewajiban tersebut sebagai biaya perseroan, yang akan dibebankan dalam biaya sebagai pengurang penghasil bruto dan berpotensi mengurangi kewajiban perpajakan dikemudian hari. Namun di sisi lain, investor dan pemegang saham ingin memperoleh laba yang besar dengan meminimalkan biaya perusahaan. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, tujuan tersebut mengalami pergeseran. Adanya tuntutan dari masyarakat pengguna hasil-hasil produksi perusahaan, membuat perusahaan mengubah orientasi tujuannya, bukan lagi hanya mengejar laba tetapi bagaimana masyarakat memberikan pengakuan terhadap eksistensi perusahaan. Tanggung jawab sosial dapat dikatakan sebagai cara perusahaan mengatur proses produksi yang berdampak positif pada komunitas. Dapat pula dikatakan, sebagai proses penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan untuk meraih 6
keuntungan, baik internal (pekerja, shareholder), maupun eksternal (kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota komunitas, kelompok komunitas sipil dan perusahaan lain). Pada dasarnya, bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dapat beraneka ragam, dari yang bersifat charity sampai pada kegiatan yang bersifat pengembangan komunitas (Community Development). Dengan adanya tanggung jawab sosial sebenarnya perusahaan diuntungkan karena dapat menciptakan lingkungan sosial yang baik serta dapat menumbuhkan citra positif perusahaan, tentu hal ini dapat meningkatkan iklim bisnis bagi perusahaan. Di Indonesia, sudah banyak perusahaan yang melaksanakan program CSR, beberapa diantaranya: 1. Kontribusi sosial-lingkungan di Aqua sudah dimulai sejak sebelum CSR jadi tren saat ini di Indonesia. Terbentuknya Departemen CSR tahun 2005 di Aqua menginisiasi pelaksanaan beberapa kegiatan, salah satunya Program Aqua Lestari yang merupakan sustainable initiative. Perspektif pengelolaan dampak pun mulai terlihat, dimana Danone kemudian melakukan kajian perhatian pemangku kepentingan serta isu yang harus ditangani perusahaan misalnya dari aspek transportasi, pengelolaan limbah, akses air, konservasi, program pengembangan masyarakat dan lainnya. Pada tahun 2010 Aqua mulai merapikan, memfokuskan strategi dan melihat kegiatan CSR secara komprehensif. 2. Pengembangan pendidikan berkarakter, menjadi fokus kegiatan tanggung jawab sosial (CSR) Trakindo. Maka dari itu, perusahaan yang berdiri pada 1970 dan telah memiliki lebih dari 65 cabang di seluruh negeri mulai yang 7
terbentang dari Sumatera hingga ke Papua, ingin mengembangkan model pendidikan yang tidak melulu menyoal kemampuan kognitif belaka, namun menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan dan akhlak. Pada periode 20122013, Trakindo telah memberikan Bantuan Pendidikan bagi 40 Sekolah Dasar Negeri di seluruh Indonesia dan Program Pendidikan Alat Berat (COOP) bagi 10 SMK Negeri dan 5 Politeknik di Indonesia. Program dilakukan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Saat ini, lebih dari 13.000 murid dan seribu guru telah merasakan manfaatnya. Tidak hanya itu, Trakindo juga telah merenovasi lebih dari 500 ruangan kelas sekolah di Indonesia yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. 3. Sampoerna, Tbk, perusahaan rokok yang telah memulai bisnisnya di Indonesia selama puluhan tahun yang lalu telah banyak berkontribusi dalam mengurangi penggangguran dengan membuka lapangan pekerjaan. Puluhan ribu masyarakat Indonesia saat ini menjadi tulang punggung proses produksi perusahaan rokok terbesar di Indonesia. 4. PT. Telekomunikasi Indonesia, kegiatan tanggung jawab sosial Telkom cukup beragam dengan jangkauan seluruh Indonesia. Salah satu kegiatan tanggung jawab sosial Telkom dikelola oleh unit Telkom Community Development Center (Telkom CDC) yang berdiri secara resmi sejak 2001. Melalui CDC, Telkom mengelola program PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) yang tersebar di seluruh Nusantara. Kegiatan tanggung jawab sosial Telkom yang cukup menonjol adalah di bidang pendidikan. Pada posisi sampai dengan Triwulan III 2006, dana yang dikeluarkan untuk 8
bantuan pendidikan dan pelatihan (BPP) mencapai 49% dari seluruh anggaran Bina Lingkungan Telkom. 5. Bank Mandiri, sebagai salah bank pemerintah telah merealisasikan Program Bina Lingkungan 2007 di bidang kesehatan dengan melaksanakan khitanan massal bagi 5.000 anak yang tersebar di 15 lokasi kota besar Indonesia. Kegiatan ini juga sebagai bentuk kepedulian Bank Mandiri terhadap anakanak tidak mampu. 6. Selain bank pemerintah, Bank Danamon sebagai salah satu bank swasta nasional juga melaksanakan tanggung jawab sosial dengan program ”Danamon Peduli”. Program Danamon Peduli dimulai tahun 2001, dan terus berkembang, sehingga pada tanggal 17 Februari 2007 didirikanlah Yayasan Danamon Peduli oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk dan PT. Adira Dinamika Multifinance Tbk untuk memberikan akses yang lebih luas kepada para pihak yang mempunyai misi yang sama dalam menciptakan kesejahteraan. Berdasarkan UU PPh No.36 Tahun 2008, Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pajak dapat memberikan insentif pajak dengan memperkenankan pengeluaran-pengeluaran tanggung jawab sosial sebagai pengurang penghasilan kena pajak untuk perusahaan yang konsisten menerapkan tanggung jawab sosialnya. Meskipun demikian, perusahaan tetap memandang berat dalam melaksanakan program CSR tersebut. Menurut Setiadji (2010) mengatakan bahwa selama ini perusahaan beranggapan memiliki dua beban yang sama yaitu beban pajak dan beban CSR. 9
Pada dasarnya kedua beban tersebut digunakan untuk mensejahterakan masyarakat. Namun agar perusahaan tidak memiliki dua beban maka perusahaan mulai mencari cara untuk meminimalkan pajak perusahaan melalui kegiatan agresivitas pajak. Tindakan tersebut tentu tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Oleh karena itu untuk menutupi tindakan tersebut perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosialnya lebih besar kepada masyarakat untuk mengubah presepsi dan memperoleh legitimasi dari masyarakat. Perusahaan dalam melakukan tindakan pajak agresif akan memperoleh keuntungan dan kerugian (Chen dkk., 2010 dalam Hidayanti, 2013). Keuntungan yang diperoleh berupa penghematan pajak sehingga jumlah kas yang dinikmati pemilik/pemegang saham dalam perusahaan menjadi lebih besar. Kerugian yang ditanggung yaitu kemungkinan perusahaan mendapatkan sanksi/penalti dari fiskus pajak, dan turunnya harga saham perusahaan. Seperti yang pernah menimpa bank swasta terbesar di Indonesia, Bank Central Asia (BCA) pada tahun 2014 lalu, ketika Ketua KPK, Abraham Samad, pada tanggal 21 April 2014, menetapkan Hadi Poernomo yang menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan periode tersebut, sebagai tersangka kasus manipulasi pajak pada tahun 2003. Dalam kasus yang diduga merugikan negara Rp.375 miliar itu, Hadi yang saat itu menjabat sebagai Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2003, mengabulkan permohonan keberatan pajak BCA melalui nota dinas bernomor ND192/PJ/2004/ pada 17 Juni 2004. Nota dinas yang dikeluarkan mendadak ini menganulir penolakan keberatan Direktorat Pajak Penghasilan yang saat itu dipimpin Sumihar Petrus Tambunan. Menurut salinan nota dinas yang diperoleh 10
Tempo, Hadi menyebutkan sejumlah alasan mengabulkan permohonan keberatan pajak BCA atas terdapatnya koreksi fiskal pemeriksa pajak senilai Rp.5,5 triliun. Menurut Hadi, seperti disebut dalam dokumen itu, BCA dianggap masih memiliki aset dan kredit macetnya ditangani Badan Penyehatan Perbankan Nasional sehingga koreksi Rp.5,5 triliun itu dibatalkan. Karena pembatalan ini, negara kehilangan pajak penghasilan dari koreksi penghasilan BCA senilai Rp.5,5 triliun itu. Perhitungan KPK nilainya Rp.375 miliar (Rizky, 2014). Penetapan status tersangka terhadap Hadi Poernomo dalam kaitan dengan pembayaran pajak PT Bank Central Asia Tbk memberi dampak buruk bagi saham emiten tersebut. Dikabarkan bahwa pihak Bank BCA sendiri sudah menghubungi KPK agar tidak mempublikasikan nama-nama dari Bank BCA yang terkait kasus korupsi pajak Bank BCA. Hal itu dilakukan untuk melindungi saham Bank BCA agar tidak anjlok akibat terseret kasus korupsi pajak. Namun, KPK menegaskan bahwa KPK tidak akan menuruti kemauan Bank BCA. Anjloknya nilai saham BCA akibat terseret kasus korupsi adalah resiko yang harus diterima. Dalam perdagangan di Bursa Efek Indonesia 22 April 2014, nilai saham emiten berkode BBCA itu turun 125 poin (1,12 persen) menjadi Rp.11.050 per lembar. Penurunan tersebut bertolak belakang dengan kenaikan harga saham emiten bank berkapitalisasi besar, seperti PT Bank BRI Tbk yang naik 150 poin (1,49 persen) menjadi Rp.10.200 dan PT Bank Mandiri Tbk yang naik 25 poin (0,25 persen) menjadi Rp.9.850. Saham BCA yang berpindah tangan sebanyak 226.074 lot atau jauh di atas rata-rata tiga bulan sebanyak 168.966 lot. Analis dari PT Recapital Securities, Agustini Hamid, memperkirakan terungkapnya kasus pajak BCA bakal 11
menggerus kepercayaan pelaku pasar atas emiten bank. Jadi, tak mengherankan jika pelaku pasar mengurangi kepemilikan saham pada bank itu. “Publik mulai mencemaskan integritas dan manajemen risiko yang dimiliki BCA,” ujarnya (Megel dkk., 2014) Penelitian mengenai pengaruh agresivitas perusahaan dalam hal ini tax avoidance terhadap nilai perusahaan pernah dilakukan oleh Juwita (2013) dan hasil penelitian menunjukkan bahwa tax avoidance jangka panjang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini memiliki keterbatasan data variabel moderasi kepemilikan keluarga karena tidak semua perusahaan menyediakan informasi yang transparan mengenai keterlibatan keluarga dalam manajemen dan kepemilikan suatu perusahaan. Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Simarmata dan Cahyonowati (2014) dengan hasil bahwa tax avoidance jangka pendek berpengaruh positif terhadap tax avoidance jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan nilai Cash ETR tahunan akan meningkatkan long-run tax avoidance (LRTA). Tax avoidance jangka panjang tidak memiliki pengaruh yang postitif terhadap nilai perusahaan. Hanlon dan Slemrod (2009) dalam Simarmata dan Cahyonowati (2014), penelitiannya menguji bagaimana reaksi pasar atas tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan, menunjukkan bahwa tindakan tax aggressiveness dapat meningkatkan atau menurunkan nilai saham perusahaan. Jika tax aggressiveness dipandang sebagai upaya untuk melakukan tax planning dan efisiensi pajak, maka pengaruhnya positif terhadap nilai perusahaan. Namun jika
12
dipandang sebagai tindakan non-compliance, hal tersebut akan meningkatkan risiko sehingga mengurangi nilai perusahaan. Menurut Lanis dan Richardson (2012) perusahaan yang telah terbukti melakukan agresivitas pajak dapat betindak sesuai dengan teori legitimasi dengan cara melakukan pengungkapan informasi CSR tambahan. Dari sudut pandang ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Kiroyan (dikutip dari Sayekti dan Wondabio, 2007), perusahaan berharap jika dengan menerapkan corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan akan memaksimalkan ukuran keuangan untuk jangka waktu yang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan corporate social responsibility berharap akan direspon positif oleh para pelaku pasar seperti investor dan kreditur yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap nilai perusahaan pernah dilakukan oleh Permanasari (2010). Dalam penelitiannya ditemukan bahwa variabel corporate social responsibility memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan keempat variabel, yaitu “Pengaruh Agresivitas Pajak, Tingkat Persistensi Laba, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014)”. 13
B. Rumusan Masalah Perusahaan yang melakukan agresivitas pajak dalam rangka menekan pajak yang dibebankan perusahaan sebagai biaya. Profitabilitas yang besar merupakan tujuan utama yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan. Apabila manajemen mampu menekan pajak maka perusahaan akan mendapatkan laba yang lebih besar. Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Namun, tindakan tersebut merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab secara sosial. Dengan adanya pengungkapan CSR diharapkan mampu menjadi media bagi masyarakat untuk mengetahui apakah perusahaan terlibat dalam agresivitas pajak. Karena adanya pengungkapan CSR pada laporan tahunan akan membuat informasi keuangan lebih transparan bagi pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan dan berharap akan direspon positif oleh para pelaku pasar seperti investor dan kreditur yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menjawab: 1. Apakah terdapat pengaruh variabel agresivitas pajak terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah terdapat pengaruh variabel tingkat persistensi laba terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah terdapat pengaruh variabel corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan? 14
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel agresivitas pajak terhadap nilai perusahaan. 2.Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel tingkat persistensi laba terhadap nilai perusahaan. 3.Untuk
mengetahui
apakah
terdapat
pengaruh
corporate
social
responsibility terhadap nilai perusahaan. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Manfaat Teoritis Bagi bidang akademik diharapkan dapat menambah wawasan pembaca. Selain itu dapat berkontribusi dalam literatur penelitian lebih lanjut tentang praktik agresivitas pajak, tanggung jawab sosial perusahaan, persistensi laba dan nilai perusahaan. b. Manfaat Praktis 1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan sebaiknya berhati-hati menentukan kebijakan khususnya mengenai pajak agar tidak tergolong dalam agresivitas pajak karena memiliki dampak yang sangat luas, tidak hanya kinerja perusahaan tetapi kepercayaan masyarakat.
15
2. Bagi Direktorat Jendral Pajak, diharapkan mampu mengidentifikasi kasus-kasus dan resiko terkait agresivitas pajak serta mempertegas peraturan perpajakan agar dapat meminimalisir kemungkinan perusahaan melakukan agresivitas pajak yang dapat mengurangi pajak sebagai penghasilan negara. 3. Bagi investor, pengungkapan corporate social responsibility dalam laporan tahunan diharapkan mampu menunjukan transparansi perusahaan guna membantu menentukan keputusan untuk berinvestasi. 4. Bagi peneliti diharapkan dengan adanya penelitian ini peneliti dapat menggali ilmu tentang apa yang telah dikemukakan di atas dan dapat dimanfaatkan di kehidupan yang sesungguhnya.
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Hal ini memberi dampak para pemegang saham tetap mempertahankan investasinya dan calon investor tertarik menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Ilmiani dan Sutrisno, 2014). Untuk mencapai nilai perusahaan yang maksimum umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan (Nurlela dan Islahuddin, 2008 dalam Kusumadilaga, 2010). Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan 17
prospeknya di masa depan. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan (Mardiyanto, 2008), di antaranya adalah: 1) Cash Flow Return On Asset (CFROA) Cash Flow Return On Asset (CFROA) merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan tidak terikat pada harga saham. 2) Q-Tobin Tobin's Q adalah perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai buku total aktiva. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur. Rumus rasio ini diformulasikan sebagai berikut:
Dimana :
Qit
= Nilai perusahaan pada tahun t;
MVEit = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value) perusahaan i pada tahun t, yang diperoleh dari hasil perkalian harga 18
saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun; BVit
= Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value) perusahaan i pada tahun t, diperoleh dari selisih total aset perusahaan dengan total kewajiban;
Dit
= Nilai buku dari total hutang pada perusahaan i tahun t.
3) Price to Book Value ( PBV) PBV adalah rasio yang menunjukkan apakah harga saham (harga pasarannya) yang diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Istilah teknisnya adalah apakah saham tersebut overvalued atau undervalued. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham, 1999), yang diproksikan dengan:
4) Market to Book Ratio (M/B Ratio) M/B Ratio merupakan formula untuk menghitung rata-rata nilai perusahaan yang dihitung dengan membagi nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas. 5) PER (Price Earning Ratio) PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham.
19
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah : a. Tingkat pertumbuhan laba b. Dividend Payout Ratio c. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal. Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi. 2. Agresivitas Pajak Secara bahasa, agresivitas berasal dari kata agresif yang berarti bersifat menyerang atau cenderung ingin melawan sesuatu yang dipandang sebagai situasi atau hal yang mengecewakan, menghalangi, atau menghambat (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Maka, secara bahasa, agresivitas pajak dapat
20
diartikan sebagai suatu reaksi/tindakan Wajib Pajak yang cenderung ingin menyerang atau melawan terhadap pajak. Definisi tindakan pajak agresif menurut Frank dkk., (2004), yaitu suatu tindakan yang bertujuan untuk menurunkan laba kena pajak melalui perencanaan pajak baik menggunakan cara yang tergolong atau tidak tergolong tax evasion. Walau tidak semua tindakan yang dilakukan melanggar peraturan, namun semakin banyak celah yang digunakan untuk menurunkan laba kena pajak maka perusahaan tersebut dianggap semakin agresif terhadap pajak (Supramono, 2010). Hlaing (2012) mendefinisikan agresivitas pajak sebagai cakupan semua kegiatan perencanaan pajak yang akan perusahaan tempuh dalam mengurangi tarif pajak efektif, sesuai dengan pengertian tax avoidance yang diungkapkan oleh Dyreng, dkk (2008). Terdapat beberapa pengukuran agresivitas pajak (Hanlon dan Heitzman, 2010), diantaranya : a. Effective Tax Rate (ETR)
Efektivitas pembayaran pajak yang dilakukan perusahaan, dihitung dengan cara membagi total beban pajak perusahaan dengan laba sebelum pajak penghasilan.
21
b.Cash ETR
Efektivitas pembayaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan dalam arus kas. Fungsi dari Current ETR adalah mengakomodasikan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan sehingga dapat mengukur agresivitas pajak dalam jangka pendek. c. GAAP ETR
GAAP ETR melihat beban pajak yang dibayarkan dalam tahun berjalan, yang didalamnya mengandung beban pajak kini dan beban pajak tangguhan, namun GAAP ETR memiliki kekurangan yaitu nilai yang diinput adalah nilai berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipengaruhi oleh estimasi-estimasi akuntansi sehingga timbul perbedaan sementara antara komersial dan fiskal. d.Book Tax Differences (BTD) Pengukuran Book Tax Differences yaitu dengan cara mengurangkan laba sebelum pajak di laporan laba rugi dengan laba kena pajak secara fiskal. Untuk mengontrol perbedaan dalam skala perusahaan dan juga Book Tax Differences yang dinaikkan oleh nilai buku aset, maka Book Tax Differences juga diskala dengan membaginya dengan nilai buku aset, yang dirumuskan sebagai berikut:
22
Dimana: - BTD adalah perhitungan untuk mengukur selisih antara laba akuntansi dan laba secara fiskal. - Book Incomeit adalah pendapatan sebelum pajak untuk perusahaan i pada tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan. - Taxable Incomeit adalah pendapatan yang digunakan untuk menghitung beban pajak kini, atau pendapatan sebelum pajak perusahaan i pada tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan setelah dilakukan koreksi fiskal. 3. Persistensi Laba Persistensi laba adalah kemungkinan laba akuntansi yang diharapkan di masa mendatang (expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun berjalan (current earnings). Semakin tinggi kemungkinan laba akuntansi di masa depan yang tercermin dari laba tahun berjalan, maka laba memiliki persistensi yang tinggi. Persistensi laba menjadi pusat perhatian bagi para pengguna laporan keuangan, khususnya bagi mereka yang mengharap persistensi laba yang tinggi karena persistensi laba menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja, dan pembuatan kontrak. Agar dapat memberikan informasi yang handal maka laba harus persisten. 23
Karena persistensi merupakan salah satu karakteristik kualitatif relevansi laba, maka semakin besar perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal, persistensi laba perusahaan akan semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal, maka semakin tinggi persistensi laba yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Wijayanti (2006) perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal secara negatif berpengaruh signifikan terhadap persistensi laba, hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar selisih laba akuntansi dengan laba fiskal maka persistensi laba perusahaan itu juga akan semakin rendah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hanlon (2005). (Lipe, 1990 dalam Meithy, 2006) Persistensi laba akuntansi diukur menggunakan koefisien regresi antara laba akuntansi periode sekarang dengan laba akuntansi periode yang lalu. Semakin tinggi (mendekati angka 1) koefisiennya menunjukkan persistensi laba yang dihasilkan tinggi, sebaliknya jika nilai koefisiennya mendekati nol, persistensi labanya rendah atau laba transitorinya tinggi. Jika nilai koefisiennya bernilai negatif, pengertiannya terbalik, yaitu nilai koefisien yang lebih tinggi menunjukkan kurang persisten, dan nilai koefisien yang lebih rendah menunjukkan lebih persisten. Persitensi laba dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Dimana : Eit
= laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i pada
tahun t
24
Eit-1 = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i sebelum tahun t β1
= persistensi laba akuntansi
4. Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) Definisi operasional CSR menurut Pedoman CSR Bidang Lingkungan adalah tindakan yang melampaui kepatuhan kepada segala hukum dan peraturan yang berkaitan dengan bidang usaha perusahaan, untuk: 1) Berkomitmen pada perilaku bisnis yang etis untuk meningkatkan kualitas hidup dari para pemangku kepentingan. 2) Berkontribusi pada keberlanjutan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial sebagai bagian dari proses pembangunan berkelanjutan. Menurut ISO 26000 Karakteristik dari Social Responbility adalah kemauan sebuah organisasi untuk mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas dampak dari keputusan sarta aktivitas yang mempengaruhi masyarakat dan lingkungan. Dalam ISO 26000 Social Responsibility mencakup 7 aspek utama, yaitu: tata kelola organisasi, hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan, praktek bisnis yang adil, isu konsumen serta keterlibatan dan pengembangan masyarakat. Program tanggung jawab social perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada tahun 1953. Setelah itu, CSR mengalami pengembangan konsep secara terus menerus, semula kegiatan CSR berorentasi pada “filantropi”, maka saat ini 25
telah dijadikan sebagai salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan “citra perusahaan” yang akan turut mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan beserta pentingnya pengembangan masyarakat terhadap penerapan CSR. Substansi CSR adalah dalam rangka kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang terkait dengannya baik lokal, nasional maupun global. Secara singkat, CSR mengandung makna bahwa perusahaan memiliki tugas moral untuk berlaku jujur, mematuhi hukum, menjujung integritas (Ardianto, 2011). Menurut The World Business Council for Sustainable Development (dalam Rika dan Ishlahuddin, 2008), Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi pada komonitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup karyawan beserta seluruh keluarganya. Hal tersebut dilakukan melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Menurut Boone dan Kurtz (dikutip oleh Harmoni dan Ade, 2008), pengertian tanggung jawab sosial (social responsibility) secara umum adalah dukungan manajemen terhadap kewajiban untuk mempertimbangkan laba, kepuasan pelanggan dan kesejahteraan masyarakat secara setara dalam 26
mengevaluasi kinerja perusahaan. Achda (2007) mengartikan CSR sebagai komitmen perusahaan untuk mempertanggungjawabkan dampak operasinya dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan serta terus-menerus menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada masyarakat dan lingkungan hidupnya. CSR merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Priyanto, 2008). Landasan teori yang mengatur tentang pengungkapan CSR adalah Legitimacy Theori yang mengatur tentang kontrak perusahaan dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan berdasarkan nilainilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan (Permanasari, 2010). Menurut Darwin (2006) cakupan CSR sangat luas, tidak hanya terkait dengan masalah sosial semata (corporate philanthropy). Secara umum isu CSR mencakup lima komponen pokok, yaitu: 1) Hak Asasi Manusia (HAM) Bagaimana perusahaan menyikapi masalah HAM dan strateginya serta kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghindari terjadinya pelanggaran HAM dalam perusahaan. 2) Tenaga Kerja (Buruh) Bagaimana kondisi tenaga kerja di supply chain ataupun dipabrik, mulai dari sistem panggajian, kesejahteraan hari tua dan keselamatan kerja, 27
peningkatan keterampilan dan profesionalisme karyawan, sampai pada pola penggunaan tenaga kerja di bawah umur. 3) Lingkungan hidup Bagaimana strategi dan kebijakan yang berhubungan dengan masalah lingkungan hidup. Usaha perusahaan mengatasi dampak lingkungan atas produk dan jasa mulai dari pengadaan bahan baku sampai pada masalah pembuangan limbah, serta dampak lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi dan distribusi produk. 4) Sosial masyarakat Bagaimana strategi dan kebijakan dalam bidang sosial dan pengembangan masyarakat setempat (community development), serta dampak operasi perusahaan terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat. 5) Dampak produk dan jasa terhadap pelanggan Apa saja yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa produk dan jasanya terbebas dari dampak-dampak negatif seperti menggangu kesehatan pelanggan, mengancam keamanan dan produk yang dilarang. Berdasarkan kelima komponen diatas maka komponen-komponen tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam menilai seberapa besar kesadaran perusahaan dalam memenuhi tanggung jawab sosialnya kepada stakeholdernya. Jika perusahaan hanya menjalankan salah satu komponen saja dari kelima komponen tersebut dapat dikatakan kesadaran perusahaan masih rendah.
28
Sebaliknya, jika perusahaan memenuhi kelima komponen tersebut dapat dikatakan kesadaran perusahaan tinggi terhadap tanggung jawab sosialnya. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-431/Bl/2012 Tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik juga menyebutkan bahwa perusahaan wajib mengungkapkan kegiatan tanggung jawab sosialnya baik di dalam laporan tahunan perusahaan atau di dalam laporan keberlanjutan tersendiri. Dalam ketentuan mengenai Bentuk dan Isi Laporan Tahunan poin h(1) bahasan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan meliputi kebijakan, jenis program, dan biaya yang dikeluarkan, antara lain terkait aspek: a) lingkungan hidup, seperti penggunaan material dan energi yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang, sistem pengolahan limbah perusahaan, sertifikasi di bidang lingkungan yang dimiliki, dan lain-lain; b) praktik ketenagakerjaan, kesehatan, dan keselamatan kerja, seperti kesetaraan gender dan kesempatan kerja, sarana dan keselamatan kerja, tingkat perpindahan (turnover) karyawan, tingkat kecelakaan kerja, pelatihan, dan lain-lain; c) pengembangan sosial dan kemasyarakatan, seperti penggunaan tenaga kerja lokal, pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan, perbaikan sarana dan prasarana sosial, bentuk donasi lainnya, dan lain-lain; dan d) tanggung jawab produk, seperti kesehatan dan keselamatan konsumen, informasi produk, sarana, jumlah dan penanggulangan atas pengaduan konsumen, dan lain-lain. 29
Aspek-aspek mengenai tanggung jawab sosial yang di atur oleh BPPMLK tersebut di atas, merupakan penyesuaian atas indeks standar pengungkapan CSR yang telah dirumuskan oleh Global Reporting Initiative (GRI), yang merupakan organisasi internasional terkemuka di bidang keberlanjutan. GRI mempromosikan penggunaan pelaporan keberlanjutan sebagai cara untuk organisasi untuk menjadi lebih berkelanjutan dan berkontribusi
terhadap
pembangunan
berkelanjutan.
Ada
3
dimensi
pengungkapan yang dirumuskan dalam Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4 (2013) , yaitu: ekonomi, lingkungan dan sosial, dengan total item adalah 91 indikator penilaian, yaitu: ekonomi 9 indikator, lingkungan 34 indikator, sosial 48 indikator
yang terbagi dalam, 16 indikator praktik tenaga kerja; 12
indikator hak asasi manusia; 11 indikator masyarakat; dan 9 indikator tanggungjawab produk. B. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang agresivitas pajak (TA), persistensi laba (EP), corporate social responsibility / tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan nilai perusahaan (FV) telah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain: Annisa (2015), Ilmiani dan Sutrisno (2014); Octaviana dan Rohman (2014); Juwita (2013); Permanasari (2010), dsb. Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1.
30
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Judul, Peneliti (Tahun)
Metode Penelitian
Metode Penelitian TA EP CSR FV (X1) (X2) (X3) (Y)
1.
“Pengaruh Corporate Social Responsibilit y, Struktur Modal dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan” –
Leni Nur Annisa (2015)
- Jenis penelitian: Penelitian kausatif. - Sumber data: Laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, dan laporan tahunan. - Populasi: Perusahaan go public yang terdaftar di BEI. - Sampel: 56 perusahaan dan 3 tahun penelitian, tahun 20102012. - Metode analisis data: Model Regresi Panel. - Variabel lainnya yang diteliti: Struktur modal dan kepemilikan institusional .
Hasil Penelitian
CSR berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan, struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Bersambung ke halaman berikutnya
31
No
Judul, Peneliti (Tahun)
2.
“Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Transparansi Perusahaan Sebagai Variabel Moderating” - Amalia Ilmiani,Catur Ragil Sutrisno (2014)
3.
“Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang Terhadap
Metode Penelitian
- Jenis penelitian: Penelitian kuantitatif. - Sumber data: Laporan keuangan dan laporan tahunan. - Populasi: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. - Sampel: 25 perusahaan dan 3 tahun penelitian, tahun 20102012. - Metode analisis data: Model Regresi Panel. - Variabel lainnya yang diteliti: Transparans i perusahaan sebagai variabel moderating. - Jenis penelitian: Penelitian kuantitatif. - Sumber
Metode Penelitian TA EP CSR FV (X1) (X2) (X3) (Y)
Hasil Penelitian
Variabel tax avoidance berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan. Variabel transparansi mampu memoderasi hubungan antara tax avoidance terhadap nilai perusahaan.
Tax avoidance jangka pendek berpengaruh positif
Bersambung ke halaman berikutnya
32
No
Judul, Peneliti (Tahun)
Metode Penelitian
Metode Penelitian TA EP CSR FV (X1) (X2) (X3) (Y)
Nilai data: Perusahaan Laporan Dengan keuangan Kepemilikan dan laporan Institusional tahunan. Sebagai - Populasi: Variabel Perusahaan Pemoderasi” manufaktur -Ari Putra yang Permata terdaftar di Simarmata, BEI. Nur - Sampel: 34 Cahyonowati perusahaan (2014) dan 2 tahun penelitian, tahun 20112012. - Metode analisis data: Model Regresi linier. - Variabel lainnya yang diteliti: Kepemilika n institusional sebagai variabel moderating.
4.
“Pengaruh
- Jenis penelitian:
Hasil Penelitian
terhadap tax avoidance jangka panjang. Tax avoidance jangka panjang tidak memiliki pengaruh yang postitif terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan dampak yang didapat bagi perusahaan ketika melakukan penghindara n pajak akan lebih berisiko dari keuntungan yang akan didapat. Kepemilika n institusional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara serempak CSR,
Bersambung ke halaman berikutnya
33
No
Judul, Peneliti (Tahun)
Metode Penelitian
Corporate Penelitian Social kuantitatif. Responsibility - Sumber Terhadap Nilai data: Perusahaan” - Laporan
Ira Agustine (2014)
keuangan dan laporan tahunan. - Populasi: Perusahaan terbuka yang terdaftar di BEI. - Sampel: 40 perusahaan dan 5 tahun penelitian, tahun 20082012. - Metode analisis data: Model Regresi linier berganda. - Variabel lainnya yang diteliti: Prosentase kepemilikan manajemen dan profitabilita s sebagai variabel moderating.
Metode Penelitian TA EP CSR FV (X1) (X2) (X3) (Y)
Hasil Penelitian
prosentase kepemilikan manajemen, ROA, interaksi antara CSR dan prosentase kepemilikan manajemen, dan interaksi antara CSR dan ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, CSR tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, Prosentase kepemilikan manajemen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, Interaksi antara CSR dan prosentase kepemilikan manajemen berpengaruh
Bersambung ke halaman berikutnya
34
No
Judul, Peneliti (Tahun)
5.
“Pengaruh Arus Kas Dan Persistensi Laba Terhadap Harga Saham” Fatkhur Rochman (2012)
Metode Penelitian
- Jenis penelitian: Penelitian kuantitatif. - Sumber data: Laporan keuangan dan laporan tahunan. - Populasi: Perusahaan yang termasuk dalam daftar Jakarta Islamic Index di BEI. - Sampel: 36 perusahaan dan 6 tahun penelitian, tahun 20052011. - Metode analisis data: Model Regresi linier
Metode Penelitian TA EP CSR FV (X1) (X2) (X3) (Y)
Hasil Penelitian
signifikan terhadap nilai perusahaan, interaksi antara CSR dan profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan persistensi laba mempunyai pengaruh terhadap harga saham sebesar 2,4%. Secara parsial, variabel persistensi laba berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham, sedangkan arus kas operasi, arus kas investasi dan arus pendanaan
Bersambung ke halaman berikutnya
35
No
Judul, Peneliti (Tahun)
Metode Penelitian
Metode Penelitian TA EP CSR FV (X1) (X2) (X3) (Y)
berganda.
tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Variabel lainnya yang diteliti: Arus kas.
6.
“Pengaruh Corporate Social Responsibilit y Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating” - Rimba Kusumadilag a (2010)
7.
- Jenis penelitian: Penelitian kuantitatif. - Sumber data: Laporan keuangan dan laporan tahunan. - Populasi: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. - Sampel: 63 perusahaan, tahun penelitian 2006-2008. - Metode analisis data: Model Regresi linier berganda. - Variabel lainnya yang diteliti: Profitabilita s sebagai variabel moderating.
“Pengaruh Kepemilikan - Jenis Manajemen, penelitian: Kepemilikan Penelitian
Hasil Penelitian
Variabel CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, Variabel profitabilitas sebagai variabel moderating tidak dapat mempengaruh i hubungan CSR dan nilai perusahaan, terdapat perbedaan luas pengungkapan CSR periode sebelum dan sesudah berlakunya UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Variabel corporate social responsibilit
Bersambung ke halaman berikutnya
36
No
Judul, Peneliti (Tahun)
Institusional, Dan Corporate Social Responsibilit y Terhadap Nilai Perusahaan” Wien Ika Permanasari (2010)
Metode Penelitian
kuantitatif. - Sumber data: Laporan keuangan dan laporan tahunan. - Populasi: Perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEI. - Sampel: 68 perusahaan, tahun penelitian 2007-2008. - Metode analisis data: Model Regresi linier berganda.
Metode Penelitian TA EP CSR FV (X1) (X2) (X3) (Y)
Hasil Penelitian
y memiliki pengaruh positif dan siginfikan. Variabel kepemilikan institusional tidak memiliki berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel kepemilikan manajemen tidak memiliki berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Variabel lainnya yang diteliti: Kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional.
Sumber: Penelitian Terdahulu
37
C. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis 1. Keterkaitan Variabel Agresivitas Pajak terhadap Nilai Perusahaan Agresivitas pajak merupakan tindakan yang dilakukan perusahaan dalam upaya untuk mengoptimalkan biaya agar dapat mengecilkan nilai laba kena pajak perusahaan. Perusahaan dalam melakukan tindakan pajak agresif akan memperoleh keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang diperoleh berupa
penghematan
pajak
sehingga
jumlah
kas
yang
dinikmati
pemilik/pemegang saham dalam perusahaan menjadi lebih besar (Chen dkk., 2010 dalam Hidayanti, 2013). Kerugian yang ditanggung yaitu kemungkinan perusahaan mendapatkan sanksi/ penalti dari fiskus pajak, dan turunnya harga saham perusahaan (Sari dan Martani, 2010 dalam Hidayanti, 2013). Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya
juga
baik.
Karena
tujuan
utama
perusahaan
adalah
meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H1 : Agresivitas pajak berpengaruh terhadap nilai perusahaan 2. Keterkaitan Variabel Tingkat Persistensi Laba terhadap Nilai Perusahaan Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan. Baik kreditur maupun investor, menggunakan laba untuk: mengevaluasi kinerja 38
manajemen, memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang. Earnings dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila earnings yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi harga dan return saham. Atas dasar persistensi, laba yang berkualitas adalah laba yang persisten yaitu laba yang berkelanjutan, lebih bersifat permanen dan tidak bersifat transitori. Persistensi sebagai kualitas laba ini ditentukan berdasarkan perspektif kemanfaatannya dalam pengambilan keputusan khususnya dalam penilaian ekuitas (Gamayuni, 2012). Persistensi laba menjadi pusat perhatian bagi para pengguna laporan keuangan, khususnya bagi mereka yang mengharap persistensi laba yang tinggi karena
persistensi
laba
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
mempertahankan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja, dan pembuatan kontrak. Agar dapat memberikan informasi yang handal maka laba harus persisten (Darraough, 1993 dalam Fanani, 2010). Penman (2001)
dalam Suwandika dan Astika (2013) menyatakan
bahwa persistensi laba adalah laba akuntansi yang diharapkan di masa mendatang (expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun berjalan (current earnings). Informasi yang terkandung dalam book tax gap mempengaruhi laba perusahaan di masa mendatang, sehingga dapat 39
mempengaruhi persistensi laba serta dapat membantu investor dalam menentukan kualitas laba dan nilai perusahaan. Prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien. Semakin tinggi kemungkinan laba akuntansi di masa depan yang tercermin dari laba tahun berjalan, maka laba memiliki persistensi yang tinggi (Persada dan Martani, 2010). Laba bersih yang tinggi menunjukkan earning per share yang tinggi, yang berarti perusahaan mempunyai tingkat profitabilitas yang baik, dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan kepercayaan pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Karena saham-saham akan lebih diminati di bursa sehingga kecenderungan harganya meningkat lebih besar dan nilai perusahaan juga semakin naik, sehingga hipotesis kedua sebagai berikut: H2 : Terdapat pengaruh tingkat persistensi laba terhadap nilai perusahaan 3. Keterkaitan Variabel Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Tanggung jawab sosial dapat dikatakan sebagai cara perusahaan mengatur proses produksi yang berdampak positif pada komunitas. Dapat pula dikatakan, sebagai proses penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan untuk meraih keuntungan, baik internal (pekerja, shareholder), maupun eksternal (kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota komunitas, kelompok komunitas sipil dan perusahaan lain). Pada dasarnya, bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dapat beraneka ragam, dari yang bersifat 40
charity sampai pada kegiatan yang bersifat pengembangan komunitas (Community Development). Dengan adanya tanggung jawab sosial sebenarnya perusahaan diuntungkan karena dapat menciptakan lingkungan sosial yang baik serta dapat menumbuhkan citra positif perusahaan, tentu hal ini dapat meningkatkan iklim bisnis bagi perusahaan. Menurut Kiroyan (dikutip dari Sayekti dan Wondabio, 2007), perusahaan berharap jika dengan menerapkan Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan akan memaksimalkan ukuran keuangan untuk jangka waktu yang panjang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR berharap akan direspon positif oleh para pelaku pasar seperti investor dan kreditur yang nantinya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian mengenai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap nilai perusahaan pernah dilakukan oleh Permanasari (2010). Dalam penelitiannya ditemukan bahwa variabel corporate social responsibility memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, makanya hipotesis ketiga yaitu: H3 : Corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan D. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran konseptual pada dasarnya merupakan review atau tinjauan pustaka yang dituangkan dalam bentuk skema serta mencerminkan keterikatan antara variabel yang diteliti. Berdasarkan tinjauan pustaka yang
41
telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka konseptual penelitian ini seperti dalam gambar 2.1 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Perusahaan Kategori LQ 45 Variabel Independen (X)
Variabel Dependen (Y):
1. Agresivitas Pajak (X1) 2. Persistensi Laba (X2) 3. Corporate Social Responsibility (X3)
Nilai Perusahaan (Y)
Uji Asumsi Klasik
1. 2. 3. 4.
Uji Normalitas Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas
Analisis Regresi Linier Berganda
Uji Hipotesis
1. Uji F (Secara Simultan) 2. Uji t (Secara Parsial) 3. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Kesimpulan, Implikasi dan Saran
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu agresivitas pajak, persistensi laba, corporate social responsibility terhadap variabel dependen, yaitu nilai perusahaan. Yang menjadi unit analisis pada penelitian ini yaitu perusahaan yang termasuk dalam kategori LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengumpulkan data per tahun selama 3 tahun berturut-turut yaitu tahun 2012-2014 di BEI. B. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012 sampai tahun 2014. Pertimbangan pemilihan perusahaan LQ45 sebagai sampel adalah perusahaan tersebut merupakan perusahaan pilihan dimana perkembangan kinerja perusahaan selalu dipantau oleh BEI berdasarkan pendapat para ahli dari Bapepam-LK, universitas dan profesional. Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti, dimana ada syarat-syarat yang dibuat sebagai kriteria yang harus dipenuhi oleh
43
sampel. Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI dan tetap termasuk dalam golongan perusahaan LQ45 dalam kurun waktu tahun 2012-2014. 2) Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan menerbitkan laporan tahunan (annual report) berurut-turut selama tahun 2012-2014. 3) Perusahaan mengungkapkan informasi CSR dalam laporan tahunan perusahaan atau dalam laporan keberlanjutan tersendiri selama periode 20122014. C. Teknik Pengumpulan Data Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, baik yang bertujuan untuk mendeskripsikan maupun untuk menganalisis, diperoleh dari data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder adalah data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Sedangkan menurut Indriantoro dan Supomo (2009), data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder berupa: a. Data laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah diaudit untuk periode tahun 2012 sampai dengan 2014 yang diperoleh dari website BEI (www.idx.co.id), website masing-masing perusahaan dan website informasi pembelajaran yang disediakan oleh blogger di www.sahamok.co.id. 44
b. Data laporan keberlanjutan perusahaan yang diperoleh dari masing-masing website perusahaan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi melalui studi kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara mengumpulkan, membaca, mencatat dan memahami bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang yang menjadi topik pembahasan penulis yang dianggap penting dari berbagai sumber yang resmi, seperti buku, dokumen, artikel, laporan, jurnal, dll. D. Metode Analisis Data Untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel yang melibatkan lebih dari satu variabel bebas (independent/explanatory variable) terhadap satu variabel terikat (dependent variable), metode analisis data dalam penelitian ini (agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, corporate social responsibility, terhadap nilai perusahaan) menggunakan model regresi berganda atau multiple regression (Sunyoto, 2013). Tahapan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Asumsi Klasik Untuk menunjukkan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), maka perlu digunakan pengujian asumsi klasik. Uji asumsi dasar yang dilakukan adalah: a) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual 45
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2013): Analisis Grafik Metode yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Untuk dapat mengetahui apakah model regresi tersebut mengalami normalitas atau tidak dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Analisis Statistik Selain itu penelitian uji normalitas dapat juga menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Dalam penelitian ini,
uji
yang
dilakukan
untuk
menentukan
normalitas
dengan
menggunakan statistik Kolmogorov–Smirnov (Ghozali, 2013). Hal ini dapat dilihat sebagai berikut: a) Dengan membandingkan K-Shitung dengan K-Stabel : Jika K- Shitung < K- Stabel , Ho ditolak. Jika K- Shitung > K- Stabel , Ho diterima. b) Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan: Probabilitas > 0,05, maka Ho ditolak. Probabilitas < 0,05, maka Ho diterima. b) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan antara beberapa variabel bebas (independen) dalam model regresi 46
(Ghazali, 2013). Multikolinieritas merupakan keadaan dimana satu atau lebih variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linier dengan variabel lainnya. Artinya bahwa jika perubahan-perubahan bebas digunakan sama sekali tidak berkolerasi satu dengan yang lain maka bisa dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Uji multikolinearitas dapat juga dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Information Factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. c) Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas menunjukkan bahwa variance variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Data yang baik yaitu homoskedastisitas yaitu kesamaan varians dan residual. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran-ukuran (kecil, sedang dan besar). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat hasil output SPSS melalui grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual 47
(Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2013). Dasar analisis dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji Glejser yaitu dengan meregresikan antara variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Apabila signifikansi antara variabel bebas dengan absolut residual lebih dari 5% maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.. Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel bebas ada yang signifikan pada tingkat
kekeliruan
di
bawah
5%,
mengindikasikan
adanya
gejala
heteroskedastisitas. d) Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Untuk memeriksa adanya aotukorelasi, biasanya dilakukan uji statistik Durbin – Watson (D-W), dengan tingkat kepercayaan = 5%. Apabila D-W terletak antara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi (Santoso, 2002). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi 48
yang berurutan sepanjang waktu satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data rentet waktu (time series) karena “gangguan” pada seorang individu kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali 2013). 2. Uji Hipotesis a) Uji Simultan (Uji F) Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2013). Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,05. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 0,05), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 49
b) Uji Parsial (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2013). Uji t digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak (Santoso, 2007). Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan Ho yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009). Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat sebagai berikut: Uji Hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel 1) Apabila - thitung < - ttabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2) Apabila thitung ≤ ttabel atau - thitung ≥ - ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi 1) Jika angka sig. > 0,05, maka Ho diterima, 2) Jika angka sig. < 0,05, maka Ho ditolak, 50
3. Analisis Regresi Linier Berganda a) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Menurut Ghozali (2013) menyatakan Uji Koefisien Determinasi bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R². Adjusted R² ini digunakan karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika hasil yang diperoleh > 0,5 maka model yang digunakan dianggap cukup handal dalam melakukan suatu estimasi. Semakin besar angka Adjusted R² maka semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika Adjusted R² semakin kecil berarti semakin lemah model tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel terikatnya. b) Uji Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan model regresi linier berganda dimana variabel independen yaitu agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan corporate social responsibility terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan (price earning ratio). Model regresi linier berganda penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + Ɛ Keterangan:
Y
= Nilai Perusahaan
a
= Konstanta
b1…b3 = Koefisien regresi terhadap dugaan X1
= agresivitas pajak
X2
= persistensi laba 51
X3
= corporate social responsibility
Ɛ
= Standar Error
E. Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh agresivitas pajak, tingkat persistensi laba dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan, adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai Perusahaan (Y) Tobin's Q adalah perbandingan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai buku total aktiva. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004). Rumus rasio ini diformulasikan sebagai berikut:
Dimana: Qit
= Nilai perusahaan pada tahun t;
52
MVEit = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value) perusahaan i pada tahun t, yang diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun; BVEit
= Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value) perusahaan i pada tahun t, diperoleh dari selisih total aset perusahaan dengan total kewajiban;
Dit
= Nilai buku dari total hutang pada perusahaan i tahun t. Harga saham yang dimaksud disini adalah harga pada saat saham
penutupan atau harga terakhir dan merupakan harga yang tidak mungkin berubah sampai bursa diaktifkan kembali dan harga terakhir ini mewakili nilai bagi investor. Perusahaan yang menunjukkan Tobin’s Q lebih besar berarti perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan sangat baik. 2. Agresivitas Pajak (X1) Agresivitas pajak dapat diartikan sebagai suatu reaksi/tindakan Wajib Pajak yang cenderung ingin menyerang atau melawan terhadap pajak. Pengukuran agresivitas pajak yang menggunakan pengukuran Book Tax Differences diukur dengan cara mengurangkan laba sebelum pajak di laporan laba rugi dengan laba kena pajak secara fiskal. Untuk mengontrol perbedaan dalam skala perusahaan dan juga Book Tax Differences yang dinaikkan oleh nilai buku aset, maka Book Tax Differences juga diskala dengan membaginya dengan nilai buku aset, yang dirumuskan sebagai berikut:
53
Dimana: - BTD adalah perhitungan untuk mengukur selisih antara laba akuntansi dan laba secara fiskal. - Book Income
i t
adalah pendapatan sebelum pajak untuk perusahaan i pada
tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan. - Taxable Income
i t
adalah pendapatan yang digunakan untuk menghitung
beban pajak kini, atau pendapatan sebelum pajak perusahaan i pada tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan setelah dilakukan koreksi fiskal. - Total Asset it adalah nilai total buku aset 3. Tingkat Persistensi Laba (X2) Persistensi laba adalah kemungkinan laba akuntansi yang diharapkan di masa mendatang (expected future earnings) yang tercermin pada laba tahun berjalan
(current
earnings).
Persistensi
laba
dapat
diukur
dengan
menggunakan koefisien regresi antara laba akuntansi sebelum pajak satu periode masa depan dengan laba akuntansi sebelum pajak periode sekarang (Wijayanti, 2006). Laba akuntansi dianggap semakin persisten apabila koefisien regresinya semakin kecil. Persitensi laba dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Dimana: Ei t
= laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i pada
tahun t
54
Ei t-1 = laba akuntansi (earnings) setelah pajak perusahaan i sebelum tahun t β1
= persistensi laba akuntansi
4. Corporate Social Responsibility (X3) Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan diukur dengan CSRI (Corporate Social Responsibility Index) berdasarkan indikator GRI (Global Reporting Initiatives) dengan rumus (Priyanka, 2013) :
Keterangan : CSRIj
: Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan
ΣXIj
: jumlah indikator CSR yang diungkapkan perusahaan
NI j
: jumlah indikator CSR yang diharapkan diungkapkan oleh
perusahaan CSR Disclosure dengan menggunakan indikator dari Global Reporting Initiative (GRI) yang dituangkan dalam Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4 (2013) dengan jumlah 91 pengungkapan yang meliputi: ekonomi, lingkungan dan sosial, dengan total item adalah 91 indikator penilaian, yaitu: ekonomi 9 indikator, lingkungan 34 indikator, sosial 48 indikator yang terbagi dalam, 16 indikator praktik tenaga kerja; 12 indikator hak asasi manusia; 11 indikator masyarakat; dan 9 indikator tanggungjawab produk.
55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2012 sampai tahun 2014. Perusahaan LQ45 tersebut yang mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit 31 Desember tahun 2012 - 2014. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dan memenuhi kriteria adalah sebanyak 27 perusahaan, dimana penelitian dilakukan selama 3 tahun yaitu tahun 2012 hingga tahun 2014, sehingga terkumpul sebanyak 81 sampel. Data penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan, laporan tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan, dan harga saham yang terdapat di situs resmi Indonesia Stock Exchange yaitu www.idx.co.id, www.sahamok.co.id, National Center for Sustainability Reporting yaitu www.sra.ncsr-id.org dan situs masing-masing perusahaan. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh agresivitas pajak, tingkat persistensi laba, dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. 2. Deskripsi Sampel Penelitian Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti, dimana ada syarat-syarat yang dibuat sebagai kriteria yang harus dipenuhi oleh
56
sampel. Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan untuk perusahaan LQ45 tampak dalam Tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1 Proses Seleksi Populasi Perusahaan LQ-45 No. Kriteria 1. Perusahaan yang terdaftar di BEI dan termasuk dalam golongan perusahaan LQ45. 2. Perusahaan LQ45 yang tidak masuk berturut-turut selama kurun waktu 2012 - 2014. 3. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan menerbitkan laporan tahunan (annual report) berurutturut selama tahun 2012-2014. 4. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap terkait informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis data. Total Sampel Perusahaan Tahun Penelitian Total Sampel
Jumlah 45 (17) 0
(1) 27 3 81
Sumber: Data Diolah, 2015 Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah perusahaan yang menjadi objek penelitian berjumlah 27 perusahaan, jumlah perusahaan didapat dari hasil seleksi perusahaan LQ45 yang berturut-turut masuk ke dalam golongan perusahaan LQ45 selama periode penelitian (2012 - 2014). Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini: Tabel 4.2 Daftar Perusahaan LQ 45 No. Kode Nama Perusahaan 1. ALLI Astra Agro Lestari 2. ADRO Adaro Energy 3. AKRA AKR Corporindo 4. ASSI Astra Internasional 5. ASRI Alam Sutra Realty 6. BBCA Bank Central Asia 7. BBNI Bank Negara Indonesia Bersambung ke halaman berikutnya 57
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Kode BDMN BMRI CPIN EXCL GGRM HRUM ICBP INDF INTP ITMG JSMR KLBF LPKR LSIP PGAS PTBA SMGR TLKM UNTR UNVR
Nama Perusahaan Bank Danamon Bank Mandiri Charoen Pokhand Indonesia XL Axiata Gudang Garam Harum Energy Indofood CBP Sukses Makmur Indofood Sukses Makmur Indocement Tunggal Prakasa Indo Tambangraya Megah Jasa Marga Kalbe Farma Lippo Karawaci PP London Sumatera Perusahaan Gas Negara Tambang Batubara Bukit Asam Semen Indonesia Telekomunikasi Indonesia United Tractors Unilever Indonesia
Sumber Data: www.idx.co.id dan www.sahamok.co.id B. Hasil Uji Analisi Penelitian 1. Hasil Uji Deskriptif Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan fasilitas elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS versi 22.0 untuk memudahkan perolehan data sehingga dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 81 data observasi untuk perusahaan LQ-45 yang berasal dari perkalian antara periode penelitian 3 tahun, dari tahun 2012 sampai 2014 dengan jumlah perusahaan sampel 27 perusahaan. Berikut tabel hasil olahan data mengenai statistik deskriptif adalah sebagai berikut:
58
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskriptif Data Descriptive Statistics N FV1
81
TA1 Persistensi1 CSRI1 Valid N (listwise)
81 81 81
Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation 17.753801 .1816940 17.9354952 2.580730451 2.9539934335 2 .4519599 -.0533244 .3986355 .056301980 .0728879243 2.8803670 -.8627501 2.0176169 1.003968281 .3743461942 .7582418 .1648352 .9230769 .436575770 .1799231372
81
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015 Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan Tabel di atas, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap Nilai Perusahaan (FV) menunjukkan nilai minimum sebesar 0. 1816940, nilai maksimum sebesar 17. 9354952 dengan jarak antara nilai minimun dan maksimun tersebut sebesar 17.7538012; ratarata sebesar 2.580730451; dan standar deviasi 2.9539934335. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap agresivitas pajak (TA) menunjukkan nilai minimum sebesar -0.0533244, nilai maksimum sebesar 0.3986355 dengan jarak antara nilai minimun dan maksimun tersebut sebesar 0.4519599; dengan rata-rata sebesar 0.056301980; dan standar deviasi 0.0728879243. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap Persistensi Laba menunjukkan nilai minimum sebesar -0.8627501 nilai maksimum sebesar 2.0176169 dengan jarak antara nilai minimun dan maksimun tersebut sebesar 2.8803670; dengan rata-rata 1.003968281; dan standar deviasi 0.3743461942. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap Indeks CSR (CSRI) menunjukkan nilai minimum sebesar 59
0.1648352 nilai maksimum sebesar 0.9230769 dengan jarak antara nilai minimun dan maksimun tersebut sebesar 0.7582418; dengan rata-rata 0.436575770; dan standar deviasi 0.1799231372. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda. Sehingga perlu dihindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam penggunaan analisis regresi berganda. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan sebagai berikut: a. Hasil Uji Normalitas Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Menurut Ghozali (2013) uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan statistik, adapun hasil uji normalitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Hasil Uji Normalitas Secara Grafik Salah satu menentukan uji normalitas yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi 60
normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali, 2013). Adapun hasil perhitungan uji normalitas dengan melihat dari segi grafik yang ditunjukan pada gambar grafik p-p plot berikut ini: Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015 Hasil pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas (Ghozali, 2013). 2) Hasil Uji Normalitas Secara Statistik Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh 61
sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2013). Uji normalitas dapat dilakukan dengan Kolmogorov-Smirnov Test. Adapun hasil perhitungan uji normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji Kolmogorof-Smirnov adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Unstandardized Residual Residual N 81 72 a,b Normal Parameters Mean .0000000 .0000000 Std. 2.92960759 .76541151 Deviation Most Extreme Absolute .274 .097 Differences Positive .274 .087 Negative -.222 -.097 Test Statistic .274 .097 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .087 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015 Dari Tabel 4.4 pada kolom 2 dapat dilihat bahwa residual belum berdistribusi normal, dimana nilai Asymp. 0.000 < 0,05. Oleh sebab itu dilakukan transformasi data. Setelah transformasi data dilakukan dengan menggunakan log normal (ln) dan data kembali diuji normalitas residualnya dan diperoleh hasil olahan data Kolmogorov-Smirnov pada kolom 3 dengan model unstandardized yang menyatakan bahwa nilai Asymp. sig. 0,087. Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdisribusi normal, karena nilai unstandarized residual memiliki nilai Asymp. sig. > 0,05, ini mengartikan bahwa semua data terdistribusi dengan normal. 62
b. Hasil Uji Multikolinieritas Gejala multikollinearitas ditandai dengan adanya hubungan yang kuat diantara variabel independen (bebas) dalam suatu persamaan regresi. Apabila dalam suatu persamaan regresi terdapat gejala multikolinearitas maka akan menyebabkan ketidakpastian estimasi, sehingga kesimpulan yang diambil tidak tepat. Model regresi yang dinyatakan bebas dari multikolinearitas apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan Tolerance > 0,10. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 TA .987 1.013 Persistensi .983 1.017 CSRI .981 1.019 a. Dependent Variable: FV Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015 Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF (1.013; 1.017; 1.019) < 10 dan nilai tolerance (0.987; 0.983; 0.981) > 0,10, keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi variabel tidak sama untuk 63
semua pengamatan. Pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan 2 langkah yaitu secara grafik dan secara statistik, adapun uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1) Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2009). Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik
Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
64
Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. (Ghozali 2013). 2) Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik Uji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan uji Glejser yaitu dengan meregresikan antara variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual. Apabila signifikansi antara variabel bebas dengan absolut residual lebih dari 5% maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil uji Glejser dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji Glejser) Coefficientsa Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients Std. Model B Error Beta t Sig. 1 (Constant) .650 .195 3.328 .001 TA .036 .036 .121 1.003 .320 Persistensi .035 .139 .030 .249 .804 CSRI -.030 .161 -.022 -.184 .854 a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: Hasil Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015 Berdasarkan uji Glejser dapat diketahui bahwa nilai Sig. pada ketiga variabel bebas: tax aggresiveness (TA), persistensi, corporate social responsibility indeks (CSRI) > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi. 65
d. Hasil Uji Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW). Tabel 4.7 Hasil Uji Autokolerasi Model Summarya Model Durbin-Watson 1 1.855 a. Dependent Variable: FV Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015 Pada tabel di atas diketahui nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,855, berdasarkan nilai tersebut, maka hasil membuktikan tidak terjadi autokolerasi, karena nilai DW berada antara -2 sampai +2, maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif. 3. Hasil Uji Hipotesis a. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka hasil uji penelitian berpengaruh secara simultan atau bersama-sama.
66
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ANOVAa Sum of Mean Model Squares df Square F 1 Regression 9.037 3 3.012 4.925 Residual 41.596 68 .612 Total 50.633 71 a. Dependent Variable: FV b. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi
Sig. .004b
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015 Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh sebesar 4.925 > Ftabel sebesar 2,723 dengan tingkat signifikansi 0,004 < 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas agresivitas pajak, tingkat persistensi laba dan CSR terhadap nilai perusahaan berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat nilai perusahaan. Selain itu, dapat disimpulkan bahwa model layak diuji. b. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji T) Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali). Berdasarkan hasil olahan data statistik, maka dapat dilihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial adalah sebagai berikut:
67
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) Coefficientsa Model 1 (Constant) TA
t 3.435 .190
Sig. .001 .850
Persistensi 3.329 CSRI 1.541 a. Dependent Variable: FV
.001 .128
Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015 Agresivitas pajak (TA) dan indeks CSR (CSRI) terhadap nilai perusahaan (FV) tidak terdapat pengaruh yang signifikan, sedangkan persistensi laba
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (PV).
Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap nilai perusahaan (PV): 1) Pengaruh Agresivitas Pajak terhadap Nilai Perusahaan Variabel agresivitas pajak dengan nilai thitung sebesar 0.190 < 1.992 atau nilai sig. lebih besar dari 0.05 (0.850 > 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa agresivitas pajak tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan tindakan agresivitas pajak yang diproyeksikan melalui selisih perbedaan book income dan taxable income bukan merupakan tindakan perencanaan pajak yang bersifat agresif, sehingga pasar menerima informasi tersebut sebagai hal bukan merupakan tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen (Perdana, 2014). Terjadinya perbedaan merupakan karena
perbedaan persepsi antara peraturan perpajakan dan kebijakan
68
perusahaan, sehingga tidak akan berdampak pada kemakmuran para pemegang saham. 2) Pengaruh Tingkat Persistensi Laba terhadap Nilai Perusahaan Variabel tingkat persistensi laba dengan nilai thitung sebesar 3.329 > 1.992 atau nilai sig. lebih kecil dari 0.05 (0.001 < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa persistensi laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3) Pengaruh Coroporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Variabel corporate social responsibility dengan nilai thitung sebesar 1.541 < 1.992 atau nilai sig. lebih kecil dari 0.05 (0.128 > 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa corporate social responsibility tida berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 4. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Menurut Ghozali (2013) untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Adapun hasil uji determinasi Adjusted R2. Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 .422 .178 .142 .78211 a. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi b. Dependent Variable: FV Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
69
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda (R), koefisien determinasi (Adj R Square) dan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel model summaryb di atas diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0.422. Ini menunjukkan bahwa variabel agresivitas pajak, persistensi laba, indeks CSR terhadap nilai perusahaan mempunyai hubungan yang sedang. Hasil pada tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.178 dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah 0.142. Hal ini berarti 14.2% variasi dari nilai perusahaan bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (agresivitas pajak, persistensi laba, indeks CSR). Sedangkan sisanya (100% 14.2% = 85.8%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini, seperti tingkat profitabilitas, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, struktur modal. b. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut:
70
Tabel 4.11 Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t 1 (Constant) .967 .282 3.435 TA .010 .052 Persistensi .666 .200 CSRI .358 .232 a. Dependent Variable: FV Sumber: Olahan Data SPSS Statistic 22, 2015
.021 .190 .369 3.329 .171 1.541
Sig. .001 .850 .001 .128
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut: Y= 0,967 + 0,010X1 + 0,666X2 + 0,358X3 + 0,282 Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar 0.967. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel agresivitas pajak, persistensi laba dan corporate social responsibility dianggap konstan atau bernilai 0 (nol), maka nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0.967 satuan. Koefisien regresi pada variabel agresivitas pajak (TA) sebesar 0.10, hal ini berarti jika variabel agresivitas pajak bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0.010 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Koefisien regresi pada variabel persistensi sebesar 0.666, hal ini berarti jika variabel persistensi bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan akan bertambah sebesar 0.666 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
71
Koefisien regresi pada variabel corporate social responsibility (CSRI) sebesar 0.358, hal ini berarti jika variabel CSR bertambah satu satuan maka variabel nilai perusahaan akan meningkat sebesar 0.358 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa variabel tingkat persistensi laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel agresivitas dan corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, berikut ini interpretasi hasil penelitian. 1. Pengaruh Agresivitas Pajak Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara agresivitas pajak terhadap nilai perusahaan dilihat berdasarkan nilai signifikan lebih dari 0,05 (0.850 > 0.05). Hal ini dikarenakan tindakan agresivitas pajak yang diproyeksikan melalui selisih perbedaan book income dan taxable income bukan merupakan tindakan perencanaan pajak yang bersifat agresif, sehingga pasar menerima informasi tersebut sebagai hal bukan merupakan tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen (Perdana, 2014). Terjadinya perbedaan merupakan karena perbedaan persepsi antara peraturan perpajakan dan kebijakan perusahaan, sehingga tidak akan berdampak pada kemakmuran para pemegang saham. 2. Pengaruh Tingkat Persistensi Laba terhadap Nilai Perusahaan Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat persistensi laba terhadap nilai perusahaan dilihat berdasarkan nilai signifikan 72
lebih kecil dari 0,05 (0.001 < 0.05). Hal ini membuktikan bahwa semakin persisten laba perusahaan dari waktu ke waktu maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Prospek perusahaan dimasa yang akan datang dilihat dari pertumbuhan laba, dengan laba perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya yang dikeluarkan secara efisien. Semakin tinggi kemungkinan laba akuntansi di masa depan yang tercermin dari laba tahun berjalan, maka laba memiliki persistensi yang tinggi (Persada dan Martani, 2010).
Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan
pemodal untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut menambah modal bagi perusahaan sehingga berakibat naiknya nilai perusahaan. 3. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan, dilihat berdasarkan nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (0.128 > 0.05). Hal ini membuktikan bahwa penerapan CSR di dalam perusahaan bukan merupakan faktor yang menentukan nilai perusahaan baik atau sebaliknya. Karena penerapan CSR itu sendiri sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan dan telah diatur oleh pemerintah. Meskipun demikian, perusahaan tetap memandang berat dalam melaksanakan program CSR karena pengalokasian dana kepada program tersebut dapat menambah banyak beban perusahaan dan akan mengurangi pendapatan. Dengan demikian kualitas pengungkapan CSR di dalam perusahaan menjadi faktor yang menyebabkan praktik CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Selain itu, investor dalam mengambil keputusan 73
juga melihat kepada bagaimana perusahaan memanfaatkan modalnya untuk dapat menghasilkan keuntungan secara finansial yang dapat langsung dirasakan oleh investor, bukan kegiatan sosial yang dampaknya tidak dapat dirasakan secara langsung. Hasil penelitian ini sejalan dengan Agustine (2014) dengan hasil analisis menemukan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh agresivitas pajak, tingkat persistensi laba dan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari tiga hipotesis yang diajukan, dua hipotesis ditolak dan satu hipotesis diterima. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa agresivitas pajak tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa selisih perbedaan book income dan taxable income yang terjadi pada laporan keuangan perusahaan bukan merupakan tindakan perencanaan pajak yang bersifat agresif, pasar menerima informasi tersebut sebagai hal bukan merupakan tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen sehingga tidak akan berdampak pada kemakmuran para pemegang saham. Oleh karenanya, agresivitas pajak yang diproyeksikan melalui book-tax difference belum dapat menjadi faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. 2. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa tingkat persistensi laba berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai 75
perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan semakin tingginya tingkat
persistensi
laba suatu perusahaan
maka akan berakibat
meningkatnya nilai perusahaan karena investor tertarik untuk berinvestasi pada perusahaaan yang memiliki laba yang persisten. 3. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa corporate social responsibility tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil menunjukkan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap naik atau turunnya nilai perusahaan. Investor dalam mengambil
keputusan
melihat
kepada
bagaimana
perusahaan
memanfaatkan modalnya untuk dapat menghasilkan keuntungan secara finansial yang dapat langsung dirasakan oleh investor, bukan kegiatan sosial yang dampaknya tidak dapat dirasakan secara langsung. B. Saran Hasil menyatakan bahwa tingkat persistensi laba berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan agresivitas pajak dan corporate social responsibility tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini: 1. Penggunaan pengukuran book-tax difference sebagai proksi tingkat agresivitas pajak kurang memadai, karena terjadinya selisih nilai buku pajak disebabkan perbedaan persepsi antara peraturan perpajakan dan kebijakan perusahaan, sehingga tidak dianggap sebagai tindakan pajak yang agresif. 2. Rentang waktu tahun penelitian yang kurang panjang, sehingga tingkat persistensi laba dari tahun ke tahunnya kurang memadai.
76
Dengan demikian untuk penelitian selanjutnya sebaiknya: 1. Melakukan penelitian dengan periode yang lebih lama agar menghasilkan data yang lebih baik lagi. 2. Menambahkan jumlah variabel lain yang bisa dikaitkan langsung dapat mempengaruhi nilai perusahaan, sehingga akan menghasilkan data yang lebih baik lagi, seperti profitabilitas, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, struktur modal, kinerja keuangan perusahaan. 3. Menggunakan metode pengukuran yang lain yang lebih tepat untuk memproyeksikan masing-masing variabel yang diuji.
77
DAFTAR PUSTAKA
Agustine, Ira. 2014. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan”. FINESTA Vol. 2, No. 1. Annisa, Leni Nur. 2015. Pengaruh Corporate Social Responsibility, Struktur Modal dan Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi: Universitas Negeri Padang. Balakrishnan, K., J. Blouin, and W, Guay. 2012. "Does Tax Aggressiveness Reduce Financial Reporting Transparency?". http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1792783 Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015. Brolin, Amos Rico dan Abdul Rohman. 2014. “Pengaruh Book Tax Differences Terhadap Pertumbuhan Laba”. Diponegoro Journal of Accounting Volume 03, No.2. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015. Delvira, Maisil dan Nelvirita. 2013. “Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage Dan Persistensi Laba Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC)”. Jurnal Wahana Riset Akuntansi, Vol. 1, No. 1 April 2013. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/wra/article/view/2317 Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015. Dewi, Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri. 2015. “Pengaruh Book-Tax Difference, Arus Kas Operasi, Arus Kas Akrual, Dan Ukuran Perusahaan Pada Persistensi Laba”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 10, No.1, Januari 2015. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/9974. Dini.
2010. “Kronologis Perseteruan Bakrie-Pajak”. Diakses melalui http://hminews.com/news diakses pada tanggal 22 September 2015.
Fanani, Zaenal. 2010. “Analisis Faktor-Faktor Penentu Persistensi Laba”. Jumal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 7 - No. 1. Garcia, Joanna Leigh. 2014. “The Influence of Corporate Social Responsibility on Lobbying Effectiveness: Evidence from Effective Tax Rates”. Blacksburg, Virginia. Ghozali, Imam. 2013. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Undip. GRI. 2013. Sustainability Reporting Guidelines G4. Diambil pada tanggal 23 78
Oktober 2015 dari https://www.globalreporting.org/ Gunawan, Barbara dan Suharti Sri Utami. 2008. “Peranan Corporate Social Responsibility Dalam Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan No.2 Volume 7. Hanlon, Michelle dan Shane Heitzman. 2010. “A review of tax research”. Journal of Accounting and Economics 50, 127–178. Hidayanti, Alfiyani Nur. 2013. “Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga Dan Corporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif”. Skripsi: Universitas Diponegoro. Hlaing, Khin Phyo. 2012. “Organizational Architecture of Multinationals and Tax Aggressiveness”. Summer Paper of University of Waterloo. Ilmiani, Amalia dan Catur Ragil Sutrisno. 2014. “Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Transparansi Perusahaan Sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 14, No.1. http://journal.unikal.ac.id/index.php/ekonomi/issue/view/58 Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015. Juwita, Vincentia Wahyu. 2013. “Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Keluarga Sebagai Variabel Moderasi”. Jurnal Ilmiah Universitas Bakrie: Vol 2, No 01. Kusumadilaga, Rimba. 2010. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas seabagai Variabel Moderating”. Skripsi: UNDIP. Lanis, R. and G. Richardson. 2012. “Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness: An Empirical Analysis”. J. Account. Public Policy, pp.86108. Mardiyanto, Handono. 2008. “Intisari Manjaemen Keuangan”. Jakarta: Grasindo. Megel, M. Azhar dan Maria Yuniar. 2014. “Investor Ragukan Integritas BCA”. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/04/23/087572558/investor-ragukanintegritas-bca. Meythi. 2006. “Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, 23-26 Agustus 2006. Nurlela, Rika Dan Islahuddin. 2008. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen 79
Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta)”. Universitas Syiah Kuala. Octaviana, Natasya Elma dan Abdul Rohman. 2014. “Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Corporate Social Responsibility : Untuk Menguji Teori Legistimasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012)”. Jurnal Akuntansi Diponegoro Volume 03, No. 02. Ompusunggu, Arles Parulian. 2009. “Implikasi Kebijakan Perpajakan Atas Tuntutan Stakeholder Terhadap Kewajiban CSR Perusahaan”. Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara: Jurnal Akuntansi, Volume 9, No. 3. Perdana, Ricky Zalkifli Putra. 2014. “Pengaruh Perencanaan Pajak Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Persada, Aulia Eka dan Dwi Martani. 2010. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Book Tax Gap dan Pengaruhnya Terhadap Persistensi Laba” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 7, No.2. Priyanka, Felyna. 2013. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan High Profile Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2011. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta. Rizky, Muhammad. 2014. “KPK Isyaratkan Periksa BCA Terkait Kasus Ketua BPK”. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015 melalui http://nasional.tempo.co/read/news/2014/04/21/063572180/kpk-isyaratkanperiksa-bca-terkait-kasus-ketua-bpk. Rochman, Fatkhur. 2012. “Pengaruh Arus Kas dan Persistensi Laba Terhadap Harga Saham”. Skripsi thesis: UIN Sunan Kalijaga. Romasari, Sonya. 2013. “Pengaruh Persistensi Laba, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Alokasi Pajak Antar Periode Terhadap Kualitas Laba”. Skripsi: Universitas Negeri Padang. Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio. 2007. “Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient. Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar 26-28 Juli 2007. Sembiring, R.A. 2005. “Karakteristik perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris padaPerusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 September 2005.
80
Siallagan, Hamonangan dan Mas’ud Machfoedz. “Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, 23-26 Agustus 2006. Singgih, Santoso. 2002. “Buku latihan SPSS Statistik Multivariat”. Jakarta : Elex Media Komputindo. Simarmata, Ari Putra Permata dan Nur Cahyonowati. 2014. “Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi”. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 3, Nomor 3. Suandy, Erly. 2013. Perencanaan Pajak Edisi Ke-5. Jakarta: Salemba Empat. Sunyoto, Drs. Danang. 2013. “Metodologi Penelitian Akuntansi”. Bandung: Refika Aditama. Supriyanto. 2009. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT Indeks. Undang-Undang Pajak Penghasilan No.36 Tahun 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Wahyu. 2014. “KPK Menggeledah, BCA Berkilah, Saham BCA Anjlok: Kasus Hadi Poernomo”. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015, melalui http://www.kompasiana.com/oun.samlanh/kpk-menggeledah-bca-berkilahsaham-bca-anjlok-kasus-hadi-poernomo_54f78096a33311a9738b45d7 Wang, Xiaohang. 2010. “Tax Avoidance, Corporate Transparency, and Firm Value”. Disertasi: The University of Texas at Austin.
81
LAMPIRAN
82
LAMPIRAN DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN
Tanggal Pendaftaran 09 Desember 1997 16 Juli 2008 03 Oktober 1994
http://www.astraagro.co.id http://www.adaro.com
Astra Internasional
04 April 1990
http://www.astra.co.id
ASRI
Alam Sutra Realty
18 Desember 2007
http://www.alamsuterareal ty.co.id
6
BBCA
Bank Central Asia
31 Mei 2000
http://www.bca.co.id
7
BBNI
Bank Negara Indonesia
8
BDMN
Bank Danamon
9
BMRI
10
CPIN
Bank Mandiri Charoen Pokhand Indonesia
25 Desember 1996 06 Desember 1989 14 Juli 2003
11
EXCL
XL Axiata
12
GGRM
Gudang Garam
13
HRUM
Harum Energy
14
ICBP
15
INDF
16
INTP
17
ITMG
18
JSMR
No.
Kode
Nama
1
AALI
Astra Agro Lestari
2
ADRO
Adaro Energy
3
AKRA
AKR Corporindo
4
ASII
5
Indofood CBP Sukses Makmur Indofood Sukses Makmur Indocement Tunggal Prakasa Indo Tambangraya Megah Jasa Marga
18 Maret 1991
Website Perusahaan
http://www.akr.co.id
http://www.bni.co.id/ http://www.danamon.co.id http://ir.bankmandiri.co.id https://cp.co.id
29 September 2005 27 Agustus 1990 06 Oktober 2010 07 Oktober 2010
http://www.gudanggaramt bk.com http://www.harumenergy.c om http://www.indofoodcbp.c om
14 Juli 1994
http://www.indofood.com
05 Desember 1989 18 Desember 2007 12 Nopember 2007
http://www.indocement.co .id
http://www.xl.co.id
http://www.itmg.co.id http://www.jasamarga.com 83
Bersambung ke halaman berikutnya No.
Kode
Nama
Tanggal Pendaftaran
Website Perusahaan
19
KLBF
Kalbe Farma
30 Juli 1991
http://id.kalbe.co.id
20
LPKR
Lippo Karawaci
28 Juni 1996
21
LSIP
22
PGAS
23
PTBA
24
PP London Sumatera Perusahaan Gas Negara Tambang Batubara Bukit Asam
15 Desember 2003 23 Desember 2002
SMGR
Semen Indonesia
08 Juli 1991
25
TLKM
Telekomunikasi Indonesia
26
UNTR
United Tractors
27
UNVR
Unilever Indonesia
14 Nopember 1995 19 September 1989 11 Januari 1982
05 Juli 1996
https://www.lippokarawac i.co.id http://www.londonsumatra .com http://ir.pgn.co.id http://www.ptba.co.id http://www.semenindonesi a.com http://www.telkom.co.id http://www.unitedtractors. com http://www.unilever.co.id
Kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI dan tetap termasuk dalam golongan perusahaan LQ45 dalam kurun waktu tahun 2012-2014. b. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan
menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan menerbitkan laporan tahunan (annual report) berurut-turut selama tahun 20122014. c. Perusahaan
mengungkapkan
informasi
CSR
dalam
laporan
tahunan
perusahaan atau dalam laporan keberlanjutan tersendiri selama periode 20122014.
84
LAMPIRAN DAFTAR RINCIAN DATA VARIABEL PENELITIAN 2012-2014
Tobin'sQ (Nilai Perusahaan) 2012 2013 2014
BTD (Agresivitas Pajak) 2012 2013 2014
No.
Kode
1
AALI
2.7437504
2.9553478
2.4198520
0.2710371
0.1840998
0.1850328
2
ADRO
1.2145829
0.9569913
0.9242192
0.1056922
0.0599983
0.0490011
3
AKRA
1.9988314
1.7937477
1.6870647
0.0029187
0.0148404
0.0103050
4
ASII
2.1952391
1.7902098
1.7637468
0.1175764
0.1033580
0.1008563
5
ASRI
1.6447564
1.2160691
1.2737164
0.1223159
0.0748206
0.0817277
6
BBCA
1.3851413
1.3441660
1.4404233
0.0005316
-0.0009710
0.0000128
7
BBNI
1.0743609
1.0652832
1.1282988
0.0043903
0.0015332
0.0017525
8
BDMN
1.1596905
1.0231616
1.0506839
0.0164746
0.0130611
0.0036978
9
BMRI
1.1857694
1.1349976
1.1796538
0.0015301
0.0019342
0.0030807
10
CPIN
5.1847758
3.8871506
3.4465572
0.0321997
0.0359587
-0.0533244
11
EXCL
1.9372184
1.7219692
1.4326039
0.0232534
0.0139049
0.0091739
12
GGRM
2.9687249
2.0123138
2.4352896
0.0006796
0.0036580
0.0125911
13
HRUM
0.2067276
0.1816940
0.1857935
0.3986355
0.1362588
0.0313782
14
ICBP
2.8866523
3.1728019
3.4626668
0.0091838
-0.0081939
-0.0152957
15
INDF
1.2903169
1.2584550
1.2099108
0.0875206
0.0492389
0.0545170
16
INTP
3.7784869
2.9035024
3.3280614
0.0147443
0.0047982
0.0288258
17
ITMG
2.9513824
2.3454628
1.4200048
0.1096046
0.0908675
0.0906086
18
JSMR
2.1017496
1.7688219
2.1461819
0.0070214
0.0040768
-0.0089358
19
KLBF
5.9326630
5.4271916
7.1137867
0.1587489
0.1541468
0.1548070
20
LPKR
1.4639288
1.2179887
1.1560541
0.0690733
0.0604438
0.0964997
21
LSIP
2.2464418
1.8218351
1.6558256
-0.0027419
-0.0168954
-0.0170266
22
PGAS
0.3968231
0.3835040
0.5252271
0.0181257
0.0290644
0.0298943
23
PTBA
3.0651474
2.3659642
2.3590855
0.0051445
0.0231282
0.0298418
24
SMGR
3.8537378
3.0175776
3.0716557
0.0803832
0.0774856
0.0719329
25
TLKM
2.0368235
2.0886667
2.4384257
0.1797538
0.1790451
0.1781185
26
UNTR
1.8187393
1.6140567
1.4335749
0.0923051
0.0825795
0.0895099
27
UNVR
13.9426289
16.2812862
17.9354952
0.0175468
0.0127972
0.0131908
Bersambung ke halaman berikutnya 85
2012
Persistensi 2013
AALI
1.0086854
0.7551139
1.3773798
0.7472527
0.5934066
0.5714286
2
ADRO
0.6942672
0.5981185
0.8005653
0.4945055
0.4945055
0.4945055
3
AKRA
1.0150907
0.9948182
1.2841599
0.5054945
0.5604396
0.5274725
4
ASII
1.0789961
0.9804327
0.9922860
0.7692308
0.5824176
0.5164835
5
ASRI
2.0176169
0.7315046
1.3230509
0.4945055
0.2197802
0.2967033
6
BBCA
1.0832574
1.2165625
1.1582066
0.4835165
0.4065934
0.2747253
7
BBNI
1.2135154
1.2851129
1.1955674
0.5604396
0.2087912
0.2637363
8
BDMN
1.2101396
1.0102430
0.6449761
0.5714286
0.2197802
0.2417582
9
BMRI
1.2636865
1.1736713
1.0969121
0.4065934
0.1648352
0.3736264
10
CPIN
1.1347621
0.9432341
0.6907308
0.5934066
0.5274725
0.3846154
11
EXCL
0.9768722
0.3735801
-0.8627501
0.4945055
0.4065934
0.2857143
12
GGRM
0.8206187
1.0774744
1.2306972
0.6593407
0.4615385
0.2747253
13
HRUM
0.8062678
0.2961656
0.0544255
0.4945055
0.3626374
0.2967033
14
ICBP
1.1045343
0.9784960
1.1336100
0.3846154
0.2307692
0.1868132
15
INDF
0.9770575
0.5908951
1.5583728
0.4065934
0.2747253
0.2087912
16
INTP
1.3226064
1.0522540
1.0522146
0.9230769
0.9230769
0.5164835
17
ITMG
0.7911050
0.4744458
0.9767637
0.3956044
0.3076923
0.3956044
18
JSMR
1.3023284
0.6047535
1.3085140
0.9010989
0.2747253
0.2527473
19
KLBF
1.1655609
1.1100522
1.0764485
0.5604396
0.4175824
0.2857143
20
LPKR
1.6249308
1.2038363
1.9687493
0.3626374
0.2967033
0.2087912
21
LSIP
0.6556159
0.6890167
1.1926427
0.7142857
0.4175824
0.2637363
22
PGAS
1.3039686
0.9153741
0.8924204
0.6263736
0.3516484
0.3956044
23
PTBA
0.9421493
0.6373368
1.0889471
0.7472527
0.6153846
0.5164835
24
SMGR
1.2455880
1.0868053
1.0409538
0.5054945
0.3296703
0.3076923
25
TLKM
1.1869425
1.1049995
1.0569739
0.8571429
0.3626374
0.3076923
26
UNTR
0.9752244
0.8340853
1.0085839
0.3846154
0.2417582
0.2087912
27
UNVR
1.1620537
1.1061097
1.0720951
0.5494505
0.3736264
0.2857143
No.
Kode
1
2014
2012
Indeks CSR 2013
2014
86
Perhitungan Pengungkapan CSR
No.
Kode
Nama Perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
AALI ADRO AKRA ASII ASRI BBCA BBNI BDMN BMRI CPIN EXCL GGRM HRUM
14
ICBP
15 16 17 18 19 20 21 22
INDF INTP ITMG JSMR KLBF LPKR LSIP PGAS
23
PTBA
24 25 26 27
SMGR TLKM UNTR UNVR
Astra Agro Lestari Adaro Energy AKR Corporindo Astra Internasional Alam Sutra Realty Bank Central Asia Bank Negara Indonesia Bank Danamon Bank Mandiri Charoen Pokhand Indonesia XL Axiata Gudang Garam Harum Energy Indofood CBP Sukses Makmur Indofood Sukses Makmur Indocement Tunggal Prakasa Indo Tambangraya Megah Jasa Marga Kalbe Farma Lippo Karawaci PP London Sumatera Perusahaan Gas Negara Tambang Batubara Bukit Asam Semen Indonesia Telekomunikasi Indonesia United Tractors Unilever Indonesia
87
Indikator Yang Diungkapkan 2012 2013 2014
Indikator GRI
68 45 46 70 45 44 51 52 37 54 45 60 45
54 45 51 53 20 37 19 20 15 48 37 42 33
52 45 48 47 27 25 24 22 34 35 26 25 27
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
35
21
17
91
37 84 36 82 51 33 65 57
25 84 28 25 38 27 38 32
19 47 36 23 26 19 24 36
91 91 91 91 91 91 91 91
68
56
47
91
46 78 35 50
30 33 22 34
28 28 19 26
91 91 91 91
Perhitungan Pengungkapan CSR No.
Kode
Nama Perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
AALI ADRO AKRA ASII ASRI BBCA BBNI BDMN BMRI CPIN EXCL GGRM HRUM
14
ICBP
15 16 17 18 19 20 21 22
INDF INTP ITMG JSMR KLBF LPKR LSIP PGAS
23
PTBA
24 25 26 27
SMGR TLKM UNTR UNVR
Astra Agro Lestari Adaro Energy AKR Corporindo Astra Internasional Alam Sutra Realty Bank Central Asia Bank Negara Indonesia Bank Danamon Bank Mandiri Charoen Pokhand Indonesia XL Axiata Gudang Garam Harum Energy Indofood CBP Sukses Makmur Indofood Sukses Makmur Indocement Tunggal Prakasa Indo Tambangraya Megah Jasa Marga Kalbe Farma Lippo Karawaci PP London Sumatera Perusahaan Gas Negara Tambang Batubara Bukit Asam Semen Indonesia Telekomunikasi Indonesia United Tractors Unilever Indonesia
Indeks CSR 2012
2013
2014
0.74725 0.49451 0.67647 0.76923 0.49451 0.48352 0.56044 0.57143 0.40659 0.59341 0.49451 0.65934 0.49451
0.59341 0.49451 0.94444 0.58242 0.21978 0.40659 0.20879 0.21978 0.16484 0.52747 0.40659 0.46154 0.36264
0.57143 0.49451 0.92308 0.51648 0.2967 0.27473 0.26374 0.24176 0.37363 0.38462 0.28571 0.27473 0.2967
0.38462 0.23077 0.18681 0.40659 0.92308 0.3956 0.9011 0.56044 0.36264 0.71429 0.62637
0.27473 0.92308 0.30769 0.27473 0.41758 0.2967 0.41758 0.35165
0.20879 0.51648 0.3956 0.25275 0.28571 0.20879 0.26374 0.3956
0.74725 0.61538 0.51648 0.50549 0.85714 0.38462 0.54945
0.32967 0.36264 0.24176 0.37363
0.30769 0.30769 0.20879 0.28571
88
LAMPIRAN HASIL OUTPUT SPSS 22
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskriptif Data N FV1 TA1 Persistensi1 CSRI1 Valid N (listwise)
81 81 81 81
Descriptive Statistics Minimum Maximum
Range Mean Std. Deviation 17.753801 .1816940 17.9354952 2.580730451 2.9539934335 2 .4519599 -.0533244 .3986355 .056301980 .0728879243 2.8803670 -.8627501 2.0176169 1.003968281 .3743461942 .7582418 .1648352 .9230769 .436575770 .1799231372
81
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik
89
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Unstandardized Residual Residual N 81 72 Normal Parametersa,b Mean .0000000 .0000000 Std. 2.92960759 .76541151 Deviation Most Extreme Absolute .274 .097 Differences Positive .274 .087 Negative -.222 -.097 Test Statistic .274 .097 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .087 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 TA .987 1.013 Persistensi .983 1.017 CSRI .981 1.019 a. Dependent Variable: FV
90
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji Glejser) Coefficientsa Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients Std. Model B Error Beta t Sig. 1 (Constant) .650 .195 3.328 .001 TA .036 .036 .121 1.003 .320 Persistensi .035 .139 .030 .249 .804 CSRI -.030 .161 -.022 -.184 .854 a. Dependent Variable: ABS_RES
91
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokolerasi Model Summarya Model Durbin-Watson 1 1.855 b.Dependent Variable: FV
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ANOVAa Sum of Mean Model Squares df Square F 1 Regression 9.037 3 3.012 4.925 Residual 41.596 68 .612 Total 50.633 71 a. Dependent Variable: FV b. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi
Sig. .004b
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t) Coefficientsa Model 1
t
(Constant) 3.435 TA .190 Persistensi 3.329 CSRI 1.541 a. Dependent Variable: FV
Sig. .001 .850 .001 .128
92
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 .422 .178 .142 .78211 a. Predictors: (Constant), CSRI, TA, Persistensi b. Dependent Variable: FV
Tabel 4.11 Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B 1 (Constant) TA Persistensi CSRI a. Dependent Variable: FV
.967 .010 .666 .358
Std. Error .282 .052 .200 .232
Beta
t 3.435 .021 .190 .369 3.329 .171 1.541
Sig. .001 .850 .001 .128
93
LAMPIRAN INDIKATOR PENGUNGKAPAN CSR
Indikator Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Berdasarkan Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4 No.
Kategori dan Aspek Dalam Pedoman A. Kategori Ekonomi (EC) a. Kinerja Ekonomi Indikator:
1.
EC1 Laporkan nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan didistribusikan meliputi: pendapatan, biaya operasional, upah dan tunjangan karyawan, pembayaran kepada pemodal, pembayaran kepada pemerintah (berdasarkan negara), investasi masyarakat, dan nilai ekonomi yang ditahan.
2.
EC2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada kegiatan organisasi karena perubahan iklim di mana terdapat potensi untuk menghasilkan perubahan substantif dalam operasional, pendapatan, atau pengeluaran, termasuk metode dan biaya yang timbul untuk mengelola risiko atau peluang.
3.
EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti.
4.
EC4 Bantuan finansial yang diterima dari pemerintah, seperti: keringanan pajak dan kredit pajak, subsidi, bantuan investasi, bantuan penelitian dan
94
pengembangan, dan jenis bantuan lainnya yang relevan, penghargaan, pembebasan pembayaran royalti, bantuan finansial dari Badan Kredit Ekspor (Export Credit Agencies - ECAs), insentif finansial, tunjangan finansial lainnya yang diterima atau dapat diterima dari pemerintah untuk operasi apapun. b. Keberadaan Pasar 5.
EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (entry level) dibandingkan dengan upah minimum regional di lokasi-lokasi operasional yang signifikan.
6.
EC6 Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat lokal di lokasi operasi yang signifikan. Memastikan bahwa manajemen senior diambil dari masyarakat lokal dapat memberi keuntungan bagi masyarakat lokal. Keberagaman dalam tim manajemen dan penyertaan anggota dari masyarakat lokal dapat meningkatkan SDM, keuntungan ekonomi untuk masyarakat setempat, dan kemampuan organisasi untuk memahami kebutuhan masyarakat lokal. c. Dampak Ekonomi Tidak Langsung
7.
EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan serta sifat keterlibatan untuk kepentingan publik apakah komersial, natura, atau secara cumacuma.
8.
EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk seberapa luas dampaknya. d. Praktik Pengadaan
9.
EC9 Kebijakan, praktek, dan proporsi anggaran untuk dibelanjakan pada pemasok lokal pada lokasi operasi yang signifikan.
95
B. Kategori Lingkungan (EN) a. Bahan 10.
EN1 Laporkan berat atau volume total bahan yang digunakan untuk memproduksi dan mengemas produk dan jasa utama organisasi selama periode pelaporan, berdasarkan: bahan tak terbarukan yang digunakan, bahan terbarukan yang digunakan.
11.
EN2 Persentase bahan yang digunakan berupa bahan daur ulang yang digunakan untuk pembuatan produk dan jasa utama perusahaan. b. Energi
12.
EN3 Konsumsi total bahan bakar dari sumber yang tak terbarukan dan sumber bahan bakar terbarukan, termasuk jenis bahan bakar yang digunakan.
13.
EN4 Energi yang dikonsumsi di luar organisasi.
14.
EN5 Rasio intensitas energi, jenis energi yang dicakup dalam rasio intensitas energi, serta apakah rasio memperhitungkan energi yang dikonsumsi di dalam organisasi, di luar organisasi, atau keduanya.
15.
EN6 Pengurangan konsumsi energi.
16.
EN7 Pengurangan kebutuhan energi pada produk dan jasa. c. Air
17.
EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber yaitu: air permukaan, termasuk air dari rawa, sungai, danau, dan laut, air tanah, air hujan yang dikumpulkan 96
secara langsung dan disimpan oleh organisasi, air limbah dari organisasi lain, maupun pasokan air kota atau perusahaan air lainnya. 18.
EN9 Sumber air yang secara signifikan dipengaruhi oleh pengambilan air.
19.
EN10 Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan digunakan kembali. d. Keanekaragaman Hayati
20.
EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa, dikelola di dalam, atau yang berdekatan dengan kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung, termauk jenis operasi (kantor, pabrik atau produksi, atau pertambangan) dan ukuran lokasi operasional.
21.
EN12 Uraian dampak positif dan negatif, langsung dan tidak langsung, yang signifikan oleh kegiatan, produk, dan jasa terhadap keanekaragaman hayati di kawasan lindung dan kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi di luar kawasan lindung, yang meliputi: spesies yang terkena dampak, luasan kawasan terkena dampak, durasi dampak, keterpulihan atau ketidakpulihan dampak.
22.
EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan.
23.
EN14 Jumlah total spesies dalam IUCN (International Union for Conservation of Nature) red list dan spesies dalam daftar spesies yang dilindungi nasional dengan habitat di tempat yang dipengaruhi operasional, berdasarkan tingkat risiko kepunahan: kritis (critically endangered), genting (endangered), rentan (vulnerable), hampir terancam (near threatened), berisiko rendah (least concern). e. Emisi 97
24.
EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung (cakupan 1) dari energi bruto dalam satuan metrik ton setara CO2.
25.
EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung (cakupan 2) dari energi bruto dalam satuan metrik ton setara CO2.
26.
EN17 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak langsung (cakupan 3) dari energi bruto dalam satuan metrik ton setara CO2.
27.
EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)
28.
EN19 Jumlah pengurangan emisi GRK yang dicapai sebagai hasil langsung inisiatif pengurangan emisi, dalam satuan metrik ton setara CO2.
29.
EN20 Produksi, impor, dan ekspor bahan perusak ozon (BPO) dalam satuan metrik ton setara CFC-11.
30.
EN21 Jumlah emisi udara yang signifikan, dalam satuan kilogram atau kelipatannya untuk setiap hal berikut: NOX, SOX, pencemar organik persisten (POP), senyawa organik volatil (VOC), pencemar udara berbahaya (HAP), debu (PM), kategori emisi udara standar lainnya yang diidentifikasi dalam peraturan yang relevan. f. Efluen dan Limbah
31.
EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan.
32.
EN23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode pembuangan sebagai berikut: penggunaan kembali, daur ulang, pengomposan, pemulihan termasuk pemulihan energi, pembakaran (pembakaran massa), injeksi sumur 98
dalam, tempat pembuangan akhir (TPA), penyimpanan di tempat, lainnya (ditentukan oleh organisasi). 33.
EN24 Jumlah dan volume total tumpahan signifikan, serta bahan yang tumpah, dikategorikan menurut: Tumpahan minyak (permukaan tanah atau air) Tumpahan bahan bakar (permukaan tanah atau air) Tumpahan limbah (permukaan tanah atau air) Tumpahan zat kimia (sebagian besar permukaan tanah atau air) Lainnya (ditentukan oleh organisasi)
34.
EN25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan konvensi basel2 Lampiran I, II, III, dan VIII yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah, dan persentase Limbah yang diangkut untuk pengiriman internasional.
35.
EN26 Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman hayati dari badan air dan habitat terkait yang secara signifikan terkena dampak dari air buangan dan limpasan dari organisasi. g. Produk dan Jasa
36.
EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak lingungan produk dan jasa.
37.
EN28 Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang direklamasi menurut kategori. h. Kepatuhan
38.
EN29 Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter karena ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan lingkungan.
99
i. Transportasi 39.
EN30 Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk dan barang lain serta bahan untuk operasional organisasi, dan pengangkutan tenaga kerja. j. Lain-Lain
40.
EN31 Total pengeluaran dan investasi perlindungan lingkungan berdasarkan jenis. k. Asesmen Pemasok atas Lingkungan
41.
EN32 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria lingkungan.
42.
EN33 Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil. l. Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan
43.
EN34 Jumlah pengaduan tentang dampak lingkungan yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi. C. Kategori Sosial (LA) a. Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan Bekerja
44.
LA1 Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan turnover karyawan menurut kelompok umur, gender, dan wilayah
45.
LA2 Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu yang tidak diberikan bagi karyawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan. Tunjangan mencakup: asuransi jiwa, asuransi kesehatan, perlindungan kecacatan dan ketidakmampuan, cuti melahirkan, pemberian pensiun, kepemilikan saham, dan lainnya. 100
46.
LA3 Jumlah karyawan yanng berhak menerima cuti melahirkan dan yang mengambil cuti melahirkan, serta tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti melahirkan, menurut gender. b. Hubungan Industrial
47.
LA4 Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai perubahan operasional, termasuk apakah hal tersebut tercantum dalam perjanjian bersama.
48.
LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite bersama formal manajemen-pekerja yang membantu mengawasi dan memberikan saran program kesehatan dan keselamatan kerja.
49.
LA6 Laporkan jenis dan tingkat cedera, tingkat penyakit akibat kerja, tingkat hari hilang, tingkat mangkir, dan kematian akibat kerja, untuk total tenaga kerja (yaitu, jumlah karyawan ditambah pengawas/mandor), serta untuk kontraktor independen yang bekerja di lokasi kerja yang keselamatan kerjanya menjadi tanggung jawab organisasi, menurut daerah dan gender.
50.
LA7 Pekerja yang sering terkena atau berisiko tinggi terkena penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka.
51.
LA8 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian formal dengan serikat pekerja. c. Pelatihan dan Pendidikan
52.
LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut gender, dan menurut kategori karyawan.
53.
LA10 Program untuk manajemen keterampilan dan pembelajaran seumur hidup 101
bagi karyawan yang mendukung keberlanjutan kerja karyawan dan membantu mereka mengelola purna bakti. 54.
LA11 Persentase karyawan total berdasarkan gender dan berdasarkan kategori karyawan yang mendapat reviu kinerja rutin dan pengembangan karir selama periode pelaporan. d. Keberagaman dan Kesetaraan Peluang
55.
LA12 Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan per kategori karyawan menurut gender, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan indikator keberagaman lainnya. e. Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-Laki
56.
LA13 Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan terhadap laki-laki menurut kategori karyawan, berdasarkan lokasi operasional yang signifikan. f. Asesmen Pemasok Atas Praktik Ketenagakerjaan
57.
LA14 Laporkan persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria praktik ketenagakerjaan.
58.
LA15 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap praktik ketenagakerjaan dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil. g. Mekanisme Pengaduan Masalah Ketenagakerjaan
59.
LA16 Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi. D. Kategori Hak Asasi Manusia (HR) a. Investasi
102
60.
HR1 Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak investasi yang signifikan yang menyertakan klausul terkait hak asasi manusia atau penapisan berdasarkan hak asasi manusia.
61.
HR2 Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau prosedur hak asasi manusia terkait dengan aspek hak asasi manusia yang relevan dengan operasi, termasuk persentase karyawan yang dilatih. b. Non-Diskriminasi
62.
HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan perbaikan yang diambil merujuk pada hal-hal berikut: Insiden yang ditinjau oleh organisasi. Rencana remediasi yang sedang diterapkan. Rencana remediasi telah diterapkan dan hasilnya telah ditinjau melalui proses reviu manajemen rutin. Insiden yang bukan merupakan hal untuk ditindak. c. Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja Sama
63.
HR4 Operasi dan pemasok teridentifikasi yang mungkin melanggar atau berisiko tinggi melanggar hak untuk melaksanakan kebebasan berserikat dan perjanjian kerja bersama, dan tindakan yang diambil untuk mendukung hakhak tersebut. d. Pekerja Anak
64.
HR5 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang diambil untuk berkontribusi dalam penghapusan pekerja anak yang efektif. e. Pekerja Paksa atau Wajib Kerja
65.
HR6 103
Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi melakukan pekerja paksa atau wajib kerja dan tindakan untuk berkontribusi dalam penghapusan segala bentuk pekerja paksa atau wajib kerja. f. Pengamanan 66.
HR7 Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam kebijakan atau prosedur hak asasi manusia di organisasi yang relevan dengan operasi. g. Hak Adat
67.
HR8 Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-hak masyarakat adat dan tindakan yang diambil dengan merujuk pada: insiden yang ditinjau oleh organisasi rencana remediasi yang sedang diterapkan rencana remediasi telah diterapkan dan hasilnya telah ditinjau melalui proses reviu manajemen rutin insiden yang bukan merupakan hal untuk ditindak h. Asesmen
68.
HR9 Jumlah total dan persentase operasi yang telah melakukan reviu atau asesmen dampak hak asasi manusia. i. Asesmen Pemasok Atas Hak Asasi Manusia
69.
HR10 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria hak asasi manusia.
70.
HR11 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap hak asasi manusia dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil. j. Mekanisme Pengaduan Masalah Hak Asasi Manusia
71.
HR12 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi manusia yang 104
diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan formal. E. Masyarakat (SO) a. Masyarakat Lokal 72.
SO1 Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat lokal, asesmen dampak, dan program pengembangan yang diterapkan.
73.
SO2 Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat lokal, termasuk: lokasi operasi serta dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan dari operasi. b. Anti Korupsi
74.
SO3 Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko signifikan yang teridentifikasi.
75.
SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur anti-korupsi.
76.
SO5 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang diambil. c. Kebijakan Publik
77.
SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan penerima/penerima manfaat. d. Anti Persaingan
78.
SO7 Jumlah total tindakan hukum terkait anti persaingan, anti-trust, serta praktik monopoli dan hasilnya. e. Kepatuhan
79.
SO8 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan peraturan. 105
f. Asesmen Pemasok Atas Dampak pada Masyarakat 80.
SO9 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria dampak terhadap masyarakat.
81.
SO10 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan terhadap masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil. g. Mekanisme Pengaduan Dampak Terhadap Masyarakat
82.
SO11 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui mekanisme pengaduan resmi. F. Tanggung Jawab Atas Produk (PR) a. Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan
83.
PR1 Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan yang dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan yang dinilai untuk peningkatan.
84.
PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait dampak kesehatan dan keselamatan dari produk dan jasa sepanjang daur hidup, menurut jenis hasil. b. Pelabelan Produk dan Jasa
85.
PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh prosedur organisasi terkaitdengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, serta persentase kategori produk dan jasa yang signifikan harus mengikuti persyaratan informasi sejenis.
86.
PR4 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela terkait dengan informasi dan pelabelan produk dan jasa, menurut jenis hasil.
87.
PR5 106
Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan. c. Komunikasi Pemasaran 88.
PR6 Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan.
89.
PR7 Jumlah total insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan dan koda sukarela tentang komunikasi pemasaran, termasuk iklan, promosi, dan sponsor, menurut jenis hasil. d. Privasi Pelanggan
90.
PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan pelanggaran privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan. e. Kepatuhan
91.
PR9 Nilai moneter denda yang signifikan atas ketidakpatuhan terhadap undangundang dan peraturan terkait penyediaan dan penggunaan produk dan jasa.
Sumber: Global Reporting Initiative (GRI) (2013)
107