PENGARUH PENGGUNAAN SOFTWARE GEOMETRI DINAMIS TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA PGSD FIP UNJ
Yurniwati
Abstract,The teacher student have big chalenge to be high quality teacher so they acquire Higher Order Thinking Skill (HOTS) to make them capable organizing lesson plan, appropriate teaching methods implementation and evaluation. Higher order thinking coud be taught and learned. The purpose of this research is to find Dynamic Geometry Software effects on higher order thinking skill teacher students of PGSD FIP UNJ. The research method is quasiexperimental adopting posttest only non-equivalent control group and sample of 46 teacher students divided in experimental and control class. The data collected by using HOTS test and analyzed by t-test. Research foun that there was sifnificant effects on Higher Order Thinking Skill for student learnd by Dynamic Geometry Software than conventional. Student’s achievement in Dynamic Geometry Software class beter than conventional. Kata Kunci: Software Geometris Dinamis, kemampuan Berpikir.
PENDAHULUAN
Beyer (1987) mengidentifikasikan
Proses pembelajaran matematika di
Indonesia
pada
umumnya
terpusat
alasan bagi pendidik untuk memperhatikan kemampuan
berpikir
adalah
adanya
kepada guru dan siswa dituntut menghafal
anggapan bahwa berpikir tingkat tinggi
fakta
berkembang dengan sendirinya. Anggapan
serta
aplikasi
siswa
konsep
kehidupan
tidak
diperkenalkan
matematika
sehari-hari.
dalam Proses
ini tidak benar karena kebanyakan diantara kita
tidak
mampu
mengembangkan
pembelajaran terpusat kepada guru telah
kemampuan berpikir dengan sendirinya.
membudaya
Setiap orang perlu bimbingan atau arahan
tidak
saja
pada
tingkat
pendidikan dasar, tetapi juga pada tingkat
untuk
menengah, bahkan sampai kepada tingkat
efektif. Lebih jauh Beyer menambahkan
perguruan tinggi. UNJ sebagai lembaga
dalam kegiatan pembelajaran dosen hanya
“pencetak” guru pun tidak luput dari budaya
memberi ceramah, memberi tugas tertulis,
tersebut, dapat terlihat dari tidak sedikit
memberi
dosen yang berperan sebagai pemberi
mengganggap bahwa proses pembelajaran
informasi
sebagai
demikian sudah cukup mengembangkan
pendengar. Padahal sudah semestinya
kemampuan berpikir. Sedangkan berpikir
pembelajaran di UNJ lebih menerapkan
yang dimaksud jauh lebih kompleks dan
kepada “student
center”. Pembelajaran
melibatkan berbagai aspek pengetahuan
berpusat pada dosen hanya membuat
dan keterampilan. Selain itu tantangan
mahasiswa pasif dan menghambat tumbuh
yang akan dihadapi mahasiswa di lapangan
kembangnya kemampuan berpikir.
sangat besar mereka akan berhadapan
dan
mahasiswa
mengembangkan
tes.
berpikir
Seringkali
yang
mahasiswa
langsung dengan siswa, wali siswa, rekan
Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.02 No.1 Januari 2010
1
sejawat dan kepala sekolah. Keterampilan
dibuktikan secara empiris. Oleh sebab itu
dan keuletan mahasiswa menyelesaikan
perlu diadakan penelitian untuk mengetahui
masalah akan sangat tergantung kepada
pengaruh penggunaan Software Geometri
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Seperti
Dinamis
dikemukakan oleh Paul dan Elder (2004)
tingkat
kualitas
penelitian ini dapat memberi kontribusi
hidup
kemampuan
tergantung
berpikir
kepada
tingkat
tinggi
seseorang. Seseorang yang kemampuan
terhadap tinggi
dalam
kemampuan
mahasiswa.
meningkatkan
berpikir
Diharapkan
kompetensi
mahasiswa PGSD.
berpikirnya kurang akan banyak menemui kesulitan di dalam hidupnya. Oleh sebab itu kemampuan
berpikir
RUMUSAN MASALAH
seharusnya
Rumusan masalah pada penelitian
ditumbuhkembangkan dengan terprogram
ini adalah: Apakah penggunaan Software
melalui latihan.
Geometri Dinamis berpengaruh terhadap
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa kemampuan berpikir
kemampuan
berpikir
tingkat
tinggi
mahasiswa FIP UNJ?
tingkat tinggi harus dimiliki oleh mahasiswa FIP UNJ. Karena berpikir tingkat tinggi
KAJIAN PUSTAKA
sangat
1. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
membantu
mahasiswa
untuk
memahami masalah dalam dunia akademis maupun
masalah
dalam
(KBTT)
lingkungan
Sejumlah
ahli
mendefinisikan
sekolah tempat mereka bekerja nanti.
berpikir tingkat tinggi dengan cara berbeda.
Setelah mereka terjun ke sekolah banyak
Menurut Benyamin Bloom, berpikir tingkat
hal yang akan mereka hadapi dimana hal
tinggi adalah suatu kemampuan bersifat
tersebut menuntut kemandirian, kejelian
abstrak
dalam pengambilan keputusan.
analisis, sintesis dan evaluasi. Newcomb
Seiring
dengan
berkembangnya
dalam
domain
kognitif
yaitu
dan Trefz (1987), memadatkan Taksonomi
ilmu pengetahuan teknologi komputer pun
Bloom
sudah sangat maju dan turut mewarnai
tingkat kognisi menurut Newcomb dan
dunia pendidikan dengan diciptakannya
Trefz
berbagai software yang dapat membantu
mencipta, dan Evaluasi. Newcomb dan
proses pembelajaran. Software Geometri
Trefz
Dinamis merupakan salah satu software
pemerosesan informasi kedalam berpikir
yang bersifat dinamis dan mempunyai
tingkat rendah dan selebihnya adalah
fasilitas visual yang akurat, eksploratif dan
berpikir tingkat tinggi. Anderson (1990)
dapat
membuat
digunakan
digunakan
dalam
menjadi
adalah
empat
tingkat.
ingatan,
memprosesan,
mengelompokkan
perubahan
Empat
ingatan
mendasar
dan
pada
pembelajaran geometri. Menurut Kimmins
taksonomi Bloom dengan mengganti dua
(1995) software Geometri Dinamis dapat
tahap akhir pada Bloom dengan evaluasi
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
dan Kreasi.
tinggi.
2
Namun
kajian
teoritis
perlu
Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.II No. 1 Januari 2010
Menurut Newman (1993) berpikir tingkat
tinggi
menuntut
karena sifatnya yang dinamis. King dan
mahasiswa
Schattschneider (1997) menjelaskan arti
memanipulasi informasi dan ide untuk
dinamis sebagai berikut: dinamik adalah
mentrasfer
seperti
lawan dari statis. Dinamik dikonotasikan
agar
sebagai tindakan, energik, sangat aktif.
sintesis, generalisasi, menjelaskan dan
Geometri dinamis adalah aktif, eksplorasi
hipotesis untuk membuat kesimpulan dan
geometri dengan sofware komputer. Mode
interpretasi. Manipulasi informasi dan ide
“dragging”
melalui proses ini membuat mahasiswa
bebas menggerakkan bagian pembentuk
mampu
bangun geometri. Begitu suatu bagian
arti
dan
menggabungkan
aplikasi,
fakta
dan
menyelesaikan
ide
masalah
dan
menemukan arti dan pemahaman baru. Berpikir
tingkat
rendah
membuat
digerakkan,
terjadi
bagian
pengguna
hubungan
dari
secara
dengan
bangun
bagian-
semula
tetap
ketika mahasiswa diminta untuk menerima
dipertahankan. Sofware bersifat dinamis
dan
antara lain Cabri, Cinderella, Geometri
menyatakan
kembali
fakta
atau
menerapkan aturan dan algoritma melalui
Skechpad dan Geogebra.
masalah rutin. Sebagai penerima informasi, mahasiswa
diberi
pengetahuan
dari
Teknologi sangat berperan dalam dunia pendidikan. Peran teknologi dalam
sederhana sampai kepada konsep yang
membangun
kompleks.
ini
menurut Alagic (Conway,2005) adalah (1)
telah
teknologi meningkatkan multi representasi,
Mahasiswa
mengulang
dalam
pengetahuan
hal
yang
diterima untuk menjawab pertanyaan yang
siswa
bersifat ingatan.
segitiga
Dari disimpulkan
uraian bahwa
di
atas,
membentuk
dengan
pembentuk
bermacam
mengeser
segitiga.
titik-titik
(2)
teknologi
kemampuan
tingkat tinggi dengan tingkat rendah adalah
seperti
membuat
berpikir tingkat rendah menuntut rutinitas,
mengajar topik geometri menjadi menarik;
aplikasi
(3)
dari
berpikir
dapat
matematika
meningkatkan
mekanik
perbedaan
dapat
pengetahuan
pemerolehan
SGD
teknologi
visualisasi, belajar
menambah
dan
kesempatan
pengatahuan awal, seperti memasukkan
membangun pemahaman konseptual; (4)
angka kedalam rumus. Sedangkan berpikir
Kesempatan belajar individu meningkat,
tingkat
karena siswa belajar tergantung kepada
tinggi
menantang
siswa
untuk
interpretasi, analisis, manipulasi informasi
kemampuan masing-masing.
karena pertanyaan yang akan dijawab atau
Resnick
(1987)
mengemukakan
masalah yang akan diselesaikan tidak
dua kategori mengajarkan berpikir tingkat
dapat diselesaikan dengan aplikasi rutin.
tinggi yaitu berpikir tingkat tinggi dalam disiplin
2.Pembelajaran menggunakan Software Geometri Dinamis (SGD)
dengan
pendahulunya
dan
keterampilan
berpikir
tingkat tinggi umum. Keterampilan berpikir tingkat tinggi umum adalah adalah kelas
Sofware Geometri Dinamis (SGD), dibedakan
imu
yaitu
Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.02 No.1 Januari 2010
khusus
yang
mengajarkan
bahwa
keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat
3
ditransfer diatara beberapa mata pelajaran.
b.
Berpikir
tingkat
Berpikir tingkat tinggi dalam mata pelajaran
ditingkatkan
tertentu mencakup integrasi teknik dan
konstruksi.
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
c.
Sedangkan Kickbush (1993:7) lebih
dengan
dapat
pertanyaan
Terjadi diskusi diantara siswa atau siswa
cendrung kepada berpikir tingkat tinggi
tinggi
dengan
guru
untuk
mempertajam pemahaman siswa.
tidak diajarkan dalam mata pelajaran atau
d.
Terdapat pemecahan masalah
topik terpisah, melainkan dikembangkan
e.
Asesmen dengan metode bervariasi
dalam
proses
pembelajaran
mengaplikasikan dalam
materi.
pendidikan
ketika
Implementasi
pengembangan
kemampuan
berpikir
adalah
tingkat tinggi dapat ditingkatkan dengan
dalam proses pembelajaran mahasiswa
menggunakan alat kogitif (cognitif tool)
dapat dilibatkan dalam berpikir tingkat
karena mendukung berpikir, bernalar dan
tinggi. Umpama metode pembelajaran yang
pemecahan masalah. Penggunaan alat
digunakan
kognitif seperti geometri dinamik, kalkualtor
seperti
matematika
Glazer (2001) menyatakan bahwa
mengandung
tugas
menemukan
kognitif
konsep/prinsip,
grafik,
spreetsheet,
mengelompokkan, memprediksi, membuat
kesempatan
konjektur dan pembuktian. Disamping itu
eksplorasi,
soal-soal
matematika.
yang
diberikan
menekankan
analisis, sintesis dan evaluasi.
dan
dapat
pengalaman
interpretasi
Dibagian
memberikan
lain
dan
untuk
komunikasi
Glazer
(2001)
TESA (Teacher Expectations &
membedakan penggunaan komputer di
Student Achievement) merekomendasikan
dalam kelas, yaitu menggunakan komputer
tiga cara untuk
sebagai
tingkat
tinggi
meningkatkan berpikir
yaitu:
untuk
eksplorasi
atau
Menciptakan
pemecahan masalah dan menggunakan
lingkungan kelas yang kondusif seperti
komputer sebagai tutor, memberi instruksi
media
menghargai
dan umpan balik. Penggunaan komputer
perbedaan, dll; (2) Melibatkan siswa dalam
sebagai tutor biasanya tidak dalam bentuk
kegiatan
untuk
(1)
alat
multilevel,
tinggi
seperti
pemecahan
open
ended
berbentuk drill dan latihan dimana hanya
question, problem soving dan kegiatan
menekankan pada kemampuan berpikir
yang mengakomodasi multi gaya belajar;
tingkat rendah.
(3) Melakukan asesmen dengan metode
mendukung
yang bervariasi.
mengemukakan
diskusi
berpikir dalam
tingkat
kelompok,
Berdasarkan uraian diatas dapat
belajar
untuk
komputer.
berpikir
tinggi
dan
biasanya
Jonassen dan Reeves
pendapat bahwa
Glazer berpikir
dengan tingkat
tinggi terjadi pada lingkungan dimana siswa
disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran mengembangkan
masalah
dengan
komputer,
bukan
mempunyai kriteria berikut yaitu: a.
Berpikir tingkat tinggi dikembangkan dalam proses pembelajaran.
4
Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.II No. 1 Januari 2010
dari
Hipotesis Penelitian
Pengaruh SGD terhadap KBTT
Berdasarkan uraian kajian teori
Berdasarkan
data
penelitian
yang dikemukakan, maka hipotesis dalam
diperoleh skor terendah 39 dan skor
penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh
tertinggi 94. Skor rerata = 67,75; median =
pembelajaran dengan menggunakan SGD
72; Standar deviasi = 13,84. Berdasarkan
terhadap
analisis data diperoleh responden yang
kemampuan
berpikir
tingkat
tinggi”.
memiliki KBTT pada kelas rerata sebanyak 9 orang atau 28,125%, yang memiliki KBTT
METODE PENELITIAN
dibawah rerata sebanyak 37,5% dan yang
Penelitian dilaksanakan di Kampus E PGSD FIP UNJ Setiabudi. Penelitian
memiliki KBTT diatas kelas rata adalah 34,375%.
dilakukan pada semester genap tahuan Pengaruh Pembelajaran Konvensional
ajaran 2006/2007. Metode yang digunakan penelitian ini
adalah
metode
kuasi
terhadap KBTT
eksperimen
Berdasarkan
data
penelitian
dimana masalah yang ingin dipecahkan
diperoleh skor terendah 40 dan skor
adalah masalah pembelajaran nyata yaitu
tertinggi 83. Skor rerata = 56,16; median
rendahnya KBMTT mahasiswa.
=57; Standar deviasi = 9,93. Berdasarkan
Populasi
dalam
ini
analisis data diperoleh responden yang
adalah mahasiswa Jurusan PGSD FIP
memiliki KBTT pada kelas rerata sebanyak
Universitas Negeri Jakarta. Adapun yang
8 orang atau 25%, yang memiliki KBTT
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
dibawah rerata sebanyak 43,75% dan yang
adalah
memiliki KBTT diatas kelas rata adalah
mahasiswa
penelitian
Jurusan
PGSD
Semester III tahun akademik 2006/2007.
31,25%.
HASIL PENELITIAN
b. Pengujian Persyaratan Analisis Data
a. Deskripsi Data Data penelitian
ini
kemampuan
yang adalah berpikir
Data yang sudah diolah sebagai dianalisis data tingkat
dalam
data mentah dijabarkan dalam deskripsi
frekuensi
data yang merupakan data yang akan
tinggi
digunakan
pada
pengujian
hipotesis.
mahasiswa jurusan PGSD FIP Universitas
Sebelum menguji hipotesis, perlu dilakukan
Negeri Jakarta pada kelas eksperimen dan
pengujian
kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi
sebagai prasyarat dari analisis data dengan
perlakuan pembelajaran geometri dengan
tujuan untuk mengetahui keadaan data
menggunakan SGD dan kelas kontrol diberi
yang akan diolah, agar homogen dan
perlakuan
normal.
pembelajaran
secara
homogenitas
dan
normalitas
konvensional.
Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.02 No.1 Januari 2010
5
Pengujian Normalitas Pengujian dengan
dibandingkan
normalitas
menggunakan
dilakukan
rumus
dan
dialnjutkan
dengan
analisis data.
Liliefors.
Pada kelas eksperimen diperoleh L hitung =
Pengujian Hipotesis
0,0274 dengan Ltabel untuk n = 32 pada
Berdasarkan pengujian
teknik
analis
alpha 0,5 adalah 0,1542. Hal ini berarti
bahwa
bahwa Lhitung = 0,0274 < 0,1542 = Ltabel,
dengan uji-t. Dari data tersebut didapat skor
dengan demikian data kelas eksperimen
thitung
adalah normal.
signifikansi = 0,05 adalah 1,70 , dengan
=
12,282
hipotesis
data
dan
ttabel
dilakukan
pada
taraf
Pada kelas kontrol diperoleh Lhitung
demikian thitung = 12,282 > ttabel = 1,70. Hal
= 0,0032 dengan Ltabel untuk n = 32 pada
ini menunjukkan bahwa Ho ditolak atau H1
alpha 0,5 adalah 0,1542. Hal ini berarti
diterima. Berdasarkan pengujian tersebut
bahwa Lhitung = 0,0032 < 0,1542 = Ltabel,
maka penelitian ini menghasilkan bahwa
dengan demikian data kelas kontrol adalah
penggunakan SGD dalam Pembelajaran
normal.
Matematika berpengaruh terhadap KBTT. Artinya hasil pengujian ini menyimpulkan
Pengujian Homogenitas
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
Pengujian homogenitas bertujuan
kemampuan
berpikir
tingkat
tinggi
untuk menguji homogenitas varians antara
mahasiswa jurusan PGSD FIP UNJ yang
kelompok-kelompok
penelitian,
menggunakan software geometri dinamis
dengan kata lain untuk mengetahui apakah
pada mata kuliah matematika dengan yang
sampel penelitian yang digunakan berasal
menggunakan pendekatan konvensional.
data
dari populasi yang homogen. Pengujian homogentas menggunakan Uji F dengan
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
taraf signifikansi = 0,05. Adapun kriteria pengujian: Tolak Ho jika Fhitung < Ftabel.
Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji-t, diperoleh hasil yang
Berdasarkan hasil perhitungan uji
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
homogenitas terhadap varians populasi
yang signifikan KBTT mahasiswa jurusan
antara
PGSD FIP UNJ antara yang menggunakan
kelompok
siswa
yang
belajar
dengan menggunakan software geometri
SGD
dinamis (X1) dan konvensional (X2) yang
pembelajaran
dilakukan uji F, diperoleh Fhitung 0,514,
pembelajaran matematika.
sedangkan Ftabel = 1.82 dengan taraf signifikansi = 0,05 dengan jumlah = F
1.
Hasil
hitung
< F
ini tabel,
menunjukkan
db bahwa
yang berarti kedua
dengan
yang
menggunakan
konvensional
pada
Hasil penelitian ini memberikan informasi
bahwa,
mahasiswa
mengalami pembelajaran
dengan
yang SGD
pada Pendidikan Matematika I mempunyai
kelompok data tersebut homogen, dengan
rerata
demikian
pembelajaran konvensional dengan rerata
kedua
varian
tersebut
bisa
KBTT
6
KBTT
56,16.
67,75
lebih
Pengujian
tinggi
dengan
Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.II No. 1 Januari 2010
dari
uji-t
menunjukkan t dari
ttabel
hitung
= 12,282 lebih besar
1,70.
Dengan
demikian
menggunakan SGD lebih baik dari pada pembelajaran
konvensional
pembelajaran dengan SGD lebih baik dari
matakuliah
pembelajaran
mahasiswa jurusan PGSD FIP UNJ.
konvensional
dalam
Pendidikan
dalam
Matematika
I
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hal ini disebabkan pembelajaran
SARAN
menggunakan SGD membuat mahasiswa lebih
aktif
dan
pembelajaran
Berdasarkan
kesimpulan
penelitian
terpusat
sebagaimana telah diuraikan di atas, maka
kepada mahasiswa serta mahasiswa dapat
saran-saran yang dapat disampaikan pada
belajar
penelitian ini sebagai berikut:
sesuai
dengan
individu. Disamping itu kesempatan berpikir
kepada
kritis,
kemampuan juga memberi
mahasiswa
melakukan
1.
Bagi
dosen
pengampu
matakuliah
untuk
Matematika
dianjurkan
untuk
eksplorasi,
menjadikan
kemampuan
berpikir
membuat konjektur, analisis dan sintesis
tingkat tinggi sebagai salah satu tujuan
sehingga
pembelajaran.
akan
mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
2.
Bagi
PGSD
pendidikan KESIMPULAN
sebaiknya
Berdasarkan temuan di atas dapat
menyediakan
adalah sebagai berikut: terdapat perbedaan KBTT
mahasiswa matematika
mahasiswa
melaksanakan
diperoleh kesimpulan dalam penelitian ini
pembelajaran
lembaga
fasilitas dan sarana yang memadai kepada
signifikan
sebagai
pembelajaran
berbantuan komputer. 3.
Bagi para peneliti yang berminat untuk
dalam
melakukan
antara
disarankan untuk melibatkan variabel lain,
dengan
mempertimbangkan
SGD
dengan
objek
penelitian
mahasiswa yang mengalami pembelajaran menggunakan
untuk
diperluas
serupa
serta
variabel-variabel
mahasiswa yang mengalami pembelajaran
lain atau pada bidang matakuliah yang
secara konvensional. Artinya kemampuan
lain.
berpikir tingkat tinggi mahasiswa dengan
DAFTAR PUSTAKA CEO Report. (2001). Key Building Blocks for Student Achievement in the 21st Century. Conway, P., Sloane, F. (2005). International trends in post-primary mathematics education. Research report commissioned by the National Council for Curriculum and Assessment Glazer, E. (2001). InterMath1--Professional and Cognitive Development through Problem Solving with Technology. Tersedia di http://www.arches.uga.edu/~eglazer/nime2001 .pdf. Diakses 11 Nov 2006 Hartono (2004). Statistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kimmins, D. (1996). Technology in School Mathematics: A Course for Prospective Secondary School Mathematics Teachers
Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.02 No.1 Januari 2010
7
King, J. & Schattschneider, D. (Eds.) (1997). Geometry turned on! Dynamic software in learning, teaching, and research. Washington, D.C.: The Mathematical Association of America. Marzano, R.J.(1993). Dimensions of Thinking: A Framework for Curriculum and Instruction. USA: Association for Supervision and Curriculum Development Newcomb, L. H. & Trefz, M. K. (1987). Levels of cognition of student tests and assignments in the College of Agriculture at The Ohio State University. Proceedings of the Fourteenth Annual National Agricultural Education Research Meeting, Las Vegas, NV Newman, FM. Five Standards of Learning Instruction. Tersedia pada http://www.pdonline.ascd.org/pd_online/diffinstr/el199304 Nomura, T. (2000). The Effects of Cabri Geometry for Exploring Geometry in Classroom. Paul, R. & Elder, L. (2004). The miniature guide to critical thinking: concepts & tools Resnick, L.B. (1987) Education and Learning to Think. Washington DC: National Academy Press
Keterangan Penulis Yurniwati adalah dosen PGSD FIP UNJ dalam Mata kuliah Pendidikan Matematika.
2
Jurnal PGSD FIP UNJ Vol.II No. 1 Januari 2010