PENGARUH PENGGUNAAN METODE HYPNOTEACHING TERHADAP EMOTIONAL INTELLEGENCE ANAK USIA 3 – 4 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN TUNAS HARAPAN TULUNGAGUNG Prima Suci Rohmadheny, S.Pd.[1] Abstract: The research was motivated by emotional problems that happened in Playgroup Tunas Harapan Tulungagung. Emotional problems at an early childhood like in there, it would lead to further emotional problems at adults such as suicide. This is a reflection of the low emotional intelligence condition. Objectives to be achieved in this study was to determine whether there is an effect of applying hypnoteaching method on emotional intelligence of children aged 3-4 years in Tunas Harapan Playgroup Tulungagung. This method involves working with the subconscious mind, giving positive suggestions about emotion to the children when they are in a state of relaxation and focus and make learning fun for children. This study uses a type of quantitative approach with pre-experimental research The One-Group Pretest-posttest design. Data collection methods used were observation to determine changes in the emotional intelligence of children. The subjects of this study were four teen students from Tunas Harapan Playgroup as a whole Tulungagung. Techniques of data analys is techniques used are non-parametric statistical analysis using Wilcoxon test marked level. From the calculation results obtained Thitung
emosi agar anak mampu merespons secara positif setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi-emosi inilah yang disebut sebagai kecerdasan emosi. Teori perkembangan anak dalam Papalia, dkk. (2002) dan Santrock (2002) menyatakan bahwa periode perkembangan anak merupakan tahap awal kehidupan individu yang akan menentukan sikap, nilai, perilaku, dan kepribadian individu di masa depan. Ironisnya, perhatian terhadap pentingnya periode usia dini sebagai masa kritis bagi tumbuh kembang anak khususnya sebagai fase kritis perkembangan emosi di Indonesia belum optimal, terutama oleh para orang tua dan pendidik. Sedangkan menurut Mashar (2011), keter-batasan kemampuan pendidik anak usia dini dan orang tua dalam memberi rangsangan emosi bagi anak, dan keterbatasan sumber referensi tentang stimulasi emosi, merupakan salah satu kendala kurang optimalnya pemberian rangsangan emosi pada anak. Mashar (2011) berpendapat, dengan mengajarkan keterampilan emosi dan sosial pada anakanak, maka mereka akan lebih mampu untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul selama proses perkembangannya menuju manusia dewasa. Di samping itu, dengan keterampilan emosi dan sosialnya, anak akan lebih mampu mengatasi tantangan-tantangan emosional dalam kehidupan modern. Memahami fenomena semacam ini, tentu saja pendidik dalam pendidikan anak usia dini memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan stimulus pada anak usia dini. Beberapa cara telah ditempuh untuk memberikan stimulus yang tepat pada anak untuk mengembangkan emosi, salah satu yang saat ini sedang berkembang adalah metode hypnoteaching. Secara harfiah, hypnoteaching berasal dari kata hypnosis dan teaching. Dari sini kemudian diartikan bahwa hypnoteaching adalah seni berkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar para siswa menjadi lebih cerdas. Metode ini bekerja dengan melibatkan pikiran bawah sadar dengan memberikan sugesti-sugesti positif pada anak melalui cara, dalam situasi tertentu, dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Pemanfaatan pikiran bawah sadar dalam metode ini disebabkan cara kerja otak bawah sadar lebih besar dominasinya terhadap kerja otak. Penggunaan metode hypnoteaching berkaitan dengan kecerdasan emosi anak usia 3 – 4 tahun, dilakukan dengan langkah sebagai berikut: (a) mengidentifikasi gaya belajar anak, (b) kemudian memastikan pikiran siswa dalam kondisi benar-benar relaks dan fokus, (c) menggunakan media yang menarik seperti bernyanyi, yel-yel, permainan, boneka tangan, dan sebagainya untuk membuat perhatian mereka terfokus pada pendidik, (d) selanjutnya melakukan komunikasi bawah sadar, sampaikan maksud dan tujuan penting siswa dalam pembelajaran emosi yang akan dilakukan hari itu dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak, (e) mengucapkan lafal dengan fasih dan dengan intonasi yang bervariasi secara tepat, (f) menatap mata siswa atau subyek dengan tajam, karena hal ini menunjukkan kesan serius bahkan siswa akan merasa hanya dia yang diperhatikan, (g) menggunakan body language (bahasa tubuh) atau media yang efektif sesuai gaya belajar anak, (h) menggunakan kata-kata motivasi yang positif, (i) dilakukan lebih sering di awal pembelajaran. Metode ini memberikan kesan belajar yang menyenangkan, relaks, dan fokus. Berkaitan dengan cara kerja otak bawah sadar, Milton Erickson (dalam Gunawan, 2007) mengungkapkan ciri khas dari cara kerja otak bawah sadar, dua diantaranya adalah pikiran bawah sadar merupakan sumber emosi dan pikiran bawah sadar bekerja sangat sadar. Dan Noer (2010) menjelaskan bahwa emosi sering kali muncul secara mendadak, tanpa diinginkan dan tidak dapat dimengerti oleh pikiran sadar. Emosi muncul dari pikiran bawah
sadar. Emosi adalah bentuk ekspresi yang mencerminkan perasaan atau reaksi pikiran bawah sadar terhadap suatu situasi yang berhubungan dengan kepribadian individu. Sejumlah penelitian yang relevan dengan penelitian ini menunjukkan metode hypno-teaching juga dapat meningkatkan variabel lain pada siswa. Salah satunya adalah penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Siswa pada Pembelajaran IPA Fisika dengan Metode Hypno-teaching Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VIID MTs.AlAsror Patemon Kec. Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011” yang diteliti oleh Yuni Arti pada tahun 2010. Penelitian inimembuktikan bahwa metode hypnoteaching menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan minat siswa kelas VII D MTs. ALASROR Patemon kecamatan Gunungpati Semarang pada pembelajaran IPA Fisika. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan emosi yang muncul ketika anak memasuki usia remaja dan indikasi yang muncul saat mereka masih kanak-kanak merupakan cerminan dari rendahnya kecerdasan emosi anak. Hal tersebut terjadi sebagai suatu akibat dari kurangnya perhatian orang tua dan pendidik terhadap perkembangan emosi anak sehingga upaya untuk memberikan stimulus yang tepat untuk perkembangan emosi anak menjadi kurang optimal, terutama sejak mereka masih berada pada usia dini. Seperti yang terjadi pada para siswa di KB Tunas Harapan Tulungagung bahwa beberapa dari mereka berasal dari keluarga yang sibuk bekerja karena memiliki home industry, beberapa ada yang orang tuanya menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri sehingga tinggal bersama saudara atau neneknya, beberapa pula ada yang menjadi petani atau buruh tani dengan tingkat pendidikan yang kurang. Kondisi latar belakang keluarga mereka yang demikian mengakibatkan pemahaman mereka akan pentingnya memerhatikan perkembangan emosi anak menjadi kurang. Metode hypnoteaching yang bekerja dengan melibatkan otak bawah sadar terbukti mampu menciptakan suasana yang menyenangkan pada anak sehingga anak mudah menyerap informasi apapun, apalagi jika metode ini diterapkan pada anak usia dini (0 – 6 tahun). Di samping itu, wilayah kerja emosi berada pada otak bawah sadar dan muncul pada wilayah sadar sebagai suatu bentuk perilaku emosi yang dapat diamati. Di kota-kota besar salah satunya di Surabaya sudah banyak lembaga yang menggunakan metode ini untuk membantu dalam proses pembelajaran di sekolah berawal dari seringnya para guru, beberapa guru Taman Kanak-Kanak dan guru Playgroup mengikuti pelatihan metode hypnoteaching ini bersama masternya. Dan hasilnya cukup efektif untuk mengembangkan berbagai aspek kemampuan dan kecerdasan dalam pembelajaran di sekolah. Berbeda halnya dengan di kota kecil seperti Tulungagung. Metode ini belum pernah diujicobakan di Tulungagung khususnya di KB Tunas Harapan Tulungagung, sehingga belum diketahui metode ini dapat bekerja atau tidak dengan kondisi siswa yang ada di KB Tunas Harapan Tulungagung. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba meneliti pengaruh metode hypnoteaching terhadap kecerdasan emosional pada anak usia 3 – 4 tahun di KB Tunas Harapan Tulungagung. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen, karena ada suatu perlakuan (treatment) yang diterapkan oleh peneliti. Dengan pendekatan kuantitatif, desain yang digunakan penelitian ini adalahPre-Experimental Designs dengan jenis One-Group Pretest-Posttest Design. Subyek penelitian yang digunakan adalah siswa KB Tunas Harapan Tulungagung
dengan jumlah 14 siswa, yang keseluruhan akan mendapat perlakuan pembelajaran dengan metode hypnoteaching dan akan menerima pre-test terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan dengan metode hypnoteaching. Setelah menerima perlakuan, hasil observasi selama proses perlakuan dituangkan dalam penilaian akhir yang disebut dengan pre-test. Karena keterbatasan waktu, maka perlakuan dilakukan oleh peneliti yang telah mempelajari dan berlatih metode hypnoteaching. Sedangkan observasi dan pengisian lembar observasi dilakukan oleh guru yang sebelumnya telah dijelaskan cara menggunakan instrumen. Variabel bebas adalah metode hypnoteaching, yang merupakan metodologi hipnosis dalam dunia pengajaran dan pendidikan dengan memanfaatkan kemampuan otak bawah sadar agar peserta mudah menerima saran, informasi, dan sugesti positif sehingga anak dapat merasakan pembelajaran yang asyik dicerna dan materi lebih mengena karena mereka terpesona dengan kalimat sugesti yang diutarakan gurunya. Sedangkan variabel terikatnya adalah emotional intelligence, kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengolah, dan mengontrol emosi agar anak mampu merespons secara positif setiap kondisi yang merangsang munculnya emosi (Goleman, 2000). Kecerdasan emosi dalam penelitian ini merujuk pada satu pengertian, kecerdasan yang memungkinkan anak memiliki kemampuan dalam mengelola emosi berupa sabar menunggu giliran, bereaksi terhadap hal-hal yang dianggap tidak benar, dan menunjukkan ekspresi wajar saat menyesal, marah, sedih, takut, dan sebagainya yang mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 58 tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini yang menjelaskan tahapan pencapaian perkembangan anak usia 3 – 4 tahun. Dalam variabel ini, yang akan diamati adalah perilaku emosi dengan menggunakan metode observasi jenis penilaian skala likert berupa 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = sering, dan 4 = selalu. Penilaian yang digunakan untuk observasi di dalam penelitian ini merupakan lembar penilaian observasi kecerdasan emosi untuk anak usia 3 – 4 tahun. Kisi-kisi lembar penilaian observasi kecer-dasan emosi anak usia 3 – 4 tahun dikembangkan berdasarkan definisi oprasional yang telah ditetapkan, dan definisi.Adapun kisi-kisi lembar penilaian observasi kecerdasan emosi anak usia 3 – 4 tahun sebelum dan setelah uji validitas konstruksi (konsultasi dengan ahli) disajikan dalam tabel berikut ini: Kisi –kisi Instrumen Penilaian Observasi Variabel
Indikator Jumlah Item No. Item a. Bersabar menunggu giliran 6 1,2,3,4,5,6 b. Bereaksi terhadap hal-hal yang dianggapnya tidak benar 8 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 Kecerdasan Emosi c. Dapat menunjukkan ekspresi wajar saat menyesal ketika melakukan kesalahan, marah, sedih, 15, 16, 17, 18, 19, 20, takut, dan sebagainya. 21, 22, 23, 24, 25 11
Kisi-kisi lembar penilaian observasi kecerdasan emosi anak usia 3 – 4 tahun sebelum dan sesudah uji validitas konstruksi melalui konsultasi dengan ahli adalah sama, karena tidak ada perubahan secara konstruksi namun ada beberapa perubahan terhadap isi item pernyataan. Validasi instrumen lembar penilaian yang digunakan untuk observasi dalam penelitian ini akan diuji validitasnya setiap item pernyataan dengan menggunakan Construct Validity (validitas konstruksi) melalui judgment expert yaitu berdasarkan pendapat ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori, selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang disusun, apakah istrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau dirombak total. Adapun langkah-langkah uji validitas sebagai berikut: konsultasi itemitem pernyataan pada lembar penilaian observasi pada ahli, revisi, dilanjutkan reliabilitas. Hasil konsultasi dengan ahli ditunjukkan dengan perubahan item-item pernyataan yang tersusun di dalam instrumen penilaian sebelum konsultasi dan setelah konsultasi. Terdapat beberapa item yang kurang sesuai dengan aspeknya sehingga harus dipindah, ada yang perlu diganti, dan beberapa sudah layak untuk digunakan. Arikunto (2006) menyebutkan bahwa metode observasi dengan instrumen lembar penilaian observasi memiliki tingkat kemantapan paling rendah. Oleh karena itu, setelah melalui proses validasi instrumen pada penelitian ini perlu dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan cara latihan observasi menggunakan instrumen lembar penilaian oleh 2 orang pengamat. Instrumen yang sama digunakan untuk mengamati subyek yang sama oleh 2 orang pengamat yang berbeda. Instrumen ini juga disertai dengan rubrik penilaian kecerdasan emosi anak usia 3 – 4 tahun sehingga siapapun yang menjadi observer akan dapat memberikan penilaian terhadap perilaku yang diamati dengan standar yang sama dan hasilnya dapat lebih obyektif. Berdasarkan uji reliabilitas latihan 2 pengamat diperoleh data bahwa kedua pengamat memberikan poin penilaian yang sama. Sehingga setelah dimasukkan kedalam tabel kontingensi kesepakatan diperoleh perhitungan dengan menggunakan rumus HJX. Fernandes seperti di bawah ini:
Angka tersebut menunjukkan bahwa melalui uji reliabilitas diperoleh hasil koefisien kesepakatan bernilai 1, artinya instrumen lembar penilaian observasi yang digunakan dalam penelitian ini reliabel untuk digunakan dalam penelitian dan tidak perlu dilakukan pengulangan dalam latihan observasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sajian Data Hasil Pre-Test Berikut ini disajikan data hasil pre-test yang dilakukan pada 14 subyek penelitian dalam satu kelompok siswa usia 3 - 4 tahun di Kelompok Bermain Tunas Harapan Tulungagung sebelum diberi perlakuan:
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
SUBYEK ALN BLQS CHST FRL FS JSI JNG PTR SFI SYV RNT STR YDA ZQI
SKOR 70 64 73 79 74 73 74 76 73 69 70 81 62 42
Data Skor Hasil Pre-Test Pemberian Perlakuan Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran tentang emosi dengan menggunakan metode hypnoteachingselama 10 kali pertemuan.Perlakuan dilakukan di ruang perlakuandan ruang perlakuanyang dimaksud adalah ruang lama kelompok bermain hasil meminjam ruang tamu milik keluarga pengurus yayasan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan suasana hypno yang kondusif selama perlakuanberlangsung. Sajian Data Hasil Post-test
Selama proses perlakuan, guru melakukan pengamatan perilaku emosi anak. Dan di akhir pertemuan setelah perlakuan diberikan, guru menuangkan hasil pengamatan pada instrumen penilaian yang telah tersedia. Berikut ini data hasil post-test tersebut: Data Skor Hasil Post-Test
NO SUBYEK 1 ALN Analisis Data 2 BLQS 3 CHST Setelah diperoleh hasil pre-test dan post-test, maka 4 FRL peneliti membandingkan hasil pre-test dan postFS test kemudian mengadakan analisis data agar 5 JSI diketahui hasil penelitian dengan cermat dan teliti 6 JNG serta untuk menguji kebenaran hipotesis yang 7 PTR digunakan. Analisis data yang digunakan adalah 8 uji jenjang bertanda Wilcoxon. 9 SFI 10 SYV Sesuai dengan judul penelitian dan teori yang ada, 11 RNT maka hipotesis statistik yang digunakan untuk 12 STR menganalisis data adalah sebagai berikut: 13 YDA 14 ZQI = Metode hypnoteaching tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi anak usia 3 – 4 tahun Harapan Tulungagung.
SKOR 94 92 94 94 96 97 98 99 96 94 91 100 72 79 di KB Tunas
= Metode hypnoteaching memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi anak usia 3 – 4 tahun di KB Tunas Harapan Tulungagung. Berdasarkan tabel hasil perhitungan di atas, diketahui bahwa nilai yang diperoleh adalah 0, karena jumlah Signed Rank terkecil (positif atau negatif) dinyatakan sebagai nilai . Kemudian
dibandingkan dengan
dengan taraf signifikan 5% dan N = 14.
Dari tabel nilai kritis untuk uji jenjang bertanda Wilcoxon bahwa nilai
adalah 21.
Jika ≤ berarti ditolak dan diterima. Dari hasil penelitian di atas, diketahui bahwa < (0 < 21) maka hipotesis penelitian “Metode hypnoteaching memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi anak usia 3 – 4 tahun di KB Tunas Harapan Tulungagung”diterima. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi, berikut dija-barkan pembahasan hasil penelitian: 1. Skor pre-test dan post-test dianalisis menggunakan uji statistik non parametik dengan uji jenjang bertanda Wilcoxon. Dari analisis ini diperoleh < (0 <21), hal ini berarti metode hypnoteaching memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi anak usia 3 – 4 tahun di KB Tunas Harapan Tulungagung. 2. Perubahan kecerdasan emosi ditunjukkan oleh perilaku anak yang mulai berkembang secara beragam setelah mengikuti pembelajaran dengan metode hypnoteaching. Anak yang telah mengikuti pembelajaran dengan metode hypnoteaching tampak mulai menerapkan pokok-pokok bahasan yang telah disampaikan. Anak mampu lebih sabar dan tertib saat menunggu giliran, lebih cepat bereaksi terhadap hal-hal yang dianggap tidak benar, dan lebih mampu menunjukkan ekspresi wajar saat menyesal, sedih, marah, takut, dan sebagainya daripada sebelum mengikuti pembelajaran dengan metode hypnoteaching. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka disim-pulkan bahwa: 1. Penggunaan metode hypno-teaching berkaitan dengan kecerdasan emosi anak usia 3 – 4 tahun, dilakukan dengan langkah sebagai berikut: (a) mengidentifikasi gaya belajar anak, (b) kemudian memastikan pikiran siswa dalam kondisi benar-benar relaks dan fokus, (c) menggunakan media yang menarik seperti bernyanyi, yel-yel, permainan, boneka tangan, dan sebagainya untuk membuat perhatian mereka terfokus pada pendidik, (d) selanjutnya melakukan komunikasi bawah sadar, sampaikan maksud dan tujuan penting siswa dalam pembelajaran emosi yang akan dilakukan hari itu dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak, (e) mengucapkan lafal dengan fasih dan dengan intonasi yang bervariasi secara tepat, (f) menatap mata siswa atau subyek dengan tajam, karena hal ini menunjukkan kesan serius bahkan siswa akan merasa hanya dia yang diperhatikan, (g) menggunakan body language (bahasa tubuh) atau media yang efektif sesuai gaya belajar anak, (h) menggunakan kata-kata motivasi yang positif, (i) dilakukan lebih sering di awal pembelajaran. Metode ini memberikan kesan belajar yang menyenangkan, relaks, dan fokus. 2. Penerapan metode hypnoteaching memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi anak usia 3 – 4 tahun di Kelompok Bermain Tunas Harapan Tulungagung. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsini.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Goleman, D. 2000. Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Gunawan, Adi, W. 2010. Hypnoteraphy for Children. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Hajar, Ibnu. 2011. Hypnoteaching: Memaksimalkan Hasil Proses Belajar-Mengajar dengan Hipnoterapi. Jogjakarta: Divapress. Mashar, Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Multiply. 2011. Journal. (online), (http://navilink47.multiply.com/journal/item/286 akses tanggal 2 Desember 2011) Papalia, D.E., Olds, S.W., dan Feldman, R.D. 2002. A Child’s World, Infancy through Adolescence. Ninth Edition. Boston: McGraw-Hill. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. 2009. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Reksoadmadja Tedjo N. 2009. Statistik untuk Psikologi. Bandung: PT Refika Aditama Santrock, J.W. 2002. Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup, Jilid I (terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga. Saphiro, Lawrence E. (1998). Mengajarkan Emotional Intelligence Pada Anak. Jakarta : Gramedia. Sugiyono. 2010. Statistik Nonparametris untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta _______. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Surabaya: Usaha Nasional .
*
[email protected]/085649460002