perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BATANG NAPIER TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN BILANGAN CACAH PADA SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS PANGERAN DIPONEGORO WONOSOBO TAHUN 2012
SKRIPSI Disusun Oleh : YEKTI FAJAR HUTAMI K7108259
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BATANG NAPIER TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN BILANGAN CACAH PADA SISWA KELAS IV SD SE-GUGUS PANGERAN DIPONEGORO WONOSOBO TAHUN 2012
Oleh : YEKTI FAJAR HUTAMI K7108259
Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Desember 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Yekn Fajar Hutami. PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BATANG NAPIER TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN BILANGAN CACAH SISWA KELAS IV SD SEGUGUS PANGERAN DIPONEGORO WONOSOBO TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Kegurua da Ilmu Pe didika U iversitas Sebelas Maret Surakarta . 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media batang napier dalam perkalian bilangan cacah terhadap kemampuan menghitung siswa kelas IV SD se-gugus Pangeran Diponegoro Wonosobo tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Rancangan penelitian yaitu randomized control only design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV semester II SD Negeri Se-Gugus Pangeran Diponegoro Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 8 SD. Sampel pada penelitian ini berjumlah 120 siswa, 36 siswa sebagai kelompok uji coba instrumen, 39 siswa sebagai kelompok eksperimen yang diajar dengan media batang napier dan 45 siswa sebagai kelompok kontrol yang diajar tanpa media (perkalian cara bersusun). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan metode tes dan dokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan daftar siswa yang menjadi sampel penelitian. Tes digunakan untuk menilai hasil belajar Matematika siswa. Analisis data menggunakan uji normalitas metode liliefors, uji homogenitas metode bartlett, uji keseimbangan dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil analisis terhadap uji hipotesis menunjukkan skor thitung > ttabel (2,0141> 1,989), sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu, ada perbedaan kemampuan menghitung siswa yang diajar dengan media batang napier dan siswa yang diajar tanpa media (perkalian cara bersusun). Simpulan penelitian ini adalah kemampuan menghitung siswa dengan menggunakan media batang napier lebih baik dibandingkan tanpa media (perkalian cara bersusun). Kata kunci: batang napier, kemampuan menghitung, matematika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Yekn Fajar Hutami. In촘u ence Of Media Use Napier Rods On The Ability To Calculate Mulp licao n Natural Numbers Fourth Grade Elementary School Students A Cluster Prince Diponegoro Wonosobo In 2012. Thesis, Faculty of Teacher Trai i g a d . 2012. Educano U iversity Eleve March Surakarta The purpose of this research was to study the ee ct of media used Napier rods i mulnp licano atural umbers ability to calcula Gugus Wo osobo Pa gera Dipo egoro academic year 2012. This research was used quasi-experime tal method. The research desig was a ra domized co trol o ly desig . The populano i this research were all the stude i ts the seco d semester of fourth grade eleme tary school a cluster Dipo egoro Wo osobo rege cy Wo osobo , amou t to8 SD. The samples i this research co sist of 120 stude ts, 36 stude ts as a group tesn g i strume, aststhe experime tal group co sist of 39 stude ts who are taught by the media Napier rods a 45 d stude ts as a co trol group who were taught without media (mulnp licanv e way compou d). Tech ique of collected data co ducted cluster ra dom sampli. The g collected data by the tesn g of methoda d docume tano . Docume tano used to study the ability to begi i g stude ts a d a list of stude ts who are selected as sample . The test was used to assess stude t lear i g outcomes Matheman.c Data s a alysis usi g the liliefors method ormality test,homoge eity test methods bartle , bala ce test a d hypotheses test. Based o the a alysis of the hypothesis test showed scoreshitut >g ttable (2.0141> 1.989), so H0 was rejected. Therefore, there are die re ces i the ability to calculate stude ts whoare taught by the media apier rods a d stude ts who are taught without media (mulnp licanv e way compou d). The co clusio s of this research are the ability to calculate the stude t to use the media be e r tha apier rods without media (mulnp licanv e composite). Keywords:
apier rods , cou n
g ability , mathemanc s.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Kita hidup untuk saat ini, kita bermimpi untuk masa depan, dan kita belajar untuk kebenaran abadi. (Chiang Kai-shek) Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan. (Samuel Johnson) Yang membuat hidup ini menarik adalah kemungkinan untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan. (Paulo Coelho)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:
Terima kasih untuk kasih sayang yang tiada batas hingga nanti, dan pengorbanan yang tak ternilai hingga membuatku seperti saat ini.
Terima kasih untuk kasih sayang dan semangat yang tercurahkan dalam kebersamaan kita.
Terima kasih untuk kenangan-kenangan yang pernah kita lalui bersama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
memberi kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
ENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BATANG
NAPIER TERHADAP KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN BILANGAN
CACAH
PADA
SISWA
KELAS
PANGERAN DIPONEGORO WONOSOBO TAHUN
IV
SD
SE-GUGUS
.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapat gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidkan. 3. Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Amir, M. Pd., selaku pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dra. Hadiyah, M. Pd., pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Turdiyati, S. Pd., selaku Kepala SDN 2 Mlipak, yang telah memberikan kesempatan untuk pengambilan data dalam penelitian. 7. Sri Sugiarti, S. Pd., selaku Kepala SDN 7 Wonosobo, yang telah memberikan kesempatan untuk pengambilan data dalam penelitian. 8. Rochmat, S. Pd., selaku Kepala SDN Tawangsari, yang telah memberikan kesempatan untuk pengambilan data dalam penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Para Guru SDN 2 Mlipak, SDN & Wonosobo, dan SDN Tawangsari yang telah membantu terlaksanakannya penelitian ini. 10. Para siswa SDN 2 Mlipak, SDN 7 Wonosobo, dan SDN Tawangsari yang telah bersedia berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 11. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta,
Penulis
commit to user
Desember 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................ii HALAMAN PENGAJUAN ................................................................................iii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................iv HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................v ABSTRAK ..........................................................................................................vi ABSTRACT ........................................................................................................vii HALAMAN MOTTO .........................................................................................viii HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................ix KATA PENGANTAR ........................................................................................x DAFTAR ISI ......................................................................................................xii DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvi DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah ............................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5 C. Batasan Masalah .......................................................................................... 6 D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ......................................... 8 1. Kemampuan Menghitung........................................................................ 8 2. Perkalian Bilangan Cacah ....................................................................... 9 3. Media Pembelajaran Matematika ........................................................... 11 a. Media Pembelajaran.......................................................................... 11 b. Matematika ....................................................................................... 15 c. Media Matematika ............................................................................ 16 d. Batang Napier ................................................................................... 19 4. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 22 B. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 23 C. Hipotesis ...................................................................................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 26 B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel.................................................. 27 C. Rancangan Penelitian ................................................................................... 28 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 28 1. Variabel Penelitian .................................................................................. 28 2. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 29 3. Ujicoba Instrumen ................................................................................... 30 E. Teknik Analisis Data .................................................................................... 32 1. Uji Prasyarat ............................................................................................ 32 2. Uji Keseimbangan ................................................................................... 34 3. Uji Hipotesis ............................................................................................ 36 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ........................................................................................... 38 1. Profil SD ............................................................................................. 38 2. Sajian Data Penelitian ......................................................................... 38 B. Pengujian Instrumen.................................................................................. 45 1. Uji Validitas ........................................................................................ 45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Uji Reliabilitas .................................................................................... 45 3. Uji Daya Beda ..................................................................................... 45 4. Uji Taraf Kesukaran ............................................................................ 46 C. Pengujian Keseimbangan Kemampuan Awal ........................................... 47 1. Uji Normalitas Data Kemampuan Awal ............................................ 47 2. Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal.......................................... 48 3. Uji Keseimbangan ............................................................................... 48 D. Pengujian Hipotesis ................................................................................... 49 1. Uji Normalitas Data Post Test ............................................................ 49 2. Uji Homogenitas Data Post Test ......................................................... 50 3. Uji Hipotesis ....................................................................................... 50 E. Pembahasan ............................................................................................... 51 BAB V PENUTUP A. Simpulan ................................................................................................... 52 B. Implikasi .................................................................................................... 52 C. Saran.......................................................................................................... 53
DAFTARPUSTAKA ............................................................................................ 54 LAMPIRAN .......................................................................................................... 57
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1. Batang Napier .............................................................................................22 2.2. Kerangka Pemikiran....................................................................................24 4.1. Grafik Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen .....................................39 4.2. Grafik Kemampuan Awal Kelompok Kontrol ............................................41 4.3. Grafik Hasil Post Test Kelompok Eksperimen ...........................................43 4.4. Grafik Hasil Post Test Kelompok Kontrol ..................................................45 4.5. Grafik Klasifikasi Daya Beda Instrumen Post Test ....................................46 4.6. Grafik Klasifikasi Taraf Kesukaran Instrumen Post Test ...........................47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian ............................................................... 26 3.2. Rancangan Penelitian ..................................................................................... 28 4.1. Data Kemampuan Awal Kelompok Ekperimen ............................................. 39 4.2. Data Kemampuan Awal Kelompok Kontrol .................................................. 40 4.3. Data Post Test Kelompok Eksperimen .......................................................... 43 4.4. Data Post Test Kelompok Kontrol ................................................................ 44 4.5. Klasifikasi Daya Beda Instrumen Post Test................................................... 46 4.6. Klasifikasi Taraf Kesukaran Instrumen Post Test.......................................... 47 4.7. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal ............................................... 48 4.8. Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal ........................................... 48 4.9. Hasil Uji Keseimbangan Data Kemampuan Awal ......................................... 49 4.10. Hasil Uji Normalitas Data Post Test ............................................................ 49 4.11. Hasil Uji Homogenitas Data Post Test......................................................... 50 4.12. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................................... 50
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus
Halaman .......................................................................................................57
2. RPP Kelompok Eksperimen............................................................................58 3. RPP Kelompok Kontrol ..................................................................................78 4. Kisi-Kisi Soal ..................................................................................................96 5. Soal Post Test ..................................................................................................97 6. Daftar Hasil UAS I Kelompok Eksperimen ....................................................100 7. Daftar Hasil Post Test Kelompok Eksperimen ...............................................102 8. Daftar Hasil UAS I Kelompok Kontrol ..........................................................104 9. Daftar Hasil Post Test Kelompok Kontrol ......................................................106 10. Hasil Uji Validitas Isi Post Test ....................................................................108 11. Hasil Ujicoba Instrumen ...............................................................................111 12. Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................................................................................116 13. Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal ...................................................120 14. Hasil Uji Keseimbangan ...............................................................................121 15. Hasil Uji Normalitas Data Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .........................................................................................................122 16. Hasil Uji Homogenitas Post Test ..................................................................126 17. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................................127 18. Tabel t
....................................................................................................... 128
19. Surat-surat Perijinan ......................................................................................130 20. Dokumentasi Penelitian ................................................................................142
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Hamdani menyatakan bahwa salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya (2011: 23). Dengan kata lain pembelajaran merupakan proses transfer atau penyaluran ilmu pengetahuan dari pendidik (guru) ke peserta didik (siswa). Di dalam proses penyaluran ilmu pengetahuan ini terjadi interaksi antara guru dan siswa sehingga melahirkan proses belajar bagi siswa. Berhasil atau tidaknya pembelajaran dapat dilihat dari berhasil tidaknya siswa mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar siswa biasanya ditunjukkan dengan nilai yang dicapai oleh siswa setelah dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran tersebut. Evaluasi yang dilakukan guru biasanya dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang telah dijelaskan. Menurut Purwanti, dkk (2008: 1. 5) , Evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu . Kualitas pembelajaran memiliki pengaruh terhadap hasil belajar pada siswa. Pembelajaran yang berkualitas tentunya memiliki ciri-ciri atau kriteria tertentu. Menurut Dwijiastuti (2008: 103), pembelajaran yang baik adalah Karakteristik pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menyenangkan, menantang, mengembangkan keterampilan berfikir, mendorong siswa untuk bereksplorasi, memberikan kesempatan untuk sukses, sehingga tumbuh rasa percaya diri dan memberi umpan balik dengan segera, sehingga siswa tahu keberhasilan dan kegagalannya.
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Pembelajaran yang berkualitas dan baik sesuai dengan kriteria yang telah disebutkan di atas akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula. Pembelajaran jika dikemas dengan strategi yang sesuai dan menarik maka akan menghasilkan sebuah pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa. Begitu pun juga dengan pembelajaran Matematika. Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam dan untuk hidup kita. Banyak hal di sekitar kita yang selalu berhubungan dengan Matematika. Menurut Muijs dan Reynolds (2008: 343),
keterampilan numerasi dasar di dalam kehidupan sehari-hari, peran Matematika dalam perolehan keterampilan berpikir logis, dan peran Matematika sebagai komponen krusial dari bidangBerdasarkan pendapat tersebut maka telah jelas bahwa Matematika berperan sebagai dasar untuk memahami pengetahuan lain yang memerlukan pemahaman secara logis. Banyak siswa yang mengeluh tidak bisa menyelesaikan persoalan Matematika karena kurang paham dengan pelajaran Matematika. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran Matematika yang kurang bisa membuat siswa bersemangat dan mempunyai rasa ingin tahu yang kuat. Kebanyakan pembelajaran Matematika cenderung membosankan. Siswa yang merasa pembelajaran yang sedang diikutinya membosankan akan cenderung tidak memperhatikan penjelasan dari guru dan berakibat siswa tersebut tidak mengerti. Banyak siswa yang tidak mengerti namun malu untuk bertanya sehingga memilih untuk diam saja ketika guru menanyakan kepada siswa adakah yang belum jelas. Ketika diberi soal terlihatlah dengan jelas bahwa siswa belum sepenuhnya mengerti sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Bila hal itu terjadi maka tujuan pembelajaran yang ingin dicapai tidak dapat tercapai dengan maksimal. Hal inilah yang dapat mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Bukti bahwa pembelajaran Matematika di Indonesia kurang baik adalah keberadaan Indonesia di ranking 34 dari 38 negara dalam The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) 1999 dan rangking 39 dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 41 negara dalam PISA untuk Mathematical Literacy tahun 2001 menurut Setyono (2007: 7). Berdasarkan hasil rangking Indonesia yang telah dipaparkan tersebut, maka guru di Indonesia khususnya pada mata pelajaran Matematika perlu adanya inovasi dalam pembelajarannya agar hasil belajar dari siswanya meningkat. Seperti yang telah dikemukakan di atas pembelajaran yang baik salah satu kriterianya adalah menyenangkan. Sehingga untuk menciptakan pembelajaran Matematika yang menyenangkan bagi siswa seorang guru harus mempunyai inisiatif dan kreativitas. Salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah dengan menggunakan media dalam proses penyampaian materi. Jenis-jenis media pembelajaran tersebut di antaranya media visual, media audio dan media audio-visual. Media dalam pembelajaran Matematika dapat berfungsi untuk membantu siswa dalam memahami konsep. Selain itu media juga dapat membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang menuntut adanya pemahaman dan kemampuan menghitung pada siswanya. Matematika selalu berhubungan dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan-bilangan. Sering dijumpai banyak siswa SD yang merasa sulit dan bingung ketika harus mencari hasil dari soal perkalian yang diberikan oleh guru. Siswa cenderung merasa kesulitan melakukan perkalian bilanganbilangan besar apalagi tanpa menggunakan kalkulator. Guru terbiasa mengajarkan siswanya menggunakan cara lama dalam menyelesaikan soal perkalian. Oleh karena itu siswa terbiasa menggunakan cara lama untuk menyelesaikan soal perkalian yang diberikan oleh guru. Cara lama ini cenderung memakan waktu yang lama untuk menemukan hasil dari soal perkalian. Padahal saat ini telah ditemukan media maupun cara-cara praktis dan cepat untuk menemukan hasil perkalian yang sebenarnya dapat guru sampaikan kepada siswa. Untuk itu diperlukan media ataupun cara praktis yang mampu memudahkan siswa dalam memecahkan masalah perkalian tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 Media memiliki peran yang penting dalam pembelajaran karena media dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut Asra, Darmawan, dan Riana. (2008: 5. 6) secara umum media mempunyai beberapa kegunaan Media mempunyai kegunaan (1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra, (3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, (4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestiknya, (5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Telah jelas bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam mewujudkan konsep-konsep abstrak dalam pikirannya menjadi lebih konkret yang tentunya akan memudahkan siswa untuk memahaminya. Begitu pun juga dalam persoalan perkalian bilangan cacah untuk menyelesaikan perkalian bilangan cacah dibutuhkan media yang dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan permasalahan perkalian, terutama pada perkalian bilangan-bilangan besar. Semakin besar bilangan pada persoalan perkalian kemungkinan siswa melakukan kesalahan dalam menghitung juga semakin besar. Oleh karena itu diperlukan kemampuan menghitung yang tinggi pada siswa, serta ketelitian yang tinggi pula untuk mencapai kebenaran hasil perhitungan. Didasarkan pada hal tersebut guru perlu menggunakan media dalam pembelajaran. salah satunya adalah dengan menggunakan media batang napier dalam pembelajaran. Batang napier merupakan media pembelajaran Matematika untuk menghitung hasil dari perkalian bilangan-bilangan. Cara kerja batang napier sangat sederhana yaitu menerjemahkan persoalan perkalian menjadi persoalan penjumlahan. Persoalan perkalian yang tadinya sulit kini dengan mudah dicari hasilnya dengan cara penjumlahan. Dengan cara kerja batang napier yang sangat sederhana ini siswa dapat dengan mudah dan cepat menghitung hasil dari perkalian bilangan-bilangan besar sekali pun. Cara kerja batang napier yang unik ini dapat membuat siswa merasa senang belajar Matematika khususnya pada persoalan perkalian. Perkalian bilangan-bilangan besar yang pada awalnya siswa merasa kesulitan kini siswa dapat menyelesaikannya dengan mudah dan lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 cepat dibandingkan dengan cara yang lama. Melalui penggunaan media batang napier ini kemampuan menghitung siswa dapat semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari berkurangnya kemungkinan terjadinya kesalahan dalam perhitungan perkalian yang dilakukan oleh siswa. Selain dapat meningkatkan kemampuan menghitung pada siswa, penggunaan media batang napier dalam perkalian bilangan ini dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. Dengan begitu aktivitas siswa pun dapat meningkat. Siswa tidak hanya pasif tetapi dapat secara aktif mencoba media batang napier ini untuk memecahkan persoalan perkalian. Adanya media dalam pembelajaran maka kualitas pembelajaran pun semakin meningkat. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran meningkat pula hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini ditunjukan dengan hasil tes akhir pada siswa yang menggunakan media batang napier lebih baik daripada hasil tes akhir siswa yang tidak menggunakan media, ada pada lampiran 7 dan 9 halaman 102 dan 106. Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti ingin unaan Media Batang Napier Terhadap Kemampuan Menghitung Perkalian Bilangan Cacah Pada Siswa Kelas IV SD Se-
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1.
Kurang baiknya kualitas pembelajaran Matematika.
2.
Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran Matematika.
3.
Hasil belajar Matematika siswa yang rendah.
4.
Kurangnya kemampuan menghitung pada siswa mengenai perkalian bilangan-bilangan besar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 C.
Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran Matematika. 2. Rendahnya hasil belajar Matematika pada siswa . 3. Kurangnya kemampuan menghitung pada siswa.
D.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008: 35). Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Adakah perbedaan kemampuan menghitung siswa kelas IV SD se-gugus Pangeran Diponegoro yang menggunakan media batang napier dengan yang tidak menggunakan media batang napier?.
2.
Apakah kemampuan menghitung siswa kelas IV SD se-gugus Pangeran Diponegoro
yang
menggunakan
media
batang
napier
lebih
baik
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media batang napier?. 3.
Adakah pengaruh penggunaan media batang napier terhadap kemampuan menghitung siswa kelas IV SD se-gugus Pangeran Diponegoro?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media batang napier terhadap kemampuan menghitung perkalian bilangan cacah siswa kelas IV SD se-gugus Pangeran Diponegoro Wonosobo tahun 2012.
F.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 1.
Manfaat Teoritis a.
Menambah
pengetahuan
tentang
pengaruh
media
terhadap
pembelajaran. b.
Menambah pengetahuan tentang pengaruh media batang napier terhadap pembelajaran Matematika.
c.
Menambah pengetahuan tentang pengaruh penggunaan media batang napier dalam perkalian bilangan cacah terhadap kemampuan menghitung pada siswa.
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi siswa: 1) Menambah kemampuan menghitung perkalian bilangan cacah. 2) Menjadikan pembelajaran Matematika pada siswa lebih bermakna. 3) Menjadikan
siswa
termotivasi
untuk
mengikuti
pelajaran
Matematika. b.
Bagi guru: 1) Menambah keterampilan penggunaan media dalam pembelajaran Matematika. 2) Menambah keterampilan memilih media yang tepat dalam pembelajaran. 3) Membantu proses penyampaian mata pelajaran Matematika kepada siswa. 4) Memberikan alternatif cara atau metode yang menyenangkan bagi siswa dalam pembelajaran Matematika.
c.
Bagi sekolah: 1) Menambah kualitas pembelajaran terutama pada mata pelajaran Matematika. 2) Memotivasi untuk
melaksanakan pembelajaran yang lebih
bermakna.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Tinjauan Pustaka dan Hasil Penelitian yang Relevan 1.
Kemampuan Menghitung
Belajar yang dilakukan oleh siswa bukan hanya menghafal, bukan pula hanya mengingat, belajar adalah proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan lain-lain yang melibatkan semua aspek siswa. Kemampuan menurut Dagun (2006) adalah: (1) Potensi suatu benda untuk melakukan sesuatu untuk bertindak atau beraksi. Pada manusia kemampuan ini merupakan bawaan atau diperoleh melalui situasi yang terkondisikan. (2) Kemampuan untuk mengerjakan sesuatu pada waktu sekarang. Istilah ini dikaitkan dengan potensi yang dimiliki dalam menguasai suatu keahlian (hlm. 480). Salah satu kecerdasan manusia menurut Gardner adalah kecerdasan logismatematis. Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan logis matematis mencakup tiga bidang yang saling berhubungan yaitu Matematika, Sains, dan logika (Uno dan Kuadrat, 2009: 102). Berdasarkan hal tersebut maka kecerdasan logis matematis
mengarah pada hal-hal berhubungan dengan
berhitung atau
menggunakan angka dalam kehidupan sehari hari. Kecerdasan logis matematis berhubungan dengan keterampilan kerja. Menurut Uno dan Kuadrat (2009), Logis matematis merupakan keterampilan kerja: mengurus keuangan, membuat anggaran, melakukan penelitian ekonomi, menyusun hipotesis, melakukan estimasi, melakukan kegiatan akutansi, berhitung, mengadakan kalkulasi, menggunakan statistik, melakukan audit, membuat penalaran, menganalisis, menyusun sistematika, mengklasifikasi, mengurutkan. Ada pun cara meningkatkannya yaitu dengan berlatih untuk menghitung soal-soal Matematika sederhana di
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 kepala misalnya 21 x 40 dalam 5 detik atau dengan sering mengisi tekateki silang/asah otak lainnya (hlm. 39). Orang dengan kecerdasan logis matematis gemar bekerja dengan data: mengumpulkan dan mengorganisasi, menganalisis serta menginterpretasikan, menyimpulkan kemudian meramalkan. orang
(hlm. 19). Pengembangan kecerdasan logis matematis dapat dilakukan dalam
pembelajaran. Uno dan Kuadrat (2009: 114) menjelaskan bahwa, logis matematis seseorang dapat dikembangkan dalam pembelajaran dengan cara
jika melakukan atau menyelesaikan apa yang dipikirkannya dengan keterampilan berpikir. Dalam memperlancar proses berpikir, kecerdasan logis matematis dapat menggunakan kode atau simbol terhadap objek yang dipikirkan. Selain itu menceritakan masalah yang dihadapi sehari-hari dan menerjemahkan masalah ke dalam model Matematika juga dapat mengembangkan kecerdasan logis metematis. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menghitung merupakan potensi yang dimiliki seseorang dalam hal membilang (menjumlahkan, mengurangi, membagi, memperbanyak, dsb). Kemampuan menghitung berhubungan dengan kecerdasan logis matematis orang tersebut. Kemampuan menghitung pada siswa dapat ditingkatkan melalui latihanlatihan soal perhitungan misalnya dengan memberikan siswa tugas untuk mengerjakan soal-soal perkalian.
2.
Perkalian Bilangan cacah
Bilangan dapat digolongan menjadi beberapa golongan yaitu bilangan bulat, bilangan cacah, bilangan asli, bilangan pecahan, dan lain-lain. Sedangkan operasi hitung pada bilangan yang disampaikan pada siswa terdiri atas operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Soewito (1993: 49)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 menjelaskan bahwa,
erkalian dalam bilangan cacah dapat didefinisikan dengan
menggunakan perkalian antara dua himpunan . Definisi: Jika a dan b bilangan cacah. A dan B adalah himpunan yang terhingga sedemikian hingga n(A) = a dan n(B) = b, maka axb = n(AxB). (bentuk axb dapat ditulis ab atau (a)(b) atau a(b) atau (a)b, atau a.b) Dari bentuk perkalian 2 x 4 = 8, 2 dan 4 disebut faktor dan 8 disebut hasil kali. Dalam a x b = c a dan b disebut faktor c disebut hasil kali. Perkalian bilangan-bilangan mempunyai sifat-sifat tertentu. Begitu juga perkalian pada bilangan cacah. Sifat-sifat perkalian pada bilangan cacah sebagai berikut. a.
Sifat tertutup Diketahui dua bilangan cacah 6 dan 2. 6 x 2 = 12, 12 adalah bilangan cacah. Diperoleh sifat tertutup operasi perkalian pada bilangan cacah. Untuk dua bilangan cacah a dan b sembarang, maka ada sebuah bilangan cacah yang merupakan hasil kali dari a dan b. Dengan kata lain hasil kali dari perkalian bilangan cacah adalah bilangan cacah juga.
b.
Sifat komutatif (pertukaran) Untuk semua bilangan cacah a dan b berlaku a x b = b x a. Misalnya 5 x 4 = 4 x 5, hasil kalinya sama-sama 20.
c.
Sifat asosiatif (pengelompokan) Untuk setiap bilangan cacah a, b, c berlaku (ab)c = a(bc). Misal: (3.5).(2.4) = 15.8 = 120 3[5(2.4)] = 3[5.8] = 3.40 = 120 [3(5.2)].4 = [3.10].4 = 30.4 = 120
d.
Elemen identitas Bilangan 1 adalah elemen identitas perkalian sehingga untuk setiap bilangan cacah a berlaku 1.a = a dan a.1 = a
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 Misalnya 1.9 = 9.1 hasil kalinya adalah 9. Dengan kata lain bilangan cacah yang dikalikan dengan bilangan 1 maka hasil kalinya adalah bilangan itu sendiri. e.
Sifat perkalian dengan bilangan nol Jika a adalah bilangan cacah, maka 0 . a = 0 dan a . 0 = 0. Misalnya 0.7 = 7.0 hasil kalinya adalah 0. Dengan kata lain semua bilangan cacah bila dikalikan dengan 0 maka hasil kalinya adalah 0.
f.
Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan Untuk setiap bilangan cacah a, b, c berlaku a(b+c) = ab + ac dan (b+c)a = ba + ca. Misal: 30 + 40 = 3.10 + 4. 10 = (3+4).10 = 7.10 (34)(21) = 34 (20 + 1) = (34)(20) + (34)(1) = 680 + 34 = 714 Operasi hitung perkalian pada bilangan cacah mempunyai sifat-sifat
tertentu yang telah dijelaskan di atas dan untuk mempelajarinya dibutuhkan penerapan media atau pun metode yang dapat memotivasi siswa untuk bersemangat
mempelajarinya
sehingga
pembelajaran
menjadi
lebih
menyenangkan dan memudahkan siswa memahami perkalian.
3. a.
Media Pembelajaran Matematika
Media pembelajaran Agun dalam Onasanya, S.A., (2004 ) menyatakan bahwa, Instructional
media are all forms of information carriers which can be used to record, store, preserve, transmit, or retrieve information for purposes of teaching and learning. They are materials used by practising and trainee teachers to present, illustrate, and elucidate teaching posits (hlm. 127). Diartikan bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk pembawa informasi yang dapat digunakan untuk merekam, menyimpan, melestarikan, mengirimkan, atau mengambil informasi untuk tujuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 belajar mengajar. Mereka adalah bahan yang digunakan oleh guru praktisi dan peserta
pelatihan
untuk
menyajikan,
menggambarkan,
dan
menjelaskan
berpendapat mengajar. Media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiaan belajar mengajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik/warga belajar dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna menurut Latuheru (1988: 14). Pendapat tersebut sejalan dengan Ngadino (2009)
Media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
enurut
Arsyad (2010) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar
. 4). Sedangkan Asra, Darmawan, dan Riana
menjelaskan bahwa, K atau pengantar; sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan belajar. Dengan demikian, media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengkondisikan seseorang untuk belajar (2008: 5. 5). Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran sebagai perantara atau penyalur informasi yang berupa ilmu pengetahuan dari sumber informasi kepada penerima sumber informasi (siswa), sehingga memudahkan penerima informasi memahami informasi yang ingin disampaikan. Ciri-ciri umum yang terkandung dalam media menurut meliputi: 1)
2)
3)
Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 4) 5) 6)
7)
Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio tape/ kaset, video recorder). Sikap, perbuatan, organisasi, stategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu (Arsyad, 2010: 6).
Sedangkan Dengeng mengemukakan secara umum media-media tertentu memiliki keistimewaan seperti halnya ciri-ciri yang dimiliki oleh media tersebut di atas, yaitu seperti: 1) Kemampuan fiksatif, artinya bahwa media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan, dan kemudian menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. 2) Kemampuan manipulatif, artinya bahwa media dapat menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan. 3) Kemampuan distributif, artinya bahwa media dalam sekali penampilan suatu objek atau kejadian dapat menjangkau pengalaman yang sangat banyak (Ngadino: 23). Hamalik (1986) menjelaskan bahwa media dalam pembelajaran memiliki nilai atau manfaat. Nilai atau manfaat media adalah sebagai berikut: 1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir dan oleh karena itu mengurangi verbalisme. 2) Memperbesar perhatian para siswa. 3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan oleh karena itu membuat pelajaran lebih menetap. 4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa. 5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup. 6) Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa. 7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar (hlm. 27).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Anitah (2009) memaparkan jenis-jenis media pembelajaran yaitu: 1) Media visual yang diproyeksikan: seperti gambar mati, ilustrasi, karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta datar, realia dan model, serta berbagai jenis papan. 2) Media visual yang diproyeksikan: seperti OHP, Slide, Filmstrip, Opaque Projector. 3) Media audio a) Media audio tradisional: seperti audio kaset, audio siaran, dan telepon. b) Media audio digital: seperti media optik, audio internet, radio internet. c) Bentuk-bentuk program audio: seperti program wicara, wawancara, diskusi, buletin, warta berita, program dokumenter, progran feature dan majalah udara, serta drama audio. 4) Media audio visual: seperti slide suara, televisi (CCTV, TV broadcast) 5) Multimedia: seperti multimedia kits, Hypermedia/ Hypertext, media interaktif, virtual reality, expert system (hlm. 128-129). Selanjutnya Asra, Darmawan, dan Riana (2008) mengemukakan bahwa secara sederhana kehadiran media dalam suatu kegiatan pembelajaran memiliki nilai-nilai praktis sebagai berikut: 1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para siswa. 2) Media yang disajikan dapat melampaui batasan ruang kelas. 3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan lingkungan. 4) Media yang disajikan dapat menghasilkan keseragaman pengamatan siswa. 5) Secara potensial, media yang disajikan secara tepat dapat menanamkan konsep dasar yang kongkrit, benar, dan berpijak pada realitas. 6) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar. 7) Media mampu memberikan belajar secara integral dan menyeluruh dari yang kongkrit ke yang abstrak, dari kesederhanaan ke rumit (hlm. 5.9). Dengan demikian media merupakan komponen yang sangat penting di dalam penyampaian pesan atau informasi termasuk dalam penyampaian pembelajaran. Sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 b.
Matematika Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di
sekolah. Menurut Yunanto (2004) Matematika adalah materi yang mengajak anak untuk terlibat dalam hal logika dan pemecahan masalah yang berhubungan dengan angka-angka
.
Sedangkan Uno dan Kuadrat (2009) menjelaskan bahwa, Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetik, aljabar, geometri, dan analisis (hlm. 109). Selanjutnya Sujono (1988) mendefinisikan matematika sebagai berikut. 1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. 2) Matematika adalah bagian pengetahuan manusia tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika membantu orang dalam menginterpretasikan secara tepat berbagai ide dan kesimpulan. 4) Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logik dan masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan. 5) Matematika berkenaan dengan fakta-fakta kuantitatif dan masalahmasalah tentang ruang dan bentuk. 6) Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang kuantitas dan ruang (hlm. 4). Nesher
engkonsepsikan karakteristik Matematika terletak pada
kekhususannya dalam mengomunikasikan ide Matematika melalui bahasa numerik. Dengan bahasa numerik, memungkinkan seseorang dapat melakukan pengukuran secara kuantitatif
. Seseorang akan
merasa mudah memecahkan masalah dengan bantuan Matematika, karena ilmu Matematika memberikan kebenaran berdasarkan alasan logis dan sistematis. Uno dan Kuadrat (2009) mengemukakan bahwa hakikat belajar Matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti dan hubunganhubungan serta simbol-simbol, kemudian diterapkan pada situasi nyata 110).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan faktafakta berupa penalaran atau logika, simbol-simbol dan bilangan-bilangan. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk disampaikan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar hingga sekolah lanjutan bahkan di perguruan tinggi. Tujuan khusus pembelajaran Matematika pada tingkat
adalah sebagai berikut. 1) Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari. 2) Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan Matematika. 3) Mengembangkan kemampuan dasar Matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan 4) Membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disiplin (hlm. 11). Di dalam kehidupan berhubungan
dengan
sehari-hari banyak dijumpai hal-hal yang
Matematika.
Misalnya
ketika
siswa
menghitung
kebutuhannya sendiri, dalam hal ini siswa menghubungkan kehidupan sehari-hari dengan bilangan-bilangan yang merupakan ciri dari Matematika. Sehingga diperlukan kemampuan dan pemahaman terhadap ilmu yang berhubungan dengan penalaran ini. Dengan demikian maka jelaslah bahwa penyampaian mata pelajaran Matematika sangat diperlukan agar siswa mampu menyelesaikan masalahmasalah di kehidupan sehari-hari yang membutuhkan penalaran logika dalam pemecahannya.
c.
Media matematika Soedjadi dalam
Uno
dan
Kuadrat
(2009)
memandang
bahwa,
Matematika merupakan ilmu yang bersifat abstrak, aksiomatik, dan deduktif (hlm. 108). Berdasarkan pendapat di atas pembelajaran Matematika memerlukan media yang dapat memudahkan siswa memahami Matematika yang merupakan ilmu yang bersifat abstrak ini. Terlebih pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 secara psikologis anak pada jenjang pendidikan awal menuntut informasi yang jelas, tidak verbalistik, sederhana dan pola pembelajaran menyenangkan. Media pembelajaran bermanfaat untuk melengkapi, memelihara dan bahkan meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Penggunaan media dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar, meningkatkan aktivitas siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa. Media itu tidak hanya sekedar alat bantu saja, tetapi meliputi sarana ataupun prasarana dan fasilitas yang dapat digunakan oleh pembelajar (guru) di dalam
menyampaikan
pesan
kepada
subjek
didik
untuk
memperjelas,
memperlancar, merangsang/memotivasi, mempermudah belajar siswa, dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran dalam mencapai tujuan instruksional secara optimal. Andre Rinanto mengemukakan bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil, ada beberapa pedoman yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) Pebelajar harus terlibat dan ikut serta secara aktif dalam setiap mata pelajaran. 2) Kegiatan belajar harus sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik. 3) Strategi mengajar harus sistematis dan terarah. 4) Kreativitas peserta didik dijadikan tujuan belajar (Ngadino, 2009: 22). Ada beberapa fungsi dari media pembelajaran dalam bidang Matematika, di antaranya sebagai berikut. 1) Dengan adanya media pembelajaran, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran Matematika dengan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari Matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik, dan bersikap positif terhadap pembelajaran Matematika. 2) Dengan disajikannya konsep abstrak Matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti. 3) Media pembelajaran dapat membantu daya tilik ruang, karena anak tidak dapat membayangkan bentuk-bentuk geometri ruang sehingga gambar dan benda-benda nyata menjadi media pemahaman tentang ruang. 4) Anak akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 5) Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model Matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru (Uno dan Lamatenggo, 2010: 141). Selain manfaat media pembelajaran seperti telah disebutkan di atas, pemakaian media pembelajaran dalam bidang Matematika dapat pula dikaitkan dengan salah satu atau beberapa tujuan sebagai berikut ini. 1)
Pembentukan konsep.
2)
Pemahaman konsep.
3)
Latihan dan penguatan.
4)
Melayani perbedaan individu, termasuk anak yang lemah dan anak yang berbakat.
5)
Pengukuran, alata peraga yang dipakai sebagai alat ukur.
6)
Pengamatan dan penemuan sendiri, media pembelajaran sebagai objek penelitian dan alat untuk meneliti.
7)
Pemecahan masalah.
8)
Mengundang berpikir.
9)
Mengundang untuk berdiskusi.
10)
Mengundang berpartisipasi aktif.
Media pembelajaran dapat mengatasi hambatan-hambatan seperti: komunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif anak, selera belajar yang kurang, pengamatan yang kurang seragam, dan lain-lain. Hambatan yang timbul ini disebabkan oleh: verbalisme, kekacauan penafsiran, perhatian peserta didik yang bercabang/ ganda, tidak ada tanggapan, kurang perhatian, dan keadaan fisik lingkungan belajar yang mengganggu. Sekarang ini telah banyak diciptakan media-media pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Demikian halnya dengan media untuk pembelajaran Matematika. Beberapa media Matematika yang dikembangkan oleh Unit MAPM PPPPTK Matematika (2011) yaitu: 1) Media Konsep a) AEM (Algebraic Experience Material)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 b) Bangun datar luasan dan rangka c) Bangun ruang masif, transparan dan rangka d) (a-b)² = a²-2ab+b² e) (a+b)² = a²+2ab+b² f) (a+b)(a-b) = a²-b² g) (a+b)³ = a³+3ab²+3a²b+b³ h) Bukti Pythagoras i) Irisan bola dan irisan tabung j) Jumlah bilangan asli dan jumlah bilangan ganjil k) Jumlah sudut segitiga dan jumlah sudut segiempat l) Klinometer m) Kuadrat lengkap Al Khwarizmi n) Macam-macam peraga limit deret geometri o) Dekak-dekak p) Model peraga luas daerah (jajargenjang, segitiga, lingkaran) q) Papan berpaku, papan berpetak, dan papan flanel r) Rumus volum (bola, kerucut, limas, balok dan kubus) s) Peluang putaran, peluang bangun, dan sesatan hexagon t) Peraga satuan, kumpulan dan perkalian u) Timbangan bilangan v) Tomahawk w) Simetri putar x) Peraga jam model 1 dan 2 y) Batang Napier 2) Media Keterampilan, Penalaran dan Problem Solving a) Menara Hanoi b) Loncat katak c) Permainan sepakbola d) Macam-macam kartu domino untuk keterampilan Matematika e) Aneka tangram f) Pola sudut g) Permainan bilangan (segitiga ajaib, persegi ajaib, lingkaran ajaib, bintang lima ajaib, bintang enam ajaib)
d.
Batang Napier Salah satu media pembelajaran Matematika yang telah berkembang saat
ini adalah media batang napier. Batang napier merupakan salah satu media pembelajaran Matematika yang digunakan untuk memudahkan siswa dalam operasi hitung perkalian. Satya (2010) menjelaskan bahwa, Batang napier ditemukan pertama kali oleh seorang bangsawan dari Merchiston, Skotlandia yang bernama Jhon Napier. Jhon Napier
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 menemukan ide tentang logaritma napier yang ditulis di bukunya Mirifici Logarithmorum Canonis Descriptio. Dengan bantuan logaritma, perhitungan yang melibatkan bilangan-bilangan besar dapat dipermudah. Endinburgh (2008) menyatakan bahwa, These rods, which in essence constitute a mechanical multiplication table. Each rod is engraved with a table of multiples of a particular digit, the tens and units being separated by an oblique stroke. To obtain the product 267 × 8, the rods 2, 6, 7 are assembled and the result is read off from the entries in the eighth row; thus gives 2.136. Diartikan bahwa, pada dasarnya merupakan tabel perkalian mekanik. Setiap batang diukir dengan tabel kelipatan dari angka tertentu, dan puluhan unit yang dipisahkan oleh stroke miring. Untuk mendapatkan produk 267 × 8, batang 2, 6, 7 dirakit dan hasilnya dibaca dari entri dalam baris kedelapan, sehingga memberikan 2.136 (hlm. 3). Risky dalam Putra (2010) mengemukakan bahwa,
erkalian bilangan
menggunakan batang napier cukup mudah, yaitu hanya melihat bilangan yang akan dikalikan, kemudian menjumlahkan diagonalnya Supriyadi (2011) mengemukakan bahwa,
.
edia batang napier dirancang
untuk menyederhanakan tugas berat dalam perkalian dengan mengubah perkalian menjadi penjumlahan dengan konsep Metode Lattice (Metode Kisi)
.
Cara mengerjakan soal perkalian menggunakan batang napier cukup mudah. Supriyadi (2011: 3-4) menjelaskan cara menyelesaikan soal perkalian menggunakan batang napier sebagai berikut. Contoh soal 49 x 52 1.
Buat sebuah kotak yang berisi 4 kotak kecil. Bilangan 49 dituliskan pada baris atas, sedangkan bilangan 52 dituliskan pada kolom kanan. Penulisan ini bisa dibalik karena pada perkalian berlaku hukum komutatif, sehinggga bilangan 52 dapat dituliskan pada baris atas dan bilangan 49 dapat dituliskan pada kolom kanan. 4
9 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 2.
Sebelum dikalikan buat garis miring atau diagonal dari atas ke bawah pada kotak-kotak kecil tersebut mulai dari kotak terbawah terus ke atas. 4
9 5 2
3.
Kotak kanan atas adalah perkalian 5 x 9 = 45 Kotak kiri atas adalah perkalian 5 x 4 = 20 Kotak kanan bawah adalah perkalian 2 x 9 = 18 Kotak kiri bawah adalah perkalian 4 x 2 = 08 karena kurang dari puluhan maka didepannya ditambahkan angka 0.
4
9
2
4 0
0
5
8
2
1 8
4.
5
Hasilnya angka yang dibatasi garis miring atau diagonal dijadikan satu kelompok tersebut dijumlahkan. Urutannya dari bawah ke atas, jika hasil penjumlahannya puluhan, maka cukup ditulis angka satuannya saja dan angka puluhannya dijumlahkan pada kelompok yang ada didepannya,
4
9
2 2 5
4 (1) 0
0
1 8
4
5
5 2
8 8 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Kelompok 1 = 8 Kelompok 2 = 8 + 1 + 5 + 8 = 14 ditulis 4, angka puluhannya 1 dijumlahkan pada kelompok depannya. Kelompok 3 = 0 + 0 + 4 + 1 = 5 Kelompok 4 = 2 Jadi, 29 x 52 = 2548 Supriyadi (2011: 6) memaparkan kelengkapan batang napier terdiri atas satu batang indeks dan sepuluh batang digit angka 0 sampai 9. Kelengkapan batang napier tersebut dapat ditunjukan dalam gambar 1.
Gambar 2. 1 Batang Napier
4. Penelitian yang Relevan 1.
Sang Nyoman Liga Putra (2010) dengan judul penelitian Pemanfaatan Alat Peraga Batang Napier Dalam Pembelajaran Operasi Perkalian Bilangan Cacah Sebagai Upaya Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa . Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa penggunaan alat peraga batang napier dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar pada pokok bahasan perkalian bilangan cacah. Penelitian ini juga mengatakan bahwa disamping dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, penggunaan alat peraga batang napier ini juga dapat meningkatkan aktivitas siswa di dalam pembelajaran Matematika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 2.
Linda
Nurmasari
Kemampuan Menghitung Perkalian Melalui Metode Jarimatika Pada Siswa Kelas II SD Negeri 3 Pringanom Sragen Tahun Pelajaran Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa penggunaan metode jarimatika dalam pembelajaran Matematika tentang perkalian pada kelas II dapat meningkatkan kemampuan menghitung perkalian. Di dalam penelitian ini dijelaskan bahwa siswa lebih mudah menghitung perkalian dengan metode jarimatika ini. 3. Kemampuan Berhitung Perkalian Melalui Media Kartu Bilangan Pada Peserta Didik Kelas II SD Negeri Hadiluwih 2 Sumberlawang Sragen Penelitian ini menjelaskan bahwa kemampuan berhitung perkalian dapat ditingkatkan dengan menggunakan media kartu bilangan. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa dengan menggunakan media kartu bilangan ini, kegiatan guru dan siswa yang diamati pada lembar observasi juga mengalami peningkatan yang signifikan. 4. rnal internasional ini menjelaskan pentingnya media dalam pembelajaran untuk komunikasi yang efektif. Onasanya mengemukakan bahwa penggunaan media dapat membuat sikap siswa yang positif, mendorong motivasi diri, mendorong relevansi dan kredibilitas, dan meningkatkan pemahaman. Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media misalnya batang napier, media kartu bilangan dan metode jarimatika dapat meningkatkan kemampuan menghitung, aktivitas dan prestasi belajar siswa, serta mendorong motivasi diri siswa.
B. Kerangka Berpikir Keberhasilan
proses
belajar
mengajar
dalam
mencapai
tujuan
pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang tinggi. Pembelajaran konvensional tanpa penggunaan media yang dilakukan oleh guru berakibat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 rendahnya prestasi belajar Matematika siswa. Dengan rendahnya hasil belajar siswa, ini menunjukan bahwa kemampuan menghitung pada siswa juga rendah. Penggunaan media batang napier pada pembelajaran Matematika dalam perkalian bilangan cacah diduga dapat mempengaruhi kemampuan menghitung pada siswa. Dengan menggunakan media batang napier, diharapkan kemampuan menghitung pada siswa dapat meningkat. Dengan meningkatnya kemampuan mengitung pada siswa maka siswa akan merasa mudah dalam menyelesaikan masalah perkalian bilangan cacah. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media batang napier dalam pembelajaran Matematika pokok bahasan perkalian bilangan cacah akan berpengaruh terhadap kemampuan menghitung perkalian bilangan cacah pada siswa. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, maka kerangka pemikiran tersebut dapat ditunjukan dalam gambar 2.
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Penggunaan Media Batang Napier
Tidak Menggunakan Media (perkalian cara bersusun)
Tes Akhir
Tes Akhir
Dibandingkan dan dicari mana yang lebih baik
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 C.
Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan, maka peneliti Kemampuan menghitung perkalian bilangan cacah siswa kelas IV SD se-gugus Pangeran Diponegoro Wonosobo tahun 2012 yang menggunakan media batang napier lebih baik daripada yang tidak menggunakan media (perkalian cara bersusun)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD se-gugus Pangeran Diponegoro di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo yang terdiri atas 8 SD. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV tahun 2012. Alasan peneliti memilih SD segugus Pangeran Diponegoro di Kecamatan Wonosobo sebagai tempat penelitian karena wilayah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Desember 2012 yang dimulai dengan pengajuan judul sampai dengan sidang skripsi. Adapun rinciannya terdapat pada tabel 1 berikut: Tabel 3. 1 Rincian Waktu Kegiatan Penelitian No
Bulan Kegiatan
1
Pengajuan Judul
2
Penyusunan proposal
3
Pengajuan Surat Ijin
4
Pelaksanaan Penelitian
5
Pengumpulan Data dan Analisis Data
6
Penyusunan dan Penyelesaian Laporan
7
Ujian Skripsi
Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD se-gugus Pangeran Diponegoro tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa sebanyak 326 anak dari 8 SD yaitu SDN 1 Mlipak, SDN 2 Mlipak, SDN Tawangsari, SDN 7 Wonosobo, SDN 9 Wonosobo, SDN 10 Wonosobo, SDN Kristen 1 Wonosobo, SDN Kristen 3 Wonosobo.
2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi sama (Sugiyono, 2009: 62). Dari populasi diambil sebagian anggota untuk dijadikan sampel. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai sampel adalah sebagian siswa kelas IV SD se-gugus Pangeran Diponegoro di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo, diambil tiga SD yaitu SD Negeri 2 Mlipak sebagai kelas eksperimen sebanyak 39 siswa, SD Negeri 7 Wonosobo sebagai kelas kontrol sebanyak 45 siswa dan SD Negeri Tawangsari sebagai kelas uji coba sebanyak 36 siswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling. Dalam pengambilan sampel ini pertama-tama peneliti menentukan populasi yang akan digunakan yaitu SD se-gugus Pangeran Diponegoro yang berjumlah 8 SD. Kemudian dari 8 SD tersebut dilakukan pengundian sebanyak 3 kali untuk mendapatkan 3 SD sebagai kelompok kontrol, kelompok eksperimen, dan kelompok uji coba. Setelah didapatkan 3 SD, dilakukan pengundian kembali dari 3 SD tersebut untuk menentukan sekolah mana sebagai kelompok kontrol, kelompok eksperimen, dan kelompok uji coba.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 C. Rancangan Penelitian Dikarenakan peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel, maka penelitian menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experimental research). Rancangan penelitian ini menggunakan Randomized Control Only Design dan dapat digambarkan pada tabel 2. berikut: Tabel 3. 2 Rancangan Penelitian Group
Treatment
Post Test
Eksperimen Group (R)
X
T2
Control Group (R)
Y
T2
Keterangan: X
: Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan penggunaan media batang napier.
Y
: Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol yaitu tanpa media (perkalian cara bersusun).
T2
:
Tes akhir yang diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperiment.
(R) : Random assigment (pemilihan kelompok secara random).
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 3). a. Variabel bebas Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang dipilih oleh peneliti untuk dicari pengaruhnya terhadap variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media batang napier.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 b. Variabel terikat Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menghitung perkalian bilangan cacah.
2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: a. Teknik Tes Tes sebagai instrumen pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2004: 105). Teknik tes digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan menghitung perkalian siswa. Bentuk tes yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa tes objektif. Adapun tes akan dilaksanakan sebanyak satu kali yaitu Post-test. Post-test adalah tes yang diberikan setelah siswa mendapat perlakuan dari peneliti. Post-test dilakuan sesudah mempelajari materi perkalian bilangan cacah. Post-tes ini diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang kemudian hasilnya akan dianalisis untuk menjawab permasalahan penelitian sedangkan untuk menguji keseimbangan siswa menggunakan hasil ujian akhir semester Matematika semester ganjil. Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen tes: 1) Menentukan materi yang akan dibuat soal. 2) Menentukan bentuk soal yang akan dibuat yaitu pilihan ganda. 3) Membuat kisi-kisi soal. 4) Menyusun soal tes beserta kuncinya. 5) Menelaah soal sebelum dicetak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 b. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa catatan-catatan dan menelaah dokumen sekolah yang berkaitan dengan objek penelitian. Data yang dikumpulkan dengan teknik ini adalah data nilai Ujian Semester Ganjil kelas IV tahun pelajaran 2011/2012 mata pelajaran Matematika sebagai data awal yang digunakan untuk uji keseimbangan.
3. Ujicoba Instrumen Penilaian kemampuan menghitung menggunakan bentuk tes objektif. Instrumen yang akan dibuat terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk tes. Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data harus diujicobakan terlebih dahulu pada sampel dari mana populasi diambil. Instrumen tes diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui tingkat kualitas soal. Kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji sebagai berikut: a. Validitas Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk pada suatu keadaan bahwa instrumen disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang dievaluasi (Arikunto, 2010: 66). Sugiyono (2009) mengemukakan bahwa. Pengujian validitas isi untuk instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah dikonsultasikan dengan ahli, mak selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis dengan analisis item (hlm. 353). b. Reliabilitas Reliabel artinya dapat dipercaya. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berulang-ulang. Reliabilitas instrumen tes hasil belajar menurut Sugiyono (2009: 119) dapat diukur menggunakan rumus Kuder Richardson (KR-20) sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
11
Keterangan:
=
1
2
2
r11
= Reliabilitas tes secara keseluruhan
k
= Banyaknya item
p
2
= Variansi total = Proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1)
p
=
q
=
banyaknya subjek yang skornya 1 N
proporsi subjek yang mendapat skor 0 (q=1 p)
= Jumlah hasil perkalian antara p dan q Setelah diperoleh
11
kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik r
alpha. Suatu tes dikatakan reliabel bila c. Analisis Butir soal
11
0,7.
1) Uji Taraf Kesukaran Soal Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya tidak mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes digunakan rumus: B
I=N
Keterangan: I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N=
jumlah seluruh peserta tes
Kriteria indeks kesulitan soal tersebut adalah sebagai berikut : 0
0, 30
=
soal kategori sukar
0,31
0,70 =
soal kategori sedang
0,71
1,00 =
soal kategori mudah
Tingkat kesukaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah >0,20. (Arikunto, 2010 : 208-210)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
2) Daya Pembeda Soal Soal yang baik memiliki kemampuan untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Perbedaan jawaban benar dari siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa berkemampuan tinggi disebut Indeks Diskriminasi (ID). ID diperoleh dengan rumus (Arikunto, 2010: 213-214) sebagai berikut: ID = Keterangan :
BA JA
BB JB
ID
: Indeks Diskriminasi
JA
: Jumlah peserta kelompok atas
JB
: Jumlah peserta kelompok bawah
BA
: Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB
: Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut: 0,40 atau lebih
= Baik sekali
0,30-0,39
= Baik
0,20-0,29
= Cukup baik
Kurang dari 0,20
= Jelek
Klasifikasi daya beda yang digunakan pada penelitian ini adalah D
0,2.
E. Teknik Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis perbedaan dua perlakuan dengan langkah-langkah yaitu uji kesimbangan, uji prasyarat, dan uji homogenitas. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Rumus uji normalitas menurut Budiyono (2009: 170-171) adalah sebagai berikut: 1) Hipotesis Ho: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal 1:
sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) Statistik Uji L
=
Maks
Dimana Zi =
( i)
S ( i)
Keterangan: =P
;Z~
0,1 ;
= proporsi cacah Z
terhadap seluruh
3) Taraf Signifikansi 4) Daerah Kritik (dk) = 5) Keputusan Uji 0
ditolak jika
>
;
dengan n adalah ukuran sampel
terletak di daerah kritik.
6) Kesimpulan a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika diterima. b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika ditolak.
0 0
b. Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan uji Chi Kuadrat dengan prosedur sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 1) Hipotesis :
0
2 1
2 1
1:
=
2 2
(variansi populasi homogen)
2 2
(variansi populasi tidak homogen)
2) Taraf signifikansi ( = 0,05) 3) Statistik Uji 2
= ln 10
1 log
2
Dengan 2
1 2 1
=
B = log
dan
2
1
Keterangan: 2 2
= variansi gabungan = banyaknya anggota sampel ke-i = variansi sampel ke-i
4) Daerah Kritik (DK) =
2
5) Keputusan Uji 0 0
2
ditolak jika diterima jika
6) Kesimpulan
2 1
> 2
1
, dan 2
a)
Populasi-populasi homogen jika
b)
Populasi-populasi tidak homogen jika
0
diterima 0
ditolak.
(Sudjana, 2005: 263)
2. Uji Keseimbangan Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum kelas eksperimen mendapat perlakuan. Statistik uji yang digunakan adalah ujit.
Adapun data yang digunakan berasal dari data dokumen nilai belajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 matematika antara siswa dalam kelas-kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian. Langkah-langkah uji keseimbangan untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam penelitian adalah sebagai berikut:
a)
Hipotesis 0
1
:
1=
:
2
1
(kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama) 2
(kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda) = 0,05
b) Taraf signifikansi : c)
Statistik Uji 1 1
t=
1
+
Dengan:
2 1
2
s = standar deviasi 2
1
=
1
2 1+
1+
Keterangan:
2
2
2
1
2 2
1=
rata-rata kelompok eksperimen
1=
simpangan baku kelompok eksperimen
1=
jumlah sampel kelompok eksperimen
2=
rata-rata kelompok kontrol
2=
simpangan baku kelompok kontrol
2=
jumlah sampel kelompok kontrol
d) Daerah Kritik (DK) = e)
Keputusan Uji 0
f)
<
0
ditolak jika
2
; 1+ 2
2
>
2
; 1+ 2 2
, dan
diterima jika
Kesimpulan 1) Kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal sama jika 0
diterima
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 2) Kedua kelas populasi memiliki kemampuan awal berbeda jika ditolak
0
(Sudjana, 2005: 239)
3. Uji Hipotesis Setelah data terkumpul, baik data sebelum diadakan perlakuan maupun data setelah diadakan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran diuji prasyaratnya maka kedua data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis statistik t-test sebagai berikut: a.
Hipotesis: 0
= hasil belajar matematika materi perkalian bilangan siswa yang diajar dengan media batang napier tidak berbeda dari yang diajar tanpa media (pekalian cara bersusun).
1
= hasil belajar matematika materi perkalian bilangan siswa yang diajar dengan media batang napier berbeda dari yang diajar tanpa media (perkalian cara bersusun).
b. c.
Taraf signifikansi ( = 0,05) Statistik Uji 1 1
t=
1
+
Dengan:
2 1
2
s = standar deviasi 2
=
1
1
2 1+
1+
Keterangan:
2
2
2
1
2 2
1=
rata-rata kelompok eksperimen
1=
simpangan baku kelompok eksperimen
1=
jumlah sampel kelompok eksperimen
2=
2=
rata-rata kelompok kontrol
simpangan baku kelompok kontrol
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 2=
jumlah sampel kelompok kontrol
d.
Daerah Kritik (dk) =
e.
Keputusan Uji
<
ditolak jika
, dan
0
f.
0
2
>
; 1+ 2 2
diterima jika
2
; 1+ 2
2
(Sudjana, 2005: 239)
Kesimpulan 1) Hasil belajar matematika materi perkalian bilangan siswa yang diajar dengan media batang napier tidak berbeda dengan yang diajar tanpa media (perkalian cara bersusun) jika
0
diterima.
2) Hasil belajar matematika perkalian bilangan siswa yang diajar dengan media batang napier berbeda dengan yang diajar tanpa media (perkalian cara bersusun) jika
0
ditolak.
Pada penelitian ini hasil belajar matematika perkalian bilangan siswa yang diajar dengan media batang napier berbeda dengan yang diajar tanpa media (perkalian cara bersusun), karena thitung > ttabel (2,0141 > 1,989).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
F. Deskripsi Data 3. Profil SD Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 SD, yaitu sebagai kelompok eksperimen, kelompok control, dan kelompok try out. Kelompok eksperimen adalah SD Negeri 2 Mlipak, kelompok kontrol adalah SD Negeri 7 Wonosobo, sedangkan kelompok try out adalah SD Tawangsari. SD Negeri 2 Mlipak sebagai kelompok eksperimen terletak di Jalan Kasiran, Kelurahan Mlipak. SD Negeri 2 Mlipak dipimpin oleh Ibu Turdiyati, S. Pd. dengan jumlah guru sebanyak 13 guru. Peneliti mengambil kelas IV untuk kelas ekperimen dengan jumlah siswa sebanyak 39 siswa dengan Bapak Supardi, S. Pd. SD sebagai guru kelas. SD Negeri 7 Wonosobo sebagai kelompok kontrol terletak di Jalan Bhayangkara nomor 14. SD Negeri 7 Wonosobo dipimpin oleh Ibu Sri Sugiarti, S. Pd. dengan jumlah guru sebanyak 13 guru. Peneliti mengambil kelas IV untuk kelas control dengan jumlah siswa sebanyak 45 siswa dengan Ibu Lilik Leilina, S. Pd. SD sebagai guru kelas. Sedangkan SD Negeri Tawangsari sebagai kelompok try out terletak di Jalan Banyumas Km 3. SD Negeri Tawangsari dipimpin oleh Bapak Rochmat, S. Pd. dengan jumlah guru sebanyak 12 guru. Peneliti mengambil kelas IV untuk kelas try out dengan jumlah siswa sebanyak 36 siswa dengan Ibu Poniah Saptarini, S. Pd. SD sebagai guru kelas.
4. Sajian Data Penelitian a. Data Try Out Pelaksanaan try out soal dilaksanakan pada tanggal 25 April 2012. Instrumen soal diberikan kepada siswa kelas IV SD Tawangsari. Data hasil try out soal tes akhir terdapat pada lampiran 11 halaman 111.
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 b. Data Kemampuan Awal (Sebelum Perlakuan) Data sebagai kemampuan awal adalah nilai Ujian Semester Ganjil kelas IV. Pengumpulan data kemampuan awal pada kelompok eksperimen yaitu SD Negeri 2 Mlipak dilaksanakan tanggal 28 April 2012. Pengumpulan data kemampuan awal pada kelompok kontrol yaitu SD Negeri 7 Wonosobo dilaksanakan tanggal 30 April 2012. Sajian data kemampuan awal dari masingmasing kelompok penelitian sebagai berikut. 1) Data Kelompok Eksperimen Hasil kemampuan awal kelompok eksperimen dapat dideskripsikan pada tabel 4.1 berikut.
Tabel. 4.1 Data Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen No.
Data Nilai Siswa
Frekuensi
Persentase
1
47-55
6
15,38%
2 3 4 5 6
56-64 65-73 74-82 83-91 92-100 Jumlah
4 16 7 3 3 39
10,26% 41,03% 17,95% 7,69% 7,69% 100,00%
Data kemampuan awal kelompok eksperimen dapat disajikan dalam grafik berikut. 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Kemampua Kelompok Eksperime
wal
47-55 56-64 65-73 74-82 83-91 92-100
Gambar 4. 1 Grafik Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Berdasarkan data yang diperoleh, nilai terendah adalah 47. Sedangkan nilai tertinggi adalah 95. Nilai yang paling banyak diperoleh adalah nilai antara 65-73 yaitu 16 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara 47-55 ada 6 siswa, 4 siswa memperoleh nilai antara 56-64, siswa yang memperoleh nilai antara 74-82 ada 7 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara 83-91 dan antara 92-100 masing-masing 3 siswa. Dari hasil keseluruhan data kemampuan awal diperoleh rata-rata nilai kemampuan siswa kelompok eksperimen sebesar 68,74. Data kemampuan awal kelompok eksperimen terdapat pada lampiran 6 halaman 100. 2) Data Kelompok Kontrol Hasil kemampuan awal kelompok kontrol dapat dideskripsikan pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Data Kemampuan Awal Kelompok Kontrol No. 1
Data Nilai Siswa 43-50
Frekuensi 4
Persentase 8,89%
2 3 4 5 6 7
51-58 59-66 67-74 75-82 83-90 91-98 jumlah
8 13 7 7 2 4 45
17,78% 28,89% 15,56% 15,56% 4,44% 8,89% 100,00%
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai terendah adalah 43. Sedangkan nilai tertinggi adalah 95. Nilai yang paling banyak diperoleh adalah nilai antara 59-66 yaitu 13 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara 43-50 ada 4 siswa, 8 siswa memperoleh nilai antara 51-58, siswa yang memperoleh nilai antara 67-74 dan 75-82 masing-masing 7 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara 83-90 ada 2 siswa dan antara 91-98 ada 4 siswa. Dari hasil keseluruhan data kemampuan awal diperoleh rata-rata nilai kemampuan siswa kelompok kontrol sebesar 66,18. Data kemampuan awal kelompok kontrol terdapat pada lampiran 8 halaman 104.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Data kemampuan awal kelompok kontrol dapat disajikan dalam grafik berikut. 14 12 10 8 Kemampua Kelompok ko
6 4
wal trol
2 0 43-50 51-58 59-66 67-74 75-82 83-90 91-98
Gambar 4. 2 Grafik Kemampuan Awal Kelompok Kontrol
c. Data Sesudah Perlakuan Sebelum dilaksanakan post test, peneliti memberikan tindakan berupa pembelajaran Matematika perkalian bilangan cacah menggunakan media batang napier terhadap kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan media (perkalian cara bersusun). Pemberian tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 1-19 Mei 2012. Sebelum melakukan tindakan, peneliti mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran).
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
yang
dipersiapkan mengacu pada SK (Standar Kompetensi) 1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah. KD (Kompetensi Dasar) 1.4 Melakukan operasi perkalian dan pembagian. Terdapat 6 indikator yaitu 1.4.1 Menyebutkan sifat-sifat perkalian bilangan cacah, 1.4.2 Menghitung perkalian bilangan satu angka dengan bilangan dua angka, 1.4.3 Menghitung perkalian bilangan satu angka dengan bilangan tiga angka, 1.4.4 Menghitung perkalian bilangan dua angka dengan bilangan dua angka, 1.4.5 Menghitung perkalian dua angka dengan tiga angka, 1.4.6 Mengerjakan soal cerita. Kompetensi Dasar dan Indikator dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 berbeda. Pertemuan pertama pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mengacu pada indikator 1.4.1 dan 1.4.2. Pertemuan kedua mengacu pada indikator 1.4.3. Pertemuan ketiga mengacu pada indikator 1.4.4. Pertemuan keempat mengacu pada indikator 1.4.5. Pertemuan kelima mengacu pada indikator 1.4.6. Perbedaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terletak pada penggunaan media. Pada kelompok eksperimen menggunakan media batang napier, sedangkan pada kelompok kontrol tidak menggunakan media (perkalian cara bersusun). Pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu dengan menggunakan media batang napier pada pembelajaran perkalian bilangan cacah. Pada pertemuan pertama agar siswa memahami konsep dari batang napier, guru membimbing siswa untuk membuat batang napier sendiri dari kertas karton. Menghitung hasil dari perkalian bilangan cacah menggunakan batang napier yaitu dengan menjumlahkan bilangan pada diagonal yang terdapat pada batang napier. Pertama-tama siswa melihat angka yang terdapat pada batang napier kemudian menuliskannya. Kemudian siswa menjumlahkan angka pada setiap diagonalnya. Bilangan-bilangan yang dijumlahkan pertama kali adalah bilangan pada diagonal terakhir. Cara ini sama dengan penjumlahan bersusun yang menggunakan teknik menyimpan. Hasil dari penjumlahan bilangan-bilangan pada setiap diagonal adalah hasil perkalian bilangan cacah tersebut. Pemberian tindakan pada kelompok kontrol yaitu perkalian bilangan cacah tanpa menggunakan media (perkalian cara bersusun). Pembelajaran perkalian bilangan cacah tanpa menggunakan media ini guru hanya menjelaskan dengan cara bersusun. Siswa hanya diberi tugas untuk mengerjakan soal perkalian dengan cara bersusun. Setelah pemberian perlakuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selesai, langkah selanjutnya adalah melaksanakan post test. Post test dilakukan untuk mengetahui kemampuan menghitung dari masing-masing kelompok penelitian. Post test untuk kelas IV SD Negeri 2 Mlipak sebagai kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2012 pukul 07.00-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 08.00 WIB. Sedangkan post test untuk kelas IV SD Negeri 7 Wonosobo sebagai kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2012 pukul 09.00-10.00 WIB. Berikut sajian hasil post test dari masing-masing kelompok penelitian. 1) Data Kelompok Eksperimen Hasil post test kelompok eksperimen dapat dideskripsikan pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Data Post Test Kelompok Eksperimen No.
Data Nilai Siswa
Frekuensi
Persentase
1
55-61
5
12,82%
2 3 4 5 6
62-68 69-75 76-82 83-89 90-96 jumlah
2 11 5 7 9 39
5,13% 28,21% 12,82% 17,95% 23,08% 100,00%
Data post test kelompok eksperimen dapat disajikan dalam grafik berikut. 12 10 8 6
Post Test Kelompok Eksperime
4 2 0 55-61 62-68 69-75 76-82 83-89 90-96
Gambar 4. 1 Grafik Hasil Post Test Kelompok Eksperimen
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai terendah adalah 55. Sedangkan nilai tertinggi adalah 95. Nilai yang paling banyak diperoleh adalah nilai antara 69-75 yaitu 11 siswa. Siswa yang memperoleh nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 antara 55-61 ada 5 siswa, 2 siswa memperoleh nilai antara 62-68, siswa yang memperoleh nilai antara 76-82 ada 5 siswa, 7 siswa yang memperoleh nilai 83-89 dan 9 siswa memperoleh nilai antara 90-96. Dari hasil keseluruhan data hasil post test diperoleh rata-rata nilai kemampuan siswa kelompok eksperimen sebesar 77,95. Data post test kelompok eksperimen terdapat pada lampiran 7 halaman 102. 2) Data Kelompok Kontrol Hasil post test kelompok kontrol dapat dideskripsikan pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Data Post Test Kelompok Kontrol No. 1
Data Nilai Siswa 45-52
Frekuensi 6
Persentase 13,33%
2 3 4 5 6 7
53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100 jumlah
3 6 11 5 12 2 45
6,67% 13,33% 24,44% 11,11% 26,67% 4,44% 100,00%
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai terendah adalah 45. Sedangkan nilai tertinggi adalah 95. Nilai yang paling banyak diperoleh adalah nilai antara 85-92 yaitu 12 siswa. Siswa yang memperoleh nilai antara 45-52 ada 6 siswa, 3 siswa memperoleh nilai antara 53-60, siswa yang memperoleh nilai antara 61-68 ada 6 siswa, 11 siswa yang memperoleh nilai 69-76, ada 5 siswa memperoleh nilai antara 77-84 dan 2 siswa yang memperoleh nilai antara 93-100. Dari hasil keseluruhan data hasil post test diperoleh rata-rata nilai kemampuan siswa kelompok kontrol sebesar 72,44. Data post test kelompok kontrol terdapat pada lampiran 9 halaman 106. Data post test kelompok kontrol dapat disajikan dalam grafik berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 14 12 10 8 6
Post Test Kelompok Ko trol
4 2 0 45-52 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100
Gambar 4. 1 Grafik Hasil Post Test Kelompok Kontrol
G. Pengujian Instrumen 4. Uji Validitas Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi. Uji validitas isi untuk instrumen post test dilakukan oleh 3 guru yaitu Bapak Supardi, S. Pd. SD, Ibu Lilik Leilina, S. Pd. SD, dan Ibu Poniah Saptarini, S. Pd. SD. Hasil uji validitas isi post test terdapat pada lampiran 10 halaman 108. Berdasarkan hasil uji validitas isi post test, dari 20 soal dinyatakan valid semua.
5. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui keandalan instrumen soal. Hasil dari uji reliabilitas post test terdapat pada lampiran 11 halaman 113. Berdasarkan hasil uji reliabilitas post test diketahui r11 untuk hasil uji post test adalah 1, 046 pada kriteria uji, bila r11 > 0, 7, maka instrumen dinyatakan andal atau reliabel.
6. Uji Daya Beda Uji daya beda post test terdapat pada lampiran 11 halaman 115. Selanjutnya berdasarkan hasil uji daya beda, diklasifikasikan menjadi 4 yaitu baik sekali, baik, cukup, dan jelek. Klasifikasi uji daya beda post test terdapat pada tabel 4.5 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
Tabel 4.5 Klasifikasi Daya Beda Instrumen Post Test Klasifikasi Daya Beda 0,40 atau lebih = baik sekali 0,30 - 0,39 = baik 0,20 - 0,29 = cukup kurang dari 0,20 = jelek
F 8 7 5 0 20
Persentase 40 % 35 % 25 % 0% 100 %
Klasifikasi daya beda instrumen post test dapat disajikan dalam grafik berikut. 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%
Klasifikasi Daya Beda
< 0,20
0,20-0,29
0,30-0,39
> 0,40
Gambar 4. 1 Grafik Klasifikasi Daya Beda Instrumen Post Test
Berdasarkan hasil uji daya beda dapat diketahui bahwa daya beda dengan klasifikasi baik sekali sebanyak 8 soal, baik sebanyak 7 soal, dan cukup sebanyak 5 soal.
7. Uji Taraf Kesukaran Uji taraf kesukaran post test terdapat pada lampiran 11 halaman 114. Selanjutnya berdasarkan hasil uji taraf kesukaran, diklasifikasikan menjadi 3 yaitu sukar,sedang, dan mudah. Klasifikasi uji taraf kesukaran post test terdapat pada tabel 4.6 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Tabel 4.6 Klasifikasi Taraf Kesukaran Instrumen Post Test Klasifikasi Kesukaran 0 - 0,30 = sukar 0,31- 0,70 = sedang 0,71 - 1,00 = mudah
F 1 19 0 20
Persentase 5% 95 % 0% 100 %
Klasifikasi taraf kesukaran instrumen post test dapat disajikan dalam grafik berikut. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Klasifikasi Taraf Kesukaran
0-0,30
0,31-0,70
0,70-1,00
Gambar 4. 1 Grafik Klasifikasi Taraf Kesukaran Instrumen Post Test Berdasarkan hasil uji taraf kesukaran dapat diketahui bahwa taraf kesukaran soal dengan klasifikasi sukar sebanyak 1 soal,sedang sebanyak 19 soal, dan untuk klasifikasi mudah tidak ada.
H. Pengujian Keseimbangan Kemampuan Awal 1. Uji Normalitas Data Kemampuan Awal Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas data kemampuan awal dengan menggunakan liliefors pada tabel 4.7 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal No 1 2
Kelompok Eksperimen Kontrol
Lhitung 0,1316 0,1243
Ltabel (L ) 0,1419 0,1321
Keterangan H0 diterima H0 diterima
Berdasarkan uji normalitas kedua kelompok penelitian (sampel) diketahui kelompok eksperimen Lhitung < L tabel (0,1316 < 0,1419), sedangkan kelompok kontrol Lhitung < Ltabel (0,1243 < 0,1321), maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data kemampuan awal terdapat pada lampiran 12 halaman 116.
2. Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Hasil uji homogenitas data kemampuan awal dengan menggunakan metode Bartlett pada tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal ²
Kelompok Eksperimen dan kontrol
Berdasarkan
uji
3,6732
homogenitas
1
(
3,8415
diketahui
1)
bahwa
Keputusan H0 diterima
² hitung
<
² tabel
(3,6732<3,8415), maka H0 diterima. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai variansi yang sama. Hasil uji homogenitas data kemampuan awal terdapat pada lampiran 13 halaman 120.
3. Uji Keseimbangan Uji keseimbangan dilakukan terhadap data kemampuan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji keseimbangan dilakukan
commit to user
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 mengetahui apakah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Hasil uji keseimbangan dengan t test terdapat pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Hasil Uji Keseimbangan Data Kemampuan Awal Kelompok
thitung
Eksperimen dan kontrol
0,9523
ttabel(
0,05 ;39+45 2
1,989
2
)
Keputusan H0 diterima
Berdasarkan hasil uji keseimbangan diketahui thitung
I. Pengujian Hipotesis 2. Uji Normalitas Data Post Test Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui suatu sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas data kemampuan awal dengan menggunakan liliefors pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Post Test No 1 2
Kelompok Eksperimen Kontrol
Lhitung 0,1097 0,0944
Ltabel (L ) 0,1419 0,1321
Keterangan H0 diterima H0 diterima
Berdasarkan uji normalitas kedua kelompok penelitian (sampel) diketahui kelompok eksperimen Lhitung < L tabel (0,1097 < 0,1419), sedangkan kelompok kontrol Lhitung < Ltabel (0,0944 < 0,1321), maka H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas data post test terdapat pada lampiran 15 halaman 122.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 3. Uji Homogenitas Data Post Test Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Hasil uji homogenitas data post test dengan menggunakan metode Bartlett pada tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Post Test ²
Kelompok Eksperimen dan kontrol
Berdasarkan
uji
3,3632
homogenitas
1
(
3,8415
Keputusan
1)
diketahui
H0 diterima
bahwa
² hitung
<
² tabe l
(3,3632<3,8415), maka H0 diterima. Sehinggga dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai variansi yang sama. Hasil uji homogenitas data post test terdapat pada lampiran 16 halaman 126.
4. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan menghitung kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah perlakuan. Hasil uji hipotesis dengan t test terdapat pada tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Kelompok
thitung
Eksperimen dan kontrol
2,0141
ttabel(
0,05 ;39+45 2
1,989
2
)
Keputusan H0 ditolak
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa thitung adalah 2,0141 dan ttabel adalah 1,989, sehingga thitung > ttabel maka H0 ditolak. Artinya ada perbedaan kemampuan menghitung antara kelompok eksperimen yang diajar menggunakan media batang napier dan kelompok kontrol yang diajar tanpa media (perkalian cara bersusun). Kemampuan menghitung siswa yang diajar menggunakan media batang napier lebih baik dari siswa yang diajar tanpa menggunakan media
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 (perkalian cara bersusun). Hal ini ditunjukkan dengan perolehan rata-rata 77,95 untuk kelompok eksperimen dan 72,44 untuk kelompok kontrol. Hasil uji hipotesis terdapat pada lampiran 17 halaman 127.
J. Pembahasan Setelah dilakukan penelitian dan dilakukan uji hipotesis, hasil uji hipotesis menunjukkan thitung > ttabel (2,0141 > 1,989), maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan menghitung antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan tersebut terjadi karena kegiatan pembelajaran pada SD Negeri 2 Mlipak sebagai kelompok eksperimen dan SD Negeri 7 Wonosobo sebagai kelompok kontrol berbeda. Perbedaan terdapat pada penggunaan media pada pembelajaran perkalian bilangan cacah. Pada kelompok eksperimen menggunakan media batang napier, sedangkan pada kelompok kontrol tidak menggunakan media (perkalian cara bersusun). Hasil rata-rata post test pada kelompok eksperimen adalah 77,95, sedangkan pada kelompok kontrol adalah 72,44. Berdasarkan hasil rata-rata post test tersebut, maka kemampuan menghitung pada siswa yang diajar menggunakan media batang napier lebih baik daripada siswa yang diajar tanpa menggunakan media (perkalian cara bersusun). Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, penggunaan media batang napier mempermudah siswa dalam mencari hasil perkalian bilangan cacah, terlebih bilangan-bilangan besar. Siswa hanya menjumlahkan bilangan yang terdapat pada diagonal. Hal ini sejalan dengan pendapat Supriyadi (2011) yang napier dirancang untuk menyederhanakan
bilangan menggunakan batang napier cukup mudah, yaitu hanya melihat bilangan
Hasil penelitian ini juga memperkuat teori yang menyatakan bahwa penggunakan media dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang
berpengaruh
juga
terhadap
commit to user
hasil
belajar
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan kemudian dilakukan pengolahan data tentang pengaruh penggunaan media batang napier terhadap kemampuan menghitung perkalian bilangan cacah pada siswa kelas IV SD se-Gugus Pangeran Diponegoro Wonosobo tahun 2012 bahwa hasil uji t, diketahui thitung sebesar 2,0141 dan ttabel sebesar 1,989. Artinya ada perbedaan antara kemampuan menghitung perkalian bilangan cacah siswa yang diajar menggunakan media batang napier dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan media (perkalian cara bersusun). Kemampuan menghitung pada siswa yang diajar menggunakan media batang napier lebih baik dari siswa yang diajar tanpa media (perkalian cara bersusun). Dibuktikan dengan perolehan hasil rata-rata nilai post test kelompok eksperimen adalah 77,95 dan kelompok kontrol adalah 72,44. B. Implikasi Sesuai dengan masalah yang diteliti dapat dipaparkan implikasi penelitian ini sebagai berikut: Hipotesis
dalam
penelitian
ini
terbukti
kebenarannya,
maka
implikasinya sebagai berikut: 1. Dapat memberikan gambaran dan petunjuk bagi guru untuk menggunakan media batang napier dalam megajarkan matematika materi perkalian bilangan cacah di kelas IV. 2. Dapat memberikan gambaran bagi para guru untuk memilih dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan
dalam
membantu
siswa
memperdalam
materi
yang
disampaikan sehingga mampu meningkatkan kemampuan dan prestasi siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 C. Saran Berdasarkan simpulan di atas, disampaikan beberapa saran sebagai berikut. 1. Bagi siswa Hendaknya siswa lebih sering berlatih memecahkan soal-soal Matematika khususnya perkalian agar kemampuan menghitung meningkat. Dalam memecahkan soal-soal perkalian, hendaknya siswa menggunakan media atau memilih cara praktis yang mudah dan cepat. 2. Bagi guru Dengan
adanya
hasil
penelitian
bahwa
penggunaan
media
dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. maka hendaknya guru menggunakan media pembelajaran yang bervariasi sehingga pembelajaran tidak menjenuhkan dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. 3. Bagi sekolah Hendaknya pihak sekolah menambah fasilitas pembelajaran khususnya media pembelajaran. Penambahan media pembelajaran ini dilakukan untuk menunjang
kualitas
pembelajaran
commit to user
agar
lebih
baik.