PENGARUH PENGGUNAAN GOSOKAN DAUN SIRIH (Piper betle, Linn.) TERHADAP JUMLAH ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI KETIAK Dewi Peti Virgianti , Tenny Dewi Mandari STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
ABSTRAK Daun sirih merupakan bahan alami yang bisa digunakan sebagai antibakteri. Pada umumnya daun sirih digunakan sebagai pencegah bau badan yang disebabkan oleh metabolisme bakteri seseorang dengan cara merebus dan meminumnya. Tetapi kenyataannya hal itu sangat tidak disukai karena prosesnya yang lama dan rasanya yang tidak enak. Maka dari itu cara penggosokan daun sirih dipilih karena lebih efisien dan praktis dalam pengerjaannya. Penelitian ini bersifat eksperimen dan menggunakan metode ALT (Angka Lempeng Total). Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan nilai ALT bakteri ketiak tanpa gosokan daun sirih dan dengan gosokan daun sirih dengan sampel sebanyak 6 sampel. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan jumlah bakteri pada saat pemberian gosokan daun sirih dengan persentase penurunan 82 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggosokan daun sirih berpengaruh terhadap jumlah angka lempeng total bakteri ketiak. Kata kunci : Angka Lempeng Total (ALT), Sirih
banyak terdapat di udara, air tanah;
PENDAHULUAN Setiap orang pada waktu tertentu
streptokokus
alfa
hemolitikus
mengeluarkan keringat, keringat itu ada
(Streptococcus viridans) dan enterokokus
yang tidak berbau ada pula yang berbau
(spesies Enterococcus); dan basil koliform
kurang sedap. Sejak masa puber, tubuh
Gram
kita mengeluarkan bau khas di sekitar
(Brooks, et. al. 2007). Flora normal tidak
ketiak, kaki dan alat kelamin. Bau tidak
berbahaya dan dapat bermanfaat bagi
enak antara lain disebabkan oleh bakteri
tubuh inang pada tempat seharusnya atau
yang bercampur keringat ( Wijayanti,
tidak ada kelainan yang menyertainya.
2012).
Mereka dapat menimbulkan penyakit jika
Mikroorganisme utama pada kulit adalah
basil
difteroid
aerobik
dan
anaerobic (contohnya corynebacterium,
(Staphylococcus
non
hemolitikus
epidermidis
dan
serta
Acitenobacter
berada pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktorfaktor predosposisi (Brooks, et. al. 2007).
ropionibacterium); aerobic dan anaerobic staphilococcus
negatif
Banyak cara dilakukan orang untuk mengurangi bau tidak sedap yang keluar dari
tubuhnya
menggunakan
bedak,
staphylococcus koagulase negatif lainnya,
deodorant, atau tawas. Seiring dengan
kadang-kadang S. aureus dan spesies
perkembangan
Peptostreptococcus), basil Gram positif
bahan kimia yang membahayakan yang
aerobic, bakteri pembentuk spora yang
terdapat dalam produk pewangi atau anti
zaman,
banyak
sekali
186
bau badan. Berbagai tanaman tradisional
(OHAUS), erlenmeyer (IWAKI Pyrex,
dicari
Japan), batang pengaduk.
sebagai
alternatif
lain
untuk
mencegah timbulnya bau badan, tidak
Metode Penelitian
terkecuali daun sirih banyak dimanfaatkan
Metode
penelitian
masyarakat untuk digunakan sebagai anti
eksperimen.
bau badan alami.
Prosedur Kerja Penelitian
Sirih (Piper betle. Linn.) adalah
pada
Tanaman
ini
batang
pohon
panjangnya
lain.
mampu
mencapai puluhan meter (A.N.S, 1989). Sirih
mengandung
(bethelphenol),
minyak
Menghaluskan daun sirih dengan cara di gerus sebanyak yang dibutuhkan minimal 2 lembar/ orang. 2.Proses sterilisasi
terbang
seskuiterpen,
pati,
bersifat
1.Pembuatan gosokan daun sirih
nama sejenis tumbuhan merambat yang bersandar
ini
Menyiapkan semua alat yang akan digunakan,
disterilkan
dengan
proses
diastase, gula, zat samak, dan kavicol yang
sterilisasi autoclave untuk semua alat-alat
memiliki
gelas yang akan dipakai. Pemanasan suhu
daya
antioksidan,
mematikan
dan
bakteri,
fungisida.
Sirih
tinggi:
pemanasan
uap
dengan
uap
2
berkhasiat menghilangkan bau badan yang
bertekanan 15lb/in2 atau 1,1 kg/cm (suhu
ditimbulkan bakteri dan cendawan (Agoes,
121,5oC)
2010). Berdasarkan hal tersebut, penelitian
sterilisasi
ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
termostabil, peralatan injeksi, dsb (Safitri
besar pengaruh gosokan daun sirih (Piper
dan Sasika, 2010).
betle Linn.) terhadap Angka Lempeng
3.Pembuatan bahan
Total (ALT) bakteri ketiak yang berperan
NaCl fisiologis steril
sebagai penyebab bau badan.
autoklaf. medium,
Digunakan
untuk
larutan
yang
Timbang bahan sebanyak 0,85 gr masukan
kedalam
labu
BAHAN DAN METODA
ditambah
aquadest
100
Alat dan Bahan Penelitian
dilarutkan
Bahan
yang
digunakan
kemudian
pH
Erlenmeyer, ml.
Setelah
disesuaikan
dalam
menjadi 7,0 dengan 0,1 NaOH dan 0,1
penelitian ini adalah daun sirih, NaCl
HCl. Disaring dengan kertas saring, air
fisiologis steril 0,85 %, PCA. Sedangkan
saringannya dimasukan kedalam labu
alat yang akan digunakan adalah
Erlenmeyer. Sterilisasi dengan autoclave
lidi
kapas steril, mortar dan alu, tabung reaksi
120oC 15 menit (Soemarno, 1987).
steril, pipet steril, lampu spirtus, cawan
PCA
petri steril, pipa ‘L’ steril, incubator (Type
Larutkan
BE 400/memmert), tutup tabung kasa
extract 2,5 gram, Pancreatic digest of
steril,
caseine 5 gram, Glukosa 1 gram, Agar 15-
autoclave,
neraca
analitik
semua
bahan-bahan
(Yeast
20 gram, Air suling 1 liter), atur pH 7,0. 187
Masukan dalam labu, sterilkan pada 121oC
4. Diambil 10 ml dari pengenceran
selama 15 menit (SNI 01-2897-1992).
tadi dan dimasukan ke dalam
4. Pemeriksaan
tabung reaksi kedua yang juga
Pengujian perlakuan dilakukan selama 2
berisi
hari, sampel dibuat duplo
Pengeceran tersebut adalah 10-2.
a. Hari ke 1 (control)
Lakukan
proses
tadi
sampai
didapat
pengenceran
yang
1. Sampel pagi diambil dengan swab dari ketiak sebanyak 6 sampel dari
sampel
fisiologis
steril.
diinginkan.
6 orang berbeda pada pagi hari. 2. Pengambilan
NaCl
5. Tiga
siang
pengenceran
diambil
sebanyak
kemudian 1
ml
dan
dilakukan pada jam 12 siang agar
dimasukan ke dalam cawan petri
diharapkan
steril.
aktivitas
bakteri
sedang meningkat.
6. Kedalam cawan petri dituangkan
b. Hari ke 2
agar nutrisi cair sebanyak 10 ml
1. Sampel pagi diambil dengan swab
dan medium dicampurkan hingga
dari ketiak sebanyak 6 sampel
homogen
pada hari yang sama dengan hari
memutarkan cawan petri secara
ke
hati-hati di atas meja.
1,
kemudian
perlakuan
pemberian
dilakukan gosokan
dengan
7. Kemudian
diratakan
cara
dengan
daun sirih pada ketiak sampel di
batang gelas melengkung (hockey
pagi hari pada jam 7 sebelum
stick) yang steril.
melakukan aktivitas mahasiswa. 2. Pengambilan
sampel
8. Setelah beku dimasukan ke dalam inkubator 37oC 48 jam dalam
siang
dilakukan pada jam 12 siang.
keadaan terbalik.
c. Pemeriksaan Jumlah Angka Bakteri
9. Koloni yang tumbuh pada medium
metode ALT
dihitung,
dengan
koloni
yang
dihitung adalah antara jumlah 25 –
1. Buat suspensi, kemudian lakukan pengenceran
jumlah
NaCl
250 koloni
Fisiologis steril sebanyak 9 ml.
per cawan petri,
dengan rumus :
2. Lalu diambil 1 ml dan masukan ke dalam tabung reaksi yang berisi
Jumlah bakteri/mL bahan yang diperiksa :
NaCl fisoliogis steril.
=
3. Larutan tersebut dihomogenkan dengan
cara
menyedot
dan
mengeluarkannya dengan pipet. Pengenceran tersebut adalah 10-1.
(JK x 10 1 )+ (JK x 10 2 ) + (JK x 10 3 ) 𝑛
(Harley & Prescott, 2002) Keterangan : JK = jumlah koloni n =jumlah pengenceran
188
ketiak didapatkan hasil, maka didapatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah
dilakukan
pemeriksaan
penggunaan gosokan daun sirih terhadap
hasil seperti yang tercantum pada tabel 4. 1 di bawah ini:
jumlah angka lempeng total (ALT) bakteri Tabel 4.1 Jumlah ALT Bakteri Setiap Sampel Hari 1 (tanpa gosokan daun sirih) (bakteri/ml) 22.127 36.200 12.513 29.733 15.987 48.533 20.503 30.163 16.283 35.333 13.470 55.197
Waktu Pengambilan
Sampel
Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang
A B C D E F
Hari 2 (dengan gosokan daun sirih) (bakteri/ml)
Keterangan
12.640 7.403 7.757 623 19.622 150 17.633 1.867 46.433 3.922 26.780 5.192
Selisih hari 1 : 14.073 (Kenaikan) Selisih hari 2 : 5.237 (penurunan) Selisih hari 1 : 17.220 (Kenaikan) Selisih hari 2 : 7.134 (penurunan) Selisih hari 1 : 32.546 (Kenaikan) Selisih hari 2 : 19.472 (penurunan) Selisih hari 1 : 9.660 (Kenaikan) Selisih hari 2 : 15.766 (penurunan) Selisih hari 1 : 19.050 (Kenaikan) Selisih hari 2 : 42.511 (penurunan) Selisih hari 1 : 41.727 (Kenaikan) Selisih hari 2 : 21.588 (penurunan)
Setelah di dapatkan ALT dari
Indonesia percaya bahwa daun sirih
setiap sampel, maka di hitung pula rata-
menghilangkan
bau
rata persentase kenaikan dan penurunan.
disebabkan oleh aktivitas bakteri dengan cara
hari
perlakuan
meminumnya. Namun hal tersebut kini
22.379
menjadi suatu hal yang jarang dilakukan
bakteri/ml dan penurunan jumlah bakteri
karena prosesnya yang lama dan tidak
pada
perlakuan
semua orang suka meminum ramuan
gosokan daun sirih) dengan rata-rata
tersebut. Maka dari itu pemberian gosokan
18.618 bakteri/ml. Rata-rata persentase
daun
kenaikan
(tanpa
menggosok daun sirih yang telah digerus
perlakuan gosokan daun sirih) adalah 54%
pada daerah ketiak, selanjutnya diamkan 5
sedangkan rata-rata penurunan pada hari
menit.
gosokan
pertama daun
hari
sirih)
kedua
pada
(tanpa yaitu
(dengan
hari
pertama
kedua (dengan perlakuan gosokan daun sirih) adalah 82%.
lama
Pada
tersebut
dilakukan
penelitian
dengan
ini
dan
cara
dilakukan
gosokan daun sirih pada pagi hari setelah
Daun sirih merupakan bahan yang sudah sejak
sirih
daun
yang
Rata-rata kenaikan jumlah bakteri pada
merebus
ketiak
menjadi
alternatif
melakukan
mandi
pagi.
Selain
itu
dilakukan pula pembanding pada hari
deodorant alami bagi sebagian masyarakat
sebelumnya
dengan
tidak
melakukan
Indonesia. Pada zaman dahulu masyarakat
gosokan daun sirih pada pagi hari sebelum
189
mandi
pada
sampel
sama.
yang dihitung memiliki karaketristik yang
Sebelumnya sampel dipilih secara acak
sama, seperti dari diameter dan warna
berdasarkan
kuisioner.
koloninya. Dengan pemberian gosokan
Sampel yang memiliki jawaban yang
daun sirih, koloni bakteri semakin sedikit
diharapkan seperti tidak menggunakan
jumlahnya
deodorant dipilih sebanyak 6 orang.
pertama yang tidak dilakukan perlakuan.
Sampel yang dijadikan penelitian berjenis
Gosokan 2 lembar daun sirih muda
kelamin laki-laki, dikarenakan laki-laki
mampu
pada umumnya memiliki masalah bau
dengan rata-rata persentase penurunan
badan.
yaitu sebesar 82 %.
jawaban
Sampel
perlakuan
yang
dari
penelitian
sama,
diberikan
aktivitas
dibandingkan dengan hari
mengurangi
jumlah
bakteri
selama
Adanya kenaikan dan penurunan
penelitianpun tidak boleh berbeda. Sampel
jumlah koloni pada hari pertama dan
harus mandi dengan sabun yang sama dan
kedua dipengaruhi oleh aktivitas sampel
dalam penelitian ini, sampel menggunakan
penelitian.
sabun antiseptik, serta bangun pada jam
tumbuh tergantung dari luas permukaan
yang sama pula, serta aktivitas sebelum
ketiak yang di usap, aktivitas sampel pada
mandipun harus sama. Sampel tidak
malam hari dan asupan makanan yang di
diperbolehkan memakai deodorant atau
konsumsi sebelum dilakukan pengambilan
bedak ketiak, ini menjaga agar tidak
swab. Pada hari kedua memberikan hasil
adanya pengaruh lain dari hasil penekanan
adanya penurunan jumlah koloni, ini
pertumbuhan bakteri oleh gosokan daun
memberikan bukti bahwa daun sirih dapat
sirih.
menekan pertumbuhan bakteri dengan Swab ketiak pagi hari dilakukan
cara
Banyaknya
penggosokan
koloni
langsung
yang
pada
setelah sampel melakukan mandi dengan
permukaan ketiak. Tabel 4.1 memberikan
sabun yang telah ditentukan. Pada siang
pengertian bahwa gosokan daun sirih
harinya swab ketiak dilakukan pada jam
bukan hanya menekan pertumbuhan saja
12 siang untuk melihat adanya kenaikan
tetapi juga membunuh sebagian organisme
atau penurunan jumlah bakteri ketiak
bakteri, hal ini terlihat dari jumlah bakteri
dengan menghitung koloni bakteri pada
yang berkurang pada siang harinya.
setiap media dengan metoda ALT.
Sampel
Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah
koloni
mempunyai hasil ALT dengan rata-rata kenaikan jumlah bakteri yaitu 22.379
didasarkan pada semua jenis koloni
bakteri/ml sedangkan dengan perlakuan
bakteri yang mewakili pertumbuhan pada
gosokan daun sirih mengalami penurunan
media
yang
jumlah bakteri dengan rata-rata 18.618
diharapkan adalah bakteri yang ada pada
bakteri/ml. Ini membuktikan bahwa daun
seluruh permukaan kulit ketiak. Bakteri
sirih
karena
bervariasi
perlakuan
yang
PCA
yang
tanpa
bakteri
mampu
menekan
pertumbuhan 190
bakteri dengan rata-rata hampir sebanding dengan rata-rata kenaikan bakteri tanpa perlakuan gosokan daun sirih, dengan arti
A.N.S, Thomas. 1989. Tanaman Obat Tradisional. Kanisius. Yogyakarta. Agoes, Azwar. 2010. Tanaman obat
bahwa semakin sedikit jumlah bakteri
Indonesia.
semakin
Jakarta.
sedkit
dimetabolisme
pula oleh
keringat bakteri
yang
sehingga
Salemba
Medika.
Brooks, Geo. F, Butel J. S and Morse, S.
banyak kemungkinan untuk tidak terjadi
A.
bau badan. Hal tersebut disebabkan oleh
Adelberg’s
adanya kandungan zat antibakteri seperti
Kedokteran. Terj. dr. Huriawati
daun sirih yang mengandung 4,2 %
Hartanto, dr. Caherunnisa Rachman,
minyak atsiri yang sebagian besar terdiri
dr. Alifa Dimanti, dr. Aryana Diana.
dari Chavicol paraallyphenol turunan dari
EGC. Jakarta.
Chavica
betel.
Isomer
Euganol
Jawetz.
2007.
Harley, J. P. & Prescott, L. M. 2002. Laboratory
dan Caryophyllen, kavikol, kavibekol,
Microbiology.
estragol, terpinen (Sastroamidjojo, 1997).
Company.
bukunya
‘Tanaman
Obat
Indonesia’
menyatakan bahwa kandungan dalam daun sirih dapat menekan pertumbuhan
&
Mikrobiologi
allypyrocatechine, Cineol methil euganol
Menurut Azwar Agoes dalam
Melnick,
Exercise
in
McGraw-Hill
Kartasapoetra, Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat, Rineka Cipta : Jakarta, 1992. Lawrence, C.A. and S.S. Block,
bakteri. Kartasapoetra (1992) menyatakan
Desinfection, Sterilization and
daun sirih mengandung kavikol dan
Preservation. Lea and Febiger :
kavibetol merupakan turunan fenol yang
Philadelphia, 1968.
mempunyai daya mematikan bakteri lima
Safitri, Ratu dan Sinta Sasika N. 2010.
kali lipat dari fenol biasa terhadap S.
Medium Analisis Mikroorganisme.
aureus.
Trans Info Media. Jakarta.
Cara
kerja
fenol
mikroorganisme
yaitu
dengan
mendenaturasi
protein
sel,
dalam cara dengan
terdenaturasinya protein sel, maka semua
Sastroamidjojo, S, Obat Asli Indonesia, Dian Rakyat : Jakarta, 1997. Soemarno. 1987. Penuntun Praktikum
aktivitas metabolism sel dikatalis oleh
Bacteriologi.
enzim yang merupakan suatu protein
Yogyakarta.
(Lawrence dan Block, 1968).
Wijayanti,
Itha
Tradisional DAFTAR PUSTAKA
Berbagai Publishes.
C.V.
K.
Karyono.
2012.
Ramuan
Lengkap
Untuk
Penyakit.
Aulia
Yogyakarta.
191