POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
Juni 2011
PENGARUH PENGGANTIAN RUMPUT GAJAH DENGAN JERAMI PADI AMONIASI TERHADAP KUALITAS SUSU SAPI PERAH Suhardi Fakultas Peternakan Universitas Boyolali
ABSTRACT The Effect of Napier Grass Substitution with Ammoniated Rice Straw in Quality Cow’s Milk Lactation
The study aimed at evaluating the extent to which the dairy cow milk quality appearance resulting from the substitution of Napier grass with ammoniated rice straw. The materials used in the study were: 16 dairy cows at 1st, 2nd , 3rd and 4th month lactations, Napier grass, concentrate, ammoniated rice straw, cassava leaves and bypass protein of the brand name Soyxyl. The paramof varians eters observed consisted of dry matter consumption, milk production, fat content, protein content, milk lactose content, glucose concentration, and blood triglyceride. The data was analyzed statistically using analysis and when there was a significant impact it was then analyzed using Duncan’s multiple range test. The results of the study showed that there was not significant difference (P > 0.05) between T0, T1, T2 and T3 treatments on the dry matter consumption, fat content, protein content, lactose content, and milk specific weight. Key words: Ammoniated Rice Straw, Cassava Leaves, Napier grass and Protein Supplement. PENDAHULUAN Salah satu masalah yang sering dihadapi di dalam usaha peternakan adalah penyediaan bahan pakan hijauan. Pada musim penghujan kuantitas hijauan pakan melebihi kebutuhan ternak dan sebaliknya Pengaruh Penggantian Rumput…
pada musim kemarau kuantitasnya sangat terbatas (Utomo, 2003), oleh karena itu perlu dicari upaya alternatif lain untuk mengganti rumput gajah tersebut dengan sumber bahan pakan berserat lainnya dengan
44
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
memanfaatkan hasil sisa pertanian Jerami padi (Orysa sativa) merupakan hasil sisa pertanian yang berpotensi untuk mengatasi kekurangan pakan hijauan. Murni et al. (2008) menyatakan bahwa estimasi sisa hasil pertanian jerami padi tahun 2004 adalah 54 juta ton jerami. Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak baru mencapai 31 hingga 39 %. Peningkatkan nilai manfaat jerami padi diperlukan adanya sentuhan teknologi dalam pengolahan jerami padi. Pengolahan yang paling mudah dan ramah lingkungan adalah amoniasi menggunakan urea. Dijelaskan lebih lanjut bahwa penggunaan urea dalam amoniasi dapat meningkatkan kandungan nitrogen jerami padi yang sekaligus dapat meningkatkan konsumsi dan daya cernanya sebagai pakan ternak. Penambahan daun ubi kayu dalam ransum dimaksudkan untuk meningkatkan populasi mikroba, sedangkan penambahan Soyxyl dimaksudkan agar pasokan protein bermutu tinggi ke organ pasca rumen meningkat. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi sampai sejauh mana tampilan kualitas susu sapi perah akibat subtitusi rumput gajah dengan jerami padi
Pengaruh Penggantian Rumput…
Juni 2011
amoniasi yang disuplementasi dengan daun ubi kayu dan protein bypass (Soyxyl). MATERI DAN METODE Penelitian mengenai tampilan produksi susu sapi perah akibat subtitusi rumput gajah dengan jerami padi amoniasi yang disuplementasi daun ubi kayu dan protein bypass merk Soyxyl pada sapi perah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2010 di Perusahaan Sapi Perah milik CV. Mawar Mekar Farm, Mojogedang Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Materi Penelitian Sapi perah FH sebagai materi penelitian dipilih dari sejumlah sapi sebanyak 16 ekor dikelompokkan menjadi 4 (empat) berdasarkan kriteria: pertama, sapi laktasi bulan ke 1; kedua, sapi laktasi bulan ke 2; ketiga, sapi laktasi bulan ke 3 dan keeempat, sapi laktasi bulan ke 4. Berat badan sapi yang digunakan untuk penelitian adalah 398 ± 31,61 kg dan rata-rata produksi susu 10,40 ± 1,80 kg/ekor/hari. Bahan ransum yang dipakai dalam penelitian adalah 1) rumput gajah, 2) jerami padi amoniasi, 3) konsentrat merk Berkah Intan Feed (BIF) dan
45
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
suplemen protein bypass merk Soyxyl buatan UD. Berkah Intan Sentosa Indonesia, 4) suplemen daun ubi kayu. Analisis bahan pakan dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Susunan bahan ransum perlakuan tersaji dalam Tabel 1. Adapun kandungan nutrisi ransum perlakuan tersaji dalam Tabel 2 Peralatan yang digunakan dalam penelitian antara lain 1) timbangan pakan kapasitas 5 kg kepekaan 0,1 kg, 2) lactoscan; 3) sentrifuge, 4) chopper rumput, 5) ember perah kapasitas 5 liter, 6) takaran susu dari plastik dengan kapasitas 1000 ml dengan kepekaan 10 ml, 7) lembaran plastik, 8) kantong plastik, 9) ember minum sapi kapasitas 34 liter, dan thermos es. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan 4 (empat) kelompok. Perlakuan yang diterapkan sebagai berikut: T0 = Konsentrat 65% + Rumput gajah 35% T1 = Konsentrat 65% + Rumput gajah 20% + JPA 5% + DUK 5% + Soyxyl 5%
Pengaruh Penggantian Rumput…
Juni 2011
T2 = Konsentrat 65% + Rumput gajah 15% + JPA 10% + DUK 5% + Soyxyl 5% T3 = Konsentrat 65% + Rumput gajah 10% + JPA 15% + DUK 5% + Soyxyl 5% Sebagai kelompok adalah kelompok sapi perah pada bulan laktasi ke 1, 2, 3, dan 4. Prosedur penelitian Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu 1) Tahap persiapan meliputi : a) menyiapkan kandang dan peralatan; b) mengukur berat badan dan mengelompokkan berdasarkan bulan laktasi; c) menempatkan sapi berdasarkan bagan pengacakan perlakuan dalam percobaan yang telah ditetapkan (Ilustrasi 1); d) menyiapkan ransum. 2) Tahap pendahuluan selama 3 minggu untuk adaptasi perlakuan dan menghilangkan pengaruh pemeliharaan sebelumnya dengan memberikan ransum sapi perah laktasi berdasarkan kelompok perlakuan sesuai jumlah yang telah ditentukan untuk digunakan mengukur konsumsi ransum. 3) Tahap koleksi data selama 23 hari meliputi a) mencatat konsumsi ransum setiap hari; b) mencatat sisa ransum keesokan harinya; c) mencatat produksi susu pagi dan
46
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
Juni 2011
sore; d) mengambil sampel susu dan darah untuk dianalisis.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Ransum Perlakuan Nutrien
T0
T1
T2
T3
---------------------------------- % -----------------------------------BK
64,51
74,53
77,91
81,29
PK
13,77
15,67
15,38
15,09
4,10
5,15
5,20
5,25
TDN
56,71
54,46
52,61
50,76
SK
29,22
28,18
28,33
28,49
BETN
40,11
39,04
38,96
38,88
Ca
2,61
2,76
2,73
2,71
P
0,38
0,35
0,33
0,31
Abu
9,81
8,84
9,06
9,26
Lemak
Parameter yang diamati Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah 1). Konsumsi ransum Konsumsi bahan kering ransum diketahui dengan menghitung bahan kering pakan yang diberikan setiap harinya dikurangi dengan bahan kering pakan tersisa. Pengaruh Penggantian Rumput…
2). Kualitas susu Sampel susu yang akan dianalisis kadar protein, lemak, laktosa dan berat jenisnya merupakan campuran hasil pemerahan sore dan pagi hari berdasarkan imbangan produksi susunya. Kualitas susu dianalisis dengan 47
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
3).
lactoscan di Balai Pelayanan Kesehatan Masyarakat Veteriner Laboratorium KESMAVET Boyolali sebanyak 4 kali. Konsentrasi glukosa dan trigliserida darah Pengukuran sampel darah dilakukan sekali pada minggu ketiga (akhir penelitian) yaitu tiga jam setelah pemberian pakan. Darah diambil pada “vena jugularis” sebanyak 10 ml, lalu disentrifuge selama 15 menit dengan ppm 2.500. Setelah itu diambil serum darah untuk dipindahkan ke tabung serum, kemudian disimpan dalam freezer sementara sebelum dilanjutkan analisis di Laboratorium pengujian “LPPT-UGM” Yogyakarta.
Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis ragam (Uji F) dan jika terdapat pengaruh perlakuan akan dilanjutkan dengan uji Duncan (Duncan’s Multiple Range Tests) menggunakan general linear procedure (GLM) dan Statistical Analysis System (SAS, 2000).
Pengaruh Penggantian Rumput…
Juni 2011
HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering Ransum Rata-rata konsumsi bahan kering (BK) ransum sapi FH laktasi perlakuan T0, T1, T2, dan T3 disajikan pada Tabel 2. Analisis ragam menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi BK ransum sapi FH laktasi pada perlakuan T0, T1, T2, dan T3 tidak berbeda nyata (P 0,05). Konsumsi BK yang tidak berbeda nyata diduga disebabkan palatabilitas antar perlakuan yang tidak berbeda nyata. Sanh et al. (2002) menyatakan bahwa semakin tinggi aras protein kasar ransum maka palatabilitas dan kecernaan ransum juga meningkat. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peningkatan kandungan protein kasar ransum pada perlakuan T1, T2, dan T3 belum dapat meningkatkan konsumsi BK ransum. Konsumsi bahan kering yang tidak yang tidak berbeda nyata dapat juga disebabkan kapasitas rumen masing-masing sapi penelitian hampir sama karena bobot badan yang seragam, sehingga kemampuan mengkonsumsi ransum juga sama. Parakkasi (1999) menyatakan bahwa tingkat konsumsi ternak dipengaruhi
48
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
Juni 2011
diberikan, lingkungan tempat ternak tersebut dipelihara dan palatabilitas.
oleh beberapa faktor antara lain faktor hewan seperti bobot badan atau ukuran tubuh, umur, genetik dan tipe bangsa, pakan yang
Tabel 2. Rata-rata Konsumsi Nutrien Ransum Sapi Perlakuan Perlakuan
Parameter
T0
T1
T2
T3
------------------------------- kg/hari ---------------------------Konsumsi BK
11,37±0,26
11,65±0,40
11,54±0,37
11,42±0,47
Konsumsi SK
3,32±0,07
3,28±0,13
3,29±0,12
3,27±0,14
Konsumsi PK
1,58±0,03
c
a
ab
1,73±0,08b
Konsumsi LK
0,47±0,01b
0,60±0,03a
0,60±0,03a
0,60±0,02a
4,56±0,13
4,52±0,20
4,51±0,14
4,44±0,18
a
ab
bc
6,57±0,29c
Konsumsi BETN Konsumsi TDN
7,21±0,16
1,83±0,08
7,13±0,27
1,79±0,06
6,81±0,17
Keterangan : Superskrip dengan huruf berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P≤0,05)
Tabel 4. Konsentrasi Glukosa dan Trigliserida Darah Perlakuan
Parameter
T0
T1
T2
T3
-------------------------- mg/dl -------------------------Glukosa darah
54,18±6,65
53,55±2,86
52,77±8,78
53,18±2,81
3,58±2,65
3,98±2,29
3,93±2,30
3,73±0,88
Trigliserida darah
Kadar Protein Susu Rata-rata kadar protein susu sapi FH laktasi pada perlakuan T0, T1, T2, dan T3 disajikan pada Tabel 4. Analisis ragam menunjukkan bahwa ratarata kadar protein susu sapi FH Pengaruh Penggantian Rumput…
laktasi antara perlakuan T0, T1, T2, dan T3 tidak berbeda nyata. Penambahan daun ubi kayu dan soyxyl dalam ransum sapi perah FH laktasi pada perlakuan T1, T2, dan T3 menyebabkan kadar protein kasar ransum dan konsumsi protein kasar naik. 49
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
Juni 2011
maka kadar protein susu juga tidak berbeda. Penambahan daun ubi kayu dalam ransum bertujuan untuk meningkatkan kecernaan pakan berserat.
Meskipun diduga penambahan daun ubi kayu dan soyxyl menyebabkan pasokan asam amino naik namun karena kadar glukosa darah tidak berbeda
Tabel 5. Pengaruh Subtitusi Rumput Gajah dengan Jerami Padi Amoniasi yang Disuplementasi Daun Ubi Kayu dan Soyxyl terhadap Kualitas Susu Peubah
Perlakuan T0
T1
T2
T3
Berat jenis susu
1,024±0,0003
1,024±0,0008
1,0244±0,0009
1,0250±0,0012
Lemak susu (%)
3,80 ± 0,47
3,90 ± 1,74
3,74 ± 1,82
3,78 ± 1,40
Protein susu (%)
2,58 ± 0,06
2,61 ± 0,08
2,63 ± 0,31
2,71 ± 0,10
Laktosa susu (%)
3,70 ± 0,04
3,72 ± 0,14
3,72 ± 0,17
3,82 ± 0,12
Zain et al. (2007) menyatakan bahwa daun ubi kayu mengandung asam amino bercabang (BCAA) yang cukup tinggi dan potensial digunakan untuk meningkatkan kecernaan pakan berserat. Zain et al. (2002) selanjutnya menyatakan bahwa penambahan BCAA dalam ransum mampu meningkatkan penambahan mikroba selulolitik yang tercermin dari meningkatnya kecernaan BK dan acid detergent fiber (ADF) ransum. Penambahan soyxyl sebagai sumber protein yang memiliki nilai biologis tinggi dan tahan terhadap perombakan di rumen menyebabkan pasokan Pengaruh Penggantian Rumput…
protein bermutu tinggi ke organ pasca rumen meningkat (Prasetiyono et al., 2007). Kadar Lemak Susu Rata-rata kadar lemak susu sapi FH laktasi perlakuan T0, T1, T2, dan T3 disajikan pada Tabel 3. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kadar lemak susu sapi FH laktasi pada perlakuan T0, T1, T2, dan T3 tidak berbeda nyata (P 0,05). Hal ini disebabkan prekursor sintesis lemak susu seperti serat kasar yang merupakan bahan pembentuk asam asetat dan butirat tidak berbeda nyata (Tabel 2). Prayitno (2002) 50
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
menyatakan bahwa kadar lemak susu dapat dipengaruhi oleh tingkat kecernaan terhadap serat. Arora (1995) menyatakan bahwa produk akhir pencernaan serat yang utama adalah asam asetat yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan lemak susu. Susila (2002) menyatakan konsumsi pakan serat dalam jumlah yang tidak berbeda nyata menyebabkan konsentrasi asam asetat dalam cairan rumen sama. Tillman et al. (1991) menyatakan bahwa semakin banyak pakan serat yang dikonsumsi ternak ruminansia semakin tinggi konsentrasi asam asetat di dalam rumen. Susila (2002) menyatakan bahwa penggantian rumput gajah dengan jerami padi amonoasi urea sebagai pakan berserat berpengaruh tidak nyata terhadap pH, kadar metabolit, asam asetat, asam propionat dan kadar metabolit dalam serum darah sapi perah laktasi. Wikantadi (1978) menyatakan bahwa bahan-bahan utama pembentuk lemak susu yang diserap oleh kelenjar ambing adalah asetat, glukosa, asam beta hidroksi butirat (BHBA) dan trigliserida darah. Larson (1995) juga menyatakan bahwa lemak susu terdiri dari trigliserida (komponen yang
Pengaruh Penggantian Rumput…
Juni 2011
dominan), digliserida dan monogliserida, asam lemak, sterol, karotenoid, vitamin (A, D, E, dan K) dan bahan-bahan lain. Hanifa (2005) lebih lanjut menyatakan bahwa ketersediaan substrat untuk sintesis lemak susu (asam asetat, asam butirat, dan trigliserida darah) yang tidak berbeda nyata maka didapatkan kadar dan produksi lemak susu yang tidak berbeda nyata pula. Kadar Laktosa Susu Rata-rata kadar laktosa susu sapi FH laktasi perlakuan T0; T1; T2, dan T3 disajikan pada Tabel 4. Analisis ragam menunjukkan bahwa rata-rata kadar laktosa susu sapi FH laktasi pada perlakuan T0, T1, T2, dan T3 tidak berbeda nyata (P 0,05). Kadar laktosa susu yang tidak berbeda disebabkan karena penggantian rumput gajah dengan jerami padi amoniasi yang disuplementasi daun ubi kayu dan Soyxyl dalam ransum tidak menyebabkan konsumsi bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) yang berbeda nyata (Tabel 2). Konsumsi BETN yang tidak berbeda menyebabkan konsentrasi glukosa darah tidak berbeda, sehingga kadar laktosa susu tidak berbeda. Hal ini disebabkan karena glukosa darah merupakan prekursor dan
51
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
senyawa esensial untuk pembentukan laktosa susu. Konsentrasi glukosa darah yang tidak berbeda menyebabkan kadar laktosa susu tidak berbeda pula. Glukosa darah merupakan prekursor utama (± 80%) untuk pembentukan laktosa susu. Sukarini (2000) menyatakan bahwa sintesis laktosa terjadi di Annison et al. yang disitasi oleh Sukarini (2006) menyatakan bahwa glukosa merupakan bahan baku susu utama pada ternak yang sedang laktasi, yang digunakan sebagai sumber energi untuk sintesis susu, sebagai komponen lemak susu, dan sintesis laktosa. Meningkatnya laktosa susu, maka produksi susu juga meningkat karena laktosa berperan sebagai osmoregulator pada kelenjar ambing. Erwanto et al. (2001) menyatakan bahwa penambahan daun ubi kayu yang kaya akan asam amino rantai cabang akan memacu pertumbuhan bakteri rumen, yang terwujud dalam bentuk peningkatan KCBK, KCBO dan VFA sedangkan penambahan Soyxyl merupakan suplemen protein bypass yang memiliki nilai biologis tinggi dan tahan terhadap perombakan di rumen, sehingga pasokan protein bermutu tinggi ke organ pasca
Pengaruh Penggantian Rumput…
Juni 2011
apparatus golgi dikatalisir oleh enzim laktase sintetase. Laktosa dibentuk dari kondensasi satu glukosa dan satu galaktosa, dimana 2 mol glukosa dibutuhkan oleh sel-sel epitel kelenjar ambing yaitu 1 unit glukosa dikonversi menjadi galaktosa. rumen meningkat (Prasetiyono et al., 2007). Berat jenis susu Rata-rata berat jenis susu sapi Friesian Holstein (FH) laktasi pada perlakuan T0, T1, T2, dan T3 masing-masing adalah 1,0240; 1,0240; 1,0244; dan 1,0250. Analisis ragam menunjukkan bahwa rata-rata berat jenis susu sapi FH laktasi antara perlakuan T0, T1, T2, dan T3 tidak berbeda nyata (P 0,05). Hal ini disebabkan karena penggantian rumput gajah dengan jerami padi amoniasi yang disuplementasi daun ubi kayu dan soyxyl dalam ransum tidak menyebabkan perbedaan yang nyata pada konsentrasi glukosa darah, sehingga tidak menyebabkan perbedaan pada kadar protein susu dan laktosa susu. Eckles et al. Yang disitasi oleh Sukarini (2006) menyatakan
52
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
bahwa berat jenis susu sangat dipengaruhi oleh berat jenis dari komponen penyusun susu seperti protein, laktosa dan mineral. Anggorodi (1994) menyatakan bahwa kenaikkan konsumsi pakan akan menyebabkan naiknya solid non fat, dan setiap kenaikan kandungan solid non fat akan diikuti dengan kenaikkan berat jenis susu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa jerami padi amoniasi yang disuplementasi daun ubi kayu dan protein bypass (Soyxyl) dapat digunakan untuk menggantikan sebagian rumput gajah pada ransum sapi perah FH. Subtitusi rumput gajah dengan jerami padi amoniasi 15% yang disuplementasi daun ubi kayu 5% dan Soyxyl 5% masih dapat digunakan pada ransum sapi FH laktasi. DAFTAR PUSTAKA Agus, A. 1997. Pengaruh tipe konsentrat sumber energi dalam ransum sapi perah berproduksi tinggi terhadap produksi dan komposisi susu. Bull. Peternakan. 21 (1): 45-54. Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum.
Pengaruh Penggantian Rumput…
Juni 2011
Cetakan kelima. PT. Gramedia, Jakarta. Arora, S.P. 1995. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Cetakan kedua. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh R. Murwani) Erwanto, Muhtarudin, Liman dan Y. Widodo. (2001). Penggunaan tepung daun singkong sebagai sumber asam amino rantai bercabang dalam ransum ternak ruminansia secara in vitro. J. Sain Teks. 8(4): 267-273. Hanifa, A. 2005. Tampilan Profil Cairan Rumen dan Darah Serta Lemak Air Susu Akibat Pemberian Sauropus androgynus (L) Merr (Katu) dalam Ransum Sapi Perah. Tesis. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. (Tidak dipublikasikan) Kusumarini, D. 2008. Tampilan Prekursor dan Produksi Lemak Susu Kambing Peranakan Etawah akibat Pemberian Ransum dengan Level Protein Berbeda. Tesis. Fakultas Peternakan Universitas
53
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
Diponegoro, Semarang. (Tidak dipublikasikan) Larson, B.L. 1985. Biosynthesis and Selluler Secretion of Milk. In B.L. Larson : Lactation. Iowa State University. Ames. Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta. Prasetiyono, B.W.H.E., Suryahadi, T. Toharmat dan R. Syarief. 2007. Strategi Suplementasi Protein Ransum Sapi Potong Berbasis Jerami dan Dedak Padi. Media Peternakan. 30(3): 207217. Prayitno, C.H. 2002. Pengaruh Selenoproteinat terhadap Produksi Susu dan Sistem Kekebalan Sapi Perah Laktasi pada Berbagai Kondisi Pemberian Pakan. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Disertasi Doktor Ilmu Ternak). Sanh, M.V., H. Wiktorson and L.V. Ly. 2002. Effects of natural grass forage to concentrate ratio and feeding principles on milk production and performance of cross bred
Pengaruh Penggantian Rumput…
Juni 2011
lactating cows. J. Anim. Sci. 15: 650-657. SAS. 2000. SAS User’s Guide. SAS Institute Inc., SAS Campus Drive, Cary, NC 27513. Setiadi, A., B.P. Widyobroto dan B. Rustamaji. 2003. Konsentrasi Glukosa dan Urea Plasma Darah pada Sapi Peranakan FH yang Diberi Ransum dengan Aras Undergraded Protein Berbeda. J. Pengembangan dan Peternakan Tropis. 28: 211-217. Sukarini, I.A.M. 2006. Peningkatan Kinerja Laktasi Sapi Bali Beranak Pertama Melalui Perbaikan Mutu Pakan. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. (Disertasi Doktor). Susila, T.G.O. 2002. Pengaruh Penggantian Rumput Gajah dengan Jerami Padi Amoniasi Urea sebagai Pakan Serat terhadap Kadar Metabolit dalam Cairan Rumen dan Serum Darah Sapi Perah Laktasi. Majalah Ilmu Peternakan. 5(1): 27-32. Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S.
54
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS
Prawirokusuma dan Labdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-5 Gadjah Mada University Press. Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta. Utomo, R. 2003. Penyediaan Pakan di Daerah Tropik : Problematika, Kontinuitas dan Kualitas. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Peternakan – UGM, Rabu, 14 Mei 2003, Yogyakarta. Wikantadi, B. 1978. Biologi Laktasi. Bagian Ternak Perah Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Wulandari, A.C. 2005. Tampilan Serat Kasar Pakan, VFA Rumen, Glukosa Darah, Laktosa dan Kadar Air Dalam Susu Akibat Suplementasi Sauropus androgynus Merr (Katu) pada Ransum Sapi Perah. Universitas Diponegoro, Semarang. (Tesis Magister Peternakan)
Pengaruh Penggantian Rumput…
Juni 2011
Zain, M., T. Sutardi, D. Sastradipradja, M.A. Nur, Suryahadi dan N. Ramli. 2002. Efek suplementasi asam amino bercabang terhadap fermentabilitas dan kecernaan in vitro ransum berpakan serat sabut sawit. Media Peternakan. 23 (2): 32-61. Zain, M. 2007. Optimalisasi penggunaan serat sawit sebagai pakan alternatif dengan suplementasi daun ubi kayu dalam ransum ruminansia. J. Pengembangan Peternakan Tropis. 32(2): 100-105. BIODATA
Suhardi, lahir di Klaten, 11 Agustus 1957. Lulus S1 dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan S2 dari Magister Ilmu Ternak (MIT) Universitas Diponegoro Semarang. Tahun 1986 sampai 1990 menjadi dosen tetap di Akademi Pertanian Pandanaran Boyolali. Sejak tahun 1991 hingga sekarang menjadi dosen PNS dipekerjakan di Universitas Boyolali.
55