PENGARUH PENGELOLAAN AKTIVA LANCAR TERHADAP LIKUIDITAS (CURRENT RATIO) PADA PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT Tbk. PERIODE 1999-2013 Sarfadhila Ohi1, Raflin Hinelo2, Rizan Machmud3 Jurusan Manajemen
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kas (X1), Piutang (X2) dan Persediaan (X3) terhadap Likuiditas. Data dalam penelitian ini didapatkan langsung dari laporan keuangan tahunan melalui Bursa Efek Indonesia sehingga data dalam penelitian ini data sekunder. Yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. Bakrieland Development yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial Kas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Likuiditas (Current Ratio), Piutang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Likuiditas (Current Ratio), dan Persediaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap Likuiditas (Current Ratio) pada PT. Bakrieland Development Tbk. tahun 1999-2013. Secara simultan variabel bebas yakni Kas, Piutang dan Persediaan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap Likuiditas (Current Ratio) pada PT. Bakrieland Development Tbk. Tahun 1999-2013 dengan nilai koefisien determinasi 31,9%. Kata Kunci: Kas, Piutang, Persediaan dan Likuiditas (Current Ratio)
PENDAHULUAN Properti adalah sesuatu yang biasanya dikenal sebagai entitas dalam kaitannya dengan kepemilikan seseorang atau sekelompok orang atas suatu hak eksklusif seperti rumah, tanah, gedung, ruko dan lain sebagainya. Bentuk yang utama dari properti ini adalah termasuk Real Property (tanah), kekayaan pribadi (personal property) (kepemilikan barang secara fisik lainnya), dan kekayaan Intelektual. hak dari kepemilikan adalah terkait dengan properti yang menjadikan sesuatu barang menjadi "kepunyaan seseorang" baik pribadi maupun kelompok, menjamin si pemilik atas haknya untuk melakukan segala suatu terhadap properti sesuai dengan kehendaknya, baik untuk menggunakannya ataupun tidak menggunakannya, untuk mengalihkan hak kepemilikannya. PT Bakrieland Development Tbk adalah salah satu anak usaha dari Perusahaan Bakrie And Brothers yang bergerak dalam bidang Properti. Perusahaan ini mengembangkan berbagai kawasan perumahan, hotel dan resort di Indonesia termasuk Rasuna Epicentrum, Rasuna Office Park, Sentra Timur Residence, The Convergence Indonesia, The Grove Condominium, The Grove Suites dan The Wave. Kegiatan usaha Perusahaan meliputi tidak hanya pembangunan, perdagangan dan jasa, tetapi juga jasa manajemen dan investasi di real estate, properti dan infrastruktur. Perusahaan ini memiliki tiga unit bisnis Property yaitu Landed Residential, Hotel dan Resorts dan membagi usahanya menjadi tiga divisi operasional yang terdiri dari penjualan tanah, rumah, apartemen dan ruang kantor, sewa ruang dan lain-lain yang berkaitan dengan kegiatan operasi hotel, manajemen pelayanan, barang dagangan dan keanggotaan. PT Bakrieland Development Tbk juga merupakan perusahaan publik dan Perusahaan ini adalah yang pertama dan superblok terbesar (53,5 Ha) di Jakarta dan semuanya terletak di daerah utama. Bakrieland memiliki area pengembangan terbesar dan cadangan lahan terbesar di Jakarta CBD utama. Kapitalisasi pasar juga merupakan salah satu yang terbesar di antara pengembang properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Namun Perusahaan Properti milik keluarga Aburizal Bakrie ini mengalami keterpurukan karena hutang yang mencapai triliunan rupiah dan itu dapat dilihat dalam kinerja buruknya tapi Bakrieland dapat keluar dari masalah itu dengan mengambil langkah konsolidasi yaitu dengan menjual beberapa aset atau anak usaha dari PT. Bakrieland. Hasil penjualan beberapa aset anak usaha yang kurang menghasilkan return itu digunakan untuk membeli lahan sebagai bahan dasar untuk fokus usaha property yaitu Apartment Menengah. Perusahan Keluarga milik Bakrie dengan kode ELTY ini berupaya meningkatkan kinerja keuanganya yang salah satunya bercermin dari tingkat keuntungan yang diperoleh per periode. Dengan demikian likuiditas dalam hal ini Current ratio merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajiban-kewajiban financialnya pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aktiva lancar yang tersedia. Adapun Neraca per 31 desember (Tahun 1999-2013) dapat dihitung tingkat likuiditas Current ratio yang membandingkan Total Aktiva Lancar dengan Total Hutang Lancar yang dapat dilihat dalam Grafik berikut: Grafik 1.1: Perkembangan Current ratio 3,5 3 2,5 2 1,5
Current Ratio
1 0,5 0
Berdasarkan data diatas bahwa current ratio PT. Bakrieland Development Tbk. Periode 1999 berada pada angka current ratio yang dianggap baik yaitu 2.14 Menurut Agus Harjito (2011: 56) tidak ada standar khusus untuk mementukan besarnya Current ratio yang paling baik, namun untuk prinsip kehati-hatian maka besarnya current ratio
sekitar 100% dan 200% dianggap baik. Dan pada tahun 2000-2002 current ratio PT. Bakrieland mengalami penurunan dibawah angka rata-rata normal yaitu 0.81, 0.44 dan 0.34 yang artinya aktiva lancar yang dimiliki perusahaan pada periode ini tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dan hal itu dipengaruhi oleh angka aktiva lancar yang jumlahnya relatif lebih kecil daripada angka hutang lancar yang dimiliki perusahaan pada periode ini. Kemudian pada tahun 2003-2011 current ratio bakrieland mengalami fluktuasi, tapi masih dianggap dengan angka yang cukup baik, yang artinya pada periode ini juga aktiva lancar yang dimiliki mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. dan pada tahun 2012-2013 Current ratio Bakrieland menurun lagi yaitu 0.86 dan 0.63, dan hal itu dipengaruhi oleh angka aktiva lancar yang relatif lebih kecil daripada angka hutang lancarnya, yang artinya pada periode ini juga aktiva lancar yang dimilki perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Oleh sebab itu masalah inti dalam penelitian ini adalah angka aktiva lancar yang relative lebih kecil daripada angka hutang lancar sehingga aktiva lancar yang dimiliki pada periode tertentu tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.
KAJIAN TEORI Menurut Amin Widjaja (2000:10) aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun) atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal. Pembelanjaan aktiva lancar, apabila perusahaan menggunakan pendekatan membatasi pembelanjaanya, maka setiap aktiva akan diimbangi dengan instrument pembelanjaan yang jatuh temponya sama. Dengan pendekatan ini, jangka pendek atau variansi musiman dalam aktiva lancar akan dibelanjai dengan hutang jangka pendek, komponen dari aktiva lancar dan semua aktiva tetap akan dibelanjai dengan hutang jangka panjang atau modal sendiri.
Menurut Martono Harjito (2011:121) Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Transaksi tersebut misalnya untuk pembayaran gaji atau upah pekerja, membeli aktiva tetap, membayar hutang, membayar dividen dan transaksi lain yang diperlukan dalam perusahaan. Kas ini merupakan aktiva yang tidak dapat menghasilkan laba dalam arti tidak bisa untuk mendapatkan laba secara langsung dalam operasi perusahaan. Oleh karena itu diperlukan usaha (pengelolaan) manajemen kas yang efektif dan efisien sehingga kas tersebut dapat optimal. Menurut Martono Harjito (2011:98) Piutang Dagang atau Piutang Usaha merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan. Piutang usaha ini muncul karena adanya penjualan kredit. Piutang ada yang berbentuk wesel. Wesel ini merupakan kesanggupan membayar dari pembeli kepada penjual sejumlah uang tertentu dimasa mendatang. Penjual biasanya lebih suka melakukan penjualan secara tunai karena uang hasil penjualan dapat segera diterima. Tetapi adanya persaingan memaksa perusahaan untuk menjual secara kredit. Pengertian persediaan dalam hal ini adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode waktu tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Alasan diperlukannya Persediaan yaitu dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi dan untuk memindahkan produk dari suatu tingkat proses ke tingkat proses lainnya yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan dan alasan organisasi, untuk memungkinkan suatu unit membuat jadwal operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya. Menurut Arif sugiono (2009:68) rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi utang atau kewajiban lancar yang akan jatuh tempo/segera dibayar. Current Ratio biasa digunakan untuk mengukur solvensi jangka pendek. Sedangkan Menurut Martono Harjito (2011:55) Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar (Current Assets) dengan hutang lancar
(Current Liabilities). Aktiva lancar terdiri dari kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dan hutang lancar terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, hutang gaji/upah, dan hutang jangka pendek lainnya. Rumus Current Ratio (CR) = Aktiva Lancar x100% Hutang Lancar Untuk itu dapat dirumuskan kerangka berpikir dalam penelitian ini yaitu: Pengelolaan Aktiva Lancar berpengaruh Terhadap Likuiditas pada PT. Bakrieland Development Tbk periode 1999-2013
Pengelolaan Aktiva Lancar 1. Kas 2. Piutang 3. Persediaan
Likuiditas Perusahaan Diproxikan dengan Current Ratio
HIPOTESIS 1. Diduga terdapat pengaruh dari pengelolaan kas terhadap likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk. 2. Diduga terdapat pengaruh dari pengelolaan Piutang terhadap likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk. 3. Diduga terdapat pengaruh dari pengelolaan Persediaan terhadap likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk. 4. Diduga terdapat pengaruh dari pengelolaan kas, piutang dan persediaan terhadap likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk.
METODE PENELITIAN Adapun lokasi penelitian ini adalah perusahaan Property milik keluarga Bakrie yang terdapat di bursa efek indonesia Periode 1999-2013 beberapa pertimbangan penulis sehingga memilih lokasi tersebut adalah data tersebut cukup memadai penelitian yang berhubungan dengan judul peneliti, Lokasi tersebut memberikan keterangan yang lengkap tentang objek penelitian dan laporan keuangan perusahaan diambil dengan mengakses situs Bursa Efek Indonesia (WWW.idx.co.id) Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan, yakni mulai maret sampai dengan mei 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu menganalisis adanya pengaruh antara variabel yang satu dengan yang lain, dalam penelitian ini yaitu Variabel X1 (kas) variabel X2 (Piutang) X3 (Persediaan) dan Variabel Y (likuiditas) dalam hal ini current ratio. Desain penelitian pada dasarnya menggambarkan adanya prosedur-prosedur yang mungkin dapat menguji hipotesis penelitian dari penulis agar bisa mencapai kesimpulan mengenai hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini.
X1
X2
X3
Y
HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil deskriptif statistik bahwa Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk yang menjadi objek penelitian memiliki nilai terendah sebesar 34% dan nilai tertinggi 314%. Kemudian rata-rata Likuiditas (Current Ratio) sebesar 150% dengan standar deviasi atau 84%. Nilai rata-rata yang lebih besar dari standar deviasi menunjukan bahwa nilai rata-rata mampu memberikan penjelasan atas interpretasi data. Nilai Likuiditas (Current Ratio) Daerah yang besar mengindikasikan bahwa perusahaan mampu membayar hutang dengan memaksimalkan seluruh aktiva yang dimiliki.
selanjutnya nilai terendah dari kas yakni sebesar -86,3% sedangkan nilai tertinggi yakni 3.095,38%. Kemudian rata-rata kas dan standar deviasinya sebesar 340,5% dan 902,63%. Nilai rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai standar deviasi berati bahwa nilai rata-rata bukan merupakan representasi yang baik dalam menggambarkan variabel kas. nilai terendah dari Piutang sebesar -40,73% dan nilai tertinggi dari Piutang sebesar 210,49%. Adapun rata-rata Piutang dan standar deviasinya masing-masing sebesar 48,54% dan 86,21. nilai terendah dari Persediaan PT. Bakrieland Development Tbk sebesar -40,02% dan nilai tertinggi dari Persediaan sebesar 497,56%. Adapun rata-rata Persediaan dan standar deviasinya masing-masing sebesar 50,04% dan 142,99%.
Dalam rangka mengetahui normal tidaknya distribusi variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S test). Jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari nilai alpha (0,05), maka data mengikuti distribusi normal, dan sebaliknya jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari nilai alpha (0,05) atau dibawahnya berarti data distribusi tidak normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel di atas, diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z untuk variabel penelitian sebesar 0,610 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,850. Nilai signifikansi pengujian normalitas lebih besar dari nilai
alpha 0,05 sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dalam variabel ini mengikuti distribusi normal.
Hasil pengujian asumsi klasik multikolinearitas dengan menggunakan SPSS 21 dan dengan perhitungan manual dengan rumus sebagai berikut: VIF = 1/(1-R2) Sehingga diperoleh Variance Inflation Factor (VIF) yang disajikan sebagai berikut ini:
Berdasarkan hasil pada tabel di atas terlihat bahwa semua variabel bebas memiliki VIF masing-masing sebesar 2,199 untuk variabel kas, sebesar 5,226 untuk variabel piutang dan sebesar 3,283 untuk variabel persediaan. Nilai VIF tersebut di bawah 10, sehingga
dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
gejala
multikolinearitas antara variabel bebasnya. Hasil pengujian autokorelasi dengan metode Durbin Watson ditampilkan pada tabel berikut ini:
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson pengujian sebesar 1,192. Selanjutnya berdasarkan Durbin Watson tabel dengan ketentuan k=3
dan n=15 didapatkan nilai dL sebesar 0,8140 dan nilai dU sebesar 1,7501.Sehingga dengan berdasarkan teori Widarjono (2013: 141), dapat disimpulkan bahwa model dalam penelitian ini tidak dapat disimpulkan apakah terkena terkena gejala autokorelasi atau tidak terkena. Hal tersebut dikarenakan nilai Durbin Watson statistik berada diantara nilai dL dan dU (0,8140 < 1,192 < 1,7501). Sehingga untuk lebih meyakinkan atas pengujian autokorelasi perlu dilakukan uji lain dalam pengujian autokorelasi yakni Run Test. Berikut ini hasil pengujian Run Test: Hasil Pengujian Run Test
Berdasarkan pengujian di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari pengujian Run Test sebesar 0,290. Nilai ini lebih besar dari nilai alpha 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa data dalam penelitian ini tidak terkena gejala autokorelasi.
Hasil pengujian heterokedastisitas dengan metode uji Glejser ditampilkan pada tabel berikut ini
Berdasarkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan metode Glejser di atas didapat nilai signifikansi dari Fhitung sebesar 0,518. Nilai signifikansi variabel bebas lebih besar dari nilai alpha (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan secara keseluruhan, tidak terjadi gejala heterokedastisitas dalam model regresi. Setelah persyaratan asumsi klasik data dipenuhi, maka selanjutnya dilakukan analisis regresi. Hasil regresi berganda dengan bantuan SPSS 21 ditampilkan pada tabel berikut ini:
Berdasarkan hasil analisis menggunakan bantuan program SPSS 21 di atas maka diperoleh model regresi sebagai berikut: Ŷ = 122,95 + 0,026X1 + 0,730X2 – 0,322X3 + e Berdasarkan hasil analisis regresi di atas maka interpretasinya sebagai berikut ini: 1. Konstanta sebesar 122,95 berarti bahwa rata-rata Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk yang diamati selama periode penelitian tahun 19992013 apabila tidak terdapat pengaruh dari Piutang dan Persediaan, maka nilai Likuiditas (Current Ratio) sebesar 122,65%. 2. Koefisien regresi variabel Piutang sebesar 0,026 berarti bahwa setiap peningkatan Kas sebesar 1%, maka akan meningkatkan (karena tanda +) Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk sebesar 0,026%. Dengan ketentuan variabel X2 dan X3 dengan nilai yang konstan (cateris paribus). 3. Koefisien regresi variabel Piutang sebesar 0,730 berarti bahwa setiap peningkatan Piutang sebesar 1%, maka akan meningkatkan (karena tanda =) Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk sebesar 0,730%. Dengan ketentuan variabel X1 dan X3 dengan nilai yang konstan (cateris paribus).
4. Koefisien regresi variabel Persediaan sebesar 0,322 berarti bahwa setiap peningkatan Persediaan sebesar 1%, maka akan menurunkan (karena tanda -) Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk sebesar 0,322%. Dengan ketentuan variabel X1 dan X2 dengan nilai yang konstan (cateris paribus). Setelah pengujian analisis regresi dilakukan selanjutnya akan dilaksanakan pengujian pengaruh secara parsial dari variabel bebas (Kas, Piutang dan Persediaan) terhadap variabel terikat yakni Likuiditas (Current Ratio) pada PT. Bakrieland Development Tbk. Hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 21 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel Kas sebesar 0,840. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar 2,200. Maka thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai ttabel. nilai thitung untuk variabel Piutang sebesar 1,478. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar 2,200. Maka thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai ttabel. nilai thitung untuk variabel Persediaan sebesar -1,363 Jika dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar 2,200. Maka thitung yang diperoleh lebih kecil dari nilai ttabel. Jadi dapat disimpulkan kas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas (current ratio) Piutng berpengaruh Positif dan tidak singnifikan terhadap likuiditas (current ratio) dan persediaan berpengaruh negative namun tidak signifikan terhadap likuiditas (current ratio) pada PT. Bakrielsnd Development Tbk. Periode 1999-2013. Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersamasama terhadap variabel terikat. Hasil pengujian model regresi (simultan) pengaruh Kas, Piutang dan Persediaan terhadap variabel terikat yakni Likuiditas (Current Ratio) pada
PT. Bakrieland Development Tbk dengan bantuan program SPSS 21 ditampilkan pada tabel berikut ini:
Berdasarkan tabel di atas didapat nilai Fhitung penelitian ini sebesar 3,184. Sedangkan nila F-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan df1 sebesar k = 3 dan df2 sebesar n-k-1 = 15-3-1 = 11 adalah sebesar 3,59. Jika kedua nilai F ini dibandingkan, maka nilai Fhitung yang diperoleh lebih kecil dari Ftabel sehingga Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (Kas, Piutang dan Persediaan) secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk tahun 1999-2013 yang dipengaruhi oleh hutang lancar yang terlalu besar sehingga aktiva lancar yang dimiliki perusahaan ini tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Nilai Koefisien Determinasi diambil dari Adjusted RSquare karena variabel bebas dalam penelitian ini lebih dari satu variabel. Berikut ini hasil pengujian koefisen determinasi variabel dalam penelitian:
Berdasarkan tabel di atas, maka nilai koefisien determinasi adjusted R 2 sebesar 0,319. Nilai ini berarti bahwa sebesar 31,9% besarnya Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk dipengaruhi oleh Kas, Piutang dan Persediaan. Dapat pula disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas belum mampu menjelaskan atau
memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Adapun pengaruh dari variabel lain terhadap Likuiditas (Current Ratio) sebesar hanya 68,1% (100%-31,9%).
PEMBAHASAN Pengaruh Kas Terhadap Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk tahun 1999-2013 Sebagaimana hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Kas berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk. Hal ini dikarenakan nilai t hitung dari pengujian lebih kecil dari nilai ttabel. Hasil penelitian ini memiliki koefisien positif menunjukan bahwa setiap peningkatan dari kas akan mengakibatkan peningkatan aktiva lancar perusahaan sehingga akan meningkatkan Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk.
Pengaruh
Piutang
Terhadap
Likuiditas
(Current
Ratio)
PT.
Bakrieland
Development Tbk tahun 1999-2013 Sebagaimana hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Piutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk. Hal ini dikarenakan nilai thitung dari pengujian lebih kecil dari nilai ttabel. Hasil penelitian ini memiliki koefisien positif menunjukan bahwa setiap peningkatan dari piutang akan mengakibatkan peningkatan pada Likuiditas (Current Ratio).
Pengaruh Persediaan Terhadap Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk tahun 1999-2013 Sebagaimana hasil pengujian ditemukan bahwa
pengujian hipotesis ketiga
ditemukan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% Persediaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap Likuiditas (Current Ratio) PT. Bakrieland Development Tbk. Hal ini dikarenakan nilai thitung dari pengujian lebih kecil dari nilai ttabel.
PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengujian hipotesis pertama variabel kas berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Likuiditas (Current Ratio) PT Bakrieland Development Tbk. Pengaruh positif ini menunjukan bahwa apabila terjadi peningkatan pada kas maka Likuiditas (Current Ratio) akan meningkat pula. 2. Berdasarkan pengujian hipotesis kedua variabel Piutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Likuiditas (Current Ratio) PT Bakrieland Development Tbk. Pengaruh positif ini menunjukan bahwa apabila terjadi peningkatan pada Piutang maka Likuiditas (Current Ratio) akan akan mengalami peningkatan pula. 3. Berdasarkan pengujian hipotesis ketiga variabel persediaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Likuiditas (Current Ratio) PT Bakrieland Development Tbk. Pengaruh negatif ini menunjukan bahwa apabila terjadi peningkatan pada Persediaan maka Likuiditas (Current Ratio) akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh fluktuasinya nilai persediaan dan hutang lancar perusahaan. 4. Berdasarkan pengujian hipotesis keempat variabel kas, Piutang dan Persediaan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap Likuiditas (Current Ratio) PT Bakrieland Development Tbk. Hal tersebut juga terlihat dari nilai Adjusted RSquare sebesar 31,9%.
SARAN 1. Perlunya bagi perusahaan PT Bakrieland Development dalam mengembangkan kinerja keuangan terutama dalam pengelolaan kas karena kas merupakan aktiva yang paling likuid sehingga perlunya kehati-hatian dalam penentuan nilai kas yang harus dialokasikan dalam operasional perusahaan. 2. Perlunya bagi perusahaan dalam mengintensifkan pengelolaan piutang dalam rangka mencapai perputaran piutang yang semakin cepat. Piutang yang besar, dapat diartikan bahwa perusahaan kurang mampu dalam menagih piutang.
Perlunya bagi perusahaan dalam memaksimalkan pengelolaan persediaan terutama dalam hal harga pokok penjualan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharmini. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Alexandri, Benny Moh. 2008. Manajemen Keuangan Bisnis Teori dan Soal. Bandung: Alfabeta Bambang, Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, EdisiKeempat, Cetakan Ketujuh, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta Brigham, f . Eugene. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. edisi kesebelas Jakarta: Salemba Empat Hanafi, M. Mamduh. 2012. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE Husnan, Suad. 2012. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang) Yogyakarta: BPFE Martono, Harjito. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia Martono, Harjito. 2011. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia Purwanto, Sulistyatuti. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: IKAPI DIY Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Riduwan, Dr. 2011. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta Rahardjo, Budi. 2001. Akuntansi dan Keuangan untuk Manajer Non Keuangan. Jogjakarta: Andi Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum Utama Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat Suad Husnan & Pudjiastuti, Enny. 2002, Teori Portofolio dan Pasar Modal.. Yogyakarta: UPP AMP YKPM. Sugiono. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiono. 2012. Statistika untuk Penelitian Bandung: ALFABETA Sugiono, Arif. 2009. Manajemen Keuangan untuk Praktisi Keuangan. Jakarta: PT. Grasindo Anggota Ikapi. Tampubolon, P Manahan. 2013. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media Thomsett, Michael C. 1994. Getting Started in Real Estate Investing. USA: John Willey and Sons Tosh, Dennis. Handbook of Real And Estate Term. 1992 Second Edition, New Jersey:Printince Hall Inc Tunggal, Widjaja Amin. 2000. Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Wibisono, Yusuf. 2009. Metode Statistik Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika (Pengantar dan aplikasi disertai panduan Eviews) Cetakan keempat. Jogjakarta: UPP STIM YKPN http://asepnurrafiq.blogspot.com/2008/11/hutang-jangka-pendek-hutang-lancar.html
http://www.ssrn.com http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-persediaan-dalam-akuntansi/ http://properti.kompas.com/read/2014/02/09/1346304/Kenapa.Bakrieland.Tetap.Bisa.Be rtahan.dari.Maut. http://id.wikipedia.org/wiki/Properti WWW.IDX.CO.ID