PENGARUH PENGAWASAN KENDARAAN BERMOTOR DI TERMINAL TERHADAP DISIPLIN AWAK DAN PENGUSAHA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI KABUPATEN GARUT Oleh : Irwan Darmawan Abstrak : Penelitian ini membahas tentang “Pengaruh Pengawasan Kendaraan Bermotor Di Terminal Terhadap Disiplin Awakdan Dan Pengusaha Angkutan Penumpang Umum Di Kabupaten Garut” adalah karya Irwan Darmawan NIM 3506090191.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode menurut tingkat eksplansi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: 1) pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan diperoleh jumlah skor 2860 jika dipersentasekan sebesar 58,37% termasuk kategori cukup baik; 2) disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum diperoleh jumlah skor 2452 jika dipersentasekan sebesar 50,04% termasuk kategori kurang baik; 3) terdapat hubungan antara pengawasan kendaraan bermotor dengan disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut, hal ini didasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi 0,699 yang termasuk kategori kuat, sedangkan besarnya pengaruh pengawasan kendaraan bermotor terhadap disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut adalah sebesar 48,90%. Kata kunci : Pengawasan, kendaraan bermotor, terminal, disiplin, awak, pengusaha, angkutan penumpang umum. A. Pendahuluan Dinas Perhubungan Kabupaten Garut merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang perhubungan baik jalur darat maupun laut. Dalam tugasnya Dinas Perhubungan Kabupaten Garut memiliki beberapa peranan
diantaranya
menyelenggarakan
pembinaan,
pembangunan,
pengelolaan, pengendalian dan pengkoordinasian kegiatan di bidang perhubungan. Infrastruktur jalan di Kabupaten Garut sudah tertata dengan baik, namun demikian untuk wilayah Garut Selatan masih memerlukan akselerasi. Pemerintah Kabupaten Garut berencana mengembangkan infrastruktur di wilayah Pameungpeuk, diharapkan dengan adanya infrastruktur yang memadai potensi ekonomi dapat dimanfaatkan.
1
Infrastruktur yang mulai dibenahi ialah pelabuhan yang berada di daerah Garut Selatan. Langkah pertama untuk mewujudkan rencana tersebut dimulai dari pembangunan dan perbaikan jalan sebagai infrastruktur vital, sebab jalan dianggap sebagai penggerak sektor-sektor lainnya. Panjang seluruh jalan yang ada di Kabupaten Garut mencapai 4022.92 km, terdiri dari 31.104 km Jalan Nasional, 272.94 km Jalan Propinsi, 828.76 km Jalan kabupaten, dan 2.883 km Jalan Desa. Berdasarkan observasi di lapangan penulis menemukan beberapa masalah yang berkaitan dengan kedisiplinan para awak dan pengusaha angkutan penumpang umum. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator sebagai berikut. 1.
Masih adanya pengusaha angkutan penumpang umum yang tidak mentaati peraturan lalu lintas yang terkait dengan kondisi teknis kendaraan yang di operasikan. Hal ini terlihat di setiap terminal adanya kendaraan dengan kondisi tidak laik jalan, diantaranya: ban sudah gundul, lampu sen tidak menyala, body mobil tidak terawat, dan knalpot mengeluarkan asap hitam pekat.
2.
Masih adanya awak angkutan penumpang umum yang tidak mentaati peraturan lalu lintas dalam mengoperasikan kendaraan yang terkait dengan dokumen kendaraan angkutan penumpang umum, hal ini terlihat masih diketemukannya adanya awak kendaraan
tidak
membawa
2
dokumen
kendaraan
angkutan
penumpang umum yang di persyaratkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Upaya penegakan hukum melalui pemeriksaan kendaraan bermotor oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) belum memenuhi tujuan sesuai dengan harapan hukum itu sendiri. Masalah diduga karena kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Garut. Hal ini dapat dilihat dari indikator sebagai berikut. 1.
Kurangnya pengawasan dan pemeriksaan dalam penegakkan peraturan dari Dinas Perhubungan Kabupaten Garut kepada awak kendaraan dan pengusaha angkutan penumpang umum yang tidak mentaati
peraturan
lalu
lintas
yang
berhubungan
dengan
persyaratan teknis dan laik jalan dari kendaraan angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut. 2.
Kurangnya sumber daya manusia (SDM) dengan kompetensi pemeriksa kendaraan bermotor, baik yang mempunyai kualifikasi penguji kendaraan bermotor maupun Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam bidang lalu lintas dan angkutan jalan, jika dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Garut dan dengan Terminal yang tersebar. Hal ini menimbulkan ketidak jelasan pengawasan kepada awak kendaraan dan pengusaha angkutan penumpang
umum
di
Kabupaten
Garut,
sehingga
tidak
menumbuhkan kesadaran atau kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku dari pihak awak kendaraan maupun pengusaha angkutan
3
penumpang umum dalam disiplin berlalu lintas yang terkait dengan persyaratan teknis dan laik jalan serta dokumen kendaraan. Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, selanjutnya peneliti mengajukan identifikasi masalah sebagai berikut. 1.
Bagaimana pengawasan kendaraan angkutan penumpang umum di terminal oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Garut?
2.
Bagaimana disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut?
3.
Berapa besar pengaruh pengawasan kendaraan bermotor di terminal terhadap disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut?
B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Terminal Kabupaten Garut sepanjang bulan Januari sampai dengan Mei 2013 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif menurut tingkat eksplanasi. Tujuan penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini, yaitu untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta. Fakta dalam penelitian ini berupa pengawasan kendaraan bermotor di Terminal Kabupaten Garut. Dalam penelitian ini penulis mengambil variabel bebas berupa pengawasan kendaraan bermotor dan variabel terikatnya adalah disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum.
4
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Awak kendaraan
:
2.234 orang
2. Pengusaha angkutan
:
1.824 orang
3. Petugas pengawasan
:
338
orang
4. Petugas pemeriksa
:
17
orang
:
4413 orang
Jumlah
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan presisi sebesar 10 , Sesuai dengan rumus Taro Yamane, sehingga sampel yang diambil dapat diketahui melalui hasil perhitungan sebagai berikut : 4413
n = 4413 (0,1)² + 1 4413 n = = 97,78 orang = 98 orang responden 45,13 Adapun jumlah sampel yang diteliti tiap komponen adalah sebagai berikut: 1. Awak kendaraan
:
49 orang
2. Pengusaha angkutan :
40 orang
3. Petugas pengawasan :
7 orang
4. Petugas pemeriksa
:
2 orang
:
98 orang
Jumlah
Mengenai operasional variabel penelitian yang diajukan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
5
OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
VARIABEL
Pengawasan (variabel X)
SUB VARIABEL
- Norma.
INDIKATOR
-
- Pemeriksaan
-
-
- Pemantauan.
-
-
- Evaluasi.
-
-
Pengawasan berdasarkan peraturan yang berlaku. Pengawasan dilaksanakan berdasarkan kaidah standar yang baik. Pemeriksaan dokumen kendaraan yang dipersyaratkan. Petugas melakukan inspeksi/ pemeriksaan langsung ke terminal, guna memeriksa kendaraan bermotor. Pemeriksaan atas persyaratan teknis dan laik jalan. Pemeriksaan tanda bukti lulus uji kendaraan bermotor. Adanya pemantauan kegiatan kepada para pengusaha angkutan penumpang umum. Adanya pelakasanaan inspeksi langsung ke lapangan kepada para pengusaha angkutan penumpang umum. Membandingkan laporan-laporan hasil pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Mengambil keputusan
6
ALAT UKUR
Angket
SKALA UKUR
Ordinal
Disiplin Pengusaha Angkutan Penumpang Umum (Variabel Y)
1. Sikap mental
-
2. pemahaman
-
-
-
3. Sikap kelakuan
-
atas usaha perbaikan atau penyempurnaan pengawasan dan pemeriksaan. Menjaga kelancaran dalam berlalu lintas. Mematuhi peraturan lalu lintas. Menghormati pengguna jalan yang lain. Mematuhi petugas Lalu lintas Angkutan penumpang umum memiliki dokumen ijin laik jalan. Membawa dokumen kendaraan yang dipersyaratkan Fasilitas kendaraan angkutan penumpang umum yang baik bagi penumpang. Melakukan pengujian kendaraan bermotor secara berkala setiap 6 bulan sekali Jaminan keamanan bagi penumpang. Menggunakan standar keamanan bagi penumpang.
7
Angket
Ordinal
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari berbagai literatur dan sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.
2.
Studi Lapangan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh secara langsung
dengan melakukan penelitian pada objek penelitian,
melalui cara : a. Observasi, yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian. b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara meminta penjelasan langsung melalui wawancara dengan Kepala UPTD Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Garut. c. Angket, yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran sejumlah daftar pertanyaan kepada responden, kemudian responden tersebut memberikan jawabannya dengan cara memilih jawaban yang telah tersedia. Untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (menjawab identifikasi masalah nomor tiga), digunakan model analisis korelasi dengan pengukuran skala ordinal.
8
Selanjutnya untuk mengetahui korelasi antara kedua variabel, dihitung dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment (r) sebagai berikut :
r
n xy ( x )( y ) n x 2 ( x) 2 (n y 2 ( y ) 2 ) (Sugiyono, 2012 : 183)
Selanjutnya untuk dapat memberikan interpretasi seberapa jauh pengaruh variabel (X) terhadap variabel (Y) maka digunakan tabel konsultasi seperti tercantum di bawah ini : PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI Interval Kelas 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80
-
Tingkat Hubungan
0,199 0,399 0,599 0,799 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
(Sugiyono, 2001 : 149) Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi/pengaruh Pengawasan Kendaraan Bermotor di Terminal terhadap Disiplin awak dan Pengusaha Angkutan Penumpang Umum di Kabupaten Garut, maka dicari dengan menggunakan koefisien determinasi, Kd dengan rumus menurut pendapat Sudjana (1982 : 244) sebagai berikut: Kd = r2x100%
9
Adapun kaidah penilaian dalam pengujian hipotesis statistik, sebagai berikut :
H0 : 0
Tidak terdapat pengaruh pengawasan kendaraan bermotor
di terminal terhadap disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut
Ha : 0
Terdapat pengaruh pengawasan kendaraan bermotor di
terminal terhadap disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut Adapun nilai t dihitung menggunakan rumus (Sugiyono, 2012:214) r
t
n 2 1 r
2
Kriteria uji hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Tolak H0 jika t ttabel atau t ttabel atau, Terima H0 jika ttabel t ttabel
t t dengan tabel 0,05;dk ( n2) C.
Landasan Teoritis Pengertian pengawasan menurut Situmorang (1994 : 21) adalah
sebagai berikut : “Pengawasan adalah setiap usaha dan tindakan dalam rangka
untuk
mengetahui
sejauhmana
pelaksanaan
tugas
dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai”.
10
yang
Sedangkan Siagian (1990 : 107) memberikan definisi mengenai pengawasan sebagai berikut : Yang dimaksud dengan pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Menurut pendapat Ndraha (1989 : 49), pengawasan dapat berlangsung dengan baik jika : 1. 2. 3. 4. 6. 7.
Adanya norma, aturan yang standar. Adanya usaha pemantauan kegiatan yang diatur dengan norma atau aturan tersebut. Adanya informasi yang cukup, dapat dipercaya, dan tersedia pada waktunya, tentang kegiatan dan hasil kegiatan yang dimaksud. Adanya evaluasi kegiatan, yaitu perbandingan antara norma dan informasi. Adanya keputusan guna menetapkan hasil evaluasi tersebut. Adanya tindakan pelaksanaan keputusan. Dalam pengawasan terdapat pemeriksaan, pemeriksaan dilakukan
dalam rangka pengendalian suatu kegiatan yang dijalankan oleh suatu unit usaha tertentu. Suatu pengawasan akan menghasilkan temuan-temuan yang memerlukan tindak lanjut. Apabila keseluruhan tindak lanjut itu dilaksanakan,
maka
keseluruhan
pekerjaan
tersebut
merupakan
pengendalian. Akan tetapi bilamana tindak lanjut tidak dilaksanakan maka tetap dinamakan pengawasan. Menurut Mulyadi (2002 ; 40) , definisi pemeriksaan adalah : Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuain antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
11
Adapun hal-hal yang harus dipenuhi dalam pemeriksaan kendaraan bermotor dinyatakan dalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 80 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan meliputi pemeriksaan: a. b. c. d. e.
Surat Izin Mengemudi, Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor, Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, atau Tanda Coba Kendaraan Bermotor; tanda bukti lulus uji bagi kendaraan wajib uji; fisik Kendaraan Bermotor; daya angkut dan/atau cara pengangkutan barang; dan/atau izin penyelenggaraan angkutan. Tujuan pemeriksaan kendaraan seperti yang tercantum dalam pasal
2 point (e) Peraturan Pemerintah Nomor 80 pada dasarnya adalah agar tercipta kepatuhan dan budaya keamanan dan keselamatan berlalu lintas. Kepatuhan dalam hal ini merujuk pada pengertian disiplin yang dikemukakan oleh Soegeng Prijodarminto (1994:23) bahwa disiplin yaitu kondisi yang terbentuk dan tercipta melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan dan ketertiban. Selanjutnya penulis mengutip pendapat ahli tentang disiplin. Menurut pendapat Prijodarminto (1993 : 23), “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban”.
12
Selanjutnya masih menurut Prijodarminto (1993 : 23-24) disiplin itu mempunyai tiga aspek, yaitu : a. b.
c.
Sikap mental (mental attitude), yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan, pengendalian pikiran dan pengendalian watak. Pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma, kriteria, dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian mendalam atau kesadaran, bahwa ketaatan akan aturan, norma, kriteria, dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses). Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukan kesungguhan hati, untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib. Menurut Prijodarminto (1993b : 24) terdapat unsur pokok yang
membentuk disiplin yaitu : “Sikap yang telah ada pada diri manusia dan sistem nilai budaya yang ada di masyarakat”. Sikap dan attitude tadi merupakan unsur yang hidup di dalam jiwa manusia yang harus mampu bereaksi terhadap lingkungannya, dapat berupa tingkah laku atau pemikiran. Disiplin akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, mulai dari kanak-kanak dan terus berkembang serta menjadikannya bentuk disiplin yang menjadi kuat. Berdasarkan teori di atas, selajutnya peneliti mengajukan anggapan dasar sebagai berikut. 1. Pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan (Siagian, 1990 : 107).
13
2. Pengawasan dapat berlangsung dengan baik diperlukan beberapa prasyarat dan kondisi, yaitu : (1) Adanya norma, aturan yang standar, (2) Adanya usaha pemantauan kegiatan yang diatur dengan norma atau aturan tersebut, (3) Adanya informasi yang cukup, dapat dipercaya, dan tersedia pada waktunya, tentang kegiatan dan hasil kegiatan yang dimaksud, (4) Adanya evaluasi kegiatan, yaitu perbandingan antara norma dan informasi, (5) Adanya keputusan guna menetapkan hasil evaluasi tersebut, dan (6) Adanya tindakan pelaksanaan keputusan. (Ndraha, 1989 : 49). 3. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban (Prijodarminto, 1993 : 23). 4. Disiplin meliputi tiga aspek, yaitu : (1) Sikap mental (mental attitude), (2) Pemahaman yang baik, dan (3) Sikap kelakuan yang secara wajar menunjukan kesungguhan hati (Prijodarminto, 1993 : 23-24) 5. disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum akan meningkat
jika
pengawasan
kendaraan
bermotor
di
terminal
dilaksanakan sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 80 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor.
14
D.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Berikut ini dapat dilihat secara keseluruhan jawaban responden
mengenai pengawasan Kendaraan Bermotor di Terminal Kabupaten Garut, berikut di bawah ini: REKAPITULASI JAWABAN PENGAWASAN KENDARAAN BERMOTOR DI TERMINAL KABUPATEN GARUT NO. 1 2 3 4
5 6 7
8
9
10
PERTANYAAN Pengawasan berdasarkan peraturan yang berlaku Pengawasan dilaksanakan berdasarkan kaidah standar yang baik Pemeriksaan dokumen kendaraan yang dipersyaratkan Petugas melakukan inspeksi/ pemeriksaan langsung ke terminal, guna memeriksa kendaraan bermotor Pemeriksaan atas persyaratan teknis dan laik jalan Pemeriksaan tanda bukti lulus uji kendaraan bermotor Adanya pemantauan kegiatan kepada para pengusaha angkutan penumpang umum Selalu dilaksanakan inspeksi langsung ke lapangan kepada para pengusaha angkutan penumpang umum Membandingkan laporanlaporan hasil pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya Mengambil keputusan atas usaha perbaikan atau penyempurnaan pengawasan dan pemeriksaan Total Skor Variabel X
SKOR
PERSENTASE
KATEGORI
292
59,59%
Cukup Baik
286
58,37%
Cukup Baik
276
56,33%
Cukup Baik
281
57,35%
Cukup Baik
286
58,37%
Cukup Baik
298
60,82%
Cukup Baik
265
54,08%
Kurang Baik
293
59,80%
Cukup Baik
290
59,18%
Cukup Baik
293
59,80%
Cukup Baik
2860
58,37%
Cukup Baik
15
Dengan demikian berdasarkan hasil perhitungan hasil persentase di atas diketahui bahwa pengawasan kendaraan bermotor di terminal berada pada kategori cukup baik dengan nilai persentase sebesar 58,37% seperti yang
diutarakan
Arikunto
(1998:246).
Dengan
demikian
bahwa
pengawasan kendaraan bermotor di terminal mengacu pada pedoman kategori (Tabel 3.2) berada pada kategori cukup baik. Berikut ini adalah rekapitulasi jawaban angket untuk variabel terikat yaitu disiplin sopir dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: REKAPITULASI HASIL JAWABAN RESPONDEN TENTANG DISIPLIN AWAK DAN PENGUSAHA ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI KABUPATEN GARUT NO. PERTANYAAN 1 2 3 4 5
6 7
8
Menjaga kelancaran dalam berlalu lintas. Mematuhi peraturan lalu lintas. Menghormati pengguna jalan yang lain. Mematuhi petugas Lalu lintas Angkutan penumpang umum memiliki dokumen ijin laik jalan. Membawa dokumen kendaraan yang dipersyaratkan Fasilitas kendaraan angkutan penumpang umum yang baik bagi penumpang. Melakukan pengujian
SKOR
PERSENTASE KATEGORI
239
48,78%
Kurang Baik
242
49,39%
Kurang Baik
248
50,61%
Kurang Baik
245
50,00%
Kurang Baik
243
49,59%
Kurang Baik
247
50,41%
Kurang Baik
244
49,80%
Kurang Baik
251
51,22%
Kurang Baik
16
9 10
kendaraan bermotor secara berkala setiap 6 bulan sekali Jaminan keamanan 247 bagi penumpang. Menggunakan standar keamanan bagi 246 penumpang Total Skor 2452
50,41%
Kurang Baik
50,20%
Kurang Baik
50,04%
Kurang Baik
Dari tabel rekapitulasi hasil jawaban responden untuk disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum (Tabel 4.27) dapat dilihat bahwa total skor Variabel Y sebesar 2452 (50,04%). Dengan demikian berdasarkan hasil perhitungan persentase di atas diketahui bahwa disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut berada pada kategori kurang baik dengan nilai persentase sebesar 50,04% seperti yang diutarakan Arikuntop (1998:246). Dengan demikian bahwa disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut dilaksanakan dengan kurang baik. Berdasarkan uji statistik parametrik dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment ( r ), didapatkan hasil sebesar 0,699 dengan koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,699, maka termasuk pada kategori kuat. artinya terdapat hubungan yang kuat antara pengawasan kendaraan bermotor di terminal dengan disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi, didapatkan hasil sebesar 48,90%, artinya disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum dipengaruhi oleh pengawasan kendaraan bermotor di
17
terminal di Kabupaten Garut sebesar 48,90% Sedangkan 51,1 % lainnya adalah faktor lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini, misalnya gaya kepemimpinan, kesejahteraan pegawai, dan lain-lain. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t, terlihat bahwa t ttabel 13, 409 1,985 dengan demikian maka diambil keputusan untuk menolak H0 atau hipotesis Ha dapat diterima sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh pengawasan kendaraan bermotor terhadap disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut. Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diselesaikan, berikut di bawah ini: 1.
Pengawasan Kendaraan Bermotor di Terminal Kabupaten Garut dimaksudkan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian, penyelewengan dan lainnya dari peraturan yang telah ditentukan. Dengan demikian berdasarkan hasil perhitungan angket/ kuisioner di dapat jumlah skor 2860 dengan rata-rata skor 286,0 dengan nilai persentase sebesar 58,37% diketahui
bahwa pengawasan kendaraan bermotor di terminal
berada pada kategori cukup baik seperti yang diutarakan Arikunto (1998:246). Dengan demikian bahwa pengawasan kendaraan bermotor di terminal sudah dilaksanakan dengan cukup baik. 2.
Disiplin adalah sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok dan masyarakat, berupa
18
kepatuhan
atau
ketaatan
terhadap
peraturan-peraturan
dan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan baik oleh pemerintah atau etika, norma/ kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu. Dari ciri-ciri pola tingkah laku pribadi disiplin, jelaslah bahwa disiplin membutuhkan pengorbanan, baik perasaan, waktu, kenikmatan dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian di dapat temuan bahwa disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum Di kabupaten Garut, diperoleh hasil perhitungan angket/ kuisioner dengan jumlah skor 2452 dengan rata-rata skor 245,2 dengan nilai persentase sebesar 50,04% yang berada pada kategori kurang baik. 3.
Hubungan pengawasan kendaranan bermotor dengan disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut adalah kuat dan signifikan dibuktikan dengan koefisien korelasi sebesar 0,699 dengan
4.
t ttabel ( 0,05;dk (982)) 13, 409 1,985 .
Adapun pengaruh pengawasan kendaraan bermotor di Terminal terhadap disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum di Kabupaten Garut sebesar 48,90% (Kd=48,90%) dan 51,10% lainnya berasal dari kontribusi faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan
kesimpulan
di
mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
19
atas,
selanjutnya
peneliti
1.
Pengawasan yang dilakukan oleh petugas yang mempunyai kewenangan terhadap disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum , tidak dimaksudkan mendominasi kegiatan, tetapi memberikan kerjasama terhadap usaha-usaha pencapaian tujuan. Maka dari itu perlu adanya perhatian oleh petugas yang mempunyai kewenangan menganai syarat-syarat pengawasan sebagai berikut: pengawasan harus dihubungkan dengan rencana, pengawasan harus
menunjukan penyimpangan-penyimpangan
pada hal-hal yang penting, pengawasan harus
objektif, serta
pengawasan harus luwes (fleksibel).
2. Untuk meningkatkan kualitas layanan dalam suatu organisasi, baik organisasi swasta maupun pemerintahan diperlukan SDM yang tinggi sehingga akan berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan. Adapun faktor lain
yang
mempengaruhi
yaitu
anggaran
untuk
operasional
pengawasan di tingkatkan atau ditambah, penambahan jumlah personil yang mempunyai kualifikasi PPNS dan atau petugas pengawasan yang berwenang lainnya di perbanyak, dan juga sosialisasi tentang peraturan yang di buat oleh pemerintah mengenai kendaraan angkutan penumpang umum kepada mayarakat lebih di tingkatkan, supaya disiplin awak dan pengusaha angkutan penumpang umum menjadi lebih baik, sehingga akan tercapai dengan maksimal sesuai dengan rencana.
20