PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PSIKOLOGI AUDITOR DALAM PROSES AUDIT (STUDI EMPIRIS BIG FOUR ACCOUNTING FIRM)
Anton Wijaya Jl. Industri Sandang 1 Blok D No. 7A Kemanggisan, Jakarta Barat
[email protected] 081274004562 Dosen Pembimbing : Drs. Komar Darya, Ak., MM
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor seperti pengalaman kerja dan gender terhadap kemampuan komunikasi dan psikologi auditor dalam proses audit. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dan populasinya adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Data di dapat dengan dengan cara penyebaran kuisioner kepada auditor-auditor big four. Analisis data menggunakan program SPSS. Hasil dan kesimpulan dari penelitiaan ini adalah sebagai berikut : (1) pengalaman kerja berpengaruh secara negatif terhadap kemampuan komunikasi auditor, (2) gender tidak berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi auditor, (3) pengalaman kerja berpengaruh terhadap psikologi auditor, (4) gender berpengaruh secara negatif terhadap psikologi auditor. (AW). Kata kunci : Pengalaman Kerja, Gender , Kemampuan Komunikasi, dan Psikologi.
Abstract This research aims to determine the influence of factors such as working experience and gender on auditor’s communication skill and psychology in the audit process. The research was conducted by distributing questionnaires and the population chosen is from Big Four Accounting Firm. The method used is random sampling method. The data is gathered by distributing questionnaires to the auditors in the Big Four Accounting Firm. Data were analyzed using SPSS. The results and conclusions of this research are as follows: (1) Working experience negatively affect the auditor’s communication skill, (2) Gender does not affect the auditor’s communication skill, (3) Working experience affect the auditor’s psychology, (4) Gender affect negatively to auditor’s psychology. (AW) Keywords : Working Experience, Gender, Communication Skill, and Psychology.
Pendahuluan Kehidupan bermasyarakat tidak akan lepas dari yang namanya bersosialisasi, kita pasti akan selalu berinteraksi dengan manusia lainnya, baik itu keluarga, teman, ataupun orang lain di sekitar yang tidak kita kenal. Di dalam bersosialisasi, kita membutuhkan komunikasi dan psikologi yang baik juga agar kita bisa saling menghormati satu sama lain sehingga hubungan bermasyarakat makin membaik dan menimbulkan suasana kondusif yang bisa membantu mendukung segala aktifitas yang kita lakukan. Hal serupa juga terjadi selama proses audit yang dilakukan oleh auditor independen. Auditor akan melakukan kegiatan auditnya terhadap kliennya. Selama proses audit, auditor akan berinteraksi dengan kliennya untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan guna untuk mendukung auditor dalam membuat keputusan. Dalam melakukan audit, seorang auditor membutuhkan teknik komunikasi dan informasi dari klien (auditee). Secara tidak langsung, dalam melakukan proses audit akan terjadi sebuah interaksi antara auditor dan auditee dengan tujuan agar auditor bisa mendapatkan informasi-informasi yang mereka butuhkan untuk membantu proses audit nantinya. Dalam proses audit, seorang auditor tidak hanya harus paham tentang teknik dan prosedur audit, tetapi juga harus memperhatikan sisi psikologi dan komunikasi yang berperan dalam auditing. Dalam meningkatkan profesionalisme, seorang auditor harus terlebih dahulu memahami dirinya sendiri dan tugas yang akan dilaksanakannya serta selalu meningkatkan dan mengendalikan dirinya dalam berhubungan dengan auditee. Auditor juga harus berusaha memahami perilaku auditee dan juga membangun komunikasi dan kerjasama dengan pihak auditee. Dalam penelitian ini penulis ingin mencoba menjawab apakah sebenarnya kemampuan komunikasi dan psikologi dari seorang auditor itu ikut dipengaruhi juga oleh pengalaman kerja dan gender dari auditor itu sendiri. Penulis mulai mencoba memunculkan beberapa contoh yang mungkin terjadi sebagai berikut; Dari sisi gender auditor adalah apabila auditor tersebut adalah seorang laki-laki maka dalam pengambilan keputusannya ia akan lebih menggunakan logika dan apabila auditor tersebut adalah perempuan maka ia akan lebih menggunakan hati atau perasaan dalam mengambil keputusan. Contoh lain yang bisa didapatkan dari sisi pengalaman kerja adalah apakah semakin lama auditor tersebut bekerja sebagai auditor, akan membuat ia semakin bisa menguasai lingkungan yang kurang kondusif atau mungkin semakin lama auditor tersebut bekerja, semakin mengerti cara untuk berkomunikasi dengan tiap-tiap orang yang kita ketahui berbeda sifat dan sikapnya. Jadi, dengan dilakukannya penelitian ini penulis berharap dapat menemukan apakah faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi atau tidak. Pengalaman kerja dipilih sebagai salah satu varibel dalam penelitian ini karena penulis menganggap bahwa pengalaman kerja merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi baik itu kualitas audit, pengambilan keputusan, bahkan kemampuan komunikasi dan psikologi dari auditor itu sendiri. Dengan kata lain semakin berpengalaman auditor itu, maka semakin bisa pula dia dalam menangani tiap masalah yang diberikan kepadanya, cara yang digunakan dalam berkomunikasi serta dalam penguasaan diri (psikologi) auditor. Pengalaman kerja itu sendiri memiliki arti sebagai tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan serta keterampilan yang dimilikinya. Seiring berjalannya waktu dalam era modernisasi ini menunjukkan bahwa profesi auditor tidak hanya digeluti oleh pria. Banyak wanita yang kini ikut mengambil peran sebagai auditor. Dalam tulisan (Kushasyandita, 2012) yang mengutip tulisan dari (Robbins, 2006) dan (Tuanakotta, 2011) yaitu
antara pria dan wanita berbeda pada reaksi emosional dan kemampuan membaca orang lain. Wanita menunjukkan emosi yang lebih hebat, mereka menampilkan ekspresi dari emosi baik yang positif maupun negatif, kecuali kemarahan. Wanita lebih baik dalam membaca isyarat non-verbal dibandingkan pria. Menurut data International Labor Organization (ILO), Jurnal Akuntansi dan Keuangan tahun 2007 menunjukkan bahwa akuntan di Indonesia pada tahun 2002 adalah sebanyak 24,475 orang. Jumlah ini mengalami perkembangan yang cukup pesat jika dibandingkan dengan jumlah akuntan di Indonesia pada tahun 1990 yaitu sejumlah 9,553 orang atau terjadi kenaikan sebanyak 156%. Jumlah auditor wanita di Indonesia pada tahun 1990 sebanyak 2.447 orang dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 7.590 orang atau meningkat sebesar 237%. Dari keseluruhan jumlah auditor, 31% di antaranya adalah auditor wanita. Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan auditor juga banyak dilakukan oleh wanita meskipun pekerjaan ini dianggap sebagai pekerjaan male occupation. Pada tahun 2012, dalam seminar nasional “Prospek Akuntan Publik Di Indonesia” jumlah akuntan di Indonesia sebanyak 51,432 orang dan per 21 Juni 2012 hanya terdapat 1007 orang akuntan publik dan diyakini bahwa dalam pekerjaan ini wanita juga ikut mengambil bagian. Oleh karena itu penulis pun memilih gender sebagai salah satu variabel yang dianggap memiliki pengaruh terhadap kemampuan komunikasi dan psikologi dari auditor. Dalam tulisan ini, penulis akan mencoba untuk menganalisa kembali apakah faktor gender dan pengalaman kerja memiliki pengaruh namun bukan terhadap hasil audit, melainkan faktor yang bermain dibelakang hasil audit. Faktor yang dipilih oleh penulis adalah faktor kemampuan komunikasi dan psikologi dari auditor tersebut. Dalam tulisan ini, penulis tertarik membahas tentang pengaruh pengalaman kerja dan gender terhadap kemampuan komunikasi dan psikologi auditor dalam proses audit karena penulis tertarik dalam psikologi pemeriksaan yang mana di dalamnya dijelaskan tata cara berkomunikasi dan penguasaan diri auditor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapat bukti bahwa faktor pengalaman kerja dan gender berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi dan psikologi auditor selama proses audit. Manfaat dari penelitian ini adalah apabila faktor pengalaman kerja dan gender tersebut berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi dan psikologi auditor, diharapkan auditor dapat menambah wawasan dan lebih memperhatikan pentingnya faktor pengalaman kerja dan gender dalam pengaruhnya terhadap kemampuan komunikasi dan psikologi dari auditor tersebut yang seperti kita ketahui bahwa komunikasi dan psikologi ini akan ikut berpengaruh dalam proses audit dan hasilnya. Selain itu, diharapkan juga agar pembaca paham bahwa dalam proses audit tidak hanya pengetahuan tentang audit yang bermain sendiri, tapi juga ada aspek lain seperti psikologi dan komunikasi yang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengalaman kerja dan gender.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Kuesioner Cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner tersebut disebar ke Kantor Akuntan Publik Big Four. b. Studi Pustaka Mempelajari buku-buku referensi dan literature sebagai penunjang pelengkap dari masalah yang sedang diteliti sebagai pedoman dan landasan teori. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah random sampling. Rancangan analisa yang telah dibuat oleh penulis adalah penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis selanjutnya untuk memperoleh data variabel laten (unobservable variable), setiap variabel terlebih dahulu dijabarkan ke dalam indikator yang merupakan refleksi atau manifest dari konsep sehingga dapat diamati atau diukur secara langsung (observable variable). Setiap indikator diukur dengan ukuran peringkat jawaban dengan skala ordinal. Sebelum kuesioner didistribusikan dilakukan beberapa pengujian terlebih dahulu, yakni pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Untuk pengujian validitas dan reliabilitas digunakan 96 responden yang diambil secara acak. Pengambilan 96 responden secara acak
tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan analisis penggunaan SPSS dimana jumlah sampel kurang dari 50 (lima puluh) responden tidak direkomendasikan.
Hasil dan Bahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan uji regresi berganda, uji non-parametrik, uji F, dan uji T, diperoleh hipotesis sebagai berikut: 1.
Pengalaman kerja berpengaruh secara negative terhadap kemampuan komunikasi. Uji Regresi Berganda Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
Std. Error
B (Constant)
4.525
.539
Pengalaman_Kerja
-.154
.143
Coefficients Beta
t
-.114
Sig.
8.396
.000
-1.076
.285
a. Dependent Variable: Kemampuan_Komunikasi
Uji F Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
Std. Error
B (Constant)
4.525
.539
Pengalaman_Kerja
-.154
.143
a. Dependent Variable: Kemampuan_Komunikasi
Coefficients Beta
t
-.114
Sig.
8.396
.000
-1.076
.285
Uji t Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
Coefficients
Std. Error
B
Beta
(Constant)
4.525
.539
Pengalaman_Kerja
-.154
.143
.057
.096
Gender
Sig.
t 8.396
.000
-.114
-1.076
.285
.064
.597
.552
a. Dependent Variable: Kemampuan_Komunikasi
Dari perhitungan statistik didapat t-hitung sebesar -1,076 dan nilai sig sebesar 0,28. Ini berarti thitung < t-tabel dan sig > α, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan uji regresi berganda terlihat bahwa koefisien variabel pengalaman kerja adalah negatif, dengan demikian pengalaman kerja berpengaruh secara negatif terhadap kemampuan komunikasi.
2.
Gender tidak memiliki pengaruh terhadap kemampuan komunikasi. Uji Non-Parametrik (Pria) b
Test Statistics
Komunikasi Pria a
Z
-3.184
Asymp. Sig. (2-tailed)
.145
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Uji Non-Parametrik (Wanita) b
Test Statistics
Komunikasi Wanita Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
a
-1.288
.180
Uji F b
ANOVA Sum of Squares
Model Regression
1
Mean Square
df
Sig.
F
.250
2
.125
Residual
18.263
93
.196
Total
18.513
95
.636
.532
a
a. Predictors: (Constant), Gender, Pengalaman_Kerja b. Dependent Variable: Kemampuan_Komunikasi
Uji t Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
Std. Error
B (Constant)
4.525
.539
Pengalaman_Kerja
-.154
.143
.057
.096
Gender
Coefficients Beta
Sig.
t 8.396
.000
-.114
-1.076
.285
.064
.597
.552
a. Dependent Variable: Kemampuan_Komunikasi
Dari perhitungan statistik didapat t-hitung sebesar 0,597 dan nilai sig sebesar 0,145 (pria) dan 0,180 (wanita). Ini berarti t-hitung < t-tabel dan sig > α, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan uji regresi berganda terlihat bahwa koefisien variabel gender adalah positif, namun dalam dua pengujian hipotesis lainnya, gender tidak berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi.
3.
Pengalaman kerja memiliki pengaruh terhadap psikologi auditor. Uji Regresi Berganda Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
Std. Error
B (Constant) Pengalaman_Kerja
a. Dependent Variable: Psikologi
5.259
1.188
.112
.315
Coefficients Beta
Sig.
t
.036
4.427
.000
.355
.724
Uji F b
ANOVA Sum of Squares
Model Regression
1
Mean Square
df
F
7.957
2
3.979
Residual
88.723
93
.954
Total
96.681
95
Sig.
4.170
.018
a
a. Predictors: (Constant), Gender, Pengalaman_Kerja b. Dependent Variable: Psikologi
Uji t Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
Std. Error
B (Constant)
Coefficients
5.259
1.188
Pengalaman_Kerja
.112
.315
Gender
.607
.212
Beta
t
Sig.
4.427
.000
.036
1.994
.024
.294
2.864
.005
a. Dependent Variable: Psikologi
Dari perperhitungan statistik didapat t-hitung sebesar 1,994 dan nilai sig sebesar 0,024. Ini berarti thitung > t-tabel dan sig < α, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan uji regresi berganda terlihat bahwa koefisien variabel pengalaman kerja adalah positif. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh terhadap psikologi.
4.
Gender memiliki pengaruh terhadap psikologi auditor. Uji Non-Parametrik (Pria)
b
Test Statistics
Psikologi - Pria Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
a
-1.950
.035
Uji Non-Parametrik (Wanita)
b
Test Statistics
Psikologi Wanita Z
-.803
Asymp. Sig. (2-tailed)
a
.022
a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Uji F b
ANOVA Sum of Squares
Model Regression
1
Mean Square
df
F
7.957
2
3.979
Residual
88.723
93
.954
Total
96.681
95
Sig.
4.170
.018
a
a. Predictors: (Constant), Gender, Pengalaman_Kerja b. Dependent Variable: Psikologi
Uji t Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
Std. Error
B (Constant)
5.259
1.188
Pengalaman_Kerja
.112
.315
Gender
.607
.212
Coefficients Beta
t
Sig.
4.427
.000
.036
1.994
.024
.294
2.864
.005
a. Dependent Variable: Psikologi
Dari perperhitungan statistik didapat t-hitung sebesar 2,864 dan nilai sig sebesar 0,035 (pria) dan 0,022 (wanita). Ini berarti t-hitung > t-tabel dan sig < α, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Walaupun berdasarkan uji regresi berganda terlihat bahwa koefisien variabel gender adalah negatif atau berpengaruh secara negatif, namun pada dua pengujian hipotesis lainnya menunjukkan bahwa gender memiliki pengaruh terhadap psikologi. Jadi dapat disimpulkan bahwa gender berpengaruh terhadap psikologi.
Simpulan dan Saran Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengalaman kerja dan gender terhadap kemampuan komunikasi dan psikologi auditor dalam proses audit. Objek penelitian yang dipilih adalah auditorauditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four. Dari 128 kuesioner yang disebarkan, yang kembali sebanyak 96 kuesioner dan sisanya tidak kembali. Berdasarkan hasil uji menggunakan software SPSS pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh secara negatif terhadap kemampuan komunikasi auditor. Pernyataan ini dibuktikan dengan nilai sig (0,28) > α (5% atau 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bukan merupakan satu-satunya aspek yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kemampuan komunikasi, ada aspek lainnya yang juga dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi.
2.
Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi auditor. Pernyataan ini dibuktikan dengan nilai sig (0,552) > α (5% atau 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki kemampuan komunikasi yang sederajat. Gender tidak bisa dijadikan tolak ukur kemampuan komunikasi dari seseorang.
3.
Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh terhadap psikologi auditor. Pernyataan ini dibuktikan dengan nilai sig (0,024) < α (5% atau 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin tinggi kesadaran auditor tersebut akan psikologi yang bermain dalam proses audit.
4.
Hipotesis keempat (H4) menyatakan bahwa gender berpengaruh secara negatif terhadap psikologi auditor. Pernyataan ini dibuktikan dengan nilai sig (0,005) < α (5% atau 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa psikologi seseorang dapat diukur menggunakan variabel gender karena dari tiap gender menunjukkan pola pikir dan tingkah laku yang berbeda.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, ada variabel yang berpengaruh, ada yang tidak berpengaruh, dan ada variabel yang berpengaruh secara negatif. Para auditor tidak hanya harus paham tentang auditing, tetapi juga harus memahami aspek lain dalam audit yaitu komunikasi dan psikologi audit. Dengan demikian seorang auditor akan paham tugas dan klien masing-masing sehingga kemungkinan besar akan membantu auditor dalam menghasilkan kualitas audit yang bagus. Saran yang dapat diberikan untuk lebih melengkapi penelitian selanjutnya yaitu peneliti sebaiknya menambah variabel-variabel independen baru atau mengganti variabel-variabel yang tidak mempengaruhi. Peneliti selanjutnya juga sebaiknya menambah jumlah responden yang akan dijadikan sampel penelitian karena semakin banyak sampel akan lebih mewakili secara representatif populasi yang akan diteliti. Dengan ukuran sampel lebih banyak juga mungkin dapat menghasilkan hasil pengujian yang berbeda dengan penelitian ini.
Referensi Arens, Alvin A., Elder, Randal J., Beasley, Mark S. (2012). Auditing and Assurance Service, An Integrated Approach, 14th Edition. England: Pearson Education.
Astiningrum, R. T. (2012). Pengaruh Gender, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan Dan Pengalaman Audit Terhadap Audit Judgement Pada Kantor Akuntan Publik Di DKI Jakarta. Jakarta. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Bina Nusantara.
Boynton, C. William., Johnson, R. N. (2006). Modern Auditing: Assurance Services and the Integrity of Financial Reporting 8th Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Devito, Joseph A. (2010). Human Communication: The Basic Course. Pearson Education. New York.
Frits, Kluytman. (2006). Perilaku Manusia: Pengantar Singkat Tentang Psikologi. Bandung: PT. Refika Aditama.
INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Jamilah dkk. 2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audit Judgement. SNA X Makasar. 26-28 Juli.
Jarvis, M. (2009). Teori-Teori Psikologi: Pendekatan Modern Untuk Memahami Perilaku, Perasaan, & Pikiran Manusia. Bandung: Nusamedia.
Jung, C. G. (1986). Menjadi Diri Sendiri: Pendekatan Psikologis Analitis. Jakarta: Gramedia.
Kushasyandita, S. RR. (2012). Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi Audit, Etika Dan Gender Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor Melalui Skeptisisme Profesional Auditor. Semarang. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Diponegoro.
Mulyadi, Puradiredja, dst. (2002). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Pusdiklatwas BPKP. (2005). Kode Etik dan Standar Audit, Edisi keempat.
Puspitasari, D. (2009). Pengaruh Akuntabilitas, Pengalaman Kerja, Dan Pengetahuan Audit Terhadap Persepsi Kualitas Kerja Auditor (Studi Kasus Kantor Akuntan Publik Di Jakarta Barat). Jakarta. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Bina Nusantara.
Putri. (2009). Pengaruh Pendidikan, Pengalaman, Pelatihan, Dan Independensi Terhadap Persepsi Tentang Kualitas Audit Oleh Auditor Yang Bekerja Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) Di Jakarta Barat. Jakarta. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Bina Nusantara.
Ruslan, R. (2012). Manajemen: Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sarjono, H. Julianita, W. (2012). SPSS VS LISREL, Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.
Sarwono, S. W. (2006). Teori-Teori Psikologi Sosial. Depok: Raja Grafindo Persada. Semarang: Dahara Prize.
Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business. New York: John Milley and Sons, Inc. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta
West, R., Turner, L. H. (2010). Introducing Communication Theory. New York: McGraw-HILL.
Whittington, O.Ray dan Kurt Pany (2012). Principles of Auditing, and Other Assurance Services, 18th Edition. New York: Mc-Graw-Hill.
Yenny. (2012). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Yang Dihasilkan Auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) "The Big Four". Jakarta. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Bina Nusantara. Zulaikha, 2006. Pengaruh Interaksi Gender, Kompleksitas Tugas Dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgement.
Riwayat Penulis Anton Wijaya lahir di Kota Palembang pada tanggal 15 Februari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2014.