PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA PEMBELAJARAN KIMIA (Penelitian Deskriptif Kualitatif Di SMAN 8 Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh : DINI NURCAHYANI 107016200851
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Dini Nurcahyani
NIM
: 107016200851
Jurusan
: Pendidikan Kimia
Alamat
: Komp. Reni Jaya Blok AA 5/10 RT 006 RW 020 Pamulang Barat, Pamulang - Tangsel
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Pemahaman Konsep Pada Pembelajaran Kimia adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama pembimbing I : Nanda Saridewi, M.Si NIP
: 19841021 200912 2 004
Nama pembimbing II : Dr. Ahamad Sofyan, M.Pd NIP
: 19650115 198703 1 020
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, 30 Agustus 2014 Yang menyatakan
Dini Nurcahyani
ABSTRAK
Dini Nurcahyani, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul: Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap Pemahaman Konsep Pada Pembelajaran Kimia. Deskriptif Kualitatif di Kelas XI IPA SMAN 8 Tangerang Selatan Pada proses pembelajaran diperlukan suatu pendekatan pembelajaran dan strategi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dan siswa merasa tertarik serta termotivasi untuk belajar. Peneliti menggunakan strategi pemecahan masalah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh penggunaan strategi pemecahan masalah terhadap pemahaman konsep pada pembelajaran kimia. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi deskriptif dengan desain penelitian ex post facto. Sampel adalah siswa kelas XI IPA2 SMAN 8 Tangerang Selatan semester genap Tahun Ajaran 2011/2012, dengan jumlah siswa 40 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui instrument tes tertulis. Berdasarkan tes yang diberikan, diketahui bahwa ketercapaian indikator rata – rata diperoleh presentase sebesar 78,5% dengan kategori baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif pada pembelajaran pemecahan masalah terhadap pemahaman konsep siswa pada pembelajaran kimia. Kata kunci : Pendekatan pemecahan masalah, pemahaman konsep, Pembelajaran Kimia
i
ABSTRACT
Dini Nurcahyani, Majoring of Natural Sciences Education (IPA), Science of Tarbiyah and Teachership Faculty, University of Islamic Nationality (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Title: The Effect of Problem Solving Approach Againts Understanding of the Concept in Learning Chemistry. Subject: This Deskriptive qualitative in Class XI IPA SMAN 8 Tangerang Selatan In the process of learning requires a learning approaches and strategies appropriate to the learning objectives can be achieved and the students feel interested and motivated to learn. Researchers use problem solving strategies to improve students' understanding of concepts. The purpose of this study was to determine the presence or absence of the effect of the use of problem-solving strategies to students' understanding of concepts in chemistry learning. The method used in the study is a descriptive study of ex post facto research design. The sample is student in class XI IPA 2 SMAN 8 Tangerang Selatan semester academic year 2011/2012, the number of students 40 people were taken by purposive sampling technique. Data collection techniques obtained through written test instrument. Based on a given test, it is known that the average achievement indicators - average percentage of 78.5% was obtained with either category. The results showed that there is a positive influence on learning problem solving to students' understanding of concepts in chemistry learning. Keywords: Problem solving approach, understanding of the concept, learning Chemistry
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan karunianya kepada hamba-hambanya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah terhadap Pemahaman Konsep pada Pembelajaran Kimia dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Ibu Dr. Nurlena, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Dedi Irwandi, M.Si, Ketua Prodi Pendidikan Kimia
4.
Ibu Nanda Saridewi M,Si, pembimbing I dan Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd, pembimbing II yang telah memberikan arahan dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Orang tua tercinta yaitu Bapak Djaenuri dan Ibu Sri Larasati Bapak dan Ibu tercinta yang tidak pernah lelah untuk mendoakan serta kesabaran dan dorongannya menemani penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
6.
Kakak tersayang Andi Cahyoko dan adik tercinta Arief Kurniadi, tempat berkeluh kesah dan sumber inspirasi serta semangat, bagian kehidupan tak tergantikan.
7.
Semua teman-teman prodi pendidikan kimia angkatan 2007 yang menjadikan hari-hari lebih menyenangkan, terima kasih atas kerjasamanya dan semoga sukses untuk kalian.
8.
Rahmadani Febrianto, Vindarini Novianti, dan Ade Munawar Lutfi yang telah menemani dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
iii
9.
Guru–guru SMK Paramarta yang telah memberikan izin dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10.
Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-persatu Penulis menyadari sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum
seberapa dan masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar skripsi ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang. Peneliti berharap agar skripsi ini dapat bemanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.
Jakarta,
Agustus 2014
Dini Nurcahyani
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ..............................................................................................................i ABSTRACT ..............................................................................................................ii KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii DAFTAR ISI .............................................................................................................v DAFTAR TABEL ....................................................................................................vii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ix BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1 A. Latar belakang masalah .............................................................................1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................5 C. Pembatasan Masalah..................................................................................5 D. Rumusan Masalah .....................................................................................6 E. Tujuan Penelitian .......................................................................................6 F. Manfaat Penelitian .....................................................................................6 BAB
II
DESKRIPSI
TEORETIS,
KERANGKA
BERPIKIR
DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS ....................................................................7 A. Deskripsi Teoretis 1. Pendekatan Pemecahan Masalah ..........................................................7 a. Pengertian Pendekatan .....................................................................7 b. Pengertian Pemecahan Masalah .......................................................9 c. Langkah-langkah Pemecahan Masalah ............................................13 d. Keunggulan dan Kelemahan ............................................................16 2. Pemahaman Konsep ..............................................................................18 3. Pembelajaran Kimia ..............................................................................27 B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................31 C. Kerangka Berpikir .....................................................................................32 v
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................35 A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................35 B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................................35 C. Populasi dan Sampel .................................................................................35 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................36 E. Instrumen Penelitian ..................................................................................37 F. Macam – Macam Uji Instrumen ................................................................38 G. Tenik Analisis Data ...................................................................................42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................45 A. Hasil Penelitian ..........................................................................................45 1. Analisis Data Hasil Belajar .................................................................. 45 2. Data Presentase Indikator Pencapaian ................................................. 46 B. Pembahasan ...............................................................................................47 1. Hasil Belajar ..........................................................................................48 2. Ketercapaian Indikator ..........................................................................50 BAB V KESIMPULAN ..........................................................................................59 A. Kesimpulan.................................................................................................59 B. Saran...........................................................................................................59 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................61 LAMPIRAN ..............................................................................................................6
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2
: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............................................... 37
Tabel 3.2
: Kriteria Klasifikasi Reabilitas ................................................ 39
Tabel 3.3
: Interpretasi Nilai Daya Pembeda ........................................... 41
Tabel 3.4
: Kriteria Penilaian Tes Pemahaman Konsep ........................... 40
Tabel 4.1
: Distribusi Frekuensi Hasil Belajar ......................................... 45
Tabel 4.2
: Statistik Deskriptif Hasil Belajar ........................................... 46
Tabel 4.3
: Persentase Indikator Pencapaian ............................................ 47
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1 : Bagan Kerangka Berpikir.......................................................... 34 Gambar 4.1 :Diagram Persentase IndikatorPencapaian .................................. 50 Gambar 4.2 : Jawaban Tes Pemahaman Konsep Siswa Indikator 1 ............... 51 Gambar 4.3 :Jawaban Tes Pemahaman Konsep Siswa Indikator 2 ................ 52 Gambar 4.4 :Jawaban Tes Pemahaman Konsep Siswa Indikator 3 ................ 53 Gambar 4.5 : Jawaban Tes Pemahaman Konsep Siswa Indikator 4 ............... 54 Gambar 4.6 : Jawaban Tes Pemahaman Konsep Siswa Indikator 5 ............... 54 Gambar 4.7 : Jawaban Tes Pemahaman Konsep Siswa Indikator 6 ............... 55 Gambar 4.8 :Jawaban Tes Pemahaman Konsep Siswa Indikator 7 ................ 56
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)............................................................ 65
Lampiran 2
: Lembar Kerja Siswa ............................................................................................... 91
Lampiran 3
: Kisi-Kisi Instrumen PemahamanKonsep ............................................................... 101
Lampiran 4
: Rubrik Penilaian ..................................................................................................... 108
Lampiran 5
: Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Sebelum Validitas .................................... 122
Lampiran 6
: Hasil Perhitungan Anates ....................................................................................... 126
Lampiran 7
: Tabel Skor Kelompok atas dankelompok bawah ................................................... 131
Lampiran 8
: Tabel Hasil Validitas .............................................................................................. 133
Lampiran 9
: Tabel Hasil Reabilitas ............................................................................................ 134
Lampiran 10 : Tabel Hasil Tingkat Kesukaran .............................................................................. 135 Lampiran 11 : Tabel Hasil Daya Pembeda .................................................................................... 136 Lampiran 12 : Tes Pemahaman Konsep Sesudah Validitas .......................................................... 137 Lampiran 13 : Hasil Belajar Tes Pemahaman Konsep .................................................................. 139 Lampiran 14 : Distribusi Frekuensi ............................................................................................... 140
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini perkembangan ilmu pengetahuan dan tekologi sangat cepat. Fenomena tersebut menghasilkan persaingan yang cukup tinggi, hal ini juga terjadi dalam dunia pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara, sebab dari situlah akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas dan berdedikasi tinggi. Upaya tersebut harus selalu ditingkatkan antara lain dengan meningkatkan kualitas pendidikan sehingga menghasilkan SDM yang unggul. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul tersebut dapat dicapai dengan proses pendidikan. Dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional (Pasal 1 UU RI No. 20 th 2003) dinyatakan Bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan Negara.1 Dengan demikian pendidikan harus mampu mengembangakan keseluruhan potensi kemanusiaan peserta didik sehingga ia sanggup untuk hidup di era mendatang yang lebih kompleks dan rumit permasalahannya. Pendidikan juga memiliki memiliki tujuan tidak hanya mendidik namun juga mengembangkan dan membentuk watak bangsa. Berdasarkan Undang-Undang No.20 pasal 3 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berfungsi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
1
UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.3
1
2
Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.2 Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas maka diperlukan adanya keterpaduan dari semua komponen pendidikan yang saling berkaitan, antara lain meliputi pendidik, peserta didik, kurikulum, dan sarana prasarana. Di antara komponen-komponen tersebut pendidik atau guru merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu adanya pembaharuan di bidang pendidikan antara lain adalah pembaharuan metode atau peningkatan relevansi metode mengajar. Metode mengajar dikatakan baik atau sesuai
jika mampu
mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pembelajaran. Belajar adalah “perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.”3 Belajar merupakan proses dari yang belum mampu menjadi mampu dan dari belum tahu menjadi tahu. Belajar tidak hanya sebuah hasil akan tetapi merupakan sebuah proses. Adapun tujuan pembelajaran adalah supaya siswa dapat berpikir dan bertindak secara hierarki dan kreatif. Selain itu harapan terbesar dunia pendidikan adalah menjadikan peserta didik sebagai pemikir dan pemecah masalah yang baik. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya pencapaian hasil belajara mata pelajaran kimia. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari tahu untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep ilmu kimia sendiri. Hal ini menyebabkan sebagian besar konsepkonsep kimia menjadi konsep yang abstrak bagi siswa dan bahkan mereka tidak mengenali konsep-konsep kunci atau hubungan antar konsep tersebut. Akibatnya, siswa tidak dapat membangun pemahaman konsep kimia yang fundamental pada awal mereka mempelajari ilmu kimia. Pemahaman siswa berangkat dari konsep-konsep yang sederhana menuju konsep yang lebih kompleks. Konsep-konsep yang dibangun siswa harus mampu diterapkan untk menyelesaikan masalah. Karena dalam pembelajaran kimia, siswa 2
Ibid., h.7 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), h. 79
3
3
tidak hanya dituntut paham mengenai konsep-konsep kimia tetapi juga mampu menyelesaikan memecahkan masalah. Pada umumnya, metode pembelajaran yang dikembangkan guru kimia dalam kegiatan belajar mengajar adalah pembelajaran yang masih konvensional. Guru juga lebih sering menggunakan tes tertulis dengan soal-soal yang rutin daripada soal-soal pemecahan masalah. Model pembelajaran yang hanya berpusat kepada guru dan mengabaikan aktivitas dan kreativitas siswa harus ditinggalkan. Karena hanya akan menciptakan suasana pembelajaran yang monoton dan menguruangi kualitas kelulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatitif. Rendahnya pemahaman konsep-konsep kimia salah satu sebabnya karena guru kurang memberikan perhatian terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa.4 Pembelajaran sains di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dan mengembangkan kompetensi diri serta memahami alam sekitar secara ilmiah. Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu yang menunjang perkembangan teknologi. Di sisi lain kemajuan teknologi juga mendorong berkembangnya ilmu kimia. Dalam era globalisasi ini, pengajaran ilmu kimia seharusnya tidak semata-mata hanya mengalihkan pengetahuan guru kepada murid tetapi siswa mampu mengembangkan pengetahuannya sehingga dapat menerapkannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dari cakupan pengajaran kimia tersebut diatas dapat diketahui bahwa dalam mempelajari ilmu kimia diperlukan kemampuan intelektual serta ketrampilan yang memadai untuk memahami teori-teori, konsep-konsep, hukumhukum, prinsip-prinsip, serta fakta-fakta. Sehingganya pelajaran ilmu kimia merupakan suatu pelajaran yang cukup kompleks. Kurangnya partisipasi guru dalam merancang dan menerapkan metode yang relevan dengan situasi kelas, rendahnya motivasi siswa karena metode pembelajaran selama ini tidak membuat siswa tertarik dengan fenomena kimia dalam kehidupan sehari – hari dan masih banyak siswa yang terpaksa menghafal karena penjelasan guru tidak membantu 4
Roby Zidni,dkk, “Analisis pemahaman konsep siswa SMA kelas X pada Materi Persamaan kimiadan stoikiometri melalui penggunaan diagram submikroskopik, serta hubungannya dengan kemampuan pemecahan Masalah”, Jurnal Risest dan Praktik Pendidikan KimiaVol. 1 No. 1 Mei 2013 ISSN : 2301-271X
4
siswa dalam mendeskripsikan kimia secara benar. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak sedikit siswa merasa kesulitan dalam ketika akan mengikuti pelajaran kimia.5 Masalah ini terjadi karena sebagian dari materi-materi kimia seperti kelarutan dan hasil kali kelarutan memerlukan kemampuan dalam berhitung menggunakan rumus dan kemampuan dalam memahami konsep. Pada saat ini telah banyak pendekatan yang inovatif dan kreatif telah dikembangkan dalam bidang sains khususnya kimia. Salah satu dari pendekatan baru yang inovatif adalah pendekatan pemecahan masalah. Dalam metode pemecahan masalah siswa dihadapkan pada serangkaian aktivas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Dalam penyelesaian masalah tersebut harus mengacu pada langkahlangkah yang ada. Belajar atas prakasa sendiri dapat berkembang karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan gagasan baru, dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan minat kebutuhannya, maka kemampuan
akan tumbuh dengan
subur. Agar pemahaman konsep siswa meningkat, maka salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan pendekatan pemecahan masalah. Siswa dituntut untuk memecahkan masalah yang disajikan oleh guru sesuai dengan langkahlangkah yang telah ditetapkan. Untuk dapat mencari pemecahan dari permasalahan yang disajikan, siswa terlebih dahulu harus memikirkan mengenai kemungkinan-kemingkinan yang akan terjadi dari setiap langkah yang dilakukannya. Kemampuan untuk berfikir mengenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan kemampuan untuk menyelesaikan langkah-langkah pemecahan yang ada inilah yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Berdasarkan fenomena yang telah diungkapkan di atas, penulis mencoba melakukan pengkajian ilmiah yang berdasarkan penelitian pendekatan pemecahan masalah terhadap pemahaman konsep pada pelajaran kimia, yang hasilnya disusun dalam bentuk karya ilmiah dengan judul “Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah terhadap Pemahaman Konsep pada Pembelajaran Kimia”. 5
Intan Pulungan, Pengaruh Metode Pembelajaran dan Motivasi Belajar siswa Terhadap Hasil belajar Kimia, (Makalah Peringkat I pada Temu Karya, Serang – Juli 2008), h. 47 - 48
5
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
di
atas
maka
permasalahan
dapat
diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Guru lebih sering menggunakan tes tertulis dengan soal-soal yang rutin daripada soal-soal pemecahan masalah. 2. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari tahu untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep ilmu kimia sendiri 3. Rendahnya pemahaman konsep-konsep kimia salah satu sebabnya karena guru kurang memberikan perhatian terhadap kemampuan pemahaman konsep siswa. 4. Kimia merupakan pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa. Masalah ini terjadi karena sebagian dari materi-materi kimia seperti kelarutan dan hasil kali kelarutan memerlukan kemampuan dalam berhitung menggunakan rumus dan kemampuan dalam memahami konsep.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi maka untuk menghindari pembahasan yang terlalu meluas diperlukan pembatasan masalah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada: 1.
Pengaruh pendekatan pemecahan masalah terhadap pemaham konsep pada pembelajaran kimia.
2.
Penelitian dilakukan pada siswa SMA kelas XI IPA.
D. Rumusan Masalah Dari identifikasi dan pembatasan masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh pendekatan pemecahan masalah terhadap pemahaman konsep pada pembelajaran kimia?”
6
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pengaruh pendekatan pemecahan masalah terhadap pemahaman konsep pada pembelajaran kimia.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis merupakan wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang peneliti
peroleh
dibangku
kuliah
serta
sebagai
upaya
untuk
mengembangkan ilmu. 2. Bagi guru dapat dijadikan bahan masukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif sehingga guru dapat menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah dalam membantu siswa untuk belajar kimia. 3. Bagi peneliti berikutnya dapat dijadikan sebagai bahan pembanding atau dikembangkan lebih lanjut serta sebagai referensi terhadap penelitian yang relevan dengan pokok bahasan sejenis.
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis 1. Pendekatan Pemecahan Masalah a. Pengertian Pendekatan Pendekatan pembelajaran adalah jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan tertentu.1 Selain itu, Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.2 Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran. Faktor lain yang juga mempengaruhi proses pembelajaran adalah faktor guru, faktor siswa, sarana, alat, dan saran yag tersedia, serta faktor lingkungan. Sebagai seorang pendidik, guru profesi dituntut untuk menguasai berbagai kompetensi dalam melaksanakan profesi keguruannya sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal. Seorang guru minimal harus memiliki 2 kompetensi agar pembelajaran bisa berjalan secara efektif dan bermakna yaitu menguasai materi/bahan pelajaran dan mengusai ilmu mendidik. Yang termasuk dalam ilmu mendidik adalah ilmu tentang dasardasar pendidikan, metode mengajar, media, strategi belajar mengajar, mengelola kelas, manejemen waktu, karakteristik perserta didik. 3 Menurut Roy Killen yang dikutip Wina Sanjaya menyatakan bahwa ada dua pendekatan pada pambelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approachs) dan pendekatan yang berpusat pada siswa 1
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains , cet. I (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 91 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2008) Ed. 1 cet.5, h. 127 3 Pupuh Fathurrohman dan M, Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar –Strategi Mewujudkan Pembelajran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami (Bandung: PT Refikan Aditama, 2007), h. 47
7
8
(student-centered approach).4 Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan pendekatan adalah strategi dan metode pembelajaran. Sebenarnya pendekatan berbeda dengan startegi maupun metode. “Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.5 “Strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan gurumurid di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar”.6 Sedangkan metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.7 Metode mengajar adalah alat yang merupakan bagian dari strategi pembelajarn untuk mencapai tujuan pembelajaran.8 Karena strategi mengajar merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan–tujuan belajar, maka metode mengajar adalah cara yang yang digunakan untuk melaksanakan strategi. Model pembelajaran adalah rencana atau pola yang dapat dipakai untuk merancang mekanisme suatu pengajaran meliputi sumber belajar, subyek pembelajaran, lingkungan belajar dan kurikulum. Model pembelajaran memiliki empat tahapan: a) Sintaks atau pentahapan merupakan penjelasan pengoperasian model b) Sistem sosial bagaimana penjelasan tentang peranan guru an pembelajaran c) Prinsip-prinsip reaksi menjelaskan bagaimana sebaiknya guru bersikap dan berespon terhadap aktivitas siswa d) Sistem pendukung menjelaskan hal-hal yang diperlukan sebagai kelengkapan model di luar manusia.9 Selain strategi, metode dan pendekatan pembelajaran, terdapat jugaistilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik. Teknik
adalah
cara
yang
dilakukan
seseorang
dalam
rangka
mengimplementasikan suatu metode. Sedangkan taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik tidak dapat dipisahkan dalam proses pengajaran atau saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen 4
Wina Sanjaya, loc. cit Ibid., h. 126 6 Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda Karya. 1995) Cet. 6, h. 3 7 Fathurrohman, op. cit., h. 15 8 Hasibuan, loc. cit. 9 Zulfiani,dkk, op. cit., h.116-117 5
9
tersebut dapat membantu dalam tercapainya tujuan pembelajaran dan menciptakan suasana pembalajaran yang menyenangkan jika dipilih secara tepat. Oleh karena itu, sebelum menentukan metode pembelajaran ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode antara lain: a) Tujuan yang hendak dicapai b) Materi pelajaran c) Peserta didik d) Situasi e) Fasilitas f) Guru Menurut Ballard dan Clanchy yang dikutip oleh Muhibbin Syah, pendekatan belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap terhadap ilmu pengetahuan, yaitu sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving) dan sikap memperluas (extending). Siswa yang bersikap conserving pada umumnya
menggunakan
pendekatan
belajar
“reproduktif”
(bersifat
menghasilkan kembali fakta dan informasi). Sementara itu, siswa yang bersikap extending, biasanya menggunakan pendekatan belajar “analitis” (berdasarkan pemilahan dan interpretasi fakta dan informasi). Berdasarkan hal-hal di atas, salah satu keterampilan guru yang memgang pernanan penting adalah keterampilan dalam memilih pendekatan dan metode pembelajaran. pemilihan metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal. Makin tepat metode yang digunakan oleh guru diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. Sehingga Metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar.
b. Pengertian Pemecahan Masalah Muhibbin Syah menyatakan bahwa “belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh
10
kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas serta meningkatkan kemampuan berpikir tingkat siswa”.10 Pastel juga menyatakan bahwa “untuk memecahkan masalah, siswa terlebih dahulu memiliki beberapa kemampuan antara lain kemampuan memahami konsep, memahami masalah, mampu menerapkan konsep-konsep yang dimiliki pada situasi baru, dan mampu mengevaluasi tugas yang telah dikerjakannya”.11 Jadi, belajar pemecahan masalah adalah belajar untuk memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif. Selanjutnya Gagne menyatakan bahwa “keterampilan intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui pemecahan masalah.” Pemecahan masalah sendiri mempunyai pengertian yaitu menggunakan (yaitu mentransfer) pengetahuan dan keterampilan yang sudah ada untuk menjawab pertanyaan yang belum terjawab atau situasi yang sulit.12 Dari pengertian tersebut pemecahan masalah merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan dengan menggunakan kemampuan, keterampilan dan pemahaman. Kemampuan yang harus dimiliki adalah kemampuan memahami konsep, memahami masalah, mampu menerapkan konsep-konsep yang dimiliki pada situasi baru, dan mampu mengevaluasi tugas yang telah dikerjakannya. Metode pemecahan masalah ini dicontokan Nabi Muhammad ketika hendak mengutus Muadz ke Yaman.13 “Sesungguhnya Rasulullah SAW berkehendak mengutus Muadz ke Yaman. Beliau berkata: “Bagaimana engkau memutuskan (hukum) apabila seseorang mengajukan masalah kepadamu?”. Muadz menjawab: “aku memutuskan (hukum masalah tersebut) dengan kitab 10
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Ed. Revisi, cet 10 (Jakarta: Rajawali pers, 2010), h. 127 Gelar Dwi Rahayu dan Munasprianto Ramli (eds.), Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran matematika dan sains dasar sebuah antologi, ( Jakarta : PIC UIN Jakarta, 2007), h. 51 12 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 393 13 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 142 11
11
Allah SWT”. Nabi Bersabda: “Bagaimana sekiranya engkau tidak mendapatinya dalam kitab Allah SWT”, Muadz menjawab: “dengan Sunnah Rasulullah SAW”. Nabi bersabda lagi: “Bagaimana pula sekiranya engkau tidak mendapati pada sunnah Rasulullah SAW dan Kitab Allah SWT”. Muadz berkata: “aku akan menggunakan pikiranku untuk berijtihad dan aku tidak berbuat sia-sia”. Maka Rasulullah SAW menepuk dadanya serta bersabda: “Segala puji bagi Allah SWT, yang telah mensucikan pendirian atas utusan Rasulullah dengan apa yang diridloi (disetujui) Rasulullah”. Dalam menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara ilmiah, cara-cara pemecahan masalah secara ilmiah inilah yang disebut dengan metode problem solving. Cara belajar dengan menggunakan metode problem solving sangat terkait dengan cara belajar rasional, yaitu cara belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir logis dan rasional (sesuai akal sehat). Cara belajar dengan metode problem solving sangat terkait dengan cara belajar rasional, yait cara belajar dengan menggunakan cara berpikir logis, ilmiah dan sesuai dengan akal sehat. Pembelajaran dengan metode problem solving ini dimaksud agar siswa dapat menggunakan pemikiran (rasio) seluas-luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya. Sehingga siswa terlatih untuk terus berpikir dengan menggunakan kemampuan berpikirnya. Suatu kondisi yang mendukung terlaksananya kegiatan pemecahan masalah diantaranya keinginan atau ketertarikan siswa terhadap masalah yang dihadapinya. Jacobson, Lester dan Stegel mengajukan tiga prinsip dasar agar siswa tertarik untuk menyelesaikan masalah, yaitu:14 a) Berikan kepada siswa pengalaman langsung, aktif, dan berkesinambungan dalam menyelesaikan soal-sosal yang beragam. b) Ciptakan hubungan yang positif antara minat siswa dalam menyelesaikan soal dengan keberhasilan mereka. c) Ciptakan hubungan akrab antara siswa, permasalahan, perilaku pemecahan masalah, dan susana kelas.
14
Gelar dan Munasprianto (eds.), op. cit., h. 56
12
Suherman, dkk. Seperti dikutip Lia menyebutkan beberapa hal yang harus diperhatikan agar proses pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah berjalan dengan baik antara lain 15 a) Waktu, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah sangat relatif. b) Perencanaan, Proses pembelajaran akan memberikan hasil maksimal jika terdapat rencana yang cukup baik, termasuk merencanakan strategi permasalahan bagi siswa. c) Sumber, umumnya buku-buku masalah yang rutin, maka guru dituntut mampu mengembangkan masalah-masalah lain sehingga hal ini dapat menambah koleksi soal pemecahan masalah. d) Teknologi, siswa diberikan kesempatan dalam menggunakan teknologi tetap dibatasi dengan maksud tertentu. e) Manajemen kelas, Salah satu indikator yang cukup berperan dalam proses pembelajaran adalah pengturan kelas, termasuk mengatur siswa belajar. Faktor-faktor kognitif yang mempengaruhi pemecahan masalah adalah: a) Memori kerja menempatkan batas atas mengenai seberapa banyak siswa dapat berpikir pada saat mereka mengerjakan suatu soal. b) Bagaimana siswa menyandikan suatu masalah mempengaruhi pendekatan mereka dalam usahanya untuk memecahkannya. c) Siswa biasanya memecahkan soal secara lebih efektif bial mereka mempunyai basis pengetahuan yang menyeluruh dan terintegrasi baik yang relevan dengan topik itu. d) Pemecahan masalah yang sukses tergantung pada kesuksesan pemanggilan kembali pengetahuan yang relevan. e) Pemecahan masalah yang kompleks mensyaratkan keterlibatan metakognitif.16 Berdasarkan hal-hal tersebut, belajar pemecahan masalah merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan dengan
menggunakan
kemampuan,
keterampilan
dan
pemahaman.
Menggunakan pemecahan masalah dalam pembelajaran harus memperhatikan kondisi dan situasi yang dapat mendukung proses pembelajaran dengan
15 16
Ibid. Ormord, op. cit., h. 398-402
13
menggunakan pendekatan pemecahan masalah agar tercapainya tujuan pembelajaran.
c. Langkah-langkah Pemecahan Masalah Banyak langkah-langkah dalam pemecahan masalah yang dibuat oleh para ahli yang berbeda satu sama lainnya. Tetapi pada prinsipnya semua model mempunyai sasaran yang sama yaitu mengatasi kesulitan belajar siswa dalam memecahkan soal-soal, hanya saja dalam proses pemecahan masalah harus dikaitkan dengan keteramplan dan kemampuan yang dimiliki siswa. Gagne menyatakan bahwa pemecahan masalah terdiri dari lima langkah yang harus dilakukan yaitu :17 1) Menyajikan masalah dalam bentuk lebih jelas 2) Menyatakan masalah dalam bentuk yang operasional 3) Menyusun hipotesis-hipotesis alternatif dan prosedur kerja
yang
diperkirakan baik untuk digunakan dalam memecahkan masalah itu. 4) Mengetes hipotesis dan melakukan kerja untuk memperoleh hasilnya 5) Memeriksa kembali apakah hasil yang diperoleh itu benar, mungkin mememiliki pemecahan masalah yang paling baik. Dalam buku Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain yang berjudul Strategi Belajar Mengajar, langkah-langkah dalam memecahkan masalah adalah sebagai berikut:18 1) Merumuskan dan menegaskan masalah Individu melokalisasi letak sumber kesulitan untuk memungkinkan mencari jalan pemecahannya. Ia menandai aspek mana yang mungkin dipecahkan menggunakan prinsip atau dalil serta kaidah yang diketahuinya. 2) Mencari
fakta
pendukung
dan
merumuskan
hipotesis.
Individu
menghimpun berbagai informasi yang relevan termasuk pengalaman orang lain dalam menghadapi pemecahan masalah yang serupa. Kemudian 17
Gelar dan Munasprianto (eds.), op. cit., h.54 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006, cetakan ke-3), h. 18
18
14
mengidentifikasi berbagai alternatif kemungkinan pemecahannya yang dapat
dirumuskan
sebagai
pertanyaan
jawaban
sementara
yang
memerlukan pembuktian (hipotesis) 3) Mengevaluasi alternatif pemecahan yang dikembangkan. Setiap alternatif pemecahan masalah ditimbang dari segi untung ruginya. Selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan memilih alternatif yang dipandang paling mungkin dan menguntungkan. 4) Mengadakan pengujian atau verifikasi. Mengadakan pengujian atau verifikasi secara eksperimental alternatif pemecahan yang dipilih, dipraktikan, atau dilaksanakan. Darihasil pelaksanaan itu diperoleh informasi untuk membuktikan benar atau tidaknya yang telah dirumuskan Langkah-langkah penyelesaian pemecahan masalah menurut tokoh utamanya George Polya. Menurut Polya, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat langkah yang harus dilaksanakan yaitu:19 Langkah 1 : memahami masalah, yaitu mendefinisikan unsur-unsur dalam soal dan menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas. Langkah 2 : membuat rencana penyelesaiannya, yaitu membuat beberapa alternatif pemecahan dan menyusun prosedur kerja untuk dipergunakan dalam memecahkan masalah Langkah 3 : menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana langkah kedua Langkah 4: memeriksa kembali hasil yang diperoleh (loocking back) yaitu interpreatasi jawaban melalui perwujudan kembali, memeriksa (mengecek) jawaban dari permasalahannya dan mengevaluasi pengerjaan secara keseluruhan. Pada pelaksanaan keempat langkah tersebut, tugas utama guru adalah membantu dan memfasilitasi siswa untuk dapat mengoptimalisasikan kemampuannya mencapai terselesaikannya masalah yang dihadapi secara logis, terstruktur cermat dan tepat.
19
Anonim, How to Solve It (diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/how_to_solve_it pada tanggal 8 Desember 2011)
15
Strategi dalam meningkatkan transfer dan pemecahan masalah di ruang kelas adalah:20 a) Ajarkan suatu topik penting secara mendalam dan pastikan para siswa mempelajarinya secara menyeluruh. b) Hubungkan materi kelas dengan apa yang sudah diketahui siswa. c) Berikan siswa latihan dalam menghasapi soal-soal yang tidak jelas dan tunjukkan kepada mereka cara memperjelas soal-soal semacam itu. d) Ajarkan informasi dan keterampilan dasar pemecahan masalah sampai pada tingkat otomatisasi. e) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari pada situasi dan masalah baru. f) Buatlah tugas-tugas sekolah semirip mungkin dengan tugas-tugas yang mungkin ditemui siswa dikehidupan kelak. g) Dalam tes atau asesmen-asesmen lainnya, mintalah siswa mengaplikasikan apa yang telah mereka ketahui Nancy Plooster tahun 1997 yang peneliti ambil dari catatan Sumardyono menulis “Teaching Tips for TAs: 10 Suggestionsfor Teaching Problem Solving” yang berisi saran-saran dalam pembelajaran problem solving. Berikut ini saran-saran yang berguna tersebut:21 a) Cobalah untuk memulai setiap bagian pelajaran dengan mengutarakan sebuah masalah dan menjelaskan mengapa masalah tersebut menarik dan penting. b) Dari pada menyuruh siswa menghafalkan rumus, lebih baik ajari mereka bagaimana menurunkan rumus tersebut dan mengidentifikasi bagianbagiannya. c) Cobalah
melakukan
pendekatan
langkah
demi
langkah
untuk
menyelesaikan masalah. Tanyakan beberapa pertanyaan sepanjang kegiatan agar siswa dapatmemahami bagaimana solusi diperoleh, dan dapat menghadapi pertanyaan yang serupa dengan strategi yang sama. d) Giatkan siswa untuk membayangkan atau memikirkan cara menyelesaikan masalah sebelum kita bersama-sama siswa menyelesaikan masalah. Hal ini untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan siswa secara aktif. 20
Ormord op. cit., hal. 404 Sumardyono, Beberapa Saran dan Tips dalam Penerapan pembelajaran Problem Solving, diakses di http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TipsPenerapanProblemSolving-smd.pdf
21
16
e) Saat bertanya kepada siswa, cobalah meminta siswa untuk mengusulkan apa yang harus dilakukan, bukan menanyakan hasil akhir/jawaban masalah. f) Aktif meminta pertanyaan dari kelas dan menghindari untuk menjawabnya secara langsung. Pastikan setiap siswa mendengar dan memahami pertanyaanpertanyaan
tersebut
dan
kemudian
mulailah
bekerja
menyelesaikannya secara bersama-sama. g) Cobalah sedini mungkin menggiatkan siswa untuk berbicara, agar mereka secara bertahap aktif untuk berpartisipasi dalam kelas. h) Cobalah untuk menyelesaikan masalah dengan cara berbeda-beda. Hal ini dapat membantu siswa memahami cara terbaik menyelesaikan masalah tersebut, dan mungkin dapat mencegah kesalahan. Teknik ini juga menarik perhatian/attensi siswa karena mereka ingin melihat apakah cara-cara tersebut berakhir pada jawaban yang sama. i) Bantulah siswa belajar merumuskan masalah sekeras upaya kita membantu mereka menemukan jawabannya, dan giatkan mereka mengemukakan pertanyaan-pertanyaan untuk mereka sendiri. j) Sebelum bergerak ke konsep yang baru, cobalah bertanya kepada siswa dengan pertanyaan yang spesifik tentang masalah yang relevan. Siswa biasanya merespon untuk masalah-masalah yang spesifik Dengan adanya tips-tips di atas diharapkan guru yang menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dapat terlaksana secara baik
d. Keunggulan dan Kelemahan Pemecahan Masalah Wina Sanjaya mengemukakan beberapa keunggulan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah diantaranya:22 1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran. 2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa. 22
Sanjaya, op. cit., h. 220
17
3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa. 4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Serta dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri terhadap hasil maupun proses belajarnya 6) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku–buku saja. 7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa. 8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru. 9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. 10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. Di samping keunggulan, pemecahan masalah juga memiliki kelemahan, diantaranya:23 1) Ketika siswa merasa permasalahan yang diberikan sulit untu diselesaikan maka siswa akan merasa enggan untuk mencoba menyelsaikan permasalahan tersebut 2) Keberhasilan strategi pembelajaran pemecahan masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan. 3) Mereka harus diberikan pemehaman mengapa mereka harus berusaha menyelesaikan masalah yang mereka pelajari, karena mereka akan belajar apa yang ingin mereka pelajari. Dari penjelasan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam menyelesaikan masalah diperlukan teknik-teknik (langkah-langkah) tertentu untuk sampai
ke hasil yang ingin diinginkan. Langkah pertama
memahami masalah, tanpa adanya pemahaman terhasapa masalah yang diberikan, siswa tidak mungkin dapat menyelesaikan masalah. Setelah siswa memahami masalah, selanjutnya siswa merencanakan penyelesaian masalah. Jika rencana penyelesaian suatu masalah telah dibuat, selanjutnya dilakukan 23
Ibid.
18
penyelesaian masalah seperti rencan penyelesaian sebelumnya yang paling tepat. Langkah terakhir adalah pengecekkan atas apa yang telah dilakukan. Dengan cara ini, maka berbagai kesalahan dapat terkoreksi kembali sehingga siswa dapat sampai pada jawaban yang sesuai dengan masalah yang diberikan. Pendekatan pemecahan masalah memiliki banyak keunggulan dalam pembelajaran. Namun, walaupun banyak keunggulan tetapi metode ini juga memiliki kelemahan dalam pencapaian pembelajaran. Disinilah peran guru, untuk pencapaian pengajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah guru harus mendorong siswa untuk mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah.
2. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.24 Pemahaman juga diartikan
dari
kata
“understanding”
Michener
menyatakan
bahwa
pemahaman adalah salah satu aspek dalam taksonomi Bloom. Pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Menurut Bloom, “pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami apa yang sedang
dikomunikasikan
dan
mampu mengimplementasikan ide tanpa
harus mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide itu secara mendalam”.25 Pemahaman atau comprehension juga dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Seseorang
dikatakan
memahami
sesuatu
jika
telah
dapat
mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Siswa tidak lagi mengingat dan menghafal informasi yang diperolehnya, melainkan harus dapat memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang
dituliskan
mengingat 24
fakta,
Sanjaya akan
bahwa tetapi
pemahaman berkenaan
bukan hanya
sekedar
kemampuan menjelaskan,
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka, 2007), h.811 25 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis (Jakarta: Kencana, 2004)
19
menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep.26 Pemahaman lebih tinggi tingkatannya dari pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep.27
Siswa dapat memahami jika mereka dapat
membangun keterkaitan antar pengetahuan baru untuk ditambahkan ke pengetahuan sebelumnnya. Pada dasarnya kimia akan dimengerti dan dipahami bila siswa dalam belajarnya terjadi kaitan antara informasi yang diterima. Belajar dengan memahami adalah belajar yang memberikan tekanan pada dikuasainya materi pelajaran secara menyeluruh (insightful) karena memahami hubungan satu materi dengan yang lain. Belajar yang bersifat mekanistik dan tanpa pemahaman dipertanyakan manfaatnya. Pemecahan masalah tidak dapat dilakukan dengan menggunakan informasi yang tidak bermakna. Menurut
Ernes
Hilgard
ada
enam
ciri
dari
belajar
yang
mengandung pemahaman, yaitu:28 1) Pemahaman dipengaruhi oleh kemampuan dasar, 2) Pemahaman dipengaruhi pengalaman belajar yang lalu, 3) Pemahaman tergantung pada pengaturan situasi, 4) Pemahaman didahului oleh usaha-usaha coba-coba, 5) Belajar dengan pemahaman dapat diulangi, 6) Suatu pemahaman dapat diaplikasikan bagi pemahaman situasi lain. Dalam taksonomi Bloom, pemahaman merupakan hasil belajar yang termasuk dalam ranah kognitif. Menurut Dahar dan Liliasari, pemahaman
26
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 102 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.102 28 R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 21 27
20
merupakan jenjang kemampuan berpikir untuk mengetahui tentang sesuatu hal serta dapat melihatnya dari berbagai segi.29 Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl (1964) membagi hasil belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan yaitu; ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain). Ketiga aspek-aspek hasilbelajar tersebut dapat dirinci sebagai berikut yaitu: a) Kawasan kognitif adalah kawasan yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual mulai dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yaitu terdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi. b) Kawasan afektif adalah satu dominan yang berkenaan dengan sikap yaitu terdiri dari penerimaan, reaksi atau tanggapan, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c) Kawasan psikomotor berkenaan dengan hasil belajar berupa keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perspektual ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Konsep – konsep merupakan kategori - kategori yang kita berikan pada stimulus -stimulus yang ada di lingkungan. Konsep – konsep menyediakan skema – skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus – stimulus baru dan untuk menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori – kategori. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang
yang
dinyatakan
dalam
definisi
sehingga melahirkan
produk
pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Menurut Hamalik Konsep adalah suatu kelas stimuli yang memiliki sifat-sifat (atribut-atribut) umum.30 29
Ratna Wilis Dahar dan Liliasari, Interaksi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000), h. 48. 30 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), h. 161
21
Konsep adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasi suatu objek dan menerangkan apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut. Objek yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang sama dari sekumpulan objek. Untuk dapat mengklasifikasikan objek, seseorang harus dapat mengenali atribut atau sifat-sifat khusus dari objek tersebut. Konsep adalah ide atau pengertian umum yang disusun dengan kata, simbol, dan tanda.31 Menurut Rosser, konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, atau hubunganhubungan yang mempunyai atribut yang sama.32 Mempelajari konsep merupakan kemampuan untuk mengelompokkan benda atau peristiwa yang mempunyai hubungan. Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengklasifikasikan atau mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu. Dengan belajar konsep, siswa dapat memahami dan membedakan bendabenda, peristiwa atau kejadian yang ada dalam lingkungan sekitar. Konsep
berkembang,
sejalan
dengan
pengalaman-pengalaman
selanjutnya dalam situasi, peristiwa, perlakuan ataupun kegiatan yang lain, baik yang diperoleh dari bacaan ataupun pengalaman langsung. Konsep erat kaitannya dengan pemahaman dasar. Siswa mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu mengelompokkan benda-benda atau ketika mereka dapat mengasosiasikan suatu nama dengan kelompok benda tertentu. Konsep mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama dan dituangkan dalam bentuk suatu kata. Suatu konsep dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata yang mewakili konsep itu, jadi lambang konsep dituangkan dalam bentuk suatu kata atau bahasa. Belajar konsep berguna dalam rangka pendidikan siswa atau paling tidak punya pengaruh tertentu. Adapun kegunaan konsep adalah sebagai berikut: 31
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Surabaya: Pustaka Belajar, 2012), cet. 8, h. 9 32 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran:Untuk Membantu Memecahkan Masalah Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2011), cet. 9, h. 73
22
1) Konsep-konsep mengurangi kerumitan
lingkungan. Lingkungan yang
luas dan rumit dapat dikurangi kerumitannya dengan menjabarkannya menjadi sejumlah konsep (suatu kelas stimuli). Misalnya
untuk
memudahkan mempelajari lingkungan desa, perlu dirinci menjadi konsep-konsep, misalnya geografisnya, penduduk, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. 2) Konsep-konsep membantu kita untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di sekitar kita. Konsep berguna untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di sekitar kita dengancara mengenali ciri-ciri masing-masing objek. Misalnya, kalau kita telah mengenali konsep rumah, maka kita akan mudah mempelajari macam-macam rumah, rumah panggung, rumah tembok, rumah limas dan sebagainya. 3) Konsep membantu kita untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas dan lebih maju. Siswa tidak harus belajar secara konstan, tetapi dapat
menggunakan
konsep-konsep
yang
telah dimilikinya untuk
mempelajari sesuatu yang baru. 4) Konsep mengarahkan kegiatan instrumental. Berdasarkan konsep yang telah diketahui, maka seseorang dapat menentukan tindakan-tindakan apa yang selanjutnya perlu dikerjakan/dilakukan. 5) Konsep memungkinkan pelaksanaan pengajaran. Pengajaran umumnya berlangsung secara verbal, artinya dengan menggunakan bahasa lisan. Hal itu terjadi dalam pengajaran pada semua jenjang persekolahan. Pengajaran lebih tinggi hanya mungkin berlangsung secara efektif jika siswa telah memiliki konsep berbagai mata pelajaran yang telah diberikan pada jenjang sekolah di bawahnya. 6) Konsep dapat digunakan untuk mempelajari dua hal yang berbeda dalam kelas yang sama. Jika kita telah mengetahui konsep suku bangsa, misalnya cerdas, bertanggung jawab, dan rajin. Selanjutnya kita dapat mengenali suatu suku bangsa yang bodoh, tak bertanggung jawab, dan pemalas. Konsep suku bangsa sebenarnya merupakan bagian dari konsep tentang manusia. Kedua konsep tersebut merupakan
23
dua hal yang stereo, bagaimana dua nada yang dibunyikan dalam waktu yang bersamaan. Belajar konsep pada manusia dibantu dan dipercepat dengan bantuan instruksi verbal.33 (1) Lebih dahulu diajarkan benda-benda yang mengandung konsep yang akan dipelajari. Stimulus itu diberikan berturut-turut dalam waktu yang pendek jaraknya (kontiguitas). Setiap kali guru bertanya, “Apa ini?” sebagai stimulus dengan mengharapkan respons “larutan”. (2) Guru menanyakan konsep itu dalam situasi-situasi yang belum dihadapi anak lalu ditanya, “Apa ini?” atau “adakah endapannya?”. Bila respons salah kita dapat memperbaikinya. (3) Kemudian anak dihadapkan kepada berbagai situasi yang baru yang mengandung konsep itu yang menanyakan rangkaian verbal yang belum pernah dipelajarinya. Bila dalam situasi-situasi baru ini anak dapat memberikan respons yang tepat, maka ini merupakan bukti bahwa ia telah memahami konsep itu. (4) Dalam proses belajar itu diperlukan reinforcement, yakni anak diberitahukan bila jawabannya benar. Setiap konsep yang dimiliki siswa merupakan hasil dari pengalaman yang mereka peroleh dari kegiatan pembelajaran kemudian menjadi dasar dalam struktur berpikir mereka. Konsep-konsep dasar inilah yang dijadikan dasar untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran perlu menyediakan pengalaman belajar bermakna yang dikaitkan dengan pengetahuan awal mereka agar mereka bisa mengonstruk hasil pemikiran mereka sendiri. Pemahaman
terhadap suatu konsep dapat berkembang baik
jika
terlebih dahulu disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan antar informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur kognitif siswa.. Penyajian konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum 33
S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2003), h. 163
24
penjelasan yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara informasi yang telah ada dengan informasi yang baru diterima pada struktur kognitif siswa. Penanaman konsep, teorema, dalil, dan rumus-rumus matematika dapat
terwujud
perhatiannya
dengan
terhadap
baik
bahan
jika
para
pelajaran
siswa
yang
dapat memusatkan
dipelajari serta
selalu
melakukan penguatan melalui latihan yang teratur. Sehingga apa yang telah dipelajarinya dapat dikuasai dengan baik dan dapat digunakan untuk mempelajari materi selanjutnya. Berikut diuraikan beberapa jenis pemahaman menurut para ahli: 1)
Skemp (1976) membedakan dua jenis pemahaman konsep, yaitu pemahaman
intruksional
(instructional
understanding)
dan
34
pemahaman relasional (relational understanding). Adapun masingmasing jenis pemahaman mengandung pengertian sebagai berikut : a)
Pemahaman
intruksional
(instructional
understanding), yaitu
pemahamamn atas konsep yang saling terpisah dan hanya hafal rumus dalam perhitungan sederhana. Dalam tahap ini siswa hanya
sekedar
tahu
dan
hafal
suatu
rumus dan
dapat
menggunakannya untuk menyelesaikan suatu soal, tetapi belum/ tidak bisa menerapkannya pada keadaan lain yang berkaitan. b)
Pemahaman
relasional
(relational
understanding),
yaitu
pemahaman yang termuat dalam suatu skema atau struktur yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas. Dalam tahap ini siswa tidak hanya sekedar tahu dan hafal suatu rumus, tetapi juga tahu bagaimana dan mengapa rumus itu dapat digunakan. 2)
34
Bloom membedakan pemahaman ke dalam tiga kategori, yakni:35
Muli, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Pembelajaran IPA. http://muli30.wordpress.com/. Diakses 07 juli 2011 35 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005) h. 24
25
a)
Pemahaman terjemahan (Translasi), mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya seorang siswa mampu merubah model/ bentuk permasalahan ke dalam simbol yang lain seperti dari bentuk kata-kata ke dalam bentuk penterjemahan, rumus atau tabel untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
b)
Pemahaman
penafsiran
(Interpretasi), yakni menghubungkan
bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya. c)
Pemahaman Ekstrapolasi (Extrapolation). Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat membuat
ramalan dengan konsekuensi atau dapat memperluas
persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian seperti mampu memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-kata sendiri, mampu menyatakan ulang suatu konsep, mampu mengklasifikasikan suatu objek dan mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami. Dengan demikian, untuk
keperluan
penelitian
ini pemahaman
konsep yang
digunakan adalah pemahaman yang dikemukakan oleh Bloom, yaitu penerjemahan
(translation), penafsiran (interpretation) dan ekstrapolasi
(extrapolation). Flavell menyatakan bahwa pemahaman terhadap konsep – konsep dapat berbeda dalam tujuh dimensi yaitu36 a.
Atribut, setiap konsep mempunyai atribut yang berbeda, contoh – contoh konsep harus mempunyai atribut – atribut yang relevan,
b.
Struktur, menyangkut cara terkaitnya atau tergabungnya atribut – atribut tersebut.
c.
Keabstrakan, yaitu konsep – konsep dapat dilihat dan konkret, atau konsep – konsep itu terdiri dari konsep – konsep lain.
36
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: ALFABETA, 2010) h. 72 – 73
26
d.
Keinklusifan, yaitu ditujukan pada jumlah contoh – contoh yang terlibat dalam konsep itu.
e.
Generalitas atau keumuman, yaitu bila diklasifikasikan, konsep – konsep dapat berbeda dalam posisi superordinate atau subordinatnya.
f.
Ketepatan, yaitu konsep menyangkut apakah ada sekumpulan aturan – aturan untuk membedakan contoh – contoh dari noncontoh – noncontoh suatu konsep.
g.
Power (kekuatan), yaitu kekuatan suatu konsep oleh sejauh mana orang setuju bahwa konsep itu penting. Dijelaskan
pada
dokumen
Peraturan
Dirjen
Dikdasmen
No.
506/C/PP/2004, Indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain adalah:37 1. Menyatakan ulang sebuah konsep. 2. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. 3. Memberi contoh dan noncontoh dari konsep. 4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis. 5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep. 6. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Pemahaman merupakan aspek yang penting dalam pembelajaran, karena dengan memahami konsep siswa dapat menyelesaikan permasalahan kimia mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks. Pemahaman dalam pembelajaran kimia sudah seharusnya ditanamkan kepada setiap siswa. Karena tanpa pemahaman, siswa tidak bisa mengaplikasikan prosedur, konsep, ataupun proses.
37
Sri Wardani, “Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika”, Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008, h. 10
27
3.
Pembelajaran Kimia “Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan
dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi)”.38 Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus secara relatif menetap dan tidak hanya pada perilaku yang saat ini , tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa datang. Selain itu beberapa pengertian belajar menurut beberapa ahli seperti dikutip Zikri Neni Iska, Muhibbin Syah dan Pupuh Fathurrohman: a) Menurut Skinner, belajar adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara progresif.39 b) Menurut Chaplin, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya, belajar adalah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.40 c) Menurut Hintzman, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism,manusia atau hewan, disebabkan pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism tersebut.41 d) Menurut Wittig, belajar adalah perubaha yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.42 e) Menurut Hilgard dan Bower, bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamnnya yang berulang-ulang dalam situasi itu.43 f)
Menurut M. Roby Sutikno, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru
38
Syaiful Sagala, op. cit., h. 11 Syah, op. cit., h. 64 40 Ibid., h.65 41 Ibid. 42 Ibid. 43 Fathurrohman, op. cit., h. 5 39
28
sebagai
hasil
lingkungannya.
pengalamannya
sendiri
dalam
interaksi
dengan
44
g) Biggs mendefinisikan belajar dalam tiga rumusan, yaitu: pertama, secara kuantitatif,
belajar
berarti
kegiatan
mengisi
atau
pengembangan
kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Kedua, secara instutisional, belajar adalan proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Ketiga, secara kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahan-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa.45 h) C.T. Morgan merumuskan belajar adalah suatu perubahan yang relatif dalam menentapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.46 i)
Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir dan lain-lain kemampuannya.47 Belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.48 Dalam proses belajar siswa menempuh tiga tahap yaitu tahap informasi (tahap penerimaan materi), tahap transformasi (tahap pengubahan materi), dan tahap evaluasi (tahap penilaian materi). Kegiatan belajar banyak dipengaruhi oleh beberpa hal, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah a) Faktor internal, yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa terdiri dari dua aspek yaitu pertama, aspek fisiologis seperti kondisi kesehatan dan kedua, aspek
44
Ibid. Syah, op. cit., h. 68 46 Fathurrohman, op. cit., h. 6 47 Ibid. 48 Syah, op. cit. h. 68 45
29
psikologis seperti tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat dan motovasi siswa. b) Faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor ini terdiri dari dua macam faktor yaitu faktor lingkungan sosial seperti para guru, para staff administrasi dan teman-teman sekelas serta masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan, faktor selanjutnya adalah lingkungan nonsosial yaitu gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. c) Faktor pendekatan belajar, yalni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.49 “Ilmu pengetahuan tentang kimia adalah ilmu yang mencakup sejumlah aspek mengenai bahan-bahan kimia.”50 Kimia merupakan ilmu yang termasuk dalam rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh serta kegunaanya. “Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari struktur, susunan, sifat, perubahan materi, dan energi yang menyertainya.”51 Kimia merupaka ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori. “Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat serta perubahan, dinamika, dan energetika zat”.52 Mata pelajaran kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki
49
Ibid., h. 144-155 James E. Brady, Kimia universitas Azas dan Struktur Terj. Dari General Chemistry Principles and Structure oleh Sukmariah Maun, dkk, (Jakarta: Binarupa Aksara, 1999), h. 3 51 Parning, dkk, Kimia 1A Untuk Kelas 1 Sekolah Menengah Atas Semester Pertama Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Yudhistira, 2003), h. 3 52 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Sebuah Panduan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 132 50
30
jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan Mata pelajaran kimia di SMA/MA adalah untuk memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain. c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksprimen, dimana peserta didik melakukan pengajuan hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrument, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. d. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan merugikan bagi individu, masyarakat dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat. e. Memahami konsep, prinsip, hukum dan teori kimia serta keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.53 Sedangkan ruang lingkup kimia adalah sebagai berikut: a. Struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia. Stoikiometri, larutan elektrolit dan nonelektrolit, reaksi redoks, senyawa organik dan makromolekul. b. Termokimia, laju reaksi dan kesetimbangan, larutan asam basa, stoikiometri larutan, kesetimbangan ion dalam larutan dan sistem koloid. c. Sifat koligatif larutan, redoks dan elektrokimia, karakteristik unsur kegunaan dan bahayanya, senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya dan makromolekul.54 53
Ibid., h. 133-134
31
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang disusun oleh Ida Bagus Putu Arnyana dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok siswa yang belajar dengan strategi-strategi pembelajaran inovatif, yaitu strategi Kooperatif GI, PBL, dan inkuiri menunjukkan kemampuan berpikir kreatif berada pada katagori baik, sementara kelompok siswa yang belajar dengan model DI (konvensional) berada pada katagori sedang.55 Hasil penelitian lain yang dikemukankan Muti’ah dalam jurnal yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Strategi Pemecahan Masalah Untuk Mengatasi Kesalahan Konseptual Pada Matakuliah Kimia Dasar I” menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dengan strategi pemecahan masalah dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas dan motivasi belajar mahasiswa.56 Nyoman
Subratha
dengan
hasilnya
adalah
Penerapan
model
pembelajaran kooperatif dan strategi pemecahan masalah dapat meningkatkan kualitas intraksi siswa dalam pembelajaran fisika siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Sukasada. Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif dan strategi pemecahan masalah dapat meningkatkan capaian kompetensi dasar fisika siswa SMP Negeri 1 Sukasada.57 Penelitian oleh Fitriyanti dihasilkan bahwa Penggunaan metode pemecahan masalah dalam penelitian ini memberikan hasil yang berbeda dari metode konvensional terhadap peningkatan kemampuan berpikir rasional
54
Ibid. h. 134 Ida Bagus Aryana, “Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan BerpikirKreatif Siswa SMA”, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Negeri singaraja, No.3, TH. XXXIX (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/) h. 496. 56 Muti’ah, “Penggunaan Mode Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Strategi Pemecahan Masalah untuk Mengatasi Kesalahan Konseptual pada Mata Kuliah Kimia Dasar I”, J. Pijar MIPA, Vol. 2, September 2005, h. 69-74 57 Nyoman Subratha, “Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Dan Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP NEGERI 1 Sukasada”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan,vol.1 No.2, 2007,h.145 55
32
siswa. Penggunaan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran Ekonomi ternyata mampu meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa.58 Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
model
pembelajaran
environmental problem solving dapat meningkatkan kualitas pembelajaran kimia dan dibuat untuk meningkatkan motivasi, aktivitas, kreativitas, penalaran dan saling ketergantungan satu sama lain.59 Hasil penelitian oleh Nuraini, dkk menyimpulkan bahwa berdasarkan tes objektif yang diberikan setelah pembelajaran berakhir, diketahui ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh sangat baik dengan tingkat ketuntasan sebesar
96,67%.
Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan bahwa
persentase aktivitas yang baik (79,82%). Tanggapan siswa menunjukkan bahwa siswa memberikan tanggapan positif sangat baik (91,52%). Penerapan pendekatan
problem solving
pada materi sifat koligatif larutan dapat
meningkatkan hasil belajar, aktivitas, dan motivasi belajar siswa.60 Hasil penelitian oleh Ibrahim Bilgin, dkk menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan PBL memiliki kinerja yang lebih baik pada masalah konseptual dalam konsep gas daripada kelompok kontrol.61
C. Kerangka Berpikir Pendidikan
mempunyai
peranan
yang
sangat
penting
untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas tinggi. Untuk menciptakan kualitas SDM yang baik maka diperlukan peningkatan kualitas juga dalam dunia pendidikan. Salah satunya dengan cara pembaharuan di bidang pendidikan yaitu dengan pembahuruan metode pengajaran yang dapat 58
Fitriyanti, “Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa”, Jurnal Pendidikan Vol. 10, No.1 Maret 2009 : 38-47 (online) http://lppm.ut.ac.id 59 Munrir Tanrere, 2008, “Environmental Problem Solving In Learning Chemistry For High School Students”, Journal of Applied Sciences in Environmental Sanitation, 3 (1): 47-50. (online) http://trisanita.org/ 60 Nuraini,dkk, “Penerapan Pendekatan Problem Solving Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Di Man Model Banda Aceh Tahun Ajaran 2012/2013”, CDA Vol.1 No.1 (2013) pp 54 – 61 61 Ibrahim Bilgin,dkk, “The Effects of Problem-Based Learning Instruction on University Student’s Performance Conceptual and Quantitative problems of gas concept”, Eurasia journal of Mathematics, science and technology education, 2009, 5(2), 154-164. (online) Diakses di www.ejmste.com tanggal 8 Desember 2011
33
mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah supaya siswa dapat berfikir dan bertindak secara hierarki dan kreatif. Pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertianpengertian seperti mampu memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci dengan menggunakan kata-kata sendiri, mampu menyatakan ulang suatu konsep, mampu mengklasifikasikan suatu objek dan mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan kedalam bentuk yang lebih dipahami. Kimia sendiri merupakan pelajaran yang masih dianggap sulit oleh siswa. Kesulitan tersebut bersumber dari memahami istilah, memahami konsep, dan memahami angka. Dalam memahami angka ini membutuhkan keterampilan dalam menggunakan rumusan kimia sehingga siswa yang kurang terampil dalam kimia maka akan mengalami kesulitan. Bila siswa dilatih menyelesaikan soal atau masalah maka akan melatih daya analisis sehingga siswa mampu mengambil keputusan. Karena siswa telah memiliki keterampilan dalam mengumpulkan data. Pada proses pembelajaran kimia saat ini memerlukan metode atau pendekatan yang inovatif pada proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran inovatif pada mata pelajaran kimia adalah pendekatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan model pembelajaran yang merangsang siswa untuk mau berfikir, menganalisa suatu permasalahan sehingga dapat menentukan pemecahannya. Dari uraian di atas pendekatan ini berpusat pada siswa sebagai subjek pada proses pembelajaran untuk menemukan pemecahan suatu masalah berdasarkan fakta yang diperoleh. Sehingga siswa juga terlatih dalam memecahkan masalah dan dapat memahami konsep. Jadi, pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan agar siswa mau berpikir, menganalisa suatu permasalahan sehingga dapat menentukan pemecahannya dan juga meningkatkan pemahaman konsep adalah pendekatan pemecahan masalah pada pembelajaran kimia. Masalah dalam pembelajaran
34
kimia akan diberikan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran pemecahan masalah. Masalah-masalah yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Kimia dinggap sulit
Seringnya penggunaan metode pembelajaran konvensional (ceramah)
Kemampuan berpikir kreatif yang masih rendah
Rancangan pelaksanaan pembelajaran pemecahan masalah Penelitian pembelajaran pemecahan masalah di dalam kelas dapat dilakukan Melaksanakan penelitian pembelajaran pemecahan masalah di dalam kelas Tes pemahaman konsep siswa (posttest)
posttest
Pemahaman Konsep siswa Meningkat
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Lembar kerja siswa dalam pembelajaran pemecahan masalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 8 Tangerang Selatan yang berlokasi di Jl. Cireundeu Raya 5, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Adapun waktu yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah pada bulan Mei semester genap (II) tahun 2012.
B. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu penelitian studi. Penelitian studi adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara ,mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisis factor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.1 Dengan metode ini peneliti diharapkan menangkap kompleksitas kasus tersebut. Metode Penelitian studi bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan setelah semua kejadian berlangsung.2 Peneliti dapat melihat semua akibat dari fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi diartikan jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 8 Tangerang Selatan. Sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN 8 Tangerang Selatan yang terdaftar pada SMA tersebut pada semester genap (II) pada tahun ajaran 2011/2012.
1 2
Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), h.58 Ibid, h. 59
35
36
2. Sampel Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sample. Sampel bertujuan ini dilakukan dengan dasarkan atas tujuan tertentu3. Sampel dipilih karena memiliki ciri-ciri, sifat dan karakteristik yang merupakan ciri-ciri pokok populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari kelas XI IPA di SMAN 8 Tangerang Selatan yaitu kelas XI IPA-2 sebagai kelas eksperimen tahun ajaran 2011-2012. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 siswa.
D. Teknik Pengumpulan data Cara yang dilakukan oleh penulis dalam pengumpulan data adalah dengan menggunankan tes sebagai instrument penelitian yang dilakukan setrlah penulis melaksanakan penelitian pada subjek penelitian dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah tes dalam bentuk essai pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tahap – tahap pengumpulan data: 1. Tahap Persiapan Pesiapan yang dilakukan yaitu penyusunan materi yang akan diajarkan, pembuatan dan pengujian instrumen 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan peneltitian dilakukan pada semester II. Penelitian ini dilakukan langsung untuk menguji penguasaan kognitif yang dapat dilihat dari hasil belajar kimia siswa yaitu dengan posttest (tes akhir) pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan pemecahan masalah. 3. Tahap Penyelesaian Setelah bahan pelajaran diajarkan, maka diadakan tes pemahaman konsep pada siswa dengan menggunakan instrument berupa soal essai. Substansi
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik cet. 14 (Jakarta: Rineka cipta, 2010) h. 183
37
materi tes meliputi pelajaran kimia SMA pada konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan yang telah disesuaikan dengan kurikulum KTSP.
E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian yaitu: Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengentahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dalam memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Soal – soal diambil dari beberapa sumber dan diadaptasikan untuk tujuan penelitian. Instrumen tes ini menggunakan soal dengan kompetensi dasar mendeskripsikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kelarutan. Tes ini berupa tes tulis dengan bentuk essay,
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No
Indikator
No. Butir Soal
Jumlah soal
1
Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan
1*, 2, 3
3
4*, 5
2
jenuh atau larutan garam yang sukar larut
2
Menuliskan
ungkapan
berbagai
Ksp
elektrolit yang sukar larut dalam air 3
Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya
6*, 7*, 8
3
4
Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya
9, 10, 11*, 12
4
38
No
Indikator
No. Butir Soal
Jumlah soal
5
Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan
13*, 14, 15
3
6
Menentukan pH larutan dari harga Kspnya
16, 17*, 18*
3
7
Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp
19, 20, 21*, 22, 23*
5
*Valid Dari 23 butir soal yang diujikan didapatkan 12 butir soal yang dinyatakan valid, namun hanya 10 butir soal yang digunakan untuk menguji pemahaman konsep siswa. F. Macam – Macam Uji Instrumen Setelah dibuat instrument berupa tes, maka diadakan uji coba instrument, tujuannya untuk melihat validitas dan reabilitas instrument sehingga ketika instrument itu diberikan kepada kelas eksperimen, instrument tersebut telah valid. 1. Validitas Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Validitas dapat juga sebagai kesesuaian antara skor butir dengan skor total. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total tes adalah4 rit
x x x x i
t
2 i
2 t
Keterangan: rit
x 4
= koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total 2 i
= Jumalah kuadrat deviasi skor X i2
Ahmad Sofyan, dkk, Evalusi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta: UIN Jakarta Perss, 2006), h. 106
39
x x x 2 t
i
t
= Jumalah kuadrat deviasi skor X t2 = Jumlah deviasi skor dari X i X t
Validasi suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisisen. Berdasarkan uji validitas menggunakan program Anates 4.05. Jika rhitung> rtabel maka butir soal dikatakan valid. Dari 23 butir soal yang diujikan didapat 12 butir soal yang valid, namun hanya 10 soal dalam instrumen.5
2. Reliabilitas Reliabilitas tes adalah tingkat ke ajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak berubah-ubah). Dalam penelitian ini, untuk menentukan reliabilitas tes uraian digunakan rumus alpha sebagai berikut:6 2 k Si rii 1 St 2 k 1
Keterangan: rii= Koefisien reabilitas tes k = jumlah butir Si2 = varians skor butir St2 = varians skor total Menurut ketentuan yang sering diikuti, reliabilitas diklasifikasikan dalam tabel 3.2 dibawah ini: Tabel 3.2 Klasifikasi Reabilitas
5
Nilai (R)
Kategori
0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00
Jelek Cukup Baik Baik Sekali
Negatif
Semuanya tidak baik
Lampiran 8, h. 128 Ahmad Sofyan, op. cit., h. 108
6
40
Berdasarkan uji
reliabilitas
dengan menggunakan Anates 4.05
didapatkan nilai reliabilitas seluruh item adalah 0,83 termasuk dalam kategori baik sekali.7
3. Tingkat Kesukaran Tingkat
kesukaran
merupakan
salah
satu
analisis
kuantitatif
konvensional dan paling sederhana. Analisis tingkat kesukaran suatu butir soal dimaksudkan untuk mengetahui apakah butir soal tersebut tergolong mudah, sedang atau sulit. Tingkat kesukaran dinyatakan dalam bentuk indeks, semakin besar indeks tingkat kesukaran suatu butir soal semakin mudah butir soal tersebut. Tingkat kesukaran butir soal dapat ditentukan dengan rumus:8
P
A 100% N
Keterangan: P
= indeks kesukaran
A
= Jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah batas lulus
N
= jumlah seluruh siswa Indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari perhitungan diatas,
digunakan kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut jika peserta didik yang gagal: P 27% termasuk mudah 28% P 72% termasuk sedang P 72% termasuk sukar
4.
Daya Pembeda Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam
membedakan kelompok siswa yang pandai dalam membedakan kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai. 9 Rumus yang digunakan adalah 7
lampiran 9, h. 129 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h.273 9 Ibid. 8
41
(̅ √[
̅ )
∑
∑ (
)
]
Keterangan: ̅
= rata-rata dari kelompok atas
̅
= rata-rata dari kelompok bawah
∑
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
∑
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
n
= 27% x N (baik dari kelompok bawah maupun kelompok atas) Nilai daya pembeda (DP) yang diperoleh, kemudian diinterpretasikan
pada kategori berikut ini pada Tabel 3.3.10:
Tabel 3.3 Interpretasi Nilai Daya Pembeda DP
Interpretasi
DP 0,4
Sangat Baik
0,3 DP 0,39
Baik
0,2 DP 0,29
Sedang
DP 0,19
Tidak Baik
Data hasil uji tingkat kesukaran dan daya beda soal instrumen dapat dilihat pada lampiran 10 dan 11 di halaman 130 – 131 . Dalam penelitian ini uji menggunakan program komputer anates 4.05.
5. Uji Keabsahan Instrumen Kualitatif Uji keabsahan data kualitatif, antara lain: a) Uji Kredibilitas Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan
10
Ibid., h. 274
42
teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check. Peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, wawancara dengan sumber yang pernah ditemui atau sumber baru. Melakukan pengecekkan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. b) Uji Transferability Uji
transferability
menunjukan
derajad
ketepatan
atau
dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Peneliti mengambil data yang lengkap dari sumber serta membuat laporan dengan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. c) Uji Dependability Uji dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dalam uji dependability peneliti melakukan proses penelitian langsung ke lapangan dan melakukan pengambilan data secara langsung ke sampel penelitan. d) Uji Konfirmability Uji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, yang dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Uji konfirmability ini dilakukan bersamaan dengan uji dependability, peneliti melakukan proses penelitian dan penggambilan data. 11
G. Teknik Analisis Data Untuk penganalisaan data dalam penelitian ini digunakan uji statistik. Data primer hasil tes siswa sesudah penerapan pendekatan pembelajaran dianalisis dengan menganalisis skor posttest kelompok eksperimen. Data yang didapat kemudian dihitung dan dinilai dengan memberikan skor. Setelah seluruh butir soal jawaban siswa diberi skor, maka langkah selanjutnya adalah menghitung
11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. IX, h. 367
43
persentase skor jawaban dari tiap item atau butir soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kriteria penilaian hasil tes pemahaman konsep siswa dikelompokkan seperti pada tabel 3.4 di bawah ini: Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tes Pemahaman Konsep12 PersentaseJawaban
Kriteria Penilaian
85% – 100%
Sangat Baik
70% – 84%
Baik
55%– 69%
Cukup Baik
40% – 54%
Kurang Baik
00 % – 39 %
Tidak Baik
1. Analisis Data Kuantitatif Sebelum data dianalisis terlebih dahulu disusun ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, yaitu penyusunan sistematik dari pengukuran pretest dan posttest dari nilai yang tinggi ke nilai yang rendah, setelah data terkumpul selanjutnya data dianalisis. Tetapi data terlebih dahulu dicari nilai rata-rata (mean), nilai yang sering keluar atau nilai yang sering didapat siswa (mode/modus), dan nilai tengah (median). a.
Rata-rata (Mean) Rata-rata hitung untuk sampel bersimbol ̅ . Perhitungan mean di bagi dua yaitu mean data tunggal dan mean data kelompokan. Yang digunakan dalam penelitian adalah mean data tunggal dengan rumus sebagai berikut:13
12 13
Arnyana, op.cit., h. 507 Riduan dan Sunarto, Pengantar Statistik, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet.III, h. 38
44
̅
∑
Keterangan:
b.
̅
= rata-rata (mean)
∑
= jumlah tiap data
n
= jumlah data
Mode Mode atau disingkat dengan Mo ialah nilai nilai dari data yang mempunyai frekuensi tertinggi atau data yang sering muncul dalam kelompok data. Rumus yang digunakan dalam mencari mode data tunggal sangat sederhana, yaitu mencari nilai yang sering muncul antara sebaran data.14
c.
Nilai tengah (Median) Median ialah nilai tengah dari gugusan data yang telah diurutkan mulai dari data terkecil sampai terbesar atau sebaliknya. Rumus median data tunggal sebagai berikut:15 (
)
Keterangan: n = jumlah data
2.
Analisis Data Kualitatif Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Analisis data deskriptif yaitu data yang diperoleh dianalisis atau dipaparkan dalam bentuk deskriptif.
14 15
Ibid., h. 43 Ibid., h. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Hasil tes pemahaman konsep siswa setelah diberi pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah (posttest) pada kelas eksperimen dengan hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa. Sampel yang diambil dalam penelitian ini terdiri atas dua kelas, yaitu kelas XI-IPA 2 sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Setelah diberikan
perlakuan, kemudian pada akhir penelitian
kelas tersebut diberikan Postest
(tes pemahaman konsep kimia siswa tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan). Berikut disajikan data mengenai perolehan hasil tes mengenai pemahaman konsep kimia siswa: 1. Analisis Data Hasil Belajar Data hasil belajar yang terkumpul dari hasil tes kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas kontrol selanjutnya dinilai dan dihitung. Hasil pengolahan data hasil belajar tersebut disajikan dalam Tabel 4.1 dan 4.2
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Nilai
Nilai Tengah
Frekuensi Kumulatif
60 – 65 66 – 71 72 – 77 78 – 83 84 – 89 90 – 95 Total
62.5 68.5 74.5 80.5 87.5 92.5
4 5 13 34 38 40
Frekuensi Absolut 4 1 8 21 4 2 40
Frekuensi Relatif 10% 2,5% 20% 52,5% 10% 5% 100 %
Berdasarkan Tabel 4.3 jumlah siswa dalam penelitian kelas eksperimen adalah 40 siswa. Nilai terendah siswa pada hasil belajar pemahaman konsep adalah 60 (sebanyak 1 orang) yang terletak pada rentang nilai 60 – 65 yang
45
46
memiliki frekuensi relatif sebanyak 10%. Sedangkan nilai tertinggi adalah 95 (sebanyak) pada interval nilai 90 – 95 sebanyak 5%. Nilai rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen adalah 78,5 dan siswa yang mendapatkan nilai di atas rata – rata sebanyak 55% siswa. Sedangkan nilai siswa yang di bawah rata–rata memiliki frekuensi persentase sebanyak 45%. siswa yang paling banyak yaitu persentase siswa yang memperoleh nilai pada interval 78 – 83 sebesar 52,5% (sebanyak 21 orang).
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Statistik Nilai terendah Nilai tertinggi Mean Median Modus Simpangan baku Jumlah sampel
Hasil 60 95 78,5 81,5 81,5 7,25 40
Berdasarkan data statistik hasil posttest pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan nilai posttest kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata
kelas
eksperimen
sebesar
81,5 dengan
simpangan baku 7,25.
Sedangkan nilai mean yang diperoleh adalah 78,5. Selanjutnya, nilai median dari hasil yang diperoleh adalah 81,5 dan nilai modus sebesar 81,5.
2. Data Presentase Indikator Pencapaian Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai hasil persentase indikator pencapaian posttest diperoleh data seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini.
47
Tabel 4.3 Persentase Indikator Pencapaian No
Indikator
1
Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut
2 3 4 5 6 7
Persentase Keterangan
Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya Menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan Menentukan pH larutan dari harga Kspnya Memperkirakan terbentuknya berdasarkan harga Ksp Total Rata-Rata
endapan
86,67%
Tuntas
95,83%
Tuntas
83,23%
Tuntas
90%
Tuntas
76,5%
Tuntas
76,25%
Tuntas
77,92%
Tuntas
78,31%
Tuntas
Dari data di atas dapat dilihat bahwa ada indikator pencapaian antara nilai postes kelas kontrol dan eksperimen yang didapat siswa. Dari 7 indikator pada postes kelas eksperimen indikator pencapaian terendah pada indikator “Menentukan pH larutan dari harga Kspnya” dengan mendapatkan persentase 76,25%. Dan indikator pencapaian yang mendapatkan persentase tertinggi yaitu “Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air” dengan mendapatkan persentase 95,83%. Hasil rata – rata ketercapaian indikator menmperoleh presentase sebesar 78,31%.
B. Pembahasan Penelitian ini menggunakan SK (Standar Kompetensi) memahami sifatsifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya dan KD (Kompetensi Dasar) serta tujuh indikator untuk menganalisis penggunaan pendekatan pemecahan masalah terhadap pemahaman konsep pada pembelajaran kimia. Indikator yang digunakan sebagai tolak ukur untuk melihat ketercapaian hasil pembelajaran. Guru dalam pembelajaran lebih memahami dan memberikan
48
perhatian kepada siswa yang terlihat kurang aktif selama pembelajaran, lebih meningkatkan langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalah kepada siswa. Banyak memberikan pertanyaan yang sifatnya memancing keaktifan siswa untuk dapat berpikir lebih keras dalam menyelesaikan masalah yang dalam hal ini adalah soal yang diberikan oleh guru. Penilaian hasil belajar siswa menggunakan instrumen tes berupa tes tertulis yang dilakukan pada tahap postes. Instrumen tes yang digunakan adalah tes tulis berbentuk uraian atau essai. Tes ini bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa dalam memahami materi larutan dan hasil kali kelarutan. Soal yang digunakan mencakup ranah C2 – C5, dengan berisi 10 butir soal. Tes pemahaman konsep pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan ini disesuaikan dengan ketujuh indikator. 1.
Hasil Belajar Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan alat pengumpul tes
berupa tes subjektif essay untuk mengetahui pemahaman konsep siswa. Dari hasil yang diperoleh nilai sebaran data terletak terendah pada kelas eksperimen nilai terendahnya adalah 60. Sedangkan, Nilai tertinggi pada kelas eksperimen adalah 95. Pada kelas eksperimen nilai rata-ratanya sebesar 78,5. Persentase jumlah siswa yang memiliki nilai di atas rata – rata kelas eksperimen sebesar 55%. Nilai siswa terbanyak terlaetak pada rentang nilai 78 – 83 dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang dengan frekuensi persentase sebesar 52,5%. Dari hasil perhitungan data juga menghasilkan nilai median sebesar 81,5 dan nilai modus sebesar 81,5. Pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah juga dapat mengatasi kesalahan konseptual yang ditunjukkan dengan peningkatan kualitas pembelajaran.1. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan pemecahan masalah terdapat dampak yang positif terhadap nilai tes siswa. Nilai postes siswa rendah pada indikator Menentukan pH larutan dari harga Kspnya. Hal ini dikarenakan tidak ada perhatian atau motivasi dalam belajar. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai 1
Muti’ah, “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Strategi Pemecahan Masalah Untuk Mengatasi Kesalahan Konseptual Pada Mata Kuliah Kimia Dasar I”, J. Pijar MIPA, Vol. 2, September 2007: 69 -74, ISSN 1907-1744, h. 69
49
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika tidak ada perhatian maka akan timbul kebosanan sehingga siswa tidak lagi suka belajar.2. Pemecahan masalah merupakan tahapan yang paling tinggi karena masalah selalu datang dalam proses pembelajaran dan membutuhkan pemecahan dari berbagai sudut pandang. Siswa tidak akan mampu memecahkan suatu masalah apabila tidak mempunyai banyak konsep, kaidah atau aturan tertentu dari berbagai aspeknya.“The best way for the students to learn science was by giving them challenge problems and forcing their mind, stimulating habituation to think and doing action related to problem solving.”3 Dengan menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran akan memberi dampak pada pengembangan pemahaman konsep siswa. Siswa diberikan masalah yang menuntut siswa untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah yang ada. Menurut Muhibbin Syah tujuan dari pemecahan masalah adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.4 Belajar dengan pemecahan masalah pada dasarnya adalah cara siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri dan juga berperan
dalam
mengembangkan
aktivitas
siswa.5Pada
pembelajaran
konvensional siswa tidak banyak terlibat dalam kegiatan pembelajaran guru lebih berperan aktif dalam memberikan materi pembelajaran dan siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru, daripada mencari dan menemukan pengetahuan mereka sendiri, keterampilan dan sikap yang mereka butuhkan. Hal ini menyebabkan pemahaman siswa terhadapa materi yang dipelajari tidak berkembang dengan baik.
2
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. V, h. 56 3 Munir Tanrere, “Environmental Problem Solving in Learning Chemistry for High School Students”, Jurnal of Applied Sciences in Environmental Sanitation Volume 3 No.1, 2008, h. 47 4 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Ed. Revisi, cet 10 (Jakarta: Rajawali pers, 2010), h. 127 5 Fitriyanti, “Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa”, Jurnal Pendidikan Vol. 10, No.1 Maret 2009 : 38-47 (online) http://lppm.ut.ac.id h. 44
50
2. Ketercapaian Indikator Keberhasilan
dalam
proses
pembelajaran
salah
satunya
dengan
pemahaman konsep siswa. Konsep membawa pada suatu pertanyaan yang sesuai dengan pengalaman dalam menyelesaikan suatu masalah. Menurut Zulfiani dalam Gelar Dwirahayu, konsep tidak hanya mempresentasikan pengetahuan, mereka membantu menghasilkan pengetahuan.6 Untuk pemahaman konsep siswa maka digunakannya
pendekatan
pembelajaran
yang
variatif
yaitu
pendekatan
pemecahan masalah. Untuk mengetahui ketercapaian pemahaman siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan disesuaikan dengan indikator pada materi tersebut. Indikator – indikator tesebut adalah menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut, menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air, menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya, menghitung kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya, menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan, menentukan pH larutan dari harga Kspnya, dan Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan harga Ksp. 100 80 60 40 20 0
Gambar 4.1 Diagram Persentase Indikator Pencapaian
6
Zulfiani, Inkuiri dalam Pendidikan IPA (Pendekatan Baru dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar), (Jakarta: PIC UIN Jakarta, 2007), h. 9
51
a. Menjelaskan Kesetimbangan dalam Larutan Jenuh Atau Larutan Garam yang Sukar Larut Pada indikator pertama yaitu menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut setelah dilakukan perhitungan diperoleh persentase rata-rata mencapai 86,67% (Tabel 4.3). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa presentase indikator pertama mencapai ketuntasan. Secara klasikal, menurut Tabel 3.4,
penilaian ketuntasan antara 85% - 100%
tergolong dalam kategori yang sangat baik. Di Indikator ini siswa mampu menjelaskan pemahamannya tentang bagaimana proses terjadinya
suatu
larutan tidak bisa lagi melarutkan zat padat sehingga menghasilkan endapan. Berarti tingkat ketuntasan belajar siswa setelah menerapkan
pendekatan
pemecahan masalah pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan termasuk kategori sangat baik.
Gambar 4.2 Jawaban Tes Pemahaman Konsep Siswa Indikator 1
b. Menuliskan Ungkapan berbagai Ksp Elektrolit yang Sukar Larut Dalam Air Pada diagaram indikator kedua yaitu menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut dalam air. Di Indikator kedua ini siswa mampu menuliskan reaksi kesetimbangan kelarutan garam dan menuliskan tetapan hasil kali kelarutan garam - garam. Indikator ini memiliki persentase rata-rata mencapai 95,83% (Tabel 4.3). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa presentase indikator kedua mencapai ketuntasan. Hal ini berarti tingkat ketuntasan belajar siswa setelah menerapkan pendekatan pemecahan masalah termasuk kategori sangat baik pada indikator ini. Indikator kedua ini juga
52
merupakan nilai indikator yang tertinggi. Hal ini berarti sesuai dengan pengertian menurut Nuraini,dkk bahwa problem solving
merupakan suatu
upaya berpikir sistematis untuk memecahkan masalah yang dihadapi.7 Pemecahan
masalah
didasarkan
pada
pengetahuan,
pemahaman,
dan
keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dengan menggunakan langkah – langkah yang sesuai untuk menemukan suatu jawaban.
Gambar 4.3 Jawaban Tes Pemahaman Konsep Siswa Indikator 2
c. Menghubungkan Tetapan Hasil Kali
Kelarutan Dengan Tingkat
Kelarutan Atau Pengendapannya Pada diagram pencapaian yang disajikan, peneliti menilai pencapaian siswa dalam indikator ke 3, yaitu menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya. Di soal untuk indikator ke tiga ini siswa mampu mengurutkan tingkat kelarutan dari suatu garam dengan menghubungakannya denga harga Ksp garam tersebut. Presentase rata – rata pencapain indikator ketiga sebesar 83,23%. Pada indikator ketiga ini juga mencapai ketuntasan dalam belajar. Pemecahan masalah bukan hanya sekedar pendekatan dalam pembelajaran, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir yang memusatkan kegiatan pada siswa. Hal ini dapat mendorong anak untuk 7
Nuraini,dkk, “Penerapan Pendekatan Problem Solving Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Di Man Model Banda Aceh Tahun Ajaran 2012/2013”, CDA Vol. 1 No. 1 (2013) pp 54-61
57
dengan cara mengumpulkan informasi dari berbagai sumber relevan. Kemampuan yang diharapkan dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah sehingga dapat merencanakan penyelesaian masalah dan menentukan kemungkinan berbagai penyelesaian masalah. Langkah ketiga siswa mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana penyelesaian yang telah ditentukan dan mampu menyelesaikan masalah lebih dari satu cara. Langkah terakhir adalah memeriksa kembali hasil yang diperoleh dengan cara mengevaluasi strategi pemecahan masalah yang digunakan. Kesuksesan seseorang dalam menyelesaikan masalah bergantung kepada bagaimana ia mampu mengendalikan kemampuan berpikir
dalam
menyelesaikan
masalah.
Kemampuan
tersebut
adalah
metakognisi.11 Sehingga dalam proses pembelajaran pendekatan pemecahan masalah terlibat proses metakognitif. Dalam memecahkan masalah siswa akan berpikir permasalahan apa yang terjadi, bagaimana cara menemukan penyelesaian masalah, apakah ada strategi baru untuk menyelesaikan masalah yang sama. Pertanyaan - pertanyaan tersebut dapat melatih siswa untuk meningkatkan pemahamannya dalam memecahkan masalah. Hal ini menimbulkan motivasi bagi siswa untuk terus belajar. Sesuai dengan penelitian Muti’ah bahwa 86% mahasiswa memiliki motivasi tinggi dalam belajar dan nilai hasil belajar mahasiswa dalam belajar kimia dasar meningkat setelah diberi tindakan pembelajaran kooperatif dengan strategi pemecahan masalah.12 Proses belajar mengajar dengan penerapan pendekatan
problem
solving juga menciptakan interaksi baik antar siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran siswa dapat bertanya langsung jika ada hal-hal yang kurang dimengerti, dan siswa juga dapat berdiskusi sesama teman. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang tidak memberi ruang kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pembelaran kimia. Guru dalam 11
Dindin Abdul Muiz Lidinillah, Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Dasar, No. 10, 2008, h. 4 12 Mu’tiah, op. cit., hal. 74
58
strategi pendekatan pemecahan masalah sebagai fasilitator dan motivator sedangkan siswa banyak melakukan latihan. Pemecahan masalah merupakan model pembelajaran yang merangsang siswa untuk mau berfikir, menganalisa suatu permasalahan sehingga dapat menentukan pemecahannya. Peneliti mendapatkan hasil bahwa dari setiap indikator memperoleh skor dengan kriteria baik dan sangat baik dan memiliki skor rata – rata dengan baik yaitu 78,5%. Hal ini menunjukan bahwa dengan menerapkan pendekatan pemecahan masalah mampu mempengaruhi pemahaman konsep siswa pada pembelajaran kimia. Dengan pemahaman konsep yang baik diharapkan siswa dapat memahami materi selanjutnya dengan baik. Siswa tidak lagi kesulitan dalam belajar kimia, memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal atau permasalahan yang berkaitan dengan kimia serta memudahkan siswa untuk mempelajari kimia pada tingkat yang lebih tinggi.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pemahaman konsep dengan menggunakan instrumen tes tertulis berbentuk uraian menghasilkan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terbanyak terletak pada rentang 78 – 83 sebanyak 21 siswa. Sedangkan nilai mean dari hasil belajar siswa adalah 78,5. Rata-rata persentase pencapaian indikator pemahaman konsep 78,5% dan mempunyai rata-rata presentase dengan kriteria baik. Indikator 1, 2 dan 4 mempunyai kriterian sangat baik pada rentang presentase 85% - 100%, sedangka indikator 3, 4, 5, 7 mempunyai kriteria baik pada rentang 70% – 84%. Jadi, pendekatan pemecahan masalah memiliki dampak yang positif karena dapat mempengaruhi pemahaman konsep siswa pada pembelajaran kimia.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh,
peneliti dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Pendekatan pemecahan masalah dapat digunakan guru sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep kimia pada kelas lainnya. 2. Penggunaan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran memerlukan persiapan yang lebih banyak terutama dalam waktu. Untuk itu guru hendaknya membuat perencanaan waktu yang lebih baik, sehingga siswa dapat lebih banyak mencari pengetahuannya sendiri melalui buku dan sumber lainnya. 3. Guru perlu memberikan masalah–masalah terbuka pada siswa secara kontinu dan berkesinambungan dan lebih banyak memberikan waktu kepada siswa untuk berlatih memecahkan masalah.
59
60
4. Diharapkan lebih banyak penelitian-penelitian selanjutnya tentang penerapan pendekatan pemecahan masalah terhadap pemahaman konsep yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. How to Solve It (online) http://en.wikipedia.org/wiki/how_to_solve_it Anonim. 2006. UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika Arnyana, Ida Bagus Putu. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan BerpikirKreatif Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Negeri singaraja, No.3, TH. XXXIX (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/) Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: RinekaCipta Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya Brady, James E. 1999. Kimia universitas Azas dan Struktur Terj. Dari General Chemistry Principles and Structure olehSukmariah Maun, dkk. Jakarta: Binarupa Aksara Bilgin, Ibrahim,dkk. 2009.The Effects of Problem-Based Learning Instruction on University Student’s Performance Conceptual and Quantitative problems of gas concept. Eurasia journal of Mathematics, science and technology education., 5(2), 154-164 (online) Diakses di www.ejmste.com tanggal 8 Desember 2011 Dahar, Ratna Wilis, Liliasari. 2000. Interaksi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar Cet.3. Jakarta: Rineka Cipta
61
62
Fathurrohman, Pupuh dan M. SobrySutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar – Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT Refikan Aditama Fitriyanti. Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa. Jurnal Pendidikan Vol. 10, No. 1 Maret 2009 : 38-47 (online) http://lppm.ut.ac.id Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara Hasibuan dan Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar, cet. 6. Bandung: Remaja RosdaKarya Ibrahim, R., Nana Syaodih S. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta Iska, Zikri Neni. 2008. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta: Kizi Brother’s Mahmudi, Ali. 2008. Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif, Makalah Konferensi Nasional Matematikan XIV UNSRI- Palembang Juli 2008 Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Standar
Muli, Tingkatan Pemahaman Siswa Terhadap Pembelajaran IPA. Diakses di http://muli30.wordpress.com/ (07 juli 2011) Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Sebuah Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya Muti’ah. 2005. Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Strategi Pemecahan Masalah untuk Mengatasi Kesalahan Konseptual pada Mata Kuliah Kimia Dasar I. J. Pijar MIPA, Vol. 2 Nuraini,dkk. Penerapan Pendekatan Problem Solving Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Di Man Model Banda Aceh Tahun Ajaran 2012/2013. CDA Vol.1 No.1 (2013) pp 54 – 61 Ormrod, Jeanne Ellis. 2009. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga
63
Petrucci, Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Ed. 4 Jilid 1 Terj. Dari General Chemistry, Principles and Modern Application Fourth Edition oleh Suminar Achmadi. Jakarta: Erlangga Purwanto, M. Ngalim. 2004. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rahayu, Gelar Dwi dan Munasprianto Ramli (eds.). 2007. Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran matematika dan sains dasar sebuah antologi. Jakarta : PIC UIN Jakarta Ridwan, 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan peneliti pemula.Bandung : Alfabeta Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cet. 5. Jakarta : Kencana Media Group Sanjaya, Wina. 2008 Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Siswono, Tatag Yuli Eko dan Whidia Novitasari. 2009. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pemecahan Masalah Tipe “What’s Another Way”. Siswono, Tatag Yuli. 2005. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah. Jurnal terakreditasi “Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains”, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Tahun X, No. 1, ISSN 1410-1866 Sofyan, Ahmad, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press Sagala, Syaiful Sagala. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran:Untuk Membantu Memecahkan Masalah Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
64
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sumardyono. Beberapa Saran dan Tips dalam Penerapan pembelajaran Problem Solving. diakses di http://p4tkmatematika.org/ Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Belajar Suryabrata, Sumadi. 2005. PsikologiPendidikan – Ed.5, Cet.13. Jakarta: PT Raja Grafindo Subratha, Nyoman. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Dan Strategi Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP NEGERI 1 Sukasada. Jurnal Penelitian dan Pengembangan, Vol.1 No.2 Sukmadinata, Nana S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan cet.VI. Bandung: Remaja Rosdakarya Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar, Ed. Revisi, cet 10. Jakarta: Rajawalipers Tanrere, Munrir. 2008. Environmental Problem Solving In Learning Chemistry For High School Students, Journal of Applied Sciences in Environmental Sanitation, 3 (1): 47-50 (online) http://trisanita.org/ Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2008. Pengantar Statistika Edisi Kedua. Jakarta, PT Bumi Aksara Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum Ed. IV. Yogyakarta: ANDI Zidni, Roby, dkk. Analisis pemahaman konsep siswa SMA kelas X pada Materi Persamaan kimia dan stoikiometri melalui penggunaan diagram submikroskopik, serta hubungannya dengan kemampuan pemecahan Masalah. Jurnal Risest dan Praktik Pendidikan KimiaVol. 1 No. 1 Mei 2013 ISSN : 2301271X Zulfiani, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains, cet. I. Jakarta: LembagaPenelitian UIN Jakarta
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan ke-
: SMA 8 Tangerang Selatan : Kimia : XI/ Genap : 2 x 45 menit : 1
A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.3 Mendeskripsikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kelarutan C. Indikator Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya Menuliskan ungkapan berbagai Ksp elektrolit yang sukar larut D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan kesetimbangan yang terjadi pada larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut 2. Menjelaskan pengertian kelarutan dan tetapan kesetimbangan 3. Menghubungkan tetapan hasil kali dengan kelarutan dari suatu garam yang sukar larut 4. Menuliskan persamaan tetapan kesetimbangan E. Materi Ajar 1. Hasil Kali Kelarutan Pada suatu larutan elektrolit, zat-zat yang terlarut akan terionisasi dan menghasilkan kation dan anion. Jika keadaan sudah lewat jenuh, akan terdapat padatan yang tidak larut. Antara ion-ion yang dihasilkan dan padatan yang tidak larut, terjadi kesetimbangan heterogen
65
Perhatikan persamaan – persamaan reaksi berikut ini, Reaksi 1 : AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl- (aq) Reaksi 2 : Ag2CrO4 (s) 2Ag+ (aq) + CrO42- (aq) Reaksi 3 : Mg(OH)2 (s) Mg2+ (aq) + 2OH- (aq) Jika terdapat larutan dan padatan pada suatu kesetimbangan heterogen, dalam penentuan harga tetapan kesetimbangan, hanya konsentrasi ion-ion saja yang diperhitungkan. Jadi, pada reaksi 1 : K1 = [Ag+][Cl-] ; pada reaksi 2 : K1 = [Ag+]2[CrO42-] ; pada reaksi 3 : K1 = [Mg2+][ OH-]2 . Tetapan kesetimbangan yang berlaku untuk ion-ion larutan elektrolit, seperti pada contoh disebut tetapan hasil kali kelarutan atau solubility product constant yang disingkat dengan Ksp. Jadi, K1 = Ksp AgCl = [Ag+][Cl-] ; K1 = Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2[CrO42-] ; K1 = Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+][ OH-]2 . Harga Ksp merupakan perkalian antara konsentrasi kation dan konsentrasi anion dipangkatkan koefisiennya. Perhatikan persamaan reaksi berikut ini. AxBy (s) xAy+ (aq) + yBx- (aq) Dari persamaan reaksi tersebut, hasil kali kelarutan dapat dirumuskan sebagai berikut. Ksp AxBy = [Ay+]x[Bx-]y dengan x = bilangan yang menunjukkan jumlah kation (Ay+) y = bilangan yang menunjukkan jumlah anion (Bx-) 2. Kelarutan dalam Air Jika garam, seperti AgCl dan Ag2CrO4, dilarutkan dalam air, garam tersebut akan terionisasi sempurna. Kelarutan suatu zat dalam air adalah konsentrasi maksimum zat dalam air saat tercapai keadaan tepat jenuh. Jumlah zat terlarut dapat dihitung dari harga Ksp dan sebaliknya, harga Ksp dapat ditentukan jika harga kelarutan zat diketahui. Harga kelarutan dimisalkan dengan s (solubility) sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.
66
AxBy (s) Kelarutan (s): s y+ x x- y Ksp AxBy = [A ] [B ] = [xs]x[ys]y = xx×sx×yy×sy = xx×yy×sx+y
xAy+ (aq) + yBx- (aq) xs ys Ksp AxBy = (xx × yy) × sx+y
s= √ Dari persamaan tersebut, Anda dapat mengetahui bagaimana hubungan antara kelarutan dan harga Ksp. Untuk garam yang harga x dan y-nya sama, harga kelarutan ( tingkat kelarutan ) berbanding lurus dengan harga Ksp. Semakin besar harga Ksp, garam tersebut semakin mudah larut. Semakin kecil harga Ksp, garam tersebut semakin sukar larut. F. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok Tanya jawab G. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pemecahan masalahan (problem solving) H. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Pendahuluan
Kegiatan awal: Guru memberikan salam “Assalamualaikum wr. wb.” Guru memberikan pertanyaan untuk mengulas pelajaran sebelumnya “Apa yang telah kalian pelajari minggu lalu? Guru memotivasi dengan mengingatkan kembali
Kegiatan Siswa Kegiatan awal: Menjawab salam ”waalaikumsalam wr. wb” Siswa menjawab pertanyaan ” Titrasi asam-basa”
Alokasi Waktu 10’
Siswa menyimak
67
Inti
tentang kesetimbangan homogen dan heterogen dan mengkontekskan materi dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari. “siapa yang masih bisa menjelaskan tentang kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen?” “Apakah Kalian sudah pernah melarutkan gula atau garam dalam air?” “Jika kita melarutan garam (NaCl) dalam jumlah yang sangat banyak apa yang akan terjadi? “Siapa yang tahu mengapa hal tersebut dapat terjadi?” “Hal tersebut terjadi karena ketika garam dimasukkan ke dalam air maka ion-ion penyusun garam akan terionisasi atau larut dalam air. Tetapi ketika larutan mulai jenuh maka garam tidak dapat larut lebih banyak lagi.” Guru menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu kesetimbangan dalam larutan jenuh, menghubungkan tetapan kesetimbangan dengan kelarutannya, menuliskan ungkapan Ksp. Kegiatan inti: Memberikan informasi tentang larutan jenuh, kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan Memberikan contoh soal tetapan hasil kali kelarutan dan hubungannya dengan kelarutan serta penyelesaiannya dengan menggunakan pemecahan masalah
Siswa menjawab pertanyaan sesuai kemampuan siswa ”Saya bu... kalau kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang terjadi jika fase dari zat-zat yang bereaksi dengan zat-zat hasil reaksi sama yaitu gas atau larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen adalah jika zat-zat yang berada dalam keadaan setimbang memiliki fase yang berbeda-beda.” ”Pernah bu....” ”Ada garam yang tidak terlarut” ”Tidak Tahu bu...” Siswa menyimak
Siswa menyimak Kegiatan inti: Menyimak penjelasan guru
75’
68
Memahami Masalah Membuat Rencana Penyelesaian
Melaksanakan Solusi
Contoh: Tuliskan rumusan Ksp garam-garam berikut ini - BaCl2 - Na2SO4 BaCl2 Ba2+ + 2ClNa2SO4 2Na+ + SO4-2 +2 - 2 Ksp BaCl2 = [Ba ] [Cl ] Ksp Na2SO4 = [Na+]2 [SO4-2] Tuliskan harga Ksp garam berikut ini jika diketahui kelarutan garam dalam air adalah s. - PbI2 - Al(OH)3 +2 PbI2 Pb + 2IAl(OH)3 Al+3 + 3OHs s 2s s s 3s +2 - 2 +3 Ksp PbI2 = [Pb ] [I ] Ksp Al(OH)3 = [Al ] [OH-]3 = (s) (2s)2 = (s) (3s)3 3 = 4s = s . 27s3 = 27s4 Membagi kelompok menjadi 4-5 anggota dalam setiap kelompoknya Memberikan latihan penulisan persamaan tetapan kesetimbangan untuk beberapa jenis garam yang sukar larut dan hubungannya dengan kelarutan yang dikerjakan secara berkelompok Membimbing siswa dalam memahami masalah yang diberikan Mengorganisir siswa dalam belajar, membantu siswa dalam menemukan masalah dan merancang kegiatan penyelidikan atau merancang rencana penyelesaian masalah
Bergabung dengan kelompok masing-masing Siswa mengambil pertanyaan
Berdiskusi untuk menyelesaikan pertanyaan yang diberikan dalam kelompok masingmasing Mencari informasi penyelesaian permasalahan di buku kimia Menanyakan bila ada soal yang belum dimengerti Menerapkan strategi yang telah didiskusikan
Membantu siswa dalam menentukan penerapan strategi 69
Memeriksa kembali hasil Penututp
pemecahan masalah. Membimbing siswa dalam melakukan penerapan strategi pemecahan masalah yang muncul dari kesepakatan Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan/menuliskan jawaban di papan tulis hasil diskusi memberi kesempatan kepada siswa yang belum mengerti untuk bertanya Membimbing siswa pada konsep permasalahan yang ada dengan benar Kegiatan akhir: Guru dan siswa memberi kesimpulan apa yang telah dipelajari: “Apa yang dimaksud dengan tetapan hasil kali kelarutan?” “Bagaimana menuliskan tetapan hasil kali kelarutan dari garam yang sukar larut?” Memberi tugas untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya
Mempresentasikan/ menuliskan jawaban di papan tulis
Menyimak penjelasan guru 5’ Kegiatan akhir: Siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari “ Tetapan hasil kelarutan adalah hasil kali konsentrasi zat-zat terlarut yang dipangkatkan dengan koefisiennya” AxBy XA+y + YB-x Ksp = [A+y]x [B-x]y Siswa menyimak
I.
Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran Buku Kimia dan sumber lain yang relevan White Board/Black Board Laptop, LCD, proyektor J. Penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
70
Ciputat, Mei 2012 Mengetahui, Guru Kimia SMA 8 Tangsel,
Peneliti,
Dini Nurcahyani
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan ke-
: SMA Negeri 8 Tangerang Selatan : Kimia : XI/ Genap : 2 x 45 menit :2
A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.3 Mendeskripsikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kelarutan C. Indikator Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya Menghitung kelarutan suatu elektrolit berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menghubungkan tetapan hasil kali kelarutan dengan tingkat kelarutan atau pengendapannya 2. Menghitung kelarutan suatu garam yang sukar larut berdasarkan harga Ksp atau sebaliknya E. Materi Ajar Hubungan Kelarutan dan Tetapan Hasil Kelarutan Pada larutan jenuh senyawa ion AxBy , konsentrasi zat di dalam larutan sama dengan harga kelarutannya dalam satuan mol L-1. Senyawa AxBy yang terlarut akan mengalami ionisasi dalam kesetimbangan , AxBy (s) xAy+ (aq) + yBx- (aq) -1 Jika harga kelarutan dari senyawa AxBy sebesar s mol L , maka di dalam reaksi kesetimbangan tersebut konsentrasi ion Ay+ dan ion Bxsebagai berikut. xAy+ (aq) + yBx- (aq) AxBy (s)
72
s mol L-1 x s mol L-1 y s mol L-1 sehingga harga hasil kelarutannya adalah Ksp AxBy = [Ay+]x [Bx-]y = (x s)x (y s)y = xx . yy (s)x+y Dengan s = kelarutan AxBy dalam satuan mol L-1 Dari rumus tersebut dapat ditentukan harga kelarutan sebagai berikut. √ Besarnya Ksp suatu zat bersifat tetap pada suhu tetap. Bila terjadi perubahan suhu maka harga Ksp zat tersebut akan mengalami perubahan. F. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok Tanya jawab G. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pemecahan masalahan (problem solving) H. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Pendahuluan
Kegiatan awal: Guru mengingatkan kembali tentang persamaan tetapan hasil kelarutan dan hubungannya dengan Ksp
Kegiatan Siswa Kegiatan awal: Menjawab pertanyaan guru AxBy xA+y + yB-x
Alokasi Waktu 10’
73
Memahami Masalah
“Bagaimana cara menuliskan rumus Ksp garam yang sukar larut dalam air?” Memotivasi siswa dengan menanyakan hubungan rumus Ksp dengan kelarutan “ bagaimana cara mencari nilai kelarutan garam yang sukar larut berdasarkan harga Ksp?” Kegiatan inti: Memberikan informasi tentang cara menghitung kelarutan berdasarkan harga Ksp Memberikan contoh soal dan penyelesaiannya tentang cara menghitung kelarutan berdasarkan harga Ksp Pada suhu tertentu kelarutan Ag2CO3 dalam air adalah 10-4 mol/L. Tentukan Ksp Ag2CO3. Ag2CO3 2Ag+ +CO3-2 s 2s s Ksp = [Ag+]2 [CO3-2] = (2s)2 (s) = 4s3 Ksp Ag2CO3 = 4s3 = 4(10-4)3 = 4 x 10-12 Membagi kelompok menjadi 4-5 anggota dalam setiap kelompoknya Memberikan latihan cara menghitung Ksp dari kosentrasi larutan jenuhnya yang dikerjakan secara berkelompok Membimbing siswa dalam memahami masalah yang diberikan
Membuat
Mengorganisir siswa dalam belajar, membantu siswa
Inti
Ksp = [A+y]x[B-x]y Menjawab pertanyaan guru sesuai kemampuan mereka
Kegiatan inti: Menyimak penjelasan guru
75’
Bergabung dengan kelompok masing-masing Mengambil lembar pertanyaan
Mengambil LKS yang diberikan guru Berdiskusi untuk menyelesaikan pertanyaan yang diberikan dalam kelompok masingmasing Menanyakan soal bila ada yang belum 74
Rencana Penyelesaian Melaksanakan Solusi
Memeriksa kembali hasil Penututp
dalam menemukan masalah dan merancang kegiatan penyelidikan atau merancang rencana penyelesaian masalah Membantu siswa dalam menentukan penerapan strategi pemecahan masalah. Membimbing siswa dalam melakukan penerapan strategi pemecahan masalah yang muncul dari kesepakatan Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan/menuliskan jawaban di papan tulis hasil diskusi memberi kesempatan kepada siswa yang belum mengerti untuk bertanya Membimbing siswa pada konsep permasalahan yang ada dengan benar Kegiatan akhir: Memberi kesimpulan tentang cara menghitung kelarutan garam yang sukar larut berdasarkan harga Ksp
dipahami Mencari informasi penyelesaian permasalahan di buku kimia Menerapkan strategi yang telah didiskusikan
Mempresentasikan/ menuliskan jawaban di papan tulis
Menyimak penjelasan guru 5’ Kegiatan akhir: Siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari √
Memberi tugas untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya I.
Siswa menyimak
Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran Buku Kimia dan sumber lain yang relevan White Board/Black Board Laptop, LCD, proyektor
75
J.
Penilaian PR LKS Ciputat, Mei 2012
Mengetahui, Guru Kimia SMAN 8 Tangsel,
Peneliti
Dini Nurcahyani
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan ke-
: SMA Negeri 8 Tangerang Selatan : Kimia : XI/ Genap : 2 x 45 menit : 3
A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.3 Mendeskripsikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kelarutan C. Indikator Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan dan penerapannya D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pengaruh penambahan ion senama dalam larutan 2. Menghitung Ksp berdasarkan penambahan ion senama dalam larutan E. Materi Ajar Pengaruh Ion Senama Jika suatu zat yang dilarutkan ke dalam air menghasilkan larutan elektrolit, zat yang terlarut akan terionisasi membentuk ionionnya. Jika AgCl dimasukkan ke dalam larutan AgNO3, berarti sebelum terbentuk ion Ag+ dan ion Cl-, di dalam larutan sudah terdapat ion Ag+ dari AgNO3. Ion Ag+ yang sudah ada dalam larutan tersebut disebut ion senama. Begitu pula jika melarutkan AgCl dalam NaCl, ion Cl- dalam larutan disebut ion senama. Menurut asas kesetimbangan , keberadaan ion senama akan mempengaruhi reaksi kesetimbangan. AgCl (s) Ag+ (aq) + Cl- (aq) Jika dalam larutan sudah terdapat ion Ag+ atau sudah terdapat Cl-, reaksi ke kanan akan sukar, berarti elektrolit akan semakin sukar larut.
77
F. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok Tanya jawab G. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pemecahan masalahan (problem solving) H. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Pendahuluan
Inti
Kegiatan awal: Guru mengingatkan kembali tentang cara menghitung Kelarutan berdasarkan Ksp dan sebaliknya “bagimana cara menghitung kelarutan berdasarkan harga Ksp-nya?” Memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan tentang pergeseran kesetimbangan bila salah satu zat diperbesar “Apakah kalian masih ingat tentang materi kesetimbangan?” “Kesetimbangan akan bergeser ke arah manakah jika konsentrasi zat ditambahkan?”
Kegiatan inti: Memberikan informasi tentang pengaruh ion senama Memberi contoh soal pengaruh ion senama terhadap kelarutan dan penyelesaiannya dengan menggunakan pemecahan masalah.
Kegiatan Siswa Kegiatan awal: Menjawab pertanyaan guru
Alokasi Waktu 10’
Menjawab pertanyaan guru sesuai kemampuan mereka ” masih sedikit-sedikit bu” ”Jika konsentrasi suatu zat ditambahkan kesetimbangan akan bergeser menjauhi zat tersebut” Kegiatan inti: Menyimak penjelasan guru
75’
78
Diketahui Ksp AgCl = 1,6 x 10-10, tentukan kelarutan AgCl dalam larutan AgNO3 0,1 M. Penyelesaian: Larutan AgNO3 Ag+ + NO30,1 mol/L 0,1 mol/L 0,1 mol/L Konsentrasi Ag+ 0,1 M dalam larutan merupakan konsentrasi awal. Kemudian, ke dalam larutan ditambahkan AgCl. Jika yang larut adalah x maka AgCl Ag+ + ClAwal : 0,1 mol/L Kelarutan : x mol/L x mol/L x mol/L Kesetimbangan: x mol/L (0,1+x) mol/L x mol/L Pada keadaan setimbang, [Ag+] = (0,1+x) mol/L. Harga x kecil sekali sehingga dapat diabaikan, konsentrasi Ag+ menjadi 0,1 mol/L Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-] 1,6 x 10-10 = (0,1) (x) x
=
= 1,6 x 10-9 M
jadi kelarutan AgCl dalam larutan AgNO3 0,1 mol/L adalah 1,6 x 10-9 mol/L
Memahami Masalah
Membagi kelompok menjadi 4-5 anggota dalam setiap kelompoknya Memberikan latihan cara menghitung kelarutan garam akibat pengaruh penambahan ion senama yang dikerjakan secara berkelompok Membimbing siswa dalam memahami masalah yang
Bergabung dengan kelompok masingmasing Mengambil lembar pertanyaan
Berdiskusi untuk menyelesaikan
79
diberikan Membuat Rencana Penyelesaian
Melaksanakan Solusi
Memeriksa kembali hasil Penututp
Mengorganisir siswa dalam belajar, membantu siswa dalam menemukan masalah dan merancang kegiatan penyelidikan atau merancang rencana penyelesaian masalah
pertanyaan yang diberikan dalam kelompok masing-masing Menanyakan soal bila ada yang belum dipahami Mencari informasi penyelesaian permasalahan di buku kimia Menerapkan strategi yang telah didiskusikan
Membantu siswa dalam menentukan penerapan strategi pemecahan masalah. Membimbing siswa dalam melakukan penerapan strategi pemecahan masalah yang muncul dari kesepakatan Mempresentasikan/ menuliskan jawaban di papan tulis Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan/menuliskan jawaban di papan tulis hasil diskusi memberi kesempatan kepada siswa yang belum mengerti untuk bertanya Menyimak penjelasan guru Membimbing siswa pada konsep permasalahan yang ada dengan benar agar tidak tidak terjadi miskonsepsi Kegiatan akhir: Kegiatan akhir: Memberi kesimpulan tentang pengaruh penambahan ion Siswa menyimpulkan apa yang telah senama dipelajari “Jika dalam larutan ditambahkan ion senama maka reaksi ke kanan akan sukar, berarti elektrolit akan semakin sukar larut.” Memberi tugas untuk dikumpulkan pada pertemuan Siswa menyimak selanjutnya
5’
80
I.
Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran Buku Kimia dan sumber lain yang relevan White Board/Black Board Laptop, LCD, proyektor J. Penilaian PR LKS
Ciputat, Mei 2012 Mengetahui, Guru Kimia SMAN 8 Tangsel,
Peneliti
Dini Nurcahyani
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan ke-
: SMA Negeri 8 Tangerang Selatan : Kimia : XI/ Genap : 2 x 45 menit : 4
A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.3 Mendeskripsikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kelarutan C. Indikator Menentukan pH larutan dari harga Kspnya D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan hubungan antara pH dengan Ksp 2. Menentukan pH larutan dari harga Kspnya E. Materi Ajar Hubungan Ksp dan pH Beberapa senyawa asam atau basa ada yang sukar larut dalam air. Senyawa asam atau basa tersebut akan membentuk larutan dengan pH jenuh. Besarnya pH jenuh sesuai banyaknya ion H+ atau ion OH- yang terlarut. Konsentrasi ini sangat bergantung pada besarnya harga Ksp sehingga kelarutan akan semakin besar. Berarti, pH larutan asam akan semakin kecil, sedangkan pH larutan basa akan semakin besar. Konsentrasi ion H+ atau konsentrasi ion OH- dapat ditentukan dengan cara menghitung harga kelarutannya dalam air. F. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok
82
Tanya jawab G. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pemecahan masalahan (problem solving) H. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Guru Pendahuluan
Inti
Kegiatan awal: Guru mengingatkan kembali tentang pengaruh ion senama terhadap kelarutan “Bagaimana pengaruh ion senama terhadap kelarutan?” Memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaanpertanyaan: “Bagaimana rumus untuk mencari pH dan pOH?” “bagaimana pengaruh pH terhadap Ksp?” Kegiatan inti: Memberikan informasi tentang hubungan pH dan Ksp Memberi contoh soal menentukan pH berdasarkan harga Ksp dengan menggunakan pemecahan masalah. Contoh: Pada suhu kamar, diketahui Ksp senyawa H2A sebesar 3,2 x 10-5. Tentukan pH jenuh H2A dalam air Penyelesaian H2A 2H+ + A2s 2s s √
√
√
Kegiatan Siswa Kegiatan awal: Menjawab pertanyaan guru “Jika ke dalam larutan ditambahkan larutan yang memiliki ion senama maka akan mengakibatkan kelarutan senyawa berkurang” Menjawab pertanyaan guru sesuai kemampuan mereka pH = - log [H+] pOH = -log [OH-] Kegiatan inti: Menyimak penjelasan guru
Alokasi Waktu 10’
75’
√
83
Memahami Masalah
=√ [H+] = 2s = 2 x (2 x 10-3) = 4 x 10-3 ml/L pH = -log [H+] = -log 4 x 10-3 = 3 – log 4 = 3 – 2 log 2 Membagi kelompok menjadi 4-5 anggota dalam setiap kelompoknya Memberikan latihan menentukan pH berdasarkan harga Ksp yang dikerjakan secara berkelompok Membimbing siswa dalam memahami masalah yang diberikan
Membuat Rencana Penyelesaian
Mengorganisir siswa dalam belajar, membantu siswa dalam menemukan masalah dan merancang kegiatan penyelidikan atau merancang rencana penyelesaian masalah
Melaksanakan Solusi
Membantu siswa dalam menentukan penerapan strategi pemecahan masalah. Membimbing siswa dalam melakukan penerapan strategi pemecahan masalah yang muncul dari kesepakatan Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan/menuliskan jawaban di papan tulis hasil diskusi memberi kesempatan kepada siswa yang belum mengerti untuk bertanya Membimbing siswa pada konsep permasalahan yang
Memeriksa kembali hasil
Bergabung dengan kelompok masingmasing Mengambil lembar pertanyaan Berdiskusi untuk menyelesaikan pertanyaan yang diberikan dalam kelompok masing-masing Menanyakan soal bila ada yang belum dipahami Mencari informasi penyelesaian permasalahan di buku kimia Menerapkan strategi yang telah didiskusikan
Mempresentasikan/ menuliskan jawaban di papan tulis
Menyimak penjelasan guru
84
Penututp
ada dengan benar Kegiatan akhir: Memberi kesimpulan tentang
Memberi tugas untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya
5’ Kegiatan akhir: Menyimpulkan bersama tentang apa yang telah dipelajari “Konsentrasi ion H+ atau konsentrasi ion OH- dapat ditentukan dengan cara menghitung harga kelarutannya dalam air.” Siswa menyimak
I.
Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran Buku Kimia dan sumber lain yang relevan White Board/Black Board Laptop, LCD, proyektor J. Penilaian PR LKS Ciputat, Mei 2012 Mengetahui, Guru Kimia SMAN 8 Tangsel,
Peneliti
Dini Nurcahyani
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah Mata pelajaran Kelas/Semester Alokasi waktu Pertemuan ke-
: SMA Negeri 8 Tangerang Selatan : Kimia : XI/ Genap : 2 x 45 menit :5
A. Standar Kompetensi 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. B. Kompetensi Dasar 4.3 Mendeskripsikan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kelarutan C. Indikator Memperkirakan terbentuknya endapan berdasarkan Ksp D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menentukan apakah terjadi endapan jika sejumlah sejumlah garam yang sukar larut dilarutkan dalam air. E. Materi Ajar Pengendapan salah satu ciri reaksi kimia adalah reaksi yang menghasilkan endapan. Reaksi ini terjadi jika dua larutan dicampurkan dan salah satu kehasil reaksi berupa endapan. Sebagai contoh, jika AgNO3 dan NaCl dilarutkan ke dalam air,. Alam Kedua senyawa ini larut dengan baik dalam air, artinya dalam larutan AgNO3 terdapat ion Ag+ dan NO3- dan dalam larutan NaCl terdapat ion Na+ dan Cl-. Ketika kedua larutan ini dicampurkan, akan terbentuk larutan natrium nitrat dan endapan perak klorida. Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, bergantung pada konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Dalam prosesyang kemungkinanmembentuk endapan AxBy, dapat terjadi 3 kemungkinan, yaitu: a. Jika [A+y]x[B-x]y > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan, b. Jika [A+y]x[B-x]y = Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan (keadaan seperti ini disebut tepat jenuh atau akan menghasilkan endapan)
86
c. Jika [A+y]x[B-x]y > Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan, F. Metode Pembelajaran Diskusi kelompok Tanya jawab G. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pemecahan masalahan (problem solving) H. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
Inti
Kegiatan Guru Kegiatan awal: Guru mengingatkan kembali tentang hubungan Ksp dengan kelaerutan suatu garam “Siapa yang bisa menjelaskan bagaimana hubungan antara Ksp dengan nilai kelarutan suatu garam?”
Memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaanpertanyaan: “Bagaimana membuktikan suatu zat sudah terjadi endapan atau belum?” Kegiatan inti: Memberikan informasi tentang memperkirakan terbentuk endapan berdasarkan harga Ksp Memberi contoh soal memperkirakan terbentuknya endapan dengan menggunakan strategi pemecahan
Kegiatan Siswa Kegiatan awal: Menjawab pertanyaan guru
Alokasi Waktu 5’
” Kelarutan dapat dicari apabila Ksp zat diketahui atau sebaliknya. Dan jika nilai koefisien ion-ion garamnya sama maka semakin besar harga Ksp maka garam tersebut akan semakin mudah larut.” Menjawab pertanyaan guru sesuai kemampuan mereka ”tidak tahu bu...” Kegiatan inti: Menyimak penjelasan guru
75’
87
masalah. Contoh: Jika 500 mL larutan AgNO3 10-4 M dicampur dengan 500 mL larutan NaCl 2 x 10-6 M, apakah terbentuk endapan AgCl? (Ksp AgCl = 1,6 x 10-10) Penyelesaian: [
] [
]
[ [
] ]
mol/L (
)
Q AgCl = [Ag+] [Cl-] = (5 x10-5) (10-6) = 5 x 10-11 Jadi, Q < Ksp AgCl sehingga belum terjadi endapan Membagi kelompok menjadi 4-5 anggota dalam setiap kelompoknya Memberikan latihan pengaruh penambahana ion senama yang dikerjakan secara berkelompok
Membuat Rencana Penyelesaian
Membimbing siswa dalam memahami masalah yang diberikan Mengorganisir siswa dalam belajar, membantu siswa dalam menemukan masalah dan merancang kegiatan penyelidikan atau merancang rencana penyelesaian masalah
Melaksanakan
Membantu siswa dalam menentukan penerapan strategi pemecahan masalah.
Memahami Masalah
Bergabung dengan kelompok masingmasing Mengambil lembar pertanyaan Berdiskusi untuk menyelesaikan pertanyaan yang diberikan dalam kelompok masing-masing Menanyakan soal bila ada yang belum dipahami Mencari informasi penyelesaian permasalahan di buku kimia Menerapkan didiskusikan
strategi
yang
telah
88
Solusi
Memeriksa kembali hasil Penututp
Membimbing siswa dalam melakukan penerapan strategi pemecahan masalah yang muncul dari kesepakatan Guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan/menuliskan jawaban di papan tulis hasil diskusi memberi kesempatan kepada siswa yang belum mengerti untuk bertanya Membimbing siswa pada konsep permasalahan yang ada dengan benar agar tidak tidak terjadi miskonsepsi
Kegiatan akhir: Memberi kesimpulan tentang cara menghitung Ksp dari berdasarkakn kelarutan garam yang sukar larut dan pengaruh penambahan ion senama Memberi tugas untuk dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya Pertemuan 6 : Posttest I.
Alat/Bahan/Sumber Pembelajaran Buku Kimia dan sumber lain yang relevan White Board/Black Board Laptop, LCD, proyektor
J.
Penilaian PR LKS Posttest
Mempresentasikan/ jawaban di papan tulis
menuliskan
Menyimak penjelasan guru Kegiatan akhir: Menyimpulkan bersama
5’
89
Ciputat, Mei 2012 Mengetahui, Guru Kimia SMAN 8 Tangsel,
Peneliti
Dini Nurcahyani
90
91
92
B. Hasil Kali Kelarutan Di dalam larutan jenuh terjadi sistem kesetimbangan heterogen antara zat padat dengan ion-ionnya. Dalam reaksi kesetimbangan tersebut dapat diperoleh harga tetapan kesetimbangannya. Pada larutan jenuh senyawa ion AxBy akan menghasilkan reaksi kesetimbangan sebagai berikut AxBy(s) xA+y (aq) + yB-x (aq) 1. Diskusikan dengan kelompokmu, bagaimana reaksi kesetimbangan yang terjadi di dalam larutan jenuh? 2. Diskusikan dengan kelompokmu apakah yang dimaksud dengan tetapan hasil kali kelarutan? 3. Tuliskan persamaan reaksi kesetimbangan dan rumusan harga Kspnya untuk senyawa-senyawa ion yang sukar larut berikut ini a. PbI2 c. Ag2CrO4 e. Na3PO4 b. Ca(OH)2 d. BaSO4 f. Bi2S3 C. Hubungan kelarutan dengan Ksp Pada larutan jenuh senyawa ion AxBy, konsentrasi zat di dalam larutan yang sama dengan harga kelarutannya dalam satuan mol L-1. Jika harga kelarutan dari senyawa AxBy sebesar s mol L-1, maka dalam reaksi kesetimbangan tersebut konsentrasi ion A+y dan ion B-x sebagai berikut AxBy (s) xA-y + yB+x ) Ksp AxBy = ( Diskusikan dengan teman sekelompokmu! 1. Kelarutan AxBy dalam air adalah s mol L-1, hitunglah Ksp AxBy! 2. Tuliskan persamaan tetapan hasil kelarutan (Ksp) dari setiap garam berikut. Jika kelarutan dinyatakan dengan s, bagaimana hubungan Ksp dengan nilai s dari garam garam berikut. Jika kelarutan dinyatakan dengan s. bagaimana hubungan Ksp dengan nilai s dari garam – garam tersebut? a. PbSO4 c. Zn(OH)2 e. Mg3(PO4)2 b. PbBr2 d. Ag2S f. Ag2Cr2O4
93
Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2
Kelompok Anggota
Judul Tujuan
: ................................... Hari : : ................................... Tanggal : ................................... ................................... ................................... ................................... ................................... : Perhitungan kelarutan suatu elektrolit yang sukar larut berdasarkan harga Ksp : Menghitung kelarutan suatu elektrolit berdasarkan data harga Ksp atau sebaliknya
Diskusikan dengan teman sekelompokmu untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut ini Jika garam seperti AgCl dan AgCrO4, dilarutkan dalam air, garam tersebut akna terionisasi sempurna. Kelarutan dalam air adalah konsentrasi maksimum zat dalam air saat tercapai keadaan jenuh. Jumlah zat terlarut dapat dihitung dari harga Ksp atau sebaliknya, harga Ksp dapat ditentukan jika harga kelarutan zat diketahui. xA+y + yB-x AxBy (s) s xs ys s=
√
1. Diketahui: Ksp Ag2CO3 = 8 x 10-12 Ksp AgCl = 2 x 10-10 Ksp Ag3PO4 = 1 x 10-16 Ksp AgI = 8,5 x 10-17 Ksp AgCN = 1,2 x 10-16 Susunlah kelima garam tersebut berdasarkan urutan makin bertambahnya kelarutan dalam air. Garam manakah yang paling sukar larut dalam air? Jelaskan!
94
................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 2. Diketahui Ksp Ag2CrO4 pada suhu 25oC adalah 2,4 x 10-12. Tentukan kelarutan Ag2CrO4 dalam air pada suhu 25 oC dan konsentrasi Ag+ dalam keadaan jenuh. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 3. Pada suhu tertentu kelarutan Ca(OH)2 adalah 0,074 g dalam 100 mL larutan. Tentukan a. Berapa kelarutan Ca(OH)2 dalam satuan mol/L jika (Ar Ca = 40; O= 16; H= 1) b. Tentukan [Ca2+] dan [OH-] dalam larutan jenuh Ca(OH)2 tersebut c. Tentukan Ksp-nya. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 4. Dalam 100 cm3 larutan KBrO3 terdapat 1,05 x 10-3 mol KBrO3 yang terlarut. Tentukan Ksp KBrO3. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 5. Berapa gram CaF2 yang dapat larut dalam 250 mL pada suhu ToC, jika pada suhu tersebut Ksp CaF2 = 3,2 x 10-11 (Ar Ca= 40; F = 19) ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
95
Lembar Kerja Siswa Pertemuan 3
Kelompok Anggota
: ................................... Hari : : ................................... Tanggal : ................................... ................................... ................................... ................................... ................................... Judul : Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan Tujuan : Menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan Menghitung kelarutan garam karena pengaruh ion senama Diskusikan dengan teman sekelompokmu untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut ini! Jika kita menambahkan ion senama ke dalam larutan jenuh yang berada pada kesetimbangannya, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri membentuk endapan. Terbentuknya endapan ini menunjukkan penurunan kelarutan. Fenomena ini disebut efek ion senama . Jika larutan jenuh AgCl ditambahkan HCl, maka kesetimbangan AgCl akan terganggu. HCl (s) H + (aq) + Cl - (aq) AgCl (s Ag + (aq) + Cl - (aq) Kehadiran Cl- pada reaksi ionisasi HCl menyebabkan konsentrasi Cl- pada kesetimbangan bergeser ke kiri membentuk endapan AgCl. Dengan demikian kelarutan menjadi berkurang. 1. Garam KI dan KNO3 ternyata mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap kelarutan AgI dalam air. Jelaskan pengaruh masing – masing garam tersebut dan mengapa pengaruhnya berbeda? ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 2. Diketahui Ksp AgCl = 1,6 x 10-10. Tentukan kelarutan AgCl dalam larutan – larutan berikut ini. a. Larutan AgNO3 0,1 M
96
b. Larutan NaCl 0,2 M ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 3. Diketahui Ksp PbI2 = 1,35 x 10-9. Tentukan kelarutan PbI2 dalam larutan-larutan berikut ini. a. Larutan Pb(NO)3 0,01 M b. Larutan NaI 0,1 M ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 4. Kelarutan PbSO4 dalam air = 1,4 x 10-4 mol/L. Kelarutan PbSO4 dalam larutan K2SO4 0,05 M adalah…. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 5. Kelarutan PbCl2 dalam air sebesar 1,62 x 10-10 mol/L. Tentukanlah: a. Kelarutan PbCl2 dalam larutan HCl 0,1 M b. Massa PbCl2 yang dapat larut dalam 100 mL CaCl2 0,1 M (Ar Pb = 206; Cl = 35,5) ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
97
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 4
Kelompok Anggota
: ................................... Hari : ................................... Tanggal ................................... ................................... ................................... ................................... ................................... Judul : Pengaruh pH terhadap Kelarutan Tujuan : Menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan Menghitung pH dan Ksp
: :
Diskusikan dengan teman sekelompokmu untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut ini! Beberapa senyawa asam atau basa ada yang sukar larut dalam air. Senyawa asam atau basa tersebut akan membentuk larutan dengan pH jenuh. Besarnya pH jenuh sesuai banyaknya ion H+ atau ion OH- yang terlarut. Konsentrasi ini sangat bergantung pada besarnya harga Ksp sehingga kelarutan semakin besar. Konsentrasi ion H+ atau konsentrasi ion OH- dapat ditentukan dengan cara menghitung harga kelarutannya dalam air. 1. Hasil kelarutan senyawa asam H2A sebesar 1,08 x 10-10. Tentukan besarnya kelarutan senyawa H2A dan pH jenuh larutan ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 2. Diketahui Ksp Fe(OH)2 = 2 x 10-14. Tentukanlah kelarutan Fe(OH)2 dalam a. Air murni b. Larutan dengan pH = 12 + log 2. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
98
3. Pada suhu tertentu, larutan Mg(OH)2 dalam larutan MgCl2 0,05 M memiliki pH larutan jenuh 9. Tentukan Ksp Mg(OH)2. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 4. Larutan jenuh M(OH)2 mempunyai pH = 10. Tentukanlah kelarutan basa tersebut dalam larutan yang mempunyai pH = 13. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 5. Manakah pelarut yang lebih baik untuk melarutkan Mg(OH)2, aquades atau larutan NaOH ? jelaskan! ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
99
Lembar Kerja Siswa Pertemuan 5
Kelompok:................................... Hari : Anggota :................................... Tanggal : ................................... ................................... ................................... ................................... ................................... Judul : Memperkirakan terbetuknya endapan berdasarkan harga Ksp-nya Tujuan : Dapat menentukan apakah terjadi endapan jika sejumlah garam dilarutkan Diskusikan dengan teman sekelompokmu untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut ini! Percampuran dua jenis larutan elektrolit ada yang dapat membentuk endapan dan ada juga yang tidak membentuk endapan, bergantung pada konsentrasi ion-ion dipangkatkan koefisiennya. Dalam proses yang kemungkinan membentuk endapan AxBy, dapat terjadi 3 kemungkinan, yaitu: a. Jika [A+y]x[B-x]y > Ksp AxBy, percampuran menghasilkan endapan, b. Jika [A+y]x[B-x]y
=
Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan
(keadaan seperti ini disebut tepat jenuh atau akan menghasilkan endapan) c. Jika [A+y]x[B-x]y > Ksp AxBy, percampuran belum menghasilkan endapan, 1. Diketahui harga Ksp garam sebagai berkut Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10 Ksp SrSO4 = 3,2 x 10-7 Ksp CaSO4 = 9,1 x 10-6 Bila masing-masing garam CaCl2, SrCl2, BaCl2 dengan konsentrasi yang sama 0,02 M ditambah dengan Na2SO4 0,005 M, maka garam manakah yang akan mengendap? ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
100
2. Diketahui Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10-6. tentukan pH pada saat mulai terbentuk endapan jika pada larutan CaCl2 0,1 M ditambahkan larutan NaOH. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 3. Tentukan daerah pH yang memungkinkan untuk memisahkan ion Fe3+ dan Zn2+ dengan mengendapkan Fe(OH)3 dari larutan yang mengandung ion Fe3+ dan Zn2+ dengan konsentrasi masing-masing 0,01 M. Diket. Ksp Fe(OH)3 = 8x10-4 dan Ksp Zn(OH)2 = 2x10-17 ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 4. Dalam 1 L larutan terdapat campuran garam-garam CuCl2, MgCl2 dan BaCl2 yang masing-masing konsentrasinya 0,01 M jika ditambahkan 53 mg Na2CO3 (Mr Na2CO3 = 106). Garam manakah yang akan mengendap? Diket: Ksp MgCO3 = 4 x 10-5, Ksp CuCO3 = 2,5 x 10-10, Ksp BaCO3 = 1 x 10-9 ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
Lampiran 3 KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. KD Mendeskripsi kan terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan hasil kelarutan
Indikator Materi Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh atau larutan garam yang sukar larut
Indikator Soal
Soal
Disajikan 1. pertanyaan memahami masalah reaksi kesetimbangan pada larutan jenuh
Pada larutan lewat jenuh terdapat ion-ion terlarut dan zat padat yang tak terlarut sehingga terjadi kesetimbangan. Jelaskan keadaan kesetimbangan antara ion dan zat padat dalam larutan jenuh!
Disajikan pertanyaan memahami masalah mengapa garam tidak terlarut pada saat larutan jenuh Disajikan pertanyaan memahami masalah apa yang terjadi jika larutan
Jelaskan mengapa bila 1 sendok garam dapur dimasukkan ke dalam segelas air maka garam dapur tersebut dapat terlarut, tetapi jika 10 sendok garam dapur dimasukkan ke dalam segelas air maka sebagian garam tidak dapat terlarut atau mengendap? Apakah yang akan terjadi jika ke dalam larutan AgCl jenuh ditambahkan AgNO3 atau NaCl? Jelaskan!
Nomor Butir Soal
Ranah Kognitif
1
C2
2
C2
3
C2
101
Lampiran 3 KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. ditambahkan ion senama Menuliskan Disajikan Tulislah reaksi kesetimbangan ungkapan pertanyaan kelarutan garam dalam air dan berbagai Ksp menuliskan tetapan hasil kali kelarutan(Ksp) elektrolit yang rumus Ksp dari garam-garam berikut ini! sukar larut garam yang a. PbI2 dalam air sukar larut b. Ag2SO4 c. Al(OH)3 d. Ba3(PO4)2 e. Ag3PO4 Disajikan Jelaskan pengertian dari tetapan hasil pertanyaan kelarutan dan kelarutan! Dan pengertian s dan tuliskan reaksi kesetimbangan dan Ksp serta tetapan hasil kelarutan dari AxBy. menuliskan rumus Ksp Menghubungkan Disajikan Ksp AgCl = 1,0 x 10-10 tetapan hasil kali pertanyaan Ksp AgBr = 5,0x10-13 kelarutan mengurutkan Ksp Ag2CO3 = 4,0x10-12 dengan tingkat kelarutannya Ksp Ag2CrO4 = 2,0 x10-12 kelarutan atau dalam air Susunlah keempat garam tersebut pengendapannya berdasarkan berdasarkan urutan semakin harga Ksp-nya sukarnya kelarutan garam dalam air? Berikan alasannya! Disajikan Tuliskan persamaan Ksp dari setiap
4
C2
5
C2
6
C3
7
C2
102
Lampiran 3 KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. pertanyaan gram berikut. Jika kelarutan menghubungkan dinyatakan dengan s, bagaimanakah Ksp dengan hubungan Ksp dengan nilai s dari nilai s dari garam-garam tersebut? garam yang a. PbBr2 sukar larut b. Mg3(PO4)2 c. Na2CO3 d. AgI Kelarutan AxBy dalam air adalah s mol L-1, hitunglah Ksp AxBy! Menghitung Disajikan harga Pada suhu kamar harga Ksp Ca(OH)2 kelarutan suatu Ksp untuk = 4 x 10-12, hitunglah harga kelarutan elektrolit yang Menghitung Ca(OH)2 dalam air pada suhu kamar sukar larut kelarutan dan dan massa Ca(OH)2 dalam 100 mL berdasarkan data massa garam larutan (Ar Ca = 40, O = 16, H=1) harga Ksp atau yang terlarut sebaliknya berdasarkan Ksp Disajikan massa Dalam 100 mL larutan CaSO4 garam terlarut terdapat 0,408 g CaSO4 (Mr CaSO4 = dan volume 136) yang terlarut. Tentukan Ksp. larutan untuk2. Pada suhu kamar, kelarutan AgCl menghitung Ksp dalam air sebesar 1,435 mg/L. a. Berapa Kelarutan AgCl dalam satuan mol/L jika Mr AgCl = 143,5? b. Tentukan [Ag+] dan [Cl-] dalam
8
C2
9
C3
10
C3
11
C3
103
Lampiran 3 KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. larutan jenuh AgCl tersebut. c. Tentukan Ksp-nya. Disajikan harga3. Ksp garam dan konsentrasi ion untuk menghitung konsentrasi ion zat terlarut lainnya Menjelaskan Disajikan harga pengaruh Ksp untuk penambahan ion menghitung senama dalam kelarutan garam larutan akibat pengaruh ion senama
Ksp Ag2CrO4 = 1 x 10-12. Jika dalam larutan konsentrasi ion kromat (CrO4-2) 1 x 10-4 mol/L, maka ion Ag+ yang dapat larut di dalamnya adalah….
Diketahui Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10. Tentukan kelarutan BaSO4 dalam larutan-larutan berikut ini a. Larutan Ba(NO3)2 0,1 M b. Larutan Na2SO4 0,05 M Diketahui Ksp PbI2 = 1,35 x 10-9. Tentukan kelarutan PbI2 dalam larutan-larutan berikut. a. Larutan Pb(NO3)2 0,01 M b. Larutan NaI 0,1 M Disajikan Diketahui 500 mg AgBrO3 padat volume, terdapat dalam 100 mL larutan konsentrasi dan KBrO3 0,1 M. Jika larutan tersebut harga Ksp untuk diencerkan menjadi 1 L dan Ksp menghitung AgBrO3 = 6x10-5, konsentrasi ion
12
C3
13
C3
14
C3
15
C3
104
Lampiran 3 KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. konsentrasi ion Ag+ adalah.... Menentukan pH Disajikan harga Pada suhu kamar diketahui Ksp larutan dari pH larutan basa senyawa H2A sebesar 3,2 x 10-5. harga Kspnya untuk Tentukan pH H2A dalam air. menghitung Ksp Disajikan harga Hasil kali kelarutan (Ksp) dari Ksp dan Mg(OH)2 = 1,2 x 10-11. Bila larutan konsentrasi ion MgCl2 0,2 M dinaikkan pHnya senama untuk dengan jalan penambahan NaOH, menentukan pH maka endapan akan mulai terbentuk pada pH kira-kira…. Disajikan harga Larutan jenuh basa L(OH)3 Ksp untuk mempunyai pH = 10. Nilai Ksp basa menentukan pH itu adalah…. larutan asam Memperkirakan Disajikan Suatu larutan mengandung garamterbentuknya konsentrasi zat garam Pb(NO3)2, Mn(NO3)2, dan endapan dan pH larutan Zn(NO3)2 masing-masing memiliki berdasarkan untuk 0,01 M. pada larutan ini dilarutkan harga Ksp memperkirakan sejumlah NaOH padat hingga pH terjadinya larutan menjadi 8. endapan Jika Ksp Pb(OH)2 = 2,8 x 10-16 Ksp Mn(OH)2 = 4,5 x 10-14 Ksp Zn(OH)2 = 4,5 x 10-17 Hidroksida manakah yang akan mengendap?
16
C3
17
C3
18
C3
19
C4
105
Lampiran 3 KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. Disajikan Selidikilah dengan perhitungan, volume dan apakah pada percampuran 200 mL konsetrasi zat larutan BaCl2 0,004 M dengan 600 untuk mL K2SO4 0,008 M akan memperkirakan menghasilkan endapan BaSO4 (Ksp terbentuknya BaSO4 = 1,1 x 10-1) endapan Diketahui harga tetapan hasil berdasarkan kelarutan beberapa garam sulfat harga Ksp berikut Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10 Ksp SrSO4 = 3,2 x 10-7 Ksp CaSO4 = 9,1 x 10-6 Jika ke dalam larutan yang mengandung ion Ba2+, Sr2+, Ca2+ yang berkonsentrasi sama 0,02 M, ditambahkan Na2SO4 0,005 M, bagaimana urutan pengendapan garam sulfat tersebut? Jelaskan! Disajikan Dalam 1000 mL larutan terdapat konsentrasi ion campuran garam-garam Ba(NO3)2, dan massa zat Sr(NO3)2, Pb(NO3)2, yang yang konsentrasinya masing-masing 0,01 ditambahkan M. Ke dalam larutan tersebut kedalam larutan ditambahkan 81 mg Na2CrO4 (Mr untuk =162). Pada suhu 25oC garam yang memperkirakan mengendap adalah… (Ksp BaCrO4 =
20
C4
21
C4
22
C4
106
Lampiran 3 KISI-KISI INSTRUMEN PEMAHAMAN KONSEP Standar Kompetensi: Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. garam yang 2x10-10, SrCrO4 = 3,6 x 10-5, PbCrO4 akan = 1,8 x 10-14). mengendap Air sadah mengandung logam alkali berdasarkan tanah Ca2+ yang bereaksi dengan harga Ksp CO32- membentuk CaCO3 (Ksp CaCO3 = 8,7x10-9). Apakah terbentuk endapan CaCO3 jika 250 mL cuplikan air sadah dengan konsentrasi Ca2+ 8x10-4 M direaksikan dengan, a. 0,10 mL larutan Na2CO3 2,0x10-3 M, dan b. 10 mg Na2CO3 (s)? (Mr Na2CO3 = 106)
23
C4
107
Lampiran 4
1.
No.1 Pada larutan lewat jenuh terdapat ion-ion terlarut dan zat padat yang tak terlarut sehingga terjadi kesetimbangan. Jelaskan reaksi kesetimbangan antara ion dan zat padat dalam larutan jenuh!
No.2 Jelaskan mengapa bila garam dilarutkan ke dalam air dalam jumlah yang banyak, garam tersebut tidak dapt terlarut semuanya?
RUBRIK PENILAIAN 3 Mampu menjelaskan dengan benar dan menjelaskan dengan bahasa yang baik dan lengkap, yaitu Bila garam dilarutkan ke dalam air maka garam tersebut akan terionisasi. Tetapi ketika larutan sudah melewati jenuh maka larutan akan menghasilkan zat padat yang tak larut. Antara ion-ion yang dihasilkan dan padatan yang tak larut mengalami kesetimbangan heterogen yaitu dimana pada saat yang sama di dalam larutan terjadi proses melarutkan dan proses pengkristalan dengan laju yang sama.
2 Mampu menjelaskan dengan benar dan menjelaskan dengan bahasa yang sederhana
3 Mampu menjelaskan dengan benar dan menggunakan bahasa yang baik, yaitu Garam tidak terlarut semua karena ketika garam dilarutkan, garam tersebut akan terionisasi. Tetapi ketika larutan sudah jenuh maka larutan tidak mampu lagi melarutkan garam sehingga terjadi endapan atau garam yang tidak larut.
2 Menjelaskan dengan bahasa yang sederhana
1 Menuliskan jawaban yang salah
1 Menuliskan jawaban yang salah
0 Tidak menuliskan apa-apa
0 Tidak menuliskan apa-apa
108
No. 3 Apakah yang akan terjadi jika ke dalam larutan AgCl jenuh ditambahkan AgNO3 atau NaCl? Jelaskan!
3 Menjelaskan dengan benar dan menjelaskan dengan bahasa yang baik Jika ke dalam larutan jenuh AgCl ditambahkan AgNO3 atau NaCl maka akan terjadi endapan AgCl hal ini dikarenakan bila ke dalam sistem kesetimbangan tersebut ditambahkan ion Ag+ maka kesetimbangan akan bergeser ke sebelah kiri, sehingga akan mengakibatkan jumlah AgCl yang mengendap akan bertambah. Begitu juga bila ditambahkan dengan ion Cl– maka kesetimbangan juga akan bergeser ke sebelah kiri dan mengakibatkan bertambahnya endapan AgCl. Jadi bila ke dalam sistem kesetimbangan kelarutan ditambahkan ion yang senama akan mengakibatkan kelarutan senyawa berkurang.
2 Menjelaskan dengan bahasa yang sederhana
1 Menuliskan jawaban yang salah
No. 4 Tulislah persamaan reaksi kesetimbangan kelarutan garam dalam air dan tetapan hasil kali kelarutan(Ksp) garamgaram berikut ini! a. PbI2 b. Ag2SO4 c. Al(OH)3 d. Ba3(PO4)2 e. Ag3PO4
3 Menuliskan rumus Ksp dengan benar dan lengkap dengan persamaannya yaitu a. PbI2 Pb2+ +2 I– Ksp = [Pb2+] [I– ]2 b. Ag2SO4 2Ag+ + SO42– Ksp = [Ag+]2 [SO4 2–] c. Al(OH)3 Al3+ + 3OH– Ksp = [Al3+] [OH– ]3 d. Ba3(PO4)2 3Ba2+ + 2PO43– Ksp = [Ba2+]3 [PO43– ]2 e. Ag3PO4 3Ag+ + PO43– Ksp = [Ag+]3 [PO43–]
2 Hanya menuliskan 3 atau 2 jawaban dengan benar atau hanya menuliskan persamaan reaksi saja atau rumus Ksp – nya saja
1 Menuliskan rumus dengan jawaban yang salah
0 Tidak menuliskan apaapa
0 Tidak menuliskan apa-apa
109
No. 5 Jelaskan pengertian dari tetapan hasil kelarutan dan kelarutan! Dan tuliskan reaksi kesetimbangan dan tetapan hasil kelarutan dari AxBy.
3 Mampu menjelaskan pengertian dan menuliskan reaksi kesetimbangan dan Ksp dengan benar yaitu Tetapan hasil kelarutan adalah perkalian antara konsentrasi kation dan konsentrasi anion dipangkatkan koefisiennya, sedangkan kelarutan adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut. AxBy XAy+ + YBx– Ksp = [Ay+]x [Bx–]y
2 Hanya menjelaskan pengertiannya saja
No. 6 3 Ksp AgCl = 1,0 x 10–10 Mampu mengurutkan tingkat kelarutan garam Ksp AgBr = 5,0x10–13 dengan benar dan menjelaskan dengan bahasa yang Ksp Ag2CO3 = 4,0x10–12 baik Ksp Ag2CrO4 = 2,0 x10–12 1. AgBr: Susunlah keempat garam s= √ = 7,07x10–7 tersebut berdasarkan 2. AgCl : urutan semakin sukarnya s= √ =1x10–5 kelarutan garam dalam 3. Ag2CrO4 air? Berikan alasannya! s= √ = 0,793 x 10–4 = 7,93x10 –5
2 Hanya mampu mengurutkan 3 atau 2 jawaban dengan benar
1 Menuliskan jawaban yang salah
1 Menuliskan rumus dengan jawaban yang salah
0 Tidak menuliskan apaapa
0 Tidak menuliskan apaapa
4. Ag2CO3 s= √
= 1 x 10–4
Karena s Ag2CO3 > s Ag2CrO4 > s AgCl > s AgBr AgBr adalah garam yang paling sukar larut karena harga kelarutannya yang paling besar. Karena semakin besar harga kelarutan maka garam tersebut semakin mudah larut. 110
No.7 Tuliskan persamaan Ksp dari setiap garam berikut. Jika kelarutan dinyatakan dengan s, bagaimanakah hubungan Ksp dengan nilai s dari garam-garam tersebut? a. PbBr2 b. Mg3(PO4)2 c. Na2CO3 d. AgI
4 Mampu menghubungkan rumus Ksp dan kelarutan dengan benar dan lengkap dengan persamaannya yaitu a. PbBr2 Pb2+ +2 Br – s s 2s Ksp PbBr2 = [Pb2+] [Br –]2 = s . (2s)2 = 4s3 b. Mg3(PO4)2 3Mg2+ + 2 PO43– s 3s 2s Ksp Mg3(PO4)2 = [Mg2+]3 [PO43–]2 = (3s)3 . (2s)2 = 27s3 . 4s2 = 108s5 c. Na2CO3 2Na+ + CO32– s 2s s Ksp Na2CO3 = [Na+]2 [CO32– ] = (2s)2 (s) =4s3 + d. AgI Ag + I– s s s Ksp AgI = [Ag+] [ I–] =s.s = s2
3 Hanya menjawab 3 jawaban benar atau tidak menuliskan reaksi kesetimbangannya
No. 8 3 Kelarutan AxBy dalam air Mampu menghubungkan rumus Ksp dan adalah s mol L–1, hitunglah kelarautan dengan benar yaitu Ksp AxBy. AxBy XAy+ + YBx– s xs ys
2
1 Hanya Menuliskan menyebutkan 2 jawaban yang jawaban benar salah atau menuliskan reaksi kesetimbangan dan rumus Kspnya saja yang benar
2 Hanya mampu menuliskan persamaannya dan rumus Ksp
0 Tidak menuliskan apa-apa
1 Menuliskan jawaban yang salah
0 Tidak menuliskan apaapa
111
Ksp = [Ay+]x [Bx–]y = (xs)x (ys)y = xx . yy (s)x+y No. 9 Pada suhu tertentu harga Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10–12, hitunglah harga kelarutan Ca(OH)2 dalam air pada suhu tertentu dan massa Ca(OH)2 yang terlarut dalam 100 mL larutan. (Ar Ca=40, O=16, H=1)
4 Menjelaskan jawaban dengan benar dan berurut yaitu Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10 – 12 Ca(OH)2 Ca2+ + 2OH– s s 2s
No. 10 Dalam 100 mL larutan CaSO4 terdapat 0,408 g CaSO4 (Mr CaSO4 = 136) yang terlarut. Tentukan Ksp.
4 Menjelaskan jawaban dengan benar dan berurut yaitu n CaSO4 =
s=
=√
√
3 Jika jawaban sampai menemukan mol dalam larutan
2 Jika menjawab hanya sampai menemukan harga kelarutan
1 Menjawab jawaban yang salah dan tidak berurut
0 Tidak menuliskan apa-apa
3 Jika menjawab sampai menuliskan kelarutan senyawa
2 1 0 Jika jawaban Menjawab Tidak hanya sampai jawaban salah dan menuliskan menemukan mol tidak berurut apa-apa
= 1 x 10–4 M
dalam 1 L larutan terdapat 1x 10– 4 mol Ca(OH)2 jadi dalam 100 mL larutan terdapat Ca(OH)2 = (1x 10–4 ) x = 1 x 10–5 mol Massa Ca(OH)2 = n x Mr = (1 x 10–5 ) x 74 = 7,4 x 10–4g Jadi, massa Ca(OH)2 dalm 100 mL larutan adalah 7,4 x 10–4 g
= s CaSO4 = =
= 3 x 10–3 mol = 3 x 10–2 mol/L
112
CaSO4 Ca2+ + SO42– 3x10–2 M 3 x 10–2 M 3x10–2 M Ksp CaSO4 = [Ca2+] [SO42– ] = (3x10–2 ) (3x10–2 ) = 9 x 10–4 No. 11 5 Pada Suhu tertentu, Menuliskan jawaban benar dan berurutan suhu tertentu a. s AgCl = 1,435 mg/L= 1,435 x 10–3 g/L kelarutan AgCl = = 10–5 mol/L dalam air sebesar 1,435 mg/L. b. AgCl(s) Ag+ (aq) + Cl– (aq) a.Berapa Kelarutan s s s AgCl dalam satuan 10–5 mol/L 10–5 mol/L 10–5 mol/L mol/L jika Mr AgCl Jadi [Ag+] = s = 10–5 mol/L = 143,5? [Cl-] = s = 10–5 mol/L b.Tentukan [Ag+] dan [Cl– ] dalam c. Ksp AgCl = [Ag+] [Cl–] larutan jenuh AgCl = 10–5 x 10–5 = 10–10 tersebut. Atau dengan rumus c.Tentukan Ksp-nya. Ksp AgCl = s2 = (10–5 )2 = 10–10 No. 12 Ksp Ag2CrO4 = 1 x 10–12. Jika dalam larutan konsentrasi ion kromat (CrO42– ) 1 x 10–4 mol/L, maka ion Ag+ yang dapat larut di dalamnya
4 Menuliskan jawaban benar dan berurutan Ag2CrO4 2 Ag+ + CrO42– Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42–] 1 x 10-12 = (x)2 (1x 10–4 ) x2 x
2
= = 1 x 10–8
4 Menjawab jawaban yang benar tetapi tidak menuliskan jawaban secara lengkap
3 Menjawab jawaban benar dan berurut tetapi hanya menjawab 2 pertanyaan
3 Menjawab jawaban yang benar tetapi tidak menuliskan jawaban secara lengkap
2 Jika hanya menjawab salah satu pertanyaan
2 Jika hanya menjawab sampai memasukkan nilai kelarutan dalam rumus
1 Menjawab jawaban yang salah dan tidak berurut
1 Menjawab jawaban yang salah dan tidak berurut
0 Tidak menuliskan apa-apa
0 Tidak menuliskan apa-apa
113
adalah….
No. 13 Diketahui Ksp BaSO4 = 1,1 x 10–10. Tentukan kelarutan BaSO4 dalam larutan-larutan berikut ini a. Larutan Ba(NO3)2 0,1 M b.Larutan Na2SO4 0,05 M
x =√ = 1 x 10–4 M + jadi ion Ag yang dapat larut adalah 1 x 10–4 M 5 Menjelaskan jawaban yang benar dan berurut, yaitu: BaSO4 Ba2+ + SO42– s s s 2+ a. Ba(NO3)2 Ba + 2NO3– 0,1M 0,1M 2 x (0,1) M Ion senamanya adalah [Ba2+]= 0,1 + s M Karena harga s <<<0,1 maka s diabaikan Jadi [Ba2+] = 0,1 M Ksp BaSO4 = [Ba2+][SO42–] 1,1 x 10–10 = 0,1 M (x) x =
4 Menjawab jawaban yang benar tetapi tidak menuliskan jawaban secara lengkap
3 Menjawab jawaban yang benar tetapi hanya a atau b saja dan kedua pertanyaan dijawab
2 Jawaban keduanya salah dan tidak berurut
1 M Hanya menuliskan persamaan reaksinya saja
0 Tidak menuliskan jawaban apa-apa
= 1,1 x 10–9 mol/L
jadi kelarutan BaSO4 dalam larutan Ba(NO3)2 0,1M adalah 1,1 x 10–9 mol/L b. Na2SO4 2Na+ + SO42– 0,05M 2x0,05M 0,05M Ion senamanya adalah [SO42–] = 0,05 + s M Karena harga s <<<0,1 maka s diabaikan Jadi [SO42-] = 0,1 M Ksp BaSO4 = [Ba2+][SO42–] 1,1 x 10-10 = (x) . 0,05 M x = = 2,2 x 10–9 mol/L Jadi kelarutan BaSO4 dalam larutan Na2SO4 0,05M adalah 2,2 x 10–9 mol/L 114
No. 14 Diketahui Ksp PbI2 = 1,35 x 10–9. Tentukan kelarutan PbI2 dalam larutan-larutan berikut. a. Larutan Pb(NO3)2 0,01 M b. Larutan NaI 0,1 M
5 Menjelaskan jawaban yang benar dan berurut, yaitu: PbI2 Pb2+ + 2I– s s 2I a. Pb(NO3)2 Pb2+ + 2NO3– 0,01 M 0,01 M 2 x 0,01 M Ion senamanya adalah [Pb2+] = 0,01 +s M Karena harga s <<<0,1 maka s diabaikan Jadi [Pb2+] = 0,01 M Ksp PbI2 = [Pb2+] [I–]2 1,35 x 10-9 = (0,01) (2x)2 4x2
4 Menjawab jawaban yang benar tetapi tidak menuliskan jawaban secara lengkap
3 Menjawab jawaban yang benar tetapi hanya a atau b saja dan kedua pertanyaan dijawab
2 Jika kedua jawaban salah tetapi cara tidak berurut
1 Hanya menuliskan persamaan reaksinya saja
0 Tidak menuliskan jawaban apa-apa
=
4x2 = 1,35 x 10–7 M x2 = 0,3375 x 10–7 =3,3 x 10–8 x =√ = 1,8 x 10–4 jadi kelarutan dari PbI2 dalam lautan PbNO3 adalah 1,8 x 10–4 M b. NaI Na+ + I– 0,1M 0,1M 0,1M PbI2 Pb2+ + 2I– s s 2s Ion senamanya adalah [I– ] = 0,1 + 2s M Karena harga s<<<0,1 maka 2s diabaikan. Jadi [I–] = 0,1 M Ksp PbI2 = [Pb2+] [I–]2 1,35 x 10-9 = (x) (0,1)2 x
=
= 1,35 x 10–7 M
jadi, kelarutan PbI2 dalam larutan NaI adalah 1,35 x 10–7 M 115
No. 15 Diketahui 500 mg AgBrO3 padat terdapat dalam 100 mL larutan KBrO3 0,1 M. Jika larutan tersebut diencerkan menjadi 1 L dan Ksp AgBrO3 = 6x10–5, konsentrasi ion Ag+ adalah….
4 Menjelaskan jawaban yang benar dan berurut, yaitu: s KBrO3 =
=
= 10–2 M
[BrO3-] = 10–2 M Ksp AgBrO3 = [Ag+] [BrO3– ] 6 x 10–5 = x . (10–2)
3 Menjawab jawaban yang salah dan berurut
2 Menjawab jawaban yang benar dan tidak berurut
1 Menjawab jawaban yang salah dan tidak berurut
0 Tidak menuliskan apaapa
x = = 6 x 10–3 M Jadi konsentrasi ion Ag+ adalah 6 x 10–3 M
No. 18 4 Pada suhu kamar Menjelaskan jawaban yang benar dan berurut diketahui Ksp senyawa yaitu H2A sebesar 3,2 x 10–5. H2S 2H+ + S2– Tentukan pH H2A s 2s s dalam air. s H2S = √ =√
3 Menjawab jawaban yang salah dan berurut
2 Menjawab jawaban benar dan tidak berurut
1 Menjawab jawaban salah dan tidak berurut
0 Tidak menuliskan jawaban apaapa
=√ = 2 x 10–2 mol/L [H+] = 2s = 2 x (2x10–2) = 4 x 10–2 mol/L pH = -log [H+] = - log 4 x 10–2 = 2 – log 4 = 2 – 2 log 2
116
No.17 Hasil kali kelarutan (Ksp) dari Mg(OH)2 = 1,2 x 10–11. Bila larutan MgCl2 0,2 M dinaikkan pHnya dengan jalan penambahan NaOH, maka endapan akan mulai terbentuk pada pH kira-kira…. (log 6 = 0,778; log 7 = 0,845; log 8 = 0,9)
No. 18 Larutan jenuh basa L(OH)3 mempunyai pH = 10. Nilai Ksp basa itu adalah….
4 Menjelaskan jawaban yang benar dan berurut, yaitu: MgCl2 Mg2+ + 2Cl– 0,2M 0,2 M 2 x 0,2 M
3 Menjawab jawaban yang salah dan berurut
2 Menjawab jawaban yang benar dan tidak berurut
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH–]2 1,28 x 10-11 = (0,2) [OH–]2
1 Menjawab jawaban yang salah dan tidak berurut
0 Tidak menuliskan apa-apa
[OH-]2 = [OH-]2 = 6,4 x 10–11 [OH-] = √ = –6 = 8 x 10 mol/L pOH = - log 8 x 10–6 = 6 – log 8 pH = 14 – (6 – log 8) = 8 + log 8 = 8 + 0,9 = 8,9 Jadi, endapan mulai terbentuk pada pH 8,9
4 Menjelaskan jawaban yang benar dan berurut, yaitu: pH jenuh = 10 pOH = 14 – 10 = 4 [OH-] = 10–4 M L(OH)3(s) L3+ (aq) + 3OH– x 10–4M 10–4 M Ksp L(OH)3 = [L+3] [OH–]3 = ( x 10–4) (10–4)3
3 Menjawab jawaban yang salah dan berurut
2 Menjawab jawaban yang benar dan tidak berurut
1 Menjawab jawaban yang salah dan tidak berurut
0 Tidak menuliskan apa-apa
117
= x 10–16 = 3,3 x 10–17 Jadi, Ksp L(OH)3 = 3,3 x 10–17 No. 19 Suatu larutan mengandung garam-garam Pb(NO3)2, Mn(NO3)2, dan Zn(NO3)2 masing-masing memiliki 0,01 M. pada larutan ini dilarutkan sejumlah NaOH padat hingga pH larutan menjadi 8. Jika Ksp Pb(OH)2 = 2,8 x 10–16 Ksp Mn(OH)2 = 4,5 x 10–14 Ksp Zn(OH)2 = 4,5 x 10–17 Hidroksida manakah yang akan mengendap?
No. 20 Selidikilah dengan perhitungan, apakah pada percampuran 200 mL larutan BaCl2 0,004 M dengan 600 mL K2SO4 0,008 M akan menghasilkan endapan
4 Menjelaskan jawaban yang benar dan berurut yaitu [Pb2+]=[Mn2+]=[Zn2+] = 0,01 M pH = 8 pOH = 14 – 8 = 6 [OH–] = 10–6 mol/L Q Pb(OH)2 = [Pb2+] [OH–]2 = (0,01) (10–6)2 = 10–14 Q Mn(OH)2 = [Mn2+] [OH–]2 = (0,01) (10–6)2 = 10–14 Q Zn(OH)2 = [Zn2+] [OH– ]2 = (0,01) (10–6)2 = 10–14 Karena QPb(OH)2 > Ksp Pb(OH)2, QMn(OH)2 < Ksp Mn(OH)2, QZn(OH)2 > Ksp Zn(OH)2, sehingga garam yang mengendap adalah Pb(OH)2 dan Zn(OH)2
4 Menjelaskan jawaban yang benar dan berurut, yaitu: Diketahui : [BaCl2] = [Pb2+] =
= = 10–3 M
[K2SO4] = [SO42+] =
3 Menjawab jawaban yang yang salah dan berurut
3 Menjawab jawaban yang salah dan berurut
2 Menjawab jawaban yang benar dan tidak berurut
2 Menjawab jawaban yang benar dan tidak berurut
1 Menjawab jawaban yang salah dan tidak berurut
0 Tidak menuliskan jawaban apa-apa
1 0 Menjawab Tidak jawaban yang menuliskan salah dan apa-apa tidak berurut
= 118
BaSO4 (Ksp BaSO4 = 1,1 x 10–1)
No.21 Diketahui harga tetapan hasil kelarutan beberapa garam sulfat berikut Ksp BaSO4 = 1,1 x 10–10 Ksp SrSO4 = 3,2 x 10–7 Ksp CaSO4 = 9,1 x 10–6 Jika ke dalam larutan yang mengandung ion Ba2+, Sr2+, Ca2+ yang berkonsentrasi sama 0,02 M, ditambahkan Na2SO4 0,005 M, garam manakah yang akan mengendap? Jelaskan!
No. 22 Dalam 1000 mL larutan terdapat campuran garamgaram Ba(NO3)2,
= 6 x 10–3 M 2+
[SO42–]
Q BaSO4 = [Ba ] = (10–3) x ( 6 x 10–3) = 6x 10–6 Jadi, Q < Ksp sehingga belum terjadi endapan 4 Menjelaskan jawaban yang benar dan berurut, yaitu: Na2SO4 2Na+ + SO42– 0,005 M 2.0,005 M 0,005 M Q BaSO4 = [Ba2+] [SO42–] = (0,02) (0,005) = 1,0 x 10–4 Q SrSO4 = [Sr2+] [SO42–] = (0,02) (0,005) = 1,0 x 10–4 Q CaSO4 = [Ca2+] [SO42–] = (0,02) (0,005) = 1,0 x 10–4 Jadi, Semua garam mengendap Karena QBaSO4 > Ksp BaSO4 QSrSO4 > Ksp SrSO4 QCaSO4 > Ksp CaSO4 Maka semua garam mengendap 4 Menjelaskan jawaban yang benar dan berurut yaitu [Ba2+] = [Sr2+] = [Pb2+] = 0,01 M
3 Menjawab jawaban yang salah dan berurut
2 Menjawab jawaban yang benar dan tidak berurut
3 Menjawab jawaban yang salah dan
1 Menjawab jawaban yang salah dan tidak berurut
0 Tidak menuliskan apa-apa
2 1 0 Menjawab Menjawab Tidak jawaban yang jawaban yang menuliskan benar dan salah dan jawaban 119
Sr(NO3)2, Pb(NO3)2, yang konsentrasinya masingmasing 0,01 M. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan 81 mg Na2CrO4 (Mr =162). Pada suhu 25oC garam yang mengendap adalah… (Ksp BaCrO4 = 2x10–10, SrCrO4 = 3,6 x 10–5 , PbCrO4 = 1,8 x 10– 14).
No. 23 Air sadah mengandung logam alkali tanah Ca2+ yang bereaksi dengan CO32– membentuk CaCO3 (Ksp CaCO3 = 8,7x10–9). Apakah terbentuk endapan CaCO3 jika 250 mL cuplikan air sadah dengan konsentrasi Ca2+ 8x10–4 M
Konsentrasi Na2CrO4 dalam larutan Mol Na2CrO4 =
=
berurut
tidak berurut
tidak berurut
apa-apa
= 0,5 mmol = 5x10–4 mol
[Na2CrO4] = = = 5 x 10–4 M Q BaCrO4 = [Ba2+] [CrO42–] = (0,01) (5x10–4) = 5 x 10–6 Q SrCrO4 = [Sr2+] [CrO42–] = (0,01) (5x10–4) = 5 x 10–6 Q PbCrO4 = [Pb2+] [CrO42–] = (0,01) (5x10–4) = 5 x 10–6 Karena QBaCrO4 > Ksp BaCrO4 dan QPbCrO4 > Ksp PbCrO4 maka percampuran sudah terjadi endapan. QSrCrO4 < Ksp SrCrO4 maka belum terjadi endapan. Jadi garam yang mengendap adalah BaCrO4 dan PbCrO4
5 Menjelaskan jawaban yang benar dan berurut, yaitu: a. [Ca2+]=
(
Na2CO3 = [CO32-] =
)
= 7,99 x 10–4 M (
)
= 7,99 x10–7 M
4 Menjawab jawaban yang salah dan berurut
3 Menjawab jawaban yang benar tetapi hanya a atau b saja
2 Menjawab jawaban yang benar tetapi tidak berurut
1 Menjawab jawaban yang salah dan tidak berurut
0 Tidak menulisk an apaapa
Q CaCO3 = [Ca2+] [CO32–] = (7,99 x 10–4) (7,99 x10–7) = 63,84 x 10–11 Karena Q < Ksp, maka pada percampuran belum 120
direaksikan dengan, a.0,10 mL larutan Na2CO3 2,0x10–3 M, dan b.10 mg Na2CO3 (s)? (Mr Na2CO3 = 106)
terjadi endapan b. [Ca2+] = 8 x 10–4 M n Na2CO3 = = = 9,4 x 10–5 mol [Na2CO3] =
=
= 3,76 x 10–3M = 3,76 x 10–3 M Q CaCO3 = [Ca2+] [CO32–] = (8 x 10–4) (3,76 x 10–3) = 30,08 x 10–7 = 3 x 10–6 karena Q > Ksp , maka pada percampuran itu terjadi endapan. [CO32-]
121
122
Lampiran 5
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN (sebelum uji validitas) Nama :
Nilai
:
Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan lengkap, tepat dan jelas! 1.
Pada larutan lewat jenuh terdapat ion-ion terlarut dan zat padat yang tak terlarut sehingga terjadi kesetimbangan. Jelaskan reaksi kesetimbangan antara ion dan zat padat dalam larutan jenuh!
2.
Jelaskan mengapa bila garam dilarutkan ke dalam air dalam jumlah banyak, garam tidak dapat terlarut semua dalam air?
3.
Apakah yang akan terjadi jika ke dalam larutan AgCl jenuh ditambahkan AgNO3 atau NaCl? Jelaskan!
4.
Tulislah reaksi kesetimbangan kelarutan garam dalam air dan rumusan tetapan hasil kali kelarutan(Ksp) garam-garam berikut ini! a. PbI2 b. Ag2SO4 c. Al(OH)3 d. Ba3(PO4)2 e. Ag3PO4
5.
Jelaskan pengertian dari tetapan hasil kelarutan dan kelarutan! Dan tuliskan reaksi kesetimbangan dan tetapan hasil kelarutan dari AxBy.
6.
Ksp AgCl
= 1,0 x 10-10
Ksp AgBr
= 5,0x10-13
Ksp Ag2CO3 = 4,0x10-12 Ksp Ag2Cr2O4 = 2,0 x10-12 Susunlah keempat garam tersebut berdasarkan urutan semakin sukarnya kelarutan garam dalam air? Berikan alasannya!
123
7.
Tuliskan persamaan tetapan hasil kelarutan (Ksp) dari setiap garam berikut. Jika kelarutan dinyatakan dengan s, bagaimanakah hubungan Ksp dengan nilai s dari garam-garam tersebut? a. PbBr2 b. Mg3(PO4)2 c. Na2CO3 d. AgI
8.
Kelarutan AxBy dalam air adalah s mol L-1, hitunglah Ksp AxBy!
9.
Pada suhu tertentu harga Ksp Ca(OH)2 = 4 x 10-12, hitunglah harga kelarutan Ca(OH)2 dalam air pada suhu tertentu dan massa Ca(OH)2 yang terlarut dalam 100 mL larutan. (Ar Ca=40, O=16, H=1)
10. Dalam 100 mL larutan CaSO4 terdapat 0,408 g CaSO4 (Mr CaSO4 = 136) yang terlarut. Tentukan Ksp. 11. Pada Suhu tertentu, suhu tertentu kelarutan AgCl dalam air sebesar 1,435 mg/L. a. Berapa Kelarutan AgCl dalam satuan mol/L jika Mr AgCl = 143,5? b. Tentukan [Ag+] dan [Cl-] dalam larutan jenuh AgCl tersebut. c. Tentukan Ksp-nya. 12. Ksp Ag2CrO4 = 1 x 10-12. Jika dalam larutan konsentrasi ion kromat (CrO4-2) 1 x 10-4 mol/L, maka ion Ag+ yang dapat larut di dalamnya adalah…. 13. Diketahui Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10. Tentukan kelarutan BaSO4 dalam larutanlarutan berikut ini a. Larutan Ba(NO3)2 0,1 M b. Larutan Na2SO4 0,05 M 14. Diketahui Ksp PbI2 = 1,35 x 10-9. Tentukan kelarutan PbI2 dalam larutan-larutan berikut. a. Larutan Pb(NO3)2 0,01 M b. Larutan NaI 0,1 M 15. Diketahui 500 mg AgBrO3 padat terdapat dalam 100 mL larutan KBrO3 0,1 M. Jika larutan tersebut diencerkan menjadi 1 L dan Ksp AgBrO3 = 6x10-5, konsentrasi ion Ag+ adalah….
124
16. Pada suhu kamar diketahui Ksp senyawa H2A sebesar 3,2 x 10-5. Tentukan pH H2A dalam air. 17. Hasil kali kelarutan (Ksp) dari Mg(OH)2 = 1,2 x 10-11. Bila larutan MgCl2 0,2 M dinaikkan pHnya dengan jalan penambahan NaOH, maka endapan akan mulai terbentuk pada pH kira-kira…. 18. Larutan jenuh basa L(OH)3 mempunyai pH = 10. Nilai Ksp basa itu adalah…. 19. Suatu larutan mengandung garam-garam Pb(NO3)2, Mn(NO3)2, dan Zn(NO3)2 masing-masing memiliki 0,01 M. pada larutan ini dilarutkan sejumlah NaOH padat hingga pH larutan menjadi 8. Jika Ksp Pb(OH)2 = 2,8 x 10-16 Ksp Mn(OH)2 = 4,5 x 10-14 Ksp Zn(OH)2 = 4,5 x 10-17 Hidroksida manakah yang akan mengendap? 20. Selidikilah dengan perhitungan, apakah pada percampuran 200 mL larutan BaCl2 0,004 M dengan 600 mL K2SO4 0,008 M akan menghasilkan endapan BaSO4 (Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-1) 21. Diketahui harga tetapan hasil kelarutan beberapa garam sulfat berikut Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10 Ksp SrSO4 = 3,2 x 10-7 Ksp CaSO4 = 9,1 x 10-6 Jika ke dalam larutan yang mengandung ion Ba2+, Sr2+, Ca2+ yang berkonsentrasi sama 0,02 M, ditambahkan Na2SO4 0,005 M, garam manakah yang akan mengendap? Jelaskan! 22. Dalam 1000 mL larutan terdapat campuran garam-garam Ba(NO3)2, Sr(NO3)2, Pb(NO3)2, yang konsentrasinya masing-masing 0,01 M. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan 81 mg Na2CrO4 (Mr =162). Pada suhu 25oC garam yang mengendap adalah… (Ksp BaCrO4 = 2x10-10, SrCrO4 = 3,6 x 10-5, PbCrO4 = 1,8 x 10-14). 23. Air sadah mengandung logam alkali tanah Ca2+ yang bereaksi dengan CO32membentuk CaCO3 (Ksp CaCO3 = 8,7x10-9). Apakah terbentuk endapan CaCO3
125
jika 250 mL cuplikan air sadah dengan konsentrasi Ca2+ 8x10-4 M direaksikan dengan, a. 0,10 mL larutan Na2CO3 2,0x10-3 M, dan b. 10 mg Na2CO3 (s)? (Ar Na: 23, C: 12, O: 16)
126
Lampiran 6 Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran dan Daya Beda (Anates) DATA MENTAH =========== Jumlah Subyek= 20 Jumlah Butir Soal= 23 Nama berkas: D:\DINI\INSTRUMEN 2\ANALISIS INSTRUMEN\ANALISIS INSTRUMEN BARU.AUR Nomor Nomor No. Butir Baru -----> 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Urut Subyek No. Butir Asli ---> 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama|Skor Ideal -> 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 1 A 2 2 3 3 3 2 4 1 2 2 2 B 2 1 1 3 3 2 4 1 4 3 3 C 2 1 1 3 3 2 1 0 4 4 4 D 1 2 3 3 3 1 4 2 3 5 5 E 1 1 3 3 3 1 4 1 4 6 6 F 1 2 3 3 3 2 3 1 4 7 7 G 2 2 3 3 2 1 2 1 0 8 8 H 3 3 3 3 2 2 4 3 4 9 9 I 0 1 0 3 1 2 4 3 4 10 10 J 1 3 1 2 3 1 1 0 3 11 11 K 1 3 2 3 3 2 4 1 4 12 12 L 3 1 3 3 3 2 2 1 0 13 13 M 2 3 0 3 2 3 4 1 3 14 14 N 1 3 2 2 3 1 1 3 1 15 15 O 0 2 1 2 1 1 3 1 0 16 16 P 1 3 2 3 2 1 2 1 3 17 17 Q 3 1 3 3 2 1 1 1 4 18 18 R 1 3 1 1 1 2 1 1 3 19 19 S 1 2 1 3 2 3 4 1 4 20 20 T 2 1 2 3 3 1 4 1 3 Nomor Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nomor Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
No. Butir Baru -----> No. Butir Asli ---> Nama|Skor Ideal -> A B C D E F G H I J K L M N O P Q
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 1 5 2 0 4 1 4 2 4 4 3 5 4 1 1 3 2 1 1 1 4 1 4 1 1 1 4 1 2 1 1 0 1 0 4 1 2 3 1 0 4 1 1 1 1 0 2 0 4 1 2 3 1 0 4 2 1 3 3 1 3 1 3 0 1 1 0 1 4 2 1 2 3 4 1 4 1 0 1 1 1 0 3 1 0 1 1 0 3 1 4 1 2 2 1 1 4 4 3 1 1 0 4 0 4 0 1 1 0 0 4 4 3 1 2 1 2 1 4 1 3 3 1 1 4 1 3 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 3 2 3 1 1 0 4 1 3 1 1 4 1 2 4 3 3 5 5 1 1 1 4 0 1 1 0 1 4 1 2 4 3 1 4 2 3 2 1 4 2 3 0 1 2 1 0 0 4 0 4 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 2 1 2 1 2 1 2 0 2 1 2 1 0 0 1 1 4 0 4 1 2 1 2 3 2 3 3 1 1 0 4 2 1 2 1 0
127
18 18 R 19 19 S 20 20 T KELOMPOK UNGGUL & ASOR ======================
4 1 2
1 1 2 2 2 3
0 1 1 4 3 1 3 4 1
1 0 1 1 1 2 0 0 4 2 3 0 1 4 2 2 1 2 4 2 4 3 2 1
Kelompok Unggul Nama berkas: D:\DINI\INSTRUMEN 2\ANALISIS INSTRUMEN\ANALISIS INSTRUMEN BARU.AUR
No Urt 1 2 B 2 13 M 3 1 A 4 20 T 5 19 S Rata2 Skor Simpang Baku
No Urt 1 2 B 2 13 M 3 1 A 4 20 T 5 19 S Rata2 Skor Simpang Baku
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 57 2 1 1 3 3 2 4 1 4 4 57 2 3 0 3 2 3 4 1 3 4 55 2 2 3 3 3 2 4 1 2 4 54 2 1 2 3 3 1 4 1 3 2 52 1 2 1 3 2 3 4 1 4 1 1.80 1.80 1.40 3.00 2.60 2.20 4.00 1.00 3.20 3.00 0.45 0.84 1.14 0.00 0.55 0.84 0.00 0.00 0.84 1.41
57 57 55 54 52
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 1 3 2 1 4 2 3 2 1 4 3 5 1 2 4 3 1 4 2 3 2 1 4 2 3 2 1 5 2 0 4 1 4 2 3 4 0 1 2 3 3 4 1 1 2 4 2 4 3 2 1 2 2 4 3 1 4 2 3 0 1 4 2 2 1.60 1.80 3.80 2.80 0.80 2.80 1.60 3.60 1.60 2.60 3.80 1.80 2.40 0.55 0.84 0.84 0.84 0.45 1.64 0.55 0.55 0.89 1.52 0.45 1.10 1.67
Kelompok Asor Nama berkas: D:\DINI\INSTRUMEN 2\ANALISIS INSTRUMEN\ANALISIS INSTRUMEN BARU.AUR
No Urt 1 7 G 2 14 N 3 10 J 4 18 R 5 15 O Rata2 Skor Simpang Baku
No Urt 1 7 G 2 14 N 3 10 J 4 18 R 5 15 O Rata2 Skor Simpang Baku
37 31 28 28 24
37 31 28 28 24
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 2 3 3 2 1 2 1 0 3 1 3 2 2 3 1 1 0 3 4 1 3 1 2 3 1 1 0 3 4 1 3 1 1 1 2 1 1 3 4 0 2 1 2 1 1 3 1 0 0 1.00 2.60 1.60 2.00 2.00 1.20 1.60 1.20 1.40 2.20 0.71 0.55 0.89 0.71 1.00 1.20 1.60 1.20 1.40 2.20
11 11 1 1 1 1 1 1.00 0.00
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0 1 1 0 3 1 4 1 2 2 1 1 2 1 0 0 4 0 4 0 1 1 0 0 3 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 2 0 0 0 0 1 0 2 1 2 1 2 1 2 0 1.20 0.40 0.80 0.20 2.20 0.40 2.40 0.80 1.40 1.20 0.60 0.20 1.30 0.55 0.45 0.45 1.30 0.55 1.52 0.45 0.55 0.84 0.89 0.45
128
DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 20 Klp atas/bawah(n)= 5 Butir Soal= 23 Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku Nama berkas: D:\DINI\INSTRUMEN 2\ANALISIS INSTRUMEN\ANALISIS INSTRUMEN BARU.AUR No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un 1 1 1.80 1.00 0.80 0.45 2 2 1.80 2.60 -... 0.84 3 3 1.40 1.60 -... 1.14 4 4 3.00 2.00 1.00 0.00 5 5 2.60 2.00 0.60 0.55 6 6 2.20 1.20 1.00 0.84 7 7 4.00 1.60 2.40 0.00 8 8 1.00 1.20 -... 0.00 9 9 3.20 1.40 1.80 0.84 10 10 3.00 2.20 0.80 1.41 11 11 1.60 1.00 0.60 0.55 12 12 1.80 1.20 0.60 0.84 13 13 3.80 0.40 3.40 0.84 14 14 2.80 0.80 2.00 0.84 15 15 0.80 0.20 0.60 0.45 16 16 2.80 2.20 0.60 1.64 17 17 1.60 0.40 1.20 0.55 18 18 3.60 2.40 1.20 0.55 19 19 1.60 0.80 0.80 0.89 20 20 2.60 1.40 1.20 1.52 21 21 3.80 1.20 2.60 0.45 22 22 1.80 0.60 1.20 1.10 23 23 2.40 0.20 2.20 1.67
SB As 0.71 0.55 0.89 0.71 1.00 0.45 0.89 1.10 1.52 2.05 0.00 1.30 0.55 0.45 0.45 1.30 0.55 1.52 0.45 0.55 0.84 0.89 0.45
SB Gab 0.37 0.45 0.65 0.32 0.51 0.42 0.40 0.49 0.77 1.11 0.24 0.69 0.45 0.42 0.28 0.94 0.35 0.72 0.45 0.72 0.42 0.63 0.77
t DP(%) 2.14 26.67 -... -26.67 -... -6.67 3.16 33.33 1.18 20.00 2.36 33.33 6.00 60.00 -... -6.67 2.32 45.00 0.72 20.00 2.45 12.00 0.87 15.00 7.60 68.00 4.71 40.00 2.12 15.00 0.64 15.00 3.46 30.00 1.66 30.00 1.79 20.00 1.66 30.00 6.13 65.00 1.90 30.00 2.84 44.00
TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 23 Nama berkas: D:\DINI\INSTRUMEN 2\ANALISIS INSTRUMEN\ANALISIS INSTRUMEN BARU.AUR No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9
No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) 1 46.67 2 73.33 3 50.00 4 83.33 5 76.67 6 56.67 7 70.00 8 36.67 9 57.50
Tafsiran Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang
129
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
65.00 26.00 37.50 42.00 36.00 12.50 62.50 25.00 75.00 30.00 50.00 62.50 30.00 26.00
Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sangat Sukar Sedang Sukar Mudah Sukar Sedang Sedang Sukar Sukar
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 20 Butir Soal= 23 Nama berkas: D:\DINI\INSTRUMEN 2\ANALISIS INSTRUMEN\ANALISIS INSTRUMEN BARU.AUR No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0.422 Signifikan 2 2 -0.328 3 3 0.081 4 4 0.758 Sangat Signifikan 5 5 0.315 6 6 0.556 Sangat Signifikan 7 7 0.718 Sangat Signifikan 8 8 0.104 9 9 0.430 Signifikan 10 10 0.363 11 11 0.431 Signifikan 12 12 0.297 13 13 0.739 Sangat Signifikan 14 14 0.577 Sangat Signifikan 15 15 0.294 16 16 0.274 17 17 0.443 Signifikan 18 18 0.448 Signifikan 19 19 0.288 20 20 0.185 21 21 0.690 Sangat Signifikan 22 22 0.307 23 23 0.618 Sangat Signifikan Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20 25 30 40
P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 0,576 0,708 60 0,250 0,325 0,482 0,606 70 0,233 0,302 0,423 0,549 80 0,217 0,283 0,381 0,496 90 0,205 0,267 0,349 0,449 100 0,195 0,254 0,304 0,393 125 0,174 0,228
130
50
0,273 0,354
>150
0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung. REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 43.80 Simpang Baku= 10.10 KorelasiXY= 0.71 Reliabilitas Tes= 0.83 Butir Soal= 23 Jumlah Subyek= 20 Nama berkas: D:\DINI\INSTRUMEN 2\ANALISIS INSTRUMEN\ANALISIS INSTRUMEN BARU.AUR No No Btr Asli 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9 10 10 11 11 12 12 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 18 19 19 20 20 21 21 22 22 23 23
T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 2.14 26.67 Sedang 0.422 Signifikan -... -2... Mudah -0.328 -... -6.67 Sedang 0.081 3.16 33.33 Mudah 0.758 Sangat Signifikan 1.18 20.00 Mudah 0.315 2.36 33.33 Sedang 0.556 Sangat Signifikan 6.00 60.00 Sedang 0.718 Sangat Signifikan -... -6.67 Sedang 0.104 2.32 45.00 Sedang 0.430 Signifikan 0.72 20.00 Sedang 0.363 2.45 12.00 Sukar 0.431 Signifikan 0.87 15.00 Sedang 0.297 7.60 68.00 Sedang 0.739 Sangat Signifikan 4.71 40.00 Sedang 0.577 Sangat Signifikan 2.12 15.00 Sangat Sukar 0.294 0.64 15.00 Sedang 0.274 3.46 30.00 Sukar 0.443 Signifikan 1.66 30.00 Mudah 0.448 Signifikan 1.79 20.00 Sukar 0.288 1.66 30.00 Sedang 0.185 6.13 65.00 Sedang 0.690 Sangat Signifikan 1.90 30.00 Sukar 0.307 2.84 44.00 Sukar 0.618 Sangat Signifikan
131
Lampiran 7
Kelompok Atas dan Kelompok Bawah
Program
: ANATES uraian Versi 4.0.5
Kelompok Atas No 1 2 3 4 5
No 1 2 3 4 5
Nama Skor Subyek B 57 M 57 A 55 T 54 S 52 Rata-rata skor Simpang baku Nama Skor Subyek B 57 M 57 A 55 T 54 S 52 Rata-rata skor Simpang baku
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
2 2 2 2 1 1,80 0,45
1 3 2 1 2 1,80 0,84
1 0 3 2 1 1,40 1,14
3 3 3 3 3 3,00 0,00
3 2 3 3 2 2,60 0,55
2 3 2 1 3 2,20 0,84
4 4 4 4 4 4,00 0,00
1 1 1 1 1 1,00 0,00
4 3 2 3 4 3,20 0,84
4 4 4 2 1 3,00 1,41
1 1 5 2 2 1,60 0,55
1 2 1 3 2 1,80 0,84
3 4 4 3 4 3,80 0,84
2 3 2 4 3 2,80 0,84
1 1 0 1 1 0,80 0,45
16
17
18
19
20
21
22
23
1 4 4 1 4 2,80 1,64
1 2 1 2 2 1,60 1,64
4 3 4 4 3 3,60 0,55
2 2 2 2 0 1,60 0,55
4 1 3 4 1 2,60 1,52
4 4 4 3 4 3,80 0,45
3 2 0 2 2 1,80 1,10
5 3 1 1 2 2,40 1,67
132
Kelompok Bawah No
Nama Skor Subyek G 37 N 31 R 28 J 28 O 24 Rata-rata skor Simpang baku
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1 2 1 1 1 1,00 0,71
2 3 3 3 2 2,60 0,55
3 2 1 1 1 1,60 0,89
3 2 2 1 2 2,00 0,71
2 3 3 1 1 2,00 1,00
1 1 1 2 1 1,20 0,45
2 1 1 1 3 1,60 0,89
1 3 0 1 1 1,20 1,10
0 1 3 3 0 1,40 1,52
3 0 4 4 0 2,20 2,05
1 1 1 1 1 1,00 0,00
0 2 3 1 0 1,20 1,30
1 1 0 0 0 0,40 0,55
1 0 1 1 1 0,80 0,45
0 0 0 1 0 0,20 0,45
No
16
17
18
19
20
21
22
23
1 2 3 4 5
3 4 1 1 2 1,00 0,00
1 0 0 0 1 0,40 0,55
4 4 1 1 2 1,40 1,52
1 0 1 1 1 0,80 0,45
2 1 1 1 2 1,40 0,55
2 1 0 2 1 1,20 0,84
1 0 0 0 2 0,60 0,89
1 0 0 0 0 0,25 0,45
1 2 3 4 5
Nama Skor Subyek G N J R O Rata-rata skor Simpang baku
133
Lampiran 8
VALIDITAS Jumlah Subyek Butir Soal t tabel Program No. Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
: 20 : 23 : 0,415 : ANATES uraian Versi 4.0.5. Korelasi
Signifikansi
0,422 -0,382 0,081 0,758 0,315 0.556 0.718 0,104 0,430 0.363 0.431 0.297 0,739 0.577 0.294 0,274 0.443 0,448 0,288 0.185 0,690 0,307 0,618
Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid
134
Lampiran 9
RELIABILITAS Rata - rata Simpang Baku KorelasiXY
Kode/Nama Subyek A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
: 43,80 : 10,10 : 0,71
Skor Ganjil 29 31 16 20 24 27 16 22 21 11 25 23 28 11 9 15 24 12 27 28
Reliabilitas Tes : 0,83 Program : ANATES uraian Versi 4.0.5.
Skor Genap 26 26 23 23 21 20 21 28 28 17 25 25 29 20 15 23 20 16 25 26
Skor Total 55 57 39 43 45 47 37 50 49 28 50 48 57 31 24 38 44 28 52 54
135
Lampiran 10 TINGKAT KESUKARAN
Jumlah subyek
: 20
Butir soal
: 23
No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Tkt. Kesukaran(%)
Tafsiran
46,67 73,33 50,00 73,33 76,67 56,67 70,00 36,67 57,50 65,00 26,00 37,50 42,00 36,00 12,50 62,50 25,00 75,00 30,00 50,00 62,50 30,00 26,00
Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sangat sukar Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar
136
Lampiran 11
DAYA PEMBEDA Jumlah Subyek Kelompok atas/bawah Butir Soal Program
No Btr Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
: 20 :5 : 23 : ANATES uraian Versi 4.0.5.
Rata2Un Rata2As 1.80 1.80 1.40 3.00 2.60 2.20 4.00 1.00 3.20 3.00 1.60 1.80 3.80 2.80 0.80 2.80 1.60 3.60 1.60 2.60 3.80 1.80 2.40
1.00 2.60 1.60 2.00 2.00 1.20 1.60 1.20 1.40 2.20 1.00 1.20 0.40 0.80 0.20 2.20 0.40 2.40 0,80 1.40 1.20 0.60 0.20
Beda
SB Un
SB As
0.80 -… -… 1.00 0.60 1.00 2.40 -… 1.80 0.80 0.60 0.60 3.40 2.00 0.60 0.60 1.20 1.20 0.80 1.20 2.60 1.20 2.20
0.45 0.84 1.14 0.00 0.55 0.84 0.00 0.00 0.84 1.41 0.55 0.84 0.84 0.84 0.45 1.64 0.55 0.55 0.89 1.52 0.45 1.10 1.67
0.71 0.55 0.89 0.71 1.00 0.45 0.89 1.10 1.52 2.05 0.00 1.30 0.55 0.45 0.45 1.30 0.55 1.52 0.45 0.55 0.84 0.89 0.45
SB Gab 0.37 0.45 0.65 0.32 0.51 0.42 0.40 0.49 0.777 1.11 0.24 0.69 0.45 0.42 0.28 0.94 0.35 0.72 0.45 0.72 0.42 0.63 0.77
t
DP (%)
2.14 -… -… 3.16 1.18 2.36 6.00 -… 2.32 0.72 2.45 0.87 7.60 4.71 2.12 0.64 3.46 1.66 1.79 1.66 6.13 1.90 2.84
26.67 -26.67 -6.67 33.33 20.00 33.33 60.00 -6.67 45.00 20.00 12.00 15.00 68.00 40.00 15.00 15.00 30.00 30.00 20.00 30.00 65.00 30.00 44.00
137 Lampiran 12
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Nama :
Nilai
:
Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan lengkap, tepat dan jelas! 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pada larutan lewat jenuh terdapat ion-ion terlarut dan zat padat yang tak terlarut sehingga terjadi kesetimbangan. Jelaskan reaksi kesetimbangan antara ion dan zat padat dalam larutan jenuh! Tulislah persamaan reaksi kesetimbangan kelarutan garam dalam air dan tetapan hasil kali kelarutan(Ksp) garam-garam berikut ini! a. PbI2 b. Ag2SO4 c. Al(OH)3 d. Ba3(PO4)2 e. Ag3PO4 Ksp AgCl = 1,0 x 10-10 Ksp AgBr = 5,0x10-13 Ksp Ag2CO3 = 4,0x10-12 Ksp Ag2Cr2O4 = 2,0 x10-12 Susunlah keempat garam tersebut berdasarkan urutan semakin sukarnya kelarutan garam dalam air? Berikan alasannya! Tuliskan persamaan Ksp dari setiap gram berikut. Jika kelarutan dinyatakan dengan s, bagaimanakah hubungan Ksp dengan nilai s dari garam-garam tersebut? a. PbBr2 b. Mg3(PO4)2 c. Na2CO3 d. AgI Pada Suhu tertentu, suhu tertentu kelarutan AgCl dalam air sebesar 1,435 mg/L. a. Berapa Kelarutan AgCl dalam satuan mol/L jika Mr AgCl = 143,5? b. Tentukan [Ag+] dan [Cl-] dalam larutan jenuh AgCl tersebut. c. Tentukan Ksp-nya. Diketahui Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10. Tentukan kelarutan BaSO4 dalam larutanlarutan berikut ini a. Larutan Ba(NO3)2 0,1 M b. Larutan Na2SO4 0,05 M Hasil kali kelarutan (Ksp) dari Mg(OH)2 = 1,2 x 10-11. Bila larutan MgCl2 0,2 M dinaikkan pHnya dengan jalan penambahan NaOH, maka endapan akan mulai terbentuk pada pH kira-kira…. (log 6 = 0,778; log 7 = 0,845; log 8 = 0,9)
138 Lampiran 12
KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN 8. 9.
Larutan jenuh basa L(OH)3 mempunyai pH = 10. Nilai Ksp basa itu adalah….
Diketahui harga tetapan hasil kelarutan beberapa garam sulfat berikut Ksp BaSO4 = 1,1 x 10-10 Ksp SrSO4 = 3,2 x 10-7 Ksp CaSO4 = 9,1 x 10-6 Jika ke dalam larutan yang mengandung ion Ba2+, Sr2+, Ca2+ yang berkonsentrasi sama 0,02 M, ditambahkan Na2SO4 0,005 M, garam manakah yang akan mengendap? Jelaskan! 10. Air sadah mengandung logam alkali tanah Ca2+ yang bereaksi dengan CO32membentuk CaCO3 (Ksp CaCO3 = 8,7x10-9). Apakah terbentuk endapan CaCO3 jika 250 mL cuplikan air sadah dengan konsentrasi Ca2+ 8x10-4 M direaksikan dengan, a. 0,10 mL larutan Na2CO3 2,0x10-3 M, dan b. 10 mg Na2CO3 (s)? (Ar Na= 23, C= 12, O = 16)
139
Lampiran 13 HASIL POSTTEST PEMAHAMAN KONSEP
indikator 3 Indikator 1indikator 2 1 2 3 4 A 3 3 3 4 B 3 3 3 3 C 3 2 3 2 D 3 3 2 4 E 2 3 2 3 F 2 3 1 4 G 3 3 3 4 H 3 3 3 4 I 3 3 3 3 J 3 3 3 4 K 2 3 2 4 L 3 3 3 4 M 3 3 2 2 N 3 3 3 4 O 3 3 2 4 P 3 3 3 4 Q 3 3 3 4 R 3 2 2 2 S 2 2 1 2 T 2 3 2 4 U 3 3 3 4 V 2 3 3 4 W 3 3 3 4 X 3 3 3 3 Y 2 3 2 4 Z 2 3 3 4 AA 3 3 2 4 AB 3 3 2 4 AC 2 2 1 2 AD 2 2 2 4 2 3 3 4 AE AF 3 3 2 4 AG 3 3 1 2 AH 2 3 2 4 AI 2 3 2 2 AJ 3 3 3 3 AK 2 3 3 3 AL 2 3 3 4 AM 2 3 3 2 AN 3 3 2 3 JUMLAH 104 115 97 137 RATA-RATA 86.67 95.83 80.83 85.63 Rata2 indikator 83.23 RESPONDEN
indikator 4indaktor 5 indikator 6 5 6 7 8 5 4 4 3 4 3 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 5 3 3 2 4 4 3 4 5 3 3 3 5 5 4 2 3 3 4 2 5 3 3 4 5 3 3 2 2 4 3 4 5 5 3 2 5 5 4 3 5 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 5 3 3 2 5 3 3 4 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 2 3 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 2 4 5 3 3 3 5 5 3 4 5 3 3 4 5 3 2 4 5 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 2 5 2 3 2 5 5 2 4 4 4 2 3 5 5 3 4 2 5 3 4 5 4 2 3 5 4 3 3 4 4 4 4 180 153 122 131 90 76.5 76.25 81.88
indikator 7 9 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 1 2 4 2 4 3 2 4 127 79.38 77.92
10 1 2 2 4 3 2 3 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 1 1 4 2 3 4 3 87 72.50
JUMLAH NILAI SKOR 33 82.5 32 80 31 77.5 38 95 30 75 31 77.5 33 82.5 33 82.5 29 72.5 33 82.5 29 72.5 33 82.5 31 77.5 35 87.5 33 82.5 30 75 31 77.5 26 65 26 65 32 80 37 92.5 33 82.5 32 80 33 82.5 30 75 32 80 34 85 32 80 25 62.5 30 75 32 80 30 75 24 60 30 75 27 67.5 35 87.5 31 77.5 32 80 31 77.5 34 85 1253 3132.5 78.31
140
Lampiran 14 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi
1. Menentukan daftar distribusi frekuensi a. Data nilai siswa 60 62,5 65 65 67,5 75 75 75 75 75 77,5 77,5 77,5 80 80 80 82,5 82,5 82,5 80 82,5 82,5 85 85 87,5 b. Menentukan rentang kelas J = Xmax - Xmin = 95 – 60 =35 c. Menentukan banyak kelas k = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 3,3 (1,602) = 1 + 5,2866 = 6,28 = 6/7 d. Menentukan panjang kelas
72,5 77,5 80 82,5 87,5
72,5 77,5 80 82,5 92,5
75 77,5 80 82,5 95
e. Tabel distribusi frekuensi Distribusi Frekuensi Nilai Posttest eksperimen Nilai 60 – 65 66 – 71 72 – 77 78 – 83 84 – 89 90 – 95
fi 4 1 8 21 4 2 ∑=40
fk 4 5 13 34 38 40
xi 62,5 68,5 74,5 80,5 87,5 92,5
fixi 250 68,5 596 1690,5 350 185 3140
xi2 3906.25 4692.25 5550.25 6480.25 7656.25 8556.25
2. Menentukan nilai mean, median, modus dan simpangan baku a. Nilai mean ∑ ∑
(x)
b. Nilai median (
)
(
)
(
)
fixi2 15625 4692.25 44402 136085.3 30625 17112.5 248542
141
c. Nilai modus (
)
(
)
(
)
d. Nilai simpangan baku ( )
√
∑ (
(∑ ) )
√
(
) (
(
) )