PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUESTIONS STUDENT HAVE DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP KIMIA DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
ARTIKEL
Oleh : I MADE SUBAWA NIM : 1029061006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2012
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUESTIONS STUDENT HAVE DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP KIMIA DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Oleh: I Made Subawa ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk menganalisis perbedaan pemahaman konsep kimia dan keterampilan berpikir kritis siswa antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Questions Student Have dan kelompok siswa yang belajar mengikuti model pembelajaran Think Pair Share, (2) untuk menganalisis perbedaan pemahaman konsep kimia antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Questions Student Have dan kelompok siswa yang belajar mengikuti Think Pair Share, dan (3) untuk menganalisis perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Questions Student Haved dan kelompok siswa yang belajar mengikuti model pembelajaran Think Pair Share. Penelitian ini menggunakan rancangan non-equivalent pre-test post-test control group design. Populasi adalah semua kelas X SMA Negeri 4 Denpasar, dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan cara simple random sampling dengan jumlah sampel 156 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Questions Student Have yang dikenakan pada kelompok eksperimdan dan Think Pair Share yang dikenakan pada kelompok kontrol. Pemahaman konsep kimia dan keterampilan berpikir kritis dalam penelitian ini berperan sebagai variabel terikat. Cara pengumpulan data menggunakan tes pemahaman konsep dan tes keterampilan berpikir kritis. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan Uji MANOVA. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model Questions Student Have dan kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran Think Pair Share (Fhitung = 14,643 dan p < 0,05), (2) terdapat perbedaan pemahaman konsep kimia yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Questions Student Have dan kelompok siswa belajar mengikuti model pembelajaran Think Pair Share (Fhitung = 2,082 dan p < 0,05), dan (3) terdapat perbedaan ketrampilan berpikir kritis yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Questions Student Have dan kelompok siswa belajar mengikuti model pembelajaran Think Pair Share (Fhitung = 5,323 dan p < 0,05). Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Questions Student Have memberikan peningkatan pemahaman konsep kimia dan keterampilan berpikir kritis siswa yang lebih signifikan dibandingkan dengan model pembelajaran Think Pair Share. Kata-kata kunci: model pembelajaran kooperatif Questions Student Have, Think Pair Share, pemahaman konsep kimia, dan ketrampilan berpikir kritis
1
THE EFFECT OF APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING OF QUESTIONS STUDENT HAVE AND THINK PAIR SHARE MODEL TOWARDS CHEMISTRY CONCEPTS UNDERSTANDING AND STUDENT’S CRITICAL THINKING SKILLS By: I Made Subawa ABSTRACT The aims of this study were: (1) to analyze the differences of chemistry concepts understanding and critical thinking skills of students between groups of students who followed the model of learning Question Student Have and a group who followed the model of learning Think Pair Share, (2) to analyze the differences of chemistry concepts understanding between the students groups who followed the learning model Questions Student Have, with groups of students who followed the think Pair Share, and (3) to analyze the differences of students' critical thinking skills among groups of students in the Questions Student Have learning model, with a group of students who followed the Think Pair Share. This study used the design of non-equivalent pre-test post-test control group design. The population was grade X of SMA Negeri 4 Denpasar. Sampling technique in this study used simple random sampling with a sample of 156 people. The independent variable in this study were the learning model Questions Student Have, Questions Student Have charged in the experimental group. While the understanding of chemical concepts and critical thinking skills in this study served as the dependent variable. The data collected by using concept understanding and critical thinking test. The data had been collected and analyzed using analysis by MANOVA Test. The results of data analysis indicate that: (1) there was a difference in critical thinking skills and understanding of concepts between groups of students who were taught using Questions Student Have models and groups of students who learnt by Think Pair Share learning model (Fobs = 14,643 and p < 0,05), (2) there was significant difference in understanding the chemical concept between groups of students who followed the model of learning Questions Student Have and groups of students who followed the learning model think Pair Share (Fobs = 2,082 and p < 0,05), and (3) there was a significant difference in critical thinking skill among group of students in the Questions Student Have learning models and the students who followed the learning method of Think Pair Share (Fobs = 5,323 and p < 0,05). Based on the findings of this research, it could be concluded that the learning model Questions Student Have give a significant effect to improvement in understanding of chemical concepts and critical thinking skills of students, than students who studied with Think Pair Share learning model. Key words: models of cooperative learning Question Student Have, Think Pair Share, chemical concepts understanding, and critical thinking skills.
2
bantuan operasional, peningkatan
I. PENDAHULUAN Sekolah pendidikan tugas
sebagai formal
dan
tugas
Inti
pendidikan
pelatihan,
untuk
antar
kegiatan
sekolah
seminar,
program
MGMP dan program kemitraan
pendidikan
dari
di
kualitas tenaga pengajar melalui
mengemban
kewajiban
mewujudkan nasional.
lembaga
adalah
sekolah,
dan
lembaga
kependidikan,
perbaikan
dan
pengembangan
kurikulum
yang
proses belajar mengajar dan inti
salah satunya adalah perubahan
dari
dari
proses
adalah
belajar
siswa
mengajar Melalui
Berbasis
Kompetensi
(KBK)
menjadi
proses belajar diharapkan tujuan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
pendidikan nasional tercapai, yang
Pendidikan (KTSP).
diawali dari pencapaian tujuan
Meskipun
pembelajaran,
belajar.
Kurikulum
tujuan
telah
dilakukan
kurikuler,
upaya untuk meningkatkan mutu
tujuan institusional dan akhirnya
pendidikan seperti yang diuraikan
tujuan pendidikan nasional itu
di atas, tetapi hasil yang dicapai
sendiri.
belum
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
sebagaimana
yang diharapkan. Artinya terjadi kesenjangan
antara
apa
yang
bidang Kimia sebagai bagian dari
diharapkan
dengan
apa
yang
pendidikan
terjadi
lapangan.
mampu
khususnya
memenuhi
formal
di
seharusnya
memberikan
di
Hal
ini
kontribusi
tampak dari berbagai indikator
bagi pengembangan sumber daya
yang menunjukan bahwa kualitas
manusia yang berkualitas. Untuk
proses
tujuan itu maka pemerintah terus
pembelajaran IPA masih jauh dari
melakukan berbagai upaya untuk
harapan. Kualitas proses dapat
meningkatkan
dilihat
mutu
pendidikan
dan
kualitas
dari
produk
pelaksanaan
IPA. Beberapa upaya yang telah
pembelajaran yang lebih banyak
dilakukan
menitik
diantaranya
adalah
beratkan
dengan meningkatkan sarana dan
pencapaian
prasarana
kurikulum,
pendidikan
seperti
3
pada
materi sedangkan
target dalam kualitas
produk dapat dilihat dari nilai
latihan soal. Meskipun sesekali
ulangan harian dan ulangan umum
pembelajaran
yang belum sesuai harapan.
berkelompok, eksperimen, namun
Sebagai contoh, dari hasil
dengan
belajar
mereka hanya membagi siswa lalu
pengamatan di SMA Negeri 4
memberi
Denpasar, didapatkan bahwa hasil
menyelesaikan
belajar Kimia masih tergolong
pedoman
rendah. Hal itu ditunjukkan pada
tugas. Model pembelajaran seperti
data rata-rata nilai kimia. Pada
itu tentu tidak sesuai dengan
ulangan tengah semester I kelas X
standar
sebesar 67,53 dan pada ulangan
diamanatkan
umum semester I kelas X sebesar
Pemerintah dalam standar proses
71,20
menurut PP Nomor 19 Tahun
untuk
tugas
untuk
sesuatu
mengenai
proses
tanpa
pembagian
seperti oleh
yang
Peraturan
tahun
pelajaran
2010/2011
dengan
Standar
2005,
Ketuntasan
Minimal
(SKM)
proses pembelajaran pada satuan
sebesar 78,00 (Sumber: arsip nilai
pendidikan diselenggarakan secara
SMA Negeri 4 Denpasar).
interaktif, inspiratif, menyenang-
Proses dilakukan
pembelajaran
yang
kan,
oleh guru-guru kimia
menantang,
memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi
di SMA Negeri 4 Denpasar, pada
aktif,
umumnya
yang
telah
yang menyatakan bahwa
menggunakan
serta
memberikan
cukup
bagi
prakarsa,
model pembelajaran berbasis IT.
kreativitas,
Hal ini dapat dilihat dari langkah-
sesuai bakat, dan perkembangan
langkah yang dilakukan dalam
fisik
serta
proses
didik.
Jadi
pembelajaran
yaitu
dan
ruang
kemandirian
psikologis
peserta
pembelajaran
yang
menjelaskan konsep yang terkait
didesain oleh guru seharusnya
dengan
berorientasi
sedang
pokok dibahas
bahasan
yang
disampaikan
kepada
aktivitas
siswa.
dengan mempresentasikan dengan
Trianto (2008:1) mengatakan
menayangkan menggunakan me-
bahwa berdasarkan hasil analisis
dia powerpoint, dilanjukan dengan
penelitian
4
terhadap
rendahnya
hasil
belajar,
proses
disebabkan
pembelajaran
didominasi
oleh
oleh
sebagai suatu proses sudah tentu
yang
harus ada yang diproses dan ada hasil
pembelajaran
dari pemrosesan.
konvensional. Pada pembelajaran ini
dalam
pembelajaran
Berdasarkan paparan menge-
ini
nai faktor-faktor yang mempe-
suasana kelas cenderung teacher
ngaruhi
centered sehingga siswa menjadi
perlunya aktivitas siswa dalam
pasif, dan guru-guru lebih suka
pembelajaran tidak terlepas dari
menerapkan
kemampuan
model
ini
karena
hasil
belajar
guru
tidak memerlukan alat dan bahan
mengembangkan
praktek atau cukup menjelaskan
pembelajaran
konsep-konsep
pada
yang
ada
pada
buku ajar atau referensi lain.
serta
untuk
model-model
yang
berorientasi
peningkatan
intensitas
keterlibatan siswa secara efektif di
Sanjaya (2007:1) mengata-
dalam
proses
pembelajaran.
kan bahwa salah satu masalah
Pengembangan proses pembelajar-
yang dihadapi dunia pendidikan
an
kita
bertujuan
adalah
proses
masalah
lemahnya
pembelajaran.
Dalam
yang
tepat
pada
untuk
kondisi
dasarnya
menciptakan
pembelajaran
proses pembelajaran anak kurang
memungkinkan
didorong
secara aktif dan menyenangkan
kemampuan
berpikir.
siswa
yang
Selanjutnya disebutkan bahwa hal
sehingga
tersebut berlaku untuk semua mata
belajar yang optimal.
pelajaran, tidak dapat mengem-
dapat
Salah
satu
hasil
pembelajaran
bangkan kemampuan anak untuk
yang
berpikir
kritis
kontruktivistik adalah pembelajar-
karena
strategi
dan
sistematis,
pembelajaran
an
bernaung
meraih
belajar
kooperatif.
dalam
teori
Pembelajaran
berpikir kritis tidak digunakan
kooperatif muncul dari konsep
secara
bahwa siswa akan lebih mudah
dalam
setiap
proses
pembelajaran di kelas. Purwanto
menemukan
(2002:106)
konsep yang sulit jika mereka
menyatakan
bahwa
belajar adalah suatu proses, dan
saling
5
dan
berdiskusi
memahami
dengan
temannya.
Siswa
secara
rutin
pembelajaran langsung dan yang
bekerja dalam kelompok untuk
hanya memerlukan sedikit analisis
saling
dan pemikiran sistematis menuju
membantu
memecahkan
masalah-masalah yang kompleks. Pembelajaran dapat
merealisaikan
siswa
dalam
siswa
kebutuhan
pemikiran tingkat
berpikir,
masalah,
mengintegrasikan
dan
kooperatif
menggunakan tinggi (high
thinking),
sehingga untuk
berpikir secara kritis, kreatif dan sistematis.
pembelajaran
dapat
of
melatih
nantinya siswa mampu
pengetahuan
maka
yang
untuk
order
dan keterampilan. Dari dua alasan tersebut,
pembelajaran
kooperatif
belajar
memecahkan
ke
Berpikir
memperbaiki
thinking)
kritis
adalah
sistem pembelajaran yang selama
yang
ini memiliki kelemahan.
menganalisis
(critical
keterampilan
menggunakan
dasar
argumen
dan
Pada saat ini, sebagian besar
memunculkan wawasan terhadap
pembelajaran di kelas sudah tidak
tiap-tiap makna dan interpretasi.
lagi
guru.
Pola berpikir ini mengembangkan
Pembelajaran di kelas sudah di
penalaran yang kohensip, logis,
arahkan agar siswa terlibat secara
dapat
aktif dalam proses pembelajaran.
meyakinkan (Ernis, 1985).
berpusat
pada
Hal ini tentunya akan berimbas kepada
pemahaman
dipercaya,
ringkas,
dan
Untuk mempromosikan kete-
konsepnya.
rampilan
berpikir
kritis
pada
Akan tetapi, seperti disebutkan di
siswa, tentu aplikasinya di kelas
atas, ada sesuatu yang hilang,
tidak dapat dilakukan dengan cara
yang
yang
menghubungkan
penge-
konvensional
atau
tradi-
tahuan yang di pelajari di kelas
sional, seperti ceramah seperti
dengan
terjadi
Dengan
realita
di
lapangan.
penerapan
pembelajaran
kooperatif
model
pentrasferan
ilmu
atau
pengetahuan dari guru ke siswa,
ini
dari
yang
orang
orientasi
Pengajaran yang berpusat pada
dari
6
tidak
kepada
diharapkan akan terjadi perubahan pembelajaran
yang
mengetahui
mengetahui.
guru tidak dapat meningkatkan
salahan yang dihadapi, pengam-
keterampilan berpikir kritis siswa
bilan
secara oftimal. Kegiatan-kegiatan
memberi makna terhadap suatu
yang melibatkan siswa untuk aktif
penomena alam.
di dalam memecahkan masalah
SMA
merupakan kegiatan yang dapat
merupakan
merangsang
Negeri di Kota Denpasar yang
pemikiran
perkembangan berpikir
kritis
keputusan
dan
Negeri
4
salah
satu
Satuan
Berdasarkan pemaparan di
Pendidikan
merupakan
salah
atas, maka salah satu cara untuk
Rintisan
Sekolah
mengatasi kesenjangan
antara
Internasional
pembelajaran
denga
Sekolah
kelas
Denpasar sekolah
menerapkan Kurikulum Tingkat
(Silberman, 2004).
di
mampu
(KTSP)
satu
Bertaraf
(RSBI).
Bertaraf
sekolah
Rintisan
Internasional
realita di lapanagan adalah dengan
(RSBI) adalah Sekolah Standar
menerapkan model-model pembe-
Nasional (SSN) yang menyiapkan
lajaran yang dapat meningkatkan
peserta didik berdasarkan Standar
keterampilan berpikir kritis dan
Nasional
Pendidikan
pemahaman konsep siswa. Model
Indonesia
dan
pembelajaran
yang
Internasional sehingga diharapkan
dapat diterapkan adalah Question
lulusannya memiliki kemampuan
Student Have (QSH) dan model
daya saing Internasional.
pembelajaran
kooperatif
kooperatif
Think-
Berbagai
(SNP) Bertaraf
upaya
Pair-Share (TPS) dalam pembe-
dilakukan
lajaran.
hasil belajar siswa. Jika ditinjau
Dengan
menggunakan
untuk
telah
model ini dalam pembelajaran
lebih
akan
pembelajaran
dapat
menantang
siswa
lanjut
meningkatkan
banyak telah
model
diterapkan
dalam meningkatkan pemahaman
untuk meningkatkan hasil belajar
konsep kimianya dalam pembe-
siswa,
lajaran di kelas dan diharapkan
pembelajaran
inovatif
siswa mampu
meningkatkan
pemahaman kon-
berpikir secara
kritis dalam memecahkan perma-
sep
7
mengembangkan
dan
keterampilan
model dalam
berpikir
kritis siswa dalam
belajar salah
kooperatif tipe Think-Pair-Share
satunya yaitu motode eksperimen,
(TPS)?, dan (3) Apakah terdapat
namun
perbedaan
ada
bahasan
beberapa
yang
tidak
dilaksanakan
di
pokok menuntut
keterampilan berpikir
kritis antara kelompok siswa yang
laboratorium
mengikuti
model
pembelajaran
sehingga perlu diterapkan model-
kooperatif tipe Question Student
model
pembelajaran
Have (QSH), dan kelompok siswa
yang
mampu
pemahaman
kooperatif
meningkatkan
konsep
siswa
yang
dan
belajar
dengan
pembelajaraan
keterampilan berpikir kritis siswa.
kooperatif
model tipe
Think-Pair-Share (TPS)?.
Sesuai dengan latar belakang
Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan di
masalah tersebut, tujuan penelitian
depan, maka pada penelitian ini
ini
dapat
beberapa
perbedaan pemahaman konsep dan
Apakah
keterampilan berpikir kritis siswa
dirumuskan
masalah
yaitu,
terdapat
(1)
perbedaan
pemahaman
adalah:
antara
(1)
kelompok
siswa
yang
konsep dan keterampilan berpikir
mengikuti
kritis
siswa
antara
kooperatif tipe Question Student
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran
kelompok model
kooperatif
model
Menganalisis
Have (QSH) dan kelompok siswa
tipe
yang
belajar
dengan
Question Student Have (QSH) dan
pembelajaran
kelompok
Think-Pair-Share
dengan
siswa
yang
model
pembelajaran
belajar
model
kooperatif
tipe
(TPS),
(2)
pembelajaran
Menganalisis perbedaan pemaha-
kooperatif tipe Think-Pair-Share
man kosep kimia siswa antara
(TPS)?,
kelompok siswa yang mengikuti
(2)
perbedaan antara
Apakah
pemahaman
kelompok
mengikuti
terdapat
model
siswa
konsep
model
pembelajaran
kooperatif
yang
tipe Question Student Have (QSH)
pembelajaran
dan kelompok siswa yang belajar
kooperatif tipe Question Student
dengan
Have (QSH) dan kelompok siswa
kooperatif tipe Think-Pair-Share
yang
(TPS),
belajar
dengan
model
8
model
dan
(3)
pembelajaran
Menganalisis
perbedaan keterampilan berpikir kritis
kimia
siswa
Penelitian ini dilaksanakan
antara
di
SMA
Negeri
4
Denpasar
kelompok siswa yang mengikuti
semester genap tahun pelajaran
model
2011/2012.
tipe
pembelajaran Question
kooperatif
Student
Populasi
dalam
Have
penelitian ini adalah seluruh siswa
(QSH) dan kelompok siswa yang
kelas X SMA Negeri 4 Denpasar
belajar dengan model pembela-
dari kelas X1 sampai dengan X8
jaran kooperatif tipe Think-Pair-
yang berjumlah 311 orang.
Share (TPS).
Penentuan sampel penelitian ini
random
II. METODE PENELITIAN Penelitian penelitian
ini
quasi
dilakukan
merupakan
dengan
sampling
teknik
sederhana
(simple random sampling) dengan
eksperiment
teknik
undian
karena tidak memungkinkan untuk
kelas.
Dari
melakukan seleksi subjek secara
diperoleh jumlah sampel sebanyak
acak, subjek secara alami sudah
156 orang.
terbentuk secara utuh (naturally
Variabel
hasil
memilih sampling
bebas
dalam
adalah
model
formed intact group), Kelompok
penelitian
siswa
pembelajaran Questions Student
dalam
satu
kelas,
dan
ini
untuk
melibatkan seluruh subjek dalam
Have
kelompok belajar (intact group)
kelompok eksperimen dan Think
untuk
Pair Share yang dikenakan pada
diberi
perlakuan
yang
dikenakan
(treatment), bukan menggunakan
kelompok
subjek yang diambil secara acak
konsep kimia dan keterampilan
dan
deskriptif.
berpikir kritis dalam penelitian ini
Berdasarkan jenis penelitian yang
berperan sebagai variabel terikat.
dipilih,
Cara
metode
maka
desain
yang
kontrol.
pada
pengumpulan
digunakan dalam penelitian ini
menggunakan
adalah
konsep
non-equivalent
pre-test
post-test control group design.
dan
berpikir kritis.
9
Pemahaman
tes tes
data
pemahaman keterampilan
Data yang digunakan dalam
yang
mengikuti
model
penelitian ini berupa data gain
pembelajaran Questions Student
skor ternormalisasi (g). Data yang
Have dan kelompok siswa belajar
dikumpulkan dianalisis
mengikuti
dengan
Uji MANOVA.
model
pembelajaran
Think Pair Share, dimana model pembelajaran Questions Student Have (QSH) memiliki hasil yang
III. HASIL PENELITIAN DAN
lebih baik.
PEMBAHASAN Berdasarkan
hasil
analisis
Berdasarkan
hasil
analisis
MANOVA menunjukkan bahwa
dengan bantuan program SPSS 13
harga sig F untuk Pillai's Trace,
for windows diperoleh nilai F =
Wilks' Lambda, Hotelling's Trace,
4,335 dan Sig = 0,041. Ini berarti
dan Roy's Largest Root lebih kecil
bahwa nilai sig F lebih kecil dari
dari 0,05. Artinya semua nilai
0,05.
Pillai's Trace,
hipotesis H 0
Hotelling's Largest
Wilks' Lambda,
Trace,
Root
dan
Roy's
signifikan.
Itu
tidak
berarti
pula
bahwa
yang menyatakan
terdapat
perbedaan
Jadi,
pemahaman konsep kimia yang
hipotesis nul yang berbunyi tidak
signifikan antara kelompok siswa
terdapat
yang
perbedaan
pemahaman
mengikuti
model
konsep kimia dan keterampilan
pembelajaran Questions Student
berpikir kritis
Have (QSH) dan kelompok siswa
antara
yang signifikan
kelompok
mengikuti
siswa
model
yang
belajar
mengikuti
model
pembelajaran
pembelajaran Think Pair Share,
Questions Student Have (QSH)
ditolak. Dengan demikian dapat
dan
ditarik kesimpulan bahwa terdapat
kelompok
mengikuti
siswa
model
belajar
pembelajaran
perbedaan
pemahaman
Think Pair Share, ditolak. Dengan
kimia
demikian,
kelompok siswa yang mengikuti
terdapat
pemahaman konsep
perbedaan kimia
dan
model
yang
konsep
signifikan
pembelajaran
Questions
keterampilan berpikir kritis yang
Student
signifikan antara kelompok siswa
kelompok siswa belajar mengikuti
10
Have
antara
(QSH)
dan
model pembelajaran Think Pair
Have memiliki hasil yang lebih
Share,
baik.
dimana
model
pembelajaran Questions Student
Berdasarkan
hasil
Have memiliki hasil yang lebih
multivariat
baik.
konsep dan keterampilan berpikir Berdasarkan
hasil
analisis
kritis
tentang
analisis
siswa
pemahaman
yang
dengan bantuan program SPSS 13
mengikuti
for windows diperoleh nilai F =
Questions Student Have (QSH)
28,331 dan Sig = 0,000.
Ini
dan model pembelajaran Think
berarti bahwa nilai sig F lebih
Pair Share menunjukkan terdapat
kecil dari 0,05. Itu berarti pula
perbedaan pemahaman konsep dan
bahwa
keterampilan berpikir kritis siswa
hipotesis
menyatakan
H0
tidak
yang terdapat
yang
model
belajar
belajar
pembelajaran
mengikuti
model
perbedaan keterampilan berpikir
pembelajaran Questions Student
kritis
Have
yang
signifikan
antara
kelompok siswa yang mengikuti model
pembelajaran
Student
model
pembelajaran Think Pair Share.
Questions
Pembelajaran
Questions
Student Have (QSH) merupakan
kelompok siswa belajar mengikuti
salah satu strategi pembelajaran
model pembelajaran Think Pair
pada
pembelajaran
kooperatif
Share, ditolak. Dengan demikian
yang
pelaksanaannya
menuntut
dapat ditarik kesimpulan bahwa
siswa
untuk
terdapat perbedaan keterampilan
bentuk
tulisan
berpikir
mendorong siswa untuk berpikir
kritis
(QSH)
dan
dan
antara
Have
(QSH)
yang
kelompok
mengikuti
model
Questions
Student
signifikan
siswa
yang
yang
dalam
bertujuan
dalam memecahkan masalah suatu
pembelajaran
soal,
menyelediki
dan
menilai
dan
penguasaan siswa tentang bahan
kelompok siswa belajar mengikuti
pelajaran, membangkitkan minat
model pembelajaran Think Pair
siswa untuk sesuatu sehingga akan
Share,
menimbulkan
dimana
Have
bertanya
model
pembelajaran Questions Student
keinginan
untuk
mempelajarinya dan juga menarik
11
perhatian siswa dalam belajar.
penjelasan
Banyaknya siswa yang bertanya
argumentasinya, melalui pertanya-
dalam suatu proses pembelajaran
an, interpretasi dan memperbaiki
akan
gagasannya
menjadikan
pembelajaran
proses
tersebut
berjalan
secara
dan
mengemukakan
dan
langsung
menemukan konsep-konsep
dengan lancar, sehingga akhirnya
ilmiah dan dapat memupuk rasa
akan
tanggung jawab siswa, mengem-
menimbulkan
kegiatan
belajar mengajar yang aktif dan
bangkan
terbuka dan pada akhirnya akan
kritis siswa. Hal ini sangat efektif
memberikan pemahaman konsep
membantu siswa dalam memba-
yang bermakna bagi siswa.
ngun
Pembelajaran yang disajikan dengan
pembelajaran
tipe
diterapkan
sikap
dan
pemahaman
konsep dan kemampuan berpikir, khususnya berpikir kritis.
siswa
Model pembelajaran Student
karena pada rangkaian kegiatan
Question Have (QSH) dan model
Questions Student Have (QSH)
pembelajaran
memberikan
(TPS)
untuk
pada
dan
pengetahuannya
mengembangkan
Questions Student Have ini sangat cocok
kreativitas
kesempatan
mengajukan
pertanyaan.
Sesuai
siswa
Think-Pair-Share
adalah
suatu
model
berbagai
pembelajaran yang konstruktivis -
dengan
tik, dengan langkah-langkah pem-
pendapat
Budiningsih
(2005)
belajaran sesuai dengan urutan
bahwa
pemilihan
model
pada fase eksplorasi siswa meng -
pembelajaran yang cocok untuk
gali
suatu materi merupakan tindakan
dengan konsep yang dipelajarinya,
yang
sehingga
tepat
menumbuhkan
dalam
upaya
kemampuan
dan
muncul
berkaitan
pertanyaan,
atas pertanyaan, selanjutnya siswa
Model pembelajaran Student Have
yang
rumusan hipotesis yang muncul
meningkatkan hasil belajar siswa.
Question
fenomena
menurunkan
(QSH)
konsekuensi-konse -
kuensi logis dan hipotesis-hipo -
memberikan kesempatan kepada
tesis
siswa secara aktif dapat memberi
kannya serta melakukan eksperi-
12
dan
kemudian
merencana-
men
untuk
menguji
hipotesis-
ter - sebut.
hipotesis
siswa
diminta
sendiri
Pada
fase
dulu mengenai solusi dan jawaban
data
hasil
dari masalah tersebut. Selanjutnya
konsep
setiap siswa berdiskusi dengan
pengenalan
konsep
eksperimen
dianalisis,
diperkenalkan sehingga hipotesis
pasangan
yang
dalam
diajukan
berpikir
diterima
atau
masing-masing
hal
ini
adalah
yang teman
ditolak. Pada fase aplikasi konsep
duduknya. Tahap ini dinamakan
melalui diskusi maka konsep yang
pairing. Kemudian tahap sharing
telah dipelajari dapat diterapkan
yaitu
pada siuasi baru. Hal ini dapat
pasangan
mengurangi miskonsepsi pada diri
mengenai jawaban yang sudah
siswa dan meningkatkan motivasi,
didiskusikan
yang akhirnya akan memberikan
mereka. Rangkaian kegiatan yang
kontribusi
dilakukan siswa sangat membantu
pada
peningkatan
berbagi
siswa
pemahaman konsep siswa.
dengan
yang
ada
dengan
dalam
semua
di
kelas
pasangan
mempermudah
mereka memahamu pelajaran yang
Sementara itu, pembelajar-an TPS merupakan salah satu strategi
dilakukannya.
pembelajaran pada pembelajaran
yang
kooperatif yang pelaksanaannya
dengan paradigma pembelajaran
dapat dibagi menjadi 3 tahapan
yang baru yaitu mengajak siswa
utama yaitu berpikir (thinking),
aktif
berpasangan
menjadikan kelas bersifat student
berbagai
(pairing),
(sharing).
menjadi
ciri
pembelajaran
Dan
dan
aktif
ini
bersama
Kegiatan
siswa
sangat
sesuai
belajar
dan
centered.
yang
khas
dari
Model pembelajaran meru-
ini
adalah
pakan model pembelajaran yang
TPS
mengarah
siswa berpasangan.
pada
pengembangan
keterampilan peserta didik dalam
Sebelumnya siswa diberikan suatu masalah yang harus
memproses
diselesaikan
pasangan
menemukan dan mengembangkan
tahap
sendiri fakta, konsep, dan nilai
berpikir (thinking) masing-masing
yang diperlukan. Dalam proses
bersama
masing-masing.
Pada
13
pengetahuan,
pembelajaran hendaknya peserta
mereka
didik
menggunakan sebuah teknik untuk
diberikan
untuk
cukup
waktu
mengasimilasi
dan
mengakomodasi
miliki.
mendapatkan
Metode
partisipasi
ini
siswa
informasi.
melalui tulisan. Hal ini sangat
Menurut Amien (dalam Suastra,
baik digunakan pada siswa yang
2009) mengatakan peserta didik
kurang
memerlukan
pertanyaan,
waktu
dalam
berani
mengungkapkan keinginan
menggunakan daya otaknya untuk
harapan-harapannya
berpikir
percakapan.
dan
memperoleh
pengertian tentang konsep prinsip dan
teknik-teknik
Belajar
memecahkan
senantiasa
suatu problem.
kegiatan
Teknik Questions Student
dan melalui
mengajar merupakan
interaktif
akan proses
antara
dua
unsur manusiawi yang tidak bisa
Have (QSH) merupakan teknik
dipisah-pisahkan
yang tidak menakutkan dan dapat
yang lain, yakni adanya interaktif
dipakai
untuk
antara guru dengan siswa. Siswa
kebutuhan
dan
mengetahui harapan
siswa.
sebagai
pihak
satu
yang
dengan
mengajar
Teknik ini menggunakan elisitasi
dengan latihan interaktif siswa
dalam
diharapkan
siswa
memperoleh secara
partisipasi
berinteraksi
Strategi
dalam proses belajar mengajar,
dapat
siswa tidak hanya mendengarkan
Melalui
tetapi juga aktif secara langsung
strategi ekspositori guru menyam-
dalam proses pembelajaran dan
paikan informasi mengenai bahan
hasil belajar siswapun diharapkan
pengajaran
bentuk
lebih baik dibandingkan sebelum
penjelasan dan penuturan lisan.
menggunakan pendekatan Metode
Metode Question Student Have ini
Questions Student Have (QSH).
pembelajaran digunakan
digunakan
tertulis.
dapat
lain
yang
ekspositori.
dalam
untuk
mempelajari
tentang keinginan dan harapan
IV. PENUTUP
anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan
potensi
Berdasarkan paparan hasil
yang
penelitian dan pembahasan dapat
14
dikemukakan
simpulan
sebagai
Bertolak dari hasil pene-
berikut.
litian, pembahasan, dan kesim-
1. Terdapat perbedaan keteram-
pulan, maka dapat diajukan bebe-
pilan berpikir kritis dan pema-
rapa saran sebagai berikut.
haman konsep antara kelom-
1. Guru hendaknya menggunakan
pok siswa yang belajar dengan
model pembelajaran kooperatif
menggunakan model Questions
Questions Student Have (QSH)
Student
dan
dalam mengajar mata pela-
kelompok siswa yang belajar
jaran, khususnya mata pela-
dengan
jaran
Have
(QSH)
model
pembelajaran
Think Pair Share.
Kimia
memahami
2. Terdapat perbedaan pemaha-
untuk konsep
dapat yang
mendalam dan meningkatkan
man konsep kimia yang signi-
kemampuan
fikan antara kelompok siswa
siswa
yang
pembelajaran kooperatif Ques-
mengikuti
model
berpikir
mengingat
tions
dent Have (QSH) dan kelom-
siswa dituntut untuk mening-
pok siswa belajar mengikuti
katkan perhatian dan rasa ingin
model
tahu
Think
Pair Share.
terhadap
Have
dalam
pembelajaran Questions Stu-
pembelajaran
Student
kritis
suatu
(QSH)
topik,
siswa lebih aktif, siswa belajar
3. Terdapat perbedaan keteram-
secara
maksimal
dan
pilan berpikir kritis yang signi-
mengembangkan
pola
fikan antara kelompok siswa
sendiri.
ini
yang mengikuti model pem-
gunakan sebuah teknik untuk
belajaran
Student
mendapatkan partisipasi siswa
Have (QSH) dan kelompok
melalui tulisan. Hal ini sangat
siswa belajar mengikuti model
baik digunakan pada siswa
pembelajaran
yang kurang berani mengung-
Questions
Think
Pair
Share.
Model
pikir meng-
kapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.
15
2. Diharapkan kepada para guru kimia
hendaknya
DAFTAR PUSTAKA
mengem-
bangkan keterampilan berpikir kritis
siswa,
menekankan
agar
Ernis. 1985. Keterampilan Berpikir Kritis, (Online) (http://blog. elearning.unesa.ac.id/tag/ketera mpilan-berpikir-kritis, diakses tanggal 18 November 2011).
lebih
pada
kedua
indikator tersebut. 3. Dalam
pembelajaran,
hendaknya
menyuruh
guru
Purwanto, N. 2002. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
siswa
untuk menuliskan masalahnya dalam
bentuk
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Edisi Pertama). Jakarta: Fajar Interpratama Offset.
pertanyaan
sehingga siswa lebih terfokus dan
termotivasi
untuk
menyelesaikan masalah yang Silberman, M. 2004. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan Sarjuli et al.) Yogyakarta, YAPPENDIS.
telah dirumuskan sendiri, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pemahaman konsep dan mengembangkan keterampilan
Trianto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Konstruktivis. Jakarta. Pustaka Publisher.
berpikir kritis siswa. 4. Keterlibatan sekolah sebagai penyedia sarana dan prasarana sangat
menunjang
berkem-
bangnya wawasan dan kemampuan siswa dalam menuangkan gagasan-gagasan kreatif yang selama ini terpendam.
16