PENGARUH PENERAPAN MEDIA INTERAKTIF BERBANTUAN SOFTWARE TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 1 KOTA SOLOK
YULIA SENTOSA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2013
PENGARUH PENERAPAN MEDIA INTERAKTIF BERBANTUAN SOFTWARE TUTORIAL TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 1 KOTA SOLOK Yulia Sentosa1, Syahron Lubis2, Usmeldi3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuaruan FT Universitas Negeri Padang Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini berawal dari banyaknya nilai siswa yang kurang memuaskan, dimana Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah hanya mampu dicapai oleh sebagaian kecil siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap: (1) Perbedaan hasil belajar dengan menggunakan media berbantuan software tutorial dan pembelajaran dengan menggunakan media visual diproyeksikan; (2) Perbedaan hasil belajar siswa berpengetahuan awal tinggi yang diajar menggunakan media berbantuan software tutorial dengan yang diajar menggunakan media visual diproyeksikan; (3) Perbedaan hasil belajar siswa berpengetahuan awal rendah yang diajar menggunakan media berbantuan software tutorial dengan yang diajar menggunakan media visual diproyeksikan. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kota Solok. Sampel penelitian dipilih dengan teknik cluster random sampling. Data dikumpulkan melalui tes hasil belajar dan dianalisis dengan uji-t. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran bermedia software tutorial lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar menggunakan media visual diproyeksikan. Begitu pula untuk hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal tinggi yang mengikuti pembelajaran menggunakan media berbantuan software tutorial lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang belajar menggunakan media visual diproyeksikan. Hasil belajar siswa yang berpengetahuan awal rendah yang belajar dengan media berbantuan software tutorial juga lebih tinggi dibandingkan dengan yang mengikuti pembelajaran menggunakan media visual diproyeksikan. Abstract The research was done due to the fact that many students did not pass the minimum criteria in learning Information and Communication Technology. This indicated that the improvement in the instructional strategy was necessary. The aims of this research was to reveal; (1)
1
2
the difference between learning achievement of the students who were taught by using tutorial software media and those who were taught by using projected visual media; (2) the difference between learning achievement of the students who had high previous knowledge and were taught by using tutorial software media and those who also had high previous knowledge but were taught by using projected visual media; (3) the difference between learning achievement of the students who had low previous knowledge and were taught by using tutorial software media and those who also had low previous knowledge but were taught by using projected visual media. This was a quasi experimental research. The population of this research was all of the second year student at SMA Negeri 1 Solok. The researches chose sample classes by using cluster random sampling technique. The data was collected by administering a test to both sample classes. The data was analyzed by using t-test. From the result of data analysis, it was found that learning achievement were taught by using tutorial software media was higher than on learning achievement were taught by using projected visual media. Learning achievement of the students who had high previous knowledge and were taught by using tutorial software media and those who also had high previous knowledge but were taught by using projected visual media. Learning achievement of the students who had low previous knowledge and were taught by using tutorial software media and those who also had low previous knowledge but were taught by using projected visual media. Kata Kunci: Tutorial, interaktif, software, media visual, hasil belajar, kognitif, psikomotor
Pendahuluan Saat ini pelaksanaan pembangunan pendidikan di Indonesia mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025. Untuk jangka panjang Kemendiknas mempunyai Visi 2025 yaitu menghasilkan insan Indonesia cerdas dan kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna). Untuk jangka menengah Visi Kemendiknas 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insan Indonesia cerdas komprehensif.
3
RPJMN
Tahun
2010-2014
ditujukan
untuk
lebih
memantapkan
pembangunan Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian. RPJMN Tahun 20102014 tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam Renstra (rencana strategis) Kemendiknas Tahun 2010-2014. Renstra Kemendiknas Tahun 2010-2014 menjadi pedoman bagi semua tingkatan pengelola pendidikan di pusat dan daerah dalam merencanakan dan melaksanakan serta mengevaluasi program dan kegiatan pembangunan pendidikan. Untuk Sekolah Menengah Tingkat Atas tujuan strategis pendidikan nasional adalah: tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota. Untuk mencapai tujuan tersebut maka beberapa strategi telah dirumuskan, diantaranya adalah penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan sistem pembelajaran SMA berkualitas yang merata diseluruh provinsi, kabupaten, dan kota. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran yang menuntut ketersediaan sarana prasarana yang memadai untuk berlangsungnya proses pembelajaran, meliputi laboratorium komputer, jaringan internet, serta media maupun sumber belajar berbasis komputer seperti, LCD Proyektor, buku elektronik, software pembelajaran, dan lain-lain.
4
Setiap sekolah menengah pada umumnya telah memiliki laboratorium komputer yang merupakan tempat utama berlangsungnya prosess belajar mengajar (PBM) untuk mata pelajaran TIK ini, sehingga peserta didik diharapkan memiliki keterampilan atau skill yang cukup, baik mengenai software maupaun hardware komputer sehingga bisa dimanfaatkan sebagai media maupun sumber belajar, serta mempercepat proses pembelajaran itu sendiri yang pada akhirnya dapat mengadaptasi peserta didik dengan lingkungan dan dunia kerja. Walaupun hampir semua sekolah pada tingkat sekolah menengah telah memiliki laboratorium komputer, namun jumlah komputer yang ada disetiap laboratorium tersebut tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada disetiap kelas. Terkadang satu komputer dipakai secara bersama untuk dua orang siswa bahkan lebih. Hal inilah yang terkadang mengakibatkan materi yang diberikan kepada siswa tidak mencapai target, biasanya untuk menyikapi hal ini guru terpaksa memberi tugas kepada siswa untuk belajar mandiri dirumah, dengan memberikan modul atau Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sudah dipersiapkan, setelah diuji atau dilakukan tes formatif, hasil belajar yang diperoleh siswa ternyata kurang memuaskan karena masih banyak hasil belajar siswa yang nilainya di bawah Kriteria Ketuntatasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Untuk kegiatan pembelajaran dilaboratorium komputer, dalam menjelaskan materi baik berupa teori maupun praktik, guru biasanya menggunakan program presentasi power point yang dihubungkan kesebuah LCD proyektor sebagai alat bantu utama, jenis media ini termasuk dalam kelompok media visual
5
diproyeksikan. Menurut Smaldino, dkk (2008: 258) media visual diproyeksikan merupakan format media gambar diam yang diperbesar dan ditampilkan dilayar, tampilan tersebut diperoleh dengan mengirimkan gambar dari sebuah komputer atau kamera dokumen kesebuah proyektor digital atau monitor televisi atau menggunakan overhead projector. Jenis media visual diproyeksikan diantaranya adalah yang berasal dari program presentasi seperti power point, gambar digital, proyeksi kamera dokumen, transparan OHP dan lain-lain. Setelah materi pelajaran dijelaskan dan kegiatan praktik di peragakan selangkah demi selangkah menggunakan media visual diproyeksikan tersebut, siswa diminta mencatat materi pelajaran berupa teori dan langkah-langkah praktik untuk kemudian diikuti/ diulangi kembali oleh seluruh siswa. Pada akhir pembelajaran guru memberikan tugas berupa latihan dan mengerjakan LKS. Dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher center) dan cenderung membuat kegiatan pembelajaran menjadi monoton, selain itu siswa dengan kemampuan rendah sering bertanya berulang-ulang untuk materi yang sama karena mereka seringkali lupa dengan materi yang disampaikan oleh guru, karena hanya mengandalkan buku catatan, LKS, dan buku paket yang terdapat diperpustakaan sekolah, bagi siswa yang berkemampuan tinggi hal ini menimbulkan kejenuhan, inilah yang sebenarnya menyita banyak waktu, sehingga sebagian siswa menerima pelajaran dengan tidak sempurna yang berdampak pada hasil belajar siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terlihat bahwa salah satu penyebab rendahnya hasil belajar TIK adalah karena kegiatan pembelajaran yang
6
terpusat pada guru, media visual diproyeksikan yang digunakan selama ini sepenuhnya dikontrol atau dikendalikan oleh guru, sedangkan siswa hanya bisa melihat dan memperhatikan paparan atau penjelasan dari tampilan slide-slide yang diproyeksikan ke sebuah layar, setelah siswa menyimak penjelasan dari guru kemudian mereka mengerjakan latihan yang ada dalam Lembar Kerja Siswa. Pada saat kegiatan praktik seringkali mereka meminta guru untuk mengulang kembali langkah demi langkah kegiatan praktik pada bagian-bagian tertentu dari materi yang belum mereka pahami, penguasaan materi pada bagian-bagian tertentu untuk masing-masing siswa tentu saja berbeda, namun banyak diantara mereka yang terkadang malu untuk bertanya atau sungkan untuk meminta guru memperagakan atau menjelaskan kembali bagian materi yang belum mereka kuasai tersebut. Guru mengetahui kenyataan ini setelah diakukannya ujian formatif dimana hasil belajar yang diperoleh siswa ternyata kurang memuaskan. Penyebab lain dari rendahnya hasil belajar siswa adalah terbatasnya jumlah peralatan komputer sehingga komputer digunakan secara bergiliran, dan pada saat praktik penggunaan komputer didominasi oleh siswa yang aktif sedangkan siswa yang kurang aktif lebih banyak memperhatikan temannya bekerja sehingga mereka jarang mempraktikkan langsung materi yang sudah diajarkan, hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil belajar siswa terutama pada ranah psikomotor. Jumlah komputer yang tidak sebanding dengan jumlah siswa ini mengakibatkan jumlah waktu yang digunakan untuk belajar lebih sedikit karena pemakaian komputer yang dilakukan secara bergiliran, sehingga pada akhirnya tidak semua siswa dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan sempurna.
7
Sebenarnya banyak media maupun sumber belajar yang bisa digunakan dalam mata pelajaran TIK ini, salah satunya adalah media interaktif berbantuan software tutorial. Tutorial menurut Rusman (2011:300) adalah “bimbingan pelajaran dalam bentuk pemberian arahan, bantuan, petunjuk dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif”. Smaldino, dkk (2008:27) mengemukakan bahwa tutorial tersebut bisa berupa manusia yang bertindak sebagai tutor, bisa juga software atau program komputer, atau materi cetakan khusus, yang menyajikan materi atau isi pembelajaran, mengajukan pertanyaan atau persoalan, meminta respon peserta didik, menganalisis respon tersebut, serta memberi umpan balik yang tepat dan menyediakan praktik hingga peserta didik dapat menunjukkan level dasar kompetensi, sedangakan menurut Oemar Hamalik (2003:73) “tutorial merupakan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan dan motivasi agar para siswa belajar secara efisien dan efektif”. Senada dengan itu Azhar Arsyad (2011:158) mengemukakan bahwa “program pembelajaran tutorial dengan bantuan komputer tersebut meniru sistem tutor yang dilakukan oleh guru atau instruktur”. Informasi atau pesan berupa suatu konsep disajikan dilayar komputer dengan teks, gambar atau grafik, pada saat yang tepat siswa diperkirakan telah membaca, menginterpretasi dan menyerap konsep tersebut. Namun sayang sekali saat ini penggunaan program tutorial ini belum dimaksimalkan karena yang beredar dipasaran maupun yang tersebar di internet memuat materi pembelajaran secara umum dan tidak sesuai dengan kurikulum sekolah, oleh sebab itu penulis sudah mengembangkan sebuah program pembelajaran berbantuan software tutorial ini yang isinya mengacu kepada
8
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Beberapa manfaat dari media berbantuan software tutorial ini adalah: siswa dapat mempelajari kembali seluruh materi pembelajaran secara mandiri dan berulang-ulang sesuai tingkat kecepatannya dalam memahami materi atau sesuai dengan kebutuhannya, dalam program ini juga diberikan evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa, sementara itu untuk materi praktik siswa tidak akan kehilangan satu langkahpun dalam mempraktikannya kembali karena dalam program tutorial interaktif tersebut terdapat rekaman materi dan semua langkahlangkah kerja dalam bentuk audio visual yang sudah permanen tersimpan dalam sebuah storage device (media penyimpanan), sehingga semua siswa memiliki materi yang sama dengan prosedur kerja yang seragam dan dapat dipastikan tidak akan ada satu langkah kerjapun yang akan terlewatkan, selain itu alokasi waktu yang digunakan juga lebih efisien karena siswa dapat mempelajari materi sesuai dengan tingkat pemahamannya, namun yang terpenting adalah terciptanya pembelajaran mandiri yang terpusat pada siswa, karena kontrol terhadap program sepenuhnya berada ditangan siswa. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka pemilihan media berbantuan software tutorial diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, karena manfaat dari penggunaan media interaktif berbantuan software tutorial diantaranya adalah dapat menciptakan iklim pembelajaran yang lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, selain itu karena program pembelajaran tutorial tersebut
9
dijalankan dan dikontrol dengan peralatan komputer maka pengguna (user) dapat mengulang materi yang terdapat dalam program tutorial tersebut sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, dan dapat mengakomodasi siswa yang lamban dalam menerima materi pelajaran, karena komputer tidak pernah lupa tidak pernah bosan, sangat sabar menjalankan instruksi seperti yang diinginkan oleh penggunanya. Rumusan masalah yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah hasil belajar dengan pembelajaran menggunakan media interaktif berbantuan software tutorial lebih tinggi daripada hasil belajar dengan menggunakan media visual diproyeksikan pada mata pelajaran TIK siswa SMAN 1 Kota Solok?, (2) Apakah hasil belajar dengan pengetahuan awal tinggi yang menggunakan media interaktif berbantuan software tutorial lebih tinggi daripada hasil belajar dengan pengetahuan awal tinggi bermedia visual diproyeksikan pada mata pelajaran TIK siswa SMAN 1 Kota Solok?, (3) Apakah hasil belajar dengan pengetahuan awal rendah yang menggunakan media interaktif berbantuan software tutorial lebih tinggi daripada hasil belajar dengan pengetahuan awal rendah bermedia visual diproyeksikan pada mata pelajaran TIK siswa SMAN 1 Kota Solok? Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) Untuk mengungkapkan bahwa hasil belajar dengan pembelajaran menggunakan media interaktif berbantuan software tutorial lebih tinggi dari pada hasil belajar dengan menggunakan media visual diproyeksikan pada mata pelajaran TIK siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kota Solok. (2) Untuk
10
mengungkapkan bahwa hasil belajar dengan pengetahuan awal tinggi yang belajar dengan media interaktif berbantuan software tutorial lebih tinggi dari pada hasil belajar dengan pengetahuan awal tinggi yang menggunakan media visual diproyeksikan pada mata pelajaran TIK siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kota Solok. (3) Untuk mengungkapkan bahwa hasil belajar dengan pengetahuan awal rendah yang belajar dengan media interaktif berbantuan software tutorial lebih tinggi dari pada hasil belajar dengan pengetahuan awal rendah yang menggunakan media visual diproyeksikan pada mata pelajaran TIK siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kota Solok.
Metode Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode kuantitatif. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa uji t. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kota Solok Tahun Pelajaran 2011-2012 yang terdiri dari 10 kelas yang berjumlah 366 orang. Untuk menentukan Sampel maka peneliti menggunakan teknik Random Sampling. Sampel yang digunakan berasal dari dua kelas dengan jumlah 72 orang siswa, dengan perincian: siswa kelas XI.IS3 yang terpilih sebagai kelas eksperimen berjumlah 36 orang, dan kelas XI.IS2 yang terpilih sebagai kelas kontrol sebanyak 36 orang siswa. Instrumen dalam penelitian ini berupa tes objektif dalam bentuk soal pilihan ganda dan performance test atau unjuk kerja dalam bentuk soal praktik, tes ini
11
digunakan untuk mengukur pengetahuan awal dan hasil belajar siswa. Sebelum membuat instrumen soal, terlebih dahulu disusun kisi-kisi instrumen agar bisa mendapatkan pedoman dalam menuliskan butir-butir soal sehingga instrumen yang akan disusun menjadi lengkap dan sistematis.
Pembahasan Berdasarkan data hasil belajar untuk ranah kognitif yang dikumpulkan dengan instrumen tes soal pilihan ganda yang disebar pada kedua kelas perlakuan, diperoleh distribusi data sebagai mana terlihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Belajar Keseluruhan (kognitif)
Untuk data hasil belajar ranah psikomotor, dikumpulkan dengan melaksanakan performance test, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Belajar Keseluruhan (psikomotor)
Sebelum malakukan uji statistik untuk hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis terhadap data hasil belajar TIK siswa kelas eksperimen
12
dan kelas kontrol. Uji persyaratan analisis yang dilakukan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan test of homogeneity of variances dengan dengan bantuan program SPSS 17. Uji normalitas tes hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi ranah kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dihitung pada taraf signifikan α = 0,05. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar dengan Pengetahuan Awal Siswa Tinggi dan Rendah Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Ranah Kognitif)
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa nilai signifikan pada masing-masing kelompok hasil belajar dengan hasil belajar tinggi dan rendah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi populasi adalah normal. Uji normalitas tes hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi ranah psikomotor siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dihitung pada taraf signifikan α = 0,05. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar dengan Pengetahuan Awal Siswa Tinggi dan Rendah Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Ranah Psikomotor)
13
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa nilai signifikan pada masing-masing kelompok hasil belajar dengan hasil belajar tinggi dan rendah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa distribusi populasi adalah normal Uji homogenitas nilai tes hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dilakukan dengan dua pengujian, yaitu: pertama pengujian homogenitas data dua kelompok perlakuan secara keseluruhan, kedua pengujian homogenitas terhadap empat kelompok yaitu: kelompok pengetahuan awal tinggi dan rendah, serta kelompok hasil belajar tinggi dan rendah. Uji homogenitas pada ketiga kelompok perlakuan ini menggunakan taraf signifikan α = 0,05.
Tabel 5. Analisis Homogenitas Data Pengetahuan Awal dan Hasil Belajar Secara Keseluruhan Untuk Kelas Eksperimen dan Kontrol (Ranah Kognitif)
14
Hasil pengujian homogenitas terhadap empat kelompok yaitu: kelompok pengetahuan awal tinggi dan rendah, serta kelompok hasil belajar tinggi dan rendah untuk ranah kognitif siswa dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan Awal dan Hasil Belajar Tinggi dan Rendah Pada Kelas yang Diajar dengan Media Interaktif berbantuan Software Tutorial dan Media Visual Diproyeksikan (Ranah Kognitif)
Hasil pengujian homogenitas pengetahuan awal dan hasil belajar untuk ranah psikomotor siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:
Tabel 7. Analisis Homogenitas Data Pengetahuan Awal dan Hasil Belajar Secara Keseluruhan Untuk Kelas Eksperimen dan Kontrol (Ranah Psikomotor)
15
Hasil pengujian homogenitas terhadap empat kelompok yaitu: kelompok pengetahuan awal tinggi dan rendah, serta kelompok hasil belajar tinggi dan rendah untuk ranah psikomotor siswa dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini: Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan Awal dan Hasil Belajar Tinggi dan Rendah Pada Kelas yang Diajar dengan Media Interaktif berbantuan Software Tutorial dan Media Visual Diproyeksikan (Ranah Psikomotor)
Berdasarkan uji persyaratan analisis terhadap hasil belajar setiap kelompok, data berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan uji statistik terhadap data hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengolahan data dilakukan dengan teknik analisis uji t pada taraf signifikan α = 0,05 menggunakan program SPSS 17. Rangkuman hasil pengujian hipotesis 1, 2, dan 3 dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian No Hasil Belajar (HB) 1. Hasil Belajar keseluruhan (Kognitif)
df 70
Sig. Alpha 0,05
Sig. 0,014
16
2. 3. 4. 5. 6.
HB dengan pengetahuan awal tinggi (kognitif) HB dengan pengetahuan awal rendah (kognitif) Hasil Belajar keseluruhan (Psikomotor) HB dengan pengetahuan awal tinggi (Psikomotor) HB dengan pengetahuan awal rendah (Psikomotor)
34
0,05
0,001
34
0,05
0,004
70
0,05
0,034
34
0,05
0,001
34
0,05
0,033
1. Pengujian Hipotesis Pertama Berdasarkan perhitungan menggunakan uji t, diperoleh nilai Sig = 0.014 untuk ranah kognitif dan 0,034 untuk ranah psikomotor, sedangakan taraf signifikan yang dianut (alpha) sebesar 0,05. Dengan demikian nilai signifikansi lebih kecil dari signifikansi 0.05 (0.014 < 0.05) dan (0.034 < 0.05) Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa berbeda secara signifikan, dimana hasil belajar siswa yang diajar dengan media interaktif berbantuan software tutorial lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan media visual diproyeksikan, baik pada ranah kognitif maupun ranah psikomotor.
2. Pengujian Hipotesis Kedua Berdasarkan perhitungan menggunakan uji t, diperoleh nilai Sig = 0.001 baik untuk ranah kognitif maupun psikomotor, sedangakan taraf signifikan yang dianut (alpha) sebesar 0,05. Dengan demikian nilai signifikansi lebih kecil dari signifikansi 0.05 (0.001 < 0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa berbeda secara signifikan, dimana hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal tinggi yang diajar dengan media interaktif berbantuan software
17
tutorial lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal tinggi yang diajar dengan media visual diproyeksikan, baik pada ranah kognitif maupun ranah psikomotor.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga Berdasarkan perhitungan menggunakan uji t, diperoleh nilai Sig = 0.004, untuk ranah kognitif dan 0,033 untuk ranah psikomotor. Dengan demikian nilai signifikansi lebih kecil dari signifikansi alpha 0.05 (0.004 < 0.05) dan (0.033 < 0.05) Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa berbeda secara signifikan dimana hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal rendah yang diajar dengan media interaktif berbantuan software tutorial lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal rendah yang diajar dengan media visual diproyeksikan, baik pada ranah kognitif maupun ranah psikomotor.
Kesimpulan dan Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media interaktif berbantuan software tutorial diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan media interaktif berbantuan software tutorial lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan media visual diproyeksikan baik pada ranah kognitif maupun pada ranah psikomotor siswa. Hal ini terbukti dari perbedaan rata-rata hasil belajar antara kedua kelas ini yang cukup signifikan,
18
dimana kelas yang diajar menggunakan media interaktif berbantuan software tutorial nilainya lebih tinggi dari kelas yang diajar menggunakan media visual diproyeksikan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media interaktif berbantuan software tutorial mampu mendorong peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan penggunaan media visual diproyeksikan. (2) Hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal tinggi yang mengikuti pembelajaran dengan media interaktif berbantuan software tutorial lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal tinggi yang mengikuti pembelajaran menggunakan media visual diproyeksikan. Hal ini dibuktikan dengan perbedaan hasil belajar antara kedua kelas ini yang cukup signifikan, dimana siswa dengan pengetahuan awal tinggi yang belajar menggunakan media interaktif berbantuan software tutorial rata-rata hasil belajarnya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar menggunakan media visual diproyeksikan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media interaktif berbantuan software tutorial dapat semakin meningkatkan hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal tinggi dibandingkan dengan penggunaan media visual diproyeksikan. (3) Hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal rendah yang mengikuit pembelajaran dengan media interaktif berbantuan software tutorial lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa dengan pengetahuan awal rendah yang mengikuti pembelajaran dengan media visual diproyeksikan. Artinya penerapan pembelajaran menggunakan media interaktif berbantuan software tutorial lebih baik dari pembelajaran bermedia visual diproyeksikan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan pembelajaran menggunakan media interaktif berbantuan software tutorial dapat
19
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran baik teori maupun praktik. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: (1) Agar media berbantuan software tutorial ini benar-benar dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka diharapkan pihak sekolah dapat: (a) menyediakan sarana dan prasarana untuk menjalankan aplikasi ini, berupa seperangkat peralatan komputer dengan peralatan audio video yang memadai, (b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut dan terlibat aktif dalam mencari informasi seluas-luasnya dari berbagai macam sumber belajar lainnya, (c) penguatan kompetensi guru dalam hal ini guru mata pelajarn TIK untuk mengaktifkan penerapan media berbantuan software tutorial baik materi teori maupun praktik. (2) Kepada guru mata pelajaran untuk dapat menggunakan berbagai media pembelajaran yang bervariasi dan tepat yang berpusat pada siswa, salah satunya pembelajaran menggunakan media interaktif berbantuan software tutorial ini. Dengan penggunaan media interaktif berbantuan software tutorial ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa walaupun dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas. Guru dapat mengembangkan desain pembelajaran khususnya pembelajaran dengan menggunakan media interaktif berbantuan software tutorial yang relevan dengan materi pelajaran dan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. (3) Agar penggunaan tutorial interaktif ini bisa dijadikan sebagai salah satu solusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka diharapkan terlebih dahulu menggali pengetahuan awal siswa sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran secara mandiri. (4) Kepada
20
praktisi, akademisi dan LPMP agar dapat mengembangkan dan membina guruguru khususnya dalam merancang media interaktif berbantuan software tutorial melalui pelatihan-pelatihan, seminar, workshop, lokakarya, dan lain-lain. (5) Kepala Dinas Pendidikan dapat memberikan pelatihan kepada guru dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran mata pelajaran TIK sekaligus melengkapi fasilitas pembelajaran yang ada disekolah. (6) Kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut dalam rangka pengembangan model dan media pembelajaran di sekolah.
Daftar Rujukan Abdul Madjid. 2008. Perencanaan Pembelajaran Mengembangankan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Anderson, L.W & Krathwohl, D.R. (Eds.). 2001. A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing, A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatinal Objectives. (Rev. Ed) New York: Addison Wesley Longman, Inc. Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, dkk. 2011. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekom Dikbud dan Raja Grafindo Persada. Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. _____. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nana Sudjana & Ahmad Rivai. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. _____. 2006. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
21
Nasution, S. 2004. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. _____. 2005. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Oemar Hamalik. 2003. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran, Mengembangakan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Smaldino, S.E., Lowther, D.L., & Russell, J.D. 2008. Instructional Technology and Media For Learning (9th ed). New Jersey: Pearson Education, Inc. Syaiful Bahri Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Persantunan: artikel ini disusun berdasarkan tesis penulis dengan Pembimbing I Prof. Drs. Syahron Lubis, M. Ed, Ph. D dan Pembimbing II Dr. Usmeldi, M. Pd.