PENGARUH PENERAPAN AUDIT SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Disusun oleh: KARTIKA NIM: 107082000108
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI a. Nama lengkap
: KARTIKA
b. Tempat, tanggal lahir
: Tangerang, 18 Oktober 1989
c. Agama
: Islam
d. Alamat
: Jalan. Al-Ikhsan No.2 RT 02 RW 07
Kelurahan
: Sawah lama
Kecamatan
: Ciputat
Tangerang-banten-15413 e. Telepon
: 0856-91237344
f. E-mail
:
[email protected]
II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN a.
2007-2011
: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Auditing.
b. 2004-2007
: SMA Negeri 1 Pamulang, jurusan IPA.
c. 2001-2004
: SLTP Negeri 2 Ciputat.
d. 1995-2001
: SD Negeri Kp Sawah 2.
III. LATAR BELAKANG KELUARGA a. Ayah
: Agus Suhaimie
b. Ibu
: Juwariah
c. Saudara kandung Adik : Lukman Hakim, Muhammad Hafiz, Syifa Saesarini d. Alamat
: Jalan. Al-Ikhsan No.2 RT 02 RW 07
Kelurahan
: Sawah lama
Kecamatan
: Ciputat
Tangerang-banten-15413
IV. PENGALAMAN ORGANISASI a. Anggota Divisi Kemahasiswaan BEM Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2008-2009 b. Anggota OSIS SMAN 1 Pamulang Periode 2004-2005
" INFLUENCE OF THE IMPLEMENTATION OF INFORMATION SYSTEM AUDIT TO THE PERFORMANCE OF AUDITORS WITH INFORMATION TECHNOLOGY AS AN INTERVENING VARIABLE" Empirical Study on Public Accountant Firm in Jakarta) By: Kartika
ABSTRACT This research aimed to analyze influence of the implementation of information system audit to the performance of auditors with information technology as an intervening variable. This research used primary data obtained by distributing questionnaires to independent auditors in Jakarta whom work in Public Accountant Firm (KAP) listed on KAP Directory issued by Indonesian Institute of Public Accountants (IAPI) on 2010. The sampling process was done using purposive sampling method with prospector‟s judgment. 105 questionnaires were distributed. Total returned questionnaires were 74 and only 51 questionnaires were able to process. The analyzing method to examine hypothesis was path analysis. The results of this research show that the direct effect of the application of information system audit to the performance of auditors were positive and significant. While the indirect effect if the first pass of information technology showed negative results. Furthermore, based on line 1 R Square analysis showed that the effect of implementation of information system audit of information technology amounted to 91.9% explained by other factors not included in this study, such as optimizing the use of its resources in the form of software, hardware and human resources professionals the field of IT that supports it well balanced with the increasing skill of the operator or user of IT. Furthermore, for R Square on 2 line analysis showed that the effect of implementation of information systems audit and information technology on auditor performance of 61.8% explained by other factors not included in this study, such as audit planning and motivation.
Keywords: Implementation of information system audit, the performance of auditors, information technology, the path analysis.
“PENGARUH PENERAPAN AUDIT SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING” (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta)
Oleh: Kartika ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor dengan teknologi informasi sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor independen di Jakarta yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tercatat di Direktori KAP yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2010. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan judgment. Kuesioner yang disebr berjumlah 105 kuesioner. Jumlah kembali kuesioner 74 dan hanya 51 kuesioner yang dapat diproses. Metode analisis untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh langsung penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor menunjukkan hasil yang positif dan signifikan. Sedangkan pengaruh tidak langsungnya jika terlebih dahulu melewati teknologi informasi menunjukkan hasil negatif. Selanjutnya, berdasarkan R Square analisis jalur 1 dapat diketahui bahwa pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap teknologi informasi sebesar 91.9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, seperti mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya baik berupa software, hardware dan sumber daya manusia yang profesional di bidang TI yang mendukungnya serta diimbangi dengan meningkatkan ketrampilan para operator atau user dari TI tersebut. Selanjutnya, untuk R Square pada analisis jalur 2 dapat diketahui bahwa pengaruh penerapan audit sistem informasi dan teknologi informasi terhadap kinerja auditor sebesar 61.8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, seperti perencanaan audit dan motivasi.
Kata kunci :
penerapan audit sistem informasi, kinerja auditor, teknologi informasi, path analysis.
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tiada terkira sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam tetap tercurah atas Rosulullah SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang istikomah sampai akhir zaman. Penulis menyadari bahwa, penulisan ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dan bantuan berbagai pihak baik moril maupun materil, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tua ku, Ayahanda Agus Suhaimie dan Ibunda Juwariah. Makasih ya pah, mah dengan semangat yang selalu terus diberikan, motivasi dan dukungan baik moril maupun materil, nasihat kalian pun menjadi inspirasi bagiku, serta doa yang tidak pernah putus, pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan seperti apa yang diharapkan. Love you so much Dad..Mom.. 2. Kakek dan Nenek ku, H. M Aseni Hasan dan Hj. Mursiah AH yang juga senantiasa mendoakan penulis. Doa kakek nenek sangat mujarab deh. Bahagia rasanya ketika memberitahukan berita kelulusan di saat kakek dan nenek masih sehat. 3. Ketiga adik ku, Lukman Hakim, Muhammad Hafiz, dan Syifa Saesarini. Maksih ya man selama teteh bikin skripsi udah banyak bantu dari mulai mondar-mandir refill tinta, nganter kerumah pak amilin, sampai ke Jakarta buat ambil kuesioner padahal punya SIM aja belum, tau jalanan di Jakarta juga gak ya dan sering juga nanya “udah selesai belum teh skripsinya?kapan selesainya?kapan wisudanya?”. Man,fiz, syifa makasih unuk pengertian, perhatian dan doanya.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 5. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 6. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, MSi selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 7. Bapak Dr. Amilin, Msi, Ak. Selaku Dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan dan tambahan ilmu kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 8. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM selaku Dosen pembimbing IIyang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan. 10. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis . 11. Aditya Manajemen Keuangan 2007 terimakasih untuk motivasi, dukungan, saran, kritik, solusi, tempat berkeluh kesah, senang sedih juga kita rasakan, doa dan semangatnya dan gak tau lagi harus mengekspresikannya seperti apa atas semua yang udah si pacar lakukan dari awal, proses hingga akhirnya skripsi ini selesai dibuat. Everything for you bebeb..segera menyusul untuk wisuda di bulan Juli 2011 ya... 12. Teman terbaikku yang cantik-cantik...eha, nopi, yuli, anis, kabul, yulinda, emak iah, eneng herfi, tia, alfi, isti, iik. Dan juga untuk riangga yang udah minjemin peta Jakarta nya Terimakasih untuk doa, dukungan dan semangatnya ya. Gak bisa di ungkapkan dengan kata-kata deh, pokoknya semoga kebaikan dan ketulusan hati kalian dalam memberikan kontribusi yang positif untuk skripsi ini dibalas oleh Allah SWT, dilancarkan dan dimudahkan dalam segala urusannya, menyusul juga di bulan Juli 2011 ya...oia gak lupa juga untuk temen-temen Akuntansi A 2007 yang lain maaakaaaaasiiiiih....
13. Temen-temen Akuntansi&Manajemen 2007 lain yang gak bisa disebutin satu persatu, makasih buat dukungan perhatian dan doanya, segera menyusul juga di bulan Juli 2011 ya... 14. Teman-teman seperjuangan kompre dan sidang skripsi, gara-gara ada moment itu di ujung-ujung perkuliahan, jadi menambah teman, sahabat dan keluarga baru, terimakasih untuk moment-moment indahnya..(kabul, risti, nadya, cici, apri, tati, iis, eneng herfi, jabar, rahma, karina dll gak bisa disebutin satu persatu karena kalian banyak sekali kawan untuk kloter pertama angkatan 2007 yang wisuda bulan April 2011). 15. Senior-senior akuntansi: kak ifah, kak intan, kak astri, kak riski, kak opi, kak ono dan kakak-kakak lain yang telah memberikan banyak informasi.. 16. Para responden penelitian atas kesediaannya memberikan waktu dan tenaga untuk mengisi kuesioner penelitian ini. 17. Dan semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini selalu terbuka. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi dunia akuntansi dan auditing.
Jakarta, 16 Maret 2011 Penulis,
Kartika
DAFTAR ISI Halaman Judul ..............................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi .........................................................................
ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ..................................................
iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ..............................................................
iv
Surat Pernyataan ..........................................................................................
v
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................
vi
Abstract .......................................................................................................... viii Abstraksi ........................................................................................................
ix
Kata Pengantar .............................................................................................
x
Daftar Isi ........................................................................................................ xiii Daftar Tabel ................................................................................................... xvii Daftar Gambar .............................................................................................. xix Daftar Lampiran ........................................................................................... BAB I
xx
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ........................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ............................................................... 9 D. Manfaat Penelitian ............................................................. 10 1. Praktisi ........................................................................ 10 2. Akademisi ................................................................... 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur .............................................................. 11 1. Audit Sistem Informasi ............................................... 11 a. Pengertian Audit .................................................... 11 b. Jenis-Jenis Audit ................................................... 12 c. Sistem Informasi ................................................... 17 d. Audit Sistem informasi ......................................... 20 2. Teknologi Informasi .................................................... 27 3. Kinerja Auditor ........................................................... 28
B. Penelitian terdahulu ........................................................... 30 C. Keterkaitan Antara Variabel .............................................. 33 1. Audit Sistem Informasi dengan Kinerja auditor ......... 33 2. Audit Sistem Informasi dengan Teknologi Informasi . 34 3. Teknologi Informasi dengan Kinerja Auditor ............. 35 D. Kerangka Pemikiran ........................................................... 38 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 39 B. Metode Penentuan Sampel ................................................ 39 C. Metode Pengumpulan Data ............................................... 40 D. Metode Analisis Data ........................................................ 40 1. Statistik Deskriptif ...................................................... 40 2. Uji Kualitas Data ......................................................... 41 3. Uji Hipotesis ............................................................... 42 E. Operasionalisasi Variabel .................................................. 46 1. Penerapan Audit Sistem Informasi ............................. 46 2. Teknologi Informasi .................................................... 46 3. Kinerja Auditor ........................................................... 47
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 51 1. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 51 2. Karakteristik Profil Responden ......................................... 53 3. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................. 60 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................ 61 1. Hasil Uji Kualitas Data ..................................................... 61 a. Hasil Uji Validitas ....................................................... 61 b. Hasil Uji Reliabilitas ................................................... 64 2. Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 65 a. Analisis Jalur ............................................................... 65 b. Uji Korelasi ................................................................. 70 c. Hasil Uji Statistik t ...................................................... 73
d. Diagram Analisis Jalur ................................................ 79 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 82 B. Implikasi .................................................................................. 84 C. Keterbatasan ............................................................................ 85 D. Saran ........................................................................................ 86 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Nomor 1.1
Keterangan
Hal
Artikel Terkait Penerapan dan Perkembanagan Audit Sistem Informasi di Indonesia ...................................................................................... 3
2.1
Tabel Penelitian Terdahulu ............................................................... 31
3.1
Tabel Operasional Variabel .............................................................. 48
4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian .................................................... 51
4.2
Data Sampel Penelitian ..................................................................... 53
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Penugasan Audit Sistem Informasi ........................................................................................... 53
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 54
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ........................... 55
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................................................................................ 56
4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ............ 58
4.8
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan ....................... 59
4.9
Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 60
4.10
Hasil Uji Validitas Penerapan Audit Sistem Informasi .................... 61
4.11
Hasil Uji Validitas Teknologi Informasi .......................................... 62
4.12
Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor .................................................. 63
4.13
Hasil Uji Reliabilitas Penerapan Audit Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Kinerja Auditor .............................................. 64
4.14
Koefisisen Jalur Persamaan 1 ........................................................... 66
4.15
Koefisien Determinasi R2 1 ............................................................ 66
4.16
Koefisisen Jalur Persamaan 2 ........................................................... 68
4.17
Koefisien Determinasi R2 2 ........................................................... 69
4.18
Korelasi ............................................................................................. 71
4.19
Pengujian Hubungan Antar Variabel ................................................ 72
4.20
Hasil Uji Statistik t 1 ........................................................................ 74
4.21
Hasil Uji Statistik t 2 ........................................................................ 75
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Hal
2.1
Skema kerangka pemikiran .............................................................. 38
3.1
Pengujian hipotesis ........................................................................... 43
4.1
Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi ........................... 54
4.2
Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................................................ 55
4.3
Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Usia . 56
4.4
Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Pendidikan Terakhir ......................................................................... 57
4.5
Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Lama Bekerja .............................................................................................. 58
4.6
Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Jabatan .............................................................................................. 60
4.7
Diagram analisis Jalur Hasil penelitian ............................................ 79
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Keterangan
Hal
1
Surat Izin Penelitian ......................................................................... 90
2
Surat Keterangan Penyebaran Kuesioner dari KAP ......................... 91
3
Kuesioner Penelitian ......................................................................... 92
4
Daftar Jawaban Rsponden ................................................................ 93
5
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................. 94
6
Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 95
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan banyaknya pembobolan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab. Pembobolan ini terjadi tidak hanya di satu lokasi, tetapi di banyak tempat. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi banyak nasabah di seluruh Indonesia akan keamanan sistem teknologi informasi perbankan yang ada sekarang. Sebuah sistem teknologi informasi yang dirancang dengan sistem pengamanan yang baik, harus selalu dimonitor dan ditingkatkan kemutakhiran teknologinya. Hal ini untuk memastikan apakah seluruh fungsi hardware, software dan jaringan yang dibuat sedemikian rupa dapat dijalankan dengan baik dan benar. Jika tidak, tidak ada jaminan apakah benar akan menghasilkan informasi yang diharapkan seperti halnya pada teknologi informasi perbankan. Sebagaimana diketahui, semakin canggih teknologi yang dipakai, maka akan semakin canggih pula usaha pelaku kejahatan dalam melakukan kejahatan. Sehingga, dalam perkembangan zaman saat ini peranan sistem teknologi informasi sudah merupakan hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam sebuah organisasi modern. Sistem teknologi informasi harus direncanakan dan dipahami dengan baik agar informasi yang berharga itu dapat terlindungi secara efektif dari gangguan kerusakan sistem atau dari
serangan hacker. Oleh karena itu pengelola sistem teknologi informasi harus merencanakan
kebijakan
pengamanan
dan
menjaga
kemutakhiran
teknologinya. Audit perlu dilakukan agar sebuah sistem mampu memenuhi syarat. Pada waktu awal mengembangkan sebuah sistem, hendaknya unsur audit harus dimasukkan. Apakah dalam sistem itu ada built in control atau belum, atau apakah efektif atau tidak bisa diketahui melalui proses audit tersebut adalah untuk memastikan apakah sistem tersebut telah terpasang dan sesuai peruntukannya, sesuai dengan biayanya, sesuai dengan rancangan pengadaannya dan sebagainya. Dengan kemajuan teknologi di dunia usaha yang terus menerus juga, akuntansi yang dikerjakan secara manual sekarang dapat dilakukan dengan bantuan komputer. Proses dalam akuntansi secara manual dan berbasis komputer tidak jauh beda, yang membedakan dalam berbasis komputer dapat dilakukan dengan sekali entry (input) data atau transaksi saja, hal ini dalam buku besar akan berubah dan secara langsung dapat merubah financial report juga. Penggunaan internet oleh perusahaan sudah semakin memasyarakat. Menurut Kristianto (2008:56) bahwa ada beberapa fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan auditor dalam rangka mengembangkan kompetensinya, yaitu: sebagai salah satu perlengkapan internet, e-mail dapat dimanfaatkan untuk mengirim pesan tertentu kepada pihak lain, berbagai informasi, memecahkan masalah yang dihadapinya, atau hanya sekedar bercakap-cakap.
Menurut Noviari (2007:7) bahwa perubahan proses akuntansi akan mempengaruhi proses audit karena audit merupakan suatu bidang praktik yang menggunakan laporan keuangan (produk akuntansi) sebagai objeknya. Praktik auditing bertujuan untuk memberikan opini terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Akuntansi. Dengan adanya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang akuntansi yang menyangkut SIA berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan, maka praktik auditing akan terkena imbasnya. Perkembangan Teknologi Informasi juga mempengaruhi perkembangan proses audit. Di Indonesia sendiri wacana mengenai audit sistem informasi dan halhal yang berkaitan sudah mulai menjadi salah satu perbincangan. Beberapa artikel terkait hal itu disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 1.1 Artikel Terkait Penerapan dan Perkembanagan Audit Sistem Informasi di Indonesia No. 1.
Artikel Berita Rabu, 12/05/2004 16:15 WIB Siapa Berhak Audit Sistem TI Pemilu? Titis Widyatmoko - detiksport Jakarta - Usulan tentang perlunya audit sistem TI Pemilu menghadapi pemilihan presiden memunculkan pertanyaan, siapa yang berhak melakukan audit. Si auditor sebaiknya independen dan bukan bagian dari pemerintahan. Menurut Teuku Raja Sjahnan, salah satu deklarator Ikatan Auditor Sistem Informasi, audit terhadap sistem TI Pemilu baru bisa berjalan jika sudah ada persetujuan dari DPR. Pekerjaan audit yang
Bersambung ke halaman selanjutnya
Sumber (Alamat Link) http://www.detik sport.com/read/2 004/05/12/16152 4/156648/110/si apa-berhakaudit-sistem-tipemilu, yang diakses pada tanggal 07-102010.
Tabel 1.1 (Lanjutan)
dilakukan macamnya ada tiga tergantung dari keinginan DPR. Pertama: apakah ingin mengetahui terjadi No.
Artikel Berita
Sumber (Alamat Link)
kesalahan dalam pembangunan sistem TI pemilu; kedua: apakah ingin mengetahui kualitas informasi oleh TI pemilu legislatif lalu. Kualitas informasi disini meliputi keamanan, keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi hasil perhitungan suara pemilu legislatif lalu. Ataukah ketiga: ingin memperoleh rekomendasi perbaikan TI Pemilu untuk digunakan pada pemilihan presiden mendatang. Penugasan ini sebaiknya diserahkan kepada suatu kantor akuntan publik angggota IAI yang mampu. Karena profesi ini yang dipercaya oleh masyarakat sebagai profesi yang harus dan mampu bersifat tidak memihak. Namun masalahnya, auditor sistem informasi tidak memiliki wadah dan standar Indonesia yang relatif applicable dan legally enforceable. Standar dari ISACA memang ada tetapi belum diketahui penerimaan standar ini oleh klien di Indonesia. Di sini timbul kebutuhan akan adanya suatu ikatan profesi auditor sistem informasi Indonesia dengan perangkat standar, sertifikasi, kode etik dan pengembangan profesinya.
2.
Pelatihan EDP Audit untuk Internal BPKP: Suatu upaya menciptakan Auditor Berwawasan Teknologi Informasi. Yang diselenggarakan pada tanggal 18-24 Agustus 2004. Bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada Pejabat Fungsional Auditor (PFA) BPKP agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam melakukan audit atas sistem informasi yang berbasis komputer, termasuk di dalamnya pengetahuan dan keterampilan menggunakan
Bersambung ke halaman selanjutnya
http://b pkp.go. id/inde x.php?i dpage= 21&idp age=54 7 , yang diakses
Tabel 1.1 (Lanjutan)
3.
No.
4.
perangkat lunak audit yang dibutuhkan dalam melakukan interogasi dan analisa data elektronik.
pada tanggal 07-102010.
Pada tahun 2005 yang lalu, Pusat Data dan Informasi Pertanian (PUSDATIN) telah melakukan kegiatan Audit Teknologi Informasi. Audit tersebut dilakukan pada Kebijakan Strategis Teknologi di Departemen Pertanian. Audit TI tersebut dilakukan dengan menggunakan
http://www.dept an.go.id/buletin/ newsletter/data/2 007/Newsletter %20Januari%20 2007.doc,
Sumber (Alamat Link) Framework CoBiT. Tujuan dari Audit Sistem yang diakses Informasi Pertanian ini adalah mengetahui dan pada tanggal menilai efektifitas dan efisiensi penggunaan sistem 07-10-2010. informasi (aplikasi sistem) pada proses pengolahan data dan informasi Departemen Pertanian, serta untuk memberikan rekomendasi bagi peningkatan kemampuan sistem informasi dan para operatornya. Artikel Berita
Pusat Audit Teknologi (PAT) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan kegiatan audit teknologi sejak tahun 2001. PAT telah membuat pedoman umum dan standar audit teknologi sesuai standar internasional tahun 2007 lalu. Kemudian tahun 2008 PAT menghasilkan framework audit teknologi dan panduan untuk beberapa sektor tertentu seperti sektor pangan untuk kelapa sawir, sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi, sektor manufaktur, sektor agro untuk jagung dan kedelai serta sektor energi untuk biodiesel. Audit teknologi sudah dikenal cukup lama di Indonesia dan merupakan kewenangan dari BPPT yang dinyatakan dalam Keppres no 11 th 2005 pasal 60. Kepala BPPT Marzan A Iskandar dalam pembukaan acara Focuss Group Discussion (FGD) Pembakuan Standard dan Pedoman Audit Teknologi menyampaikan beberapa hal
http://portal.bppt .go.id/index.php ?option=com_co ntent&view=arti cle&id=432:perl indunganterhadapindustri-dalamnegeri-melaluiauditteknologi&catid =63:kebijakanteknologi, yang diakses pada tanggal 07-10-
diantaranya:
2010.
Audit teknologi diperlukan dalam rangka penguatan dan perlindungan terhadap industri dalam negeri. Audit teknologi sangat penting untuk membela kepentingan publik, pemerintah dan negara.
Sebagai ilustrasi, BPPT akan menyelenggarakan dialog nasional e-voting untuk pemilu 2014. Untuk menjamin fasilitas elektronik dalam e-voting dapat berfungsi dan sesuai dengan sistem pemilu yang dianut oleh Indonesia, maka diperlukan audit teknologi sebelum pemilu e-voting dilaksanakan. Hal-hal semacam ini akan semakin sering terjadi. Ke depan, audit teknologi akan semakin dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam artikel yang berjudul Methodological Recommendation for Information Systems Audit yang disetujui oleh “The Auditor General’s Order No. V-65 (2006:1) menjelaskan bahwa akuntan publik seringkali memperoleh data yang diperlukan dari hasil komputerisasi akuntansi dan sistem manajemen. Auditor perlu mengevaluasi resiko audit dan keandalan dari informasi yang diterima (bukti audit), oleh karena itu penting untuk mengetahui bagaimana atas kontrol sistem informasi yang diaudit. Informasi yang diterima oleh auditor yang paling utama diperoleh setelah proses kompleks pengolahan data dimana kesalahan dapat terjadi. Kesalahan dapat dilakukan karena faktor manusia, misalnya, ketika entry data, karena kesalahan dari seorang programmer dan lain-lain baik disengaja maupun tidak. Maupun seperti halnya asset pendukung sistem informasi yang mungkin rusak atau dicuri. Data dan program yang ada di komputer tidak berwujud, karena itu data dan program dapat diakses dan diubah tanpa meninggalkan jejak. Jadi
kesimpulannya adalah profesi akuntan publik sangat dipengaruhi adanya teknologi informasi, terutama manakala klien yang diaudit (auditee) menyerahkan laporan keuangan hasil proses komputer, jika akuntan publik tidak siap dengan pengetahuan yang cukup tentang teknologi informasi, maka ia akan “ditinggalkan” oleh akuntan yang lebih siap. Menyadari tantangan perubahan yang cepat ini, American Institute of Certified
Public
Accountant,
AICPA
(1977-1978),
menyusun
panduan/petunjuk konsep dalam kegiatan akuntan publik untuk proses audit Sistem Informasi, yaitu: Petunjuk, Pemeriksaan dan Akunting, Teknik-teknik pemeriksaan yang dibantu oleh Komputer (Audit and Accounting guide, Computer assested Audit Techniques), yang disusun oleh Panitia Eksekutif Jasa Komputer (The Computer Service Executive Committee). Sebelumnya (1975-1976) panitia ini telah menerbitkan petunjuk “Studi dan Evaluasi Auditor terhadap Pengendalian Intern dalam Sistem PDE” (The Auditor’s Study and Evaluation of Internal Control in EDP System) (Sasongko, 2002:1). Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan audit sistem informasi pada kantor akuntan publik. Selain itu juga, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh independen mempengaruhi variabel dependen dengan variabel intervening berada di antaranya. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Audit Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Intervening”.
Penelitian ini merujuk dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Esya (2008). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Ada penambahan teknologi informasi sebagai variebel intervening yang diperoleh dari penelitian Fatahillah (2009). Penambahan variabel teknologi informasi selain disarankan oleh peneliti terdahulu, variabel tersebut juga menjadi suatu alat yang penting dalam mendukung aktivitas dan kinerja seseorang. Teknologi menjadi sesuatu yang penting dikarenakan, perkembangan dunia usaha yang semakin maju tidak lepas dari peran teknologi informasi yang semakin canggih. 2. Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis analisis jalur (Path Analysis) untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan metode analisis regresi berganda (Multiple Regresion Method) untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. 3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel auditor yang bekerja pada auditor kantor Bea dan Cukai di wilayah Jakarta.
B. Perumusan Masalah Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan audit sistem informasi pada kantor akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor? 2. Apakah penerapan audit sistem informasi pada kantor akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap teknologi informasi? 3. Apakah teknologi informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor? 4. Apakah penerapan audit sistem informasi berpengaruh tidak langsung secara positif terhadap kinerja auditor melalui teknologi informasi sebagai variabel intervening.
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh penerapan audit sistem informasi pada kantor akuntan publik terhadap kinerja auditor. 2. Menguji pengaruh penerapan audit sistem informasi pada kantor akuntan publik terhadap teknologi informasi. 3. Menguji pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja auditor.
4. Menguji penerapan audit sistem informasi berpengaruh tidak langsung secara positif terhadap kinerja auditor melalui teknologi informasi sebagai variabel intervening.
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Praktisi a. Kantor Akuntan Publik (KAP) Sebagai pertimbangan bagi kantor akuntan publik untuk lebih menyadari penerapan audit sistem informasi di perkembangan zaman yang teknologinya semakin pesat ini. b. Auditor Untuk memberikan gambaran kepada auditor mengenai audit sistem informasi yang begitu penting pada saat ini, agar auditor juga dapat memahami dan menguasai dalam hal audit sistem informasi. 2. Akademisi a. Dosen Akuntansi Sebagai sarana informasi yang lebih luas mengenai audit sistem informasi dan sebagai referensi untuk bahan ajar. b. Mahasiswa Akuntansi Guna memperluas wawasan dan menambah referensi mengenai audit sistem informasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1. Audit Sistem Informasi a. Pengertian Audit Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2010:4) adalah: “Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Pengertiannya sebagai berikut: “Auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. “ Definisi audit menurut Boynton, Raymond, dan Wuter (2006:5) adalah: “Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasilhasilnya kepada pihak yang berkepentingan”.
Sedangkan Menurut Agoes (2004:3) Auditing adalah: “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen,
beserta
catatan-catatan
pembukuan
dan
bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa audit merupakan salah satu jasa atestasi dari profesi akuntan publik dimana orangnya disebut dengan istilah auditor sedangkan pekerjaannya disebut dengan auditing. Auditor bersifat independen, maka dari itu profesi ini juga sering disebut dengan auditor independen. Pekerjaannya yang dilakukan secara sistematis dan juga objektif. b. Jenis-Jenis Audit Audit terdiri dari tiga jenis, yaitu audit laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional (Boynton et al.,2006: 6). 1. Audit laporan keuangan Audit laporan keuangan (financial statement audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Audit kepatuhan Audit kepatuhan (compliance audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan tertentu. 3. Audit Operasional Audit operasional (operational audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Arens et al., (2010:18) menyebutkan jenis audit ialah financial statement audit, operational audit, dan compliance audit. Audit juga dapat dikelompokkan
berdasarkan
audit
oleh:
akuntan
publik
(ekstern
independen), internal audit, audit pemerintah, audit pajak. Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas management audit, compliance audit, internal audit, dan computer audit (Agoes, 2004:9). 1. Management Audit (Operasional Audit) Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
2. Compliance Audit (Pemeriksaan Akuntansi) Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak ekstern (pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pajak, dan lain-lain). Pemeriksaan bisa dilakukan baik oleh KAP maupun bagian internal audit. 3. Internal Audit (Pemeriksaan Intern) Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun
ketaatan
terhadap
kebijakan
manajemen
yang
telah
ditentukan. 4. Computer Audit Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya dengan menggunakan EDP (Electronic Data Processing) system. Jenis-jenis audit juga dapat dikelompokkan berdasarkan bidang yang diaudit dan berdasarkan auditornya (Gondodiyoto, 2007:32). 1. Berdasarkan bidang yang diaudit a. Audit keuangan (financial audit) Audit laporan keuangan wajib dilakukan (Mandatory) menurut ketentuan yang berlaku (khususnya aturan pasar modal), dilakukan
oleh kantor akuntan publik (external independent audit) untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar (tidak terdapat salah saji material) dan sesuai kriteria (standar akuntansi keuangan), dan dibuat laporan auditor standar dengan jenis-jenis opini baku. b. Audit Operasional/Manajemen (Operational/Management Audit) Bertujuan untuk pemeriksaan efektivitas, efisiensi, ekonomis atau tidaknya bidang kegiatan tertentu. c. Audit Ketaatan (Compliance Audit) Berkaitan dengan kepatuhan pada aturan/regulasi, atau kewajiban tertentu pada pihak lain yang harus dilakukan. d. Audit Sistem Informasi (Information System Audit) Meliputi pemeriksaan tatakelola teknologi informasi menyeluruh (IT governance), atau audit pengembangan sistem komputerisasi (System Development Life Cycle, SDLC) aplikasi tertentu saja. e. Audit e-commerce Audit e-commerce bersifat “front-office system” yaitu sistem berbasis teknologi informasi yang langsung berkaitan dengan transaction
processing,
atau
layanan
kepihak
lain
atau
pelanggan/masyarakat. f. Investigative Audit/Fraud Audit/Audit Forensic Yang dimaksud dengan audit investigatif adalah suatu penyelidikan yang berlandaskan pada hukum dan rasa keadilan untuk mencari
kebenaran dengan tingkat keyakinan yang tinggi (high level assurance). Fraud bisa dilakukan oleh orang di dalam organisasi atau di luar organisasi, atau bahkan oleh organisasi (misalnya overstating earnings). 2. Berdasarkan Auditornya a. Auditor ekstern independen (akuntan publik) Seseorang yang kompeten dan independen yang memberikan jasa atestasi terhadap asersi manajemen perusahaan klien. b. Auditor internal (perusahaan) Audit
yang
dilakukan
tidak
terbatas
pada
aspek-aspek
akuntansi/keuangan perusahaan saja, melainkan sudah mencakup kegiatan operasional organisasi. c. Auditor (di lingkungan instansi-instansi) pemerintah Aturan terakhir adalah Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005, yang menetapkan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mempunyai tugas melaksanakan pengawasan keuangan dan pembangunan. Adapun sebagai auditor eksternal independen terhadap Pemerintah adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Objek pemeriksaan BPK adalah keuangan negara, yaitu segala pendapatan dan pengeluaran uang Negara yang dipergunakan untuk membelanjai kegiatan kenegaraan, baik yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif maupun yudikatif, yang setiap tahunnya dimuat
dalam APBN (Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). d. Auditor Perpajakan Audit perpajakan dilaksanakan dalam kaitannya dengan tugastugas dinas perpajakan (di Indonesia pada saat ini disebut Direktorat Jenderal Pajak, dibawah Departemen Keuangan) dengan para Wajib Pajak (WP). Dari beberapa penjelasan diatas, tergambarkan bahwa terdapat berbagai macam jenis audit. Audit memiliki cakupan yang luas dan beragam. Penggunaan maupun penerapan audit dapat disesuaikan dengan jenis dan kebutuhan seorang klien. c. Sistem Informasi Sistem Sistem menurut McLeod (2008:9) adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Adapun pendapat menurut Hall (2001:5) sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat kaitannya satu sama lain, yang berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Informasi Informasi menurut McLeod (2008:12) adalah data yang telah diproses, atau data yang sudah lebih memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya. Adapun menurut Hall (2001:14) Informasi menyebabkan pemakai melakukan suatu tindakan yang dapat ia lakukan atau tidak dilakukan. Informasi ditentukan oleh efeknya pada pemakai, bukan oleh bentuk fisiknya. Pendapat menurut Gondodiyoto (2007:111), mutu suatu informasi yaitu agar bisa lebih berguna harus memiliki beberapa ciri-ciri atau karakteristik berikut: 1. Akurat, reliable (dapat dipercaya), berarti informasi harus terbebas dari adanya kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan para usersnya (free from error). 2. Relevan (cocok atau sesuai). Informasi yang relevan harus memberikan arti kepada para pengguna, berarti informasi relevan mempunyai manfaat bagi users-nya (pemakainya). 3.
Timely (tepat waktu). Informasi yang disajikan tepat pada saat dibutuhkan dan bisa mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
4. Complete (lengkap). Informasi yang disajikan lengkap, termasuk di dalamnya semua data-data yang relevan. 5. Understandable (dimengerti). Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh si pembuat keputusan.
6. Verifiable, informasi yang dihasilkan tidak bias, menyebabkan perbedaan dalam memahaminya. 7. Accessible, informasi dikatakan accessible bila tersedia pada saat diperlukan dalam format yang sesuai dengan kepentingannya. Jadi, informasi adalah data yang diklasifikasi atau diolah atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Karena dipergunakan untuk pengambilan keputusan, maka suatu informasi harus memiliki kriteria yang dapat diterima secara umum. Sistem Informasi Ali Masjono Mukhtar (1999) dalam Supriyati (2007:5) menyatakan bahwa: “Sistem informasi (SI) adalah suatu pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan,
menginput,
memproses,
menyimpan,
mengatur,
mengontrol, dan melaporkan informasi untuk pencapaian tujuan perusahaan “. Menurut McLeod (2008:10) mendefinisikan sistem informasi sebagai berikut: “Sistem informasi adalah suatu sistem virtual yang memungkinkan manajemen mengendalikan operasi sistem fisik perusahaan. Sistem fisik perusahaan berwujud bahan baku, karyawan, mesin dan uang. Sedangkan sistem virtual terdiri atas sumber daya informasi yang digunakan untuk mewakili sistem fisik”.
Sedangkan menurut Gondodiyoto (2007:112) sebagai berikut: “Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemenelemen/sumber daya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi”. Jadi berdasarkan definisi di atas, sistem informasi adalah sekumpulan komponen dari informasi yang saling terintegrasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Komponen yang dimaksud adalah komponen input, model, output, teknologi, basis data (data base), kontrol atau komponen pengendali. d. Audit Sistem informasi Menurut Weber (1999) pengertian audit sistem informasi yaitu: “IS audit is a process of evidence collection and evaluation allowing to decide whether a computer system (information system) ensures assets„ security, data integrity, as well as helps to efficiently seek organizational goals and rationally use the resource”. Pengertiannya sebagai berikut: “Audit sistem informasi adalah suatu proses pengumpulan bukti dan evaluasi memungkinkan untuk memutuskan apakah sebuah sistem komputer (sistem informasi) menjamin keamanan aset, integritas data, serta membantu untuk mencari tujuan organisasi secara efisien dan rasional menggunakan sumber daya.”
Menurut Noviari (2007:4) Auditing adalah sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kompetensi dan bersikap independen mengenai perolehan dan penilaian atas bukti secara objektif. Kegiatan ini dilakukan dengan pengumpulan dan penilaian atas bukti-bukti informasi yang dapat dikuantifikasikan dan terkait pada suatu entitas ekonomi tertentu berkenaan dengan pernyataan mengenai tindakantindakan dan kejadian-kejadian ekonomi. Tujuan kegiatan auditing ini adalah menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta untuk mengkomunikasikan hasilhasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaksanaan audit yang dilakukan pada perusahaan yang belum menggunakan sistem komputer sebagai alat bantu utama pengolahan data disebut dengan istilah auditing konvensional. Sebaliknya, untuk perusahaan yang unsur utama pengolahan datanya telah menggunakan komputer disebut dengan audit PDE atau EDP audit. Menurut Arens et al., (2010:464), terdapat tiga pendekatan auditing pada EDP audit, yaitu audit sekitar komputer (auditing around the computer), audit melalui komputer (auditing through the computer), dan audit berbantuan komputer (auditing with computer). a. Auditing Around The Computer Pendekatan ini merupakan pendekatan yang mula-mula ditempuh oleh akuntan. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah apabila sampel keluaran dari suatu sistem ternyata benar berdasarkan masukan
sistem tadi, maka pemrosesannya tentunya dapat diandalkan. Dalam pemeriksaan dengan pendekatan ini akuntan melakukan pemeriksaan di sekitar komputer saja. b. Auditing With The Komputer Dengan pendekatan ini, akuntan telah memanfaatkan komputer sebagai alat dalam melakukan pemeriksaan. Pada bentuk yang sederhana, komputer dilakukan sebagai alat untuk melakukan penulisan, perhitungan, perbandingan dan sebagainya. Bentuk yang lebih maju dalam pendekatan ini adalah digunakannya Generalized Audit Software yaitu program audit yang berlaku umum untuk berbagai klien. c.
Auditing Through The Computer Dalam pendekatan ini, akuntan tidak lagi memperlakukan komputer sebagai black box. Di sini akuntan memasukkan data ke dalam komputer untuk diproses hasilnya, kemudian dianalisis untuk memeriksa keandalan dan kecermatan program komputer tersebut. Menurut Gondodiyoto (2007:443), pada saat ini audit sistem
informasi sudah lebih terpetakan. Sesungguhnya audit SI berbasis teknologi informasi dapat digolongkan dalam tipe atau jenis-jenis pemeriksaan: a. Audit laporan keuangan (general audit on financial statements) Audit objectifes-nya adalah sama dengan audit tradisional, yaitu memeriksa kesesuaian financial statements dengan standar akuntansi
keuangan dan ada/tidak adanya salah saji material pada laporan keuangan. Kualifikasi auditornya adalah akuntan (registered, dan certified public accountant). Panduan yang dipergunakan dalam audit ini untuk Indonesia adalah Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi akuntansi (IAPI di Indonesia, AICPA di USA, atau CICA untuk Kanada). Sedangkan referensi model sistem pengendalian intern (internal controls framework) yang dipakai lazimnya adalah COSO (Committee of Sponsoring Organization). Auditor melakukan evaluasi untuk memperoleh kesimpulan/keyakinan bahwa internal control telah mendorong safeguarding assets, information processing, integritas data dan reliability of financial reporting. b. Audit Sistem Informasi (SI) Sebagai kegiatan tersendiri, terpisah dari audit keuangan. Pelaksanaan audit ini biasanya dilakukan oleh auditor intern (tetapi tidak tertutup kemungkinan oleh auditor ekstern-independen), dengan menerapkan pengetahuan
teknis
pengalamannya,
untuk
audit
dan
sistem
mengevaluasi
informasi
unit/departemen
maupun sistem
informasi, pengelolaan sumber daya informasi, pengembangan sistem aplikasi, serta mengevaluasi sistem yang sudah diimplementasikan. Panduan yang dipergunakan dalam audit SI untuk di Indonesia adalah Standar Atestasi, dan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi akuntansi (IAPI di Indonesia, AICPA di USA, atau CICA
untuk Kanada) maupun yang lebih khusus lagi yaitu: dari ISACA atau IIA. Sedangkan referensi model sistem pengendalian intern (internal controls framework) yang dipakai lazimnya adalah CobiT. Audit objectives dalam audit terhadap IT Governance (menurut COBIT adalah: effectiveness, confidentiality, data integrity, availability, efficiency, dan realibility). Karena yang diperiksa adalah tata kelola TI, maka yang diperiksa antaralain adalah teknologi informasi itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Sasongko (2002:8) mengenai audit sistem informasi: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapannya pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah umur KAP, kebutuhan dan dorongan kesadaran dari KAP, kemampuan dan pendidikan dari personalia KAP, adanya petunjuk SPAP/PSA dan kemampuan teknik-teknik audit SI. Kemajuan akan dialami secara bertahap sesuai dengan umur dari perusahaan dan saling berkaitan antara tahap-tahap kemajuan. Crow (1972) menyatakan bahwa usia merupakan indikator umum bagi tingkat kedewasaan atau kematangan. Dengan demikian pertambahan usia akan meningkatkan kematangan dalam melaksanakan audit sistem informasi, sehingga audit SI yang dihasilkan KAP akan semakin baik (Sasongko, 2002:2). Therin (2002) dalam Amrul dan Eny (2009:1) juga mengemukakan bahwa pengetahuan (knowledge) merupakan sumber utama untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut Del Pozo (1992:9), To meet the
challenges of auditing in an automated environment in an orderly manner, the board decided to develop a strategic electronic data processing (EDP) audit plan. Several factors had to be considered indoing this: 1. The board has a multinational audit staff with varying degrees of knowledge about EDP. This staff is made up of highly qualified auditors at the management level, but not all have EDP experience. Generally, the auditors stay in the board for a maximum of 6 years. 2. The board had done EDP audit work in the past. The board had not done these audits within the framework of a general plan, however; nor were all the audit staff involved in them. 3. The large audit universe and small number of auditors made it impractical to establish a group exclusively devoted to EDP audits. 4. Due to various constraints, the amount of initial training was limited to no more than 3 days. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerbitkan petunjuk audit yang berkaitan dengan Pengolahan Data Elektronik, dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), 2001, yaitu Standar Audit (SA) 311: perencanaan dan supervisi, SA 314: penentuan risiko dan pengendalian intern; pertimbangan dan karakteristik pengolahan data elektronik, SA 327: teknik audit berbantuan komputer, dan SA 335: auditing dalam lingkungan pengolahan data elektronik. Hal ini merupakan adopsi oleh komite norma pemeriksaan akuntan dari International Standar on Auditing (ISA) dan dari The International Federation of Accountant (IFAC), yaitu:
a. AU 8006A Risk Assesment and Internal Control EDP Characteristic and Consideration. b. AU 8028 First Year Audit Engagement-Opening Balances c. AU 8015 Auditing in EDP Environment d. AU 8016 Computer Assisted Audit Techniques e. AU 10010 Particular Consideration in the Audit of Small Businesses Kompartemen Akuntan Publik, IAI, menerbitkan Pedoman Standar Auditing (PSA) mengenai audit PDE, yang diadopsi dari International Standar on Auditing (ISA) yaitu: a. PSA 64 EDP Environment Stand Alone Micro Computer b. PSA 65 EDP Environment On Line Computer System c. PSA 66 EDP Environment Database System IAI (2001) menjelaskan bahwa Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) dapat digunakan berbagai prosedur audit di bawah ini: a. Pengujian rincian transaksi dan saldo, seperti penggunaan perangkat lunak audit menguji semua transaksi dalam file komputer. b. Prosedur review analitik, seperti penggunaan perangkat lunak audit untuk mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa. c. Menguji pengendalian atas pengendalian umum sistem informasi komputer. d. Mengakses file. e. Mengelompokkan data berdasarkan kriteria. f. Membuat laporan.
Hal ini menunjukkan betapa seriusnya masalah audit SI bagi profesi akuntan, universitas-universitas di Indonesia, maupun pusat pendidikan akuntansi. Jadi, Audit sebuah sistem teknologi informasi untuk saat ini adalah sebuah keharusan. Audit perlu dilakukan agar sebuah sistem mampu memenuhi syarat IT Governance. Audit sistem informasi adalah cara untuk melakukan pengujian terhadap sistem informasi yang ada di dalam organisasi untuk mengetahui apakah sistem informasi yang dimiliki telah sesuai dengan visi, misi dan tujuan organisasi, menguji performa sistem informasi dan untuk mendeteksi resiko-resiko dan efek potensial yang mungkin timbul. 2. Teknologi Informasi Teknologi informasi (TI) terdiri atas teknologi komputer dan teknologi komunikasi. Komputer adalah alat elektronik multiguna yang dapat menerima input data, mengolah data, menyimpan program, dan hasil pengolahan data (informasi), menyajikan informasi, yang kerjanya dikendalikan oleh program yang tersimpan penyimpannya dan bekerja secara otomatis. Teknologi komunikasi atau teknologi telekomunikasi terdiri dari sistem dan peralatan elektromagnetis untuk berkomunikasi jarak jauh. Dengan adanya gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi maka orang dapat go online di internet (Suyanto, 2005:11) Teknologi Informasi merupakan salah satu alat manajer untuk mengatasi perubahan (Laudon dan Laudon, 2006:14). Definisi TI secara lengkap dinyatakan oleh Martin, Brown, DeHayes, Hoffer, dan Perkins.
(2002:1), yaitu teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi serta teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan informasi. Definisi TI sangatlah luas dan mencakup semua bentuk teknologi yang digunakan dalam menangkap, manipulasi, mengkomunikasikan, menyajikan, dan menggunakan data yang akan diubah menjadi informasi (Martin et al., 2002:125). Menurut Laudon dan Laudon (2006:14), infrastruktur TI terdiri atas komponen hardware, software, teknologi penyimpanan data (storage), serta teknologi komunikasi. Jadi, teknologi informasi dapat dikatakan sebagai alat/media untuk mengolah,
memproses
dan
menyimpan
data.
Dan
sesuai
dengan
perkembangannya teknologi informasi dapat dikatakan juga sebagai alat/media untuk berkomunikasi. 3. Kinerja Auditor Briggs (1997) dalam Esya (2008:27), menyatakan bahwa kinerja adalah perilaku atau respon yang menghasilkan suatu hasil, produk atau penyelesaian tugas dapat diselesaikan cepat, tepat, dan sesuai yang diharapkan sehingga tujuan yang ditetapkan tercapai, sewaktu-waktu kinerja hanya berbentuk respons, tetapi biasanya berupa suatu hasil produk. Esya (2008:28) berpendapat bahwa kinerja adalah suatu keberhasilan yang dicapai dari kemampuan kerja seseorang yang sangat dipengaruhi oleh keterampilan dasar yang dimiliki dan kondisi eksternal diantaranya berupa fasilitas, kepemimpinan, lingkungan kerja dan lain-lain.
Mathis dan Jackson 2002:66, mendefinisikan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang antaralain termasuk: 1. Kuantitas keluaran 2. Kualitas keluaran 3. Jangka waktu keluaran 4. Kehadiran ditempat kerja 5. Sikap kooperatif Suradinata (1997) dalam Esya (2008:35) mengemukakan bahwa kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan budaya, keterampilan serta ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mencakup: 1. Adanya kebijakan yang menyeluruh yang harus diketahui oleh setiap karyawan, baik sehubungan dengan tujuan maupun petunjuk operasional dari pimpinan pada lingkungan pekerjaannya, sehingga diharapkan setiap karyawan memahami keadaan dan mengetahui lingkungannya. 2. Kesesuaian antara pengetahuan, keterampilan yang dimiliki oleh seorang karyawan dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 3. Mengetahui mekanisme kerja serta ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis. Hal tersebut dibutuhkan dalam rangka memastikan agar tidak berbuat ragu dan takut kalau-kalau berbuat salah.
4. Mengetahui bagaimana melaksanakan pekerjaan yang dilakukan oleh atasan dan diri mereka sebagai bawahan. 5. Memiliki pengetahuan dan kemampuan komunikasi, sehingga terjalin hubungan yang harmonis. 6. Mengerti perasaan orang lain, yang berkaitan dengan melaksanakan tugas bersama. Pada organisasi yang sudah mulai maju dalam pengelolaan sumber daya manusianya, telah terdapat kecenderungan untuk lebih melibatkan bawahan dan pelanggan dalam proses penilaian. Karyawan yang merupakan bawahan dari pimpinan yang melakukan penilaian dan/atau konsumen dari suatu produk/jasa yang diberikan sering dilibatkan dalam keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka dan pekerjaan mereka. Berdasarkan survey ini, banyak ahli beranggapan bahwa untuk kedepan, para karyawan dan pelanggan akan menuntut peranan yang lebih aktif dalam proses penilaian hasil kerja/kinerja (Kotler, 2001:326). Menurut Esya (2008:37) yang dimaksud dengan kinerja auditor adalah sebagai ekspresi potensi kerja auditor berupa perilaku kerja seorang auditor dalam melaksanakan tugas kerja untuk mencapai hasil kerja yang optimal, yang dapat diukur melalui: Dimensi faktor objektif yang meliputi: a. Hasil kerja dan b. Disiplin kerja Dimensi faktor subjektif dengan indikatornya yang meliputi:
a. Inisiatif b. Kerjasama dan c. Loyalitas
B. Penelitian terdahulu Penelitian mengenai audit sistem informasi, teknologi informasi, dan kinerja auditor telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi peneliti saat ini. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai audit sistem informasi, teknologi informasi, dan kinerja auditor. Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu No . 1.
Peneliti Doni Waluya firdaus (2007)
Judul Penelitian Peranan Audit Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Dalam Penyajian Financial Report
Variabel
Model Analisis
1. Peranan Audit Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer (X)
Analisis Korelasi Sederhana Pearson, Dengan Tabel Penolong (MSI)
2. Penyajian Financial Report (Y)
Hasil Penelitian Audit sistem akuntansi berbasis komputer mempunyai peranan dalam penyajian financial report. Sehingga financial report dapat dijadikan informasi bagi pihak intern
maupun ekstern dan juga merupakan dasar bagi pengambilan keputusan.
2.
No . 3.
Supriyat Peranan i (2006) Teknologi Informasi Dalam Audit Sistem Informasi Komputerisasi Akuntansi
Peneliti
Judul Penelitian
Febri Purnam a Esya (2008)
Pengaruh Kompetensi Auditor dan Pemahaman
Bersambung ke halaman selanjutnya
Peranan teknologi informasi terhadap audit sistem informasi komputerisasi akuntansi dapat dilihat dari 3 sudut pandang yaitu: dilihat dari prosedur audit, dilihat dari pengendalian intern, dilihat dari teknikteknik audit dengan menggunakan teknologi informasi.
Variabel 1. Kompete nsi Auditor (X1)
Model Analisis Analisis regresi berganda
Hasil Penelitian Secara keseluruhan terdapat pengaruh yang
Tabel 2.1 (lanjutan)
Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Auditor Bea dan Cukai di Wilayah Jakarta
4.
5.
Nanang Sasongk o (2002)
Djoko Kristian
Audit Sistem Informasi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruh i Tingkat Penerapannya Pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia
2. Pemahan sistem informasi akuntansi (X2) 3. Kinerja Auditor (Y)
1. Umur KAP (X1) 2. Kebutuhan dorongan dan kesadaran KAP (X2) 3. Pengetahuan /Pendidikan Khusus dari personalia (X3) 4. Petunjuk, aturan, SPAP/PSA (X4) 5. Teknis Audit Sistem Informasi (X5) 6. Tingkat penerapan audit sistem informasi (Y)
Revolusi Teknologi
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
signifikan kompetensi yang dimiliki auditor dan pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi terhadap kinerja auditor bea dan cukai Analisis Jalur dan Model Regresi Linier Beganda
Secara keseluruhan variabelvariabel berpengaruh positif terhadap tingkat penerapan audit SI
Auditor perlu beradaptasi
to (2008)
Informasi dan Pengaruhnya Terhadap pengembanga n SIM dan Manfaatnya Bagi Auditor
dan ikut serta memanfaatkan internet dalam pengembangan kompetensi mereka.
C. Keterkaitan Antara Variabel 1. Audit Sistem Informasi dengan Kinerja auditor Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sasongko (2002:8) mengenai audit
sistem
informasi:
analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
penerapannya pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia, menyatakan bahwa tingkat penerapannya masih sangat rendah. Tetapi secara keseluruhan variabel-variabel nya (umur KAP, kebutuhan dan dorongan kesadaran dari KAP, kemampuan dan pendidikan dari personalia KAP, adanya petunjuk SPAP/PSA dan kemampuan teknik-teknik audit SI) berpengaruh positif terhadap tingkat penerapan audit SI. Suradinata (1997) dalam Esya (2008:37) mengemukakan bahwa kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan budaya, keterampilan serta ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Davis (1957) dalam Sasongko (2002:2), pendidikan selalu menimbulkan perubahan perilaku yang bersifat positif, yaitu dengan pendidikan seseorang akan mampu menggunakan pengetahuan secara efektif dalam memecahkan masalah. Davis mengemukakan sebagai berikut: “education maybe defined as process of developing an understanding of some organized body knowledge. It
involves the development of the mentall skill that enable one to use that knowledge effectively in problem solving thought”. Oleh karena itu diduga bahwa penerapan audit sistem informasi pada Kantor Akuntan Publik akan mempengaruhi kinerja auditornya. Oleh karena itu hipotesis penelitian ini adalah: Ha1
: Penerapan audit sistem informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor.
2. Audit Sistem Informasi dengan Teknologi Informasi Menurut penelitian yang dilakukan oleh Supriyati (2006:16) mengenai peranan teknologi informasi dalam audit sistem informasi komputerisasi akuntansi, hasilnya adalah peranan teknologi informasi terhadap audit sistem informasi komputerisasi akuntansi dapat dilihat dari 3 sudut pandang yaitu: 1.) Dilihat dari prosedur audit, 2.) Dilihat dari pengendalian intern, 3.) Dilihat dari teknik-teknik audit dengan menggunakan teknologi informasi. Noviari
(2007:12)
dalam
penelitiannya
menyimpulkan
bahwa
kemajuan teknologi mempengaruhi perkembangan akuntansi. Peranan TI terhadap perkembangan akuntansi pada setiap babak berbeda-beda. Semakin maju TI, semakin banyak pengaruhnya pada bidang akuntansi. Kemajuan TI mempengaruhi perkembangan SIA dalam hal pemrosesan data, pengendalian intern, dan peningkatan jumlah dan kualitas informasi dalam pelaporan keuangan. Dengan adanya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang akuntansi yang menyangkut SIA berbasis komputer dalam menghasilkan laporan keuangan, maka praktik pengauditan akan terkena imbasnya.
Perkembangan TI juga mempengaruhi perkembangan proses audit. Kemajuan audit software memfasilitasi pendekatan audit berbasis komputer. Kemajuan teknologi informasi memberikan peluang baru bagi profesi akuntan. Peluang baru yang mungkin diraih di antaranya adalah konsultan sistem informasi berbasis komputer, CISA, dan web trust audit. Oleh karena itu diduga bahwa penerapan audit sistem informasi pada Kantor Akuntan Publik akan mempengaruhi tingkat penggunaan teknologi informasi pada Kantor Akuntan Publik. Oleh karena itu hipotesis penelitian ini adalah: Ha2 : Penerapan audit sistem informasi berpengaruh secara signifikan terhadap teknologi informasi. 3. Teknologi Informasi dengan Kinerja Auditor Kristianto (2008:8) melakukan penelitian mengenai revolusi teknologi informasi dan pengaruhnya terhadap pengembangan SIM dan manfaatnya bagi auditor. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa revolusi teknologi informasi saat ini, yang mempengaruhi setiap segi kehidupan masyarakat modern, telah menempatkan teknologi komputer sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupannya untuk mempermudah dan mempercepat penyelesaian pekerjaan serta meningkatkan kinerja mereka. Partisipasi auditor dalam diskusi elektronik lewat e-mail membuka dimensi lain dalam pemanfaatan e-mail di bidang akuntansi, khususnya dalam pengembangan kompetensi auditor. Dengan informasi, banyak kantor akuntan publik yang memperoleh data yang dibutuhkannya dalam melakukan riset mengenai praktik akuntansi yang sedang terjadi dan dampak yang timbul dari perubahan-perubahan di dunia
bisnis. Dalam internet tersedia artikel mengenai persoalan-persoalan khusus dalam bidang audit yang dapat digunakan oleh kantor akuntan publik sebagai bahan pelatihan staf. Selain itu, internet juga menyediakan ikhtisar audit, bahan-bahan kursus dan materi studi kasus audit. Auditor perlu beradaptasi dan ikut memanfaatkan internet dalam pengembangan kompetensi mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Ekayani, Imam Ghozali, dan Zulaekha (2005:13) mengenai analisis kontribusi nilai teknologi informasi terhadap kinerja proses bisnis dan dinamika bersaing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TI memberikan kontribusi nilai yang positif dan tidak signifikan terhadap kinerja proses bisnis dan dinamika bersaing. Berdasarkan perbandingan analisis pengaruh langsung dan tidak langsung dapat disimpulkan bahwa pada pengaruh tidak langsung dampak TI melalui proses bisnis primer berkontribusi nilai lebih tinggi terhadap kinerja proses bisnis perusahaan bila dibandingkan dengan pengaruh langsungnya, sebaliknya berkontribusi lebih rendah terhadap dinamika bersaing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model value chain yang berbasis nilai adalah suatu cara yang cocok dan komprehensif untuk mengukur kontribusi nilai TI terhadap kinerja proses bisnis dan dinamika bersaing. Lestari dan Zulaikha (2007:25) melakukan penelitian tentang pengaruh information technology relatedness terhadap kinerja perusahaan dengan knowledge management capability sebagai variabel intervening menghasilkan bahwa adanya pengaruh information technology relatedness terhadap kinerja perusahaan
melalui
intermediasi
knowledge
management
capability
menunjukkan bahwa terdapat berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis terintegrasi (sektor perbankan di Jawa Tengah) yang mampu menciptakan dan mendukung teknologi informasi berdasar pada mekanisme koordinasi yang dapat meningkatkan knowledge management capability lintas unit dalam perusahaan antara lain product knowledge management capability, customer knowledge management capability, dan managerial knowledge management capability. Penelitian ini berimplikasi penting untuk mendorong arah riset sistem informasi manajemen selanjutnya untuk mempertimbangkan berbagai sumber daya lainnya yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu diduga bahwa teknologi informasi akan mempengaruhi kinerja seseorang. Maka hipotesis penelitian ini adalah: Ha3 :
Teknologi informasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Serta diduga juga bahwa
penerapan audit sistem informasi yang
diterapkan oleh Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja para auditornya tetapi terdapat faktor lain yang mempengaruhi diantaranya yaitu teknologi informasi. Oleh karena itu hipotesisnya adalah: Ha4 : Penerapan audit sistem informasi berpengaruh tidak langsung secara positif terhadap kinerja auditor melalui teknologi informasi sebagai variabel intervening.
D. Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor dengan teknologi informasi sebagai variabel intervening adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Skema kerangka pemikiran
Pengaruh Penerapan Audit Sistem Informasi Terhadap Kinerja Auditor Dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Intervening Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Fenomena-Fenomena Penerapan Audit Sistem Informasi di Indonesia Kantor Akuntan Publik di Jakarta
Variabel Independen
Pengaruh Penerapan Audit Sistem Informasi X Sasongko 2002
Variabel Intervening
Teknologi Informasi Y Fatahillah 2009
Variabel Dependen
Kinerja Auditor Z Esya 2008
Metode Analisis: Path Analysis Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan dan Saran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian empiris dimana peneliti terlibat langsung dalam penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji analisis pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor dengan teknologi informasi sebagai variabel intervening. Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik yang terletak di Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel penelitian ini adalah auditor eksternal yang bekerja pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta. Penelitian ini menggunakan responden auditor eksternal yang bekerja pada kantor akuntan publik yang terletak di wilayah Jakarta. Dasar pemilihan sampel ini menggunakan metode Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah metode pemilihan sampel berdasarkan tujuan, yang lebih spesifik lagi yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan (Judgment Sampling), dimana metode ini merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian). Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan informasi
berdasarkan pertimbangan (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah partner, manajer, auditor senior, supervisor, dan auditor junior yang bekerja pada kantor akuntan publik, dengan beberapa kriteria antara lain: 1. Telah bekerja pada Kantor Akuntan Publuk (KAP) minimal 3 bulan. 2. Memiliki kemampuan menggunakan produk teknologi informasi untuk menunjang pekerjaan mereka. 3. Pernah melaksanakan audit sistem informasi.
C. Metode Pengumpulan Data Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer) (Indriantoro dan Supomo 2002:150). Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah auditor eksternal yang bekerja pada kantor akuntan publik. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara langsung atupun melalui perantara.
D. Metode Analisis Data Data yang terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis dengan Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 17.0 Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Statistik Deskriptif Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006:19). 2. Uji Kualitas Data Dilakukan pengujian kualitas data yang terkumpul dengan menggunakan pengujian sebagai berikut: a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Kriteria pengambil keputusan untuk menentukan valid yakni jika harga r hitung sama dengan atau lebih besar dari harga r tabel pada taraf signifikan 5% (lima persen). Begitu juga sebaliknya, jika nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka data tidak valid (Ghozali, 2006:49). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:45). Pengujian
reliabilitas
dilakukan
dengan
menghitung
besarnya
Cronbach Alpha Coeficcient (a) untuk masing-masing instrument kuesioner yang akan diuji. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha Coeficcient (a) lebih dari 0.60 (Ghozali, 2006:46). 3. Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji hipotesisnya. Analisis jalur (path analysis) merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat dan juga tidak dapat digunakan sebagai substitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel. Hubungan kausalitas antar variabel telah dibentuk dengan model berdasarkan landasan teori. Apa yang dapat dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner (Ghozali, 2006:210). Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 17.0 (Statistical Program for Special Science) for windows.
Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel berdasarkan pada teori. Anak panah menunjukkan hubungan antar variabel. Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas hubungan kausal variabel yang dekat ke sebelah kiri. Setiap nilai p menggambarkan jalur dan koefisien jalur (Ghozali, 2006:210). Gambar 3.1 Pengujian hipotesis ρYЄ1 Teknologi Informasi Y
ρYX
Penerapan Audit Sistem Informasi
Kinerja Auditor ρzx
X
ρzy
Z
ρzЄ2
Keterangan: ρYX
: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X terhadap Y.
ρzx
:Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X terhadap Z.
ρzy
: Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung Y terhadap Z.
ρz Є1
:
ρYЄ2
: Besarnya pengaruh variabel lain.
X
: Penerapan audit sistem informasi
Y
: Teknologi informasi
Z
: Kinerja Auditor
Besarnya pengaruh variabel lain.
: Pengaruh langsung : Pengaruh tidak langsung
Dalam gambar dapat dijelaskan bahwa penerapan audit sistem informasi dapat berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor, tetapi dapat juga pengaruhnya tidak langsung yaitu lewat teknologi informasi lebih dahulu baru ke kinerja auditor. Logikanya semakin tinggi tingkat penerapan audit sistem informasi oleh akuntan publik akan meningkatkan teknologi informasi yang digunakan dengan teknologi informasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja auditor. Berdasarkan gambar model jalur diajukan hubungan berdasarkan teori bahwa penerapan audit sistem informasi mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja auditor (ρzx). Namun demikian penerapan audit sistem informasi juga mempunyai hubungan tidak langsung ke kinerja
auditor yaitu dari penerapan audit sistem informasi ke teknologi informasi (ρYX) baru kemudian ke kinerja auditor (ρzy) total pengaruh hubungan dari audit sistem informasi ke kinerja auditor sama dengan pengaruh langsung penerapan audit sistem informasi (ρzx) ditambah pengaruh tidak langsung yaitu dari penerapan audit sistem informasi ke teknologi informasi (ρYX) dikalikan dengan teknologi informasi ke kinerja auditor (ρzy). Pengaruh bersama atau koefisien X dan Y terhadap Z dihitung sebagai berikut: Pengaruh langsung X ke Z
=
ρZX
Pengaruh tak langsung X ke Y ke Z
=
ρYX. ρZY
Total pengaruh korelasi X ke Z
=
ρZX+ ρYX. ρZY
Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi (intervening) hubungan kedua variabel tadi. Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap variabel dependen (endogen variabel) akan ada anak panah yang menuju ke variabel ini dan ini berfungsi untuk menjelaskan jumlah variance yang tak dapat dijelaskan (unexplained variance) oleh variabel itu (Ghozali, 2006:211). Jadi anak panah dari ρz Є1 ke Y menunjukkan jumlah variance variabel Y yang tidak dijelaskan oleh X. besarnya nilai ρz Є1 = (1-R2). Sedangkan anak panah dari ρYЄ2 menuju Z menunjukkan
variance Z yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel X dan Y dan besarnya ρYЄ2 = (1-R2). Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi. Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam hal ini ada dua persamaan tersebut adalah: Y = ρYX X + ρY Є1
(1)
Z = ρzx X + ρzy Y + ρz Є2
(2)
Standardize koefisien untuk X pada persamaan (1) akan memberikan nilai ρYX. sedangkan koefisien untuk X dan Y pada persamaan (2) akan memberikan nilai ρzx dan ρzy. Kaidah pengujian signifikansi menurut Riduwan dan Kuncoro (2007:107) adalah sebagai berikut: (1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. (2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≥ Sig), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
E. Operasionalisasi Variabel Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Penerapan Audit Sistem Informasi (X) Dalam penelitiannya, Sasongko (2002:4) menyebutkan variabel yang mempengaruhi penerapan audit sistem informasi adalah umur KAP, kebutuhan dorongan dan kesadaran KAP, pengetahuan/pendidikan khusus dari personalia, petunjuk/aturan/SPAP, dan teknis audit sistem informasi. Dengan 20 butir pertanyaan, variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju(4), sangat setuju (5). 2. Teknologi Informasi (Y) Teknologi informasi merupakan suatu sistem yang dapat mengolah data atau informasi yang berbasis teknologi dalam penerapannya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang dilakukan oleh Fatahillah (2009:45) dengan 8 butir pertanyaan dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju(4), sangat setuju (5).
3. Kinerja Auditor (Z) Menurut penelitian Esya (2008:71) kinerja auditor adalah sebagai ekspresi potensi kerja auditor berupa perilaku kerja seorang auditor dalam melaksanakan tugas kerja untuk mencapai hasil kerja yang optimal, yang dapat diukur melalui dimensi faktor objektif (hasil kerja dan disiplin kerja) dan dimensi faktor subjektif (inisiatif, kerjasama dan loyalitas). Yang diukur dengan 20 butir pertanyaan dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju(4), sangat setuju (5). Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel
Variabel Penerapan audit sistem informasi (X) (Sumber: Nanang Sasongko (2002))
Sub Variabel
Indikator
1. Umur KAP a. Usia KAP tersebut sampai saat ini
2. Kebutuhan dorongan dan kesadaran KAP
a. Kondisi dan peraturan kerja diluar kantor akuntan publik b. Kegiatan klien dan dunia usaha c. Kesadaran profesi dan dorongan organisasi IAI a. Pengetahuan
No. Pertanyaan 1
2
3
Skala Pengukuran Skala Interval
b. 3. Pengetahua n/pendidik an khusus dari personalia
c.
d. e.
f.
g.
dasar komputer dan fungsi komputer Pengetahuan dasar operating sistem software Pemahaman teknik pengolahan file dan struktur data Penggunaan audit software Kemampuan mereview dokumentasi sistem Pengetahuan dasar pengendalian PDE Perancangan audit dan
4
5
6
7
8
9
10 Bersambung ke halaman selanjutnya
Tabel 3.1 (lanjutan)
11
Variabel
Sub Variabel
Indikator
No. Pertanyaan
supervisi pelaksanaan dilingkungan PDE h. Pemahaman perkembangan/ perubahan sistem dan program
4. Petunjuk/at uran/SPAP
a. Penggunaan buku pedoman pemeriksaan yang disyaratkan oleh IAI yaitu SPAP ataupun pedoman audit sistem informasi lainnya yang dibuat sendiri oleh KAP b. Perangkat lunak audit berupa paket software audit buatan pabrik termasuk yang dibuat sendiri oleh KAP
12
13
Skala Pengukuran
Tabel 3.1 (lanjutan)
a. Penggunaan software untuk audit b. Pengujian data (data test) c. Prosedur review analisis d. Pengujian pengendalian/ umum dan aplikasi e. Pengaksesan
5. Teknik audit sistem informasi
14
15
16 17 18 19
Variabel
Sub Variabel
Indikator
No. Pertanyaan
Skala Pengukuran
file 20
Teknologi informasi (Y) (Sumber: Fatahillah (2009) )
1. Pemanfaata n kinerja komputer
f. Pengelompokk an serta pembuatan laporan a. Dunia usaha b. Kinerja perusahaan c. Produktivitas auditor d. Meningkatkan kualitas output auditor
21 22
23
24
Skala Interval
2. Pemanfaata n software audit
a. Mengaudit sistem informasi b. Transaksi elektronik c. Kinerja efektif dan efisien
25
26
27, 28 Kinerja Auditor (Z) (Sumber : Febri Purnama Esya (2008))
1. Faktor objektif
a. Hasil kerja
29, 30, 31, 32, 33
b. Disiplin kerja
34, 35, 36, 37, 38
39, 40, 41, 2. Faktor subjektif
a. Inisiatif b. Kerjasama c. Loyalitas
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
42, 43, 44 45, 46, 47, 48
Skala Interval
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor, auditor senior, dan auditor junior. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2010 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) serta beberapa KAP yang memenuhi syarat sebagai KAP terdaftar di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK RI 2010. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 16 November 2010 hingga 31 Desember 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak 14 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta, dengan peta distribusi yang terlihat dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian
No.
Nama Kantor Akuntan Publik
1.
Drs. Hananta Budianto Rekan
2.
Herman Dody Tanumihardja Rekan
No. Nama Kantor Akuntan Publik
Kuisioner
Kuisioner
dikirim 5
dikembalikan 5
5
5
Kuisioner
Kuisioner
dikirim
Dikembalikan
3.
Hasnil, M. Yasin Rekan
5
5
4.
Thalib Daeng Mattemu
10
5
5.
Heliantono Rekan
10
6
6.
Ishak Saleh Soewondo Rekan
5
5
7.
Usman Rekan
5
5
8.
Weddie Andriyanto Rekan
10
10
9.
Jimmy Budhi Rekan
5
5
10.
Drs. Amir Hadyi
10
7
11.
Junaedi, Chairul Labib, Subyakto
10
10
12.
Arifin Faqih Rekan
10
6
13.
Drs. Safril Nahar Rekan
5
0
14.
Nugroho Rekan
10
0
105
74
Total Sumber: Data Primer
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 105 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 74 kuesioner atau 70,5%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 31 buah atau 29,5%. Kuesioner yang dapat diolah menurut kriteria dari metode purposive sampling berjumlah 51 buah atau 48,5%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah adalah
sebanyak 23 buah atau 22%. Dimana responden yang
digunakan dalam penelitian ini adalah partner, manajer, auditor senior, supervisor, dan auditor junior yang bekerja pada kantor akuntan publik, dengan beberapa kriteria antara lain: 4. Telah bekerja pada Kantor Akuntan Publuk (KAP) minimal 3 bulan. 5. Memiliki kemampuan menggunakan produk teknologi informasi untuk menunjang pekerjaan mereka. 6. Pernah melaksanakan audit sistem informasi. Gambaran mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian No. Keterangan 1. Jumlah kuesioner yang disebar 2. Jumlah kuesioner yang kembali 3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data primer yang diolah
Auditor 105 74 31 23 51
Persentase 100% 70,5% 29,5% 22% 48,5%
2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari pernah atau tidaknya penugasan audit sistem
informasi, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja, dan jabatan. a. Deskripsi responden berdasarkan pernah atau tidaknya penugasan audit sistem informasi Untuk mengetahui responden yang pernah melakukan atau tidak pernah melakukan audit sistem informasi dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Penugasan Audit Sistem Informasi Penugasan Audit Sistem Informasi
Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
PERNAH
51
68.9
68.9
68.9
TIDAK
23
31.1
31.1
100.0
Total
74
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa mayoritas sekitar 51 orang atau 68,9% auditor pernah melakukan audit sistem informasi, dan sisanya sebesar 23 orang atau 31,1% auditor tidak pernah melakukan audit sistem informasi. Perbandingan banyaknya auditor yang pernah melakukan audit sistem informasi atau tidak dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi
TIDAK 31%
PERNAH TIDAK PERNAH 69%
b. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Perbandingan berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
L
30
58.8
58.8
58.8
P
21
41.2
41.2
100.0
Total
51
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sekitar 30 orang atau 58,8% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 21 orang atau 41,2% responden berjenis kelamin perempuan. Perbandingan responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Jenis Kelamin
P 41% L P L 59%
c. Deskripsi responden berdasarkan usia Perbandingan berdasarkan usia pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Usia
Cumulative Frequency
Valid
>40TH
Percent
Valid Percent
Percent
1
2.0
2.0
2.0
20-30TH
40
78.4
78.4
80.4
31-40TH
10
19.6
19.6
100.0
Total
51
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 20-30 tahun sebanyak 40 orang atau sebesar 78,4%. Sisanya sebesar 19,6% atau sebanyak 10 orang berusia 31-40 tahun
dan sebesar 2% atau sebanyak 1 orang berusia >40 tahun. Perbandingan responden berdasarkan usia dapat dilihat pada gambar 4.3. Gambar 4.3 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Usia >40TH 2%
31-40TH 20%
>40TH 20-30TH 31-40TH 20-30TH 78%
d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Latar belakang pendidikan pada penelitian ini dikelompokkan kedalam beberapa kategori yaitu: D3, S1, S2, S3. Uraian lebih rincinya adalah sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir
Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
D3
6
11.8
11.8
11.8
S1
41
80.4
80.4
92.2
S2
3
5.9
5.9
98.0
S3
1
2.0
2.0
100.0
51
100.0
100.0
Total
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 41 responden atau 80,4%. Sisanya sebesar 11,8% atau sebanyak 6 orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3) dan sebesar 5,9% atau sebanyak 3 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2) serta sebesar 2 % sebanyak 1 orang berpendidikan terakhir Starata Tiga (S3). Perbandingan responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Pendidikan Terakhir
S2 6%
S3 2%
D3 12%
D3 S1 S2 S3
S1 80%
e. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja Perbandingan berdasarkan lama bekerja pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja
Cumulative Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
<1TH
14
27.5
27.5
27.5
>3TH
21
41.2
41.2
68.6
1-2TH
5
9.8
9.8
78.4
2-3TH
11
21.6
21.6
100.0
Total
51
100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebanyak 41,2% atau sekitar 21 auditor telah bekerja >3 tahun, 27,5% atau sekitar 14 auditor telah bekerja <1 tahun dan 21,6% atau sekitar 11 auditor memiliki pengalaman bekerja 2-3 tahun serta sebanyak 9,8% atau sekitar 5 auditor sudah bekerja selama 1-2 tahun. Perbandingan responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada gambar 4.5. Gambar 4.5 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Lama Bekerja 2-3TH 22%
<1TH 27% <1TH >3TH
1-2TH 10%
1-2TH 2-3TH >3TH 41%
f. Deskripsi responden berdasarkan jabatan Perbandingan berdasarkan jabatan pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.8 berikut ini: Tabel 4.8 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Jabatan
Cumulative Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
Valid
AJ
27
52.9
52.9
52.9
B
AS
15
29.4
29.4
82.4
M
1
2.0
2.0
84.3
P
2
3.9
3.9
88.2
S
6
11.8
11.8
100.0
51
100.0
100.0
Total
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh informasi bahwa responden sebanyak 27 orang atau sebesar 52,9% menduduki posisi sebagai auditor junior dan sebanyak 15 orang atau sebesar 29,4% menduduki posisi sebagai auditor senior. Responden yang menduduki jabatan sebagai supervisor sebanyak 6 orang atau 11,8% dan partner sebanyak 2 orang atau sekitar 3,9% serta manajer sebanyak 1 orang atau sekitar 2%.
Perbandingan responden berdasarkan lama bekerja dapat dilihat pada gambar 4.6. Gambar 4.6 Perbandingan Penugasan Audit Sistem Informasi Berdasarkan Jabatan S 12%
P M 4% 2%
AJ AS M AJ 53%
AS 29%
P S
3. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi penerapan audit sistem informasi dan teknologi informasi atas kinerja auditor akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.9 Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
TotalPASI
51
68
100
82.06
5.914
TotalTI
51
28
40
32.39
2.491
TotalKA
51
61
95
77.14
7.920
Valid N (listwise)
51
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menjelaskan bahwa pada variabel penerapan audit sistem informasi jawaban minimum responden sebesar 68 dan maksimum sebesar 100, dengan rata-rata total jawaban 82,06 dan standar deviasi sebesar 5,914. Variabel teknologi informasi jawaban minimum responden sebesar 28 dan maksimum sebesar 40, dengan rata-rata total jawaban 32,39 dan standar deviasi sebesar 2,491. Dan pada variabel kinerja auditor jawaban minimum responden sebesar 61 dan maksimum sebesar 95, dengan ratarata total jawaban 77,14 dan standar deviasi sebesar 7,920.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan Software SPSS versi 17.0. Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Penerapan Audit Sistem Informasi Butir Pertanyaan PASI1 PASI2 PASI3
Pearson Corelation 0,803** 0,740** 0,681**
Bersambung pada halaman selanjutnya
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,002
Keterangan Valid Valid Valid
Tabel 4.10 (Lanjutan) Butir Pearson Pertanyaan Corelation PASI4 0,625** PASI5 0,703** PASI6 0,752** PASI7 0,843** PASI8 0,768** PASI9 0,752** PASI10 0,590** PASI11 0,620** PASI12 0,824 ** PASI13 0,861** PASI14 0,597** PASI15 0,648** PASI16 0,847** PASI17 0,881** PASI18 0,600** PASI19 0,836** PASI20 0,694** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed) 0,006 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,010 0,006 0,000 0,000 0,009 0,004 0,000 0,000 0,008 0,000 0,001
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, hasil uji validitas terhadap variabel penerapan audit sistem informasi, memperlihatkan semua nilai signifikansinya di bawah 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Penerapan Audit Sistem Informasi adalah valid. Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Teknologi Informasi Butir Pearson Pertanyaan Corelation TI1 0,713** TI2 0,825** TI3 0,709** TI4 0,628** TI5 0,807** TI6 0,719** TI7 0,847** TI8 0,775** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed) 0,001 0,000 0,001 0,005 0,000 0,001 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, hasil uji validitas terhadap variabel
teknologi
informasi,
memperlihatkan
semua
nilai
signifikansinya di bawah 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan Teknologi Informasi adalah valid. Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor Butir Pearson Pertanyaan Corelation KA1 0,691** KA2 0,890** KA3 0,646** KA4 0,605** KA5 0,718** KA6 0,584** KA7 0,316** KA8 0,643** KA9 0,643** KA10 0,492** KA11 0,740** KA12 -0,366 ** KA13 0,920** KA14 0,652** KA15 0,712** KA16 0,643** KA17 -0,269** KA18 0,541** KA19 0,828** KA20 0,885** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed) 0,001 0,000 0,004 0,008 0,001 0,011 0,201 0,004 0,004 0,038 0,000 0,135 0,000 0,003 0,001 0,004 0,280 0,021 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, hasil uji validitas terhadap variabel teknologi kinerja auditor, memperlihatkan ada tiga butir pertanyaan yang nilai signifikansinya di atas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan KA7, KA12, KA17 tidak valid. Sedangkan 13 butir pernyataan lainnya nilai signifikansinya dibawah
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa 17 pertanyaan Kinerja Auditor adalah valid. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Beberapa butir pertanyaan yang tidak valid diduga karena responden yang digunakan dalam uji coba tidak banyak. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Berikut adalah hasil pengujian dengan menggunakan bantuan Software SPSS versi 17.0. Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Penerapan Audit Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Kinerja Auditor No. Nama Variabel Cronbach’s N of Items Keterangan Alpha 1. Penerapan Audit 0.952 20 Reliabel Sistem Informasi 2. Teknologi 0.876 8 Reliabel Informasi 3. Kinerja Auditor 0.839 20 Reliabel Sumber: Data primer diolah Berdasarkan tabel 4.13 di atas, hasil pengujian variabel penerapan audit sistem informasi diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,952. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 0,952>0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap
pernyataan variabel penerapan audit sistem informasi adalah reliabel. Hasil
pengujian
variabel
teknologi
informasi
diperoleh
nilai
Cronbach's Alpha sebesar 0,876. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 0,876>0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel teknologi informasi adalah reliabel. Dan hasil pengujian variabel kinerja auditor diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,839. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 0,839>0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel kinerja auditor adalah reliabel. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) sebagai uji hipotesisnya. Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan SPSS 17.0 (Statistical Program for Special Science) for windows sebagai berikut: a. Analisis Jalur (path analysis) Teknik
pengolahan
data
selanjutnya
dalam
menyelesaikan
penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur (path analysis), dimana analisis jalur ini berfungsi untuk mengetahui
pengaruh langsung dan tidak langsung sekumpulan, sebagai variabel penyebab (variabel eksogen) terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat (variabel endogen). 1) Persamaan analisis jalur 1 (Y = ρYX X + ρY Є1) Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.0. Tabel 4.14 berikut hasil pengolahannya: Tabel 4.14 Koefisien Jalur Persamaan 1 Coefficients
a
Standardized Coefficients
Model
1
Beta
(Constant)
TotalPASI
.394
a. Dependent Variable: TotalTI
Sumber: Data primer diolah Tabel 4.15 dibawah ini merupakan besarnya angka koefisien determinasi pada persamaan analisis jalur 1.
Tabel 4.15 Koefisien Determinasi (R2) 1
Model Summary
Model
1
R
R Square
.394
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.155
.138
2.313
a. Predictors: (Constant), TotalPASI
Sumber: Data primer diolah
Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0.155 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap teknologi informasi dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0.155 x 100% KD = 15.5% Keterangan: KD
: Koefisien Determinasi
r2
: Rsquare
Maka dari itu diketahui: R2
= 0.155
Y .X
= 1-R2 = 1-0.155 = 0.919 = 91.9%
ρY Є1 Keterangan: ρYX
: standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh X terhadap Y.
ρY Є1
:
besarnya pengaruh variabel lain.
R2
:
Rsquare
X
:
Penerapan audit sistem informasi
Y
:
Teknologi informasi
Jadi ρY Є1 menunjukkan jumlah variance variabel teknologi informasi yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel penerapan audit sistem informasi atau dengan kata lain dipengaruhi variabel lain adalah sebesar 91.9%, seperti mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya baik berupa software, hardware dan sumber daya manusia yang profesional di bidang TI yang mendukungnya serta diimbangi dengan meningkatkan ketrampilan para operator atau user dari TI tersebut. Maka dari itu, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = 0.394 X + 0.919 Є1
2) Persamaan analisis jalur 2 (Z = ρzx X + ρzy Y + ρz Є2) Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS 17.0. Tabel 4.16 berikut hasil pengolahannya: Tabel 4.16 Koefisien Jalur Persamaan 2 Coefficients
a
Standardized Coefficients
Model
1
Beta
(Constant)
TotalPASI
TotalTI
.798
-.032
a. Dependent Variable: TotalKA
Sumber: Data primer diolah Tabel 4.17 dibawah ini merupakan besarnya angka koefisien determinasi pada persamaan analisis jalur 2.
Tabel 4.17 Koefisien Determinasi (R2) 2 Model Summary
Model
1
R
R Square
.786
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.617
.601
5.001
a. Predictors: (Constant), TotalTI, TotalPASI
Sumber: Data primer diolah Besarnya angka Rsquare (r2) adalah 0.617 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor melalui teknologi informasi sebagai variabel intervening dengan cara menghitung Koefisien Determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100% KD = 0.617 x 100% KD = 61.7% Keterangan: KD
: Koefisien Determinasi
r2
: Rsquare
Maka dari itu diketahui: R2
= 0.617
Y .X
= 1-R2 = 1-0.617 = 0.618 = 61.8%
ρY Є1 Keterangan: ρzx
:
Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X terhadap Z.
ρzy
:
Standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung Y terhadap Z.
ρz Є2
:
R2
Besarnya pengaruh variabel lain. : Rsquare
X
:
Penerapan audit sistem informasi
Y
:
Teknologi informasi
Z
:
Kinerja Auditor
Jadi ρz Є2 menunjukkan jumlah variance variabel kinerja auditor yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel penerapan audit sistem informasi dan teknologi informasi atau dengan kata lain dipengaruhi
variabel
lain
adalah
perencanaan audit dan motivasi.
sebesar
61.8%,
seperti
Maka dari itu, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut: Z = 0.798 X + -0.032 Y + 0.618 Є2
b. Uji Korelasi Dalam metode analisis jalur untuk mencari hubungan kausal atau pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matriks korelasi dari variabel penerapan audit sistem informasi, teknologi informasi dan kinerja auditor. Tabel 4.18
Korelasi Correlations TotalPASI TotalPASI
Pearson Correlation
TotalTI 1
Sig. (2-tailed) N TotalTI
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
S TotalKA
u
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
m
N
.394
**
.785
**
.004
.000
51
51
51
**
1
.282
.394
.004
*
.045
51
51
51
**
*
1
.785
.282
.000
.045
51
51
**. b Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data primer diolah
TotalKA
51
Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan (2007:62): (1) 0.00 - 0.199
: korelasi sangat rendah
(2) 0.20 - 0.399
: korelasi rendah
(3) 0.40 - 0.599
: korelasi cukup kuat
(4) 0.60 - 0.799
: korelasi kuat
(5) 0.80 – 1.00
: korelasi sangat kuat.
Berdasarkan uraian di atas, maka hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan dengan tabel yang terdapat dibawah ini: Tabel 4.19 Pengujian Hubungan Antar Variabel Hubungan
Koefisien Korelasi
Kategori
Probabilitas
Kesimpulan
Penerapan Audit Sistem Informasi (X)dengan Teknologi Informasi(Y)
.394**
Rendah
.004
Signifikan
Penerapan Audit Sistem Informasi (X)dengan Kinerja Auditor(Z)
.785**
Kuat
.000
Signifikan
Teknologi Informasi (Y)dengan Kinerja Auditor(Z)
.282**
Rendah
.045
Signifikan
Sumber: Data primer diolah Korelasi sebesar 0.394 mempunyai maksud hubungan antara variabel penerapan audit sistem informasi dan teknologi informasi rendah dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi penerapan audit sistem informasi maka semakin tinggi pula teknologi informasi. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0.004. Jika angka signifikansi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0.785 mempunyai maksud hubungan antara variabel penerapan audit sistem informasi dan kinerja auditor kuat dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi penerapan audit sistem informasi maka semakin tinggi pula kinerja auditor. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0.000. Jika angka signifikansi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0.282 mempunyai maksud hubungan antara variabel teknologi informasi dan kinerja auditor rendah dan searah (karena hasilnya positif). Searah artinya semakin tinggi teknologi informasi maka semakin tinggi pula kinerja auditor. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0.045. Jika
angka signifikansi (sig) < 0.05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. c. Hasil Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. 1) Pengaruh Penerapan Audit Sistem Informasi (X) Terhadap Teknologi Informasi (Y). Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.20 jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha2 diterima dan menolak Ho2, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka Ho2 diterima dan menolak Ha2. Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik t 1 Coefficients
Model
1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
18.793
4.550
TotalPASI
.166
.055
a. Dependent Variable: TotalTI
Sumber: Data primer diolah
Beta
T
.394
Sig.
4.130
.000
2.996
.004
Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.20 Coefficients diperoleh variabel Penerapan Audit Sistem Informasi dengan nilai sig sebesar 0.004. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau (0.05 > 0.004), maka Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, artinya signifikan pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap teknologi informasi. Dan juga koefisien lintasan parsial (path coefficient) ρYX menunjukkan hubungan positif antara variabel penerapan audit sistem informasi terhadap teknologi informasi sebesar 0.394 atau 39.4%. Teknologi informasi hampir pasti juga akan membicarakan komputer, karenanya komputer merupakan komponen terpenting dalam
perkembangan
teknologi
informasi.
Dunia
bisnis
memanfaatkan TI terutama dalam area pengolahan data sehingga dapat menghasilkan informasi sebagai alat bantu, pengambilan keputusan bisnis, baik yang bersifat strategis maupun operasional (Darono, 2007:7). Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) adalah pelaksanaan pengumpulan bahan bukti audit dengan menggunakan komputer. Audit berbantuan komputer dapat menggunakan software paket (package software) atau general audit software, maupun application software (user designed), atau bahkan dengan memanfaatkan paket aplikasi dari Microsoft, misalnya Excell
(Gondodiyoto, 2007:613). Maka tidak ada salahnya jika Kantor Akuntan Publik berinvestasi dalam hal teknologi informasi. 2) Pengaruh Penerapan Audit Sistem Informasi (X) Terhadap Kinerja Auditor (Z). Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.21 jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha1 diterima dan menolak Ho1, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka Ho1 diterima dan menolak Ha1. Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik t 2 Coefficients
Model
1
a
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
-7.238
11.423
TotalPASI
1.068
.130
TotalTI
-.101
.309
Beta
T
Sig.
-.634
.529
.798
8.211
.000
-.032
-.327
.745
a. Dependent Variable: TotalKA
Sumber: Data primer diolah Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.21 Coefficients diperoleh variabel Penerapan Audit Sistem Informasi dengan nilai sig sebesar 0.000. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih
besar dari nilai probabilitas sig atau (0.05 > 0.000), maka Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, artinya signifikan pengaruh penerapan audit sistem informasi informasi terhadap kinerja auditor. Dan juga koefisien lintasan parsial (path coefficient) ρZX menunjukkan hubungan positif antara variabel penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor sebesar 0.798 atau 79.8%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sasongko (2002:8) mengenai audit sistem informasi: analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapannya pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia, menyatakan bahwa tingkat penerapannya masih sangat rendah. Tetapi secara keseluruhan variabel-variabel nya (umur KAP, kebutuhan dan dorongan kesadaran dari KAP, kemampuan dan pendidikan dari personalia KAP, adanya petunjuk SPAP/PSA dan kemampuan teknik-teknik audit SI) berpengaruh positif terhadap tingkat penerapan audit SI. Suradinata (1997) dalam Esya (2008:37) mengemukakan bahwa kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh latar belakang lingkungan budaya, keterampilan serta ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Davis (1957) dalam Sasongko (2002:2), pendidikan selalu menimbulkan perubahan perilaku yang bersifat positif, yaitu dengan pendidikan seseorang akan mampu menggunakan pengetahuan secara efektif dalam memecahkan masalah. Maka dari itu, seluruh variabel-variabel untuk mulai
menerapkan juga audit sistem informasi pada kantor akuntan publik akan menjadi latar belakang yang mempengaruhi kinerja para auditornya. 3) Pengaruh Teknologi Informasi (Y) Terhadap Kinerja Auditor (Z). Uji
signifikansi
analisis
jalur
dicari
yaitu
dengan
membandingkan antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: (1) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≤ Sig), maka Ho3 diterima dan Ha3 ditolak, artinya tidak signifikan. (2) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0.05 ≥ Sig), maka Ho3 ditolak dan Ha3 diterima, artinya signifikan. Terlihat bahwa pada kolom Sig (signifikansi) pada tabel 4.21 Coefficients diperoleh variabel Teknologi Informasi dengan nilai
sig
sebesar
0.745.
Kemudian
dibandingkan
dengan
probabilitas 0.05, ternyata nilai probabilitas 0.05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau (0.05 < 0.745), maka Ho3 diterima dan Ha3 ditolak, artinya tidak signifikan pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja auditor. Dan juga koefisien lintasan parsial (path coefficient) ρZY menunjukkan hubungan negatif antara variabel
teknologi informasi terhadap kinerja auditor sebesar -0.032 atau 3.2%. Hasil beberapa penelitian tentang hubungan TI dengan kinerja organisasi adalah beragam mulai dari ditemukannya hubungan negatif antara investasi TI dengan berbagai macam kriteria kinerja organisasional Weill 1992, Berndt Morrison 1995 dalam Ekayani, Imam Ghozali dan Zulaeka 2005:821. Penelitian lain juga tidak menemukan hubungan yang signifikan antara teknologi informasi dan kinerja. Kohli (1999) dalam Lestari dan Zulaikha (2007:3) menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara melakukan investasi teknologi informasi dengan kinerja perusahaan. Sehingga diindikasikan bahwa ada yang melatarbelakangi kantor akuntan publik untuk menggunakan atau bahkan meningkatkan teknologi informasinya agar tepat guna dan sesuai peruntukannya. d. Diagram Analisis Jalur Diagram jalur yang dapat digambarkan dari hasil pengaruh langsung dan tidak langsung adalah sebagai berikut:
Gambar 4.7 Hasil Penelitian
ρYЄ1 = 0.919 Teknologi Informasi Y
ρYX = 0.394
Penerapan Audit Sistem Informasi X
ρzy = -0.032
Kinerja Auditor ρzx = 0.798
Z
ρzЄ2 = 0.618
Terdapat pengaruh langsung antara variabel X, variabel Y, dan variabel Z yaitu: 1. Pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor X→Z = 0.798. 2. Pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap teknologi informasi X→Y = 0.394 3. Pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja auditor Y→Z = 0.032 Dan terdapat pula pengaruh tidak langsung antara variabel X, variabel Y, dan variabel Z yaitu:
4. Pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor melalui teknologi informasi X→Y→Z = 0.394 x -0.032 = -0.0126 Sedangkan pengaruh totalnya korelasi X ke Z yaitu: 0.798+-0.0126 = 0.785. Dengan hasil hubungan baik secara langsung maupun tidak langsung ini dapat dijelaskan bahwa variabel teknologi informasi merupakan variabel intervening dimana bila hasilnya positif berarti memperkuat dan bila bernilai negatif mempunyai arti memperlemah hubungan secara tidak langsung antara variabel independen dengan variabel dependen melalui variabel intervening tersebut yang dalam penelitian ini teknologi informasi. Istilah komputer digunakan untuk menggambarkan suatu peralatan yang terdiri dari kombinasi komponen elektronik dan elektromekanikal (sebagian elektronik dan sebagian mekanik). Dengan demikian komputer tidak memiliki intelegensi yang merupakan suatu perangkat keras, yang berarti peralatan fisik. Sebuah komputer tidak dapat digunakan sebelum dihubungkan dengan bagian-bagian lain dari suatu sistem komputer. Suatu sistem komputer adalah kombinasi dari enam elemen: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data/informasi,
prosedur,
manusia
(people)
(Supriyanto dan Ahmad Muhsin, 2008:49).
dan
komunikasi
Metode berbasis TI dalam audit selalu berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi. Teknologi audit tidak hanya tunggal, melainkan terdapat beragam alat dan teknik-teknik yang terus berkembang yang dapat digunakan secara memadai untuk mencapai tujuan-tujuan audit (Gondodiyoto, 2007:619).
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor dan teknologi informasi sebagai variabel interveningnya. Responden penelitian ini berjumlah 51 orang auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2009 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) serta beberapa KAP yang memenuhi syarat sebagai KAP terdaftar di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BPK RI 2009. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model path analysis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penerapan audit sistem informasi berpengaruh secara sinifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0,000. Kemudian koefisien lintasan parsial (path coefficient) ρZX menunjukkan hubungan positif antara variabel penerapan audit sistem informasi terhadap kinerja auditor sebesar 0.798 atau 79.8%. 2. Penerapan audit sistem informasi berpengaruh secara sinifikan terhadap teknologi informasi. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0.004. Kemudian koefisien lintasan parsial (path coefficient) ρYX menunjukkan hubungan positif antara variabel penerapan
audit sistem informasi terhadap teknologi informasi sebesar 0.394 atau 39.4%. 3. Teknologi informasi berpengaruh secara tidak sinifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0.745. Kemudian koefisien lintasan parsial (path coefficient) ρZY menunjukkan hubungan negatif antara variabel teknologi informasi terhadap kinerja auditor sebesar -0.032 atau -3.2%. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya tentang hubungan TI dengan kinerja organisasi adalah beragam mulai dari ditemukannya hubungan negatif antara investasi TI dengan berbagai macam kriteria kinerja organisasional Weill 1992, Berndt Morrison 1995 dalam Ekayani, Imam Ghozali dan Zulaeka 2005:821. Penelitian lain juga tidak menemukan hubungan yang signifikan antara teknologi informasi dan kinerja. Kohli (1999) dalam Lestari dan Zulaikha (2007:3) menemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara melakukan investasi teknologi informasi dengan kinerja perusahaan. 4. Penerapan audit sistem informasi berpengaruh tidak langsung secara negatif terhadap kinerja auditor melalui teknologi informasi sebagai variabel intervening. Dari perhitungan di dapatkan bahwa pengaruh tak langsung melalui teknologi informasi X→Y→Z = 0.394 x -0.032 = 0.0126. Sedangkan pengaruh totalnya korelasi X ke Z yaitu: 0.798+0.0126 = 0.785. Bernilai negatif mempunyai arti memperlemah hubungan secara tidak langsung antara variabel independen dengan variabel
dependen melalui variabel intervening tersebut yang dalam penelitian ini teknologi informasi.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas menunjukkan penerapan audit sistem informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Sedangkan teknologi informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Di sisi lain teknik audit berbantuan komputer sangat membutuhkan peran teknologi informasi dalam hal ini komputer untuk membantu mendapatkan informasi atas objek audit. Peningkatan dan pemutakhiran alatalat teknologi informasi oleh kantor akuntan publik juga diperlukan serta diselaraskan dengan kebutuhan agar tepat guna dan sesuai peruntukannya. Tidak hanya membutuhkan investasi teknologi informasi saja akan tetapi perusahaan perlu meningkatkan kemampuan teknologi informasi. Proses bisnis pada zaman yang sudah modern dan semakin canggih ini berubah dari waktu ke waktu seiring dengan teknologi dan sistem informasi yang terus berkembang dan meningkatkan kemutakhirannya. Salah satu yang terjadi adalah sebuah entitas bisnis tidak lagi membuat laporan keuangan perusahaannya secara manual, dengan menggunakan sebuah perangkat lunak Software dengan sekali entry saja bisa langung menghasilkan laporan keuangan. Sehingga hal seperti ini memberikan dampak bagi seorang auditor yang menggunakan laporan keuangan sebagai objek audit. Maka dari itu audit sistem informasi muncul menjadi sebuah tantangan baru bagi auditor. Oleh
karena itu, kesadaran atas menerapkan atau dengan kata lain juga bisa memberikan jasa seputar audit sistem informasi oleh kantor akuntan publik pada khususnya dan oleh auditor pada umumnya
perlu disadari untuk
peningkatan kinerja auditor agar memiliki kompetensi dan dapat bersaing positif agar tidak ditinggalkan oleh klien dan mencari auditor lain yang lebih siap.
C. Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel independen, satu variabel dependen
dan
satu
variabel
intervening,
sehingga
tidak
dapat
menggambarkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi variabel dependen 2. Penelitian ini hanya menerapkan metode survei melalui kuesioner. Peneliti tidak melakukan wawancara atau terlibat langsung dengan responden, sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis. 3. Penelitian hanya dilakukan dalam lingkup DKI Jakarta, karena peneliti terbatasi oleh tenaga dan kondisi sehingga tidak cukup data untuk menggambarkan kondisi seluruh auditor di Indonesia. 4. Waktu penyebaran dan pengumpulan kuesioner terlalu singkat yaitu 40 hari dan pada saat tersebut merupakan waktu yang sibuk bagi auditor.
D. Saran Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, adalah sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat merubah atau menambahkan variabel dependen maupun independen. Atau mengganti variabel intervening yang digunakan seperti IT Capability. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya di Jakarta tetapi juga di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda seperti metode wawancara langsung kepada responden untuk memperoleh data yang lebih berkualitas. 4. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian. Waktu penelitian diharapkan tidak dilakukan pada waktu sibuk auditor. Seperti sekitar bulan Oktober hingga Januari. Sehingga tingkat pengembalian (respon rate) kuesioner dapat lebih tinggi, dan mendapatkan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”. Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Jakarta. 2004. Amrul S. Sadat.,dan Eny Hardi. “Pengaruh Organizational Learning dan IT Capability Terhadap Financial Performance, dengan IT Capability Sebagai Variabel Antara”. Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang. 2009. Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi Jusuf. “Auditing and Assurance Services An Integrated Approach: An Indonesian Adaptation”. 13th edition. Salemba Empat. Jakarta. 2010. Boynton, William C., dan Raymond N. Johnson. “Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”. 8th edition. John Wiley&Sons Inc.. United States of America. 2006. Darono, Agung. “Aplikasi Excell Sebagai Perangkat Bantu Audit”. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. 2007. Del Pozo, Francisco J. Developing a Strategic EDP Audit Plan Through International. International Journal of Government Auditing; Jul 1992; 19, 3; ABI/INFORM Global pg. 9. Diakses tanggal 25 September 2010 dari http://proquest.umi.com. Ekayani, Ni Nengah S., Imam Ghozali, dan Zulaekha. “Analisis kontribusi Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Proses Bisnis dan Dinamika Bersaing (Studi Empiris pada Hotel Berbintang di Bali)”. SNA VIII Solo, 15 – 16 September 2005. Esya, Febri Purnama. “Pengaruh Kompetensi Auditor dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Auditor Bea dan Cukai di Jakarta”. Universitas Sumatera Utara. Medan. 2008. Fatahillah, Reza Fahmi. “Pengaruh Keahlian Auditor Terhadap Kualitas Audit Sistem Informasi dengan Teknologi Informasi Sebagai Variabel Moderating”. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2009. Firdaus, Doni Waluya. “Peranan Audit Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Dalam Penyajian Financial Report”. Majalah Ilmiah Unikom. Bandung. 2007.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Edisi Ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 2009. Gondodiyoto, Sunyoto. “Audit Sistem Informasi +Pendekatan CobiT”. Mitra Wacana Media. Jakarta. 2007. Hall, James. A, yang diterjemahkan oleh Jusuf, A. A “Sistem Informasi Akuntansi”. Edisi ke 1. salemba empat. Jakarta. 2001. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Kompartemen Akuntan Publik. “Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba Empat. Jakarta. 2001. Indriantoro, Nur., dan Bambang Supomo. “ Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”. BPFE. Yogyakarta. 2002. Kotler, Philip. “Marketing Management”. The Millenium Edition. Prentice Hall International, Unc., Upper Saddle River. New Jersey. 2001. Kristianto, Djoko. “Revolusi Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan SIM dan Manfaatnya Bagi Auditor”. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi. Surakarta. 2008. Laudon, K. C, dan Jane P. Laudon. “Management Information System”. 9th Edition. Pearson Prentice-Hall, Inc. New Jersey. 2006. Lestari, B. A. H, dan Zulaikha. “Pengaruh Information Technology Relatedness terhadap Kinerja Perusahaan dengan Knowledge Management Capability Sebagai Variabel Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. 2007. Martin, E. W., CW Brown, D.W. Dehayes, J.A Hoffer, W. C Perkins. “Managing Information Technology”. Pearson Prentice-Hall, Inc. New Jersey. 2002. Mathis R.L dan Jackson J.H. “Manajemen Sumber Daya Manusia”. Salemba empat. Jakarta. 2002. McLeod, R., Jr.,George P. Schell, yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto dan Afia R. Fitriati. “ Sistem Informasi Manajemen”. Salemba empat. Jakarta. 2008. Methodological Recommendations for Information Systems Audit. Approved by The Auditor General’s Order No. V-65 of 27 April 2006. Diakses tanggal 29 September 2010 dari http://www.intosaiitaudit.org/16th_ISCITA_lith.pdf.
Noviari, Naniek. “Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan Akuntans”i. Jurusan Akuntansi – Universitas Udayana. 2007. Riduwan dan Engkos Ahmad. “Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur”. Cetakan 1 Januari. Alfabeta. Bandung. 2007. Sasongko, Nanang. “Audit Sistem Informasi : Analisis faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penerapannya Pada Kantor Akuntan Publik di Indonesia”. KOMMIT Auditorium Universitas Gunadarma. Jakarta. 2002. Supriyanto, Wahyu dan Ahmad Muhsin. “ Teknologi Informasi Perpustakaan”. KANISIUS.Yogyakarta. 2008. Supriyati. “Peranan Teknologi Informasi Dalam Audit Sistem Informasi Komputerisasi Akuntani”. Majalah Ilmiah Unikom. Bandung. 2006. Suyanto M. “Pengantar Teknologi Informasi Untuk Bisnis”. ANDI. Yogyakarta. 2005.