PENGARUH PROFESIONALISME DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERNAL DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Auditor Internal Perusahaan di DKI Jakarta) Nia Tresnawaty, SE.,M.Ak Universitas Satya Negara Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profesionalisme dan komitmen untuk prestasi kerja auditor internal organisasi dengan menggunakan variabel kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner didistribusikan kepada perusahaan di Jakarta dan sampel yang diambil menggunakan metode convenience. Pengolahan data menggunakan SPSS 16 dan PLS Ver 2.0. Hasil ini menunjukkan bahwa semua hipotesis H1, H2, H3, H4, H5, menghasilkan nilai yang signifikan. Ini dapat dikatakan bahwa Profesionalisme dan Komitmen Organisasi melalui Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja. Kata kunci: Profesionalisme, Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja, Kinerja
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Auditor internal merupakan orang atau badan yang melaksanakan aktivitas audit internal. Fokus audit internal telah mengalami pergeseran (perubahan). Pada masa lalu fokus utama peran auditor internal sebagai „watchdog‟, namun saat ini peran auditor internal telah bergeser sebagai „konsultan intern‟ (internal consultant) yang memberi masukan (input) untuk perbaikan (improvement) atas sistem yang telah ada serta berperan sebagai katalis (catalyst). Fungsi konsultan bagi auditor internal merupakan peran yang relatif baru. Beberapa tahun terakhir, terjadi perubahan yang signifikan terhadap profesi auditor. Perubahan tersebut dipengaruhi
regulasi dari luar maupun dalam negeri dimana secara langsung maupun tidak langsung, menuntut persyaratan yang lebih tinggi terhadap sistem kerja auditor. Namun tidak jarang pula seorang internal auditor mendapatkan tekanantekanan dari manajemen atau perusahaan dalam proses audit, sehingga menyebabkan audit internal di dalam perusahaan tidak professional dan tidak independen. Gejala inilah yang sering dialami oleh auditor internal di beberapa perusahaan saat ini terkait dengan posisi atau kedudukan internal auditor saat ini.
Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
105
dipersepsikan oleh individu tersebut ( Larkin, 1990 dalam Trisnaningsih, 2004). Sedangkan menurut Wibowo dalam Trisnaningsih (2003) komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya. Kepuasan kerja (job satisfaction) menurut Robbins (1996) adalah suatu sikap seseorang terhadap pekerjaan sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima pekerja dan banyak yang diyakini yang seharusnya diterima. Suatu komitmen organisasional menunjukan suatu daya dari seseorang dalam mengidentifikasikan keterlibatannya dalam suatu bagian organisasi (Monday, Porter and Steers, 1982 dalam Sri, 2003). Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.Seringkali, komitmen organisasi diartikan secara individu dan berhubungan dengan keterlibatan orang tersebut pada organisasi tersebut (Ikhsan dan M Ishak, 2005). Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka (Davis dan Newston, dalam Amilin dan Rosita, 2008). Kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau tidaknya seseorang yang relatif terhadap pekerjaannya yang berbeda dari pemikiran objektif dan keinginan perilaku.
Sejalan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan profesionalisme dengan kepuasan kerja dan kinerja auditor internal, diduga komitmen organisasi pun dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja auditor internal.Dengan adanya pergeseran fungsi dari auditor internal dan dengan kondisi keseharian yang terjadi di setiap perusahaan tentang fungsi dari auditor internal yang telah diuraikan tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Profesionalisme Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Internal Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening ( Studi Empiris Pada Auditor Internal Perusahaan Di DKI Jakarta ). Rumusan Masalah Penelitian Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : a.
b.
c.
d.
e.
Apakah profesionalisme mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor internal? Apakah profesionalisme mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja auditor internal? Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor internal? Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor internal? Apakah kepuasan kerja sebagai variabel intervening berpengaruh terhadap kinerja kerja auditor internal?
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
106
Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Menguji pengaruh profesionalisme terhadap kinerja auditor internal. b. Menguji pengaruh profesionalisme terhadap kepuasan kerja auditor internal. c. Menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja auditor internal. d. Menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja auditorinternal. e. Menguji pengaruh kepuasan kerja sebagai variabel intervening terhadap kinerja auditor internal. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini digunakan metode penelitian untuk menjelaskan hubungan sebab akibat ( kausal ) antara variable-variabel melalui pengujian hipotesis yang sering disebut dengan Explanatory Research. Definisi dan Variabel
Operasionalisasi
Profesionalisme ( X1 ) Profesionalisme yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dedikasi, kewajiban sosial, kebutuhan akan otonomi pribadi, self regulation dan afiliasi komunitas (Hall, 1968). Profesionalisme diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Hall (1968) dan
juga dipakai oleh Kalbers dan Fogarty (1995) dalam penelitiannya. Komitmen Organisasi ( X2 ) Komitmen organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah 1).Sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai organisasi dan atau profesi, 2).Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi dan atau profesi, 3).Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguhsungguh guna kepentingan organisasi dan atau profesi (Aranya dkk, 1981). Komitmen organisasi diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Meyer dan Allen (1984) dan juga dipergunakan oleh Kalbers dan Fogarty (1995). Kepuasan Kerja ( X3 ) Kepuasan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya (Robins, 1996). Dalam model kepuasan kerja dimaksud adalah kepuasan kerja secara intrinsik. Kepuasan kerja dipandang sebagai perasaan menikmati, tantangan yang diperoleh seseorang dari kesuksesan pemenuhan tugas pekerjaannya (Ferguson, 1997). Kepuasan kerja diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Brayfield dan Rothe (1951) dan dipergunakan juga oleh Kalbers dan Fogarty (1995). Kinerja ( Y ) Dalam penelitian ini kinerja pekerjaan yang dimaksud adalah kinerja individu dari auditor internal
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
107
pada perusahaan-perusahan di DKI Jakarta dalam pelaksanaan audit. Variabel kinerja pekerjaan (job performance) diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Kalbers dan Fogarty (1995) dengan perubahan-perubahan sehingga sesuai dengan kondisi lingkungan dari obyek yang diteliti. Pengukuran Variabel Pengukuran variable dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal dengan memberikan skor yang dimulai dari nilai 1 s.d 5 (Skala Likert). Adapun skala tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Sangat Tidak Setuju = 1, Tidak Setuju = 2, Ragu-Ragu = 3, Setuju = 4, Sangat Setuju = 5 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja pada perusahaan-perusahaan yang ada di DKI Jakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah auditor internal yang diambil tanpa membedakan jenis kelamin, pendidikan dan pengalaman kerja dengan menggunakan metode convenience. Metode sampling convenience ini memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti, sehingga sering disebut juga pemilihan sampel berdasarkan kemudahan. Tehnik Pengumpulan Data Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang di dapat dari jawaban responden dari serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam kuesioner. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang
dikirim melalui pos atau dikirim secara langsung disertai surat permohonan kepada pihak pimpinan perusahaan disertai dengan surat penjelasan tentang tujuan penelitian untuk kepentingan ilmiah yang dibuat sederhana dan sejelas mungkin yang memudahkan pengisian jawaban sesungguhnya dengan lengkap. Metode Analisis Analisis Deskripsi Variabel Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ditabulasikan sesuai dengan keperluan analisis yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini terdapat 4 (empat) variabel yaitu yang terdiri dari variable eksogen yaitu Komitmen Profesionalisme, Komitmen Organisasi, Kepuasan Kerja dan variabel endogen yaitu Kinerja.
Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian Dalam uji asumsi dan kualitas instrument penelitian ini menggunakan Partial Least Square ( PLS ) dengan menggunakan software PLS versi 2.0. Adapun alasan peneliti menggunakan PLS adalah : 1) Algoritma PLS tidak terbatas hanya untuk hubungan antara indikator dengan konstruk yang bersifat reflektif saja tetapi algoritma PLS juga dipakai untuk hubungan yang bersifat formatif. 2) PLS dapat digunakan untuk menaksir model Path dengan sample size yang kecil.
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
108
3) PLS-PM digunakan untuk model yang sangat kompleks terdiri atas banyak variabel laten dan manifest tanpa mangalami masalah dalam estimasi data, karena PLS-PM merupakan metodologi yang lebih menguntungkan dari CBSEM ketika ketidaksesuaian atau hasil non-convergen muncul. 4) PLS dapat digunakan ketika independensi antara data sangat miring (skew), dapat digunakan ketika independensi antara data pengamatan tidak dapat dijamin. Pemodelan dalam PLS-Path Modeling ada 2 model : 1) Model Measurement (Outer Model ), yaitu model pengukuran yang menghubungkan indikator dengan variabel latennya. Model ini digunakan untuk mengevaluasi terhadap model reflektif indikator meliputi pemeriksaan individual item reliability, construct reliability, average variance extracted dan discriminant validity. 2) Model struktural (Inner model), yaitu model struktural yang menghubungkan antar variabel laten. Dalam analisis ini ada beberapa tahap yang harus dilakukan, pertama adalah melihat signifikansi hubungan
antar konstrak. Hal ini dapat dilihat dari koefisien jalur ( path coefficient ) yang menggambarkan kekuatan hubungan antara konstrak. Pengujian Hipotesis ( Resampling Bootstraping ). Pengujian Hipotesis (β, ү, dan λ) dilakukan dengan metode resampling Bootstrap yang dikembangkan oleh Geisser & Stone. Statistik uji yang digunakan adalah statistik t atau uji t. Penerapan metode resampling, memungkinkan berlakunya data terdistribusi bebas (distribution free) tidak memerlukan asumsi distribusi normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar (direkomendasikan sampel minimum 30).
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Responden yang menjadi obyek penelitian ini adalah auditor internal yang bekerja di perusahaan yang berdomisili di Jakarta. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan jangka waktu pengisian dan pengembalian kuesioner selama maksimal 2 ( dua ) minggu.
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
109
Tabel 1. Data Penyebaran Dan Pengembalian Kuesioner Penyebaran Kuesioner Pengiriman Kuesioner : Melalui Pos Penyampaian Langsung Total Kuesioner Yang Dikrim Kuesioner Yang Kembali : Melalui Pos Diambil langsung Total Kuesioner Yang Kembali
Jumlah
Total
%
200
78,5 % 21,5 % + 100 %
142 -
54,5 % 16,5 % + 71 %
58
29 %
157 43 +
109 33 +
Total Kuesioner Yang Tidak kembali
Sumber : Data Primer Analisis Deskripsi Variabel Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ditabulasikan sesuai dengan keperluan analisis yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel yaitu yang terdiri dari variable eksogen yaitu
Profesionalisme ( X1 ), Komitmen Organisasi ( X2 ), Kepuasan Kerja ( X3 ) dan variabel endogen yaitu Kinerja Kerja ( Y ). Berikut disajikan tabel Statistik Deskriptif hasil dari output SPSS untuk masing-masing variabel.
Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Profesionalisme Komitmen Organisasi Kepuasan Kerja Kinerja
Teoritis Kisaran Mean 7 s/d 35 21 7 s/d 35 21 4 s/d 20 12 5 s/d 25 15
Aktual Kisaran Mean 17 s/d 34 26 14 s/d 29 20 8 s/d 19 14 5 s/d 25 20
Standar Deviasi 3.98444 2.87122 1.92067 3.93167
Sumber : Data Diolah Berdasarkan tabel tersebut di atas jawaban responden pada masingmasing variabel terlihat memberikan informasi bahwa : 1. Variabel profesionalisme, rata-rata jawaban responden adalah 26 dan standar deviasi 3.98444. Ini berarti bahwa tingkat jawaban responden terhadap variabel Profesionalisme sangat tinggi. 2. Variabel komitmen organisasi, rata-rata jawaban responden
adalah 20 dan standar deviasi 2.87122. Ini berarti bahwa tingkat jawaban responden terhadap variabel komitmen organisasi tinggi. Hal ini berarti bahwa ratarata responden dalam penelitian ini adalah auditor internal sangat memiliki komitmen terhadap organisasi dimana tempat mereka bekerja adalah sangat kuat. 3. Variabel Kepuasan Kerja, ratarata jawaban responden adalah 14 dan standar deviasi 1.92067 hal
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
110
ini menunjukkan bahwa rata-rata responden menjawab ragu-ragu dalam setiap item pertanyaan seputar kepuasan kerja. 4. Variabel kinerja, rata-rata jawaban responden adalah 20 dan standar deviasi 3.93167. Hal ini dapat berarti bahwa setiap responden yang menjawab item pertanyaan dalam pengukuran kinerja ini ratarata menjawab setuju.
Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Partial Least Square (PLS).Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerfull . PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi (Ghozali, 2006).
Gambar 1. Model Awal Penelitian
Sumber :Data Diolah
Dalam di atas menunjukkan bahwa model awal penelitian terdiri dari semua indikator yang akan diukur yang akan mengeluarkan indikatorindikator dari hasil pengolahan data yang nilainya berada di bawah 0,5 karena dianggap tidak valid dan tidak reliable. Pengujian Outer ( Measurement Model )
Model
Model pengukuran atau outer model dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite realibility untuk blok indikator. Outer model sering juga disebut dengan outer relation atau measurment model yang didefenisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya.
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
111
Tabel 3. Cross Loading awal KEPUASAN KERJA
KINERJA
KK1
0.769352
KK2
0.868053
KK3
0.894316
KK4
0.932201
KK5
0.901331
KOMITMEN ORGANISASI
KO1
0.782749
KO2
0.135280
KO3
-0.815032
KO4
-0.337977
KO5
0.572323
KO6
0.734531
KO7
0.269726
KP1
0.854416
KP2
-0.852957
KP3
0.823372
KP4
0.939512
PROFESIONALISME
PR1
0.848978
PR2
0.793820
PR3
0.625917
PR4
0.204790
PR5
0.575682
PR6
0.786882
PR7
-0.030301
Sumber : Data Diolah Berdasarkan table tersebut di atas diketahui bahwa KP 2 memiliki nilai Loading di bawah 0,5 hal itu berarti bahwa indikator yang ke 2 dari Variabel KP (Kepuasan Kerja) bukan sebagai indikator pengukur (tidak valid) variabel Kepuasan Kerja. Loading indikator di dalam variabel Kepuasan Kerja ( KP ) berdasarkan Tabel diatas menunjukkan nilai yang memenuhi kriteria yaitu KP 1 sebesar 0.854416, KP 3 sebesar 0.823372 dan KP 4
sebesar 0.939512. Berdasarkan nilai loading maka ketiga indikator tersebut merupakan indikator pengukur untuk variabel Kepuasan Kerja. Loading indikator pada variabel Kinerja Kerja ( KK ) tidak ada yang memiliki nilai loading dibawah 0,5. Dengan demikian maka indikator KK 1, KK 2, KK 3, KK 4, KK 5 merupakan indikator pengukur untuk variabel Kinerja Kerja. Pada Variabel Komitmen Organisasi ( KO ), ada 4 indikator yang nilai
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
112
loadingnya dibawah 0,5 yaitu KO 2 sebesar 0.135280, KO 3 sebesar 0.815032, KO 4 sebesar 0.337977dan KO 7 sebesar 0.269726. Dengan demikian maka indikator tersebut harus dikeluarkan dari analisis karena tidak memiliki kriteria sebagai indikator dari variabel Komitmen Organisasi. Jadi, indikator yang memenuhi kriteria dalam Variabel Komitmen Organisasi hanya terdiri dari KO 1, KO 5 dan KO 6 karena memiliki nilai loading diatas 0,5 sesuai dengan
kriteria yang disyaratkan. Pada Variabel Profesionalisme ( PR ) dalam tabel diatas ditunjukkan bahwa indikator PR 4 sebesar 0.204790 dan PR 7 sebesar 0.030301 memiliki loading dibawah 0,5. Dengan demikian maka indikator tersebut bukan merupakan indikator pengukur di dalam variabel Profesionalisme ( PR ). Jadi, indikator yang merupakan indikator pengukur dalam variabel Profesionalisme hanya terdiri dari PR 1, PR 2, PR 3, PR 5 dan PR 6.
Tabel 4. Composite Reliability No.
Variabel
Composite Reliability
1
Kepuasan Kerja
0.760224
2
Kinerja
0.941994
3
Komitmen Organisasi
0.279029
4
Profesionalisme
0.772567
Sumber : Data Diolah Berdasarkan tabel tersebut diatas memiliki reliabilitas yang tinggi maka dapat dilihat bahwa instrument karena loading composite reliability penelitian untuk Kepuasan Kerja, memiliki nilai diatas 0,7. Kinerja dan Profesionalisme Tabel 5. Composite Reliability Average Variance Extracted ( AVE ) No
VARIABEL
AVE
1
Kepuasan Kerja
0.754547
2
Kinerja
0.765323
3
Komitmen Organisasi
0.335621
4
Profesionalisme
0.390877
Sumber : Data Diolah Berdasarkan table tersebut di atas, indikator masing-masing variabel memiliki reliabilitas yang tinggi. Sedangkan Variabel Komitmen Organisasi dan Profesionalisme memiliki loading di bawah 0,5. Instrumen penelitian ini
masih menunjukkan beberapa indikator yang tidak valid sehingga analisis data selanjutnya menggunakan model respesifikasi yaitu model penelitian yang mengeluarkan indikator yang tidak valid dari analisis.
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
113
Hasil Analisis Model Struktural Respesifikasi. Yang tergambar di dalam Gambar berikut ini menunjukkan bahwa
model penelitian respesifikasi ini sudah tidak memasukkan indikator yang memiliki loading dibawah asumsi. Berikut ini penulis sajikan gambar model respesifikasi :
Gambar 2. Model Penelitian Respesifikasi
Sumber : Data Diolah a. Pengujian Outer Model Measurement Model Respesifikasi
( )
latennya. Convergent validity pada model respesifikasi, yaitu pengujian validitas dari suatu konstruk dengan melihat korelasi antara indikator yang memiliki loading di atas 0,5 dengan variabel.
Outer Model atau Model Pengukuran mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel Tabel 6. Cross Loading Respesifikasi No
Kepuasan Komitmen Kinerja Profesionalisme Kerja Organisasi
KK1
0.773743
KK2
0.866439
KK3
0.892257
KK4
0.932068
KK5
0.901079
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
114
KO1
0.791812
KO5
0.699292
KO6
0.810949
KP1 0.866045 KP3 0.863847 KP4 0.941083 PR1
0.849432
PR2
0.800765
PR3
0.634444
PR5
0.581199
PR6
0.778238
Sumber : Data Diolah Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa indikator dari masing masing variabel dalam penelitian ini sudah memiliki
loading di atas 0,5 dengan demikian semua indikator di dalam penelitian ini valid di dalam mengukur variabel.
Tabel 7. Average Variance Extracted ( AVE ) Respesifikasi VARIABEL
AVE
1
Kepuasan Kerja
0.754580
2
Kinerja
0.765263
3
Komitmen Organisasi
0.588592
4
Profesionalisme
0.540875
Sumber : Data Diolah Berdasarkan dari data tabel nilai di atas 0,5 maka dengan tersebut di atas maka dapat demikian konstruk di dalam dilihat bahwa nilai AVE dari penelitian ini memiliki validitas masing-masing variabel memiliki yang baik. Tabel 8. Korelasi dari variabel laten dan nilai akar AVE Kepuasan Kerja
Kinerja
Komitmen Organisasi
Kepuasan Kerja
1.000000
Kinerja
0.822111
1.000000
Komitmen Organisasi
-0.573274
0.690470
1.000000
Profesionalisme
0.675599
0.610960
-0.474475
Profesionalisme
1.000000
Sumber : Data Diolah Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
115
Jika nilai akar AVE lebih tinggi dari korelasi antar konstruk yang lainnya, maka dapat disimpulkan konstruk memiliki tingkat validitas yang baik. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa masing-masing konstruk memiliki validitas yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai akar AVE yang lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi dengan konstruk lainnya.
Tabel 9. Compisite Reliability Respesifikasi Composite Reliability Kepuasan Kerja
0.760881
Kinerja
0.941983
Komitmen Organisasi
0.810328
Profesionalisme
0.852559
Sumber : Data Diolah Tabel tersebut di atas menunjukkan nilai composite menunjukan model composite reliability di atas 0,7 maka reliability. Suatu konstruk dengan demikian model dikatakan reliable apabila nilai respesifiasi memiliki reabilitas loading composite reability nya yang tinggi. di atas 0,7. Dari tabel di atas Tabel 10. Comunality Communality Kepuasan Kerja
0.793968
Kinerja
0.765243
Komitmen Organisasi
0.591205
Profesionalisme
0.541745
Sumber : Data Diolah Tampak bahwa nilai communality pada semua kontruk di atas 0,5 yang
memperkuat hasil pengujian dengan Composite Reliability.
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
116
b. Pengujian Inner Model (Model struktural) Respesifikasi Setelah model yang koefisien determinasi pada diestimasi memenuhi konstruk endogen. Menurut Chin kriteria Outer Model, berikutnya (1998), nilai R square sebesar dilakukan pengujian model 0.67 (kuat), 0.33 (moderat) dan struktural (Inner model). Berikut 0.19 (lemah). Berikut dapat adalah nilai R-Square pada dilihat nilai R Square pada Tabel konstruk. di bawah ini R Square pada konstruk endogen. Nilai R Square adalah Tabel. 11. R Square R Square Kepuasan Kerja
0.553632
Kinerja
0.715219
Komitmen Organisasi Profesionalisme Sumber : Data Diolah Tabel di atas memberikan nilai 0,553632 untuk konstruk Kepuasan Kerja yang berarti bahwa Komitmen Organisasi dan Profesionalisme mampu menjelaskan varians Kepuasan Kerja sebesar 55,3632 %. Nilai R
juga terdapat pada Kinerja yang dipengaruhi oleh Komitmen Organisasi, Profesionalisme dan Kepuasan Kerja yaitu sebesar 0,715219 atau sebesar 71,5219 %.
c. Pengujian Hipotesis Berikut ini merupakan Tabel yang merupakan hasil uji hipotesis. Tabel. 12. Pengujian Inner Model ( Structural Model ) Respesifikasi T Statistics Keterangan Kepuasan Kerja -> Kinerja Kerja
8.554589
Signifikan
Komitmen Organisasi -> Kepuasan Kerja
4.482545
Signifikan
Komitmen Organisasi -> Kinerja Kerja
7.900103
Signifikan
Profesionalisme -> Kepuasan Kerja
10.291722
Signifikan
Profesionalisme -> Kinerja Kerja
5.237252
Signifikan
Sumber : Data Diolah
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
117
Berdasarkan data dalam tabel di atas maka dapat dilihat bahwa : Pengujian Hipotesis 1 H1 : Profesionalisme auditor internal mempunyai pengaruh positif terhadapkinerja kerja auditorinternal Dari hasil pengolahan data maka dapat dilihat hasil dari pengujian hipotesis untuk Hipotesis 1 yaitu apakah profesionalisme auditor internal mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja auditor hasilnya signifikan sebesar 5.237252, hal ini berarti hipotesis 1 dapat diterima. Pengujian Hipotesis 2 H2 : Profesionalisme auditor internal mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Dari hasil pengolahan data maka dapat dilihat hasil dari pengujian hipotesis untuk Hipotesis 2 yaitu apakah Profesionalisme auditor internal mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja auditor internal, hasilnya signifikan sebesar 10.291722, hal ini berarti hipotesis 2 dapat diterima. Pengujian Hipotesis 3 H3 : Komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja auditor internal
Dari hasil pengolahan data maka dapat dilihat hasil dari pengujian hipotesis untuk Hipotesis 3 yaitu apakah Komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja auditor internal, hasilnya signifikan sebesar 4.482545, hal ini berarti hipotesis 3 dapat diterima karena t hitung. Pengujian Hipotesis 4 H4 : Komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja kerja auditor internal. Dari hasil pengolahan data maka dapat dilihat hasil dari pengujian hipotesis untuk Hipotesis 4 yaitu apakah Komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja kerja auditor internal, hasilnya signifikan sebesar 7.900103, hal ini berarti hipotesis 4 dapat diterima. Pengujian Hipotesis 5 H5 : Kepuasan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja kerja auditor internal. Dari hasil pengolahan data maka dapat dilihat hasil dari pengujian hipotesis untuk Hipotesis 5 yaitu apakah Kepuasan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja kerja auditor internal, hasilnya signifikan sebesar 8.554589, hal ini berarti hipotesis 5 dapat diterima
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
118
Gambar 3. Model Penelitian Respesifikasi Dengan Nilai Koefisien
Sumber : Data Diolah Dalam Gambar tersebut di atas menunjukkan koefisien parameter dari hubungan antar variabel penelitian empiris. Adapun signifikansi hubungan antar variabel dari model empiris di atas di tunjukkan oleh Tabel 12. Signifikasi hubungan antar variabel ditentukan jika t-Tabel lebih besar dibanding t-hitung, t-Tabel sebesar 1,96 pada alpha 5% oleh karena itu berdasarkan Tabel di atas maka semua variabel dalam penelitian ini dikatakan signifikan. Goodness of Fit Goodness of Fit Model diukur menggunakan R Square variabel laten dependen dengan interpretasi yang sama dengan regresi. Q Square predictive relevance untuk model struktural mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.
Q2 = 1-(1-R1) (1-R2) Besaran memiliki nilai dengan rentang 0 <2 pada analisis jalur (path analysis). Maka dengan demikian dihasilkan nilai Q Square sebagai berikut: Q2 = 1-(1-R1) (1-R2) Dimana R1 = Kepuasan Kerja R2 = Kinerja Q2= 1 – ( 1-0,553632 ) ( 10,715219 ) = 1 – ( 0,446368 ) ( 0,28478 ) = 1 – 0,127116= 0,872884 Dari hasil perhitungan Q Square tersebut di atas maka dihasilkan nilai 0,872884, dengan demikian hal ini dapat diartikan bahwa variabel endogen (Kinerja) secara keseluruhan dipengaruhi oleh variabel eksogen sangat tinggi yaitu sebesar nilai Q Square. Selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yg tidak diteliti. Pengujian dilakukan baik terhadap outer model maupun pada inner model. Berikut ringkasan uji goodness of fit penelitian ini :
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
119
Tabel 13.Goodness of Fit No 1
Evaluasi Model Cross Loading
2
AVE
3
Composite Reliability Communality
4 5
6
R2 untuk variable laten endogen Q2 untuk variabel endogen
Selain melihat analisis Goodness of Fit dalam penelitian ini, maka penulis menyajikan pula analisis direct dan indirect yang bertujuan untuk melihat apakah
Hasil
Kriteria
3 indikator pd 0,5-0,6 13 indikator ≥ 0,7 Seluruh variabel ≥ 0,5 Seluruh variabel ≥ 0,7 Seluruh Variabel ≥ 0,5 Seluruh variabel ≥ 0,33
0,5-0,6
0,872884
Keterangan Moderat
≥ 0,7
Baik
≥ 0,5
Baik
≥ 0,5
Baik
≥ 0,5
Baik
0,20 0,33
Baik
1
Baik
jalur dalam penelitian ini harus melalui variabel intervening atau harus melalui antar variabel secara langsung. Berikut penulis sajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 5.38Analisis Direct dan Indirect PR > KK Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh Total Kesimpulan
0,068
KO > KK -0,336
0,535 x 0,556 = 0,297 0,365 Pengaruh Total > Pengaruh Langsung
-0,324 x 0,556 = -0,180 -0,516 Pengaruh Total < Pengaruh Langsung
Berdasarkan Tabel tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa untuk Variabel Profesionalisme terhadap variabel Kinerja Kerja dihasilkan kesimpulan bahwa nilai pengaruh total lebih besar dibandingkan dengan nilai pengaruh langsung, maka dengan demikian variabel intervening diperlukan dan hubungan antar variabel, sedangkan
untuk variabel Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Kerja dihasilkan nilai pengaruh total lebih kecil dibandingkan nilai pengaruh langsung, dengan demikian maka sebaiknya variabel Komitmen organisasi terhadap kinerja kerja seharusnya tidak melalui variabel intervening.
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
120
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, berikut ini disajikan kesimpulan sebagai berikut : a. Profesionalisme auditor internal mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja kerja auditor internal. Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa profesionalisme auditor internal ternyata mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja auditor internal. b. Profesionalisme auditor internal mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. Dari hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa profesionalisme auditor internal mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan kerja. c. Komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif
terhadap kepuasan kerja auditor internal Dari hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja auditor internal.
d. Komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja kerja auditor internal. Dari hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi ternyata berpengaruh positif terhadap kinerja kerja auditor internal. e. Kepuasan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja kerja auditor internal. Dari hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang positif antara kepuasan kerja dan kinerja kerja.
DAFTAR PUSTAKA Agoes, S. 2004. Auditing, Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta: LPFE-UI. Amilin dan Rosita Dewi, 2008, “Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik dengan Role Stress sebagai Variabel Moderating”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Volume 12 No. 1. Anni Ompu Sunggu. 2004. Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Dalam Peningkatan Kinerja (Studi Empiris pada Internal Auditor PLN Se-Indonesia). Tesis Program Pasca Sarjana Undip (tidak dipublikasikan) Aranya, N., J. Pollaock, and J. Amernic. 1981. “An examination of professional commitmen in public accounting”. Accounting, Organization and Society 6 : PP.271 - 282. Aranya, R. Lachman and J. Armenic, 1982. Accounting job satisfaction : A path analysis. Accounting, Organization and Society 7 (3) : 201 – 215.
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
121
Aranya, R. Lachman and J. Armenic, 1982. Accounting job satisfaction : A path analysis. Accounting, Organization and Society 7 (3) : 201 – 215. Arfan Ikhsan & Muhammad Ishak. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat. Arfan IKhsan Lubis . Akuntansi Keperilakuan.Edisi 2. Salemba Empat Arnold, H.J. dan Feldman. 1982. A Multivariate Analysis of Determinant of Job Turnover. Journal of Applied Psychology 67:350-360. Ataina Hudayati, JAAI VOLUME 6 NO. 2, DESEMBER 2002” Perkembangan Penelitian Akuntansi Keperilakuan: Berbagai Teori Dan Pendekatan Yang Melandasi” Bateman, T dan S. Strasser, 1984. A Longitudinal analysis of antecedents of the antecedent of organizational commitment. Academy of Management Journal 27: 95-112 Cut Zurnali dalam bukunya "Learning Organization, Competency, Organizational Commitment, dan Customer Orientation : Knowledge Worker - Kerangka Riset Manajemen Sumberdaya Manusia di Masa Depan " (2010) Davis, K dan Newstroom John. W.1985. Human Behavior at Work : Organizational Behavior. Seven Edition Mc. Grow-Hill, Inc. Devi Irahandayani. 2002. Pengaruh Sikap Mental Auditor Internal atas Kualitas Hasil Kerjanya. Skripsi Sarjana Ekonomi Universitas Trisakti (Tidak dipublikasikan) Evi Lestari dan Dwi Cahyono, 2003 “Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Sebagai Mediasi Hubungan Profesionalisme dengan Intensi Keluar” Simposium Nasional Akuntansi VI Surabaya Ghozali, Imam.2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modelling: Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Badan Penerbit Undip: Semarang. Goetz, J., P. C. Morrow, and I.C Mc Elroy. 1991. “The effect of Accounting Firm Size and member rank on professionalism”. Accounting Organization and Society 16 : PP.159 – 166. Goode, W., 1957.”Community within a community : The profession.”American Sociological Review 22 : PP.194-200. Gregson. T. 1992. An Investigation of the causal ordering of job satisfaction and organizational commitment in turnover models in accounting. Behaviour Research In Accounting 4 : 80 - 95 Guntur, Sri, Yohanes, 2002. Profesionalisme Sebagai Mediasi Hubungan Antara Pengalaman Dengan Kinerja, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi. Jurnal Maksi Undip. Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
122
Hall, R, 1968. “Profesionalization and bureaucratation”. American Sociological Review 33 : PP.92 – 104 Harrel, it, and M. Stahl. 1984. “Mc Clelland‟s trichotomy of need theory and the job satisfaction and work performance of CPA firm professional”. Accounting Organization and Society 9 : pp.241-252 Harrel, it, E. Chewning and M. Taylor, 1986. “Organization – Profession Conflict and the Satisfaction and Turnover intentions of internal auditing”. Auditing : a Journal of Practice & Theory (Spring) : pp.109-121 Hiro Tugiman, 1998. “Audit Internal yang Diharapkan Kenyataan dan Upaya Pengembangannya”. Makalah Seminar Nasional IAI Cabang Jambi. Hopwood, 1974. Accounting and behaviour. Accounting age book.A Wheaton and Company. I Wayan Suartana. 2000. Anteseden dan Konsekuensinya Job Insecurity dan Intensi Keluar pada Internal Auditor. Tesis Program Pasca Sarjana UGM (Tidak dipublikasikan) I Wayan Suartana. Akuntansi Keperilakuan: Teori dan Implementasi. Penerbit Andi. Kalbers L.P. and Fogarty. 1995. “Professionalism and its Consequences : A Study Internal‟s Auditor”. A journal Practice and Theory (Spring) : 64 -85. Khikmah, Siti Noor. 2005. Pengaruh Profesionalisme Terhadap Keinginan Berpindah Dengan Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Maksi Undip, Vol. 5 Agustus Mathieu, J.1991. A cross level nonrecursive model of the antecedent of organizational commitment and satisfaction. Journal of Applied Psychology 76 (5):607-618. Meyer, J and N. Allen. 1984. Testing the “side bet theory” of organizational commitment : Some methodological considerations, Journal of Applied Psychology 69 : 372-378 Moh. As‟ad. 1978. Psikologi Industri. Penerbit Liberty Yogyakarta Morrow, P.C. and J.F. Goetz. 1988.”Professionalism as form of work commitment”. Journal of Vacational Behavior 32 : pp. 92-111 Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Norris, D dan R. Niebuhr. 1983. “Professionalism, Organizational Commitment and Job Satisfaction in Accounting Organization”. Accounting, Organizations and Society 9 (1) : 49-59 Pasewark, W.R dan Strawser, J.R. 1996. The determinant and outcomes associated with job insecurity on a professional accounting environments. Behavioral Research in Accounting 8. 91-113 Pei, B, dan F. Davis. 1989. “The impact of organizational structure on internal auditor organizational – Professional conflict and role stress : An exploration of Linkages. Auditing: A Journal of Practice & Theory (Spring) : pp.101-115.
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
123
Poznanski, Peter, J dan Bline, Denis M. 1997. Using structural equation modelling to investigate the causal ordering of job satisfaction and organization commitment among staff accountants. Behavioral Research in Accounting. Volume 9, 1997. Printed in USA. Priadana, Sidik & Saludin Muis. Metodologi Penelitian Ekonomi&Bisnis.Graha Ilmu Price J, E dan Mueller, C. 1981. A Causal Model Turnover for Nurses. Academy Management Journal. 24 (3) : 88-109 Rahmawati. 1997. Hubungan antara Profesionalisme Internal Auditor dengan Kinerja, Kepuasan Kerja, Komitmen dan Keinginan Untuk Pindah. Tesis Program Pasca Sarjana UGM (Tidak dipublikasikan) Robbins, P. Stephen. 2003. Organization Behaviour : Concept, Controversies, Aplications. Seventh Edition. Prentice Hall Inc. Sawyer, Lawrence B. 1998. Sawyer’s Internal Auditing. The Institue of Internal Auditors. Schroeder, R dan Indieke. 1977. Local cosmopolitan and bureaucratic perception in public accounting firms. Accounting, Organization and Society 2 : 39-46 Sorensen J. dan T. Sorensen. 1974, The conflict of professionals in bureaucratic organization. Administration Science Quarterly (March) : 98-106. Sri Trisnaningsih, 2003, “Pengaruh Komitmen terhadap Kepuasan Kerja Auditor: Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur)”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Volume 6 No. 2. Sumardi. 2001. Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Serta Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja. Tesis Program Pasca Sarjana Undip (tidak dipublikasikan). Suwandi dan Nur Indriantoro. 1999. Pengujian Model Turnover Pasewark dan Strawser : Studi Empiris Pada Lingkungan Akuntan Publik, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. No. 2 Juli. Timpe. A. Dale.1988. The Art and Science of Business Management Performance. Kend Publishing Inc. Triandis, H.C. 1971. Attitudes and Attitudes Change. Jhon Waley and Sons, Inc, New York. Valery G.Kumaat. Internal Audit.Penerbit Erlangga Zainuddin .Makalah, Jakarta, 25 juli 2002
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2015
124