PENGARUH INTENSITAS PERSAINGAN PASAR DAN TEKNOLOGI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL: INFORMASI SAM SEBAGAI VARIABEL INTERVENING KHANIFAH Universitas Wahid Hasyim Semarang ABSTRACT The main objective of this study is to examine increasing in the market competition about the aplication of manufacturing technology, deregulation of economics and privatization of government owened enterprises makes decision makers to be management accounting system information more important. There have been calls for research into the use of management accounting systems information under the changing circumstances. The research reports the results of astudy which offers an explanation for the relationship between intensity of market competition and managers performance by incorporating into the model the use of management accounting system information by mangers as intervening variable. The asses the relationship, data were collected from 71 manager product of manufacturing with responses is 75,5%. The results of this reseach indicate that intensity of market competition is a determinant of the use of the information MAS which, in turn, is a determinanat plays a mediating role in the relationship between the intensity of market competition and manager performance. Keywords : Market competition, information technology, management accounting information system, managers performance. PENDAHULUAN Persaingan pasar telah menciptakan pergolakan, tekanan, resiko dan ketidakpastian organisasi. Puncak tuntutan organisasi yaitu menjawab segala ancaman dan kesempatan dalam lingkungan bersaing, dan mereka mendesain serta menggunakan sistem pengendalian
Pengaruh Intensitas ………. (Khanifah)
27
yang tepat untuk mencapai tujuan. Ada sejumlah bukti empiris pada industri manufaktur yang mendukung hubungan positif antara peran manajer terhadap penggunaan sistem akuntansi manajemen maupun kinerja (Biema dan Greenwald, 1997; Mia dan Clarke; 1999). Manager yang menggunakan informasi telah mempersiapkan sistem akuntansi manajemen untuk dapat membantu organisasi memakai dan mengimplementasikan rencana dalam menanggapi lingkungan bersaingnya. SAM dalam suatu organisasi merupakan pandangan tradisional yang mempunyai ruang lingkup yang sempit, dimana sistem yang diharapkan hanya memberikan informasi keuangan secara umum, seperti masalah internal organisasi, dan ex post atau historical (Chenhall & Morris, 1986, Gordon dan Narrayan, 1984, Mia, 1993). Pandangan terhadap SAM merupakan suatu sistem yang menyediakan benchmarking dalam memantau informasi tambahan pada internal perusahaan dan informasi historis tradisionil yang menghasilkan sistem akuntansi manajemen. Teknologi
informasi
memberikan
peluang
bagi
perusahaan
global
untuk
meningkatkan koordinasi dan pengendalian, atau dapat pula dimanfaatkan untuk mendapatkan keunggulan daya saing di pasar dunia (Johnston dan Carrico, 1998; Clemons dan Kimbrough, 1991; Mahmod dan Mann, 1993; Kettinger et al.,1994; Mata et al., 1995; Ross et al., 1995). Penelitian ini terkonsentrasi pada penggunaan manager terhadap benchmarking dan monitor sistem informasi yang tersedia. Keterlibatan benchmarking dalam membandingkan suatu perusahaan dengan pesaing merupakan faktor yang relevan, termasuk didalamnya costs dan structure costs, produktivitas, kualitas, harga, customer service, dan profitability. Bromwich (1990) menyarankan bahwa seorang manager yang menggunakan benchmarking dalam memantau informasi dengan SAM dapat membantu organisasi dalam menghadapi tantangan yang dihasilkan dari persaingan pasar dan membantu usaha yang bernilai tambah menjadi relatif bagi competitors. Walaupun para peneliti mengatakan bahwa penggunaan 28
JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 27-41
SAM banyak dalam lingkungan kompetitif (Kaplan, 1983; Shank dan Govindarajan, 1989; Bromwich, 1990), riset empiris mengenai hal tersebut telah berkurang (Foster dan Gupta, 1994). Fakta-fakta yang bersifat anekdot menyarankan bahwa dengan adanya intensitas persaingan pasar, banyak organisasi yang bekerja dengan lebih baik (Mia dan Clarke, 1999). Lebih lanjut Khandwalla (1972) melaporkan adanya hubungan negatif diantara harga, produk dan pemasaran (distribusi), jaringan kompetisi dan kinerja organisasi. Rolfe (1992) menambahkan bahwa kompetisi di pasar benar-benar menciptakan ancaman dan tantangan. Dalam rangka memperoleh dan mempertahankan keunggulan kompetitif, organisasi perlu untuk beradaptasi dengan cepat pada lingkungan pasarnya (DeGeus, 1988; Senge, 1990; Day, 1991). Maka dengan itu, jika suatu perusahaan menghadapi peningkatan kompetisi pada pasarnya, namun gagal mengadopsi dan mengimplementasikan strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan tersebut, maka kinerjanya cenderung memburuk. Barangkali ini merupakan alasan kenapa Khandwalla (1972) melaporkan adanya hubungan negatif antara profitabilitas perusahaan dan tingkat harga produk, serta jaringan persaingan pasar. Hal ini mewakili suatu penyimpangan (anomaly) antara bukti empiris terhadap isu dan realita, dan kami menyarankan bahwa manager yang menggunakan informasi SAM menawarkan suatu penjelasan tentang adanya penyimpangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas persaingan pasar dan teknologi informasi dengan kinerja manajer melalui pengunaan informasi sistem akuntansi manajemen (SAM) TELAAH PUSTAKA Hubungan Persaingan Pasar dan Penggunaan Informasi SAM oleh Manager Semakin meningkatnya persaingan pasar, perusahaan-perusahaan juga meningkatkan jarak produk dan mengurangi siklus hidup produk, memperkenalkan saluran distribusi baru yang mempengaruhi rantai suplai konsumen, menghadapi sensitivitas pasar, dan menargetkan
Pengaruh Intensitas ………. (Khanifah)
29
produk serta jasa kepada segmen-segmen pelanggan kecil (Rolfe, 1992). Perubahan ini menciptakan ancaman kompetitif dan tantangan. Sesuai dengan ancaman dan tantangan ini, perusahaan harus mengadopsi strategi seperti diffrensiasi produk, jasa dan harga (Lynn, 1994). Anthony dan Govindarajan (1998) menjelaskan bahwa sistem strategi adalah cara yang dipilih oleh manajemen puncak untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Dalam melakukan strategi diffrensiasi produk, suatu perusahaan berusaha untuk mengatasi tekanan persaingan tersebut dengan menawarkan kepada konsumen suatu paket atribut produk yang memberikan nilai lebih dari pada yang ditawarkan pesaing. Formulasi dan implementasi strategi differensiasi produk membutuhkan perkiraan yang akurat dari biaya atribut produk tersebut, dan memonitor biaya tersebut dari waktu-kewaktu. Penekanan utama pada pendekatan ini adalah bahwa suatu organisasi perlu untuk melihat lingkungan eksternal (pasar) dan posisinya sendiri. Untuk tujuan ini, perusahaan juga perlu untuk mengidentifikasi dan memonitor strategi masing-masing kompetitor (sekarang dan potensial) sehingga dapat menentukan kombinasi yang tepat dari atribut produk dan struktur biaya yang akan memberikan keunggulan kompetitif. Ward (1993) berkata: ‘….menurut defenisi, keunggulan competitive
adalah
suatu
konsep
relatif,
yang
hanya
dapat
ditaksir
dengan
membandingkannya terhadap lingkungan eksternal. Sehingga sistem akuntansi manajemen harus menambah focus eksternal (termasuk pesaing, suplier, dan persepsi konsumen atas nilai) kedalam penekanan tradisional seperti analisis akuntansi, perencanaan dan siklus pengendalian. Hubungan Teknologi Inforamsi dan Kinerja Manajer TI akan membawa perusahaan pada kondisi yang menguntungkan yaitu kemudahan memasuki pasar, diferensiasi produk, dan cost efficiency (Kettinger et al, 1994). Dengan kemudahan tersebut maka perusahaan akan mampu meningkatkan kinerjanya. Jadi 30
JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 27-41
pengunaan TI secara strategik akan mampu membawa perusahaan meningkatkan profitabilitas yang merupakan salah satu indikator performance. Clemons et al. (1993) menyatakan bahwa teknologi informasi mempunyai kemampuan untuk memperendah biaya koordinasi antar perusahaan dengan agen-agen di luar perusahaan tanpa mempertinggi resiko transaksi yang bersangkutan. Teknologi informasi dapat memperbaiki monitoring serta pengurangan spesifikasi hubungan yang ada dalam koordinasi eksplisit, sehingga perusahaan akan melakukan investasi dalam teknologi informasi untuk melakukan koordinasi antar perusahaan tanpa dikuatirkan oleh adanya resiko transaksi yang tinggi. Mahmood dan Mann (1993) melakukan penelitian tentang hubungan antara investasi dalam teknologi informasi dengan strategik organisasional dan kinerja ekonomi. Penelitian yang dilakukan terhadap 100 perusahaan tersebut memperoleh hasil yaitu adanya hubungan antara investasi dalam teknologi informasi dengan strategik organisasional dan kinerja ekonomi perusahaan. Sircar et al. (2000) melakukan penelitian dengan mengembangkan framework yang dikembangkan oleh Mahmood dan Mann (1993). Pengembangan tersebut dilakukan karena menurut Sircar et al. (2000) penelitian dan framework yang dibangun Mahmood dan Mann (1993) memiliki sejumlah keterbatasan. Atas keterbatasan yang muncul tersebut Sircar et al (2000) membuat framework baru untuk mengukur kinerja yaitu tidak lagi menekankan kinerja dalam arti produktivatas, namun kinerja perusahaan yang sebenarnya meliputi penjualan, asset, dan market value. Berdasarkan penelitian yang dilakukannya diperoleh hasil hubungan yang signifikan antara investasi dalam TI dan kinerja perusahaan. Hubungan antar Proses dan Dinamika Bersaing (Competitive Dynamics) TI dapat digunakan untuk mengubah keunggulan bersaing dari suatu industri (McFarlan, 1991; Bakos & Treacy, 1986), meningkatkan barrier to entry terhadap pesaing prospektif (McFarlan, 1991). Pemindahan biaya-biaya perolehan dapat berimplikasi dramatis untuk kompetisi antar peserta industri (Bakos & Brynjolfsson, 1993). Dinamika bersaing
Pengaruh Intensitas ………. (Khanifah)
31
dapat dipengaruhi oleh strategi pemasaran sukses, sedang daya saing dapat ditingkatkan dengan memperbaiki pilihan produk dan biaya (Porter & Millar, 1991). Dinamika bersaing dapat berdampak signifikan dari hubungan pelanggan, sebagai contoh pelanggan bereaksi dengan baik kepada biaya yang lebih rendah, meningkatnya pemilihan produk atau meningkatnya respon pelanggan (Porter & Millar, 1991). Lebih lanjut Tallon et al (1999) mengatakan bahwa semakin besar dampak TI terhadap proses bisnis individual, dan hubungan antar proses bisnis, maka semakin besar kontribusi TI terhadap kinerja organisasi. Kemudian hasil penelitian Tallon et al (1999) menemukan bahwa hubungan antar-proses bisnis menunjukkan hubungan yang positif dengan dinamika bersaing, kecuali hubungan antara supplier relations dengan production & operations dan hubungan antara sales & marketing support dengan customer relations berkontribusi negatif. Berdasarkan uraian tersebut maka dimunculkan hipotesis sebagai berikut : HIPOTESIS Berdasarkan teori yang teleh dikemukakan sebelumnya maka dapat dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut: H1: Terdapat hubungan tidak langsung antara intensitas persaingan dengan kinerja melalui penggunaan informasi karateristik SAM. H2: Terdapat hubungan tidak langsung antara teknologi informasi dengan kinerja melalui penggunaan informasi karateristik SAM. H3 : Proses bisnis supplier relations berpengaruh positif terhadap proses bisnis production & operations. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua manajer level menengah keatas pada perusahaan manufaktur di Jawa Tengah, yang mana menurut data dari BPS (2003) terdapat 32
JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 27-41
135 perusahaan manufaktur yang bergerak diberbagai sektor usaha produktif (BPS, 2003).Penelitian ini mengambil sampel para manajer dibagian operasional dan pemasaran karena didasarkan pada variabel yang titeliti yaitu ketidakpastian lingkungan dan struktur organisasi. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling atau pengambilan secara acak. Definisi Operasional Variabel Teknologi Informasi Teknologi informasi dicerminkan dalam formalisasi perencanaan, pengendalian, organisasi, dan integrasi aktivitas-aktivitas teknologi informasi. Penelitian ini menggunakan instrumen kematangan teknologi informasi yang digunakan oleh Karimi et al (1996). Untuk mengukur kematangan teknologi informasi digunakan empat kriteria yaitu bentuk perencanaannya, pengendaliannya, organisasinya, dan integrasinya, kesemuanya ada 12 item. Untuk menilai keempat indikator teknologi informasi diukur dengan menggunakan 20 item pertanyaan dengkan menggunakan skala likert 1-7. Responden diminta untuk menjawab 7 pertanyaan dengan memilih satu nilai dalam skala 1 (informasi tidak penting) sampai skala 7 (informasi sangat penting). Sistem Akuntansi Manajemen Sistem Akuntansi Manajemen sebagai variabel independen yang mempunyai karakteristik yaitu broad Sciope, timeliness, agregation dan integration. Intensitas persaingan Intesnitas persaingan adalah suatu tingkat persaingan usaha yang diukur melalui pesaing utama dalam industri yang sama. Variabel Intensitas persaingan menggunakan instrument yang digunakan oleh Mia dan Clark (1999) yaitu jumlah pesaing utama, frekuensi tingkat perubahan teknologi dalam industri yang sama, frekuensi pengenalan produk baru, seberapa luas akses terhadap saluran distribusi, dengan menggunakan skala Likert tujuh
Pengaruh Intensitas ………. (Khanifah)
33
point, angka 1 merepresentasikan kondisi persaingan yang sangat rendah dan angka 7 kondisi persaingan yang sangat tinggi Kinerja manajerial Dalam peneltian ini variabel dependennya adalah Kinerja Manajerial.. Kinerja manajerial adalah kinerja individual anggota organisasi dalamkegiatan manajerial. Kinerja manajerial diukur dengan instrumen self rating yang dikembangkan oleh Mahoney, Jardey dan Caroll (1963) dengan menggunakan skala likkert 1 sampai 7. Instrumen ini terdiri dari 8 dimensi kinerja personal (perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, staff, negosiasi, perwakilan) dan 1 dimensi kinerja secara keseluruhan.. Variabel dependen adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh keberadaan variabel lain (Sugiyono, 2001). Dalam peneltian ini variabel dependennya adalah Kinerja Manajerial.. Kinerja manajerial adalah kinerja individual anggota organisasi dalamkegiatan manajerial. Kinerja manajerial diukur dengan instrumen self rating yang dikembangkan oleh Mahoney, Jardey dan Caroll (1963) dengan menggunakan skala likkert 1 sampai 7. Instrumen ini terdiri dari 8 dimensi kinerja personal ( perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, staff, negosiasi, perwakilan) dan 1 dimensi kinerja secara keseluruhan. Dalam penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah model persamaan struktural (SEM) yang berbasis komponen atau varian (variance). Menurut Ghozali (2006) PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. PLS merupakan metode analisis yang powerfull (Wold,1985 dalam Ghozali,2006) karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. Dalam analisis dengan PLS ada 2 hal yang dilakukan. Pertama, menilai outer model atau measurement model adalah penilaian terhadap reliabilitas dan validitas variabel penelitian. Ada tiga kriteria untuk menilai outer model yaitu: 34
JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 27-41
convergent validity, discriminant validity dan composite reliability. Kedua, menilai inner model atau structural model. HASIL & PEMBAHASAN Pengujian Outer Model (Measurement Model ) Outer Model atau Measurement Model adalah penilaian terhadap reliabilitas dan validitas variabel penelitian. Ada tiga kriteria untuk menilai outer model yaitu: convergent validity, discriminant validity dan composite reliability. Outer model dinilai dengan cara melihat nilai convergent validity (besarnya loading factor untuk masing-masing konstruk) Loading factor di atas 0.70 sangat direkomendasikan, namun demikian loading factor 0.50 – 0.60 masih dapat ditolerir sepanjang model masih dalam tahap pengembangan. Discriminant validity dari pengukuran model dengan indikator refleksif dapat dilihat dari korelasi antar skor indikator dengan skor konstruknya. Indikator akan dianggap relaible apabila nilai korelasinya diatas 0.70 (Ghozali,2006). Hasil pengujian outer loadings (lihat lampiran ) menunjukkan bahwa semua loading factor diatas 0.50. Tabel 4 menunjukkan korelasi dari latent variables dan nilai akar AVE. Hasil korelasi antar konstruk dan nilai akar AVE menunjukkan bahwa nilai akar AVE untuk variabel Intesitas persaingan (IP), Teknologi informasi (TI), SAM dan kinerja lebih besar dari nilai korelasi antar konstruknya. Secara umum hasil ini menunjukkan bahwa discriminant validity yang tinggi. Pengujian discriminant validity juga dapat ditunjukkan dengan nilai composite reliabilitynya Tabel 4. Akar AVE dan Korelasi Konstruk IP TI SAM KM
Pengaruh Intensitas ………. (Khanifah)
IP 0.558 0.385 0.199
TI
0.572 0.468
SAM
0.446
35
Berdasarkan
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai composite reliability variabel
penelitian semuanya diatas 0.70. Dengan demikian dapat disimpulkan semua konstruk mempunyai reliabilitas dan validitas yang tinggi. Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Construct
Composite
AVE
Cronbach
Reliability
Alpha
IP
0.828396
0.500701
0.767882
TI
0.076539
0.102109
0.779593
SAM
0.842858
0.300805
0.853243
KM
0.922468
0.583434
0.902673
Pengujian Inner Model (Model Struktural) Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengujian inner model. Tabel 6. Hasil Pengujian Inner Model
Keterangan
Entire Sample Estimate
TMean of Standard Statistic subsamples error
IP->SAM
0.332
-0.3683
0.1116
2.9754
TI->SAM
0.489
0.4874
0.1139
4.2924
IP ->KM
0.110
0.113
0.028
0.255
R Square
0.3114 0.3337 0.3351 0.4251
TI->KM
0.225
0.334
0.0357
3.457
0.2758 SAM->KM 0.423 0.4951 0.0893 4.7374 Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel intensitas persaingan pasar dengan penggunaan informasi SAM dengan nilai koefisien 0.332, nilai t = 2.975 dan t Tabel = 1.96 signifikan pada 0.05. hal ini menunjukkan bahwa Intensitas persaingan berpengaruh signifikan terhadap karakteristik SAM . dengan demikian hipotesis 1 dapat diterima. Hasil penelitian mendukung penelitian yang dilakukan 36
JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 27-41
Ma dan Clark (1999) Untuk hubungan penggunaan informasi SAM terhadap kinerja diperoleh nilai koefisien 0.423 dengan nilai t = 4.73.. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa hipotesis 1 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara intensitas persaingan pasar terhadap kinerja melalui penggunaan informasi SAM berhasil didukung. Hasil pengujian hipotesis 1 konsisten dengan temuan Mia dan Clarke (1999). Untuk hubungan TI terhadap SAM diperoleh nilai koefesien 0.489 dan nilai t = 4.292 dan t Tabel sebesar 1,96. Dari uji t menunjukkan nilai t hitung > t tabel berarti bahwa pengaruh langsung TI terhadap SAM berpengaruh signifikan. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan bahwa TI berpengaruh terhdap kinerja melalui karakteristik SAM signifikan dapat diterima. Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian yang dilakukan oleh Karimi et al. (2001) dan Boynton et al. (1994). Hasil pengujian ini konsisten dengan penelitian Abernethy dan Guthrie (1994) Hasil penelitian ini melengkapi penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Mia dan Goyal 1991; Boynton et al. 1994; Bouwens dan Abernethy 2000 Karimi et al. 2001). Pembahasan Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa semakin tinggi aplikasi TI akan semakin meningkatkan kemampuan suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam pengambilan keputusan. TI, yang merupakan perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi jaringan memungkinkan manajer untuk memperoleh tidak hanya informasi internal, tetapi juga informasi eksternal, non keuangan, dan berorientasi yang akan datang. Dengan demikian, semakin meningkatnya penerapan TI, semakin meningkat pula ketersediaan informasi SAM lingkup luas. Ini akan memberikan semakin banyak alternatif solusi yang dapat dipertimbangkan oleh manajer dalam pengambilan keputusan sehingga kinerja manajerial dapat ditingkatkan. Jika kita amati perkembangan TI dewasa ini, TI menunjukkan perkembangan yang demikian cepat, antara
Pengaruh Intensitas ………. (Khanifah)
37
lain: Electronic data interchange (EDI), Wide area network (WAN), dan Expert System (ES) yang semuanya menggunakan komputer (O’Brien 1999: 423). Munculnya TI berbasis komputer memudahkan orang melakukan aktivitas dalam mengakses informasi di mana saja dan kapan saja. TI mampu mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mempertukarkan berbagai aktivitas bisnis penting yang terdistribusi secara geografis. Disamping itu, TI mampu menembus birokrasi yang diakibatkan karena adanya struktur organisasi sehingga batas antar fungsi dalam organisasi menjadi mudah diterobos dalam upaya peningkatan kelancaran kerjasama antar fungsi. Lebih lanjut dapat kita contohkan misalnya dengan adanya expert system setiap orang dapat melakukan pekerjaan dari seorang yang ahli. Ketersediaan komputer personal (PC) yang didukung dengan berbagai macam perangkat lunak yang mudah pengoperasiannya memungkinkan manajer melakukan lebih banyak analisis dan mengurangi ketergantungannya pada ahli atau pada departemen sistem informasi. Jika sebuah PC juga bertindak sebagai suatu terminal dan dihubungkan ke database organisasi, maka manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan menyiapkan lebih banyak laporannya. Remy Prud’homme (1991) menyatakan bahwa peningkatan pentingnya informasi dan kemudahan perolehan informasi yang diakibatkan oleh TI akan memberikan kemudahan bagi manajer untuk beroperasi dari lokasi mana pun dan memperoleh banyak informasi sesuai dengan kebutuhannya. Jadi semakin tinggi ketersediaan TI di perusahaan akan sangat membantu tugas yang dihadapi manajer, Teknologi perangkat lunak yang tersedia juga semakin bervariasi, demikian juga kemampuan untuk menyimpan data semakin besar, sehingga memungkinkan penyediaan informasi dalam bentuk tertentu yang akan memberikan manajer tambahan informasi yang akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Kemungkinan solusi terhadap suatu masalah juga semakin banyak, yang memungkinkan manajer produksi atau pemasaran untuk meningkatkan kualitas keputusan yang akan diambil. 38
JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 27-41
Kesimpulan Hasil pengujian dengan menggunakan SEM menunjukkan bahwa karakteristik SAM scope bertindak sebagai variabel antara (intervening variable) dalam hubungan antara (1) teknologi informasi dan kinerja manajerial, (2) intensitas persaingan dan kinerja manajerial.. Dengan demikian, semakin tinggi teknologi informasi dan intensitas persaingan
akan
semakin meningkatkan kebutuhan akan informasi SAM , yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini melengkapi penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Mia dan Goyal 1991; Boynton et al. 1994; Bouwens dan Abernethy 2000 Karimi et al. 2001). DAFTAR PUSTAKA Ashford, S.J, Cummings, L.L, 1983, “Feedback as an Individual Resources: Personal strategies of Creating Information”. Organizational Behaviour and Human Performance 32, 370-398. Barney, J.B. dan E. J. Zajac, 1994., “Competitive Organizational Behavior: Toward an Organizationally-Based Theory of Competitive Advantage”. Strategic Management Journal, Winter Special Issue, 15, hal, 5-9. Bourne, L. E. Jr., 1966, Comments on Professor I.M. Bilodeau’s Paper, in bilodeau E. A. (ed). Acquisition of Skill, N.Y. academic Press. Bromwich, M., 1990, “The Case for Strategic Management Accounting Sistem : The Role of Accounting Information for Strategy in Competitive Markets”, Accounting, Organization and Society, 15, 27-46. Chenhall, R., Morris, D, 1986, “The Impact of Structure, Environment and Interdependece on The Perceived Usefulness of Management Accounting Sistem”. The Accounting Review LXI (1), 16-35. Day, G. S., 1991. “Learning About Markets”. Report No. 91-117. Cambridge, Marketing Science Institute. and Wensley, R., 1988., “Assesing Advantage: a Framework Diagnosing Competitive Superiority”, Journal of Marketing, 1-20. DeGeus, A. P., 1970., “Planning as Learning”, Harvard Business Review, 70-74. David Otley, 1980., “The contigency theory of management accounting: Achievement and Prognosis”, Accounting Orgaizations and Society, vol. 5, pp. 413-428. Dharmmesta, B.S, 1999, “Riset Konsumen dalam Pengembangan Teori Perilaku Konsumen dan Masa Depan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, vol. VI. No.1. Drucker, P. F. 1996, “The Executive in Action”: Managing for Results. Innovation and Enterpreneurship, The Effective. New York. Fiol, C.M, 1991, “Managing Culture as Acompetitive Resource”. Journal of management, 17, hal. 191-211. Pengaruh Intensitas ………. (Khanifah)
39
Foster, G. and Gupta, M, 1994., “Marketing, cost management and management accounting”, Journal of Management Accounting Research, 43–77. Mia ,L and Clarke, 1999, “Market Competition, Use of Information Management Accunting Sistem, Performance Unit Business”. Management Accounting Research, P. 137-158 Pogue, G.A., 1990, “Strategic Management Accounting and Marketing Strategy”, Management Accounting, 68, 52-54. Porter, M. E, 1979, “How Competitive Forces Shape Strategy”, Harvard Business Review, March/April, 137-145. , 1985, “Competitive Strategy”. Free Press, New York. Rolfe, A. J., 1992, “Profitability Exporting Techniques Bridge Information Gap”, The Journal Of Business Strategy, 32-37. Senge, P.M., 1990, “The Leader’s New York : Building Learning Organizations”, Sloan Management Review, 7-23. Sekaran, Uma., 2000, “Research Methods for Business”, John Wisley, p. 295-296. Simmonds, K., 1981. “Strategic Management Accounting”, Management Acounting, UK, 2629. Simons, R. 1987. “Accounting Control Sistem And Business Strategy”: An Empirical Analysis: Accounting Oganization And Society, 12(4), Hal. 357-374., R., 1990. The Role of Management Control Sistem in Creating Competitive Advantage: New Persfectives, Accounting, Organizations And Society, 15, 127-143. Spicer, B.H., 1992, “The Resurgence of Cost and Management Accounting : A Review of Some Recent Developments in Practice, Theories and Case Research Methods”, Management Accounting Research, 1-37. Stephen, N. dan Kevin, P.G, 1998, “Why don’t Some People Complain A Cognitive – Emotion Process Model of Consumer Complaint Behavior”, Journal of Academy of Marketing Science, vol 26. no,3. Tyndall, G.R, 1988, “Obtaining Better Information to Control Freight Costs : Some guidelines”, Journal of Cost Management, 55-59. Ward, K., 1993, “Accounting For a Sustainable Competitive Advantage”, Management Accounting, 71, 36. Ward, K., Hewson, W. And Srikanthan, S, 1992. “Accounting For The Competition”, Management Accounting, 70, 19-20. Waterhouse and Tiessen, 1978, “A Contigency Framework For Management Accounting Sistems Research”, Management Accounting Sistems Research, 65-76.
40
JAI Vol.5, No.1, Maret 2009 : 27-41