PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) Ruri Destianty Piliang, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 (021) 53696969, 53696999/ (021) 5300244,
[email protected]
ABSTRACT
This thesis aims to determine whether there are some effects of the removal of PSAK 27, as a result of the IFRS implementation in Indonesia at the financial statements of Kopkar ADIS (Cooperative employees PT. ADIS) as the object of study. The methods used to obtain the data and information is observation and interviews with the parties concerned directly. The results of this study indicate that the financial statements presented by Kopkar ADIS is not accordance with existing regulations, both PSAK 27 and the recent cooperative industry regulations described in the Regulation state minister of Cooperatives and Small Enterprises Number 04/Per/M.KUKM/VII / 2012. The conclusion based on the research that there is no effect of the removal of PSAK 27 to the financial statements Kopkar ADIS. (RDP) Keywords: financial statements cooperative, cooperative accounting, PSAK 27, Regulation of the State Minister for Cooperatives and Small Enterprises Number 04/Per/M.KUKM/VII/2012.
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh atas pencabutan PSAK 27 sebagai akibat implementasi IFRS di Indonesia terhadap laporan keuangan KOPKAR ADIS (Koperasi Karyawan PT. ADIS) sebagai objek penelitian. Metode yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi adalah dengan melakukan observasi dan interview langsung pada pihak yang bersangkutan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh KOPKAR ADIS tidaklah sesuai dengan peraturan yang ada, baik pada PSAK 27 maupun pada peraturan industri koperasi terbaru yang dijelaskan dalam Peraturaan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh atas pencabutan PSAK 27 terhadap laporan keuangan KOPKAR ADIS. (RDP) Kata kunci : laporan keuangan koperasi, akuntansi koperasi, PSAK 27, Peraturaan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012.
PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis diera globalisasi seperti saat ini sudah semakin pesat. Kegiatan perekonomian pun turut serta melangkah maju seiring dengan kegiatan-kegiatan bisnis dan kerjasama antar organisasi atau antar perusahaan yang dilakukan secara lokal maupun global. Untuk kegiatan perekonomian secara global, tak dapat dipungkiri informasi-informasi mengenai kegiatan akuntansi pun menjadi salah satu faktor penting dalam menunjang keberlangsungan bisnis yang dilakukan antar negara. Mengapa hal ini penulis sebutkan menjadi salah satu faktor penting ? Alasannya adalah karena dalam akuntansi dibutuhkan banyak informasi mengenai kegiatan pencatatan, penjurnalan, pengungkapan dan pelaporan keuangan atas sebagian atau seluruh transaksi-transaksi yang dilakukan oleh rekan bisnis beda negara yang melakukan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan asing lainnya. Dari hal tersebut, maka kita membutuhkan standarisasi akuntansi yang berlaku secara global guna mempermudah para pengguna laporan keuangan dalam membaca, memahami, dan menganalisis laporan keuangan tersebut yang telah disajikan oleh rekan bisnisnya yang berada di negara yang berbeda. Untuk itulah International Financial Reporting Standard (IFRS) diterbitkan sebagai standar akuntansi internasional. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, standar akuntansi internasional (IAS) atau yang sekarang disebut IFRS telah di implementasikan secara serentak di Indonesia sejak tahun 2012 silam. Konvergensi IFRS ini sendiri merupakan salah satu bentuk partisipasi dan kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai salah satu negara anggota G20. Penerapan IFRS ini diantaranya bertujuan untuk meningkatkan transparansi, akuntanbilitas, dan globalisasi bahasa pelaporan keuangan. Konvergensi ini pun menimbulkan beberapa dampak, diantaranya adalah pencabutan beberapa PSAK yang beberapa peraturannya telah diatur dalam PSAK lain. Salah satu PSAK yang mengalami pencabutan adalah PSAK 27 mengenai Akuntansi Koperasi. Pencabutan PSAK 27 ini telah dibuktikan dengan terbitnya PPSAK 8 tanggal 8 April 2011. Dan disesuaikan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 4/2012 pada 25 Juli 2012 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi, yang dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Berdasarkan latar belakang yang telah tersebut, maka penulis akan membahas dan menganalisis mengenai keadaan laporan keuangan suatu koperasi yang penulis jadikan sebagai objek penelitian. Adapun judul dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah “PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)”.
METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini penulis mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dengan melalui 2 (dua) metode penelitian, yaitu: 1. Metode Penelitian Studi Kepustakaan Metode studi kepustakaan ini adalah metode penelitian yang dilakukan dengan mempelajari dan mendapatkan data dan informasi yang berasal dai buku, jurnal, literatur dan artikel-artikel terkait dengan topik yang diulas dalam penulisan dan penelitian ini. Pada metode ini tidak ada pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian. 2.
Metode Penelitian Observasi Lapangan Metode ini dilakukan dengan cara mendatangi objek penelitian yang berkaitan secara langsung guna mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi-informasi terkait pada penelitian ini. Metode ini pun dilakukan pula dengan cara wawancara langsung terhadap pihak-pihak yang berhubungan dan mengetahui secara umum dan khususnya atas keadaan laporan keuangan yang disajikan oleh koperasi ADIS. Selain itu, penulis pun berusaha memahami dan menganalisis laporan keuangan koperasi ini berdasarkah data laporan keuangan historisnya dari laporan keuangan 2010-2012.
HASIL DAN BAHASAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akunakun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi berdasarkan Permen KUKM No. 4/Per/M.KUKM/VII/2012 terhadap komponen-komponen dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha, catatan atas laporan keuangan, laporan perubahan ekuitas (modal), dan laporan arus kas. Pembahasan ini penulis tinjau berdasarkan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan pada akun-akun yang ada. Namun pada komponen pengakuan dan pengukuran penulis membatasi ulasannya berdasarkan akun-akun tertentu saja yang memiliki nilai material.
Pengaruh Pencabutan PSAK 27 Analisis mengenai dampak dari pencabutan PSAK 27 ini hanya dilakukan pada Laporan Keuangan KOPKAR ADIS tahun 2010 dan 2011 saja. Hal ini dikarenakan pada tahun-tahun inilah penerapan PSAK 27 pada Laporan Keuangan Koperasi masih berlaku. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari wawancara pertama, bahwa Laporan Keuangan KOPKAR ADIS tahun 2010 dan 2011 ini ternyata tidak terbukti menggunakan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 27. Adapun penjelasan bahwa pada Laporan Keuangan KOPKAR ADIS tahun 2010 dan 2011 tidak terbukti menggunakan PSAK 27 adalah terlihat dari Laporan Keuangan koperasi yang hanya menyajikan Neraca dan Laporan Hasil Usaha saja. Sementara dalam PSAK 27 halaman 13 paragraf 74 menyatakan bahwa “Laporan keuangan koperasi meliputi Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota, dan Catatan atas Laporan Keuangan.” Pengakuan: Pada KOPKAR ADIS pengakuan bahwa Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas terdapat pada kelompok Neraca. Hal ini telah sesuai dengan pernyataan PSAK 27 paragraf 75 yang menyatakan “Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas koperasi pada waktu tertentu.” Pengukuran: Pencatatan nilai nominal dari akun-akun yang tersedia pada Laporan Keuangan KOPKAR ADIS telah dicatat sebesar harga perolehan saat transaksi itu terjadi. Penyajian dan Pengungkapan: Pada laporan Neraca dan laporan Perhitungan Hasil Usaha tahun 2010 dan 2011, hanya ada beberapa kelompok akun saja yang tidak disajikan sesuai dengan ketentuan PSAK 27. Beberapa akun tersebut adalah: Akun pendapatan dan beban yang disajikan koperasi dalam Laporan Keuangan pun masih belum sesuai dengan PSAK 27. Hal ini dikarenakan pada Laporan Hasil Usaha koperasi tahun 2010 dan 2011 tidak ada pemisahan antara pendapatan dan beban yang didapatkan dari anggota dan non-anggota, seperti yang dijelaskan dalam PSAK 27 paragraf 68 menyatakan bahwa “Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dengan non-anggota diakui sebagai pendapatan (penjualan) dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan non-anggota.” Kemudian ditinjau dari sisi beban KOPKAR ADIS, pencatatan tergabung menjadi satu kelompok yaitu Biaya Administrasi dan Umum. Sementara pada PSAK 27 paragraf 72 dipaparkan bahwa “Beban usaha dan beban-beban perkoperasian harus Disajikan terpisah dalam laporan perhitungan hasil usaha.” Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa dalam Laporan Keuangan KOPKAR ADIS tahun 2010 dan 2011 tidak menggunakan PSAK 27 revisi 1998. Karena itulah, tidak ada pengaruh atas pencabutan PSAK 27 ini terhadap keadaan Laporan Keuangan KOPKAR ADIS tahun 2010 dan 2011.
Penerapan Standar Akuntansi Koperasi Terbaru Berdasarkan penelitian dan hasil interview berikutnya terhadap pihak KOPKAR ADIS ternyata Laporan Keuangan 2012 masih menggunakan sistem pelaporan yang lama seperti yang telah dilakukan koperasi ini pada Laporan Keuangan tahun 2010 dan 2011. Untuk Laporan Keuangan tahun 2012 ini akan penulis jelaskan lebih lanjut yang didasarkan dengan Standar Akuntansi Industri Koperasi dan SAK ETAP sebagai acuan lainnya apa bila dalam standar akuntansi industri koperasi ini sendiri belum memaparkan secara jelas mengenai kegiatan akuntansi yang ada pada koperasi.
Neraca Menurut Permen KUKM No. 04/Per/M.KUKM/VII/2012 pada bagian neraca terdiri dari 3 komponen, yaitu Aset, Kewajiban dan Ekuitas. Pada komopen Aset, Pengakuan dilakukan dengan menganalisis akun-akun seperti akun Kas, Bank, Deposito, dan Piutang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pengakuan kas dan setara kas (bank) pada KOPKAR ADIS telah sesuai. Hal ini ditinjau atas pengakuan SAK ETAP yang menyatakan bahwa aset mendatangkan manfaat ekonomi pada masa depan telah dipenuhi oleh koperasi ini. Selanjutnya pada komponen Kewajiban, terdapat beberapa akun yang memiliki nilai material yaitu pada akun Hutang Simpanan Sukarela dan Hutang Bank. Dalam SAK ETAP halaman 12 paragraf 2.35 “Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.” Dalam hal ini, KOPKAR ADIS telah mengakui kewajibannya dengan tepat, karena koperasi mencatat akun-akun kewajibannya diposisi neraca sesuai dengan nilai nominal dari transaksi yang terjadi Secara keseluruhan, pencatatan pada komponen-komponen neraca ini telah dilakukan secara sesuai, hal ini dibuktikan dari beberapa pernyataan mengenai pengakuan pada akun Aset, Kewajiban, dan Ekuitas yang tertera pada Permen KUKM No. 04/Per/M.KUKM/VII/2012 dan SAK ETAP sebagai acuannya. Kemudian dari sisi Pengukuran, KOPKAR ADIS melakukan pencatatannya pada tiap-tiap akun dengan metode pencatatan yang diukur berdasarkan nilai historis sebesar harga perolehan saat transaksi dilakukan. Hal ini telah sesuai dengan penjelasan yang tertera pada SAK ETAP halaman 11 paragraf 2.31 menyatakan “Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar: (a) Biaya Historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban. (b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.” Penyajian dan Pengungkapan yang dicatat oleh KOPKAR ADIS masih banyak yang tidak sesuai, karena koperasi ini masih menggunakan istilah-istilah akun yang lama dalam pencatatannya. Seperti pada laporan neraca istilah Aktiva seharusnya telah digantikan dengan istilah Aset, begitupun istilah Pasiva yang seharusnya sudah langsung terbagi menjadi dua komponen yaitu Kewajiban dan Ekuitas. Perhitungan Hasil Usaha Perhitungan Hasil Usaha (PHU) yang disajikan oleh KOPKAR ADIS ini terbagi menjadi 3 (tiga) komponen yaitu Pendapatan Operasional, Pendapatan Non Operasional, dan Biaya Administrasi dan Umum. Hal ini masih perlu dikoreksi lebih lanjut terkait dengan kesesuaian penyajiannya terhadap PERMEN No. 04/ Per/ M.KUKM/VII/2012, terutama dalam hal penggunaan istilah dalam pengelompokan komponen yang ada pada PHU. Menurut peraturan ini, komponen PHU terdiri dari Pelayanan Anggota, Pendapatan dari Non Anggota, Sisa Hasil Usaha Kotor, Beban Operasional, Pendapatan dan atau Beban Lainnya, Beban Pajak, dan Sisa Hasil Usaha Setelah Pajak. Laporan Perubahan Ekuitas (Modal) KOPKAR ADIS belum menyajikan Laporan Perubahan Ekuitas (Modal) dalam satu lampiran khusus seperti yang telah diterapkan pada Neraca, Laporan Perhitungan Hasil Usaha, dan Catatan atas Laporan Keuangan. KOPKAR ADIS hanya melakukan perhitungan ekuitas dalam Neraca saja, hal itu pun tidak menggunakan istilah Ekuitas. Ekuitas ini sendiri seharusnya disajikan dalam laporan keuangan koperasi dengan komponen Akun Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Cadangan, Hibah (jika ada), dan SHU.Seharusnya penyajian laporan ini dilakukan secara tersendiri sebelum KOPKAR ADIS menyusun laporan Neraca.
Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas KOPKAR ADIS tidak dibuat atau disajikan pada Laporan Keuangan ditiap periode akuntansi. Berdasarkan informasi dan data yang diperoleh, arus kas yang dapat dibuat dan disajikan pada koperasi ini penulis lakukan dengan menggunakan metode tidak langsung. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan informasi mengenai keterangan arus kas yang masuk dan keluar yang dilakukan koperasi, sehingga tidak bisa diterapkan dengan menggunakan metode langsung, karena itulah perhitungan arus kas tahun 2012 yang akan disajikan pada lampiran skripsi dinilai dari selisih hasil perbandingan antar Neraca pada tahun 2011 dengan tahun 2012. Selain itu SAK ETAP halaman 30 paragraf 7.7 menyatakan “Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode tidak langsung. Dalam metode ini laba atau rugi neto disesuaikan dengan mengoreksi dampak dari transaksi non kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.” Pada perhitungan yang dibuat dalam laporan arus kas ini saldo perubahan kas didapatkan dari 3 aktivitas yang dilakukan oleh koperasi, pertama saldo yang didapat dari aktivitas Operasional adalah sebesar Rp 460,368,722. Sedangkan jumlah saldo kas yang didapatkan dari hasil aktivitas Investasi adalah sebesar Rp (240,080,400). Kemudian dari aktivitas terakhir yaitu aktivitas Pendanaan jumlah saldo kas yang dihasilkan adalah sebesar Rp 377,666,582. Hasil penjumlahan dari ketiga aktivitas ini adalah sebesar Rp 597,954,905 yang kemudian dijumlahkan kembali dengan jumlah saldo kas, bank, dan deposito pada awal tahun 2012 sebesar Rp 4,223,554,286. Total akhir yang didapatkan untuk saldo perubahan kas pada akhir periode 2012 adalah sebesar Rp 4,821,509,190 dimana saldo ini telah sesuai dengan jumlah kas dan setara kas yang tercantum pada neraca KOPKAR ADIS akhir tahun 2012. Catatan atas Laporan Keuangan Pada laporan keuangan yang disajikan oleh KOPKAR ADIS sebenarnya telah mencakup komponen Catatan atas Laporan Keuangan, hanya saja penjelasan mengenai informasi yang disajikan pada komponen ini masih kurang tepat dan belum sesuai dengan aturan perkoperasian yang berlaku saat ini. Kondisi Catatan atas Laporan Keuangan yang disajikan oleh KOPKAR ADIS berisikan penjelasanpenjelasan mengenai komponen laporan keuangan dari Neraca dan Laporan Perhitungan Hasil Usaha. Rincian dari tiap komponen itu pun hanya menjelaskan saldo yang didapatkan dari tiap akun berasal dari saldo akhir per 31 Desember ditiap tahun yang bersangkutan. Hasil analisis mengenai Catatan atas Laporan Keuangan yang disajikan oleh KOPKAR ADIS tersebut adalah masih belum sesuai dengan ketentuan yang ada pada PERMEN No. 04/Per/ M. KUKM/VII/2012. Dimana pada peraturan ini Catatan atas Laporan Keuangan adalah harus berisi pengungkapan secara jelas mengenai perlakuan, pengakuan, penilaian mengenai kebijakan akuntansi pada aset, piutang, dan persediaan. Serta Catatan atas Laporan Keuangan harus memaparkan mengenai kegiatan pelayanan utama koperasi pada anggotanya aktivitas koperasi untuk mempromosikan ekonomi dan memberdayakan anggotanya, informasi kegiatan bisnis koperasi, informasi mengenai penyelenggaraan dan keputusan dari RAT, dan hal lainnya yang bersifat material yang harus disajikan secara rinci.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Laporan Keuangan KOPKAR ADIS tahun 2010, 2011, dan 2012 maka dapat disimpulkan bahwa koperasi ini: 1. Dalam laporan keuangan koperasi tahun 2010 dan 2011 ternyata belum menerapkan PSAK 27 sebagai pedoman penyusunan laporan keuangannya. Hal ini dibuktikan dengan laporan keuangan yang hanya menyajikan neraca dan laporan hasil usaha saja. Selain itu tidak ada pemisahan antara pendapatan yang didapatkan dari anggota dan non-anggota, dan dari sisi beban tidak adanya pemisahan antara beban usaha dan beban perkoperasian. 2. Pada laporan keuangan tahun 2012 KOPKAR ADIS belum menerapkan standar akuntansi yang baru dalam pelaporan keuangannya. Hal ini dibuktikan dengan penyajian laporan keuangan masih menggunakan cara yang sama seperti penyajian dua tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010 dan 2011.
3.
4.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa koperasi karyawan PT. ADIS ini belum menggunakan PSAK 27 sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan tahun 2010 dan 2011, jadi karena alasan inilah tidak ada dampak perubahan atas dicabutnya PSAK 27 yang mulai berlaku efektif Januari 2012 lalu. Keadaan laporan keuangan yang disajikan KOPKAR ADIS tahun 2012 masih konsisten menggunakan pedoman akuntansi yang sama seperti dua tahun sebelumnya. Selain itu, laporan keuangan pada tahun ini pun hanya menyajikan neraca, laporan hasil usaha, dan catatan atas laporan keuangan saja tanpa adanya laporan ekuitas (modal) dan laporan arus kas. Pos-pos yang disajikan dalam neraca sudah tepat, hanya saja perlu perbaikan dalam pengelompokannya dan penamaannya yaitu kelompok Aset, Kewajiban, dan Ekuitas. Pada laporan hasil usaha pun pengelompokan akun-akun masih kurang tepat terutama dari sisi pengelompokan pendapatan dan beban yang ada pada koperasi. Kemudian dari sisi catatan atas laporan keuangan koperasi belum menyajikan penjelasannya secara benar . Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya penjelasan atas kejadian setelah tanggal neraca, tidak ada informasi mengenai perlakuan untuk piutang tak tertagih, tidak dijelaskannya hasil keputusan yang didapat dari RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang mempengaruhi laporan akuntansi koperasi
Saran : 1.
2.
3.
KOPKAR ADIS sebaiknya membuat laporan arus kas ditiap tahunnya guna mengetahui aliran arus kas yang sebagai mana mestinya berdasarkan pengklasifikasian menurut aktivitasaktivitasnya, yaitu kas yang berasal dari aktivitas operasional, kas yang berasal dari aktivitas investasi, dan yang berassal dari aktivitas pendanaan. Laporan arus kas yang disajikan ini pun berguna dalam mengetahui apakah ada selisih kas yang tidak dicatat namun bernilai material dan dapat menyebabkan perubahan laporan akuntansi pada koperasi karyawan PT. ADIS. Sebaiknya dilakukan pengauditan atau pemeriksaan kembali atas laporan keuangan yang Disajikan tiap tahunnya dengan menggunakan standar akuntansi untuk industri koperasi yang berlaku saat ini yang dilampirkan dalam Permen KUKM Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012 dan SAK ETAP sebagai pedoman lainnya apabila dalam peraturan akuntansi industri koperasi tersebut masih banyak yang belum dipaparkan secara lebih jelas. Apabila telah melakukan pemeriksaan dengan baik, koperasi sebaiknya melakukan perbandingan dengan laporan keuangan satu tahun sebelumnya guna mengetahui apakah ternyata terdapat kesalahan-kesalahan penyajian terkait dengan data historis ditiap akunnya terutama akun-akun yang memiliki nilai material.
REFERENSI Ikatan Akuntan Indonesia, (2007). Standar Akuntansi Keuangan. IAI: Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. IAI: Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. (2012). Standar Akuntansi Keuangan. IAI: Jakarta. Jamaluddin. (2003). Penerapan PSAK No. 27 pada Koperasi Guru Pegawai Negeri (KGPN) Kecamatan Medan Area. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/9512/1/010503108.pdf. Universitas Sumatra Utara – Medan. Diakses Tanggal: 9 April 2013 Khafid, M., dkk. (2010). ANALISIS PSAKA 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAPKESEHATAN USAHA PADA KPRI. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jda/article/download/1926/2044. Publikasi oleh: Universitas Negeri Semarang – Jawa Tengah. Diakses Tanggal: 9 April 2013 Kieso, D.E., Weygandt, J.J., & Warfield, T. D. (2011). Intermediate Accounting (1st IFRS ed., Vol. 1). New Jersey: John Wiley & Sons. Limbong, B. 2010. Pengusaha Koperasi, Memperkokoh Fondasi Ekonomi Rakyat (cetakan kedua). Margaretha Pustaka: Jakarta. Robb, A. (2012). Stewerdship: The Core of Cooperative Accounting. http://alanrobb.coop/wpcontent/uploads/2012/08/stewardship.pdf. Saint Mary’s University: NS Canada. Diakses Tanggal: 20 Juni 2013. Rudianto. (2010). Akuntansi Koperasi (edisi 2). Jakarta: Erlangga.
Tim Redaksi Tatanusa. (2013). PERKOPERASIAN & PEDOMAN UMUM AKUNTANSI KOPERASI (cetakan pertama). Tatanusa: Ciputat. Yusnita, Rita Tri. (2009). Bab 1 – Karakterisik Koperasi. http://tryusnita.files.wordpress.com/2009/02/bab-1-karakteristik-koperasi.pptx . Diakses tanggal: 4 April 2013
RIWAYAT PENULIS Ruri Destianty Piliang lahir di kota Jakarta pada 1 Desember 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada tahun 2013.