Pengaruh Penambahan Tepung Buah Mengkudu.Moch. Agung L ABSTRAK

Pengaruh Penambahan Tepung Buah Mengkudu….Moch. Agung L

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) DALAM RANSUM TERHADAP EDIBLE DAN IN-EDIBLE AYAM SENTUL

THE EFFECT OF NONI MEAL (Morinda citrifolia) IN RATIONS OF EDIBLE AND IN-EDIBLE OF SENTUL CHICKENS

Moch. Agung Liamirdi*, Wiwin Tanwiriah**, Indrawati Yudha Asmara** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363

*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail : [email protected]

ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung buah mengkudu dalam ransum terhadap edible dan inedible Ayam Sentul. Penelitian dilakukan di Kandang Laboratorium Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran pada bulan Desember – Februari 2016. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan analisis Polinomial Ortogonal. Terdapat lima jenis perlakuan (R0 = 0%, R1 = 0,15%, R2 = 0,3%, R3 = 0,45%, dan R4 = 0,6% tingkat pemberian tepung buah mengkudu dalam ransum) dengan empat ulangan. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa pada penambahan tepung buah mengkudu menghasilkan bobot edible paling tinggi pada tingkat 0,45% dan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot inedible. Kata Kunci : Tepung Buah Mengkudu, Edible, Inedible

ABSTRACT The aim of research was to determine the effect of Noni meal in rations of edible and inedible Sentul Chickens. The research conducted at Laboratory of Poultry Cage Faculty of Animal Husbandry, was University Padjadjaran from December to February 2016. This study used experimental methode with Orthogonal polynomial analysis. There are five types of treatments (R0 = 0%, R1 = 0.15%, R2 = 0.3%, 0.45% = R3, and R4 = 0.6% level of noni meal in the

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

1


rations) with four replications. The results showed that treatments significantly influenced edible parts of Sentul Chickens, however they do not influence inedible parts of Sentul Chickens. The level of 0,45% Noni meal in rations give highest weight edible parts of Sentul Chickens. Keywords : Flour Noni, Edible, Inedible

PENDAHULUAN Sektor peternakan di Indonesia merupakan sektor penting sebagai penghasil pangan asal hewan seperti daging. Ayam merupakan ternak penghasil daging yang paling digemari masyarakat karena harganya yang cukup terjangkau dan termasuk sumber protein tinggi, vitamin dan mineral, namun lebih rendah lemak dan kolestrol dibandingkan dengan daging sapi atau domba. Ayam jenis pedaging di Indonesia terdiri atas ayam lokal pedaging dan ayam broiler. Ayam Sentul berpotensi sebagai ayam pedaging dan selain kulitnya yang putih juga memiliki sifat pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan ayam lokal lain. Ransum pada ayam seringkali ditambahkan feed suplemen untuk meningkatkan pertumbuhan daging ayam menjadi lebih baik. Salah satu feed suplemen yang bisa digunakan yaitu buah mengkudu yang dapat diberikan dalam bentuk sari buah atau tepung yang ditambahkan kedalam ransum. Buah mengkudu mengandung zat – zat aktif utama yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, nafsu makan dan menurunkan lemak. Penggunaan tepung buah mengkudu dalam ransum Ayam Sentul diharapkan dapat mengoptimalkan penyerapan zat-zat nutrisi pada tubuh ayam sentul yang dapat dilihat dari bobot badannya yang tinggi. Dari bobot badan yang tinggi tersebut diharapkan adalah bagian edible nya yang tinggi. Pada umumnya daging ayam atau unggas dipotong menjadi beberapa bagian – bagian yang tidak semua bagian tersebut dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Edible merupakan bagian-bagian yang dipotong dan dapat


2


dikonsumsi oleh konsumen dan In-edible merupakan bagian – bagian yang tidak dapat dikonsumsi. Bagian yang termasuk kedalam edible adalah karkas, leher dan giblet (jantung, hati dan gizzard) sedangkan bagian in-edible pada ayam adalah bulu, darah, kepala, kaki dan jeroan tanpa giblet. Penambahan tepung buah mengkudu pada ransum Ayam Sentul diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan pada ternak, serta menghasilkan bobot badan akhir tinggi yang selanjutnya dapat memberikan nilai edible yang tinggi dan in-edible yang rendah. Penelitian tentang penambahan tepung buah mengkudu pada ransum ayam Sentul belum dilakukan, sehingga untuk mendapatkan responnya terhadap nilai bagian edible dan in-ediblenya perlu diteliti sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Penambahan Tepung Buah Mengkudu Dalam Ransum Terhadap Edible dan In-edible Pada Ayam Sentul”

OBJEK DAN METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan 5 perlakuan dan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali dengan peubah yang diamat meliputi bagian edible dan bagian in-edible dan diuji dengan Analisis Orthogonal Polynomial. Objek penelitian ini adalah ayam Sentul yang berumur dua minggu sebanyak 80 ekor dan dipelihara sampai umur 8 minggu tanpa pemisahan jenis kelamin. Perlakuan yang diberikan yaitu penambahan tepung buah mengkudu ke dalam ransum dengan dosis R0 (0%), R1 (0,15%), R2 (0,3%), R3 (0,45%), R4 (0,6%). Berikut merupakan cara perhitungan analisis Orthogonal Polynomial : Y = α + β1X + β2X2 + …. + βnXn


3


HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Bagian Edible Ayam Sentul Bagian edible ayam sentul merupakan bagian yang bisa dikonsumsi meliputi karkas, giblet dan leher. Pengaruh perlakuan tepung buah mengkudu terhadap edible ayam sentul dapat dilihat pada Tabel 1 : Tabel 1. Bobot Edible Ayam Sentul pada Masing-Masing Perlakuan R0 R1 R2 R3 ………………………g……………………… 1 431,71 489,65 462,13 537,10 2 438,61 495,61 495,60 493,53 3 469,99 449,77 488,10 508,90 4 465,16 489,56 488,87 479,16 Total 1805,47 1924,59 1934.70 2018,69 Rata-rata 451,37 481,15 483,68 504,67

R4 436,57 429,02 468,64 532,25 1866,48 466,62

Rataan bobot edible ayam Sentul hasil penelitian berkisar antara 451, 37 gram sampai dengan 504,67 gram. Rataan bobot edible paling tinggi terdapat pada perlakuan R3 (504,67 gram), diikuti berturut-turut R1 (481,15 gram), R2 (483,68 gram), R4 (466,62 gram), dan R0 (451,37 gram). Hasil analisis Polinomial Ortogonal menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan terhadap edible ayam Sentul berpengaruh nyata (P>0,05). Buah Mengkudu mengandung proxeronine dalam kadar tinggi. Proxeronine dalam buah mengkudu merupakan prekursor xeronine. Senyawa proxeronine menghasilkan xeronine murni dalam usus ketika ia bereaksi dengan enzim khusus yang terkandung dalam buah mengkudu. Berdasarkan teori Heinicke, xeronine bekerja pada tingkat molekuler untuk memperbaiki sel – sel yang rusak. Fungsi utama dari xeronine yaitu untuk mengatur rigiditas dan bentuk


4


dari protein – protein khusus, karena protein – protein ini memiliki fungsi yang berbeda di dalam sel, maka ini dapat menjelaskan bagaimana pemberian jus buah mengkudu dapat menyebabkan respons fisiologis yang luar biasa (Sjabana dan Rusdi, 2002). Hasil penelitian Fitriyah (2011) menunjukkan bahwa pemberian buah mengkudu dalam bentuk tepung dengan level 2,5% yang dikombinasi dengan jahe dalam ransum dapat memperbaiki kualitas karkas ayam pedaging. Karkas yang meningkat menyebabkan bagian edible juga meningkat. Karkas merupakan komponen yang tertinggi dari bagian edible, berat karkas bervariasi yaitu rata-rata antara 65 %

untuk ayam jantan dan 75 %

untuk betina dari berat hidup

(Hendronoto, 1993). Untuk mengetahui kurva respon melalui Analisis Ortogonal Polinomial perlakuan pemberian tepung buah mengkudu terhadap edible Ayam Sentul diperoleh persamaan y = -372.05x2 + 259.25x + 449.95 (dapat dilihat pada Lampiran 5) dimana Y adalah rataan bobot edible dan X adalah dosis tepung buah mengkudu.


5


Ilustrasi 1. Pengaruh pemberian tepung buah mengkudu dalam ransum terhadap edible Ayam Sentul. Berdasarkan pada Ilustrasi 1 dapat diketahui bahwa pemberian tepung buah mengkudu akan menghasilkan bobot edible yang meningkat dari R0 sampai dengan R2 (0,3%), namun pada R3 (0,45 %) menunjukan penurunan sampai dengan R4 (0,6%). Berdasarkan persamaan diketahui bahwa nilai maksimum bobot adalah 504,67 gram pada perlakuan R3 (0,45%) dan penurunan terjadi diakibatkan karena pengaruh berkurangnya penyerapan zat makanan pada pencernaan ayam Sentul yang dipengaruhi adanya zat tanin yang dikenal sebagai zat anti nutrisi yang apabila diberikan secara berlebihan akan mengakibatkan penurunan kemampuan ternak mencerna protein dan karbohidrat (Magdalena, 2013). Djauhariya dan Tirtoboma (2001) menyatakan bahwa Mengkudu mengandung beberapa senyawa anti nutrisi yang dapat menghambat pertumbuhan salah satunya yaitu tanin. Jadi penggunaan tepung mengkudu yang tinggi kemungkinan akan menurunkan pertumbuhan. 2. Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Inedible Ayam Sentul Bagian inedible ayam sentul merupakan bagian yang tidak dikonsumsi meliputi darah, bulu, kepala, kaki dan seluruh isi rongga perut kecuali giblet. Pengaruh pemberian tepung buah mengkudu terhadap bobot inedible ayam sentul dapat dilihat pada Tabel 2 : Tabel 2. Bobot Inedible Ayam Sentul pada Masing-Masing Perlakuan


6


1 2 3 4 Total Rata-rata

R0 R1 R2 R3 ………………………g……………………… 100,19 102,93 91,20 118,80 111,17 111,54 111,16 107,81 112,38 107,10 120,86 95,90 115,63 117,12 107,57 112,60 439,37 438,69 430,79 435,11 109,84 109,67 107,70 108,78

R4 106,37 108,77 104,94 128,75 448,83 112,21

Rataan bobot inedible ayam sentul selama penelitian berkisar antara 107,70 gram sampai dengan 112,21 gram. Rataan bobot inedible paling tinggi terdapat pada perlakuan R4 (112,21 gram), diikuti berturut-turut R0 (109,84 gram), R1 (109,67 gram), R3 (108,78 gram), dan R2 (107,70 gram). Hasil analisis Polinomial Ortogonal menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan terhadap inedible Ayam Sentul berpengaruh tidak nyata (P<0,05). Pada umur 8 minggu bobot organ-organ dalam sudah maksimum pertumbuhannya, sehingga bobot badan yang meningkat tidak diikuti dengan peningkatan bobot organ dalam. Dennis (2016) menyatakan bahwa bagian inedible pada ayam Sentul, umur 6 minggu masih tumbuh dalam puncak pertumbuhan maksimal pada umur 8 minggu lalu menurun hingga umur 12 minggu. Bagian organ dalam kecuali alat reproduksi pada tubuh ternak merupakan bagian tubuh yang masak dini karena penting dalam menyediakan zat-zat hasil metabolisme untuk pertumbuhan, demikian juga bagian kepala dan kaki, karena kepala merupakan tempat organ yang sangat penting dalam mengatur seluruh kehidupan ternak yaitu otak, sedangkan kaki merupakan alat penting dalam mencari makanan dari sejak menetas. Kepala dan kaki merupakan organ eksternal tubuh yang merupakan bagian yang masak dini (Hammond dkk., 1976).

KESIMPULAN


7


1) Pemberian tepung buah mengkudu berpengaruh terhadap bobot edible ayam Sentul, tetapi tidak berpengaruh terhadap bobot inedible ayam Sentul. 2) Pemberian tepung buah mengkudu menghasilkan bobot edible paling tinggi pada penambahan tepung buah mengkudu 0,45 %

UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada dosen pembimbing utama Dr. Ir. Wiwin Tanwiriah, M.P., dan dosen pembimbing anggota Indrawati Yudha Asmara, S.Pt., M.Si., Ph.D., yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi, saran, serta bimbingan dalam langkah penulisan dan penyelesaian penyusunan artikel ilmiah ini.

DAFTAR PUSAKA Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir Dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Universitas Indonesia. Jakarta Bestari, John, Parakkasi, Aminuddin dan Akil, Syahril. 2005. Pengaruh Pemberian Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) Yang Direndam Air Panas Terhadap Penampilan Ayam Broiler. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. Crawley, S.W., D.R. Sloan and K. K. Hale JR. 1979. Yield and Composition of Edible and Inedible by Product of Broiler Processed at 6,7, and 8 week of Age. Poultry Sci. 59: 2243-2246. Direktorat Jenderal Peternakan. 2008. Produksi Daging Kumulatif Provinsi. Departemen Pertanian. Jakarta.

Djauhariya, E dan Tirtoboma. 2002. Mengkudu (Morinda citrifolia) Tanaman Obat Tradisional Multi Khasiat. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7 : 1-7.


8


Gaspersz, V. 1995.Metode Perancangan percobaan. Annico, Bandung , hal 100;467-468. Hafez, E.S.E 1995. Differential growth of organ and edible meat in the domestic fowl. Poultry Science. 34:745:753 Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A. D. Tilman. 1993. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta North, M. O. dan D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Ed. The Avi Publishing Company Inc. Wetsport, Connecticut. Murtidjo, B.A. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Cetakan ke - 1. Kanisius, Yogyakarta. Murtidjo, B.A. 2003. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta. Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta Ressang, A.A. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Edisi II. N.V. Percetakan Bali, Denpasar.

Schaible, P.J. 1970. Poultry Feed and Nurtrition. The AVI Pulishing Company, Inc. Westport, Connecticit Scott, M. L., M. C. Nesheim dan R. J. Young. 1982. Nutrition of The Chicken2nd ed. M. L. Scott and Associates Ithaca. New York Sjabana, Dripa dan Rusdi Ramadhani Bahalwan. 2002. Seri Referensi Herbal Pesona Tradisional dan Ilmiah. Salemba Medika. Jakarta Sujana, Endang, Sjafril Darana, Dani Garnida. 2009. Efek Pemberian Ransum Mengandung Tepung Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) Terhadap Performan Ayam Broiler. ISBN : 978-602-95808-0-8 Sujana, Endang, Sjafril Darana, Dani Garnida, Tuti Widjastuti. 2007. Efek Pemberian Ransum Mengandung Tepung Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) Terhadap Kandungan Kolesterol, Persentase Karkas dan Lemak Abdominal Ayam Broiler. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.


9


Swatland, H.J. 1984. Structure and Development of Meat Animals. Prentice – Hall, Inc, Englewood Cliffs, New Jersey. Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Keempat. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta


10

Pengaruh Penambahan Tepung Buah Mengkudu.Moch. Agung L ABSTRAK

Recommend Documents