PENGARUH PEMILIHAN PRODUK SUSU KEMASAN KARTON TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
Eka D. Pristi Ayuningtyas1 1
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo
[email protected] ABSTRACT
The core of the problem which was discussed in this reaserch was the big influence cover of a product toward a decision in buying milk product carton type. The reaserch used explanatory reaserch by quantitive approach. The technique of collecting data used questionnaire and interview to the 100 mothers as the respondents.Technique analyse data used factor analysis, Regresi analysis and regresi partial analysis. Based on the result which could be taken from the research that the cover has influenced and significant enough to a decision bought by consumers, so it was needed by producers in producing products which would be sold that can attract the consumers to buy it. Keywords: Product, Package, Decision Bought ABSTRAK Masalah utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah besarnya pengaruh kemasan suatu produk terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk susu kemasan karton. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan dengan pendekatan kuantitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan wawancara kepada Ibu-ibu sebanyak 100 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis faktor, analisis regresi linier berganda, dan analisis regresi parsial. Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik dari penelitian ini bahwa kemasan mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, sehingga perlu diperhatikan oleh produsen dalam memproduksi produk yang akan dipasarkan agar dapat menarik konsumen untuk membelinya. Kata Kunci: produk, kemasan, keputusan pembelian
PENDAHULUAN Daya tarik suatu produk tidak dapat dilepaskan dari kemasannya, karena kemasan merupakan salah satu bagian dari wujud nyata suatu
produk. Sebuah perusahaan harus mencari cara agar konsumen lebih tertarik pada produknya. Kemasan memiliki peran yang cukup besar untuk menarik perhatian konsumen, sehingga
Jurnal Ekuilibrium, Volume 11, Nomor 1, Maret 2016
29
produk tersebut akan menjadi pilihan
Adanya
kemasan
yang
bagi konsumen dalam membeli suatu
menarik diharapkan mampu merebut
produk. Agar produk yang dihasilkan
perhatian calon konsumen, karena
laku di pasaran maka perusahaan
konsumen
harus
memperhatikan
menghasilkan
lebih
cenderung
produk
yang
kebutuhan
dan
keunikan kemasan, gambar, warna
misalnya
dan bentuk suatu kemasan produk.
mutunya baik, bentuknya menarik,
Sehingga dengan tampilan luar yang
dan
pemakaian
menarik dapat mendorong konsumen
Kemasan tidak lagi hanya sebagai
untuk melihat, memperhatikan dan
upaya mencegah kerusakan produk,
sampai pada akhirnya mencoba dan
melainkan telah menjadi salah satu
membeli produk tersebut. Oleh sebab
unsur daya tarik konsumen. Produsen
itu, kemasan yang menarik masih
harus lebih banyak belajar melakukan
harus
perbaikan mendesain suatu kemasan
kemasan tersebut dapat menimbulkan
agar dapat menciptakan kemasan
kesan pada produknya.
sesuai
dengan
keinginan
konsumen,
mudah
dalam
yang jauh lebih menarik untuk dapat mempromosikan perusahaan bungkus
produknya.
dapat
lebih
dari
juga
Suatu
membuat
satu
macam
tetap
Pada
unsur
keindahan,
diperhatikan
penelitian
karena
ini
dipilih
suatu produk susu untuk balita dalam kemasan
karton
dengan
alasan
produk ini dapat dibeli dengan harga
misalnya dalam hal bahan kemasan,
yang
relatif
terjangkau
daripada
pembungkusan dapat dibuat ddari
kemasan kaleng. Selain itu susu
bahan kertas, kaleng, plastik, dan
kemasan karton
sebagainya..
Perbedaan
bahan
kemasan
pembungkus
tersebut
untuk
lebih praktis dan
mudah
dibuang
ketika
yang
akan
produk habis dipakai.
menyesuaikan kebutuhan dan selera
Konsumen
konsumen dalam masyarakat yang
dijadikan sasaran penelitian adalah
mempunyai daya beli yang berbeda-
ibu-ibu yang mempunyai balita di
beda. Selain perbedaan dalam bahan,
Kelurahan
maka
Kelurahan Surodikraman Kecamatan
produsen
dapat
juga
Purbosuman
membedakan pembungkus dalam hal
Ponorogo
desain, warna dan lain sebagainya
Alasan dipilihnya kedua kelurahan
sehingga
tersebut disebabkan angka kelahiran
dikemas variasi.
produk dalam
tersebut berbagai
akan macam
yang
Kabupaten
dan
tinggi
ekonomi
Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
serta
masyarakat
Ponorogo.
kondisi
sosial
yang
pada 30
umumnya
menengah
ke
sehingga
memudahkan
bawah
konsumen
dalam
peneliti
pembelian
umumnya
melakukan melalui
lima
menemukan ibu-ibu yang membeli
tahap yaitu, pengenalan masalah,
susu dalam kemasan karton dengan
pencarian
pertimbangan harga terjangkau dan
alternatif,
kemasan lebih praktis.
perilaku pasca pembelian.
informasi,
evaluasi
keputusan
pembelian,
Berdasarkan latar belakang tersebut,
penelitian
ini
berusaha
Kemasan Sigit (1987:29) berpendapat
mengkaji faktor-faktor kemasan yang dipertimbangkan
konsumen
dalam
pembungkus
adalah
kegiatan
penempatan produk kedalam wadah
melakukan keputusan pembelian.
(container), tempat isi atau yang sejenis yang terbuat dari timah, kayu,
KAJIAN LITERATUR
gelas, besi, baja, plastik, selulos
Perilaku Konsumen Manajemen
pemasaran
mempunyai kaitan dengan perilaku konsumen, maka pemasar hendaknya mengetahui dan memahami tentang perilaku
konsumen
keseluruhan
rencana
didasarkan perilaku
pada
bahwa
mempengaruhi
keputusan
untuk
memilih produk yang akan dibeli. Tindakan
pemilihan
produk
tidak
hanya didasarkan pada pertimbangan kualitas
dan
kemasan
harga
produk
mempengaruhi
barang
saja,
juga
dapat
konsumen
dalam
produsen
karton,
atau
atau
pemasar
untuk
disampaikan kepada konsumen. Produk Menurut Kotler dan Amstrong (2001:346) produk dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian,
dibeli,
digunakan,
atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Swastha (1984:94)
mengemukakan
produk
sebagai suatu sifat yang komplek baik dapat diraba ataupun yang tidak dapat
pembelian.
kain,
material lainnya, yang dilakukan oleh
pemasaran
asumsi
konsumen
pengambilan
karena
transparant,
diraba,
termasuk
bungkus,
warna, harga, prestise perusahaan Keputusan Pembelian Tahapan
saat
dan pengecer, pelayanan perusahaan pengambilan
dan pengecer yang diterima oleh
keputusan pembelian sebagaimana
pembeli
diungkapkan oleh Kotler (2002:204),
kebutuhannya.
Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
untuk
memuaskan
31
HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan
Kemasan
Dengan
Hasil
Pengambilan Keputusan Pembelian Kemasan merupakan wadah dengan
desain
tertentu
Pada
tahap
ini
dilakukan
pengujian keterkaitan antar variabel.
yang
Variabel -variabel tertentu yang tidak
mempunyai peran atau fungsi sebagai
mempunyai korelasi dengan variabel
pelindung dari produk atau barang
yang lain dikeluarkan dari analisis.
dan memudahkan saat pengangkutan
Pengujian
dan penyimpanannya. Kemasan yang
melalui pengamatan terhadap matriks
baik
yang
korelasi, nilai determinasi, nilai Kaiser-
mempunyai desain dan komposisi
Mayer-Olkin (KMO), dan hasil uji
yang
Bartlett’s.
adalah
baik,
tertarik
kemasan
sehingga
untuk
konsumen
memperhatikan,
1)
mendekati dan akhirnya akan tercipta
ini
dilakukan
Ukuran Kecukupan Sampling Pengujian
awal
usaha untuk mencoba atau membeli
interdependensi
produk tersebut.
adalah
pengukuran
sampling
(Measure
METODE PENELITIAN
dengan
variabel-variabel kecukupan Of
Sampling
Adequacy atau MSA) melalui korelasi
Data yang digunakan dalam
anti image. MSA merupakan indeks
penelitian ini adalah data primer dan
yang dimiliki setiap variabel yang
data
menjelaskan
sekunder.
merupakan
apakah
sampel
yang
diambil dalam penelitian cukup untuk
langsung dari obyek penelitian melalui
membuat variabel-variabel yang ada
kuisioner. Data Sekunder berupa data
saling terkait secara parsial. Variabel-
atau catatan yang bersifat menunjang
variabel yang memiliki MSA kecil
dan untuk melengkapi data primer.
(<0,5) dikeluarkan dari analisis.
Analisis
data
2)
Validitas
dan
Faktor,
Analisis
Parsial.
dan
yang
Primer diperoleh
Berganda
data
Data
menggunakan Reliabilitas, Regresi Analisis
Uji
Analisis
Nilai Determinan Nilai
determinan
matriks
Linier
korelasi pada Lampiran 10 adalah
Regresi
0,000. Nilai tersebut mendekati 0, sehingga
matriks
dikatakan
memiliki
korelasi
dapat
tingkat
saling
keterkaitan yang mencukupi.
Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
32
3)
Nilai Kaiser-Mayer-Olkin (KMO)
1)
Eigen Value suatu faktor yang besarnya ≥1
Nilai KMO sebesar 0,728 pada Lampiran 10 lebih dari 0,5 yang
2)
Faktor
dianggap mencukupi, karena KMO >0,5 memberikan informasi bahwa
dengan
persentase
varian >5% 3)
Faktor
dengan
persentase
analisis faktor merupakan pilihan yang
kumulatif <60%
tepat.
Eigen Value, persentase varian
4)
Uji Bartlett’s
dan persentase kumulatif dapat dilihat
Pada Lampiran 10 diperoleh
pada tabel berikut:
hasil nilai Bartlett’s Test Of Spherecity adalah
461,304
dengan
Tabel : Penentuan Faktor untuk Analisis Selanjutnya
taraf
signifikansi 0,000<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel saling berkorelasi. Di samping itu, hasil Bartlett’s Test Of Spherecity memiliki
Faktor
Eigen Value
Persentase Varian
Persentase Kumulatif
1 2 3
3,999 2,075 1,713
30,764 15,964 13,175
30,764 46,728 59,903
Sumber : data primer, diolah Pada
keakuratan (signifikansi) yang tinggi
statistik informasi
awal baru
ini
(0,000) dengan derajat kebebasan (df)
diperoleh
yaitu
sebesar 78 memberi implikasi bahwa
komunalitas
matriks korelasi sesuai untuk analisis
merupakan proporsi varians total dari
faktor.
sebuah variabel yang dihitung oleh
(communality),
faktor. Ekstraksi Faktor
Dari
model
yang
telah
Statistik awal (Initial Statistik)
dirumuskan, varians yang terjadi pada
pada Lampiran 12 menunjukkan hasil
setiap variabel yang dijelaskan oleh
ekstraksi
masing-masing faktor yang terbentuk
metode
yang yang
memungkinkan digunakan
untuk
hasil ekstraksi. Pada bagian statistik
melakukan ekstraksi adalah Principal
awal
Component
faktor yang berjumlah sama dengan
dikenal
Analysis
dapat
persentase
(PCA)
yang
memaksimumkan
varian
yang
mampu
dijelaskan oleh model.
menganggap
jumlah
variabel,
akan
maka
dibentuk
nilai
komunalitas seluruh variabel adalah 1.
Untuk menentukan jumlah faktor yang
dapat
diterima
atau
layak,
secara empirik data dapat dilihat dari:
Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
33
Faktor Sebelum Rotasi
komunalitas. Hal ini terjadi karena
Matriks faktor sebelum rotasi merupakan
model
awal
pada statistik awal dihasilkan faktor-
yang
faktor hasil ekstraksi variabel-variabel
diperoleh sebelum dilakukan rotasi.
asal dengan jumlah sama dengan
Pada analisis awal dihasilkan enam
variabel-variabel tersebut. Kesamaan
buah faktor setelah melewati tahap
dalam
ekstraksi faktor, menghasilkan tiga
mangakibatkan
buah model faktor.
bernilai 1, yang berarti seluruh varian
jumlah
ekstraksi nilai
tersebut
komunalitas
Koefisien yang ada pada model
yang ada pada setiap variabel dapat
setiap faktor diperoleh setelah proses
dijelaskan oleh seluruh faktor yang
pembakuan terlebih dahulu, dimana
terbentuk dari hasil ekstraksi. Oleh
koefisien
saling
karena
(Factor
dibatasi
yang
dibandingkan. Loading)
diperoleh Koefisien
yang
signifikan
(>0,5)
itu,
ketika
jumlah
untuk
selanjutnya,
faktor
tahap
nilai
analisis
komunalitas
dengan dikatakan bisa mewakili faktor
mengalami penurunan karena hanya
yang terbentuk.
beberapa
Pada matriks faktor ini (distribusi
pembatasan
faktor
saja
jumlah
faktor)
dapat
masih belum dijumpai sebuah bentuk
variabel. Nilai komunalitas setelah
struktur data yang sederhana, hal ini
mengalami
karena tidak seluruh faktor mewakili
komunalitas 1, tampak pada tabel
koefisien faktor loading yang cukup
berikut:
faktor
yang
diwakili
penurunan
dari
setiap
nilai
Nilai komunalitas baru setelah
enam
mengalami penurunan harus lebih
variabel, akan tetapi ada pula faktor
dari 0,5 (>0,5). Jika terdapat variabel
lain yang hanya diwakili oleh tiga
yang
variabel. Seperti faktor satu yang
komunalitas
diwakili 6 variabel, faktor dua diwakili
(komunalitas
4 variabel, dan faktor tiga yang
berdampak
diwakili 3 variabel.
proporsi varians yang terjadi tidak
1)
Statistik Awal
bisa dijelaskan oleh faktor bentuk
Dengan menggunakan empat
setelah pembatasan jumlah faktor.
faktor pertama hasil ekstraksi faktor
Nilai komunalitas yang terendah dapat
pada statistika awal, maka tampak
dijadikan alasan untuk dihilangkan
terjadi
pada proses selanjutnya. Dari Tabel 3
penurunan
oleh
varian
yang
variabel kepada faktor sebelum rotasi)
untuk mewakili, sehingga ada sebuah
menjelaskan
(setelah
pada
nilai
mengalami
Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
penurunan
nilai
yang
cukup
besar
baru
>0,5)
maka
pada
sebagian
besar
34
diperoleh informasi bahwa variabel
struktur data yang sederhana. Oleh
X2.3 dan X4.4 memiliki komunalitas di
karena itu harus dilakukan rotasi
bawah
faktor.
0,5,
sehingga
dikeluarkan
pada proses selanjutnya. 2)
Rotasi faktor dengan metode varimax menghasilkan model faktor
Matriks Korelasi Baru Matriks
Korelasi
baru
yang lebih sederhana daripada model
diperoleh setelah jumlah faktor yang
faktor
digunakan dibatasi hanya tiga faktor
dilakukan rotasi. Adapun hasil rotasi
pertama
faktor dapat dilihat pada tabel 12
pada
Diharapkan
statistik
pembatasan
awal. matriks
pada
matriks
sebelum
berikut (halaman selanjutnya).
korelasi baru tidak jauh berbeda Adapun matrik faktor setelah
dengan matriks korelasi asal. Dari
matriks
korelasi
(Lampiran 15) diketahui terdapat 25 nilai residu atau 45% dengan nilai mutlak >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa antara koefisien korelasi pada matriks korelasi asal dan koefisien korelasi pada matriks korelasi baru
rotasi diketahui bahwa variabel Merek dan Logo Perusahaan (X2.3) dan variabel
Pencantuman
Berat
Isi
Produk (X4.4) tidak memiliki Factor Loading >0,5 oleh karena itu variabel tersebut tidak dapat diinterpretasikan karena tidak mewakili satupun faktor.
tidak terdapat perbedaan (sama). Hal ini sesuai dengan yang diharapkan bahwa
nilai koefisien
yang
tidak
Uji Validitas dan Reliabilitas Model Faktor Validitas model faktor dapat
berubah (sama) jauh lebih banyak daripada
yang
tergolong
berubah
berdasarkan
koefisien
gamma (factor loading). Suatu faktor
(tidak sama). Dengan
ditafsirkan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa ketepatan model
dikatakan valid, jika memiliki factor loading ≥0,5. Hasil rotasi faktor pada Tabel
faktor sebesar 45%, sehingga faktor dikatakan bagus dalam melakukan analisis terhadap data.
23 memberikan informasi mengenai tiga faktor yang terbentuk. Faktorfaktor
Rotasi Faktor Model awal yang diperoleh dari matriks faktor sebelum dilakukan
tersebut
karena
seluruh
mendukung
dinyatakan
valid
variabel
yang
faktor-faktor
memiliki
factor loading ≥ 0,5.
rotasi, belum menerangkan sebuah Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
35
Selanjutnya,
kelompok
Produk,
Pencantuman
Cara
variabel yang mewakili sebuah faktor
Penyimpanan Produk, Pencantuman
perlu diuji tingkat reliabilitasnya. Hasil
Tanggal Kadaluwarsa, Pencantuman
perhitungan reliabilitas faktor dengan
Cara
rumus Alpha Cronbach, dapat dilihat
Pencantuman Pemeriksaan Depkes
pada
RI.
tabel
berikut
(halaman
selanjutnya).
2)
Hasil
pengujian
reliabilitas
Penyajian
Faktor
Kemasan,
Produk,
Daya
Tarik
yang
dan
Praktis
terdiri
dari
pada Tabel 5, dapat disimpulkan
Kemudahan Membawa, Kemudahan
bahwa
adalah
Memusnahkan
reliabel. Hal ini berarti analisis faktor
Menggunakan.
dapat diandalkan atau dengan kata
3)
lain dapat memberikan hasil model
Kemasan, yang terdiri dari Warna
faktor
Kemasan,
tiga
model
yang
dilakukan
tidak
faktor
berbeda
pengukuran
bila
kembali
Faktor
dan
Daya
Bentuk
Kemudahan
Tarik
Visual
Kemasan
dan
Gambar Kemasan.
terhadap subyek yang sama. Hasil penelitian berdasarkan analisis
faktor
faktor
baru
menghasilkan yang
dilakukan
terbentuk.
dengan
metode
Pemberian nama faktor yang mewakili nama-nama variabel yang
membentuk
faktor
Pemberian
nama
berdasarkan
variabel
faktor yang
memiliki nilai factor loading yang tertinggi dalam satu kelompok faktor. Berdasarkan metode di atas, tiga faktor baru yang terbentuk yaitu: 1)
yang
mempunyai
hubungan
erat,
kemudian analisa dilanjutkan dengan
mengetahui
uji
regresi
pengaruh
untuk variabel-
variabel tersebut terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk susu balita. Pengaruh ketiga variabel
tersebut. b.
dan ditemukan variabel-variabel baru
melakukan
sebagai berikut: a.
Setelah dilakukan analisis faktor
tiga
Pemberian nama faktor yang baru dapat
Analisis Regresi Linier Berganda
Faktor Etika Kemasan, yang
terdiri dari Pencantuman Nilai Gizi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Hubungan antara faktor Etika Kemasan (X1), Daya Tarik Praktis Kemasan (X2), dan Daya Tarik Visual Kemasan (X3) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap
variabel
Keputusan Pembelian (Y) ditunjukkan dengan koefisien korelasi berganda
Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
36
(R) sebesar 0,672 dengan tingkat
(X1) mempunyai pengaruh positif dan
signifikansi 0,000 (p<0,05).
signifikan
Dari hasil analisis tersebut,
terhadap
variabel
Keputusan Pembelian (Y). Hal ini
diketahui pula bahwa faktor Etika
dapat dibuktikan dengan nilai t
Kemasan (X1), Daya Tarik Praktis
sebesar 8,694 dan probabilitas 0,000
Kemasan (X2), dan Daya Tarik Visual
(p<0,05). Faktor Etika Kemasan (X1)
Kemasan (X3) secara bersama-sama
memiliki nilai koefisien determinasi
berpengaruh
parsial (r2) sebesar 0,4409 artinya
signifikan
dengan
variabel Keputusan Pembelian (Y),
bahwa
dengan nilai F
memberikan
hitung
sebesar 26,290
Faktor
hitung
Etika
Kemasan
kontribusi
terhadap
dan tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05)
variabel Keputusa Pembelian sebesar
serta nilai koefisien determinasi yang
44,09%.
disesuaikan
(R2)
sebesar
0,434
artinya adalah 43,4% variasi dari
b.
Dari hasil perhitungan secara parsial pada Tabel 6, terbukti bahwa
Analisis Regresi Parsial Uji regresi parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
bebas
terhadap
variabel terikat, sementara sejumlah variabel lainnya yang diduga ada pertautannya dengan variabel terikat tersebut bersifat konstan. Pengujian dilakukan
dengan
tingkat
kepercayaan 95% atau α = 0,05. Secara parsial, pengujiannya dapat dijelaskan sebagai berikut: Pengaruh faktor Etika Kemasan (X1)
Tarik
(Y)
tersebut.
a.
Daya
variabel Keputusan Pembelian
oleh variasi ketiga faktor independen
ini
faktor
Praktis Kemasan (X2) terhadap
Keputusan Pembelian bisa dijelaskan
sebuah
Pengaruh
terhadap
variabel
Keputusan Pembelian (Y). Dari hasil perhitungan secara parsial pada Tabel 6, Etika Kemasan
tidak
terdapat
pengaruh
yang
signifikan antara faktor Daya Tarik Praktis
Kemasan
(X2)
terhadap
variabel Keputusan Pembelian (Y). Hal ini ditunjukkan dengan adanya tingkat signifikansi yang lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,364 dengan nilai t
hitung
sebesar 0,913 dan memiliki nilai
koefisien
determinasi
parsial
(r2)
sebesar 0,0086. Artinya bahwa Faktor Daya
Tarik
memberikan variabel
Praktis
Kemasan
kontribusi
terhadap
Keputusan
Pembelian
sebesar 0,86%. c.
Pengaruh faktor Daya Tarik Visual Kemasan (X3) terhadap
Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
37
variabel Keputusan Pembelian
berpengaruh
(Y)
terhadap Keputusan Pembelian (Y),
Dari hasil perhitungan secara
sedangkan untuk faktor Daya Tarik
parsial pada Tabel 6, terbukti bahwa
Praktis Kemasan (X2) dan faktor
tidak
Daya Tarik Visual Kemasan (X3) tidak
terdapat
pengaruh
yang
signifikan antara faktor Daya Tarik Visual
Kemasan
(X3)
terhadap
secara
signifikan
berpengaruh signifikan. Faktor Etika Kemasan (X1)
variabel Keputusan Pembelian (Y).
merupakan
Hal ini ditunjukkan dengan adanya
dominan mempengaruhi Keputusan
tingkat signifikansi yang lebih dari
Pembelian Produk Susu Balita. Hal ini
0,05 yaitu sebesar 0,120 dengan nilai
ditunjukkan dengan nilai t
t
sebesar 1,567 dan memiliki nilai
terbesar,
yaitu
8,694.
(r2)
hipotesis
awal
(H0)
hitung
koefisien
determinasi
parsial
faktor
kemasan
yang
yang
hitung
Sehingga
yang
telah
sebesar 0,0249 artinya bahwa Faktor
dirumuskan dalam bab II ditolak,
Daya
Kemasan
dimana Faktor Daya Tarik Praktis
terhadap
Kemasan
Tarik
memberikan variabel
Visual kontribusi
Keputusan
Pembelian
sebesar 2,49%.
secara
berpengaruh
dominan
signifikan terhadap
Keputusan Pembelian tidak dapat
Dari hasil analisis di atas,
dibuktikan.
dapat diketahui bahwa faktor-faktor kemasan yang dipertimbangkan ibu dalam membeli susu balita meliputi 3 faktor yaitu faktor Etika Kemasan (X1), Daya Tarik Praktis Kemasan (X2), dan Daya Tarik Visual Kemasan (X3). Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis bahwa
awal
yang
terdapat
kemasan
yang
menyatakan
empat
faktor
dipertimbangkan
dalam Keputusan Pembelian yakni faktor Bahan Kemasan, Daya Tarik Visual Kemasan, Daya Tarik Praktis Kemasan dan Etika Kemasan. Secara parsial faktor Etika Kemasan (X1) merupakan faktor yang
Pembahasan Dari
hasil
analisis
faktor
terdapat 11 variabel yang membentuk 3 faktor yaitu Etika Kemasan (X1), Daya Tarik Praktis Kemasan (X2), dan Daya Tarik Visual Kemasan (X3) dengan
total
varian
(kumulatif
persentasi) sebesar 59,903%, dengan factor loading berkisar antara 0,686 sampai dengan 0,876. Kontribusi dari masing-masing faktor yang terbentuk dapat dijelaskan sebagai berikut: Faktor 1 : Etika Kemasan Faktor
pertama
yang
dipertimbangkan yaitu faktor Etika
Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
38
Kemasan
yang
terdiri
dari
konsumen mempertimbangkan daya
Pencantuman Pemeriksaan Depkes
tarik
RI (X4.1), Pencantuman Nilai Gizi
kemasan
Produk (X4.2), Pencantuman Cara
kemudahan menggunakan, membawa
Penyajian
dan memusnahkan kemasan ketika
Produk
(X4.3),
praktis
yang
yaitu
ditimbulkan
dengan
melihat
Pencantuman Tanggal Kadaluwarsa
produk habis dipakai.
(X4.5),
Faktor 3 : Daya Tarik Visual Kemasan
dan
Pencantuman
Penyimpanan
Produk
Cara (X4.6).
Faktor
ketiga
yang
Kontribusi varian dari faktor Etika
dipertimbangkan yaitu faktor Daya
Kemasan ini adalah sebesar 23,349%
Tarik Visual Kemasan yang terdiri dari
dengan eigen value 4,035. Hal ini
Warna
berarti dalam keputusan pembelian,
Kemasan
konsumen
Kemasan (X2.4). Kontribusi varian
adanya
mempertimbangkan pencantuman
keterangan
dari
Kemasan
(X2.1),
Bentuk
dan
Gambar
(X2.2),
faktor
ini
adalah
sebesar
pemeriksaan Depkes RI, keterangan
17,491% dengan eigen value 2,274.
nilai gizi produk, cara penyimpanan
Hal
produk, tanggal kadaluwarsa, dan
pembelian,
cara penyajian produk yang ada pada
mempertimbangkan daya tarik visual
kemasan.
yang
Dengan
konsumen merasa
demikian
ini
berarti
dalam
keputusan
kemudian
ditimbulkan
konsumen
kemasan
yaitu
yakin membeli
dengan melihat warna, bentuk dan
suatu produk bila produk tersebut
gambar kemasan. Dengan kemasan
memenuhi etika kemasan sehingga
yang menarik secara visual akan
layak untuk digunakan.
semakin mendorong konsumen untuk
Faktor
2
:
Daya
Tarik
Praktis
Kemasan kedua
Tarik Praktis Kemasan yang terdiri Kemudahan
Menggunakan
(X3.1), Kemudahan Membawa (X3.2), Kemudahan
Memusnahkan
Pembahasan Hasil Analisis Regresi Linier Berganda a.
Pengaruh faktor Etika Kemasan (X1)
sebesar
19,063%
dengan
eigen value 2,478. Hal ini berarti dalam
keputusan
pembelian,
terhadap
Keputusan
Pembelian (Y) Berdasarkan
(X3.3). Kontribusi varian dari faktor ini adalah
produk
yang
dipertimbangkan yaitu faktor Daya
dan
pembelian
tersebut.
Faktor
dari
melakukan
regresi
diperoleh
hasil
analisis
koefisien
beta
terbesar yaitu sebesar 0,657 pada faktor Etika Kemasan (X1). Hal ini
Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
39
menunjukkan Kemasan
bahwa
(X1)
faktor
memiliki
Etika
pengaruh
Koefisien
beta
yang
pengaruhnya paling lemah
yaitu
yang lebih besar dalam menentukan
0,069 adalah faktor Daya Tarik Praktis
Keputusan Pembelian (Y) daripada
Kemasan
faktor lainnya.
kemudahan membawa, kemudahan
Perusahaan
yang
memusnahkan
pengemasan harus memperhatikan
menggunakan.
etika kemasan. Pertama perusahaan
pengamatan
harus
atau
tersebut dikarenakan konsumen tidak
agar
mengetahui arti pentingnya daya tarik
kandungan
praktis kemasan ini. Oleh karenanya
mencantumkan
kandungan konsumen
gizi
nilai
produk
mengetahui
ada
pada
perusahaan
produk.
harus
Kedua
mencantumkan
dan
meliputi
hal
yang
dalam
(X2)
kemudahan
Berdasarkan pada
perusahaan
penelitian,
harus
informasi
hasil hal
memberikan
tambahan
cara penyimpanan produk dengan
konsumen
benar agar produk tidak rusak dan
yang
tahan lama. Ketiga perusahaan harus
tersebut
mencantumkan tanggal kadaluwarsa
kemasan mudah dibawa serta mudah
produk sehingga konsumen pada saat
dimusnahkan.
membeli mengetahui dengan pasti
c.
layak
Visual Kemasan
atau
tidaknya
produk
dikonsumsi. Selain
misalnya
kepada
menjelaskan sangat
Pengaruh
Keputusan
ketiga
dengan bahwa
produk
praktis
faktor
iklan
karena
Daya
(X3)
Tarik
terhadap
Pembelian (Y)
hal
tersebut,
juga
harus
Praktis Kemasan (X2), faktor yang
cara
juga memiliki koefisien beta rendah
penyajian produk sehingga konsumen
yaitu 0,118 adalah faktor Daya Tarik
mengetahui dengan benar takaran
Visual Kemasan (X3). Dalam hal ini
penyajian
meliputi
perusahaan memperhatikan
pencantuman
produknya.
Nomor
Selain
faktor
warna
kemasan,
bentuk
kemasan
dicantumkan
konsumen
Berdasarkan hasil pengamatan pada
yakin bahwa produk yang dibeli sudah
penelitian, koefisien beta yang lemah
terdaftar dan produk tersebut asli
dikarenakan
bukan tiruan.
disampaikan perusahaan mengenai
b.
Pengaruh
Praktis
faktor Kemasan
Daya
Tarik (X2)
produk
tidak
gambar
Tarik
pemeriksaan Depkes RI juga harus sehingga
dan
Daya
pesan
kemasan.
yang
seluruhnya
ingin
diterima
konsumen.
terhadap Keputusan Pembelian (Y) Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
40
KESIMPULAN Dari analisis
Pembelian
hasil
yang
penelitian telah
dan
dilakukan,
selanjutnya diinterpretasikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
1. Berdasarkan hasil analisis faktor didapatkan tiga faktor Kemasan yang dipertimbangkan dan mempengaruhi Keputusan Pembelian yaitu Faktor Etika Kemasan (X1), Faktor Daya Praktis
Kemasan(X2),
dan
Faktor Daya Tarik Visual Kemasan
Kontribusi varian dari faktor-faktor
Kemasan
yang
berurutan
adalah
Faktor
Etika
untuk
Faktor
terbentuk
secara
33,633%
Kemasan, Daya
untuk
17,247%
Tarik
Praktis
Kemasan, dan 14,571% untuk Faktor
Faktor-faktor
terbentuk,
Kemasan
yaitu
Faktor
yang Etika
Kemasan, Faktor Daya Tarik Praktis Kemasan, dan Faktor Daya Tarik Visual
Kemasan,
pengaruh
secara
mempunyai bersama-sama
terhadap Keputusan Pembelian pada ibu yang membeli susu balita dengan R
sebesar
signifikansi
0,672 0,000.
dan
tingkat
4. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
dengan
analisis
regresi
parsial dapat diketahui bahwa faktor
yang berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y), sedangkan untuk faktor Daya Tarik Praktis Kemasan (X2) dan faktor Daya Tarik Visual Kemasan (X3) tidak berpengaruh secara signifikan pada Keputusan Pembelian (Y).
terhadap
dominan
terhadap
Pembelian
adalah
Kemasan dengan t
Keputusan Faktor
hitung
Etika
terbesar yaitu
sebesar 8,694 dengan probabilitas t hitung
sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini
menunjukkan
bahwa
Faktor
Etika
yang
paling
penting
dalam
mempengaruhi Keputusan Pembelian pada konsumen susu balita. Sehingga hipotesis awal dimana Faktor Daya Tarik
Praktis
signifikan
Kemasan
berpengaruh
secara dominan
terhadap Keputusan Pembelian tidak dapat dibuktikan. DAFTAR PUSTAKA
Faktor-faktor
tersebut memberi kontribusi sebesar 43,4%
balita.
Kemasan menjadi faktor Kemasan
Daya Tarik Visual Kemasan. 3.
susu
5. Variabel bebas yang berpengaruh
(X3). 2.
konsumen
Etika Kemasan (X1) merupakan faktor
berikut:
Tarik
pada
Keputusan
Alma,
Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta.
Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
41
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Kotler,
Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Hendra Teguh, Ronny. A. Rusli, Benjamin Molan. Jilid I. Edisi Milenium. Jakarta: PT. Prehallindo.
-----------------. 2002. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Hendra Teguh, Ronny. A. Rusli, Benjamin Molan . Jilid II. Edisi Milenium. Jakarta: PT. Prehallindo. -----------------. dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa: Damos Sihombing. Jilid I. Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga. Machin, David dan Michael J. Campbell. 1987. Statistical Tables for the Design of Clinical Trials. Oxford London: Blackwell Scientific Publications. Sigit,
Soehardi. 1987. Marketing Praktis. Edisi Kedua Yogyakarta: BPFE UGM.
Solimun. 2001. Structural Equation Modelling. LISREL. Malang : FMIPA Universitas Brawijaya
Jurnal Ekuilibrium, Volume 14, Nomor 1, Maret 2016
42