0
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PELENGKAP CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill)
JURNAL
Oleh :
IRFAN FERDIAN NPM.1110005301054
JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG 2015
i
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PELENGKAP CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) Irfan Ferdian dibimbing oleh Ir. Fatimah, MP dan Dr. Ediwirman, SP. MP Jurusan Agroteknologi Universitas Tamansiswa Padang Email :
[email protected] Percobaan mengenai “Pengaruh Pemberian Pupuk PelengkapCair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil TanamanKedelai (Glycine max (L) merrill) telah dilaksanakan di Lahan Percobaan Universitas Tamansiswa Padangyang dilakukan mulai bulan Juni SampaiSeptember 2014. Tujuan penelitian ini untuk untuk mengetahui dan mendapatkan konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Penelitian ini Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 taraf perlakuan dan 3 kelompok. Perlakuan yang digunakan adalah Pupuk Pelengkap Cair TNF (Trace Nutrient Fertilizer ) yang terdiri dari 4 taraf : tanpa pupuk pelengkap cair TNF (T0), 3 cc/liter (T1), 6 cc/liter (T2), dan 9 cc/liter (T3) sehingga dibutuhkan 12 plot percobaan Dari hasil percobaan maka disimpulkan bpemberian pupuk pelengkap cair TNF sampai konsentrasi 9 cc/l belum dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, Jumlah polong per tanaman, jumlah polong bernas, dan indeks panen, bobot basah. Kata kunci: Pupuk Pelengkap Cair, TNF, Tanaman Kedelai
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai merupakan sumber protein penting di Indonesia. Kedelai dimanfaatkan untuk berbagai produk olahan yang difermentasikan seperti tempe, oncom, touco, kecap dan yang tidak difermentasikan seperti susu kedelai, minyak kedelai, dan bahan baku industri makanan ringan (Swastika, 2005). Kebutuhan kedelai terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan kedelai untuk berbagai proses industri seperti industri tahu dan tempe yang menjadi makanan yang penting bagi hampir seluruh masyarakat Indonesia. Peningkatan produksi kedelai dalam rangka memenuhi kebutuhan kedelai nasional berbagai upaya dilakukan pemerintah antara lain melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi.Program ekstensifikasi yang dilakukan melalui perluasan areal tanam.Lahan produktif yang digunakan untuk pengembangan kedelai sangat terbatas, yang menjadi salah satu kendala adalah kesuburan tanah yang rendah dengan keterbatasan hara dan air yang diperlukan tanaman kedelai. Tanah yang memiliki keterbatasan dalam ketersediaan hara,dapat dilakukan dengan pemberian pupuk melalui daun. Menurut Shafwandi (2011), pupuk yang berfungsi memberikan nutrisi pada daun dan batang disebut pupuk pelengkap cair (PPC). Pupuk pelengkap cair yang tersedia sangat banyak sekali, tetapi tingkat efektif dan efisiennya sangat bervariasi, tergantung pada jenis tanaman, komposisi hara yang dikandung masing-masing merk berbeda, seperti ACI, Bayfoland, Peneprin, TNF, Karimun, Bioton dan lainnya. Menurut Lingga dan Marsono (2008), salah satu kelebihan yang paling mencolok dari pupuk pelengkap cair yaitu penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibanding pupuk yang diberikan lewat akar. Hal ini terjadi karena pada daun terdapat stomata yang mampu membuka dan menutup untuk masuk unsur hara, sehingga tanaman mampu tumbuh dengan baik.Kebutuhan kedelai terhadap pupukN, P, dan K dalam jumlah relatif besar,sehingga untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman, maka diperlukan penambahan pupuk pelengkap cair. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di lahan kering yang berada di Lahan Percobaan Universitas Tamansiswa Padangyang dilakukan mulai bulan Juni SampaiSeptember 2014. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas benih kedelai varietas Anjamoro (deskripsi disajikan pada Lampiran 2). Pupuk Pelengkap Cair merk TNF, pupuk Urea, SP-36 dan KCl, Furadan 3G, Decis 2,5 EC, dan CaCO3. Peralatan yang digunakan adalah timbangan, meteran, oven, hand sprayer, parang, cangkul, tali rapia, gunting, ember, alat tulis dan alat-alat lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini.
2
RancanganPercobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 taraf perlakuan dan 3 kelompok. Perlakuan yang digunakan adalah Pupuk Pelengkap Cair TNF (Trace Nutrient Fertilizer ) yang terdiri dari 4 taraf : tanpa pupuk pelengkap cair TNF (T0), 3 cc/liter (T1), 6 cc/liter (T2), dan 9 cc/liter (T3) sehingga dibutuhkan 12 plot percobaan, denah percobaan dapat disajikan pada Lampiran 3. Data rata-rata pengamatan terakhir dianalisis dengan sidik ragam pada taraf nyata 5%, apabila F hitung > F ctabel 5% dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test(DMRT) pada taraf 5%, yang disajikan dalam bentuk Tabel, sedangkan dari pengamatan pada pertumbuhan tanaman periodik disajikan dalam bentuk Grafik. Data dianalisis menggunakan PC Program Statistik. Ver. 8. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Sidik ragam tinggi tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair dengan berbagai konsentrasi memperlihatkan pengaruh tidak nyata Tabel 1. Tinggi tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair Perlakuan (cc/L) Tinggi Tananan (cm) 0 48,70 3 47,46 6 48,17 9 47,89 KK % 1,83 Angka pada lajur tinggi tanaman berbeda tidak nyata menurut Uji F pada taraf nyata 5% Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk pelengkap cair TNF dengan konsentrasi berbeda memberikan pengaruh yang tidak nyata pada tinggi tanaman. Hal ini disebabkan pemberian pupuk pelegkap cair TNF belum mampu menstimun dan meningkatkan pertumbuhan tanaman walaupun pupuk pelengkapcair TNF memiliki hara makro dan maupun mikro yang dibutuhkan dalam metabolisme tanaman. Menurut Dayantoet al., (2013), pupuk cair TNF merupakan pupuk yang mengandung hara mikro dan makro kompleks yang berasal dari dekomposisi residu tumbuhan dan hewan yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Namun pemberian pupuk pelengkap cair TNF dengan konsentrasi 0 – 9 cc/liter belum dapat meningkatkan metabolisme tanaman dalam mengaktifkan enzim yang dapat mengaktifkan hormon pertumbuhan tanaman kedelai. Jumlah Daun Sidik ragam jumlah daun tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair dengan berbagai konsentrasi memperlihatkan pengaruh tidak nyata (Lampiran 5.2). Rata-rata Jumlah daun dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah daun kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair Perlakuan (cc/L) Jumlah daun tanaman (helai) 0 46,00 3 44,78
3
6 45,78 9 45,44 KK % 2,74 Angka pada lajur jumlah daun tanman berbeda tidak nyata menurut Uji F pada taraf nyata 5% Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk pelengkap cair TNF memberikan pengaruh yang tidak nyata pada jumlah daun tanaman Kedelai. Pemberian pupuk pelengkap cair TNF sampai 9 cc/liter belum mampu meningkatkan jumlah daun tanaman kedelai. Hal ini disebabkab masih kurangnya konsentrasi yang diberikan sehinggamasih rendah pertumbuhan penyerapan hara juga rendah, tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah daun yang diperoleh pada tanaman kedelai.Menurut Haryanti (2008), proses fotosintesis menghasilkan metabolit primer yang dipakai untuk menyususn metabolit sekunder yang mendukung proses adaptasi dan proteksi tanaman yang merupakan aspek yang sangat penting dalam proses pertmbuhan tanaman dalam penyediaan subtrat. Jumlah Polong Per Tanaman Sidik ragam Jumlah polong per tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair TNF dengan berbagai konsentrasi memperlihatkan perbedaan yang tidak nyata (Lampiran 5.3). Rata-rata Jumlah polong per rumpun dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk pelengkap cair TNF sampai konsentrasi 9 cc/liter tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah polong per rumpun tanaman kedelai. Tabel 3. Jumlah polong per tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair Perlakuan (cc/L) Jumlah polong per tanaman (polong) 0 58,67 3 67,47 6 48,30 9 70,10 KK % 19,90 Angka pada lajur polong per tanaman berbeda tidak nyata menurut Uji F pada taraf nyata 5% Hal ini dimungkinkan konsentrasi yang diberikan masih kurang untuk membentuk jumlah polong per tanaman.Dalam kondisi normal tanaman mampu memanfaatkan energi secara maksimal dan tanggapan terhadap lingkungan.Dalam kondisi normal tanaman mampu memanfaatkan energi secara maksimal dan tanggapan terhadap lingkungan. Kandungan unsur hara dari TNF terdiri dari 5,20 % Mn, Cu 0,65 % dan 0,65 % Zn yang belum mampu meningkatkan proses metabolisme tanaman seperti proses fotosisntesis, terutama dalam meningkatkan jumlah polong.
4
Jumlah Polong Bernas Sidik ragam Jumlah polong bernas tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair dengan berbagai konsentrasi memberikan pengaruh tidak nyata (Lampiran 5.4). Rata-rata jumlah polong bernas dapat dilihat pada Tabel 4. Jumlah polong bernas tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair Perlakuan (cc/L) Jumlah polong bernas (polong) 0 57,33 3 66,70 6 47,80 9 69,67 KK % 20,63 Angka diikuti pada lajur polong bernas berbeda tidak nyata menurut Uji F pada taraf nyata 5% Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk pelengkap cair TNF hingga 9 cc/liter tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah polong bernas tanaman kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair TNF sampai konsentrasi 9 cc/liter belum memberikan dampak terhadap jumlah polong bernas karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, varietas dan intensitas cahaya yang mampu meningkatkan pertumbuhan, perkembangan tanaman dan perkembangan akar sehingga mampu menngkatkan hasil panen terutama jumlah polong bernas tanman kedelai.Menurut Kurniadi, Yetti, dan Anomim (2013), pembentukkan dan pengisian polong merupakan sifat yang dipengaruhi oleh genetik tanaman. Jumlah polong akan membentuk polong bernas yang merupakan kriteria dalam pembentukan kemampuan produksi tanaman. Selain itu juga dipengaruhu oleh varietas dan intensitas cahaya. Bobot Biji Basah Per Plot dan Per Ha Sidik ragam bobot biji basah tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair dengan berbagai konsentrasi memperlihatkan pengaruh nyata (Lampiran 5.5). Rata-rata Bobot biji basah dengan DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Jumlah bobot biji basah tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair Perlakuan (cc/L) Bobot biji basah (g)/ plot Bobot biji basah (ton)/ Ha 0 440,68 ab 0,90 3 389,35 b 0,98 6 374,79 b 0,94 9 511,19 a 0,99 17,31 KK % 7,80 Angka-angka pada lajur yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata pada uji DMRT dengan taraf 5%.
5
Tabel 5 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair TNF sampai cc/liter belum mampu mengaktifkan bobot biji basah tanaman kedelai. Hal ini menunjukkan bahwa unsur hara seperti hara makro (N,P, dan K) dan unsur hara mikro (Ca, Mg, S, Cu, Fe, Mn, Co) yang terkandung dalam pupuk pelengkap cair sampai konsentrasi 9 cc/liter belum dapat meningkatkan bobot basah biji tanaman kedelai. Hal ini disebabkan pernanan pemberian pupuk cair TNF hingga 9 cc/liter, unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman belum mampu untuk menjamin ketersedian hara yang dibutuhkan dalam aktifitas fotosintesi tanaman kedelai sebagaimana dikemukakan oleh Zuhry dan Armaini (2009), unsur hara yang cukup akan dapat memperlancar proses fotosintesis yang selanjutnya akan menghasilkan energi yang diperlukan sel untuk melakukan aktifitas seperti pembelahan dan pembesaran sel yang berakibat terhadap pertumbuhan tanaman. Bobot Biji Kering per Plot dan per Ha Sidik ragam bobot biji kering tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair TNF dengan berbagai konsentrasi memperlihatkan pengaruh nyata (Lampiran 5.6). Rata-rata Bobot biji kering dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Bobot biji kering tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair TNF Perlakuan (cc/L) Bobotbiji kering (g) / Plot Bobot biji kering (ton) / Ha 0 404,50 ab 0,83 3 371,49 b 0,91 6 341,28 b 0,87 9 464,80 a 0,91 KK % 6,48 15,53 Angka-angka pada lajur yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata pada uji DMRT dengan taraf 5%. Tabel 6 memperlihatkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair TNF sampai 9 cc/liter dapat meningkatkan hasil terhadap bobot biji kering tanaman kedelai. Unsur Hara (N,P, dan K) dan mikro (Ca, Mg, S, Cu, Fe, Mn, Co) yang terkandung dalam pupuk pelengkap cair terutama TNF dengan penggunaan konsentrasi 9 cc/liter bobot biji kering juga meningkatkan proses metabolisme tanaman, proses pertumbuhan dan produksi sehingga berpengaruh terhadap bobot biji kering tanaman kedelai yang dihasilkan. Selain itu, hal ini juga dipengaruhi bobot biji basah per plot yang mana dengan konsentrasi 9 cc/liter memungkinkan unsur hara yang terserap telah mampu meningkatkan bobot biji basah sehingga juga dapat meningkatkan bobot biji kering. Indek Panen Sidik ragam Indeks Panen tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair TNF dengan berbagai konsentrasi memperlihatkan pengaruh tidak nyata (Lampiran 5.7). Rata-rata Indeks Panen dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 7. Indeks panen tanaman kedelai akibat pemberian pupuk pelengkap cair Perlakuan (cc/L) Indeks Panen 0 0,49 3 0,51
6
6 0,51 9 0,53 KK % 3,64 Angka diikuti pada lajur indeks panen berbeda tidak nyata menurut Uji F pada taraf nyata 5% Tabel 7 dapat dilihat bahwa pemberian pupuk pelengkap cair TNF pada tanaman kedelai sampai dengan konsentrasi 9 cc/liter tidak berpengaruh terhadap nilai indeks panen. Indek panen yang dihasilkan berkisar 0,49-0,53. Hal ini menunjukkan unsur hara yang terkandung dalam TNF belum mampu meningkatkan nilai indeks panen dari tanaman kedelai. Menurut Pramudyani dan Djufry (2006), indeks panen merupakan nilai yang menggambarkan sistem pembagian hasil fotosintesis antara bagian vegetatif dengan biji sehingga melalui indeks panen dapat diketahui kemampuan fotosintesis tanaman serta besarnya fotosintat yang ditranslokasikan ke biji kacang kedelai. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair TNF sampai konsentrasi 9 cc/l belum dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, Jumlah polong per tanaman, jumlah polong bernas, dan indeks panen, bobot basah. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan disarankan untuk menggunakan konsentrasi pupuk pelengkap cair TNF dengan konsentrasi yang lebih tinggi dan dapat juga dilakukan dengan penambahan pupuk lainnya dalam meningkatkan pertumbuhan, perkembangan serta hasil panen tanaman kedelai.
7
Daftar Pustaka Dayanto, L.B.D., Diantari, R., dan Hudaidah, S. 2013. Pemanfaatan Pupuk Cair TNF untuk Budidaya Nannochloropsis sp. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 2 (1) Haryanti S. 2008. Respon Pertumbuhan Jumlah dan Luas Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) pada Tingkat Naungan yang Berbeda. J. Anatomi Fisiologi 16 (2): 20-26. Lingga, P dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 hal. Pramudyani, L. dan F. Djufry. 2006. Respon tanaman padi dan gulma Fimbristylis miliacea (l.) Vahl. Pada pemberian pupuk nitrogen dan genangan air. J. Agrivigor 5: 259-269. Shafwandi. 2011. PPC (Pupuk pertanian.blogspot.com/2011
Pelengkap
Cair).
http
:
pustaka-
Swastika, D.M. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kedelai.Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta Zuhry. E dan Armaini. 2009. Aplikasi berbagai Pupuk Pelengkap Cair dan Pupuk Kandang Ayam terhadap Peningkatan Produksi Sawi (Brassica junce L). J : 8 (2) : hal 22-28.