Basah Jurnal Akukultur, Volume 1. Nomor 1. 2017
PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BUATAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN PAPUYU (Anabastestudineus Bloch) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA THE EFFECT OF ARTIFICIAL FEED AND COMMERCIAL FEED ON PAPUYU GROWTH (Anabas testudineus Bloch) PRESERVED IN THE HAPA Rusminah1, Syachradjad Fran2, dan Junius Akbar3 1,2,3
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Lambung Mangkurat Email:
[email protected]
ABSTRACT Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan buatan, pakan gulma itik yang difermentasi, dan pakan komersial terhadap pertumbuhan ikan papuyu (Anabas testudineus Bloch) yang dipelihara dalam hapa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembudidaya ikan bahwa melalui proses fermentasi gulma itik dengan menggunakan probiotik dapat digunakan sebagai alternatif bahan pakan untuk ikan papuyu, sehingga dapat membantu masyarakat perikanan untuk dapat menghemat biaya produksi pakan ikan. Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Banua Lawas, Kecamatan Banua Lawas, Kabupaten Tabalong.Parameter yang diukur adalah pertumbuhan mutlak dan bobot relatif, efisiensi pakan, konversi pakan, kelangsungan hidup, daya apung pakan dan parameter kualitas air meliputi (suhu, pH, DO, dan amoniak). Hasil analisa keragaman anova terhadap pertumbuhan bobot ikan papuyu menunjukkan Fhitung (1,38ns) lebih kecil dari Ftabel 1% (10.92) dan Ftabel 5% (5.14). Berdasarkan hasil analisa keragaman anova terhadap efisiensi pakan ikan papuyu menunjukkan Fhitung (4,08ns) lebih kecil dari Ftabel 1% (10.92) dan Ftabel 5% (5.14). Berdasarkan hasil analisa keragaman anova terhadap sintasan ikan papuyu menunjukkan Fhitung (2,43ns) lebih kecil dari Ftabel 1% ( 10.92) dan Ftabel 5% (5.14), sehingga diputuskan untuk menerima H0 dan tolak H1. Hasil dari parameter yang diukur menunjukkan bahwa pemberian pakan yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan ikan papuyu. Kata Kunci: Ikan papuyu, gulma itik, pertumbuhan, efisiensi pakan, dan konversi pakan. ABSTRACK The purpose of this research was to find out the effect of artificial feeding, fermented duck weed feeding and commercial feed on papuyu (Anabas testudineus Bloch) growth which were nurtured in the hapa. The results of this research expectedly can provide information to the fish farmers that the duck weed through a fermentation process using probiotics can be used as an alternative material to feed papuyu, so it can help the fishing communities to be able to save the production cost of fish feeding. This research was conducted at SMK 1 Banua Lawas, District of Banua Lawas, Tabalong. The parameters which were measured were Relative Weights growth, Feeding Efficiency, Conversion Feed, Survival, Buoyancy Feed and water quality parameter including (temperature, pH, DO, ammonia). The result of ANOVA analysis of diversity on the growth of the weight of fish papuyu show Fvalue (1,38ns) was smaller than Ftable 1% (10.92) and Ftabel 5% (5:14). Based on the analysis of the diversity of the ANOVA to the feed efficiency of fish papuyu showed Fvalue (4,08ns) was smaller than Ftable 1% (10.92) and Ftable 5% (5:14). Based on the analysis of ANOVAdiversity,the
40
Basah Jurnal Akukultur, Volume 1. Nomor 1. 2017 survival rate of papuyu showed Fvalue (2,43ns) was smaller than Ftable 1% (10.92) and Ftable 5% (5:14). Accordingly, it was decided to accept H0 and reject H1. Keywords : Climbing perch, duckweed, growth, feed efficiency , and feed convertion.
dalam budi daya ikan secara semi
PENDAHULUAN
intensif dan intensif.Salah satu zat Ikan papuyu (Anabas testudineus Bloch) adalah ikan air tawar yang biasa hidup di perairan rawa, sungai, danau, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah.
Ikan
memiliki
papuyu
kemampuan
mengambil
oksigen
ini untuk
langsung dari
udara karena adanya organ labirin yang terdapat pada bagian atas rongga insang, alat pernapasan tambahan ini sangat berguna pada saat ikan berada di perairan berlumpur.Ikan papuyu ini termasuk
ikan
(omnivora) golongan
pemakan
dan ikan
juga
segala
yang
melakukan
bersifat terapung dan tidak menempel (Akbar 2012). dalam
pemenuhan
pakan.Pakan
merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan budi daya ikan baik secara
semi
intensif
intensif.Ketersediaan
pakan
maupun dalam
jumlah yang cukup, tepat waktu, berkesinambungan, memenuhi syarat gizi, mudah dicerna dan disukai ikan merupakan faktor yang sangat penting
41
penghasil energi utama pada ikan yang dapat
menghasilkan
pertumbuhan
adalah protein.Bahan pakan sumber protein nabati dapat berasal dari bijibijian
maupun
hijauan,
tersedia
sepanjang tahun serta tidak bersaing dengan
kebutuhan
pangan
manusia.Salah satu hijauan yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan sumber protein
nabati
adalah
gulma
itik
(Akbar, 2014). Gulma
itik
sebagai
sumber
protein alami, memiliki asam amino esensial lebih baik dari pada protein nabati lain dan lebih menyerupai protein hewani(Hillman & Culley,
utama
pengembangan budi daya ikan papuyu adalah
sebagai sumber gizi dan juga sebagai
termasuk
pemijahan total, telur ikan papuyu
Kendala
makanan yang sangat dibutuhkan ikan
1978). Saat baru dipanen gulma itik mengandung 43% protein berat kering dan dapat digunakan tanpa pengolahan sebagai pakan yang lengkap untuk ikan. Usaha budi daya ikan papuyu (Anabas testudineus Bloch) masih belum
banyak
dilakukan,
karena
kurangnya pengetahuan dan teknologi tentang budi daya ikan papuyu.Selain itu karena ikan papuyu masih tersedia
Basah Jurnal Akukultur, Volume 1. Nomor 1. 2017 di perairan umum dan masih bisa
Hasil penelitian ini diharapkan
ditangkap secara bebas. Akan tetapi,
dapat memberikan informasi kepada
keberadaan
tidak
para pembudidaya ikan bahwa melalui
selamanya akan tersedia di perairan
proses fermentasi gulma itik dengan
umum, pada saat tertentu ikan papuyu
menggunakan
ini dapat berkurang atau bahkan punah
digunakan sebagai alternatif bahan
akibat penangkapan yang dilakukan
pakan untuk ikan papuyu, sehingga
secara terus-menerus. Ikan ini juga
dapat membantu masyarakat perikanan
termasuk ikan yang musiman, yang
untuk dapat menghemat biaya produksi
pada musim tertentu produksinya di
pakan ikan.
ikan
papuyu
probiotik
dapat
perairan melimpah, sedangkan pada musim lainnya ikan ini sulit didapat
METODE PENELITIAN
sehingga membuat harga ikan ini Penelitian ini dilaksanakan di
relatif mahal. Mengatasi
masalah
tersebut,
maka perlu adanya usaha budi daya ikan papuyu.Namun, usaha budi daya masih terkendala dengan harga pakan komersial yang juga relatif mahal. Untuk itu diperlukan penelitian tentang pengembangan teknologi budi daya dan efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk
pembuatan
pakan
dengan
menggunakan bahan baku yang mudah didapat, dengan harga yang relatif
1 Banua Lawas, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan uji (benih ikan papuyu) dengan ukuran 3-5 cm, tepung gulma itik, tepung kacang nagara, tepung ikan rucah, tepung bungkil kelapa, minyak ikan, vitamin mix, meniral mix, kanji, biovisi, kromium CrCl3.6H2O,
dari
penelitian
ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan buatan, pakan gulma itik yang difermentasi, dan pakan komersial terhadap pertumbuhan ikan papuyu (Anabas testudineus Bloch) yang dipelihara dalam hapa.
Wadah
pemeliharaan
yang
digunakan dalam penelitian adalah hapa ukuran
1x1 meter sebanyak 9
buah dan diletakan dalam kolam dengan padat tebar 50 ekor/hapa. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan yang sehat, tidak terserang penyakit, dan homogen.
42
enzim fitase,
dan dedak.
murah. Tujuan
Laboraturium Nutrisi Ikan dan SMKN
Basah Jurnal Akukultur, Volume 1. Nomor 1. 2017 Metode yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
metode
eksperimen. Percobaan didesain dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 3 (tiga) perlakuan dan
Nama Sampel
Protein
Air
Abu
Lemak
Pakan pellet Pakan buatan Pakan gulma itik
30,00 27,65 25,84
12,00 14,97 15,90
10,00 14,12 11,16
6,00 2,54 6,11
Sumber:Hasil Analisis Lab. danMakanan Ternak Pertanian Unlam (2016)
S erat Kasar 5,00 4,16 7,26
Nutrisi Fakultas
masing-masing diulang 3 (tiga) kali, sehingga dihasilkan 9 unit percobaan
Pertumbuhan Mutlak Pertumbuhan Bobot Relatif
dan
yaitu: Perlakuan A
:
Pakan
Pertumbuhan adalah suatu proses
komersil
pertambahan panjang dan bobot yang
(kontrol) Perlakuan B
: Pakan buatan berbahan
terjadi secara terus-menerus di dalam tubuh ikan. Pertumbuhan biasanya
baku lokal Perlakuan C
dinyatakan dengan pertambahan bobot
: Pakan gulma itik
Parameter
kualitas
air
yang
dan panjang dari ikan dalam kurun
diamati adalah suhu, oksigen terlarut
waktu tertentu (Djajasewaka, 1985).
(DO), derajat keasaman (pH) dan
Tabel 2. Rerata Pertumbuhan Mutlak dan Pertumbuhan Bobot Ikan Papuyu
amoniak
(NH3).
Selanjutnya
akan
P enga ma t a n p a d a
uji
Perlk
kenormalan, homogenitas, dan analisis
A 1 A 2 A 3 J umla h Rerata B 1 B 2 B 3 J umla h Rerata C 1 C 2 C 3 J umla h Rerata
dianalisis
yang
meliputi
keragaman (anova).
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Proksimat Analisis proksimat merupakan analisis untuk mengetahui kandungan gizi suatu bahan seperti protein, lemak,
Bobot Awa (g)
Bobot Akhir (g)
140.8 115.9 109.7 366.4 12 2 .13 150.8 1 3 7 110.3 398.1 132.7 104.9 124.6 113.1 342.6 114.2
2 4 8 1 8 3 2 3 7 6 6 8 222.67 2 4 5 2 5 6 2 0 5 7 0 6 235.33 2 1 9 2 4 3 2 3 3 6 9 5 231.67
Pertumbuhan Mutlak ( g )
Pertumbuh an Bobot Relatif (%)
1 6 1 3 1 9 1 9 3 1 1 1 1 3 1
7 5 1 2 8 6 8 8 2 7 1 9 1 3 1
0 7 . 7 . 2 7 . 0 1 . 0 0 . 5 4 . 1 4 . 0 7 . 0 2 . 6 1 4 . 1 8 . 1 9 . 5 2 . 1 7 . 4
2 1 3 6 3 2 9 7 9 3 1 4 9 4 7
Sumber : Data primer yang diolah (2016).
kadar abu, kadar air, dan serat suatu bahan. Hasil analisis pakan uji yang
Tabel dan grafik tersebut di atas
difermentasi dapat dilihat pada Tabel 1
menunjukkan bahwa, selama masa
sebagai berikut:
penelitian ikan papuyu dapat tumbuh yang bisa ditandai dengan pertambahan
Tabel 1. Analisis Proksimat Pakan Uji K a n d u n g a n
G i z i
mutlak dan bobot tubuh. Pertumbuhan mutlak ikan tertinggi terdapat pada
43
6 . 1 4 7 . 8 9 1 6 .0 4 5 0 .0 7 3 . 3 6 2 . 4 7 6 . 8 6 5 . 8 6 3 5 .1 8 8 . 3 9 0 8 .7 7 5 . 0 2 0 6 .0 1 0 9 .8 1 0 3 .2 7
Basah Jurnal Akukultur, Volume 1. Nomor 1. 2017 perlakuan C (pakan gulma itik) 117,47 g, kemudian diikuti perlakuan B (pakan berbahan baku lokal) 102,63 g, dan terendah pada perlakuan A (pakan kontrol) 100,53 g. selain pertumbuhan mutlak,
pertumbuhan
relatif
yang
tertinggi juga terdapat pada perlakuan
Jumlah Rerata B 1 B 2 B 3 Jumlah Rerata C 1 C 2 C 3 Jumlah Rerata
berkisar
Perlakuan C lebih tinggi dari
70.00 23.33 16.50 20.20 19.50 56.20 18.73 23.90 22.10 23.70 69.70 23.43
pakan
465,92-603,85
g.
dan bobot ikan yang dipelihara.
yang
Pemanfaatan pakan yang terbaik
bertujuan meningkatkan daya cerna
terdapat pada perlakuan C (pakan
ikan. Selain itu faktor umur juga pertumbuhan
antara
pakan yang berbeda, selain itu jumlah
ikan, selain itu karena juga fermentasi
mempengaruhi
5 8 19.33 5 3 4 1 2 4.00 5 6 4 1 5 8.33
diduga karena dipengaruhi oleh bahan
pakan C sesuai dengan bukaan mulut
pembuat
1547.13 51 5 .7 1 60 0 .4 7 60 3 .8 5 50 3 .8 8 1708.2 569.4 49 7 .1 2 56 0 .6 9 52 0 .6 5 1578.46 52 6 .1 2
Perbedaan jumlah konsumsi pakan
perlakuan B dan A diduga karena
bahan
6 6 8 222.67 2 4 5 2 5 6 2 0 5 7 0 6 235.33 2 1 9 2 4 3 2 3 3 6 9 5 231.67
Konsumsi pakan ikan papuyu
C (pakan gulma itik) 103,27%.
dari
366.4 122.13 150.8 1 3 7 110.3 398.1 132.7 104.9 124.6 113.1 342.6 114.2
gulma itik) dengan efisiensi pakan
ikan,
23,34% dan konversi pakan 4,2.,
karena pada perlakuan A lebih banyak
efisiensi pakan dianalisis untuk menilai
ikan yang mati jika dibandingkan
kualitas pakan, semakin tinggi nilai
dengan perlakuan B dan C.
efisiensi pakan maka pakan akan semakin bagus (Kordi, 2002). Efisiensi
Efisiensi Pakan dan Konversi Pakan
pakan merupakan kemampuan ikan dalam memanfaatkan pakan secara
Efisiensi pemanfaatan pakan dan
optimal,
konversi pakan merupakan parameter
pakan.Nilai
ikan
dalam
mencerna pakan yang diberikan dan
yang dapat digunakan untuk menilai kualitas
kemampuan
kemudian menyimpannya dalam tubuh.
efisiensi
Tingkat
efisiensi
berkaitan
pemanfaatan pakan dan konversi pakan
dengan konversi pakan, di mana jika
yang digunakan selama
nilai efisiensi tinggi maka konversi
penelitian
dapat dilihat pada Tabel 3.
pakan rendah. Menurut
Tabel 3. Efisiensi Pakan dan Konversi Pakan Ikan Papuyu
(2000), nilai konversi pakan ikan
Perlk A A A
44
1 2 3
Bobot Total Awal ( g ) 1 4 0 .8 1 1 5 .9 1 0 9 .7
Bobot Tota l Akhir (g) 2 4 8 1 8 3 2 3 7
Konsum si Pakan ( g ) 56 8 .6 2 46 5 .9 2 51 2 .5 9
Bobot Ikan Mati
Efisiensi Pakan
berkisar Konversi Pakan
Mudjiman
antara 1,5-8,5. Nilai konversi
pakan berkisar antara 4,29-5,37, ini 6 4
4 8
19.90 23.80 26.30
5.02 4.19 3.79
13.0 1 4.34 6.05 4.95 5.11 16.1 1 5.37 4.17 4.51 4.20 12.8 8 4.29
Basah Jurnal Akukultur, Volume 1. Nomor 1. 2017 berarti bahwa nilai konversai pakan
diikuti oleh perlakuan C (pakan gulma
ikan masih dalam kisaran yang baik.
itik), dan terendah pada perlakuan A (pakan
Kelangsungan Hidup
komersial),
yang
masing-
masing sebesar 97%, 94%, dan 84%. Kelangsungn hidup ikn papuyu selama
Kelangsungan hidup atau juga bisa
disebut
dengan
sintasan
merupakan persentase dari jumlah ikan yang
masih
penelitian.Data berbagai
hidup
selama
jumlah
perlakuan
ikan
setiap
pada periode
kelangsungan hidup (%) pada akhir pemeliharaan ikan papuyu dengan pemberian jenis pakan berbeda dapat Tabel 5. Rerata Kelangsungan Hidup Ikan Papuyu Jumlah Akhir (ekor) 4 7 3 5 4 4 1 2 6 4 2 4 7 4 9 4 9 1 4 5 4 8 , 3 3 4 6 4 7 4 8 1 4 1 4 7
Kelangsungan Hidup (%) 9 4 7 0 8 8 2 5 2 8 4 9 4 9 8 9 8 2 9 0 9 7 9 2 9 4 9 6 2 8 2 9 4
Pada akhir perlakuan, jumlah ikan terlihat adanya perbedaan yaitu Parameter berkisar antara 35-49 ekor.Tingkat
Kualitas Air Kualitas air adalah setiap peubah (variabel)
yang
mempengaruhi
pengelolaan dan kelangsungan hidup,
berkisar antara 70-98%.Nilai
produksi ikan (Boyd, 1983). Kualitas air yang cocok sangat penting baik pertumbuhan dan kelangsungan biota perairan. kualitas air merupakan faktor pendukung dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang dihasilkan. Pengukuran kualitas air yang dilakukan selama penelitian meliputi suhu, pH, DO dan NH3.Hasil pengamatan selama masa pemelihraan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Parameter Kualitas Air Hasil Pengukuran L
i
t
e
r
a
t
u
Suhu (ºC)
28,7-29,1
25–3
H D O ( m g / L ) rerata NH3-N (mg/L)
6,20-6,81 2,2-3,5 0,19-0,295
5-8 (Hanafie & Slamat, 2007) 2-6 mg/L (Kordi, 2010)
kelangsungan hidup setiap perlakuan p perlakuan kelangsungan hidup ikan papuyu 84-97%. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan
B (pakan buatan berbahan baku lokal), 45
80%.
berkembangbiak, pertumbuhan atau
dilihat pada Tabel 5.
Jumlah Awal (ekor) 5 0 5 0 5 0 1 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 1 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 1 5 0 5 0
tingkat kelangsungan hidupnya di atas
masa
pemeliharaan dan hasil perhitungan
Perlk A 1 A 2 A 3 Jumlah Rerata B 1 B 2 B 3 J umla h Rerata C 1 C 2 C 3 Jumlah Rerata
penelitin masih tergolong tinggi karena
3O
r
C (Kor di, 2010)
< 1 mg/L (Afrianto &Evi 2005)
Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air yang dilakukan dua kali (awal-akhir)
selama
masa
Basah Jurnal Akukultur, Volume 1. Nomor 1. 2017 pemeliharaan,
menghasilkan
nilai
Oecladium
1
Chlorodermis comosa
7
2
Chlorodermis flavicons
9
6
Gomphonema ( S e l / l i t e r )
1 8
setiap parameter kualitas air seperti
0
4
o
suhu ( C), derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), dan amoniak yang
telah
dibandingkan
dengan
K e l i m p a h a n
1
6 6
literatur (Tabel 6) masih dalam kisaran
Indeks Keanekaragaman (Shannon-Wiener)
2.1314
yang
I n d e k s
K e s e r a g a m a n
0.9257
D o m i n a s i
0.1280
baik
dan
layak
untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup
I n d e k s
ikan papuyu.
J u m l zooplankton
a
1
Protozoa
h
a
1
0
Chlamidomonas
2
4
Kelimpahan (individu/liter)
2
4
Indeks Keanekaragaman (Shannon-Wiener) Indeks Keseraga ma n 0 . 0 0 Indeks Dominasi 1 . 0 0 Jumlah Taks a 1
0.0000
Perubahan
T
a
k
terhadap
s
kualitas
perairan erat kaitannya dengan potensi perairan ditinjau dari kelimpahan dan komposisi
plankton.Plankton
yang
ditemukan
terdiri
jenis
fitoplankton
plankton
Tabel 7. Hasil Penghitungan Kelimpahan Plankton N
o
F i l u m
dan
zooplankton.Hasil
Kelimpahan Plankton
G e n e r a
dari 1
dari
yang
10
jenis
pengamatan dianalisis
kelimpahannya 816 sel/L, menurut Kode SampelSugianto
(1994)
kelimpahan
sel
Kolam
plankton yang kurang dari 1000 sel/L
Fitoplankton 1
maka kelimpahannya tergolong rendah. Chloropyta
Draparnaldia plumosa
6
G eminella s p
2
Chrysophyta
4
Rendahnya kelimpahan plankton, hal
8
ini disebabkan hapa untuk memelihara
G ona t oz ygo n
1
2
0
Spirotaenia
1
6
0
P. trochuscum
9
6
Ceriospora
8
0
ikan papuyu diletakkan di dalam kolam semen.Selain itu, tingginya suhu akibat dari waktu penelitian pada musim
46
0
0
0
0
Basah Jurnal Akukultur, Volume 1. Nomor 1. 2017 kemarau.Faktor
yang
menentukan
C (pakan gulma itik) (103%),
perkembangan
hidup
fitoplankton
diikuti
perlakuan
A
(pakan
adalah kekeruhan, proses fotosintesis,
komersial) (83%), dan terendah
dan penyediaan atau tersedianya unsur
perlakuan B (pakan buatan) (78%).
hara
yang
memadai
(Akrimi
&
Subroto, 2002).
2. Efisiensi
pakan
tertinggi
terdapat pada perlakuan A (pakan komersial)
Daya Apung Pakan
(23,33%),
diikuti
perlakuan C (pakan gulma itik)
Pakan ikan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam proses
yang
pertumbuhan
ikan.
(23,23%), dan terendah perlakuan B (pakan buatan) (18,73%). 3. Konversi
pakan
yang
terbaik
berjalan
terdapat pada perlakuan B (pakan
optimal apabila jumlah pakan, kualitas
buatan) (5,37), diikuti perlakuan A
pakan dan kandungan nutrisi terpenuhi
(pakan
dengan baik.Hasil
terendah perlakuan C (pakan gulma
Pertumbuhan
dilakukan
ikan
dapat
penelitian yang
selama
75
hari
memperlihatkan daya apung pakan
komersial)
(4,33),
dan
itik) (4,29). 4. Tingkat kelangsungan hidup ikan
ikan dapat dilihat pada Tabel 8.
papuyu (Anabas testudineus) yang
Tabel 8. Daya Apung Pakan Ikan
diberi pakan buatan berbahan baku
P e r l a k u a n A ( P a ka n Kont r o l ) B (Pakan buatan) C (Pakan Gulma Itik)
Lama Waktu Tenggelamnya Pakan 0:09:38:64 - 00 :41:07:30 menit 00:07:54:68-00:36:43:67 menit 00:01:16:43-00:17:51:54 menit
lokal lebih besar (96,67±2,31%) dibandingkan komersial
dengan
(84,00±12,49%)
pakan dan
pakan gulma itik (94,00±2,00%).
KESIMPULAN Dari
hasil
5. Kualitas air selama masa penelitian penelitian
yang
dilakukan selama penelitian dengan perlakuan jenis pakan yang berbeda, maka
didapat
kesimpulan
sebagai
hidup
1. Pertumbuhan bobot relatif pada ikan selama
penelitian
menunjukkan bahwa pertumbuhan yang tebaik terdapat pada perlakuan
pertumbuhan
ikan
papuyu yang dipelihara dalam hapa, di mana kondisi kualitas air tersebut
berada pada kisaran optimal untuk kehidupan ikan papuyu. 6. Kelimpahan plankton di tempat pemeliharaan ikan papuyu tergolong rendah.
47
dan
merupakan kondisi yang layak dan
berikut:
papuyu
mendukung terhadap kelangsungan
Basah Jurnal Akukultur, Volume 1. Nomor 1. 2017 7. Berdasarkan daya apung pakan, pakan
yang
berkualitas
bagus
adalah pakan A (pakan komersial) sebesar
(00:09:38:64-00:41:07:30
menit), diikuti pakan B (pakan buatan)
sebesar
(00:07:54:68-
00:36:43:67 menit), dan terakhir pakan C (pakan gulma itik) sebesar 00:01:16:43-00:17:51:54 menit).
REFERENSI Afrianto, Eddy dan Evi Liviawaty., 2005.Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.Kanasius, Yogyakarta. Akrimi dan Gatot Subroto., 2002.Teknik pengamatan kualitas air dan plankton di Reservat Danau Arang-Arang Jambi.Buletin Teknik Pertanian. Vol. 7, No 2, 2002: 5457. Djajasewaka, H., 1985. Pakan Ikan (Makanan Ikan). Yasa Guna., Jakarta. Hanafiah, K. A., 1993. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi.Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang. Hanafie, A. dan Slamat., 2007. Keragaman Genetik Ikan Rawa sebagai Dasar Manipulasi Reproduksi untuk Mempersiapkan Brood Stock.Tesis. (unpublished) Bioteknologi, IPB, Bogor.
48
Hillman, W.S and Culley, D.D., 1978. The uses of duckweed.American Scientist, 66: 442-451. Kordi, H.G.M., 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam Terpal.Liliy Publisher, Yogyakarta. Pederson, C., 1971. Microbiology of Food Fermentation.The AVI Publ. Co. Inc. Westport.Coneccticut. Prescott, S.C. dan Dune, C.G., 1982.Industrial Microbiology. New York. McGraw-Hill. Saanin, H., 1986. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Penerbit Bina Cipta, Bogor. Sudjana., 1992. Metode Statistika. Tarsito, Bandung. Sugianto., 1994. Ekologi Kuantitatif Metode Analisis Populasi dan Komunitas.Airlangga University Press, Surabaya. Winarno, F.G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia, Jakarta.