PENGARUH PEMBERIAN MEDIA EDUKASI VISUAL LEWAT LINE TERHADAP PERILAKU MEROKOK MAHASISWA PSIK-UMY
NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh AHMAD JUMANTO 20120320180
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
ii
The Effect of Motivation Picture Via Social Media Line Toward Smoking Behaviour of Student PSIK-UMY Pengaruh Pemberian Media Edukasi Visual Lewat Line Terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa PSIK-UMY Ahmad Jumanto1, Dianita Sugiyo2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY, 2Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY ABSTRACT Background: The number of active male active smokers in Indoneia reached 57.1% and women 36% of the total population of Indonesia, while more than 217 400 people who died because of tobacco use. A large number of smokers in Indonesia led to the changes cause of death, which was originally dominated by infectious diseases to noncommunicable diseases. These issues need to be cover by giving the education to reduce smoking behavior, education may be a picture or other visual media. Objective: The aim of this study was to determine the effect of visual educational media through line against student smoking behavior PSIK-UMY. Methods: This study was a quantitative research, Quasy-Experimental with pre-test and post-test control group design. Measurement of behavior done during the pre-test, one week and post-test. The study was conducted in May 2016. The respondents consisted of 18 people in the treatment group were given intervention in the form of visual education media delivery through Line and 18 in the control group with simple random sampling technique. Results: The results of analysis by Friedman test in the intervention group obtained value of p = 0.005 with the average of the highest behavior on the measurement of the current behavior of the pre-test (9.89). Post-Hoc Analysis Wilcoxon test showed the value of p = 0.034 in the measurement of the behavior of one-week intervention against the pre-test and measurements of the behavior when the post-test of the pre-test p value = 0.013. Friedman test results measuring the behavior of the control group obtained p = 0.006 with the highest average was shown in pre-test (8.06). Post-hoc analysis of the wilcoxon test obtained p = 0.020 in the Post-test measurements of the Pre-test and post-test measurement of the behavior of one week showed p = 0.025. The results of KruskalWallis test showed the value of p = 0.179. Conclusion: There is no effect of visual educational media by Line toward smoking behaviour on student of PSIK UMY. Therefore, researchers suggested for further research in order to develop this research to be better in the future and deepen all the factors associated with adolescent smoking behavior. Keywords: Smoking behavior, visual education Media, Line, Teen smokers.
iii
INTISARI Latar Belakang: Jumlah perokok aktif laki-laki di Indonesia mencapai 57,1% dan perokok wanita mencapai 36% dari total seluruh penduduk Indonesia, sementara itu lebih dari 217.400 penduduk Indonesia yang meninggal diakibatkan oleh penggunaan tembakau. Banyaknya jumlah perokok di Indonesia menyebabkan beralihnya penyebab kematian yang semula di dominasi oleh penyakit infeksi ke penyakit tidak menular. Dari permasalahan ini perlu dilakukan pemberian edukasi untuk menurunkan perilaku merokok, edukasi tersebut dapat berupa gambar maupun media visual lainnya. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian media edukasi visual lewat line terhadap perilaku merokok mahasiswa PSIK-UMY. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif , Quasy-Experimental with pre-test and post-test control group design. Pengukuran perilaku dilakukan saat pre-test, 1 minggu dan post-test. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Responden terdiri dari 18 orang di kelompok perlakuan yang berikan intervensi berupa pengiriman media edukasi visual lewat line dan 18 orang di dalam kelompok kontrol dengan teknik simple random sampling. Hasil Penelitian: Hasil analisis dengan uji Friedman pada kelompok intervensi diperoleh nilai p=0,005 dengan rerata perilaku tertinggi pada pengukuran perilaku saat pre-test (9,89). Analisis Post-Hoc uji Wilcoxon menunjukan nilai p= 0,034 pada pengukuran perilaku satu minggu intervensi terhadap pre-test dan pengukuran perilaku saat post-test terhadap pre-test didapatkan nilai p = 0,013. Hasil uji Friedman pengukuran perilaku pada kelompok kontrol diperoleh nilai p= 0,006 dengan rerata paling tinggi ditunjukkan pada saat pre-test (8,06). Hasil analisis Post-Hoc dengan Wilcoxon diperoleh hasil p= 0,020 pada pengukuran Post-test terhadap Pre-test dan Pengukuran perilaku post-test terhadap satu minggu didapatkan hasil p=0,025. Hasil uji dengan Kruskall-Wallis menunjukkan nilai p= 0,179. Kesimpulan: Tidak terdapat pengaruh media edukasi visual lewat Line terhadap perilaku merokok mahasiswa PSIK UMY. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini agar lebih baik kedepannya dan memperdalam semua faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja. Kata Kunci: Perilaku merokok, Media edukasi visual, Line, Remaja peroko
iv
bekerja, dan 32,3% pada kelompok
PENDAHULUAN Jumlah
perokok
di
kuintil indeks kepemilikan terendah.
Indonesia dengan jenis kelamin laki-
Sedangkan rerata jumlah batang
laki mencapai 57,1% dan perokok
rokok yang dihisap adalah sekitar
wanita mencapai 36% dari total
12,3 batang, bervariasi dari yang
seluruh
Indonesia,
terendah 10 batang di Yogyakarta
sementara itu lebih dari 217.400
dan tertinggi di Bangka Belitung
penduduk Indonesia yang meninggal
sebanyak 18,3 batang.
penduduk
diakibatkan tembakau
oleh (The
aktif
pengguaan
Tobbaco
Banyaknya jumlah perokok di
Atlas,
Indonesia menyebabkan beralihnya
2013). Data Riset Kesehatan Dasar
penyebab kematian yang semula di
(Riskesdas)
(2013)
juga
dominasi oleh penyakit infeksi ke
perilaku
merokok
penyakit tidak menular. Berdasarkan
penduduk usia 15 tahun keatas masih
data dari RISKESDAS menyebutkan
belum terjadi penurunan dari 2007 ke
bahwa
2013, cenderung meningkat dari
disebabkan oleh rokok antara lain
34,2% pada tahun 2007 menjadi 36,3
Penyakit
% tahun 2013 dengan klasifikasi
(PPOK) dan asma. Konsumsi rokok
64,9% laki-laki dan 2,1% perempuan
merupakan
masih menghisap rokok. Ditemukan
sebagian
1,4% perokok umur 10-14 tahun,
menular. Saat ini diperkirakan ada
9,9% perokok pada kelompok tidak
1,3 triliun perokok di seluruh dunia
menunjukkan
v
penyakit
Paru
yang
Obstruksi
faktor besar
risiko
penyakit
timbul
Kronik
dari tidak
yang menyebabkan 5 juta orang
teman sebaya pada usia remaja. Anak
meninggal setiap tahunnya akibat
muda antara usia 10 dan 14 tahun
konsumsi rokok. Untuk tahun 2020
(WHO)
diperkirakan jumlah angka kematian
lingkungan pendidikan maupun yang
akan meningkat menjadi 10 juta per
tidak,
tahun, dan kecenderungan penyakit
kelompok
serius di usia remaja secara global
kenyataannya, banyak remaja yang
70% berada di negara berkembang
meninggal
yang pertumbuhannya lebih pesat
mencapai
dari pada negara maju (Suryati,
karena kecelakaan, bunuh diri, dan
2013).
kekerasan (Riset Kesehatan Dasar,
Penyakit dan perilaku merokok remaja
ini
dengan
banyak
baik
yang
sering
berada
dianggap
yang
umur
sebagai
sehat.
prematur
di
Pada
(sebelum
harapan
hidup)
2013). Gambar pada bungkus rokok
dihubungkan
memberikan pengaruh pada perokok
lingkungan.
hingga perilaku berhenti merokok,
faktor
Lingkungan sangat berperan penting
gambar
bagi
itu
memberikan perubahan sikap bagi
umumnya
perokok dari yang semula perokok
perkembangan
sendiri. bergaul
Remaja dengan
remaja
pada
orang
berdasarkan persahabatan
lain
berat
karakteristik mereka.
merokok
Sebuah
hubungannya
sangat
dengan
menjadi
tersebut
bisa
juga
mengurangi
kebiasaan merokoknya, ada juga yang sampai ingin berhenti merokok
penelitian di Jepang mengatakan bahwa
ancaman
(Yulianti, 2015).
erat
Hasil
pengaruh
dilakukan
6
dari oleh
penelitian
yang
(Alief,
2015)
menyebutkan bahwa gambar bahaya
tradisional
merokok
jangkauan pada era digital saat ini,
pada
bungkus
rokok
memiliki
memiliki hubungan positif terhadap
dengan
upaya
menggunakan
untuk
berhenti
merokok,
banyaknya
semakin tinggi seseorang terkena
mempunyai
paparan
untuk
dari
gambar
bahaya
keterbatasan
orang
ponsel
maka
kemungkinan
berhenti
yang
merokok
lebih dengan
merokok yang terdapat di bungkus
alasan pada saat ini orang-orang
rokok maka akan semakin tinggi pula
termasuk
keinginan untuk berhenti merokok,
pengguna berat media sosial, maka
sama
dengan media sosial lebih mengena
juga
semakin
dengan
rendah
sebaliknya,
terpaan
gambar
untuk
remaja
merupakan
menyampaikan
program-
bahaya merokok pada bungkus rokok
program yang mendukung berhenti
maka upaya untuk berhenti merokok
merokok.
yang dilakukan juga semakin rendah.
Sebuah
studi
menyebutkan,
Banyak cara yang telah dilakukan
postingan gambar dan update status
untuk membantu orang-orang yang
hidup dalam situs media sosial dapat
ingin berhenti merokok. Penelitian
membantu perokok berhenti dan
(Diniyah, 2015) menyatakan bahwa
orang-orang
media sosial dipandang dua kali
media
lebih
membantu
kemungkinan dua kali dapat berhenti
seseorang berhenti merokok daripada
merokok dari pada orang yang
cara
menggunakan metode lain (Haryadi,
efektif
untuk
tradisional,
layanan
untuk
membantu berhenti merokok secara
2015).
7
yang
sosial
menggunakan
ternyata
punya
Media sosial yang digunakan
PSIK
UMY
(angkatan
oleh penduduk Indonesia diantaranya
2013,2014,
Blackberry
kelamin laki-laki, di dalam kuesioner
Messenger
(BBM),
dan
2015)
2012,
Whatsapp, Line dan lain lain. Media
tersebut
sosial tersebut merupakan aplikasi
pertanyaan pertama adalah “Apakah
modern yang dimasa ini lebih banyak
saudara merokok?” apabila jawaban
digunakan
dengan
adalah YA maka dilanjutkan ke
menggunakan short message sending
pertanyaan nomor 2 sampai dengan
(sms)
karena
nomor 8, tetapi apabila pertanyaan
kemudahan.
nomor 1 dijawab TIDAK maka
dibandingkan
dan
memberikan
telepon banyak
terdapat
8
berjenis
pertanyaan,
Jumlah pengguna Line secara global
responden
tidak
adalah 181 juta pengguna, untuk di
pertanyaan
selanjutnya.
Indonesia jumlahnya mencapai 30
kuesioner tersebut responden juga
juta pengguna atau peringkat empat
mengisi identitas meliputi nama,
dunia setelah Jepang, Taiwan dan
angkatan dan id Line. Hasil survei
Thailand (Abdillah & Yuliansari,
pendahuluan
2015).
mahasiswa PSIK UMY didapatkan
dari
menjawab
118
Pada
jumlah
Peneliti telah melakukan survei
hasil 38 diantaranya adalah perokok.
pendahuluan pada bulan Januari
Peneliti memilih Line karena di
2016 terhadap mahasiswa laki-laki
setiap angkatan memiliki grup Line
PSIK UMY, survei pendahuluan
yang fungsinya untuk menyampaikan
dilakukan dengan cara memberikan
dan
kuesioner kepada seluruh mahasiswa
dengan jadwal kuliah, tugas, dan
8
menerima
informasi
terkait
lain-lain
yang
berkaitan
dengan
sampling. Penelitian ini berlangsung
perkuliahan. Dari alasan tersebut
pada bulan Mei 2016.
peneliti berasusmsi bahwa semua
Perilaku merokok akan diukur
mahasiswa PSIK UMY memiliki
sebanyak 3 kali yaitu pada saat Pre-
Line karena salah satu kegunanya
Test, 1 minggu setelah diberikan
adalah untuk mendapatkan informasi
tindakan
tersebut.
Kuesioner
METODE
Analisis
Penelitian
ini
menggunakan
dan,
Post-Test
Perilaku
dengan Merokok.
Data menggunakan Uji
Friedman dilanjutkan dengan analisis
metode penelitian kuantitatif. Jenis
Post-Hoc
Wilcoxon
penelitian ini menggunakan Quasy
Krusskall-Wallis.
Eksperimental pretest-posttest with
HASIL PENELITIAN
dan
Uji
control group design. Total sampel
Responden dalam penelitian ini
yang digunakan dalam penlelitian ini
berjumlah 36 mahasiswa perokok
adalah mahasiswa akif PSIK-UMY
yang sedang menuntut ilmu di
sebanyak
Universitas
36
responden
yang
Muhammadiyah
kemudian dibagi menjadi 16 orang
Yogyakarta (UMY), pada prodi ilmu
kelompok perlakuan yang diberi
keperawatan
intervensi berupa pengiriman media
mahasiswa
edukasi visual lewat line tentang
2013,2014 dan 2015. Responden
bahaya merokok dan 16 orang
dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok
dengan
kelompok intervensi yang diberikan
menggunakan teknik simple random
tindakan berupa pengiriman media
kontrol
9
dan angkatan
merupakan 2012,
edukasi visual melalui media sosial
responden berdasarkan jenis kelamin,
line sebanyak 18 responden dan
usia, agama, suku, usia pertama kali
kelompok
18
merokok, alasan merokok, frekuensi
responden yang diberikan tindakan
merokok, jumlah batang rokok dalam
berupa pengiriman pesan manfaat
sehari, dan jumlah usaha berhenti
berhenti merokok bagi kesehatan.
merokok.
Hasil tentang karakteristik responden
karakteristik
dalam penelitian ini digunakan untuk
dalam bentuk tabel 4.1 berikut:
kontrol
mengetahui
sebanyak
gambaran
data
gambaran
responden
disajikan
umum
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden (N=36)
Karakteristik Jenis kelamin a. Laki-Laki b. Perempuan Usia sekarang a. 20 Tahun b. 21 Tahun c. 22 Tahun d. 23 Tahun Agama Islam Suku a. Jawa b. Melayu c. Sasak d. Sunda Usia pertama merokok a. 4 Tahun b. 7 Tahun c. 8 Tahun d. 9 Tahun e. 10 Tahun f. 11 Tahun g. 12 Tahun h. 13 Tahun i. 14 Tahun
Kelompok Intervensi Jumlah Presentase (n) (%)
Kelompok Kontrol Jumlah Presentase (n) (%)
18
100
18
100
10 6 2
55,6 33,3 11,1
3 11 3 1
16,7 61,1 16,7 5,6
18
100
18
100
12 4 2
66,7 22,2 11,1
13 1 2 2
72,2 5,6 11,1 11,1
1 1 1
5,6 5,6 5,6
1 1
5,6 5,6
2
11,1 3
16,7
5 2
27,8 11,1
1
5,6
10
Karakteristik j. k. l. m. n. o.
15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 19 Tahun 20 Tahun
Kelompok Intervensi Jumlah Presentase (n) (%) 2 11,1 1 5,6 1 5,6 1 5,6
1 Alasan merokok a. Orang tua dan saudara kandung b. Pengaruh teman c. Pengaruh media masa d. Pengaruh media sosial Frekuensi merokok a. Beberapa kali dalam sehari b. Beberapa kali dalam seminggu c. Kapanpun saat sedang kumpul dengan teman d. Lainnya Jumlah rokok setiap hari a. 1-5 batang b. 6-10 batang c. 11-15 batang d. 15-20 batang e. >20 batang Jumlah usaha berhenti merokok a. 1-2 kali b. 3-5 kali c. Lebih dari 5 kali
5,6
3
Kelompok Kontrol Jumlah Presentase (n) (%) 3 16,7 2 11,1 1 5,6 1 5,6 2 11,1 2 11,1 1 5,6
16,7
15
83,3
15
83,3
3
16,7
7
38,9
2
11,1
8
44,4
2
11,1
3
16,7
9
50,0
5
27,8
14 4
77,8 22,2
11 3 3 1
61,1 16,7 16,7 5,6
11 1 6
61,1 5,6 33,3
11 3 1
61,1 16,7 5,6
Sumber: Data Primer (2016)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 100%
diikuti hasil perhitungan responden
responden berjenis kelamin laki-laki
berdasarkan usia terbanyak adalah
11
berusia 21 tahun dengan jumlah 10
kelompok kontrol yang menunjukkan
responden (55,6%) pada kelompok
hasil 15 responden (83,3%) mengaku
intervensi dan 11 responden (61,1%)
bahwa alasan merokok adalah karena
pada kelompok kontrol. Kemudian
pengaruh teman. Sedangkan hasil
hasil perhitungan pada status agama
perhitungan terhadap jumlah rokok
didapatkan 100% responden pada
yang
kelompok intervensi dan kelompok
didapatkan hasil pada kelompok
kontrol bergama islam dengan suku
intervensi terdapat 14 responden
terbanyak adalah suku jawa pada
(77,8%) mengkonsumsi rokok setiap
kedua kelompok, yaitu 12 responden
hari sebanyak 1-5 batang dan pada
(66,7%) kelompok intervensi dan 13
kelompok
rsponden (72,2%) kelompok kontrol.
responden (61,1%) mengkonsumsi
Hasil perhitungan terhadap usia
rokok setiap hari sebanyak 1-5
pertama merokok pada kelompok
dikonsumsi
kontrol
setiap
terdapat
hari
11
batang.
intervensi didominasi usia 12 tahun
Frekuensi merokok responden
dengan jumlah 5 responden (27,8%)
pada
kelompok
intervensi
dan usia 14 tahun dengan jumlah 3
menunjukkan hasil
yang hampir
responden (16,7%) pada kelompok
seimbang antara merokok beberapa
kontrol. Pada kelompok intervensi,
kali
15
mengaku
(38,9%) dengan beberapa kali dalam
bahwa alasan merokok didominasi
seminggu berjumlah 8 responden
oleh pengaruh media massa. Hasil
(44,4%). Sedangkan pada kelompok
yang
kontrol frekuensi merokok responden
responden
berbeda
(83,3%)
ditunjukkan
oleh
12
dalam
sehari
7
responden
cenderung merokok kapanpun saat
terbanyak pada kelompok intervensi
sedang berkumpul dengan teman
dan kelompok kontrol adalah sama
dengan jumlah responden 9 (50%).
yaitu
Data
jumlah responden sama-sama 11
terakhir
pada
menunjukkan
tabel
jumlah
4.1 usaha
sebanyak1-2
kali
dengan
(61,1%).
responden untuk berhenti merokok Diagram 4.1 Gambaran perilaku merokok kelompok intervensi 15 10 10
8 6
8 6
5
4
5
Merokok Ringan 5
2
Merokok Sedang Merokok Berat
0 Pretest
1 Minggu
Posttest
Sumber: Data primer 2016
responden Diagram
4.1
(44,4%)
diikuti
6
menunjukkan responden (33,3%) dengan kategori
bahwa perilaku merokok kelompok merokok berat dan 4 responden intervensi pada saat pre-test paling (22,2%) dengan kategori ringan. dominan
berapa
pada
kategori Perilaku merokok responden pada
merokok berat yaitu sebanyak 10 saat post-test didominasi dengan responden (55,6%). Kemudian pada kategori satu
minggu
setelah
merokok
ringan
yaitu
dilakukan berjumlah 8 responden (44,4%) dan
pengirimin media edukasi bisual diikuti responden dengan kategori lewat line, jumlah responden dengan merokok sedang dan berat yaitu kategori merokok sedang adalah 8 sama-sama 5 responden (27,8%).
13
Diagram 4.2. Gambaran Perilaku Merokok Kelompok Kontrol 10
9 8
8
7
7 6
6
Merokok Ringan
6 4
3
3
Merokok Sedang
3
Merokok Berat
2 0 Pretest
1 Minggu
Posttest
Sumber: Data primer 2016
Diagram
4.2.
menunjukkan
(50,0%)
merupakan
perilaku merokok kelompok kontrol
merokok
pada
8
(33,3%) merupakan perokok berat
merupakan
dan 3 responden (16,7%) merupakan
kategori merokok berat, diikuti 7
kategori merokok ringan. Pada saat
reponden
post-test didapatkan hasil bahwa 7
saat
responden
pre-test
sebanyak
(44,4%)
(38,9%)
merupakan
kategori merokok sedang dan 3
responden
responden
kategori
(16,7%)
merupakan
sedang,
6
kategori
(38,9%) merokok
merupakan ringan,
6
kategori merokok ringan. Perilaku
responden
merokok kelompok kontrol setelah
kategori merokok sedang dan 5
satu minggu diberikan intervensi
responden
berupa pengiriman pesan terkait
kategori merokok berat.
dengan manfaat berhenti merokok
Uji
(33,3%)
responden
(27,8%)
yang
merupakan
merupakan
dilakukan
untuk
melalui media edukasi visual line
membandingkan perilaku pada setiap
menunjukkan
pengukuran perilaku pada kelompok
hasil
9
responden
14
penelitian
menggunakan
Uji
yang bermakna dilanjutkan dengan
Friedman. Uji hipotesis komperatif
analisis Post-Hoc Wilcoxon untuk
perhitungan p<0,005 berarti paling
mengetahui kelompok mana yang
tidak terdapat dua kelompok data
berbeda secara bermakna (Dahlan,
yang mempunyai perbedaan rerata
2013)
Hasil Uji Friedman Pengukuran Perilaku pada Kelompok Intervensi Tabel 4.3 Hasil uji friedman kelompok intervensi disertai informasi rerata dan simpangan baku Perilaku N Merokok Pre-test Satu minggu 18 Post-test Sumber: Data Primer (2016)
Hasil
analisis
dengan
Median 10,00 6,00 6,00
uji
Rerata ±S.B
P
9,89±4,575 7,28±5,312 5,44±4,287
0,005
mengatakan
bahwa
penyabab
Friedman pada kelompok intervensi
perubahan perilaku tergantung pada
diperoleh nilai p=0,005 dengan rerata
stimulus
perilaku tertinggi pada pengukuran
diberikan,
perilaku saat pre-test (9,89). Karena
stimulus
nilai p=0,005, maka dapat diambil
media edukasi visual tentang bahaya
kesimpulan
terdapat
merokok bagi kesehatan. Stimulus
perbedaan perilaku merokok yang
yang diberikan oleh peneliti ternyata
bermakna pada pengukuran perilaku
mendapat
kelompok intervensi. Hal tersebut
responden, hal tersebut dibuktikan
sesuai
perubahan
pada diagram 4.1 yang menunjukkan
Stimulus-
telah
dengan
bahwa
teori
perilaku Organisme_Respon
(SOR)
yang
atau
rangsangan
dalam yang
terjadi
penelitian
diberikan
respon
yang
baik
perubahan
ini
berupa
oleh
perilaku
merokok dari perilaku merokok berat
15
saat pretest 10 responden dan saat
terdapat
posttes hanya 5 responden saja yang
perilaku merokok setelah diberikan
mempunyai perilaku merokok berat.
intervensi.
Hal tersbut didukung oleh bukti
pengukuran manakah yang terdapat
lainnya yaitu pada tabel 4.3, nilai p
perbedaan perilaku merokok, peneliti
pada saat uji Friedman kelompok
melakukan analisis Post-Hoc dengan
intervensi yang meliputi pretest,satu
uji Wilcoxon yang di sajikan pada
minggu
tabel 4.4 berikut.
intervensi
dan
posttest
perbedaan
Untuk
perubahan
menemukan
didapatkan p=0,005 yang artinya Tabel 4.4 Hasil Analisis Post-Hoc Dengan Uji Wilcoxon Kelompok Intervensi Perilaku merokok
Satu minggu Post-tes vs Pre-test Pre-test
P
0,034
0,013
vs Post-test vs Satu minggu 0,059
Sumber: Data Primer (2016)
Tabel hasil analisis dengan uji
pre-test. Pengukuran perilaku saat
Wilcoxon menunjukkan nilai p=
post-test terhadap pre-test didapatkan
0,034 pada pengukuran perilaku satu
nilai p = 0,013 sehingga dapat ditarik
minggu intervensi terhadap pre-test
kesimpulan bahwa perilaku pada
sehingga dapat ditarik kesimpulan
post-tet berebda dengan perilaku pre-
bahwa
test.
perilaku
satu
minggu
intervensi berbeda dengan perilaku
16
Hasil Uji Friedman Pengukuran Perilaku pada Kelompok Kontrol Tabel 4.5 Hasil Uji Friedman Kelompok Kontrol Disertai Informasi Rerata dan Simpangan Hasil Perilaku N Merokok Pre-test Satu minggu 18 Post-test Sumber: Data Primer (2016)
Median
Rerata ±S.B
P
8,06±4,051 7,50±4,048 5,94±4,249
0,006
8,50 7,00 6,50
Hasil uji Friedman pengukuran
berupa pesan bahaya merokok bagi
perilaku pada kelompok kontrol
kesehatan
diperoleh nilai p= 0,006 dengan
merokok. Stimulus yang diberikan
rerata paling tinggi ditunjukkan pada
oleh
saat pre-test (8,06). Karena nilai
respon
p<0,05,
diambil
meskipun terdapat sedikit perbedaan
terdapat
dengan
maka
kesimpulan
dapat bahwa
dan
peneliti baik
manfaat
berhenti
ternyata
mendapat
oleh
responden
kelompok
intervensi.
perbedaan perilaku merokok yang
Perbedaan tersebut terlihat jelas pada
bermakna pada pengukuran perilaku
hasil hitung uji Friedman pada
pada kelompok kontrol. Hal tersebut
kelompok kontrol yaitu p=0,006
sesuai
sedangkan
dengan
perilaku
teori
perubahan
Stimulus-Organisme-
kelompok
intervensi
p=0,005 meskipun berbeda sangat
Respon (SOR) yang mengatakan
tipis
bahwa penyabab perubahan perilaku
kelompok tersebut adalah terdapat
tergantung
atau
perbedaan perilaku merokok pada
rangsangan yang diberikan, dalam
kedua kelompok setelah dilakukan
penelitian
yang
intervensi, pada kelompok kontrol
diberikan kepada leompok kontrol
didukung oleh diagram 4.1 yang
pada
ini
stimulus
stimulus
17
tetapi
hasil
hitung
kedua
menunjukkan merokok
penurunan
dari
perilaku
merokok
pengukuran
berat
ditemukan
manakah perbedaan
dapat perilaku
sebanyak 8 responden saat pretest
merokok, peneliti melakukan analisis
dan hanya 3 responden yang masih
Post-Hoc dengan uji Wilcoxon yang
menunjukkan perilaku merokok berat
disajikan dalam tabel 4.6 berikut.
setlah intervensi. Untuk menemukan Tabel 4.6 Hasil Analisis Post-Hoc Dengan Uji Wilcoxon Kelompok Kontrol Perilaku merokok P
Satu minggu vs Pre-test
Post-tes vs Pre-test
Post-test vs Satu minggu
0,157
0,020
0,025
Sumber: Data Primer (2016)
Tabel 4.6 menyajikan data hasil analisis
lanjutan
Untuk membandingkan adanya
dengan
perbedaan
bermakna
antara
menggunakan uji Wilcoxon. Dengan
kelompok intervensi dan kelompok
uji Wilcoxon diperoleh hasil p =
kontrol digunakan uji Kruskal-wallis.
0,020 pada pengukuran Post-test
Hasil perhitungan p<0,005 berarti
terhadap Pre-test sehingga dapat
paling tidak terdapat dua kelompok
ditarik kesimpulan bahwa perilaku
data yang mempunyai perbedaan
pada saat post-test dan pre-test ada
rerata yang bermakna dilanjutkan
beda. Pengukuran perilaku post-test
dengan analisis Post-Hoc Mann-
terhadap satu minggu didapatkan
Whitney untuk mengetahui kelompok
hasil p=0,025 sehingga dapat ditarik
mana yang berbeda secara bermakna
kesimpulan bahwa perilaku post-test
(Dahlan, 2013).
dan perilaku satu minggu ada beda. 18
Tabel 4.7 Hasil Uji Kruskal-wallis Disertai Informasi Rerata dan Simpang Baku Skor motivasi Simpang Kelompok N Rerata p berhenti merokok baku Pre-test 18 9,89 4,575 Intervensi Satu minggu 18 7,28 5,312 Post-test 18 5,44 4,287 0,179 Pre-test 18 8,50 4,051 Kontrol Satu minggu 18 7,00 4,048 Post-test 18 6,50 4,249 Sumber: Data Primer (2016)
Hasil uji dengan Kruskal-Wallis
edukasi tersebut, dibuktikan dengan
paa tabel diatas menunjukkan nilai
Uji
p=0,179 dengan arti tidak terdapat
perlakuan yang diberikan intervensi
perbedaan perilaku. Karena tidak ada
juga menunjukkan hasil p=0,005
perbedaan maka tidak dilakukan
dengan rerata perilaku tertinggi pada
analisis Post-Hoc Mann-Whitney.
pengukuran perilaku saat pre-test
SIMPULAN DAN SARAN
(9,89).
Berdasarkan hasil penelitian dan
Friedman
Peneliti
pembahasan pada penelitian ini dapat
menghimbau
dismpulkan
kelompok
berharap kepada
seluruh
yaitu
responden
merokok
pada
perilaku merokoknya ke perilaku
kelompok perlakuan dan kelompok
merokok rendah bahkan sampai tidak
kontrol didominasi oleh kategori
merokok. Peneliti juga berharap agar
sedang
penelitian ini dapat dikembangkan
perilaku
serta
terdapat
pengaruh
meningkatkan
pemberian media edukasi visual
lebih
terhadap
memperdalam semua faktor yang
perilaku
merokok
mahasiswa. Adanya pengaruh media
19
baik
untuk
dan
hal,
tingkat
beberapa
pada
kedepannya
dan
berhubungan
Yulianti, R. (2015). Dampak Visualisasi Ancaman Kesehatan Pada Bungkus Rokok Terhadap Perubahan Sikap Perokok di Wilayah Samarinda Ulu. eJournal Ilmu Komunikasi Volume 3, Nomor 2, 81-91.
denganperilaku
merokok mahasiswa. DAFTAR RUJUKAN Abdillah, Y., & Yuliansari, D. (2015, Maret 3). Pengguna Line di Indonesia Tembus 30 Juta. Dipetik November 11, 2015, dari suara.com: http://www.suara.com/tekno/20 15/03/12/211315/penggunaline-di-indonesia-tembus-30juta Alief, B. (2015). Hubungan Terpaan Gambar Bahaya Merokok pada Bungkus Rokok dan Motivasi dari Pasangan Terhadap Upaya untuk Berhenti Merokok . Skripsi Strata Satu Universitas Diponegoro Semarang. Diniyah, I. (2015, juni 10). Media Sosial Lebih Efektif Bantu Orang Stop Merokok. Dipetik november 11, 2015, dari trentekno.com: http://www.trentekno.com/5602/ media-sosial-lebih-efektifbantu-orang-stop-merokok/ Haryadi, S. (2015, Juni 11). Media Sosial Bantu Stop Orang Merokok. Dipetik November 2015, 11, dari tribunnews.com: http://palembang.tribunnews.co m/2015/06/11/media-sosialbantu-orang-stop-merokok (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta, Indonesia: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Suryati, T. (2013). PERILAKU KONSUMSI TEMBAKAU PELAJAR SMP USIA 13–15 TAHUN DI SUMATRA DAN JAWA (ANALISIS INDONESIA - GYTS 2009). National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health of Republic of Indonesia, Vol 16, No 3 Jul.
20