Prosiding PendidikanDokter
ISSN: 2460-657X
Pengaruh Pemberian Madu Randu terhadap Peningkatan Status Gizi pada Petugas Kebersihan di Universitas Islam Bandung 1
Muhammad Insan Kamil, 2R Rizky Suganda Prawiradilaga, dan 3Agung F Sumantri 1,2,3 Pedidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116 email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstract. Nutrition is one of occupational health aspect which has important role in work productivity. Workers usually works around 8 hours a day. Low productivity is caused by lack of work motivation, without realizing another factor as worker nutritions. Improving nutrition has an important thing in effort to prevent morbidity, lowering absence, and also improving work productivity. This research intends to find the effects of honey against increased nutritional status to the janitors at Unisba. This research is an experimental research through clinical trial. Reasearch is done by giving honey to the 26 Janitors with an age range 15-35 years old as much as 20 ml and measuring body weight, body mass index, and waist circumference. This study took place from Pebruary until July 2015.Statistical analysis results using paired t-test shows that effects of honey against increased nutritional status (BW p = 0.123; BMI p = 0.233; WC p = 0.041 with decreased mean). There is no significant relationship between honey against increased nutritional status (BW, BMI, WC).Acording to the results, we conclude that honey could not increase Body Weight, Body Mass Index, and Waist Circumference. Keywords: Honey, Nutritional Status, Body Weight
Abstrak. Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja. Pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap hari. Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian madu randu terhadap peningkatan status gizi pada petugas kebersihan di Unisba. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental uji klinis. Penelitian ini dilakukan dengan cara pemberian madu dengan dosis 20 ml pada petugas kebersihan di Unisba yang berjumlah 26 orang dengan usia 15-35 tahun serta mengukur Berat Badan, Indeks Massa Tubuh, dan Lingkar Pinggang.. Penelitian ini dilakukan pada bulan Pebruari dengan Juli 2015. Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan uji T Berpasangan diperoleh pengaruh pemberian madu terhadap peningkatan status gizi (BB p = 0,123; IMT p = 0,233; LP p = 0,041 dengan mean mengalami penurunan). Tidak terdapat hubungan yang signifikan dari pemberian madu randu terhadap peningkatan status gizi (BB, IMT dan LP). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian madu randu tidak dapat memberikan peningkatan pada Berat Badan, Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang. Kata kunci: Madu Randu, Status Gizi, Berat Badan
A.
Pendahuluan
1. Latar Belakang Surat An – Nahl ayat 69, “Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”.1 Ayat tersebut menyatakan bahwa madu memiliki manfaat bagi manusia sebagai obat. Hal ini sudah banyak terbukti baik secara empiris maupun secara ilmiah. Manfaat yang diperoleh dari madu diantaranya adalah
35
36
|
Muhammad Insan Kamil, et al.
penurunan resiko penyakit kardiovaskular,2 gangguan pendengaran, gangguan pernafasan, kelelahan, influenza, rambut rontok, infeksi saluran kemih, infertilitas, serta dapat menjadi suplemen untuk meningkatkan berat badan. (3-4) Pemberian madu yang dikombinasikan dengan temulawak terbukti dapat meningkatkan Berat badan yang signifikan pada anak-anak.4 Pada penelitian Limanjaya dibuktikan juga peningkatan Berat badan pada mencit yang diberi suplementasi madu. 5Chapeulis dan Starkey menemukan peningkatan berat badan dan kadar lemak tubuh pada tikus yang diberikan madu.6 Fruktosa merupakan komponen monosakarida terbesar yang menyusun madu.5 Fruktosa menunjukkan perubahan minimal pada kadar gula darah, sehingga rangsangan terhadap insulin lebih rendah.5Perubahan kadar gula yang rendah dari fruktosa menyebabkan sekresi insulin juga rendah, akibatnya nafsu makan tidak akan terganggu yang menyebabkan seseorang terus mengonsumsi makanan.5Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja.7 Hal ini perlu menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam setiap harinya di tempat kerja.7 Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja.7 Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. 7 Pemenuhan kecukupan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja. Perumusan/Identifikasi Masalah Bagaimana pengaruh pemberian madu randu terhadap peningkatan status gizi pada petugas kebersihan di Unisba Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah menilai apakah pemberian madu randu terhadap orang dewasa memberikan peningkatan pada status gizi. Tujuan khusus penelitian ini adalah mengukur dan menganalisis berat badan, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang sebelum dan sesudah pemberian madu radu pada petugas kebersihan di Unisba. B.
Kajian Pustaka/Landasan Teori Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi diantaranya seperti faktor biologis meliputi umur, jenis kelamin, penyakit infeksi kronis yang diderita. Selanjutnya faktor geografi, sosial ekonomi dan politik, menyangkut ketersediaan lahan, ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, pola asuh, penyakit infeksi dan non infeksi, kesehatan lingkungan, pendidikan, dan kemiskinan. Terdapat pula faktor tingkat pengetahuan, pendidikan, sosial budaya, dan keadaan lingkungan yang mempengaruhi kesadaran tentang pentingnya masalah gizi di masyarakat.9,10 Beberapa faktor resiko lingkungan kerja yang menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja adalah suhu, pengaruh bahan kimia, bahan radiasi, parasit dan mikroorganisme. Madu adalah cairan menyerupai sirup yang dihasilkan oleh lebah madu. Dimana ia memiliki rasa manis yang berbeda dengan pemanis lainnya, karena rasa manis ini didapat dari kandungan nektarnya.11 Madu Randu merupakan jenis madu yang
Prosiding Penelitian Sivitas AkademikaUnisba(Kesehatan)
Pengaruh Pemberian Madu Randu Terhadap Peningkatan Status Gizi Pada... | 37
diproduksi secara kontinyu di Indonesia. Madu ini termasuk dalam madu monofloral atau madu yang berasal dari satu jenis bunga yaitu bunga randu (Cheiba pentandra). Madu ini dihasilkan dari lebah madu yang digembalakan diarea hutan randu. secara fisik madu randu berwarna coklat muda dan bening, rasa manis sedikit masam, jika dipanen pada musim panas maka kadar air dalam madu lebih sedikit dibanding saat musim hujan.12Madu memiliki kadar fruktosa yang lebih tinggi disbanding kadar glukosanya,5 ketika fruktosa dari madu meningkat dalam darah maka sekresi Insulin tidak meningkat seperti saat meningkatnya kadar glukosa akibatnya terjadinya stimulus yang rasa kenyang yang lebih lambat serta stimulus rasa lapar. Hasilnya, rasa lapar bertahan lebih lama dengan rasa kenyang yang timbul lebih lambat menjadikan seseorang terus makan.5 Madu yang langsung diambil dari sarangnya dapat meningkatkan berat badan. 13 Chapeulis dan Starkey menemukan peningkatan berat badan dan kadar lemak tubuh pada tikus yang diberikan madu selama 52 minggu.6 C.
Metodologi Penelitian/Metode dan Sasaran Penelitian Penelitian ini bersifat uji eksperimental uji klinis. Data yang diperoleh adalah perubahan nilai berat badan, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang dari subjek antara sebelum dan sesudah diberikan madu randu. Penelitian ini dilakukan terhadap petugas kebersihan yang berkerja di Universitas Islam Bandung sebanyak 26 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Bahan yang digunakan adalah Madu Randu. Alat penelitian yang digunakan adalah timbangan berat badan, pengukur tinggi badan, pita ukur, dan gelas ukur. Variabel bebas pada penelitian adalah dosis madu. Variable terikat adalah nilai status gizi. Penelitian dilakukan dengan cara memilih subjek dengan metode consecutive sampling, memberikan penjelasan mengenai penelitiankepada subjek, jika subjek menyetujui, subjek diminta untuk membubuhi tanda tangan pada lembar persetujuan serta dilakukan pengukuran awal status gizi, menjelaskan cara mengkonsumsi madu serta melakukan pengukuran awal status gizi. Subjek diingatkan setiap hari selama 28 hari untuk meminum 20 ml terhitung sejak menyetujui keikutsertaan. Pengukuran kembali status gizi subjek pada hari ke 28 dan menganalisis perolehan data sebelum dan sesudah pemberian madu. Pengukuran status gizi dilakukan berdasarkan ketentuan WHO. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas dan uji t berpasangan dengan α=0,05. Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Bandung D.
Temuan Penelitian/ Hasil Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lingkungan kampus Universitas Islam Bandung, beralamat di Jalan Tamansari No 1 kota Bandung, yang dilakukan dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni tahun 2015 dengan subjek penelitian adalah 26 orang petugas kebersihan yang dipekerjakan oleh Koperasi Syariah Karyawan dan Dosen Universitas Islam Bandung yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Pendidikan Dokter,Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
38
|
Muhammad Insan Kamil, et al.
Tabel1KarakteristikBeratBadan, Indeks Massa Tubuh, danLingkarPinggangSubjekSebelumdanSesudahPemberianMaduRandu No BB 1 BB 2 IMT 1 IMT 2 LP1 LP2 1 53 54 19.95 20.32 64 68 2 56 57 23.01 22.55 70 74 3 45 44.5 16.94 16.75 62.5 61 4 63 62 20.11 19.79 74 73 5 44 45 16.36 16.73 61 66 6 46 45 17.53 17.15 57.6 57 7 62 62 21.71 21.71 84 84 8 45 45 18.26 18.26 59 61 9 45 45 18.03 18.03 62 62 10 45 45 18.26 18.26 66 68 11 65 66 24.46 24.84 78 78 12 40 40 14.87 14.87 58 61 13 45 46.5 16.53 17.08 59 59 14 46 45.5 18.43 18.23 65 60 15 63 65 23.71 24.46 78 88 16 54 55 19.6 19.96 65 65 17 51 52 18.85 19.22 67.5 70 18 46 47 18.9 19.31 66 69 19 60 60 21.77 21.77 72 71 20 54 55 19.6 19.96 68 68 21 49 49 16.96 16.96 68 67 22 50 50 19.17 19.17 70 71 23 56 55 18.93 18.59 68 66 24 66 66 23.67 23.67 89 88 25 52 52 18.42 18.42 66 68.5 26 55 53 19.96 19.23 66 67 Keterangan : 1 : Sebelum Pemberian Madu Randu 2 : Sesudah Pemberian Madu Randu Berdasarkan Tabel 1 diperoleh secara umum terjadi peningkatan pada berat badan, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang. Berdasarkan Uji Normalitas ShapiroWilk diperoleh sebaran data yang tidak terdistribusi normal pada data Lingkar Pinggang (0,027 dan 0,17. Nilai p <0,05) sehingga dilakukan transformasi data pada data Lingkar Pinggang dengan cara inversi data. Data karakteristik tersebut diuji dengan uji t berpasangan dengan hasil pada tabel 2. Tabel2AnalisisStatistikaPerubahanIndeks Massa Tubuh, InversiLingkarPinggang, danBeratBadan Mean SD Nilai p IMT 1 19.3842 2.43554 0.233 IMT 2 19.4342 2.48641 Inversi LP 1 0.0149 0.00156 0.041* Inversi LP 2 0.0147 0.00162 52.1538 7.47097 Berat Badan 1 0.123 52.3654 7.57437 Berat Badan 2
Prosiding Penelitian Sivitas AkademikaUnisba(Kesehatan)
Pengaruh Pemberian Madu Randu Terhadap Peningkatan Status Gizi Pada... | 39
Keterangan : * : Signifikan (<0,05) 1 : Sebelum Pemberian Madu Randu 2 : Sesudah Pemberian Madu Randu IMT : Indeks Massa Tubuh Inversi LP : Inversi Lingkar Pinggang (nilai Lingkar Pinggang yang dirubah dengan cara inversi) Berdasarkan tabel 2 dengan tingkat kepercayaan 95% terlihat bahwa rerata Indeks Massa Tubuh sebelum diberikan madu Randu (IMT 1) selama 4 minggu adalah 19,3842 dengan standar deviasi sebesar 2,43554 sedangkan setelah pemberian, Indeks Massa Tubuh (IMT 2) meningkat menjadi 19,4342 dengan standar deviasi sebesar 2,48641. Secara statistik tidak ditemukan kenaikan yang bermakna (nilai p = 0,233) antara IMT pertama (sbelum pemberian madu) dengan IMT kedua (setelah pemberian madu). Rerata Inversi Lingkar Pinggang sebelum diberikan madu Randu (Inversi LP 1) selama 4 minggu adalah 0,0149 dengan standar deviasi sebesar 0,00156 sedangkan setelah pemberian, Inversi Lingkar Pinggang (Inversi LP 2) menurun menjadi 0,0147 dengan standar deviasi sebesar 0,00162. Secara statistik ditemukan penurunan yang bermakna (nilai p = 0,041) antara Inversi Lingkar Pinggang pertama (sbelum pemberian madu) dengan Inversi Lingkar Pinggang kedua (setelah pemberian madu). Rata – rata Berat badan sebelum diberikan madu Randu selama 4 minggu adalah 52.1538 dengan standar deviasi 7.4097sedangkan rerata setelah diberikan madu adalah 52.3654 dengan standar deviasi sebesar 7.57347. Secara statistik tidak ditemukan peningkatan yang bermakna (nilai p = 0.123) Antara Berat Badan pertama (sebelum pemberian madu) dengan Berat Badan kedua (setelah pemberian madu). E.
Analisis/Pembahasan/Diskusi Penelitian ini telah dilakukan pada 26 orang subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, dimana hasil penelitian ini diperoleh jenis kelamin pria, rentan usia termuda 18 sampai dengan usia tertua 38 tahun dengan tingkat pendidikan yang secara umum adalah SMA dan sederajat. Penelitian ini menggunakan kriteria inklusi sebagai control terhadap pasien berupa jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan kondisi kesehatan saat pengukuran. Berdasarkan buku gizi Whitney dan journal Goodwin banyak faktor yang mempengaruhi status gizi.9,10 Faktor yang mempengaruhi status gizi meliputi faktor biologis meliputi umur, jenis kelamin. Selanjutnya faktor sosial ekonomi dan politik, menyangkut ketersediaan lahan, ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, pola asuh, penyakit infeksi dan non infeksi, kesehatan lingkungan, pendidikan, dan kemiskinan. Terdapat pula faktor tingkat pengetahuan, pendidikan, sosial budaya, dan keadaan lingkungan yang mempengaruhi kesadaran tentang pentingnya masalah gizi di masyarakat.9,10 Peneliti mendapatkan keadaan di lapangan mengenai aktivitas dan jam kerja. Aktivitas dari petugas kebersihan tersebut memiliki perbedaan lamanya waktu saat beraktifitas diluar dan dalam ruangan dari setiap petugas kebersihan. Terdapat beberapa petugas kebersihan yang bekerja diluar ruangan lebih lama dibandingkan berkerja didalam ruangan. Sebaliknya, terdapat pula pekerja yang bekerja didalam ruangan yang lebih lama dibandingg berkerja diluar ruangan. Hal ini akan mempengaruhi perbedaan output kalori petugas kebersihan berbeda satu dengan yang lainnya. Waktu bekerja dari setiap petugas kebersihan di Unisba secara umum adalah selama 8 jam. Tetapi mengenai
Pendidikan Dokter,Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
40
|
Muhammad Insan Kamil, et al.
kepadatan aktivitas kerja beragam, terkadan karena perbedaan tugas dan kondisi wilayah yang menjadi tempat bertugas petugas kebersihan berbeda, sebagai contoh, kegiatan di kampus Unisba yang terletak di jalan Tamansari lebih banyak dibandingkan kegiatan kampus Unisba yang berada di jalan Ranggamalela sehingga waktu sesungguhnya yang dipakai untuk kerja dan istirahat berbeda antara satu dengan yang lainnya yang menyebabkan perbedaan output kalori petugas kebersihan. Perbedaan output kalori akan mempengaruhi energy expenditure, akibatnya akan berpengaruh terhadap massa tubuh.9 Peningkatan nafsu makan, pola makan, berat badan, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang ternyata tidak didukung dengan hasil kebermaknaan secara statistik yang tertera pada tabel 2. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan faktor yang dikendalikan oleh peneliti hanya sebatas usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan ketiadaan penyakit kronis sehingga walaupun teori madu dapat menekan rasa kenyang sehingga memperpanjang waktu seseorang ingin selalu mengkonsumsi makanan,14 berbeda dengan penelitian Limanjaya yang mengedalikan faktor yang akan mempengaruhi status gizi.5 Jika jumlah faktor terkendali hanya sedikit maka akan membentuk suatu peluang terjadinya bias yang menyebabkan hasil tidak sesuai hipotesis peneliti maupun teori dari literatur.14 Penelitian Nemoseck dan kawan-kawan yang dilakukan pada tikus selama 33 hari membuktikan madu dapat menurunkan berat badan dengan alasan dan adipose dengan alasan menurunkan nafsu makan.15 Hal ini terbukti pada hasil inversi lingkar pinggang yang memiliki nilai signifikan menurunkan lingkar pinggang. Chapeulis dan Starkey menemukan peningkatan berat badan dan kadar lemak tubuh pada tikus yang diberikan madu selama 52 minggu.6 Penelitian ini dilakukan dalam waktu emapat minggu sehingga lama waktu intervensi berpeluang besar mengakibatkan hasil akhir jauh dari hipotesis yang diharapkan. Dosis yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 20 ml, dosis ini diperoleh berdasarkan hasil konversi dari dosis yang diberikan pada tikus pada penelitian Limanjaya,5 sedangkan menurut Susanto, dosis yang digunakan untuk terapi madu adalah sebanyak 100-200 gr setiap harinya. Berdasarkan Sakri16 madu sebanyak 30 gram hanya cukup untuk menjaga stamina. Maka dosis 20 ml yang digunakan oleh peneliti berdasarkan penelitian Limanjaya5 yang terbukti signifikan dapat meningkatkan berat badan pada tikus tidak mendapatkan hasil yang signifikan saat uji klinis. F.
Kesimpulan dan Saran Madu Randu tidak dapat meningkatkan status gizi. Saran praktis penelitian ini adalah apabila ingin meningkatkan status gizi hendaknya diikuti dengan peningkatan asupan makanan bukan hanya mengkonsumsi suplemen tanpa diikuti asupan makanan lainnya. Saran Akademis penelitian ini adalah penelitian selanjutnya mengenai madu sebaiknya mengalokasikan waktu yang cukup panjang dan menyediakan dana yang cukup agar dapat mengurangi bias dengan cara mengendalikan variabel terkendali sehingga dapat mencapai hasil yang lebih akurat. Penelitian lebih lanjut mengenai hubungan madu dengan diet sebaiknya dilakukan untuk memperkaya referensi manfaat madu.
Prosiding Penelitian Sivitas AkademikaUnisba(Kesehatan)
Pengaruh Pemberian Madu Randu Terhadap Peningkatan Status Gizi Pada... | 41
DAFTAR PUSTAKA Surat An - Nahl ayat 69. Al - Qur’an. Yaghoobi N, Al-Waili N, Ghayour-Mobarhan M, Parizadeh SMR, Abasalti Z, Yaghoobi Z, et al. Natural honey and cardiovascular risk factors; effects on blood glucose, cholesterol, triacylglycerole, CRP, and body weight compared with sucrose. ScientificWorldJournal. 2008 Jan;8:463–9. Nemoseck TM, Carmody EG, Furchner-Evanson A, Gleason M, Li A, Potter H, et al. Honey promotes lower weight gain, adiposity, and triglycerides than sucrose in rats. Nutr Res. 2011;31:55–60. Singh MP, Chourasia HR, Agarwal M, Malhotra A, Sharma M, Sharma D, et al. Honey As Complementary Medicine: - A Review. Int J Pharma Bio Sci. Bhopal; 2012;3(2):1–20. Limanjaya Mubungan antara Pemberian Suplementasi Madu dengan Peningkatan Berat Badan Mencit (Mus musculus). USU e-journal. 2011;50. Varzakas T, Labropoulos A, Anestis S. Sweeteners: Nutritional Aspects, Applications, and Production Technology. Boca Raton: CRC Press; 2012. 351 p. Ratnawati I. Pemenuhan Kecukupan Gizi Bagi Pekerja [Internet]. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. 2011 [cited 2015 Feb 6]. p. 1–6. Available from: http://www.gizikia.depkes.go.id/pemenuhan-kecukupan-gizi-bagi-pekerja/ Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2005. Whitney EN, Rolfes SR. Understanding Nutrition. 12th ed. Rose N, Feldman E, Tarson L, editors. Belmont: Wadsworth; 2010. 704 p. Goodwin JS. Social, psychological and physical factors affecting the nutritional status of elderly subjects: separating cause and effect. Am J Clin Nutr. 1989;50(5):1201–9; discussion 1231–5. Rahman A. Amazing Madu 147 Resep Madu untuk Membasmi 85 Penyakit. 1st ed. Yogyakarta: Seven Books; 2013. 1, 10-11, 23 p. Madu Seribu Bunga. Madu Randu [Internet]. 2014 [cited 2015 Jan 1]. Available from: http://seribubunga.com/2013/08/khasiat-madu-randu/ Rostita. Berkat Madu: Sehat, Cantik dan Penuh Vitalitas. 1st ed. Rizki B, editor. Bandung: Qanita; 2007. 16 p. Hall JE, Guyton AC. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 12th ed. Elsevier; 2011. 1120 p. Nemoseck TM, Carmody EG, Furchner-Evanson A, Gleason M, Li A, Potter H, et al. Honey promotes lower weight gain, adiposity, and triglycerides than sucrose in rats. Nutr Res
Pendidikan Dokter,Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
42
|
Muhammad Insan Kamil, et al.
[Internet]. Elsevier; 2011 Jan 1 [cited 2015 Jun 22];31(1):55–60. Available from: http://www.nrjournal.com/article/S027153171000254X/fulltext Sakri F. Madu dan Khasiatnya, Suplemen Sehat tanpa Efek Samping. 1st ed. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia; 2012. 4, 10, 15, 31-32 p.
Prosiding Penelitian Sivitas AkademikaUnisba(Kesehatan)