e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DAN MODALTERHADAP PENDAPATAN UKM Ni Wayan Ana Purnamayanti, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini Jurusan Manajemen Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang pengaruh jumlah (1) pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM, (2 pemberian kredit terhadap modal, (3) pemberian kredit terhadap pendapatan UKM, dan (4) modal terhadap pendapatan UKM. Subjek dalam penelitian ini adalah BPR Nusamba Mengwi, dan objeknya adalah pemberian kredit, modal dan pendapatan UKM. Jenis data yang dikumpulkan adalah data kuantitatif dengan menggunakan metode kuesioner serta dianalisis dengan menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan (1) ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM, (2) pemberian kredit terhadap modal, (3) pemberian kredit terhadap pendapatan UKM, dan (4) modal terhadap pendapatan UKM. Kata kunci: pemberian kredit, modal, pendapatan UKM. Abstract This study aims to obtain verifiable explanatory findings on the effects of (1) credit and capital to UKM income,(2) credit to the capital, (3) credit to the UKM income, and (4) the capital to UKM income. The subjects in this study was BPR Nusamba Mengwi, and the object was credit, capital and UKM income. The type of data collection was quantitative data using a questionnaire and analyzed by using path analysis. Results showed (1) there is a positive and significant effect credit and capital to UKM income, (2) credit to capital, (3) credit to UKM income, and (4) capital to UKM income. Keywords : credit, capital, UKM income.
PENDAHULUAN Industri kecil merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia dan sudah terbukti bahwa dalam kondisi ekonomi yang sulit industri kecil menengah justru lebih mampu bertahan hidup, untuk itu usaha kecil menengah perlu dikembangkan, salah satunya dengan cara menambah modal mereka. Sedikitnya ada dua definisi usaha berskala kecil yang dikenal di Indonesia.Pertama, definisi usaha kecil menurut Undang-
Undang No.9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.Undang-Undang No.9 Tentang Usaha Kecil tersebut menjelaskan bahwa usaha kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal 1 miliar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp. 200 juta (diluar tanah dan bangunan yang ditempati).Definisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berikutnya didefinisikan oleh Badan Pusat Statistik
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) (BPS) Indonesia.BPS mendeskripsikan besar-kecilnya suatu industri berdasarkan jumlah pekerjaannya.UKM mempunyai peluang pasar yang besar karena selalu ada pasar bagi produksi barang dan jasa mereka, mengingat UKMmerupakan penghasil barang dan jasa khususnya bagi masyarakat golongan menengah kebawahdengan daya beli yang rendah. Permasalahan dari hampir semua usaha kecil yang tidak bisa berkembang adalah karena kurangnya modal yang mereka miliki, dan kebutuhan dana tambahan dari pihak luar baik itu berupa bantuan dari pemerintah maupun kredit pinjaman dan lembaga keuangan. Sektor UKM juga memiliki kelemahan yang dapat membuat UKM sulit berkembang dibandingkan usaha-usaha besar. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut seperti terbatasnya modal yang dimiliki, manajemen yang lemah, kurangnya pemanfaatan informasi dan teknologi, kurang mampu dalam pemanfaatan jaringan usaha, dan akses ke pasar yang minim. Modal dalam hal pertumbuhan usaha sangat memiliki peran yang cukup besar dalam pendirian usaha kecil. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri seperti cadangan laba yang berasal dari pemilik seperti modal saham. Modal inilah yang menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan dan dijadikan jaminan bagi kreditor,kekurangan modal menyebabkan rendahnya hasil yang diterima (Daniel,2002). Dana yang berasal dari luar adalah modal yang berasal dari kreditur (panyandang dana), modal inilah yang merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan(Bambang Riyanto,1980). Modal yang lemah tidak akan mampu membangun usaha bagi pedagang kecil dan tidak akan mampu mngembangkan usahanya tersebut, karena modal merupakan kombinasi sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan(Keown, 2000). Cara mengatasi kelemahan UKM dalam hal modal kerja tentu saja pihak perbankan sangat memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan UKM tersebut.
Salah satu kebijakan pemerintah yang telah diterapkan adalah dengan cara mengarahkan sektor perbankan untuk memperluas jangkauan pelayanannya sampai ke wilayah pedesaan dan menjangkau kalangan pengusaha kecil. Sejak adanya pakto 88 (Paket Deregulasi 27 Oktober 1988) pemerintah memberikan peluang yang lebih besar kepada masyarakat umum untuk ikut dalam mengembangkan sektor perbankan. Lembaga keuangan atau sektor perbankan yang dimaksudkan pemerintah dalam deregulasi tersebut adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang dianggap sebagai lembaga keuangan mikro yang mampu memberikan jasa layanan keuangan bagi masyarakat pedesaan.BPR umumnya berfungsi sebagai lembaga keuangan yang memberikan kredit pada masyarakat. Pada lembaga keuangan mikro dapat menumbuhkan pengusahapengusaha kecil di pedesaan, yang pada akhirnya dapat membantu program pemerintah untuk meningkatkan pendapatan penduduk desa. BPR Nusamba merupakan BPR yang masih memiliki daya tarik tersendiri yaitu kemudahan dalam penyaluran kredit dan juga segmentasi pasar BPR yang memasarkan produknya kepada masyarakat kecil serta UKM sejak dulu. Contoh lembaga keuangan mikro diantaranya usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya, industri makanan dan minuman, industri pengolahan kayu dan rotan,industri pandai besi pembuat alatalat, usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang peternakan ayam, itik dan perikanan. Berbagai usaha jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek, penjahit (konveksi),dan lain-lain. Berdasarkan hasil survey pendahuluan, maka dapat dilihat bahwa terjadi penurunan pendapatan pada berbagai bentuk UKM yang terlihat pada Tabel
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Tabel 1. Jumlah Kredit Yang Disalurkan dan Persentase Pendapatan UKM Setelah Menerima Kredit Dari Tahun 2010-2012 Bentuk Usaha UKM
Jenis Usaha Dagang
Perseor angan
Sembako Pakaian Jadi Barang Kelontong Alat-alat Pancing, Benang Kacamata Kacamata Sembako Jual Roti Basah Pakan Ternak Perikanan Bahan Bangunan Alat Elektronik Makanan dan Minuman
Usaha Dagang
Jumlah Kredit yang Disalurkan (Dalam Rupiah)
Jumlah Pendapatan Setelah Menerima Kredit (Dalam Rupiah/Tahun)
8.000.000 12.000.000
Jumlah Pendapatan Sebelum Menerima Kredit (Dalam Rupiah/Tahun) 20.500.000 29.200.000
20.250.000 29.000.000
Persentase Pendapatan UKM (Dalam %) (1,2) (0,6)
4.500.000
19.500.000
21.000.000
7,6
5.000.000
9.600.000
9.200.000
(4,1)
6.500.000 3.300.000 10.000.000 7.500.000
8.700.000 10.000.000 17.000.000 10.700.000
8.000.000 9.600.000 17.500.000 10.000.000
(8,0) (4,0) 2,9 (6,5)
6.000.000
8.500.000
7.970.000
(6,2)
12.500.000 5.000.000
70.000.000 72.000.000
68.500.000 76.000.000
(2,3) 5,5
9.000.000
38.000.000
37.100.000
(2,3)
4.000.000
46.000.000
47.000.000
2,1
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan observasi awal yang terlihat pada Tabel 1 terlihat bahwa jumlah pendapatan UKM pada tahun 2012 ada yang mengalami penurunan setelah mendapatkan bantuan kredit. Hal ini terjadi diakibatkan karena modal yang didapat dari kreditnya tersebut tidak sepenuhnya digunakan untuk modal usaha. Melihat situasi tersebut maka hal ini tidaklah sesuai dengan teori dari Kasmir (2011) dan Mubiyanto (1986) yang menyatakan bahwa kredit secara positif dapat meningkatkan pendapatan, karena pemberian kredit dapat menambah modal usaha. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh penjelasan (eksplanatif) yang teruji tentang pengaruh simultan dan parsial jumlah pemberian kredit dan jumlah modal terhadap pendapatan UKM studi kasus pada BPR Nusamba Mengwi. Hasil dari penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan dan manfaat
dalam pengembangan ilmu ekonomi manajemen keuangan. Di samping itu, secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada BPR Nusamba dalam memberlakukan jumlah kredit sehingga dapat tercapainya pendapatan maksimal bagi UKM. Definisi Bank perkreditan Rakyat Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayarannya. Sedangkan menurut Afiff dan Rekan (1996) Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang fungsinya menerima simpanan dalam bentuk uang dan memberikan kredit jangka pendek untuk masyarakat pedesaan. Demikian pula menurut Manurung (2004) menyatakan, BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat yait suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana baik itu tabungan, deposito atau bentuk lainnya dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Anonim (1998) pemberian kredit yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu setelah pemberian bunga. Menurut Wenny Djuarni (2007) merumuskan arti pemberian kredit adalah menyerahkan secara sukarela sejumlah uang untuk dipergunakan secara bebas oleh penerima kredit. Rachmat Firdaus (2003) menyatakan pemberian kredit merupakan suatu pencatatan dan pengolahan data secara sistematis berupa pinjaman sejumlah uang kepada seseorang berdasarkan perjanjian yang telah disepakati serta diwajibkan untuk melunasi utangnya pada jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah ditetapkan dengan pencatatan data dan informasi secara sistematis. Dari ketiga pakar diatas dapat disimpulkan pemberian kredit adalah sejumlah uang atau tagihan kepada seseorang berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam serta diwajibkan untuk melunasi utangnya pada jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah ditetapkan. Soewartoyo (1992) menyatakan modal adalah sejumlah uang atau barang yang digunakan untuk kegiatan perusahaan yang terdiri atas modal tetap seperti gedung, pabrik, mesin-mesin dan modal kerja seperti piutang, sediaan barang, sediaan bahan barang, barang setengah jadi, barang jadi. Menurut Gilarso (1993) menyatakan modal sebagai faktor produksi menunjuk pada sarana dan prasarana (selain manusia dan jumlah alam) yang dihasilkan dan digunakan sebagai masukan (input) dalam proses
produksi: bangunan dan konstuksi, alat dan mesin, serta tambahan pada persediaan. Meiji (1993) mengartikan modal sebagai kolektivitas yang terdapat dalam neraca sebelah debit. Dari ketiga pakar diatas disimpulkan modal adalah sejumlah uang atau barang yang digunakan sebagainfaktor produksi dan digunakan sebagai masukan dalam proses produksi. Tohir (2004) menyatakan pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang dan merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi. Menurut Boediono (1992) mengemukakan bahwa pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Purnomo (1993) menyatakan pendapatan adalah semua penghasilan yang diterima setiap orang dalam kegiatan ekonomi dalam satu periode tertentu. Mayers(1983 mengemukakan pendapatan adalah selain dapat dinilai suatu balas jasa juga dapat ditinjau dari pemanfaatan setrategi konsumsi bagi si penerimanya dengan mengurangi harta yang dimilikinya dalam periode tertentu. Dari ketiga pakar diatas disimpulkan pendapatan adalah hasil dari penjualan baik itu berupa uang atau barang yang diterima dan merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi. Menurut (M.Tohar,1999) definisi usaha kecil dari berbagai segi tersebut adalah sebagai berikut: (1) Berdasarkan Total Asset yaitu pengusaha kecil adalah pengusaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 ( dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat membuka usaha, (2) Total Penjualan Bersih per Tahun yaitu berdasarkan hal ini pengusaha kecil adalah pengusaha yang memiliki hasil total penjualan bersih per tahun paling banyak Rp 1.000.000.000 ( satu miliar rupiah), (3) Berdasarkan Status Kepemilikan yaitu dari segi ini, didefinisikan bahwa pengusaha kecil adalah usaha berbentuk perseorangan, bisa berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang didalamnya termasuk koperasi, (4) Menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998: Pengertian usaha kecil yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. Sedangkan menurut Anoraga (2002) mengemukakan definisi usaha kecil yaitu usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang dilakukan secara turuntemurun. Adapun karateristik usaha kecil yang dikemukakan oleh Anoraga (2002) yaitu: (1) sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar, (2) margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi modal terbatas, (3) pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas, (4) skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mncapai titik efisiensi jangka panjang, (5) kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa nampak pada Tabel 2, Gambar 1, dan Tabel 3.
usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, baik usaha berbentuk perseorangan, bisa berbadan hukum atau tidak berbadan hukum yang didalamnya termasuk koperasi. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif kausal. Subjek dalam penelitian ini adalah BPR Nusamba Mengwi, objeknya adalah pemberian kredit, modal dan pendapatan UKM. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif berupa data pemberian kredit, modal dan pendapatan UKM yang bersumber dari BPR Nusamba yang di kumpulkan melalui pencatatan dukumen yang di analisis dengan analisis jalur (path analysis).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis jalur dengan bantuan program komputer Statistical Package for Social Science (SPSS) 16,00 for windows maka diperoleh hasil penelitian seperti
Tabel 2. Hasil Uji Statistika Analisis Jalur Parameter Koefisien Ryx1x2 0,848
p-value 0,000
Α Keputusan 0,05 Menolak Ho
R2yx1x2
0,719
0,000
0,05 Menolak Ho
Px2x1
0,927
0,000
Pyx1
0,642
0,000
0,05 Menolak Ho 0,05 Menolak Ho
Pyx2
0,332
0,004
Pyε2
0,152
0,05 Menolak Ho
Simpulan Ada hubungan pengaruh pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM Ada sumbangan pengaruh pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM Ada hubungan pengaruh pemberian kredit terhadap modal Ada hubungan pengaruh pemberian kredit terhadap pendapatan UKM Ada hubungan pengaruh modal terhadap pendapatan UKM Ada hubungan pengaruh di luar x1 dan x2 yang mempengaruhi y
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Sumber : Pengolahan Data SPSS X1
ρyε = 0,152
ρyx1 = 0,642
ρx2x1 = 0,927
Y X2
ρyx2 = 0,332 Ryx1x2 = 0,848 R2 yx1x2 = 0,719
Gambar 1. Diagram Jalur Variabel X 1 dan X2 Terhadap Y Keterangan : X1 : Pemberian Kredit X2 : Modal Y : Pendapatan UKM ε : Faktor lain Tabel 3. Sumbangan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari X 1 dan X2 Terhadap Y Keterangan Pengaruh X1 langsung terhadap Y Pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X2 Total pengaruh X1 terhadap Y Pengaruh X2 langsung terhadap Y Total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y Pengaruh lain terhadap Y Total
Besar Sumbangan 0,412 0,197
% 41,2 % 19,7 %
0,609 0,110 0,719
60,9 % 11,0 % 71,9 %
0,281 1,000
28,1 % 100 %
Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika analisis jalur dengan bantuan program SPSS pada Tabel 2 menunjukkan ada pengaruh postif dan signifikan pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika analisis jalur pada Tabel 2 menunjukkan jumlah pemberian kredit dan jumlah modal secara berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UKM karena p-value < α. Besar pengaruh pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM yaitu sebesar 71,9%, sedangkan pengaruh variabel lain di luar variabel jumlah pemberian kredit dan modal yaitu sebesar 28,1%. Temuan ini berarti pemberian
kredit dan modal berperan dalam upaya meningkatkan pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Temuan ini juga mengindikasikan masih terdapat banyak variabel lain yang mempengaruhi pendapatan UKM diluar pemberian kredit dan modal yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Variabel lain yang diduga kuat mempengaruhi pendapatan UKM diluar pemberian kredit dan modal yang memerlukan penelitian lebih lanjut yaitu (a) biaya operasional, dan (b) suku bunga kredit. Hasil perhitungan uji statistika menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit terhadap modal pada BPR Nusamba Mengwi”. Berdasarkan hasil perhitungan uji
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) statistika analisis jalur menunjukkan pemberian kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap modal karena p-value < α. Temuan penelitian ini berarti pemberian kredit berperan dalam upaya meningkatkan modal dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 92,4% dan besar sumbangan pengaruh sebesar 85,3%. Hasil perhitungan uji statistika menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika analisis jalur menunjukkan pemberian kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UKM karena p-value < α. Temuan hasil penelitian ini berarti pemberian kredit berperan secara langsung dalam upaya meningkatkan pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 64,2% dan besar sumbangan pengaruh langsung sebesar 41,2%. Temuan hasil penelitian ini berarti pemberian kredit secara langsung berperan positif atau meningkatkan pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Sumbangan pengaruh tidak langsung melalui modal sebesar 19,7%. Sehingga total pengaruh pemberian kredit terhadap pendapatan UKM sebesar 60,9%. Hasil perhitungan uji statistika menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan modal terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistika analisis jalur menunjukkan jumlah modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan UKM karena p-value < α. Temuan penelitian ini berarti modal berperan dalam upaya meningkatkan pendapatan UKM dengan keeratan hubungan pengaruh sebesar 33,2% dan besar pengaruh sebesar 11,0%. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Hasil
penelitian ini konsisten dengan pernyataan teoritik dari Mulyono (1987) dan Simorangkir (2005) yang mengatakan bahwa dengan adanya pemberian kredit serta modal yang tinggi akan mampu meningkatkan pendapatan usaha kecil, karena tingginya tingkat pemberian kredit yang ada akan mampu menambah modal kerja dari suatu usaha sehingga berpengaruh pada pendapatan usahanya. Temuan hasil ini juga didukung temuan empiris oleh Setiawina (2005) yang mengatakan bahwa pemberian kredit dan modal berpengaruh positif terhadap penghasilan kotor UKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit terhadap modal pada BPR Nusamba Mengwi. Hasil penelitian ini konsisten dengan pernyataan teoritik dari Mulyono (1987) yang mengatakan bahwa jumlah kredit memiliki hubungan terhadap jumlah modal, dimana semakin tinggi jumlah kredit yang diberikan maka perusahaan akan semakin mampu menambah modal dalam mengembangkan usahanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan pemberian kredit terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan pernyataan teoritik dari Kasmir (2011) yang menyatakan bahwa “kredit secara positif dapat meningkatkan pendapatan, karena pemberian kredit dapat menambah modal usaha”. Begitu juga dengan teori dari Summit (1997) yang mengungkapkan bahwa pemberian kredit mikro adalah program jumlah kredit berjumlah kecil kepada usaha kecil untuk membiayai kegiatan produktif yang dia kerjakan sendiri agar menghasilkan pendapatan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon (2006) yang mengatakan bahwa Kredit yang diberikan berpengaruh positif terhadap peningkatan laba usaha kecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan modal terhadap pendapatan UKM pada BPR Nusamba Mengwi. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan pernyataan teoritik dari
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) Munawir (2004), yang menyatakan bahwa modal mempunyai hubungan terhadap pendapatan, dimana jumlah modal yang dimiliki mempengaruhi tingkat keuntungan yang akan diperoleh. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian teoritik dari Tohan (2000) yang menyatakan modal usaha yang tinggi merupakan cara yang paling efisien untuk mempertahankan arus usaha dan mampu mempengaruhi pendapatan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiyatmi (2009) yang mengatakan bahwa penggunaan modal kerja berpengaruh terhadap pendapatan industri kecil.
DAFTAR RUJUKAN Anonim. 1998. Undang-Undang Perbankan No 10 Tentang Pemberian Kredit. Jakarta. Boediono. 1992. Ekonomi mikro. Yogyakarta: Fakultas Universitas Gajah Mada. --------------,1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi Seri Sinopsis Pengantar Ilmu ekonomi. Edisi 1, Cetakan Ke 5. Yogyakarta: BPFE. Daniel, M. 2002. Pengantar ekonomi pertanian. Jakarta: Bumi Aksara. Gilarso T. 1993. Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius.
PENUTUP Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut. Ada pengaruh positif dan signifikan: (1) pemberian kredit dan modal terhadap pendapatan UKM, (2) pemberian kredit terhadap modal, (3) pemberian kredit terhadap pendapatan UKM, dan (4) modal terhadap pendapatan UKM. Berdasarkan simpulan di atas maka disarankan (1) Peneliti yang berminat untuk mendalami bidang teori manajemen keuangan diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kausal antara pemberian kredit, jumlah modal dan pendapatan UKM dengan menggunakan metode yang sama pada perusahaan yang berbeda. Hal ini berguna untuk menguji keberlakuan temuan model hubungan kausal dalam skripsi ini secara lebih luas (2) Peneliti berikutnya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut dengan mengkaji hubungan struktural variabel lain yang diduga kuat mempengaruhi pendapatan. UKM yaitu (a) biaya operasional, dan (b) suku bunga kredit (Boediono, 1992), dan (3) Bagi BPR Nusamba Mengwi disarankan agar: (1) meningkatkan jumlah pemberian kredit untuk kredit usaha kecil, (2) menurunkan suku bunga bank, dan (3) menyalurkan modal ke masyarakat.
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. --------,
2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
----------, 2004. Manajemen Perbankan Jakarta: Raja Grafindo Persada. ----------, 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ----------, 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. ----------, 2008. Bank dan Keuangan Lainnya. RajaGrafindo Persada.
Lembaga Jakarta:
----------, 2010. Managemen Perbankan. Edisi 9. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Manurung Jonni J., dan Adler H. Manurung. 2004. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter. Cetakan Pertama. Jakarta: Salemba Empat. Setiawina, Djinar .2005. Pengaruh Jumlah Kredit Terhadap Peghasilan UKM di Kabupaten Klungkung
e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014) S.
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-4.Yogyakarta: Liberty.
Simorangkir, O.P. 2005. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Bogor: Ghalia Indonesia. -----------------, 1989. Kamus Perbankan. Cet. 2. Jakarta : Bina Aksara. Tohar. 1999. M Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Wiyatmi, Ari. 2009. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan Industri Kecil Getuk Goreng di Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.