The Effect of Longterm Systemic Drug Usage on Dry Eyes Syndrome Pengaruh Pemakaian Obat Sistemik Dalam Jangka Panjang Terhadap Sindrom Mata Kering (Dry eye) Rhisa Oviani1, Nur Shani Meida2 1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Bagian Optalmologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Abstract
Dry eye syndrome is a disorder of the preocular tear film that results in damage to the ocular surface and is associated with symptoms of ocular discomfort. Dry eye is charaterized by instability of tear film that can be due to insufficient amount of tear production or due to poor quality of tear film, which results in increased evaporation of the tears. Symptoms of dry eye syndrome are the feel dry, burning, gritty, itching, pain, redness, watery and blurry eyes. Risk factors that may exacerbate the incidence of dry eye syndrome is use of systemic drugs such as analgesics, antihistamine, antihypertensives, NSAID, and antidiabetic. This study aimed to find out is there any influence of use systemic medication on long term, and what is the most influential environment. The study was observational analytic cross-sectional approach. Purposive sampling technique by sampling the whole subject that meets the criteria specified in the sample. Each of the 31 respondents from Yogyakarta Hospital and Asri Medical Center and then 31other respondents from the community around the Muhammadiyah University of Yogyakarta. The analyzed using mann Whitney test. From the result of this study, a significant value of p = 0,000, there is an effect that shows the use of systemic drug in the long term for dry eye syndrome and the results obtained distribution is 56,5 % who experience dry eye syndrome caused by the use of systemic drug use in the long term.
Key word : Dry eye syndrome, systemic drug, control
Abstrak
Sindrom mata kering adalah gangguan dari film air mata preokular yang menghasilkan kerusakan pada permukaan mata dan berhubungan dengan gejala ketidaknyamanan okular. Mata kering ditandai oleh ketidakstabilan dari film air mata yang dapat disebabkan oleh jumlah cukup dari produksi air mata atau karena rendahnya kualitas film air mata, yang menghasilkan peningkatan penguapan air mata. Gejala – gejala dari sindrom mata kering adalah mata terasa kering, terbakar, berpasir, berair, gatal, sakit/perih, kabur serta kemerahan.Faktor resiko yang dapat memperparah kejadian sindrom mata kering adalah penggunaan obat sistemik seperti analgesik, antihistamin, antihipertensi, NSAID dan antidiabetik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan obat sistemik dalam jangka panjang terhadap sindrom mata kering. Penelitian bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu seluruh subjek yang memenuhi kriteria ditetapkan sebagai sampel. Masing-masing 31 responden dari RSUD Yogyakarta dan Asri Medical Center serta 31 responden lainnya dari masyarakat sekitar kampus UMY. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Mann Whitney. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai signifikan p = 0,000 yang menunjukkan ada pengaruh pemakaian obat sistemik dalam jangka panjang terhadap sindrom mata kering (dry eye) dan hasil distribusinya didapatkan 56,5 % yang mengalami sindrom mata kering (dry eye) akibat pemakaian obat sistemik dalam jangka panjang.
Beberapa faktor resiko dry eye
Pendahuluan Mata kering (dry eye) adalah
antara
lain
umur,
jenis
kelamin,
suatu keadaan berkurangnya fungsi air
pemakaian lensa kontak, post operasi
mata yang ditandai
bedah refraktif (seperti keratomileusis
oleh hiperemia
konjungtiva, penebalan mata dan epitel
atau
kornea, rasa gatal, rasa terbakar pada
merokok, membaca, menonton televisi,
mata dan sering disertai penurunan
menggunakan komputer, dan juga iklim
penglihatan1,8.
dan lingkungan.
Dry eye bisa memberikan keluhan
photorefractive
Faktor
lain
keratectomy),
yang
dapat
ringan sampai berat. Beberapa studi
menyebabkan sindroma mata kering ini
menunjukkan
mata
adalah penggunaan obat sistemik (seperti
kering dapat memiliki dampak besar
analgesik, antihistamin, antihipertensi,
terhadap fungsi visual, aktivitas sehari-
decongestan, antipiretik) dan topical mata
hari, fungsi sosial dan fisik, produktivitas
(seperti,
kerja, biaya langsung dan tidak langsung
andregenik agonis, kolinergik, antiviral
dari
dan topikal ocular NSAIDs )3.
penyakit,
bahwa
dan
sindrom
kualitas
hidup.
beta-blocking,
prostaglandin,
Komplikasi tahap lanjut dari dry eye
Melalui mekanisme ini pemakaian
adalah keratitis ,ulkus dan selanjutnya
obat sistemik dalam jangka panjang dapat
dapat menimbulkan kebutaan2,9.
menyebabkan disfungsi kelenjar meibom
Mata kering adalah gangguan
dan
penguapan air mata yang tinggi
yang sangat umum yang mempengaruhi
sehingga menyebabkan sindrom mata
persentase yang signifikan sekitar (10-
kering (dry eye).
30%) dari populasi, terutama yang lebih tua dari 40 tahun10.
Bahan dan Cara Jenis
penelitian
ini
adalah
observasional analitik dengan pendekatan
cross sectional yang pengamatannya
tidak memakai lensa kontak dan tidak ada
dilakukan satu kali pada waktu tertentu
riwayat
bedah
kemudian dilihat faktor risiko pemakaian
kriteria
eksklusi
obat-obatan sistemik jangka panjang pada
keratokonjungtivitis
waktu lalu. Sampel yang digunakan pada
defisiensi vitamin A, menderita defisiensi
penelitian
ini
adalah
refraktif.
Sedangkan
adalah
Menderita
sika,
menderita
orang
yang
komponen musin, menderita defisiensi
mempunyai riwayat pemakaian
obat
kelenjar air mata, menderita pterigium,
sistemik dalam jangka panjang sebagai
menderita defisiensi komponen
kontrol.
air mata dan menderita penyakit antara
Responden yang diteliti adalah 31 orang kelompok sampel dan kontrol 31
lain
lupus
erythematosus,
lemak
Sjogren
sindrom, sarkoidosis.
orang. Penggunaan obat sistemik jangka
Sebagai variabel independen /
panjang adalah pemakaian satu atau
bebas adalah pengguna obat sistemik
beberapa obat sistemik secara rutin > 6
dengan
bulan.
digunakan,
jenis
obat
lama
sistemik
pemakaian
yang obat,
Sindrom mata kering (dry eye)
frekuensi dan intensitas penggunaan obat,
adalah suatu gangguan pada permukaan
riwayat penyakit yang diderita dan juga
mata
yang tidak menggunakan obat sistemik.
yang
ditandai
dengan
ketidakstabilan produksi dan fungsi dari
Sedangkan
variabel
lapisan air mata yang dengan Uji Schimer
tergantung adalah Sindrom mata kering
1 menunjukkan bagian yang basah oleh
(dry eye).
air mata kurang dari 10 mm.
Instrumen
yang
dependen
digunakan
/
pada
Sebagai Kriteria inklusi adalah
penelitian ini adalah kuesioner, senter,
Laki-laki atau wanita usia 50 tahun ke
kertas saring Whatman no. 41 dan
atas, bersedia menjadi subjek penelitian,
penggaris millimeter.
Penelitian ini telah dilakukan di
lekukan dengan menggunakan penggaris.
RSUD Yogyakarta dan Asri Medical
Hasil yang diperoleh dari kuesioner dan
Center pada bulan Maret sampai dengan
observasi
Agustus
dianalisa.
2013.
Teknik
pengambilan
dicatat,
dikumpulkan,
dan
sampel dengan yang digunakan dalam
Data yang diperoleh dianalisis
penelitian ini adalah purposive sampling,
dengan uji independent t-test apabila
yaitu
distribusi data normal, dan diuji dengan
pada
subjek
yang
memenuhi
kriteria yang ditetapkan.
Mann Whitney jika data berdistribusi
Pelaksanaannya diawali dengan
tidak normal untuk membandingkan 2
semua subjek penelitian diberi penjelasan
kelompok dan dihitung Odds ratio untuk
terlebih
mengetahui
dahulu,
kemudian
seberapa
besar
risiko
menandatangani surat persetujuan untuk
pemakaian obat sistemik dalam jangka
mengikuti penelitian. Subjek penelitian
panjang terhadap sindrom mata kering
menjawab
(dry eye).
kueisioner
dari
peneliti.
Observasi subjek yang akan diteliti, yaitu dengan pemeriksaan air mata dengan cara
Hasil Penelitian
Uji Schimer 1 pada salah satu mata,
Sebanyak 62 responden, yang
dengan menginsersikan kertas saring
menggunakan obat mata terdapat 31
whatman
sakus
responden dan yang tidak menggunakan
bagian
obat sistemik terdapat 31 responden
palpebra
dapat diperoleh dengan hasil deskriptif
no
konjungtiva tengah
dan
41 pada 1/3
ke
dalam
pertemuan temporal
inferior. Mata
tabulasi silang seperti tabel di bawah ini : ditutup
perlahan-lahan,
setelah 5 menit kertas dicabut dan diukur bagian kertas yang basah mulai dari
Tabel
1.
Distribusi
jumlah
sampel berdasarkan umur dan jenis
kelamin pada kelompok sistemik dan kelompok kontrol.
Tabel 2. Distribusi jumlah sindrom mata kering (dry eye) pada kelompok obat sistemik dan kelompok kontrol.
Tabel 1. menunjukkan bahwa dari
Tabel 2. menunjukkan bahwa 144
62 orang, pada kelompok sistemik jumlah
mata pada kelompok sistemik, terdapat
sampel pada umur 60 – 69 tahun lebih
35 (56,5%) mata yang mengalami mata
banyak dari pada umur ≥ 80 tahun.
kering (dry eye) dan 27 ( 43,5%) mata
Sedangkan
kontrol
yang tidak mengalami mata kering (dry
jumlah sampel pada umur 50 – 59 tahun
eye), sedangkan pada kelompok kontrol
lebih banyak dari pada umur ≥ 80 tahun.
terdapat
Dalam penelitian ini, jumlah sampel pada
mengalami mata kering (dry eye) dan 48
kelompok
(77,4%) mata yang tidak mengalami mata
pada
wanita
kelompok
lebih
banyak
dibandingkan pria dan rata – rata waktu pemakaian obat sistemik lebih kurang 76 bulan. Hasil perhitungan odds ratio pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok obat sistemik, resiko kejadian mata kering 4,44 x lebih besar dibanding dengan kelompok kontrol.
14
(22,6%)
mata
yang
kering. Tabel 3 : Distribusi gejala sindrom mata kering (dry eye).
Tabel 3 menunjukkan gejalagejala
sindrom
responden
yang
mata
kering
pada
menggunakan
obat
sistemik paling banyak mengalami mata kabur sebesar 12 responden (41,93%), mata berair 7 responden (22,6%)
dan
mata merah 7 responden (22,6%).
Tabel 4. Distribusi jenis obat sistemik yang
menyebabkan
sindrom mata kering (dry eye).
Menurut hasil distribusi frekuensi di tabel 4. obat yang paling berpengaruh terhadap sindrom mata kering ialah obat Amlodipine golongan antihipertensi sebesar 5 responden (16,12%) dan obat metformin golongan antidiabetik dalam jangka panjang sebesar 4 responden (12,90%).
Faktor-faktor penyebab sindrom mata kering (dry eye) karena pemakaian
Diskusi Tabel 2. menunjukkan bahwa yang
menggunakan
obat
sistemik
beberapa obat sistemik dalam jangka panjang
seperti
Antihipertenisi
mempunyai persentase mata kering (dry
(amlodipine,
eye) lebih besar dibandingkan yang tidak
bisoprolol),
menggunakan obat sistemik. Hal tersebut
glibenclamide,
dikarenakan penggunaan obat sistemik
gludepatic,
dalam
Analgesik (asam mefenamat, natrium
jangka
panjang
dapat
menyebabkan disfungsi kelenjar meibom
captopril,
valsartan,
Antidiabetik
(metformin,
glucodex, insulin,
glucobay, glurenorm),
diclofenat) dll.
dan penguapan air mata yang tinggi
Menurut hasil distribusi frekuensi
sehingga resiko untuk terjadinya sindrom
di tabel 4. obat yang paling berpengaruh
mata kering lebih tinggi
terhadap sindrom mata kering ialah obat
dibandingkan
dengan yang tidak menggunakan obat
Amlodipine
sistemik.
sebesar 5 responden (16,12%) hal itu
Berdasarkan uji validitas terhadap
dimungkinkan
golongan
karena
antihipertensi
sampel
yang
jumlah mata, didapatkan nilai signifikan
diambil di RSUD Yogyakarta dan AMC
p = 0,000. Jika nilai probabilitas (p<0,05)
menggunakan obat sistemik Amlodipine
maka H1 bermakna yang artinya terdapat
dalam jangka panjang dan menurut
perbedaan jumlah mata yang bermakna
Frederick pada tahun 2012 obat sistemik
terhadap kejadian sindrom mata kering
seperti beta bloker (antihipertensi) dapat
(dry eye) antara yang menggunakan obat
menyebabkan penurunan sekresi air mata
sistemik dan yang tidak menggunakan
tingkat lisozim dan IgA, penurunan
obat sistemik.
tekanan intraokular dengan menghalangi β2 reseptor pada non pigmented ciliary
epithelium serta obat diuretik yang
yang menurunkan level gula darah
mengubah
sehingga
dengan cara memperbaiki sensitivitas
menyebabkan sindrom mata kering (dry
hepar dan jaringan perifer terhadap
eye).
insulin
film
air
mata
tanpa
mempengaruhi
sekresi
Amlodipine merupakan antagonis
insulin. Jika dikonsumsi dalam jangka
kalsium golongan dihidropirin (antagonis
panjang, lensa akan menjadi keruh,
ion kalsium) yang menghambat influks
penurunan produksi air mata termasuk
(masuknya)
menurunnya sensitivitas kornea atau efek
ion
kalsium
melalui
membran ke dalam otot polos vaskular
inflamasi langsung pada
dan otot jantung sehingga mempengaruhi
Tabel 5. Distribusi perbedaan
kontraksi otot polos vaskular dan otot
kelompok obat sistemik dan kelompok
jantung. Amlodipine menghambat influks
kontrol.
ion kalsium secara selektif, dimana sebagian besar mempunyai efek pada sel otot polos vaskular dibandingkan sel otot jantung. Efek antihipertensi amlodipine Berdasarkan tabel 5 hasil analisis
adalah dengan bekerja langsung sebagai vasodilator arteri perifer yang dapat
Mann
menyebabkan
sindrom mata kering (dry eye) antara
penurunan
resistensi
vaskular serta penurunan tekanan darah.
Whitney
diatas
menunjukkan
yang menggunakan obat sistemik dan
obat
yang tidak menggunakan obat sistemik
metformin golongan antidiabetik dalam
dengan nilai signifikasi p = 0,000. Jika
jangka panjang sebesar 4 responden
nilai probabilitas (p<0,05) maka H1
(12,90%), hal ini mungkin disebabkan
bermakna yang artinya ada pengaruh
karena mekanisme kerja obat metformin
yang bermakna pada pemakaian obat
Untuk
penggunaan
sistemik dalam jangka panjang terhadap
yang
sindrom mata kering (dry eye).
sindrom mata kering3.
Analisis
kejadian
Penelitian Valerie Q. Wren, Q.D.
yang
pada tahun 2000 yang berjudul “Ocular
bersifat
& Visual Side Effects of Systemic Drugs”
membedakan
tentang penjelasan setiap jenis obat
variabel dengan data ordinal5. Sehingga
sistemik yang dapat menyebabkan efek
penelitian
ada
samping okular dan visual serta dry eye.
pada
Hasilnya, terdapat beberapa obat sistemik
pemakaian obat sistemik dalam jangka
yang mengakibatkan okular dan visual
panjang terhadap sindrom mata kering
serta dry eye6.
merupakan
menggunakan independen
pengaruh
metode
sampel dan
ini
yang
untuk
dapat
yang
uji
mempengaruhi
Mann
Whitney
dengan
dapat
diketahui
bermakna
( dry eye).
Penelitian Debra A. Schaumberg,
Penelitian mengenai efek obat
ScD, OD, MPH, Reza Diana, MD, MPH,
sistemik sebelumnya pernah dilakukan
Julie E. Buring, ScD, and David A.
oleh Frederick (2012), Valerie Q. Wren
Sullivan, PhD pada tahun 2009 yang
(2000) dan Debra A. Schaumberg (2009)
berjudul ”Prevalence of Dry Eye Disease
yang sama yaitu ada pengaruh pemakaian
among US Men: Estimates from the
obat sistemik dalam jangka panjang.
Physicians’
Penelitian
Studies”
yang
T.
menjelaskan prevalensi dan faktor resiko
and
untuk dry eye disease antara pria AS
William D. Mathers pada tahun 2012
hasilnya lazim dan meningkat karena
yang berjudul “ The Role of Medications
usia, hipertensi, hiperplasia prostat jinak,
in Causing Dry Eye yang menjelaskan
dan antidepresan7.
Fraunfelder,
James
Frederick
Health
J.Sciubba,
prevalensi dan faktor resiko obat-obatan
Dalam
penelitian
ini
banyak
kelamin
faktor yang mempengaruhi jalannya dan
karena
beberapa
faktor
penyebabnya berbeda.
hasil penelitian dikarenakan keterbatasan
3. Perlu adanya penelitian lebih pada
dalam penelitian, antara lain : kepatuhan
wanita menopouse karena hormon-
dalam mengkonsumsi obat, frekuensi
hormon seks menyebabkan sindrom
pemakaian obat, gaya hidupnya dan
mata kering (dry eye).
aktifitas sehari – hari.
Daftar Pustaka
Kesimpulan 1.
Hasil dari penelitian ini didapatkan
Ilyas, sidarta, Yulianty, Sri Rahayu. (2010). Ilmu penyakit mata. Edisi Keempat. Page 142. Penerbit FK-UI :
nilai signifikan p = 0,000 yang menunjukkan
Jakarta. 2.
ada pengaruh pemakaian obat sistemik dalam
Watson, Stephanie L. (2009, may). Advance in the Management
jangka panjang terhadap sindrom mata kering
of
dry
eye.
Medical
progress.http://id.scribd.com/doc/50793126/sindrommata-kering.
(dry eye) dan hasil distribusinya didapatkan
3.
56,5 % yang mengalami sindrom mata kering
Department of Ophtalmology, Case Eye Institute, et al, 2012. The Role of Medication in Causing Dry Eye.Diakses 25 Desember 2012.
(dry eye) akibat pemakaian obat sistemik
4.
dalam jangka panjang.
Sastroasmoro, sudigdo. Ismael, sofyan. (2011). Dasardasar Metodologi penelitian Klinis. Edisi keempat. Penerbit Sagung Seto : Jakarta.
Saran
5.
1. Perlu diteliti lagi faktor-faktor yang
Ariyoso. (2009). Statistik 4 Life – β. Diakses 10 Oktober 2012. http://www.statistik4life.blogspot.com/2009/12/uji-
berpengaruh terhadap sindrom mata kering (dry eye) yang tidak di teliti
mann-whitney-u.html 6.
Wren,O.D, Valerie Q. (2000). Ocular and Visual side effects of systemic drugs Clinically Relevant Toxicology
pada penelitian ini seperti penggunaan lensa kontak, merokok dan riwayat
and Patient Management. 7.
Debra A. Schaumberg, et al. (2009). Prevalence of Dry Eye Disease among Us Men : estimates from the
operasi refraktif. 2.
Sebaiknya pengambilan sampel pada
Physcians’ Health Studies. Diakses 1 Juni 2010. 8.
Dorland, Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29, Jakarta:ECG,1765.
penelitian ini dibedakan tiap jenis
9.
Guyton, Johny L . (2009, 14 july). Etiology, prevalence, and treatment of dry eye disease. Clinical Ophtalmology Pubmed Central. Diakses 25 Desember 2012.
10. Foster, C Stephen. (2012, 25 january). Dry Eye syndrome. Medscape, Diakses 28 Maret 2012.