Correlation between Exposure Burning’s Smoke and Dry Eye Syndrome Hubungan Paparan Asap Pembakaran terhadap Sindrom Mata Kering Rafika Augustine1, Yunani Setyandriana2 1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Bagian Optalmologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Abstract Burning’s smoke may cause inflammation of ocular surface. It contains metal substance that can make the eyes irritated. Inflammation of ocular surface may occur following eye irritation. Furthermore, burning’s smoke also increases osmolarity of the eyes. Dry eye is a multifactorial disease of the tears and ocular surface that results in symptoms of discomfort, visual disturbance, and tear film instability with potential damage to the ocular surface. The tear film in patients with dry eye is unstable and incapable of maintaining protective qualities that are necessary for its structure and function. This study aims to identify the correlation between exposure of burning’s smoke to dry eye syndrome. It was an observational analytic with cross-sectional approach. There were 80 respondents by purposive sampling, consisting of 40 respondent with exposure of burning’s smoke and 40 respondents without exposure. Analytic of the data using Chi Square and Spearman test revealed significance in the right eye with p=0,001 and the left eye with p=0,003 (p<0,05), which explains the correlation between burning’s smoke to dry eye syndrome. Keywords : Dry eye syndrome, burning’s smoke, exposure
Intisari Asap pembakaran dapat menimbulkan inflamasi pada permukaan mata. Pada asap pembakaran terkandung bahan-bahan logam yang dapat mengiritasi mata. Iritasi yang terjadi diikuti peradangan pada permukaan mata. Selain itu, asap pembakaran menyebabkan osmolaritas air mata meningkat. Mata kering merupakan penyakit multifaktorial air mata dan permukaan mata yang menimbulkan gejala tidak nyaman, gangguan penglihatan, dan instabilitas lapisan air mata yang berpotensial kerusakan pada permukaan mata. Lapisan air mata pada pasien mata kering tidak stabil dan tidak mampu mempertahankan kualitas pelindung yang diperlukan untuk struktur dan fungsinya. Tujuan penelitian ini untuk menemukan adakah hubungan antara paparan asap pembakaran terhadap sindrom mata kering. Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan crosssectional. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling yaitu seluruh responden yang memenuhi kriteria ditetapkan sebagai sampel. Masing-masing 40 responden yang mempunyai faktor risiko terpapar asap dan 40 responden dari masyarakat yang memenuhi kriteria. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi Square dan Spearman. Nilai signifikan untuk mata kanan p=0.001 dan mata kiri p=0,003 (p<0,05), yang berarti ada hubungan antara paparan asap pembakaran terhadap sindrom mata kering. Kata kunci : sindrom mata kering, asap pembakaran, paparan
gas. Selain itu panas yang dihasilkan
Pendahuluan Mata
kering
merupakan
lebih
banyak
daripada
asapnya
penyakit multifaktorial air mata dan
dibandingkan kayu pada jumlah yang
permukaan mata yang menimbulkan
sama3.
gejala
tidak
nyaman,
gangguan
Bahan dan Cara
penglihatan, dan instabilitas lapisan air mata yang berpotensial kerusakan pada permukaan
mata1.
Mata
kering
Penelitian observasional pendekatan
ini
adalah
analitik
dengan
cross-sectional
yang
memiliki dampak besar pada fungsi
pengamatannya dilakukan satu kali
visual, aktivitas sehari-hari, fungsi
pada waktu tertentu kemudian dilihat
social dan fisik, produktivitas kerja,
faktor risiko paparan asap pembakaran
biaya langsung dan tidak langsung dari
terhadap sindrom mata kering.
penyakit
dan
kualitas
hidup2.
Pengambilan sampel dilakukan
Meskipun banyak perubahan dalam
secara
pola konsumsi bahan bakar selama
seluruh responden yang memenuhi
dekade terakhir, arang tetap menjadi
kriteria. Responden penelitian dalam
bahan bakar utama untuk menyiapkan
penelitian ini adalah 80 orang berusia
makanan
negara.
20-40 tahun yang terbagi dalam dua
negara
kelompok.. Kelompok I : 40 orang
Penggunaan
di
beberapa arang
di
purposive
asap
sampling
pada
berkembang masih banyak dijumpai
(terpapar
pembakaran)
mengingat arang merupakan salah satu
kelompok II : 40 orang (tidak terpapar
bahan bakar yang murah dibanding
asap
pembakaran).
Kelompok
dan
I
sebagai
kelompok
kelompok
II
sampel
sebagai
dan
kelompok
Whatman
no.41
dan
penggaris
millimeter.
kontrol.
Penelitian ini telah dilakukan di
Kriteria inklusi adalah pria atau
wilayah Yogyakarta dan Lampung
wanita yang pekerjaannya terpapar
pada bulan Juli 2013 sampai dengan
asap pembakaran, tidak merokok dan
September 2013. Sebelum penelitian
bersedia menjadi subyek penelitian.
dimulai,
Kriteria eksklusi adalah bumil dan
penjelasan terlebih dahulu, kemudian
wanita
menandatangani
menopause,
menggunakan
semua
responden
surat
mengikuti
diberi
persetujuan
obat-obatan yang dapat menurunkan
untuk
penelitian
lalu
produksi air mata, menggunakan soft
responden menjawab pertanyaan dari
lens, pasca tindakan bedah mata,
peneliti. Observasi responden yang
Sindrom Sjögren, sarkoidosis dan tidak
akan diteliti, yaitu pemeriksaan air
bersedia menjadi subyek penelitian.
mata dengan Uji Shimmer I pada
Sebagai variabel bebas adalah
kedua mata dengan menginsersikan
paparan asap pembakaran dan yang
kertas Whatman no.41 ke dalam sakus
tidak
konjungtiva pada pertemuan bagian
terpapar
sedangkan
asap
variabel
pembakaran, terikat
adalah
sindrom mata kering. Instrumen adalah
lembar
yang
tengah dan 1/3 temporal palpebra inferior. Mata ditutup perlahan setelah
digunakan
anamnesis,
kertas
5 menit kertas dicabut dan diukur bagian kertas yang basah mulai dari lekukan
dengan
menggunakan
penggaris millimeter kemudian hasil
mengetahui
yang diperoleh dari anamnesis dan
paparan asap pembakaran terhadap
observasi dicatat, dikumpulkan, dan
sindrom mata kering dan Spearman
dianalisa.
untuk melihat seberapa kuat hubungan
Data yang diperoleh dianalisis dengan
uji
Chi
Square
dan
seberapa
arah
besar
risiko
korelasinya.
untuk
Hasil Penelitian Tabel 1. Distribusi jumlah sampel berdasar umur dan jenis kelamin pada kelompok sampel dan kontrol
Parameter
Kelompok Terapar asap (*n= 40)
Kelompok Kontrol (*n= 40)
16 13 8
21 10 9
24 16
21 19
Umur (tahun) 20-26 27-33 34-40 Jenis Kelamin Pria Wanita *n= jumlah responden Tabel
1
menunjukkan
bahwa
kelompok. Dari total 80 responden,
kelompok usia 20-26 tahun menempati
jenis kelamin wanita lebih banyak
jumlah
dibandingkan
terbanyak
pada
kedua
pria.
Tabel 2 Hubungan paparan asap pembakaran terhadap pada mata kanan
Terpapar asap pembakaran
Ya Tidak
Mata Kering n % 12 30% 1
2,5%
Mata Normal n % 28 70% 39
97,5%
p 0,001
OR 16,714
Tabel 3 Hubungan paparan asap pembakaran terhadap sindrom mata kering pada mata kiri
Mata Kering Terpapar asap pembakaran
Mata Normal
Ya
n 14
% 35%
n 26
% 65%
Tidak
3
7,5%
37
92,5%
p 0,003
OR 6,641
Tabel 4 Distribusi gejala sindrom mata kering
Gejala
Kelompok terpapar
Kelompok Kontrol
Mata gatal
21 (52,5%)
2 (5%)
Mata perih
25 (62,5%)
3 (7,5%)
Mata seperti berpasir
3 (7,5%)
1 (2,5%)
Mata nyeri
5 (12,5%)
0%
Mata merah
23 (57,5%)
4 (10%)
Mata berair
3 (7,5%)
1 (2,5%)
Buram visi
4(10%)
1 (2,5%)
Berdasarkan
tabel
gejala-gejala
orang (30%) yang menderita mata
sindrom mata kering pada rseponden
kering dibanding kelompok kontrol
yang terpapar asap pembakaran paling
hanya 1 orang (2,5%) yang menderita
banyak mengalami mata perih sebesar
mata kering. Tabel 3 menunjukkan
25
2
bahwa pada mata kiri dari kelompok
menunjukkan bahwa pada mata kanan
terpapar terdapat 14 orang (35%) yang
dari kelompok terpapar terdapat 12
menderita
responden
4
(62,5%).
Tabel
mata
kering
dibanding
kelompok kontrol
hanya 3 orang
(7,5%) yang menderita mata kering.
p=16,714/(1+16,714)
,
dengan
demikian p= 0,943
Sehingga dapat dilihat bahwa yang
Pada tabel 3 didapatkan nilai
terpapar asap pembakaran mempunyai
OR sebesar 6,641 yang artinya pada
persentasi mata kering yang lebih
orang yang terpapar asap pembakaran
besar dibandingkan dengan yang tidak
memiliki risiko terkena sindrom mata
terpapar asap pembakaran.
kering pada mata kiri 6,641 kali lebih
Pada tabel 2 didapatkan nilai
besar dibandingkan dengan yang tidak
OR sebesar 16,714 yang artinya pada
terpapar. Nilai OR sebesar 6,641 dapat
orang yang terpapar asap pembakaran
juga
memiliki risiko terkena sindrom mata
probabilitas responden yang terpapar
kering pada mata kanan 16,714 kali
asap pembakaran untuk mengalami
lebih besar dibandingkan dengan yang
sindrom mata kering adalah sebesar
tidak terpapar. Nilai OR sebesar
86,9%. Probabilitas dapat dihitung
16,714 dapat juga diinterpretasikan
dengan rumus : p=OR/(1+OR) , maka
bahwa probabilitas responden yang
p=6,641/(1+6,641), dengan demikian
terpapar
untuk
p=0,869.
kering
signifikansi hubungan paparan asap
adalah sebesar 94,3%. Probabilitas
pembakaran terhadap sindrom mata
dapat
:
kering digunakan analisis uji Chi
maka
Square. Berdasarkan hasil analisis Chi
asap
mengalami
pembakaran
sindrom
dihitung
p=OR/(1+OR)
mata
dengan ,
rumus
diinterpretasikan
Untuk
bahwa
mengetahui
Square menunjukkan kejadian sindrom
mata kering (dry eye) antara kelompok
(p<0,05) yang berarti ada hubungan
terpapar dengan kelompok kontrol
paparan asap pembakaran terhadap
pada mata kanan nilai signifikan
sindrom
mata
kering.
p=0,001 dan pada mata kiri p=0,003 Tabel 5 Hasil Uji Spearman
Uji Spearman
Correlation coefficient
Sig. (2-tailed)
Mata Kanan
-0,342
0,000
Mata Kiri
-0,414
0,000
Correlation coefficient yang didapat
korelasi negatif atau berlawanan arah,
dari uji Spearman pada mata kanan
yang berarti semakin lama waktu
didapatkan nilai -0,342 , hal ini
paparan maka semakin kecil hasil uji
menunjukkan kekuatan hubungannya
Schimmernya.
lemah dengan arah korelasi negatif
Diskusi
atau berlawanan arah, yang berarti
Penelitian terhadap mata kering
semakin lama waktu paparan maka
pernah dilakukan oleh Moen et al
semakin kecil hasil uji Schimmernya.
(2011) tentang pengaruh polusi udara
Begitu
terhadap stabilitas air mata yang
juga
coefficient
dengan
yang didapat
correlation dari
uji
dilakukan
di
Pelabuhan
Industri
Spearman pada mata kiri dengan nilai
Norwegian pada tahun 2007. Dalam
-0,414 , hal ini menunjukkan kekuatan
penelitiannya,
hubungannya
digunakan adalah Non-Invasive Break-
sedang dengan arah
instrumen
yang
Up Time (NIBUT) dan Self-reported
iritasi mata diantara pekerja tembakau
Break-Up Time (SBUT). Hasilnya
yang
adalah pada kedua alat ditemukan
tingginya konsentrasi bahan yang ada.
durasi
Kehadiran racun dan zat iritan pada
waktu yang lebih
pendek
kontak
langsung
dengan
diantara pekerja pria yang terpapar
rokok
daripada warga yang tinggal jauh dari
konjungitiva
area eksplosi yang berarti stabilitas air
mata
mata berkurang akibat polusi udara.
penelitian
Polutan udara berbau seperti sulfur
bahwa
dihubungkan dengan terjadinya iritasi
terjadinya efek samping pada lapisan
mata7. Pada penelitian polusi udara di
air mata dan terdapat hubungan yang
Delhi, abnormalitas lapisan air mata
kuat
terkait polusi udara di luar ruangan
ketidakstabilan lapisan air mata8.
pada waktu lama tidak hanya berasal
menyebabkan
merah.
tersebut
dalam
menyebutkan menyebabkan
merokok
dan
Paparan asap mengiritasi mata
2002).
inflamasi.
mengakibatkan Telah
diakui
terjadinya bahwa
juga
inflamasi adalah sebab dan akibat
didukung oleh penelitian Kjaergard et
penyakit mata kering. Permukaan mata
al.,1989 dalam Thomas J.et al.,2012
yang
yang berjudul The effect of smoking on
rusaknya sel epitel kornea yang akan
the ocular surface and the precorneal
menyebabkan hilangnya lapisan musin
tear film bahwa
ini
Kesimpulan
antara
yang
penelitian
mengakibatkan
merokok
dari paparan akut saja (Gupta et al.,
Hasil
yang
reaksi
tingginya derajat
inflamasi
mengakibatkan
air
mata
sehingga
terjadi
ketidakstabilan lapisan air mata.
inflamasi seperti Human Leukocyte Antigen (HLA-DR) juga telah terbukti
Inflamasi merupakan hasil dari
diregulasi dalam Dry Eye Disease
aktivasi jalur inflamasi bawaan pada
(DED).
sel permukaan okuler, seperti sitokin
dihubungkan
yang dihasilkan sel T helper (Th).
gangguan imun atau proses inflamasi
Sitokin
dan penyakit pada permukaan mata
diproduksi
menginfiltrasi mengubah
sel
Th
dengan sehingga
HLA-DR
dengan
banyaknya
seperti DED10.
normal
Dalam penelitian ini banyak
sitokin pada permukaan mata dan
faktor yang mempengaruhi jalannya
menyebabkan
dan
permukaan
keseimbangan
Meningkatnya
patologis
mata.
hasil
penelitian
dikarenakan
penelitian
keterbatasan penelitian yaitu beberapa
Pflugfelder, S.C., et al., perubahan
faktor yang tidak dapat dikendalikan
kadar sitokin Th pada permukaan mata
seperti gaya hidup, paparan terhadap
telah ditemukan pada pasien mata
sinar matahari, dan paparan debu saat
kering9.
berkendara.
Patogenesis
Pada
epitel
sindrom
mata
Kesimpulan
kering tidak sepenuhnya dimengerti dan penyebabnya multifaktorial tetapi dapat diakui bahwa inflamasi memiliki peran
menonjol
perkembangannya.
pada Biomarker
Hasil
penelitian
ini
dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1.
Terdapat
hubungan
yang
signifikan antara paparan asap pembakaran
terhadap
sindrom
mata kering pada mata kanan dengan p=0,001 dan mata kiri
Daftar Pustaka 1. Lee, A.J., Lee J., Saw, S.M., Gazzard, G., Koh, D., Widjaja,
dengan p=0,003 (p<0,05)
D., et al. (2002). Prevalence 2.
Terdapat
hubungan
yang
bermakna antara lama paparan terhadap sindrom mata kering
and risk factor associated with dry
eye
population
symptoms: based
study
a in
Indonesia. Br J Ophthalmol, dengan kekuatan korelasi sedang dengan arah korelasi negatif yaitu semakin
lama
terpapar
asap
1347-1351 2. Gayton, J. (2009). Etiology, prevalence, and treatment of dry
pembakaran
maka
hasil
uji
Schimmernya makin kecil
eye
disease.
Clinical
Ophthalmology Dove Medical Press, 405-412. 3. Kabir, E., Ki, H.K., Ji, W.A.,
Saran
One, F.H., Jong, R.S. (2010). Dari disarankan
penelitian penelitian
di
atas,
lebih
lanjut
dengan melibatkan jenis bahan bakar
Trace
metal
barbeque
contents
(BBQ)
in
charcoal
products. Journal of Hazardous Materials 185, 1418–1424
yang
digunakan.
Sebaiknya
pengambilan sampel lebih banyak pada
penelitian
selanjutnya
dan
4. Dahlan, M.Sopiyudin. (2008). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
menggunakan teknik pemeriksaan lain yang lebih lengkap.
5. Gupta SK, Gupta V, Joshi S, Tandon R. (2002). Subclinically dry eyes in urban Delhi: an impact of air
pollution? Ophthalmologica.
smoking on the ocular surface
368-371
and
6. Barabino, S., Montaldo, E., Solignani, Mingari,
F.,
Valente,
M.C.,
C.,
Rolando,M.
precorneal
tear
film.
Australasian Medical Journal, 221-226 9. Pflugfelder,
S.C.,
Corrales,
(2010). Immune response in the
R.M., Paiva, C.S. et al. (2013).
conjunctival
T helper cytokines in dry eye
patients
epithelium
with
of
dry
eye.
Experimental Eye Research 91, 524-529 7. Moen,
disease.
Experimental
Eye
Research xxx, 1-8 10. Epstein, S.P., Rathod, N.G., Yi,
B.E.,
Norbäck.
D.,
W., Maguire, M.G., Asbell,
Wieslander G., Bakke, J.V.,
P.A.
Magerøy, N., Granslo, J.T., et
expression as a biomarker of
al. (2011). Can Air Pollution
inflammation for multicenter
Attack Tear Film Stability? A
clinical trials of ocular surface
cross-sectional study in the
disease.
aftermath
Research 111, 95-104
of
an
explosion
accident. BMC Public Health, 1-6 J.,
Jacob,
The
Eye
11. Kanski, J. (2007). Clinical (6th
ed.).
G.P.,
Abraham, L., Noushad, B. et (2012).
HLA-DR
Experimental
Ophthalmology
8. Thomas,
al.
(2013).
effect
of
China: Butterworth Heinemann Elseiver.