PENGARUH PELATIHAN RASIONAL EMOTIF PERILAKU TERHADAP PENURUNAN PERILAKU KECURANGAN AKADEMIK SISWA THE EFFECT OF RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR TRAINING TO REDUCE ACADEMIC CHEATING BEHAVIOR ON STUDENTS Andhika Fajar Wasesa R. Rachmy Diana Program Studi Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Email:
[email protected] ABSTRACT This study aims to determine the effect of the Rational Emotive Behavior Training to reduce academic cheating behavior in students. Subjects in this study were ten students aged 13-15 years and have academic cheating behavior score from moderate to high. The design used was one group pretest-posttest. Collecting data in this study was conducted using a scale of academic cheating compiled by researchers. Data analysis method used is non-parametric statistical techniques by using Wilcoxon Signed-Rank Test to test for differences in the data score pre test and post test. Results of the analysis showed the value of Z when the post test for - 677a with p equal to 0,498. It can be concluded that the training of Rational Emotive Behavior (REBT) is not effectively used to derive academic cheating behavior in students in junior high school "X" in Yogyakarta. Keywords: Rational Emotive Behavior Training, Academic cheating behavior ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Pelatihan Rasional Emotif Perilaku dalam menurunkan perilaku kecurangan akademik siswa. Subjek penelitian ini adalah sepuluh siswa yang berusia 13-15 tahun dan memiliki perilaku menyontek tingkat menengah hingga tinggi. Desain penelitian yang digunakan adalah satu kelompok prates-pascates. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala perilaku menyontek. Data dianalisis dengan menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test yang dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan skor data prates dan pascates. Hasil penelitian menunjukkan nilai p = 0,498 (p > 0,05). Itu berarti Pelatihan Rasional Emotif Perilaku tidak efektif untuk menurunkan perilaku kecurangan pada siswa sekolah menengah pertama. Kata kunci: Pelatihan Rasional Emotif Perilaku, Perilaku Menyontek Akademik
Pendidikan nasional Indonesia me-
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
miliki tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
yang Maha Esa dan berbudi pekerti
dan mengembangkan manusia Indonesia
luhur, memiliki pengetahuan dan kete-
seutuhnya, membentuk manusia yang
rampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
41
Andhika Fajar Wasesa & R. Rachmy Diana
berkepribadian yang mantap dan mandi-
masalah yang berkembang di lembaga
ri, serta bertanggung jawab kemasyara-
postsecondary. Miller, Murdock, Ander-
katan dan kebangsaan. Sedemikian mulia
man, dan Poindexter (2007) menjelaskan
tujuan dari pendidikan tersebut diran-
bahwa kecurangan
cang, sehingga untuk mewujudkannya
dianggap
sangat diperlukan konsep pendidikan
dengan semakin meratanya data statistik
yang dapat mencapai tujuan tersebut.
yang tersedia terkait perilaku kecurangan
Konsep pendidikan yang telah dirancang
akademik
wabah
akademik dalam
sendiri
pendidikan
kemudian diimplementasikan dalam ber-
Hal tersebut terbukti dengan kon-
bagai bentuk, salah satunya dengan
disi yang ditemukan dalam proses pendi-
pengembangan
dikan. Joseph (2011) menemukan bahwa
prosedur
di
dalam
pendidikan.
59% siswa terlibat kecurangan selama
Berbagai prosedur selama proses
mengerjakan tes, 34% siswa mengakui
pendidikan menjadi unsur penting seba-
telah terlibat kecurangan lebih dari dua
gai suatu jalan untuk mendapatkan gene-
kali, dan 1 dari 3 siswa menggunakan
rasi yang benar – benar positif. Namun,
internet untuk melakukan tindak plagiasi.
dalam dunia pendidikan kasus bertindak
Selain itu, McCabe (2010) pada tahun
curang (cheating) baik berupa tindakan
2005
mencontek, mencontoh pekerjaan teman,
menemukan data bahwa 70% siswa
atau mencontoh dari buku pelajaran
terlibat kecurangan dalam sekali tes.
seolah – olah merupakan kejadian sehari
Selanjutnya, McCabe melakukan survei
– hari (Samani & Hariyanto, 2012).
terhadap mahasiswa di berbagai bidang
juga
melakukan
survei
dan
Anderman dan Murdock (2007)
terkait kecurangan akademik. Hasilnya
menjelaskan bahwa berbagai fenomena
adalah 56% mahasiswa bidang bisnis,
kecurangan akademik terjadi di berbagai
54% mahasiswa bidang teknik, 48%
jenjang pendidikan. Fenomena ini dapat
mahasiswa bidang pendidikan, dan 45%
diketahui dari jenjang pendidikan dasar
mahasiswa
sampai jenjang perguruan tinggi. Searah
kecurangan.
bidang
hukum,
terlibat
dengan pandangan di atas, Widenman
Selain itu, fakta juga menunjukkan
(2008) menjelaskan bahwa ketidakjujur-
bahwa Indonesia tidak terlepas dari
an akademik ditemukan di semua tingkat
tindak perilaku kecurangan akademik
pendidikan dari sekolah dasar hingga
dalam proses pendidikan. Mukid dan
akhir pendidikan, dan ini merupakan
Guswina
42 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
(2011)
menjelaskan
bahwa
Pengaruh Pelatihan Rasional Emotif Perilaku terhadap Penurunan Perilaku Kecurangan …..
kecurangan selama Ujian Nasional yang
muncul pada diri siswa dalam proses
didapatkan oleh pemantau independen
pembelajaran.
dan pengawas Nasional cukup mengece-
Sujana dan Wulan (1994) menje-
wakan. Sebanyak 42% daerah memiliki
laskan bahwa kekuatan yang bersumber
tingkat kecurangan sebesar 21% - 90%
dari dalam diri merupakan faktor utama
selama
dan sangat penting yang mendorong
pelaksanaan
Ujian
Nasional.
Selanjutnya 39,99% daerah melakukan
seseorang
kecurangan hampir 90% - 100% selama
Selain itu, Alhadza (2004) menjelaskan
ujian. Sedangkan 17% daerah yang
bahwa kekuatan internal ini akan mem-
bersih dari tindak kecurangan.
pengaruhi pikirannya yang selanjutnya
McCabe (2010) menjelaskan bahwa berbagai perilaku curang
ini dapat
akan
untuk
melakukan
mempengaruhi
sesuatu.
perilaku
orang
untuk bertindak curang.
dijumpai dengan kuantitas dan frekuensi
Para ahli percaya bahwa perilaku
yang lebih besar pada pendidikan dalam
mencontek dipengaruhi kondisi internal
bentuk mencontek saat ujian, maupun
individu, di antaranya adalah rasio, rasa,
menjiplak pada saat mengerjakan tugas
dan perilaku. Ellis (Corey, 2010) men-
rumah. Purnamasari (2013) menjelaskan
jelaskan bahwa manusia pada dasarnya
bahwa cheating muncul sebagai interaksi
unik dan memiliki kecenderungan ber-
beragam faktor, baik yang bersifat inter-
fikir rasional dan irasional. Jones (2010)
nal maupun yang bersifat eksternal. Baird
menjelaskan bahwa terdapat beragam
(Purnamasari, 2013) menjelaskan faktor
penyebab seseorang terkondisikan deng-
eksternal meliputi urutan tempat duduk,
an pemikiran yang irasional, di antaranya
ujian yang penting, tingkat kesulitan tes,
orang menolak resiko dan usaha yang
tes yang tidak adil, penjadwalan dan
terlibat jika mengambil tindakan, orang
pengawasan. Sedangkan, faktor internal
tidak memahami dengan jelas apa yang
mencakup kemalasan, kurangnya kesa-
dilakukan, tidak memiliki keterampilan,
daran pekerjaan sesama siswa, kualitas
serta minim rasa kepercayaan diri.
rendah, pengalaman kegagalan sebelum-
Sujana dan Wulan (1994) menje-
nya, harapan sukses yang pasti, serta
laskan bahwa keparcayaan diri memiliki
kepercayaan diri yang rendah.
Faktor-
peran penting dalam menentukan peri-
faktor tersebut memiliki peran andil
laku individu. Cara berfikir yang salah
terhadap
atau maladaptive kerap kali mendorong
perilaku
kecurangan
yang
siswa untuk berfikir dan berperilaku
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
43
Andhika Fajar Wasesa & R. Rachmy Diana
maladaptive/irasional. Jones (2010) men-
keyakinan yang tidak rasional. Konsep
jelaskan orang cenderung terus membuat
dasar yang terdapat pada terapi REBT
dirinya
karena
terdiri atas empat poin, yang terdiri atas
mereka tidak mampu memikirkan secara
A – B – C - D. Konsep A merupakan
ilmiah tentang apa yang sedang terjadi di
antecendent event, yakni pengalaman
dunia. Namun, banyak orang yang terus
tidak menyenangkan yang terjadi di masa
menciptakan
lalu. B merupakan belief, yakni keperca-
mengalami
gangguan
gangguan
emosionalnya
sendiri dengan tidak mengembangkan
yaan
dan menggunakan kapasitasnya untuk
terhadap penilaian. Emotional Conse-
membuat pilihan irasional.
quence atau C merupakan hasil konse-
Untuk
meminimalisasi
atau
keyakinan diri seseorang
perilaku
kuensi yang timbul akibat keyakinan atau
yang irasional pada siswa, diperlukan
B seseorang. Sementara itu D merupakan
treatment yang mampu mengubah pan-
dispute atau perlawanan yang biasa di-
dangan irasional pada siswa. Ellis (2009)
lakukan terapis untuk mengubah pemi-
menjelaskan bahwa cara-cara self defeat-
kiran irasional subjek. D merupakan
ing mungkin mampu memberikan hasil
penerapan metode ilmiah untuk mem-
jangka pendek terhadap perubahan cara
bantu para klien menantang keyakinan-
berfikir manusia. Hal ini pun dapat di-
keyakinan irasional yang telah meng-
lakukan dengan berbagai cara. Ellis
akibatkan gangguan-gangguan emosi dan
(Jones, 2010) menjelaskan untuk mengu-
tingkah laku. Ellis (Corey, 2010) men-
bah keyakinan irasional maka diperlukan
jelaskan karena D merupakan prinsip-
tindakan perlawanan pada diri, yaitu
prinsip
dengan melakukan tindakan berlawanan
Prinsip-prinsip ini bisa digunakan untuk
(disputing).
menghancurkan hipotesis-hipotesis yang
Disputing (D) sendiri merupakan salah
satu
Rational
konsep
Emotive
dasar Behavior
dari
teori
logika
yang
bisa
diajarkan.
tidak realistis dan irasional yang tidak bisa diuji kebenarannya.
Therapy
Ellis (Corey, 2010) menjelaskan
(REBT). Menurut Lelono (Astuti, 2012),
bahwa manusia pada dasarnya unik dan
REBT merupakann suatu metode terapi
memiliki kecenderungan berfikir rasional
yang menggunakan pendekatan kognitif
dan irasional. Ellis memiliki keinginan
dan perilaku untuk memahami dan
untuk mengubah perilaku irasional indi-
mengatasi masalah emosi dan perilaku
vidu dan mempengaruhinya agar mau
negatif yang berasal dari keyakinan –
menerima pertimbangan yang rasional
44 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Pengaruh Pelatihan Rasional Emotif Perilaku terhadap Penurunan Perilaku Kecurangan …..
(Boree, 2013). Hal ini mengingat tujuan utama
dari
REBT,
meminimalkan
yakni
pandangan
membantu yang
Subjek Penelitian Populasi yang digunakan dalam
me-
penelitian ini adalah Siswa kelas VIII di
ngalahkan diri dari klien dan membantu
SMP “X” di Yogyakarta. Dari 6 kelas yang
klien untuk memperoleh filsafat hidup
ada, dipilih 2 kelas yang memiliki kese-
yang realistik dan positif (Corey, 2010).
suaian dengan karakteristik sampel dalam
Oleh karena itu, dalam penelitian ini
penelitian. Adapun teknik pengambilan
peneliti mencoba untuk menerapkan
sampel pada penelitian ini menggunakan
metode
REBT sebagai REB Training
purposive sampling yaitu metode pe-
terhadap perilaku kecurangan akademik
ngambilan sampel sesuai dengan kriteria
pada siswa SMP “X” di Yogyakarta.
yang dikehendaki (Latipun, 2010). Secara
Berdasarkan uraian di atas, hipo-
teknis, pemilihan sampel dilakukan de-
tesis yang diajukan dalam dalam pene-
ngan cara meminta sejumlah 70 siswa
litian ini adalah ada pengaruh pelatihan
yang diambil dari 2 kelas untuk menge-
rasional
terhadap
tahui perilaku menyontek akademiknya.
penurunan kecurangan akademik pada
Dalam hal ini dicari siswa dan siswi yang
siswa SMP “X” Yogyakarta.
memperoleh skor kecurangan akademik
emotif
perilaku
sedang sampai tinggi. Dari hasil prates METODE PENELITIAN
diperoleh peserta pelatihan berjumlah 10 siswa. Setelah didapatkan peserta pelatih-
Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan
an yang sesuai kriteria, peneliti memberikan
lembar
kesediaan
mengikuti
dalam penelitian ini adalah eksperimen
pelatihan (Informed Concent) dengan
semu (quasi experiment) mengingat tidak
maksud untuk mengetahui komitmen
semua variabel (gejala yang muncul) dan
peserta
kondisi eksperimen dapat diatur dan
program
dikontrol secara ketat. Penelitian ini
Perilaku.
untuk
berpartisipasi
Pelatihan
Rasional
dalam Emotif
bertujuan untuk menurunkan perilaku kecurangan akademik pada siswa SMP “X” di Yogyakarta.
Metode Pengambilan Data Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala kecurangan akademik yang dimodifikasi oleh peneliti dari skala kecurangan akademik
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
45
Andhika Fajar Wasesa & R. Rachmy Diana
milik Farikoh (2014) pada siswa untuk
Prosedur Intervensi
mengetahui tingkat kecurangan akademik
Pelatihan Rasional Emotif Perilaku
yang dilakukan oleh siswa ataupun siswi.
merupakan pelatihan yang didedikasikan
Skala kecurangan akademik mengung-
untuk mengungkap pemikiran ataupun
kapakan
pada
gagasan–gagasan yang tidak logis (ira-
siswa. Skala disusun sendiri oleh peneliti
sional) pada diri seseorang. Pelatihan ini
dengan memodifikasi skala milik Farikoh
bertujuan untuk membantu para peserta
(2014). Aspek–aspek perilaku menyontek
menemukan pemikiran–pemikiran irasio-
akademik yang digunakan dalam pene-
nal mereka dan mampu mendispute atau
litian ini menggunakan aspek milik
mendebat pemikiran irasional tersebut
Lambert, Hogan, dan Barton (2003) yang
menjadi pemikiran yang rasional. Pelatih-
terdiri atas (a) Menggunakan alat dan ba-
an ini diharapkan mampu membantu me-
han yang tidak sah pada sat ujian ber-
ngubah pemikiran, perilaku, dan emosi
langsung. (b) Melakukan fabrikasi infor-
yang irasional menjadi rassional.
tingkatan
kecurangan
masi, referensi, dan hasil. (c) Memfasi-
Modul yang digunakan dalam pe-
litasi siswa lain untuk melakukan tindak
latihan ini mengacu kepada teori Austad
curang pada saat ujian. (d) Plagiarisme.
(2009). Menurut Austad, terdapat tiga
Uji coba alat ukur yang dilakukan pada
tahapan perlakuan dalam konseling ra-
70 siswa ini dilakukan dengan meng-
sional emotif perilaku yang terdiri atas
gunakan teknik koefisien reliabilitas Al-
membantu para peserta mengenali pi-
pha, dan diperoleh hasil koefisien relia-
kiran irrasional mereka, meyakinkan diri
bilitas (r) sebesar 0,700.
mereka bahwa pemikiran irasional dapat
Apabila skor yang diperoleh subjek
di debat atau disputing dan membantu
tinggi, maka menunjukkan bahwa tingkat
peserta untuk mengaplikasi-kan disputing
kecurangan yang dilakukan oleh siswa
pada diri mereka sendiri untuk mengu-
tinggi. Sedangkan, bila skor kecurangan
bah pemikiran irasional menjadi pemi-
pada siswa rendah, maka dapat dikatego-
kiran yang lebih rasional dan logis. Pe-
rikan tindak kecurangan akademik pada
latihan ini berlangsung selama tiga hari
siswa cenderung rendah. Skor tersebut
yang terbagi ke dalam 10 rangkaian sesi
diperoleh berdasarkan sebaran skala me-
pelatihan.
lalui prates dan pascates untuk mengetahui pengaruh dari Pelatihan Rasional Emotif Perilaku.
46 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Pengaruh Pelatihan Rasional Emotif Perilaku terhadap Penurunan Perilaku Kecurangan …..
HASIL PENELITIAN
Teknik Analisis Data Data yang diperoleh berdasarkan isian skala perilaku menyontek berupa
Kaidah yang digunakan adalah
kuantitatif dengan bantuan SPSS (Statis-
apabila nilai p<0.05, maka terdapat
tical Package Social Science) untuk
perbedaan yang signifikan dan sebalik-
menganalisis data. Skor diperoleh dengan
nya. Apabila nilai p>0.05 maka tidak
menghitung prates dan pascates peserta
ada perbedaan yang signifkan. Berda-
Pelatihan Rasional Emotif Perilaku. Meto-
sarkan hasil analisis dengan teknik Wil-
de analisis data yang digunakan dalam
coxon Signed-Rank Test dapat diketahui
penelitian ini adalah non-parametrik,
bahwa skor pascates kelompok ekspe-
yaitu Wilcoxon Signed-Rank Test. Me-
rimen yang diperoleh dari tahap peng-
tode nonparametrik digunakan karena
olahan didapatkan nilai p = 0,498 (p >
ukuran sampel kecil sehingga distribusi
0,05). Hasil ini menunjukan bahwa tidak
pengambilan sampel tidak mendekati
adanya perbedaan yang signifikan antara
normal (Suseno, 2012). Proses analisis
nilai prates dan pascates dari kelompok
data menggunakan SPSS versi 16 for
eksperimen. Dengan kata lain tidak ada
windows .
penurunan perilaku kecurangan akademik oleh siswa setelah diberikan Pelatihan Rasional Emotif Perilaku. Tabel 1. Hasil Analisis Wilcoxon Signed – Rank Test
Sumber data
Z
p (2-tailed)
Keterangan
Pratest- Posttest
-.0677
0,498
Tidak Signifikan
Walaupun demikian, jika dilihat
diberikan perlakuan. Walaupun demi-
perbedaan nilai rerata (mean) dari hasil
kian, perbedaan skor ini tidak menun-
deskriptif data statistik nilai rerata prates
jukkan perbedaan yang signifikan antara
(36.20) sedangkan nilai rerata pascates
hasil data prates dan pascates. Tidak
(35.80), yang menunjukkan adanya per-
adanya perbedaan yang signifikan ini
bedaan nial mean rank sebesar 0,4. Hal
menunjukkan bahwa Pelatihan Rasional
ini berarti tingkat perilaku kecurangan
Emotif Perilaku yang diberikan tidak
akademik pada siswa pasca pelatihan
mampu membantu menurunkan perila-
lebih
ku kecurangan akademik pada siswa di
rendah
dibandingkan
sebelum
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
47
Andhika Fajar Wasesa & R. Rachmy Diana
SMP “X”. Hal ini sekaligus menegaskan
mampu
bahwa hipotesis penelitian ditolak.
moment perlakuan.
diterapkan
dalam
beragam
Ellis (Latipun, 2011) menjelaskan PEMBAHASAN
bahwa REBT –yang menjadi dasar Pelatihan Rasional Emotif Perilaku-- dapat di-
Yadev (2011) menjelaskan bahwa
terapkan dalam berbagai macam konse-
masa remaja merupakan masa transisi
ling, termasuk di dalamnya adalah konse-
dari
dewasa
ling individu dan kelompok, terapi sing-
sehingga mengalami perubahan emosi,
kat, terapi keluarga, serta terapi seks. Ellis
kognitif
mempengaruhi
(Jones, 2011) menjelaskan bahwa REBT
kesejahteraan pribadi mereka. Diener
efektif secara signifikan untuk klien–klien
(1984) menjelaskan perubahan kognitif,
yang mengalami kecemasan pada tingkat
emosi, dan perilaku tersebut merupakan
moderat, gangguan neurotik, gangguan
bagian dari tahap perkembangan yang
karakter, problem psikosomatik, ketidak-
terjadi pada remaja. Selain itu, terdapat
mampuan dalam hal hubungan interper-
pula
diri
sonal, problem perkawinan, keterampilan
individu yang mendorong pada peru-
dalam pengasuhan, adiksi, serta disfungsi
bahan sikap dan perilaku yang mal-
seksual. Oleh karena itu, Pelatihan Rasio-
adaptif.
nal Emotif Perilaku diharapkan mampu
kanak–kanak dan
beragam
menuju
perilaku
perubahan
pada
Hurlock (2003) menjelaskan bah-
membantu memberikan intervensi kepa-
wa terjadi perubahan pada remaja yang
da siswa guna menurunkan perilaku
menimbulkan keraguan, perasaan tidak
kecurangan akademik pada siswa.
percaya akan kemampuan, serta tidak
Namun, berdasarkan hasil pelatih-
aman, dalam beberapa kasus menye-
an yang telah dilakukan diketahui bahwa
babkan munculnya sikap dan perilaku
pelatihan yang dilakukan oleh peneliti ini
negatif dari remaja. Oleh karena itu
tidak efektif untuk menurunkan perilaku
peneliti mencoba untuk mengembangkan
kecurangan akademik pada siswa SMP
Pelatihan Rasional Emotif Perilaku yang
“X” di Yogyakarta. Tidak diterimanya hi-
diharapkan mampu mengelola perilaku
potesis dalam penelitian ini dipengaruhi
dan sikap maladaptif pada siswa. Alasan
oleh beragam penyebab. Salah satunya
peneliti memilih pelatihan di atas sebagai
adalah peran REBT yang dipilih peneliti
metode dalam intervensi adalah melihat
sebagai metode interventif yang diguna-
dan menyadari dari fungsi REBT yang
kan untuk menurunkan perilaku mal-
48 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Pengaruh Pelatihan Rasional Emotif Perilaku terhadap Penurunan Perilaku Kecurangan …..
adaptif pada peserta. Hal ini terjadi
Astuti (2012) dalam penelitiannya
karena dalam proses penelitian peneliti
menjelaskan bahwa REBT merupakan
memodifikasi metode psikoterapi REBT
terapi konseling yang digunakan untuk
menjadi metode Pelatihan Rasional Emo-
memanaje
tif Perilaku sebagai intervensi di dalam
memfokuskan untuk mengubah keyakin-
menurunkan perilaku kecurangan akade-
an irasional menjadi keyakinan rasional
mik pada siswa. Alasan peneliti memo-
serta produktif dengan harapan akan
difikasi metode REBT menjadi Pelatihan
mengubah kebiasaan buruk individu.
Rasional Emotif Perilaku adalah agar
Ellis (Jones, 2011) menjelaskan bahwa
lebih efisien dan efektif, yaitu dengan
REBT merupakan sebuah terapi aktif–
sekali rangkaian pelatihan dapat diper-
direktif terstruktur yang memfokuskan
oleh perubahan berpikir, rasa, dan peri-
membantu klien bukan hanya untuk me-
laku pada 10 orang sekaligus. Oleh kare-
rasakan lebih baik, tetapi dengan meng-
na itu dalam penelitian ini peneliti me-
ubah pemikiran dan perilakunya menjadi
modifikan metode psikoterapi REBT men-
lebih baik.
masalah
maladaptif
yang
jadi metode Pelatihan Rasional Emotif
Oleh karena itu, dapat disimpulkan
Perilaku sebagai perlakuan guna menu-
bahwa metode REBT tidak memiliki
runkan perilaku kecurangan akademik
efisiensi dan efektivitas yang baik bila
pada siswa.
harus dimodifikasi untuk menjadi sebuah
Namun, sebagaimana yang diketa-
perlakuan dalam rangka menurunkan
hui, Rational Emotif Behavior Therapy
perilaku
(REBT) sendiri merupakan salah satu
siswa SMP “X” di Yogyakarta.
kecurangan
akademik
pada
metode psikoterapi yang ditujukan untuk mengubah pemikiran dan perilaku irasio-
SIMPULAN DAN SARAN
nal atau maladaptive menjadi pemikiran dan perilaku yang rasional serta positif.
Simpulan
Lestari (2013) menjelaskan bahwa REBT
Berdasarkan hasil analisis statistik
merupakaan terapi yang menekankan
yang dilakukan tampak tidak adanya
pada suatu perubahan mendalam terha-
perbedaan yang terjadi pada diri peserta
dap cara berfikir untuk dapat menghasil-
setelah Pelatihan Rasional Emotif Perila-
kan perubahan yang berarti dalam cara
ku. Hal ini dilihat dari hasil skor prates
berperasaan dan berperilaku.
dan pascates pada subjek yang tergabung dalam program Pelatihan Rasional Emotif
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
49
Andhika Fajar Wasesa & R. Rachmy Diana
Perilaku. Dengan demikian dapat disim-
yang memiliki interaksi lebih intens
pulkan bahwa Pelatihan Rational Emotif
terhadap
Perilaku tidak efektif untuk menurunkan
mengubah
perilaku
peserta. (e) Memilih trainer / nara sumber
kecurangan
akademik
pada
siswa SMP “X” di Yogyakarta.
yang
setiap
peserta,
pemikiran
memiliki
track
dan
dapat
irasional
pada
record
sesuai
kebutuhan dalam proses pelatihan. (f) Saran
Hendaknya proses pelatihan tidak hanya Berdasarkan hasil penelitian ini,
menjadi proses doktrin melalui pem-
maka peneliti memberikan saran dan
berian materi, tapi buat proses pelatihan
masukan kepada peneliti selanjutnya
menjadi proses yang menyenangkan agar
yang mengambil penelitian dengan tema
membangun minat peserta dalam meng-
serupa.
ikuti pelatihan tersebut dengan maksimal.
(a)
Peneliti
berikutnya
bisa
menambah jumlah subjek pelatihan di dalam penelitian, sehingga akan lebih
DAFTAR PUSTAKA
jelas perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan yang diberikan dalam sesi pelatihan. (b) Selain itu, peneliti berikutnya
memperhatikan
penentuan
waktu pelaksanaan. Mestinya waktu yang dipilih harus lebih tepat, agar peserta yang terpilih dapat menghadiri pelatihan secara keseluruhan dan lebih memastikan komitmen peserta pelatihan agar tidak
terjadi
mortality.
(c)
Interaksi
kelompok dalam pelatihan juga harus lebih ditingkatkan agar proses pemahaman mengenai diri dan orang lain dapat berjalan dengan baik, menghindari pemilihan subjek yang memiliki gangguan lain selain gangguan yang akan diteliti, agar pelatihan menjadi optimal. (d) Treatment yang digunakan dalam pelatihan dapat menggunakan metode terapi kelompok
50 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Alhadza, A. (2004). Masalah mencontek (cheating) di dunia pendidikan. Tersedia dalam hhtp:// www. Bsi. ac.id/ modules. Php Anderman, E, M, & Murdock, T.B. (2007). Psychology of academic cheating, In Anderman & Murdock (Eds), The psychology of academic cheating (pp, 1-5). Academic press. Astuti, D. (2012). Rational Emotive Behavioral Therapy sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes mellitus. Tesis. Yogyakarta: Program Pascasarjana Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Austad, C.S. (2009). Counselling and psychotherapy today: Theory,
Pengaruh Pelatihan Rasional Emotif Perilaku terhadap Penurunan Perilaku Kecurangan …..
practice, and research. New York : Mc Graw Hill Higher Education. Boeree, G.C. (2013). Personalitiy theories: Melacak kepribadian anda bersama psikologi dunia. Yogyakarta : Ar – Ruzz Media. Corey, G. (2010). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung : Refika Aditama. Diener, E. (1984). Subjective Well Being. Psychological Bulletin. 95 (3), 542 - 575 Ellis, A. (2009). Rational Emotive Behavioral Therapy for addiction. New York: Psycotherapy.Net Farikoh. (2014). Analisis pengaruh kepribadian Ihsan terhadap kecenderungan perilaku kecurangan akademik pada mahasiswa program kependidikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Humanoids UIN Sunan Kalijaga. Horlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan. Jakartra: Erlangga Jones, R.N. (2011). Teori dan praktik konseling dan terapi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Joseph. (2011).What would honest Abe Lincoln say? Josephson Institute
Character Counts.Diunduh pada tanggal 29 September 2015 pukul 09.00,www.Charactercounts.org/p df/reportcard/2010/pressreleasehonety intergrity.pdf Lambert, E.G., Hogan, N.L., & Barton, S. M. (2003). Collegiate academic dishonesty revised: What have they done, how often have they done it, who does Ii, and why did they do it?. Electronics Journal Of Sociology . (Online) . Sumber: hhtp// www.Sociology.org/conten/ vol 7.4/ lambert etal. Html Diakses pada tanggal 27 maret 2016 Latipun. (2010). Psikologi eksperimen. Malang : UNM Pers Latipun (2011). Psikologi Malang : UNM Pers
konseling.
Lestari, H. S. (2013). Rational Emotive Behaviour Therapy untuk menangani gangguan depresi. Jurnal Sains dan Praktik Psikologi. 1 (2), 110-114. Malang: Megister Psikologi UMM. McCabe, D.L. (2010). Poor work ethics risk future of U.S. Business. Education and Ultimately Freedom. Rutgers Business School Newar And New Brinswik. Diunduh Februari 2016 dari sumber : www. Businnes. Rutgers.edu/ tags/ 332/ page =1.
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016 |
51
Andhika Fajar Wasesa & R. Rachmy Diana
Miller, A.D., Murdock, T.B., Anderman. E.M., & Poindexter, A. L. (2007). Psychology of Academic Cheating. In Anderman & Murdock (eds) Who Are All These Cheaters? Characteristics of Academically Dishonest Students (pp-. 9.32). Academik press Mukid, M.A., & Guswina, N. (2011). Estimasi proporsi Siswa SMP di Kota Semarang yang Berperilaku Curang Pada Saat Ujian Akhir Nasional Pada Tahun 2011. Prosiding Seminar Nasional Statistika Iniversitas Diponegoro. Purnamasari. (2013). Faktor-Faktor yang mempengaruhi kecurangan akademik pada mahasiswa. Educational Psychology Journal. 2 (1), 203-224. Samani, M. & Hariyanto. (2012). Konsep dan model pendidikan karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya
52 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 1 Juni 2016
Sujana, I. B. & Wulan, R. (1994). Hubungan antara pusat kendali internal dan intensi menyontek. Jurnal Psikologi. 21 (), 1 – 8. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Suseno, M.N. (2012). Statistik: Teori dan aplikasi untuk penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora. Yogyakarta: Ash – Shaff Widenman, A. (2008). Academic dishonesty in postsecondary education: A literature review. Teaching & Learning Journal. 2 (1), 98-115. Yadev,G.(2011). A study of subjektive well-being and psychological wellbeing in relation to male and female adilescents. International reffered research journal. 9 (1), 125-140.