PENGARUH PELATIHAN FARTLEK DAN OBSTACLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI Ni Luh Riza Sri Purwanthi Ilmu Keolahragaan FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja – Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan fartlek dan obstacle run terhadap daya tahan kardiorespirasi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian the modifide randomized pre-test post-tes control group design. Sampel penelitian adalah siwa putra kelas X SMAN 1 Amlapura tahun pelajarn 2012/2013 sebanyak 30 orang. Daya tahan kardiorespirasi diukur dengan tes lari 2,4 km. Data dianalisi dengan uji ANAVA dengan program SPSS 16.0 berdasarkan hasil uji ANAVA diperoleh pelatihan fartlek dan obstacle run dengan signifikansi α (0.000 < 0.05). Dilanjutkan dengan uji Least Significant Different (LSD) untuk memperoleh perbandingan antar kelompok, hasil uji LSD kelompok pelatihan fartlek( -1.57) lebih baik di bandingkan kelompok pelatihan obstacle run(-0.96). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) pelatihan fartlek berpengaruh terhadap peningkatan daya tahan kardiorespirasi,(2) pelatihan obstacle run berpengaruh terhadap peningkatan daya tahan kardiorespirasi, (3) terdapat perbedaan pengaruh antara pelatihan fartlek dan pelatihan obstacle run, dimana pelatihan fartlek lebih baik dibandingkan pelatihan obstacle run terhadap peningkatan daya tahan kardiorespirasi, maka disarankan bagi pelaku olahraga untuk menggunakan pelatihan fartlek sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan daya tahan kardiorespirasi. Abstract: The research was conducted in order to figure out the effect fartlek training and obstacle run towards cardiorespiratori endurance. This research was quasi-experimental with the design uses the modifide randomized pre-test post-test control group design. Sampel used was son student of class X of SMAN 1 Amlapura school year 2012/2013 as many 30 people. Cardiorespiratory endurance was measured with a 2.4 kilometer test. Analysis of the data used in this research with One Way ANOVA test with SPSS 16.0 the results variable fartlek training group and obstacle run training group with a significance α (0.000 < 0.05). Followed by Least Significant Different (LSD) tes for comparison, the fartlek training (-1.57) is better than obstacle run training (-0.96). From these results it can be concluded that:(1) fartlek training have effect on cardiorespiratory endurance, (2)obstacle run training have effect on cardiorespiratory endurance. (3) there are difference effect on fartlek and obstacle run training, fartlek training is better than obstacle run training for cardiorespiratory endurance. Recommended for sports people use to fartlek training as alternative to improve cardiorespiratory endurance.
Key words: Fartlek, obstacle run, and cardiorespiratory endurance.
1
Olahraga dapat diartikan sebagai
Terkait dengan hal di atas, peneliti mencoba
latihan aktifitas fisik, rekreasi, bermain,
mengkaji masalah tersebut dengan pemberian
pendidikan atau sebagai profesi, dan aktivitas
pelatihan fartlek dan obstacle run. Bertolak
fisik. Dalam setiap aktivitas fisik harus dapat
dari uraian diatas, maka peneliti mencoba
membantu
untuk menerapkan model pelatihan fartlek
mengakselerasi
pertumbuhan
anak, dan jangan sampai mengakibatkan
dan
sebaliknya
proses
bertujuan menjawab secara ilmiah apakah
anak
fartlek dan obstacle run tersebut telah
yaitu
pertumbuhan
akan
dan
merusak
perkembangan
(Sukadiyanto, 2011:14).
obstacle
run.
Penelitian
ini
pula
mencapai sasaran yang diinginkan yaitu
Sistem daya tahan kardiorespirasi
terjadi
perubahan terhadap
daya
tahan
merupakan salah satu sistem dalam tubuh
kardiorespirasi. Yang kemudian dirangkai
yang berperan dalam proses homeostasis
dalam sebuah judul, yaitu Pengaruh Pelatihan
yang
kardiovaskuler
fartlek dan obstacle run terhadap Daya
(jantung dan pembuluh darah) dan sistem
Tahan Kardiorespirasi Siswa Putra Kelas X
respirasi.
SMA Negeri 1 Amlapura Tahun Pelajaran
melibatkan
sistem
Namun seiring perkembangan zaman,
2012/2013.
kualitas fisik semua lapisan masyarakat di semua belahan
dunia
Untuk
terus mengalami pada
mengetahui
perberbedaan
pengaruh pelatihan fartlek dan obstacle run
penurunan
terutama
masa-masa
terhadap daya tahan kardiorespirasi pada
adolesensi.
Hal ini dilihat berdasarkan
siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Amlapura
observasi yang dilakukan oleh peneliti di
tahun pelajaran 2012/2013.
salah satu lembaga pendidikan yaitu, pada
Pelatihan fartlek diciptakan oleh
SMA Negeri 1 Amlapura dilihat dari catatan
Gotta Holmer dari Swedia. Fartlek dalam
prestasi non-akademik khususnya di bidang
kata swedia berarti permainan cepat (speed
olahraga atletik porseni pelajar di tahun
play). Aktifitas pelatihan fartlek dengan
2011/2013 tercatat mengalami penurunan
intensitas rendah bentuk pelatihannya lari
yang sangat drastis. Pada tahun 2011 total
dengan jalan, jogging, diselingi sprint, dan
emas yang di peroleh dari cabang atletik
jalan secara terus menerus. dengan jarak
sejumlah 5 emas, tahun 2012 total emas yang
tempuh 1 mil atau 1.610 meter, dikarenakan
di raih pada cabang atletik sebanyak 4 emas
sampel yang digunakan tergolong pemula
sedangkan
dan bukan atlet. (Carr, 2003:92).
porseni
pelajar
pada
bulan
februari 2013 hanya mampu meraih 2 emas.
2
Sedangkan pelatihan obstacle run
mengeluarkan sisa hasil metabolisme keluar
merupakan kegiatan jasmani yang berbentuk
tubuh (misalnya: karbondioksida dari otot ke
gerakan lari atau berlari melalui rintangan
luar tubuh melalui paru-paru).
rintangan yang di hadapi seperti melalui
Daya
tahan
kardiorespirasi
rintangan tali, rintangan balok-balok, melalui
merupakan salah satu unsur paling utama
bola-bola yang tersusun, melalui box atau
menunjang kebugaran fisik seseorang. Daya
kotak, melalui bangku swedia, melalui
tahan kardiorespirasi diukur dengan tes lari
gawang, melalui kerucut, dan melalui rotan
2,4 kilometer, Harvard step test, treadmill,
atau ban (Widya, 2004:38).Tujuan pemberian
ergometer, dan sebagainya. Dalam pelatihan
obstacle run adalah sebagai upaya untuk
fartlek
mingkatkan suatu kondisi yang baik bagi
menggunakan tes lari 2,4 kilometer.
para pelajar. Kondisi yang dimaksud adalah meningkatkan
daya
tahan,
dan
obstacle
run
ini,
peneliti
Sistem energi yang digunakan dalam
kekuatan,
pelatihan fartlek dan obstacle run adalah
kecepatan kelincahan, kelentukan.
sistem energi aerobik, dimana kekuatan yang
Dalam melakukan suatu aktifitas fisik
besar dalam jangka waktu yang pendek
maupun olahraga. Sistem kardiorespirasi
menggunakan energi yang berasal dari ATP-
sangat diperlukan guna menunjang segala
PC maupun anaerobik-glikolisis, di kenal
kelangsungan
dengan
aktifitas
yang
dilakukan.
sistem
energi
anaerobik.
(Nala,1998:6) menyatakan bahwa “daya
(Wiarto,2013: 142). Sedangkan kekuatan
tahan kardiorespirasi adalah kemampuan
kecil atau sedang yang dapat di pertahankan
tubuh
dalam jangka waktu
untuk
melakukan
aktifitas
terus
lama
yang lama
menerus dalam jangka waktu lama (lebih dari
menggunakan sistem energi yang melibatkan
10 menit) dan dalam keadaan aerobik
oksigen atau sistem energi aerobik.
(metabolisme sel otot memerlukan pasokan
Penelitian ini menggunakan sampel
oksigen dari udara luar untuk mendapat
pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1
tenaga bergerak atau berkontraksi)”. Daya
Amlapura tahun pelajaran 2012/2013 yang
tahan kardiorespirasi termasuk daya tahan
mempunyai rentangan usia 15-17 tahun,
umum, karena sistem pernafasan, jantung,
dimana
paru, dan pembuluh darah di tingkatkan
merupakan masa adolesensi, dimana pada
kemampuannya atau efisiensi kerja agar
masa adolesensi. Masa adolesensi merupakan
mampu memasok oksigen ke otot untuk
masa transisi dari anak-anak menuju dewasa,
menghasilkan
tenaga
dan
akemudin
3
pada
usia
kronologis
tersebut
dan merupakan masa perkembangan biologis
c.
dan fisiologis.
Untuk
mengetahui
perberbedaan
pengaruh pelatihan fartlek dan obstacle
Pada penelitian ini sampel diberikan
run terhadap daya tahan kardiorespirasi
pelatihan fartlek dan obstacle run yang
pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1
sesuai
Amlapura tahun pelajaran 2012/2013.
dengan
sistematika
prinsip-prisip
pelatihan
pelatihan,
dan
komponenMETODE
komponen pelatihan. Pelatihan ini diberikan
Jenis
secara terprogram yaitu 12 kali selama 4
menggunakan
dan
obstacle
run
frekuensi
70%-80%
dari
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian
design”
penelitian ini adalah:
mengetahui
Modifide
(Kanca,
I
Nyoman.
2006:75).
sampel dari populasi menggunakan tehnik cluster
daya tahan pada siswa putra kelas X SMA Amlapura
tahun
random
sampling,
kemudian
diberikan pre-test untuk mengukur daya
pelajaran
tahan kardiorespirasi dengan lari 2,4 km,
2012/2013.
berdasarkan hasil tes, sampel dibagi menjadi
2). Tujuan Khusus
tiga kelompok dengan tehnik ordinal pairing
a. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan fartlek
terhadap
daya
yaitu
tahan
meter
2012/2013.
daya
fartlek,
Kelompok
perlakuan
diberikan
pelatihan selama empat minggu atau 12 kali
b. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap
pelatihan
K3: pelatihan konversional yaitu jogging 400
SMA Negeri 1 Amlapura tahun pelajaran
run
Kelompok1:
Kelompok 2 : pelatihan obstacle run , dan
kardiorespirasi pada siswa putra kelas X
obstacle
“The
lihat pada bagan berikut: Pengambilan
pengaruh
pelatihan fartlek dan obstacle run terhadap
1
adalah
Adapun rancangan penelitiannya dapat di
1).Tujuan Umum
Negeri
ini
randomized pre-test post-tes control group
denyut nadi maksimal. Adapun tujuan dari
Untuk
digunakan
research, (Kanca, I Nyoman. 2006:79).
tersebut diberikan sebanyak 3 kali. Pada fartlek
yang
dalam penelitian ini adalah experimental
minggu berarti dalam 1 minggu pelatihan
pelatihan
penelitian
pelatihan. Setelah program pelatihan selesai,
tahan
maka ketiga kelompok diberikan post-test
kardiorespirasi pada siswa putra kelas X
yang sama dengan test awal yaitu lari 2,4 km.
SMA Negeri 1 Amlapura tahun pelajaran
Tempat pelaksanaan dalam penelitian
2012/2013. ini
adalah
lapangan
Candra
Bhuana
Amlapura. Penelitian dilaksanakan selama 4 4
minggu dan frekuensi latihannya adalah 3
penelitian ini sebanyak 30 orang yang.
kali pertemuan dalam seminggu. pelatihan
Diambil dari jumlah populasi 120 orang
dilaksanakan selama 3 kali dalam seminggu,
dengan
yang
sampling sehingga muncul 2 kelas yaitu:
bertujuan
kesempatan
untuk
tubuh
memberikan
beradaptasi
terhadap
menggunakan
cluster
random
kelas XC, dan XF jumlah siswanya sebanyak
beban yang diberikan dalam pelatihan ini.
33 orang. Untuk mengukur daya tahan
Dalam penelitian ini jumlah sampel
kardiorespirasi validitas tesnya adalah face
yang digunakan yaitu 25% (Surachmad,
validity dan reabilitas tesnya adalah 0,74
1982:45) Maka kemungkinan rentangan akan
(Nurhasan, 2000:124).
muncul rentangan antara 2 sampai 3 kelas untuk
memenuhi
sampel
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
akan
Deskripsi data hasil penelitian daya
diperlukan oleh peneliti dari populasi yang berjumlah
120
orang
siswa.
tahan kardiorespirasi yang terdiri dari data
Dalam
pre-test dan post-test diambil pada kegiatan
menentukan banyak jumlah sampel dari keseluruhan
jumlah
populasi
penelitian yaitu sebelum sampel di berikan
yang
perlakuan, sedangkan data post-test diambil
menggunakan rumus sebagai berikut,
pada akhir kegiatan penelitian yaitu setelah n=P.N (Surachmad. 1982:46)
sampel diberikan perlakuan selama 12 kali pertemuan dan diberikan pelatihan.
keterangan : n
: Jumlah Sampel
HASIL
P
: proporsional sampel
N
: Jumlah Populasi
Tabel 4.1Data daya tahan Kardiorespirasi pada Pelatiha Fartlek.
berdasarkan rumus diatas,
jadi jumlah Variabel data
sampel yang digunakan dalam penelitian pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1
Jumlah Sampel Mean Median Rentangan N.tertinggi N.terendah Str.deviasi Varian
Amlapura tahun pelajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut: n = P.N n=
x 120
n = 30. Dari hasil perhitungan di atas, jumlah sampel
yang
akan
digunakan
dalam
5
Kelompok Perlakuan pelatihan Fartlek PrePostGaint test test Score 10 10 10 -1.59 12.85 11.26 -1.46 12.28 11.25 5.18 3.45 3.01 15.40 -0.12 13.03 10.22 -3.57 10.02 1.75 1.21 0.85 0.73 3.07 1.48
Tabel 4.2Data daya tahan Kardiorespirasi pada Pelatiha Obstacle run.
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Daya tahan Kardiorespirasi.
Kelompok Perlakuan pelatihan Obstacle run PrePostGaint test test Score 10 10 10 13.03 13.00 -0.03 12.31 13.14 -0.95 4.42 3.48 2.58 15.45 14.51 1.40 11.03 11.03 -1.18 1.58 1.20 0.88 2.52 1.45 0.78
Variabel data Jumlah Sampel Mean Median Rentangan N.tertinggi N.terendah Std.deviasi Varian
(Data Gaint Score) Pelatihan Fartlek Pelatihan Obstacle run Kontrol
Lilliefors
instrumen
Kolmogorov-Smirnov
Sig.
Stc
df
Sig.
.200*
0.928
10
0.425
0.149
10
.200*
0.936
10
0.510
0.212
10
.200*
0.875
10
0.115
score variabel daya tahan kardiorespirasi dengan hasil statistik dan signifikan pada kelompok
perlakuan
pelatihan
fartlek,
kelompok perlakuan pelatihan obstacle run dan kelompok kontrol. Signifikan hitung untuk data variabel masing-masing kelompok lebih besar dari pada α (sig > 0,05) sehingga data yang diuji merupakan daya yang berdistribusi normal. Dilanjutkan Uji Homogenitas data dilakukan terhadap data gaint score daya
pada data Gaint score dari data daya tahan dengan
df 10
program SPSS 16,0 diperoleh dari data gaint
Uji Normalitas penelitian dilakukan
kardiorespirasi
Stc 0.161
instrumen Uji Lillifors Kolmogorov-Smirnov
Kelompok Perlakuan pelatihan Kontrol PrePostGaint test test Score 10 10 10 0.93 13.19 14.03 0.77 12.84 14.35 3.34 4.17 5.15 3.08 15.46 16.51 -0.26 11.29 11.36 1.08 1.56 1.88 1.18 2.46 3.53
Jumlah Sampel Rata-rata Median Rentangan Nilai tertinggi Nilai terendah Standar deviasi Varian
Shapiro-Wilk
Dari hasil uji normalitas data dengan
Tabel 4.3Data daya tahan Kardiorespirasi pada kelompok kontrol Variabel data
KolmogorovSmirnova
tahan kardiorespirasi dengan menggunakan
uji
instrumen uji levene dengan bantuan program
dengan
SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05.
bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikan (α) 0,05. Data akan berdistribusi normal jilka nilai taraf signifikansi hitung untuk semua data gaint score daya tahan kardiorespirasi yang diujikan lebih besar dari pada α (sig > 0,05).
6
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Daya tahan
Tabel 4.6 Uji ANAVA Data Daya tahan
Kardiorespirasi. Data Gaint Score
Levene Statistic
Kardiorespirasi. df1
df2
Sum of
Sig.
Based on Mean
0.720
2
27
0.496
Based on Median
0.643
2
27
0.534
0.643
2
Between Groups
Based on Median
Within
and with adjusted
26.672 0.534
Groups
Mean
Squares
df
Square
Fhitung
Sig.
32.777
2
16.388
14.26
.000
31.027
27
1.149
63.804
29
df Based on trimmed mean
Dari
Total 0.691
hasil
2
uji
27
0.510
Dari tabel dapat dilihat nilai F
homogenitas
hitung14.26 sedangkan α (sig = 0.000) lebih
menggunakan instrumen uji levene dengan
kecil dari nilai α (Sig < 0,05),
bantuan program SPSS 16,0 pada data variabel
di
peroleh
nilai
uji
hipotesis “terdapat pengaruh pelatihan fartlek
dengan
terhadap daya tahan kardiorespirasi, terdapat
signifikansi lebih besar dari α (sig levene >
pengaruh pelatihan obstacle run terhadap
0,05) sehingga data yang diuji berasal dari
daya tahan kardiorespirasi dan terdapat
data yang homogen.
perbedaan
Untuk mengetahui kebenaran dari
sejauh
kelompok
Karena terdapat perbedaan pengaruh dari
uji One Way ANAVA. Untuk mengetahui dan
antara
daya tahan kardiorespirasi” di terima.
dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan
pengaruh
pengaruh
pelatihan fartlek dan obstacle run terhadap
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini,
Adanya
sehingga
masing-masing kelompok maka dilakukan uji
mana
lanjutan atau uji pembanding LSD dengan
perbedaan pengaruh antara pelatihan fartlek
bantuan
dan obstacle run terhadap daya tahan
SPSS
16,0
untuk
mengetahui
pelatihan mana yang lebih baik antara
kardiorespirasi, dengan bantuan SPSS 16,0
pelatihan fartlek dan pelatihan obstacle run
pada taraf signifikansi (α) 0,05. Apabila nilai
terhadap daya tahan kardiorespirasi. Dari
(Sig anava < 0,05) maka terdapat pengaruh
hasil mean difference
dan perbedaan pengaruh dari masing-masing
daya
kelompok.
tahan
(I-J) pada uji LSD
kardiorespirasi
diperoleh
perbandingan antara kelompok yaitu:
7
Tabel 4.7 Uji LSD Data Daya tahan
berpengaruh
Kardiorespirasi.
terhadap
kardiorespirasi merupakan
(I) Data Fartlek
tahan
dikarenakan Pelatihan ini
suatu
aktivitas
fisik
yang
dilakukan secara sistematis dan repetitive
95%
Mean
daya
Confidence
dalam jangka waktu yang membutuhkan
Interval
durasi yang lama, dari program pelatihan
Difference
Std.
Lower Upper
(J) Data
(I-J)
Error
Obstacle
-1.57300*
.47941 .003 -2.5567 -0.5893
penyesuaian terhadap kondisi fisik yang
-2.53600*
.47941 .000 -3.5197 -1.5523
semakin meningkat pula. Dengan melakukan
1.57300*
.47941 .003 0.5893 2.5567
pelaksanaan yang teratur dan sistematis akan
-0.96300
.47941 .050 -1.9467 0.0207
terjadi
2.53600*
.47941 .000 1.5523 3.5197
tersebut dapat bekerja secara maksimal
0.96300
.47941 .050 -0.0207 1.9467
yang
Sig. Bound Bound
berkelanjutan
run Kontrol Obstacle Fartlek run
Kontrol
Kontrol
Fartlek Obstacle
dilakukan
secara akan
peningkatan
terarah
dan
mengakibatkan
fungsi
organ-organ
sebagai penyokong dalam melaksanakan
run
aktivitas fisik. Sampel
kelompok kontrol memiliki nilai besar yaitu
ini
yang sedang
digunakan memasuki
dalam
0.96, kelompok pelatihan obstacle run
penelitian
masa
memiliki nilai-0.96, dan kelompok pelatihan
adolesensi, pada masa ini sedang terjadi
fartlek memiliki nilai terkecil yaitu -1.57.
perkembangan sistem kardiorespirasi yang
Untuk pengambilan keputusan perbedaan
pesat. Menurut (Nala, 1998) Organ-organ
berpengaruh pelatihan fartlek dan obstacle
tubuh yang termasuk di dalam sistem
run terhadap daya tahan kardiorespirasi
kardiorespirasi memegang peranan penting
berbeda dengan pengambilan keutusan pada
dalam penyaluran oksigen di dalam tubuh
umumnya. Semakin kecil nilai pada mean
organ vital dari tubuh. Sistem kardiovaskuler
different maka pelatihan tersebut lebih baik
atau disebut sistem jantung dan pembuluh darah. Jantung manusia yang beraktifitas
PEMBAHASAN
memompa darah kemuadian di salurkan pada
Pelatihan fartlek dan obstacle run berpengaruh
terhadap
daya
seluruh jaringan tubuh dengan bantuan
tahan
pembuluh darah sebagai pengangkut darah
kardiorespirasi dilihat dari nilai signifikansi
yang membawa nutrisi dan mineral keseluruh
ANAVA lebih kecil dari taraf signifikansi α
jaringan tubuh. Sistem respiratori atau sistem
yaitu (0.000 < 0.05). Secara teoritis pelatihan fartlek
dan
pelatihan
obstacle
paru yang berfungsi sebagai alat pengatur
run 8
udara yang keluar masuk dari tubuh Sistem inilah
yang
bekerja
2.Pelatihan obstacle run berpengaruh dengan
bersama-sama
nilai (sig = 0.000) terhadap peningkatan
menyediakan kebutuhan jaringan-jaringan
daya tahan kardiorespirasi pada siswa
dalam tubuh.
putra kelas X SMA Negeri 1 Amlapura
Terdapat perbedaaan pengaruh antara
tahun pelajaran 2012/2013.
pelatihan fartlek dan pelatihan obstacle run
3. Terdapat perbedaan pengaruh antara
terhadap daya tahan kardiorespirasi. Karena
pelatihan fartlek dan pelatihan obstacle
terdapat perbedaan pengaruh dari masing-
run, dimana pelatihan fartlek lebih baik
masing kelompok maka dilakukan uji (LSD)
dibandingkan pelatihan obstacle run di
dengan
Kriteria
lihat dari nilai “mean different” -1.75
pengambilan keputusan pada uji (LSD)
dengan nilai (sig = 0.003) terhadap
apabila nilai mean different memiliki nilai
peningkatan daya tahan kardiorespirasi
terkecil dan terdapat tanda *(ast) pada kolom
pada siswa putra kelas X SMA Negeri1
mean different. Dari uji (LSD) di peroleh
Amlapura tahun Pelajaran 2012/2013.
bantuan
SPSS
16,0.
nilai mean different pada kelompok fartlek terkecil yaitu -1.57 dan terdapat tanda ast (*)
DAFTAR RUJUKAN
pada kolom mean different.
Carr, Gerry A. 2003. Atletik untuk Sekolah. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Hasil penelitian ini terbatas
pada
Kanca,
pengaruh pelatihan fartlek dan obstacle run terhadap daya tahan kardiorespirasi pada siswa putra kelas X SMA Negeri 1 Amlapura tahun pelajaran 2012/2013.
I Nyoman. I Nyoman. 2006. Metodologi Penelitan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.
--------,
2010 Metodologi Penelitan Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha. Nala, Ngurah. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga. Denpasar: UNUD.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelatihan
fartlek
Nurhasan, 2000. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.
berpengaruh dengan
nilai (sig = 0.000) terhadap peningkatan daya tahan kardiorespirasi pada siswa
Sukadiyanto, 2005. Pengantar Teori dan Pelatihan logi Melatih Fisik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
putra kelas X SMA Negeri 1 Amlapura tahun pelajaran 2012/2013.
9
Sukadiyanto, 2008. Melatih Fisik. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu. Wiarto, Giri. 2013. Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu. Widiastuti, Dr. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta Timur: PT Bumi Timur Jaya Widya, Mochamad Jumidar. Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain.2004. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Winarno, Surachmad. 1982. Dasar dan Tehnik Research. Bandung: Penerbit Yudistira.
10