PENGARUH PEMBERIAN RESPIRATORY MUSCLE TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI PADA ANGGOTA CLUB SEPEDA BALAP
NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI
Disusun Oleh : NIM: J 110 090 032 NOVI HIMAWAN WIJAYANTO
JURUSAN DIPLOMA IV FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI
Naskah Publikasi Ilmiah Dengan Judul Pengaruh Pemberian Respiratory Muscle Training Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi Pada Anggota Club Sepeda Balap
Naskah Publikasi Ilmiah ini Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi untuk di Publikasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan oleh: NOVI HIMAWAN WIJAYANTO NIM: J 110090032
Pembimbing I
Pembimbing II
Isnaini Herawati, SST.FT.MSc
Sugiono, SST.FT
Mengetahui, Ka. Prodi Fisioterapi FIK UMS
(Isnaini Herawati, SST.FT.MSc)
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama
: novi himawan wijayanto
NIM
: J110090032
Fakultas/ Jurusan
: Fakultas Ilmu Kesehatan/ Fisioterapi
Jenis Penelitian
: Skripsi
Judul
: Pengaruh Pemberian Respiratory Muscle Training Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi Pada Anggota Club Sepeda Balap
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk: 1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ pengalih formatkan. 3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya serta menampilkan dalam bentuk soft kopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta. 4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hokum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, 7 November 2014 Yang menyatakan
(Novi Himawan Wijayanto)
Pengaruh Pemberian Respiratory Muscle Training Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi Pada Anggota Club Sepeda Balap Novi Himawan Wijayanto Program Studi DIV Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura, Surakarta 57102
ABSTRAK Latar belakang : Latihan endurance atau biasa disebut latihan katahanan sangat diperlukan untuk membentuk basik atau dasar fisik yang kuat bagi seorang atlet. Endurance adalah piranti wajib utama yang harus dimiliki oleh semua atlet balap sepeda, baik pada nomor road race, mountain bike, dan nomor track. Hal ini dikarenakan dalam semua perlombaan cabang balap sepeda, ketahanan mengayuh sepeda seseorang akan berguna untuk mencapai garis finish dan rata-rata perlombaan balap sepeda menempuh waktu yang cukup lama yang berakibat tenaga banyak terkuras. Pollock dalam Patte et al (1993) menjelaskan bahwa dalam merancang program latihan daya tahan harus menentukan cara, frekwensi, lamanya waktu, dan intensitas latihan. Sajoto (1988) menjelaskan bahwa pada prinsipnya latihan-latihan untuk meningkatkan daya tahan atau cardio respiratory salah satunya adalah dengan memberi latihan respiratory muscle training, dimana dalam latihan tersebut akan memberikan beban berlebih pada jantung dan paru, sehingga mereka dapat bekerja lebih efektif dan efisien, terutama pada saat dibutuhkan untuk mensuplai darah pada waktu bekerja berat dan lama. Latihan respiratory muscle training digunakan untuk menjaga kondisi saat dan setelah melakukan aktivitas baik sehari-hari maupun untuk berolahraga, respiratory muscle training juga digunakan sebagi peningkat performa dengan cara meningkatkan kerja dari muscle pump, meningkatkan frekwensi, durasi dan intensitas kontraksi otot pernafasan disamping itu juga melatih sebagian dari otot-otot lain (Galvan and Cataneo, 2007).
Tujuan: Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat dan kegunaan respiratory muscle training terhadap peningkatan daya tahan kardiorespirasi. Metode: Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif jenis quasi eksperiment, dengan pendekatan pre and post test group with control design untuk mengetahui kegunaan
respiratory
muscle
training
terhadap
peningkatan
daya
tahan
kardiorespirasi. Hasil: Dari hasil uji komparatif Wilcoxon test mendapatkan hasil p < 0,05 yang berarti menunjukkan adanya pengaruh pemberian respiratory muscle training terhadap peningkatan daya tahan kardiorespirasi. Pada uji beda pengaruh degan menggunakan Mann Whitney test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh pada kelompok respiratory muscle training dan kelompok kontrol, dimana kelompok respiratory muscle training lebih berpengaruh terhadap peningkatn V02Max dan daya tahan kardiorespirasi. Kesimpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat manfaat dan kegunaan respiratory muscle training terhadap peningkatan daya tahan kardiorespirasi. Kata kunci: Respiratory muscle training, daya tahan kardiorespirasi, sepeda balap
PENDAHULUAN Olahraga bersepeda adalah olahraga yang sangat populer dimana-mana, terutama di negara yang mempunyai iklim dingin dan mempunyai sumber daya manusia yang sangat tinggi. Seiring dengan bertambahnya tahun dan kemajuan teknologi, bersepeda bukanlah dijadikan sebagai alat transportasi, melainkan dijadikan ajang perlombaan dalam pertandingan untuk meraih suatu kemenangan. Hal yang menyebabkan bersepeda dijadikan ajang perlombaan adalah semakin banyaknya anak muda yang ingin belajar tentang balap sepeda, inilah yang menyebabkan para pelatih berusaha untuk membuat dan menyusun program latihan yang baik dan tepat, dikarenakan program latihan yang baik dan tepat merupakan salah satu faktor penyebab keberhasilan atlet untuk meraih suatu prestasi (Faroka, 2010). Latihan balap sepeda diklasifikasikan menjadi 3 tahap, di antaranya endurance, strengthening, dan power. Rencana latihan harus obyektif dan berdasarkan atas prestasi aktual atlitnya dalam tes maupun pertandingan juga menambahkan latihan beban untuk bersepeda (Burke, 1999). Latihan endurance atau biasa disebut latihan katahanan sangat diperlukan untuk membentuk basik atau dasar fisik yang kuat bagi seorang atlet. Endurance adalah piranti wajib utama yang harus dimiliki oleh semua atlet balap sepeda, baik pada nomor road race, mountain bike, dan nomor track. Hal ini dikarenakan dalam semua perlombaan cabang balap sepeda, ketahanan mengayuh sepeda seseorang akan berguna untuk mencapai garis finish dan rata-rata perlombaan balap sepeda menempuh waktu yang cukup lama yang berakibat tenaga banyak terkuras. Pollock dalam Patte et al (1993) menjelaskan bahwa dalam merancang program latihan daya tahan harus menentukan cara, frekwensi, lamanya waktu, dan intensitas latihan. Sajoto
(1988)
menjelaskan
bahwa
pada
prinsipnya
latihan-latihan
untuk
meningkatkan daya tahan atau cardio respiratory salah satunya adalah dengan memberi latihan respiratory muscle training, dimana dalam latihan tersebut akan memberikan beban berlebih pada jantung dan paru, sehingga mereka dapat bekerja
lebih efektif dan efisien, terutama pada saat dibutuhkan untuk mensuplai darah pada waktu bekerja berat dan lama. Latihan respiratory muscle training digunakan untuk menjaga kondisi saat dan setelah melakukan aktivitas baik sehari-hari maupun untuk berolahraga, respiratory muscle training juga digunakan sebagi meningkatkan kerja dari muscle pump,
peningkat performa dengan cara meningkatkan frekwensi, durasi dan
intensitas kontraksi otot pernafasan disamping itu juga melatih sebagian dari otot-otot lain (Galvan and Cataneo, 2007). Dari latar belakang ini penulis tertarik melakukan penelitian pengaruh pemberian respiratory muscle training terhadap daya tahan kardiorespirasi pada club sepeda balap. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui manfaat dan pengaruh respiratory muscle training terhadap daya tahan kardiorespirasi pada anggota club sepeda balap. METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei sampai juni di club balap sepeda SSC (Sukhoharjo Speed Club) terhadap 20 responden. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis quasi eksperimen, dengan pendekatan pre and post test design. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh pemberian Respiratory muscle training terhadap daya tahan kardiorespirasi. Data hasil pengaruh pemberian
pemberian
Respiratory
muscle
training
terhadap
daya
tahan
kardiorespirasi di ukur dengan menggunakan Six-Minute Walk Test, dengan sampel penelitian adalah 20 responden di klub balap sepeda SSC (Sukoharjo Speed Club), yang di bagi menjadi 2 kelompok perlakuan antara lain kelompok yang diberikan Respiratory muscle training dan kelompok kontrol. 1. Karakteristik responden menurut umur Distribusi responden berdasarkan umur disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur
Frekuensi
Prosentase
25-40
16
80%
41-56
4
20 %
Jumlah
20
100 %
Sumber : Hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa responden terbanyak adalah dengan umur 25-40 tahun sebanyak 16 orang (80%), 41-56 tahun sebanyak 4 orang (20%). 2. Karakteristik responden menurut hasil 6MWT Distribusi responden berdasarkan umur disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan 6MWT 18 Frekuensi Pre
Prosentase
Frekuensi Pre
Prosentase
330-387,5
6
30%
2
10%
387,6-445
3
15%
5
25%
445,1-502,5
2
10%
3
15%
502.6-560
9
45%
10
50%
Jumlah
20
100 %
20
100 %
6MWT
Sumber : Hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa responden terbanyak pada nilai pre adalah dengan memiliki nilai 6MWT 502,6-560 sebanyak 9 orang (45%), sedangkan pada nilai 6MWT post juga pada nilai 6MWT 502,6-560 sebanyak 10 orang (50%). Hal ini didukung dengan nilai mean, median, mode dan standart deviasi. Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan 6MWT Nilai
RMT Pre
Post
Kontrol Selisih
Pre
Post
Selisih
Mean
460
515
45
452,5
474,5
22
Median
485
555
42,5
447,5
465
22,5
Modus
350
585
40
330
576
30
84,65
76,7
23,8
87,5
85,1
11,1
Standart Dev
3. Karakteristik responden menurut hasil V02Max Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan V02Max Frekuensi Pre
Prosentase
Frekuensi Pre
Prosentase
13,8-15
7
35%
3
15%
15,1-16,3
3
15%
5
25%
16,4-17,6
3
15%
2
10%
17,7-18,9
7
35%
10
50%
Jumlah
20
100 %
20
100 %
V02Max
Sumber : Hasil pengolahan data Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa responden terbanyak pada nilai pre adalah dengan memiliki nilai V0 2Max 13,8-15 dan 17,7-18,9 sebanyak 7 orang (35%), sedangkan pada nilai V02Max post juga pada nilai V02Max 17,718,9 sebanyak 10 orang (50%). Hal ini didukung dengan nilai mean, median, mode dan standart deviasi. Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan V02Max Nilai
RMT
Kontrol
Pre
Post
Selisih
Pre
Post
Selisih
Mean
16,28
17,5
1,08
16,26
16,7
.44
Median
16,9
18,3
.95
16,15
16,4
.45
Modus
13,9
18,9
1
13,9
16,1
.2
Standart Dev
1,8
1,5
.68
1,7
1,67
.275
ANALISIS DATA 1. Uji Pengaruh kelompok Respiratory muscle training. Pengujian pengaruh dari antara pemberian latihan Respiratory muscle training terhadap daya tahan kardiorespirasi menggunakan uji komparatif Wilcoxon Test. dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.6. Hasil Uji Wilcoxon Test No
Respiratory muscle training
Signifikansi
1
Six-Minute Walk Test
.002
2
Mets
.002
Sumber : hasil pengolahan data Hasil pada penilaian uji komparatif Wilcoxon Test menunjukkan nilai signifikansi p < 0,05 dimana berarti terdapat pengaruh pemberian Respiratory muscle training terhadap daya tahan kardiorespirasi. Pengujian selanjutnya adalah pengujian pada kelompok kontrol terhadap daya tahan kardiorespirasi menggunakan uji komparatif Paired Sampel T Test. dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.7. Hasil Uji Paired Sampel T Test No
Kelompok Kontrol
Signifikansi
1
Six-Minute Walk Test
.002
2
V02Max
.003
Sumber : hasil pengolahan data Hasil pada penilaian uji komparatif Paired Sampel T Test menunjukkan nilai signifikansi p < 0,05 dimana berarti pada kelompok kontrol juga memiliki pengaruh terdapat daya tahan kardiorespirasi. 2. Beda Pengaruh antara kelompok Respiratory muscle training dan kelompok kontrol terhadap daya tahan kardiorespirasi. Pengujian beda pengaruh menggunakan uji Mann Whitney test, dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.8. Hasil uji Mann Whitney test No
Data Uji
Nilai Signifikansi
1
6 MWT
0,002
2
V02Max
0,003
Sumber : hasil pengolahan data Hasil interprestasi dari uji Mann Whitney test menunjukkan bahwa nilai p = 0,002 pada uji beda pengaruh 6 MWT dan p = 0,003 pada uji beda pengaruh V02Max. menunjukkan bahwa nilai selisih antara kelompok Respiratory muscle training dan kelompok kontrol terdapat perbedaan, hal ini didukung dengan melihat dari hasil nilai interprestasi nilai Mean dari kedua kelompok, dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.9. Hasil interpresatasi nilai Mean, nilai selisih Respiratory muscle training dan kelompok kontrol. No
Interprestasi Nilai
Respiratory muscle training
kelompok kontrol
1 Mean 6 MWT
16.88
8.13
2 Mean V02Max
16.71
8.29
Sumber : hasil pengolahan data Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa nilai Mean pada kelompok Respiratory muscle training lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol baik dari nilai Six-Minute Walk Test dengan nilai sebesar 16.88, sedangkan nilai selisih kelompok kontrol sebesar 8.13 Sedangkan pada nilai V02Max kelompok Respiratory muscle training memiliki nilai sebesar 16.71, sedangkan nilai selisih kelompok kontrol pada V02Max sebesar 8.29. 1. Karakteristikal Data. Penelitian yang dilakukan pada klub balap sepeda SSC (Sukoharjo Speed Club) dengan mendapatkan responden sebanyak 20 orang, kemudian data yang diperoleh diklasifikasikan dari distribusi menurut umur mendapatkan hasil terbanyak adalah umur 25-40 tahun sebanyak 16 orang (80%), 41-56 tahun sebanyak 4 orang (20%).
2. Pengaruh Respiratory muscle training terhadap daya tahan kardiorespirasi. Hasil pada penilaian pengaruh Respiratory muscle training terhadap daya tahan kardiorespirasi di klub balap sepeda SSC (Sukoharjo Speed Club) menunjukkan nilai signifikansi p=,002 (p <0,05) dimana berarti pemberian Respiratory muscle training terbukti signifikan berpengaruh terhadap daya tahan kardiorespirasi pada responden di klub balap sepeda SSC (Sukoharjo Speed Club). Pemberian Respiratory muscle training mempengaruhi hubungan timbal balik dengan sistem respirasi pada responden. Respiratory muscle training juga akan meningkatkan efisiensi sistem pernapasan, mengakibatkan perubahan fungsi paru akibat latihan. menarik napas dalam dan teratur yang dilakukan saat latihan atau melakukan pernapasan diafragma dapat menarik udara ke dalam lobus bawah paru-paru, dimana lobus paru sebagian besar terjadi proses transfer oksigen (Dewi, 2006). Manfaat respiratory muscle training dengan metode latihan yang terbagi dari 3 tahap yaitu, 1, Diaphragmatic reeducation, 2 Profound inspiration dan 3 Inspiratory hiccups, yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan kerja otot sehingga akan meningkatkan kekuatan otot termasuk otot pernapasan. Seperti yang kita ketahui, proses inspirasi terjadi melalui dua mekanisme utama yaitu kontraksi diafragma dan elevasi tulang iga karena kontraksi otot-otot pernapasan. Otot pernapasan yang terlatih dapat mempengaruhi fungsi pernapasan sehingga dapat menghasilkan pernapasan yang efektif. Hal ini akan membantu mengurangi gejala inspiratory muscle fatigue karena ketidakmampuan dalam menyuplai oksigen pada tubuh. Pemberian Respiratory muscle training memberikan efek peningkatan daya tahan kardiorespirasi, hal ini dapat dipahami karena jantung merupakan organ vital yang memasok kebutuhan darah di seluruh tubuh. Meningkatnya aktivitas fisik pada saat berlatih akan mengakibatkan kebutuhan darah yang kaya akan oksigen semakin besar. Kebutuhan ini dipenuhi oleh jantung dengan meningkatkan aliran darah, kemampuan kontraksi otot respirasi yang lebih kuat membantu dalam menjaga nilai pernafasan saat terjadi pembebanan lebih besar. Sehingga kesanggupan sistem jantung, paru, dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan
istirahat dan kerja dalam mengambil oksigen dan menyalurkannya ke jaringan yang aktif sehingga dapat digunakan pada proses metabolisme tubuh (Harsono, 1998).
DAFTAR PUSTAKA Burke, Bill. 1999. Respiratory Medicine & Lung Function Testing. Diakses dari http://health.act.gov.au/c/health?a=apps&ap=hsd&hsd=mobile&mobile=s howsite&servicecategory=28&site=72993. Pada 24 Juni 2013. Davids. A. 2004. Inspiratory Muscle Fatigue In Trained Cyclists :Effects Of Inspiratory Muscle Training.Sports Medicine And Human Performance Unit, School Of Sport And Exercise Sciences, The University Of Birmingham,
Edgbaston,
Birmingham,
United
Kingdom
;And
Department Of Sport Sciences, Brunel University, Osterley Campus, Isleworth, Middlesex, United Kingdom. Faroka, Rully Ibnu. 2010. Survei Program Latihan Balap Sepeda Nomor Road Race Di Club United Bike Kencana Kota Malang Tahun 2010. Fakultas Ilmu Olahraga. Universitas Negeri Malang. Dewi. 2006. Hubungan Antara Peningkatan Kekuatan Otot Dada Dengan Peningkatan Nilai Arus Puncak Ekspirasi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Fox E.L., Bowers R.W., Foss M.L. 1993. The Physiological Basis for Exercise and Sport, 5th. Ed. Boston-USA. WCB/McGraw-Hill. p. 275-282. Galvan Carrie Chueiri Ramos and A ntonio Jose Maria Cataneo, 2007. Effect of Respiratory Muscle Training on Pulmonary Function in Preoperative Preparation of Tobacco Smokers. Thoracic surgery division, department of surgery, coordinator of the postgraduate program on general basis of surgery, UNESP, Botucatu, Sao Paulo. Brazil. Acta Cirurgica BrasieiraVoll 22 (2) 2007. Harsono, 1998. Coaching dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Jakarta: DEPDIKBUD Jakarta.
Jones David A, Lee M. Romer, Alison K. Mcconnell. 2001. Inspiratory Muscle Fatigue in Trained Cyclists: Effects of Inspiratory Muscle Training. Sports Medicine And Human Performance Unit, School of Sport And Exercise
Sciences,
the
University
of
Birmingham,Edgbaston,
Birmingham, United Kingdom; and Department of Sport Sciences, Brunel University,Osterley Campus, Isleworth, Middlesex, United Kingdom. Kravitz, 1997. The Physiological Limitations to Endurance Exercise Capacity. http://www.drlenkravitz.com/Articles/limitations.html Pate, R Russel, Mc Clenaghan, Bruce & Rotella, R. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan.
Terjemahan
Kasiyo
Dwijowinoto.
Semarang:
IKIP
Semarang Press. Pramadita M. Arjatya. 2011. Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kesegaran Kardiovaskular Yang Diukur Dengan Harvard Step Test Dan 20 M Shuttle Run Test Pada Anak Obesitas. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Sajoto, M. 1998. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta: DEPDIKBUD Jakarta. Sharkay, J. B. 2010. Fitness and health. (Eri Desnarini Nasution. Terjemahan). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Volianitis Stefanos, Alison K. Mcconnell, Yiannis Koutedakis, Lars Mcnaughton, Karrianne Backx, and David A. Jones. 2000. Inspiratory Muscle Training Improves Rowing performance. School Of Sport And Exercise Sciences, The University Of Birmingham, Edgbaston, Birmingham B15 2tt, United kingdom; School Of Health Sciences, University Of Wolverhampton, Wolverhampton Wv1 1sb, United Kingdom; And School Of Life Sciences, Kingston University, Kingston Upon Thames, Surrey Kt1 2ee, United Kingdom.