PENGARUH PELATIHAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KECEPATAN PUKULAN LURUS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT MADRASAH ALIYAH NEGERI BATUDAA (Elsye Martina Idji, Aisah R. Pomatahu, Marsa Lie Tumbal)
[email protected] Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang seberapa besar pengaruh latihan Decline Push-Up terhadap kecepatan pukulan lurus pada siswa ekstrakurikuler pencak silat Madrasah Aliyah Negeri Batudaa. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 20 orang yang merupakan siswa Madrasah Aliyah Negeri Batudaa. Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat pengaruh latihan Decline Push-Up terhadap kecepatan pukulan lurus pada siswa ekstrakurikuler pencak silat Madrasah Aliyah Negeri Batudaa, hingga dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian memiliki varians populasi yang homogen. Berdasarakan hasil perhitungan diperoleh thitung.= 57,93 lebih besar dari tabel nilai t atau ttabel pada alfa α = 0.05; dk = n-1 (20-1 =19) diperoleh harga ttabel = 1.73. dengan demikian thitung lebih besar dari pada ttabel , kriteria pengujian menyatakan bahwa tolak H0 jika thitung (th) > (tt), oleh karena itu Hipotesis alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan lurus pencak silat. Kata Kunci : Latihan Decline Push-Up, Kecepatan Pukulan Lurus, Pencak Silat
PENDAHULUAN Salah satu cabang olahraga beladiri yang paling tua di Indonesia adalah Pencak Silat. Untuk saat ini olahraga Pencak Silat telah dipertandingkan dalam berbagai pertandingan baik tingkat Nasional maupun Internasional. Kategori yang sering dipertandingkan adalah kategori Seni dan Tanding. Dalam hal ini kategori tanding merupakan kategori yang paling digemari oleh masyarakat. Kategori tanding atau yang dikenal dengan pertandingan pencak silat
merupakan kategori yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda dengan menggunakan unsur serangan ataupun belaan berupa pukulan, tendangan, tangkapan dan jatuhan, sehingga olahraga pancak silat merupakan olahraga body contact. Pukulan merupakan salah satu komponen penting dalam seni beladiri, karena tanpa kemampuan pukulan yang baik otomatis hal yang penting dalam latihan tidak akan terlaksana dengan baik. Pukulan yang dinilai dalam pertandingan pencak silat adalah pukulan yang mengenai sasaran togok (tubuh) adalah bagian tubuh kecuali leher ke atas. Pukulan dalam pencak silat ada beberapa macam, namun yang banyak dipakai dalam pencak silat kategori tanding adalah pukulan lurus dan pukulan sangkol/bandol atau “swing”. Dalam kategori tanding, salah satu komponen fisik yang mempengaruhi adalah kecepatan. Kecepatan adalah kemapuan untuk melakukan gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Harsono dalam Hadjarati (2010:28), kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturutturut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. Nossek dalam Hadjarati. (2010:28) membagi kecepatan menjadi tiga bagian yaitu: 1. Kecepatan Reakasi (reaction speed) 2. Kecepatan Lari (sprinting speed) 3. Kecepatan gerakan-gerakan yang bukan putaran (speed of movement) Pencak Silat Saat ini olahraga pencak silat telah dipertandingkan dalam berbagai ajang pertandingan, kategori yang dipertandingkan dalam olahraga pencak silat adalah: 1. Kategori Tanding 2. Kategori Tunggal 3. Kategori Ganda 4. Kategori Regu Adapun teknik dasar dalam cabang olahraga pencak silat, meliputi : a). Kuda-kuda
e). Hindaran
b). Sikap pasang
f). Serangan
c). Pola langkah
g). Tangkapan
d). Belaan Kecepatan Kecepatan merupakan gabungan dari tiga elemen, yakni waktu, reaksi, frekuensi gerakan per unit waktu, kecepatan menempuh suatu jarak. Harsono mengatakan dalam Hadjarati (20010:28), kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. Moeloek mengatakan dalam Hadjarati (2010:28) kecepatan
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
mengerjakan
gerakan
berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkatsingkatnya, seperti lari cepat, pukulan, dll. Artinya kecepatan merupakan salah satu dari komponen gerak yang sangat penting untuk melakukan aktivitas karena dapat menentukan seberapa cepat seseorang dapat memukul, dan lainnya. Kecepatan sangat dominan dan sangat dibutuhkan dihampir semua cabang olahraga. Pelaksanaan berbagai macam keterampilan atau aktivitas gerak khususnya dalam olahraga pencak silat, membutuhkan adanya unsur kecepatan. Untuk mendapatkan kecepatan yang optimal diatas diperlukan aspek berikut: (a) anaerob respirations system, (b) kekuatan otot lokal, (c) flexibilitas dari otot lokal tersebut. Jadi ketiga aspek tersebut merupakan faktor-faktor penunjang untuk menghasilkan kecepatan yang optimal. Kecepatan sangatlah mendukung dalam melakukan pukulan lurus dan dengan rangkaian gerakan-gerakan yang lebih luas dalam latihan jurus maupun tanding. Pukulan Lurus Dalam olahraga beladiri pencak silat, pukulan lurus ditentukan oleh gerakan lengan yang kuat dan cepat, pukulan ini lintasannya lurus kedepan, kenaannya pada dua buku jari yang besar (jari telunjuk dan jari tengah) yang yang terletak dipunggung tangan, dengan sasaran tubuh bagian depan, dada atau ulu hati. Pukulan ini merupakan salah satu serangan yang melemahkan lawan.
Gambar Kepalan Tangan Sumber : tenaga dalam.tripod.com Kekuatan pukulan terpusat pada dua buku jari yang besar (jari telunjuk dan jari tengah) yang terletak dipunggung tangan. Yang penting, pada waktu mengirimkan pukulan tangan dan kepalan harus dalam keadaan lentur dan rileks, baru setelah mengenai sasaran kepalan tangan diperkeras dan tenaga disalurkan dengan sepenuhnya. Pukulan tidak boleh dilakukan dengan mengambil awalan, kerana akan mudah diantisipasi oleh lawan. Pada saat melakukan pukulan, tidak mengakibatkan posisi bahu naik atau terangkat ke atas maupun miring ke bawah. Harus teteap dipertahankan kewajarannya dari bentuk tubuh bagian atas, yaitu posisi normal dengan tegak lurus dengan menghadap kedepan baik dilakukan pada saat memukul dengan berdiri di tempat maupun dilakukan dengan bergerak. Latihan Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Harsono dalam Hadjarati (2010:126) mengatakan bahwa “latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”. Sedangkan Kasiyo Dwijowinto dalam Mulia (2013) mengungkapkan bahwa “latihan adalah peran serta yang sistimatis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan. Andi Suhendro dalam Arifqi (2011) berpendapat, “Latihan (training) merupakan proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang makin meningkat. Latihan Decline Push-Up Latihan push-up adalah suatu bentuk latihan gerakan naik turun dari sikap tiarap tumpu dengan punggung lurus dan kepala pada garis lurus wajar dengan ruas-ruas tulang belakang, kedua lengan selebar bahu. Latihan push-up yang teratur
dan disiplin akan menguatkan otot-otot lengan yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan serangan tangan. Latihan Decline Push-up dilakukan dengan gerakan yang cepat supaya dapat mendukung atau menopang kecepatan dan kekuatan pukulan lurus. Manfaat latihan Decline Push-up terhadap pukulan lurus adalah untuk meningkatkan kecepatan dan kekuatan otot lengan. Dimana bahu dan pergelangan tangan dan kepalan tangan semua harus berhubungan satu sama lain, bila otot-otot tubuh yang digunakan untuk melakukan suatu teknik yang berkontraksi secepat mungkin. Kemampuan otot lengan dipengaruhi oleh power otot lengan, baik pergelangan tangan dan bahu. Pukulan lurus dalam olahraga silat merupakan faktor yang dominan digunakan. Untuk itu, otot lengan diharapkan dapat menghasilkan pukulan yang maksimal. Salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan kecepatan dan power otot lengan adalah decline push-up yang dilakukan dengan cara kedua kaki berada diatas bangku posisi tubuh telungkup mengarah kelantai dengan tumpuan pada kedua tangan, bagian yang menyentuh lantai adalah kedua buku-buku jari telunjuk dan jari tengah, jangan mengenai jari manis dan jari kelingking karena akan merusak saraf mata, jika tangan dikepal, maka gundukan jari tengah dan telunjuk menyentuh tanah, sedangkan kelingking dan jari manis tidak menyentuh lantai, gerakan selanjutnya adalah badan diturunkan hingga hampir menyentuh lantai kemudian badan diangkat sejajar kembali keposisi semula. Dalam setiap variasi push-up, seseorang akan mengangkat sekitar 65%-nya atau berat tubuhnya. Decline Push-Up melatih otot dada, trisep, dan punggung anterior, dengan manfaat tambahan untuk sisa deltoids, serratus anterior, coracobrachialis dan bagian tengah tubuh secara keseluruhan.
HASIL Hasil perhitungan diperoleh thitung.= 57,93 lebih besar dari tabel nilai t atau ttabel pada alfa α = 0.05; dk = n-1 (20-1 =19) diperoleh harga ttabel = 1.73. dengan demikian thitung lebih besar dari pada ttabel , kriteria pengujian menyatakan bahwa
tolak H0 jika thitung (th) > (tt), oleh karena itu Hipotesis alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan lurus.
Ho HA -57,93
HA -1.73
0
1.73
57,93
Gambar. kurva Penerimaan
PEMBAHASAN Untuk mengembangkan kemampuan pada cabang olahraga pencak silat diperlukan adanya proses melatih dan berlatih yang sistematis dan terencana. Untuk meningkatkan kecepatan pukulan lurus dibutuhkan salah salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan kecepatan pukulan lurus. Penelitian dengan metode eksperimen ini dimaksud untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang pengaruh latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan lurus pencak silat. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dianalisis dengan pengujian statistik. Hal ini ini dapat dilihat pada peningkatan rata-rata pengaruh latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan lurus pencak silat yaitu, sebelum diberikan latihan decline push-up ini rata-rata pukulan yang diperoleh adalah 17,05 dan sesudah diberikan latihan decline push-up nilai rata-rata 24,35. Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa penerapan latihan decline push-up memberikan pengaruh terhadap kecepatan pukulan lurus pencak silat.
Berdasarakan hasil perhitungan diperoleh thitung.= 57,93 lebih besar dari tabel nilai t atau ttabel pada alfa α = 0.05; dk = n-1 (20-1 =19) diperoleh harga ttabel = 1.73. dengan demikian thitung lebih besar dari pada ttabel , kriteria pengujian menyatakan bahwa tolak H0 jika
thitung (th) > (tt), oleh karena itu Hipotesis
alternative Ha dapat diterima atau terdapat pengaruh latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan lurus pencak silat. Sehingga hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan lurus pencak silat, ditolak dan menerima hipotesis Ha yang menyatakan; diterima atau terdapat pengaruh latihan decline push-up terhadap kecepatan pukulan lurus pencak silat.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka hasil penelitian yang dilakukan selama 7 minggu dapat disimpulakan bahwa: 1.
Terdapat pengaruh latihan Decline Push-Up terhadap kecepatan pukulan lurus pada siswa ekstrakurikuler pencak silat Madrasah Aliyah Negeri Batudaa.
2.
Latihan Decline Push-Up dapat meningkatkan kecepatan pukulan lurus pada siswa ekstrakurikuler pencak silat Madrasah Aliyah Negeri Batudaa..
DAFTAR PUSTAKA Arifqi Niko, 24/09/2011, Hakekat Latihan. Artikel. diunduh tanggal 29 oktober 2013. Arikunto, Suharsimi, 2006, “Manejemen Penelitian. Jakarta: Rieka Cipta Hadjarati, 2009, ” Bahan Ajar Ilmu Kepelatihan Dasar. Gorontalo : UNG Hariono Awan, 2007, Melatih Kecepatan Pada Pencak Silat Kategori Tanding. Jurnal, Volume 3, Nomor 01. Irawan Anwari, 2007, Metabolisme Energi tubuh Dan Olahraga. Jurnal, Volume 1, Nomor 07. Lubis J, , 2004, Panduan Praktis Pencak Silat. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka.
Mulia Fuji, 11/04/2013, Pengertian Latihan Menurut Ahli. Artikel diunduh tanggal 29 oktober 2013. MUNAS IPSI XI. 2007, Peraturan Pertandingan Pencak Silat IPSI, Jakarta: PB. IPSI Nani Yambat, 2010, Skripsi Pengaruh latihan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kecepatan Pukulan Chudan Tsuki Pada Cabang Olahraga Karate Mahasiswa Penjaskes Semester 6 : UNG Panginan Junedi, 17/01/2013, Cara Melakukan Decline Push-Up. Artikel diunduh tanggal 29 oktober 2013. Ryu Kushin, 01/07/2012, Melatih Power Speed Pukulan. Artikel diunduh tanggal 29 oktober 2013. Saputra Iwan, 24/11/2012, Skripsi Pencak Silat. diunduh tanggal 29 oktober 2013. Sugiyono, 2013, “Statistik Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA Supranto, J, 2008, Statistik “Teori Dan Aplikasi” Edisi 7, Jakarta: Erlangga. Syarifudin Ahmad, 06/2012, Tes Dan Pengukuran Atlet Pencak Silat. Artikel diunduh tanggal 19 maret 2013. duniafitnes.com. Diunduh 2013-03-19. asadkotatasik.com diunduh tanggal 29 oktober 2013.