ISSN. 1907 - 0489 Oktober 2008
Spirit Publik Volume 4, Nomor 2 Halaman: 131 - 152
PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KOTA PEKANBARU The Effect of Society Participation on The Effort To Eliminate Family Violence in Pekanbaru Febri Yuliani Jurusan Ilmu Administrasi FISIP Universitas Riau
[email protected] (Diterima tanggal 23 Mei 2008, disetujui tanggal 5 Juli 2008) Abstract Human’s attitude is oriented to rules (ordnung), which guide them to an organization this means that member’s attitude is determined by existence of rules which obligated themselves to do something. Participation is a human’s basic right (fundamental) in making decision that can be influence to his or her own life. The decision with positive or negative influence, whether it direct or indirect, depend on their goal to participate. Although, the main point from violence toward women is a gender violence in basically. In cases, it sources from unbalance between women and men added by patriarchy values that adopted widely. The understandimg about masculine identity that brave and assertive in action take men on a higher position than women become supporting factor. This reality is completed by understanding about feminism that stresses to women to take other’s need at first, the dependency to the men and demand them to always accompanies their husband and take care the children at first. This research try to explain both relation and from the result is gotten that there is a positive correlation between people participation and effort to eliminate family violence. Wish this research could do society good widely. Keywords: Participation, Violence, Gender, Relation, Family
PENDAHULUAN
perceraian
secara
sepihak
tanpa
mempertimbangkan keadilan bagi isteri dan Perempuan sering mengalami berbagai
anak, ekploitasi perempuan sebagai objek
bentuk diskriminasi dan kekerasan dalam
seksual, dan ketidakadilan dalam lapangan
kehidupannya,
rumah
pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1
tangga maupun keluarganya. Hal ini telah
dibawah ini tampak bahwa perempuan Riau
berlangsung
kehidupan
terutama dikota Pekanbaru terkonsentrasi pada
manusia. Demikian pula yang terjadi di
sektor-sektor pinggiran seperti sektor informal,
Indonesia. Bentuk- bentuk kekerasan tersebut
buruh tani, buruh perkebunan dan pelayanan
baik sepanjang
dilingkungan sejarah
antara lain perkawinan paksa, poligami, jasa yang rentan terhadap tindakan kekerasan. Tabel 1. Persentese Pekerja Menurut Lapangan Usaha, Daerah, Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2000 Daerah/ Lapangan Perkotaan Pedesaan Pekerjaan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Pertanian 4,4 9,5 67,0 72,4 Pertambangan 1,0 8,4 0,1 0,6 Industri Pengolahan 15,2 10,4 4,4 5,1 Listrik, Gas, Air 0,2 0,2 Konstruksi 4,4 7,5 0,1 2,6 131
Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 131 – 152
Perdangangan Angkutan Lembaga Keuangan Jasa Lainnya Total
38,0 1,0 2,3 34,0 2,5 100,0
32,0 13,4 1,6 18,8 3,1 100,0
12,4 0,1 0,1 9,8 1,4 100,0
8,7 4,7 0,2 4,4 0,6 100,0
Sumber : Profil Statistik dan Indikator Gender di Riau, 2000 Kota
Pekanbaru
sebagai
Ibukota
geografisnya yang sejak dulu merupakan jalur
Provinsi Riau telah berkembang dengan pesat
lintas
seiring
dengan
peluang terjadinya kontak budaya antara
dewasa
ini.
kemajuan
menjadi
penduduk Melayu dengan berbagai etnis
dan
lainnya. Kontak budaya ini berlanjut dan
bertanggung jawab langsung kepada Gubernur
berkembang menjadi pembauran kebudayaan
Kepala Daerah Tingkat I Riau. Kota Pekanbaru
sehingga
didalam melaksanakan roda pemerintahan dan
majemuk. Perkembangan yang terjadi secara
pembangunan menjadi harapan untuk dapat
ekonomi
menjawab setiap permasalahan dan tantangan
kekerasan dalam rumah tangga, kemiskinan
yang muncul sesuai dengan perkembangan
yang
sosial ekonomi, politik dan lainnya dalam
mendorong terjadinya hal tersebut, tabel
masyarakat.
kemiskinan tersebut dapat dilihat dari tabel
dipimpin
administrasi
internasional
Kota
Pekanbaru
Secara
pembangunan
perdagangan
oleh
Walikota
Wujud kebudayaan Melayu di Provinsi
terbentuk juga
tercatat
kebudayaan
mempengaruhi dikota
yang tindakan
pekanbaru
juga
berikut :
Riau sendiri sangat majemuk. Karena letak Tabel 2. Jumlah dan Persentase Penduduk/ Rumah Tangga Miskin Menurut Kecamatan Hasil Pendataan Penduduk/ Keluarga Miskin Provinsi Riau KOTA : PEKANBARU Jml. Rm. Jml. Rm. Tg. Kecamatan Jml. Jml Rm. Jml. Miskin Persentase Desa/ Kel Tg. Miskin Penduduk Tangga Penduduk Tampan 4 667 3,334 18,412 89,294 3.62 Payung Sekaki 4 968 4,714 13,896 67,878 6.97 Bukit Raya 4 1,207 5,662 15,209 73,793 7.94 Marpoyan 5 1,544 7,593 20,297 97,276 7.61 Damai 4 3,061 14,100 17,336 83,210 17.66 Tenayan Raya 4 1,098 5,216 9,366 43,166 11.72 Lima Puluh 3 487 2,211 5,111 23,835 9.53 Sail 6 847 4,464 5,761 28,332 14.70 Pekanbaru Kota 7 1,568 7,255 9,924 47,468 15.80 Sukajadi 6 1,103 5,292 8,680 39,064 12.71 Senapelan 5 1,956 9,394 11,943 56,115 16.38 Rumbai 6 1,652 7,606 12,597 55,086 13.11 Rumbai Pesisir KOTA 58 16,158 76,841 148,532 704,517 10.88 PEKANBARU Kekerasan
tangga
masalah pribadi yang tidak usah dicampuri
(KDRT) merupakan bagian terbesar dari tindak
oleh orang lain. Namun karena jumlahnya
kekerasan
terhadap
yang
besar dan merupakan pelanggaran hak asasi
dilaporkan.
Pada
umumnya
masyarakat
manusia, maka KDRT harus ditanggulangi.
KDRT
merupakan
Untuk
menganggap 132
dalam
bahwa
rumah
perempuan
memberikan
jaminan
perlindungan
YULIANI – Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Upaya Penghapusan KDRT
kepada
warga
negara,
kerenanya
perlu
Dari hasil pra survey diketahui bahwa
partisipasi yang besar dalam masyarakat
tindakan kekerasan yang
terjadi di kota
sebagai upaya menghapus KDRT tersebut.
Pekanbaru hingga sampai ada pengaduan ke pihak kepolisian terangkum sebagai berikut :
Tabel 2.
Data Laporan KDRT yang Ditangani RPK Poltabes Pekanbaru Tahun 2005-2007
Kasus KDRT (Fisik, Psikis, Seksual, Penelantaran) Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Jumlah
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
5 3 8
1 2 3
6 6 4 16
1 1 2 4
3 4 3 10
Bulan Jun Jul 4 4
3 2 5
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
3 1 3 7
4 6 10
1 3 4 8
2 2
2 3 5
Sumber: POLTABES Pekanbaru, 2007 Data tersebut hanyalah sebagian kecil
sebagai berikut: ”Participation is defined as an
dari kasus-kasus KDRT yang terjadi di
individual’s mental and emotional involvement
pekanbaru, sesungguhnya masih banyak kasus-
in a group situation that encourage him to
kasus KDRT lainnya yang terjadi dalam
contribute to group goals and the share
masyarakat kota Pekanbaru. Karena itulah
responsibility for them” .
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
Defenisi ini mengandung tiga hal pokok yang menjadi perhatian partisipasi,
dengan judul tersebut.
yakni: 1) titik keterlibatan partisipasi adalah Pengertian Tentang Partisipasi masyarakat
keterlibatan mental dan emosional, tanpa
56)
keterlibatan mental dan emosional bukanlah
menjelaskan bahwa partisipasi merupakan hak
partisipasi, 2) sumbangan yang diberikan demi
dasar
dalam
tercapainya
dapat
beragam, 3) kesediaan untuk bertanggung-
Soen
(dalam
(fundamental)
menentukan
Bone,
1995:
manusia
keputusannya
yang
berpengaruh terhadap kehidupan manusia itu
tujuan
kelompok
itu
sangat
jawab diantara sesama kelompok.
tersendiri. Keputusan yang berpengaruh positif maupun negatif, baik langsung atau tidak
Kekerasan dalam Rumah Tangga
tujuan
Kekerasan terhadap perempuan pada
Partisipasi
intinya adalah bentuk kekerasan berbasis
masyarakat adalah keterlibatan aktif dari
gender. Pada intinya semua kasus kekerasan
masyarakat pada umumnya, tidak saja dari
terhadap
pengambilan kebijaksanaan tertinggi, para
ketimpangan antara perempuan dan laki-laki
perencana, aparatur pelaksana operasional
yang diperkuat oleh nilai-nilai patriarki yang
tetapi juga dari para petani, nelayan, buruh,
dianut secara luas.
langsung tergantung dari pada apa masyarakat
itu
berpartisipasi.
perempuan
bersumber
pada
pedagang kecil, para pengusaha dan anggota
Kekerasan terhadap perempuan terjadi
masyarakat lainnya (Tjokroamidjojo, 1996:
dalam aspek hubungan antar manusia yaitu
206).
dalam hubungan keluarga dan dengan orangkontek
yang
lebih
luas,
orang yang terdekat lainnya dalam hubungan
partisipasi
dapat
diacu
dari
kerja maupun dalam menjalankan hubungan -
pendapat Davis dalam Huneryager (1967:
hubungan sosial kemasyarakatan secara umum.
617),
Berbagai
Dalam pengertian yang
memberi
defenisi
partisipasi
bentuk
kekerasan
terhadap 133
Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 131 – 152
perempuan dapat terjadi di masyarakat dalam
tempat kerjanya. Dalam konteks keluarga
situasi damai maupun dalam situasi perang
misalnya, perempuan sering tak diberi hak atas
atau konflik bersenjata.
warisan,
dibatasi
peluang
bersekolah
Rumusan mengenai tindak kekerasan
dibandingkan dengan anggota keluarga laki-
ini sebagian besar bersifat umum dilihat dari
laki, direnggut haknya untuk kerja diluar
segi korban, yakni: pornografi, perbuatan
rumah, dan dipaksa kawin muda. Dalam
cabul,
konteks
penganiayaan,
pembunuhan
dan
kerja,
pekerja
perempuan
penculikan. Bentuk-bentuk kekerasan terhadap
mendapatkan perlakuan beda dari sesamanya
perempuan
yang laki-laki dalam hal tingkat gaji,akses
yang
teridentifikasi
(Komnas
Perempuan, 2002) antara lain mencakup: a)
pada
Kekerasan Fisik. Bentuk kekerasan fisik
mendapatkan promosi, e) Serangan Seksual.
mencakup:
Kekerasan yang bernuansa seksual termasuk
tamparan,
penjambakan,
pemukulan,
mendorong
dan
kesempatan
untuk
kasar,
berbagai perilaku yang tidak diinginkan dan
pencekikan,
mempunyai makna seksual, atau sering disebut
penyiksaan
”pelecehan seksual”, maupun berbagai bentuk
mengunakan benda tajam, serta pembakaran.
pemaksaan hubungan seks yang sering disebut
Dalam
sebagi perkosaan, f) Perbudakan Seksual.
menginjak-injak, lemparan
menendang,
benda konteks
secara
tunjangan
keras,
relasi
kerja
dan
relasi
kemasyarakatan, kekerasan fisik yang dialami
Perbudakan
perempuan
penyekapan
serangan seksual yang bersifat sistematis dan
terhadap calon-calon pekerja di tempat–tempat
muncul dalam situasi perang atau konflik
penampungan, serta pengrusakan alat kelamin
bersenjata, g) Intimidasi Berbasis Gender. Di
(genetial mutilation) yang sering dilakukan
wilayah-wilayah Daerah Operasi Militer dan
atas nama budaya atau kepercayaan tertentu, b)
daerah-daerah yang sedang mengalami konflik
Penyiksaan Mental. Bentuk-bentuk penyiksaan
bersenjata terbuka, ditemukan juga beberapa
psikologis yang dialami perempuan mencakup
kasus perempuan menjadi sasaran khusus dari
makian dan penghinaan yang berkelanjutan
berbagai tindak ancaman, intimidasi dan
untuk mengecilkan harga diri korban, bentakan
bahkan serangan fisik karena korban dianggap
dan ancaman yang diberi untuk memunculkan
melanggar ketentuan-ketentuan sosial tertentu,
rasa takut, larangan keluar rumah atau bentuk-
seperti cara berpakaian, atau perilaku seksual
bentuk
bergerak
yang tidak bisa diterima oleh pihak-pihak
lainnya, c) Penelantaran Ekonomi. Bentuk
tertentu dalam masyarakat, i) Perdagangan
kekerasan seperti ini biasanya dialami oleh
Perempuan.
perempuan yang berstatus sebagai istri atau ibu
manusia, baik yang dewasa maupun anak-anak
rumah tangga, misalnya tak diberi nafkah
di bawah umur banyak yang menjadi korban
secara rutin atau dalam jumlah yang cukup
praktek-praktek perdagangan manusia, apalagi
untuk kebutuhan wajar sehari-hari. Selain itu,
dalam
adapula perempuan yang dipaksa atau dilarang
berkepanjangan. Bentuk-bentuk perdagangan
untuk tidak bekerja dalam situasi yang
manusia
bertentangan dengan keinginan perempuan
mencakup pelacuran paksa, dipekerjakan paksa
korban, d) Diskriminasi. Diskriminasi ini bisa
sebagai pengemis, pengedar narkoba, pekerja
juga
pembatasan
mencakup
kebebasan
terjadi di dalam lingkungannya maupun di 134
seksual
adalah
Praktek-praktek
situasi yang
krisis
satu
perdagangan
ekonomi
mengancam
bentuk
yang
perempuan
YULIANI – Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Upaya Penghapusan KDRT
rumah tangga, kawin kontrak trans nasional,
Pengujian
Instrumen
pedofilia, dan penjualan organ tubuh.
pengujian
Validitas
dilakukan
melalui
Pengujian
dan
Reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
METODE PENELITIAN
koefisien korelasi rank Spearman yaitu : n +1 ∑R(X )R(Y ) − n 2 rs = 2 2 n +1 n +1 2 2 (R(Y )) − n ∑(R(X )) − n ∑ 2 2 2
Jenis Penelitian, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei eksplanatori yaitu suatu metode penelitian survei yang bertujuan untuk menguji hipotesis dengan mengunakan pendekatan kuantitatif. Pengertian
metode
survei
dibatasi
pada
pengertian survei sampel, dimana informasi dikumpulkan dari sebagian populasi, tujuan dari survei adalah untuk pengumpulan data sederhana yang dapat bersifat menerangkan, menjelaskan
dan
mempelajari
fenomena
dengan hubungan variabel penelitian. Dalam hal ini Partisipasi Masyarakat sebagai variabel bebas
(X)
berpengaruh
terhadap
upaya
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga sebagai variabel terikat (Y). Lokasi
Penelitian,
dilaksanakan
di
Lokasi
rumah
tangga
penelitian di
Kota
Pekanbaru, yang meliputi kecamatan yang ada
R(X) : Ranking skor butir pernyataan R(Y)
:Ranking
dari
total
jumlah
skor
keseluruhan butir pernyataan. N
: Jumlah sampel untuk uji validitas. Berdasarkan skala pengukuran dari
butir pernyataan pernyataan maka teknik perhitungan
koefisien
reliabilitas
yang
digunakan adalah koefisien realibilitas AlphaCronbach dengan rumus sebagai berikut : k S i2 ∑ k 1 − i = 21 α = k −1 S to t a l
di Pekanbaru.
dimana : k adalah banyaknya butir pernyataan
Populasi dan Teknik Penarikan sampel,
Si2
adalah varians dari skor butir pernyataan ke-i
Dalam penelitian yang menjadi populasi penelitian adalah masyarakat kota pekanbaru. Sedangkan
sampel
yang
diambil
adalah
2
S
total
adalah
varians
dari
total
skor
keseluruhan butir pernyataan
insidental sampling. Teknik Pengumpulan Data, untuk mendapatkan data pada penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
ini dipergunakan cara-cara sebagai berikut:1. Studi
Kepustakaan,
2.Studi
lapangan,
Karakteristik
Responden,
Karak-
dimaksudkan untuk mendapatkan data primer
teristik responden yang akan diuraikan berikut
dengan
ini terdiri dari jenis kelamin,usia, pendidikan
cara:
wawancara,
Observasi,
Kuisioner,
terkhir, golongan dan masa kerja. Responden yang terjaring dalam penelitian ini perempuan
Teknik Analisis Data
dan laki-laki dengan asumsi bahwa kekerasan
Metode yang digunakan
yang terjadi dalam rumah tangga dapat dialami
Data yang telah terkumpul melalui kuesioner
oleh siapa saja. Jumlah responden sebanyak 84
akan diolah dengan pendekatan kuantitatif.
orang, 72 (85,71%) orang dintaranya adalah 135
Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 131 – 152
PEMBAHASAN
perempuan dan laki-laki sebanyak 12 orang (14,29%). Untuk usia responden paling banyak berusia kurang dari 31 tahun (sebanyak
Deskripsi Tanggapan Responden
30.95%), disusul kemudian yang berusia 41-45
Untuk melihat bagaimana partisipasi
tahun ada sebanyak 16.67% dari total 84
masyarakat
responden. Sementara yang berusia diatas 50
(empat) dimensi yang dapat mengambarkan
tahun ada sebanyak 14.29%.
tentang Partisipasi masyarakat yaitu dimensi
Dari
sebaran
tingkat
pendidikan
aspek
maka
dapat
kebutuhan
diperhatikan
masyarakat,
4
aspek
responden diperoleh hasil bahwa mayoritas
Kepentingan (interest) masyarakat, aspek adat
pendidikan
istiadat
terakhir
responden
S1
dari
dan
aspek
pemahaman
peranan
keseluruhan jumlah responden. Berikutnya
perempuan.
diikuti dengan tingkat pendidikan SMA,
A. Dimensi Kebutuhan Masyarakat.
selanjutnya disusul dengan responden yang berpendidikan diploma. Tidak ada dari total
a. Pentingnya
3
orang
(3,57%)
responden
yang
tindakan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
responden yang berpendidikan SLTP. Namun ada
penghapusan
Secara umum responden sangat setuju
bahwa
perlu
penghapusan
berpendidikan SD sebagai tingkat pendidikan
terhadap
terendah yang ada pada populasi. Tidak ada
rumah tangga sebanyak 53.57% setuju
responden yang berpendidkan SLTP, SMA 25
bahwa selama ini perlu ada penghapusan
orang (29,76%), D3 sebanyak 7 orang (8.33%),
terhadap
S1 46 orang (54.76%) Sedangkan untuk
rumah tangga dalam bentuk apapun.
jenjang pendidikan tertinggi adalah program
Kekerasan terhadap perempuan dan
pascasarjana (S2) yang berjumlah 3 orang
kekerasan yang terjadi dalam rumah
(3.57%) dari total populasi. Berdasarkan
tangga perlu menjadi perhatian karena
pekerjaan yang menjadi pegawai negeri sipil
dampak negatif yang besar akan dapat
adalah yang mendominasi, yaitu 65,48% dan
terjadi bila tindakan ini terjadi dalam
sisanya adalah bukan PNS. Untuk Usia
masyarakat, bukan hanya keluarga dan
pernikahan, terlihat dari responden penelitian
anggota keluarga lainnya tetapi juga
bahwa responden sebahagian besar telah
berdampak secara luas bagi masyarakat
menikah kurang dari 10 tahun, dalam masa
dan bangsa ini.
pernikahan tersebut mereka telah pernah
b. Adanya
tindakan
tindakan
kekerasan
kekerasan
Diskusi/
mengalami kekerasan dalam rumah tangga,
informasi
KDRT yang terjadi pada usia pernikahan
lingkungan responden
kurang dari 6 tahun frekuensi dari responden
tentang
Berdasarkan
hasil
dalam
dalam
pertukaran KDRT
di
penelitian,
sebanyak 79,79 %, pernikahan antara 6 sampai
dimana sebanyak 13.10% responden
dengan 10 tahun sebanyak 7,14 % dan
sangat setuju dan 65.48% setuju bahwa
penikahan berusian 11 sampai dengan 15 tahun
mereka
sebesar 9,53% dan pernikahan diatas 25 tahun
mereka bila terjadi tindakan kekerasan
sebesar 3,57 %.
dalam rumah tangga. Responden akan
mengetahui
dilingkungan
bertukar informasi jika dilingkungan mereka terdapat tindak kekerasan dalam 136
YULIANI – Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Upaya Penghapusan KDRT
rumah tangga. Informasi ini biasanya
pegawai negeri sipil yang meninggalkan
mereka sampaikan dari mulut kemulut
rumah lebih dari 8 jam perhari.
juga terkadang mereka mencari tahu apakah benar telah terjadi tindakan
d. Informasi yang cukup tentang UU No. 23/2004 tentang PKDRT
kekerasan.
Sebagai produk hukum positif,
c. Pengamatan adanya tindakan KDRT dilingkungan Responden Responden
kehadiran
undang-undang
ini
harus
dihormati oleh setiap warga negara,
biasanya
akan
karena Indonesia adalah Negara hukum.
mengamati bila terjadi tindakan KDRT
Lalu
53,37% responden setuju dan mengakui
penegakkannya secara equality before
bahwa jika terjadi tindakan mereka akan
the law (dengan prinsip persamaan di
melaporkan kepada Rt atau pemuka
depan hukum) oleh aparatur terkait
masyarakat didaerah setempat tinggal
seperti polisi, jaksa, hakim, dan juga
responden. Namun 12 orang responden
pengacara.
atau 14.29 % juga tidak setuju bahwa
undang-undang ini adalah produk lex
mereka harus respon terhadap persoalan
spesialis dari segi sinerjitas antara
KDRT
lembaga, maka peran aktif LSM, RT,
dilingkungan
atau
daerah
harus
mereka, karena mereka menganggap ini
RW,
adalah hal yang sangat privat.
pemerintah
Beberapa
alasan
dikemukakan
setuju
melakukan
Kekerasan
mereka
(PKDRT).
pengamatan
dilingkungan
dengan argumentasi bahwa persoalan
Camat yang
lain
dilaksanakan
itu,
dan
karena
lembaga
juga
harus
diwujudkan. Secara teknis, UU No. 23/2004
mereka
Disamping
Lurah,
oleh responden bahwa mereka tidak bahwa
pula
tentang Dalam
Sebagian
Penghapusan Rumah
besar
Tangga responden
keluarga adalah persoalan privat dan
mengetahui tentang adanya UU PKDRT
mereka
mencampuri
yaitu sebesar 46 responden (54.76%),
persoalan tersebut, hal ini juga menjadi
walaupun secara rinci mereka tidak
dasar atas jawaban responden bahwa
mengetahui bahwa secara teknis, UU
mereka sudah cukup banyak persoalan
No. 23/ 2004 tentang Penghapusan
sehari-hari dan hampir tidak punya
Kekerasan
waktu untuk memperhatikan lingkungan
(PKDRT), terdiri dari 10 Bab dan 56
seperti tetangga mereka siapa atau siapa
Pasal. Tujuannya (Pasal 4), untuk
pembantu
memberikan
perlindungan,
mereka. Persoalan dan pekerjaan hidup
mencegah,
untuk
sehari –hari telah menyita waktu mereka
keharmonisan rumah tangga, dan untuk
sehingga tidak sempat untuk melakukan
menindak pelakunya. Lingkungan yang
pengamatan terhadap lingkungan, rata-
menjadi objek aturan undang-undang ini
rata responden yang menjawab tidak
(Pasal 2) adalah Suami, istri, anak.
setuju ini sebanyak 12 orang responden
Termasuk orang-orang yang mempunyai
atau 14.29 % adalah para pekerja atau
hubungan darah yang menetap dalam
tidak
rumah
ingin
tangga
tetangga
Dalam
Rumah
Tangga
untuk
memelihara
rumah tangga tersebut, maupun pekerja 137
Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 131 – 152
rumah tangga yang menetap. Dari
perempuan mencakup: kekerasan fisik,
responden yang mengetahui tentang UU
seksual
ini
jenis
responden terhadap tindakan KDRT
kekerasan yang dimaksud seperti yang
sebanyak 63.10% setuju bahwa mereka
termuat dalam pasal 5 UU ini yaitu
akan merespon setiap persoalan yang
kekerasan pisik,psikologis, seksual dan
berhubungan dengan tindakan KDRT
penelantaran.
dalam lingkungan mereka. 8 orang
mereka
juga
mengetahui
e. Tanggungjawab terhadap pencegahan dan PKDRT
psikologis,
tanggapan
responden (9.52%) merasa ragu mereka akan respon terhadap tindaka KDRT
Sebanyak 58.33% tidak setuju
yang terjadi dilingkungan mereka hal ini
bahwa persoalan KDRT dilingkungan
disebabkan karena mereka sibuk dengan
mereka adalah tanggung jawab individu
pekerjaan
dan bukan tanggung jawab bersama
waktu untuk memperhatikan lingkungan
warga,
mereka.
untuk
itu
mereka
akan
sehingga tidak mempunyai Alasan
lain
dikemukakan
berpartisipasi seperti pengaduan kepada
karena mereka takut mencampuri urusan
RT atau pemuka masyarakat setempat,
rumah tangga orang lain dan terlibat
melindungi korban dan lain sebagainya.
didalamnya karenanya mereka tidak
Partisipasi
terlalu respon dengan korban KDRT.
ini
menunjukkan
bahwa
masyarakat sangat bertanggungjawab terhadap pencegahan
tindakan KDRT
Hasil wawancara menunjukkan bahwa, perlindungan terhadap korban
dilingkungan mereka. Tanggung jawab
KDRT
lainnya tergambar dari hasil wawancara
tanggungjawab keluarga tetapi juga
yang dilakukan sebagai penunjang dari
masyarakat
kuesioner bahwa RT tempat
didalamnya, responden setuju bahwa
mendata
bukan dan
hanya
menjadi
semua
elemen
warga yang ada dan mereka juga
korban
mendata pembantu rumah tangga yang
perlindungan hukum dan perlindungan
bekerja dilingkungan mereka.
secara psikologis sehingga dampak yang
f. Responsif terhadap korban tindakan KDRT
KDRT
diderita
korban
perlu
mendapat
tidak
terlalu
berkepanjangan. Untuk itu menurut
Kekerasan terhadap perempuan
responden perlu kesadaran yang besar
adalah setiap perbuatan berdasarkan
bagi masyarakat bila terjadi tindakan
perbedaan
KDRT dilingkungan mereka seperti,
berbasis
jender
yang
berakibat atau mungkin mengakibatkan
pelaporan
kesengsaraan
penderitaan
masyarakat dan kepolisian bila terjadi
perempuan secara fisik, seksual atau
tindakan KDRT, perlindungan korban
psikologis, termasuk ancaman terjadinya
oleh
perbuatan tersebut, pemaksaan atau
perlindungan terhadap perempuan serta
perampasan
lembaga-lembaga lainnya yang kapabel.
atau
kebebasan
secara
kepada
masyarakat
RT,
dan
pemuka
lembaga
sewenang-wenang, baik yang terjadi di
Serta
ranah
pemberian sangsi yang setimpal kepada
pribadi/ 138
dan
publik privat.
maupun
dikehidupan
Kekerasan
terhadap
pelaku,
hal
yang
meskipun
terpenting pelaku
adalah memiliki
YULIANI – Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Upaya Penghapusan KDRT
hubungan
daerah
atau
perkawinan
ataupun tinggal bersama korban KDRT. g. Ketanggapan
terhadap
terjadinya
KDRT
mengalami KDRT beberapa diantaranya pernah melaporkan kasusnya kepada polisi
karena
kriminal
Bisa
sudah
ada
didalamnya,
tindakan namun
dikatakan
baik,
karena
kebanyakan dari responden mencabut
menjelaskan
bila
terjadi
kembali gugatannya dengan banyak
tindakan KDRT dilingkungan mereka
pertimbangan antara lain bahwa pelaku
biasanya mereka akan tahu karena
adalah ayah dari anak-anaknya, sehingga
informasi
hubungan psikologis lebih mereka jaga.
47.62%
yang
berkembang
dilingkungan mereka sangat cepat, hal
Hanya 3 orang responden yang
ini terjadi karena ikatan kekerabatan
tidak
diantara mereka dan lingkungan sangat
tindakan KDRT ke pihak kepolisian
erat
yang
karena hal tersebut adalah bersifat privat
berkembang biasanya responden dapat
dan mereka bersedia untuk melindungi
mengetahui dengan cepat. Hanya 3
pelaku karena masih menjaga keutuhan
orang responden atau 3.57 % yang tidak
rumah tangga mereka. Dari beberapa
merespon apa yang terjadi dilingkungan
kasus yang terjadi responden merasa
mereka.
diberikan
tidak perlu untuk melapor dan mendapat
responden sehubungan dengan aktivitas
perlindungan hukum pihak kepolisian.
mereka
Dari responden dapat diketahui biasanya
sehingga
informasi
Jawaban yang
ini
sibuk,
namun
pada
umumnya responden mengetahui bila terjadi tindakan KDRT dilingkungan mereka.
setuju
perlu
ada
pelaporan
bila terjadi tindakan KDRT korban akan memaafkan pelaku mengingat hubungan psikologis yang ada. Sehingga mereka
B. Aspek
Kepentingan
(Interest)
Masyarakat
tidak berani untuk melaporkan tindakan yang dilakukan pelaku. Hasil penelitian menunjukkan juga beberapa korban
a. Melaporkan kasus KDRT Responden dalam penelitian ini mengakui bahwa mereka setuju untuk melapor kepda pihak yang berwajib jika di jumpai dilingkungan mereka terjadi tindakan KDRT hal ini didasarkan pada keinginan untuk melindungi korban
KDRT yang telah melapor kepada pihak kepolisian mencabut laporan mereka kembali juga atas dasar hubungan psikologis yang terjadi dan beberapa pertimbangan jika hal ini diteruskan misalnya, masalah pengasuhan anak,
KDRT, dari tabel dibawah ini juga dapat
penopang hidup keluarga dan perasaan
diinterprestasikan
responden
malu diantara sanak famili. Mereka ini
menggangap bahwa kasus KDRT dan
adalah ibu rumah tangga yang memiliki
korbannya
kejahatan
barganing position nya (posisi tawar)
apalagi bila mengancam jiwa korban
yang rendah sehingga mereka lebih
maka
memikirkan
adalah
responden
bahwa tindak
setuju
untuk
melaporkan kejadian tersebut. Masuk
(anak-anak
kelangsungan dan
ekonomi
keluarga keluarga)
dalam kategori ini responden yang 139
Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 131 – 152
dibandingkan
dengan
melaporkan
oleh Universitas dilingkungan mereka.
pelaku KDRT. b. Penjelasan
mereka berupa sosialisasi UU PKDRT
tentang
PKDRT
Dari hasil penelitian diketahui
dari
sosialisasi UU No. 23 Tahun 2004
pemerintah setempat Dari pihak pemerintah sosialisasi
Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
dilakukan oleh Dinas Sosial dan darma
Rumah Tangga yang dilakukan oleh
wanita
universitas
didaerah
responden,
dan
Pekanbaru
berupa
responden menanggapi secara positif
penyuluhan dan penelitian, Penyuluhan
usaha pemerintah ini sebagai upaya
yang dilakukan biasanya bekerjasama
pengahapusan
dengan pemerintah setempat seperti
KDRT.
Tidak
ada
responden yang tidak mengetahui bahwa
pihak
pemerintah
menanggapi
telah
melakukan
upaya
kecamatan. secara
Responden positif
kepedulian
tentang Penghapusan Kekerasan dalam
responden menjawab bahwa kegiatan
Rumah tangga. Sosialisasi lainnya selain
sosialisasi ini sangat bermanfaat selain
pemerintah kota Pekanbaru responden
pengetahuan
mengetahuinya melalui media massa.
antara pihak akademis dan masyarakat
Dampak kemajuan teknologi menuntut
menjadi lebih berkesinambungan.
tentang isu
dan kebijakan pemerintah
memberikan
tahun
2004
Kekerasan
34
melalui
responden
besar
responden
(58.33%) mengetahui adanya UU No. 23
penjelasan tentang PKDRT. Sebanyak orang
komunikasi
melalui pembicaraan sehari-hari Sebagian
c. Sosialisasi PKDRT oleh LSM pernah
hubungan
beberapa
e. Sumber informasi tentang KDRT
yang sedang berkembang saat ini. LSM
universitas,
tindakan
sosialisasi UU No. 23 tahun 2004
masyarakat untuk lebih banyak tahu
(40.48%)
tentang
dalam
Penghapusan
Rumah
perbincangan
Tangga
sehari-hari.
menanggapi bahwa LSM PUSDATIN
Perbincangan
PUANRI (Pusat Data dan Informasi
dilakukan
Perempuan Riau) pernah memberikan
mengetahui sosialisasi UU ini melalui
penjelasan dan sosialisasi UU
pemerintah,
yang
sehari-hari responden LSM
dan
ini yang
juga telah
universitas.
berhubungan dengan PKDRT. Sebanyak
Mereka mendiskusikan dan saling tukar
29.76% responden masih ragu apakah
informasi
penjelasan yang mereka terima tersebut
mereka untuk hal ini menjadi lebih
berasal dari LSM atau Universitas.
berkembang.
d. Sosialisasi UU No 23/2004 tentang PKDRT oleh Universitas setempat Sosialisasi tentang
140
di
PKDRT
UU
No.
oleh
23/2004 universitas
sehingga
pengetahuan
f. Sumber informasi tentang KDRT melalui Media massa Semakin
mudahnya
akses
terhadap informasi semakin mudah pula
setempat diakui oleh responden pernah
responden
mereka
60.71%
Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa
responden menjawab mereka pernah
sebagian besar responden mengetahui
menghadiri
melalui media massa tentang tindakan
terima
sebanyak
pertemuan
dilingkungan
mendapatkan
informasi.
YULIANI – Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Upaya Penghapusan KDRT
yang
berhubungan
dengan
KDRT.
mengetahui akibat yang akan mereka
Mereka juga memiliki pengetahuan yang
alami jika mereka melakukan tindakan
cukup tentang PKDRT.
KDRT. Tidak ada responden yang tidak
Kebanyakan
responden
mengetahui
mengetahui informasi tentang KDRT
mengetahui
melalui media massa dan melalui sarana
mengimplementasikan UU ini.
informasi
yang
lain
seperti
bahwa
mereka
pemerintah
tidak telah
yang
dijelaskan pada tabel sebelumnya seperti dari pemerintah kota Pekanbaru ,dari LSM dan dari Universitas yang ada
C. Aspek Adat istiadat a. Tindakan KDRT perlu di laporkan tanpa melihat siapa pelakunya
dikota Pekanbaru.
Salah satu perwujudan partisipasi
g. Memahami UU No 23/2004 tentang PKDRT
mereka adalah bersedia melaporkan tindakan KDRT dilingkungan mereka
Secara
responden
jika mereka mengetahui adanya tindakan
mengakui bahwa mereka memahami
KDRT. Tidak ada responden yang tidak
tentang
tentang
setuju apabila dilingkungan mereka
misalnya
terdapat tindakan KDRT yang tidak mau
PKDRT.
UU
umum No.
23/2004
Pengetahuan
ini
berhubungan dengan apa yang dimaksud
melaporkan
dengan kekerasan dalam rumah tangga
kepolisian.
atau perspektif tentang jender. Tanggapan jukkan
bahwa
responden rata-rata
hal
ini
kepada
Responden menunresponden
pihak
sesungguhnya
menginginkan adanya perlakuan yang adil
terhadap
korban
KDRT
dan
mengetahui dan memahami UU No. 23
terutama terhadap pelaku KDRT tanpa
tahun 2004 tetntang PKDRT sebanyak
memandang siapa yang melakukannya
48 orang atau 57.14 %. Pemahaman
dan hubungan psikologis yang ada.
mereka (responden) antara lain tentang
Namun pada pertanyaan yang lain ada
apa yang dimaksud KDRT dan beberapa
indikasi bahwa bila hal tersebut terjadi
hal yang berhubungan dengan KDRT.
biasanya responden mencoba untuk
h. Mengetahui bahwa UU No 23/2004 tentang PKDRT telah dilaksanakan pemerintah Pertanyaan
memaafkan pelaku KDRT. b. Adat-istiadat responden melindungi hak-hak perempuan
ini
diajukan pada
Perlindungan
hak
terhadap
tatanan pengetahuan responden terhadap
perempuan dalam budaya responden
implementasi kebijakan yang dibuat
merupakan hal yang sangat penting,
oleh pemerintah sehubungan dengan
meskipun
PKDRT. Pada umumnya (lebih dari
istiadat
50%) responden mengetahui pemerintah
melindungi
telah melaksanakan UU No. 23 Tahun
Beberapa budaya yang berkembang dan
2004 tentang PKDRT beserta sanksi
dianggap oleh responden sebagai hal
hukum yang menyertainya. Dari hal
yang tidak melindungi hak perempuan
tersebut sesungguhnya responden telah
misalnya masalah poligami, pengasuhan
pada itu
kenyataannya
adat
belum
sepenuhnya
hak-hak
perempuan.
141
Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 131 – 152
anak, pekerjaan domestik dalam rumah
responden menganggap pemukulan yang
tangga dan lain sebagainya.
dilakukan oleh suami adalah dianggap
c. Istri harus membantu secara ekonomi dalam rumah tangga Terkait perempuan
tindakan
penelitian
dengan di
sebagai
keterlibatan
bidang
berikut:
wajar,
diperoleh Sebagian
dari
hasil besar
hasil
sebagai responden
ekonomi,
menjawab bahwa pemukulan terhadap
menunjukkan bahwa sebagai perempuan
istri adalah tindakan yang wajar bila
dalam rumah tangga mereka merasa
pemukulan yang dimaksudkan disini
perlu
perekonomian
adalah pemukulan yang bertujuan untuk
keluarga. Tetapi responden menggangap
memberi pelajaran dan tidak bersifat
bahwa ini bukan suatu keharusan,
menyakiti secara fisik apalagi psikis.
mereka yang memutuskan untuk bekerja
Dan ada sebagian kecil yang menjawab
diluar rumah alasan ini antara lain
bahwa pemukulan dianggap tidak wajar
karena keinginan untuk berkarya atau
bila pemukulan itu bertujuan untuk
sebagai upaya aktualisasi diri. Sebagian
menyakiti anggota keluarga termasuk
besar responden menganggap bahwa
didalamnya istri.
membantu
keputusan
bekerja
(bagi
yang
f. Dominasi Suami
perempuan) mereka ambil adalah untuk pemenuhan
ekonomi
disini adalah dominasi suami dalam
untuk
segala hal baik dalam pengambilan
mengaktualisasikan diri serta menambah
keputusan maupun dalam hal penentuan
pergaulan dan pengalaman hidup.
tindakan. Sebagian besar responden
keluarga
kebutuhan
Dominasi suami yang dimaksud
selain
alasan
d. Kesiapan istri melayani kebutuhan
menjawab bahwa dominasi suami dalam
seksual suami dalam kondisi apapun
rumah tangga mereka adalah besar.
Terkait dengan tugas istri dalam
bahwa
suami
mereka
melayani kebutuhan seksual, responden
mendominasi
bersedia melayani kebutuhan seksual
keputusan dan hal-hal penting dalam
suami dalam kondisi apapun. Namun
rumah tangga atas dasar pengetahuan
ada juga yang keberatan atau ragu untuk
dan pengawasan suami.
dapat melayani seksual suami dalam kondisi apapun. Mereka beranggapan
dalam
pengambilan
g. Keberhasilan suami adalah cerminan keberhasilan istri
bahawa suami harus memahami kondisi
Item tentang keberhasilan istri
fisik dan psikis istri. Apabila suami
mendapat tanggapan yang luar biasa dari
memaksakan
diluar
responden, Sebanyak 75.00% responden
kemampuan istri maka responden sudah
menjawab bahwa mereka setuju bahwa
mengkategorikan
sesungguhnya
kehendak sebagai
tindakan
KDRT. e. Pemukulan
dibalik
keberhasilan
suami adalah karena adanya peran besar terhadap
istri
adalah
tindakan yang wajar Pertanyaan
berikutnya
istri.
Untuk
menjawab yang
diajukan oleh peneliti adalah apakah 142
Yaitu
bahwa
itu
(dari
perlu
responden hasil
adanya
juga
wawancara) keseimbangan
peran antara suami dan istri.
YULIANI – Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Upaya Penghapusan KDRT
h. Pekerjaan
rumah
tangga
adalah
pekerjaan istri (perempuan)
istri dapat saja dikatakan maju tanpa harus meninggalkan peran domestiknya
Kebanyakan responden (61.90%)
dalam rumah tangga. Responden dalam
masih menganggap bahwa pekerjaan
kelompok ini juga menjelaskan bahwa
rumah
jika seorang istri mampu mendidik anak-
tangga
perempuan,
adalah
menurut
pekerjaan
responden
hal
anaknya
dengan
baik
maka
dapat
tersebut sesuai dengan budaya yang
dikatakan juga istri tersebut adalah istri
responden miliki bahwa orang tua
yang maju.
mereka mengajarkan pekerjaan yang
b. Perempuan
berhak
bersifat domestik adalah domain atau
pendidikan yang tinggi
ruang lingkup pekerjaan perempuan,
Pendidikan
responden
menganggap
risih
mendapatkan
merupakan
hal
bila
penting dalam membina rumah tangga
anggota laki-laki dalam rumah tangga
dengan bekal pendidikan yang layak dan
mereka
pekerjaan
pengetahuan yang luas menjadi salah
perempuan. Namun ada juga yang
satu indikator keberhasilan keluarga.
mengatakan
Berikut ini tanggapan responden tentang
melakukan
pekerjaan
bahwa domestik
sesungguhnya atau
pekerjaan
hak perempuan untuk mendapatkan
rumah tangga adalah pekerjaan yang
pendidikan yang tinggi. Hak pendidikan
dapat dilakukan oleh anggota rumah
yang tinggi ini bukan hanya untuk istri
tangga lainnya tanpa terkecuali, dan
tetapi seluruh anggota keluarga yang
tanpa
perempuan.
membedakan
Responden
yang
jenis
kelamin.
termasuk
dalam
Berdasarkan hasil penelitian, pada
kelompok ini sudah melakukan banyak
umumnya responden menjawab bahwa
pekerjaan dalam rumah tangga mereka
mereka
yang dibantu oleh anggota keluarga
memperoleh pendidikan yang tinggi
yang lain tanpa berdasarkan pada jenis
juga menjadi hak kaum perempuan.
kelamin anggota keluarga.
Dalam penelitian ini tidak ada responden
mendapatkan
hak
untuk
yang sangat tidak setuju bahwa hak D. Pemahaman Peranan Perempuan (istri) a. Istri yang maju adalah istri yang bekerja diluar rumah Dalam hal ini peneliti ingin
mendapatkan pendidikan yang tinggi juga merupakan hak perempuan. Dan terkait
dengan
keberhasilan
tangga
ditentukan
oleh
rumah
peran
istri
mengetahui bagaimanakah pemahaman
responden
responden tentang perspektif istri yang
keberhasilan
maju, ternyata dari hasil penelitian
sesungguhnya merupakan peran besar
menunjukkan
responden
dari seorang istri. Mengenai istri punya
sebahagian besar menjawab tidak benar
hak dalam menentukan sikap, sebagian
atau tidak setuju (53 orang responden
besar responden berpendapat bahwa
atau 63.10 %) bahwa istri yang bekerja
mereka dapat menentukan sikap setelah
diluar rumah adalah istri yang maju,
mereka berdiskusi dalam rumah tangga,
menurut responden dalam kelompok ini
meskipun responden mengakui bahwa
bahwa
berpendapat rumah
bahwa tangga
143
Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 131 – 152
sikap yang mereka lakukan sebagian
perempuan
besar juga didominasi oleh suami.
perempuan yang berhasil didalamnya.
dan
apresiasi
bagi
c. Mendidik anak-anak adalah tanggung jawab bersama
Variabel Penghapusan Kekerasan Dalam
Terkait dengan tanggung jawab mendidik
anak,
responden
pada
umumnya
berpendapat
bahwa
pendidikan anak adalah tanggung jawab
A. Aspek Ketidakseimbangan Jender a. Merasa direndahkan oleh pasangan Jender
mengacu
pada
bersama antara suami istri dan anggota
pemahaman, keyakinan, harapan, nilai
keluarga lainnya, namun tetap berada
dan norma masyarakat tentang peran,
pada kapasitas masing-masing, misalnya
perilaku,
peran ayah lebih kepada pemenuhan
perempuan
biaya sekolah dan peran ibu lebih
kebanyakan kasus, perempuan menjadi
kepada pembentukan akhlak anak atau
sasaran kekerasan pada saat mereka
budi pekerti anak, dan kebanyakan
memenuhi
responden berpendapat bahwa pekerjaan
dengan
domestik sepenuhnya adalah pekerjaan
penelitian menunjukkan bahwa sebagian
perempuan.
besar (66.67%) responden menjawab
d. Penghargaan pemerintah terhadap perempuan Yaitu tentang perempuan (istri)
bahwa
watak dan
peran
harapan
mereka
dan
posisi
sosial
laki-laki.
Pada
jendernya
sesuai
masyarakat.
Hasil
pernah
mengalami
kekerasan
berupa
perasaan
dilecehkan
atau
direndahkan
merasa oleh
yang berhasil dalam karir dan rumah
pasangannya (dalam hal ini suami).
tangga perlu mendapat penghargaan dari
Misalnya dengan cacian atau makian
pemerintah.
atau kata-kata yang kasar.
sangat
Nampaknya
menghargai
responden
jerih
payah
perempuan dalam rumah tangga. Ini terbukti dari jawaban responden bahwa
b. Pemaksaan
terhadap
pemenuhan
kebutuhan seksual pasangan Beberapa
orang
responden
mereka setuju yaitu sebanyak 66 orang
(50.00%) mengakui bahawa mereka
atau 78.57 % agar perempuan dalam hal
pernah melakukan hubungan seksual
ini istri yang berhasil dalam karir dan
dengan pasangan secara terpaksa dan
rumah
tangga
bukan atas dasar keinginan mereka. Hal
reward
atau
perlu
mendapatkan dari
ini dilakukan karena mereka merasa
pemerintah. Hal ini menurut responden
sebagai istri mereka harus memenuhi
menunjukkan adanya apresiasi yang
kebutuhan suami. Meskipun secara fisik
tinggi terhadap peran perempuan.
mereka sangat lelah setelah bekerja
Penghargaan
penghargaan
yang
responden
diluar rumah maupun setelah bekerja
harapkan dalam kelompok ini adalah
secara domestik (melakukan pekerjaan
penghargaan dalam bentuk materil dan
rumah tangga).
immateril. Responden pada kelompok ini berpendapat bahwa sudah selayaknya pemerintah memperhatikan fungsi ganda 144
Rumah Tangga
YULIANI – Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Upaya Penghapusan KDRT
c. Kekerasan Fisik (pemukulan) dan Kekerasan berupa Ancaman
ciri-ciri yang dianggap positif pada perempuan
(feminitas)
yang
Setiap responden dalam penelitian
menekankan pada perempuan untuk
ini pernah melakukan atau mengalami
bersikap pasrah selalu mendahulukan
kekerasan, bahkan mereka tidak hanya
kepentingan orang lain, ketergantungan
mengalami satu jenis kekerasan. Bentuk-
kepada
bentuk kekerasan fisik yang dialami oleh
untuk mengutamakan peran sebagai
responden dalam penelitian ini antara
pendamping suami dan pengasuh anak-
lain dipukul.
anaknya.
Dari diketahui
laki-laki
serta
menuntutnya
hasil
penelitian
dapat
Hal ini senada dengan jawaban
bahwa
sebagian
besar
responden bahwa mereka tidak akan
responden pernah mengalami kekerasan
melaporkan
fisik berupa pemukulan oleh suami dan
seperti suami atau orang tua melakukan
anggota keluarga mereka. Di samping
tindakan
itu sebagian besar responden (70.24%)
responden menjawab hal tersebut dan
juga
yang cukup mengejutkan dari hasil
pernah
berupa
mengalami
ancaman,
kekerasan
ancaman
tersebut
jika
anggota
KDRT.
penelitian
keluarga
Sebanyak
bahwa
tidak
66.67%
satu
pun
antara lain suami atau anggota keluarga
responden akan mendiamkan jika ada
yang
tindakan kekerasan dalam rumah tangga
melakukan
KDRT
akan
membandingkan atau mengkonversikan
mereka
dengan hal yang lain. Ancaman ini
psikologis mereka bersedia memaafkan
biasanya dilakukan oleh suami atau laki-
pelaku KDRT. Tetapi jika mengalami
laki dalam rumah tangga hal ini
KDRT mereka akan berfikir bila harus
menunjukkan
melaporkan
keluarga
melakukan
tindakan
sikap
dominan
lelaki
dalam rumah tangga. d. Sikap
mendiamkan
jika
terjadi
tindakan KDRT Persoalan yang mendasar dalam
dan
atas
pertimbangan
mereka
yang
KDRT,
ini
dipertimbangkan
berdasarkan
psikologis,
moralitas
dan
ekonomi
korban
ketergantungan
ikatan
tindakan KDRT adalah bersumber pada
terhadap pelaku. Karenanya responden
ketimpangan antara perempuan dan laki-
dalam kelompok ini (sebanyak 60.71%)
laki yang diperkuat oleh nilai-nilai
tidak bersedia melaporkan kasus KDRT
patriarkhi yang dianut secara luas.
yang menimpa mereka dan mereka
Pemahaman yang ada tentang ciri-ciri
memilih
yang dianggap baik pada laki-laki
memaafkan pelaku.
(maskulinitas) yang menggunakan sifatsifat berani dan tegas dalam bertindak
untuk
e. Pemukulan
berdamai
hingga
dan
mengalami
perawatan medis
menempatkan laki-laki dalam posisi
Pada item ini peneliti menanyakan
lebih tinggi dari perempuan, merupakan
apakah responden pernah mengalami
hal yang ikut melanggengkan kekerasan
tindakan kekerasan berupa pemukulan
terhadap perempuan. Kenyataan ini
hingga mengalami perawatan medis,
dilengkapi dengan pemahaman tentang
ternyata
mereka
pernah
mengalami 145
Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 131 – 152
pemukulan
yaitu
sebanyak
46.43%
f. Upaya
keharmonisan keluarga
responden. Pemukulan yang mendapat perawatan
medis
memar,
antara
lebam
luka
Responden menyadari bahwa UU
diakibatkan
PKDRT juga bertujuan sebagai upaya memelihara keutuhan dan keharmonisan
lain
yang
pemukulan secara fisik. Pada umumnya
rumah tangga. Hal ini didukung oleh sebagian besar responden (71.43%) yang
semua responden pernah mengalami pemukulan
atau
pernah
melakukan
setuju, bahkan 20% mengatakan bahwa mereka sangat setuju.
tindakan KDRT. Mulai dari pemukulan yang ringan hingga yang berat. Untuk itu mereka berpendapat bahwa perlu adanya perlindungan terhadap anggota
g. Peranan Polisi Perempuan Polisi perempuan
menyadari bahwa ada perlindungan hak
korban KDRT, responden mewakili masyarakat dalam penelitian ini
dalam rumah tangga. Setiap individu dalam rumah tangga memiliki hak untuk hidup
dengan
tenang
menyadari betul fungsi dari adanya polisi perempuan ini. Sebagian besar
dan
harmonis. Hal ini bertujuan mencegah
responden atau 59.52 % menjawab bahwa mereka membutuhkan
segala bentuk kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga. Salah satu tujuan dari
UU
PKDRT
mencegah
segala
adalah
untuk
kekerasan
dalam
keberadaan polisi perempuan hal ini wajar jika dilihat dari ikatan psikologis sesama perempuan dimana responden dalam kelompok ini menganggap bahwa
rumah tangga, sebagian besar responden atau 54.76 % memahami akan hal ini. Dan
tidak
ada
responden
yang paling mengerti keadaan perempuan adalah perempuan juga.
yang
menjawab bahwa UU PKDRT tidak bertujuan
untuk
mencegah
Dalam hal tanggapan responden tentang bagaimana kalau pelaku KDRT adalah
segala
kekerasan dan bahwa UU PKDRT juga berguna
untuk
melindungi
korban
suami. Meskipun respondennya banyak yang berjenis kelamin laki-laki, sebagian
dalam
besar responden (75%) menyatakan setuju bahwa kekerasan yang dilakukan
KDRT. Semua
responden
penelitian ini menganggap perlu ada
dalam rumah tangga sebagian besarnya dilakukan oleh suami.
tindakan terhadap pelaku yang artinya juga
tidak
menjawab
ada
responden
yang
bahwa
pelaku
perlu
Hasil Pengujian Hipotesis
dilindungi atau perlu ada tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini diuji
terhadap pelaku, mulai dari lingkungan
menggunakan statistik nonparametrik, yaitu
keluarga hingga pelaporan terhadap
menggunakan uji korelasi “rank Spearman”.
pihak kepolisian.
Data
diolah
dengan
bantuan
menggunakan program SPSS 10.0.
146
adalah
bagian dari unsur kepolisian yang salah satu tugasnya adalah mendampingi
keluarga. Sebagian besar responden
dapat
Memelihara keutuhan dan
komputer
YULIANI – Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Upaya Penghapusan KDRT
Pengaruh Variabel Partisipasi Masyarakat (X)
Terhadap
Upaya
Tabel 3. Pengujian Hubungan antara Variabel X dengan Variabel Y
Penghapusan
maka untuk menguji pengaruh “Partisipasi
Koef. korelasi antara X dan Y Taraf kekeliruan t-hitung Jumlah sampel T–tabel
Masyarakat” terhadap “Upaya Penghapusan
Aturan keputusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga” dikota
Keputusan Koefisien Determinasi
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Y) Karena keterbatasan skala pengukuran dari variabel penelitian, yaitu berskala ordinal,
Pekanbaru digunakan korelasi rank Spearman Untuk pengaruh
menguji
partisipasi
apakah
terdapat
masyarakat
terhadap
upaya penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, maka dilakukan pengujian terhadap nilai koefisien korelasinya dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : ρXY = 0
terdapat
partisipasi
Pengaruh masyarakat
terhadap upaya penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di kota Pekanbaru.
50.24%
Hasil pengujian memutuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima (t-hitung > t-tabel), dengan demikian hasil ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat berpengaruh signifikan terhadap upaya penghapusan kekerasan dalam
Masyarakat
pada hasil ini maka apa yang dihipotesiskan sebelumnya
terhadap
bahwa
partisipasi
terdapat
masyarakat
pengaruh
terhadap
upaya
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di kota
Terdapat Pengaruh Partisipasi
Pekanbaru
dapat
dibuktikan
kebenarannya. Berdasarkan kriteria Guilford,
upaya
maka korelasi Partisipasi masyarakat dengan
penghapusan kekerasan dalam
upaya penghapusan kekerasan dalam rumah
rumah
tangga masuk dalam kategori korelasi yang
tangga
di
kota
Pekanbaru . Untuk
0,05 atau 5% 9,0990 84 1,9893 Tolak Ho jika t-hitung > t-tabel H0 ditolak
rumah tangga di kota Pekanbaru .. Merujuk
Tidak
Ha : ρXY ≠ 0
0,7088
menguji
kuat (tinggi). diatas,
Karena hasil pengujian menyimpulkan
sebelumnya telah dihitung koefisien korelasi
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
rank Spearman antara Partisipasi Masyarakat
partisipasi
dengan upaya penghapusan kekerasan dalam
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di
rumah tangga di kota Pekanbaru (lampiran 3).
kota Pekanbaru, maka selanjutnya dicari
Setelah nilai koefisien korelasi diperoleh,
seberapa besar pengaruh partisipasi masyarakat
selanjutnya
sebagai
terhadap kinerja upaya penghapusan kekerasan
statistik uji-t yang akan dibandingkan dengan
dalam rumah tangga di kota Pekanbaru melalui
nilai t-tabel pada tingkat kepercayaan 95%
koefisien determinasi. Dari hasil perhitungan
untuk pengujian dua arah. Hasil pengujian
diperoleh
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
50.24%, dengan demikian 50.24% upaya
dicari
nilai
hipotesis
t-hitung
masyarakat
koefisien
terhadap
determinasi
upaya
sebesar
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di kota Pekanbaru dapat dijelaskan (dipengaruhi) oleh
partisipasi
masyarakat
dan
49.76%
147
Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 131 – 152
sisanya dipengaruhi faktor-faktor lain diluar variabel partisipasi masyarakat. Pengaruh
Sub-Variabel
Masyarakat
(X1)
Keputusan Koefisien Determinasi
Kebutuhan
27.08%
Hasil pengujian memutuskan bahwa
Upaya
Ho ditolak dan Ha diterima (t-hitung > t-tabel),
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
dengan demikian hasil ini menunjukkan bahwa
Tangga (Y)
kebutuhan masyarakat berpengaruh signifikan
Untuk
Terhadap
H0 ditolak
apakah
terdapat
terhadap upaya penghapusan kekerasan dalam
masyarakat
terhadap
rumah tangga di kota Pekanbaru . Merujuk
upaya penghapusan kekerasan dalam rumah
pada hasil ini maka apa yang dihipotesiskan
tangga di kota Pekanbaru, maka dilakukan
sebelumnya
pengujian terhadap nilai koefisien korelasinya
kebutuhan
dengan hipotesis sebagai berikut:
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di
pengaruh
menguji
kebutuhan
Ho : ρX1Y= 0
Tidak
terdapat
kebutuhan
pengaruh
Pekanbaru
terhadap dapat
upaya
dibuktikan
kebenarannya. Berdasarkan kriteria Guilford, maka korelasi kebutuhan masyarakat dengan
terhadap
tangga
di
kota
Pekanbaru . Untuk
menguji
hipotesis
diatas,
sebelumnya telah dihitung koefisien korelasi rank Spearman antara kebutuhan masyarakat dengan upaya penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di kota Pekanbaru (lampiran 3). Setelah nilai koefisien korelasi diperoleh, dicari
nilai
t-hitung
sebagai
statistik uji-t yang akan dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tingkat kepercayaan 95% untuk pengujian dua arah. Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Pengujian Hubungan Antara Variabel X1 dengan Variabel Y Koef. korelasi antara X1 dan Y Taraf kekeliruan t-hitung Jumlah sampel T–tabel Aturan keputusan
kategori korelasi yang cukup kuat (sedang).
upaya
penghapusan kekerasan dalam rumah
upaya penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di kota Pekanbaru masuk dalam
Terdapat pengaruh kebutuhan masyarakat
148
masyarakat
pengaruh
terhadap upaya penghapusan di kota Pekanbaru .
selanjutnya
terdapat
masyarakat
kekerasan dalam rumah tangga Ha : ρX1Y ≠ 0
kota
bahwa
0,5204 0,05 atau 5% 5,5189 84 1,9893 Tolak Ho jika t-hitung > t-tabel
Karena hasil pengujian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari kebutuhan
masyarakat
terhadap
upaya
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di kota Pekanbaru, maka selanjutnya dicari seberapa
besar
masyarakat
pengaruh
terhadap
kebutuhan
upaya
penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga di kota Pekanbaru melalui koefisien determinasi. Dari hasil
perhitungan
diperoleh
koefisien
determinasi sebesar 27.08%, dengan demikian 27.08% upaya penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di kota Pekanbaru dapat dijelaskan
(dipengaruhi)
oleh
kebutuhan
Masyarakat. Pengaruh
Sub-Variabel
Kepentingan
(Interest) Masyarakat (X2) Terhadap Upaya Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Y) Untuk
menguji
apakah
terdapat
pengaruh kepentingan (interest) Masyarakat terhadap upaya penghapusan kekerasan dalam
YULIANI – Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Upaya Penghapusan KDRT
rumah tangga di kota pekanbaru, maka
kekerasan dalam rumah tangga di kota
dilakukan pengujian terhadap nilai koefisien
pekanbaru. Merujuk pada hasil ini maka apa
korelasinya dengan hipotesis sebagai berikut:
yang
Ho : ρX2Y= 0
pengaruh
terdapat
(interest).
masyarakat
Tidak
terdapat
kepentingan Masyarakat
terhadap
upaya
pengaruh
sebelumnya kepentingan
terhadap
upaya
bahwa (interest)
penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga di kota
penghapusan kekerasan dalam
pekanbaru dapat dibuktikan
rumah
Berdasarkan kriteria Guilford, maka korelasi
tangga
di
kota
Pekanbaru Ha : ρX2Y ≠ 0
dihipotesiskan
Terdapat
kepentingan pengaruh
kebenarannya.
(interest) masyarakat
dengan
kepen-
upaya penghapusan kekerasan dalam rumah
tingan (interest) masyarakat
tangga di kota pekanbaru masuk dalam
terhadap upaya penghapusan
kategori korelasi yang cukup kuat (sedang). Karena hasil pengujian menyimpulkan
kekerasan dalam rumah tangga
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
di kota Pekanbaru diatas,
kepentingan (interest) masyarakat terhadap
sebelumnya telah dihitung koefisien korelasi
upaya penghapusan kekerasan dalam rumah
rank Spearman antara kepentingan (interest)
tangga di kota pekanbaru, maka selanjutnya
masyarakat
dicari seberapa besar pengaruh
Untuk
menguji
dengan
hipotesis
upaya
penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga di kota
(interest)
pekanbaru (lampiran 3). Setelah nilai koefisien
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di
korelasi diperoleh, selanjutnya dicari nilai t-
kota pekanbaru melalui koefisien determinasi.
hitung sebagai statistik uji-t yang akan
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien
dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tingkat
determinasi sebesar 39.98%, dengan demikian
kepercayaan 95% untuk pengujian dua arah.
39.98% upaya penghapusan kekerasan dalam
Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat
rumah tangga di kota Pekanbaru dapat
pada tabel berikut.
dijelaskan (dipengaruhi) oleh kepentingan
Tabel 5. Pengujian Hubungan Antara
(interest) masyarakat.
Variabel X2 dengan Variabel Y Koef. korelasi antara X2 dan Y Taraf kekeliruan t-hitung Jumlah sampel T–tabel Aturan keputusan Keputusan Koefisien Determinasi
masyarakat
kepentingan
terhadap
upaya
Pengaruh Sub-Variabel Adat Istiadat (X3) Terhadap Upaya Penghapusan Kekerasan
0,6323 0,05 atau 5% 7,3901 84 1,9893 Tolak Ho jika t-hitung > t-tabel H0 ditolak 39.98%
Dalam Rumah Tangga (Y) Untuk pengaruh
menguji
adat
apakah
istiadat
terdapat
terhadap
upaya
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, maka dilakukan pengujian terhadap nilai koefisien korelasinya dengan hipotesis sebagai berikut:
Hasil pengujian memutuskan bahwa
Ho : ρX3Y= 0
Tidak terdapat pengaruh adat
Ho ditolak dan Ha diterima (t-hitung > t-tabel),
istiadat
dengan demikian hasil ini menunjukkan bahwa
penghapusan kekerasan dalam
kepentingan (interest) masyarakat berpengaruh
rumah
signifikan
Pekanbaru
terhadap
upaya
penghapusan
terhadap tangga
upaya di
kota 149
Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 131 – 152
Ha : ρX3Y ≠ 0
Terdapat
pengaruh
adat
Karena hasil pengujian menyimpulkan
upaya
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
penghapusan kekerasan dalam
adat istiadat terhadap upaya penghapusan
rumah
kekerasan dalam rumah tangga di kota
istiadat
terhadap tangga
di
kota
pekanbaru maka selanjutnya dicari seberapa
Pekanbaru. Untuk
menguji
hipotesis
diatas,
besar pengaruh adat istiadat terhadap upaya
sebelumnya telah dihitung koefisien korelasi
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di
rank Spearman antara adat istiadat dengan
kota pekanbaru melalui koefisien determinasi.
upaya penghapusan kekerasan dalam rumah
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien
tangga di kota pekanbaru (lampiran 3). Setelah
determinasi sebesar 35.37%, dengan demikian
nilai koefisien korelasi diperoleh, selanjutnya
35.37% upaya penghapusan kekerasan dalam
dicari nilai t-hitung sebagai statistik uji-t yang
rumah tangga di kota pekanbaru dapat
akan dibandingkan dengan nilai t-tabel pada
dijelaskan (dipengaruhi) oleh adat istiadat.
tingkat kepercayaan 95% untuk pengujian dua
Pengaruh
arah. Hasil pengujian selengkapnya dapat
Peranan Perempuan (X4) Terhadap Upaya
dilihat pada tabel berikut.
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tabel 6. Pengujian hubungan antara
Tangga Di Kota Pekanbaru (Y)
variabel X3 dengan variabel Y Koef. korelasi antara X3 dan Y Taraf kekeliruan t-hitung Jumlah sampel T–tabel Aturan keputusan Keputusan Koefisien Determinasi
Untuk
Sub-Variabel
menguji
Pemahaman
apakah
terdapat
0,5947
pengaruh pemahaman peranan perempuan
0,05 atau 5% 6,6989 84 1,9893 Tolak Ho jika t-hitung > t-tabel H0 ditolak
terhadap upaya penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di kota Pekanbaru, maka dilakukan pengujian terhadap nilai koefisien korelasinya dengan hipotesis sebagai berikut: Ho : ρX4Y= 0
terdapat
pengaruh
pemahaman
35.37%
perempuan
Hasil pengujian memutuskan bahwa
peranan terhadap
upaya
penghapusan kekerasan dalam
Ho ditolak dan Ha diterima (t-hitung > t-tabel),
rumah
dengan demikian hasil ini menunjukkan bahwa adat istiadat berpengaruh signifikan terhadap
Tidak
tangga
di
kota
Pekanbaru . Ha : ρX4Y ≠ 0
Terdapat
pengaruh
pema-
upaya penghapusan kekerasan dalam rumah
haman
tangga di kota Pekanbaru. Merujuk pada hasil
terhadap upaya penghapusan
ini maka apa yang dihipotesiskan sebelumnya
kekerasan dalam rumah tangga
bahwa terdapat pengaruh adat istiadat terhadap
di kota Pekanbaru .
upaya penghapusan kekerasan dalam rumah
Untuk
peranan
menguji
perempuan
hipotesis
diatas,
tangga di kota pekanbaru dapat dibuktikan
sebelumnya telah dihitung koefisien korelasi
kebenarannya. Berdasarkan kriteria Guilford,
rank Spearman antara pemahaman peranan
maka korelasi adat istiadat dengan upaya
perempuan
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di
kekerasan dalam rumah tangga di kota
kota pekanbaru masuk dalam kategori korelasi
pekanbaru (lampiran 3). Setelah nilai koefisien
yang cukup kuat (sedang).
korelasi diperoleh, selanjutnya dicari nilai t-
150
dengan
upaya
penghapusan
YULIANI – Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Upaya Penghapusan KDRT
hitung sebagai statistik uji-t yang akan
Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien
dibandingkan dengan nilai t-tabel pada tingkat
determinasi sebesar 34.85%, dengan demikian
kepercayaan 95% untuk pengujian dua arah.
34.85% upaya penghapusan kekerasan dalam
Hasil pengujian selengkapnya dapat dilihat
rumah tangga di kota pekanbaru dapat
pada tabel berikut:
dijelaskan (dipengaruhi) oleh pemahaman
Tabel 7.
Pengujian
Hubungan
Antara
peranan perempuan.
Variabel X4 dengan Variabel Y Koef. korelasi antara X4 dan Y Taraf kekeliruan t-hitung Jumlah sampel T–tabel Aturan keputusan Keputusan Koefisien Determinasi
KESIMPULAN DAN SARAN
0,5903 0,05 atau 5% 6,6230 84 1,9893 Tolak Ho jika t-hitung > t-tabel H0 ditolak
Ho ditolak dan Ha diterima (t-hitung > t-tabel), dengan demikian hasil ini menunjukkan bahwa pemahanan peranan perempuan berpengaruh terhadap
yang telah dikemukakan maka adanya partisipasi
masyarakat
yang
upaya
tepat
penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga dapat diimplementasikan 2. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat mempunyai tingkat pengaruh yang cukup.
penghapusan
3. Hasil penelitian memberi petunjuk bahwa
kekerasan dalam rumah tangga di kota
partisipasi masyarakat memberi pengaruh
pekanbaru. Merujuk pada hasil ini maka apa
yang
yang
penghapusan
dihipotesiskan
terdapat
pengaruh
upaya
1. Berdasarkan konsep partisipasi masyarakat
memungkinkan
34.85%
Hasil pengujian memutuskan bahwa
signifikan
Kesimpulan
sebelumnya
signifikan
terhadap
kekerasan
upaya
dalam
rumah
peranan
tangga di kota pekanbaru , namun demikian
penghapusan
masih ada faktor lain yang cukup strategis
kekerasan dalam rumah tangga di kota
seperti Sosialisasi UU, Evaluasi kebijakan,
pekanbaru dapat dibuktikan
Pemantauan
perempuan
terhadap
pemahaman
bahwa
upaya
kebenarannya.
peradilan
terhadap
Berdasarkan kriteria Guilford, maka korelasi
KDRT,
pemahaman peranan perempuan dengan upaya
Lapangan (TPL), dan lain sebagainya.
Peranan
Tenaga
kasus
Pendamping
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di kota pekanbaru masuk dalam kategori korelasi
Saran
yang cukup kuat (sedang).
1. Hasil kesimpulan penelitian menunjukkan
Karena hasil pengujian menyimpulkan
bahwa
partisipasi
masyarakat
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari
memberikan
pemahaman
terhadap
terhadap upaya penghapusan kekerasan
upaya penghapusan kekerasan dalam rumah
dalam rumah tangga di kota pekanbaru.
tangga di kota pekanbaru maka selanjutnya
Oleh karena itu disarankan kepada peneliti
dicari seberapa besar pengaruh
yang
peranan
perempuan
pemahaman
ingin
pengaruh
yang
dapat
mendalami
signifikan
teori
sosial
upaya
khususnya upaya penghapusan kekerasan
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga di
dalam rumah tangga ada beberapa aspek
kota pekanbaru melalui koefisien determinasi.
terutama kepentingan (interest) masyarakat
peranan
perempuan
terhadap
151
Spirit Publik Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 Hal. 131 – 152
dan adat istiadat yang sangat berpengaruh untuk terwujudnya penghapusan kekerasan dalam rumah tangga yang optimal. 2. Dimasa yang akan datang Kota Pekanbaru perlu
menerapkan
strategi
penanganan
yang menitik beratkan kepada pendekatan perspektif
jender terhadap penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Faried, 1997, Metodologi Penelitian Sosial dalam bidang Administrasi Negara, Rajawali Pers, Jakarta. Al Rasyid, Harun, 1994, Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung. , 1994, Statistik Sosial, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung. BPS, 2007, Riau Dalam Angka, BPS Riau ____, 2007, Pekanbaru dalam Angka, BPS Riau Cochram, Williiam G, 1991, Sampling Techniques (diterjemahkan oleh Rudiansyah), UI Press, Jakarta. Dennis, Harry S, 2000, The Construction of a Managerial Communication Climate Inventory for Use in Organizations dalam R. Wayne Pace, Komunikasi Organisasi, Editor Dedy Mulyana, Remaja Rosdakarya, Bandung. Komnas Perempuan, 2005, Panduan Pemantauan Peradilan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan, Komnas Perempuan, Jakarta ________________, 2004, Kekerasan Terhadap Perempuan yang Dilakukan dan/ atau Dibiarkan oleh Negara Selama Berlangsungnya Konflik Bersenjata (1997-2000), Publikasi Komnas Perempuan, Jakarta ________________, 2005, Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia, Publikasi Komnas Perempuan, Jakarta ________________, 2005, Kekerasan Terhadap Perempuan Sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia Edisi Pedoman Pendokumentasian, Publikasi Komnas Perempuan, Jakarta Munti Ratna Batara, Posisi Perempuan dalam Hukum Islam Di Indonesia, LBH Apik, Jakarta Nasir, Mohammad, 1998, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. 152
2005, Sendi-sendi Statistika, CV Rajawali, Jakarta Pusat Pengembangan Sumber Daya Wanita, 1994, Panduan Tenaga Pendamping Lapangan (TPL) Perempuan, PPSW, Jakarta __________________________________, 1995, Panduan Tenaga Pendamping lapangan (TPL) Perempuan Peranan Strategis Namun Marjinal, PPSW, Jakarta Robbins, Stephen p., 2007, Organization Theory: Structure, Desaign, and Application (Teori Organisasi: Struktur, Design dan Aplikasi), (diterjemahkan Jusuf Udaya), Arcan,Jakarta. , 2001, Organizational Behavior: Coscepts, Controversies,Applications (diterjemahkan oleh Hadyana Pujaatmaka), Prenhallindo, Jakarta. Rusidi, 2000, Metodologi Penelitian, Diktat Perkuliahan, PPS Unpad, Bandung. Sudjana, 2007, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi, Tarsito, Bandung. ______ , 2007, Teknik Analisis Data Kuantitatif, Tarsito, Bandung. Sugiono, 2007, Statistik Untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung. Stewart Aileen Mitchell, 2006, Empowering People, Pitman Publishing, London Tjokroamidjodjo, Bintoro, 2006, Kebijakan dan Administrasi Pembangunan, Haji Mas Agung Jakarta Nugroho,
Dokumen – Dokumen : Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 19992000, 1999, Tamika Utama, Jakarta. UU RI No. 23 Tahun 2004, Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Jurnal Perempuan, Nomor 23 , Mei 2002, Yayasan Jurnal Perempuan, Jakarta