perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KOMPETENSI ASPEK PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN DI PENGRAJIN PANDE BESI KABUPATEN MADIUN
TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh: SRI SETIJASIH LESTARI S991208019
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2015 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Biodata a. Nama
: Sri Setijasih Lestari, S.Pd
b. Tempat, tanggal Lahir
: Madiun, 9 Juli 1969
c. Profesi/Jabatan
: Guru
d. Alamat Kantor
: SMK Negeri 3 Madiun Jln. Mayjend Panjaitan No. 20A Madiun
Tel.
: (0351) 457359
Fax.
: -
e-mail
:
[email protected]
e. Alamat Rumah
: Jln. Margobawero No. 1 Madiun
Tel.
: (0351) 453483
Fax.
: -
e-mail
:
[email protected]
f. Riwayat pendidikan di Perguruan Tinggi (dimulai dari yang terakhir) : No. 1
Institusi IKIP Negeri Malang
Bidang Ilmu Pendidikan Dunia Usaha - Akuntansi
commit to user
v
Tahun
Gelar
1993
S.Pd
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sri Setijasih Lestari. S991208019. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Kompetensi Aspek Pengetahuan dan Keterampilan terhadap Kinerja Pemasaran di sentra industri pande besi kabupaten Madiun Tahun 2015, TESIS. Pembimbing 1: Prof. Dr. Siswandari, M.Stats., Pembimbing 2: Prof. Dr. Asri Laksmi Riani, M.S. Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2015. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) Pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran. 2) Pengaruh kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan terhadap kinerja pemasaran. 3) Pengaruh orientasi kewirausahaan dan kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan secara bersama-sama terhadap kinerja pemasaran pada pengrajin Pande Besi di Kabupaten Madiun. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan analisis kuantitatif dengan rumusan masalah asosiatif. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh karena jumlah populasi relatif kecil yaitu kurang dari 30. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner. Pengolahan data dengan menggunakan SPSS 16 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Terdapat pengaruh yang signifikan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran. 2) Terdapat pengaruh yang signifikan kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan kinerja pemasaran. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan orientasi kewirausahaan dan kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan secara bersama-sama terhadap kinerja pemasaran. Artinya masing-masing variabel saling berpengaruh secara signifikan, maka disarankan kepada para pengrajin pande besi di kabupaten Madiun untuk meningkatkan orientasi kewirausahaan dan meningkatkan kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan untuk dapat meningkatkan kinerja pemasaran pada usaha yang dijalankannya.
Kata kunci : Orientasi Kewirausahaan, Kompetensi, Kinerja Pemasaran
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sri Setijasih Lestari. S991208019. Effect of Entrepreneurship Orientation and Competency of Knowledge and Skill Aspects on Marketing Performance of the Industrial Center of Blacksmith in Madiun Regency. Principal Advisor: Prof. Dr. Siswandari, M.Stats. Co-advisor: Prof. Dr. Asri Laksmi Riani, M.S. The Graduate Program in Economics Education, the Faculty of Teacher Training and Education, SebelasMaret University, Surakarta January 2015.
ABSTRACT The objective of this research is toanalized: 1) the effect of entrepreneurship orientation to marketing performance. 2) the effect from competency of knowledge and skill aspect to marketing performance. 3) the effect between entrepreneurship to marketing performance of the industrial center of blacksmith in Madiun Regency. The method that used in this research is quantitative analysis approach. The samples of research were taken by using the saturated sampling technique for the population number was relatively small, namely: 30. The data of research were gathered through questionnaire. They were then processed and analyzed by using the computer program of SPSS 16 for Windows. The result of research shows that 1)variable of entrepreneurship orientation have a positively significant to marketing performance. 2) variable of competency of knowledge and skill have significant effect to marketing performance. 3) variable of entrepreneurship orientation and variable competency of knowledge and skill together have significant effect to variable of marketing performance. It means each variable have positively significant, so that it encouraged for the blacksmith craftsmen in Madiun Regency to increase entrepreneurship orientation and competency of knowledge and skill to can increase the marketing performance of their business operation. Keywords:
Entrepreneurship performance
orientation,
commit to user
vii
competency,
and
marketing
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Janganlah memikirkan hasil, karena itu wilayah-NYA. Maksimalkan saja ikhtiar dengan disertai do’a dan bertawakal
(Mukjizat sholat dan do’a)
Kupersembahkan tesis ini untuk: Almarhum dan Almarhumah bapak dan ibu Suami dan anakku semata wayang Orang-orang yang menyayangiku dengan tulus
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Tesis yang berjudul: ” PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KOMPETENSI ASPEK PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN TERHADAP KINERJA PEMASARAN DI PENGRAJIN PANDE BESI KABUPATEN MADIUN”, telah selesai dilaksanakan. Selama penyusunan tesis ini peneliti menemui kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak, tesis ini dapat terselesaikan. Atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan, dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membantu mempermudah dalam perijinan sehingga penelitian bisa berjalan dengan lancar. 2.
Prof. Dr. Trisno Martono., selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi dukungan dan kemudahan-kemudahan untuk kelancaran penelitian ini.
3.
Prof. Dr. Siswandari, M.Stats., selaku dosen pembimbing I, yang selalu memberikan bimbingan dan dorongan hingga terselesaikannya tesis ini.
4.
Prof. Dr. Asri Laksmi Riani, M.S.., selaku dosen pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan dan dorongan hingga terselesaikannya tesis ini. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
5.
digilib.uns.ac.id
Tri Handoko MW, S,Pd., M.T, selaku pembimbing dilapangan, yang telah memberikan bimbingannya dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
6.
Kepala SMK Negeri 3 Madiun, Drs. Sulaksono Tavip Rijanto, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7.
Kepala SMK Negeri 3 Madiun yang baru, Sunardi, S.Pd M.Pd., yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melanjutkan penelitian dan belajar di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8.
Teman-teman sesama pengajar di SMK Negeri 3 Madiun, khususnya tim Pengembangan Sekolah SBI-Invest.
9.
Teman-teman Program Studi Magister Pendidikan Ekonomi angkatan September 2012.
10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu yang telah membantu penyelesaian penulisan tesis ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Surakarta,
Januari 2015
Peneliti commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ........................................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................ iii PERNYATAAN KEABSAHAN ................................................................... iv ABSTRAK ..................................................................................................... v ABSTRACT ..................................................................................................... vi MOTTO ......................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................. x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7 E. Fokus Penelitian ............................................................................ 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 9 1. Kinerja Pemasaran ................................................................. 9 commit to user 2. Orientasi Kewirausahaan ....................................................... 16 xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Kompetensi ............................................................................ 21 4. Pande Besi .............................................................................. 23 B. Penelitian Yang Relevan ............................................................... 26 C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 37 D. Alur Penelitian ............................................................................... 39 E. Hipotesis ........................................................................................ 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian .......................................................................... 41 B. Waktu penelitian ............................................................................ 41 C. Tatalaksana Penelitian 1. Jenis dan Perancangan Penelitian........................................... 42 2. Populasi dan Sampel a.
Populasi ........................................................................... 43
b.
Sampel ............................................................................. 44
3. Variabel penelitian dan Definisi OperasionalVariabel a.
Variabel Penelitian .......................................................... 44
b.
Definisi Operasional Variabel ......................................... 45
c.
Pengumpulan Data .......................................................... 46
d.
Instrumen Penelitian ........................................................ 46
e.
Uji validitas dan reliabilitas 1) Uji Validitas ............................................................ 47 2) Uji Reliabilitas ......................................................... 59 3) Pengujian Instrumen Penelitian ................................ 49 commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f.
Teknik analisis data ......................................................... 53
g.
Uji Asumsi Klasik 1)
UjiNormalitas ......................................................... 55
2)
Uji Heteroskedastisitas .......................................... 55
3)
Non Autokorelasi dalam Residu ............................ 56
4)
Uji Multikolinieritas .............................................. 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ............................................................................... 58 1.
Data Kinerja Pemasaran (Y) .................................................. 58
2.
Data Orientasi Kewirausahaan (X1) ....................................... 59
3.
Data Kompetensi aspek Pengetahuan dan Keterampilan (X2) ................................................................................................ 60
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas ........................................................................ 62 2. Uji Multikolinieritas ............................................................... 63 3. Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 64 4. Uji Autokorelasi ..................................................................... 65 5. Analisa Regresi Linier a.
Uji t .................................................................................. 67
b.
Uji F ................................................................................. 68
c.
Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 68
d.
Hasil Penghitungan Uji F dan Uji t ................................. 69
e.
Model Regresi Linier Berganda ...................................... 70 commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pembahasan 1.
Orientasi Kewirausahaan berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran pada pengrajin pande besi di Kabupaten Madiun .. 72
2.
Kompetensi
aspek
Pengetahuan
dan
Keterampilan
berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran pada pengrajin pande besi di Kabupaten Madiun ............................................. 73 3.
Orientasi Kewirausahaan dan Kompetensi aspek Pengetahuan dan Keterampilan berpengaruh terhadap Kinerja Pemasaran pada pengrajin pande besi di Kabupaten Madiun..................... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................................... 77 B. Implikasi .......................................................................................... 77 C. Implementasi di Bidang Pendidikan ................................................ 78 D. Saran ............................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80 LAMPIRAN ..................................................................................................... 88
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Nomor Tabel
Halaman
3.1. Jadual pelaksanaan penelitian ...................................................................... 42 3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Orientasi Kewirausahaan ............................. 50 3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Kompetensi Aspek Pengetahuan dan Ketrampilan ................................................................................................. 51 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Pemasaran ....................................... 51 3.5. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ...................................... 52 4.1. Deskripsi Data Orientasi Kewirausahaan (X1) ............................................ 58 4.2. Deskripsi Data Kompetensi Aspek Pengetahuan dan Keterampilan (X2) ... 59 4.3. Deskripsi Data Kinerja Pemasaran (Y)........................................................ 62 4.4. Uji Multikolinieritas .................................................................................... 63 4.5. Hasil Uji Autokorelasi berdasarkan Durbin-Watson ................................... 66 4.6. Rangkuman Hasil Regresi Linier Pengujian Hipotesis Variabel Dependen Kinerja Pemasaran ....................................................................................... 71
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR 4.1. Histogram Data Kinerja Pemasaran .............................................................. 59 4.2. Histogram Data Orientasi Kewirausahaan .................................................... 60 4.3. Histogram Data Kompetensi aspek Pengetahuan dan Keterampilan ............ 61
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), membedakan UMKM menjadi usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan dengan jumlah asset maksimal Rp 50 juta dan jumlah omzet maksimal Rp 300 juta. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar dengan jumlah asset lebih dari Rp 50 juta sampai Rp 500 juta dan jumlah omzet lebih dari Rp 300 juta sampai Rp 2,5 milyar. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai Rp 10 milyar atau hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 milyar sampai Rp 50 milyar. UMKM sebagai Usaha Mikro Kecil dan Menengah, dewasa ini mendapatkan perhatian yang besar dari pemerintah karena kontribusinya yang commit to user sangat besar terhadap upaya untuk meningkatkan taraf hidup rakyat karena 1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
secara umum keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian
negara.
menggerakkan
roda
Keberadaan perekonomian
UMKM bangsa
terbukti dan
telah
mampu
mengurangi
jumlah
pengangguran yang ada. Dari hasil survey angkatan kerja nasional (SAKAERNAS, 2012), masalah pengangguran dan kemiskinan masih merupakan masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Tingkat pengangguran meloncat dari 6,08% (2000) menjadi 9,86% (2004), dan terus naik menjadi 10,4% (2006). Baru mulai tahun 2007 terjadi sedikit penurunan. Jumlah penganggur turun dari 10,55 juta orang (9,7%) tahun 2007 menjadi 9,43 juta orang (8,5%) tahun 2008 dan menjadi 9,26 juta orang (8,1%) tahun 2009 dan terus menurun pada Agustus tahun 2012 menjadi 7,3 juta orang atau 6,14% . Jumlah penduduk miskin sedikit menurun dari 37,2 juta orang (16,6%) tahun 2007 menjadi 35 juta orang (15,4%) tahun 2008, dan menjadi 32,5 juta orang (14,2%) dalam tahun 2009 dan pada tahun 2012, ada penurunan menjadi sebanyak 28,6 juta (11,7%). Disamping itu, angkatan kerja baru terus bertambah 2 juta sampai dengan 3 juta orang setiap tahun. Masih menurut data Kementerian Koperasi dan UMKM sampai dengan bulan Juli 2013, jumlah UMKM di Indonesia berjumlah 55,2 juta unit usaha atau 99,9% total dari unit usaha di Indonesia. Selain itu UMKM menyumbang 57,94% terhadap domestik Bruto yakni Rp 4. 303,57 trilyun dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3 digilib.uns.ac.id
tenaga yang diserap mencapai 107,66 juta orang atau 97,24% dari total tenaga kerja Indonesia. (Disperindagkopkar Indonesia, 2013) Berdasarkan fenomena di atas, model potensi perluasan kerja untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan perlu dikembangkan melalui penciptaan kesempatan kerja langsung dalam bentuk kerja mandiri, usaha keluarga, atau usaha kecil. Indonesia masih memerlukan ratusan ribu bahkan berjuta-juta pengusaha dan perusahaan kecil. Sejarah telah membuktikan bahwa di negara modern pun (di abad komputer ini) eksistensi atau kehidupan perusahaan kecil tetap terjamin. Keyakinan ini semakin besar dengan melihat tekad pemerintah RI dalam upaya melakukan pembinaan terhadap perusahaan kecil seperti dirumuskan dalam Pasal 14 UU No. 9/1995 tentang UMKM. Pada kenyataannya, kondisi yang ada di lapangan tidaklah seperti yang diharapkan, ada beberapa UMKM yang berangsur-angsur mengalami kemunduran dan bahkan kepunahan baik dari segi kualitas produk maupun jumlah usahanya. Kenyataan ini tentu saja bertentangan dengan program pemerintah yang ada kecenderungan untuk mengadakan liberalisasi di bidang ekonomi. Salah satu UMKM yang mengalami kemunduran adalah pengrajin pande besi yang ada di kabupaten Madiun. Menyusutnya jumlah pengrajin pande besi di desa Sewulan khususnya dan kabupaten Madiun pada umumnya dalam beberapa dekade terakhir ini justru terjadi pada saat pemerintah sedang giat-giatnya berupaya untuk meningkatkan jumlah maupun jenis UMKM. Kondisi ini yang menarik peneliti untuk melakukan penelitian dengan commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengkaitkan ilmu yang didapat selama menempuh pendidikan S2 di UNS dan pengalaman mengajar kewirausahaan di sekolah. Sekarang ini, semua pelaku usaha dituntut untuk bergerak dinamis agar mampu menangkap peluang dan memperbaharui pasar sehingga mampu bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. Tekanan dan persaingan bisnis global sangat
mempengaruhi kinerja perusahaan. Globalisasi,
peningkatan teknologi, perubahan demografi dan sosial, kemampuan untuk melakukan inovasi, kemampuan menangkap peluang, dukungan dana, maupun kewirausahaan merupakan perubahan yang bergerak sangat cepat mengikuti dinamika perubahan dalam kehidupan manusia. Pengrajin pande besi, khususnya di kabupaten Madiun termasuk salah satu dari sekian banyak usaha yang tidak mampu menghadapi perubahan yang terjadi. Kejayaan pande besi di kabupaten Madiun bisa dilihat dari adanya situs dan cagar budaya di desa Sewulan. Daerah ini merupakan salah satu cagar budaya peninggalan kerajaan Mataram yang tersisa. Ciri kekaryaan desa Sewulan adalah kerajinan dari besi (pande besi). Pada awalnya kerajinan pande besi di desa Sewulan didirikan oleh Nitikromo dan Nuryo yang berasal dari Yogjakarta sampai kemudian berkembang menjadi sentra kerajinan pande besi. Produk yang dihasilkan adalah alat-alat pertanian, didesa Sewulan tersebut juga terdapat seorang empu pembuat keris pusaka yang bernama Mohamad Slamet, masih keturunan empu Suro dari Demak yang diyakini kesaktiannya dan mumpuni dalam membuat keris. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
5 digilib.uns.ac.id
Sampai akhir tahun 1980-an, jumlah pengrajin pande besi yang beroperasi di desa Sewulan cukup banyak yaitu sekitar 100 pengrajin atau hampir seluruh warganya bermata pencaharian sebagai pengrajin pande besi dan pertumbuhannya berjalan seiring dengan banyaknya kebutuhan alat-alat pertanian dan perkebunan. Pada waktu itu pengolahan tanah untuk keperluan pabrik gula dan pertanian banyak dilakukan secara konvensional, sehingga kebutuhan akan jasa perbaikan maupun pembuatan alat-alat baru untuk pertanian pengolah tanah sangat besar. Sebagai unit usaha yang bergerak dalam bidang jasa dan produksi barang, keberadaan pengrajin pande besi akan sangat ditentukan oleh mekanisme pasar dan adanya hukum supply and demand. Dengan berubahnya pola pengerjaan dan penyiapan tanah secara lebih modern ternyata sangat mempengaruhi perkembangan dan kinerja pemasaran para pengrajin pande besi di kawasan tersebut. Namun sekarang jumlah pengrajin sudah banyak berkurang, dari observasi di lokasi maupun data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan menunjukkan bahwa jumlah mereka sekarang ini hanya tersisa kurang lebih 10 pengrajin untuk desa sewulan dan sekitar 23 pengrajin untuk seluruh kabupaten madiun. Itupun omset penjualannya setiap tahun juga menurun, demikian juga dengan jumlah tenaga kerjanya. Kebanyakan, pengrajin yang masih bertahan juga menyatakan kesulitan dalam hal regenerasi dan tenaga kerja. Banyak generasi muda yang enggan untuk meneruskan atau bekerja sebagai pande besi karena dari segi upah maupun prestise sosial sangat kurang. commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penelitian ini dipilih untuk dilakukan karena dari observasi awal didapatkan data, bahwa pengrajin-pengrajin tersebut mengalami gejala-gejala masalah fundamental yang umum diderita industri kecil/menengah yang dikelola secara tradisional dan turun temurun, yakni adanya kelemahan di bidang entrepreneurship seperti kurangnya inovasi, tidak berani mengambil resiko, pasif, dan cenderung menunggu konsumen datang. Selain itu juga tidak kompeten terutama aspek pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki pengrajin pande besi di kabupaten Madiun merupakan warisan yang diturunkan secara turun temurun dari leluhurnya. Perusahaan dengan kinerja pemasaran yang baik adalah perusahaan yang mampu bertahan dalam kondisi pasar yang bergerak dengan cepat. Untuk dapat bertahan ditengah persaingan yang ketat maka pelaku usaha harus berorientasi kewirausahaan yang meliputi: 1). Kemandirian. 2). Inovatif. 3). Kreatif. 4). Berani mengambil resiko. 5). Agresif. Selain itu juga harus meningkatkan kompetensi agar lebih kompeten dalam menjalankan usahanya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1.
Apakah
terdapat pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja
pemasaran pada pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun ? 2.
Apakah terdapat pengaruh Kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan terhadap kinerja pemasaran pada pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun Jawa Timur ?
commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Apakah terdapat pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan
secara bersama-sama terhadap
kinerja pemasaran pada pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun Jawa Timur ?
C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan permasalahan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis : 1. Pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran pada pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun Jawa Timur. 2. Pengaruh kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan terhadap kinerja pemasaran pada pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun Jawa Timur. 3. Pengaruh orientasi kewirausahaan dan kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan terhadap kinerja pemasaran pada pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun Jawa Timur.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat/kontribusi baik secara teoritis maupun praktis : 1. Manfaat Teoritis a. Menambah dan/atau mengembangkan wawasan ilmu di bidang manajemen pemasaran dan kewirausahaan. commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, agar dapat memberikan
kontribusi
pada
pengembangan
ilmu
pendidikan
khususnya dalam dunia pendidikan di sekolah. 2. Manfaat praktis a. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama menjalani studi di Magister Pendidikan Ekonomi. b. Sebagai wawasan dan masukan bagi pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun Jawa Timur. c. Dengan diketahuinya orientasi entrepreneur dan kompetensi pengrajin pande besi di kabupaten Madiun Jawa Timur maka diharapkan dapat disusun suatu bentuk pengembangan entrepreneur. d. Sebagai masukan bagi pemerintah khususnya pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam mengembangkan dan membina pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun Jawa Timur. e. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terutama dalam masalah yang berkaitan dengan UMKM kaitannya dengan orientasi kewirausahaan, kompetensi, dan kinerja pemasaran.
E. Fokus Penelitian Fokus pada penelitian ini adalah Kinerja Pemasaran pada pengrajin pande besi di kabupaten Madiun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kinerja Pemasaran a. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan yang secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka dari itu, kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Menurut Boyd, Walker, Larreche(1998).Pemasaranadalah suatu proses analisis, perencanaan, implementasi, koordinasi dan pengendalian program pemasaran yang meliputi kebijakan produk, harga, promosi, dan distribusi dari produk, jasa, dan ide yang ditawarkan untuk menciptakan dan meningkatkan pertukaran manfaat dengan pasar sasaran dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Beberapa definisi pemasaran menurut para ahli, adalah sebagai berikut : a) Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah “suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
commit to userharga, menentukan
9
mempromosikan
dan
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”. b) Suparno (2004), pemasaran merupakan sebuah tonggak/pilar dari kemajuan sebuah perusahaan, karena dengan adanya seorang marketing sebuah perusahaan akan berjalan dengan dinamis dan aktif. c) Kotler dan Armstrong (2007), Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. d) Menurut Philip dan Duncan (2012), Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen. Dari beberapa definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pemasaran diartikan sebagai kegiatan pendistribusian barang dan jasa dari produsen ke konsumen, baik yang dilakukan oleh badan usaha (perusahaan) maupun perseorangan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang dilakukan melalui suatu sistem kerja dan pengelolaan aktivitas pemasaran secara efektif dan efisien. Berpola pada asumsi bahwa pemasaran merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan mendapatkan laba serta pengembangan commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perusahaan maka, setiap perusahaan harus mampu merebut setiap peluang pasar atau kesempatan usaha yang ada untuk memaksimalkan laba usaha. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mendayagunakan semua aktifitas pemasaran dan pemanfaatan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam kegiatan pemasaran untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen sekaligus menarik konsumen potensial. Untuk menciptakan harapan nyata berupa memaksimalkan laba lewat pemuasan konsumen, maka segala aktifitas pemasaran yang dilaksanakan perusahaan harus berpijak pada konsep pemasaran sebagai satu-satunya falsafah bisnis. Ada beberapa unsur yang terkandung dalam konsep pemasaran tersebut yaitu antara lain: a) Kegiatan pemasaran selalu berorientasi pada konsumen atau pasar. b) Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan. c) Seluruh
kegiatan
pemasaran
dalam
perusahaan
harus
dikoordinasikan dan di integerasi secara organisasi. Dalam praktek, konsep pemasaran sebagai landasan atau filosofi
bisnis,
bukan
merupakan
satu-satunya
alat
untuk
mengantisipasi segala kecenderungan tersebut dengan berpola pada kondisi berupa kelemahan dan keunggulan perusahaan serta peluang dan hambatan. Pengetahuan akan kelemahan dan keunggulan serta peluang dan ancaman/hambatan perusahaan, memudahkan manajer commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perusahaan untuk melakukan tindakan-tindakan dan kebijakankebijakan strategis yang tepat yang akan menguntungkan perusahaan. b. Kinerja Pemasaran Kinerja pemasaran adalah sebuah prestasi (achievement) yang dihasilkan oleh dampak dari berbagai peran yang berfungsi dalam sebuah organisasi (Ferdinand, 2004). Pengukuran kinerja bermanfaat bagi pemakainya untuk menyediakan umpan balik (feedback) yang membantu manajer dalam mengidentifikasi masalah dan membantu pemecahannya. Peranan dari pengukuran kinerja sendiri secara umum adalah untuk melakukan monitor, sebagai alat komunikasi, dan sebagai dasar reward system (Ostrenga & Harwood, 1992). Kinerja dapat diukur berdasarkan individu, seringkali kinerja dihubungkan dengan upah atau dihubungkan melalui team unit operasi penjualan (profit yang dihubungkan dengan upah) (Gima & Kamel, 1998). Bonoma dan Clark (1998), mengatakan bahwa pengukuran terhadap kinerja pemasaran merupakan hal yang berhubungan dengan satisfaction (kepuasan) dan expectations (harapan). Kepuasan merupakan pengukur yang bersifat subjektif serta sulit diukur karena tiap organisasi memiliki penilaian tersendiri. Kepuasan menentukan ketahanan konsumen pada produk untuk melakukan pembelian berulang dimana mempertahankan sebagian kecil konsumen secara dramatis meningkatkan pendapatan (Marcus, 1998).
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kinerja pemasaran merupakan elemen penting dari kinerja perusahaan secara umum karena kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja pemasarannya selama ini. Kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi pemasaran suatu perusahaan. Setiap perusahaan berkepentingan untuk mengetahui prestasinya sebagai cermin dari keberhasilan usahanya dalam persaingan pasar. Ferdinand (2000), menyatakan bahwa kinerja pemasaran yang baik dinyatakan dalam tiga besaran utama yaitu nilai penjualan, pertumbuhan penjualan, porsi pasar, yang pada akhirnya bermuara pada keuntungan perusahaan. Kinerja pemasaran yang baik menunjukkan tingkat penjualan yang tinggi serta meningkatnya jumlah penjualan, baik dalam unit produk maupun dalam satuan moneter. Membaiknya kinerja pemasaran ditandai pula dengan pencapaian penjualan yang baik dari periode sebelumnya (sales volume), pertumbuhan penjualan yang lebih tinggi dari pesaing (sales growth), serta perusahaan memiliki porsi pasar yang bertambah dari periode sebelumnya (market share). Untuk mendapatkan kinerja pemasaran yang baik salah satunya adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, karena kemajuan teknologi yang sangat pesat akan memberi peluang bagi perusahaan untuk menghasilkan produk-produk baru. Hasil penelitian Cooper (2011)menunjukkan bahwa 27,5% total penjualan disumbangkan oleh produk baru (produk yang berumur kurang dari tiga tahun).Walaupun commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
produk baru merupakan suatu keharusan, namun hanya 60,2% perusahaan yang sukses melahirkan produk baru. Selain itu, ukuran kinerja pemasaran juga dapat diperoleh melalui aktivitas fungsi pemasaran. Pengukuran melalui aktivitas fungsi pemasaran lebih rasional dibandingkan melalui pendekatan akuntansi sebab terkait langsung dengan aktivitas dari fungsi pemasaran tersebut. Kinerja pemasaran merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari aktifitas proses pemasaran secara menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi. Selain itu, kinerja pemasaran juga dapat dipandang sebagai sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana prestasi pasar yang telah dicapai oleh suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Ferdinand (2000) menyatakan bahwa kinerja pemasaran merupakan faktor yang seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik. Selanjutnya Ferdinand juga menyatakan bahwa kinerja pemasaran yang baik dinyatakan dalam tiga besaran utama nilai, yaitu nilai penjualan, pertumbuhan penjualan, dan porsi pasar. Wahyono (2002) menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan akan bergantung pada berapa jumlah pelanggan yang diketahui tingkat konsumsi
rata–ratanya yang bersifat commit to user
tetap.
Nilai
penjualan
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menunjukkan berapa rupiah atau berapa unit produk yang berhasil dijual oleh perusahaan kepada konsumen atau pelanggan. Semakin tinggi nilai penjualan mengindikasikan semakin banyak produk yang berhasil dijual oleh perusahaan. Sedangkan porsi pasar menunjukkan seberapa besar kontribusi produk yang ditangani dapat menguasi pasar untuk produk sejenis dibandingkan para kompetitor. Hasil penelitian Li (2000) berhasil menemukan adanya pengaruh positif antara keunggulan bersaing dengan kinerja yang diukur melalui volume penjualan, tingkat keuntungan, pangsa pasar, dan return on investment. Keunggulan bersaing dapat diperoleh dari kemampuan perusahaan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya dan modal yang dimilkinya. Perusahaan yang mampu menciptakan keunggulan bersaing akan memiliki kekuatan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya karena produknya akan tetap memiliki kekuatan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya karena produknya akan tetap diminati pelanggan. Dengan demikian keunggulan bersaing memilki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pemasaran perusahaan. Beberapa indikator yang digunakan dalam menilai kinerja pemasaran adalah omzet penjualan, sales return, jangkauan wilayah pemasaran, dan peningkatan penjualan. Omzet penjualan adalah jumlah penjualan dari produk perusahaan. Sales return adalah jumlah penjualan produk yang return (dikembalikan). Jangkauan wilayah commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemasaran adalah luasnya wilayah pemasaran produk. Peningkatan penjualan adalah jumlah penjualan yang meningkat dari periode sebelumnya. 2. Orientasi Kewirausahaan Wirausaha dinyatakan oleh Schumpeter yang dikutip oleh Buchari (2007) sebagai orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun yang telah ada. Dalam definisi tersebut ditekankan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Proses kewirausahaan adalah semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi. Scarboroughdan Zimmerer (1993) dalam Buchori (2007) mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “ An entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those opportunities “. Seorang wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru di dalam resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keberhasilan laba dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
peluang dan merangkai sumberdaya yang dijadikan modal untuk menangkap peluang. Menurut Steinhoff dan Burgess (1993) dalam Suryana (2003) menyatakan bahwa secara esensi pengertian entrepreneurship adalah “suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan”. Pada hakikatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Dari beberapa konsep yang ada, terdapat 6 hakikat penting kewirausahaansebagai berikut (Suryana, 2003) : 1) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis. 2) Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different). 3) Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan. 4) Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth). 5) Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative) dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6) Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai
tambah
mengembangkan
tersebut
teknologi
baru,
dapat
diciptakan
menemukan
dengan
cara
pengetahuan
baru,
menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa baru yang commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko. Dari segi karakteristiknya perilaku wirausaha (entrepreneur) adalah mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Jadi, kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju kesuksesan. Beberapa literatur manajemen memberikan tiga landasan dimensi-dimensi
dari
kecenderungan
organisasional
untuk
proses
manajemen kewirausahaan, yakni kemampuan inovasi, kemampuan mengambil risiko, dan sifat proaktif (Weerawardeena, 2003; Matsuno, Mentzer dan Ozsomer, 2002). Kewirausahaan dikenal sebagai pendekatan baru dalam pembaruan kinerja perusahaan.Hal ini, tentu harus direspon secara positif oleh perusahaan yang mulai mencoba bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat krisis berkepanjangan. commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kewirausahaan disebut-sebut sebagai spearhead (pelopor) untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi perusahaan berkelanjutan
dan
berdaya saing tinggi. Membangun kewirausahaan dinyatakan sebagai satu dari empat pilar dalam memperkuat lapangan pekerjaan. Sedangkan Wirausaha sendiri berarti suatu kegiatan manusia dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai / menciptakan suatu pekerjaan yang dapat mewujudkan insan mulia. Dengan kata lain, wirausaha berarti manusia utama (unggul) dalam menghasilkan suatu dirinya
pekerjaan
bagi
sendiri atau orang lain. Orang yang melakukan wirausaha
dinamakan
wirausahawan.
Bentuk
dari
aplikasi
atas
sikap-sikap
kewirausahaan dapat diindikasikan dengan orientasi kewirausahaan dengan indikasi kemampuan inovasi, proatifitas, dan kemampuan mengambil resiko (Looy et al. 2003). Orientasi kewirausahaan (entrepreneurial orientation) adalah orientasi
perusahaan
yang
memiliki
prinsip
pada
upaya
untuk
mengidentifikasi dan mengeksploitasi kesempatan (Lumpkin & Dess, 1996). Miller (1983) mendefinisikan orientasi kewirausahaan sebagai orientasi untuk menjadi yang pertama dalam hal inovasi di pasar, memiliki sikap untuk mengambil resiko, dan proaktif terhadap perubahan yang terjadi dipasar. Miller dan Friesen (1983) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat akan memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi lebih kuat dibandingkan perusahaan lain. commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lumpkin dan Dess (1996), menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki orientasi kewirausahaan yang kuat, akan lebih berani untuk mengambil resiko, dan tidak cuma bertahan pada strategi masa lalu. Dimensi kunci dari orientasi kewirausahaan termasuk kemauan untuk mandiri (autonomy), keinginan melakukan inovasi (innovativeness), kecenderungan untuk bersikap agresif terhadap pesaing (competitive aggressiveness),
dan
bersikap
proaktif
terhadap
peluang
pasar
(proactiveness). Kemampuan inovasi berhubungan dengan persepsi dan aktivitas terhadap aktivitas-aktivitas bisnis yang baru dan unik (Schumpeter dan Milton, 1989). Kemampuan berinovasi adalah titik penting dari kewirausahaan dan esensi dari karakteristik kewirausahaan. Beberapa hasil penelitian dan literatur kewirausahaan menunjukkan bahwa orientasi kewirausahaan lebih signifikan mempunyai kemampuan inovasi daripada yang tidak memiliki kemampuan dalam kewirausahaan (Koh, 1997). Proaktifitas seseorang untuk berusaha berprestasi merupakan petunjuk lain dari aplikasi atas orientasi kewirausahaan secara pribadi. Demikian pula bila suatu perusahaan menekankan proaktifitas dalam kegiatan bisnisnya, maka perusahaan tersebut telah melakukan aktifitas kewirausahaan yang akan secara otomatis mendorong tinginya kinerja (Weerawardena, 2003). Perusahaan dengan aktifitas kewirausahaan yang tinggi berarti tampak dari tingginya semangat yang tidak pernah padam commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena hambatan, rintangan, dan tantangan. Sikap aktif dan dinamis adalah kata kuncinya. (Doukakis, 2002). Seseorang yang berani mengambil risiko dapat didefinisikan sebagai seseorang yang berorientasi pada peluang dalam ketidakpastian konteks pengambilan keputusan. Hambatan risiko merupakan faktor kunci yang membedakan perusahaan dengan jiwa wirausaha dan tidak. Fungsi utama dari tingginya
orientasi
kewirausahaan adalah bagaimana
melibatkan pengukuran risiko dan pengambilan risiko secara optimal (Looy et al. 2003). 3.
Kompetensi Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, perilaku yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (Pramudyo, 2012). Sedangkan menurut Rivai dan Sagala (2009), Kompetensi merupakan keinginan untuk memberikan dampak pada orang lain dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain melalui strategi membujuk dan memengaruhi. Menurut Grote dalam Pramudyo (2010), Kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja, yaitu siapa yang berkinerja baik dan kurang baik tergantung pada kompetensi yang dimilikinya, diukur dari kriteria atau standart yang digunakan. Kompetensi adalah suatu kemampuan yang dilandasi oleh ketrampilan dan pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja serta penerapannya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan di tempat kerja commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang mengacu pada persyaratan kerja yang ditetapkan. Mulyasa (2003), mengemukakan kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Pengertian kompetensi sebagai kecakapan atau kemampuan juga dikemukakan oleh Roe (2001) sebagai berikut:“Competence is defined as the ability to adequately perform a task, duty or role. Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doing“ Kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan satu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Secara lebih rinci, Spencer dan Spencer dalam Palan (2007) mengemukakan bahwa kompetensi menunjukkan karakteristik yang mendasari perilaku yang menggambarkan motif, karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri, nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang dibawa seseorang yang berkinerja unggul (superior performer) di tempat kerja. Ada 5 (lima) karakteristik yang membentuk kompetensi menurut Moeheriono (2012) yakni : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
1) Pengetahuan (knowledge) yaitu informasi yang dimiliki seseorang pada bidang tertentu atau pada area tertentu. Pada umumnya meliputi masalah teknis, administratif, proses kemanusiaan, dan sistem. 2) Ketrampilan(skill) yaitu kemampuan untuk melaksanakan tugas tertentu baik secara fisik maupun mental. Biasanya merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. 3) Konsep diri(self-concept) adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai tersebut dapat diukur melalui tes untuk mengetahui nilai (value) yang dimiliki, apa yang menarik seseorang untuk melakukan sesuatu.Seperti kepercayaan seseorang bahwa dia bisa berhasil dalam suatu situasi. 4) Watak (traits) yaitu karakteristik pribadi merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi, seperti pengendalian diri dan kemampuan untuk tetap tenang dibawah tekanan. 5) Motif(motive) yaitu sesuatu yang diinginkan seseorang atau secara konsisten dipikirkan dan diinginkan yang mengakibatkan suatu tindakan atau dasar dari dalam yang bersangkutan untuk melakukan suatu tindakan. Biasanya merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau dorongan-dorongan lain yang memicu tindakan. Pernyataan di atas mengandung makna bahwa kompetensi adalah karakteristik seseorang yang berkaitan dengan kinerja efektif dan atau unggul dalam situasi pekerjaan tertentu. Kompetensi dikatakan sebagai karakteristik dasar (underlying characteristic) karena karakteristik individu merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada kepribadian seseorang yang dapat dipergunakan untuk memprediksi berbagai situasi pekerjaan tertentu. Kemudian dikatakan berkaitan antara perilaku dan kinerja karena kompetensi menyebabkan atau dapat memprediksi perilaku dan kinerja. 4.
Pande Besi Pande Besi atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah blacksmith adalah proses commit pembuatan alat-alat pertanian atau pun alat-alat to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lainnya yang berbahan utamakan besi dengan cara ditempa (forging) untuk menghasilkan barang dengan daya guna tinggi. Industri kecil di bidang logam yang menggunakan sistem tempa untuk membentuk berbagai jenis peralatan sangat luas penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari.
Banyak produk alat-alat perkakas rumah tanngga dan
peralatan pertukangan seperti : arit, cangkul, pisau, pahat, linggis, kapak, cetok dan lain-lain dihasilkan oleh pande besi. Baja karbon biasanya sering digunakan
sebagai bahan dasar
produk pande besi, karena baja jenis ini mudah untuk dibentuk dan dimachining. Banyak masalah yang sering dialami pada kualitas produk pande besi, terutama pada sifat mekaniknya seperti kekerasan dan kekuatan. Sebenarnya hal tersebut dapat diatasi dengan banyak cara, bisa dengan perlakuan panas, (hardening dan tempering), quencing dan pengerasan
permukaan,
(carburising,
nitriding
cyaniding,
dan
flamehardening), atau bisa juga dengan cara menyisipkan logam lain yang lebih keras sifatnya dibandingkan logam induk dari produk pande besi. Kualitas produk pande besi sangat dipengaruhi oleh sifat mekanik, seperti kekuatan dan kekerasan yang berpengaruh pada ketajaman mata potong dari produk. Untuk itu diperlukan pengetahuan yang luas bagi pengusaha pande besi agar usaha yang dijalankan bisa bersaing di tengah pasar global. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi industri pande besi dengan melakukan pembinaan terhadap masyarakat tempat industri pandai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
besi itu berada. Keberhasilan dalam menekuni usaha pandai besi ini ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya manajemen usaha, pemasaran dan teknologi. Melalui manajemen yang baik, maka pemilik industri pandai besi tersebut akan mampu mengatasi kendala-kendala produksi yang ditemui, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi hasil usaha. Industri pandai besi ini perlu dibina menjadi usaha yang makin efisien dan mampu berkembang secara mandiri, mampu meningkatkan perannya dalam penyediaan barang dan jasa, serta sebagai komponen yang baik untuk keperluan pasar, terciptanya lapangan kerja dan kesempatan kerja yang luas, serta juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan meluaskan sentral-sentral industri. Dalam industri pande besi ini biasanya terdiri dari 1 orang empu dan 2 orang atau lebih dikenal dengan panjak. 1) Empu yaitu orang yang kerjanya memegang besi yang akan dibentuk sekaligus mengatur bagian mana yang harus ditempa agar menjadi bentuk alat seperti yang diinginkan. 2) Panjak adalah orang yang kerjanya memukul atau menempa besi yang akan dibuat tadi. Penempaan besi ini tergantung arahan dari empu. Bisa dikatakan empu ini merupakan desainer dalam pande besi. Namun saat ini keberadaan industri pande besi ini sudah mulai memudar. Hal ini karena telah adanya peralatan-peralatan modern buatan pabrikpabrik besar. Seiring berjalannya waktu, industri pande besi menjadi industri yang langka dan jarang kita temui lagi. commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Banyak bukti sejarah yang menunjukkan tingkat kejayaan dan kedudukan pengrajin pande besi dimasa lalu. Salah satunya seperti yang dikemukakan Indolog Winter dalam Jordaan (2009), tingginya kedudukan pande besi dapat terlihat pada penamaan Candi Prambanan. Kata Prambanan berasal dari Parambanan atau Poerambanan, yang berarti empu Rombo atau Rombo sang pande besi. Dimasa kerajaan Majapahit, para pande besi dikumpulkan di ibukota kerajaan dengan tujuan untuk menjamin kekuatan perang balatentara Majapahit. Mereka dilindungi raja dan dijamin kesejahteraannya. Bukti lain bahwa pande besi juga memiliki kedudukan penting dalam masyarakat pada masa kerajaan tertua dalam salah satu prasasti masa Sindok (abad ke-9). Termaktub pula di dalamnya sebutan bagi mereka, “Mpu”. Gelar ini tak mungkin disematkan jika mereka hanya menjadi kelompok rendahan.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian
berjudul
“Pengaruh
Orientasi
Kewirausahaan
dan
Kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan terhadap Kinerja Pemasaran pada pengrajin Pande Besi kabupaten Madiun” belum pernah dilakukan. Namun, ada beberapa penelitian terdahulu yang topiknya relevan dan sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanan. Adapun penelitian terdahulu yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dari Keehet. al.
(2007) dengan judul “The Effects of
Entrepreneurial Orientation and Marketing Information The Performance commit to user of SMEs”. Journal of Business venturingJuli, Vol. 22. Dalam penelitian ini
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dibahas mengenai aksi kewirausahaan, inovasi dan kinerja bisnis. Dikatakan didalamnya bahwa kewirausahaan dan inovasi sangat penting dengan alasan bahwa teknologi berubah sangat cepat seiring adanya produk baru, proses dan layanan baru dari pesaing, selain itu efek perubahan lingkungan terhadap siklus produk semakin pendek, konsumen yang semakin pintar dan menuntut mereka dan mengharap lebih dalam hal kualitas pembaharuan dan harga. Disini juga disebutkan bahwa dengan pasar dan teknologi yang berubah sangat cepat ide yang sejatinya bagus mudah ditiru. 2. Penelitian dari Arbaugh, Cox, and Camp dengan judul “Is Entrepreneurial Orientation
a
Global
Construct?
A
Multi-Country
Study
of
Entrepreneurial Orientation, Growth Strategy, and Performance”. The Journal of Business Inquiry 2009, 8, 1, 12-25.Dalam penelitian ini dihasilkan
beberapa
potensi
implikasi
bagi
pengusaha,
manajer
kewirausahaan dan peneliti. Indikasi yang jelas adalah perilaku kewirausahaan dapat diterapkan pada semua negara terlepas dari peraturan yang berlaku di negara yang bersangkutan. Selain itu, kehadiran orientasi kewirausahaan dalam pasar internasional sangat terkait dengan penciptaan kekayaan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya orientasi kewirausahaan mempunyai hubungan antara karakteristik dan kinerja perusahaan sehingga menjadi lebih sukses. Kesamaam dengan penelitian ini, adalah bahwa orientasi kewirausahaan yang baik akan meningkatkan kinerja pemasaran. Dengan kinerja pemasaran yang baik akan berdampak pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
kinerja perusahaan sehingga akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Jika pendapatan meningkat maka akan berimbas pada kesejahteraan para pelaku bisnis dan secara otomatis sudah membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan negara yaitu kemiskinan dan pengangguran. 3. Penelitian dariSuci (2009) dengan judul “Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen, dan Strategi Bisnis (Studi pada Industri Kecil Menengah Bordir di Jawa Timur)”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 Maret 2009. Dalam penelitian yang dilakukan pada Industri kecil menengah Bordir di Jawa Timur ini menyimpulkan bahwa tingginya orientasi kewirausahaan yang dimiliki akan memudahkan dalam meningkatkan kemampuan manajemen, melaksanakan strategi bisnis, meningkatkan kinerja industri sehingga ada keyakinan akan keberhasilan terhadap usaha yang dijalankan. Hubungan dengan penelitian ini adalah sama-sama menekankan pentingnya orientasi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha dengan cara meningkatkan kinerja manajemen. Jika suatu usaha mempunyai manajemen yang baik berarti pemasarannya juga baik. 4. Penelitian dariArif dan Widodo (2011) dengan judul “Model Peningkatan Kinerja Pemasaran dalam Konteks Adaptabilitas Lingkungan”. Jurnal Analisis Manajemen Vol. 5 No.1 Juli 2011. Penelitian ini menyatakan bahwa jika UKM berorientasi wirausaha, maka kinerja pemasaran semakin tinggi. Artinya peningkatan kinerja pemasaran dibangun oleh orientasi wirausaha dengan indikator inovasi, berani mengambil resiko dan commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bertindak proaktif. Bila UKM memiliki orientasi wirausaha, maka kreatifitas pemasaran semakin tinggi. Artinya peningkatan kreatifitas pemasaran dibangun oleh orientasi wirausaha dengan indikator inovasi, berani mengambil resiko dan bertindak proaktif. Jadi UKM harus berani untuk mencoba hal atau strategi baru agar dapat meningkatkan kinerja organisasi. Selama perusahaan menggunakan program yang lama dan tidak melakukan penyesuaian dengan perubahan kondisi yang terjadi maka perusahaan akan sulit bersaing karena “selera” dari para konsumen sudah berubah. 5.
Penelitian dari Handriani(2011)dengan judul “Pengaruh faktor internal eksternal, entrepreneurial, skill, strategi dan kinerja terhadap daya saing UKM di Kabupaten Semarang”.Dinamika sosial ekonomi,
Volume 7
Nomor 1, 2011.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antara faktor internal,faktor makro ekonomi, faktor strategi, faktor entrepreneur skill, dan faktor
kinerja terhadap daya saing UKM di
Kabupaten Semarang. Dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif secara simultan antara faktor internal yang berupa inovasi, pemasaran, produksi, SDM, dan keuangan dan beberapa indikator sesuai dengan sifat, dan karakteristik faktor tersebut, faktor eksternal yang berupa pesaing, pembeli, pemasok, produk pengganti, dan makro ekonomi, faktor strategi, faktor entrepreneur, skill, faktor kinerja terhadap daya saing UKM di Kabupaten Semarang. commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Catatan yang dapat diambil dari penelitian ini banyak faktor yang mempengaruhi daya saing UKM antara lain faktor internal, faktor eksternal, faktor strategi, faktor entrepreneur skill, dan faktor kinerja, sehingga
faktor-faktor
tersebut
harus
diperhatikan
oleh
seorang
wirausahawan. 6. Penelitian Kumalaningrum (2012) dengan judul “Lingkungan Bisnis, Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Pasar, dan Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”. Jurnal JRMB, Volume 7, No. 1 Juni 2012. Pada penelitian ini, orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan orientasi pasar yang kuat ternyata mampu menghasilkan profit margin yang lebih tinggi dari pada UMK dengan orientasi pasar yang lemah. Profit margin yang lebih tinggi adalah hasil dari pemilihan pasar target, pengembangan produk, strategi harga, serta distribusi dan promosi, yang mengakibatkan penyampaian produk dan jasa bisa sesuai dengan kebutuhan pasar. 7. Penelitian Bromhilder, Neneh, and Vanzyl (2012)dengan judul “Towards establishing long term surviving small and medium enterprises (SMEs) in South Africa: An entrepreneurial approach”. African Journal of Business Management Vol. 6(28), pp 8327-8343. (Mempertahankan kehidupan jangka panjang untuk usaha kecil dan menengah di Afrika Selatan : Sebuah pendekatan kewirausahaan). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
Mengapa beberapa bisnis dapat bertahan dan yang lain tidak
dapat
bertahan, masih merupakan fokus utama dalam studi kewirausahaan. Menimbang bahwa pengusaha / pemilik - manajer adalah kunci dalam pengambil keputusan di UKM dan memiliki kendali langsung atas operasi bisnis mereka, memastikan kelangsungan hidup jangka panjang bisnis mereka tetap menjadi cara yang penting bagi mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun kompetensi kewirausahaan (pola pikir kewirausahaan, karakteristik kewirausahaan dan praktek bisnis) yang dapat membantu pengusaha untuk menciptakan UKM agar tetap eksis dalam jangkapanjang. Penelitian ini mengadopsi kerangka teoretis kelangsungan hidup UKM jangka panjang yang didirikan oleh Neneh et al. (2011) dan diuji secara empiris validitas temuan mereka. Populasi untuk penelitianterdiri dari pengusaha di sektor UKM di Bloemfontein, Botshabelo dan Thaba 'Nchu (provinsi negara bagian di Afrika Selatan ). Hasil penelitian dikuatkan dengan asumsi teoretis didirikan dalam penemuan utama adalah bahwa semua pengusaha yang memiliki semua kompetensi kewirausahaan memiliki probabilitas yang sangat tinggi mencapai kelangsungan hidup UKM jangka panjang. Studi ini memberikan bukti empiris untuk mendukung kerangka teoretis untuk mencapai kelangsungan hidup UKM jangka panjang. Hal ini diasumsikan bahwa studi ini akan bertindak sebagai panduan bagi konsultan bisnis dan akademisi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari jenis alat peraga yang mereka butuhkan untuk mengadopsi pengusaha melalui commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
32 digilib.uns.ac.id
proses belajar dalam rangka untukmenjamin kelangsungan hidup jangka panjang dan keberadaan UKM. Catatan yang dapat diambil dari penelitian di atas adalah pengusaha yang memiliki semua kompetensi kewirausahaan memiliki probabilitas yang tinggi untuk mencapai kelangsungan hidup UKM dalam jangka panjang 8. Penelitian Isa (2011) dengan judul “Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi Kewirausahaan, dan Kinerja Industri Mebel”. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis, Volume 15, Nomor 2, Desember 2011.Penelitian yang menggunakan metode penelitian SMEs ini menyimpulkan bahwa kompetensi kewirausahaan dan orientasi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Artinya pengrajin mebel hendaknya memperhatikan aspek kompetensi kewirausahaan dan orientasi kewirausahaan yang terdiri dari ketrampilan Initiative dan enterprises, Planning dan Organizing, dan teknologi karena semuanya berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. 9. Penelitian Chang, Chen & Ho (2012) dengan judul “A Study of Marketing Performance Evaluation System for Notebook Distributors”. International Journal of Business and Management; Vol. 7, No. 13; 2012. ISSN 18333850; E-ISSN 1833-8119. (sebuah studi tentang evaluasi sistemkinerja pemasaran pada distributor notebook). Penelitian dilakukan pada industri Hi-tech yaitu distributor komputer Notebook terbesar di Taiwan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model evaluasi kinerja commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
pemasaran di distribusi notebook. Dalam penelitian ini mengintegrasikan berbagai indikator kinerja pemasaran kedalam model evaluasi kinerja yang sistematis, dan menggunakan metode analisis hirarkis untuk mengatur hubungan antara berbagai kriteria. Hasil analisis menunjukkan bahwa perspektif pelanggan adalah perspektif yang paling penting, kemudian diikuti oleh perspektif keuangan dan perspektif inovasi dan belajar. Artinya kepuasan pelanggan, kualitas pelayanan dan niat baik relatif sangat penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Hubungan dengan penelitian ini adalah sama-sama menekankan pentingnya kinerja pemasaran untuk meningkatkan dan mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Sama-sama menekankan pentingnya kepuasan pelanggan. 10. Penelitian dari Basile (2012) dengan judul “Entrepreneurial Orientation In SMEs: Risk-Taking to Entering International Markets”.Far East Journal of Psychology and Business; Vol. 7 No. 2 May 2012. (Orientasi Kewirausahaan Di UKM: Mengambil Risiko untuk memasuki pasar Internasional).Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi kewirausahaan terhadap perilaku UKM dalam mengambil resiko untuk memasuki pasar internasional. Secara khusus, penelitian ini menguji hubungan antara orientasi kewirausahaan dengan sumber daya internal dan eksternal dalam mencapai tingkat perusahaan yang tinggi sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik. Sebuah perusahaan yang kompetitif akan memiliki kemampuan untuk menggunakan sumber daya internal dan eksternaluntuk mengambil keuntungan dari peluang bisnis di pasar commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
internasional. Pengambilan risiko perusahaan memiliki potensi untuk mengambil keuntungan dalam memasuki pasar yang baru. 11. Penelitian Taylor (2013) dengan judul “The Effect of Entrepreneurial Orientation on The Internationalization of SMEs in Developing Countries”. African Journal of Business Management, Vol. 7(19), May 2013. Jurnal yang berjudul “Efek Orientasi Kewirausahaan pada Internasionalisasi UKM di negara berkembang”, meneliti hubungan antara orientasi kewirausahaan dengan internasionalisasi UKM di negara berkembang. Orientasi kewirausahaan adalah faktor yang sangat penting untuk perusahaan yang ingin sukses didalam bisnisnya. Karena pelaku bisnis harus menghadapi lingkungan bisnis yang dinamis, situasi keuntungan masa depan yang tidak menentu serta mencari terus menerus peluang baru. 12. Penelitian
Papzan,
Afsharzade,
Moradi
(2013)
yang
berjudul
“Entrepreneurial Intention Determinants: An Empirical Model and a Case of Iranian Students in Malaysia”. Journal of Entrepreneurship Management and Innovation (JEMI), Volume 9, Issue 3, 2013. Dalam penelitiannya ini dibahas mengenai Penelitian ini menyelidiki keinginan berwirausaha terhadap mahasiswa pascasarjanaUniversity Sains Malaysia, Engineering Campus di Penang, Malaysia. Penelitian yang bertujuan untuk mengisi kesenjangan ini menggunakan kuesioner keinginan berwirausaha atau Entrepreneurial Intention Questionnaire (EIQ, versi 3.1).
Yang
melatarbelakangi penelitian commit to user
ini
adalah
banyaknya
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengangguran
yang
melanda
negara-negara
berkembang.
Dengan
demikian, hasil studi survey ini diterapkan pada mahasiswa pascasarjana Iran USM Teknik kampus yang belajar menggunakan metode sensus. Penulis mengusulkan model empiris dan diuji kehandalan dan keabsahan menggunakan persamaan strukturalmodel. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak Spss16 dan Amos18. Hasil mengungkapkan bahwa tingkat pengetahuan tentang faktor-faktor internal dan eksternal dalam berwirausaha mempengaruhi minat kewirausahaan. Penelitian ini, samasama menekankan pentingnya minat berwirausaha pada semua lapisan masyarakat untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran. Semua komponen masyarakat perlu ditingkatkan orientasi kewirausahaannya agar mampu mandiri dan siap menghadapi perubahan yang cepat terutama para pelaku bisnis. 13. Penelitian Sharma and Madan (2014) yang berjudul “Effect of Individual
Factors on Youth Entrepreneurship – a Study of Uttarakhand State, India”. Journal of Global Entrepreneurship Research.SpringerOpen Journal.(Pengaruh faktor-faktor individu pada pengusaha muda-studi negara Uttarakhand, India). Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk meneliti efek dari faktor-faktor individu seperti kecerdasan, pengalaman kerja mandiri, pengalaman kerja dan pendidikan. Tentu saja pilihan tertuju pada mahasiswa profesi yang mengambil kewirausahaan sebagai pilihan karir. Ini adalah studi kuantitatif dimana peneliti telah mengambil data dari 530 mahasiswa yang belajar di tahun terakhir berbagai kursus commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
profesional (MBA PGDM, MCA, Meraih gelar sarjana, BHMCT & B.Pharm) dari negara bagian India Uttarakhand. Target mahasiswa populasi yang dipilih untuk studi ini pada kelompok usia 20-24 tahun. Laki-laki & rasio perempuan dari studi ini adalah 75 & 25 masing-masing. Analisis data telah dilakukan menggunakan salib tabulasi dan Chi persegi tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan pengalaman masa lalu berwirausaha memiliki dampak negatif pada mahasiswa kewirausahaan. Tidak terlihat ada hubungan antara pengalaman kerja (biasanya kurang dari 3 tahun) dan kecenderungan kewirausahaan. Siswa yang mencetak skore tinggi pada faktor kecerdasan terlihat tidak memiliki atau sedikit kecenderungannya terhadap kewirausahaan dan siswa yang berada di kursus MBA /PGDM, MCA & BHMCT yang sedikit lebih ada kecenderungan ke arah kewirausahaan diperbandingan untuk seluruh kursus. Perbandingan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang relevan dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan utama penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang relevan adalah 1) dalam penelitian ini menjelaskan tiga variabel langsung yaitu orientasi kewirausahaan, kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan dan kinerja pemasaran di pengrajin pande besi; 2) teknik analisis dalam penelitian ini adalah analisis jalur yang tidak hanya pengaruh langsung antar variabel tetapi juga pengaruh tidak langsung antar variabel. commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir Dilihat dari sejarah keberadaan pande besi di kabupaten Madiun. Usaha pande besi ini dari tahun ke tahun mengalami penurunan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas karena usaha pande besi ini adalah usaha tradisional
yang
memerlukan
ketrampilan
khusus
dalam
proses
pembuatannya, sehingga usaha yang pernah berjaya pada masa kerajaankerajaan itu sangat bergantung dengan seseorang yang biasanya disebut dengan Mpu. Mpu inilah yang menjadi desainer dalam pembuatan hasil karya di pande besi. Ditambah lagi dengan tidak adanya generasi muda yang berminat dengan usaha ini. Keberadaan Mpu yang terus berkurang, tidak ada penerus yang berminat,kompetensi yang sangat terbatas, peralatan tradisional dan pesaing yang bermunculan dengan teknologi yang baru tentunya akan menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup usaha pande besi. Untuk menghadapi ancaman terhadap usaha ini maka peran orientasi kewirausahaan dan kompetensi terutama aspek pengetahuan danketrampilan sangat diperlukan. Orientasi kewirausahaan adalah perilaku dalam upaya untuk
mengidentifikasi
dan mengeksploitasi
kesempatan. Sedangkan
kompetensi adalah perangkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap
dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Kedua variabel ini, jika kemudian diimplementasikan dalam menjalankan usaha akan meningkatkan kinerja pemasaran. Jika kinerja meningkat maka usaha yang dijalankan juga akan commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berkembang dan tentu saja akan memberikan keuntungan pada usaha yang dijalankan. Pada model atau kerangka pemikiran diduga adanya pengaruh yang signifikan antara orientasi kewirausahaan dan kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan terhadap kinerja pemasaran baik secara simultan maupun parsial. Selanjutnya gambaran model atau kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada skema berikut ini : H1
Orientasi Kewirausahaan H3 Kompetensi, dengan aspek : Pengetahuan Ketrampilan
H2 Skema 2.1 Kerangka Penelitian
commit to user
Kinerja Pemasaran
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Alur Penelitian
Input 1. Jumlah pande besi semakin menurun (sekarang tersisa kurang lebih 23 pengrajin) 2. Kualitas produk menurun 3. Jenis produk yang dihasilkan monoton (cangkul, arit, pisau, ganco, dan lain-lain) 4. Teknologi yang digunakan masih tradisional 5. Generasi muda kurang berminat 6. Tenaga ahli/mpu semakin berkurang
Proses Proses Penelitian : penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan analisis multiple regression/regresi ganda dan teknik pengumpulan data menggunakan angket 1. Observasi pendahuluan 2. Mengumpulkan data pendukung 3. Uji validitas dan reliabilitas 4. Menganalisis data
Out put Model hubungan antara orientasi kewirausahaan, kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan dan kinerja pemasaran
Out come Kinerja pengrajin pande besi meningkat E. Hipotesis Penelitian commit to user Skema2.2 Alur Penelitian
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Hipotesis Berdasarkan tujuan penelitian dan kajian teori dari penelitian ini, dapat dipaparkan hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 :
Orientasi kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran.
H2 :
Kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran.
H3 :
Orientasi kewirausahaan dan Kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemasaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan sumber untuk mendapatkan data yang dibutuhkan mengenai masalah yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan di sentra pengrajin pande besi di desa Sewulan kecamatan Dagangan kabupaten Madiun. Pemilihan tempat tersebut didasari pada pertimbangan sebagai berikut: 1. Pengrajin pande besi di desa Sewulan merupakan situs sejarah berdirinya pengrajin pande besi di kabupaten Madiun. 2. Jumlah pengrajin yang terus mengalami penurunan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. 3. Desa Sewulan yang dulunya merupakan sentral pengrajin pande besi yang jumlahnya pernah mencapai 100 pengrajin, sekarang hanya tertinggal kurang lebih 23 pengrajin. B. Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2014. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
commit to user
41
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
C. Tatalaksana Penelitian 1. Jenis dan Perancangan Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survei yaitu penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) yang tidak mendalam, dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan. (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan rumusan masalah Asosiatif yaitu suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. (Sugiyono, 2013). Karena hubungan antara variabelnya bersifat sebab akibat maka commit to userhubungan kausal yaitu hubungan hubungan dalam penelitian ini adalah
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang bersifat sebab akibat sehingga ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi). Survei dilakukan pada pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun dengan dua variabel independen yaitu orientasi kewirausahaan (X1) dan kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan (X2) serta satu variabel dependen yaitu kinerja pemasaran (Y). 2. Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuansatuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak digunakan. Satuan-satuan/individu-individu ini disebut unit analisa. Keteranganketerangan (karakteristik) yang dikumpulkan dari unit analisa membentuk suatu data statistik (Subagyo dan Djarwanto Ps., 1994). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2013). Berdasarkan studi yang dilakukan peneliti, populasi dalam penelitian ini adalah pengrajin Pande Besi di wilayah kabupaten Madiun sebanyak 23 pengrajin.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2013). Berdasarkan data di atas, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Jumlah populasi yang ada pada penelitian ini kurang lebih 23 pengrajin pande besi, jadi teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh.
3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel a.
Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2013). Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas (X1 dan X2) dan satu variabel terikat (Y). Dua variabel bebas yaitu orientasi kewirausahaan (X1) dan kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan (X2) serta satu variabel terikat yaitu kinerja pemasaran (Y).commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Definisi Operasional Variabel 1) Orientasi kewirausahaan adalah orientasi untuk menjadi yang pertama dalam hal inovasi di pasar, memiliki sikap untuk mengambil resiko, dan proaktif terhadap perubahan yang terjadi dipasar. Konsep ini menurut Lampkin dan Dess (2001) dijabarkan menjadi 5 indikator yaitu :1). Kemandirian (Autonomy) 2). Keinovatifan (innovativeness) 3). Keproaktifan (proactiveness).
4).
Keagresifan
bersaing
(competitive
aggressiveness). 5). Berani mengambil risiko (risk taking) 2) Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki seseorang dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (Pramudyo, 2010). Dalam penelitian ini untuk variabel kompetensi hanya berfokus pada dua aspek saja yaitu aspek pengetahuan dan ketrampilan karena aspek sikap dan perilaku sudah tercermin pada kewirausahaan. 3) Kinerja pemasaran adalah kemampuan perusahaan dalam melakukan berbagai fungsi pemasaran yang ditujukan untuk memenuhi harapan konsumen. Adapun indikator dari kinerja pemasaran menurut wahyono (2002) adalah sebagai berikut : 1). Omzet Ppenjualan, 2). Sales Return, 3). Jangkauan Wilayah Pemasaran, dan 4). Peningkatan Penjualan.
commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket) yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2013). Responden diminta untuk mengisi jawaban kuesioner dengan cara memberikan tanda check () pada skala pengukuran yang tersedia sesuai dengan penilaian yang dirasakan paling benar oleh responden atas pernyataan-pernyataan dalam kuesioner.
d. Instrumen Penelitian Instrumen merupakan alat untuk mengukur, mengobservasi yang dapat menghasilkan data kuantitatif. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. (Sugiyono, 2013). Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Skala pengukuran commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert, yaitu skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang disebut dengan variabel penelitian. Dengan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap item tersebut mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yaitu seperti berikut ini :
e.
Sangat Setuju
dengan skor
5
Setuju
dengan skor
4
Ragu-ragu
dengan skor
3
Tidak Setuju
dengan skor
2
Sangat tidak setuju
dengan skor
1
Uji Validitas dan Reliabilitas 1) Uji Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk menguji ketepatan suatu instrumen dalam mengukur konsep yang harus diukur atau melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2013). commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Uji validitas atau kesahihan digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu instrumen (alat ukur) mampu melakukan fungsinya. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu instrumen adalah angka hasil korelasi antara skor pernyataan (baik berupa item atau butir setiap pertanyaan maupun skor dari faktor atau variabel) dengan total skor seluruh pertanyaan. Setelah
membuat kuesioner (instrumen penelitian)
langkah selanjutnya adalah menguji apakah kuesioner yang dibuat tersebut valid atau tidak. Menurut Azwar (1992) dalam Sugiono (2013), ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui kuesioner yang digunakan sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur, yaitu : 1) Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3. 2). 2) Jika koefisien korelasi product moment > r-tabel (α ; n-2) n = jumlah sampel. 3) Nilai Sig. < α. Rumus manual yang bisa digunakan untuk uji validitas konstruk dengan teknik korelasi product moment, yaitu : (∑ √⌈ (∑
)
)
(∑ )(∑ )
(∑ ) ⌉ (∑
)
(∑ )
Keterangan : n = jumlah responden x = Skor variabel (jawaban responden) to user(jawaban responden). Y = Skor totalcommit dari variabel
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2)
Uji Reliabilitas Reliabilitas instrumen berhubungan dengan tingkat kepercayaan (keyakinan) terhadap instrumen atau sebuah tes (Anwar, 2006). Suatu instrumen atau tes dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi jika instrumen atau tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (ajeg). Jadi reliabilitas adalah ketetapan (keajegan) suatu instrumen atau tes apabila diberikan kepada subjek yang sama. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus cronbach alpha. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen penelitian yang digunakan, penulis menggunakan program aplikasi analisis statistik SPSS for windows. Jika nilai alpha lebih besar dari 0,7 dapat dikatakan instrumen tersebut reliabel.
3)
Pengujian Instrumen Penelitian Angket diuji validitas dan reliabilitas terlebih dulu sebelum disebarkan ke responden untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini untuk uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan model cronbach alpha dengan menggunakan program aplikasi analisis statistik SPSS 16 for windows. Adapun hasil dari pengujian instrumen tersebut, adalah sebagai berikut:
commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Orientasi Kewirausahaan Pernyataan Koefisien validitas R tabel Nomor (r) hitung Item 1 0.621 0.300 Item 2 0.739 0.300 Item 3 0.813 0.300 Item 4 0.878 0.300 Item 5 0.904 0.300 Item 6 0.866 0.300 Item 7 0.803 0.300 Item 8 0.841 0.300 Item 9 0.609 0.300 Item 10 0.659 0.300 Item 11 0.512 0.300 Item 12 0.648 0.300 Item 13 0.690 0.300 Keterangan : diolah dari data primer 2014
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Seluruh item pernyataan yang berkaitan dengan variabel Orientasi Kewirausahaan terlihat bahwa seluruh nilai koefisien validitas hitung lebih besar dari nilai r tabel adalah 0,3. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pernyataan yang berkaitan dengan variabel Orientasi Kewirausahaan dalam kondisi valid.
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas instrumen Kompetensi Aspek Pengetahuan dan Ketrampilan Pernyataan Koefisien validitas R tabel Nomor (r) hitung Item 1 0.789 0.300 Item 2 0.789 0.300 Item 3 0.751 0.300 Item 4 0.821 0.300 Item 5 0.725 0.300 Item 6 0.461 0.300 Item 7 0.676 0.300 Item 8 0.628 0.300 Item 9 0.816 0.300 Keterangan: diolah dari data primer 2014
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Seluruh item pernyataan berkaitan dengan variabel Kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan terlihat bahwa seluruh nilai koefisien validitas hitung lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,3. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pernyataan yang berkaitan dengan variabel Kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan dalam kondisi valid. Tabel 3.4 Validitas Variabel Kinerja Pemasaran Pernyataan Koefisien validitas (r) R tabel Nomor hitung Item 1 0.824 0.300 Item 2 0.632 0.300 Item 3 0.719 0.300 Item 4 0.762 0.300 Item 5 0.676 0.300 Item 6 0.626 0.300 Keterangan: diolah dari data primer 2014 commit to user
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Seluruh item pernyataan yang berkaitan dengan variabel Kinerja Pemasaran terlihat bahwa seluruh nilai koefisien validitas hitung lebih besar dari nilai r tabel adalah 0,3. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh pernyataan yang berkaitan dengan variabel Kinerja Pemasaran dalam kondisi valid. Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel
Koefisien Alpha hitung 0.946
Kriteria
Orientasi 0,600 Kewirausahaan Kompetensi Aspek Pengetahuan dan 0.932 0,600 Ketrampilan Kinerja Pemasaran 0.885 0,600 Keterangan: diolah dari data primer 2014
Status Reliabel
Reliabel Reliabel
Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa, koefisien (r) alpha hitung seluruh variabel lebih besar dibandingkan dengan (r) alpha tabel yaitu masing-masing sebesar 0.946, 0.932 dan 0.885 lebih besar dari 0,600 sehingga dapat dikatakan bahwa butir-butir pernyataan seluruh variabel dalam keadaan reliabel. Dari hasil pengujian validitas dan reliabilitas tersebut diatas menunjukkan bahwa Instrumen penelitian yang akan disebar untuk mendapatkan data dinyatakan valid dan reliabel sehingga instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian ini. commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian. Ada dua cara analisis data dalam suatu penelitian, yaitu teknik statistik dan teknik non statistik. Dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik karena data yang diambil peneliti merupakan data kuantitatif, sedangkan analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi ganda. Analisis
data
adalah
proses
mengatur
urutan
data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Bungin, 2006). Karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka metode analisis data yang digunakan adalah alat analisis yang bersifat kuantitatif yaitu model statistik. Hasil analisis nantinya akan disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian. Teknik analisis data merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian. Adapun teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Regresi. Menurut Sugiyono (2013) analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Karena pengukuran pengaruh antar variabel melibatkan lebih dari satu variabel bebas maka analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, dikatakan linier commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
karena setiap estimasi atas nilai diharapkan mengalami peningkatan atau penurunan mengikuti garis lurus. Persamaan estimasi regresi linier berganda adalah sebagai berikut. Y = a + b1X1 + b2X2 + ...... + bnXn Keterangan : a = nilai konstanta ( nilai Y apabila X1, X2,......Xn = 0 ) b1,b2,b3,...,bn = nilai koefisien regresi variabel X1,X2,X3,...,Xn. Y = Kinerja Pemasaran X1 = Orientasi Kewirausahaan X2 = Kompetensi aspek Pengetahuan dan Ketrampilan. Penggunaan nilai konstanta dilakukan jika satuan-satuan variabel X dan Y tidak sama. Sebaliknya jika variabel X dan veriabel Y mempunyai satuan yang sama, maka nilai konstanta diabaikan dengan asumsi setiap perubahan variabel Y akan proporsional dengan perubahan nilai variabel bebas (X). Untuk menentukan nilai a dan b1,b2,b3,...,bn dipergunakan beberapa persamaan regresi linier berganda. ∑Y = an + b1∑X1 + b2∑X2 ∑X1Y = a∑X1 + b1∑X12 + b2∑ X1X2 ∑X2Y = a∑X2 + b1∑X1X2+ b2∑X22 + ... + bn∑ X2Xn dan seterusnya Banyaknya
persamaan
regresi
linier
berganda
untuk
menghitung nilai b1,b2,b3,...,bn dapat dirumuskan = nx + 1, dimana nx = banyak variabel bebas (X). Karena pada penelitian ini variabel bebas (X) ada dua yaitu X1 dan X2, maka persamaan regresi linier berganda yang harus dibuat adalah 2 + 1 = 3. (Sugiyono, 2013). commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g.
Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui normal tidaknya data yang diperoleh. Uji normalitas dilakukan dengan cara mengamati kesesuaian probabilitas normal, sebaran komulatif residual teramati (z res) terhadap sebaran komulatif distribusi normal. Normalitas data dapat diketahui dari distribusi data untuk setiap variabel penelitian membentuk pola yang menyerupai kurva normal dengan melihat tingkat kemiringan (skewnes). Distribusi data yang tingkat kemiringan > 50 dianggap tidak normal. Dasar pengambilan keputusan adalah : 1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model memenuhi asumsi normalitas, dan 2) jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model tidak memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2000). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi statistik SPSS 16.0 for windows. 2) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians yang residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak memiliki persamaan varians commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
residual suatu periode pengamatan dengan pengamatan yang lain atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Cara memprediksi ada
tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat pada pola gambar (scatterplot model) tersebut. Menurut Nugroho (2005) dasar pengambilan keputusan tentang uji ini adalah : 1) titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 (nol), 2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah, 3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali, dan 4) penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola. 3) Non Autokorelasi dalam residu Asumsi non-autokorelasi adalah asumsi tidak adanya korelasi linier pada data residual dalam model regresi linier. Autokorelasi menjadi bagian penting dalam analisis regresi, karena non autokorelasi merupakan asumsi dasar yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi. Keberadaan autokorelasi menjadikan nilai varians tidak efisien lagi (besar) yang akan membuat Confidence Interval (CI) semakin lebar. Ketika CI semakin lebar, maka kesalahan yang akan kita buat pun semakin besar. Akibatnya, estimator yang dibangun atas asumsi non autokorelasi menjadi tidak berlaku (misal F central jadi F non central). Autokorelasi biasanya terjadi commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada data-data time series di mana kondisi (data) saat ini dipengaruhi kondisi masa lalu. Meskipun seringkali terjadi pada data time series, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada data cross sectional. Untuk itu, sebelum melakukan analisis regresi, sebaiknya kita lakukan pengujian autokorelasi. Kalau terbukti ada autokorelasi, lanjutkan dengan salah satu dari tiga cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi autokorelasi berikut ini : 1). Penambahan variabel. 2). Transformasi penambahan ganda. 3). Transformasi Cochrane-Orcutt ( Neter, Wasserman, Kutner, 2012). 4) Uji multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolinieritas.
Untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
multikolinieritas dengan melihat nilai toleransi dan VIF. Semakin kecil nilai toleransi dan semakin besar VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah multikolinieritas. Santoso (2000) menyatakan bahwa pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai personal multikolinieritas dengan variabel bebas yang lainnya. Uji multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan aplikasi statistik SPSS 16.0 for windows.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data yang akan dianalisis pada penelitian ini meliputi data tentang: 1) Orientasi
kewirausahaan,
2)
Kompetensi
aspek
pengetahuan
dan
keterampilan, serta 3) Kinerja pemasaran. Untuk keperluan penelitian ini, maka peneliti mengambil data pada pengrajin pande besi di kabupaten Madiun dengan alasan Keberadaan pengrajin pande besi yang terus berkurang di tengah maraknya program pemerintah dalam menggalakkan UMKM. Data hasil dari kuesioner yang disebarkan dan telah diisi oleh para pengrajin pande besi diolah dan dideskripsikan sebagai berikut: 1. Data Kinerja Pemasaran (Y) Data mengenai kinerja pemasaran diperoleh dari hasil angket yang telah disebar kepada responden. Berdasarkan penyebaran angket dari 23 pengrajin pande besi diperoleh nilai minimum 8 dan nilai maksimum sebesar 21 dengan distribusi data berdasarkan rumus empiris sturgess sebagai berikut: Tabel 4.1 Deskripsi Data Kinerja Pemasaran (Y) No 1 2 3 4 5 6
Interval 6-8 9-11 12-14 15-17 18-20 21-23
xi 7 10 13 16 19 22
f 1 8 10 3 0 1 commit to user23
58
% 4.3% 34.8% 43.5% 13.0% 0.0% 4.3%
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 4.1 akan terlihat histogramnya seperti berikut ini:
Kinerja Pemasaran 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 6-8
9-11
12-14
15-17
18-20
21-23
Gambar 4.1Histogram Data Kinerja Pemasaran (Y) 2. Data Orientasi Kewirausahaan (X1) Data mengenai Orientasi Kewirausahaan(X1) diperoleh dari hasil angket. Berdasarkan penyebaran angket dari 23 pengrajin pande besi diperoleh nilai minimum 20 dan nilai maksimum sebesar 52 dengan distribusi data berdasarkanrumus empiris sturgesssebagai berikut: Tabel 4.2 Deskripsi Data Orientasi Kewirausahaan (X1) No
Interval
xi
f
%
1 2 3 4 5 6
19-24 25-30 31-36 37-42 43-48 49-54
21.5 27.5 33.5 39.5 45.5 51.5
5 4 5 5 3 1 23
21.7% 17.4% 21.7% 21.7% 13.0% 4.3%
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 4.2 akan terlihat histogramnya seperti berikut ini:
Orientasi Kewirausahaan 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 19-24
25-30
31-36
37-42
43-48
49-54
Gambar 4.2Histogram Data Orientasi Kewirausahaan (X1) 3. Data Kompetensi Aspek Pengetahuan dan Keterampilan (X2) Data mengenai kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan (X2) diperoleh dari hasil angket. Berdasarkan penyebaran angket dari 23 pengrajin pande besi diperoleh nilai minimum 21 dan nilai maksimum sebesar 45 dengan distribusi data dengan rumus empiris sturgess sebagai berikut:
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 4.3 Deskripsi Data Kompetensi aspek Pengetahuan dan Keterampilan (X2) No
Interval
xi
f
%
1 2 3 4 5 6
20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
22 27 32 37 42 47
1 3 11 5 2 1 23
4.30% 13.00% 47.80% 21.70% 8.70% 4.30%
Berdasarkan tabel 4.3 akan terlihat histogramnya seperti berikut ini:
Kompetensi aspek Pengetahuan dan Keterampilan 12 10 8 6 4 2 0 20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
Gambar 4.3Histogram Data Kompetensi Aspek Pengetahuan dan Keterampilan
commit to user
45-49
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Pengujian Persyaratan Analisis 1.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan melihat gambar grafik Normal PP Plot, dimana terjadinya gejala tersebut dideteksi dengan melihat titiktitik yang mengikuti arah garis linier dari kiri ke kanan atas pada variabel kinerja pemasaran (Y). Bila titik-titik mengikuti arah garis linier berarti terjadi adanya gejala normalitas. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada grafik Normal P-P Plot dibawah ini :
Grafik 4.1 Grafik Normal P-P Plot
Berdasarkan grafik4.1 diatas, diketahui bahwa pada pengujian normalitas yang telah dilakukan memperlihatkan adanya titik yang mengikuti arah garis linier dari kiri ke kanan atas sehingga variabel commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kinerja pemasaran (Y) yang diuji mengindikasikan adanya gejala normalitas, dengan demikian variabel kinerja pemasaran (Y) yang diuji sudah memenuhi uji asumsi normalitas yang disyaratkan. 2.
Uji Multikolinearitas Suatu model dikatakan bebas adanya multikolinieritas jika antar variabel x (independen) tidak boleh saling berkorelasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance yang mayoritas variabel disekitar angka 1 dan mempunyai nilai VIF (varian inflation factor) tidak melebihi 10. Pada tabel dibawah ini menunjukkan bahwa nilai tolerance umumnya berada disekitar 1 dan mempunyai nilai VIF (varian inflation factor) tidak melebihi
10,
sehingga
model
regresi
dapat
dikatakan
bebas
multikolinieritas. Adapun rangkuman uji multikolinieritas dalam penelitian ini dapat dilihat pada taabel dibawah ini : Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas Collinearitas Statistics Variabel Tolerance
VIF
Orientasi Kewirausahaan
0.717
1.394
Kompetensi
0.717
1.394
Keterangan : diolah dari data primer 2014 Dari tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk ke-2 variabel bebas tidak terjadi multikolineritas dengan ditunjukkan nilai VIF dari ke-2 variabel bebas yang lebih kecil dari 10. commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Uji Heteroskedastisitas Menurut Santoso (2003), suatu asumsi pokok dari model regresi linier yang baik adalah bahwa gangguan (distrubance) yang muncul dalam regresi harus homogen (terjadi homoskedastisitas) dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan kata lain varians (ragam) dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dari variabel independen yang diuji adalah sama. Uji heteroskedasitisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2001). Jika varians dari residual satu pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain
tetap,
maka
disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residulnya. Artinya, deteksi adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Namun jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2004). commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Grafik 4.2 Scatterplot
Seluruh variabel bebas di atas menunjukkan plot data yang menyebar acak dan tidak ada pola yang jelas/tidak membentuk pola tertentu, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini berarti bahwa varians (ragam) dari seluruh variabel bebas tidak berbeda secara nyata (signifikan). Dapat disimpulkan bahwa ragam (varians) untuk variabel bebas adalah homogen / sama (tidak terjadi heteroskedastisitas). 4.
Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menurut waktu (time series) atau secara ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti bahwa hasil suatu tahun tertentu dipengaruhi tahun sebelumnya atau tahun berikutnya. Terdapat korelasi atas data cross sectional apabila data di suatu tempat dipengaruhi atau mempengaruhi di lain tempat. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin – Watson. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin – Watson ini dilakukan dengan mengadopsi argumen Singgih (2000), sebagai berikut : 1. 2. 3.
Bila angka Durbin – Watson berada di bawah -2, berarti ada autokorelasi. Bila angka Durbin – Watson antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Bila angka Durbin – Watson di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
4. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Berdasar Durbin – Watson Model Summaryb Model 1
R R Square .906a .820
Adjusted R Square .802
Std. Error of the Estimate 1.372
DurbinWatson 1.657
a. Predictors: (Constant), Kompetensi (X2), Orientasi Kewirausahaan (X1) b. Dependent Variable: Kinerja Pemasaran (Y)
Berdasarkan Tabel di atas diperoleh nilai dw berada diantara +2 dan -2 atau yaitu -2< 1.657<+2. Berarti dapat disimpulkan bahwa galat nilai-nilai pengamatan bersifat bebas (tidak ada autokorelasi). commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.
Analisa Regresi Linier a. Uji t Uji ini untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikan α ≤ 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen secara individu. Sebaliknya jika nilai signifikan α > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan (Santosa, 2000). 1) Variabel
orientasi
kewirausahaan
(X1)
menunjukkan
standardized coefficient beta sebesar 0,343 pada tingkat signifikasi 0,006, karena tingkat signifikasi 0,006 < 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka variabel orientasi kewirausahaan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
variabel kinerja pemasaran. 2) Variabel kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan (X2) menunjukkan standardized coefficient beta sebesar 0,676 pada tingkat signifikasi 0,000, karena tingkat signifikasi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka variabel orientasi
kewirausahaan
berpengaruh
terhadap variabel kinerja pemasaran.
commit to user
positif
signifikan
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Uji F Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikan ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, apabila nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen ( Santosa, 2000) Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa nilai F hitung = 45,624 dengan nilai signifikan 0,000 ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti secara bersama-sama variabel independen ( orientasi kewirausahaan dan kompetensi aspek pengetahuan ketrampilan ) berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja pemasaran. c.
Koefisien Determinasi (R2) Untuk
mengetahui
pengaruh
variabel
orientasi
kewirausahaan dan variabel kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan terhadap kinerja pemasaran yang dapat dilihat dari besarnya adjusted R square yang memiliki nilai positif sebesar 0,802 yang menunjukkan bahwa variabel orientasi kewirausahaan dan
kompetensi aspek pengetahuan commit to user
dan
ketrampilan
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mempengaruhi variasi variabel kinerja pemasaran sebesar 80,2% dan sisanya sebesar 19,8% menggambarkan adanya variasi bebas lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. d.
Hasil perhitungan Uji F dan Uji t. Untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model (Uji kelayakan model) mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat, maka digunakan uji F. Hipotesa: Ho : Variabel X1 dan X2 dengan Ytidak mempunyai hubungan secara signifikan H1 : Variabel X1 dan X2 dengan Ymempunyai hubungan secara signifikan Kriteria penolakan : Tolak Ho jika : F hitung > F ,1, n 2 atau nilai Sig. < 0,05 Terima Ho jika : F hitung < F ,1, n 2 atau nilai Sig. > 0,05 Berdasarkan tabel tersebut di atas hipotesis yang dilakukan dengan
uji F yaitu pengujian secara serentak (simultan)
menunjukkan nilai signifikansi 0.000 (p<0.05), sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabelX1 dan X2 terhadap Y. Dengan kata lain, model regresi yang dihasilkan layak dipergunakan untuk melakukan prediksi commit to user di masa mendatang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Yditentukan oleh faktor X1 dan X2, yang digambarkan dalam persamaan regresi: Y= -4.477+ 0.121 X1+ 0.386 X2 Untuk menunjukkan apakah variabel bebas secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat maka digunakan uji t (uji parsial). Untuk menunjukkan keberartian koefisien regresi terhadap model regresi yang terbentuk, maka dengan mengambil hipotesis: Ho : Koefisien regresi tidak signifikan (nyata) H1 : Koefisien regresi signifikan (nyata) Berdasarkan hasil penelitian, dengan mengambil taraf nyata (signifikansi) sebesar 5% (0.05), untuk konstanta diperoleh nilai signifikansi (p) sebesar 0.026 (p<0.05), maka dapat disimpulkan bahwa konstanta berpengaruh signifikan terhadap model regresi. Untuk variabel X1 dan X2 masing-masing menunjukkan nilai signifikansi yang berturut-turut sebesar 0.006, dan 0.000 (p<0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa X1dan X2 mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap Y. e.
Model Regresi Linier Berganda Model regresi linier dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat ketepatan prediksi pengaruh orientasi kewirausahaan dan kompetensi aspek pengetahuan dan keahlian terhadap kinerja commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemasaran. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel4.6 berikut ini : Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Regresi Linier Pengujian HipotesisVariabel dependen Kinerja Pemasaran Koefisien Std. Error Beta Thitung Sig. Keterangan regresi (b) Konstanta -4.477 1.862 -2.404 0.026 Signifikan X1 0.121 0.040 0.343 3.062 0.006 Signifikan X2 0.386 0.064 0.676 6.036 0.000 Signifikan R (Multiple R) = 0,906 R Square = 0,820 R Square (Adjusted) = 0,802 F hitung = 45.624 F tabel = (df regresi, df residual) = (2,20)= 3.493 Sign. F = 0,000 t tabel = (0,05/2, 20) = 2.086 α = 0,05 Keterangan : diolah dari data primer 2014 Variabel
Uji hipotesis menggunakan multiple regresion mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah VariabelX1 dan X2 berpengaruh terhadap Variabel Y. Y= -4.477+ 0.121 X1+ 0.386 X2 Selanjutnya dari model regresi yang diperoleh tersebut yaitu : Y= -4.477+ 0.121 X1+ 0.386 X2, dapat diimplikasikan sebagai berikut: 1) bo = -4.477 Nilai konstanta (b0) ini menunjukkan bahwa jika tidak ada pengaruh dari X1 dan X2 (X1 dan X2 = 0), maka Y diprediksikan secara konstan akan menurun (karena nilai konstanta bernilai negatif). 2) b1 = 0.121
commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Nilai koefisien regresi b1 ini menunjukkan bahwa jika X1 semakin meningkat, maka hal ini akan dapat meningkatkan Y (karena koefisien X1 bernilai positif). Artinya, adanya peningkatan X1 dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan Y, Demikian sebaliknya. dengan asumsi variabel yang lain tetap (X2 = 0) atau Cateris Paribus. 3) b2 = 0.386 Nilai koefisien regresi b2 ini menunjukkan bahwa jika X2 semakin meningkat, maka hal ini akan dapat meningkatkan Y secara signifikan (karena koefisien X2 bernilai positif). Artinya, adanya peningkatan X2 dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan Y, Demikian sebaliknya. dengan asumsi variabel yang lain tetap (X1 = 0) atau Cateris Paribus. C. Pembahasan 1.
Orientasi Kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran pada pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis uji t menggunakan SPSS 16 for Windows,
variabel orientasi kewirausahaan (X1) menunjukkan
standardized coefficient beta sebesar 0,343 pada tingkat signifikasi 0,006 berarti kurang dari 0,05. Maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pemasaran. Dari hasil penelitian melalui angket yang diberikan kepada para pengrajin pande besi di kabupaten Madiun menunjukkan bahwa commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
orientasi kewirausahaan pada pengrajin pande besi di kabupaten Madiun sangatlah kurang sehingga kinerja pemasarannyapun tidak bisa berjalan maksimal. Dengan adanya perubahan pola kehidupan didalam masyarakat yang begitu cepat, pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun tidak ada indikasi untuk menghadapinya. Mereka cenderung pasrah terhadap usaha yang dijalankannya, artinya tidak ada usaha untuk menghadapi perubahan tersebut. Tidak ada kemandirian, kreatifitas dan keinovasian sama sekali. Hal ini terbukti dari produk yang dihasilkan, tidak ada penambahan jenis produksi. Dari tahun ke tahun hanya itu-itu saja yang dihasilkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Ahmad Lukman Arif dan Widodo (2011) yang menyatakan bahwa apabila UKM berorientasi wirausaha, maka kinerja pemasaran semakin tinggi. Peningkatan kinerja pemasaran di bangun oleh orientasi wirausaha dengan indikator inovasi, berani mengambil resiko dan bertindak proaktif. Untuk itu UKM harus memiliki keberanian untuk mengambil resiko, konsekuensinya maka mereka harus berani mencoba hal atau strategi baru yang sekiranya berpeluang untuk meningkatkan kinerja organisasi, sehingga kinerja pemasaran dapat diarahkan untuk mentransformasikan diri dalam menghadapi tantangan jangka panjang. 2.
Kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran pada pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun Jawa Timur.
commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan hasil analisis uji t menggunakan SPSS 16 for Windows, variabel kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan (X2) menunjukkan standardized coefficient beta sebesar 0,676 pada tingkat signifikasi 0,000 berarti kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa variabel kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pemasaran, artinya bahwa semakin tinggi kompetensi terutama aspek pengetahuan dan ketrampilan maka semakin tinggi pula kinerja pemasaran. Hasil penelitian pada pengrajin pande besi di kabupaten Madiun didapatkan fakta bahwa pada umumnya pengetahuan yang dimiliki oleh para pengrajin pande besi di kabupaten Madiun didapatkan secara otodidak dari pendahulunya, artinya pande besi yang menjadi responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Semua ilmu tentang proses pengolahan pande besi didapatkan dari pengalaman termasuk bagaimana memilih bahan baku yang baik, tingkat pemanasan yang baik dan responden tidak bisa mengikuti ketika teknologi berkembang dengan pesat, akibatnya produk yang dihasilkan tidak dapat bersaing dengan produk-produk yang sudah menggunakan teknologi di dalam proses pengerjaannya. Keterampilan yang dimiliki responden, hanya yang didapatkan dari pendahulunya. Sehingga ketrampilan yang dimiliki hanya terbatas pada apa yang diterimanya. Tidak ada kreatifitas dan inovasi. Hal ini yang membuat usaha pande besi tidak bisa bersaing. Karena tidak commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mampu bersaing dengan produk sejenis mengakibatkan usaha pande besi mengalami kemunduran. Menghadapi hal seperti tersebut diatas, usaha pemerintah sangat diperlukan untuk mencegah jangan sampai usaha pande besi yang ada di kabupaten Madiun benar-benar mengalami kepunahan. 3.
Orientasi Kewirausahaan dan Kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran pada pengrajin Pande Besi di kabupaten Madiun Jawa Timur. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan uji F yaitu pengujian secara serentak (simultan) menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0.000 (p<0.05), sehingga diperolehkesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan secara simultan dari variabelX1 dan X2 terhadap Y, artinya variabel orientasi kewirausahaan dan kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran. Penelitian ini membuktikan bahwa orientasi kewirausahaan dan kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan berpengaruh terhadap kinerja pemasaran. Seperti yang dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa pelaku usaha yang berorientasi kewirausahaan dan mempunyai kompetensi, mereka akan mampu bertahan pada pasar yang berubah dengan cepat. Dengan orientasi kewirausahaan, pelaku usaha akan berani mengambil resiko dengan inovasi dan kreatifitas. commit to user
76 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Inovasi dan kreatifitas didapatkan jika pelaku usaha memiliki kompetensi yang luas baik itu terkait dengan pengetahuan maupun keterampilan. Dengan semakin tingginya orientasi kewirausahaan dan kompetensi maka kinerja pemasaran akan semakin meningkat juga karena artinya mereka mampu bersaing dalam pasar bebas. Jika mampu bersaing maka kelangsungan usaha akan dapat dipertahankan bahkan mungkin akan mampu meningkatkan taraf kehidupan para pelaku usaha tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1.
Terdapat pengaruh secara signifikan orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran.
2.
Terdapat pengaruh secara signifikan kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan terhadap kinerja pemasaran.
3.
Terdapat pengaruh secara signifikan orientasi kewirausahaan dan kompetensi aspek pengetahuan dan keterampilan secara bersama-sama terhadap kinerja pemasaran.
B. Implikasi Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel orientasi kewirausahaan dengan indikator yang membentuknya, yaitu 1) Kemauan berinovasi. 2) Pengambilan resiko. 3) Proaktif. 4) Agresif dan 5) Otonomi, ternyata mempunyai pengaruh langsung dan signifikan terhadap kinerja pemasaran. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel orientasi kewirausahaan dan kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan penting keberadaannya terhadap kinerja pemasaran pengrajin pande besi di kabupaten Madiun, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut ternyata berpengaruh terhadap kinerja pemasaran. Maka pengrajin pande besi commit to user
77
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perlu menjaga agar keberadaan kedua variabel tersebut perlu untuk ditingkatkan. C. Implementasi di Bidang Pendidikan 1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk materi kewirausahaan di sekolah, kursus-kursus maupun para pelaku usaha, dengan harapan bisa menjadi inspirasi maupun sebagai motivasi didalam
menjaga
kelangsungan
usaha
yang
sedang
atau
akan
dijalankannya. 2. Praktis a.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa diterapkan oleh para pengrajin pande besi di kabupaten Madiun khususnya dan di kota-kota lain pada umumnya, bahwa dalam menjalankan usaha harus terus belajar dengan
meningkatkan
pengetahuan
dan
ketrampilan
serta
mengaplikasikan orientasi kewirausahaan dalam kegiatan usahanya sehingga dapat meningkatkan kinerja pemasarannya. b. Hasil penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk mengembangkan pelatihan-pelatihan kewirausahaan. Mengingat betapa pentingnya mengembangkan usaha dengan berorientasi pada wirausaha. c.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penguatan kurikulum pendidikan kewirausahaan di sekolah terutama SMK dengan jurusan yang menyerupai pande besi, yang memang mempunyai kurikulum khusus.
commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Saran Dari hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa antara orientasi kewirausahaan
dan kompetensi
aspek
pengetahuan dan ketrampilan
berpengaruh terhadap kinerja pemasaran. Oleh karena itu, diharapkan : 1. Pengrajin pande besi harus lebih berorientasi terhadap kewirausahaan. Aspek-aspek didalam kewirausahaan harus ditingkatkan. Kreatifitas, inovatif, dan agresif terhadap pesaing perlu untuk diperhatikan dan dilaksanakan agar usaha yang dijalankan bisa berkembang. Dengan meningkatkan kreatifitas dan inovatif maka jenis dan kualitas produk akan semakin bertambah, hal ini tentu saja akan menarik konsumen untuk tetap bertahan memakai produk yang dihasilkan. Dengan semakin banyaknya konsumen yang memakai produk yang dihasilkan maka akan semakin meningkatkan kesejahteraan serta kelangsungan dari usaha itu sendiri. Dan yang lebih utama pengrajin pande besi harus berani menghadapi resiko dengan adanya perubahan yang begitu cepat. 2. Pengrajin pande besi harus terus menambah pengetahuan dan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh dinas-dinas terkait. Atau harus lebih sering mengikuti perkembangan dunia luar dengan ikut atau mengunjungi pameran-pameran yang diadakan oleh instansi terkait. 3. Pengrajin pande besi, harus mau berubah mengikuti perubahan pola kehidupan yang bergerak begitu cepat dengan cara sharing antar sesama pengrajin pande besi dari kota-kota lain yang mungkin juga menghadapi permasalahan yang sama.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Abdolhamid Papzan, Nashmil Afsharzade, Khadijeh Moradi. 2013. Entrepreneurial Intention Determinants: An Empirical Model and a Case of Iranian Students in Malaysia. Journal of Entrepreneurship Management and Innovation (JEMI), Volume 9, Issue 3, 2013. Achmadi, Abu. Narbuko, Cholid. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan ke tujuh. Bandung: Alfabeta. Amstrong, H. dan Taylor, J. 2000. Regional Economics and Policy (Third Edition), New York Arbaugh, J. B., Larry W. Cox, and S. Michael Camp. 2009. Is Entrepreneurial Orientation a Global Construct? A Multi-Country Study of Entrepreneurial Orientation, Growth Strategy, and Performance. The Journal of Business Inquiry 2009, 8, 1, 12-25. Arif, Widodo. 2011. Model Peningkatan Kinerja Pemasaran dalam Konteks Adaptabilitas Lingkungan. Jurnal Analisis Manajemen. Volume 5 Nomor 1. Juli 2011, Hal 30-44. Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara. Press. Atuahene-Gima, K. and Kamel Micheal. 1998. A Contingency Analysis of the Impact of Salesperson’s Effort on Satisfaction and Performance in Selling New Products. European Journal of Marketing 32 (9/10), 904-921. Azwar, S. 2006. Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baker, W.E., and Sinkula, J.M. 2009. The Complementary Effect of Market Orientation and Entrepreneurial Orientation on Profitability in Small Business. Journal of Small Business Management, 47(4), 443-464. Bart Van Looy, Paul Gemmel, Roland Van Dierdonck. 2003. Services management; an integrated approach. Great Britain: Pearson education limited. 2nd edition. Basile, Alessandro. 2012. Entrepreneurial Orientation In SMEs: Risk-Taking to Entering International Markets. Far East Journal of Psychology and Business; Vol. 7 No. 2 May commit 2012. to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
81 digilib.uns.ac.id
Becherer, Richard C. Dan John G. Maurer. 1997. “The Moderating Effect of Environmental variables on the Entrepreneurial and Marketing Orientation of Entrepreneur-led Firms”. Entrepreneurship Theory and Practice, Fall Bonoma, Thomas V. and Bruce H. Clark. 1998. Marketing Performance Assessment. Boston: Harvard Business School Press. Boston. Lumpkin G.T. and Dess G.G. 1996. Clarifying the Entreprenuerial Orientation and Construct and Linking it to Performance, Academy of Management Review. Vol 21 No.1 135-172. BPS. Buku Pedoman Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). 2012. http://bps.go.id atau http://bangkebkab.go.id Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian, Surakarta: UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press). Bungin, Burhan. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. Bygrave, WD. 1994. The Portable MBA in Entrepreneurship. New York: John Willy & Sons. Cooper, Robert G. 2011. “Product Inovation and Technology Strategy”. Journal Research Technology Management. May – June 2011, Vol 53, pp. 33-40. Covin, J & D. Slevin. 1989. “Strategic Management of Small Firms in Hostile & Benign Environments”, Strategic Management Journal Debbie Liao and Philip Sohmen. 2001. “The Defelopment Of Modern Entrepreneurship in China”. Stanfod Journal of East Asia Affair Vol. 1 2001 . Dess, G.G., G.T. Lumpkin, dan J.G. Covin, 1997, “Entrepreneurial Strategy Making and Firm Performance: Test of Contingency and Configurational Models”. Strategic Management Journa., Vol.18, No. 9, p. 677 – 695. Djarwanto dan Pangestu Subagyo. 2006. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFEUGM. Eka Handriani. 2011. Pengaruh faktor internal eksternal, entrepreneurial, skill, strategi dan kinerja terhadap dayatosaing commit user UKM di Kabupaten Semarang. Dinamika sosial ekonomi, Volume 7 Nomor 1, 2011.
perpustakaan.uns.ac.id
82 digilib.uns.ac.id
Ferdinand, A. 2004. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ferdinand, Augusty. 2000. Manajemen Pemasaran: Sebuah Pendekatan Strategy. Research Paper Series. No.01 Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Halim. 2012. Kapabilitas Pemasaran sebagai Mediasi Pengaruh Orientasi Pasar, Orientasi Pembelajaran dan Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Pemasaran (studi pada Usaha Menengah di Sulawesi Tenggara). Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 10 Nomor 3, September 2012, Hal 427-484. Handoko, Hani. 2001. Ekonomi Sumber Daya Manusia. BPFE, Yogyakarta. Hitt, Michael A., R. Duane Ireland, Robert Ehoskisson. 1999. Manajemen Strategis, Jakarta: Penerbit Erlangga. Ioanna Papasolomou‐Doukakis. 2002. The role of employee development in customer relations: the case of UK retail banks, Corporate Communications: An International Journal. Vol. 7. Iss: 1, pp. 62-76 Keeh, Hean Tat, Nguyen, Mei, Phing. 2007. The Effects of Entrepreneurial Orientation and Marketing Information The Performance of SMEs. Journal of Business venturing Juli, Vol. 22. Koh, Hian Chye. 1997. “Testing Hypothesis of Entrepreneurial Characteristics: A Study of Hongkong MBA Students”. Journal of Managerial Psychology. p.1-11. Kotler, P., dan Armstrong, G. 2007. Prinsip-prinsip Pemasaran. (edisi 12). Jakarta: Penerbit Erlangga. Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi milenium, Jilid Satu. Jakarta: Prehallindo. Kumalaningrum, Maria Pampa. 2012. Lingkungan Bisnis, Orientasi Kewirausahaan, Orientasi Pasar, dan Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jurnal JRMB, Volume 7, No. 1 Juni 2012. Kuncoro, M. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta, Erlangga. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
83 digilib.uns.ac.id
Lalit, Sharma and Pankaj Madan. 2014. Effect of Individual Factors on Youth Entrepreneurship – a Study of Uttarakhand State, India. Journal of Global Entrepreneurship Research. SpringerOpen Journal. Lempelius, Christian and Gert Thomas. 1979. Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat, Jakarta: LP3ES. Li, Y., Huang, J., Tsai, M. 2000. Entrepreneurial Orientation and Firm Performance: The Role of Knowledge Creation Process. Journal Industrial Marketing Management. 38:440-449. Lukiastuti. 2012. Pengaruh Orientasi Wirausaha dan Kapabilitas Jejaring Usaha terhadap Peningkatan Kinerja UMK dengan Komitmen perilaku sebagai variabel Interviening (studi empiris pada sentra UKM batik di Sragen, Jawa Tengah), Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 8 Nomor 2, September 2012, Hal 155-175. Lumpkin, G. T., and Dess, G. G. 1996. Claryfying the Entrepreneurial Orientation Construct and Linking it to Performance. Academy of Management Review, 21: 135-172. Matsuno, K., J. T. Mentzer, and A. Ozsomer. 2002. The Effect Entrepreneurial Proclivity and Market Orientation on Business Performance, Journal of Marketing, 66 (3): 18-33. Marcus, B., Bock, B. C., Pinto,B. M., Forsyth, L. H., Roberts, M. B., & Traficante, R. M. 1998. Efficacy of an individualized motivationally tailored physical activity intervention. Annals of Behavioral Medicine, 20, 174-180. Miles, Morgan, Joe Giglierano, Rob Vitale, 2003. Entrepreneurial Orientation, Market Orientation, and Performance In Established And Startup Firms, www.cob.sjsu.edu/facstaff/giglie_j/Research/Sympap 2003. Miller, D. 1983. The Correlated of Entrepreneurship in Three Types of Firms. Management Science. 29:770-791. Miller, D. and P. H. Friensen. 1983. Strategy-Making and Environment: The Third Link. Strategic Management Journal, 4 (3), p.221-235. Moeheriono, 2012. Pengukuran Kinerja (Berbasis Kompetensi), Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. Mubin, A., Nur S., Toni W., 2002, Pengaruh Media Pendingin Pada Proses Heat Treatment Produk Pandai Besi Terhadap Kekerasan dan Laju Korosi, Laporan Penelitian, FT-UMM, Malang. commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mubin, Ahmad, 2001, Uji Pemanfaatan Teknologi Elektroplating Pada Produk Pandai Besi Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas dan Daya Saing, Laporan Penelitian, FT-UMM, Malang. Muhandri, Kadarisman, 2013. Mutu dan Kinerja Perusahaan (Suatu Pendekatan pada Industri Pangan), Bandung : Alfabeta. Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosda karya. Muzakar, Isa. 2011. Analisis Kompetensi Kewirausahaan, Orientasi Kewirausahaan, dan Kinerja Industri Mebel. BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis, Volume 15, Nomor 2, Desember 2011. Naman, John L. and Dennis P. Slevin. 1993. Entrepreneurship and the Concept of Fit: A Model and Empirical Test, Strategic Management Journal, 14 (2),137-53. Narver, J. And Slater, S. F. 1998. Does Competitive Environment Moderate the Market Orientation Performance Relationship. Journal of Marketing, 4655. Nawawi. 2012. Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management), Bogor: Ghalia Indonesia. Ngek Bromhilder, Neneh, and Johan Vanzyl. 2012. Towards establishing long term surviving small and medium enterprises (SMEs) in South Africa: An entrepreneurial approach. African Journal of Business Management. Vol. 6(28), pp 8327-8343. Nugroho, B. A. 2005. Strategi Jitu Memilih metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Andi. Ostrenga and Harwood. 1992. The ernst & Young Guide to Total Cost Management. Publised by Wiley. Palan, R. 2007. Competency Management: Teknis Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi. PPM. Jakarta. Pangeran. 2012. Orientasi Pasar, Orientasi Kewirausahaan, dan Kinerja Keuangan Pengembangan Produk Baru Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. JRMB, Volume 7 Nomor 1, Juni 2012, Hal 1-15. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
85 digilib.uns.ac.id
Pasca Sarjana. 2011. Panduan Penulisan Thesis Program Pasca Sarjana, Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Paul Taylor. 2013. The Effect of Entrepreneurial Orientation on The Internationalization of SMEs in Developing Countries. African Journal of Business Management, Vol. 7(19), May 2013. Philip dan Duncan. 2012. Marketing Principles and Methods. Georgetown: Richard D. Irwin. Inc. Rahayu Puji Suci. 2009. Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen, dan Strategi Bisnis (Studi pada Industri Kecil Menengah Bordir di Jawa Timur). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 11 No. 1 Maret 2009. Rivai, H. Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Edisi 2. Jakarta: PT. Raja Grafindo Roy Jordaan. 2009. Memuji Prambanan. Yogjakarta: Yayasan Obor Indonesia. Roe,
Robert A. 2001. Pengertian Kompetensi. [Online]. Tersedia: http://www.docstoc.com/docs/2656466/Pengertian Kompetensi [19 April 2009]
Saebani, Nurjaman, 2013. Manajemen Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia. Santoso, S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17. Jakarta: PT, Elex Media Komputindo. Sevilla, Consuelo G. dkk. 2005. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-Press. Shu-Hao Chang, Chia-Ho Chen & Yu Ching Ho. 2012. A Study of Marketing Performance Evaluation System for Notebook Distributors. International Journal of Business and Management; Vol. 7, No. 13; 2012. ISSN 18333850; E-ISSN 1833-8119. Slater, S. F. And Narver, J. C. 1994. Does Competitive Environment Moderate the Market Orientation-performance Relationship?. Journal of Marketing. 4655. Spencer, M., Lyle, Jr & Signe M. Spencer. 1993. Competency at work. Models for Superior Performace. Jhon Wiley & Sons Inc., New York. Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Jilid Ketujuh, Penerbit Erlangga, Jakarta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
Suci. 2009. Peningkatan Kinerja melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen, dan Strategi Bisnis (studi industri Kecil Menengah bordir di Jawa Timur), Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 11 Nomor 1, Maret 2009, Hal 46-58. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Manajemen, Bandung : Alfabeta. Sugoyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung : Alfabeta. Sunyoto. 2012a. Manajemen Pemasaran (Pendekatan Konsep, Kasus, dan Psikologi Bisnis), Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publising Service). Sunyoto. 2012b. Model Analisis Jalur untuk Riset Ekonomi, Bandung: Yrama Widya. Sunyoto. 2012c. Teori, Kuesioner, dan Analisis Data Sumber Daya Manusia (Praktik Penelitian), Yogyakarta : CAPS (Center of Academic Publising Service). Suryana, Bayu. 2010. Kewirausahaan (Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses), Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat. Suparno. 2004. Marketing Profesional. Bandung: Remaja Rosdikarya. Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta. Usman, Sobari, 2013. Aplikasi Teknik Multivariate (untuk Riset Pemasaran), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Van Looy, B., Callaert, J. and K. Debackere. 2006. Scientific and Entrepreneurial activities within Academia: Mutually reinforcing, hampering or just coexisting? Forth coming in Research Policy
. Voss, G. B and Voss Z. G., 2000. Strategic Orientation and Firm Performance in an Artistic Environment. Journal of Marketing, Vol.64, (January), pp.67-83. Wahyono. 2002. Orientasi Pasar dan Inovasi: Pengaruhnya terhadap Kinerja Pemasaran (Studi Kasus pada Industri Meubel di Kabupaten Jepara). Jurnal Saint Pemasaran Indonesia. Http://www.Google.com. September commit to user 2009.
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Weerawardena. Jay. 2003. “Exploring The Role of Market Learning Capability in Competitive Strategy”. European Journal of Marketing. Vol. 37, p. 407429. Widoyoko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Wirawan, Sudirman, 1992. Petunjuk Kerja Pelat dan Tempa, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Yudiaatmaja. 2013. Analisis Regresi dengan Menggunakan Aplikasi Komputer Statistik SPSS, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Zhou, Kevin Zheng, Chi Kin Yim, and David K.Tse. 2005. The Efeect of strategic Orientations on Technology-and Market-Based Breakthrough Innovations. Journal of Marketing.Vol.69 (April), pp.42-60.
commit to user
88
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KISI-KISI INSTRUMEN PENGUKURAN VARIABEL ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN, KOMPETENSI ASPEK PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN, SERTA KINERJA PEMASARAN PADA PENGRAJIN PANDE BESI DI KABUPATEN MADIUN Variabel
Indikator
Definisi Operasional
Deskriptor
Orientasi
Otonomi
Otonomi adalah tindakan
Lumpkin dan
Kewira-
(Kemandirian)
individu atau tim yang
Dess , 1996
usahaan
membawa ide-ide atau visi
Pernyataan 1. Usaha pande besi yang saya jalankan mengguna-kan modal sendiri untuk menunjang biaya operasional sehari-hari.
baru dan berupaya untuk
2. Usaha pande besi yang saya jalankan
mencapainya. Berkaitan
memiliki kemampuan menangani
dengan kepercayaan diri dan
sebagian besar pengadaan bahan baku,
tidak ada ketergantungan
proses produksi, perawatan alat proses.
terhadap usaha lain. Keinovatifan
Suatu sikap wirausahawan
(innovativeness)
untuk terlibat secara kreatif
besi yang saya jalankan ada penambahan
dalam proses percobaan
produk baru.
terhadap gagasan baru yang
3. Dalam dua tahun terakhir, usaha pande
4. Dalam tiga tahun terakhir, usaha pande
89
memungkinkan menghasilkan
besi yang saya jalankan ada penambahan
metode produksi baru
peralatan baru
sehingga menghasilkan
5. Usaha yang saya jalankan masih
produk atau jasa baru, baik
mengguna-kan metode proses produksi
untuk pasar sekarang maupun
tradisional.
ke pasar baru
6. Usaha yang saya jalankan masih menggunkan peralatan yang lama/tradisi-onal.
Keproaktifan
Mencerminkan kesediaan
(proactiveness)
wirausahawan untuk
perihal kepuasan dan ketidak puasan
mendominasi pesaing melalui
mereka terhadap produk saya.
suatu kombinasi dan gerak agresif dan proaktif seperti memperkenalkan produksi baru atau jasa di atas kompetisi dan aktifitas untuk mengantisipasi permintaan mendatang untuk menciptakan perubahan dan
7. Saya selalu menanyakan pelanggan saya
8. Saya tetap menjalin kerjasama dengan pelanggan saya. 9. Pelanggan saya memberi tahu saya apa yang mereka inginkan
90
membentuk lingkungan Keagresifan
Agresif dalam bersaing
bersaing
merupakan keberanian pelaku
kegiatan yang bisa memperluas daerah
(competetive
usaha untuk membuka pasar
pemasaran dan bisa mengembangkan
aggressiveness)
baru dan mencoba untuk
produk saya.
lebih sukses lagi.
10. Saya selalu mengikuti event-event atau
11. Saya mengumpulkan semua informasi
Competitive aggressiveness
(data) tentang perusahaan saya untuk
juga menggambarkan
keperluan analisis.
kemauan untuk menggunakan cara tidak konvensional atau tradisional dalam bersaing, seperti menggunakan taktik terbaru untuk menghadapi pesaing, menganalisa dan menentukan target untuk kelemahan pesaing, memfokuskan produk yang bernilai tambah tinggi dengan secara hati – hati dan
.
91
memonitor pengeluarannya. Berani
Merupakan sikap berani
12. Sebagian dari pembayaran produk saya
mengambil
menghadapi tantangan
menggunakan sistem pembayaran di
resiko (risk
dengan melakukan eksploitasi
belakang
taking).
atau terlibat dalam strategi
13. Saya berani membuat terobosan dengan
bisnis dimana kemungkinan
beralih produk non pertanian.
hasilnya penuh ketidakpastian. Kompetensi
Pengetahuan,
Informasi yang dimiliki oleh
Moeheriono,
meliputi:
pengusaha pande besi terkait
2012
masalah teknis,
dengan bidang usaha yang
bara api dan peruntukan-nya dalam
administratif,
digelutinya.
proses pemanasan benda kerja.
proses
14. Sebagai operator pande besi, saya mengenal -tingkatan-tingkatan warna
15. Saya mengenal bermacam-macam jenis
kemanusiaan,
bahan baku logam, dan peruntukan-nya
dan sistem
dalam membuat produk pande besi 16. Saya memahami teknik-teknik finishing dalam proses pande besi untuk mendapat-kan sifat kekerasan pada produk akhir tanpa petunjuk dari orang
92
lain. 17. Saya mengetahui nama-nama peralatan dasar pertukangan pande besi dan cara kerja dari masing-masing alat. 18. Saya mampu menentukan saatnya mulai melakukan penempaan berdasarkan warna bara benda kerja Ketrampilan,
Kemampuan untuk
meliputi:
melaksanakan tugas tertentu
ketrampilan
baik secara fisik maupun
teknis dan non
mental. Biasanya merujuk
adalah pekerjaan utama saya sehingga
teknis
pada kemampuan seseorang
lebih saya utamakan dari pekerjaan-
untuk melakukan suatu
pekerjaan lain.
kegiatan.
19. Dalam bekerja, saya mengguna-kan alat pengaman diri (APD) 20. Pekerjaan sebagai operator pande besi
21. Saya pernah membaca buku tentang pande besi, atau melakukan kunjungan ke perusahaan pande besi yang lain. 22. Selama bekerja sebagai operator pande besi, saya belum pernah mengalami kecelakaan kerja.
93
23. Saya mampu menyiapkan proses pengerjaan pande besi tanpa petunjuk dari orang lain. Kinerja
Omzet
Jumlah penjualan dari produk
Wahyono,
Pemasar-an
penjualan
perusahaan
2002
24. Jenis dan jumlah produk yang saya hasilkan hanya berdasarkan pesanan. 25. Hasil dari penjualan produk saya bisa untuk menutup biaya operasional.
Sales return
Jumlah penjualan produk
26. Dalam setiap transaksi penjualan selalu
yang di return (di
saja ada produk yang kembali karena
kembalikan)
kualitas tidak sesuai harapan konsumen.
Jangkauan
Luasnya wilayah pemasaran
wilayah
produk
pemasaran
27. Pemasaran produk yang saya hasilkan hanya untuk memenuhi pelanggan di Madiun dan sekitarnya. 28. Saya mempunyai agen/perwa-kilan di luar daerah/pulau untuk memasarkan produk saya.
Peningkat-an
Jumlah penjualan yang
29. Pada dua tahun terakhir usaha yang saya
penjualan
meningkat dari periode
kelola mengalami peningkatan dalam hal
sebelumnya
penjualan.
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR PERNYATAAN
Petunjuk Pengisian Sehubungan
dengan
diadakannya
penelitian
tentang
orientasi
kewirausahaan, kompetensi aspek pengetahuan dan ketrampilan serta kinerja pemasaran di pengrajin pande besi, saya mohon bantuan Bapak/Ibu diminta untuk memberikan tanggapan atas pernyataan yang ada pada angket ini sesuai dengan keadaan, pendapat, perasaan Bapak/Ibu, bukan berdasarkan pendapat umum atau pendapat orang lain. Pernyataan-pernyataan dalam angket ini mempunyai lima alternatif jawaban yaitu : 1. Sangat Tidak Setuju
: (STS)
skornya
1
2. Tidak Setuju
: (TS)
skornya
2
3. Netral
: (N)
skornya
3
4. Setuju
: (S)
skornya
4
5. Sangat Setuju
: (SS)
skornya
5
Mohon diisi dengan memberi tanda centang () pada jawaban yang paling sesuai menurut kondisi dan situasi Bapak/Ibu. Silahkan mengerjakan dengan teliti , jangan ada yang terlewatkan. Terima kasih. 1. Identitas Responden 1. Nama Usaha
: _____________________________________
2. Nama Pemilik
: _____________________________________
3. Alamat Usaha
: _____________________________________
4. Perusahaan yang saya kelola ini, adalah : a. Dirintis dari awal b. Diwarisi dari usaha Orangtua/keluarga 5. Jumlah kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) a. Kurang dari Rp 50 juta b. Lebih dari Rp 50 juta commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Hasil penjualan tahunan a. Kurang dari Rp 300 Juta b. Lebih dari Rp 300 Juta
2. Daftar Pernyataan Jawaban No
Pernyataan STS
1
Usaha pande besi yang saya jalankan menggunakan modal sendiri untuk menunjang biaya operasional sehari-hari.
2
Usaha pande besi yang saya jalankan memiliki kemampuan menangani sebagian besar
pengadaan
bahan
baku,
proses
produksi, perawatan alat proses. 3
Dalam dua tahun terakhir, usaha pande besi yang saya jalankan ada penambahan produk baru.
4
Dalam tiga tahun terakhir, usaha pande besi yang saya jalankan ada penambahan peralatan baru
5
Usaha yang saya jalankan masih menggunakan metode proses produksi tradisional
6
Usaha
yang
menggunakan
saya
jalankan
peralatan
masih yang
lama/tradisional. commit to user
TS
N
S
SS
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7
Saya biasa menanyakan pelanggan saya perihal kepuasan dan ketidak puasan mereka terhadap produk saya.
8
Saya berusaha mempertahankan pelanggan saya.
9
Pelanggan saya memberi tahu saya apa yang mereka inginkan.
10
Saya selalu mengikuti event-event atau kegiatan yang bisa memperluas daerah pemasaran dan bisa mengembangkan produk saya..
11
Saya mengumpulkan semua informasi (data) tentang perusahaan saya untuk keperluan analisis.
12
Sebagian dari pembayaran produk saya menggunakan sistem pembayaran di belakang
13
Saya berani membuat terobosan dengan beralih produk non pertanian.
14
Sebagai operator pande besi, saya mengenal tingkatan-tingkatan warna bara api dan peruntukannya dalam proses pemanasan benda kerja.
15
Saya mengenal bermacam-macam jenis bahan baku logam, dan peruntukannya dalam membuat produk pande besi. commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
16
Saya memahami teknik-teknik finishing dalam proses pande besi untuk mendapatkan sifat kekerasan pada produk akhir tanpa petunjuk dari orang lain.
17
Saya mengetahui nama-nama peralatan dasar pertukangan pande besi dan cara kerja dari masing-masing alat.
18
Saya mampu menentukan saatnya mulai melakukan penempaan berdasarkan warna bara benda kerja
19
Dalam bekerja, saya menggunakan alat pengaman diri (APD).
20
Pekerjaan sebagai operator pande besi adalah pekerjaan utama saya sehingga lebih saya utamakan dari pekerjaan-pekerjaan lain.
21
Saya pernah membaca buku tentang pande besi, atau melakukan kunjungan ke perusahaan pande besi yang lain.
22
Selama bekerja sebagai operator pande besi, saya belum pernah mengalami kecelakaan kerja.
23
Saya
mampu
menyiapkan
proses
pengerjaan pande besi tanpa petunjuk dari orang lain. 24
Jumlah dan jenis produk yang saya hasilkan hanya berdasarkan pesanan. commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
25
Hasil dari penjualan produk saya bisa untuk menutup biaya operasional.
26
Dalam setiap transaksi penjualan selalu saja ada produk yang kembali karena kualitas tidak sesuai harapan konsumen.
27
Area pemasaran produk saya hanya untuk memenuhi pelanggan di Madiun dan sekitarnya.
28
Saya mempunyai agen/perwakilan di luar daerah/pulau.
29
Pada dua tahun terakhir usaha yang saya kelola mengalami peningkatan dalam hal penjualan.
commit to user
99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
1. Orientasi Kewirausahaan Penghitungan jumlah kelas dengan rumus empiris Sturgess Nilai Minimum = 20 Nilai maksimum = 52 Jangkauan
= 32
Kelas
= 1+3,3 Log n = 1+3,3 Log 23 = 5,494
Lebar kelas
= 32/6 = 5,33
No 1 2 3 4 5 6
6
Interval 19-24 25-30 31-36 37-42 43-48 49-54
5 xi 21.5 27.5 33.5 39.5 45.5 51.5
f 5 4 5 5 3 1
% 21.7% 17.4% 21.7% 21.7% 13.0% 4.3%
Orientasi Kewirausahaan 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0
Kompetensi
19-24
25-30
31-36
37-42
43-48
49-54
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
2. Kompetensi Penghitungan jumlah kelas dengan rumus empiris Sturgess Nilai Minimum = 21 Nilai maksimum = 45 Jangkauan
= 24
Kelas
= 1+3,3 Log n = 1+3,3 Log 23 = 5,494
Lebar kelas
6
= 24/6 =4
No 1 2 3 4 5 6
Interval 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
xi
f 22 27 32 37 42 47
1 3 11 5 2 1
% 4.30% 13.00% 47.80% 21.70% 8.70% 4.30%
Kompetensi 12 10 8 6 4 2 0 20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
commit to user
45-49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
3. Kompetensi Penghitungan jumlah kelas dengan rumus empiris Sturgess Nilai Minimum = 8 Nilai maksimum = 21 Jangkauan
= 13
Kelas
= 1+3,3 Log n = 1+3,3 Log 23 = 5,494
Lebar kelas
= 13 / 6 = 2,16
No 1 2 3 4 5 6
6
Interval 6-8 9-11 12-14 15-17 18-20 21-23
2 xi
f 7 10 13 16 19 22
1 8 10 3 0 1
% 4.3% 34.8% 43.5% 13.0% 0.0% 4.3%
Kinerja Pemasaran 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Kinerja Pemasaran
6-8
9-11
12-14
15-17
18-20
21-23
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
commit to user