JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP MINAT BERINVESTASI DI PASAR MODAL DENGAN PEMAHAMAN INVESTASI DAN USIA SEBAGAI VARIABEL MODERAT
Kusmawati STIE MUSI Palembang
Abstract This research about influence motivation toward interest of woman to invest in capital market with knowledge and age as moderate variable. This research has purpose to get information to the investments manager or the company investments about something that can make woman interesting to investment to capital market. Age and deeper knowledge about investment at capital market as moderat variable be needed can predict risk and return from investment that have choosen. To collect data, this thesis use questionnaire metode. This questionnaire has been examined validity and reliabilitry early. Testing of validity use product moment correlation metode, while testing of reliability use Cronbach’s Alpha metode. In data analyze, this thesis use moderate regression metode. From this research has been know that social motivation have relationship with interesting of woman to invest in capital market, with age of that woman. Keywords : Motivation, Deeper Knowledge, Age, and Interest To Investation PENDAHULUAN
Investasi yang dipilih oleh wanita kebanyakan investasi untuk jaminan hidup yang memiliki tingkat risiko kecil seperti dana pesiun dibanding investasi yang dapat meningkatkan pendapatan karena wanita memang lebih berhati-hati dalam penggunaan dana yang mereka miliki, sebagaimana yang dikatakan oleh Deere and Doss (2006) dan Syafrudin dkk (2005). Kondisi saaat ini menunjukkan hal yang berbeda, karena sudah banyak wanita yang berani ikut ambil bagian dalam investasi di pasar modal, baik sebagai pialang, broker, manajer investasi, maupun sebagai investornya sendiri. Meskipun memang jumlahnya belum begitu banyak atau hanya sebesar 25% dari seluruh investor di pasar modal, Widiyanti (2007) dan Manurung (2007). Jadi saat ini wanita tidak hanya berperan dalam mengelola keuangan rumah tangga saja, tetapi juga mampu menunjukkan eksistensinya dalam perekonomian yang lebih luas dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya dalam segala hirarki kebutuhan. Beberapa hal diduga mempengaruhi keinginan seseorang untuk berinvestasi di pasar modal, yaitu usia, motivasi untuk menunjukkan eksistensi diri, dan pemahaman seseorang akan cara berinvestasi di pasar modal. Dalam hal usia, Bardwick dalam Irmawati dan Waskito (2007) mengatakan bahwa ada empat tahap dasar kehidupan wanita. Tahapan tersebut adalah tahap transisi awal kedewasaan (17-28 tahun), tahap kemapanan (30-40 tahun), pertengahan kedewasaan (40-
103
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
45 tahun) dan tahap umur 50 tahun atau lebih. Perbedaan tahapan transisi tersebut akan mempengaruhi emosi dan cara berfikir dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang terkait dengan investasi juga sangat dipengaruhi oleh orientasi kepentingan yang dimiliki di masing-masing tahapan usia perkembangan wanita. Keputusan investasi wanita di tahapan awal kedewasaan akan berbeda dengan keputusan investasi wanita di tahapan kemapanan dan tahapan lainnya. Keputusan berinvestasi sesorang dilatarbelakangi oleh pemahaman akan investasi mulai dari jenis investasi, return yang akan diperoleh, risiko yang dihadapi, sampai dengan hal-hal lain yang terkait dengan investasi yang akan diambil. Pengetahuan investasi ini dapat diperoleh darimana saja, antara lain dari pendidikan formal seperti di perguruan tinggi atau pendidikan non formal seperti pelatihan, Sharpe (2005:15). Pengetahuan tentang investasi ini akan mengarahkan jenis-jenis investasi yang dipilih. Wanita yang memiliki pengetahuan terbatas tentang investasi akan memilih investasi yang sesuai dengan pengetahuan dan risiko yang sanggup diterimanya. Sebaliknya, wanita yang memiliki pengetahuan luas tentang investasi akan lebih bebas memilih jenis investasi sesuai dengan kemampuan dan risiko yang dihadapinya. Dengan semakin besarnya peran wanita dalam perekonomian maka keinginan untuk menunjukkan aktualisasi diri akan semakin meningkatkan minat wanita untuk melakukan investasi di pasar modal. Yang menjadi permasalahan disini adalah apakah motivasi untuk aktualisasi diri tetap akan meningkatkan minat berinvestasi jika dibarengi dengan pengetahuan tentang investasi dan sesuai dengan perkembangan usia psikologi wanita. TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Minat Investasi Minat Menurut Salim dan Salim (1996:656) memiliki definisi sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan. Perluasan dari definisi minat adalah : a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor mati rasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku. b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba. c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang. Teori sikap yaitu Theory of Reasoned Action yang dikembangkan oleh Triwijayati dan koesworo (2006), mengungkapkan adanya keinginan untuk bertindak karena adanya keinginan yang spesifik untuk berperilaku. Hal ini menunjukkan bahwa niat berperilaku dapat menunjukkan perilaku yang akan dilakukan oleh seseorang. Hal ini juga berarti bahwa seorang yang memiliki minat berinvestasi maka kemungkinan besar dia akan melakukan tindakan-tindakan yang dapat mencapai keinginan mereka untuk berinvestasi, seperti mengikuti pelatihan dan seminar tentang investasi, menerima dengan baik penawaran investasi, dan pada akhirya melakukan investasi. Ciri-ciri seseorang yang berminat untuk berinvestasi dapat diketahui dengan seberapa berusahanya mereka dalam mencari tahu tentang suatu jenis investasi. Mulai dari keuntungan, kelemahan, kinerja investasi dan lain sebagainya. Ciri lain yang dapat dilihat adalah mereka akan berusaha meluangkan waktu untuk mempelajari lebih jauh tentang investasi tersebut atau mereka langsung mencoba berinvestasi pada jenis investasi tersebut, bahkan menambah ’porsi’ investasi mereka yang sudah ada. (cocokkan dengan kuesioner minat).
104
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
Motivasi Investasi Motivasi adalah proses pemberian dorongan yang dapat menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran serta berpengaruh secara langsung terhadap tugas dan psikologi seseorang, Robbin (2006:213), Sulistiyani dan Rosidah (2003:58), Falk (2000). Teori motivasi Abraham Maslow yang dikembangkan oleh Robbin (2006:214) mengatakan bahwa dalam diri seseorang terdiri dari lima jenjang kebutuhan, yaitu: (1) Psikologis, (2) Kebutuhan Keamanan, (3) Kebutuhan Sosial, (4) Kebutuhan Penghargaan dan (5) Kebutuhan Aktualisasi Diri. Ketika seseorang sudah dapat memenuhi kebutuhan substansialnya, maka kebutuhan berikutnya akan menjadi motivasi bagi seseorang untuk melakukan tindakan selanjutnya. Kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri dapat memicu seseorang untuk melakukan tindakan atau keputusan di luar kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah melakukan investasi. Kebutuhan berinvestasi dilakukan oleh seseorang ketika kebutuhan substansialnya sudah terpenuhi, seperti kebutuhan psikologis dan kebutuhan keamanan. Seseorang yang memiliki dana yang melebihi kebutuhan substansialnya akan berfikir untuk memanfaatkan dana tersebut. Tindakan minimal yang dilakukan untuk memanfaatkan kelebihan dananya adalah menabung atau mendepositokan. Tindakan minimal ini dilakukan oleh orang yang tergolong takut risiko (risk averse). Berbeda halnya dengan orang yang tergolong penantang risiko (risk taker), mereka cenderung untuk menginvestasikan dananya pada bentuk-bentuk investasi yang memberikan keuntungan yang lebih besar meskipun risiko yang dihadapi juga besar, seperti investasi pada saham. Jadi keinginan berinvestasi timbul karena kebutuhan substansial seseorang sudah terpenuhi, sehingga kebutuhan yang ingin dipenuhi selanjutnya adalah kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan aktualisasi diri. Keinginan untuk menunjukkan eksistensinya mengarahkan wanita untuk melakukan berbagai usaha meskipun tidak mudah dan membutuhkan usaha yang maksimal. Keinginan inilah yang nantinya akan menumbuhkan minat seorang wanita untuk melakukan sesuatu yang dapat menunjukkan kemampuan dirinya, yaitu salah satunya kemampuan dalam bidang ekonomi terutama dalam bidang investasi, Falk (2000). Keputusan untuk berinvestasi juga merupakan salah satu tindakan yang diambil untuk pemenuhan kebutuhan untuk mencapai apa yang mereka pikirkan, karena berkarir dibidang investasi juga memberikan harapan masa depan yang cerah, Sharpe (2005:13). H1 : Terdapat hubungan yang positif signifikan antara motivasi pemenuhan kebutuhan sosial dengan minat berinvestasi wanita di Palembang. H2 : Terdapat hubungan yang positif signifikan antara motivasi pemenuhan kebutuhan penghargaan dengan minat berinvestasi wanita di Palembang. H3 : Terdapat hubungan yang positif signifikan antara motivasi pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri dengan minat berinvestasi wanita di Palembang. Pentingnya Investasi Investasi merupakan pengorbanan yang dilakukan saat ini untuk mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang, hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Putra (2003:1) dan Halim (2005:4). Sharpe (2005:1) menambahkan bahwa pengorbanan yang dikeluarkan saat ini bersifat pasti dan keuntungan yang diharapkan bersifat tidak pasti. Investasi dilakukan didasari oleh adanya kebutuhan masa depan atau kebutuhan saat ini yang belum mampu untuk dipenuhi saat ini, adanya keinginan untuk menambah nilai aset,
105
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
serta adanya kebutuhan untuk melindungi nilai aset yang sudah dimiliki karena adanya inflasi. Perlunya melindungi nilai asset karena ketika inflasi terjadi nilai mata uang suatu negara dapat merosot jauh. Merosotnya nilai mata uang akan membuat masyarakat yang selama ini mempunyai tabungan dalam bentuk uang akan mengalami kerugian, karena nilai mata uang tersebut akan mengalami penurunan ketika dibelanjakan/digunakan. Untuk itu salah satu jalan menyelamatkan nilai asset yang dimiliki dilakukan dengan melakukan investasi. Jenis Investasi Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada aset-aset berwujud (real asset / real investment) dan investasi pada aset-aset finansial (financial assets / financial assestment). Investasi pada aset-aset berwujud dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan, dan lainnya. Investasi pada aset-aset finansial dapat dilakukan di pasar uang berupa kontrak tertulis, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek, yaitu surat berharga yang berupa saham, obligasi, bukti right, bukti waran dan produk turunan atau biasa disebut derivative serta reksadana. Menurut Mohamad Samsul (2006:45) saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Saham terdiri dari dua jenis, yaitu saham preferen (preferred stock) dan saham biasa (common stock). Saham preferen (preferred stock) yaitu jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba komulatif yaitu hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Saham biasa (common stock) yaitu jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan tetapi hanya pemegang saham biasa yang mempunyai suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Penghitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. Obligasi adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang kepada masyarakat atau pemegang obligasi (bondholder) dengan periode diatas tiga tahun (Mohamad Samsul, 2006:45). Pemegang obligasi akan menerima kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan setiap tiga bulan atau enam bulan sekali dan pada saat pelunasan obligasi oleh perusahaan akan diterima kupon dan pokok obligasi. Bukti right adalah hak untuk memilih saham oleh pemegang saham lama pada harga tertentu yaitu harganya sudah ditetapkan di muka atau harga tebusan (strike price atau exercise price) dalam jangka waktu tertentu, Samsul (2006:46). Dikatakan juga bahwa waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu (harga sudah ditetapkan di muka sebesar diatas harga pasar saat diterbitkan) dalam jangka waktu tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener) pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. Contoh produk derivative di pasar modal adalah indeks harga saham dan indeks kurs obligasi yaitu angka indeks yang diperdagangkan untuk tujuan spekulasi dan lindung nilai atau hedging secara berjangka dan secara future dan optin, Samsul (2006:46). Perdagangan
106
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
yang dilakukan tidak memerlukan penyerahan barang secara fisik, melainkan hanya perhitungan untung rugi dari selisih antara harga beli dan harga jual. Reksadana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi dengan menerbitkan saham yang akan dijual kepada investor, Putra (2003:34). Dana yang terkumpul tersebut akan diinvestasikan ke surat-surat berharga yang dianggap menguntungkan dan nantinya akan dibagikan kembali kepada investor. Dengan adanya reksadana, investor cukup dengan memiliki surat berharga yang diterbitkan oleh reksadana dan pihak reksadana akan melakukan investasi pada berbagai macam surat berharga dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan khusus untuk memaksimalkan keuntungan. Pengembalian dan Risiko Investasi Dalam berinvestasi di pasar modal banyak aspek yang perlu diperhatikan, karena dalam berinvestasi investor ingin mendapatkan hasil/return yang maksimal dengan tingkat risiko yang dapat diterima. Dimana semakin tinggi return yang akan diperoleh (high riskhigh return) dalam investasi maka risiko yang dihadapi juga akan semakin tinggi, Sharpe dkk (2005:2). Oleh karena itu investasi di pasar modal tidak dapat dipisahkan antara return dan tingkat risiko, kecuali jika investasi tersebut diproteksi oleh pemerintah/institusi yang berwenang, seperti praktek-praktek bisnis pada masa orde baru. Pengembalian (return) dibedakan menjadi dua, yaitu pengembalian yang terjadi (acctual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan pengembalian yang diharapkan (expected return) yang akan diperoleh investor di masa depan, Halim (2005:34). Komponen pengembalian meliputi: a. Untung / rugi modal (capital gain / loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) dari atas harga beli (harga jual) b. Imbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan. Disamping return investasi, di pasar modal ditemui juga risiko yang merupakan bentuk dari penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). Semakin besar penyimpangan berarti semakin besar tingkat risikonya, Halim (2005:42) dan dapat diperkecil dengan melakukan portofolio (diversifikasi) terhadap instrumen-instrumen investasi finansial yang ada di pasar modal. Risiko dalam konteks portofolio (diversifikasi) menurut Halim (2005:43) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Risiko sistematis (systematic risk) merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. b. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.
107
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
Pemahaman dasar tentang investasi yang meliputi jenis investasi, return dan risiko investasi sebagaimana yang diuraikan sebelumnya akan memudahkan seseorang untuk mengambil keputusan berinvestasi, karena pengetahuan merupakan dasar pembentukan sebuah kekuatan bagi seseorang untuk mampu melakukan sesuatu yang diinginkannya, Efferin (2006). Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Halim (2005:4) bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang akan dibeli. Pengetahuan yang memadai sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kerugian saat berinvestasi di pasar modal, seperti pada instrumen investasi saham. H4 : Pemahaman wanita tentang investasi berpengaruh secara positif signifikan terhadap hubungan antara motivasi memenuhi kebutuhan sosial dengan minat wanita untuk berinvestasi di pasar modal. H5 : Pemahaman wanita tentang investasi berpengaruh secara positif signifikan terhadap hubungan antara motivasi memenuhi kebutuhan penghargaan dengan minat wanita untuk berinvestasi di pasar modal. H6 : Pemahaman wanita tentang investasi berpengaruh secara positif signifikan terhadap hubungan antara motivasi memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dengan minat wanita untuk berinvestasi di pasar modal. H10: Pemahaman wanita tentang investasi berpengaruh secara positif signifikan terhadap hubungan antara motivasi memenuhi kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri dengan minat wanita untuk berinvestasi di pasar modal Usia Pengembangan Wanita Teori-teori pengembangan menurut Erikson dan Levinson yang dikemukakan oleh Bhatnagar (2001), telah menjadi acuan untuk menjelaskan tentang perkembangan psikologi wanita. Ada empat tahap dasar kehidupan wanita menurut Bardwick yang ditulis kembali oleh Irmawati dan Waskito (2007) yang ternyata kontras dengan tahap kehidupan pria. Tahapan tersebut adalah tahap transisi awal kedewasaan (17-28 tahun), tahap kemapanan (30-40 tahun), pertengahan kedewasaan (40-45 tahun) dan tahap umur 50 tahun atau lebih. Perbedaan tahapan transisi tersebut akan mempengaruhi emosi dan cara berfikir dalam pengambilan keputusan terutama keputusan yang terkait dengan investasi. Hal ini terkait dengan orientasi kepentingan yang dimiliki di masing-masing tahapan tersebut Selama tahun-tahun awal masa transisi, sebagian besar wanita sangat sibuk untuk mempersiapkan masa menikah. Sehingga investasi mereka pada pekerjaan dalam tahap ini terbatas pada penyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang dianggap penting dan kurang berusaha untuk membangun komitmen demi untuk mendapatkan sebuah jabatan profesional yang bermanfaat untuk kepentingan jangka panjang. Tahap selanjutnya adalah periode membangun kehidupan berkeluarga. Tahapan ini wanita tidak menekankan karir dalam pekerjaan mereka dan lebih mengutamakan keluarga yang membutuhkan komitmen dan mengeluarkan lebih banyak energi untuk membesarkan anak. Misalnya, mereka harus sangat perhatian terhadap pertumbuhan anak, terutama mencarikan sekolah anak mereka dari SD ke SMP. Kondisi ini akan berlanjut hingga pada fase pertengahan kedewasaaan (sampai usia empat puluh tahun atau lebih). Pada fase pertengahan kedewasaan, para wanita mulai berpikir untuk membuat perubahan dalam kehidupan keluarga dan pekerjaan. Mereka akan mulai menomorduakan
108
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
anak, sehingga lebih banyak waktu dan tenaga yang dicurahkan untuk membangun karir mereka. Ini adalah tahapan dimana sebagian besar wanita yang baru saja terlepas dari kewajiban utama dalam rumah tangga. Mereka berupaya mendapatkan tempat pada pekerjaan dengan mencurahkan energi dan minat yang besar untuk menyelesaikan tugastugas dalam bekerja. Wanita mengalami kebangkitan profesional pada tahapan hidup tersebut, dan menariknya, pada saat yang bersamaan pria mulai bersiap diri untuk menuju peran yang di-steriotype-kan wanita pada peran pekerjaan keluarga. Memasuki usia 50 ke atas adalah usia persiapan memasuki masa pensiun. Pada tahapan ini sebagian besar wanita mengalami post-middle-adulthood- mereka akan condong untuk mementingkan pekerjaan dan merasa lebih dihargai dalam dunia kerja mereka. Berdasarkan pada teori pengembangan pada orang dewasa, maka sangat mungkin bagi wanita untuk menentukan peran dalam pekerjaan dan keluarga dengan memberikan penghargaan bervariasi pada setiap peran. Mereka juga akan merasakan tingkat kepuasan yang berbeda pada masing-masing peran tersebut pada setiap tahapan siklus hidup mereka. Dengan demikian dapat dimungkinkan bahwa, jumlah waktu dan tenaga yang mereka curahkan untuk berkomitmen dan bekerja pada peran keluarga dan pekerjaan akan bervariasi sepanjang siklus hidup mereka. Usia pengembangan wanita ini menunjukkan bahwa dengan semakin bertambahnya usia maka semakin besar kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri. Terkait dengan investasi, maka pemahaman tentang usia pengembangan wanita memunculkan dugaan bahwa usia dapat meningkatkan minat wanita untuk berinvestasi dalam memenuhi kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri. H7 : Faktor usia berpengaruh secara positif signifikan terhadap hubungan antara motivasi memenuhi kebutuhan sosial dengan minat wanita untuk berinvestasi di pasar modal. H8 : Faktor usia berpengaruh secara positif signifikan terhadap hubungan antara motivasi memenuhi kebutuhan penghargaan dengan minat wanita untuk berinvestasi di pasar modal. H9 : Faktor usia berpengaruh secara positif signifikan terhadap hubungan antara motivasi memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dengan minat wanita untuk berinvestasi di pasar modal. H1 : Usia wanita berpengaruh secara positif signifikan terhadap hubungan antara motivasi memenuhi kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri dengan minat wanita untuk berinvestasi di pasar modal. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer melalui survey. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita di Palembang yang menerima undangan pelatihan oleh perusahaan investasi di Palembang. Tehnik pengambilan sampel adalah dengan metode pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu atau yang disebut judgement sampling methode yaitu metode pemilihan sampel. Penggunaan metode ini bertujuan agar sampel yang digunakan adalah sampel yang dapat memberikan informasi yang sebenarnya, Sekaran (2006:137). Pertimbangan yang digunakan dalam metode pemilihan sampel ini adalah :
109
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
a. Wanita yang mendapat undangan pelatihan atau seminar atau lokakarya atau penawaran investasi pasar modal. b. Wanita yang mengikuti pelatihan atau seminar investasi pasar modal atas undangan perusahaan investasi di Palembang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis variabel, yaitu: a. Variabel Independen, yang terdiri dari tiga variabel yaitu motivasi kebutuhan soial, motivasi kebutuhan penghargaan, dan motivasi kebutuhan aktualisasi diri. Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala ordinal atau dikenal dengan skala liket yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan: (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) ragu-ragu atau netral; (4) setuju; dan (5) sangat setuju, Ghozali (2005:41) b. Variabel Dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah minat berinvestasi. Definisi operasional variabel minat berinvestasi adalah keinginan untuk mencari tahu tentang suatu jenis investasi, mau meluangkan waktu untuk mempelajari lebih jauh tentang investasi dengan mengikuti pelatihan dan seminar tentang investasi, dan mencoba berinvestasi, Fishbein dan Ajzen dalam Triwijayati dan koesworo (2006). Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah skala ordinal atau dikenal dengan skala liket yang berisi lima tingkat preferensi jawaban dengan pilihan: (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) ragu-ragu atau netral; (4) setuju; dan (5) sangat setuju, Ghozali (2005:41) c. Variabel Moderat yang digunakan ada dua yaitu pengetahuan investasi dan usia. Definisi operasional dari pengetahuan investasi adalah pengetahuan yang mendasar tentang investasi. Ukuran varibel yang digunakan untuk pengetahuan adalah mengetahui tentang tujuan investasi, risiko investasi, tingkat pengembalian (return) investasi, hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian (return), instrumen investasi pasar modal dan pengetahuan umum tentang investasi pasar modal lainnya. Skala pengukuran yang digunakan menggunakan yaitu skala rasio dengan dua pilihan benar atau salah. Definisi operasional variabel usia yaitu tahapan perkembangan psikologi wanita. Ukuran variabelnya adalah usia pada tahap perkembangan wanita. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal yaitu: 1 = tahap transisi awal kedewasaan (17-28 tahun), 2 = tahap kemapanan (30-40 tahun), 3 = tahap pertengahan kedewasaan (40-45 tahun), dan 4 = tua (> 50 tahun). Data yang digunakan adalah berupa data primer yaitu data yang berasal dari hasil kuesioner yang berupa kuisioner tertutup dan bersifat positif dan berisi pernyataan mengenai motivasi berinvestasi, pemahaman tentang investasi, usia wanita yang ingin berinvestasi, serta minat berinvestasi yang diambil. Dari pembagian kuesioner ditempat pelatihan pasar modal, maka jumlah responden yang dibagi kuesioner adalah sebanyak 95 orang. Dari 95 orang sampel, kuesioner yang bisa digunakan adalah 68 kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari analisa atas data dengan menggunakan pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Analisa selanjutnya adalah pengujian hipotesis, dengan menggunakan regresi linier berganda dan regresi berganda dengan variabel moderat. Adapun persamaan untuk masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut :
110
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
a. Hipotesis1 sampai dengan Hipotesis 3 : Minat = α + β sosial + β penghargaan + β aktualisasi b. Hipotersis 4 : Minat = α + β sosial + β pengetahuan + β Moderat (sosial X pengetahuan) c. Hipotesis 5 : Minat = α + β penghargaan + β pengetahuan + β Moderat (penghargaan X pengetahuan) d. Hipotesis 6 : Minat = α + β aktualisasi + β pengetahuan + β Moderat (aktualisasi X pengetahuan) e. Hipotesis 7 : Minat = α + β sosial + β Usia + β Moderat (sosial X usia) f. Hipotesis 8 : Minat = α + β penghargaan + β Usia + β moderat (penghargaan X usia) g. Hipotesis 9 : Minat = α + β. aktualisasi + β Usia + β Moderat (aktualisasi X usia) h. Hipotesis 10 : Minat = α + β motivasi + β Usia + β Moderat (motivasi X usia) i. Hipotesis 11 : Minat = α + β motivasi + β pengetahuan + β Moderat (motivasi X pemahaman) HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Penjelasan mengenai statistik deskriptif menggambarkan data statistik dari jawaban responden untuk masing-masing variabel. Dari hasil pengujian statistik deskriptif maka diketahui bahwa jumlah responden yang menjawab sebanyak 68 responden dengan usia yang menjawab mulai dari usia 17-28 sampai dengan >50 tahun. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian atas instrument yang disebut uji validitas dan reliabilitas. Variabel yang diuji adalah semua variabel kecuali variabel usia, karena pertanyaan yang diajukan merupakan data demografi responden yang diolah. Untuk pengujian validitas dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation atau yang disebut r hitung yang harus lebih besar dari nilai r tabel. r tabel untuk 68 data dengan nilai penyimpangan atau alpha 5% adalah sebesar 0,198. Untuk pengujian reliabilitas dilihat dari nilai cronbach alpha yang harus diatas 0,6, Nunnally dalam Ghozali (2001:42). Tabel. 1 menunjukkan bahwa nilai r hitung (corrected item-total correlation) yang dihasilkan untuk semua pertanyaan yang diajukan untuk variabel semuanya diatas 0,198. Hal ini menunjukkan bahwa instrument yang digunakan untuk semua variabel motivasi sosial bisa digunakan untuk memperoleh data.
111
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
Tabel 1. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Correlated Cronbach's Variabel Item-Total Alpha Correlation 0,319 0,631 0,575 Motivasi Sosial 0,469 0,728 0,759 0,682 0,573 Motivasi Penghargaan 0,369 0,285 0,465 0,449 Motivasi Actual 0,618 0,398 0,437 0,748 0,858 0,830 Pemahaman 0,86 0,664 0,593 0,224 0,544 0,644 0,543 Minat 0,81 0,474 0,552 0,778 Hasil nilai cronbach alpha yang ditunjukkan pada Tabel. 1 rata-rata menunjukkan hasil yang lebih besar dari 0,6 dari yang disyaratkan. Ini berarti bahwa instrument yang digunakan adalah reliabel. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan atas tiga variabel yaitu variabel motivasi sosial, variabel motivasi penghargaan, dan variabel motivasi aktualisasi diri yang bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi antara ketiga variabel motivasi. Pengujian multikolinieritas ini dilakukan karena ketiga variabel motivasi merupakan variabel independen. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel. 2.
112
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
Tabel Multikolinieritas Motivasi Tabel 2. 2. UjiUji Multikolinieritas Motivasi Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 26,339 5,491 mtfsosial -,455 ,397 -,147 mtfharga ,052 ,154 ,061 mtfaktual -,288 ,407 -,131
t 4,797 -1,146 ,335 -,706
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF ,000 ,256 ,913 1,095 ,739 ,451 2,216 ,483 ,437 2,289
a. Dependent Variable: minat
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk ketiga variabel tidak ada yang kurang dari 0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antara variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Nilai VIF juga menunjukkan bahwa ketiga variabel tidak ada yang memiliki nilai yang lebih dari 10, hal ini berarti bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis terdiri dari beberapa bagian yaitu pengujian parsial untuk hipotesis satu sampai dengan tiga dengan melihat signifikansi probabilitas. Hipotesis diterima jika signifikansi dibawah 0,05 atas regresi semua variabel motivasi terhadap minat. Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis Signifikansi Hipotesis Variabel R Square Probabilitas 1 MtvSosial 0,163 0,029 2 MtvHarga 0,567 0,005 3 MtvAktual 0,295 0,017 4 MdFahamSosial 0,087 0,073 5 MdFahamHarga 0,177 0,033 6 MdFahamAktual 0,179 0,044 7 MdUsiaSosial 0,024 0,107 8 MdUsiaHarga 0,325 0,020 9 MdUsiaAktual 0,428 0,027 10 MdfahamMotiv 0,755 0,016 11 MdUsiaMotiv 0,645 0,018 Dari hasil pengujian diketahui bahwa hipotesis yang diterima adalah hipotesis 7. Probabilitas signifikansi untuk variabel usia sebagai variabel moderat yang diperoleh adalah sebesar 0,024. Nilai ini lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis 7 diterima, yang berarti bahwa variabel usia memiliki pengaruh terhadap hubungan antara motivasi sosial dan minat berinvestasi. Pengaruh variabel usia sebagai variabel moderat diperkuat dengan hasil besaran korelasi yang ditunjukkan untuk variabel MdrMtvSosialUsia dengan angka sebesar 0,107 yang berarti besaran pengaruhnya adalah sebesar 10,7%.
113
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
Pengaruh dari variabel usia apakah memperkuat atau memperlemah dapat dilihat pada perbandingan nilai R square sebelum dimoderasi variabel usia antara variabel motivasi sosial dan minat sebesar 0,029 dengan nilai R Square sesudah dimoderasi variabel usia sebesar 0,107. Nilai sesudah moderasi menunjukkan peningkatan dibandingkan sebelum moderasi dan ini berarti pengaruh variabel usia adalah memperkuat hubungan antara motivasi sosial dan minat investasi. Persamaan yang bisa dibentuk oleh hipotesis ini adalah: Minat = 5,737 + 4,876 usia + 0,787 MtfSosial – 0,880 MdUsiaSosial Hasil pengujian hipotesis 1 sampai dengan 6 dan hipotesis 8 sampai dengan 11 ditolak. Ini dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansi rata-rata lebih besar dari 0,05 dan ini mengindikasikan bahwa hipotesis ditolak. Hal ini didukung dengan nilai R square untuk hipotesis yang ditolak rata-rata sangat kecil. Ditolaknya hipotesis-hipotesis ini berarti: 1. Motivasi sosial tidak memiliki pengaruh terhadap minat wanita di Palembang berinvestasi di pasar modal. 2. Motivasi penghargaan tidak memiliki pengaruh terhadap minat wanita berinvestasi di pasar modal 3. Motivasi aktualisasi diri tidak berpengaruh terhadap minat wanita berinvestasi di pasar modal. 4. Pemahaman investasi tidak bisa memperkuat ataupun memperlemah hubungan antara motivasi sosial terhadap minat wanita berinvestasi di pasar modal. 5. Pemahaman investasi tidak bisa memperkuat ataupun memperlemah hubungan motivasi penghargaan terhadap minat wanita berinvestasi di pasar modal. 6. Pemahaman investasi tidak bisa memperkuat atau memperlemah hubungan motivasi aktualisasi diri dan minat investasi. 7. Usia tidak bisa memoderasi hubungan antara motivasi penghargaan dan minat investasi. 8. Usia tidak berpengaruh terhadap hubungan antara motivasi aktualisasi diri dan minat berinvestasi. 9. Pemahaman investasi tidak bisa memoderasi hubungan antara motivasi dan minat berinvestasi. 10. Usia tidak bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antara motivasi dan minat berinvestasi.
114
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya diketahui bahwa hipotesis yang diterima hanya hipotesis 7, sementara hipotesis yang lain ditolak. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa hanya faktor usia berpengaruh dan itupun hanya terhadap hubungan antara motivasi pemenuhan kebutuhan sosial dengan minat wanita berinvestasi di pasar modal. Sementara pengaruh faktor usia terhadap hubungan antara motivasi penghargaan dan motivasi aktualisasi diri tetap ditolak. Hipotesis pengaruh variabel pemahaman tentang investasi terhadap hubungan antara semua variabel motivasi dengan minat berinvestasi di pasar modal juga ditolak. Hasil dari penelitian ini juga mendukung pendapat Abdul Halim (2005:4), yang menyatakan bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana saja yang akan dibeli. Pengetahuan yang memadai sangat diperlukan, seperti pada instrumen investasi saham, hal-hal yang sangat penting untuk diketahui adalah bagaimana menilai kinerja perusahaan yang akan dibeli sahamnya, dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan untuk beberapa tahun belakangan. Pengetahuan investasi sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya kerugian saat berinvestasi di pasar modal. Pengetahuan investasi juga sangat diperlukan dalam usaha untuk memperoleh return yang maksimal dari investasi yang dilakukan. PENUTUP Peluang dalam berkarya bagi wanita yang menjadi dasar ide dalam penelitian ini. Berkarya tidak selalu menghasilkan produk akan tetapi juga terlibat dalam suatu tindakan yang memerlukan pemikiran yang tepat juga bagian dari berkarya. Terlibat dalam investasi di pasar modal juga merupakan bentuk dari berkarya yang bisa dilakukan wanita. Untuk itu diteliti tentang motivasi yang dapat meningkatkan minat wanita berinvestasi serta faktor yang bisa mempengaruhinya yaitu usia dan pengetahuan tentang investasi. Hasil pengujian atas hipotesa yang dibangun, diperoleh gambaran bahwa minat wanita tidak dipengaruhi oleh motivasi sosial, penghargaan, ataupun motivasi aktualisasi diri. Kecuali, jika dipertimbangkan mengenai usia yang dapat mempengaruhi hubungan antara faktor motivasi sosial dan minat investasi. Dari hasil pengujian yang dilakukan, diperoleh gambaran bahwa terdapat faktorfaktor lain yang dapat mempengaruhi minat wanita berinvestasi di pasar modal. Latar belakang pekerjaan bisa menjadi faktor yang dapat mempengaruhi. Wanita yang biasa berkecimpung dalam bidang keuangan, sedikit banyak akan mendapat informasi tentang investasi. Begitu juga dengan wanita yang suka dengan tantangan akan berbeda dalam memilih investasinya dibanding dengan wanita yang tidak suka tantangan. Dan ini bisa juga mempengaruhi minat wanita untuk berinvestasi dipasar modal. Dari keterbatasan yang ditemukan, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan faktor pekerjaan dan faktor tipe investor sebagai variabel independen yang baru disamping faktor motivasi sosial, motivasi penghargaan, dan motivasi aktualisasi diri. Faktor usia dan pemahaman investasi, bisa diuji dengan memposisikanya tidak sebagai pemoderasi akan tetapi sebagai variabel yang mempengaruhi secara tidak langsung melalui motivasi.
115
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
DAFTAR PUSTAKA Bhatnagar, Deepti (2001). Attitude towards works and family roles and their implications for career growth of women: A report from India. Journal Sex Roles. Findarticles.com. Deere, C and Doss, C. (2006), "The Gender Asset Gap: What Do We Know and Why Does It matter?", Femintet Economics, Vol.12, No.1-2, pp.1-50 Efferin, Sujoko, 2006, Knowledge Economy, Knowledge Management Dan Akuntansi: Prospek Dan Tantangan. Jurnal Akuntansi Dan Teknologi Informasi Universitas Surabaya. Volume 5 Nomor 1. pp 69-82. Gatcher, S. And Falk, A., 2000. Work Motivation, Instituions and Perfrmance. The Participants of The First Asian Conference on Experiental Bussiness Research at the hongkong University of science and tehnology, working papaer, pp. 1-18 Halim, Abdul, 2005, Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta Ghozaly, Imam. 2007, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Irmawati, H. dan Waskito, Jati. 2007, Perbedaan Gender Dan Sikap Terhadap Peran Pekerjaan-Keluarga: Implikasinya Pada Perkembangan Karir Wanita, BENEFIT, Jurnal Manajemen Dan Bisnis, Volume 11 No. 1. Koesmono, H. Teman, 2006, Pengaruh Motivasi Dan Kepemimpinan Serta Pengembangan Karir Terhadap Organization Citizenship Behavior Melalui Komitmen Organisasi Dan Kepuasan Kerja Pada Manajer Perusahaan Swasta Di Surabaya. Jurnal Manajemen & Bisnis Universitas Surabaya. Volume 5 Nomer 1 Maret 2006. pp 7794. Manurung, Adler. 2007, Issue Wanita: Berani Main Saham, Femina Online. Putra, Dianata Eka, 2003, Berburu Uang di Pasar Modal, Penerbit Effhar, Semarang Robbins. Stephen P. 2005. Organizational Behavior. 9 th ed. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall International Inc. Rutterford, Janette, Maltby, Josephine. Aug 2007. The nesting instinct: women and investment risk in a historical context, Accounting History, Vol. 23, No 6, pp.143175 Salim, Peter, Yeny Salim, 1996, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Edisi I, Modern English Press, Kakarta
116
JURNAL EKONOMI DAN INFORMASI AKUNTANSI (JENIUS) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berinvestasi di Pasar Modal dengan Pemahaman Investasi dan Usia Sebagai Variabel Moderat
VOL. 1 NO. 2 MEI 2011
Samsul, Mohamad, 2006, Pasar Modal & Manajemen Portofolio, Penerbit Erlangga, Jakarta Sekaran, Uma, 2006, Research methods for bussiness (metodologi penelitian bisnis), Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Sharpe, Alexander, Bailey, 2005. Investasi. PT INTERMASA, Jakarta, Edisi enam Jilid 1. Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu, Yogyakarta Syafrudin., Setyawasih., Ekaputr.,Wulandari., Kuswahyudi., 2005. Studi Akses Wanita Pengusaha terhadap Kredit Perbankan, Akademika – International Finance Corporation (IFC)/PENSA. Triwijayati, Anna. Dan Koesworo, Yulius, 2006. Studi Sikap dan Niat Konsumsi Jamu Pahitan di Surabaya, Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi, Volume 6 No 1. pp 17-41. Widiyanti, Arin. 2007, Hanya 25% Wanita Yang Bermain Di Pasar Modal Detik Finance.
117