Jurnal ISEI Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KECAMATAN KABUPATEN JEMBER (STUDI KASUS KECAMATAN PAKUSARI) (EFFECT OF MOTIVATION ON EMPLOYEES PERFORMANCE DISTRICT DISTRICT JEMBER CASE STUDY PAKUSARI DISTRICT) Sudarsih Staf Pengajar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember Telp. 0331-337990/HP.085258202121
Abstract The aim of the study is recoqnizo motivation the effect of some factors in the variables to the performance of the workers. There are 25 respondent at the sample of this study. Consus method is used to collect those samples to analyze the data, we used linier regression. Analysis of the result shewed simultancously enviroument factor and motivation factor variablehave siqnificant effect to the workersperformance. Partially each variable also has siqnificant relatoin to the workers perfomance wherees, enviorement variable has more effect to the performance than motivation variable Keywords : environment, motivation, performance
1. Pendahuluan Tidak seorangpun mengerjakan sesuatu tanpa alasan atau motif dan bila seseorang datang ke suatu tempat maka mereka'datang dengan maksud dan tujuan. Orang tidak selalu mengetahui apa yang mendorong atau menarik mereka bertindak berdasarkan motif mereka, apabila mereka merasakan ketidaknyamanan dan kekurangan sesuatu, atau adanya kebutuhan yang harus mereka penuhi maka mereka bekerja keras untuk mengurangi ketidaknyamanan itu atau untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut teori etimologi ilmu yang mempelajari asal-usul dan perkembangan sejarah bahasa, motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata movere yang berarti menggerakkan atau to move. Menggerakkan merupakan proses pemberian motivasi kerja kepada para pegawai sehingga mereka mau bekerja dengan semangat kerja yang tinggi. Untuk dapat memotivasi seseorang terlebih dahulu diperlukan pemahaman tentang bagaimana proses terbentuknya motivasi. Seperti halnya dalam sebuah organisasi atau perusahaan setiap pegawai mempunyai keinginan-keinginan tertentu yang diharapkan akan dipenuhi oleh organisasi, disamping itu organisasi juga mengharapkan pegawainya untuk melakukan jenisjenis perilaku tertentu guna mencapai tujuan- tujuan tertentu pula. Motivasi sendiri merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan perilaku seseorang, termasuk perilaku kerja. 259
Sudarsih, Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Motivasi merupakan fungsi dari berbagai macam variabel yang saling mempengaruhi, itu merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri manusia atau suatu proses psikologis. Sering sekali kita beranggapan bahwa seseorang yang kelihatan sibuk adalah orang yang tinggi motivasinya. Padahal mungkin saja ia pegawai yang sering melarikan diri dari kekurangtenangan psikologis. Sebaliknya sekelompok orang yang berbincang-bincang sering pula kita anggap sebagai kelompok orang yang kurang atau bahkan tidak mempunyai motivasi. Pendeknya kita sering menghubungkan motivasi hanya dengan tindakan atau perilaku yang tampak nyata. Pada prinsipnya seseorang karyawan termotivasi untuk melaksanakan tugas-tugasnya tergantung dari kuatnya motif yang mempengaruhinya. Karyawan adalah manusia, dan manusia adalah mahkluk yang mempunyai kebutuhan yang banyak sekali. Kebutuhankebutuhan ini membangkitkan motif yang mendasari aktivitas individu. Namun demikian seseorang akan bertindak atau berlaku menurut cara-cara tertentu yang mengarah ke arah pemuasan kebutuhannya yang didasarkan pada motif yang lebih berpengaruh pada saat itu. Motivasi sebagai daya dorong dalam diri seseorang akan membuat seseorang tersebut berusaha untuk melakukan suatu tindakan atau kegiatan dengan baik berhasil, orongan tersebut berasal dari dalam dirinya atau dari luar dirinya( Handoko 2011: 120). Dimana ada dua faktor yang menurut Herzberg bila diperhatikan dapat memotivasi karyawan untuk berprestasi tinggi. Pertama, faktor yang membuat orang merasa puas (satisfiers) yang berkaitan dengan isi pekerjaan dan kedua, faktor yang membuat orang tidak puas (dissatisfiers) yang berkaitan dengan suasana pekerjaan. Satisfiers disebut juga dengan motivators (pendorong) dan dissatisfiers disebut dengan faktor hygiene (lingkungan). Kinerja adalah hasil karya seseorang yang pada gilirannya akan menentukan apakah seseorang akan bekerja, melaksanakan tugas atau berprestasi lebih baik. Kinerja merupakan sarana penentu bagi tercapainya tujuan organisasi, sehingga perlu diusahakan adanya peningkatan kinerja dalam suatu organisasi. Dalam melaksanakan setiap tugas atau pekerjaannya, karyawan dipacu untuk membuat prestasi yang tinggi atau bekerja lebih baik sehingga diharapkan organisasi mampu bergerak dengan cepat mencapai tujuan yang ditetapkan. Kinerja organisasi dipengaruh oleh faktorfaktor motivasi. Beberapa faktor –aktor motivasi yang mempengaruhi kinerja pada organisasi antara lain faktor lingkungan dan faktor pendorong. Motivasi akan dapat mendorong individu dalam menghadapi tantangan hidup sehingga mencapai kesuksesan. Membangun motivasi pada setiap individu diperlukan kondisi seperti pengakuan dan penghargaan atas pekerjaan, proporsi pembagian tugas maupun tanggung jawab terhadap tugas yang akan memudahkan dalam upaya pencapaian (Achievement) yang dihadapkan beragam kondisi lingkungan yang tidak saja harus dihadapi tetapi juga harus diantisipasi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (a) pengaruh antara faktor lingkungan (hygiene) dan faktor pendorong (motivator) secara simultan maupun parsial terhadap kinerja karyawan Kecamatan Pakusari di Kabupaten Jember; dan (b) faktor manakah dari variabel lingkungan dan variabel pendorong (motivator) yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja karyawan Kecamatan Pakusari di Kabupaten Jember.
260
Jurnal ISEI Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012
2. Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Kecamatan Pakusari di Kabupaten Jember yang berjumlah sebanyak 25 orang yang bertindak sebagai sampel. Variabel penelitian terdiri dari variabel independen dan variabel dependen yang diukur dengan skala likert. Definisi operasional masing- masing variael penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Variabel independen atau variabel bebas faktor motivasi adalah suatu proses dimana perilaku karyawan dapat digerakkan dan diarahkan agar dapat menimbulkan semangat atau dorongan kerja karyawan untuk dapat mencapai tujuan organisasi. Dalam variabel faktor motivasi terdapat 2 hal yaitu : a. Faktor lingkungan (Xi), dengan indikator meliputi : 1) Hubungan dengan atasan 2) Hidup pribadi 3) Kondisi kerja 4) Kebijaksanaan administrasi dan organisasi 5) Keamanan b. Faktor pendorong (X2), dengan indikator meliputi: 1) Pengakuan atau penghargaan 2) Pekerjaan itu sendiri 3) Kemajuan 4) Tanggung jawab 5) Prestasi Variabel Kinerja Kinerja karyawan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu hasil kerja dari para kaiyawan yang sesuai dengan harapan atau gambaran pekerjaan yang telah diberikan kepada karyawan. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengetahui kinerja karyawan (Y) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mutu kerja 2) Kejujuran karyawan 3) Inisiatif 4) Kenadiran 5) Sikap 6) Kerjasama 7) Keandalan 8) Pengetahuan tentang pekerjaan 9) Tanggung jawab 10) Pemanfaatan waktu
261
Sudarsih, Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Instrumen yang digunakan untuk penggalian data adalah kuesioner. Untuk menguji kuesioner perlu dilakukan : Uji Validitas Validitas menujukkan ketepatan atau sejauhmana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.. Pengukuran terhadap tingkat kesahihan (validitas) kuesioner dengan menggunakan teknik korelasi Person's Product Momen t. Adapun menurut Sugiono (2001:182) rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : rXY = n {n X12( )2 (n 2( Y1)2)} di mana: n = jumlah data observasi X = variabel bebas Y = variabel terikat r = Koefisien korelasi 1. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel maka butir atau variabel tersebut valid. 2. Jika r hasil negatif, serta r hasil < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak valid. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu alat pengukur disebut reliabel, jika alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama ( Umar, 2003 : 198) Cara mencari reliabilitas untuk keseluruhan alat ukur ialah dengan menggunakan metode alpha. Metode alpha yang digunakan yaitu metode Cronbach , adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: dimana : = koefisien reliabilitas r = koefisien rata-rata korelasi antar variabel k = Jumlah variabel independent dalam persamaan Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas No. Jumlah Butir Pertanyaan
Reliabilitas
1 5 0,20 2 10 0,33 3 20 0,50 4 40 0,67 5 80 0,80 6 160 0,89 7 320 0,94 8 640 0,97 Sumber: Robert L. Ebel dan David A Frisbie, dalam Nurahman (2002:24)
262
Jurnal ISEI Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012
Setelah memperoleh nilai , selanjurnya membandingkan nilai tersebut dengan angka kritis reliabilitas. Adapun pedoman yang dapat dipakai untuk menunjukkan Pngaruh antara jumlah butir pertanyaan dengan reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut: Tabel 1 : Alat yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel terikat kinerja (Y) dengan dua atau lebih variabel bebas faktor lingkungan (X1) dan faktor pendorong (X2), dapat digunakan rumus sebagai berikut (Hasan, 2002 :117): Y = a + blX1+b2X2 + e keterangan: Y = kinerja karyawan A = konstanta b = koefisien regresi X1 = faktor lingkungan X2 = faktor pendorong e = variabel pengganggu
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Uji Validitas Dalam penelitian ini digunakan uji validitas dengan rumus korelasi Pearson produet moment, dimana dalam uji ini setiap pertanyaan akan dikorelasikan dengan skor total, kemudian dibandingkan dengan angka kritis pada taraf signifikan 5% dan pada baris df (degree of freedom) N-2, yaitu 25-2 = 23. Sehingga diperoleh nilai 0,413. Adapun hasil pengolahan uji validitas adalah sebagai berikut:
Tabel 2: Pengukuran Analisis Validitas Butir Kuesioner Faktor Lingkungan (X1) pada taraf signifikansi 5 % Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan Pertanyaan 1 0,875 0,413 Valid Pertanyaan 2 0,619 0,413 Valid Pertanyaan 3 0,683 0,413 Valid Pertanyaan 4 0,844 0,413 Valid Pertanyaan 5 0,928 0,413 Valid Sumber: Data diolah, 2011 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kelima butir pertanyaan tersebut merupakan butir-butir pertanyaan yang valid, dimana diketahui nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel 3.
263
Sudarsih, Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Tabel 3. Pengukuran Analisis Validitas Butir Kuesioner Faktor Pendorong (X2) Pada Taraf Signifikansi 5% Item Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan Pertanyaan 1 0,861 0,413 Valid Pertanyaan 2 0,932 0,413 Valid Pertanyaan 3 0,888 0,413 Valid Pertanyaan 4 0,791 0,413 Valid Pertanyaan 5 0,734 0,413 Valid Sumber: Data diolah, 2011 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kelima butir pertanyaan tersebut merupakan butir-butir pertanyaan yang valid, dimana juga diketahui nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel. Berdasarkan hasil analisis validitas kuesioner dari kedua faktor diatas, yaitu faktor lingkungan dan faktor pendorong diketahui keduanya memiliki butir- butir pertanyaan yang valid. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r hitung yang lebih besar daripada r tabel. Tabel 4. Pengukuran Analisis Validitas Butir Kuesioner Faktor kinerja (Y) Pada Taraf Signifikansi 5% Item pertanyaan Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 Pertanyaan 10
r hitung
r tabel
Keteranngan
0,710 0,565 0,773 0,519 0,788 0,595 0,413 0,782 0,491 0,602 0,846 0,413
0,413 0,413 0,413 0,413 0,413 Valid 0,413 0,413 0,413 Valid
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid -
Sumber : Data diolah, 2011 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kesepuluh butir pertanyaan dari faktor kineija tersebut merupakan butir-butir pertanyaan yang valid, dimana diketahui nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel. 3.2 Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dari setiap pertanyaan dalam kuisioner penelitian ini menggunakan rumus Standardized Item Alpha. Setelah diperoleh nilai alpha, kemudian dibandingkan dengan angka kritis pada tabel alpha. Dalam penelitian ini jumlah butir pertanyaan adalah sepuluh maka angka kritis untuk mengukur instrumen pertanyaan adalah 0,33. Sehingga dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha lebih besar dari angka kritis. 264
Jurnal ISEI Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012
Tabel 5. Reliabilitas Instrumen Pertanyaan No Variabel Nilai α 1 Y 0,8546 2 X1 0,8543 3 X2 0,8944 Sumber: Data diolah, 2011
Reliabilitas 0,33 0,33 0,33
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel ,
Dari pengujian reliabilitas diatas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen pertanyaan yang digunakan telah reliabel, dimana nilai α dari ketiga variabel diatas lebih besar dari angka kritis. 3.3 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent faktor lingkungan (X1) dan faktor pendorong (X2) terhadap variabel dependent kinerja (Y). Adapun hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6. Hasil Analisis Pengolahan Data Regresi R R Square Adjusted R Square Standart Eror 0,917 084 0,826 1,46 Sumber: Data diolah,2011 Dari tabel diatas diperoleh nilai R Square adalah sebesar 0,84. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel bebas (X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y) yaitu sebesar 84%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 16% dipengaruhi faktor-faktor lain diluar model penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini diperoleh nilai F hitung sebesar 57,826 dan kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan nilai F tabel, dan F tabel dapat dicari dengan perhitungan n-k-1, dimana n adalah jumlah responden sedangkan k merupakan jumah variabel bebas dalam penelitian. Dari perhitungan n-k-1 yaitu 25-2-1 = 22, maka dari F tabel dengan df (2;22) dengan taraf signifikansi 5% diperoleh angka F tabel sebesar 3,443. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan didapat bahwa nilai F hitung > nilai F tabel, sehingga bisa dikatakan bahwa pengaruh yang terjadi antara faktor lingkungan dan faktor pendorong terhadap kinerja karyawan Kecamatan Pakusari di Kabupaten Jember adalah signifikan. Dalam perhitungan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, digunakan cara yaitu dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Untuk mencari t tabel adalah dengan memperhatikan nilai df yang diperoleh dari perhitungan n - k - 1, maka diperoleh d/ : 25 - 2 - 1 = 22, dan pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 5% yaitu pada #(22;0,05) diperoleh nilai t tabel sebesar 2,074.
265
Sudarsih, Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Tabel 7 Hasil Uji t Variabel X1 X2 Sumber : Data diolah, 2011
t hitung 4,085 2,862
t tabel Kesimpulan 2,074 Signifikan 2,074 Signifikan
Dari tabel diatas maka dapat diketahui bahwa faktor lingkungan (Xi) dan faktor pendorong (X2) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y), terbukti dengan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung > t tabel). Selanjurnya untuk mengetahui besarnya kontribusi atau besarnya sumbangan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat maka dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. Kontribusi Pengaruh Dari Variabel Xi dan X2 No. Variabel 1 X1 2 X2 Sumber : Data diolah, 2011
Besarnya Sumbangan 0,694 0,372
Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengaruh faktor lingkungan (X1) terhadap kinerja karyawan Kecamatan Pakusari di Kabupaten Jember, dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi parsial untuk variabel lingkungan (X1) adalah sebesar 0,694 artinya apabila variabel ini ditingkatkan sebesar 1 satuan kegiatan, maka kinerja akan meningkat sebesar 69,4%. b) Pengaruh faktor pendorong (X2) terhadap kinerja karyawan Kecamatan Pakusari di Kabupaten Jember, dari hasil analisis dapat diketahui bahwa nilai koefisien determinasi parsial untuk faktor pendorong (X2) adalah sebesar 0,372 artinya apabila variabel ini ditingkatkan sebesar 1 satuan kegiatan, maka kinerja akan meningkat sebesar 37,2%. Berdasarkan hasil analisis diatas maka dapat diketahui bahwa faktor lingkungan (X1) merupakan variabel yang memiliki pengarah paling besar pengaruhnya bila dibandingkan faktor pendorong (X2). Dengan demikian diketahui bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima,
4. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a) Dari hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa variabel faktor lingkungan (X1) dan faktor pendorong (X2) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kineija (Y). Hal ini dibuktikan dengan nilai F hitung > F tabel yaitu 57,826 > 3,443, dengan siqnifakansi 0,000 pada level 5%. Dan dari hasil analisis tersebut diperoleh nilai R sebesar 0,917 berarti dari kedua variabel bebas mempunyai pengaruh yang positif dan searah terhadap variabel kinerja (Y). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel faktor motivasi
266
Jurnal ISEI Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012
(X) secara simultan terhadap variabel kinerja karyawan (Y) Kecamatan Pakusari di Kabupaten Jember. b) Sedangkan berdasarkan hasil analisis secara parsial diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor lingkungan dan faktor pendorong dengan kinerja karyawan kecamatan Pakusari di Kabupaten Jember masing-masing untuk faktor lingkungan (X1) sebesar 0,569 dan faktor pendorong (X2) sebesar 0,398, dengan nilai signifikansi 0,000. Berdasarkan besar kontribusi atau sumbangan antara kedua variabel bebas diketahui bahwa faktor lingkungan (X1) memiliki pengaruh yang paling besar terhadap kinerja karyawan. Saran-saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian dan analisis adalah sebagai berikut: a) Berdasarkan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa faktor lingkungan memiliki pengaruh yang paling besar, oleh sebab itu hal tersebut perlu dijaga dan diperhatikan agar motivasi karyawan dapat berfungsi. Faktor-faktor tersebut diantaranya hubungan dengan atasan, kondisi kerja, kebijaksanaan administrasi dan organisasi, hidup pribadi dan keamanan. Karena faktor-faktor tersebut merupakan landasan atau berperan sebagai dasar terbentuknya motivasi kerja bagi para karyawan. Selain itu apabila memungkinkan juga perlu peningkatan atau perbaikan terhadap faktor-faktor lingkungan hal ini karena dapat mencegah atau mengurangi ketidakpuasan kerja karyawan. b) Faktor pendorong juga harus diperhatikan oleh setelah faktor lingkungan terpenuhi yang diharapkan dapat memotivasi karyawan agar kinerja karyawan dapat meningkat, seperti misal memberikan pengakuan ataupun penghargaan kepada karyawan yang telah bekerja dengan baik. Karena apabila faktor ini dapat terpenuhi maka akan dapat mengarahkan karyawan untuk melaksanakan keinginan dan tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan.
267
Sudarsih, Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Daftar Pustaka Amirullah dan Rindyah Hanafi, 2002. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto,Suhaemi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Handoko.T. 2011. Manajemen Personalian dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE – UGM. Hariandja, M. Tua. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Grasindo. Hasan, M. Iqbal. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nurohman. 2002. Analisis Pengaruh Persepsi Gender Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bank Indonesia Jember: Jember: Universitas Jember Robbins, Stephen P. 2000. Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid II. Jakarta: PT. Prenhalindo. Sondang, P. Siagian, 2000. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta Sugiono. 1999. Metoe Penelitian Bisnis. Bandung. Afabta Umar, Husein. 2000. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
268