PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MEMAHAMI TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI Rumijati SMP Negeri 3 Kaliwiro Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia Sur-el:
[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh model pembelajaran penemuan (discovery learning) terhadap motivasi belajar peserta didik dalam memahami teks laporan hasil observasi; 2) pengaruh model pembelajaran penemuan terhadap prestasi belajar peserta didik dalam memahami teks laporan hasil observasi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen-kuasi dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Kaliwiro Kabupaten Wonosobo yang berjumlah 143 orang, dengan kelas VII A, VII C, VII E sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII B, VII D sebagai kelompok kontrol. Data penelitian diperoleh melalui angket dan tes. Angket, berupa skala sikap yang terdiri atas 20 butir, digunakan untuk mengetahui motivasi belajar. Tes berupa soal pilihan ganda berjumlah 40 butir. Tes ini digunakan untuk mengetahui prestasi belajar memahami teks laporan hasil observasi. Hasil analisis data dengan taraf signifikasi α=0,05 menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran penemuan terhadap motivasi belajar peserta didik; 2) terdapat pengaruh model pembelajaran penemuan terhadap prestasi belajar peserta didik. Kata kunci: pembelajaran penemuan, motivasi, prestasi belajar
THE INFLUENCE OF DISCOVERY LEARNING ON STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION AND ACHIEVEMENT IN UNDERSTANDING THE OBSERVATIONAL REPORT TEXTS Abstract: This study aimed to find out: 1) the effect of discovery learning model upon the motivation of students in learning the observational report texts; 2) the effect of discovery learning model upon the learning achievement of students in understanding the observational report texts. This research was a quasiexperimental with Nonequivalent Control Group Design. The population were seventh graders of SMP Negeri 3 Kaliwiro Wonosobo, Central Java, Indonesia with a total of 143 students. Classes VII A, VII C, VII E were used as an experimental group while classes VII B, VII D as a control group. Data were obtained through questionnaire and test. The questionnaire was used to find out the motivation to learn. A multiple choice test consisting of 40 items was used to see the learning achievement of the students in understanding the observational report texts. Data analysis using t-Test with level of significance α = 0.05 has 149
Volume 1 No 2 April 2015
shown that: 1) discovery learning influenced students' learning motivation; 2) discovery learning also effected students’ learning achievement. Key words: discovery learning, motivation, learning achievement Saat ini masih banyak dijumpai
PENDAHULUAN Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa
Indonesia
proses pembelajaran yang berpusat
menggunakan
pada guru. Peserta didik kurang diberi
pendekatan berbasis teks. Pendekatan
kesempatan mengembangkan potensi
ini bertujuan agar peserta didik mampu
dirinya, mengkonstruksi pengetahuan
memproduksi dan menggunakan teks
dalam proses kognitifnya, menerapkan
sesuai
fungsi
pengetahuannya, memecahkan masa-
sosialnya. Dalam pembelajaran bahasa
lah, dan menyampaikan ide-idenya.
yang
bahasa
Dengan model pembelajaran yang
Indonesia diajarkan bukan sekadar
hanya mentransfer pengetahuan dari
sebagai
bahasa,
pendidik dalam hal ini guru kepada
melainkan sebagai teks yang berfungsi
peserta didik, maka pembelajaran akan
untuk menjadi sumber aktualisasi diri
membosankan, peserta didik kurang
penggunanya pada konteks sosial dan
termotivasi dalam belajar.
dengan
tujuan
berbasiskan
akademis.
dan
teks,
pengetahuan
Teks
harus
dipandang
Untuk mengatasi hal itu, perlu
sebagai satuan bahasa yang bermakna
diupayakan
alternatif
secara kontekstual.
yang
meningkatkan
Salah
satu
belajar dan hasil belajar peserta didik.
dipelajari oleh peserta didik kelas VII
Salah satu alternatif pembelajaran yang
adalah teks laporan hasil observasi.
dipandang
Pada teks ini peserta didik diharapkan
meningkatkan motivasi belajar dan
mampu mengenal struktur teks laporan
hasil belajar peserta didik adalah
hasil observasi, menjelaskan unsur
pembelajaran dengan menggunakan
kebahasaan dalam teks laporan hasil
pendekatan
observasi, menjelaskan kata dan istilah
pembelajaran
dalam teks laporan hasil observasi, dan
learning) merupakan salah satu model
memaknai
pembelajaran
teks
observasi. Volume 1 No 2 April 2015
teks
motivasi
yang
isi
jenis
bisa
pembelajaran
laporan
hasil
saintifik.
sangat
efektif
dalam
saintifik.
Model
penemuan
(discovery
dalam
Model
pendekatan
pembelajaran
ini 150
Sardiman
mempunyai ciri-ciri, yaitu: Pertama,
(2010:
75)
yang
memecahkan
mengemukakan bahwa motivasi adalah
masalah untuk menciptakan, mengga-
serangkaian usaha untuk menyediakan
bungkan dan menggeneralisasi penge-
kondisi-kondisi
tahuan. Kedua, berpusat pada siswa.
seseorang mau dan ingin melakukan
Ketiga, kegiatan untuk menggabung-
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka
kan pengetahuan baru dan pengetahuan
akan berusaha untuk meniadakan atau
yang sudah ada.
mengelakkan perasaan tidak suka itu.
mengeksplorasi
dan
tertentu,
sehingga
Sutikno
Jadi, motivasi itu dapat dirangsang
(2010: 19) mengungkapkan bahwa
oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu
motivasi merupakan kondisi psikologis
adalah tumbuh di dalam diri seseorang.
Fathurrohman
yang
mendorong
dan
seseorang
melakukan sesuatu. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Purwanto (2013: 73) yaitu motivasi merupakan ‘pendorongan’, suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Demikian juga menurut Hoy dan Miskel dalam Purwanto (2013: 72) motivasi
didefinisikan
kekuatan-kekuatan
yang
Sardiman juga mengemukakan
untuk
sebagai kompleks,
bahwa
dalam
motivasi
dapat
kegiatan
belajar,
dikatakan
sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan
memberikan belajar,
belajar arah
dan
pada
sehingga
tujuan
yang
kegiatan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut Suprijono (2011: 162) motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara
dorongan-dorongan, kebutuhan-kebu-
relatif permanen dan secara potensial
tuhan, pernyataan ketegangan atau
terjadi
mekanisme-mekanisme lainnya yang
penguatan (motivasi) yang dilandasi
memulai
tujuan
dan
menjaga
kegiatan-
sebagai
tertentu.
hasil
dari
Hakikat
praktik
motivasi
kegiatan yang diinginkan ke arah
belajar adalah dorongan internal dan
pencapaian tujuan-tujuan personal.
eksternal pada peserta didik yang
151
Volume 1 No 2 April 2015
sedang belajar untuk perubahan
tingkah
mengadakan
laku.
Motivasi
lambang; (3) strategi kognitif, yaitu kecakapan
menyalurkan
belajar adalah proses yang memberi
mengarahkan
aktivitas
semangat belajar, arah, dan kegigihan
sendiri; (4) keterampilan motorik, yaitu
perilaku yang penuh energi, terarah,
kemampuan melakukan serangkaian
dan bertahan lama.
gerak jasmani dalam
Menurut Kamus Besar Bahasa
koordinasi,
dan
kognitifnya
urusan dan
sehingga
terwujud
Indonesia (2008: 1213) prestasi belajar
otomatisme gerak jasmani; (5) sikap,
merupakan penguasaan pengetahuan
yaitu
atau keterampilan yang dikembangkan
menolak objek berdasarkan penilaian
melalui
terhadap objek tersebut.
mata
pelajaran,
lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau
kemampuan
Pendapat
menerima
Gagne
atau
tersebut
angka nilai yang diberikan oleh guru.
dipertegas lagi oleh Suprijono (2011:
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan
5) yang mengungkapkan bahwa hasil
dengan hasil belajar. Prestasi belajar
belajar adalah pola-pola perbuatan,
merupakan bagian dari hasil belajar.
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap
Oleh karena itu, dalam kajian teori ini
-sikap, apresiasi dan keterampilan.
peneliti banyak menyampaikan teori-
Hasil belajar merupakan perubahan
teori yang berkaitan dengan hasil belajar. Prestasi belajar menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan sedangkan hasil belajar menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku secara keseluruhan aspek (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) potensi kemanusiaan. Artinya, hasil pembelajaran
tidak
dilihat
secara
fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
sikap.
Kedua pendapat tersebut tidak
Gagne dalam Suprijono (2011: 5) berpendapat
bahwa
hasil
belajar
jauh berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kunandar (2013:
berupa: (1) informasi verbal, yaitu
61)
kapabilitas mengungkapkan pengeta-
kompetensi atau kemampuan tertentu
huan dalam bentuk bahasa, baik lisan
baik kognitif, afektif maupun psi-
maupun
keterampilan
komotorik yang dicapai atau dikuasai
kemampuan
peserta didik setelah mengikuti proses
tertulis;
intelektual,
(2)
yaitu
mempresentasikan
konsep
Volume 1 No 2 April 2015
dan
bahwa
hasil
belajar
adalah
belajar mengajar. 152
Sementara itu, Wahono (2013: 7)
bahwa
proses
pembelajaran
yang
menjelaskan bahwa teks laporan hasil
disarankan menurut kurikulum 2013
observasi adalah sebuah teks yang
terdiri atas lima pengalaman belajar
menghadirkan informasi tentang suatu
pokok, yaitu: mengamati, menanya,
hal secara apa adanya. Teks ini adalah
mengumpulkan informasi, mengasosi-
hasil observasi dan analisis secara
asi, dan mengkomunikasikan.
sistematis. Teks laporan hasil observasi
Menurut Kemendikbud (2014:
biasanya berisi fakta-fakta yang bisa
31) discovery learning adalah teori
dibuktikan secara ilmiah. Objek yang
belajar yang didefinisikan sebagai
diamati biasanya bersifat umum. Hal
proses pembelajaran yang terjadi bila
tersebut sangatlah berbeda dengan
peserta
yang dijelaskan dalam Kemendikbud
pelajaran
(2014: 6) yang menyebutkan bahwa
melainkan diharapkan mengorganisasi
teks laporan hasil observasi adalah teks
sendiri. Discovery mempunyai prinsip
yang terdiri atas bagian pembuka
yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan
berupa definisi umum, bagian isi
Problem Solving. Tidak ada perbedaan
berupa deskripsi bagian, dan bagian
berarti
akhir berupa deskripsi kegunaan.
Discovery learning lebih menekankan
Peraturan Menteri Pendidikan
didik
2013
masalah
Proses
diberi
materi
bentuk
final,
ketiga
istilah
ini.
pada ditemukannya konsep atau prinsip yang
Standar
dalam
pada
dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun tentang
tidak
sebelumnya yang
tidak
diketahui,
dihadapkan
kepada
mengamanatkan penggunaan pendeka-
siswa adalah semacam masalah yang
tan saintifik dengan menggali infor-
direkayasa oleh guru, sedangkan pada
masi melalui mengamati, menanya,
inkuiri
mengeksplorasi, menalar, dan men-
rekayasa,
coba. Penggunaan pendekatan saintifik
mengerahkan
tersebut dipertegas dalam Lampiran IV
keterampilannya untuk mendapatkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan
temuan-temuan di dalam masalah itu
Kebudayaan
Indonesia
melalui proses penelitian. Problem
Nomor 81A Tahun 2013 tentang
Solving lebih memberi tekanan pada
implementasi
pedoman
kemampuan menyelesaikan masalah.
umum pembelajaran yang menjelaskan
Materi yang akan disampaikan dalam
153
Republik
kurikulum
masalahnya
bukan
hasil
sehingga
siswa
harus
seluruh
pikiran
dan
Volume 1 No 2 April 2015
discovery learning bukan bentuk final
mempunyai kemampuan dasar untuk
akan tetapi peserta didik didorong
berkembang secara optimal sesuai
untuk mengidentifikasi apa yang ingin
dengan kemampuan yang dimilikinya.
diketahui dilanjutkan dengan mencari
Proses pembelajaran harus dipandang
informasi
sebagai
sendiri
kemudian
atau
membentuk
menantang
(konstruktif) apa yang mereka ketahui
melakukan
dan mereka pahami dalam suatu
berperan sebagai pembimbing atau
bentuk akhir. Discovery learning ingin
fasilitator belajar. Tugas utamanya
mengubah kondisi belajar yang pasif
adalah memilihkan masalah yang perlu
menjadi aktif dan kreatif, mengubah
dilontarkan di kelas untuk dipecahkan
pembelajaran yang teacher oriented ke
peserta didik. Tugas berikutnya adalah
student oriented, mengubah modus
menyediakan
ekspository,
hanya
peserta didik dalam rangka pemecahan
secara
masalah.
mengorgansasi
yaitu
menerima
siswa
informasi
keseluruhan dari
guru
stimulus
yang
dapat
peserta
didik
untuk
kegiatan
belajar.
Guru
sumber
belajar
bagi
ke modus
Menurut Bruner dalam Dahar
discovery, yaitu siswa menemukan
(2011:78) ada tiga sistem keterampilan
informasi sendiri.
untuk
menyatakan
kemampuan-
Berbeda dengan yang dikemuka-
kemampuan secara sempurna. Ketiga
oleh
Christin
sistem keterampilan itu ialah yang
antara
disebut tiga cara penyajian (models of
pendekatan Inquiry dan Discovery.
presentation) oleh Bruner. Ketiga cara
Menurut Christin, pendekatan Inquiry/
itu ialah enaktif, ekonik, dan simbolis.
Discovery
pende-katan
Pengetahuan yang diperoleh dengan
mengajar yang mengembangkan cara
belajar penemuan memiliki beberapa
berpikir
ini
kebaikan. Pertama, pengetahuan itu
lebih
bertahan lama atau lama diingat atau
banyak belajar sendiri dan kreatif.
lebih mudah diingat bila dibandingkan
Peserta didik betul-betul ditempatkan
dengan pengetahuan yang dipelajari
sebagai pembelajar. Pendekatan ini
dengan cara-cara lain. Kedua, hasil
bertolak dari pandangan bahwa siswa
belajar penemuan mempunyai efek
sebagai subjek dan objek dalam belajar
transfer yang lebih baik daripada hasil
kan (2009:
Kemendikbud,
28)
menyamakan
merupakan
ilmiah.
menempatkan
Pendekatan
pesera
Volume 1 No 2 April 2015
didik
154
belajar
lainnya.
menyeluruh
Ketiga,
belajar
secara
Dari uraian diatas, dapat ditarik
penemuan
benang merahnya. Salah satu tujuan
meningkatkan penalaran siswa dan
pembelajaran
kemampuan untuk berpikir secara
mampu
bebas. Secara khusus belajar penemuan
peserta didik dalam pembelajaran.
melatih keterampilan kognitif siswa
Motivasi belajar yang tinggi dapat
untuk menemukan dan memecahkan
memberikan
masalah tanpa pertolongan orang lain.
prestasi belajar peserta didik yang
Tiga
ciri
utama
yang
efektif
menumbuhkan
adalah motivasi
pengaruh
terhadap
belajar
lebih baik. Untuk dapat menciptakan
menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi
pembelajaran yang efektif, diperlukan
dan
untuk
kemampuan guru dalam memilih dan
dan
menerapkan model pembelajaran yang
(2)
sesuai dengan kebutuhan peserta didik
berpusat pada siswa; (3) kegiatan
dan karakter materi pembelajaran.
untuk menggabungkan pengetahuan
Model pembelajaran yang baik harus
baru dengan pengetahuan yang sudah
dapat menjadikan peserta didik aktif
ada.
berpikir
memecahkan
menciptakan,
menggabungkan
menggeneralisasi
Syah
masalah
pengetahuan;
dalam
Kemendikbud
dan
bernalar
untuk
mendapatkan pengetahuan baru. Model
(2014: 32) menjelaskan bahwa dalam
pembelajaran
mengaplikasikan
discovery
learning) menekankan pada keaktifan
beberapa
peserta didik dalam berpikir dan
dilaksanakan
bernalar dengan berbagai aktivitasnya,
model
learning
di
kelas,
prosedur
yang harus
ada
penemuan
(discovery
dalam kegiatan belajar mengajar secara
sehingga
umum, yaitu: stimulation (stimulasi/
termotivasi belajar. Apabila peserta
pemberian rangsangan), problem state-
didik termotivasi belajar, maka peserta
ment (pernyataan/ identifikasi masa-
didik lebih mampu memahami teks
lah), Data collection (pengumpulan
laporan
data), Data processing (pengolahan
kerangka pikir model pembelajaran
data), Verification (pembuktian), Ge-
penemuan (discovery learning) dapat
neralization
digambarkan dengan bagan sebagai
generalisasi). 155
(menarik
kesimpulan/
peserta
hasil
didik
observasi.
lebih
;Adapun
berikut. Volume 1 No 2 April 2015
dibandingkan. Langkah-langkah pem-
METODE Penelitian
ini
menggunakan
metode eksperimen. Tujuannya untuk menguji
suatu
pembelajaran
teori
yaitu
penemuan
belajaran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
model
Oଵ
(discovery
ଡ଼
Oଶ
Oଷ Oସ
learning) yang akan diterapkan apakah
diterapkan adalah eksperimen semu
Desain Eksperimen Nonequivalent Control Group Keterangan:
(quasi experiment). Adapun desain
X : pemberian perlakuan (treatment)
penelitian
O₁ : hasil pengukuran awal kelompok
efektif.
Jenis
eksperimen
yang
digunakan
yang
adalah
Nonequivalent Control Group Design. Penelitian
ini
dilakukan
dengan
eksperimen O₃ : hasil pengukuran awal kelompok
memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen dan menyediakan
kontrol O₂ : hasil pengukuran setelah
kelompok kontrol sebagai pemban-
perlakuan discovery learning
ding. Sebelum diberi perlakuan kedua
kelompok eksperimen
kelompok terlebih dahulu diberi prates
O₄ : hasil pengukuran kelompok
(tes awal) untuk mengetahui kondisi
kontrol tanpa discovery learning
awal. Langkah berikutnya kelompok
(Sugiono, 2014: 116)
eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan
pembelajaran
peserta didik kelas VII SMP Negeri 3
penemuan (discovery learning) dalam
Kaliwiro Kabupaten Wonosobo yang
pendekatan
sedangkan
terdiri atas 143 peserta didik. Teknik
kelompok kontrol diberi perlakuan
pengumpulan data yang digunakan
dengan metode konvensional/ ceramah.
dalam penelitian ini adalah angket dan
Setelah
tes.
dilakukan
model
Populasi penelitian ini adalah
saintifik,
selesai
perlakuan,
pengukuran/
maka
pengetesan
Angket
berupa
skala
sikap
berjumlah 20 butir digunakan untuk
kembali pada kelompok eksperimen
mengetahui
dan kelompok kontrol dengan pascates
belajar, sedangkan tes berupa soal
(tes akhir), kemudian hasil pengukuran
pilihan ganda berjumlah 40 butir yang
Volume 1 No 2 April 2015
peningkatan
motivasi
156
digunakan untuk mengetahui prestasi
Uji
belajar peserta didik.
berdistribusi normal dan uji Mann
Setelah diujicobakan
instrumen di
Wadaslintang
SMP
angket Negeri
hasilnya
1
t
digunakan
karena
datanya
Whitney digunakan karena datanya tidak berdistribusi normal.
dianalisis
menggunakan teknik Product Moment.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan dapat
Hasil Prates
dijelaskan bahwa semua rhitung> rtabel dengan nilai rtabel = 0.381 atau semua nilai sig.< 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa semua butir angket adalah
Nilai Kelom Nilai pok Terendah Tertinggi Ekspe40.00 90.00 rimen Kontrol 40.00 87.50
Ratarata 67.41 63.64
valid. Instrumen tes juga diujicobakan di
SMP
Negeri
1
Wadaslintang.
Berdasarkan hasil perhitungan dapat dijelaskan bahwa semua rhitung> rtabel dengan nilai rtabel = 0.349 atau semua
Hasil Pascates Kelom Nilai Nilai Ratapok Terendah Tertinggi rata Ekspe52.50 97.50 78.31 rimen Kontrol 42.50 90.00 69.42
nilai sig.< 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk semua butir soal pilihan ganda valid. Pengujian dilakukan
reliabilitas
dengan
teknik
angket Alpha
Cronbach. Berdasarkan tabel, rhitung> rtabel (0,846 > 0,349). Oleh karena itu, instrumen
angket
motivasi
dapat
Hasil Angket Motivasi Belajar Kelom Nilai Nilai pok Terendah Tertinggi Ekspe70 98 rimen Kontrol 70 91 Untuk
menguji
Ratarata 83.55 78.91 apakah
pembelajaran penemuan (Discovery
disebut reliabel. Pengujian reliabilitas
Learning)
tes juga dilakukan dengan teknik
motivasi
Alpha Cronbach. Berdasarkan tabel ,
laporan hasil observasi peserta didik
rhitung> rtabel (0,883 > 0,349). Oleh
kelas VII SMP, digunakan uji beda
karena itu,
instrumen soal pilihan
ganda dapat disebut reliabel. Data penelitian dianalisis menggunakan uji t dan uji Mann Whitney. 157
berpengaruh belajar
terhadap
memahami
teks
independent sample t-test. Adapun hasil uji beda tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut. Volume 1 No 2 April 2015
Motivasi Belajar Kelompok Kontrol v.s. Kelompok Eksperimen N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
86 57
83.5465 78.9123
5.78570 5.04367
.62389 .66805
Kelompok Skor
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Levene's Test for Equality of Variances F Equal variances assumed Equal variances not assumed
Skor
Sig.
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference t
Mean Sig. (2-tailed) Difference
Df
.418 .519 4.931
Std. Error Difference
Lower
Upper
141
.000
4.63423
.93990 2.77612 6.49234
5.070 130.753
.000
4.63423
.91407 2.82595 6.44251
Dari tabel di atas didapat nilai
Berdasarkan
perhitungan
thitung (equal variance assumed) adalah
diperoleh nilai thitung> ttabel (4,931 >
4,931.
dicari
1,977) dan P value (0,000 < 0,05)
pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)
maka Ho ditolak. Hasil uji hipotesis
dengan derajat kebebasan (df) n-2 atau
dapat
143-2 = 141. Dengan pengujian 2 sisi
berikut.
Tabel
distribusi
t
dijelaskan
dengan
gambar
(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 1,977.
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho
-1,997
0
1,997 4.931
Kurve Hasil Uji Hipotesis Pertama Volume 1 No 2 April 2015
158
Untuk menguji hipotesis kedua
Karena nilai thitung> ttabel (4,931 > 1,977) dan P value (0,000 < 0,05)
yang
maka Ho ditolak, artinya bahwa ada
pembelajaran penemuan (Discovery
pengaruh discovery learning terhadap
Learning) dalam pendekatan saintifik
motivasi belajar. Pada tabel Group
berpengaruh terhadap
Statistics
memahami teks laporan hasil observasi
terlihat
rata-rata
(mean)
menyatakan
hasil belajar
peserta
83.55 dan untuk kelompok kontrol
digunakan
adalah 78.91, artinya bahwa rata-rata
dengan uji Mann Whitney karena data
nilai kelompok eksperimen lebih tinggi
berdistribusi tidak normal. Adapun
daripada
hasil uji tersebut dapat dilihat dalam
nilai
kelompok
kontrol.
kelas
model
untuk kelompok eksperimen adalah
rata-rata
didik
bahwa
statistik
VII
SMP,
nonparametris
tabel berikut.
Uji Mann Whitney Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen (Pengaruh Discovery Learning terhadap Hasil Belajar) Sum of Hasil N Mean Rank Ranks Nilai Post Test 86 83.49 7180.50 eksperimen Post Test 57 54.66 3115.50 Kontrol Test Statisticsa Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Grouping Variable: Hasil Dari tabel di atas didapat nilai
1462.500 3115.500 -4.086 .000
sisi) diperoleh untuk ztabel sebesar 1,96.
zhitung sebesar -4,086. Tabel distribusi z
Hasil uji tersebut dapat dijelaskan
dicari pada α = 5% : 2 = 2,5% (uji 2
dengan gambar berikut.
Daerah Penolakan Ho
-4,086
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
-1,96
0
1,96
Kurve Hasil Uji Hipotesis Kedua 159
Volume 1 No 2 April 2015
Karena nilai zhitung< -ztabel (-4,086
didik. Hal ini terlihat pada hasil angket
< -1,96) dan Asymp. Sig < 0,05 (0,000
peserta didik yang menunjukkan rata-
< 0,05) maka Ho ditolak, artinya
rata nilai angket kelompok eksperimen
bahwa ada pengaruh pembelajaran
lebih
penemuan
kelompok kontrol. Hipotesis dalam
(discovery
learning)
terhadap hasil belajar.
tinggi
penelitian
dibandingkan
ini
pembelajaran Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Berpengaruh Terhadap Motivasi Belajar Memahami Teks Laporan Hasil Observasi
learning)
dengan
terbukti
bahwa
penemuan
(discovery
berpengaruh
terhadap
motivasi belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan teori Jerome Bruner yang
mengatakan
bahwa
belajar
Hasil angket peserta didik terkait
penemuan membangkitkan keinginta-
dengan pembelajaran memahami teks
huan siswa, memberi motivasi untuk
laporan hasil observasi melalui model
bekerja
pembelajaran
jawaban-jawaban.
penemuan
(discovery
terus
sampai
menemukan
learning) menjelaskan bahwa peserta didik pada kelompok kontrol yang tidak mendapat perlakuan memiliki motivasi
yang
dibandingkan
lebih
peserta
rendah
didik
pada
kelompok eksperimen yang dikenai perlakuan
model
pembelajaran
penemuan (discovery learning). Model pembelajaran penemuan
Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Berpengaruh Terhadap Prestasi Belajar Memahami Teks Laporan Hasil Observasi Pembelajaran memahami teks laporan hasil observasi terdiri atas empat
kegiatan,
yaitu:
teks,
menjelaskan
struktur
mengenal unsur
(discovery learning) pada kelompok
kebahasaan dalam teks, menjelaskan
eksperimen mampu membuat peserta
kata dan istilah dalam teks, dan
didik merasa senang dan termotivasi
memaknai isi teks. Keempat kegiatan
karena mereka dilibatkan secara aktif
pembelajaran memahami teks laporan
dalam
Kegiatan
hasil observasi tersebut menerapkan
dengan
discovery
model
kelompok
eksperimen
pembelajaran.
pembelajaran learning
di
meningkatkan motivasi belajar peserta Volume 1 No 2 April 2015
(discovery
pembelajaran learning).
penemuan Model
pembelajaran ini melibatkan peserta 160
didik dalam proses mental karena
atau lama diingat, hasil belajar akan
peserta didik mampu mengasimilasi-
mempunyai efek transfer yang lebih
kan suatu konsep. Proses mental
baik daripada hasil belajar lainnya
tersebut
mengamati,
serta meningkatkan penalaran peserta
menggolong-
didik dan kemampuan untuk berpikir
golongkan, membuat dugaan, menje-
secara bebas. Oleh karena itu, ketika
laskan, dan menyimpulkan. Proses
pembelajaran
mental dilakukan melalui kegiatan
learning)
berdiskusi, membaca sendiri, mencoba
pembelajaran memahami teks laporan
antara
mencerna,
lain
mengerti,
sendiri agar peserta didik dapat belajar sendiri.
Guru
bertindak
pembimbing
dan
mengarahkan
peserta
menemukan
konsep,
sebagai
fasilitator didik
untuk
dalil,
dan
ini
diterapkan
observasi
terbukti
dikemukakan
oleh
Jerome
Bruner
bahwa model pembelajaran penemuan (discovery
learning)
memiliki
beberapa kebaikan, yaitu: pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lama
Dengan model
demikian,
pembelajaran
(discovery
learning)
penerapan penemuan berpengaruh
didik kelas VII SMP. Hal ini terbukti dengan selisih nilai rata-rata prates dan pascates yang lebih tinggi diperoleh kelompok
eksperimen
tabel berikut.
Prates
Perolehan
Eksperimen
78,31
67,41
10,90
Kontrol
69,43
63,64
5,79
Penerapan model pembelajaran (discovery
learning)
eksperimen proses
mental
di
daripada
kelompok kontrol seperti terlihat pada
Pascates
melibatkan
dapat
teks laporan hasil observasi peserta
Kelompok
kelompok
dalam
terhadap prestasi belajar memahami
Hal tersebut sejalan dengan yang
penemuan
(discovery
meningkatkan hasil belajar.
yang
prosedur.
161
hasil
penemuan
didik, yaitu mengamati, memahami, menggolong-golongkan, menduga, dan
sangat
menyimpulkan.
peserta
model
Dengan
pembelajaran
penerapan penemuan
Volume 1 No 2 April 2015
(discovery learning) yang melibatkan
disimpulkan
proses mental peserta didik ini, maka
pengaruh yang positif penggunaan
keaktifan peserta didik lebih dominan
model
dibandingkan keaktifan guru yang
(discovery learning) dalam saintifik
hanya sebagai fasilitator. Peserta didik
terhadap motivasi belajar memahami
terlibat aktif dari kegiatan mengamati,
teks laporan hasil observasi peserta
menanya, memahami, menghubungkan,
menduga
sampai
dengan
Kegiatan mempresentasikan hasil diskusi kelompok selalu dilakukan dalam pembelajaran dengan model discovery learning dalam pendekatan saintifik. Dengan model ini ternyata sangat
membangkitkan
motivasi
peserta didik. Hal ini terbukti ketika salah satu dari anggota kelompok menyampaikan atau mempresentasikan hasil diskusi, tampak kelompok lain antusias
mendengarkan
dan
ingin
segera tampil untuk menyampaikan
(1)
Terdapat
pembelajaran
penemuan
didik kelas VII; (2) Terdapat pengaruh yang
positif
pembelajaran
menyimpulkan.
bahwa:
penggunaan penemuan
model
(discovery
learning) dalam saintifik terhadap hasil belajar memahami teks laporan hasil observasi peserta didik kelas VII. Saran yang dikemukakan adalah: (1) Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran
penemuan
learning)
dalam
(discovery
pembelajaran
memahami teks laporan hasil observasi agar dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta
sebaiknya
didik;
(2)
menggunakan
pembelajaran
penemuan
learning)
dalam
Guru model
(discovery
pembelajaran
hasil diskusinya. Hal tersebut sejalan
memahami teks laporan hasil observasi
dengan yang diungkapkan oleh Jerome
agar
Bruner dalam Dahar (2011: 80) bahwa
belajar peserta didik; dan (3) Agar
belajar
model
penemuan
keingintahuan
membangkitkan
siswa,
dapat
meningkatkan
pembelajaran
prestasi penemuan
memberi
(discovery learning) dapat diterapkan
motivasi untuk bekerja terus sampai
dengan maksimal, guru sebaiknya
menemukan jawaban-jawaban.
benar-benar
menyiapkan
segala
sesuatunya agar proses pembelajaran SIMPULAN
dapat
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan,
Volume 1 No 2 April 2015
maka
dapat
berjalan
lancar
dan
dapat
membangkitkan motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. 162
DAFTAR PUSTAKA
Christine, Maylani. 2009. Pedagogi: Strategi dan Teknik Mengajar dengan Berkesan. Bandung: PT Setia Purna Inves. Dahar, R. W. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Depdiknas. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Depdiknas. Effendi, L. A. 2012. Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing. Tersedia: Jurnal. upi. edu/penelitian pendidikan.diakses tanggal 5 September 2014. Fathurrohman dan Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta
163
Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali Pers. Purwanto, Ngalim. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2011. Statistik Nonparametris untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning teori & Aplikasi Paikem.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko, E. P. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Volume 1 No 2 April 2015