Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015
ISSN :1412-5854
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR Rini Sefriani,M.Pd1), Rosiana Fitria 2) Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Putra Indonesia, Padang email :
[email protected],
[email protected]
Abstrak Hasil Belajar Teknologi Informasi dan komunikasi yang diperoleh oleh siswa SMA Negeri 4 Padang masih rendah. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran yang masih berpusat kepada guru serta kenyamanan yang dirasakan oleh siswa belum maksimal. Upaya yang dapat dilakukan pada permasalahan tersebut diantaranya yaitu dengan menggunakan model kooperatif tipe student teams achievement divison (STAD). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan pengaruh model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini diterapkan pada siswa kelas XII SMA Negeri 4 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XII SMA Negeri 4 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Yang terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XII IPA 4 yang diberi perlakuan metode STAD dan XII IPA 2 menggunakan metode pembelajaran konvensional. Untuk mendapatkan data penelitian digunakan instrumen berupa tes. Analisis data di lakukan dengan anava 1 jalur dan uji t. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil belajar TIK siswa yang diajar dengan metode STAD lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajar dengan metode konvensional. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen sebesar 83,255 sedangkan pada kelas kontrol 80,13. Berdasarkan temuan yang sudah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran tipe STAD memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi kelas XII SMA Negeri 4 Padang. Disarankan kepada guru untuk menguasai metode pembelajaran STAD sehingga penerapannya dapat berlangsung secara optimal. Kata kunci : Eksperimen, model kooperatif tipe student teams achievement divison, Hasil Belajar.
1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa, dimana kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Berdasarkan UndangUndang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Upaya peningkatan kualitas pendidikan dapat tercapai secara optimal, apabila dilakukan pengembangan dan perbaikan terhadap komponen pendidikan. Komponen pembelajaran meliputi tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, bahan atau materi pelajaran, pendekatan dan metode, media atau alat sumber belajar, evaluasi. Komponen pendidikan adalah bagian-bagian dari sistem proses pendidikan yang 9
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015 menentukan berhasil atau tidaknya proses pendidikan (Slameto, 2010). Guru berperan sangat penting dalam suatu proses yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai dalam diri siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang guru TIK di SMA Negeri 4 Padang mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pembelajaran menjadi kurang efektif adalah karena siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar sehingga mengakibatkan siswa tidak memahami materi yang diajarkan dengan baik. Pembelajaran yang sering dilakukan masih terpusat pada guru sehingga keikutsertaan siswa masih rendah. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 4 Padang, diperoleh bahwa hasil belajar pada siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 4 Padang untuk mata pelajaran TIK masih rendah. Tabel 1. Hasil belajar siswa kelas XII IPA TIK Ujian Tengah Semester Ganjil TP. 2014/2015
(Sumber:Guru Mata pelajaran TIK SMA Negeri 4 Padang) Berdasarkan tabel 1 maka dapat diketahui bahwa rata-rata kelas hasil belajar siswa paling tinggi diperoleh kelas XII IPA 1 dengan jumlah rata-rata 72,02 sedangkan siswa dengan nilai rata- rata paling rendah adalah kelas IPA-4 dengan nilai rata-rata 57,97. Berdasarkan hasil belajar yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas XII IPA masih belum mencapai hasil yang diinginkan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di SMA Negeri 4 Padang. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan pelaksanaan pembelajarannya masih Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
ISSN :1412-5854
disampaikan dengan menggunakan metode ceramah sebagai metode yang lebih dominan diterapkan daripada metode praktek. Dalam proses pembelajaran siswa mendengarkan apa yang dijelaskan guru serta mencatat hal yang dianggap penting. Penerapan metode ceramah dengan diselingi metode domonstrasi dan catatan pada pembelajaran TIK masih belum efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran TIK seringkali terlihat monoton karena siswa tidak terlihat aktif dalam pembelajaran. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya nilai ratarata siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 4 Padang pada mata pelajaran TIK. Penerapan pembelajaran yang konvensional masih bersifat berpusat pada guru (teacher centered), sehingga menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik dan belum komunikatif. Hal ini dapat menghambat usaha siswa, khususnya siswa kelas XII IPA dalam mengoptimalkan hasil belajar pada mata pelajaran TIK. Jika penerapan model pembelajaran untuk mata pelajaran TIK hanya menggunakan model ceramah sebagai model utama, maka proses belajar akan terasa membosankan bagi siswa karena terasa monoton. Kondisi ini diduga akan sangat mempengaruhi hasil belajar, minat belajar dan daya tarik siswa dalam mengikuti pelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat salah seorang siswa kelas XII IPA yang merasa belajar mata pelajaran TIK sangat membosankan karena lebih banyak mencatat dan mendengarkan guru dibandingkan praktek. Metode ceramah sebagai salah satu model utama bukan berarti tidak cocok untuk digunakan tetapi penggunaan model tersebut yang mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan menurunnya keinginan belajar. Penerapan sistem pembelajaran ceramah secara terus-menerus tanpa variasi dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara aktif khususnya dalam mata pelajaran TIK, maka diperlukan variasi dan kreativitas dalam metode pembelajaran. 10
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015 Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, judul yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Siswa Kelas XII di SMA Negeri 4 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015”. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka terdapat beberapa identifikasi masalah dalam penelitian ini, yaitu: a. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar yang menyebabkan peserta didik kurang aktif dalam proses belajar mengajar. b. Lebih dari 50% siswa masih mendapatkan hasil belajar yang masih berada dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). c. Keikutsertaan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah, pembelajaran masih kurang komunikatif sehingga dibutuhkan variasi metode pembelajaran untuk pembelajaran praktik. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka penulis menetapkan batasan masalah penulisan penelitian ini, yaitu pengaruh model pembelajaran kooperatif metode STAD terhadap hasil belajar siswa kelas XII IPA SMA Negeri 4 Padang pada mata pelajaran TIK Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu “Bagaimanakah pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD terhadap hasil belajar siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 4 Padang pada Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
ISSN :1412-5854
mata pelajaran TIK Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015?”. 2. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Siswa Kelas XII IPA Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 di SMA Negeri 4 Padang. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Guru dapat menambah alternatif metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran TIK. b. Guru memperoleh pengalaman langsung dalam melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. c. Melatih siswa untuk belajar bekerjasama dan berkomunikasi dalam kelompok sehingga meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapatnya, mengajukan pertanyaan, menyajikan temuan, dan memberikan refleksi hasil belajar. 2. KAJIAN LITERATUR Kajian Teori a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh pembelajar. Jika pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep (Anni, 2004: 4). Menurut Nana Sudjana (2013: 3), bahwa hasil belajar siswa pada hakikatnya 11
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015 adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku tersebut berupa kemampuan-kemapuan siswa setelah aktifitas belajar yang menjadi hasil perolehan belajar. Hasil belajar merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses belajar mengajar. Selain itu, proses belajar merupakan salah satu indikator dari mutu pengajaran yang pada akhirnya mencerminkan mutu pendidikan. Hasil belajar merupakan kemampuan aktual siswa yang dapat diukur secara langsung melalui tes. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom (Anas Sudijono, 2009:50), hasil belajar dicapai melalui tiga kategori ranah yakni : (a) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian; (b) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai; (c) Ranah psikomotor, meliputi keterampilan motorik, beberapa gerakan dari materi atau objek atau beberapa perbuatan yang memerlukan koordinasi dari syaraf-syaraf otak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hasil belajar diartikan sebagai sebuah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Suharsimi (2002) mengemukakan hasil belajar merupakan suatu hal yang diperoleh sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung, hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata amat baik, baik, sedang, buruk dan amat buruk. b. Metode Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) diyakini sebagai praktek pedagogis untuk meningkatkan proses pembelajaran, perilaku sosial dan kepedulian terhadap siswa-siswa yang Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
ISSN :1412-5854
memiliki latar belakang kemampuan, penyesuaian dan kebutuhan yang berbedabeda. Menurut Roger, dkk (1992) dalam Miftahul Huda (2014:29) menyatakan cooperative learning is group learning activity organized in such a way that learning is based on the socially structured change of information between learners in group in which each learner is held accountable for his or her own learning and is motivated to increase the learning of others. Artz dan Newman (1990) dalam Miftahul Huda (2014:32) mendefenisikan pembelajaran kooperatif sebagai small group of learners working together as a team to solve a problem, complete a task, or accomplish a common goal. Pembelajaran kooperatif merupakan kelompok kecil pembelajaran yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mencapai satu tujuan yang sama. Menurut Jhonson dan Johnson, pembelajaran kooperatif berarti working together to accomplish shared goals. Dalam suasana kooperatif, setiap anggota sama-sama berusaha mencapai hasil yang bisa dirasakan oleh semua anggota kelompok. Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. Metode STAD merupakan metode yang dikembangkan oleh Slavin melibatkan kompetisi antar kelompok. Siswa dikelompokkan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras dan etnis. Pertama-tama, siswa mempelajari siswa materi bersama dengan temanteman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis. STAD dikembangkan oleh Slavin dalam Miftahul Huda (2014:116), dimana STAD merupakan pendekatan kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Selain itu metode 12
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015 STAD sangat mudah diadaptasi pada tingkat sekolah menengah sampai perguruan tinggi seperti pada mata pelajaran matematika, sains, bahasa inggris dan teknik (Sharan,2009:5). Pembelajaran TIK TIK didefinisikan sebagai kombinasi dari Teknologi Informatika dengan Teknologi lain yang berhubungan, khususnya teknologi komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI, 2006: 6). Visi mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi menurut kurikulum TIK 2004 yaitu agar siswa dapat menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang baru. Berdasarkan visi kurikulum TIK adalah untuk menciptakan siswa yang mampu mengatur diri dalam belajarnya. TIK sangat membantu perolehan dan penyerapan pengetahuan, memberikan kesempatan pada negara berkembang untuk meningkatkan sistem pendidikannya, memperbaiki pembentukan dan pelaksanaan kebijakan, serta menambah rentang kesempatan bagi bidang usaha serta para miskin. Salah satu hambatan terbesar mereka yang miskin, dan banyak lainnya yang tinggal di negara miskin, adalah perasaan diri terpencil. Teknologi komunikasi yang baru menjanjikan pengurangan rasa keterpencilan tersebut, dan membuka akses pengetahuan dalam cara-cara yang sebelumnya tidak terbayangkan. c.
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
ISSN :1412-5854
Penelitian Yang Relevan Penelitian yang berkenaan dengan metode pembelajaran kooperatif model STAD adalah sebagai berikut: a. Asmawati R (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Penguasaan Konsep Siswa Pada Materi Bunyi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran tipe STAD memberi pengaruh positif terhadap penguasaan konsep siswa dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian hipotesis Hal tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t didapat kan hasil bahwa thitung lebih kecil dari pada ttabel (thitung 8,55 > ttabel 1,99). b. Arizna Putra Akbar (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Komunikasi”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif metode STAD secara umum telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan dari siklus 1 sebesar 70 % menjadi sebesar 90 % pada siklus 2. Peningkatan sebesar 20% tersebut sudah menunjukkan ketuntasan belajar yaitu dari siklus 1 yang hanya 29 siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 37 siswa yang tuntas belajar. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran komunikasi pada pokok bahasan melakukan komunikasi tertulis. Hal ini dapat dilihat dari ketiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang meningkat setiap siklusnya. c. Fathoni Reza Irfanto (2011), dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa 13
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015 Kelas X Smk Perindustrian Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010 / 2011. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa kelas X yang diajar dengan metode ceramah (kelas kontrol) dengan hasil belajar siswa kelas X yang diajar dengan metode STAD (kelas eksperimen). Hal tersebut dibuktikan dengan hasil perhitungan uji t lebih kecil dari pada 0,05 (0,015 < 0,05) sehingga hipotesis diterima dan perolehan rata - rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol (75,33 > 68,57). Dengan demikian penerapan metode pembelajaran STAD memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa. Kerangka Konseptual Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan maka dapat digambarkan kerangka konseptual dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan teori yang telah dipaparkan sebelumnya maka hipotesis yang peneliti ajukan adalah: H0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD terhadap hasil belajar siswa kelas XII IPA SMA Negeri 4 Padang pada mata pelajaran TIK Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015. H1 Terdapat pengaruh yang dan signifikan terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD terhadap hasil belajar siswa kelas XII IPA SMA Negeri 4 Padang
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
ISSN :1412-5854
pada mata pelajaran TIK Semester Ganjil Tahun Ajaran 2014/2015. 3. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitan berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Penelitian kuantitatif digunakan bila peneliti menginginkan data yang akurat dan apabila ingin mengetahui pengaruh atau treatment tertentu terhadap suatu permasalahan (Sugiyono, 2013:23). Metode penelitian yang digunakan termasuk metode eksperimen. Metode eksperimen dipilih karena sesuai dengan salah satu tujuan penelitian yaitu untuk mengungkapkan ada tidaknya pengaruh serta perbedaan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD dan yang tidak diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD di kelas XII SMA Negeri 4 Padang. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Padang yang berlokasi di Jl. Linggarjati No. 1 Lubuk Begalung Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Ganjil tahun ajaran 2014/2015 tanggal 28 Oktober sampai 29 November 2014. Populasi dan Sampel Pemilihan populasi dan sampel pada penelitian ini menggunakan non probabiliy sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur. Teknik non probabiliy sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling dipilih karena penentuan sampel yang didasarkan kepada pertimbangan tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XII IPA Semester Ganjil SMA Negeri 4 Padang tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari tujuh kelas. 14
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015 Sampel dalam penelitian ini ditentukan oleh peneliti yaitu kelas IPA-4 sebagai kelas eksperimen dan Kelas IPA2 sebagai kelas kontrol. Secara rinci data jumlah sampel kelas XII IPA dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Tabel Jumlah Sampel XII IPA No
Kelas
Jumlah Siswa
1 XII IPA-4 32 2 XII IPA-2 32 Jumlah 64 (Sumber:Guru Mata pelajaran TIK SMA Negeri 4 Padang) Jenis dan Sumber Data Sumber data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu sumber data sekunder dan sumber data primer. Sumber data primer didapat dari hasil observasi lapangan dan mengumpulkan data dalam bentuk hasil belajar siswa. Data sekunder merupakan data yang didapat dari informasi yang mendukung hasil data primer. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi secara langsung ke lapangan dan hasil studi pustaka. Variabel Penelitian Terdapat dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu penerapan model pembelajaran kooperative metode STAD sebagai variabel bebas (Independent) yang merupakan variabel X dan variabel terikat (Dependent variable) dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang merupakan variabel Y. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada skripsi ini adalah teknik observasi. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik wawancara dan kuesioner. 1. Instumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
ISSN :1412-5854
yang diamati (Sugiyono, 2013:102). Pada penelitian ini instrumen yang digunakan berbentuk tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi, 2013: 193). Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis berupa soal objektive. Test digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa terhadap materi. Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk multiple choice item. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistimatis data yang diperoleh dari hasil angket, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Beberapa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk menguji data setiap variabel yang akan dianalis berdistribusi normal. Uji normalitas dalam Agus (2010: 274-275) bertujuan untuk melihat apakah data kedua sampel berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Pelaksanaan uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas varian diperlukan untuk membandingkan dua kelompok atau lebih. Untuk menentukan homogenitas sampel yang digunakan, maka digunakan rumus untuk menghitung homogenitas varian dengan menggunakan uji F (Sugiyono, 2013:199), yaitu: c. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis digunakan untuk melihat kecenderungan variabel intensitas pengamatan pengaruh penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD terhadap hasil belajar mata pelajaran TIK pada siswa kelas XII SMA Negeri 4 Padang yaitu menggunakan pengujian hipotesis komparatif dua 15
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015 sampel dengan menggunakan uji t (Sugiyono, 2013:196-197). Rumus yang digunakan adalah Separated Varian :
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini difokuskan pada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di kelas XII - IPA SMA Negeri 4 Padang. Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan membentuk kelompok sebanyak 4 kelompok, satu kelompok terdiri dari 8 orang siswa. Sedangkan, pada kelas kontrol pembelajaran menggunakan metode konvensional dengan tidak menggunakan kelompok. Penggunaan metode yang berbeda pada kedua kelas kontrol dan eksperimen bertujuan untuk melihat pengaruh metode kooperatif terhadap hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran. a. Data Hasil Penelitian Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa kelas XII IPA 4 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai kelas eksperimen dan hasil belajar siswa kelas XII IPA 2 yang menggunakan pembelajaran konvensional sebagai kelas Kontrol. Kelas eksperimen memiliki ratarata lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen adalah 83,250 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada kelas kontrol adalah 80,125. Perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol dipengaruhi perbedaan treatment yang diberikan oleh guru. Lebih rinci data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
ISSN :1412-5854
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
(Sumber: Pengolahan data primer 2014) Data yang dianalisis diperoleh dari tes hasil belajar siswa mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan perlakuan yang berbeda. Jumlah siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 32 orang atau satu kelas. Setelah diperoleh nilai hasil belajar tersebut, maka terlihat nilai tertinggi yang berhasil dicapai siswa adalah 100 dan nilai terendah adalah 48. Berdasarkan nilai hasil belajar kelas eksperimen maka data dapat dikelompokkan ke dalam sebuah tabel distribusi frekuensi yaitu mengelompokkan data yang sama ke dalam satu kelompok. Penyajian data melalui tabel distribusi frekuensi kelas eksperimen, sebagai berikut: 16
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015 Tabel 4. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas eksperimen
(Sumber: Pengolahan data primer 2014) Berdasarkan nilai hasil belajar kelas kontrol maka data dapat dikelompokkan ke dalam sebuah tabel distribusi frekuensi yaitu mengelompokkan data yang sama ke dalam satu kelompok. Penyajian data melalui tabel distribusi frekuensi kelas kontrol, sebagai berikut: Tabel 5. Distribusi frekuensi hasil belajar siswa kelas kontrol
ISSN :1412-5854
Tabel 6. Hasil Perhitungan Pengujian Liliefors Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
(Sumber: Pengolahan data primer 2014) a. Uji Homogenitas Pengujian persyaratan yang kedua adalah pengujian homogenitas dengan menggunakan uji Homogenitas untuk mencari varians masing-masing data. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah data berasal dari kelompok yang homogen antara kelas Eksperimen dan Kontrol. Secara rinci data uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7. Uji Homogenitas sampel
(Sumber: Pengolahan data primer 2014) Pengujian Persyaratan Analisis Sumber: Pengolahan data primer 2014 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diolah berasal dari data yang berdistribusi normal atau tidak. Sehingga dapat digunakan analisis dengan menggunakan t-test. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors seperti yang dikemukakan pada teknik analisis data. Berdasarkan uji normalitas kelas Eksperimen dan kelas Kontrol diperoleh harga Lo dan Lt pada taraf nyata 0,05 untuk n > 30.
Uji Hipotesis Setelah uji normalitas dan uji homogenitas dilanjutkan dengan pengujian t-tes untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang siginifikan untuk nilai kedua kelompok. Apabila thitung < ttabel berarti tidak terdapat pengaruh yang siginifikan antara kedua kelompok. Pengujian hipotesis digunakan t-test. Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan ttest diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Pengujian dengan t-test
Sumber: Pengolahan data primer 2014 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
17
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015 Pembahasan Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas XII IPA-4 sebagai kelas eksperimen dan Kelas XII IPA-2 sebagai kelas kontrol pada mata pelajaran TIK semester ganjil di SMA Negeri 4 Padang tahun ajaran 2014/2015. Perlakuan yang diberikan berbeda pada kelas kontrol maupun eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka dapat simpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang diterapkan pada kelas eksperimen. Berdasarkan tes yang diberikan kepada siswa diperoleh rata – rata kelas eksperimen adalah 83,250 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 48 Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata sebesar 80,125 dengan nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 52. Pada pengujian normalitas kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh hasil L hitung < L tabel, yaitu 0,018 < 0,157 (eksperimen) dan 0,017 < 0,157 (kontrol) maka kedua kelompok berasal dari data yang berdistribusi normal untuk α 0,05. Selanjutnya, pada pengujian homogenitas data dari kedua kelompok diperoleh hasil Fhitung < Ftabel, yaitu 1,517 < 1,822 maka kedua kelompok memiliki varians yang homogen untuk α 0,05. Sedangkan, pada pengujian hipotesis dengan menggunakan t-test diperoleh hasil t hitung > t tabel untuk α 0,05 yaitu 4,040 > 1,999. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar TIK siswa kelas XII SMAN 4 Padang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran TIK mampu meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan menggunakan Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
ISSN :1412-5854
pembelajaran konvensional. Namun demikian keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal yang sangat mempengaruhi proses belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2006: 239247) bahwa faktor intern diantaranya, sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan ajar, menyimpan perolehan hasil belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, kebiasaan belajar, dan cita-cita siswa. 5. KESIMPULAN 1. Kesimpulan Penelitian ini hanya difokuskan pada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di kelas XII SMA Negeri 4 Padang. Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa kelas XII IPA 4 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai kelas eksperimen dan hasil belajar siswa kelas XII IPA 2 yang menggunakan pembelajaran konvensional sebagai kelas Kontrol. Hasil belajar TIK pada kedua sampel diperoleh setelah diberikan tes yang menggunakan 25 butir soal pilihan ganda dengan 5 pilihan alternatif jawaban kepada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata – rata siswa pada kelas eksperimen adalah 83,250 dengan standar deviasi 10,580. Sedangkan nilai rata – rata siswa pada kelas kontrol adalah 80,125 dengan standar deviasi 8,590. kelas Eksperimen nilai Lhitung 0,018 lebih kecil dari Ltabel 0,157 untuk α 0,05. Dengan demikian nilai kelompok Eksperimen berasal dari data yang berdistribusi normal. Untuk kelas Kontrol diperoleh Lhitung 0,018 lebih kecil dari Ltabel 0,157 untuk α 0,05. Berdasarkan data diketahui bahwa data kelompok Kontrol berasal dari data yang berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan homogenitas didapatkan hasil bahwa 18
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015 Fhitung 1,517 dan Ftabel 1,822. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas Eksperimen dan kelas Kontrol memiliki varians yang homogen. Sedangkan hasil perhitungan uji hipotesis dk (N1-1) + (N21) = 62. Maka yang dipedomani pada tabel yaitu dengan dk 62 untuk taraf nyata 0,05 didapat harga ttabel 1,999. Dengan demikian thitung > ttabel, yaitu 4,040 > 1,999. Maka H0 ditolak dan H1 diterima. 6. REFERENSI [1]Anas,Sudijono.2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Garafindo Persada. [1]Anni, Catharina, Tri.2004. Psikologi Belajar. Semarang : Unnes Press [1]Agus Irianto. (2010). Statistika Konsep, Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. [1]Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [2]Arizna ,P. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Komunikasi. Skripsi diterbitkan. Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. [1]Artz, A.F, & Newman, C.M. 1990. Cooperative Learning. Mathematic Teacher. 83. [2]Asmawarti ,R. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Bunyi. Skripsi diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. [1]Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.2003. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sisem Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan, Cet.1 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
ISSN :1412-5854
[1]Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual, Jakarta: Depdiknas Cet.5 [1]Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka Citra. [1]Djamarah. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. [2]Fathoni Reza Irfanto. 2011. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMK Perindustrian Yogyakarta. Skripsi diterbitkan. Yogyakarta. Fakulas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. [1]Gagne. 1977. The Conditioning of Learning. New York: Holt Rinehart and Wiston. [1]Handayanto.2000. Pembelajaran Kooperatif STAD. Malang: FPMIPA. [1]Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar. [1]Johnson, D.W.,& Johnson, R.T. 1984. Cooperation in The Classroom. Minneapolis: Interaction Book Company. [1]Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Depdiknas. [1]Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. Penelitian Pengembanga dan Penerapan IPTEK Bidang Teknologi Informasi dan KomunikasiTahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Riset dan Teknologi. [1]Lie, A. 2002. Cooperative Learning (Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas). Jakarta: Penerbit PT.Gramedia Sarana Indonesia. [1]Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. [1]Miftahul Huda. 2014. Cooperative Learning Metode, Teknik, 19
Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 22, No. 1, Maret 2015
ISSN :1412-5854
Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [1]Nana Sudjana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif . . .
20