PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS CAI (COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION) MODEL DRILLS TERHADAP RETENSI SISWA PADA KONSEP SISTEM GERAK (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Depok)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh BAYU PURNOMO 1110016100031
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills Terhadap Retensi Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak, disusun oleh Bayu Purnomo, NIM. 1110016100031, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diuji pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Juni 2015
Yang mengesahkan:
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Ir. Mahmud, M. Siregar, M.Si
Meiry Fadilah Noor, M.Si
NIP: 19540310 198803 1 001
NIP: 19800516 200710 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak, disusun oleh Bayu Purnomo, NIM. 1110016100031, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 16 Juni 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakarta, Juni 2015
Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal
Tanda Tangan
…………………
………………….
…………………
………………..
…………………
…………………
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA) Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP. 19700209 200003 2 001 Penguji I Dr. Zulfiani, M.Pd NIP. 19760309 200501 2 002 Penguji II Nengsih Juanengsih, M.Pd NIP. 19790510 200604 2 001
Mengetahui:
ABSTRAK Bayu Purnomo, 1110016100031. Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills Terhadap Retensi Siswa pada Konsep Sistem Gerak (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Depok). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media CAI (Computer Assisted Instruction) model drills terhadap retensi siswa pada konsep sistem gerak. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian randomized two group pretest and posttest control design. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive dan adapun penentuan kelas eksperimen dan kontrol secara random. Sampel penelitian ini berjumlah 40 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media CAI model drills dan 40 siswa untuk kelas kontrol dengan menggunakan multimedia interaktif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar dan daya ingat (retensi) yang berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil analisis data retensi kedua kelompok menggunakan uji-t, diperoleh hasil, thitung lebih besar dari ttabel yaitu 4.518 > 1.992 pada taraf signifikansi ∝ = 0,05. Kemudian hasil belajar juga lebih lama tersimpan ditunjukkan dengan 30 orang dari 38 siswa memiliki tingkat retensi mencapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis CAI (Computer Asssisted Instruction) model drills terhadap retensi siswa di kelas XI IPA pada konsep Sistem Gerak Manusia. Kata kunci: Retensi, Model drills, Hasil Belajar, Sistem Gerak Manusia.
i
ABSTRACT
Bayu Purnomo, 1110016100031. The Influence of Learning Media Based on Computer Assisted Instruction (CAI) Model Drills on Retention in Skeletal System Concept. (a Quasi Experiment at SMA Negeri 4 Depok). BA Thesis, Biology Education Studi Program, Department of Natural Science Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The main purpose of this research is to find out the influence of learning media based on Computer Assisted Indtruction (CAI) model drills on retention in skeletal system concept. This research was conducted at SMA Negeri 4 Depok. The research method was used quasi experiment and used randomized two group pretest and posttest control design for research design. Sampling was taken with purposive sampling and determination of experiment and control group. Groups were choosed randomly. The research sample were 40 students for experiment class by using d CAI model drills media and 40 students for control class by using interactive multimedia. An instrument research is used the test result and memory test by multiple objective test that has ben tested its validity and reliability used as research instrument. The data obtained through experimentation was analyzed using statistical methods of mean score and t-test for independent sample. The result show tcount > ttable is 3.475 > 1.992 at the level significant in ∝ = 0,05. Then learning outcomes also longer stored with resources remember 30 people from 38 students having retention level reached 100%. This indicated that there are influence of learning meda based CAI (Computer Asssisted Instruction) model drills on retention in skeletal system concept in SMA Negeri 4 Depok. Keyword: Retention, Model Drills, Learning Outcome, Skeletal System Concept.
ii
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur hamba panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya serta seluruh muslimin dan muslimah. Atas ridho-Nyalah pula penulis dapat menyelesaikan skeripsi yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak”. Penulis
menyadari dalam proses pelaksanaan penelitian,
penulis
membutuhkan bantuan, dukungan, dan do’a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan baik. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. 3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Bapak Ir. Mahmud, M. Siregar, M.Si, selaku pembimbing I dalam penyusunan skripsi. 5. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si selaku pembimbing II dalam penyusunan skripsi dan pembimbing akademik Pendidikan Biologi A angkatan 2010. 6. Ibu Dra. Hj, Laksmi Gantini, M.Si selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Depok yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian skripsi. 7. Ibu Elis Mayani, S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 4 Depok yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama terlaksananya penelitian skripsi. 8. Segenap dewan guru, siswa – siswi (terutama siswa – siswi kelas XI MIA 3 dan XI MIA 6).
iii
9. Ayahanda tercinta Bambang Suyatno dan Ibunda tersayang Rupini yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, dan doa serta menjadi sumber inspirasi bagi penulis sehingga penulis dapat menyelsaikan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa mencurahkan ridho dan rahmat-Nya kepada ibu dan bapak. 10. Bapak Ridwan Nurdiansyah, selaku Kepala Cabang Salemba Group Akses UI yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. 11. Sahabat-sahabat penulis, Andhika Ajie B, S. Sos, Ella Nurlela Sari, S.Pd, Aida Fitriyah, S.Pd, Qumillaila, S.Pd, Alvian Yadi Saputra, Ria Rista Agustina, S.Pd, Tuti Khoiriah, S.Pd, dan Latifa Nurrachman, S.Pd yang senantiasa
memberikan
motivasi
yang
kuat
bagi penulis
untuk
menyelesaikan skripsi ini. 12. Wiwik Setiawati, S.Si, my partner. 13. Teman-teman Pendikan Biologi angkatan 2010, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan do’a dalam penelitian ini. Penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga jasa yang telah mereka berikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan yang jauh lebih baik dari-Nya. Amiin. Akhirul kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan yang terdapat dalam laporan penelitian sederhana ini, dan dengan kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran yang konstruktif. Besar harapan penulis, semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Jakarta, Juni 2015 Penulis
Bayu Purnomo
iv
DAFTAR ISI halaman ABSTRAK............................................................................................................ i ABSTRACT........................................................................................................... ii KATA PENGANTAR......................................................................................... iii DAFTAR ISI........................................................................................................ vi DAFTAR TABEL ….......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN….................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ...….................................................................................. x
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B.
Identifikasi Masalah .................................................................................... 5
C.
Pembatasan Masalah ................................................................................... 5
D.
Perumusan Masalah .................................................................................... 5
E.
Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
F.
Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.
Deskripsi Teoritis ....................................................................................... 7 1.
Media Pembelajaran ………................................................................. 7
2.
Pembelajaran Berbasis CAI …………….………............................... 12 a. Pengertian CAI ............................................................................. 12 b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran Berbasis CAI ............................... 15 c. Kelebihan Media Pembelajaran berbasis CAI ............................. 15 d. Tipe-tipe Media Pembelajaran berbasis CAI ............................... 16
3.
Konsep Hasil Belajar dan Retensi......................................................... 18 a. Belajar ............................................................................................. 18 b. Hasil Belajar .................................................................................... 23 iv
c. Retensi ............................................................................................. 26 4.
Konsep Sistem Gerak …………........................................................... 28
B.
Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................................... 30
C.
Kerangka Berpikir ..................................................................................... 33
D.
Hipotesis Penelitian ................................................................................... 34
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 35
B.
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................................. 35
C.
Metode Penelitian ....................................................................................... 36
D.
Prosedur Penelitian ..................................................................................... 37
E.
Teknik Pengumpulan Data ………………………….................................. 38
F.
1.
Variabel Penelitian .............................................................................. 38
2.
Sumber Data......................................................................................... 38
3.
Instrumen Penelitian ............................................................................ 39
4.
Validitas Butir Soal ….......................................................................... 41
5.
Daya Beda …………………………………………………………… 42
6.
Uji Taraf Kesukaran ………………………………………………… 43
7.
Reliabilitas ………………………………………………………….... 44
Teknik Analisis Data .................................................................................. 45 1.
Uji Normalitas Data ............................................................................ 45
2.
Uji Homogenitas ................................................................................. 46
G.
Pengujian Hipotesis Statistik ..................................................................... 47
H.
Uji Retensi ................................................................................................. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Penerapan Media Pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills ........................................................................................................... 50
B.
Hasil Belajar Biologi .................................................................................. 51
C.
Hasil Penelitian .......................................................................................... 57 1. Deskripsi Data ………………............................................................. 58
v
2. Analisa Data Tes Hasil Belajar …..…….………............................... 59 D.
Pembahasan ............................................................................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan ……………............................................................................ 68
B.
Saran ……………...................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN.…………………………………………………... 75
vi
DAFTAR TABEL Tabel
halaman
3.1 Desain Penelitian............................................................................................ 36 3.2 Kisi-Kisi Instrumen ....................................................................................... 40 3.3 Kategori Indeks Daya Beda ........................................................................... 42 3.4 Kategori Indeks Kesukaran ........................................................................... 43 3.5 Kategori Indeks Reliabilitas........................................................................... 44 3.6 Kategori Retensi Siswa ................................................................................. 49 4.1 Analisis Hasil Belajar Posttest....................................................................... 53 4.2 Statistik Hasil Penelitian Pretest, Posttest, dan Retest ................................. 58 4.3 Uji Normalitas………………………............................................................ 59 4.4 Uji Homogenitas……………………............................................................ 60 4.5 Uji - t Pretest …………………………......................................................... 61 4.6 Uji - t Posttest ………..………………......................................................... 61 4.7 Uji - t Retest ..………..……………….......................................................... 62 4.8 Uji - t Retest dan posttest Kelompok Eksperimen......................................... 63 4.9 Proporsi Retensi Siswa .......…………........................................................
vii
63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ...................... 75 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ............................. 102 3. Kisi-kisi Instrumen...........................................................................................131 4. Instrumen Tes ..................................................................................................159 5. Analisis Butir Soal .......................................................................................... 164 6. Daftar Nilai Pretest ......................................................................................... 165 7. Daftar Nilai Posttest ........................................................................................ 166 8. Daftar Nilai Retest .......................................................................................... 167 9. Perhitungan Posttest Per Indikator ................................................................168 10. Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................ 170 11. Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...............................172 12. Deskripsi Data Retest Kelas Eksperimen dan Kontrol ..................................174 13. Perhitungan Uji Normalitas Pretest................................................................178 14. Perhitungan Uji Normalitas Postttest.............................................................180 15. Perhitungan Uji Normalitas Retest.................................................................182 16. Perhitungan Uji Homogenitas Pretest .......................................................... 184 17. Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ......................................................... 185 18. Perhitungan Uji Homogenitas Retest ............................................................ 186 19. Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ................................................................. 187 20. Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ............................................................... 189 21. Perhitungan Uji Hipotesis Retest .................................................................. 191 22. Perhitungan Uji Hipotesis Retest dan Posttest ..............................................193 23. Lembar Observasi Belajar Siswa .................................................................. 195 24. Lembar Observasi Aktivitas Guru ................................................................ 203 25. Dokumentasi Foto Penelitian ........................................................................ 211 26. Lembar Validasi Media .................................................................................212 27. Uji Referensi ................................................................................................ 216 28. Surat Permohonan Izin Observasi ................................................................ 226 viii
29. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................................ 228 30. Surat Telah Melaksanakan Penelitian .......................................................... 230
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar
halaman
2.1. Gambar Skema Kerangka Berpikir .............................................................. 34 4.1. Gambar Diagram Persebaran Tingkat Kognisi............................................. 55
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan saat dimana jarak menjadi tidak berarti lagi. Globalisasi membuat kemajuan di berbagai aspek kehidupan seperti aspek politik, sosial, budya, ekonomi, keamanan, dan lain-lain.1 Salah satu hal yang membuat globalisasi berjalan begitu cepat adalah kemajuan di bidang teknologi informasi. Kemajuan di bidang ini banyak membuat masyarakat lebih mudah dalam menjalankan roda kehidupan misalnya dalam hal jual-beli, berkomunikasi, belajar dan lain-lain. Pada zaman sebelumnya, untuk mendapatkan suatu materi pembelajaran atau bahan pustaka, seseorang harus datang langsung ke perpustakaan dan menemui buku yang ekstra tebal. Namun sekarang dapat ditempuh dalam beberapa menit saja melalui teknologi internet dengan electronic book (e-book), majalah online dan fasilitas elektronik lainnya, Semua itu merupakan implementasi dari kemajuan teknologi informasi. Kemajuan teknologi juga berdampak pada pendidikan sebagai aspek penting dalam masyarakat yang beradab seperti saat ini. Kemajuan di bidang IPTEK berdampak positif di dunia pendidikan, yaitu; sumber ilmu dan pusat pendidikan yang berupa media massa elektronik, sistem pembelajaran tanpa tatap muka,2 mengembangkan e-learning, terciptanya kursus online, perpustakaan elektronik, dan pembelajaran menggunakan alat bantu komputer.3 Paradigma pembelajaran pada abad 21 telah mengalami pergeseran, sehingga pemerintah membuat tujuan pembelajaran baru yaitu menghasilkan insan Indonesia
Dafri Agussalim dan Muhammad F. Alfadh, “Kekayaan dan Supremasi Politik: Menguatnya Ancaman Konflik Terbuka”, Jurnal Hubungan Internasional: Verity, Vol. 3, No. 5, 2011, h. 4 2 Sri Sugiharti, “Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Kehidupan Masyarakat”, Jurnal Riset Pendidikan dan Pembelajaran (JRPP). Vol. 3, No. 4, 2012, h. 356. 3 Muhammad Yaumi, “Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran”, Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 14. No. 1, 2011, h. 93. 1
1
2
yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Pergeseran yang dimaksud terlihat dari ciri-ciri berikut yaitu: informasi (berada dimana saja kapan saja), komputasi (memakai komputer unuk efisiensi belajar), otomasi (jangkauan pekerjaan yang lebih luas), dan komunikasi (jangkauan tanpa batas).4 Sejalan dengan munculnya ciri komputasi tersebut, kini penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan teknologi multimedia berbantu komputer sudah tidak asing lagi, namun penggunaan dan manfaatnya masih belum sepenuhnya dimengerti oleh para pendidik, padahal multimedia sangat diperlukan untuk mempermudah proses belajar mengajar, sehingga muncul tuntutan peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam multimedia berbasis komputer. Oleh karena itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh meminta para guru untuk menambah satu kompetensi, yaitu kompetensi TIK, yang sebelumnya hanya mencakup empat kompetensi yaitu kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional. 5 Di samping itu munculnya teknologi multimedia dapat memperkaya suasana pembelajaran, meningkatkan daya retensi belajar, meningkatkan percaya diri, dan meningkatkan kesempatan eksplorasi bagi para peserta belajar.6 Pembelajaran berbasis teknologi multimedia yang digunakan dalam proses belajar mengajar sangat beragam, seperti: CBT (Computer Based Training), CBI/CAI (Computer Based/Assisted Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning System), LCC (Learner-Centered Classroom), Teleconferencing, dan WBT (Web-Based Training).7 Salah satu pembelajaran berbasis teknologi yang dapat digunakan di kelas adalah CAI (Computer Assisted Instruction). 4 5
Sidiknas, “Pergeseran Paradigma Pembelajaran Abad 21”, 12 Juli 2014. Sidiknas. “Standar Kemampuan Guru TIK Disiapkan”, http://kemdikbud.go.id, 11 Juli
2014. 6 Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h. 4. 7 Yaumi, Loc. Cit.
3
CAI berbeda dengan tipe pembelajaran berbantu komputer lainnya, karena CAI dapat diterapkan tanpa koneksi internet atau koneksi antar komputer/server. CAI adalah media instruksional beralat bantu komputer yang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran. Pembelajaran dirancang dan diprogram ke dalam sistem CAI.8 Media tersebut dapat dibuat dari berbagai software yang diperuntukan khusus bagi desainer grafis dalam membuat animasi gerak dan suara serta tutorial interaktif. Sehingga media tersebut dapat dibuat khusus untuk pemberian materi ajar yang menarik. Pada dasarnya, ada empat model pembelajaran dalam media CAI, yaitu tutorial, drills and practice. CAI model drills menyajikan soal-soal latihan dimana komputer akan merekam, mengevaluasi, dan memberikan feedback terhadap pekerjaan peserta didik.9 Hal ini yang menjadi salah satu kelebihan CAI model drills dibanding model lainnya, yaitu memungkinkan peserta didik untuk melakukan perbaikan kesalahan dalam proses pembelajaran saat itu juga, serta peserta didik akan dapat menggunakan daya pikir dengan lebih baik, teratur, teliti dan mendorong daya ingatnya. Kemampuan daya ingat dapat dilatih dengan cara mengerjakan sesuatu yang dapat memunculkan memori yang telah didapat sebelumnya. Model drills dalam CAI dengan menyajikan pengulangan soal-soal dan pemberian feedback secara langsung dapat membantu pelajar memperbaiki secara langsung kesalahan dalam belajar dan meningkatkan kinerja serta kemampuan berpikir sehingga dapat melatih seseorang untuk mengintegrasikan pengetahuan yang disajikan secara terpisah menjadi suatu unit konseptual utuh.10 Sehingga daya ingat akan meningkat sejalan dengan perbaikan-perbaikan selama peserta didik menjalani pembelajaran dengan CAI model drills.
8
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 35. Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 292. 10 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 106. 9
4
Pembelajaran Biologi tingkat SMA merupakan kelanjutan dari pembelajaran IPA pada tingkat SMP dimana materi yang disajikan lebih konseptual dan deskriptif pada tiap bab. Dalam memahami materi-materi yang padat, salah satu kemampuan yang dibutuhkan adalah retensi atau memori. Menurut Desmita, “memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab segala bentuk belajar dari individu melibatkan memori”.11 Memori yang baik membuat peserta didik mampu menguasai ranah kognitif dari C1 (mengingat) sampai C6 (mengevaluasi). Pada pembelajaran biologi di SMA kelas XI, terdapat salah satu materi, yaitu sistem Gerak dengan kompetensi dasar yaitu “menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi”. Bab tersebut telah dipelajari pada tingkat SMP kelas VIII. Namun pada tingkat SMA, materi pada sistem gerak akan sulit dijelaskan jika hanya menggunakan media torso atau charta tanpa adanya latihan untuk memahami bagian-bagian tulang tersebut. Kemudian terdapat juga materi pada bab sistem gerak yang berupa suatu proses, sehingga diperlukan media yang mampu membawa siswa ke proses tersebut secara nyata dan memahami dengan mengulangnya melalui latihan-latihan soal.12 Oleh karena itu, untuk menguji penggunaan CAI dalam pembelajaran dengan materi yang mengandung banyak istilah-istilah biologi, dan juga sebagai media pembelajaran yang dianggap tepat dalam penyampaian materi biologi, maka penulis tertarik untuk mengajukan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak”
11 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h 121. 12 Marta Maria Dona, “Pengaruh Media Animasi dan Kemampuan Awal Siswa SMA Karya Terhadap Hasil Belajar Sistem Gerak Manusia”, Artikel Penelitian. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan. 2013.
5
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, pertama pergeseran paradigma pembelajaran abad 21 menuntut guru dalam penggunaan komputer sebagai alat dalam pembelajaran, namun guru belum mempunyai kompetensi TIK dalam pembelajaran berbasis komputer. Kedua, sistem gerak mengandung istilah-istilah asing dengan bagian-bagian serta mekanisme gerak yang baru bagi siswa sehingga siswa dituntut untuk menghafal. Begitu pula dengan belum adanya penelitian yang menguji model drills terhadap pengukuran hasil belajar setelah melewati beberapa waktu (retensi).
C. Pembatasan Masalah Agar masalah ini dapat dikaji lebih dalam dan tidak menyimpang dari masalah yang akan dibahas, maka perlu adanya pembatasan masalah dari identifikasi masalah di atas. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Media pembelajaran yang digunakan berbasis CAI yang dibatasi pada tipe drills menggunakan software Macromedia Flash. 2. Penelitian berfokus pada hasil belajar siswa-siswi SMAN 4 Depok semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015, sesudah pembelajaran, dan 4 minggu setelah posttest. 3. Hasil belajar yang dimaksud hanya pada aspek kognitif C1-C5.
D. Perumusan Masalah Penulis merumuskan masalah yang akan diteliti dari masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi yaitu sebagai berikut: Apakah penggunan media CAI model drills berpengaruh terhadap retensi siswa pada konsep sistem gerak?
6
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) model drills terhadap retensi siswa pada konsep sistem gerak.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti untuk kepentingan teoritis-praktis akselerasi dalam peningkatan mutu pendidikan. 1. Manfaat teoritis Ditinjau dari segi teori diharapkan penelitian ini, dapat membantu siswa dalam mempelajari konsep sistem gerak serta menumbuh-kembangkan minat belajarnya dan akan memaksimalkan hasil belajarnya.
2. Manfaat Praktis Segi praktis, diharapkan penulis dan pembaca mampu memahami penggunaan media pembelajaran berbasis CAI dalam penyampaian materi biologi.
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi masing-masing teori dari beberapa variabel yang diteliti berdasarkan referensi untuk menunjang peneliti dalam menyusun kerangka berpikir dan mengajukan hipotesis. Selain itu subbab ini juga digunakan untuk mengarahkan peneliti pada fokus penelitian, sehingga dapat menghindari meluasnya bahasan penelitian.
1. Media Pembelajaran Media pembelajaran pada penelitian ini menjadi variabel bebas yang akan dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat. Media pembelajaran mempunyai pengertian, ciri-ciri,
fungsi, dan manfaat. Berikut ini adalah penjelasan dari
masing-masing aspek dari media pembelajaran tersebut. Pengertian media diambil dari kata dasar berbahasa latin yaitu Medius adalah yang berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ yang merupakan asal dari kata media.1 Selanjutnya menurut Sharon et.al, media adalah kata jamak dari suatu istilah yang berasal dari bahasa Latin yaitu medium (“antara”), istilah ini berarti segala hal pembawa informasi antara penerima informasi dan sumbernya.2 Kemudian Miarso dalam Cepi Riyana mengatakan bahwa media adalah sesuatu hal yang dapat menjado alat penyaluran pesan yang dapat merangsang perhatian, perasaan, pemikiran, serta kemauan siswa untuk belajar.3
1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h.3. Sharon. E. Smaldino, et.al, Instructional Technology and Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 7. 3 Cepi Riyana, “Media Pembelajaran”, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2012), Modul, h. 10. 2
7
8
AECT (Association of Education and Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.4 Serupa dengan itu, Heinich juga mengatakan bahwa media merupakan perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima.5 Sementara itu, menurut Anderson, media pembelajaran adalah media yang memungkinkan
terwujudnya
hubungan
langsung
antara
karya
seorang
pengembang mata pelajaran dengan para siswa. Secara umum wajarlah bila peranan guru yang menggunakan media pembelajaran sangatlah berbeda dari peranan seorang guru “biasa”.6 Berikut ini merupakan pengertian media pembelajaran dari beberapa ahli: 1) Schramm mengatakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. 2) Briggs mendefinisikan, media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya. 3) NEA mengartikan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk media cetak dan audio, serta teknologi perangkat kerasnya. 4) Gagne mendefinisikan media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. 5) Miarso mengatakan, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. 7 Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber kepada penerima yang dapat menciptakan lingkungan belajar kondusif sehingga menimbulkan proses belajar efisien dan efektif.8
4
Ibid. Arysad, op.cit., h. 3 6 Ibid. 7 Cepi, loc. cit. 8 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), h. 8. 5
9
Berdasarkan beberapa pengertian media tersebut, dapat djelaskan bahwa media adalah segala sesuatu perantara yang dapat mengirimkan pesan dari pengirim yaitu guru kepada penerima yaitu peserta didik yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Pemahaman dan pengertian media, memunculkan ciri-ciri terhadap media,. Gerlach & Ely dalam Arsyad mengemukakan tiga ciri media, berupa ciri fiksatif, manipulatif, dan distributif. Ciri Fiksatif (Fixative Property) menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau obyek. Ciri manipulatif (Manifulative Property) menjelaskan dengan media, suatu kejadian dapat ditransformasikan. Kejadian yang berlangsung lama, dapat diubah menjadi informasi yang lebih singkat untuk disajikan. Ciri Distributif (Distributive Property) media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu.9 Berdasarkan ciri-ciri tersebut memberikan kelompok fungsi-fungsi media. Levie & Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual berupa fungsi atensi, afektif, kognitif, dan kompensatoris. Fungsi atensi media visual berfungsi untuk menarik perhatian siswa agar dapat konsentrasi terhadap teks materi dan visualisasi dari pelajaran yang disajikan. Kemudian fungsi afektif media visual dapat terlihat ketika siswa menyukai pembelajaran dengan teks yang bergambar. Selanjutnya fungsi kognitif media visual mengungkapkan bahwa visualisasi materi dapat meningkatkan pemahaman dan memudahkan mengingat kembali informasi atau pesan yang terdapat dalam gambar tersebut. Terakhir yaitu fungsi kompensatoris media visual yang memberikan konteks dalam memahami materi dapat membantu siswa yang
9
Arsyad, op.cit. h.12.
10
dikategorikan lemah untuk membaca dan mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.10 Kemudian Sudjana dan Rivai menjelaskan fungsi media sebagai alat memperjelas dan sebagai variasi penjelasan verbal mengenai bahan pengajaran, alat untuk mengangkat persoalan yang akan menimbulkan pertanyaan dan stimulus belajar siswa, serta sebagai sumber belajar siswa.11 Sedangkan Yudhi menjelaskan bahwa media pembelajaran mempunyai lima fungsi yaitu fungsi media sebagai sumber belajar dapat berarti suatu alat, bahan, cara yang berada diluar diri seorang pendidik yang dapat memudahkan proses penyampaian materi kepada para peserta didik.12 Kemudian dalam fungsi semantik, guru dapat menggunakan media untuk menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang memiliki makna dalam penyampaian materi pelajaran. Misalnya dengan: dramatisasi, simulasi, cerita bergambar dan lain-lain.13 Selanjutnya fungsi manipulatif yaitu media dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu untuk menyampaikan materi pelajaran. Misalnya: Media dapat menghadirkan objek yang abstrak menjadi dapat dipelajari dengan mudah.14 Pada fungsi psikologis, media dapat meningkatkan perhatian siswa, menggali perasaan dan emosi, merepresentasi dan mewakili objek-objek yang akan dipelajari, meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa, serta mendorong siswa melakukan kegiatan pembelajaran.15 Terakhir dalam fungsi sosiokultural, media dapat mengatasi keberagaman karakteristik siswa dengan memberikan pengalaman yang sama, rangsangan yang sama sehingga menimpulkan persepsi yang sama pada setiap siswa. Setelah fungsi dan ciri media, muncul manfaat media dalam pembelajaran. Manfaat media pembelajaran menurut Gerlach Ely dalam Sudarwan adalah meningkatkan mutu pendidikan dengan jalan mempercepat “rate of learning” dan membantu guru untuk menggunakan waktu belajar lebih baik. Kemudian memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya 10
Ibid, h. 16. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h.7 12 Yudhi, op.cit., h. 37. 13 Ibid., h. 39. 14 Ibid., h. 41. 15 Ibid., h. 48. 11
11
sehingga menjadikan pendidikan sifatnya menjadi lebih individual. Membuat pengajaran lebih terencana, sistematis, dan terprogram lebih baik. Meningkatkan kemampuan manusia sejalan dengan pemanfaatan media komunikasi, informasi dan juga data dapat disajikan lebih konkret, rasional sehingga pengajaran dapat dilakukan secara lebih baik. Mengurangi jurang pemisah antara kenyataan di jua kelas dan di dalam kelas, serta memberikan penyajian pendidikan lebih luas.16 Sudjana & Rivai juga mengemukakan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, yaitu motivasi belajar siswa akan tumbuh karena pengajaran yang lebih menarik menggunakan media. Kemudian siswa akan menguasai dan mencapai tujuan pengajaran karena bahan pegajaran menjadi lebih bermakna. Lalu siswa tidak bosan karena metode belajar yang bervariasi. Pada akhirnya siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Manfaat media pembelajaran lainnya menurut Kemp dan Dayton dalam Cepi Riyana yaitu pesan pembelajaran mempunyai standar untuk disampaikan. Kemudian pembelajaran lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar, kualitas pembelajaran meningkat, peran guru akan lebih positif dalam penyampaian materi, dan dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran.17 Media yang mempunyai beberpa manfaat dalam pembelajaran kemudian dikelompokkan dalam beberapa jenis. Jenis media yang dimanfaatkan dalam proses pembelajaran cukup banyak ragamnya, mulai dari media yang sederhana, sampai media yang cukup rumit dan canggih. Untuk mempermudah mempelajari jenis media, karakter, dan kemampuannya dilakukan pengklasifikasian atau penggolongan. Menurut Gagne dalam Sadiman, pada dasarnya media dikelompokkan menjadi tujuh kelompok yaitu: benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar.18
16
Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan: Pelayaran Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar (Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 13. 17 Cepi, op.cit., h. 14. 18 Arief Sadiman, R. Rahardjo, dan Anung Haryono, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 23.
12
Selanjutnya menurut Jerold Kemp dan Diane K. Dayton media pembelajaran dapat diklasifikasikan yaitu media cetak, media yang dipamerkan, overhead transparency, rekaman suara, slide suara dan film strip, presentasi multi gambar, video dan film, computer based instruction (pembelajaran berbasis computer). 19 Pada akhirnya, media dapat diklasifikasi dan dipisahkan menjadi lima kelompok besar yaitu media visual diam, media visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak. 20
2. Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) CAI (Computer Assisted Instruction) merupakan bagian dari variabel bebas sebagai salah satu media pembelajaran yang diuji penggunaanya dalam penelitian ini. Penjelasan CAI yang akan dijelaskan meliputi pengertian, ciri-ciri, dan model. a. Pengertian CAI (Computer Assisted Instruction) Keterampilan menggunakan suatu teknologi merupakan salah satu ciri dalam menentukan keberhasilan teknologi tersebut. Begitu juga dengan penggunaan komputer
dalam
proses
pembelajaran.
Kemampuan
pendidik
dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, seperti komputer merupakan sesuatu hal yang mutlak harus dimiliki. 21 Penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam memproseskan dan pembuatan keputusan manajerial bukan lagi sebagai keharusan mendesak melainkan juga menjadi kebutuhan mutlak bagi semua orang. Komputer merupakan media yang dapat membantu peserta didik belajar secara individual.22 Kegiatan pembelajaran dengan bantuan komputer merupakan sistem pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai bagian dari proses belajar. Beberapa istilah dalam pembelajaran berbasis komputer diantaranya: 1) Intelligent Tutoring System (ITS), yaitu komputer digunakan sebagai sistem tutorial dan siswa dapat memegang kendali penggunaannya. Benny A. Pri dan Yuni Katrin, “Media Teknologi”. Buku Materi Pokok: Modul 1-9, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), h. 15. 20 Tejo Nurseto, “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 8, No. 1, 2011. h. 23. 21 Ibid, h.163. 22 Munir, Multimedia; Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 23. 19
13
2) Computer Assisted Instruction (CAI), yaitu instruksi-instruksi pembelajaran yang harus dijalankan dengan bantuan komputer. 3) Computer Assisted Learning (CAL), belajar melalui bantuan komputer, dengan menekankan prinsip-prinsip siswa sebagai pembelajar. 4) Computer Assisted Personaled Assignment (CPAA), bantuan komputer dengan tugas perseorangan.23 Robert Heinich, Molenda, dan James D. Russel dalam Rusman mengatakan bahwa sistem komputer dapat menyampaikan instruksi secara individual dan langsung kepada siswa dan akan berinteraksi dengan program yang terdapat pada sistem komputer tersebut. Itulah yang disebut pembelajaran berbasis komputer.24 CAI (Computer Assisted Instruction) pada dasarnya adalah pembelajaran dengan teknologi berbasis komputer. Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumbersumber yang berbasis mikro-prosessor. Media berbasis komputer menyimpan informasi/materi dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Hal itu yang membedakan media teknologi berbasis komputer dengan media lain. Pada dasarnya teknologi berbasis komputer menggunakan layar kaca untuk menyajikan informasi kepada siswa.25 Sampai beberapa tahun yang lalu, ketika digantikan oleh internet, CAI adalah aplikasi komputer yang belajar di sekolah umum. CAI sering digunakan untuk latihan dan tutorial yang menyajikan informasi dan umpan balik kepada siswa dan merespon berdasarkan jawaban siswa. Meskipun CAI terbatas dalam apa yang dapat dilakukan, beberapa fitur CAI sangat berdasar pada teori pembelajaran dan penelitian. Materi pada CAI dapat meminta perhatian siswa dan memberikan umpan balik dengan segera. Umpan balik dapat dari jenis yang tidak sering diberikan di dalam kelas, seperti bagaimana siswa dapat
Erna Kristanto, ”Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Komputer untuk Sekolah Menengah Kejuruan”, Makalah disampaikan untuk forum Seminar APTEKINDO di Universitas Negeri Padang, Juni 2008. 24 Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 97. 25 Azhar, Op.cit. h. 31. 23
14
membandingkan hasil pekerjaan mereka sekarang dengan hasil pekerjaan mereka sebelumnya. 26 Menurut Bambang Warsita, media pembelajaran berbasis, komputer, atau biasa disebut pembelajaran berbantukan Komputer (Computer Assisted Instruction/CAI) adalah salah satu media pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya program Computer Assisted Learning (CAL), konferensi komputer, surat elektronik atau electronic mail (e-mail), dan komputer multimedia yang kemudian disebut multimedia pembelajaran interaktif. Pembelajaran melalui CAI ini bersifat offline sehingga dalam penggunaannya tidak tergantung pada akses internet.27 Konsep pembelajaran interaktif berbasis computer (CAI), bukan hanya memindahkan teks dalam buku atau modul menjadi pembelajaran interaktif, namun juga menyeleksi materi yang representatif untuk dibuat menjadi pembelajaran digital interaktif, sehingga dapat menghemat biaya jika dibanding harus melihat objek nyata serta mempermudah pemahaman siswa. Misalnya, khusus materi yang perlu terdapat unsur animasi, video, simulasi, demonstrasi, dan games, siswa tidak hanya membaca teks, tetapi juga melihat animasi tentang sebuah proses menyerupai proses yang sebenarnya.28 Pola pembelajaran siswa dari pembelajaran yang berpusat kepada guru menjadi pembelajaran yang berpusat kepada siswa diharapkan dapat berubah melalui penggunaan Computer Assisted Instruction (CAI), karena media komputer pembelajaran ini bersifat interaktif. Siswa dapat menemukan atau mengintegrasikan suatu konsep melalui aktifitasnya sendiri. Sehubungan dengan besarnya peranan media komputer pembelajaran, maka dalam pengembangannya harus memenuhi persyaratan dalam penggunaan media komputer pembelajaran itu sendiri. Syarat-syarat tersebut baik itu dari segi desain, format penyajian,
26
Dale H. Schunk, Learning Theories an Educational Perspective, Sixth Edition, (Boston: Pearson Eduaction, 2012), h. 325. 27 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran; Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 137. 28 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 36.
15
bahasa, tata letak, maupun kesesuaian dengan kurikulum dan kemampuan siswa.29 Dari beberapa penjabaran definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa CAI merupakan cara penyampaian materi atau bahan ajar dengan menggunakan komputer sebagai alat yang membantu siswa secara interaktif memahami materi yang disampaikan oleh guru. b. Ciri-Ciri Media Pembelajaran berbasis CAI Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) adalah sebagai berikut: 30 1) Mereka dapat digunakan secara acak, non-sekuen-sial, atau secara linear; 2) Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang/pengembang sebagaimana direncanakan; 3) Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol, dan grafik; 4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini; 5) Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi c. Kelebihan Media Pembelajaran berbasis CAI Wegerif dalam Sutrisno menunjukkan ada tiga keuntungan pembelajaran menggunakan media berbasisi komputer yang dapat merangsang kemampuan berpikir, yaitu: mendukung pergerakan penyampaian informasi, media dapat berlaku sebagai guru dengan memacu siswa dalam pembelajaran namun dapat menjadi sumber belajar ketika siswa berdiskusi dan mengeksplor ide, siswa dapat berkreasi tanpa dibatasi ruang dan waktu.31 Media
pembelajaran
berbasis
komputer
mempunyai
keunggulan
dibandingkan dengan perangkat lunak lainnya dalam mengakomodasi keragaman siswa di kelas. Dengan adanya program CAI ini ditujukan agar dapat memotivasi belajar siswa secara efektif dan efisien sehingga hasil belajar meningkat. Karena
Sa’ad Wazis H dan Sulistyowati, “Pengembangan Komputer Pembelajaran (CAI) Tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Mata Pelajaran Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Surabaya” Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, 2010, h. 87. 30 Azhar, Op.Cit., h. 31-32. 31 Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h. 11. 29
16
pembelajaran CAI merupakan sistem pembelajaran yang menggunakan instruksi pengajaran secara individual, interaktif dan komunikatif dan dapat membuat pembelajaran lebih bervariasi.32 Selanjutnya Keuntungan penggunaan media pembelajaran berbasis CAI dapat dijelaskan sebagai berikut:33 1) Memberikan siswa kesempatan untuk memecahkan masalah 2) Mampu mengaktifkan dan merangsang metode belajar yang baik 3) Menyediakan animasi dalam presentasi bahan ajar 4) Menyediakan isi pembelajaran yang banyak dan beragam 5) Siswa mendapatkan pembelajaran yang konkret kemudian retensi meningkat 6) Memberikan umpan balik secara langsung 7) Mampu meningkatkan motivasi belajar 8) Siswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran 9) Siswa dapat melakukan evaluasi diri d. Tipe-tipe Media Pembelajaran berbasis CAI Aplikasi CAI apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap), drills and practice (latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari), dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan masingmasing). Menurut Deni Darmawan, berikut ini adalah penjelasan tipe-tipe media pembelajaran berbasis computer (CAI): 1) Model Drills Model drills dalam pembelajaran berbasis komputer adalah suatu model dalam pemberlajaran dengan metode melatih siswa terhadap bahan
32
Wazis, op.cit., h. 88. Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 204. 33
17
pelajaran yang sudah diberikan. Melalui model drilll and practice, siswa akan ditanamkan kebiasaan tertentu dalam bentuk latihan.34 2) Model Tutorial Model tutorial merupakan program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi pelajaran. Respons siswa dianalisis oleh komputer dan umpan baliknya yang benar diberikan. Program ini juga menuntut siswa untuk mengaplikasikan ide dan pengetahuan yang dimilikinya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.35 Tutorial dalam program pembelajaran dengan bantuan komputer ditujukan sebagai pengganti manusia yang proses pembelajarannya diberikan lewat teks atau grafik pada layar yang menyediakan poin-poin pertanyaan atau permasalahan, jika respons siswa benar, komputer akan bergerak pada pembelajaran berikutnya, jika respons siswa salah komputer akan mengulangi pembelajaran sebelumnya atau bergerak pada salah satu bagian tertentu pembelajaran ulang bergantung pada kesalahan yang dibuat.36 3) Model Simulasi Model simulasi pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melelui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman belajar yang mendekati suasana yang sebenarnya. Model simulasi terbagi dalam empat kategori, yaitu: fisik, situasi, prosedur, dan proses yang masing-masing kategori tersebut digunakan sesuai dengan kepentingan tertentu. 4) Model Games Model pemahaman ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran menyenangkan”, peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan permainan. Dalam konteks pembelajaran sering disebut dengan Instructional Games. Pembelajaran didesain seolah peserta didik mengikuti permainan yang disajikan melalui simulasi-simulasi tertentu yang dibutuhkan
34 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad-21), (Bandung: Alfabeta. 2013), h. 192. 35 Deni Darmawan, Op.Cit., h. 137. 36 Ibid., h. 140.
18
agar peserta didik mampu menerapkan semua pengalaman belajarnya dalam menyelesaikan masalah yang dimaksud.37
3. Konsep Hasil Belajar dan Retensi Dalam penelitian ini hasil belajar menjadi variabel terikat yang akan diukur pencapaiannya setelah menggunakan media pembelajaran CAI yang telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya. Bahasan pada subbab ini akan menjelaskan teori-teori tentang belajar dan hasil belajar. a. Belajar 1) Pengertian Belajar Hilgard dalam Suyono mengemukakan, bahwa belajar adalah suatu proses dimana perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi. Selanjutnya bersama-sama dengan Marquis, Hilgard memperbarui definisinya dengan menyatakan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui dalam diri.38 Gagne seperti yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono, menyatakan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya. 39 Belajar dapat dijelaskan juga sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan, (knowledge), atau a body knowledge. Jadi, proses pengetahuan terjadi melalui pengalaman yang dialami manusia tersebut..40 Purwanto juga menjelaskan, bahwa belajar adalah adanya aktivitas mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan
37
Ibid., h. 191. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 12. 39 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 10. 40 Suyono, op. cit., h. 9. 38
19
sikap.41 Kemudian Slameto mengartikan bahwa, belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Misalnya, tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan semacam itu tidak dapat digolongkan ke dalam perubahan dalam arti belajar. Demikian pula, perubahan tingkah laku seseorang yang berada dalam keadaan mabuk, perubahan tersebut tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar.42 Bruner mengemukakan bahwa di dalam proses belajar penting adanya partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses belajar, yaitu perlu lingkungan yang mendukung siswa untuk melakukan eksplorasi, serta menemukan penemuan-penemuan baru yang belum dikenal. Lingkungan tersebut dinamakan “discovery learning environtment”. Setiap lingkungan memiliki bermacam-macam masalah, hubungan-hubungan, dan hambatan yang dihayati oleh siswa berbeda-beda, disesuaikan dengan usianya.43 Berdasarkan beberapa pengertian belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman, latihan, dan interaksi dengan lingkungan secara berkelanjutan. 2) Prinsip-Prinsip Belajar Dalam proses pembelajaran perlu adanya perhatian tentang prinsip-prinsip pembelajaran untuk proses pembelajaran dan pengembangan yang lebih optimal. Prinsip-prinsip pembelajarn dibangun oleh teori psikologi dan hasil-hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran. Atwi yang mengadaptasi pemikiran Fillbeck dalam Siregar menjelaskan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut: a) Adanya respons baik dari guru dan siswa. Ketika siswa belajar, harus diminta responnya agar tidak hanya duduk diam. Ketika siswa benar, harus diberi umpan balik positif.
41
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 39. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempngaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 2. 43 Ibid, h. 11 42
20
b) Perlunya menyatakan tujuan pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai agar siswa dapat belajar lebih baik. c) Pemberian isi pelajaran yang berguna bagi siswa di luar ruangan kelas dan pemberian tes pengetahuan untuk memunculkan sikap baru setelah pembelajaran. d) Pemberian kegiatan pembelajaran di kelas yang mirip kondisinya dengan di luar kelas. Sehingga pembelajaran membutuhkan media pembelajaran seperti gambar, video, rekaman, dan lain sebagainya. e) Belajar menggeneralisasikan dan membedakan mana yang positif dan negatif dalam satu pemecahan masalah. f) Menarik perhatian siswa untuk mempelajari isi pembelajaran. g) Guru harus memahami bagaimana siswa mengalami proses belajar dengan kegiatan-kegiatan kecil diertai latihan dan umpan balik. h) Kegiatan-kegiatan kecil untuk mempelajari satu materi kompleks yang dapat diwujudkan dalam satu model dan metode pembelajaran. i) Tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk hasil belajar yang operasional. j) Urutan pembelajaran harus dimulai dari materi yang sederhana ke materi kompleks. k) Pentingnya penguasaan siswa terhadap materi prasayarat sebelum menuju materi selanjutnya. l) Memungkinkan siswa untuk belajar menggunakan sumber, cara, dan waktu
selain
yang
telah
ditentukan
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran.44 3) Ciri-Ciri Belajar Seseorang dikatakan telah belajar jika sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut akibat dari latihan dan interaksi dengan lingkungan yang menjadikan pengalaman belajar. Lebih jelasnya ciri-ciri belajar dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Terdapat perubahan atau kemampuan baru. b) Perubahan dapat disimpan dan tidak hanya berlangsung sesaat. 44
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010), h. 16.
21
c) Perubahan harus dihasilkan dengan usaha yaitu interaksi dengan lingkungan. d) Perubahn tidak berlangsung hanya karena pertumbuhan fisik atau kedewasaan, kelelahan, penyakit atau obat-obatan.45 4) Aspek-aspek Belajar Proses belajar melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif, prosesnya memberikan perubahan dalam hal kemampuan berpikir (cognitive), pada aspek afektif memeberikan perubahan dalam hal kemampuan merasakan (affective), sedangkan aspek psikomotorik memberikan hasil belajar berupa keterampilan (psychomotoric). Proses belajar merupakan proses yang unik dan kompleks, karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang belajar, tidak pada orang lain, dan setiap individu memiliki karakteristik individualnya yang khas, seperti minat intelegensi, perhatian, bakat dan sebagainya.46 Kemampuan kognitif siswa dapat berkembang melalui tiga aspek yaitu persepsi (penerimaan), atensi (perhatian), dan memori (ingatan).47 Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang digunakan untuk mengetahui dan memahami lingkungan sekitar. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indra manusia. Pada dasarnya persepsi menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia menghubungkan stimulus yang ada di sekitarnya dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki.48 Atensi atau perhatian merupakan aspek penting juga dalam perkembangan kognitif yang penting dalam proses pemrosesan informasi. Atensi juga mempunyai peranan dalam persepsi. Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan sebuah konsep multi-dimensional yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri
dan cara-cara merespons dalam sistem
kognitif. Margaret W Matlin juga mengatakan bahwa atensi merujuk pada
45
Ibid., h. 6 Purwanto, Op.Cit., h. 43 47 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Ddidik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 116. 48 Ibid., h.118. 46
22
konsentrasi terhadap suatu tugas mental, dimana individu mencoba untuk meniadakan stimulus lain yang mengganggu.49 5) Faktor-faktor dalam Belajar Pada faktor internal, secara mendasar Dollar and Miller menegaskan bahwa keefektifan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh empat hal, yaitu: a) Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner must want something); b) Adanya
perhatian
dan
mengetahui
sasaran
(cue),
siswa
harus
memperhatikan sesuatu (the learner must notice something); c) Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner must do something); d) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus memperoleh sesuatu (the learner must get something).50 Selain faktor internal tersebut, belajar akan lebih baik jika didorong oleh lingkungan siswa. Faktor eksternal yang merupakan lingkungan siswa dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Guru sebagai pembina siswa. Guru harus dapat menjadi diri profesional agar dapat menjadi teladan siswa. b) Sarana dan prasarana pembelajaran. Sarana dan prasarana yang lengkap dan baik akan menimbukan kondisi pembelajaran yang baik. c) Kebijakan dan penilaian. Siswa akan memandang dan mengharapkan umpan balik ketika dirinya telah belajar dilihat dari keputusan penilaian hasil belajarnya. Maka dari itu sekolah harus arif dan bijak ketika memberikan penilain pengajaran. d) Lingkungan sosial siswa. Lingkungan sosial yang mewujudkan suasana akrab, nyaman, dan damai akan mendukung proses belajar mengajar. e) Kurikulum sekolah. Kurikulum yang sesuai dengan keadaan sekolah akan menimbulkan proses belajar mengajar yang baik.
49
Ibid., h. 126. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 164. 50
23
b. Hasil Belajar 1) Pengertian Hasil Belajar Proses pembelajaran melibatkan dua subjek, yaitu guru dan siswa. Berbagai perubahan akan terjadi pada diri siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Perubahan tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu output dan outcome. Output merupakan kecakapan yang dikuasai siswa segera, setelah mengikuti serangkaian proses pembelajaran. Adapun Outcome merupakan prestasi sosial siswa dalam masyarakat, hasil pembelajaran ini bersifat jangka panjang.51 Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat suatu aktivitas atau proses yang telah dilakukan. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finishing goods). Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya, perubahan yang terjadi tersebut dapat dikatakan hasil belajar.52 Dapat dikatakan juga bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Gagne dalam Dahar mengemukakan bahwa terdapat lima macam hasil belajar, tiga diantaranya besifat kognitif, afektif, dan psikomotor. Penampilan yang diamati sebagai hasil-hasil belajar disebut kemampuan. Ada lima kemampuan yaitu keterampilan intelektual, penggunaan strategi kognitif, sikap, informasi verbal, dan motorik.53 Salah satu prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipatuhi dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip keseluruhan, yaitu prinsip dimana seorang evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi 51 S. Eko Putro W, Evaluasi Program Pembelajaran; Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 25. 52 Purwanto, op.cit., h. 44. 53 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 118.
24
secara menyeluruh terhadap siswa, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kogntif), dari segi penghayatan (aspek afektif), maupun pengalamannya (aspek psikomotorik). Adapun penjelasan ketiga ranah tersebut, menurut Mukhtar yang dikutip oleh Sudaryono yaitu, ranah kognitif menurut Bloom dan kawan-kawan mencakup; Pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation). Kemudian ranah afektif (affective domain) menurut taksonomi Krathwol, Bloom, dan kawan-kawan meliputi; Penerimaan (receiving), partisipasi (responding), penilaian/penentuan sikap
(valuing),
organisasi
(organization),
pembentukan
pola
hidup
(characterization by a value or value complex). Terakhir yaitu ranah psikomotorik (psychomotoric domain) menurut klasifikasi Simpson mencakup; Persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan yang terbiasa (mechanical response), gerakan yang kompleks (complex response), penyesuaian pola gerakan (adjustment), dan kreativitas (creativity).54 Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang banyak dinilai oleh para guru karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam memahami dan menguasai bahan pengajaran. Lebih jelasnya, penjelasan dari kelima tipe dari ranah kognitif menurut Sudjana adalah sebagai berikut: a) Tipe hasil belajar: Pengetahuan Pengetahuan di sini mengandung pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota, dan sebagainya. Tipe hasil belajar pengetahuan adalah tingkat kognitif paling rendah. b) Tipe hasil belajar: Pemahaman Pemahaman lebih tinggo daripada pengetahuan. Pemahaman dapat dibagi menjadi tiga kategori. Tingkat yang paling rendah adalah pemahamam terjemahan, baik terjemahan alih bahasa, mengartikan simbol, dan istilahistilah 54
43.
lainnya.
Kedua
adalah
pemahaman
penafsiran,
yakni
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h.
25
menghubungkan
bagian-bagian
terdahulu
dengan
yang
diketahui
berikutnya. Ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi yaitu dapat melihat apa yang ada dibalik tulisan, memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya. c) Tipe hasil belajar: Aplikasi Aplikasi adalah kemampuan untuk membuat abstraksi yang berupa prinsip, aturan, atau metode menjadi situasi baru atau situasi konkret. d) Tipe hasil belajar: Analisis Analisis merupakan kemampuan kompleks yang memanfaatkan ketiga kemampuan sebelumnya. Analisis adalah usaha untuk menguraikan informasi yang reintegrasi menjadi komponen-komponen yang jelas susunannya. e) Tipe hasil belajar: Sintesis Sintesis adalah kemampuan menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk yang padu dan menyeluruh. Kemampuan sintesis dapat diklasifiasikan menjadi tiga kemampuan yaitu, kemampuan menemukan hubungan yang menarik, kemampuan menyusun rencana atau langkahlangkah dalam pemecahan masalah, dan kemampuan menyimpulkan sejumlah besar gejala, data, dan hasil observasi menjadi terarah. f) Tipe hasil belajar: Evaluasi Kemampuan evaluasi adalah kemampuan untuk memberikan keputusan tentang nilai sesuatu yang dapat dilihat dari tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, dan materiil.55 2) Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar Terdapat dua faktor yang memengaruhi hasil belajar yaitu faktor dari diri pebelajar (faktor internal) dan faktor yang berasal dari lingkungan (faktor eksternal). Faktor internal yang memengaruhi hasil belajar antara lain adalah faktor fisiologis dimana keadaan fisiologis yang baik seperti kesehatan prima, tidak lelah, tidak dalam kekurangan atau kerusakan anggota tubuh, dan sebagainya akan membuat hasil belajar baik. Kemudian faktor psikologis dimana psikologis tiap orang akan berbeda dan akan memengaruhi proses dan hasil 55
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 23-28.
26
belajar. Faktor psikologis tersebut meliputi: perhatian, minat, intelegensi, minat, bakat, motivasi, kognitif serta daya tangkap. 56 Selain faktor internal, terdapat faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar. Faktor eksternal belajar dari luar diri siswa. Faktor eksternal yang memengaruhi adalah faktor lingkungan, yaitu kondisi lingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Kedua adalah faktor instrumental yang merupakan faktor dimana keberadaannya direncanakan untuk pengajaran seperti: kurikulum, sarana, fasilitas, dan guru. 57
c. Retensi (Daya Ingat) 1) Pengertian Retensi Seperti telah dikemukakan sebelumnya, daya ingat merupakan salah satu aspek penting dalam belajar. Hubungan antara belajar, daya ingat, dan pengetahuan sangat erat dalam suatu proses pembelajaran. Daya ingat atau memori adalah fungsi mental berupa storage system, yang menangkap informasi dari stimulus, dan juga merupakan sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam pikiran manusia. Bruno mengemukakan bahwa memori ialah proses mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan.58 Suharnan mengemukakan bahwa ingatan atau memori menunjuk pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining information over-time). Sementara itu Santrock mendefinisikan memori sebagai retensi informasi dari waktu ke waktu, dengan melibatkan encoding (pengkodean), storage (penyimpanan), dan retrieval (pengambilan kembali)59 Salah satu model memori yang ada adalah model memori dari Atkinson dan Shiffrin, yang membagi memori menjadi 3 tempat penyimpanan, yaitu sensory memory (memori sensori), short term memory (memori jangka pendek), dan long
56
Yudhi Munadi, op.cit., h. 24-26. Ibid., h. 31-32. 58 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 94. 59 Desmita, Op.Cit., h. 122. 57
27
term memory (memori jangka panjang). Ketiga memory tersebut saling erat berkaitan dalam memproses dan menyimpan informasi.60 Dapat disimpulkan bahwa daya ingat merupakan “tempat penyimpanan” yang berada dalam pikiran manusia yang digunakan untuk memproses, dan menyimpan informasi dari rangsangan yang ada serta dapat memanggil kembali informasi tersebut di waktu yang berbeda.
2) Jenis-Jenis Ingatan Terdapat dua jenis ingatan, yiatu ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek (IJpe), yaitu suatu sistem penyimpanan sementara yang dapat menyimpan informasi secara terbatas. Ingatan jangka pendek ini adalah bagian dar ingatan, dimana informasi yang baru saja didapat tersimpan.61 Ingatan jangka pendek hanya daoat atau mampu mengingat lima sampai tujuh informasi.62 Kemudian Ingatan jangka panjang (IJpa) adalah bagian sistem daya ingat yang menjadi tempat menyimpan informasi dalam kurun waktu yang lama dan dianggap sebagai suatu penyimpanan yang berkapasitas besar dan berdaya ingat sangat panjang.63 Menurtut Doug Rohrer dan Harold Pashler mengemukakan bahwa retensi jangka panjang dapat diujikan setelah 1-4 minggu setelah aktivitas belajar terakhir di kelas.64
3) Lupa dalam belajar Lupa ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya kita pelajari. Secara sederhana, Gulo dan Reber dalam Syah mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau
Fatimah Saguni, “Prinsip-prinsip Kognitif Pembelajaran Multimedia: Peran Modality dan Contiguity Terhadap Peningkatan Hasil Belajar” Jurnal INSAN, Vol. 8, No. 3, 2006, h. 149. 61 Sri Esti W. Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2002), h. 153. 62 Ibid., h. 154. 63 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori Dan Praktik, Jilid I, terjemahan Marianto Samosir, (Jakarta: PT Indeks, 2008), h. 225. 64 Doug Rohrer and Harold Pashler, Increasing Retention Without Increasing Study Time, 2007, p. 184. (tersedia melalui http: www.interscience.wiley.com, diunduh pada tanggal 20 Juni 2015). 60
28
mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.65 Salah satu bentuk melupakan melibatkan petunjuk atau isyarat (cue). Cuedependent forgetting adalah kegagalan dalam mengambil kembali informasi karena kurangnya petunjuk pengambilan yang efektif. Prinsip Cue-dependent forgetting sesuai dengan teori inferensi, yang menyatakan bahwa kita lupa bukan karena kita kehilangan memori dari tempat penyimpanan, tetapi karena ada informasi lain yang menghambat upaya kita untuk mengingat informasi yang kita inginkan.66
4. Konsep Sistem Gerak 1) Ruang Lingkup Materi Ajar Biologi Materi ajar merupakan kumpulan pengetahuan. Keterampilan, sikap serta nilai yang tersusun dalam kesatuan utuh. Pengetahuan dapat diketegorikan menjadi fakta, konsep, prosedural, dan metakognitif.67 Ruang lingkup yang dipelajari siswa pada materi ajar biologi yaitu: a) Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem b) Organisasi seluler, struktur jaringan,struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. c) Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.68 Pembelajaran biologi terdiri atas banyak konsep yang harus dipahami siswa. Dalam pengajarannya diperlukan perencanaan yang baik sebelum kegiatan belajar
65
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010). h. 72. John W Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008),h. 329. 67 Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 37. 68 BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: 2006), h. 452, tersedia online di http://bsnp-indonesia.org/id/wpcontent/uploads/2009/06/01.-SMA-MA.zip, diakses pada tanggal 8 September 2014 66
29
mengajar. Selain perencanaan yang baik, dibutuhkan pula alat atau media yang tepat untuk memudahkan penyampaian materi ajar biologi untuk para siswa.
2) KI dan KD Sistem Gerak Manusia Berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat di dalam dokumen Kurikulum 2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, konsep sistem gerak terdapat pada kelas XI semester 1. Dalam mempelajari konsep sistem gerak, siswa harus menguasai tiga Kompetensi Inti (KI), KI pertama yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Selanjutnya KI kedua yaitu menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Pada KI pertama terdapat 2 KD yang harus dikuasai oleh siswa yaitu, melatih diri bersikap konsisten, rasa ingin tahu dan bersifat kritis dan jujur dalam memecahkan masalah matematika, bidang ilmu lain, dan masalah nyata kehidupan serta menunjukkan kemampuan berkolaborasi, percaya diri, tangguh, kemampuan bekerjasama dan bersikap realistis dalam memecahkan dan menafsirkan penyelesaian masalah. Secara khusus, konsep sistem gerak terdapat pada KI ketiga, yaitu memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Pada KI ketiga terdapat KD 3.5, yaitu mendeskripsikan keterkaitan antara struktur, fungsi,
30
dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia.69
3) Karakteristik Materi Sistem Gerak Karakteristik materi sistem gerak manusia merupakan materi yang mengandung konsep dengan cukup banyak terdapat istilah biologi khususnya dalam penamaan tulang. Siswa tidak hanya dituntu untuk hafal saja namun juga memahami kemudian mengaitkan antara struktur dan fungsi sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dijelaskan sebelumnya. Sebenarnya materi sistem gerak ini telah dipelajari di tingkat sekolah menengah pertama, namun terdapat materi yang baru ditemukan pada sekolah menengah atas, seperti osifikasi, artikulasi, dan kerja otot. Konsep yang bersifat abstrak dapat membuat siswa kurang mampu memahami konsep jika proses belajar tanpa disertai dengan media yang tepat. Kemudian kurangnya visualisasi objek nyata dari materi yang disampaikan menjadi penyebab materi ini sulit dipahami.70
B. Hasil Penelitian yang Relevan Adapun penelitian yang relevan dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis Computer Assisted Instruction (CAI) model drills terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Gerak” dijelaskan sebagai berikut. Penelitian pertama oleh Muzammila Akram dari Lecturer Department of Educational Training, The Islamia University of Bahawalpur, Pakistan dan Hafiz Muhammad Athar and Murad Ali dari Lecturer Department of Chemistry, Government College of Technology Bahawalpur, Pakistan dengan judul “Pengaruh CAI (Computer Assisted Instruction) Pada Prestasi Belajar Kimia Siswa Pada Sekolah Menengah Atas” menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari CAI pada siswa di kedua sektor baik negeri maupun pihak swasta. 69
Kemdikbud, Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar SMA/MA, (Jakarta: Kemdikbud, 2013), h. 113-115. 70 Gina Angelina, Dadang Machmudin, Didik Priyandoko, “Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA pada Materi Sel, Jaringan Tumbuhan, Jaringan Hewan, Sistem Gerak Manusia, dan Sistem Peredaran Darah”, Jurnal Formica Education Online, Vol. 1, No. 1, 2014, h. 3.
31
Namun, CAI pengaruh ditemukan di sekolah swasta lebih signifikan daripada di sekolah negeri. CAI dalam mengajar kimia terbukti lebih baik daripada instruksi konvensional.71 Penelitian yang dilakukan oleh Sa’ad W. H dan Sulistyowati, Penelitian Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya dengan judul “Pengembangan Komputer Pembelajaran (CAI) Tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Mata Pelajaran Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Surabaya” menyimpulkan bahwa, hasil uji coba media komputer pembelajaran secara keseluruhan adalah sangat baik. Maka media komputer pembelajaran tentang gerak lurus berubah beraturan pada mata pelajaran fisika untuk siswa kelas VII SMPN 2 Surabaya perlu untuk dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai media pelajaran yang dapat menunjang proses belajar mengajar.72 Penelitian lain oleh Yu-Hsin Cheng dari Department of Information Networking and System Administration, Ling Tung University 1 Ling Tung Road, Taichung, Taiwan; Ju-Tzu Cheng, Department of Accounting Information National Taichung Institute of Technology 129 Sec. 3, San-min Rd., Taichung, Taiwan; Deng-Jyi Chen, Department of Computer Science and Information Engineering National Chiao Tung University 1001 University Road, Hsinchu, Taiwan dengan judul “Pengaruh Multimedia CAI (Computer Assisted Instruction) Dan Gaya Belajar Pada Prestasi Belajar” menunjukkan bahwa, hasil belajar yang dbandingkan dengan model tradisional, siswa yang menggunakan multimedia berbantu komputer mencetak secara signifikan lebih baik dalam penilaian prestasi belajar.73 Ahyani Ridhayani Lubis dan Binari Manurung, Penelitian Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model dan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar dan Retensi Siswa Pada Pelajaran Biologi di SMP Swasta Muhammadiyah Muzammila Akram, dkk.,” Pengaruh CAI (Computer Assisted Instruction) Pada Prestasi Belajar Kimia Siswa Pada Sekolah Menengah Atas”. International Journal of Social Sciences and Education ISSN: 2223-4934, Vol.1, 4 October 2011 (426-435). 72 Sa’ad W.H dan Sulistyowati, Op. Cit., h. 86 73 Yu Hsin-heng, dkk., “Pengaruh Multimedia CAI (Computer Assisted Instruction) Dan Gaya Belajar Pada Prestasi Belajar” , WSEAS Transactions On Information Science And Applications, Vol. 9, Januari 2012, h. 24-35. 71
32
Serbelawan” mengemukakan hasil penelitiannya sebagai berikut: 1) Adanya Perbedaan antara hasil belajar siswa antara yang belajar dengan kontekstual dengan pembelajaran langsung. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kontekstual (baik menggunakan animasi komputer maupun charta) sebesar 82,94 lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran langsung dengan rata-rata 75,63. Terdapat juga perbedaan retensi antara siswa yang belajar dengan kontekstual maupun dengan pembelajaran langusng. Rata-rata retensi siswa dengan pembelajaran
kontekstual
yaitu
77,69,
sedangkan
menggunakan
media
pembelajaran langsung yaitu 74,44. 74 Pada penelitian Fransisca Tapilouw dan Wawan Setiawan dari Universitas Pendidikan Indonesia, Pendidikan Biologi dan Pendidikan Ilmu Komputer, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan judul “Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi
Multimedia
Interaktif
(Studi
Empirik
pada
Sistem
Saraf)”
mengemukakan hasil penelitiannya hasil analisis data yang diperoleh dari uji retensi dengan tes objektif pada kelas yang menggunakan multimedia interaktif adalah 109,01 untuk kelas individual dan 106,56 untuk kelas klasikal. Kemudian uji retensi dengan tes peta konsep pada kelas klasikal diperoleh angka 105,65 untuk kelas individual dan 102,34 untuk kelas klasikal. Hal ini berarti kedua pembelajaran mampu membuat siswa termotivasi mempelajari kembali konsep sistem saraf walaupun pembelajaran telah selesai dan membuat uji retensi lebih dari 100%. Pembelajaran dengan teknologi multimedia interaktif secara individual mampu membuat siswa mandiri dan aktif dalam belajar, tidak demikian halnya untuk kelas klasikal ketika belajar di kelas karena pembelajaran didominasi oleh guru.75
Ahyani Ridhayani Lubis dan Binari Manurung, “Pengaruh Model dan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar dan Retensi Siswa Pada Pelajaran Biologi di SMP Swasta Muhammadiyah Serbelawan” Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 1, No. 3, 2010, h. 186-206. 75 Fransisca Tapilouw dan Wawan Setiawan, “Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf)” Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2008, h. 19-26. 74
33
C. Kerangka Berpikir Ilmu biologi adalah salah satu cabang ilmu yang menarik untuk dipelajari. Pada cabang ilmu ini, banyak dipelajari hal-hal yang langsung berkenaan dengan makhluk hidup yang ada di alam ini. Sesuatu yang sangat sederhana yang tidak disadari prosesnya, dapat dijelaskan secara ilmiah oleh ilmu biologi. Misalnya saja tentang fotosintesis, oksigen yang segar dan dimanfaatkan oleh makhluk hidup ternyata memerlukan proses yang panjang dalam penghasilan oksigen tersebut. Namun biologi dapat menjelaskannya dengan sangat ilmiah. Pembelajaran ilmu biologi di sekolah tentu seharusnya menjadi pembelajaran yang sangat menarik bagi para siswa dan sesuai dengan tuntutan kemajuan zaman. Agar pembelajaran tersebut benar menjadi pembelajaran yang menarik, tentunya harus dikemas dalam bentuk yang menarik pula dari segi penyampainnya. Berhasil atau tidaknya pembelajaran tergantung bagaimana seorang guru menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif dalam pembelajaran di kelas. Cara guru dalam penyampaian materi akan memengaruhi reaksi yang ditampilkan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih media serta metode pembelajaran yang digunakan agar pembelajaran menjadi positif dan bermanfaat serta sesuai dengan tuntun zaman di era globalisasi. Para siswa pun diharapkan dapat memaknai biologi menjadi suatu ilmu, bukan hafalan semata. Salah satu media yang saat ini dapat digunakan adalah media pembelajaran berbasis komputer. Kemajuan teknologi pada era globalisasi berimplikasi pada berkembangnya media berbasis komputer pendidikan dapat mempermudah dalam penyampaian materi, termasuk materi biologi. Pemanfaatan program pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa komputer yang berisi materi pelajaran, dikenal dengan pembelajaran dengan bantuan komputer atau CAI (Computter Assisted Instruction). Terdapat beberapa model CAI yang ditawarkan sebagai media pembelajaran, yakni model tutorial, drills and practice, simulasi, dan instructional games. Model drills dalam pembelajaran berbasis komputer pada dasarnya merupakan salah satu strategi yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang
34
sebenarnya. Pengalaman belajar tersebut didapat melalui penyediaan latihanlatihan soal yang bertujuan untuk menguji penampilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan program. Latihan-latihan soal tersebut diberikan supaya dapat meningkatkan penggunaan visual dan kinestetis siswa selama proses pembelajaran sehingga pemahaman siswa pun meningkat. Adapun skema berpikir sebagai berikut: CAI (Computer Assisted Instruction)
Media Pembelajaran
Penggunaan Media CAI Model Drills
Meningkatkan penggunaan Visual dan Kinestetis Siswa
Model Drills Hasil Belajar Biologi Siswa
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir
Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa, jika media pembelajaran berbasis komputer (CAI) digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar dengan baik, maka diharapkan hasil belajar siswa akan lebih meningkat dalam pembelajaran materi biologi pada konsep sistem gerak.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapatlah diajukan hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media pembelajaran berbasis CAI (Computer Asssted Instruction) model drills terhadap retensi siswa pada konsep sistem gerak.”
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Negeri 4 Depok Jl. Jeruk Raya No. 1 Kelurahan Sukatani, Tapos-Depok. Sekolah tersebut dipilih karena para siswa telah mempunyai fasilitas komputer (laptop) yang dapat digunakan untuk pembelajaran. Adapun penelitian ini dilakukan pada semester ganjil pada tanggal 13-28 November 2014, Tahun Ajaran 2014/2015.
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek atau wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah subjek dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.1 Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA sebagai sumber data yang berjumlah 6 kelas. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih karena memiliki keadaan dan ciri-ciri tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua anggota populasi akan diteliti atau semua data dan informasi akan diproses, melainkan cukup menggunakan sampel yang mewakilinya.2 Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan menggunakan purposive sampling untuk menentukan kelas mana yang tidak dapat dijadikan kelas untuk penelitian, karena beberapa kelas tidak memiliki proyektor di ruangan. Kemudian
1 Sugiyono, Metode Penelitaan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 80. 2 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013) h.62.
35
36
memakai simple random sampling untuk menentukan kelas mana yang dipilih untuk penelitian.
C. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen (quasiexperiment research) yang biasa disebut dengan eksperimen semu. Metode ini digunakan karena dalam penelitian yang dilakukan mempunyai kelompok kontrol namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.3 Oleh karena itu metode kuasi experimen dianggap tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Kelas eksperimen menggunakan media pembelajaran CAI (kelompok eksperimen) model drills, sedangkan kelas kontrol menggunakan media konvensional berupa multimedia interaktif yang biasa dipakai di sekolah. (kelompok kontrol). 2. Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan adalah Randomized Two Group Pretest and Posttest Control design, yaitu desain yang dillakukan terhadap dua kelas subjek. Tabel 3.1 Randomized Two Group Pretest and Posttest Control design Kelompok
Pre-test
Perlakuan
Post-test
Retest
E
Y1
Xe
Y2
Y3
C
Y1
-
Y2
Y3
Keterangan : E : Kelas Eksperimen C : Kelas Kontrol (menggunakan media konvensional) Xe : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran berbasis CAI model Drills. Y1 : Hasil pre-test Y2 : Hasil post-test dengan tes yang sama pada kedua subjek Y3 : Hasil retest dengan tes yang sama di waktu yang berbeda
3
Sugiyono, Metode ...., h. 77
37
D. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Ada beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu: a. Pembuatan media pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen dibuat oleh ahli, dengan seluruh ide termasuk stoyboard media dibuat oleh peneliti yang dibimbing oleh pembimbing 1 dan 2. Media tersebut juga divalidasi oleh guru mata pelajaran biologi SMA Negeri 4 Depok sebagai validator materi, dan juga dosen pengampu mata kuliah media dan teknologi pembelajaran ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd sebagai validator media, sehingga media tersebut layak digunakan dalam penelitian.4 b. Penyusunan instrumen penelitian Instrumen disusun dengan membuat indikator soal yang dikembangkan dari indikator materi yang telah dibuat sebelumnya. Indikator dibuat berdasarkan KI dan KD yang terdapat pada kurikulum 2013. Instrumen telah dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen pembimbing. c. Uji coba instrumen penelitian Setelah instrumen penelitian dikonsultasikan dan disetujui oleh dosen pembimbing, maka instrumen tersebut diujicobakan pada kelas XII SMA Negeri 4 Depok dengan untuk menentukan soal yang digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan di kelas XII karena kelas tersebut telah mempelajari sistem gerak saat kelas XI. d. Revisi instrumen penelitian Setelah mendapat data dari hasil uji coba instrumen, maka data tersebut diolah menggunakan program anates. Setelah diolah, didapatkan soal-soal yang valid maupun tidak valid. Sehingga instrumen penelitian perlu direvisi dengan mengambil soal-soal yang valid. Soal yang validlah yang dapat digunakan dalam penelitian.
4
Lampiran 26.
38
2. Tahapan pelaksanaan penelitian Kegiatan pertama yang dilakukan dalam tahap ini adalah melakukan pengukuran awal dengan memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal yang sama. Setelah itu kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan melakukan pembelajaran mengunakan media CAI model drills, sedangkan kelas kontrol melakukan pembelajaran konvensional menggunakan multimedia interaktif. Setelah proses pembelaaran selesai kedua kelas tersebut diberikan posttest dan juga retest. Soal pretest, posttest, dan retest merupakan soal yang sama. 3. Tahap akhir penelitian Langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu menganalisis data hasil belajar siswa dari hasil pretest, posttest, dan retest dengan menggunakan uji statistik kemudian dapat ditarik kesimpulan dari analisis data tersebut sebagai hasil penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengumpulkan data, sebagai berikut: 1. Variabel Penelitian Variabel terdiri dari variabel bebas yaitu media pembelajaran berbasis CAI model Drills dan variabel terikat yaitu hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA pada konsep sistem gerak. 2. Sumber Data Dari penelitian ini diperoleh data berupa skor hasil belajar biologi siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar biologi pada pembahasan sistem gerak (pretest, posttest, dan retest). Pengumpulan data dilakuakan dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan pertama yaitu ditentukannya kelas-kelas yang akan dijadikan kelompok subjek penelitian serta menentukan kelas-kelas eksperimen yaitu yang diberi perlakuan media pembelajaran CAI dengan observasi terlebih dahulu. Selanjutnya, diberikan tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep sistem gerak di kedua kelas, kelas eksperimen yang menggunakan media pembelajaran
39
berbasis CAI dan kelas kontrol yang menggunakan media pembelajaran tanpa CAI (multimedia interaktif). Kemudian diberikan perlakuan (treatment) pada masingmasing kelas yang dijadikan subjek penelitian pada pembahasan sistem gerak. Selanjutnya diberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang sistem gerak di kedua kelas dengan soal-soal yang sama.dan diberikan tes kemampuan retensi (retest) tentang sistem gerak di kedua kelas dengan soal yang sama di waktu yang berbeda. Hasil tes yang diperoleh dari kedua kelompok perlakuan, yaitu: kelompok atau kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan media pembelajaran CAI dan kelas kontrol yang diajarkan menggunakan media pembelajaran konvensional diberikan nilai untuk selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dan dipersiapkan untuk membuat laporan penelitian.
3. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar pada ranah kognitif. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes objektif berupa soal pilihan ganda, yang terdiri dari lima alternatif jawaban pilihan yaitu A, B, C, D, dan E pada konsep sistem gerak. Karena tes objektif biasa juga disebut tes dikotomi. Pengolahan hasil tes berupa pretest dan posttest yaitu dengan nilai-nilai atau skor sebagai berikut: siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal diberi nilai 1 dan yang menjawab salah diberi nilai 0.5 Soal tes disusun berdasarkan ruang lingkup materi yang diajarkan yaitu konsep sistem gerak. Ranah kognitif yang diukur adalah aspek hapalan/recall (C1), aspek pemahaman/comprehension (C2), aspek penerapan/application (C3), aspek analisis (C4), dan aspek sintesis (C5). yang disesuaikan dengan indikator pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Tes diberikan sebelum dan setelah pelajaran (pretest dan posttest). Kisi-kisi instrumen penelitian yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2
5
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. XV, h. 66.
40
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Sub Konsep Fungsi rangka manusia Tulang (Struktur, bentuk, macam, osifikasi, dan sendi)
Indikator Menjelaskan fungsi rangka manusia Menganalisis struktur, bentuk, dan fungsi tulang dalam sistem gerak Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi) Menggambarkan macam-macam tulang penyusun rangka manusia
C1
Kelainan Sistem Gerak
Menjelaskan sifat dan mekanisme kerja otot pada manusia Menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari Menganalisis berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia
C6
1*, 2* 15**, 16**, 29*
8**, 12**, 13**,
10**, 11**,
22**
8
18*,
7**
27**, 28**
37**
30**
39*
41**
34**
Jumlah Soal Valid 2
19*,
Membedakan macam-macam sendi pada sistem gerak manusia Mengaitkan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem gerak pada manusia.
Otot (Struktur, fungsi, dan mekanis me kerja otot)
Aspek Kognitif C2 C3 C4 C5
21**
33*
3
1
26**
4
35**
2
25**, 36**
5
31** 3
46**
Jumlah
42**, 43**, 44*
4
32
41
4. Validitas Butir Soal Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen ini terlebih dahulu diujicobakan diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebanyak 50 soal untuk mengetahui dan mengukur validitas dan reabilitas. Menurut Sugiyono, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.6 Sebelum mengukur validasi, terlebih dahulu instrumen tes diujicobakan kepada kelas lain yang telah memiliki pengetahuan tentang konsep pelajaran tersebut. Validasi dilakukan pada siswa kelas XII di sekolah yang sama. Untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus koefisiesn korelasi biserial, yaitu:7
rpbi
M p Mt St
p q
Keterangan: rpbi = koefisien korelasi biserial Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validasinya Mt = Rerata Skor Total St = Standar deviasi dari skor total p = proporsi siswa menjawab benar q = proporsi siswa menjawab salah Jika rhitung rtabel , maka item ke-i dinyatakan tidak valid Jika
rhitung rtabel , maka item ke-i dinyatakan valid
Butiran soal dikatakan valid apabila rhitung > rtabel pada taraf signifikan (<) = 0,05 (rtabel untuk n = 40 adalah 0,312). Jika butir soal tersebut valid, maka butir tersebut dapat dijadikan alat ukur instrument penilaian. Berdasarkan pengujian validitas alat ukur dilakukan dengan software anates, didapatkan 32 soal yang valid dari 50 soal yang diujicobakan pada kelas XII. Adapun soal yang valid adalah soal nomor 1, 2, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 19, 21, 22, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 41, 42, 43, 44, dan
6
Sugiyono, Op. Cit., h.121. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 93. 7
42
46. Soal tersebut kemudian digunakan menjadi soal pretest, posttest dan diberikan kepada sampel.8
5. Daya Beda Daya Pembeda adalah kemampuan suatu butir item untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan adalah:9
D= Ket:
𝐵𝐴 𝐽𝐴
−
𝐵𝐵 𝐽𝐵
D = Indeks daya beda BA = banyak siswa kelas atas yang menjawab benar untuk setiap butir soal BB = banyak siswa kelas bawah yan menjawab benar untuk setiap butir soal JA = jumlah siswa kelas atas JB = jumlah siswa kelas bawah
Adapun kategori daya beda dapat dilihat pada Tabel 3.3:10 Tabel 3.3 Kategori Indeks Daya Beda Indeks
Kategori
0,00 – 0,20
Jelek (poor)
0,20 – 0,40
Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70
Baik (good)
0,70 – 1,00
Baik Sekali (excellent)
< 0,00 (negatif)
Tidak Baik
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda dengan menggunakan anates, diperoleh soal kategori cukup berjumlah 6 soal, yaitu nomor 1, 13, 18, 29, 33, dan 44. Soal kategori baik berjumlah 24 soal, yaitu nomor 2, 7, 8, 11, 12, 13, 15, 16, 19, 21, 22, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 35, 36¸37, 39, 41, 42, 43, dan 46. Soal kategori baik sekali berjumlah 2 soal yaitu nomor 10 dan 34.11
8
Lampiran 5. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 213. 10 Arikunto, Op. Cit., h. 232. 11 Lampiran 5. 9
43
6. Uji Taraf Kesakaran Uji taraf kesukaran soal adalah menghitung indeks besarannya. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui soal-soal yang mudah, sedang dan sukar, rumus yang digunakan:12 𝐵
P = 𝐽𝑆 Ket:
P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yan menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kategori indeks kesukaran yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.4. 13 Tabel 3.4 Kategori Indeks Kesukaran Indeks
Kategori
No. Soal Valid
IK = 0,0
Terlalu Sukar
13, 18, dan 35
0,00 < IK ≤ 0,30
Sukar
10, 18, 21, 25, 29, 30, dan 39
0,30 < IK ≤ 0,70
Sedang
1, 7, 8, 11, 12, 15, 16, 19, 22, 28, 31, 33, 34, 36, 37, 41, 42, dan 44
0,70 < IK ≤ 1,00
Mudah
2, 27, 43, dan 46.
IK = 1,00
Terlalu Mudah
-
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran dengan menggunakan software anates, diperoleh soal kategori sangat sukar berjumlah 3 (9.4%), soal kategori sukar berjumlah 7 (22%), soal kategori sedang berjumlah 18 (56.25%), dan soal kategori mudah berjumlah 4 (12.5%).14
12
Arikunto, Op.Cit., h. 223. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 210. 14 Lampiran 5. 13
44
7. Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Reabilitas yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar biologi menggunakan rumus Alpha yaitu:15
Keterangan: r11 = realibilitas instrumen ∑σb2 = jumlah varians butir σt2 = varians total k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Dimana:16
X
2
2
X
2
N
N
Keterangan: σi2 = varians total ∑ X2 = jumlah kuadrat skor total tiap item (∑ X)2 = kuadrat jumlah skor total tiap item N = Jumlah siswa yang mengikuti tes
Kategori indeks reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.5. 17 Tabel 3.5 Kategori Indeks Reliabilitas Indeks
Kategori
0,00 – 0,20
Sangat Rendah
0,20 – 0,40
Rendah
0,40 – 0,60
Cukup
0,60 – 0,80
Tinggi
0,80 – 1,00
Sangat Tinggi
15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. XI, h. 239. 16 Arikunto, Dasar-Dasar ...., h. 112. 17 Ibid., h. 89.
45
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan software Anates, didapatkan hasil reliabilitas tes yaitu 0.89. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen yang akan diujikan adalah reliabel dan termasuk dalam kategori sangat tinggi E. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis untuk dapat menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis penelitian. 1. Uji Normalitas Data Dalam pengujian hipotesis digunakan statistik parametris yang mengharuskan data tersebut berdistribusi normal.18 Maka sebelum pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji normalitas yang digunakan adalah adalah uji liliefors. Tahapan dalam menentukan nilai normalitas terdiri atas beberapa tahapan. Pertama adalah data sampel diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Selanjutnya, ditentukan nilai nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus: 19
Keterangan: Zi : Skor baku Xi : Skor data X : Nilai rata-rata S : Simpangan Baku
Kemudian besar peluang untuk masing-masing nilai Zi ditentukan berdasarkan tabel Zi dan sebut dengan F (Zi) dengan aturan jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel dan jika Zi < 0, maka F(Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel). Selanjutnya proporsi Z1,Z2,...,Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi dihitung, jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka
18 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 171. 19 Sudjana, Metode Statistika. (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-467.
46
Kemudian selisih F(Zi) – S(Zi) dihitung lalu diambil harga mutlaknya. Tahapan berikutnya yaitu diambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut, dan dinamakan Lo. Diberikan nilai interpretasi Lo dengan membandingkannya dengan Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel kritis liliefors. Tahapan terakhir yaitu diambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah didapat. Apabila Lo < Lt maka sampel berasal dari distribusi normal.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama (homogen) atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan langkah-langkah sebagai berikut:20
Dimana
Keterangan: F : Homogenitas S12 : Varians terbesar S22 : Varians terkecil
Adapun kriteria pengujiannya, sebagai berikut: Terima Ho jika harga Fhit ≤ Ftab Tolak Ho jika harga Fhit >Ftab Ho : Varians populasi homogen Ha : Varians populasi tidak homogen
Untuk taraf keyakinan < = 0,05 dan derajat kebebasan pembilang dk = nb 1 serta derajat kebebasan penyebut dk = nk -1 dengan nb merupakan ukuran sampel yang variansnya besar dan nk merupakan ukuran sampel yang variansinya kecil.
20
Ibid., h. 249.
47
F. Pengujian Hipotesis Statistik Setelah dilakukan pengujian persyaratan, maka dilakukan dengan uji hipotesis yang menggunakan uji-t. Uji hipotesis ini digunakan untuk menyelesaikan adanya pengaruh motivasi belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media pembelajaran CAI dan siswa yang diajar dengan menggunakan media konvensional. Pada pengujian hipotesis statistik, terdapat beberapa tahapan, pertama ditentukannya hipotesis statistik, yaitu: H0 : µ1 ≤ µ2 H1 : µ1 > µ2 Keterangan: µ1: rata-rata besar hasil belajar biologi siswa yang menggunakan media pembelajaran CAI model drills. µ2: adalah rata-rata besar hasil belajar biologi siswa yang menggunakan multimedia interaktif. Penerimaan untuk uji dua pihak adalah menerima Ho jika thitung < ttabel dan menolak Ho jika t hitung ≥ t tabel. Tahapan kedua yaitu statistik uji dihitung.21 Untuk Uji t pada sampel yang homogen, terdapat rumus perhitungan untuk n1 = n2 , dengan db = n1 + n2 − 2, 𝑆𝑔 =
(𝑛1−1) 𝑆1
2
2
+ (𝑛2−1) 𝑆2 , t= 𝑛1+𝑛2−2
t X1 X2 S12 S22 n1 n2
21
X1 −X2 s2 s2 𝑆𝑔√ 1 + 2 n1 n2
∑𝑋 ∑𝑋 , dengan 𝑋̅1 = 𝑛 1 dan 𝑋̅2 = 𝑛 2. 1
2
Keterangan: = harga uji statistik. = rata-rata hasil belajar biologi menggunakan media pembelajaran CAI kelompok eksperimen. = rata-rata hasil belajar biologi siswa yang menggunakan media pembelajaran konvensional kelompok kontrol. = varian data pada kelompok eksperimen. = varian data pada kelompok kontrol. = jumlah sampel kelas eksperimen. = jumlah sampel kelas kontrol
Sugiyono, op.cit., h. 128.
48
Tahapan terakhir, yaitu ditentukannya statistik ttabel. Pertama yaitu ditentukan α = 0.05, kemudian dicari db. Setelah itu, kriteria pengujian ditentukan. Jika thitung < ttabel maka H0 diterima, namun jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Setelah itu, dapat dibuat kesimpulan. Jika uji prasyarat analisis tidak terpenuhi, yaitu kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol tidak berasal dari populasi berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik non-parametrik. Adapun jenis uji statistik non-parametrik yang digunakan adalah Uji Mann-Whitney (Uji U).22
G. Uji Retensi Retensi dalam pembelajaran adalah ingatan atau memori yang berarti penyimpanan informasi dari waktu ke waktu, dengan melibatkan encoding (pengkodean), storage (penyimpanan), dan retrieval (pengambilan kembali).23 Tes retensi dilakukan untuk mengukur daya ingat terhadap materi yang telah diberikan. Tes tersebut dilakukan lebih dari satu kali pada waktu yang berlainan menggunakan soal yang sama (retest) dari soal sebelumnya (posttest). Penilaian retensi ditentukan dengan rumus:24 𝑅𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
Retensi = 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 x 100% Perolehan skor retensi tersebut, kemudian dikategorikan atas empat kategori sebagai berikut:25
22
Besral, Modul SPSS: Pengolahan dan Analisa Data-1 Menggunakan SPSS, (Depok: FKM UI, 2010), h. 53. 23 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 122. 24 Yanti Herlanti, Nuryani, Y. Rustaman, dan Wawan Setiawan, “Kontribusi Wacana Multimedia Terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa”, Jurnal Pendidikan IPA: Metamorfosa. Vol. 2, No. 1, 2007, h. 34. 25 Fifi Afifah, “Pengaruh Pendekatan Contextual Teachinig and Learning (CTL) Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia”. Skripsi pada FITK UIN Jakarta, tidak diterbitkan.
49
Tabel 3.6 Retensi Siswa Berdasarkan Kategori Adaptasi Penguasaan Konsep Depdikbud (1994) Tingkat Retensi ≥ 100% 85 – 99 % 70 – 84 % 55 – 69 %
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Kurang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Media pembelajaran berbasis CAI model drills merupakan salah satu pembelajaran berbasis komputer yang mengikuti kemajuan IPTEK dan pergeseran paradigma pembelajaran abad 21 dengan salah satu ciri yaitu komputasi. Pemakaian media pembelajaran berbasis CAI model drills digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa pada kelas eksperimen dengan cara meningkatkan kemampuan daya ingat siswa. Media CAI model drills digunakan pada kelas eksperimen pada tiga pertemuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik, model direct instruction, sesuai dengan sintaks kurikulum 2013. Kemudian Hasil belajar siswa yang menggunakan media CAI model drills dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan multimedia interaktif dengan teknik yang sama dengan kelas eksperimen. Setelah dilakukan pengujian, hasil belajar dan daya ingat kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Selanjutnya dalam bab ini akan dipaparkan mengenai penerapan media CAI model drills dalam proses pembelajaran, hasil penelitian, analisis hasil penelitian dari hasil belajar siswa yang akan menunjukkan pengaruh penggunaan media pembelajaran berbasis CAI model drills terhadap hasil belajar siswa.
A. Penerapan Media Pembelajaran CAI (Computer Assisted Instruction) Model Drills Pada penelitian ini, media CAI (Computer Assisted Instruction) model drills menjadi media yang diuji dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Selain dilihat dari nilai yang didapat saat pemberian tes, pembelajaran siswa saat menggunakan media eksperimen tersbut juga diperhatikan. Berikut ini adalah penjelasan aktivitas siswa saat menggunakan media eksperimen.
50
51
1. Kegiatan awal pembelajaran Pada kegiatan awal pembelajaran, sesuai dengan Kurikulum 2013 adalah mengangkat isu-isu yang terkait dengan pelajaran sehingga pelajaran akan lebih berarti atau mengulas kembali pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Peran guru disini menjadi sangat penting untuk menarik perhatian dan memotivasi siswa dengan memberikan fenomena awal yang terdapat di ligkungan atau kehidupan nyata. Selain memberikan fenomena, guru juga memberikan pertanyaan terkait dengan fenomena yang diberikan. Pertanyaan yang diberikan akan menjadi pemacu awal koginisi siswa terhadap apa yang akan dipelajari saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi, tindakan guru dalam awal pembelajaran serta pengggunaan media CAI dapat membantu siswa dalam memahami materi sebelumnya. Pertanyaan yang diajukan oleh guru direspon baik juga oleh siswa, membuat keadaan kelas yang semula kurang kondusif, perlahan menjadi tenang dan menjadikan siswa lebih aktif. 2. Kegiatan Inti Pembelajaran Pada Kurikulum 2013, terdapat perbedaan dalam kegiatan inti pembelajaran dibandingkan dengan KTSP 2006. Pada KTSP, terdapat tahapan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Sedangkan pada Kurikulum 2013, tahapannya menjadi sebuah urutan sintaks pembelajaran, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Pada penelitian ini, tahapantahapan tersebut dimasukkan ke dalam media eksperimen CAI model drills. Pada tahapan pertama sebelum memasuki sintaks pembelajaran, guru tidak menjelaskan semua materi yang terdapat dalam suatu pertemuan namun hanya menjelaskan peta konsep tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut. Tahapan ini bermaksud mengarahkan fokus siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa pun memerhatikan penjelasan dengan seksama dan mencatat peta konsep yang diberikan oleh guru di depan kelas. Pada tahapan ini juga suasana kelas menjadi semakin tenang dan kondusif untuk melangsungkan proses pembelajaran.
52
Tahapan selanjutnya memasuki sintaks yang pertama yaitu mengamati. Pada sintaks pertama ini, siswa menggunakan media CAI secara langsung dan individual. Satu orang menggunakan satu laptop didepannya yang telah terisi oleh media CAI model drills. Kegiatan mengamati dilakukan dengan cara mengamati bebrapa gambar terkait materi pelajaran yang terdapat pada media. Siswa mengamati dengan baik gambar tersebut. Pengamatan terhadap gambar dimaksudkan untuk memunculkan pertanyaan dalam benak siswa tentang materi apa yang akan dipelajari. Selanjutnya siswa masuk dalam sintaks kedua yaitu tahapan menanya. Setelah mengamati gambar, siswa akan dituntun oleh media untuk masuk ke bagian menanya. Siswa dapat langsung mengetik pertanyaan yang muncul setelah mengamati gambar dalam kolom yang terdapat pada media. Para siswa dengan aktif mengetik pertanyaan yang ada dalam benak masingmasing. Setelah siswa mengajukan pertanyaan, siswa dapat melihat pertanyaan tepat sesuai dengan pengamatan gambar dan beberapa siswa menanyakan hal yang tepat sesuai dengan gambar. Tahapan selanjutnya yang merupakan sintaks ketiga yaitu mengumpulkan data. Pada tahapan ini, siswa mencari informasi tentang materi pelajaran di suatu pertemuan pada media CAI. Siswa dapat mencari dengan bebas materi dengan menggunakan tools yang terdapat pada media. Tools tersebut memudahkan siswa dalam mencari materi yang dibutuhkan dan dapat digunakan bolak-balik agar siswa dapat memahami materi dengan baik. Dalam mencari informasi, beberapa siswa ada yang menanyakan tentang tools media atau materi yang terkait. Pembelajaran pun terlihat aktif. Tahapan berikutnya atau sintaks keempat adalah mengasosiasikan. Pada tahapan ini, setelah siswa selesai mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari dan terdapat pada media CAI model drills. Siswa mengerjakan soal yang ada setelah menerima instruksi dari guru. Siswa mengerjakan soal dengan urutan yang telah ditentukan dan tidak bias kembali lagi ke soal sebelumnya. Siswa juga dituntut untuk menjawab setiap soal dengan benar jika ingin lanjut ke soal berikutnya. Soal yang disajikan berupa memasangkan gambar, memasangkan keterangan gambar, menjodohkan pernyataan, dan bentuk pilihan ganda.
53
Beberapa siswa dapat menyelesaikan soal-soal secara cepat, dan siswa lainnya ada yang sedang dan lambat karena lupa terhadap materi yang sebelumnya didapatkan pada
media.
Selanjutnya
tahapan
terakhir
pada
sintaks
adalah
mengkomunikasikan. Siswa diminta oleh guru maju ke depan kelas dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sesuai dengan materi dan soal-soal yang disajikan. Siswa memerhatikan temannya yang memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang diberikan oleh guru. 3. Kegiatan akhir pembelajaran Pada akhir pembelajaran, guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari menggunakan media. Beberapa siswa mengajukan pertanyaan terhadap materi yang belum dimengerti setelah mempelajari materi dan menjawab soal-soal. Kemudian guru memberikan refleksi dan kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari menggunakan media CAI model drills.
B. Hasil Belajar Biologi Pengujian kemampuan siswa dilakukan menggunakan pengujian posttest pada akhir pembelajaran pada kelas sampel baik eksperimen maupun kontrol dengan tujuan untuk melihat hasil belajar yang didapat setelah penelitian. Analisis hasil belajar Posttest antara Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Analisis Hasil Belajar Posttest antara Kelas Kontrol dengan Kelas Eksperimen KD
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem
INDIKATOR
Menjelaskan fungsi rangka manusia. Menganalisis struktur,
NO SOAL
KONSEP
C
KELAS KONTROL
KELAS EKSPERIMEN
F
%
F
%
1
Fungsi Rangka
C3
39
100
31
81.57
2
Fungsi Rangka
C3
38
97.44
13
34.21
4
Tulang
C3
38
97.44
32
84.21
54
KD dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratoriu m maupun di luar kelas/laboratoriu m Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang
INDIKATOR bentuk, dan fungsi tulang dalam sistem gerak.
Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi)..
Menggambarkan macammacam tulang penyusun rangka manusia. Menjelaskan struktur dan fungsi persendian pada sistem gerak manusia. Membedakan macammacam sendi pada sistem gerak manusia
Mengaitkan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem gerak pada manusia. Menjelaskan sifat dan mekanisme kerja otot pada manusia.
NO SOAL
KONSEP
C
KELAS KONTROL
KELAS EKSPERIMEN
F
%
F
%
5
Tulang
C5
33
84.62
31
81.57
6
Tulang
C5
5
12.82
31
81.57
7
Tulang
C3
32
82.05
23
60.52
8
Tulang
C3
28
71.79
30
78.94
9
Tulang
C1
36
92.31
36
94.73
10
Tulang
C1
23
58.97
30
78.94
19
Tulang
C1
35
89.74
14
36.84
11
Tulang
C4
4
10.26
28
73.68
12
Tulang
C4
30
76.92
33
86.84
14
Tulang
C5
1
2.564
6
15.78
3
Tulang
C3
35
89.74
30
78.94
16
Tulang
C5
5
12.82
30
78.94
17
Tulang
C2
30
76.92
36
94.73
18
Tulang
C2
31
79.49
32
84.21
26
Tulang
C4
38
97.44
36
94.73
20
Otot
C2
11
28.21
19
50
24
Otot
C4
16
41.03
23
60.52
13
Otot
C4
0
0
6
15.78
15
Otot
C5
0
0
28
73.68
23
Otot
C3
15
38.46
27
71.05
55
KD
INDIKATOR Menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari.
mungkin terjadi pada si stem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi
Menganalisis berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia.
NO SOAL
KONSE P
C
KELAS KONTROL
KELAS EKSPERIMEN
F
%
F
%
27
Otot
C2
22
56.41
29
76.31
21
Otot
C4
13
33.33
12
31.57
22
Otot
C4
37
94.87
31
81.57
28
Otot
C1
33
84.62
30
78.94
29
Kelainan
C4
24
61.54
37
97.36
30
Kelainan
C4
33
84.62
29
76.31
31
Kelainan
C4
19
48.72
29
76.31
32
Kelainan
C1
36
92.31
37
97.36
Keterangan: F : jumlah siswa yang menjawab benar
Frekeunis Siswa
DIAGRAM PERSEBARAN TINGKAT KOGNISI
Media Kontrol Media Eksperimen
C1
C2
C3
C4
C5
Tingkat Koginisi
Gambar 4.1 Diagram Persebaran Tingkat Kognisi
56
Persentase jumlah siswa dalam menjawab tiap butir soal menunjukkan bahwa kelas yang menggunakan media pembelajaran berbasis CAI model drills lebih baik dari multimedia interaktif yang digunakan pada kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan 21 dari 32 soal mampu dijawab tepat dengan jumlah siswa yang lebih banyak dari kelas kontrol pada tiap butir soalnya. Lain halnya pada kelas kontrol yang hanya 11 dari 32 soal. Pada kelas kontrol, 11 soal yang mengungguli kelas eksperimen tersebar dalam sub konsep fungsi rangka, tulang, otot, dan kelainan sistem gerak. Pada soal nomor 1 dan 2, yaitu pada sub konsep fungsi rangka, dapat dijawab benar oleh banyak siswa karena pada konten multimedia interaktif terdapat suara yang menjelaskan satu per satu fungsi rangka. Kemudian pada soal nomor 3, 4, 5, 7, 19, dan 26, yaitu pada sub konsep tulang, dapat dijawab benar oleh lebih banyak siswa dibanding kelas eksperimen karena beberapa gambar yang terdapat pada media CAI kurang jelas dan terlalu banyak button yang harus diklik untuk memunculkan keterangan. Selanjutnya pada soal nomor 22, dan 28 yaitu pada sub konsep otot, pada media CAI mengandung video yang keterangannya berbahasa inggris sehingga menyulitkan siswa untuk memahami konten materi tersebut walaupun telah terdapat terjemahan dibawah video tersebut. Beberapa penjelasan tersebut memberikan alasan mengapa siswa pada kelas kontrol lebih banyak menjawab tepat pada soal-soal tersebut. Kemudian pada beberapa soal lainnya, kelas eksperimen memperlihatkan perbedaan pada jumlah siswa yang dapat menjawab soal dengan benar, yaitu pada nomor 6, 11, 15, dan 16. Keempat soal tersebut tersebar dalam sub konsep tulang dan otot. Hal ini dapat dikarenakan pada nomor 11 dan 15, soal mengandung konten materi mengenai pembentukan tulang. Pada media CAI terdapat video dan penjelasan yang dapat diputar ulang terhadap materi tersebut. Kemudian pada nomor 16, soal mengandung konten materi mengenai bentuk tulang. Pada media CAI, siswa dapat lebih mengeksplor tentang gambar-gambar bentuk tulang sehingga siswa leih udah memahami materi tersebut. Selanjutnya dilihat dari diagram persebaran ketepatan menjawab soal pada tiap tingkat kognisi (gambar 4.1), kelas eksperimen yang menggunakan media
57
CAI model drills dapat membuat siswa lebih banyak menjawab tepat pada tingkat kognisi C2, C4 dan C5 dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan multumedia interaktif. Hal ini menunjukkan bahwa media CAI model drills dapat membuat siswa memahami materi dan soal pada tingkat kognisi yang lebih tinggi daripada multimedia interaktif. Berdasarkan hal tersebut dan juga dapat dilihat pada tabel, dapat menjelaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media CAI model drills disertai dengan fitur soal dan feedback dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran biologi khususnya pada konsep sistem gerak pada manusia.
C. Hasil Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari hasil tes. Tes yang diberikan berupa pretest, posttest, dan retest. Pretest diberikan sebelum melakukan proses belajar mengajar pada konsep sistem reproduksi. Sedangkan posttest diberikan setelah menerapkan pembelajaran biologi dengan menggunakan metode CAI (Computer Assisted Instruction) model drills yang merupakan kelompok eksperimen dan pembelajaran menggunakan multimedia inteaktif kelompok kontrol. Kemudian retest diberikan empat minggu setelah posttest dilaksanakan. Data skor pretest diambil dari 80 siswa yang terdiri atas kelompok eksperimen sebanyak 40 orang dan kelompok kontrol sebanyak 40 orang. Sedangkan posttest dan retest diambil dari 77 siswa yang terdiri atas kelompok eksperimen sebanyak 38 orang dan kelompok kontrol sebanyak 38 orang. Hasil belajar siswa berupa aspek kognitif dengan menggunakan instrumen tes berupa tes objektuf pilihan ganda sebanyak 32 soal yang telah valid. Data hasil pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran.
58
1. Deskripsi Data Hasil Belajar Biologi Pretest, Posttest, dan Retest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Hasil perhitungan dan penelitian mengenai tes hasil belajar biologi (Pretest, Posttest, dan Retest) dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Statistik Hasil Penelitian Pretest, Posttest, dan Retest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Posttest
Pretest
Retest
Data Statistik Jumlah Siswa
K 40
E 40
K 39
E 38
K 39
E 38
Rata-rata
45.05
46.00
62.23
71.18
58.26
69.89
SD
8.2864
9.1987
11.7147
10.8450
11.7243
9.1987
Nilai tertinggi
66
66
81
88
81
88
Nilai Terendah
34
31
44
53
41
53
Median
44
44
63
72
56
72
Modus 38 Ket: K: Kontrol E: Eksperimen
38
63
78
42
72
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dilihat deskripsi beberapa data statistik pada pretest, posttest, dan retest. Pada pretest, nilai tertinggi dan nilai terendah pada kelas eksperimen maupun kontrol cenderung tidak berbeda, bahkan cenderung sama. Rata-rata kedua kelas juga tidak jauh berbeda, begitu juga dengan median dan modus yang bernilai sama. Walaupun ratarata, median, dan modus yang tidak terlalu berbeda, jika dilihat dari standar deviasinya, penyimpangan data dari rata-rata lebih besar terdapat pada kelas eksperimen. Hal ini berarti kelas eksperimen memiliki variabilitas sebaran data yang lebih besar dari kelas kontrol. Pada hasil posttest, terdapat perbedaan yang cukup besar pada nilai tertinggi dan nilai terendah. Nilai tertinggi berbeda tujuh poin, dan nilai terendah berbeda sembilan poin dimana kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih tinggi. Nilai median dan modusnya juga menunjukkan perbedaan yang cukup besar yaitu sembilain poin dan lima belas poin dengan nilai kelas eksperimen yang lebih tinggi. Kemudian dilihat dari standar deviasi, kelas
59
eksperimen memiliki nilai yang lebih kecil daripada kelas kontrol. Dari beberapa data tersebut, menunjukkan bahwa variabilitas atau peyimpangan rata-rata penyebaran data pada kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Selanjutnya pada hasil retest, nilai tertinggi pada kedua kelas masih menunjukkan angka yang sama. Namun, terdapat perubahan pada posisi nilai terendah. Kelas kontrol mengalami penurunan tiga poin dari tes sebelumnya (posttest). Dilihat dari nilai rata-ratanya, kedua kelas mengalami penurunan. Namun dari nilai standar deviasi, kelas eksperimen masih menunjukkan nilai yang lebih rendah dari kelas kontrol dan mengalami penurunan nilai dari tes sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen masih memiliki penyebaran data dengan variabilitas atau penyimpangan rata-rata yang lebih rendah, sehingga retensi siswa pada kelas eksperimen dikatakan lebih baik daripada kelas kontrol.
2. Analisis Data Tes Hasil Belajar a. Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam peneltian ini adalah uji liliefors dengan tujuan untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak. Data dikatakan normal ketika Lhitung < Ltabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Uji Normalitas Pretest, Posttest, dan Retest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Data
Pretest
Retest
Posttest
Kontrol 40
Eksperimen 40
Kontrol 39
Eksperimen 38
Kontrol 39
38
Lhitung
0.1374
0.1233
0.1055
0.1297
0.1345
0.1203
Ltabel
0.1400
0.1400
0.1418
0.1437
0.1418
0.1437
Kesimpulan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Statistik N
Eksperimen
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan pada hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen tersebut nilai Lhitung < Ltabel . Kelas eksperimen menunjukkan
60
angka 0.1374 < 0.1400 dan kelas kontrol menunjukkan angka 0.1233 < 0.1400. Kemudian pada posttest kelas kontrol dan eksperimen tersebut juga menunjukkan nilai Lhitung < Ltabel. Kelas kontrol menunjukkan angka 0.1055 < 0.1418 dan kelas eksperimen menunjukkan angka 0.1297 < 0.1437. Begitu juga halnya pada retest, pada kelas kontrol dan eksperimen tersebut juga menunjukkan nilai Lhitung < Ltabel. Kelas kontrol menunjukkan angka 0.1345 < 0.1437 dan kelas kontrol menunjukkan angka 0.1203 < 0.1437. Dari data-data tersebut, maka Ho yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal diterima. Dengan demikian, bahwa sebaran data yang dianalisis tersebut normal.
b. Uji Homogenitas Setelah dilakukan uji normalitas pada kedua kelompok penelitian, maka langkah selanjutnya mencari nilai homogenitas. Pengujian tersebut dilakukan untuk melihat variansi atau keseragaman dari kedua sampel yang diambil datanya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Uji Homogenitas Pretest, Posttest, dan Retest Kelompok Eksperimen dan Kontrol N Db Fhitung Α Ftabel Kesimpulan
Pretest 80 78 1.232
Posttest 77 75 1.166 0.05 1.704; 1.725 Variansi Homogen
Retest 77 75 1.278
Berdasarkan pada tabel 4.4 didapat nilai Fhitung pretest untuk kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 1,232 dan Ftabel sebesar 1,704 pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan sampel sebanyak 40 orang pada masing-masing kelas, sehingga 1,232 < 1,704. Kemudian didapat juga nilai Fhitung posttest untuk kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 1,166 dan Ftabel sebesar 1,725 pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan sampel sebanyak 39 pada kelas kontrol dan 38 orang pada kelas eksperimen, sehingga 1,166 < 1,725. Begitu halnya juga pada retest, didapat juga nilai nilai Fhitung posttest untuk kelompok eksperimen dan kontrol sebesar 1,278 dan Ftabel sebesar 1,725 pada taraf signifikansi α = 0.05 dengan
61
sampel sebanyak 39 pada kelas kontrol dan 38 orang pada kelas eksperimen, sehingga 1,278 < 1,725.. Dari data-data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Ho diterima dan variansi pada data pretest, posttest, dan retest pada dua kelompok adalah homogen.
c. Uji Hipotesis Berdasarkan uji prasarat sebelumnya yaitu uji normalitas dan homogenitas, diambil kesimpulan data pretest, posttest, dan retest pada kedua kelompok adalah berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dengan demikian, dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest, posttest, dan retest kelompok eksperimen dan kontrol . 1) Hipotesis Pretest Hasil perhitungan nilai pretest dengan menggunakan uji t, dapat diperlihatkan pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji - t Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data Statistik N Rata-Rata thitung ttabel Kesimpulan
Kelompok Kontrol 40 45.05
Eksperimen 40 46.00 0.493 1.991 Ho diterima tidak Berbeda
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 0.493 < 1.991. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan awal kelompok eksperimen dengan control.
2) Hipotesis Posttest Hasil perhitungan nilai posttest dengan menggunakan uji -t, dapat diperlihatkan pada Tabel 4.6.
62
Tabel 4.6 Hasil Uji - t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data Statistik N Rata-Rata thitung ttabel Kesimpulan
Kelompok Kontrol 39 62.63
Eksperimen 38 71.18 3.475
1.992 Ho ditolak Berbeda Signifikan
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3.475 > 1.992. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan pada penggunaan media pembelajaran berbasis CAI model drills erhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak. 3) Hipotesis Retest Hasil perhitungan nilai retest dengan menggunakan uji -t, dapat diperlihatkan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji - t Retest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data Statistik N Rata-Rata thitung ttabel Kesimpulan
Kelompok Kontrol 39 58.26
Eksperimen 38 69.89
4.518 1.992 Ho ditolak Berbeda Signifikan
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu 4.518 > 1.992. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan demikian, terdapat juga perbedaan yang signifikan pada uji retensi (retest) dalam penggunaan media pembelajaran berbasis CAI model drills terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak.
4) Hipotesis Retest dan Posttest Kelompok Eksperimen Hasil perhitungan nilai retest dan posttest kelompok eksperimen dengan menggunakan uji -t, dapat diperlihatkan pada Tabel 4.8.
63
Tabel 4.8 Hasil Uji - t Retest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Data Statistik N Rata-Rata thitung ttabel
Eksperimen Retest 39 69.89
Posttest 38 71.18
0.512 1.992 Ho diterima Tidak Berbeda Signifikan
Kesimpulan
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa thitung lebih kecil dari ttabel yaitu 0.512 > 1.992. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada uji retensi (retest) dengan tes sebelumnya (posttest) dalam penggunaan media pembelajaran berbasis CAI model drills terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak. Hal ini berarti pemahaman saat siswa pada saat posttest maupun setelah melewati beberapa waktu (retest) tidak jauh berbeda.
d. Uji Retensi Setelah dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis pada data retest, kemudian dilihat hasil uji retensi pada data tersebut untuk menunjukkan bahwa media CAI model drills mempunyai kelebihan yaitu dapat menyimpan memori pelajaran lebih baik dibanding multimedia interaktif yang digunakan pada kelas kontrol. Berikut adalah penyajian data uji retensi melalui rata-rata dan proporsi retsensi siswa berdasarkan tingkat retensi: Tabel 4.9 Proporsi Retensi Siswa Berdasarkan Tingkat Retensi Tingkat Retensi 55 – 69 % 70 – 84 % 85 – 99 % ≥ 100 % Jumlah
Kelompok Eksperimen N = 38 N % 8 21 30 79 38 100
Kelompok Kontrol N = 39 N % 3 8 21 54 15 38 39 100
Berdasarkan perhitungan data retensi tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata retensi kelompok eksperimen juga lebih baik dibandingkan dengan kelompok
64
kontrol yaitu 98% > 94%, atau terdapat selisih 4 persen.1 Kemudian dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan media CAI model drills, mempunyai kemampuan menyimpan konsep dalam struktur kognitif lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan multimedia interaktif. Selanjutnya jika dilihat dari proporsi retensi, proporsi retensi pada kelas eksperimen, 79 persen siswa masuk dalam kategori tingkat retensi sangat baik. Berbeda halnya pada kelas kontrol yang hanya menunjukkan angka 38 persen siswa masuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan media CAI model drills mempunyai masih dapat mengingat dengan baik materi-materi yang telah dipelajarinya.
D. Pembahasan Hasil perhitungan hipotesis menggunakan uji-t untuk pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol menerima Ho, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (thit(0.493)
drills
menunjukkan bahwa diperoleh nilai yang lebih besar dari kelas yang menggunakan multimedia interaktif yang biasa dipakai (publikasi www.indismart.com). Kemudian dari hasil pengujian dengan uji-t didapatkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (thit(3.475)
Lampiran 12.
65
pengaruh yang signifikan media pembelajaran berbasis CAI model drills dengan hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem gerak. Pengaruh media pembelajaran berbasis CAI model drills selama proses pembelajaran sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh observer. Secara keseluruhan pembelajaran dengan media pembelajaran berbasis CAI
model
drills yang dibawa ke kelas membuat siswa lebih tertarik kepada pelajaran dan dapat menuntun siswa untuk menggali informasi sendiri tanpa menunggu penjelasan dari guru terlebih dahulu. Selain itu, siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan persentase kelas eksperimen menggunakan media CAI model drills lebih baik daripada kelas yang menggunakan multimedia interaktif yang biasa dipakai (Tabel 4.1), dalam hal ketepatan menjawab tiap soal. Beberapa fitur yang terdapat pada CAI model drills, membuat media CAI model drills dikatakan memiliki kelebihan yang dapat dilihat dari retest yang diberikan. Proporsi retensi pada kelas eksperimen menujukkan angka 79% (30 orang) pada kategori retensi sangat baik, dan pada kelas kontrol dengan multimedia interaktif, proporsi retensi hanya 38% (15 orang). Perbandingan ratarata retensi ini pada kelompok eksperimen juga menunjukkan angka yang lebih baik yaitu 98% dibandingkan dengan kelas kontrol dengan angka 94%. Hal ini menunjukkan bahwa latihan-latihan soal dengan media CAI, siswa dapat menyimpan memorinya bahkan memanggil kembali memori yang telah dimasukkan saat pembelajaran. Retensi yang baik dapat membuat pemahaman siswa lebih baik. Kemudian dari beberapa faktor tersebut, latihan soal pada media CAI dapat memberikan hasil belajar serta ingatan siswa lebih baik. Media CAI menyediakan fasilitas “klik” pada setiap layoutnya. Fasilitas tersebut menuntun siswa untuk terus mencari informasi yang ada pada layout tersebut dengan mengeksplorasi tiap “klik”nya. Proses tersebut memberikan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan, tidak tegang seperti saat pembelajaran konvesional dengan presentasi dan diskusi. Bahkan siswa menjadi lebih fokus pada layar laptop untuk terus mencari tahu. Sehingga kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran secara langsung terkonstruk dengan media
66
CAI model drills, karena fasilitas media tersebut memberikan suatu konstruktivisme tersendiri bagi siswa. Pengalaman yang diberikan media CAI model drills membuat visual dan kinestetis siswa bekerja secara bersamaan. Terpenuhinya dua unsur modalitas belajar tersebut yaitu visual dan kinestetis akan membuat pemrosesan informasi siswa berjalan lancar serta tingkat konsentrasi siswa tinggi, sehingga pemahaman siswa dan hasil belajar meningkat. Seperti yang dinyatakan Handy Susanto bahwa dengan mengoptimalkan penggunaan modalitas belajar siswa melalui metode belajar yang bervariasi akan dapat meningkatkan konsentrasi siswa sehingga hasil belajar juga akan optimal.2 Pemenuhan dua unsur tersebut diberikan CAI model drills melalui animasi, video, gambar, materi dan sekaligus soal-soal yang sifatnya harus diselesaikan dengan benar pada tiap butir soalnya. Selain itu, adanya pemberian soal yang bervariasi, dengan memasangkan gambar, menjodohkan pernyataan, dan menjawab soal yang berbentuk pilihan ganda. Bahkan pembelajaran menjadi lebih lengkap dengan materi yang diberi lembar kerja beserta feedback yang secara langsung didapat oleh siswa atas pekerjaannya. Namun perlu diperhatikan, disamping penggunaan media CAI model drills, diperlukan juga peragaan oleh guru secara langsung tentang beberapa materi pada konsep sistem gerak, seperti sendi dan kerja otot. Agar siswa memahami pengealaman secara lebih nyata yang tidak terdapat dalam media CAI model drills. Pemakaian charta atau torso juga dapat digunakan sebagai pelengkap media CAI agar siswa dapat melihat tulang dan bagian lainnya pada sistem gerak secara tiga dimensi. Pemilihan media pembelajaran CAI merupakan salah satu media alternatif yang dapat digunakan oleh para guru dalam memberikan variasi dalam pembelajaran sehingga motivasi dan minat belajar siswa dan kemudian akan linear dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor guru, siswa, model, metode, maupun
Handy Susanto, “Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan Penabur, Vol. V, No. 06, 2006, h. 46. 2
67
pemanfaatan
fasilitas
media
pembelajaran
yang
ada.3.
Guru
yang
menggabungkan semua unsur pembelajaran melalui media CAI model drills dapat membuat pemahaman siswa menjadi lebih baik, dimana merupakan salah satu faktor pemahaman tersebut dan ingatan yang merupakan penarikan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya4, sehingga kemudian hasil belajar meningkat. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan media pembelajaran berbasis CAI model drills terbukti dapat meningkatkan reyensi, sehingga dapat menjadi salah satu pilihan media bagi guru dalam proses pembelajaran. CAI dirancang untuk merangkum beberapa media pembelajaran sekaligus umpan balik dalam pemberian materi yang berupa soal dalam satu file flash yang mudah diakses dan mengikuti perlembangan teknologi yang sangat pesat. Sehingga siswa termotivasi untuk memahami pelajaran dengan baik.
3 Muhibbin Syah, Psiklogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet, XVII, h. 135. 4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 11.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Pembelajaran CAI model drills memberikan pengaruh yang signifikan terhadap retensi siswa. Rata-rata retensi siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan media CAI model drills mencapai nilai 69 dibanding dengan kelas kontrol yang hanya mencapai 58. Selain itu, pada kelas eksperimen 30 dari 38 siswa mendapatkan tingkat retensi mencapai 100%. Berbeda dengan kelas yang menggunakan mutimedia interaktif yang biasa digunakan di sekolah, hanya 21 dari 39 siswa yang mencapai nilai retensi 100%. Hasil uji-t niai retest diperoleh thitung>ttabel (4.518>1.992). Hasil observasi terhadap guru dan siswa oleh observer menunjukkan hasil yang baik selama kegiatan pembelajaran.
B. Saran Berdasarkan temuan selama proses penelitian berlangsung, maka penulis mengajukan beberapa saran untuk perbaikan dan pengembangan penelitian di masa yang akan datang. 1. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, bahwa media CAI model drills berpengaruh positif terhadap hasil belajar biologi siswa. Hendaknya kepada guru untuk menggunakan media pembelajaran ini sebagai pilihan media pembelajaran di kelas. 2. Kepada guru agar memanfaatkan media pembelajaran media CAI model drills. Selain dapat meningkatkan pemahaman siswa, media tersebut dapat digunakan siswa untuk belajar mandiri diluar jam pembelajaran di kelas.
68
69
3. Diharapkan dengan adanya penelitian ini memotivasi rekan-rekan untuk mengadakan penelitian lanjutan baik pada model media CAI yang berbeda semisal model instructional games ataupun pada konsep yang berbeda agar penelitian bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Fifi. “Pengaruh Pendekatan Contextual Teachinig and Learning (CTL) Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia”. Skripsi pada FITK UIN Jakarta, tidak diterbitkan. 2013. Agussalim, Dafri dan Muhammad F. Alfadh. “Kekayaan dan Supremasi Politik: Menguatnya Ancaman Konflik Terbuka”. Jurnal Hubungan Internasional: Verity, Vol. 3, No. 5, 2011. Akram, Muzammila, dkk.” Pengaruh CAI (Computer Assisted Instruction) Pada Prestasi Belajar Kimia Siswa Pada Sekolah Menengah Atas”. International Journal of Social Sciences and Education. ISSN: 2223-4934. Volume: 1 Issue: 4 Oktober 2011. Angelina, Gina, Dadang Machmudin, dan Didik Priyandoko, “Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA pada Materi Sel, Jaringan Tumbuhan, Jaringan Hewan, Sistem Gerak Manusia, dan Sistem Peredaran Darah”, Jurnal Formica Education Online, Vol. 1, No. 1, 2014. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 1998. Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2009. Besral, Modul SPSS: Pengolahan dan Analisa Data-1 Menggunakan SPSS, Depok: FKM UI. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: 2006). tersedia online di http://bsnpindonesia.org/id/wp-content/uploads/2009/06/01.-SMA-MA.zip, diakses pada tanggal 8 September 2014 Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, 2011. Danim, Sudarwan. Media Komunikasi Pendidikan: Pelayaran Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar (Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi). Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
70
71
Darmawan , Deni. Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012. Darmawan, Deni. Inovasi Pendidikan; Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2012. Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Djiwandono, Sri Esti W. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo. 2002. Dona, Marta Maria. “Pengaruh Media Animasi dan Kemampuan Awal Siswa SMA Karya Terhadap Hasil Belajar Sistem Gerak Manusia”. Artikel Penelitian. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan. 2013. E. Mulyasa. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Hapsari, Rr. Tri Sumi. “Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA”. Jurnal Pendidikan Penabur. Vol. 10, No. 16, 2011. Herlanti, Yanti, Nuryani, Y. Rustaman, dan Wawan Setiawan, “Kontribusi Wacana Multimedia Terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa”, Jurnal Pendidikan IPA: Metamorfosa. Vol. 2, No. 1, 2007. Kemdikbud. Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta: Kemdikbud, 2013. Kristanto, Erna. ”Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Komputer untuk Sekolah Menengah Kejuruan”, Makalah disampaikan untuk forum Seminar APTEKINDO di Universitas Negeri Padang, Juni 2008. Lubis, Ahyani Ridhayani dan Binari Manurung, “Pengaruh Model dan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar dan Retensi Siswa Pada Pelajaran Biologi di SMP Swasta Muhammadiyah Serbelawan” Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 1, No. 3, 2010, h. 186-206. M.Subhana dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia, 2005. Makmun , Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
72
Munadhi, Yudhi. Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta. 2012. Munir. Multimedia; Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2012 Nurseto, Tejo. “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan. Vol. 8, No. 1, 2011. Pri, Benny A.dan Yuni Katrin. “Media Teknologi”. Buku Materi Pokok: Modul 19. Jakarta: Universitas Terbuka, 2004. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011. Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Putro W , Eko. Evaluasi Program Pembelajaran; Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011. Rachmawati , Faidah dkk. Biologi: untuk SMA/ MA Kelas XI Program IPA Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Riduwan dan Akdon. Rumus dan Data Alfabeta, 2013.
dalam Analisis Statistika. Bandung:
Rohrer, Doug and Harold Pashler, Increasing Retention Without Increasing Study Time. 2007. (tersedia melalui http: www.interscience.wiley.com, diunduh pada tanggal 20 Juni 2015) Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad-21). Bandung: Alfabeta, 2013. Riyana, Cepi. “Media Pembelajaran”. Modul. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2012. Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2013. Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Sadiman, Arief, R. Rahardjo, dan Anung Haryono. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
73
Saguni, Fatimah. “Prinsip-prinsip Kognitif Pembelajaran Multimedia: Peran Modality dan Contiguity Terhadap Peningkatan Hasil Belajar”. Jurnal INSAN. Vol. 8, No. 3, 2006. Santrock, John W. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana. 2008. Schunk, Dale H. Learning Theories an Educational Perspective, Sixth Edition, Boston: Pearson Eduaction, 2012. Sidiknas. “Pergeseran Paradigma Pembelajaran Abad 21”, 12 Juli 2014. Sidiknas. “Standar Kemampuan Guru TIK Disiapkan”, http://kemdikbud.go.id, 11 Juli 2014. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2003 Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan: Teori Dan Praktik, Jilid I, terjemahan Marianto Samosir. Jakarta: PT Indeks. 2008 Smaldino, Sharon. E, et.al. Instructional Technology and Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011. Subhana, M.dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia, 2005. Sudaryono. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, 2005. Sugiharti, Sri. “Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Kehidupan Masyarakat”, Jurnal Riset Pendidikan dan Pembelajaran (JRPP). Vol. 3, No. 4, 2012, h. 356. Sugiyono. Metode Penelitaan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta, 2010. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung, Alfabeta, 2013.
74
Susanto, Handy. “Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar”. Jurnal Pendidikan Penabur. Vol. 5. No. 6. 2006. Sutrisno. Pengantar Pembelajaran Inovatif berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada Press, 2011. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Tapilouw, Fransisca dan Wawan Setiawan, “Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf)” Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2008, h. 1926. Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran; Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2008. Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran; Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Wazis H , Sa’ad dan Sulistyowati, “Pengembangan Komputer Pembelajaran (CAI) Tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Mata Pelajaran Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Surabaya” Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1 (April 2010). Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, 2011. Yaumi, Muhammad. “Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran”. Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 14. No. 1, 2011. Yu Hsin-heng, dkk., “Pengaruh Multimedia CAI (Computer Assisted Instruction) Dan Gaya Belajar Pada Prestasi Belajar” WSEAS Transactions On Information Science And Applications, Issue 1, Vol. 9, January 2012. Zulfiani. Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
75
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMAN 4 DEPOK
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XI / Ganjil
Pertemuan Ke-
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti 1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
76
B. Kompetesi Dasar 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium 3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Indikator : 3.5.1
Menjelaskan fungsi rangka manusia.
3.5.2
Menganalisis struktur, bentuk, dan fungsi tulang dalam sistem gerak.
3.5.3
Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi)..
3.5.4
Menggambarkan macam-macam tulang penyusun rangka manusia.
3.5.5
Menjelaskan struktur dan fungsi persendian pada sistem gerak manusia.
3.5.6
Membedakan macam-macam sendi pada sistem gerak manusia
C. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu menjelaskan fungsi rangka manusia
2.
Siswa mampu menganalisis struktur tulang manusia melalui gambar yang ditampilkan pada media CAI
77
3.
Siswa mampu menjelaskan bentuk dan fungsi tulang manusia melalui gambar yang ditampilkan pada media CAI
4.
Siswa dapat mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi) dari video yang disajikan pada media CAI 5.
Siswa
mampu
mengklasifikasikan
macam-macam
tulang
penyusun rangka manusia melalui gambar yang ditampilkan pada media CAI 6.
Siswa mampu menyusun macam-macam tulang penyusun rangka manusia melalui gambar yang ditampilkan pada media CAI
7.
Siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi persendian melalui animasi yang ditampilkan pada media CAI
8.
Siswa mampu menggambarkan macam-macam persendian pada sistem gerak manusia melalui gambar yang ditampilkan pada media CAI
D. Materi Pembelajaran 1. Fungsi sistem gerak Pergerakan pada hewan dan manusia merupakan perpaduan antara sistem rangka dan sistem otot. Rangka yang merupakan serangkaian tulang-tulang yang saling berhubungan melalui persendian dapat bergerak, karena digerakkan oleh otot yang melekat pada tulang. Oleh karena itu, rangka disebut sebagai alat gerak pasif. Sedangkan, otot yang menggerakkan rangka disebut alat gerak aktif 2. Struktur tulang
3. Bentuk tulang a. Tulang Pipa b. Tulang pendek
78
c. Tulang Pipih d. Tulang Tak Beraturan e. Tulang Sesamoid 4. Osifikasi -
Osifikasi primer
-
Osifikasi endokondrium
Penyusun Rangka 1. Tengkorak a. Sutura -
Sutura Serrata: bagian tepi dari masing-masing tulang bergerigi seperti gergaji yang beerimpitan
-
Sutura skuamosa: bagian tepi dari masing-masing tulang menipis dan saling menutupi
-
Sutura harmoniana: bagian tepi dari masing-masing tulang berbentuk lurus
b. Frontal: Tulang Dahi c. Parietal: Tulang Ubun-ubun d. Oksipital: Tulang Kepala Belakang e. Temporal: Tulang Samping f.
Sfenoid: Tulang Baji
g. Ethmoid: Tulang Tapis h. Maksila: Tulang Rahang Atas i.
Palatum: Tulang Langit-Langit
j.
Zigomatik: Tulang Pipi
k. Lakrimal: Tulang Mata l.
Nasal: Tulang Hidung
m. Mandibula
2. Tulang Belakang a. Serviks: Tulang Leher b. Toraks: Tulang Punggung c. Lumbar: Tulang Pinggang d. Sakral: Tulang Kelangkang
79
e. Koksigis: Tulang ekor
3.
Tulang Dada a. Manubrium Sterni: Kepala Tulang Dada. Membentuk persendian dengan tulang selangka, klavikula, dan tulang rusuk pertama b. Korpus Sterni: Badan tulang dada. Membentuk persendian dengan Sembilan tulang rusuk berikutnya. c. Prosesus Xifoid: Tulang Taju Pedang
4. Tulang Rusuk a. Costa verae: Rusuk Sejati. Depan: Melekat pada tulang dada. Belakang: Melekat pada ruas tulang belakang b. Costa Spuriae: Rusuk Palsu. Depan: Melekat pada tulang rusuk di atasnya.. belakang: melekat pada tulang belakang c. Costa Fuitantes: Rusuk melayang. Depan: tidak melekat pada tulag manapun. Belakang: Melekat pada tulang belakang
5. Tulang Ekstremitas Atas a. Humerus: Tulang pangkal lengan. Panjang, berbentuk tongkat b. Radius: Tulang pengumpil. Panjang, lateral, sejajar dengan ibu jari c. Ulna: Tulang hasta. Panjang, sejajar dengan kelingking d. Karpal: Pergelangan tangan. Tersusun atas berbagai bentuk tulang pendek e. Metakarpal: Tulang telapak tangan. Terdiri atas tulang pipa. Berhubungan dengan tulang pergelangan tangan f.
Falangus: Tulang jari tangan.
6. Tulang Pektoral a. Skapula: Tulang Belikat. Berfungsi sebagai tempat melekatnya sebagian otot dinding dada pada lengan. b. Klavikula: Tulang Selangka. Berfungsi sebagai tempat melekatnya otot leher, toraks, punggung, dan lengan.
7.
Ekstremitas Bawah a. Femur: Tulang Paha. Pangkal tulang dekat panggul membentuk kepala sendi
80
b. Tibia: Tulang Kering c. Fibula: Tulang Betis d. Patela: Tulang Tempurung Lutut e. Tarsal: Tulang Pergelangan Kaki f.
Metatarsal: Tulang Telapak Kaki
g. Falangus: Tulang Jari Kaki
8. Tulang Pelvis a. Ilium: Tulang usus. b. Pubis: Tulang kemaluan c. Ischium: Tulang duduk
Persendian (Artikulasi) Merupakan hubungan antara dua buah tulang atau lebih. Adanya persendian menyebabkan siku dan lutut dapat menekut serta kepala dapat berputar. Macam-macam persendian yang terdapat pada manusia antara lain: 1. Diartrosis Merupakan persendian yang memungkinkan gerakan yang sangat leluasa. Persendian diartrosis terdiri atas : a. Sendi engsel yang terdapat pada siku dan lutut. b. Sendi luncur yang menghasilkan gerakan menggeser yang kaku dan tidak berporos, contohnya sendi antara tulang pergelangan tangan dan tulang telapak tangan. c. Sendi putar, terdapat pada hubungan antara tulang atlas dan tulang aksis. d. Sendi pelana, contohnya pada ujung tulang telapak tangan merupakan pelana bagi ujung tulang jari tangan. e. Sendi peluru, menghubungkan tulang lengan atas dengan tulang belikat serta tulang paha dengan tulang panggul.
81
2. Amfiatrosis Merupakan hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Persendian amfiatrosis ada dua macam yaitu simfisis dan sindesmosis. 3. Sinartrosis Merupakan hubungan antartulang yang dihubungkan oleh jarigan ikat yang mengalami osifikasi sehingga tidak memungkinkan adanya gerakan. 5. Persendian sinatrosis ada dua macam yaitu sinkondrosis da sinfibrosis.
E. Metode Pembelajaran 1.
Pendekatan : Saintifik
2.
Model
: Direct Instruction
3.
Metode
: CAI Individu, penugasan, dan tanya jawab.
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 1.
Media : Komputer/Laptop
2.
Alat bantu: White board, spidol, penghapus
3.
Sumber Belajar : 1) Buku Erlangga, “Biologi untuk SMA/MA kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013”. 2) Buku Erlangga, “Mengasah Kemampuan Diri, Biologi Jilid 2 untuk SMA kelas XI”.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Pendahuluan
Aktivitas Guru Motivasi
Aktivitas Siswa
Waktu
Guru mengulang kembali Siswa mendengarkan materi sistem gerak yang penjelasan guru sudah dipelajari ketika SMP secara umum.
15 menit
82
Apersepsi
Memberikan kepada
apersepsi Siswa menjawab
siswa
dengan pertanyaan awal guru
memberikan
sebuah dengan penjelasan
pertanyaan “Bagaimana singkat cara kita bisa bergerak?” “Apa saja tulang yang menyusun tubuh kita? Siswa mendengarkan Bagaimana
tubuh kita penyampaian guru
bisa bergerak secara tidak kaku?” Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
kepada siswa. Kegiatan Inti
Mengamati
Guru
meminta
siswa Siswa mulai
untuk mulai berinteraksi berinteraksi dengan
media
yang menggunakan media
terdapat pada komputer masing-masing Menanya
Guru
memberikan Siswa bertanya
kesempatan pada siswa menggunakan media untuk
bertanya
5 menit
dari CAI
gambar yang disajikan Mengumpul-
Guru
meminta
siswa Siswa memulai
kan Data
membuka materi tentang membuka materi
(Eksperimen/
fungsi, struktur, bentuk, pada media CAI
Eksplorasi)
osifikasi,
penyusun secara mandiri
rangka tubuh dan sendi tulang pada media CAI di komputer masing-masing siswa.
40 menit
83
Mengasosiasi-
Guru
kan
mengerjakan yang
meminta
siswa Siswa mulai
soal-soal mengerjakan soal
teradapat
pada yang terdapat pada
media sebagai bagian dari media
10 menit
drills Mengkomuni-
Guru
meminta
kasikan
menyampaikan
siswa Siswa menjelaskan di secara depan kelas tentang
lisan hasil pembelajaran apa yang telah yang telah dilakukan dan didapat dari media mengevaluasi
5 menit
CAI
ketercapaian pemahaman diri tentang tulang pada sistem gerak manusia. Penutup
Refleksi
Guru
menanyakan Siswa
pendapat siswa tentang mengemukakan kesulitan yang dialami kesulitan yang oleh
siswa
mengenai dihadapu selama
materi yang dipelajari.
Kesimpulan
pembelajaran
Guru membimbing siswa Siswa membuat membuat kesimpulan.
kesimpulan dengan bimbingan guru
Feedback
Guru
mencatat Siswa mendapat
kekurangan-kekurangan
jawaban dari
sesuai dengan pendapat kekurangan dalam siswa.
pembelajaran
15 menit
84
H. Penilaian 1. Jenis / Teknik Penilaian • Tes hasil belajar tertulis 2. Bentuk Instrumen Tes Pilihan Ganda (25 Soal) 3. Contoh Instrumen penilaian Soal Terlampir 1. Fungsi rangka tubuh sebagai berikut, kecuali …. a. tempat melekatnya otot-otot b. tempat pembentukan sel-sel darah c. penyokong dan penopang tubuh d. tempat penimbunan mineral e. alat gerak aktif 2. Skeleton aksial terdiri atas …. a. tulang belakang dan tulang bahu b. telapak kaki, telapak tangan, dan pinggul c. tulang lengan, tulang kaki, dan bahu d. tulang bahu, tulang pinggul, dan tulang belakang e. tengkorak, tulang belakang, dan iga 3. Hubungan antartulang yang dihubungkan dengan sel serabut jaringan ikat yang mengalami penulangan disebut …. a. Kifosis b. Sinfibrosis c. Scoliosis d. Sinkondrosis e. diarthosis Untuk menjawab pertanyaan nomor 4 hingga 8, perhatikan gambar berikut.
85
4. Bagian tulang yang berfungsi melindungi organ dalam ditunjukkan pada gambar oleh nomor …. a. 1 dan 2 b. 5 dan 6 c. 4 dan 8 d. 1 dan 7 e. 3 dan 8 5. Hubungan antartulang pada gambar, antara tulang nomor 5 dan 6 merupakan hubungan …. a. sendi engsel b. sendi peluru c. sendi putar d. sendi pelana e. sendi luncur
Jakarta, Oktober 2014
86
Guru Mata Pelajaran Biologi
Peneliti
Elis Mayani S.Pd
Bayu Purnomo
Mengetahui, Kepala SMA Negeri 4 Depok
Dra. Hj. R. Laksmi Gantini, M.Si NIP. 195611281982032004
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMAN 4 DEPOK
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XI / Ganjil
Pertemuan Ke-
:2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti 1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetesi Dasar 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup.
88
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium 3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Indikator : 3.5.7
Mengaitkan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem gerak pada manusia.
3.5.8
Menjelaskan sifat dan mekanisme kerja otot pada manusia.
3.5.9
Menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan seharihari.
C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan struktur otot rangka manusia melalui gambar yang terdapat pada media CAI 2. Siswa mampu mengaitkan struktur dengan fungsi otot melalui penjelasan yang terdapat dalam media CAI 3. Siswa mampu menjelaskan sifat dan mekanisme kerja otot melalui video yang terdapat dalam media CAI 4. Siswa mampu menganalisis jenis gerakan yang berfugsi dalam kegiatan sehari-hari melalui animasi yang terdapat dalam media CAI
D. Materi Pembelajaran 1. Struktur otot rangka
89
2. Mekanisme Kerja Otot
3. Gerakan Otot
90
E. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan
: Saintifik
2. Model
: Direct Instruction
3. Metode
: CAI Individu, penugasan, dan tanya jawab.
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 1.
Media : Komputer/Laptop
2.
Alat bantu: White board, spidol, penghapus
3.
Sumber Belajar : 1) Buku Erlangga, “Biologi untuk SMA/MA kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013”. 2) Buku Erlangga, “Mengasah Kemampuan Diri, Biologi Jilid 2 untuk SMA kelas XI”.
G. Langkah Pembelajaran Tahapan Pendahuluan
Aktivitas Guru Motivasi
Aktivitas Siswa
Waktu
Guru mengulang kembali Siswa mendengarkan materi
pertemuan penjelasan guru
sebelumnya secara garis besar.
Apersepsi
Memberikan kepada
apersepsi Siswa menjawab
siswa
memberikan
dengan pertanyaan awal guru sebuah dengan penjelasan
pertanyaan “Bagaimana singkat otot kita menggerakkan tulang
dan
strukturnya?”
bagaiaman
15 menit
91
Guru
menyampaikan Siswa mendengarkan
tujuan
pembelajaran penyampaian guru
kepada siswa. Kegiatan Inti
Mengamati
Guru
meminta
siswa Siswa memulai
untuk mulai berinteraksi menggunakan media dengan
media
yang CAI.
5 menit
terdapat pada komputer masing-masing Menanya
Guru
memberikan Siswa bertanya
kesempatan pada siswa melalui media CAI untuk bertanya melalui media CAI dari gambar yang disajikan. Mengumpul-
Guru
meminta
kan Data
meluhat
(Eksperimen/
membuka materi tentang pada media CAI
Eksplorasi)
struktur serta mekanisme secara mandiri
video
siswa Siswa memulai dan membuka materi 40 menit
kerja otot pada media CAI di komputer masingmasing. Mengasosiasi-
Guru
kan
mengerjakan soal pada mengerjakan soal media
meminta
CAI
bagian dari drills
Mengkomuni-
Guru
meminta
kasikan
menyampaikan
siswa Siswa mulai
sebagai yang terdapat pada media.
siswa Siswa menjelaskan di secara depan kelas tentang
lisan hasil pembelajaran apa yang telah
10 menit
92
yang telah dilakukan dan didapat dari media mengevaluasi
5 menit
CAI
ketercapaian pemahaman diri tentang penyusunn rangka dan sendi pada sistem gerak manusia. Refleksi
Penutup
Guru
menanyakan Siswa
pendapat siswa tentang mengemukakan kesulitan yang dialami kesulitan yang oleh
siswa
mengenai dihadapi selama
materi yang dipelajari.
Kesimpulan
pembelajaran
Guru membimbing siswa Siswa membuat membuat kesimpulan.
kesimpulan dengan bimbingan guru
Feedback
Guru
mencatat Siswa mendapat
kekurangan-kekurangan
jawaban dari
sesuai dengan pendapat kekurangan dalam siswa.
H. Penilaian 1. Jenis / Teknik Penilaian
• Tes hasil belajar tertulis 2. Bentuk Instrumen
Tes Pilihan Ganda (25 Soal)
3. Contoh Instrumen penilaian Soal Terlampir
pembelajaran
15 menit
93
1. Dalam sel-sel otot, di samping ATP terdapat molekul khas yang dapat memanfaatkan energi yang dibebaskan oleh ATP untuk kontraksi otot, yaitu …. a. asetil kolin b. adenosin trifosfat c. aktomiosin d. adenosin difosfat e. asam nukleat 2. Gangguan pada persendian karena adanya timbunan asam urat disebut …. a. fraktura b. artritis eksudatif c. artritis sikka d. artritis gout e. osteoarthritis 3. Keterangan berikut menunjukkan hal-hal yang terjadi pada mekanisme kontraksi otot. K : asetilkolin N : aktomiosin L : rangsang O : energi dari ATP M : aktin + miosin Urutan mekanisme yang benar adalah …. a. O→L→K→N→M b. K→L→M→O→N c. L→ M→ K→O→ N d. M→O→ N→K→ L e. L→ K→M→O→ N 4. Mekanisme yang terjadi dalam kontraksi otot adalah …. a. memanjangnya ukuran otot akibat geseran molekul aktin dan miosin yang memerlukan energi dari pemecahan ATP b. memanjangnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan energi dari metabolisme aerobik glukosa c. mengendurnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan ion kalsium dan fosfat anorganik d. bergesernya filamen-filamen yang lebih tebal ke filamen yang lebih tipis dan diperlukan energi dari pemecahan asam piruvat e. memendeknya ukuran otot akibat zona Z menjadi lebih panjang dan zona H menjadi lebih pendek yang prosesnya memerlukan energi dari pemecahan ATP 5. Penyebab kelelahan pada otot adalah penumpukan …. a. Glukosa b. Asam lemak c. Protein d. Asam laktat e. Asam lemak tak jenuh ganda 6. Otot yang melekat pada tulang sebagai tumpuan ketika otot berkontraksi disebut …. a. Origo
94
b. c. d. e.
Insersio Tendon Urat Tetanus Jakarta,
Oktober 2014
Guru Mata Pelajaran Biologi
Peneliti
Elis Mayani S.Pd
Bayu Purnomo
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMAN 4 DEPOK
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XI / Ganjil
Pertemuan Ke-
:3
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti 1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetesi Dasar 1.2 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup.
96
2.2 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium 3.6 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Indikator : 3.5.10 Menganalisis berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia. 3.5.11 Mengubah sikap untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam mengamati bioproses pada sistem gerak
4.5 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia melalui berbagai bentuk media presentasi. Indikator : 4.5.1
Mendemonstrasikan kelainan pada struktur dan fungsi gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak.
C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menganalisis berbagai penyakit atau gangguan yangterjadi pada system gerak melalui materi dan gambar yang tedapat pada media CAI
97
2. Siswa mampu mengubah sikap untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam mengamati bioproses pada system gerak melalui keseluruhan materi dan soal-soal latihan yang telah disajikan oleh media CAI
D. Materi Pembelajaran Kelainan pada sistem gerak: 1. Gangguan pada Tulang 2. Gangguan pada Sendi 3. Gangguan pada Otot
E. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan
: Saintifik
2. Model
: Direct Instruction
3. Metode
: CAI Individu, penugasan, dan tanya jawab
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Komputer/Laptop 2.
Alat bantu: White board, spidol, penghapus
3.
Sumber Belajar : 3) Buku Erlangga, “Biologi untuk SMA/MA kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013”. 4) Buku Erlangga, “Mengasah Kemampuan Diri, Biologi Jilid 2 untuk SMA kelas XI”.
98
G. Langkah Pembelajaran Tahapan Pendahuluan
Aktivitas Guru Motivasi
Aktivitas Siswa
Waktu
Guru mengulang kembali Siswa mendengarkan materi
pertemuan penjelasan guru
sebelumnya secara garis besar.
Apersepsi
Memberikan kepada
apersepsi Siswa menjawab
siswa
memberikan pertanyaan kelainan
dengan pertanyaan awal guru sebuah dengan penjelasan
“Apa yang
saja singkat
15 menit
dapat
terjadi pada sistem gerak manusia?”
Guru
menyampaikan Siswa mendengarkan
tujuan
pembelajaran penyampaian guru
kepada siswa. Kegiatan Inti
Mengamati
Guru
meminta
siswa Siswa memulai
untuk mulai berinteraksi menggunakan media dengan
media
yang CAI.
terdapat pada komputer masing-masing Menanya
Guru
5 menit
memberikan Siswa bertanya
kesempatan pada siswa melalui media CAI untuk bertanya melalui media CAI dari gambar yang disajikan. Mengumpul-
Guru
meminta
siswa Siswa memulai
kan Data
membuka materi tentang membuka materi
40 menit
99
(Eksperimen/
kelainan
sistem
gerak pada media CAI
Eksplorasi)
yang terdapat pada media secara mandiri CAI di komputer masingmasing.
Mengasosiasikan
Guru
meminta Siswa mengerjakan
mengerjakan latihan
latihan- latihan soal sebagai
soal-soal
dari akhir dari kesluruhan
10 menit
materi secara keseluruhan pembelajaran pada pada konsep sistem gerak konsep sistem gerak dengan feedback yang yang terdapat dalam telah tersedia pada media media CAI CAI
Mengkomuni-
Guru
meminta
kasikan
menyampaikan
siswa Siswa menjelaskan di secara depan kelas tentang
lisan hasil pembelajaran apa yang telah
5 menit
yang telah dilakukan dan didapat dari media mengevaluasi
CAI
ketercapaian pemahaman diri tentang penyusunn rangka dan sendi pada sistem gerak manusia. Penutup
Refleksi
Guru
menanyakan Siswa
pendapat siswa tentang mengemukakan kesulitan yang dialami kesulitan yang oleh
siswa
mengenai dihadapi selama
materi yang dipelajari.
pembelajaran
15 menit
100
Kesimpulan
Guru membimbing siswa Siswa membuat membuat kesimpulan.
kesimpulan dengan bimbingan guru
Feedback
Guru
mencatat Siswa mendapat
kekurangan-kekurangan
jawaban dari
sesuai dengan pendapat kekurangan dalam siswa.
pembelajaran
H. Penilaian 1. Jenis / Teknik Penilaian
• Tes hasil belajar tertulis 2. Bentuk Instrumen
Tes Pilihan Ganda (25 Soal)
3. Contoh Instrumen penilaian Soal Terlampir 1. Bagian persendian yang terkilir akan membengkok, karena …. b. produksi cairan sinovial berkurang c. produksi asetilkolin menurun d. selaput sendi robek sebagai akibat bergesernya tulang persendian e. produksi cairan sinovial meningkat f. terjadi penimbunan osteoblas pada daerah yang terkilir 2. Kelainan bentuk tulang yang menyebabkan bentuk tulang belakang membengkok ke samping disebut …. a. Rakhitis b. Lordosis c. Skoliosis d. Artritis e. Kifosis
101
Jakarta,
Oktober 2014
Guru Mata Pelajaran Biologi
Peneliti
Elis Mayani S.Pd
Bayu Purnomo
102
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Sekolah
: SMAN 4 DEPOK
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XI / Ganjil
Pertemuan Ke-
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti 1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
103
B. Kompetesi Dasar 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium 3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Indikator : 3.5.1
Menjelaskan fungsi rangka manusia.
3.5.2
Menganalisis struktur, bentuk, dan fungsi tulang dalam sistem gerak.
3.5.3
Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi).
3.5.4
Menggambarkan macam-macam tulang penyusun rangka manusia.
3.5.5
Menjelaskan struktur dan fungsi persendian pada sistem gerak manusia.
3.5.6
Membedakan macam-macam sendi pada sistem gerak manusia
C. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa mampu menjelaskan fungsi rangka manusia
2.
Siswa mampu menganalisis struktur tulang manusia melalui animasi yang ditampilkan
104
3.
Siswa mampu menjelaskan bentuk dan fungsi tulang manusia melalui gambar yang ditampilkan
4.
Siswa dapat mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi) dari video yang disajikan.
5.
Siswa mampu mengklasifikasikan macam-macam tulang penyusun rangka manusia melalui gambar yang ditampilkan pada media
6.
Siswa mampu menyusun macam-macam tulang penyusun rangka manusia melalui gambar yang ditampilkan pada media
7.
Siswa mampu menjelaskan struktur dan fungsi persendian melalui animasi yang ditampilkan pada media
8.
Siswa mampu menggambarkan macam-macam persendian pada sistem gerak manusia melalui gambar yang ditampilkan pada media
D. Materi Pembelajaran 1. Fungsi sistem gerak Pergerakan pada hewan dan manusia merupakan perpaduan antara sistem rangka dan sistem otot. Rangka yang merupakan serangkaian tulang-tulang yang saling berhubungan melalui persendian dapat bergerak, karena digerakkan oleh otot yang melekat pada tulang. Oleh karena itu, rangka disebut sebagai alat gerak pasif. Sedangkan, otot yang menggerakkan rangka disebut alat gerak aktif 2. Struktur tulang
105
3. Bentuk tulang a. b. c. d. e.
Tulang Pipa Tulang pendek Tulang Pipih Tulang Tak Beraturan Tulang Sesamoid
4. Osifikasi -
Osifikasi primer
-
Osifikasi endokondrium
Penyusun Rangka 1. Tengkorak a. Sutura -
Sutura Serrata: bagian tepi dari masing-masing tulang bergerigi seperti gergaji yang beerimpitan
-
Sutura skuamosa: bagian tepi dari masing-masing tulang menipis dan saling menutupi
-
Sutura harmoniana: bagian tepi dari masing-masing tulang berbentuk lurus
b. Frontal: Tulang Dahi c. Parietal: Tulang Ubun-ubun d. Oksipital: Tulang Kepala Belakang e. Temporal: Tulang Samping f.
Sfenoid: Tulang Baji
g. Ethmoid: Tulang Tapis h. Maksila: Tulang Rahang Atas i.
Palatum: Tulang Langit-Langit
j.
Zigomatik: Tulang Pipi
k. Lakrimal: Tulang Mata l.
Nasal: Tulang Hidung
m. Mandibula
2. Tulang Belakang a. Serviks: Tulang Leher b. Toraks: Tulang Punggung
106
c. Lumbar: Tulang Pinggang d. Sakral: Tulang Kelangkang e. Koksigis: Tulang ekor
3.
Tulang Dada a. Manubrium Sterni: Kepala Tulang Dada. Membentuk persendian dengan tulang selangka, klavikula, dan tulang rusuk pertama b. Korpus Sterni: Badan tulang dada. Membentuk persendian dengan Sembilan tulang rusuk berikutnya. c. Prosesus Xifoid: Tulang Taju Pedang
4. Tulang Rusuk a. Costa verae: Rusuk Sejati. Depan: Melekat pada tulang dada. Belakang: Melekat pada ruas tulang belakang b. Costa Spuriae: Rusuk Palsu. Depan: Melekat pada tulang rusuk di atasnya.. belakang: melekat pada tulang belakang c. Costa Fuitantes: Rusuk melayang. Depan: tidak melekat pada tulag manapun. Belakang: Melekat pada tulang belakang
5. Tulang Ekstremitas Atas a. Humerus: Tulang pangkal lengan. Panjang, berbentuk tongkat b. Radius: Tulang pengumpil. Panjang, lateral, sejajar dengan ibu jari c. Ulna: Tulang hasta. Panjang, sejajar dengan kelingking d. Karpal: Pergelangan tangan. Tersusun atas berbagai bentuk tulang pendek e. Metakarpal: Tulang telapak tangan. Terdiri atas tulang pipa. Berhubungan dengan tulang pergelangan tangan f.
Falangus: Tulang jari tangan.
6. Tulang Pektoral a. Skapula: Tulang Belikat. Berfungsi sebagai tempat melekatnya sebagian otot dinding dada pada lengan. b. Klavikula: Tulang Selangka. Berfungsi sebagai tempat melekatnya otot leher, toraks, punggung, dan lengan.
107
7.
Ekstremitas Bawah a. Femur: Tulang Paha. Pangkal tulang dekat panggul membentuk kepala sendi b. Tibia: Tulang Kering c. Fibula: Tulang Betis d. Patela: Tulang Tempurung Lutut e. Tarsal: Tulang Pergelangan Kaki f.
Metatarsal: Tulang Telapak Kaki
g. Falangus: Tulang Jari Kaki
8. Tulang Pelvis a. Ilium: Tulang usus. b. Pubis: Tulang kemaluan c. Ischium: Tulang duduk
Persendian (Artikulasi) Merupakan hubungan antara dua buah tulang atau lebih. Adanya persendian menyebabkan siku dan lutut dapat menekut serta kepala dapat berputar. Macam-macam persendian yang terdapat pada manusia antara lain: 1. Diartrosis Merupakan persendian yang memungkinkan gerakan yang sangat leluasa. Persendian diartrosis terdiri atas : a. Sendi engsel yang terdapat pada siku dan lutut. b. Sendi luncur yang menghasilkan gerakan menggeser yang kaku dan tidak berporos, contohnya sendi antara tulang pergelangan tangan dan tulang telapak tangan. c. Sendi putar, terdapat pada hubungan antara tulang atlas dan tulang aksis. d. Sendi pelana, contohnya pada ujung tulang telapak tangan merupakan pelana bagi ujung tulang jari tangan. e. Sendi peluru, menghubungkan tulang lengan atas dengan tulang belikat serta tulang paha dengan tulang panggul.
108
2. Amfiatrosis Merupakan hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Persendian amfiatrosis ada dua macam yaitu simfisis dan sindesmosis. 3. Sinartrosis Merupakan hubungan antartulang yang dihubungkan oleh jarigan ikat yang mengalami osifikasi sehingga tidak memungkinkan adanya gerakan. 5. Persendian sinatrosis ada dua macam yaitu sinkondrosis da sinfibrosis.
E. Metode Pembelajaran 1.
Pendekatan : Saintifik
2.
Model
: Direct Instruction
3.
Metode
: Interaktif individu, penugasan, dan tanya jawab.
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 1.
Media : Komputer/Laptop
2.
Alat bantu: White board, spidol, penghapus
3.
Sumber Belajar : 1) Buku Erlangga, “Biologi untuk SMA/MA kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013”. 2) Buku Erlangga, “Mengasah Kemampuan Diri, Biologi Jilid 2 untuk SMA kelas XI”.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
Waktu
109
Pendahuluan
Motivasi
Guru mengulang kembali Siswa mendengarkan materi sistem gerak yang penjelasan guru sudah dipelajari ketika SMP secara umum.
Apersepsi
Memberikan kepada
apersepsi Siswa menjawab
siswa
memberikan
dengan pertanyaan awal guru sebuah dengan penjelasan
pertanyaan “Bagaimana singkat cara kita bisa bergerak?”
15
“Apa saja tulang yang
menit
menyusun tubuh kita? Siswa mendengarkan Bagaimana
tubuh kita penyampaian guru
bisa bergerak secara tidak kaku?”
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
kepada siswa. Kegiatan Inti
Mengamati
Guru
memberikan
gambar,
4 Siswa memerhatikan
yaitu: gambar yang
Perbandingan
amoeba disajikan
dengan manusia, orang berjalan, perkembangan manusia,
Guru
memberikan 6 gambar, yaitu:
Perbandingan
amoeba dengan manusia, Siswa mendengarkan orang
berjalan, penjelasan awal guru
perkembangan manusia, gambar
tengkorak
60 menit
110
manusia
dan
gambar
orang mengangkat beban Siswa memulai Guru
memberikan menggunakan media
penjelasan
gambaran interaktif dengan
umum mengapa harus memerhatikan belajar mengenai system bimbingan guru gerak
Guru membimbing siswa menggunakan
media
interaktif pada komputer masing-masing siswa. Menanya
Guru
memberikan Siswa membuat
kesempatan pada siswa pertanyaan untuk
bertanya
dari
gambar yang disajikan Mengumpul-
Guru
meminta
kan Data
membuka materi tentang membuka materi
(Eksperimen/
fungsi, struktur, bentuk, pada media interaktif
Eksplorasi)
dan osifikasi tulang pada secara mandiri media
siswa Siswa memulai
interaktif
di
komputer masing-masing siswa. Mengasosiasi-
Guru
meminta
siswa Siswa mulai
kan
membandingkan macam- membandingkan macam
bentuk
tulang bentuk tulang
pada
sistem
gerak berdasarkan
manusia, menjelaskan
dan penjelasan yang proses terdapat pada media.
111
osifikasi
menggunakan
skema. Guru
Siswa membuat meminta
siswa skema di depan kelas
membuat bagian-bagian dri video yang dilihat rangka penyusun tubuh tentang osifikasi manusia melalui bagan, Siswa mulai dan
mendeskripsikan membuat bagan yang
macam-macam
berisi bagian-bagian
persendian yang ada pada penyusun rangka tubuh siswa.
tubuh manusia dan deskripsi macammacam sendi.
Mengkomuni-
Guru
meminta
kasikan
menyampaikan
siswa Siswa menjelaskan di secara depan kelas tentang
lisan hasil pembelajaran apa yang telah yang telah dilakukan dan didapat dari media mengevaluasi
interaktif
ketercapaian pemahaman diri tentang tulang pada sistem gerak manusia. Penutup
Refleksi
Guru
menanyakan Siswa
pendapat siswa tentang mengemukakan kesulitan yang dialami kesulitan yang oleh
siswa
mengenai dihadapi selama
materi yang dipelajari.
Kesimpulan
pembelajaran
Guru membimbing siswa Siswa membuat membuat kesimpulan.
kesimpulan dengan bimbingan guru
15 menit
112
Feedback
Guru
mencatat Siswa mendapat
kekurangan-kekurangan
jawaban dari
sesuai dengan pendapat kekurangan dalam siswa.
pembelajaran
H. Penilaian 1. Jenis / Teknik Penilaian • Tes hasil belajar tertulis 2. Bentuk Instrumen Tes Pilihan Ganda (25 Soal) 3. Contoh Instrumen penilaian Soal Terlampir 1. Fungsi rangka tubuh sebagai berikut, kecuali …. a. tempat melekatnya otot-otot b. tempat pembentukan sel-sel darah c. penyokong dan penopang tubuh d. tempat penimbunan mineral e. alat gerak aktif 2. Skeleton aksial terdiri atas …. a. tulang belakang dan tulang bahu b. telapak kaki, telapak tangan, dan pinggul c. tulang lengan, tulang kaki, dan bahu d. tulang bahu, tulang pinggul, dan tulang belakang e. tengkorak, tulang belakang, dan iga 3. Hubungan antartulang yang dihubungkan dengan sel serabut jaringan ikat yang mengalami penulangan disebut …. a. Kifosis b. Sinfibrosis c. Scoliosis d. Sinkondrosis e. diarthosis Untuk menjawab pertanyaan nomor 4 hingga 8, perhatikan gambar berikut.
113
4. Bagian tulang yang berfungsi melindungi organ dalam ditunjukkan pada gambar oleh nomor …. a. 1 dan 2 b. 5 dan 6 c. 4 dan 8 d. 1 dan 7 e. 3 dan 8 5. Hubungan antartulang pada gambar, antara tulang nomor 5 dan 6 merupakan hubungan …. a. sendi engsel b. sendi peluru c. sendi putar d. sendi pelana e. sendi luncur
114
Jakarta, Oktober 2014 Guru Mata Pelajaran Biologi
Peneliti
Elis Mayani S.Pd
Bayu Purnomo Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 4 Depok
Dra. Hj. R. Laksmi Gantini, M.Si NIP. 195611281982032004
115
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL
Sekolah
: SMAN 4 DEPOK
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XI / Ganjil
Pertemuan Ke-
:2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti 1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetesi Dasar 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup.
116
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium 3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Indikator : 3.5.7
Mengaitkan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem gerak pada manusia.
3.5.8
Menjelaskan sifat dan mekanisme kerja otot pada manusia.
3.5.9
Menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan seharihari.
C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menjelaskan struktur otot rangka manusia melalui gambar yang dterdapat pada media 2. Siswa mampu mengaitkan struktur dengan fungsi otot melalui penjelasan yang terdapat dalam media 3. Siswa mampu menjelaskan sifat dan mekanisme kerja otot melalui video yang terdapat dalam media 4. Siswa mampu menganalisis jenis gerakan yang berfugsi dalam kegiatan sehari-hari melalui animasi yang terdapat dalam media
117
D. Materi Pembelajaran 1. Struktur otot rangka
2. Mekanisme Kerja Otot
118
3. Gerakan Otot
E. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan
: Saintifik
2. Model
: Direct Instruction
3. Metode
: Interaktif individu, penugasan, dan tanya jawab.
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 1.
Media : Komputer/Laptop
2.
Alat bantu: White board, spidol, penghapus
3.
Sumber Belajar : 1) Buku Erlangga, “Biologi untuk SMA/MA kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013”. 2) Buku Erlangga, “Mengasah Kemampuan Diri, Biologi Jilid 2 untuk SMA kelas XI”.
119
G. Langkah Pembelajaran Tahapan Pendahuluan
Aktivitas Guru Motivasi
Aktivitas Siswa
Waktu
Guru mengulang kembali Siswa mendengarkan materi
pertemuan penjelasan guru
sebelumnya secara garis besar.
Apersepsi
Memberikan kepada
apersepsi Siswa menjawab
siswa
memberikan
dengan pertanyaan awal guru sebuah dengan penjelasan
pertanyaan “Bagaimana singkat otot kita menggerakkan tulang
dan
bagaiaman
strukturnya?”
Guru tujuan
menyampaikan pembelajaran Siswa mendengarkan
kepada siswa. Kegiatan Inti
Mengamati
Guru
penyampaian guru
memberikan Siswa memerhatikan
gambar dua orang yang penjelasan yang guru sedang melakukan adu panco
Guru membimbing siswa Siswa memulai untuk
melanjutkan menggunakan media
pembelajaran menggunakan
interaktif dengan media memerhatikan
interaktif pada komputer bimbingan guru masing-masing.
15 menit
120
Menanya
Guru
memberikan Siswa membuat
kesempatan pada siswa pertanyaan
60 menit
untuk bertanya melalui media
interaktif
dari
gambar yang disajikan. Mengumpul-
Guru
meminta
siswa Siswa memulai
kan Data
meluhat
(Eksperimen/
membuka materi tentang pada media interaktif
Eksplorasi)
struktur serta mekanisme secara mandiri
video
dan membuka materi
kerja otot pada media interaktif
di
komputer
masing-masing. Mengasosiasi-
Guru
meminta
kan
membuat skema tentang membuat skemaa dan mekanisme
kerja
siswa Siswa mulai
otot deskripsi struktur
rangka penyusun tubuh, otot rangka pada dan
mendeskripsikan manusia.
struktur otot rangka pada manusia.. Mengkomuni-
Guru
meminta
kasikan
menyampaikan
siswa Siswa menjelaskan di secara depan kelas tentang
lisan hasil pembelajaran apa yang telah yang telah dilakukan dan didapat dari media mengevaluasi
interaktif
ketercapaian pemahaman diri tentang penyusunn rangka dan sendi pada sistem gerak manusia. Penutup
Refleksi
Guru
menanyakan Siswa
pendapat siswa tentang mengemukakan
15 menit
121
kesulitan yang dialami kesulitan yang oleh
siswa
mengenai dihadapi selama
materi yang dipelajari.
Kesimpulan
pembelajaran
Guru membimbing siswa Siswa membuat membuat kesimpulan.
kesimpulan dengan bimbingan guru
Feedback
Guru
mencatat Siswa mendapat
kekurangan-kekurangan
jawaban dari
sesuai dengan pendapat kekurangan dalam siswa.
pembelajaran
H. Penilaian 1. Jenis / Teknik Penilaian
• Tes hasil belajar tertulis 2. Bentuk Instrumen
Tes Pilihan Ganda (25 Soal)
3. Contoh Instrumen penilaian Soal Terlampir 1. Dalam sel-sel otot, di samping ATP terdapat molekul khas yang dapat memanfaatkan energi yang dibebaskan oleh ATP untuk kontraksi otot, yaitu …. a. asetil kolin b. adenosin trifosfat c. aktomiosin d. adenosin difosfat e. asam nukleat 2. Gangguan pada persendian karena adanya timbunan asam urat disebut …. a. fraktura b. artritis eksudatif c. artritis sikka d. artritis gout
122
e. osteoarthritis 3. Keterangan berikut menunjukkan hal-hal yang terjadi pada mekanisme kontraksi otot. K : asetilkolin N : aktomiosin L : rangsang O : energi dari ATP M : aktin + miosin Urutan mekanisme yang benar adalah …. a. O→L→K→N→M b. K→L→M→O→N c. L→ M→ K→O→ N d. M→O→ N→K→ L e. L→ K→M→O→ N 4. Mekanisme yang terjadi dalam kontraksi otot adalah …. a. memanjangnya ukuran otot akibat geseran molekul aktin dan miosin yang memerlukan energi dari pemecahan ATP b. memanjangnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan energi dari metabolisme aerobik glukosa c. mengendurnya ukuran otot akibat geseran miofibril yang memerlukan ion kalsium dan fosfat anorganik d. bergesernya filamen-filamen yang lebih tebal ke filamen yang lebih tipis dan diperlukan energi dari pemecahan asam piruvat e. memendeknya ukuran otot akibat zona Z menjadi lebih panjang dan zona H menjadi lebih pendek yang prosesnya memerlukan energi dari pemecahan ATP 5. Penyebab kelelahan pada otot adalah penumpukan …. a. Glukosa b. Asam lemak c. Protein d. Asam laktat e. Asam lemak tak jenuh ganda 6. Otot yang melekat pada tulang sebagai tumpuan ketika otot berkontraksi disebut …. a. Origo b. Insersio c. Tendon d. Urat e. Tetanus
123
Jakarta, Mengetahui, Kepala SMA Negeri 4 Depok
Dra. Hj. R. Laksmi Gantini, M.Si NIP. 195611281982032004
Oktober 2014
124
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SMAN 4 DEPOK
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XI / Ganjil
Pertemuan Ke-
:3
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetesi Dasar 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup.
125
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium 3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Indikator : 3.5.10 Menganalisis berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia. 3.5.11 Mengubah sikap untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam mengamati bioproses pada sistem gerak
4.5 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia melalui berbagai bentuk media presentasi. Indikator : 4.5.1
Mendemonstrasikan kelainan pada struktur dan fungsi gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak.
C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu menganalisis berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak melalui materi dan gambar yang tedapat pada media interaktif
126
2. Siswa mampu mengubah sikap untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam mengamati bioproses pada system gerak melalui keseluruhan materi dan soal-soal latihan yang telah disajikan oleh media interaktif
D. Materi Pembelajaran Kelainan pada sistem gerak: 1. Gangguan pada Tulang 2. Gangguan pada Sendi 3. Gangguan pada Otot
E. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan
: Saintifik
2. Model
: Direct Instruction
3. Metode
: Interaktif individu, penugasan, dan tanya jawab
F. Media, Alat, Bahan dan Sumber Pembelajaran 4.
Media : Komputer/Laptop
5.
Alat bantu: White board, spidol, penghapus
6.
Sumber Belajar : 3) Buku Erlangga, “Biologi untuk SMA/MA kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013”. 4) Buku Erlangga, “Mengasah Kemampuan Diri, Biologi Jilid 2 untuk SMA kelas XI”.
127
G. Langkah Pembelajaran Tahapan Pendahuluan
Aktivitas Guru Motivasi
Aktivitas Siswa
Waktu
Guru mengulang kembali Siswa mendengarkan materi
pertemuan penjelasan guru
sebelumnya secara garis besar.
Apersepsi
Memberikan kepada
apersepsi Siswa menjawab
siswa
memberikan
sebuah dengan penjelasan
pertanyaan kelainan
dengan pertanyaan awal guru
“Apa yang
saja singkat dapat
terjadi pada sistem gerak manusia?”
Guru
menyampaikan Siswa mendengarkan
tujuan
pembelajaran penyampaian guru
kepada siswa. Kegiatan Inti
Mengamati
Guru gambar
memberikan Siswa memerhatikan orang
yang gambar yang
mengalami kelainan pada diberikan oleh guru sistem gerak.
Guru membimbing siswa Siswa memulai untuk
melanjutkan menggunakan media
pembelajaran menggunakan
interaktif dengan media memerhatikan
interaktif pada komputer bimbingan guru masing-masing.
15 menit
128
Menanya
Guru
memberikan Siswa bertanya
kesempatan pada siswa melalui media
60 menit
untuk bertanya melalui interaktif media
interaktif
dari
gambar yang disajikan. Mengumpul-
Guru
meminta
kan Data
membuka materi tentang membuka materi
(Eksperimen/
kelainan
Eksplorasi)
yang terdapat pada media secara mandiri interaktif
sistem
di
siswa Siswa memulai
gerak pada media interaktif
komputer
masing-masing. Mengasosiasi-
Guru
meminta
siswa Siswa mulai
kan
mendeskripsikan tentang membuat deskripsi kelainan tulang, sendi, tentang kelainan dan otot melalui tabel
tulang, sendi dan otot..
Mengkomuni-
Guru
meminta
kasikan
menyampaikan
siswa Siswa menjelaskan di secara depan kelas tentang
lisan hasil pembelajaran apa yang telah yang telah dilakukan dan didapat dari media mengevaluasi
interaktif
ketercapaian pemahaman diri tentang penyusunn rangka dan sendi pada sistem gerak manusia. Penutup
Refleksi
Guru
menanyakan Siswa
pendapat siswa tentang mengemukakan kesulitan yang dialami kesulitan yang
15 menit
129
oleh
siswa
mengenai dihadapi selama
materi yang dipelajari.
Kesimpulan
pembelajaran
Guru membimbing siswa Siswa membuat membuat kesimpulan.
kesimpulan dengan bimbingan guru
Feedback
Guru
mencatat Siswa mendapat
kekurangan-kekurangan
jawaban dari
sesuai dengan pendapat kekurangan dalam siswa.
pembelajaran
H. Penilaian 4. Jenis / Teknik Penilaian
• Tes hasil belajar tertulis 5. Bentuk Instrumen
Tes Pilihan Ganda (25 Soal)
6. Contoh Instrumen penilaian Soal Terlampir 7. Bagian persendian yang terkilir akan membengkok, karena …. a. produksi interaktifran sinovial berkurang b. produksi asetilkolin menurun c. selaput sendi robek sebagai akibat bergesernya tulang persendian d. produksi interaktifran sinovial meningkat e. terjadi penimbunan osteoblas pada daerah yang terkilir 8. Kelainan bentuk tulang yang menyebabkan bentuk tulang belakang membengkok ke samping disebut …. a. Rakhitis b. Lordosis c. Skoliosis d. Artritis e. Kifosis
130
Jakarta,
Oktober 2014
Guru Mata Pelajaran Biologi
Peneliti
Elis Mayani S.Pd
Bayu Purnomo Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 4 Depok
Dra. Hj. R. Laksmi Gantini, M.Si NIP. 195611281982032004
131
Lampiran 3
KISI KISI INSTRUMEN PENELITIAN Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran
: IPA-Biologi
Alokasi Waktu
: 60 menit
Kelas/Semester
: XI/Ganjil
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda (PG)
Jumlah Soal
: 47 Soal
Kompetensi Inti
:
1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
132
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar
:
3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. Indikator : 3.5.1
Menjelaskan fungsi rangka manusia.
3.5.2
Menganalisis struktur, bentuk, dan fungsi tulang dalam sistem gerak.
3.5.3
Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi).
3.5.4
Menggambarkan macam-macam tulang penyusun rangka manusia.
3.5.5
Menjelaskan struktur dan fungsi persendian pada sistem gerak manusia.
3.5.6
Membedakan macam-macam sendi pada sistem gerak manusia
3.5.7
Mengaitkan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem gerak pada manusia.
3.5.8
Menjelaskan sifat dan mekanisme kerja otot pada manusia.
3.5.9
Menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari.
3.5.10 Menganalisis berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia. 3.5.11 Mengubah sikap untuk menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam mengmati bioproses pada sistem gerak
133
4.5 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia melalui berbagai bentuk media presentasi. Indikator : 4.5.1
No 1.
Mendemonstrasikan kelainan pada struktur dan fungsi gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak
Indikator Soal Menjelaskan
tulang
sistem gerak manusia
Butir Soal penyusun Dari beberapa pernyataan berikut, manakah yang paling tepat berkaitan dengan tulang penyusun rangka pada tubuh manusia? a. Tulang penyusun rangka pada tubuh manusia adalah eksoskeleton b. Tulang penyusun rangka pada tubuh manusia adalah endoskeleton c. Tulang penyusun rangka berfungsi sebagai alat gerak aktif d. Tulang janin berjumlah lebih sedikit daripada orang dewasa e. Jumlah tulang laki-laki lebih sedikit daripada
Kunci
Aspek
Jawaban
Kognitif
B
C2
134
perempuan 2.
Menerapkan fungsi sistem gerak Pernyataan berikut merupakan fungsi sistem organ: pada tubuh manusia
B
C3
B
C2
1. Menyimpan vitamin B1 2. Menyimpan energi dalam bentuk lemak 3. Menyimpan garam mineral kalsium karbonat 4. Membentuk sel-sel darah merah 5. Menghasilkan sel-sel imunitas Pernyataan yang bukan merupakan fungsi sistem rangka, yaitu: …. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
3
Menjelaskan fungsi tulang pada Tulang berfungsi sebagai alat gerak pasif karena... sistem gerak manusia
a. Merupakan tempat penimbunan mineral b. Hanya dapat digerakkan oleh otot c. Dilindungi oleh daging
135
d. Tidak menghasilkan sel-sel darah merah e. Pertumbuhan panjang tulangnya terbatas 4
Menjelaskan jenis tulang aksial
Tulang yang termasuk tulang aksial adalah …
C
C2
D
C2
A
C2
a. Gelang panggul b. Gelang bahu c. Tulang telinga dalam d. Tangan e. Kaki
5
Menjelaskan
jenis
ekstremitas atas
tulang Tulang humerus dan radius adalah bagian dari … a. Kranium b. Fascia c. Aksial d. Apendikuler e. Sternum
6
Menjelaskan belakang
penyusun
tulang Penyusun tulang belakang yang benar adalah … a. 7 ruas serviks b. 11 ruas toraks
136
c. 4 ruas lumbar d. 2 ruas sakral e. 2 ruas koksigis 7
Menentukan keadaan tulang rusuk
Manakah pernyataan yang paling benar tentang tulang
E
C3
B
C3
E
C4
rusuk .. a. Tulang rusuk sejati berjumlah 3 pasang b. Tulang rusuk palsu berjumlah 7 pasang c. Tulang rusuk melayang berjumlah 4 pasang d. Tulang rusuk sejati tidak melekat pada tulang dada e. Jumlah total tulang rusuk 24 buah 8
Menentukan tulang dari bentuk Yang merupakan tulang pipih adalah … tulang
a. Tulang selangka, belikat, jari-jari b. Tulang belikat dan tengkorak c. Tulang selangka dan jari-jari d. Tulang jari-jari dan tengkorak e. Tulang pengumpil dan tengkorak
9
Menganalisis
perbedaan
tulang Perbedaan antara tlang kartilago dan tulang osteon dapat
137
rawan dan tulang keras
dibedakan dari beberapa hal berikut. Kecuali a. Kelenturannya b. Morfologi c. Struktur penyusunnya d. Matriks penyusunnya e. Letaknya
10
Menyimpulkan bagian tulang dari Seorang mahasiswa menemukan sepotong tulang paha di suatu peristiwa
B
C5
C
C5
Danau Depok. Setelah diamati beberapa saat maka ia menetukan bahwa tulang tersebut milik seseorang yang masih tumbuh. Pnentuan tersebut didasarkan atas pengamatan … a. Struktur epifisis b. Keadaan cakra epififis c. Keadaan tulang secara umum d. Struktur diafisis e. Matriks tulang
11
Merangkai
susunan
lapisan Tulang terdiri atas lapisan-lapisan yang jika disebutkan
138
penyusun tulang
dari arah luar ke dalam secara berurutan, yaitu … a. Sumsum tulang – endosteum - tulang spons tulang kompak - periosteum b. Sumsum tulang - tulang kompak – periosteum – tulang spons – endosteum c. Periosteum – tulang kompak – tulang spons – endosteum – sumsum tulang d. Tulang spons – sumsum tulang – endosteum – tulang kompak – periosteum
12
Menentukan tulang dari bentuk Tulang yang berbentuk pipa terdapat pada tulang tulang
B
C3
A
C3
a. Patela dan hasta b. Radius dan ulna c. Karpal dan metacarpal d. Tarsal dan tibia e. Tarsal dan metatarsal
13
Menentukan tulang dari bentuk Tulang yang berbentuk tidak beraturan, yaitu ... tulang
a. Ruas tulang belakang
139
b. Tempurung lutut c. Tulang pergelangan tangan d. Tulang tengkorak e. Rusuk (iga)
14
Menentukan jenis tulang rusuk
Rongga dada dibentuk oleh sejumlah tulang, antara lain
A
C3
A
C1
yang melekat pada ”tulang dada dan tulang punggung” adalah tulang .. a. Kosta vera b. Kosta spuria c. Kosta fluitantes d. Kosta vertebrae e. Kosta sternum
15
Menunjukkan bagian tulang dari Jaringan tulang spons ditunjukkan nomor … gambar yang disajikan
140
a. 2 b. 3 c. 4 d. 1 e. 5
16
Menyebutkan fungsi dari struktur Bagian tulang
tulang
pipa
memanjang adalah … a. Diafisis
yang
berkemampuan
tumbuh
D
C1
141
b. Epifisis c. Metafisis d. Cakram epifisis e. Periosteum
17
Menganalisis proses osifikasi
Manakah pernyataan yang paling benar tentang osifikasi?
D
C4
C
C4
a. Osifikasi endokondrium terjadi pada tulang pipih tengkorak b. Osifikasi intramembran terjadi pada tulang pipa c. Pada osifikasi intramembran terjadi penggantian tulang rawan menjadi tulang keras d. Osifikasi endokondrium menyebabkan tulang tumbuh semakin panjang e. Osifikasi
intrakartilago
diawali
dengan
diferensiasi sel-sel mesenkim
18
Menganalisis pada fraktur
proses
penulangan Orang dewasa mengalami cedera patah tulang, ia membutuhkan waktu selama 3 bulan dalam proses recovery, Kemudian ada anak bayi yang mengalami hal
142
yang sama, membutuhkan dua minggu dalam recovery. Mengapa terjadi perbedaan tersebut? a. Kalsium pada tulang dewasa lebih sedikit b. Kondroblas pada tulang dewasa sudah menjadi jaringan tulang kompak c. Proses osteogenesis pada bayi sangat aktif d. Kondroblas pada bayi masih banyak terdapat tulang e. Pada orang dewasa sel-sel pada tulang kompak sudah sangat rapat
19
Menganalisis pertumbuhan tulang
Anak-anak masih mengalami pertumbuhan pemanjangan tulang karena .. a. Cakra epifisisnya berupa tulang rawan b. Cakra epifisisnya berisi sumsum tulang c. Cakra epifisisnya mengandung osteoblast d. Tulangnya banyak mengandung zat kapur e. Ruang antarsel tulangnya mengandung kolagen
C
C4
143
20
Menentukan
jaringan
penyusun Perhatikan gambar persendian berikut:
bagian persendian
Bagian X berfungsi untuk mengikat bagian luar tulang sendi agar tidak lepas atau bergeser posisinya. Jaringan yang menyusun bagian tersebut adalah … a. Jaringan otot lurik b. Jaringan otot polos c. Jaringan ikat longgar d. Jaringan ikat padat e. Jaringan tulang rawan hialin
D
C3
144
21
Menganalisis sifat kerja otot
Semua proses berikut terjadi pada peristiwa kontraksi otot
B
C4
B
C3
rangka, kecuali … a. Pelepasan ion kalsium dari retikulum sarkoplasma b. Kepala aktin melekat pada myosin c. Potensial aksi merambat sepanjang tubulus T d. Diperlukan ATP e. Neurotransmitter berdifusi
di
daerah sinaps
neuromuscular
22
Mengurutkan proses osifikasi
Proses yang terjadi dalam osifikasi: 1. Sel perikondrium berkembang menjadi osteoblast 2. Pembuluh darah masuk ke perikondrium di tulang bagian diafisis 3. Osteoblast memproduksi tulang keras 4. Bagian tengah tulang keras mengalami pengikisan oleh osteoklas 5. Bagian tengah tulang keras terisi pembuluh darah dan osteoklas Tulang rawan tumbuh memanjang digantikan oleh
145
tulang spons 6. Tulang membentuk rongga sumsum Urutkan proses osifikasi yang benar adalah … a. 2 – 1 – 3 – 5 – 4 – 7 – 6 b. 2 – 4 – 1 – 3 – 5 – 7 – 6 c. 2 – 5 - 7 – 4 – 6 – 1 – 3 d. 5 – 2 – 6 – 1 – 7 – 4 – 3 e. 5 – 1 – 7 – 2 – 4 – 6 – 3
23
Menjelaskan macam sendi
Sendi yang dihubungkan oleh tulang rawan disebut …
E
C2
A
C4
a. Amfiartrosis b. Sutura c. Osifikasi d. Diartrosis e. Sinkondrosis
24
Mengaitkan struktur dan fungsi dari Struktur sendi yang mencegah terkilirnya pergelangan bagian sendi
kaki atau tangan adalah … a. Kapsul
146
b. Membran sinovial c. Ligament d. Tulang rawan hialin e. Cairan synovial
25
Menghubungkan
kejadian
mekanisme kerja otot
dari Dalam mekanisme kerja otot ada bagian-bagian yang
B
C5
B
C5
bekerja, yaitu filamen aktin, miosin troponin, dan tropomiosin. Jika troponin dihilangkan dari serabut otot, maka … a. Aktomiosin tidak dapat dipecah b. Konsentrasi kalsium di sitoplasma tidak memicu terjadinya kontraksi c. Perubahan kontraksi ion kalsium di sitoplasma tidak memicu terjadinya kontraksi d. Kontraksi tetap berjalan normal e. Pemecahan ATP tidak berlangsung dengan baik.
26
Menghubungkan kaitan antara sendi Rangka apendikuler manusia acalah rangka tangan dan dan tuang dari suatu peristiwa.
rangka kaki. Tangan dan kaki masing-masing mempunyai
147
jari-jari. Namun jari yang digunakan untuk memegang adalah jari tangan. Mengapa demikian? a. Sendi pada jari-jari pada tangan merupakan sendi engsel namun pada jari-jari kaki adalah sendi pelana b. Tipe tulang pipa pada jari-jari tangan lebih panjang daripada jari-jari kaki c. Tulang jari tangan mempunyai otot yang lebih mudah berkontraksi daripada otot jari-jari kaki d. Elastisitas sendii pada jari-jari tangan lebih tinggi daripada sendi jari-jari kaki e. Tipe tulang pendek pada jari-jari tangan lebih panjang daripada jari-jari kaki 27
Menjelaskan fungsi sendi
Tipe persendian yang terjadi antara tulang atlas dengan tulang tengkorak, yaitu … a. Engsel b. Pelana c. Peluru d. Putar
D
C2
148
e. Kondiloid
28
Menjelaskan fungsi sendi
Hubungan antartulang yang terdapat pada pangkal lengan
B
C2
A
C1
C
C2
adalah … a. Sendi putar b. Sendi peluru c. Sendi geser d. Sendi pelana e. Sendi engsel
29
Menyebutkan letak tulang rawan Tulang rawan hialin dapat ditemukan di … hialin
a. Hidung dan ujung tulang rusuk b. Ruas tulang belakang dan sendi lutut c. Daun telinga dan epiglottis d. Epiglottis dan ujung tulang rusuk e. Cakram sendi lutut dan hidung
30
Menjelaskan tentang sifat otot
Manakah pernyataan tentang sifat otot rangka yang paling benar … a. Kontraktilitas, yaitu mampu meregang melebihi
149
panjang otot semula b. Tonus, yaitu tidak memiliki ketegangan sedikitpun saat relaksasi c. Eksitabilitas, yaitu mampu mersepons dengan kuat apabila ada stimulasi impuls saraf d. Ekstensibilitas, yaitu dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi e. Elastisitas, yaitu mampu berkontraksi dan meregang
31
Menganalisis kaitan sendi, tulang, Seorang atlit angkat besi menggunakan kekuatan otot, dan otot
sendi, dan tulang dalam memenangkan dalam perlombaan. Akaitan antar tulang, sendi, dan otot bagi atlit tersebut yang paling tepat adalah … a. Atlit tersebut menggunakan sendi engsel pada lengan, otot lengan, dan otot bahu b. Atlit tersebut menggunakan sendi peluru dan kekuatan otot bahu serta kekuatan sendi engsel pada jari-jari tangan
B
C4
150
c. Atlit tersebut menggunakan otot bisep trisep, otot bahu, sendi engsel pada lengan dan kekuatan sendi engsel pada jari-jari tangan d. Atlit tersebut menggunakan kekuatan sendi pelana pada lengan, otot bisep trisep, dan otot bahu e. Atlit tersebut menggunakan kekuatan otot pronator quadratus dan pronator terse pada gelang bahu, sendi peluru, dan sendi pelana pada jari-jari tangan 32
Menganalisis struktur dan sifat Apabila sepotong tulang keras dimasukkan ke dalam tulang
A
C4
A
C4
setengah gelas larutan HCl selama satu malam, akan diperoleh tulang yang lunak karena... a. Kalsium dalam tulang larut dalam HCl b. HCl merupakan basa kuat c. Sumsum dalam tulang menghilang d. Tulang tersusun atas kondroblas yang larut dalam HCl e. Serabut kolagen tulang mereduksi
33
Menganalisis kerja otot pada suatu Ketika tangan ditekuk, yang terjadi adalah …
151
gerakan
a. Otot bisep berkontraksi, trisep relaksasi b. Otot bisep relaksasi, trisep kontraksi c. Otot bisep dan trisep kontraksi d. Otot bisep dan trisep relaksasi e. Otot bisep dan trisep kontraksi bergantian
34
Mengurutkan tahapan mekanisme Tahapan mekanisme kerja otot kerja otot
1. Impuls saraf tiba di neurotransmitter junction 2. Ion Ca2+ keluar dari reticulum sarkoplasma 3. Pembebasan asetilkolin 4. Daerah aktif tropomiosin yang tertutup troponin terbuka 5. Terjadi pemendekan otot 6. Ion Ca2+ terikat oleh troponin 7. Miosin dan aktin beriatan membentuk aktomiosin Tahapan mekanisme kontraksi otot secara berurutan yaitu … a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 b. 7 – 6 – 5 – 4 – 3 – 2 – 1
C
C3
152
c. 1 – 3 – 2 – 6 – 4 – 7 – 5 d. 1 – 4 – 7 – 5 – 3 – 2 – 6 e. 2 – 6 – 1 – 3 – 4 – 7 – 5
35
Menganalisis fungsi dari ciri- otot Seperti kita ketahui, otot lurik mempunyai inti sel yang lurik
A
C4
C
C5
jumlahnya lebih banyak daripada jenis otot yang lainnya. Berikut ini alasan yang tepat untuk menjelaskan fenomena tersebut adalah … a. Inti sel dibutuhkan dalam sintesis enzim penghidrolisis karbohidrat menjadi ATP b. Inti sel dibutuhkan untuk mensintesis enzim pensintesis karbohidrat menjadi ATP c. Inti sel dibutuhkan dalam penyusunan tulang rangka d. Inti sel menjadi pusat penggerak dalam kontraksi otot lurik e. Inti sel dibutuhkan dalam pengemulsi lemak otot
36
Menghubungkan respirasi dengan Saat kita terus berlari tanpa mengatur napas, kita akan kerja otot
mulai mulai merasa kelelahan dan akhirnya berhenti
153
dengan terengah-engah. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? a. Berlari terus – menerus tanpa henti mengakibatkan paru-paru kehilangan elastisitas dalam menghirup napas sehingga muncul rasa lelah b. Otot yang berkontraksi terus menerus saat berlari tanpa henti akan mengakibatkan daya kontraktilitas dan ekstentabilitas berkurang c. Napas yang kurang teraur mengakibatkan oksigen yang dimasukkan ke dalam tubuh berkurang, sehingga otot mengalami fermentasi dan menyebabkan penimbunan asam laktat pada otot d. Berlari terus-menerus tanpa henti mengakibatkan pemakaian glukosa yang maksimal sehingga tubuh kita merasa kelelahan e. Berlari terus-menerus mengakibatkan otot mengalami fermentasi asam laktat karena daya kontraksi yang berkurang
154
37
Menganalisis sendi yang digunakan Ketika kita berkata “tidak”, biasanya sambil saat melakukan suatu gerakan
B
C4
B
C4
menggelengkan kepala. Sendi yang digunakan untuk melakukan gerakan menggelengkan kepala adalah sendi … a. Peluru b. Putar c. Engsel d. Pelana e. Luncur
38
Menganalisis reaksi kimia yang Untuk melakukan gerak otot diperlukan energi. Zat “X” terjadi pada pergerakan otot
pada rekasi pengubahan sumber energy di bawah ini adalah …. Glikogen
“X”
Glukosa + O2
glukosa + asam laktat CO2 + H2O + energy
a. Keratin b. Laktasidogen c. ATP d. ADP
155
e. Keratin fosfat
39
Menjelaskan mekanisme kerja otot
Otot berkontraksi saat …
A
C2
A
C4
D
C1
a. Terbentuk aktomiosin b. Aktomiosin terurai c. Asetilkolin diproduksi d. Terlepasnya ikatan kalsium dan troponin e. Terbentuk aktin dan myosin
40
Mengaplikasikan sifat kerja otot
Saat kita menarik napas dan menghembuskan napas, otototot antartulang rusuk bekerja secara … a. Sinergis b. Antagonis c. Inversi d. Elevasi e. Ekstensi
41
Mengidentifikasi bentuk dari sifat Gerakan yang merpakan gerak supinasi, adalah … kerja otot
a. Kepala menunduk
156
b. Kepala menengadah c. Kaki memutar ke arah luar d. Telapak tangan menengadah e. Telapak tangan menelungkup 42
Menganalisis kelainan yang terjadi Kebiasaan membawa tas hanya di satu sisi bahu dapat karena suatu kegiatan
C
C4
B
C4
menyebabkan terjadinya kelainan tulang … a. Lordosis b. Kifosis c. Skoliosis d. Nekrosis e. Urai sendi
43
Menganalisis penyebab terjadinya Seorang pemain tenis terjatuh saat ingin mengejar bola kelainan/gangguan pada tulang
dan mengalami cedera. Oleh dokter dikatakan ia mengalami dislokasi. Cedera yang dialami pemain bola tersebut diakibatkan... a. Salah satu tulang kakinya patah b. Pergeseran tulang para persendian c. Otot betisnya sobek
157
d. Telapak kaki menginjak benda tajam e. Kelebihan asam urat
44
Menganalisis
sebab-akibat Seorang terserang polio dapat mengakibatkan
gangguan pada otot
D
C4
A
C1
kelumpuhan karena mengalami gangguan … a. Osteoporosis b. Stiff c. Artritis d. Artrofi e. Dislokasi
45
Menyebutkan pada tulang
kelainan/gangguan Kerusakan dan keausan tulang rawan pada persendian disebut … a. Osteoartritis b. Ankilosis c. Dislokasi d. Gaut artritis e. Artritis sika
158
46
Menyebutkan
kelainan/gangguan Kekurangan hormon kelamin dan asupan kalsium dapat
pada tulang
47
Menganalisis pada
sistem
peristiwa
kelianan/gangguan gerak
dari
suatu
mengakibatkan tulang menjadi rapuh, keropos, dan mudah patah. Gangguan fisiologis ini disebut … a. Fraktur b. Osteoporosis c. Osteoartritis d. Atrofi e. Reumatoid Seorang jatuh dan mengalami cedera tulang. Oleh paramedic, tulangnya diberi pen. Cedera tulang tersebut kemungkinan adalah… a. Fraktura b. Fisura c. Dislokasi d. Artrofi e. Osteoporosis
B
C1
A
C4
159
Lampiran 4 LEMBAR SOAL TES HASIL BELAJAR MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS CAI MODEL DRILLS KONSEP SISTEM GERAK No Nama Kelas
: …………………………. : …………………………. : ………………………….
1. Dari beberapa pernyataan berikut, manakah yang paling tepat berkaitan dengan tulang penyusun rangka pada tubuh manusia? a. Tulang penyusun rangka pada tubuh manusia adalah eksoskeleton b. Tulang penyusun rangka pada tubuh manusia adalah endoskeleton c. Tulang penyusun rangka berfungsi sebagai alat gerak aktif d. Tulang janin berjumlah lebih sedikit daripada orang dewasa 2. Pernyataan berikut merupakan fungsi sistem organ: 1. Menyimpan vitamin B1 2. Menyimpan energi dalam bentuk lemak 3. Menyimpan garam mineral kalsium karbonat 4. Membentuk sel-sel darah merah 5. Menghasilkan sel-sel imunitas Pernyataan yang bukan merupakan fungsi sistem rangka, yaitu: …. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 3. Manakah pernyataan yang paling benar tentang tulang rusuk .. a. Tulang rusuk sejati berjumlah 3 pasang b. Tulang rusuk palsu berjumlah 7 pasang
c. Tulang rusuk melayang berjumlah 4 pasang d. Tulang rusuk sejati tidak melekat pada tulang dada e. Jumlah total tulang rusuk 24 buah 4. Yang merupakan tulang pipih adalah … a. Tulang selangka, belikat, jari-jari b. Tulang belikat dan tengkorak c. Tulang selangka dan jari-jari d. Tulang jari-jari dan tengkorak e. Tulang pengumpil dan tengkorak 5. Seorang mahasiswa menemukan sepotong tulang paha di Danau Depok. Setelah diamati beberapa saat maka ia menetukan bahwa tulang tersebut milik seseorang yang masih tumbuh. Pnentuan tersebut didasarkan atas pengamatan … a. Struktur epifisis b. Keadaan cakra epififis c. Keadaan tulang secara umum d. Struktur diafisis e. Matriks tulang 6. Tulang terdiri atas lapisan-lapisan yang jika disebutkan dari arah luar ke dalam secara berurutan, yaitu … a. Sumsum tulang – endosteum - tulang spons - tulang kompak - periosteum b. Sumsum tulang - tulang kompak – periosteum – tulang spons – endosteum c. Periosteum – tulang kompak – tulang spons – endosteum – sumsum tulang
160
d. Tulang spons – sumsum tulang – endosteum – tulang kompak – periosteum 7. Tulang yang berbentuk pipa terdapat pada tulang a. Patela dan hasta b. Radius dan ulna c. Karpal dan metacarpal d. Tarsal dan tibia e. Tarsal dan metatarsal 8. Tulang yang berbentuk tidak beraturan, yaitu ... a. Ruas tulang belakang b. Tempurung lutut c. Tulang pergelangan tangan d. Tulang tengkorak e. Rusuk (iga) 9. Jaringan tulang spons ditunjukkan nomor …
a. b. c. d. e.
2 3 4 1 5
10. Bagian tulang pipa yang berkemampuan tumbuh memanjang adalah … a. Diafisis b. Epifisis c. Metafisis d. Cakram epifisis e. Periosteum
11. Orang dewasa mengalami cedera patah tulang, ia membutuhkan waktu selama 3 bulan dalam proses recovery, Kemudian ada anak bayi yang mengalami hal yang sama, membutuhkan dua minggu dalam recovery. Mengapa terjadi perbedaan tersebut? a. Kalsium pada tulang dewasa lebih sedikit b. Kondroblas pada tulang dewasa sudah menjadi jaringan tulang kompak c. Proses osteogenesis pada bayi sangat aktif d. Kondroblas pada bayi masih banyak terdapat tulang e. Pada orang dewasa sel-sel pada tulang kompak sudah sangat rapat 12. Anak-anak masih mengalami pertumbuhan pemanjangan tulang karena .. a. Cakra epifisisnya berupa tulang rawan b. Cakra epifisisnya berisi sumsum tulang c. Cakra epifisisnya mengandung osteoblast d. Tulangnya banyak mengandung zat kapur e. Ruang antarsel tulangnya mengandung kolagen 13. Semua proses berikut terjadi pada peristiwa kontraksi otot rangka, kecuali … a. Pelepasan ion kalsium dari retikulum sarkoplasma b. Kepala aktin melekat pada myosin c. Potensial aksi merambat sepanjang tubulus T d. Diperlukan ATP e. Neurotransmitter berdifusi di daerah sinaps neuromuscular 14. Proses yang terjadi dalam osifikasi: 1. Sel perikondrium berkembang menjadi osteoblast
161
2. Pembuluh darah masuk ke perikondrium di tulang bagian diafisis 3. Osteoblast memproduksi tulang keras 4. Bagian tengah tulang keras mengalami pengikisan oleh osteoklas 5. Bagian tengah tulang keras terisi pembuluh darah dan osteoklas 6. Tulang rawan tumbuh memanjang digantikan oleh tulang spons 7. Tulang membentuk rongga sumsum Urutkan proses osifikasi yang benar adalah … a. 2 – 1 – 3 – 5 – 4 – 7 – 6 b. 2 – 4 – 1 – 3 – 5 – 7 – 6 c. 2 – 5 - 7 – 4 – 6 – 1 – 3 d. 5 – 2 – 6 – 1 – 7 – 4 – 3 e. 5 – 1 – 7 – 2 – 4 – 6 – 3 15. Dalam mekanisme kerja otot ada bagianbagian yang bekerja, yaitu filamen aktin, miosin troponin, dan tropomiosin. Jika troponin dihilangkan dari serabut otot, maka … a. Aktomiosin tidak dapat dipecah b. Konsentrasi kalsium di sitoplasma tidak memicu terjadinya kontraksi c. Perubahan kontraksi ion kalsium di sitoplasma tidak memicu terjadinya kontraksi d. Kontraksi tetap berjalan normal e. Pemecahan ATP tidak berlangsung dengan baik 16. Rangka apendikuler manusia acalah rangka tangan dan rangka kaki. Tangan dan kaki masing-masing mempunyai jarijari. Namun jari yang digunakan untuk memegang adalah jari tangan. Mengapa demikian? a. Sendi pada jari-jari pada tangan merupakan sendi engsel namun pada jari-jari kaki adalah sendi pelana b. Tipe tulang pipa pada jari-jari tangan lebih panjang daripada jari-jari kaki c. Tulang jari tangan mempunyai otot yang lebih mudah berkontraksi daripada otot jari-jari kaki
d. Elastisitas sendii pada jari-jari tangan lebih tinggi daripada sendi jari-jari kaki e. Tipe tulang pendek pada jari-jari tangan lebih panjang daripada jarijari kaki 17. Tipe persendian yang terjadi antara tulang atlas dengan tulang tengkorak, yaitu … a. Engsel b. Pelana c. Peluru d. Putar e. Kondiloid 18. Hubungan antartulang yang terdapat pada pangkal lengan adalah … a. Sendi putar b. Sendi peluru c. Sendi geser d. Sendi pelana e. Sendi engsel 19. Tulang rawan hialin dapat ditemukan di … a. Hidung dan ujung tulang rusuk b. Ruas tulang belakang dan sendi lutut c. Daun telinga dan epiglottis d. Epiglottis dan ujung tulang rusuk e. Cakram sendi lutut dan hidung 20. Manakah pernyataan tentang sifat otot rangka yang paling benar … a. Kontraktilitas, yaitu mampu meregang melebihi panjang otot semula b. Tonus, yaitu tidak memiliki ketegangan sedikitpun saat relaksasi c. Eksitabilitas, yaitu mampu mersepons dengan kuat apabila ada stimulasi impuls saraf d. Ekstensibilitas, yaitu dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi e. Elastisitas, yaitu mampu berkontraksi dan meregang
162
21. Seorang atlit angkat besi menggunakan kekuatan otot, sendi, dan tulang dalam memenangkan dalam perlombaan. Akaitan antar tulang, sendi, dan otot bagi atlit tersebut yang paling tepat adalah … a. Atlit tersebut menggunakan sendi engsel pada lengan, otot lengan, dan otot bahu b. Atlit tersebut menggunakan sendi peluru dan kekuatan otot bahu serta kekuatan sendi engsel pada jari-jari tangan c. Atlit tersebut menggunakan otot bisep trisep, otot bahu, sendi engsel pada lengan dan kekuatan sendi engsel pada jari-jari tangan d. Atlit tersebut menggunakan kekuatan sendi pelana pada lengan, otot bisep trisep, dan otot bahu e. Atlit tersebut menggunakan kekuatan otot pronator quadratus dan pronator terse pada gelang bahu, sendi peluru, dan sendi pelana pada jari-jari tangan 22. Ketika tangan ditekuk, yang terjadi adalah … a. Otot bisep berkontraksi, trisep relaksasi b. Otot bisep relaksasi, trisep kontraksi c. Otot bisep dan trisep kontraksi d. Otot bisep dan trisep relaksasi e. Otot bisep dan trisep kontraksi bergantian 23. Tahapan mekanisme kerja otot 1. Impuls saraf tiba di neurotransmitter junction 2. Ion Ca2+ keluar dari reticulum sarkoplasma 3. Pembebasan asetilkolin 4. Daerah aktif tropomiosin yang tertutup troponin terbuka 5. Terjadi pemendekan otot 6. Ion Ca2+ terikat oleh troponin 7. Miosin dan aktin beriatan membentuk aktomiosin Tahapan mekanisme kontraksi otot secara berurutan yaitu …
a. b. c. d. e.
1–2–3–4–5–6–7 7–6–5–4–3–2–1 1–3–2–6–4–7–5 1–4–7–5–3–2–6 2–6–1–3–4–7–5
24. Seperti kita ketahui, otot lurik mempunyai inti sel yang jumlahnya lebih banyak daripada jenis otot yang lainnya. Berikut ini alasan yang tepat untuk menjelaskan fenomena tersebut adalah … a. Inti sel dibutuhkan dalam sintesis enzim penghidrolisis karbohidrat menjadi ATP b. Inti sel dibutuhkan untuk mensintesis enzim pensintesis karbohidrat menjadi ATP c. Inti sel dibutuhkan dalam penyusunan tulang rangka d. Inti sel menjadi pusat penggerak dalam kontraksi otot lurik e. Inti sel dibutuhkan dalam pengemulsi lemak otot 25. Saat kita terus berlari tanpa mengatur napas, kita akan mulai mulai merasa kelelahan dan akhirnya berhenti dengan terengah-engah. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? a. Berlari terus – menerus tanpa henti mengakibatkan paru-paru kehilangan elastisitas dalam menghirup napas sehingga muncul rasa lelah b. Otot yang berkontraksi terus menerus saat berlari tanpa henti akan mengakibatkan daya kontraktilitas dan ekstentabilitas berkurang c. Napas yang kurang teraur mengakibatkan oksigen yang dimasukkan ke dalam tubuh berkurang, sehingga otot mengalami fermentasi dan menyebabkan penimbunan asam laktat pada otot d. Berlari terus-menerus tanpa henti mengakibatkan pemakaian glukosa yang maksimal sehingga tubuh kita merasa kelelahan e. Berlari terus-menerus mengakibatkan otot mengalami
163
fermentasi asam laktat karena daya kontraksi yang berkurang 26. Ketika kita berkata “tidak”, biasanya sambil menggelengkan kepala. Sendi yang digunakan untuk melakukan gerakan menggelengkan kepala adalah sendi … a. Peluru b. Putar c. Engsel d. Pelana e. Luncur 27. Otot berkontraksi saat … a. Terbentuk aktomiosin b. Aktomiosin terurai c. Asetilkolin diproduksi d. Terlepasnya ikatan kalsium dan troponin e. Terbentuk aktin dan myosin 28. Gerakan yang merpakan gerak supinasi, adalah … a. Kepala menunduk b. Kepala menengadah c. Kaki memutar ke arah luar d. Telapak tangan menengadah e. Telapak tangan menelungkup 29. Kebiasaan membawa tas hanya di satu sisi bahu dapat menyebabkan terjadinya kelainan tulang … a. Lordosis b. Kifosis c. Skoliosis d. Nekrosis e. Urai sendi 30. Seorang pemain tenis terjatuh saat ingin mengejar bola dan mengalami cedera. Oleh dokter dikatakan ia mengalami dislokasi. Cedera yang dialami pemain bola tersebut diakibatkan... a. Salah satu tulang kakinya patah b. Pergeseran tulang para persendian c. Otot betisnya sobek d. Telapak kaki menginjak benda tajam e. Kelebihan asam urat
31. Seorang terserang polio dapat mengakibatkan kelumpuhan karena mengalami gangguan … a. Osteoporosis b. Stiff c. Artritis d. Artrofi e. Dislokasi 32. Kekurangan hormon kelamin dan asupan kalsium dapat mengakibatkan tulang menjadi rapuh, keropos, dan mudah patah. Gangguan fisiologis ini disebut … a. Fraktur b. Osteoporosis c. Osteoartritis d. Atrofi e. Reumatoid
164
Lampiran 5
REKAP ANALISIS BUTIR SOAL INSTRUMEN Rata-rata Simpang Baku KorelasiXY Reliabilitas Tes Butir Soal Jumlah Subyek
= 20.13 = 7.56 = 0.80 = 0.89 = 47 = 40
1
Daya Pembeda (%) 27.27
2
45.45
Mudah
3
54.55
Sedang
0.39
C3
4
63.64
Sedang
0.432
C3
5
72.73
Sukar
0.594
C5
6
63.64
Sedang
0.518
C5
7
63.64
Sedang
0.533
C3
8
27.27
Sangat Sukar
0.34
C3
9
45.45
Sedang
0.451
C1
10
63.64
Sedang
0.544
C1
11
36.36
Sukar
0.318
C4
12
54.55
Sedang
0.382
C4
13
45.45
Sukar
0.509
C4
14
54.55
Sedang
0.453
C5
15
54.55
Sukar
0.447
C5
16
45.45
Sangat Sukar
0.509
C5
17
54.55
Mudah
0.468
C2
18
45.45
Sedang
0.405
C2
19
36.36
Sukar
0.335
C1
20
54.55
Sukar
0.539
C2
21
63.64
Sedang
0.52
C4
22
36.36
Sedang
0.349
C4
23
72.73
Sedang
0.562
C3
24
45.45
Sangat Sukar
0.5
C4
25
45.45
Sedang
0.486
C4
26
54.55
Sedang
0.497
C4
27
45.45
Sukar
0.288
C2
28
54.55
Sedang
0.427
C1
29
54.55
Sedang
0.455
C4
30
54.55
Mudah
0.626
C4
31
27.27
Sedang
0.285
C4
32
54.55
Mudah
0.625
C1
No. Soal
Tingkat Kesukaran
Korelasi
Sedang
0.29
Aspek Kognitif C3
0.35
C3
165
Lampiran 6
DAFTAR NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Kelas Eksperimen NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
NAMA A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH II JJ KK LL MM NN
B 13 10 16 17 15 12 15 16 15 12 13 12 14 17 15 14 11 11 12 16 17 14 13 21 16 14 10 14 17 22 12 13 12 22 13 17 17 18 17 17
Kelas Kontrol S NILAI 19 41 22 31 16 50 15 53 17 47 20 38 17 47 16 50 17 47 20 38 19 41 20 38 18 44 15 53 17 47 18 44 21 34 21 34 20 38 16 50 15 53 18 44 19 41 11 66 16 50 18 44 22 31 18 44 15 53 10 69 20 38 19 41 20 38 10 69 19 41 15 53 15 53 14 56 15 53 15 53
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
NAMA OO PP QQ RR SS TT UU VV WW XX YY ZZ AAA BBB CCC DDD EEE FFF GGG HHH III JJJ KKK LLL MMM NNN OOO PPP QQQ RRR SSS TTT UUU VVV WWW XXX YYY ZZZ AAAA BBBB
B 16 21 13 14 12 13 16 12 12 11 13 17 17 11 15 11 15 14 12 15 18 12 19 15 17 17 17 14 20 11 12 11 13 14 12 13 17 14 12 17
S NILAI 16 50 11 66 19 41 18 44 20 38 19 41 16 50 20 38 20 38 21 34 19 41 15 53 15 53 21 34 17 47 21 34 17 47 18 44 20 38 17 47 14 56 20 38 13 59 17 47 15 53 15 53 15 53 18 44 12 63 21 34 20 38 21 34 19 41 18 44 20 38 19 41 15 53 18 44 20 38 15 53
166
Lampiran 7
DAFTAR NILAI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Kelas Eksperimen NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH II JJ KK LL MM NN
B S NILAI 23 9 72 0 32 0 21 11 66 28 4 88 23 9 72 18 14 56 23 9 72 18 14 56 22 10 69 20 12 63 25 7 78 23 9 72 18 14 56 28 4 88 24 8 75 21 11 66 24 8 75 28 4 88 24 8 75 24 8 75 25 7 78 18 14 56 23 9 72 0 32 0 25 7 78 17 15 53 25 7 78 20 12 63 17 15 53 27 5 84 18 14 56 26 6 81 22 10 69 17 15 53 27 5 84 20 12 63 25 7 78 25 7 78 28 4 88 25 7 78
Kelas Kontrol NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
OO PP QQ RR SS TT UU VV WW XX YY ZZ AAA BBB CCC DDD EEE FFF GGG HHH III JJJ KKK LLL MMM NNN OOO PPP QQQ RRR SSS TTT UUU VVV WWW XXX YYY ZZZ AAAA BBBB
B S NILAI 16 16 50 25 7 78 14 18 44 20 12 63 14 18 44 26 6 81 18 14 56 24 8 75 15 17 47 19 13 59 14 18 44 19 13 59 17 15 53 19 13 59 18 14 56 23 9 72 15 17 47 24 8 75 26 6 81 24 8 75 15 17 47 23 9 72 18 14 56 21 11 66 20 12 63 17 15 53 20 12 63 23 9 72 25 7 78 20 12 63 16 16 50 25 7 78 20 12 63 16 16 50 24 8 75 21 11 66 17 15 53 0 32 0 25 7 78 20 12 63
167
Lampiran 8
DAFTAR NILAI RETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Kelas Eksperimen NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH II JJ KK LL MM NN
B 23 0 21 28 23 18 23 18 22 20 25 23 18 28 23 21 24 28 22 21 25 18 21 0 25 17 23 20 17 27 18 24 22 17 27 20 23 24 27 25
Kelas Kontrol S 9 32 12 6 9 14 8 15 15 14 7 12 14 5 9 11 8 4 10 11 8 14 11 32 7 16 9 12 16 5 14 8 10 15 7 12 8 8 6 7
NILAI 72 0 66 88 72 56 72 56 69 63 78 72 56 88 72 66 75 88 69 66 78 56 66 0 78 53 72 63 53 84 56 75 69 53 84 63 72 75 84 78
NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
OO PP QQ RR SS TT UU VV WW XX YY ZZ AAA BBB CCC DDD EEE FFF GGG HHH III JJJ KKK LLL MMM NNN OOO PPP QQQ RRR SSS TTT UUU VVV WWW XXX YYY ZZZ AAAA BBBB
B S NILAI 14 18 44 23 9 72 13 19 41 18 14 56 13 19 41 26 6 81 16 16 50 22 10 69 15 17 47 15 17 47 15 17 47 17 15 53 15 17 47 16 16 50 15 17 47 23 9 72 13 19 41 25 7 78 24 8 75 24 8 75 14 18 44 22 10 69 18 14 56 21 11 66 18 14 56 16 16 50 20 12 63 20 12 63 22 10 69 19 13 59 16 16 50 22 10 69 17 15 53 16 16 50 23 9 72 21 11 66 17 15 53 0 32 0 23 9 72 19 13 59
168
Lampiran 9
PERHITUNGAN HASIL POSTTEST PER INDIKATOR KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
KD
Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada makhluk hidup. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratoriu m maupun di luar kelas/laboratoriu m
INDIKATOR
Menjelaskan fungsi rangka manusia. Menganalisis struktur, bentuk, dan fungsi tulang dalam sistem gerak.
Mengemukakan proses pembentukan tulang (osifikasi)..
Menggambarkan macammacam tulang penyusun rangka manusia. Menjelaskan struktur dan fungsi persendian pada sistem gerak manusia. Membedakan macammacam sendi pada sistem gerak manusia
NO SOAL
KONSEP
C
KELAS KONTROL
KELAS EKSPERIMEN
F
%
F
%
1
Fungsi Rangka
C3
39
100
31
81.5789
2
Fungsi Rangka
C3
38
97.44
13
34.2105
4
Tulang
C3
38
97.44
32
84.2105
5
Tulang
C5
33
84.62
31
81.5789
6
Tulang
C5
5
12.82
31
81.5789
7
Tulang
C3
32
82.05
23
60.5263
8
Tulang
C3
28
71.79
30
78.9474
9
Tulang
C1
36
92.31
36
94.7368
10
Tulang
C1
23
58.97
30
78.9474
19
Tulang
C1
35
89.74
14
36.8421
11
Tulang
C6
4
10.26
28
73.6842
12
Tulang
C4
30
76.92
33
86.8421
14
Tulang
C5
1
2.564
6
15.7895
3
Tulang
C3
35
89.74
30
78.9474
16
Tulang
C6
5
12.82
30
78.9474
17
Tulang
C2
30
76.92
36
94.7368
18
Tulang
C2
31
79.49
32
84.2105
26
Tulang
C4
38
97.44
36
94.7368
169
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi
Mengaitkan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem gerak pada manusia. Menjelaskan sifat dan mekanisme kerja otot pada manusia. Menganalisis jenis gerakan yang berfungsi dalam kegiatan sehari-hari.
Menganalisis berbagai penyakit atau gangguan yang terjadi pada sistem gerak manusia.
20
Otot
C2
11
28.21
19
50
24
Otot
C6
16
41.03
23
60.5263
13
Otot
C4
0
0
6
15.7895
15
Otot
C6
0
0
28
73.6842
23
Otot
C3
15
38.46
27
71.0526
25
Otot
C6
35
89.74
24
63.1579
27
Otot
C2
22
56.41
29
76.3158
21
Otot
C6
13
33.33
12
31.5789
22
Otot
C4
37
94.87
31
81.5789
28
Otot
C1
33
84.62
30
78.9474
29
Kelainan
C4
24
61.54
37
97.3684
30
Kelainan
C4
33
84.62
29
76.3158
31
Kelainan
C4
19
48.72
29
76.3158
32
Kelainan
C1
36
92.31
37
97.3684
170
Lampiran 10
DESKRIPSI DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL 1. Deskripsi Data Pretest No. 1 2 3 4 5
Kontrol Eksperimen Pretest Pretest 34 31 34 31 34 34 34 34 34 38
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
38 38 38 38 38 38 38 38 41 41 41 41 41 44 44 44 44 44 47 47
38 38 38 38 38 38 41 41 41 41 41 44 44 44 44 44 47 47 47 47
No.
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 N Jumlah Rata-rata SD Variansi Maksimum Minimum Median Modus
2. Distribusi Frekeunsi dan Grafik Data Pretest a. Kelas Kontrol
Kontrol Eksperimen Pretest Pretest 47 50 47 50 50 50 50 50 53 53
53 53 53 53 53 53 56 59 63 66 40 1802 45,05 8,2864 68,6641 66 34 44 38
53 53 53 53 53 53 56 66 69 69 40 1840 46,00 9,1987 84,6154 69 31 44 38
171
PRETEST KONTROL
Frekuensi
14 12 10 8 6 4 2 0 KONTROL
36,5 42,5 48,5 54,5 60,5 66,5 13 10 6 8 2 1
Nilai Tengah
KONTROL
b. Kelas Eksperimen Panjang kelas = Diketahui : n = log n = 3,3 log n =
k = 1 + 3,3 log n 40 1,6021 5,2868
1 + 3,3 log n
=
6,287
k
=
Distribusi Frekuensi Interval
Tengah frekuensi interval
31
-
37,0
34
4
6
38,0
-
44,0
41
17
Rentang = Nilai tertinggi -nilai terendah Nilai Tertinggi = 69,0
45,0 52,0 59,0
-
51,0 58,0 65,0
48 55 62
8 8 1
66,0
72,0 Jumlah
69
2 40
Nilai Terendah = Rentang =
31,0 38,00
Interval = Rentang / kelas Interval = 6,33 Interval dibuat = 7,0
PRETEST EKSPERIMEN 20
Frekuensi
15 10 5 0 34
41
48 55 Nilai Tengah
EKSPERIMEN
62
69
172
Lampiran 11
DESKRIPSI DATA POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL 1. Deskripsi Data Posttest No. 1 2 3 4 5
Kontrol Eksperimen Postest Postest 44 53 44 53 44 53 47 56 47 56
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
47 50 50 50 53 53 53 56 56 56 59 59 59 63 63 63 63 63 63 66
56 56 56 63 63 63 66 66 69 69 72 72 72 72 72 75 75 75 75 78
Kontrol Eksperimen Postest Postest 66 78 72 78 72 78 72 78 75 78
No.
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 N Jumlah Rata-rata SD Variansi Maksimum Minimum Median Modus
75 75 75 78 78 78 78 81 81
78 81 84 84 88 88 88 88
39 2427 62,23 11,7147 137,2348 81 44 63
38 2705 71,18 10,8450 117,6138 88 53 72
63
78
2. Distribusi Frekeunsi dan Grafik Data Posttest a. Kelas Kontrol Panjang kelas = Diketahui : n = log n = 3,3 log n = 1 + 3,3 log n = k =
k = 1 + 3,3 log n 39 1,5911 5,2505 6,251 6
Rentang = Nilai tertinggi -nilai terendah Nilai Tertinggi = 81,0 Nilai Terendah = 44,0 Rentang = 37,00 Interval = Rentang / kelas Interval = 6,17 Interval dibuat = 7,0
Distribusi Frekuensi
44 51,0 58,0 65,0 72,0 79,0
Interval Jumlah
50,0 57,0 64,0 71,0 78,0 85,0
Tengah frekuensi interval 47 9 54 6 61 9 68 2 75 82
11 2 39
173
POSTEST KONTROL 12 10
Frekuensi
8 6 4 2 0
47 9
KONTROL
54 6
61 9
68 2
75 11
82 2
Nilai Tengah
KONTROL
b. Kelas Eksperimen Panjang kelas = k = 1 + 3,3 log n Diketahui : n = 40 log n = 1,6021 3,3 log n = 5,2868
Distribusi Frekuensi Interval
Tengah frekuensi interval 55,5 8
53
-
58,0
1 + 3,3 log n
=
6,287
59,0
-
64,0
61,5
3
k
=
6
65,0
-
70,0
67,5
4
Rentang = Nilai tertinggi -nilai terendah Nilai Tertinggi = 88,0
71,0 77,0 83,0
-
76,0 82,0 88,0
73,5 79,5 85,5
9 8 6
Nilai Terendah = Rentang =
53,0 35,00
Jumlah
Interval = Rentang / kelas Interval = 5,83 Interval dibuat = 6,0
POSTEST EKSPERIMEN 10
Frekuensi
8 6 4 2 0 55,5 61,5 67,5 73,5 79,5 85,5 Nilai Tengah EKSPERIMEN
38
174
Lampiran 12
DESKRIPSI DATA RETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL DAN NILAI RETENSI SISWA 1. Deskripsi Data Retest No. 1 2 3 4 5
Kontrol Eksperimen Postest Postest 41 53 41 53 41 53 44 56 44 56
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
47 47 47 47 47 50 50 50 50 50 53 53 53 56 56 56 59 59 63 63
No.
26 27 28 29 30
56 56 56 63 63 63 66 66 66 66 69 69 69 72 72 72 72 72 72 72
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 N Jumlah Rata-rata SD Variansi Maksimum Minimum Median
Kontrol Eksperimen Postest Postest 66 75 66 75 69 75 69 78 69 78
69 72 72 72 72 75 75 78 81
78 78 84 84 84 88 88 88
39 2272 58,26 11,7243 137,4588 81 41 56
38 2656 69,89 10,3709 107,5562 88 53 72
Modus
47
72
2. Distribusi Frekeunsi dan Grafik Data Retest a. Kelas Kontrol Panjang kelas = Diketahui : n = log n = 3,3 log n = 1 + 3,3 log n = k =
k = 1 + 3,3 log n 39 1,5911 5,2505 6,251 6
Rentang = Nilai tertinggi -nilai terendah Nilai Tertinggi = 81,0 Nilai Terendah = 41,0 Rentang = 40,00 Interval = Rentang / kelas Interval = 6,67 Interval dibuat = 7,0
Distribusi Frekuensi Interval 41 48,0 55,0 62,0 -
47,0 54,0 61,0 68,0
69,0 76,0
75,0 82,0
Jumlah
Tengah frekuensi interval 44 10 51 8 58 5 65 4 72 79
10 2 39
175
RETEST KONTROL 10
Frekuensi
8 6 4 2 0
44 10
KONTROL
51 8
58 5
65 4
72 10
79 2
Nilai Tengah
KONTROL
b. Kelas Eksperimen Panjang kelas = Diketahui : n = log n = 3,3 log n =
k = 1 + 3,3 log n 40 1,6021 5,2868
Distribusi Frekuensi Interval 53
-
58,0
Tengah frekuensi interval 55,5 8
1 + 3,3 log n
=
6,287
59,0
-
64,0
61,5
3
k
=
6
65,0
-
70,0
67,5
7
Rentang = Nilai tertinggi -nilai terendah Nilai Tertinggi = 88,0
71,0 77,0 83,0
-
76,0 82,0 88,0
73,5 79,5 85,5
10 4 6
Nilai Terendah = Rentang =
53,0 35,00
Jumlah
38
Interval = Rentang / kelas Interval = 5,83 Interval dibuat = 6,0
RETEST EKSPERIMEN 10
Frekuensi
8 6 4 2 0 55,5
61,5
67,5
73,5
Nilai Tengah EKSPERIMEN
79,5
85,5
176
RETENSI SISWA KELAS XI MIA 3 (EKSPERIMEN) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
NAMA ALAMSYAH PUTRA ANDRIAN CHRISTOPER ANEPI WULANDARI ANINDY DWITIKA FANIS ANISA FITRIYANI ATIKAH PERMATA SARI BOB MUHAMMAD AZIS CINDY KUSUMA DEWI DHEMES SHAHITA DILLA NADIA ENI NUR AINI FADILLA DEVIANI FADLAN HIDAYATULLOH FIRHAN ABDUL RAAFI GABRIEL IBNU FAUZI ILHAM RAMADHANI INAS HAKIMAH KURNIASIH KARINA PUTRI LUTFI ADI NUGROHO MELLY SAPTIANI MUHAMMAD FADHIL SYAHPUTRA MUHAMMAD FAUZAN MUHAMMAD MARCELL R A NABILA NURUL AFIFA NASYA ZAKIYYA NUR ANNISA MULYARIZKY RACHMAT NUR HIDAYAT RAIHAN UMEDA RANGGA WISNU RINI FITRASARI RIZKA NURAHMAH RIZKY ARDLIAN SYAH SIREGAR SABRINA KUSUMANINGTYAS SYACHRIZAL BACHRI TRI PUSPITA RAMADHANI IRIANTO VIANDRA RAHMADANTY SIREGAR YEMIMA AMALDA SELINA KARISOH YHONIKE MEGAWATI INTAN C YURA AMALIA DIAMANTINI RATA-RATA
NILAI POSTTEST 72
NILAI RETEST 72
SKOR % 100
66 88 72 56 72 56 69 63 78 72 56 88 75 66 75 88 75 75 78 56 72
66 88 72 56 72 56 69 63 78 72 56 88 72 66 75 88 69 66 78 56 66
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 96 100 100 100 92 88 100 100 91
78 53 78 63 53 84 56 81 69 53 84 63 78 78 88 78 71
78 53 72 63 53 84 56 75 69 53 84 63 72 75 84 78 70
100 100 92 100 100 100 100 92 100 100 100 100 92 96 96 100 98
177
RETENSI SISWA KELAS XI MIA 6 (KONTROL) NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
NAMA ADE IRA PRATIWI ADHELIA ADJANI RAHMAH ALEXANDER ANDHIKA ARI P ALMA CLARISSA MULYA ANANTA RADITYA FANI ARINDA PRIYATNA ARSIANTI RUKMANA SAPUTRI AUDRY TAFFAREL BAGUS INDRA PRIBADI DAMAR TRI ASMORO DAVID BESLI SIMAMORA DESYA REIZSHAVA DEWI ASTRI YULIANTI DIFTA FEBRINA DINA USWATUN HASANAH FACHRURROZI FADLI NURCAHYO FARIZAN DWI SYAPUTRA FATHURRACHMAN FATTAH FIKRAN RAFIF DITIAWAN MULYADI FRANSISKA PUTRI NOVELIA HANIF SATRIA AJI IKHRAZUL MUHAMMAD IKRARI KARINA ATI JULIA TASHADELLA PUTRI KHUSNUL KHOTIMAH MARJAN RACHMAWATI AZZAHRA MUHAMMAD FAUZI HIBATULLAH MUHAMMAD AULIAUSH SHOLEH MUHAMMAD RIFQI MUHAMMAD RIZKI NUGROHO NADIA FAKHIRANI NURHALIMAH RAKHMADINA PUJI LESTARI NINGSIH RUTH EUGRINA MARGARETHA S SANTI LUTFIANI SITI MARIYAM TIKA ASTRIA SUPRIYADI WA ODE NABILA MASYITA FAISAL ZAKIA YOLANDA RATA-RATA
NILAI NILAI SKOR POSTTEST RETEST % 50 44 88 78 72 92 44 44 100 63 56 90 44 44 100 81 81 100 56 50 89 75 69 92 47 47 100 59 47 79 44 44 100 59 53 89 53 50 94 59 50 84 56 47 83 72 72 100 47 41 87 75 75 100 81 75 92 75 75 100 47 44 93 72 69 96 56 53 94 66 66 100 63 56 90 53 50 94 63 63 100 72 63 87 78 72 92 63 59 95 50 50 100 78 69 88 63 53 85 50 50 100 75 75 100 66 66 100 53 53 100 78 63 62
72 59 58
92 95 94
178
Lampiran 13
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL 1. Kelas Kontrol NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nilai
Zi
34
-1,33
34
-1,33
34
-1,33
34
-1,33
34
-1,33
38
-0,85
38
-0,85
38
-0,85
38
-0,85
38
-0,85
38
-0,85
38
-0,85
38
-0,85
41
-0,49
41
-0,49
41
-0,49
41
-0,49
41
-0,49
44
-0,13
44
-0,13
44
-0,13
44
-0,13
44
-0,13
47
0,24
47
0,24
47
0,24
47
0,24
50
0,60
50
0,60
53
0,96
53
0,96
53
0,96
53
0,96
53
0,96
53
0,96
53
0,96
56
1,32
59
1,68
63
2,17
66
2,53
F(zi) 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,31 0,31 0,31 0,31 0,31 0,45 0,45 0,45 0,45 0,45 0,59 0,59 0,59 0,59 0,72 0,72 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83 0,91 0,95 0,98 0,99
S(zi) 0,03 0,05 0,08 0,10 0,13 0,15 0,18 0,20 0,23 0,25 0,28 0,30 0,33 0,35 0,38 0,40 0,43 0,45 0,48 0,50 0,53 0,55 0,58 0,60 0,63 0,65 0,68 0,70 0,73 0,75 0,78 0,80 0,83 0,85 0,88 0,90 0,93 0,95 0,98 1,00
Uji Normalitas Liliefors Liliefors Hitung 0,137491996 Derajat Kepercayaan 0,05 Liliefors 0,886 Liliefors Tabel 0,1400889 Kesimpulan Normal
F(zi) - S(zi) 0,07 0,04 0,02 0,01 0,03 0,05 0,02 0,00 0,03 0,05 0,08 0,10 0,13 0,04 0,06 0,09 0,11 0,14 0,03 0,05 0,08 0,10 0,13 0,01 0,03 0,06 0,08 0,02 0,00 0,08 0,06 0,03 0,01 0,02 0,04 0,07 0,02 0,00 0,01 0,01
179
2. Kelas Eksperimen NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nilai 31 31 34 34 38 38 38 38 38 38 38 41 41 41 41 41 44 44 44 44 44 47 47 47 47 50 50 50 50 53 53 53 53 53 53 53 56 66 69 69
Zi -1,63 -1,63 -1,30 -1,30 -0,87 -0,87 -0,87 -0,87 -0,87 -0,87 -0,87 -0,54 -0,54 -0,54 -0,54 -0,54 -0,22 -0,22 -0,22 -0,22 -0,22 0,11 0,11 0,11 0,11 0,43 0,43 0,43 0,43 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 1,09 2,17 2,50 2,50
F(zi) 0,05 0,05 0,10 0,10 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,41 0,41 0,41 0,41 0,41 0,54 0,54 0,54 0,54 0,67 0,67 0,67 0,67 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,78 0,86 0,99 0,99 0,99
Uji Normalitas Liliefors Liliefors Hitung 0,123334438 Derajat Kepercayaan 0,05 Liliefors 0,886 Liliefors Tabel 0,1400889 Kesimpulan Normal
S(zi) 0,03 0,05 0,08 0,10 0,13 0,15 0,18 0,20 0,23 0,25 0,28 0,30 0,33 0,35 0,38 0,40 0,43 0,45 0,48 0,50 0,53 0,55 0,58 0,60 0,63 0,65 0,68 0,70 0,73 0,75 0,78 0,80 0,83 0,85 0,88 0,90 0,93 0,95 0,98 1,00
F(zi) - S(zi) 0,03 0,00 0,02 0,00 0,07 0,04 0,02 0,01 0,03 0,06 0,08 0,01 0,03 0,06 0,08 0,11 0,01 0,04 0,06 0,09 0,11 0,01 0,03 0,06 0,08 0,02 0,01 0,03 0,06 0,03 0,00 0,02 0,05 0,07 0,10 0,12 0,06 0,04 0,02 0,01
180
Lampiran 14
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL 1. Kelas Kontrol NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nilai
Zi
44
-1,56
44
-1,56
44
-1,56
47
-1,30
47
-1,30
47
-1,30
50
-1,04
50
-1,04
50
-1,04
53
-0,79
53
-0,79
53
-0,79
56
-0,53
56
-0,53
56
-0,53
59
-0,28
59
-0,28
59
-0,28
63
0,07
63
0,07
63
0,07
63
0,07
63
0,07
63
0,07
66
0,32
66
0,32
72
0,83
72
0,83
72
0,83
75
1,09
75
1,09
75
1,09
75
1,09
78
1,35
78
1,35
78
1,35
78
1,35
81
1,60
81
1,60
F(zi) 0,06 0,06 0,06 0,10 0,10 0,10 0,15 0,15 0,15 0,22 0,22 0,22 0,30 0,30 0,30 0,39 0,39 0,39 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,63 0,63 0,80 0,80 0,80 0,86 0,86 0,86 0,86 0,91 0,91 0,91 0,91 0,95 0,95
Uji Normalitas Liliefors Liliefors Hitung 0,105531344 Derajat Kepercayaan 0,05 Liliefors 0,886 Liliefors Tabel 0,141873544 Kesimpulan Normal
S(zi) 0,03 0,05 0,08 0,10 0,13 0,15 0,18 0,21 0,23 0,26 0,28 0,31 0,33 0,36 0,38 0,41 0,44 0,46 0,49 0,51 0,54 0,56 0,59 0,62 0,64 0,67 0,69 0,72 0,74 0,77 0,79 0,82 0,85 0,87 0,90 0,92 0,95 0,97 1,00
F(zi) - S(zi) 0,03 0,01 0,02 0,01 0,03 0,06 0,03 0,06 0,08 0,04 0,07 0,09 0,04 0,06 0,09 0,02 0,04 0,07 0,04 0,01 0,01 0,04 0,06 0,09 0,01 0,04 0,11 0,08 0,05 0,09 0,07 0,04 0,02 0,04 0,01 0,01 0,04 0,03 0,05
181
2. Kelas Eksperimen NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nilai 53 53 53 56 56 56 56 56 63 63 63 66 66 69 69 72 72 72 72 72 75 75 75 75 78 78 78 78 78 78 78 81 84 84 88 88 88 88
Zi -1,68 -1,68 -1,68 -1,40 -1,40 -1,40 -1,40 -1,40 -0,75 -0,75 -0,75 -0,48 -0,48 -0,20 -0,20 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,35 0,35 0,35 0,35 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,63 0,91 1,18 1,18 1,55 1,55 1,55 1,55
F(zi) 0,05 0,05 0,05 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,23 0,23 0,23 0,32 0,32 0,42 0,42 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53 0,64 0,64 0,64 0,64 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,74 0,82 0,88 0,88 0,94 0,94 0,94 0,94
Uji Normalitas Liliefors Liliefors Hitung 0,12978657 Derajat Kepercayaan 0,05 Liliefors 0,886 Liliefors Tabel 0,143728179 Kesimpulan Normal
S(zi) 0,03 0,05 0,08 0,11 0,13 0,16 0,18 0,21 0,24 0,26 0,29 0,32 0,34 0,37 0,39 0,42 0,45 0,47 0,50 0,53 0,55 0,58 0,61 0,63 0,66 0,68 0,71 0,74 0,76 0,79 0,82 0,84 0,87 0,89 0,92 0,95 0,97 1,00
F(zi) - S(zi) 0,02 0,01 0,03 0,02 0,05 0,08 0,10 0,13 0,01 0,04 0,06 0,00 0,03 0,05 0,03 0,11 0,08 0,06 0,03 0,00 0,08 0,06 0,03 0,01 0,08 0,05 0,02 0,00 0,03 0,05 0,08 0,02 0,01 0,01 0,02 0,01 0,03 0,06
182
Lampiran 15
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS RETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL 1. Kelas Kontrol NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Nilai
Zi
41
-1,49
41
-1,49
41
-1,49
44
-1,23
44
-1,23
47
-0,97
47
-0,97
47
-0,97
47
-0,97
47
-0,97
50
-0,71
50
-0,71
50
-0,71
50
-0,71
53
-0,45
53
-0,45
53
-0,45
53
-0,45
56
-0,19
56
-0,19
56
-0,19
59
0,07
59
0,07
63
0,42
63
0,42
63
0,42
66
0,68
69
0,94
69
0,94
69
0,94
69
0,94
69
0,94
72
1,20
72
1,20
72
1,20
75
1,46
75
1,46
78
1,72
81
1,98
F(zi) 0,07 0,07 0,07 0,11 0,11 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,24 0,24 0,24 0,24 0,33 0,33 0,33 0,33 0,43 0,43 0,43 0,53 0,53 0,66 0,66 0,66 0,75 0,83 0,83 0,83 0,83 0,83 0,88 0,88 0,88 0,93 0,93 0,96 0,98
S(zi) 0,03 0,05 0,08 0,10 0,13 0,15 0,18 0,21 0,23 0,26 0,28 0,31 0,33 0,36 0,38 0,41 0,44 0,46 0,49 0,51 0,54 0,56 0,59 0,62 0,64 0,67 0,69 0,72 0,74 0,77 0,79 0,82 0,85 0,87 0,90 0,92 0,95 0,97 1,00
Uji Normalitas Liliefors Liliefors Hitung 0,134581723 Derajat Kepercayaan 0,05 Liliefors 0,886 Liliefors Tabel 0,141873544 Kesimpulan Normal
F(zi) - S(zi) 0,04 0,02 0,01 0,01 0,02 0,01 0,01 0,04 0,06 0,09 0,04 0,07 0,09 0,12 0,06 0,08 0,11 0,13 0,06 0,09 0,11 0,04 0,06 0,05 0,02 0,00 0,06 0,11 0,08 0,06 0,03 0,01 0,04 0,01 0,01 0,00 0,02 0,02 0,02
183
2. Kelas Eksperimen NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Nilai
Zi
53
-1,63
53
-1,63
53
-1,63
56
-1,34
56
-1,34
56
-1,34
56
-1,34
56
-1,34
63
-0,66
63
-0,66
63
-0,66
66
-0,38
66
-0,38
66
-0,38
66
-0,38
69
-0,09
69
-0,09
69
-0,09
72
0,20
72
0,20
72
0,20
72
0,20
72
0,20
72
0,20
72
0,20
75
0,49
75
0,49
75
0,49
78
0,78
78
0,78
78
0,78
78
0,78
84
1,36
84
1,36
84
1,36
88
1,75
88
1,75
88
1,75
F(zi) 0,05 0,05 0,05 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,25 0,25 0,25 0,35 0,35 0,35 0,35 0,47 0,47 0,47 0,58 0,58 0,58 0,58 0,58 0,58 0,58 0,69 0,69 0,69 0,78 0,78 0,78 0,78 0,91 0,91 0,91 0,96 0,96 0,96
S(zi) 0,03 0,05 0,08 0,11 0,13 0,16 0,18 0,21 0,24 0,26 0,29 0,32 0,34 0,37 0,39 0,42 0,45 0,47 0,50 0,53 0,55 0,58 0,61 0,63 0,66 0,68 0,71 0,74 0,76 0,79 0,82 0,84 0,87 0,89 0,92 0,95 0,97 1,00
Uji Normalitas Liliefors Liliefors Hitung 0,120367442 Derajat Kepercayaan 0,05 Liliefors 0,886 Liliefors Tabel 0,143728179 Kesimpulan Normal
F(zi) - S(zi) 0,03 0,00 0,03 0,02 0,04 0,07 0,09 0,12 0,02 0,01 0,04 0,04 0,01 0,01 0,04 0,04 0,02 0,01 0,08 0,05 0,03 0,00 0,02 0,05 0,08 0,00 0,02 0,05 0,02 0,01 0,03 0,06 0,04 0,02 0,01 0,01 0,01 0,04
184
Lampiran 16
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
1. Fhitung
Kelas
Kontrol
Eksperimen
N
40
40
̅ 𝑿
45,05
46,00
Varians
68,6641
84,6154
=
𝑆1 2 𝑆2
2
= =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 84,615 68,664
= 1,232
2. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas) Db pembilang
=n–1 = 40 – 1 = 39
Db penyebut
=n–1 = 40 – 1 = 39
Ftabel adalah 1,704 Fhitung < Ftabel (1,232 < 1,704), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas eksperimen memiliki varians yang homogen.
185
Lampiran 17
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
1. Fhitung
Kelas
Kontrol
Eksperimen
N
39
38
̅ 𝑿
62,63
71,18
Varians
137,234
117,613
=
𝑆1 2 𝑆2
2
= =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 137,234 117,613
= 1,166
2. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas) Db pembilang
=n–1 = 39 – 1 = 38
Db penyebut
=n–1 = 38 – 1 = 37
Ftabel adalah 1,725 Fhitung < Ftabel (1,166 < 1,725), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas eksperimen memiliki varians yang homogen.
186
Lampiran 18
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS RETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
1. Fhitung
Kelas
Kontrol
Eksperimen
N
39
38
̅ 𝑿
58,26
69,89
Varians
137,458
107,556
=
𝑆1 2 𝑆2
2
= =
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 137,458 107,556
= 1,278
2. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas) Db pembilang
=n–1 = 39 – 1 = 38
Db penyebut
=n–1 = 38 – 1 = 37
Ftabel adalah 1,725 Fhitung < Ftabel (1,278 < 1,725), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas eksperimen memiliki varians yang homogen.
187
Lampiran 19
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL ̅̅̅̅ 𝑥1− ̅̅̅̅ 𝑥2
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
1
; dengan
1
𝑆2 =
𝑆 √𝑛1+ 𝑛2
Data Pretest 1. Menentukan t hitung
Sg
= = = = =
(𝑛1−1) 𝑆12 + (𝑛−1) 𝑆22 𝑛1+𝑛2−2 (40−1) 68,664+ (40−1) 84,615 40+40−2 (39) 68,664+ (39) 84,615 78 2677,896 + 3299,985 78 5977,881 78
= 76,639
Sg
= √76,639 = 8,75
t hitung
=
̅̅̅̅ 𝑥 1− ̅̅̅̅ 𝑥2 1
1
𝑆𝑔 √𝑛1+ 𝑛2
=
46,00− 45,05
1
1
8,75 √40+ 40
= =
0,95 8,75 √0,025+ 0,025 0,95 8,75 √0,050
(𝑛1−1) 𝑠12 + (𝑛2−1) 𝑆22 𝑛1+𝑛2−2
188
= =
0,95 8,75 𝑥 0,22 0,95 1,925
= 0,493
2. Menentukan t tabel dk = n1 + n2 – 2 = 40 + 40 – 2 = 78 t tabel pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 1,991 t hitung < t tabel (0,493 < 1,991), sehingga HO diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa sebelum menggunakan media CAI model drills dengan setelah menggunakan media CAI model drills dalam pembelajaran konsep sistem gerak pada kelas kontrol dan eksperimen.
189
Lampiran 20
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Data Posttest 1. Menentukan t hitung
Sg
= = =
(𝑛1−1) 𝑆12 + (𝑛2−1) 𝑆22 𝑛1+𝑛2−2 (39−1) 137.235 + (38−1) 117.614 39+38−2 (38) 137,235 + (37) 117,614 75
=
5214,923 + 4351,711 75
=
9566,634 75
= 127,555 Sg = √127,555 = 11,294
t hitung
=
̅̅̅̅ ̅̅̅̅ 𝑥 1− 𝑥2 1
1
𝑆𝑔 √𝑛1+ 𝑛2
=
71,18 − 62,23
1 38
11,294 √ +
= = = =
1 39
8,95 11,294 √0,026+ 0,025 8,95 11,294 √0,052 8,95 11,294 𝑥 0,228 8,95 2.575
190
= 3,475
2. Menentukan t tabel dk = n1 + n2 – 2 = 38 + 39 – 2 = 75 t tabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 1,992 t hitung > t tabel (3,475 > 1.992), sehingga HO ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar siswa yang positif setelah menggunakan media CAI model drills dibandingkan dengan multimedia interaktif pada konsep sistem gerak.
191
Lampiran 21
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS RETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL Data Retest 1. Menentukan t hitung
Sg
= = =
(𝑛1−1) 𝑆12 + (𝑛2−1) 𝑆22 𝑛1+𝑛2−2 (39−1) 137,458+ (38−1) 107,556 39+38−2 (38) 137,458 + (37) 107,556 75
=
5223,435 + 3979,5789 75
=
9203,014 75
= 122,706 Sg = √122,706 = 11,300
t hitung
=
̅̅̅̅ 𝑥 1− ̅̅̅̅ 𝑥2 1
1
𝑆𝑔 √𝑛1+ 𝑛2
=
69,89 − 58,26
1
1
11,300 √38+ 39
= = = =
11,64 11,300 √0,026+ 0,025 11,64 11,300 √0,052 11,64 11,300 𝑥 0,228 11,64 2.576
= 4,518
192
2. Menentukan t tabel dk = n1 + n2 – 2 = 38 + 39 – 2 = 75 t tabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 1,992 t hitung > t tabel (4,518 > 1.992), sehingga HO ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar retest yang positif untuk mengetahui retensi siswa setelah menggunakan media CAI model drills dibandingkan dengan multimedia interaktif pada konsep sistem gerak.
193
Lampiran 22
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS RETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN Data Posttest dan Retest 1. Menentukan t hitung
Sg
= = =
(𝑛1−1) 𝑆12 + (𝑛2−1) 𝑆22 𝑛1+𝑛2−2 (38−1) 107,556+ (38−1) 117,614 38+38−2 (37) 107,556 + (37) 117,614 74
=
3979,579 + 4351,711 74
=
9418,127 74
= 127,272 Sg = √127,272 = 11,281
t hitung
=
̅̅̅̅ 𝑥 1− ̅̅̅̅ 𝑥2 1
1
𝑆𝑔 √𝑛1+ 𝑛2
=
71,18 − 69,89
1
1
11,281 √38+ 38
= = = =
1,29 11,281 √0,025+ 0,025 1,29 11,281 √0,050 1,29 11,281 𝑥 0,223 1,29 2.516
= 0,512
194
2. Menentukan t tabel dk = n1 + n2 – 2 = 38 + 38 – 2 = 74 t tabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 1,992 t hitung < t tabel (0,512 < 1.992), sehingga HO ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar retest dengan posttest untuk mengetahui retensi siswa setelah menggunakan media CAI model drills dibandingkan dengan multimedia interaktif pada konsep sistem gerak.
195
Lampiran 23
196
197
198
199
200
201
202
203
Lampiran 24
204
205
206
207
208
209
210
211
Lampiran 25
DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pembelajaran menggunakan media CAI
Pembelajaran menggunakan multimedia interaktif
Siswa mengerjakan latihan pada media
Siswa melihat tayangan pada multimedia
212
Lampiran 26
213
214
215
216
Lampiran 27
UJI REFERENSI
Nama
: Bayu Purnomo
NIM
: 1110016100031
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Judul Skripsi
: Pengaruh Media Pembelajaran Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction) model Drills terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Gerak Paraf Pembimbing
No
1
2
3
4 5
6
Referensi
Pembimbing I BAB I (PENDAHULUAN) Dafri Agussalim dan Muhammad F. Alfadh, “Kekayaan dan Supremasi Politik: Menguatnya Ancaman Konflik Terbuka”, Jurnal Hubungan Internasional: Verity, Vol. 3, No. 5, 2011, h. 4 Sri Sugiharti, “Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk Kehidupan Masyarakat”, Jurnal Riset Pendidikan dan Pembelajaran (JRPP). Vol. 3, No. 4, 2012, h. 356. Muhammad Yaumi, “Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran”, Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 14. No. 1, 2011, h. 93. Sidiknas, “Pergeseran Paradigma Pembelajaran Abad 21”, 12 Juli 2014. Sidiknas. “Standar Kemampuan Guru TIK Disiapkan”, http://kemdikbud.go.id, 11 Juli 2014. Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h. 4.
Pembimbing II
217
7
8
9
10
11
1
Muhammad Yaumi, “Integrasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran”, Jurnal Lentera Pendidikan, Vol. 14. No. 1, 2011, h. 93. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 35 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 292. Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 106. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h 121. BAB II (DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS) Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h.3.
5
Sharon. E. Smaldino, et.al, Instructional Technology and Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 7. Cepi Riyana, “Media Pembelajaran”, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2012), Modul, h. 10. Cepi Riyana, “Media Pembelajaran”, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2012), Modul, h. 10. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h.3.
6
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h.4.
2
3
4
7
Cepi Riyana, “Media Pembelajaran”, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama
218
9
Republik Indonesia, 2012), Modul, h. 10. Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), h. 8. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h.12.
10
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h.12.
8
11
12
13
14
15
16
17
18
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h.7. Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), h. 37. Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), h. 39. Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), h. 41. Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), h. 48. Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan: Pelayaran Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar (Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 13. Cepi Riyana, “Media Pembelajaran”, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 2012), Modul, h. 14. Arief Sadiman, R. Rahardjo, dan Anung Haryono, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 23.
219
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Benny A. Pri dan Yuni Katrin, “Media Teknologi”. Buku Materi Pokok: Modul 1-9, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), h. 15. Tejo Nurseto, “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 8, No. 1, 2011. h. 23. Tejo Nurseto, “Membuat Media Pembelajaran yang Menarik”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 8, No. 1, 2011. h. 163. Munir, Multimedia; Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 162. Erna Kristanto, ”Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Komputer untuk Sekolah Menengah Kejuruan”, Makalah disampaikan untuk forum Seminar APTEKINDO di Universitas Negeri Padang, Juni 2008. Rusman, Deni Kurniawan, dan Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 97. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h.31. Dale H. Schunk, Learning Theories an Educational Perspective, Sixth Edition, (Boston: Pearson Eduaction, 2012), h. 325. Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran; Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 137. Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 36. Sa’ad Wazis H dan Sulistyowati, “Pengembangan Komputer Pembelajaran (CAI) Tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Mata Pelajaran Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Surabaya” Jurnal
220
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, 2010, h. 87. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h.3132 Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011), h. 11. Sa’ad Wazis H dan Sulistyowati, “Pengembangan Komputer Pembelajaran (CAI) Tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Mata Pelajaran Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Surabaya” Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, 2010, h. 88. Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 204. Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 105 Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 137. Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 140. Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 191. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 12. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 10. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 39.
221
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempngaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 2. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempngaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 11. Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010), h. 16. Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010), h. 6. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 43. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Ddidik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 116. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Ddidik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 118. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Ddidik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 126. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 94. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Ddidik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 122. Fatimah Saguni, “Prinsip-prinsip Kognitif Pembelajaran Multimedia: Peran Modality dan Contiguity Terhadap Peningkatan Hasil Belajar” Jurnal INSAN, Vol. 8, No. 3, 2006, h. 149. Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan; Perangkat Sistem Pengajaran Modul, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 164. S. Eko Putro W, Evaluasi Program Pembelajaran; Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 25.
222
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 44. Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 118. Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 43. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 23-28. Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), h. 24-26. Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Suatu Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2012), h. 31-32. Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 37. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: 2006), h. 452, tersedia online di http://bsnp-indonesia.org/id/wpcontent/uploads/2009/06/01.-SMAMA.zip, diakses pada tanggal 8 September 2014. Kemdikbud, Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar SMA/MA, (Jakarta: Kemdikbud, 2013), h. 113-115. Gina Angelina, Dadang Machmudin, Didik Priyandoko, “Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Biologi SMA pada Materi Sel, Jaringan Tumbuhan, Jaringan Hewan, Sistem Gerak Manusia, dan Sistem Peredaran Darah”, Jurnal Formica Education Online, Vol. 1, No. 1, 2014, h. 3. Muzammila Akram, dkk.,” Pengaruh CAI (Computer Assisted Instruction) Pada Prestasi Belajar Kimia Siswa Pada Sekolah Menengah Atas”.
223
66
67
68
69
1 2 3 4
International Journal of Social Sciences and Education ISSN: 22234934, Vol.1, 4 October 2011 (426435). Sa’ad Wazis H dan Sulistyowati, “Pengembangan Komputer Pembelajaran (CAI) Tentang Gerak Lurus Berubah Beraturan Pada Mata Pelajaran Fisika Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Surabaya” Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No. 1, 2010, h. 86. Yu Hsin-heng, dkk., “Pengaruh Multimedia CAI (Computer Assisted Instruction) Dan Gaya Belajar Pada Prestasi Belajar” , WSEAS Transactions On Information Science And Applications, Vol. 9, Januari 2012, h. 24-35. Lucy Widya Fathir dan Abdul Rachman, “Pemanfaatan Media Computer Assisted Instructional (CAI) Model Drills Pada Materi Ajar Travelling Violation Permainan Bola Basket” Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Vol. 1, No. 1, 2013, h. 247. Fransisca Tapilouw dan Wawan Setiawan, “Meningkatkan Pemahaman dan Retensi Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Teknologi Multimedia Interaktif (Studi Empirik pada Konsep Sistem Saraf)” Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Vol. 1, No. 2, Desember 2008, h. 19-26. BAB III (METODOLOGI PENELITIAN) Sugiyono, Metode Penelitaan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 80-81. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013) h.62. Sugiyono, Metode Penelitaan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 77. Lampiran 26
224
5
6
7 8 9
10 11 12
13 14 15
16
17
18 19 20 21
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. XV, h. 66. Sugiyono, Metode Penelitaan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 121. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 93. Lampiran 5. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 213. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 232. Lampiran 5 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 223. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 210. Lampiran 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. XI, h. 239. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 112. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. 2, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 89. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 171. Sudjana, Metode Statistika. (Bandung: Tarsito, 2005), h. 466-467. Sudjana, Metode Statistika. (Bandung: Tarsito, 2005), h. 249. Sugiyono, Metode Penelitaan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 128.
225
22
23
24
25
1
2
Besral, Modul SPSS: Pengolahan dan Analisa Data-1 Menggunakan SPSS, (Depok: FKM UI, 2010), h. 53. Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 122. Yanti Herlanti, Nuryani, Y. Rustaman, dan Wawan Setiawan, “Kontribusi Wacana Multimedia Terhadap Pemahaman dan Retensi Siswa”, Jurnal Pendidikan IPA: Metamorfosa. Vol. 2, No. 1, 2007, h. 34. Fifi Afifah, “Pengaruh Pendekatan Contextual Teachinig and Learning (CTL) Terhadap Retensi Siswa Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia”. Skripsi pada FITK UIN Jakarta, tidak diterbitkan. BAB IV (HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN) Muhibbin Syah, Psiklogi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet, XVII, h. 135. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Memengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 11. Jakarta, April 2015 Mengetahui, Pembimbing I,
Pembimbing II,
Ir. Mahmud Siregar, M.Si
Meiry Fadillah Noor, M.Si
NIP. 19540310 198803 1 001
NIP. 19800516 200710 2 001
226
Lampiran 28
227
227
Lampiran 29
228
230
Lampiran 30