PENGARUH MATERIAL HELIX (LILITAN) TERHADAP KEKUATAN SINYAL YANG DIPANCARKAN ANTENA HELIX 2,4 GHz

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014 

ISSN: 2089‐9813

 

PENGARUH MATERIAL HELIX (LILITAN) TERHADAP KEKUATAN SINYAL YANG DIPANCARKAN ANTENA HELIX 2,4 GHz Herman Yuliandoko 1, M Dimyati Ayatullah2 Teknik Informatika, Politeknik Negeri Banyuwangi Jl. Raya Jember KM 13 Labanasem, Kabat, Banyuwangi, 68641, Indonesia Telp/fax: 0333-636780 e-mail: poliwangi@ poliwangi.ac.id

ABSTRAK Antena merupakan peralatan yang sangat penting dalam suatu jaring wireless.Dimana antena berfungsi sebagai media pemancar atau penerima sinyal dalam sebuah jaringan. Oleh sebab itu kondisi antena akan sangat berpengaruh terhadap kualitas sinyal yang diterima. Dalam aplikasinya banyak sekali ditemui jenis-jenis antena dengan karakteristik dan keunggulan yang berbeda. Salah satu jenis antena yakni antena Helix yang akan dibahas dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini dititik beratkan pada material Helix (lilitan) antena Helix sejauh mana berpengaruh pada kekuatan sinyal yang dipancarkan. Sehingga dalam pelaksanaannya nanti akan dibuat sebuah antena Helix 2,4 GHz dengan material Helix yang berbeda-beda kemudian dilakukan pengukuran kekuatan sinyal untuk melihat perbedaan yang ditimbulkan. Sehingga nantinya akan didapatkan material yang terbaik untuk membuat antenna Helix 2,4 GHz. Selain itu diharapkan penelitian ini menambah khasanah pengayaan bahan ajar dan keilmuan di Politeknik Banyuwangi khususnya dan perguruan tinggi pada umumnya dengan publikasi ilmiah secara nasional. Kata kunci : Wireless, Antena, Helix, Material Helix ABSTRACT Antennas are very important equipment in a wireless networking. It is used for signal receiver and transmitter on the wireless networking. Therefore, antenna condition will greatly affect the quality of the received signal. In its application there are many kind of antenna with different characteristics and advantages. One type of antenna is helix antenna which will discussed in this study. In this research will be focused in the influence of helix material to the strength of signal transmitted antenna. So that in this research also will make Helix Antennas 2.4 GHz by using different helix material then the signal strength will be measured to see the effect of these material. Finally we want to know which one the best material for Helix Antenna 2.5 GHz. Also expected this study add to our instructional materials in State Polytechnic of Banyuwangi in particular and in general with scientific national publication. Key Word :Wireless, Antena, Helix, Material Helix kekuatan yang berbeda pada tiap arahnya.Prinsip ini dikenal dengan istilah pola radiasi atau pattern. Pada komunikasi antar titik dalam jaringan komputer non kabel (wireless) diperlukan antena yang mempunyai pola radiasi direksional (spesifik kesuatu arah). Salah satu antena yang dapat digunakan dalam situasi ini adalah antena helix.Antena helix mempunyai struktur geometri yang mirip dengan pegas, dengan jarak antar lilitan, diameter lilitan, dan jumlah lilitan yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan.Dengan struktur geometri yang sedemikian rupa, pembuatan antena helix dirasakan sederhana dan dapat dijadikan alternatif antena yang digunakan dalam jaringan wireless.Namun demikian masih perlu peningkatan efektifitas atau kualitas antena dengan pemilihan material antena yang paling baik.Oleh sebab itu hal tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh material tersebut terhadap kualitas sinyal antena. Seiring dengan perkembangan wireless maka perkembangan antena juga terus berkembang. Hal ini dikarenakan antena merupakan hal utama dalam

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sangat pesat dan salah satu yang sangat pesat perkembangannya adalah teknologi jaringan tanpa kabel atau wireless. Dengan teknologi wireless ini memungkinkan pentransferan informasi dalam jarak yang jauh tanpa menggunakan media fisik berupa kabel. Teknologi wireless ini telah demikian pesat perkembangannya sehingga banyak bagian masyarakat yang memamfaatkannya baik dalam bidang pendidikan, sosial ataupun bisnis. Salah satu yang memamfaatkan teknologi ini adalah layanan hotspot. Salah satu peralatan yang berperan dalam teknologi wireless ini adalah antena. Antena merupakan peralatan yang berfungsi mentransmisikan ataupun menerima sinyal wireless.Antena menggantikan fungsi kabel dengan udara sebagai medianya.Terdapat berbagai macam jenis antena dengan berbagai dimensi yang berbeda.Setiap dimensi antena yang berbeda memancarkan atau meradiasikan sinyal dengan 588 

Seminar Naasional Teknologii Informasi dan Komunikasi K 2014 (SENTIKA 2014)) Yogyakartaa, 15 Maret 2014 

ISSN N: 2089‐9813

  taanpa kabel (m media udara) ddapat berupa frekuensi raadio, inframeerah ataupunn sinar laser untuk beerkomunikasi di antara worrkstation dan file server attaupun hub.Paada dasarnyaa Jaringan tan npa kabel seebenarnya tiddak sesulit ssistem cable network baahkan lebih mudah.Karena m a sistem jarin ngan WIFI attau Wireless tidak t memerluukan penghub bung cable neetwork antar komputer. Seedangkan padaa jaringan LA AN konvensioonal menggunnakan jenis kaabel coax, UTP U cable atauupun fiber opttic sebagai meedia untuk mentransmisika m an data dan deengan Wirelesss network haanya dibutuhkkan ruang ataau space dim mana jarak jaangkau networrk dibatasi keekuatan pancaaran signal raadio dari masinng masing kom mputer. Pada sistem m WIFI inii memeiliki beberapa keeuntungandianntaranya peemakai tidak k dibatasi ru uang gerak dan hanya dibatasi pad da jarang jaangkauan darii satu titik ppemancar WIF FI. Untuk jaarak pada sisttem WIFI maampu menjangkau area 10 00 feet atau 300M radius. Seelain itu dapatt diperkuat deengan peranggkat khusus seperti boosster yang beerfungsi sebaggai relay yanng mampu meenjangkau raatusan bahkann beberapa kkilometer ke satu arah (d directional). Bahkan B hardw ware terbaru,, terdapat peerangkat dim mana satu peerangkat Access Point daapat saling merelay m (disebbut bridge) keembali ke beeberapa bagiaan atau titik sehingga meemperjauh jaarak jangkauann dan dapat ddisebar dibebeerapa titik daalam suatu ruangan r untuuk menyatukaan sebuah neetwork LAN. Sebelumnyaa, perlu dikettahui bahwa ada a 2 cara menghubungka m an antar PC ddengan sistem m Wireless yaaitu Adhoc diimana 1 PC terhubung den ngan 1 PC deengan saling terhubung. K Kedua jaring gan paling um mum dan lebbih mudah saat ini dengan sistem Access A point dengan d bentukk PCI card ataau sebuah un nit hardware yang memiliiki fungsi acccess point un ntuk melakukkan broadcast ke beberapa komputer cllient pada jaraak radius tertenntu.

sebuah sistem wirelesss. Kehandalaan atau kualittas suatu anttena akan meempengaruhi kekuatan sinyyal yang diteerima ataupun yang dipancaarkan. musan Masallah 1.2 Rum Dalam m pelaksanaann penelitian inni ada beberaapa rumusan masalah yanng nantinya akan a dijabarkkan yaitu : 1. Baagaimanakah membuat anntena Helix 2,4 2 GH Hz untuk aplikkasi WLAN ? 2. Baagaimanakah pengaruh material heelix (liilitan) terhadapp kekuatan sinnyal ? 3. Material M apakahh yang terbaikk bagi kekuattan sinnyal antena Helix H 2,4 GH Hz berdasarkkan peercobaan dan penelitian p yanng dilakukan ? UAN PUSTAK KA TINJAU Jaringgan komputerr adalah kum mpulan dua attau lebih komputer yangg saling berhhubungan unttuk melakukaan komunikassi data.Komunnikasi data yaang bisa dilaakukan melaluui jaringan komputer k dappat berupa daata teks, gam mbar, video, daan suara. Unttuk membanggun sebuah jaringan komputer k harrus diperhatikkan tentang situasi s dan koondisi organisasi yang akaan membangunn jaringan terrsebut, misalnnya struktur bangunan, jaangkauan, keecepatan akses, biaya opeerasional, dan sebagainya. Berdaasarkan mediaa transmisinyaa maka jaringgan dapat dibbagi menjadi beberapa jennis sesuai meddia yang diguunakan yakni : 1. Satelitt Komuunikasi satelitt biasanya diigunakan unttuk komunikaasi jarak jaauh yang memiliki m lettak geografiss yang luas. Dengan D mengggunakan sateelit maka akkan dapat menjangkau m d daerah tersebbut. Salah sattu contoh pennggunaan sateelit yang banyyak digunakaan pada kom munikasi AT TM bank yaaitu VSAT. VSAT adalaah suatu allternative yaang ditawarkaan untuk memotong m koompas jaringgan WAN yakkni penggunaaan satelit VSA AT (Very Sm mall Aperture Terminal). Selain S itu pennggunaan sateelit lebih terjaamin keamanaannya. 2.Kabel Pengggunaan kabbel bagi suatu s jaringgan merupakaan kebanyakaan jaringan LA AN di Indonesia saat ini.H Hampir semuua pengguna jaringan suddah sangat biasa b mengggunakannya. Ada beberaapa macam tipe t kabel yaang biasa diigunakan dalaam jaringan yakni y a. Kaabel UTP (Unnshielded Twisted Pair). b. Kaabel STP (Shiielded Twistedd Pair). c. Kaabel Koaksial d. Kaabel Fiber Optic

G Gambar 1. Sisteem Adhoc Access P Point

3.Wireless Jaringgan yang meenggunakan media m transm misi wireless atau nirkabbel sering disebut d WLA AN (Wirelesss Local Area Network). N Dim mana WLAN ini adalah LAN L yang meenggunakan media m transm misi 589 

Gam mbar 2. Sistem m Infrastrukturr

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014 

ISSN: 2089‐9813

  Dalam sebuah jaringan wireless memerlukan peralatan penunjang dalam pengoperasiannya. Peralatan tersebut diantaranya yakni :

ini biasanya juga memiliki gain penguatan yang rendah.

1. Kartu jaringan wireless Merupakan sebuah peralatan (hardware) yang terdapat pada sebuah komputer sehingga memungkinkan komputer tersebut menerima dan menangkap sinyal wireless tersebut.

2. Antena Sektoral Bila antena Omnidirectional memiliki daerah layanan 360 derajat maka antena sektoral memiliki daerah layanan yang terbatas, biasanya 45~180 derajat.

2.Access Point Pada wireless LAN, device transceiver disebut dengan Access Point. Dimana fungsi dari Access Point adalah mengirim dan menerima data, serta berfungsi sebagai buffer antara wireless LAN dan wired LAN. Satu Access Point dapat melayani beberapa pengguna akan tetapi makin banyak pengguna yang dilayani maka kecepatan akses akan ikut terpengaruh. Access Point dapat berupa perangkat access point saja atau dengan dual fungsi sebagai internal router.Bahkan pada model terbaru sudah ditambahkan teknologi Super G dengan kemampuan double transmisi, smart DHCP bagi client network dan hardware standard monitor serta Firewall dan sebagainya. Alat Access point dapat dipasangkan pada sebuah hub, cable modem atau alat lainnya untuk menghubungkan computer dengan WIFI kedalam sebuah network lain.

3.Antena Directional Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan menerima sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point, macam antena direktional seperti antena grid, dish "parabolic", yagi, dan antena sectoral. Antena Helix Antena Helix terdiri dari konduktor tunggal atau multi konduktor terbuka yang berbentuk Helix.Antena Helix merupakan antena yang mempunyai bentuk tiga dimensi. Bentuk dari antena Helix menyerupai per atau pegas dan diameter lilitan serta jarak antar lilitan berukuran tertentu .

3. Antena Antena dapat didefinisikan sebagai sebuah piranti yang berfungsi untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik terbimbing (guided wave) pada saluran menjadi gelombang elektromagnetik bebas diudara. Pada wireless sesuai frekuensinya termasuk dalam gelombang micro (1 ~ 300 GHz). Dalam pembahasan mengenai antena, terdapat beberapa parameter dasar dari antena yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan performa dari antena. Parameter-parameter tersebut antara lain adalah(Irianto,2011) :  Pola Radiasi (Radiation Pattern)  Impedansi  Voltage Standing Wave Ratio (VSWR)  Directivity  Return Loss  Efisiensi antenna  Penguatan (Gain)

 D = diameter dari helix  C = circumference (keliling) dari helix = πD  S = jarak antara lilitan  α = sudut jepit (pitch angle) = arctan S/πD  L = panjang dari 1 lilitan  n = jumlah lilitan  A = axial length = nS  d = diameter konduktor helix Diameter dan keliling (Circumference) digunakan sebagai parameter dalam menentukan frekuensi kerja dari helix, biasanya dinyatakan pula dalam panjang gelombang Dλ dan Cλ. Axial Length dan pitch angle menentukan Gain dari helix.

Menurut polarisasinya antena mempunyai beberapa karakteristik yakni : 1. Antena Omnidirectional (Dipole)

Gambar 3.Bentuk dasar dari antena Helix dan hubunganantara D, S, C, L (Irianto,1988)

Antena ini memeiliki pola pancaran 360 derajat dari titik lokasi pancaran antena. Ini sangat cocok untuk Access Point yang memberikan target pelayanan sekitarnya dengan radius jarak dekat. Antena jenis

Makin panjang axial length maka makin besar pula gain dari helix.Relasi ini dapat dilihat dari persamaan berikut.

590 

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014 

ISSN: 2089‐9813

  11,8

10

2

PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

(1)

Untuk merancang antena Helix dengan frekuensi 2,4 GHz, maka dapat dihitung panjang gelombangnya yaitu :

Antena helix biasanya dipasang diatas sebuah ground plane seperti pada gambar di bawah. Ground plane dapat berbentuk apa saja, tetapi biasanya bentuknya segi empat atau lingkaran dengan diameter satu sampai satu setengah kali panjang gelombang. Ground plane dapat berbentuk reflektor kerucut atau dapat pula berbentuk datar. Dengan menggunakan ground plane, diharapkan back lobe dari antena helix dapatdiminimalisasi(Irianto,2011).

λ

(2)

dimana : λ : panjang gelombang c : cepat rambat gel ruang hampa (3 10 ) sehingga : λ

,

0,123456

12,34

dan diameter (D) dihitung dengan persamaan (3) 12,34 3,14

Gambar 4. Antena Helix dengan Ground Plane(Irianto,1988)

3,93

Antena Helix dapat dioperasikan dalam dua mode, yaitu mode transmisi (transmission mode) dan mode radiasi (radiation mode).Mode transmisi digunakan untuk menjelaskan bagaimana gelombang elektromagnetik dioperasikan sepanjang Helix dapat diasumsikan sebagai saluran transmisi tak hingga atau waveguide, dimana beberapa mode transmisi yang berbeda dapat dioperasikan. Mode radiasi digunakan untuk mengetahui bentuk dari medan jauh (far field pattern) dari sebuah Helix. Pada mode radiasi dikenal dua macam mode, yaitu mode axial dan mode normal.

Dan apabila diameter material helix 1,5 mm (d) maka dapat diperoleh nilai circumference ( C ), sebagai berikut :

METODE PENELITIAN

dan jarak antar lilitan menjadi,

D = 3,93 4 cm D = ( 4 + 1,5 ) cm  42 mm , sehingga C, C =π*D = 3,14 * 42 mm = 132 mm S = 0.25 * C

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental.Dimana penelitian dilakukan dengan melakukan eksperimeneksperimen di LAB Teknik Informatika Politeknik Negeri Banyuwangi.Sedangkan tahapan-tahapan mengacu pada tahapan berikut yaitu tahap pertamadilakukan studi literature, dilakukan di Politeknik Banyuwangi dengan menggunakan fasilitas perpustakaan dan internet yang tersedia. Dilanjutkan tahap analisa, perancangan dan pembuatan antena, dilakukan di LAB Program Studi Teknik Informatika PoliteknikNegeri Banyuwangi. Dimana perancangan dilakukan berdasarkan literatur yang didapatkan.Kemudian pembuatan antena, pembuatan antena dilakukan di LAB Program Studi Teknik Informatika Politeknik Banyuwangi dan pada pembuatannya menggunakan material Helix yang berbeda sesuai dengan tujuan dari penelitian.Dan tahapan terakhir adalah pengujian dan analisa.

= 0,25 * 132 = 33 mm = 3.3 cm Pembuatan antena Helix Material dan peralatan yang digunakan yakni • Gergaji • Lem alteco • Penggaris • Material Helix (lilitan) • Plat

591 

Seminar Naasional Teknologii Informasi dan Komunikasi K 2014 (SENTIKA 2014)) Yogyakartaa, 15 Maret 2014 

ISSN N: 2089‐9813

  Client Connecction Qualityy (CCQ) adaalah nilai daalam persenn yang meenunjukkan efektifitas baandwidth yanng digunakann terhadap bandwidth b maksimum m yaang tersedia secara teo oritis.CCQ beerbanding luurus dengan troughput yang y bisa pada diidapatkan ssebuah saambungan niirkabel.Semakkin bagus CCQ Q maka semaakin tinggi tro oughput yanng didapatkann.Nilai terbeesar CCQ yaaitu 100% seehingga semaakin mendek kati 100% maka m semakin bagus CCQ Q nya.Nilai CCQ C yang bu uruk dapat terrjadi karena ppengarahan an ntena yang ku urang tepat. Nilai N CCQ yyang buruk ju uga dapat beerakibat padaa kualitas jariingan nirkabeel menjadi ku urang bagus, karena serinng terjadi paacket loss (b belajar-jaringaan,2013).

Gambar 5. Peeralatan dan Material M

Gambbar 6. Helix daan Ground Plaate yang telah diggabungkan

pengujian anttena Peengukuran/p Paada pengukuuran /pengujiian ini men nggunakan peeralatan Mikrrotic yang diikoneksikan ke k antena heelix.Dan untuuk mengkonneksikan Mik krotic ke ko omputer mengggunakan softtware winebox x.

Ketentuaan pengukuraan  Kuat Sinyal (Signaal Strength) Kualitas sinyal menenntukan handal tidak nya suaatu WiFi.Sem makin kuat sinnyal maka seemakin baik dan d handal konektivitas nya. Sinyaal pada WiFi ditunjukaan dengan bessaran dBm yaaitu satuan levvel daya denngan referensii daya 1 mW W = 10-3 Waatt. Rentang kuat sinyal pada p WiFi yaitu y antara -10 dBm sam mpai kurang lebih -99 dBm dimana d semakkin nilai nyaa mendekati positif maka semakin bessar kuat sinyyal nya. Kuatt sinyal dapaat dikategorikkan berdasarkkan kualitas nya n sebagai berikut b (belajarjaringan,22013) :  E Excellent (greeen): -57 to -10 dBm (755 100%)  Good G (green):: -75 to -58 dB Bm (40 - 74% %)  Fair F (yellow): -85 to -76 dB Bm (20 - 39%))  Poor P (red): -95 to -86 dBm (0 - 19%)

Gambar 7.Koneksi 7 Anttena dan Mokrrotik

 Signaal to Noise Raatio (SNR) Signal to t Noise Ratio R (SNR) adalah rassio perbandinngan antara sinyal s yang diterima d denggan gangguann (derau) sekkitar dengan satuan desibbel (dB). Kuualitas dari SN NR dibagi kedalam beberaapa kategori, sebagai berikkut (belajar-jarringan,2013):  > 40dB SNR = Excellent signal (5 barrs), d Ceepat terkonekksi, troughputt maksimal dan staabil.  255dB - 40dB SN NR = Very goood signal (3 - 4 baars), Terkooneksi baikk, throughpput maaksimal.  155dB - 25dB SNR S = Low signal (2 barrs), Teerkoneksi baikk, throughput tidak maksim mal.  100dB - 15dB SN NR = very low w signal (1 baar), kooneksi tidak terlalu stabbil, throughpput renndah.  5ddB - 10dB SN NR = no signall, koneksi sanggat tiddak stabil, throoughput sangaat rendah.

Gambar 8.Taampilan Penguukuran Mengg gunakan Winbox-M Mikrotik  Dalam pengukkuran ini paarameter yang g diamati an ntara lain: • Tx/Rx sinnyal strength • Signal to Noise N • Tx/Rx CC CQ Hasil H penguku uran a. Antena 1 denngan spesifikaasi

nt Connection n Quality (CC CQ)  Clien 592 

Seminar Naasional Teknologii Informasi dan Komunikasi K 2014 (SENTIKA 2014)) Yogyakartaa, 15 Maret 2014 

ISSN N: 2089‐9813

   Material M helixx  Hambatan H  Diameter/teba D al

c. Antena3 denggan spesifikassi  Materiial helix :K Kabel Tembag ga  Hambaatan : 00.1 Ohm  Diameeter/tebal : 3 mm

: kawal bangunan b : 0.3 Ohm m : 2 mm

Tabel 1. Hasil Pengukurann Antena 1

Tabel 3. Hasil Pengukuran Antena 3

b. Antenaa2 dengan speesifikasi  Material M helixx : Plat Aluuminium  Hambatan H : 0.1 Ohm m  Diameter/teba D al : 2 mm

d. Antena4 denngan spesifikassi  Materiall helix : Kabbel Tembaga+ + isolaator  Hambataan : 0.2 O Ohm  Diameteer/tebal : 3 mm m

Tabel 2. 2 Hasil Penguukuran Antenaa 2

Tabel 4. Hasil Pengukuran Antena 4

593 

Seminar Naasional Teknologii Informasi dan Komunikasi K 2014 (SENTIKA 2014)) Yogyakartaa, 15 Maret 2014 

ISSN N: 2089‐9813

  Dari grafik di atas a menunjukkkan • Antena deengan materiaal heli plat aluminium a memiliki nilai n SNR terbbesar dan adaa beberapa pengujiann yang mencaapai range Excellen E ( >40 dB ). • Rata-rata SNR antenna pada range Very V Good (25<SNR< <40 dB). • SNR terenndah pada anntenna dengan n material helix tembbaga+isolasi. Hasil H analisa dari d data diataas menunjukk kan bahwa ku ualitas sinyal terbaik anteena helix dim miliki oleh an ntena helix deengan materiaal aluminium meskipun material m laainnya m masih men nunjukkan peerformarmancce SNR yang bbaik.

Gambar 10. Grafik Penguukuran Tx/Rx Antena Dari Gambar 100 di atas menuunjukkan • Antenna dengan plat aluminium memiliki sensivitas tertinggi denngan max men ncapai -54 dBm. • Antena dengan d mateerial kawat memiliki stabilitas yang sangaat baik, den ngan nilai deviasi 0.881. • Dari grafiik diatas menuunjukka bahw wa antenna yang dibuuat dalam rangge TX/RX Go ood (-75 ~ -58), dan hanya antenna dengan material helix a dann tembaga=iso olasi yang dari plat aluminium mampu mencapai m rangge Excellen (--57 ~ -10 dBm).

Gaambar 8. Graffik Deviasi Penngukuran bahwa anteena m Dari Graafik diatas menunjukkan dengan material m helix aluminium memiliki m deviasi Tx/Rx yaang tinggi arttinya sangat rentang terhaddap perubahaan posisi atauppun lokasi.Seedangkan anteena helix denngan materiall helix dari kawat k memilliki nilai stabbilitas yang tinggi.Hal inni menunjukkkan bahwa seebuah antena helix h dengan material m tertenntu memiliki bentuk perllakuan yang berbeda sesuuai dengan sensivitas s terhhadap gerakaan, perpindahhan ataupun posisi. p

Hasil H analisa diatas menuunjukkan bah hwa kuat sin nyal tertingggi dimiliki oleh antenaa dengan material m helix dari aluminiuum bahkan peengukuran mampu m menunnjukkan ringkkat Excellen.Meskipun deemikian stabillitas kuat sinyyal antena hellix dengan material m helix aluminium a tiddak sebaik yan ng dimiliki olleh antena denngan material kawat. KESIMPULA K RAN N DAN SAR Kesimpulan K Dalam pelaaksanaan peneelitian ini dapaat diambil beeberapa kesim mpulan a.l. 1. Untuk meembuat antenna yang baaik perlu diperhatikann material helix yang digun nakan.

Gamb mbar 9. Grafik Pengukuran SNR S Antena 594 

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) Yogyakarta, 15 Maret 2014 

ISSN: 2089‐9813

  Ahmad Yani. 2007. Panduan membangun Jaringan Komputer. Jakarta :Kawan Pustaka. Agus Setiawan. 2005. Pengantar Sistem Komputer. Bandung : Informatika. Antonius Irianto, Betty Savitri, Busono Soerowirdjo. 2011. Perancangan Antena Helix Untuk Frekuensi 2,4 GHz. Jakarta. Universitas Gunadarma. Edhy Sutanta.2005. Komunikasi Data dan Jaringan Komputer.Yogyakarta : Graha Ilmu. Gunadi Dwi Hantoro. 2009. WIFI (Wireless LAN). Bandung. Informatika. Techno-kifamona. 2011. Wide Areau Network.(http://technokifamona.blogspot.com/2011/06/wide-areanetwork-wan.html, diakses 30 Desember 2013) Joshua Sinambela. 2012. CCNA Fast Track .Yogyakarta. Rootbrain Purbo, Onno W. 1998. Jaringan Workgroup, LAN & WAN. Russell Bradford. 2007. The Art of Computer Networking. USA : Prentice Hall. Wahana Komputer. 2010. Tip Jitu Optimasi Jaringan WI-FI. Yogyakarta.Andi. Blogger,2013. Belajar Jaringan Network System.(http://belajar-jaringannetworking.blogspot.com/2013/08/kehandalandan-pengertian-wireless.html, diakses 30 Desember 2013) Kraus, John Daniel, 1988, Antennas, McGraw Hill

2. Pembuatan antena helix cukup mudah dan murah sebagai alternatif antena WLAN yang ada. 3. Besarnya hambatan material tidak signifikan berpengaruh pada SNR dan Tx/Rx sebuah antena. 4. Jenis material helix pada antena Helix sangat berpengaruh pada kualitas sinyal, kuat sinyal dan deviasi penerimaan sinyal sebuah antena helix. 5. Material dengan jenis aluminium memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan material uji lainnya pada penelitian ini. 6. Antena helix dengan material helix dari aluminium memiliki nilai kuat sinyal yang sangat baik. 7. Antena helix dengan material helix dari kawat memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan jenis material lainnya. 8. Stabilitas sinyal juga dipengaruhi perlakuan terhadap antena. 9. Rata-rata penguna antena kurang familiar dengan antena helix, hal ini ditunjukkan dengan masih sangat jarang yang menggunakan antena ini dalam keseharian. 10. Teknik pembuatan antena dapat dilakukan dengan berbagai macam pendekatan salah satunya yakni menggunakan software SuperNEC Saran Ada beberapa masukan atau saran yang perlu dilakukan untuk penelitian lanjutan yakni : 1. Dalam pembuatan sangat perlu diperhatikan ketepatan perhitungan oleh sebab itu sangat disarankan menggunakan sofware pembantu. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk antenna yang stabil dan sensivitasnya juga tinggi. 3. Dalam pengujian lanjutan sangat disarankan untuk memperhatikan posisi dan perlakuan terhadap antena. 4. Dalam pembuatan antena perlu untuk mempertimbangkan jenis material yang digunakan. 5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memasukkan parameter material yang lebih luas untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik. 6. Dukungan biaya dan teknologi bagi dosen sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dosen dalam meneliti.. REFERENSI Dalam penelitian ini daftar pustaka yang digunakan antara lain : Andri Kristanto. 2003. Jaringan Komputer. Yogyakarta : Graha Ilmu. 595