Journal of Islamic Education Management
95
ISSN: 2461-0674
Pengaruh Manajemen Pendidikan Budaya dan Karakter Pendidikan Di Sekolah Dasar Negeri 114 Palembang Nyimas Atika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang
[email protected] Abstrak: Salah satu kebijakan pendidikan nasional di Indonesia terbaru adalah dengan melaksanakan pendidikan berkarakter nilai-nilai bangsa pada sekolah sekolah yang ada di Indonesia. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat. Budaya merupakan keseluruhan sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar. Melalui pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa peserta didik memiliki akan nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Kata Kunci: Manajemen Budaya, Karakter Pendidikan Abstract: One of the latest national education policies in Indonesia is to carry out character education of the nation's values in school schools in Indonesia. In the process of cultural education and character of the nation, the students actively develop their own potential, internalize the process, and appreciate the values into their personalities in socializing, developing a more prosperous society, and developing the life of a dignified nation. Culture is the whole system of ideas and feelings, actions, and the work that humans produce in the life of society that is owned by him by way of learning. Through education that develops the cultural values and character of the nation, learners have value and character as their character, able to apply these values in life as members of society and citizens who are religious, nationalist, productive and creative. Keywords: Cultural Management, Educational Character
potensi peserta didik agar menjadi
Pendahuluan Pendidikan
merupakan
mengembangkan
dan
wadah
membentuk
manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan
Yang
MahamEsa,
watak serta peradaban bangsa yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
bermartabat
rangka
kreatif,
bangsa,
wargamnegara yang demokratis serta
dalam
mencerdaskan bertujuan
kehidupan
untuk
berkembangnya
mandiri,
bertanggung
dan
jawab”.
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
menjadi
Tujuan
Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 95-111
96
pendidikan nasional itu merupakan
ditandai oleh pewarisan budaya dan
rumusan mengenai kualitas manusia
karakter yang telah dimiliki masyarakat
Indonesia yang harus dikembangkan
dan bangsa (Mansyur, 2005: 4).
oleh setiap satuan pendidikan. Oleh
Dalam proses pendidikan budaya
karena itu, rumusan tujuan pendidikan
dan karakter bangsa, secara aktif
nasional
dalam
peserta didik mengembangkan potensi
pengembangan pendidikan budaya dan
dirinya, melakukan proses internalisasi,
karakter bangsa. Menurut
Zarkasih
dan penghayatan nilai-nilai menjadi
(dalam mulyasa, 2012: 8) mengemuka-
kepribadian mereka dalam bergaul di
kan bahwa pendidikan karakter sangat
masyarakat, mengembangkan kehidup-
terkait
an masyarakat yang lebih sejahtera,
menjadi
dengan
dasar
manajemen
atau
pengelolaan instusinya. Pengelolaan
serta
instusi
bangsa
yang
bagaimana
dimaksud pendidikan
direncanakan,
adalah karakter
dilaksanakan
dan
mengembangkan yang
kehidupan
bermartabat.
Dimana
budaya merupakan keseluruhan sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya
dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan
yang
pendidikan didalam institusi tersebut
kehidupan
secara memadai . Pengelolaan tersebut
dijadikan miliknya dengan cara belajar.
antara lain meliputi nilai-nilai yang
Sedangkan
perlu ditanamakan, muatan kurikulum,
keseluruhan sistem gagasan, tindakan,
pembelajaran, penilaian, pendidik dan
dan hasil karya yang dihasilkan dan
tenaga pendidik.
menjadi karakteristik bangsa tersebut
Sedangkan
manusia
dalam
bermasyarakat
yang
budaya
bangsa
adalah
adalah
sedangkan karakter merupakan nilai
suatu usaha yang sadar dan sistematis
kebajikan akhlak dan moral yang
dalam mengembangkan potensi peserta
terpatri, yang menjadi nilai intrinsik
didik. Pendidikan adalah juga suatu
dalam diri manusia yang melandasi
usaha masyarakat dan bangsa dalam
pemikiran, sikap, dan perilakunya.
mempersiapkan generasi mudanya bagi
Karakter bangsa Indonesia merupakan
keberlangsungan
masya-
kristalisasi nilai-nilai kehidupan nyata
rakat dan bangsa yang lebih baik di
bangsa Indonesia yang merupakan
masa
perwujudan dan pengamalan Pancasila.
depan.
pendidikan
dihasilkan
kehidupan
Keberlangsungan
itu
Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
Sementara itu nilai-nilai yang dikembangkan
dalam
97
Indonesia sebagai negara yang
pendidikan
sedang membangun, tidak luput dari
budaya dan karakter di Indonesia
perubahan-perubahan tersebut. Misal-
dilandasi
agama,
nya, persoalan budaya dan karakter
tujuan
bangsa menjadi sorotan tajam masya-
Berdasarkan
rakat atau menjadi isu sentral dewasa
sumber-sumber
pancasila,
budaya,
pendidikan
nasional.
keempat
sumber
dan
tersebut
telah
ini, yang menyedot perhatian, pemikir-
diidentifikasi 18 nilai-nilai yang dapat
an dan keperihatinan banyak orang di
dikembangkan
negeri ini. Persoalan mendasar adalah
melalui
pendidikan
budaya dan karakter bangsa, seperti
menyangkut
berikut:
nilai-nilai budaya dan karakter dalam
religius,
jujur,
toleransi,
semakin
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
kehidupan
demokratis, rasa ingin tahu, semangat
diknas, 2010 : 1-2).
kebangsaan,
cinta
menghargai
prestasi,
komuniktif,
cinta
tanah
air,
bersahabat/
damai,
memudarnya
bermasyarakat
(Kemen-
Bangsa Indonesia dulu dikenal berkarakter
positif
seperti
ramah
gemar
tamah, lemah lembut, berbudi pekerti
membaca, peduli lingkungan, peduli
luhur, sopan santun, cita tanah air,
sosial, tanggung-jawab.
mengapa? Karena dulu ada pendidikan
Pembangunan membawa perubah-
budi
pekerti
disekolah-sekolah,
an dalam diri manusia, masyarakat dan
pendidikan
lingkungan hidupnya. Serentak dengan
perkenalkan sejak dini, tapi akhirnya
laju
pula
pendidikan budi pekerti itu terlindas
Terjadi
dengan jaman dengan berlahan-lahan
perubahan sikap terhadap nilai-nilai
pendidikan itu hilang dari peredaran
yang sudah ada. Sehingga terjadi pula
digantikan
pergeseran sistem nilai yang membawa
teknologi, kita bangga kalau anak-anak
perubahan dalam hubungan interaksi
bangsa ini bisa menguasai teknologi
manusia dengan masyarakat-nya, baik
yang canggih dan bisa berkomunikasi
yang
pembangunan,
dinamika
masyarakat.
menyangkut
(lahiriah)
terjadi
maupun
budi
pekerti
dengan
itu
kita
kecanggihan
bidang
material
internasional dan akhirnya menjadi
yang
bertalian
juara-juara diberbagai kompotisi di
dengan bidang mental (batin).
dunia internasional, tetapi kita lupa
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 95-111
98
menanamkan nilai-nilai luhur bangsa
Pendidikan
kita sehingga mereka menjadi generasi
mementingkan
muda yang berkarakter negatif seperti
prestasi
egois, arogan, masa bodoh dengan
penanaman
urusan orang, tidak cinta pada negara,
terkadang terlupakan bahkan dianggap
koruptor, pesimis, kurang usaha, suka
tidak penting. Yang terjadi akhirnya
melanggar aturan, narkoba dan lain
banyak hal-hal negative dilakukan oleh
sebagainya.
para penerus bangsa ini. Dewasa ini,
Seyogyanya problem
dengan
diatas
pendidikan
mengharus
untuk
berbagai proses
menyeimbangkan
antara
pengetahuan
generasi
muda
saat
di
memang
lebih
keberhasilan di
bidang
moral,
pendidikan
ini
yang hanya
atau
akademik,
agama,
social
diselenggarakan untuk
memenuhi
kebutuhan kerja, mencari materi, bukan
dan
akhlak
agar
mereka
Apabila kita amati, pencapaian
menjadi generasi muda yang pintar dan
pendidikan nasional kita masih jauh
beraklhak mulia dengan kepribadian
dari harapan, apalagi untuk mampu
yang positif. Dimana pendidikan yang
bersaing
merupakan proses dimana suatu bangsa
perkembangan pendidikan pada tingkat
mempersiapkan
mudanya
global. Baik secara kuantitatif dan
untuk menjalankan kehidupan dan
kualitatif, pendidikan nasional masih
untuk memenuhi tujuan hidup secara
memiliki banyak kelemahan mendasar
efektif dan efisien. Pendidikan yang
(Bambang Nurokhim, 2007).
lebih
dari
kita
generasi
secara kompetitif dengan
pengajaran,
Secara hakikatnya, pendidikan di
melainkan proses suatu bangsa untuk
Indonesia bukan hanya belum berhasil
membina
meningkatkan
kesadaran
sekedar
untuk penyempurnaan hidup.
dan diri
mengembangkan diantara
individu-
individu.
kecerdasan
dan
keterampilan anak didik, melainkan gagal dalam membentuk karakter dan
Pendidikan harus dikembangkan
watak
kepribadian,
bahkan
bisa
untuk menempa fisik, mental dan
mengakibatkan degradasi moral. Perlu
moral, agar mereka menjadi manusia
di sadari bahwa pembentukkan karakter
yang berbudaya, menjadi warga Negara
atau kepribadian sangat penting, sangat
yang
mendesak dan mutlak atau tidak dapat
berarti
dan
bermanfaat.
Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
99
ditawar lagi. Berbagai macam kejadian
bangsa ini, seperti pengaruh globalisasi
dan peristiwa akhir-akhir ini yang
(konsumerisme, narkoba), merosotnya
melanda
banyak
moral (konflik antar suku, agama, ras),
kalangan berusaha untuk membuat
pasar bebas, sempitnya lapangan kerja,
konsep
kepekaan
bangsa
membuat
pendidikan
memperhatikan
untuk
pendidikan
lebih moral,
social
individualisme.
berkurang Pendidikan
dan moral
antara lain dengan pendidikan karakter.
menjadi sangat penting dilaksanakan,
Dimana karakter tersebut digunakan
walaupun dianggap di luar tujuan
untuk menunjukkan eksistensi dirinya.
pendidikan saat kecerdasan merupakan
Pendidikan
proses
ukuran
untuk
Kecerdasan intelektual saja tidak cukup
menjadi manusia yang utuh dan penuh,
tanpa dilandasi nilai moral. Ketiadaan
menyangkut semua aspek kehidupan
nilai moral itulah yang menyebabkan
manusia seperti kognitif, afektif, social,
terjadinya
moral,
agama,
Idealnya, pendidikan karakter diajarkan
kepribadian dan fisik (Paul Suparno,
secara sinergis lewat semua pelajaran,
2008).
melalui
membantu
merupakan
generasi
emosi,
muda
estetika,
Semua
aspek
dikembangkan
melalui
itu
perlu
keberhasilan
berbagai
orang
tua,
seseorang.
kekacauan.
media
dan
pendidikan
masyarakat. Tanpa adanya kerja sama
karakter. Sebenarnya pendidikan dari
dengan semua pihak maka akan sulit
dulu selalu menyertakan pendidikan
mendapatkan hasil yang memuaskan
karakter. Guru dalam mengajar juga
(Doni Koesoema A, 2007: 20).
menanamkan daya juang, mengajar
Pendidikan
karakter
siswa untuk menghargai orang lain,
lingkungan
melatih kejujuran, kedisiplinan, dan
program yang berkesinambungan dan
lain-lain.
Namun,
terintegrasi
sekolah
formal
akhir-akhir agaknya
ini
sekolah
di
kedalam
merupakan
keseluruhan
terlalu
sistem pengelolaan pendidikan. Hal ini
menekankan segi kognitif saja sehingga
didasarkan kepada : tujuan pendidikan
mengesampingkan pendidikan nilai.
nasional,
Sekarang, pendidikan karakter
seutuhnya.
yakni membentuk manusia Salah
satu
cara
yang
semakin penting dan mendesak karena
ditawarkan oleh pemerintah adalah
berbagai macam situasi yang melanda
dengan diterapkannya kantin kejujuran
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 95-111
100
di lembaga-lembaga sekolah, mulai
nya etika dalam menggunakan bahasa
dari Sekolah Dasar hingga Sekolah
yang sopan dan santun. 4) Meningkat-
Menengah Atas.
nya kasus perkelahian dan kriminal
tersebut
Kantin kejujuran
bertujuan
untuk
melatih
yang dilakukan oleh peserta didik pada
kejujuran para siswa dalam membayar
tingkat satuan pendidikan
makanan yang mereka ambil, yang
Lemahnya
karakter
peserta
didik
kemudian hal ini menjadi salah satu
termasuk
pendidik
dan
tenaga
indikator dalam menilai kejujuran dari
kependidikan
siswa sekolah. Kejujuran yang telah
kurang efektifnya penanaman nilai-
ditanamkan sejak dini tentu saja akan
nilai karakter dalam proses pembela-
berpengaruh pada kehidupan dewasa
jaran pada hakekatnya disinyalir karena
para
Diharapkan
lemahnya sistem manajemen sekolah di
kedepannya mereka tetap menjunjung
tingkat sekolah dan bahkan ditingkat
tinggi kejujuran, sehingga terhindar
satuan yang lebih tinggi.
siswa
tersebut.
dari tindakan korupsi.
yang
dasar. 5)
mengakibatkan
Telah kita
Di Sekolah Dasar Negeri 114
bahwa Indonesia
Palembang ini, sudah terpilih menjadi
telah lama dilanda krisis moral yang
sekolah “Rintisan Pendidikan Budaya
mengakibatkan kebohongan menjadi
dan Karakter pada tahun 2010. Akan
hal
tetapi
ketahui bersama,
biasa,
termasuk
pemerintahan
Indonesia dalam melakukan korupsi. Pentingnya
masih
ada
kendala
yang
dihadapin pihak sekolah dalam peng-
manajemen
implementasiannya, yaitu: kedisiplinan
pengembangan pendidikan budaya dan
yang masih sangat kurang padahal
karakter bangsa di Indonesia karena
sudah diterapkan tentang kedisiplinan
adanya beberapa kajian permasalahan
dan kemandirian peserta didik masih
berikut ini : 1) Rendahnya tingkat
kurang serta rasa ingin tahu guru
kejujuran
dengan
siswa,
yang
dibuktikan
pengembangan
dengan adanya budaya nyontek pada
pengetahuan
saat setiap momen tes (ujian). 2)
kurang dan kantin kejujuran belum
Menurunnya etika dalam bersikap dan
berjalan secara maksimal.
rasa hormat kepada pihak yang lebih tua, orang tua dan guru. 3) Menurun-
Dalam
diluar
teknologi
sekolah
manajemen,
masih
proses
budaya dan pendidikan karakter ini
Journal of Islamic Education Management
101
ISSN: 2461-0674
terkait
dan
melibatkan
organisasi,
bangsa
yang
ada
di
SDN
114
arahan, koordinasi dan evaluasi orang-
Palembang. Pendidikan yang berbasis
orang guna mencapai tujuan tersebut.
budaya dan karakter
Proses tersebut meliputi: perencanaan,
pemanfaatan
pengorganisasian,
dan
seluruh sumber daya yang dimiliki
berbasis
sekolah, melalui proses dan pendekatan
memiliki kata dasar basis yang berarti
dalam rangka mencapai tujuan secara
dasar atau asas ( Nurkolis, 2002:10 ).
efektif dan efisien, berdasarkan dan
Menurut Hersey dan blanchard dalam
mencerminkan nilai-nilai dan norma-
sudjana ( 2004: 17)
memberi arti “
norma yang luhur, baik terhadap Tuhan
management as working wiht and
YME, diri sendiri, sesama manusia,
through individuals and groups to
berbangsa maupun lingkungan.
pengawasan.
accomplish artinya
pelaksanaan Sedangkan
organizational manajemen
goals” merupakan
dan
baik adalah pemberdayaan
Sedangkan menurut Terry (dalam Rusman,
2010:122)
manajemen
kegiatan yang dilakukan bersama dan
pendidikan
meliputi
melalui
perencanaan
(Planning),
seseorang
serta
kelompok
kegiatan Peng-
dengan maksud untuk mencapai tujuan-
organisasian (Organizing), Pelaksanaan
tujuan
dan
(Actuating), Pengawasan (Controlling).
blanchard lebih menekankan bahwa
Menurut Lickona secara sederhana,
definisi tersebut tidaklah dimaksudkan
pendidikan karakter dapat didefinisikan
hanya satu jenis organisasi saja, tetapi
sebagai
dapat diterapkan pada berbagai jenis
dilakukan
organisasi
karakter siswa. Jadi peneliti dapat
organisasi.
tempat
Hersey
individu
dan
segala
usaha
untuk
yang
dapat
mempengaruhi
kelompok tersebut menggabungkan diri
simpulkan,
untukt mewujudkan tujuan bersama.
merupakan suatu usaha yang disengaja
Jadi
disini
untuk membantu seseorang sehingga ia
adalah bagaimana sekolah mengatur,
dapat memahami, memperhatikan, dan
mengelola,
melakukan nilai-nilai etika yang inti.
manajemen
pendidikan
menentukan
,
pendidikan
menggerakkan atau melaksanakan dan
Peneliti
mengawasi
pendidikan budaya dan karakter bangsa
budaya
dan
implementasi pendidikan pendidikan
karakter
menggambarkan
karakter
seperti di bawah ini:
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
konsep
Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 95-111
102
Agama, UUD’45, Pancasila, UU No.20/2003
Peserta didik dan mutu lulusan ber karakter mulia
Manajemen Pendidikan budaya dan karakter Bangsa Manajemen pendidikan budaya di lingkungan sekolah
Teori: , Manajemen Pendidikan, Budaya dan Karakter
Pendidikan budaya dan Karakter
Manajemen pendidikan karakter bangsa nilai kejujuran ( kantin kejujuran dan tempat penemuan barang hilang)) di lingkungan sekolah
Indikator-indikator keberhasilan pada pendidikan budaya dan karakter bangsa di sekolah
Gambar 1: Peran Manajemen Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa
Doni melalui
Koesoema
karyanya
Pendidikan
(2007:136)
yang
Karakter:
luas
dengan
melihat
keseluruhan
berjudul
peristiwa sosial kemasya-rakatan dari
Strategi
perspektif
pandidikan.
Orientasi
Mendidik Anak di Zaman Global,
pembelajaran dengan membahas secara
mencoba
memetakan
jalan
khusus bagaimana nilai-nilai kebebasan
implementasi
pendidikan
karakter
tampil dalam kerangka hubungan yang
melalui strategi reorientasi pembela-
sifatnya
jaran. Menurutnya ada dua paradigma
relasinya dengan pelaku pendidikan
pembelajaran yang dalam implemen-
lain, seperti keluarga, masyarakat dan
tasinya harus disinergikan. Pertama,
negara.
memandang pendidikan karakter dalam
lebih
Prasyarat
struktural,
dalam
utama terbangunnya
cakupan pemahaman moral yang lebih
karakter dan pendidikan nilai-nilai
sempit. Pola pembelajarannya dilaku-
keutamaan
kan dengan cara menanamkan nilai-nila
Kebebasan ini dapat diartikan tidak ada
moral tertentu dalam diri anak yang
paksaan,
bermanfaat
perkembangan
berani berkreasi dan mencurahkan
pribadinya sebagai makhluk individual
segenap kemampuan untuk merefleksi-
sekaligus
melihat
kan nuraninya dalam tindakan nyata.
pendidikan karakter dari sudut pandang
Namun, justru kebebasan inilah yang
pemahaman isu-isu moral yang lebih
telah lama terenggut dan tergadaikan
bagi
sosial.
Kedua,
adalah
sehingga
setiap
kebebasan.
individu
Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
dalam
proses-proses
103
pengambilan
yang terjadi bukanlah pertumbuhan
kebijakan politik atau dalam praktik
karakter, tetapi praktik pembusukan
pendidikan. Padahal, tanpa kebebasan,
karakter.
Tabel 1: Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa No
NILAI
1
Religius
2
Jujur
3
Toleransi
4
Disiplin
5
Kerja Keras
6
Kreatif
7
Mandiri
8
Demokratis
9
Rasa Ingin Tahu
10
Semangat Kebangsaan
11
Cinta Tanah Air
12
Menghargai Prestasi
13
Bersahabat
14
Cinta Damai
DESKRIPSI Sikap dan perilaku yang patuh dalam me laksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Perilaku yang didasarkan pada upaya men jadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Sikap dan tindakan yang menghargai per bedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk meng hasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Sikap dan perilaku yang tidak mudah ter gantung pada orang lain dalam menyelesai Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain akan tugastugas. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan peng hargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta meng hormati keberhasilan orang lain. Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 95-111
104
15
Gemar Membaca
16
Peduli Lingkungan
17
Peduli Sosial
18
Tanggung-jawab
Implementasi
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa
pendidikan
karakter,
sehingga
menghasilkan
karakter melalui orientasi pembelajaran
produktivitas
di sekolah akan mengalami kesulitan
berkarakter
jika tidak ada
tuntutan tujuan pendidikan nasional.
dijadikan
model
teladan
yang
dalam
bisa
mutu
lulusan
mulia
sesuai
yang dengan
peng-
ejawantahan nilai-nilai keutamaan pada
Metodelogi Penelitian
kehidupan nyata, baik di sekolah
Jenis
penelitian
ini
adalah
maupun di wilayah publik. Kalau
penelitian kualitatif deskritif dengan
demikian kenyataannya,
menggunakan survey. Jenis penelitian
IPK akan
menjadi sebuah ilusi belaka.
deskritif ini menggambarkan keadaan
Jadi dapat peneliti simpulkan,
manajemen pendidikan budaya dan
manajemen pendidikan budaya dan
pendidikan karakter bangsa. Kemudian
karakter bangsa dalam kajian penelitian
penelitian ini menggunakan pendekatan
ini
proses
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah
kegiatan
suatu pendekatan dalam melakukan
hakekatnya,
pengelolaan
sebuah
berbagai
pengelolaan pendidikan di lingkungan
penelitian
sekolah yang disertai dengan komitmen
fenomena atau gejala yang bersifat
tinggi pada setiap pelaku dan perilaku
alami. (Ali, 1993:159).
pengelola dengan menanamkan nilainilai
budaya
dan
karakter
mulia
yang
berorientasi
pada
Sumber data penelitian terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer
sehingga secara langsung mendukung
dan
keberhasilan
primer, yaitu data yang diperoleh dari
proses
pendidikan
sumber
data
sukunder.
Data
Journal of Islamic Education Management
105
ISSN: 2461-0674
sumber data yang utama yang terdiri
deskriptif
dari seluruh kepala sekolah, satu guru
merangkum
agama, guru piket dan satu staf
menyajikan data, mengobservasi dan
administrasi.
suatu kesimpulan dari temuan.
Sekunder
yaitu
data
penunjang yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. Data sekunder
yang
dimulai
dan
dari
mereduksi,
Perencanaan Langkah-langkah
dalam
ini berasal dari, bahan-bahan datau
mengimplementasikan
Nilai-nilai
buku-buku literatur yang berhubungan
kejujuran di SDN 114 Palembang ,
dengan data primer yang tercantum
antara lain: 1) Rapat awal. Membahas
dalam daftar pustaka, dokumentasi
tentang nilai-nilai kejujuran yang akan
sekolah.
di implementasikan di sekolah. 2)
Teknik pengumpulan data pada
Pembentukan panitia. Guru sangat
penelitian ini memakai beberapa teknik
berperan penting pada kegiatan yang
sesuai
yang
menanamkan nilai kejujuran peserta
observasi,
didik. 3) Sosialisasi : dilakukan setiap
dokumentasi, dan wawancara. Untuk
upacara sekolah dan setiap hari sabtu
menyajikan data agar lebih bermakna
penyuluhan
dan mudah dipahami, maka langkah
karakter
analisis data yang digunakan dalam
perlengkapan
penelitian ini adalah analisis interaktif
berhubungan dengan nilai kejujuran. 5)
model menurut Miles dan Huberman
Dana : komite sekolah, wali murid.
dengan
jenis
dibutuhkan,
dalam
yaitu:
basrowi
data
(2008:209)
tentang
bangsa.
4)
pendidikan Menyiapkan
kegiatan
yang
yang
membagi kegiatan analisis menjadi tiga bagian yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Pelaksanaan Hasil
wawancara
bersama
kepala sekolah mengungkap bahwa pelaksanaan
pendidikan
karakter
Hasil Penelitian
bangsa pada nilai-nilai kejujuran di
Penelitian ini dilakukan dengan melalui
implementasikan
wawancara secara mendalam dengan
Kejujuran
kepala sekolah serta guru. Data ini
barang hilang. Kantin kejujuran yang
diolah dan dianalisis secara kualitatif
ada di SDN 114 Palembang ini.
dan
pada tempat
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Kantin penemuan
Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 95-111
106
Tentunya dalam pengenalan tentang kantin
kejujurandan
peng-
Dari hasil observasi, wawancara
embalian barang hilang. Guru lebih
yang mendalam dan dokumentasi pada
perperan penting dalam pelaksanaan
penelitian ini dapat peneliti sajikan
kantin
dalam bentuk tabel:
kejujuran
tempat
Palembang.
di
SDN
114
Tabel 2: Hasil Penilaian Kegiatan Pelaksanaan Kantin Kejujuran No.
Nilai
Aspek yang dinilai
1 Kemampuan guru mendifinisikan kantin kejujuran kepada peserta didik: 1. Menjelaskan fungsi dari kantin kejujuran 2. Menjelaskan tujuan didirikan kantin kejujuran 3. Menjelaskan manfaat dari kantin kejujuran Kemampuan guru dalam merespon peserta didik untuk jual-beli dikantin kejujuran 1. Memberikan motivasi untuk membeli jajan di kantin kejujuran 2. Guru memberikan kepercayaan kepada peserta didik dalam melakukan transaksi jual-beli di kantin kejujuran 3. Guru merespon tanggapan dari peserta didik tentang kantin kejujuran Kemampuan Guru dalam melaporkan hasil dari jual beli kantin kejujuran 1. Melaporkan keuntungan atau kerugian yang diperoleh oleh kantin kejujuran kepada peserta didik 2. Guru mengungkapkan apa faktor yang menyebabkan kantin kejujuran mendapatkan keuntungan atau kerugian. Sumber: Data diolah sendiri oleh peneliti pada tanggal ( 26/06/2013)
1
2
3
Dari data yang diperoleh dengan
2
3
4 4 4 4
3 4 4
3 3
dilaksanakan dengan baik dan sudah
melakukan observasi dalam proses
sesuai
pelaksanaan kantin kejujuran yang
kegiatan didalam kantin kejujuran.
terdapat pada tabel diatas. Data yang
Karena untuk mengembangkan nilai-
diperoleh dari informan ini akan diolah
nilai kejujuran dan anti korupsi, guru
dengan
harus bisa menjelaskan manfaat dan
teknik jelasnya
menggunakan deskriptif akan
pendekatan
kualitatif. diuraikan
dengan
langkah-langkah
Untuk
tujuan dari kantin kejujuran yaitu: 1)
sebagai
Melatih peserta didik untuk berperilaku
berikut: Kegiatan awal. Kemampuan
jujur.
2)
Menanamkan
nilai-nilai
guru mendefinisikan kantin kejujuran
kemandirian kepada peserta didik. 3)
kepada peserta didik, sudah dilakukan /
Melatih peserta didik untuk taat dan
Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
107
patuh terhadap norma, tata tertib dan
kejujuran tersebut. Guru juga harus
ketentuan yang berlaku baik di sekolah
memberi tanggapan apabila ada peserta
maupun
Dengan
didik yang ingin bertanya langsung ke
memberi penyuluhan setiap hari sabtu
pada guru. Kegiatan Akhir. Hasil
pada
di
saat
masyarakat.
pulang
sekolah,
maka
observasi tentang kemampuan Guru
didik
dalam
dalam melaporkan hasil dari jual beli
memahami definisi, tujuan dan manfaat
kantin kejujuran, ini bisa terlihat pada:
dari kantin kejujuran. Setelah mereka
1) Guru melaporkan keuntungan atau
memahami pada waktu proses jual beli,
kerugian yang diperoleh oleh kantin
akan berjalan sesuai dengan tujuan dan
kejujuran kepada sekolah. 2) Guru
fungsi
mengungkapkan
apa
Kegiatan Inti. Kemampuan guru dalam
menyebabkan
kantin
merespon peserta didik untuk jual-beli
mendapatkan
keuntungan
dikantin kejujuran sudah dilakukan
kerugian. Akan tetapi aktifitas dalam
dengan baik. Hasil observasi peneliti
laporan keuntungan dan kerugian pada
dari : 1) Memberikan motivasi untuk
kantin kejujuran sudah sangat jarang,
membeli jajan di kantin kejujuran. 2)
karena jarang dibuka. Begitu juga
Guru memberikan kepercayaan kepada
perhatian guru sangat kurang dalam
peserta
aktifitas ada kegiatan yang ada di SDN
pengetahuan
dari
didik
peserta
kantin
kejujurannya.
dalam
melakukan
transaksi jual-beli di kantin kejujuran.
faktor
yang
kejujuran atau
114 Palembang ini.
3) Guru merespon tanggapan dari
Setelah
melihat
pencapaian
peserta didik tentang kantin kejujuran.
indikator penilaian dari peneliti yang
Dengan memberikan motivasi agar
ada di SDN 114 Palembang ini, belum
membeli jajan di kantin kejujuran
berjalan efektif. Karena masih ada
untuk melatih peserta didik berperilaku
kendala
jujur dalam hal sekecil apapun. Tidak
pelaksanaan indikator-indikator nilai-
hanya disekolah tetapi juga diluar
nilai budaya dan pendidikan karakter
lingkungan sekolah. Serta guru harus
bangsa di SDN 114 Palembang.
bisa memberikan kepercayaan penuh
1)
yang
terjadi
pada
saat
Indikator Disiplin
terhadap peserta didik saat mereka
Hasil observasi peneliti, indikator
melakukan aktifitas jual beli di kantin
kedisiplinan yang ada di SDN 114
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 95-111
108
Palembang, belum maksimal. Di SDN
tercapai dengan efektif dan efesien.
114 Palembang, sudah membuat aturan
Sehingga dapat mencerminkan sekolah
dengan budaya malu serta dengan
yang benar-benar menjadi “Rintisan
slogan-slogan “ tepat waktu” dan isi
Budaya
yang ada dibudaya malu salah satunya
Bangsa”. Apabila ada peserta didik
adalah Malu karena datang terlambat.
yang
Akan tetapi, masih ada yang
dan
sering
sekolah
Pendidikan
terlambat,
memanggil
Karakter
hendaknya
peserta
didik
datang terlambat. Antara lain: 1) Pada
tersebut ditanyakan alasan dia mengapa
saat upacara rutin sekolah: masih ada
sering terlambat datang kesekolah.
peserta didik yang terlambat (dengan
1)
alasan apapun), pihak sekolah langsung
Indikator Mandiri Hasil
Observasi
peneliti,
mengenakan sanksi kepada peserta
kemandirian yang ada di SDN 114
didik yang terlambat dengan berdiri
Plaembang belum efektif. Masih ada
didepan umum atau barisan paling
peserta didik yang ditunggu orang
depan. Akan tetapi, penerapan sanksi
tuanya. Peneliti masih menemui orang
itu masih saja dilanggar oleh peserta
tua siswa yang menunggu dan selalu
didik. Masih ada peserta didik yang
mengontrol anaknya. Padahal sekolah,
mengulangi keterlambatannya untuk
harusnya tidak membiarkan hal ini.
mengikuti upacara sekolah. 2) Sebelum
Karena anaknya tidak akan mandiri
proses
apabila orang tua selalu mengawasi
belajar
mengajar
dimulai:
peserta didik masih ada yang sering
anaknya.
terlambat datang. Peserta didik yang
Solusinya, jika ada wali murid
terlambat akan berhadapan dengan
yang selalu menunggui atau mengecek
guru piket dan mendapatkan sanksi
anaknya di sekolah, pihak sekolah
apabila sudah tiga kali terlambat datang
seharusnya memberi arahan kepada
ke sekolah. Sedangkan gurunya hanya
wali murid tesebut. Jika sudah masuk
diberi teguran saja.
kelingkungan
Solusinya, sekolah harus lebih
sekolah,
berati
para
orang tua sudah menyerahkan penuh
ditingkatkan disiplinnya agar indikator-
terhadap
indikator keberhasilan budaya dan
diluar sekolah, maka itu sudah menjadi
pendidikan
tanggung jawab orang tuanya.
karakter
bangsa
akan
didikan
sekolah.
Apabila
Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
109
Indikator Rasa Ingin Tahu
yang diembannya. Hal ini, diakibatkan
Rasa ingin tahu yang ada di SDN
masih banyak guru-guru yang kurang
114 Palembang ini, masih ada kendala
menguasai miscroscof office, excel,
pada belum sepenuhnya memfasilitasi
dan internet, dan lain-lain.
2)
warga sekolah untuk bereksplorasi
Untuk
itu,
sekolah
harus
dalam pendidikan, ilmu pengetahuan,
mengadakan pelatihan khusus untuk
teknologi, dan budaya. Ini sangat
guru-guru
yang
terlihat pada, kegiatan diluar sekolah.
kekurangan
dalam
Guru yang ikut pada kegiatan seminar
teknologi, sehingga gagap teknologi
mengenai
akan tidak ada lagi.
pendidikan
budaya
dan
karakter bangsa hanya guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah saja. Padahal,
pendidikan
menguasai
Indikator Jujur Kendala yang terdapat di kantin
dan
kejujuran yang dijaga oleh peserta
karakter bangsa ini adalah proses
didik. Masih ada beberapa siswa yang
pengembangan yang melibatkan semua
pernah mengancam siswa yang jaga
warga sekolah. Seharusnya sekolah,
agar tidak memberitahukan guru kalau
harus
mereka
memberi
budaya
3)
mempunyai
kesempatan
untuk
tidak
membayar
dikantin
mengembangkan pengetahuan budaya
kejujuran tersebut. Setelah dilaporkan
serta teknologi.
oleh siswa yang jaga kepada guru
Guru di SDN 114 Palembang,
piket, siswa tersebut diberi arahan agar
dalam pengusaaan teknologi masih
tidak melakukan hal itu, karena akan
sangat minim. Hasil observasi peneliti,
berpengaruh terhadap karakter serta
guru-guru menyerahkan tugas sepenuh-
nilai-nilai kejujuran mereka.
nya ke pada TU dibanding mengetik
Untuk itu, sekolah hendaknya
dan membuka internet serta meng-
memasang CCTV agar, kegiatan proses
print. Di SDN 114 Palembang ini,
jual beli dikanti kejujuran akan berjalan
hanya ada satu yang bertugas sebagai
secara efektif. Peserta didik yang sering
TU. Lebih lanjut perlu diadakan kursus
tidak membayar, dipanggil dan di
komputer kepada guru-guru di SDN
nasehatin guru agar tidak melakukan
114 Palembang, sebab menjadi beban
hal itu lagi. Karena itu termasuk
bagi TU karena banyak sekali tugas
korupsi
jika
mengancam,
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare
dan
110
Juni 2017, Vol. 3 No. 1, pp 95-111
mengambil
makanan
yang
bukan
miliknya.
ini, yaitu dalam pendidikan agama menempelkan slogan kata mutiara:
Jadi dapat disimpulkan, bahwa
“kebersihan sebagian dari iman”, kata
nilai kejujuran adalah pembelajaran
mutiara ini peserta didik diwajibkan
atau pembiasaan bagi peserta didik dan
untuk menghafalkan kata mutiara ini
agar selalu jujur dalam berbuat hal
sangat baik sekali dilaksa nakan agar
sekecil apapun. Jangan sampai generasi
tertanam di hatinya bahwa kebersihan
muda kita,
menjadi penerus para
adalah sebagian dari iman. Budaya
koruptor yang sering mengambil yang
malu, pelaksanaan budaya malu di
hak dari negara kita sendiri.
SDN
114
Palembang
ini,
sudah
dicantumkan pada satu slogan dan Kesimpulan
dipajang sekolah, akan tetapi masih ada
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan
anajemen
pendidikan
budaya dan karakter bangsa di sekolah dasar
negeri
114
belum
berjalan
dengan efektif. Manajemen pendidikan budaya dan karakter bangsa meliputi: Aspek perencanaan pendidikan budaya di SDN 114 Palembang ini, sudah dilakukan dengan baik, dalam bidang budaya yaitu: budaya bersih, budaya malu dan budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun). Sedangkan perencanaan kantin kejujuran di SDN 114 Palembang ini sudah baik dalam hal perencanaan, untuk menciptakan peserta didik harus selalu jujur dalam hal sekecil apapun. Aspek pelaksanaan pendidikan budaya bersih di SDN 114 Palembang
saja, peserta didik yang terlambat datang kesekolah itu tidak sesuai dengan aturan yang ada di budaya malu untuk berbuat kesalahan, jadi budaya malunya masih lum efektif. Budaya 5S (senyum, sapa, salam dan sopan santun), pelaksanaan budaya 5S di SDN
114
Palembang
ini,
sudah
berjalan baik,budaya 5S ini dapat menciptakan suasana kerukunan dan keramahtamahan,
saling
hormat
menghormati dan menciptakan suasana damai. Sedangkan pelaksanaan kantin kejujuran sudah cukup baik. Karena dari segi kekompakkan gurunya masih sangat kurang, akibat dari kurang perhatian guru pada kantin kejujuran ini menyebabkan jarang dibukanya kantin
kejujuran
di
SDN
114
Journal of Islamic Education Management ISSN: 2461-0674
Palembang ini. Padahal peserta didik sudah berjalan secara tertib dalam pemanfaatan kantin kejujuran tersebut. Karena
dapat
kejujuran
menciptakan
yang
terdapat
nilai pada
pendidikan karakter bangsa. Pada
pencapaian
indikator
pendidikan budaya dan karakter bangsa di
SDN
114
sepenuhnya kendalanya
Palembang, efektif.
adalah
pada
belum
Sedangkan indikator
kedisiplinan, pada saat upacara masih ada peserta didik
111
Bambang Nurokhim. 2007. Membangun Karakter dan Watak Bangsa Melalui Pendidikan Mutlak Diperlukan. Mabes TNI : Majalah Cakrawala Direktorat Pembinaan SD. 2012. Panduan Pendidikan Karakter. Jakarta : Depdiknas ____________________. Panduan Pendidikan Sekolah Dasar. Depdiknas
2012. Budaya Jakarta:
Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pedoman Sekolah. Jakarta: Kemendiknas.
yang terlmabat
datang, pada indikator rasa ingin tahu, kemampuan guru dalam hal teknologi masih sangat kurang dan itu butuh pelatihan khusus, serta pengembangan
Muhtadi, Ali. 2010. Pengembangan Pendidikan Berbasis Umat. Bandung: PLTQ Jabar Mulyasa.H.E 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Akasara
keilmuan mengenai pendidikan budaya dan karakter bangsa. Daftar Pustaka Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Pedoman Sekolah
Nurkolis, 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Grasindo Sudjana. 2004. Manajemen Program Pendidikan. Jakarta: Falah Production Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sispendiknas. Paul
Suparno. 2008. Pendidikan Karakter. Jakarta : Majalah Opini
El-Idare : http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/El-idare