PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU MILITER DI PUSAT PENDIDIKAN INFANTERI
THE INFLUENCE OF WORK ENVIRONMENT AND WORK MOTIVATION ON PERFORMANCE FOR MILITARY TEACHER IN INFANTRY EDUCATION CENTER Dwi Agung Prihanto Program Studi Strategi Pertahanan Darat, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan (
[email protected])
Abstrak - Lembaga Pendidikan TNI AD merupakan pilar utama dalam menunjang pencapaian tugas pokok TNI AD. Lembaga pendidikan membentuk dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Prajurit yang memiliki sikap perilaku, ilmu pengetahuan dan keterampilan serta jasmani yang samapta. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan faktor esensial dalam menciptakan profesionalisme prajurit TNI AD. Pusat Pendidikan Infanteri merupakan lembaga pendidikan dibawah Kodiklat TNI AD yang berkedudukan langsung dibawah Pussenif. Keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan di Pusat Pendidikan Infanteri sangat ditentukan oleh komponen pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan. Tenaga Kependidikan (Gadik) atau Guru Militer (Gumil) adalah unsur pelaksana pendidikan yang berperan penting sebagai edukator, fasilitator dan motivator. Untuk melaksanakan peran tersebut, Gumil harus memiliki kinerja yang baik. Tentunya kinerja yang baik akan di pengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya lingkungan kerja dan motivasi kerja. Dengan lingkungan kerja yang baik serta motivasi kerja yang tinggi, maka Gumil akan terdorong untuk bekerja semaksimal mungkin sehingga memiliki kinerja yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja Gumil, pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja Gumil serta menganalisis apakah lingkungan kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja Gumil di Pusdikif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan kerja terhadap kinerja guru dengan kontribusi yang diberikan sebesar 19,1%, Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru dengan kontribusi yang diberikan sebesar 41,9% serta terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru dengan kontribusi yang diberikan sebesar 61%. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 45
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan tehnik pengumpulan data melalui survei. Sebagai populasi adalah seluruh Gumil di Pusdikif sejumlah 62, yang selanjutnya di ambil sampel secara acak sejumlah 54 orang. Data yang sudah didapat dari responden kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan SPSS 21. Kata Kunci
: Lingkungan Kerja, Motivasi Kerja, Kinerja
Abstract - An Indonesian Army Education Center is a vital pillar in supporting the achievement of the Army’s main task. The Center creates and develops the quality of soldiers in behavioral, scientific, skills, and physical fitness aspects. This shows that education is an essential factor in achieving the Indonesia Army professionalism. The Indonesian Army Infantry Education Center (Pusdikif) is an education institution and part of the Indonesian Army Doctrine, Training and Education Command (Kodiklat TNI AD). Pusdikif is positioned under direct supervision of the Indonesian Army Infantry Center. The success of Pusdikif depends on educational management and its components. Educational apparatus and military teachers are educational implementers who have multiple roles, such as educators, facilitators, and motivators. To carry out this role, Gumil must have a good performance. Of course, a good performance will be influenced by various factors, including the work environment and work motivation. With a good working environment and high motivation to work, then Gumil will be compelled to work as closely as possible so have a good performance. This study aimed to analyze influence of work environment on the military teacher performance, influence of work motivation on the military teacher performance and analyze whether influence the work environment and motivation work on the performance military teacher in infantry education center. The results of this study indicate that there is significant influence on the performance of teachers' from work environment with the contribution given by 19.1%, There is a significant influence on the performance of teachers' from motivation to work with the contribution of 41.9%, a significant influence from the work environment and motivation to work on teacher performance with the contributions made by 61% This study uses quantitative methods and techniques of data collection through surveys. As the population is a whole of military teacher in Infantry education center as many as 62 people, which was subsequently taken randomly sampled a number of 54 people. The data has been obtained from the respondents were then processed and analyzed using SPSS 21. Keywords
: Working Environment, Working Motivation, Performance.
PENDAHULUAN
pendidikan dibawah Kodiklat TNI AD
Latar Belakang
yang berkedudukan langsung dibawah
P
usat Pendidikan Infanteri
Pussenif
atau
dikenal
mempunyai
Pusdikif
menyelenggarakan
lebih
dengan
merupakan
salah
satu
lembaga
Kodiklat
TNI tugas
AD.
Pusdikif pokok
pendidikan
kecabangan Infanteri baik Dikbangum
46 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
maupun
Dikbangspes.
pendidikan
berperan
membentuk
dan
Lembaga
penting
dalam
disini adalah proses pendidikan2. Sistem pendidikan
di
Pusdikif
dilaksanakan
mengembangkan
untuk meningkatkan kualitas prajurit TNI
kualitas Sumber Daya Prajurit agar
AD khususnya Kecabangan Infanteri.
memiliki
ilmu
Prajurit Infanteri yang berkualitas pada
pengetahuan dan keterampilan serta
dasarnya merupakan manivestasi dari
jasmani yang samapta sehingga mampu
sumber daya manusia yang produktif.
melaksanakan
SDM
sikap
perilaku,
tugas
pokok
sesuai
produktif
kreatifitas
penyelenggaraan pendidikan tersebut
kemampuan mandiri untuk menghasilkan
Pusdikif berpedoman pada aturan-aturan
sesuatu bagi dirinya sendiri maupun
dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
untuk orang lain serta tidak tergantung
dilingkungan pendidikan TNI AD1.
pada sarana dan prasarana yang ada.
hakekatnya
merupakan
suatu
pendidikan
proses
dalam
tinggi,
dengan
dengan kebutuhan organisasi. Dalam
Pada
yang
ditandai
Pendidikan dilaksanakan
mempunyai
di
secara
Pusdikif
bertahap
menumbuhkan serta mengembangkan
berkesinambungan
kepribadian dan kemampuan manusia
pendidikan baik Dikbangum maupun
sehingga memperoleh nilai yang lebih
Dikbangspes
baik. Pendidikan atau dipersempit dalam
pendidikan. Tujuan pendidikan TNI AD
arti pengajaran adalah segala sesuatu
adalah
yang bersifat
membekali
sistematis
sadar tujuan
terarah
pada
dengan
perubahan
guna
untuk
sebagai
sesuai
dan
jenjang
mencapai
membentuk
peserta prajurit
didik
tujuan
dan
seutuhnya
pejuang
yang
tingkah laku menuju ke kedewasaan
profesional, mampu melaksanakan tugas
anak didik. Perubahan itu menunjukkan
yang dibebankan kepadanya dan sadar
pada suatu proses yang dilalui, tanpa
akan
proses itu perubahan tidak mungkin
kewajibannya3.
terjadi, tanpa proses itu tujuan tidak
Sorotan
tanggung
akan tercapai dan proses yang dimaksud
pendidikan
1
2
Buku Petunjuk Tehnik tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Lingkungan Lembaga Pendidikan TNI AD Perkasad Nomor Perkasad 255/XII/2007 tanggal 28 Desember 2007
jawab
terhadap serta
serta
dunia
upaya-upaya
Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional (Bandung:Jernmars 1989) hal 13 3 Buku Petunjuk Induk tentang Pendidikan Perkasad Nomor Perkasad/3-2/IV/2011 tanggal 20 April 2011 hal 6
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 47
pencapaian tujuan pendidikan khususnya
sebagai
yang berhubungan dengan sistem dan
motivator. Untuk melaksanakan peran
kualitas
pendidikan
tersebut
sehingga
diperoleh
kinerja
wacana
pimpinan
maksimal
maka
diperlukan
suatu
telah TNI
menjadi
AD.
Dalam
edukator,
fasilitator
dan
pencapaian tujuan pendidikan tersebut
kekuatan yang dapat mendorong Gumil
komponen
untuk melakukan pekerjaannya yaitu
pendidikan
peranan
penting
memegang proses
semangat kerja atau motivasi kerja.
pendidikan karena saling terkait dan
Dengan motivasi kerja para Gumil akan
berinteraksi antara satu sama lain.
terdorong untuk bekerja semaksimal
Komponen Pendidikan terdiri dari :
mungkin dalam melaksanakan tugasnya.
Kurikulum,
Tenaga
Selain motivasi kerja tentunya terdapat
Pendidik (Gadik), Tenaga Kependidikan
faktor lain yang akan mempengaruhi
(Gapendik),
Peserta
(Serdik),
kinerja, salah satunya adalah lingkungan
Fasilitas
Pendidikan
(Fasdik),
kerja. Lingkungan kerja merupakan unsur
Metode
Pengajaran
dinamis yang ada pada tempat mereka
Paket
Alins/Alongins, (Metjar),
dalam
Instruksi,
Evaluasi
Didik
Pendidikan
dan
bekerja.
Anggaran Pendidikan.
Kinerja merupakan hasil kerja
Tenaga Kependidikan TNI AD
yang dapat dicapai oleh seseorang atau
merupakan
bagian
yang
tidak
terpisahkan,
berupaya
untuk
selalu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan
ditingkatkan kemampuan serta mental
tanggung jawab masing masing, dalam
juang
rangka upaya mencapai tujuan organisasi
yang
positif
agar
dapat
sekelompok
orang
dalam
melaksanakan tugas dengan baik dan
bersangkutan
dapat
melanggar hukum dan sesuai dengan
mendukung
penyelenggaraan
secara
legal,
suatu
etika5.
tidak
pendidikan secara maksimal4. Tenaga
moral
Kependidikan atau Gadik dalam hal ini
menciptakan
juga disebut Guru Militer (Gumil) adalah
dibutuhkan adanya peningkatan kerja
salah satu unsur pelaksana pendidikan
yang
yang memegang peranan penting yakni
mendayagunakan Sumber Daya Manusia
maupun kinerja
optimal
yang
serta
Untuk tinggi
mampu
yang dimiliki Gumil guna mencapai tujuan 4
Buku Petunjuk Tehnik tentang Pembinaan Tenaga Kependidikan Perkasad Nomor Perkasad/9-2/IV/2011 tanggal 20 April 2011 hal 5
5
Simamora Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta:STIE YKPN, 2002) hal 21
48 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
pendidikan.
Pusdikif
perlu
Motivasi
kerja
adalah
suatu
memperhatikan berbagai faktor yang
kekuatan yang mendorong seseorang
dapat mempengaruhi motivasi kerja
untuk
Gumil serta menciptakan lingkungan
psikologi kerja motivasi kerja disebut
kerja yang kondusif guna mendorong
sebagai pendorong semangat kerja6.
terciptanya
sikap
Motivasi kerja yang tinggi para Gumil
profesional
dalam
pekerjaan
dan
sesuai
tindakan
menyelesaikan dengan
bidang
tugasnya masing-masing. Lingkungan
kerja
terdorong
pekerjaan,
untuk
dalam
bekerja
semaksimal
mungkin
dalam
melaksanakan
tugasnya.
Namun
Gumil
kenyataannya para Gumil tidak selalu
adalah lingkungan yang segala sesuatu
bekerja dengan motivasi yang tinggi
yang ada di dalam atau di luar Pusdikif
sebagaimana terdapat di kalangan Gumil
baik lingkungan fisik maupun sosial.
Pusdikif. Hal tersebut ditunjukkan melalui
Dalam pengamatan terhadap lingkungan
evaluasi pendidikan yang dilaksanakan
kerja di tempat peneliti bertugas, faktor
oleh staf Pengkajian dan pengembangan
lingkungan kerja ini memang kurang
pendidikan (Jianbangdik) di Pusdikif,
kondusif khususnya lingkungan sosial.
dimana pada evaluasi pendidikan TA.
Hubungan antar personal di kalangan
2015 disampaikan bahwa masih terdapat
Departemen
yang
Gumil yang tidak menyiapkan paket
ditandai dengan kurangnya keselarasan,
instruksi (PI) untuk mengajar dengan
kurangnya
baik.
kurang
bagi
akan
melakukan
kondusif
kerjasama
dan
adanya
kesenjangan sosial sesama Gumil. Kondisi ini
akan
berpengaruh
Dalam interaksi peneliti dengan
terhadap
Gumil di lingkungan Pusdikif, masih
rendahnya motivasi kerja Gumil sehingga
terdapat Gumil yang bekerja dengan
mereka
bekerja
motivasi rendah. Rendahnya kinerja para
Fenomena
Gumil dapat dipengaruhi oleh lingkungan
membawa
kerja
kurang
semaksimal tersebut
terdorong
mungkin.
ternyata
telah
yang
tidak
kondusif
serta
permasalahan dalam sistem pendidikan
kurangnya motivasi diri dalam bekerja,
di
hal ini terlihat dari adanya indikasi
Pusdikif
khususnya
pengaruh
lingkungan kerja terhadap kinerja Gumil
kurangnya
upaya
mereka
untuk
yang menjadi fokus tulisan ini. 6
Panji Anoraga, Psikologi (Jakarta:Rineka Cipta, 2007) hal 35
Kerja
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 49
menyiapkan
rencana
kurangnya
upaya
pembelajaran, Gumil
untuk
b.
Apakah
Motivasi
Kerja
berpengaruh terhadap Kinerja Gumil di
meningkatkan kompetensi diri, para
Pusdikif.
Gumil sering menolak mengajar apabila
c.
paket instruksi untuk proses belajar
motivasi Kerja berpengaruh terhadap
mengajar
Kinerja Gumil di Pusdikif.
belum
siap,
saling
Apakah lingkungan Kerja dan
mengandalkan satu dengan yang lain
Tujuan Penelitian
atau bergantung kepada pengampu
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin
materi. Hal tersebut peneliti dapati di
dicapai adalah :
sekitar
a.
tempat
persoalan
ini
menelusuri
bertugas. harus
Tentunya
diatasi
faktor-faktor
dengan yang
mempengaruhi rendahnya kinerja Gumil. Berdasarkan uraian di atas maka
Menganalisis
pengaruh
Lingkungan kerja terhadap Kinerja Gumil di Pusdikif. b.
Menganalisis pengaruh Motivasi
kerja terhadap Kinerja Gumil di Pusdikif.
terdapat persoalan dalam kinerja Gumil
c.
yang terkait dengan kurang kondusifnya
Lingkungan kerja dan Motivasi kerja
lingkungan
terhadap Kinerja Gumil di Pusdikif.
kerja
serta
kurangnya
Menganalisis
motivasi kerja. Oleh karena itu tulisan ini
Metode Penelitian
mencoba mengungkapnya dengan judul
Desain Penelitian
“Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Motivasi
pengaruh
Metode Penelitian pada dasarnya
Kerja Terhadap Kinerja Guru Militer Di
merupakan
cara
ilmiah
untuk
Pusat Pendidikan Infanteri”.
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu7. Dalam penelitian ini akan
digunakan
metode
penelitian
survey yaitu suatu cara mengumpulkan Rumusan Masalah
informasi dari populasi bertujuan untuk
Dari fenomena yang terjadi dilapangan,
menjelaskan
beberapa masalah yang akan dikaji dalam
fenomena yang terjadi dengan cara
penelitian ini sebagai berikut :
meneliti
a.
Apakah
Lingkungan
kerja
berpengaruh terhadap Kinerja Gumil di Pusdikif.
dan
hubungan
menerangkan
pengaruh
antar
variabel melalui pendekatan kuantitatif. 7
Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2001), hal 285
50 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
Dalam penelitian ini variabel dependen
tujuan dan kegunaan tertentu untuk
atau variabel terikat adalah Kinerja Gumil
mendapatkan
(Y), sedangkan variabel independen atau
mempunyai nilai, skor atau ukuran
variabel bebas adalah lingkungan kerja
berbeda
(X1) dan motivasi kerja (X2).
objektif untuk mendapatkan data sesuai
Sumber Data Penelitian
tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun
Dalam penelitian ini Sumber data
data
dimana
tertentu
dibuktikan
yang
secara
objek penelitian yang penulis teliti adalah
yang digunakan adalah Gumil di Pusdikif.
Kinerja Gumil di Pusdikif.
Selanjutnya Gumil di Pusdikif sebagai
Tehnik Pengumpulan Data
Populasi yang kemudian akan diambil
Tehnik
pengumpulan
data
beberapa sampel sebagai sumber data
merupakan langkah yang paling utama
penelitian. Populasi yang diambil adalah
dalam penelitian, karena tujuan yang
Gumil Pusdikif yang bertugas dalam
utama adalah untuk mendapatkan data.
menangani
Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan
operasional
pendidikan
kecabangan Infanteri baik Dikbangum
data,
maka
peneliti
maupun Dikbangspes sejumlah 62 orang,
mendapatkan
dengan tingkat presentasi kelonggaran
standar data yang ditetapkan9. Teknik
atau kesalahan sebesar 10%, maka akan
pengumpulan
diperoleh jumlah sampel 54 orang.
pergunakan dalam penelitian ini adalah
data
data
tidak
yang
akan
memenuhi
yang
penulis
mengumpulkan data-data dengan cara angket/ quisioner (dengan memberikan daftar Obyek Penelitian
pertanyaan
tertulis
kepada
responden).
Sugiyono mendefinisikan bahwa
Berkaitan dengan permasalahan
objek penelitian adalah sasaran ilmiah
yang akan diteliti tentang pengaruh
untuk mendapatkan data dengan tujuan
Lingkungan kerja dan Motivasi kerja
dan kegunaan tertentu tentang sesuatu
terhadap Kinerja Gumil di Pusdikif, maka
hal objektif, valid dan reliable tentang
untuk menghindari adanya distorsi pada
suatu hal8. Dari definisi tersebut dapat
hasil penelitian, pengambilan sampel
disampaikan bahwa objek penelitian
digunakan teknik Random Sampling,
adalah suatu sasaran ilmiah dengan
karena sampel berasal dari responden,
8
9
Ibid, hal 30
Ibid, hal 137
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 51
dengan
untuk umum10, dan bentuk hipotesisnya
Gumil
adalah hipotesis assosiatif yaitu dugaan
Pusdikif yang bertugas dalam menangani
terhadap ada tidaknya hubungan secara
operasional pendidikan baik dikbangum
signifikan antara 2 variabel atau lebih.
maupun
kecabangan
Guna menjawab pertanyaan penelitian
Infanteri. Penyebaran kuesioner dapat
sebagaimana tujuan penelitian yang
dilakukan
seperti
telah ditetapkan, maka dilakukan analisis
dengan
data. Kegiatan yang dilaksanakan dalam
berupa
anggota
menggunakan
populasi
acak
terhadap
dikbangspes
dengan
penyerahan
cara
kuesioner
mendatangi
obyek
penelitian
di
analisa data kuantitatif adalah dengan
Departemen Pusdikif, karena keyakinan
mengelompokkan
data
berdasarkan
dari peneliti adalah dapat membangun
variabel
jenis
responden,
hubungan dan memotivasi responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel
lebih mudah jika pemberiannya dilakukan
dari seluruh responden, menyajikan data
langsung dalam satu kelompok, respon
variabel
cukup tinggi. Walaupun kekhawatiran
perhitungan untuk menjawab rumusan
yang diduga yakni kemungkinan terjadi
masalah, dan melakukan peritungan
penolakan untuk memberikan waktu,
untuk menguji hipotesis yang telah
tetapi hal tersebut tidak terjadi pada saat
diajukan11. Selanjutnya data yang telah
penelitian berlangsung.
dikumpulkan
dari
yang
validitas
diuji
Tehnik Analisa Data Statistik
persyaratan
digunakan
untuk
menolak
hipotesis
Statistik
yaitu
diujinya.
Untuk
untuk
assosiatif
tersebut
statistik
yang
menganalisis
digunakan data
dengan
ketepatan)
(tingkat
penulis rnengunakan teknik analisis data inferensial
cara
mendeskripsikan atau menggambarkan
kesimpulan
yang
dan
kepercayaan). teknik
analisis
menerima atau
teori
atau yang
menguji
hipotesis
maka
digunakan
korelasi Produk Moment dan analisa regresi.
data yang telah terkumpul dengan membuat
dahulu
statistik benar, maka hasilnya dapat
Untuk penelitian Kuantitatif maka
deskriptif
melakukan
terlebih
(tingkat
reliabilitasnya Apabila
diteliti,
berlaku 10
Ibid, hal 147 Ibid.
11
52 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
( √*
)( (
)+
)(
)
*
(
)+
Menurut Sugiyono12, bahwa: “Untuk mengetahui valid tidak suatu instrumen penelitian, bila harga korelasi setiap item instrumen di bawah 0.30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.” Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa suatu butir instrumen dinyatakan valid jika r hitung > 0.30, sedangkan jika butir instrumen dinyatakan tidak valid jika r hitung < 0.30.
a.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila terdapat dua atau lebih variabel independen. Analisis ini digunakan dengan melibatkan variabel independen dan variabel dependen. Persamaan regresinya sebagai berikut:
12
Ibid, hal 174
b.
Uji Normalitas
berdistribusi normal melawan hipotesis
Uji normalitas digunakan untuk menguji
tandingan bahwa populasi berdistribusi
apakah
tidak normal.
model
regresi
mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Asumsi
c.
normalitas merupakan persyaratan yang
Menurut Imam Ghozali (2006:95) bahwa
sangat
pengujian
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
kebermaknaan (signifikansi) koefisien
menguji apakah pada model regresi
regresi. Model regresi yang baik adalah
ditemukan adanya korelasi antar variabel
model regresi yang memiliki distribusi
independen. Pada model regresi yang
normal atau mendekati normal, sehingga
baik
layak
independen tidak terjadi kolerasi. Untuk
penting
dilakukan
statistik.
pada
pengujian
Menurut
(2002:393),
Singgih
dasar
secara Santoso
Uji Multikolinearitas
seharusnya
mendeteksi
antar
ada
variabel
tidaknya
pengambilan
multikoliniearitas dalam model regresi
keputusan bisa dilakukan berdasarkan
dapat dilihat dari tolerance value atau
probabilitas
variance inflation factor (VIF).
(Asymtotic
Significance).
Selain itu uji normalitas digunakan untuk
d.
mengetahui bahwa data yang diambil
Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah
berasal
dari
untuk menguji apakah dalam model
normal.
Uji
menguji
populasi yang
digunakan
kenormalan
Kolmogorov-Smirnov.
berdistribusi
Uji Heteroskedastisitas
untuk
regresi terjadi ketidaksamaan varians
uji
dari residual dari suatu pengamatan ke
Berdasarkan
pengamatan yang lain. Model regresi
adalah
sampel ini akan diuji hipotesis nol bahwa
yang
sampel tersebut berasal dari populasi
heterokedastisitas.
e.
korelasi PPM yang dikalikan dengan
Koefisien Determinasi
baik
adalah
tidak
terjadi
Selanjutnya untuk menyatakan besar
100%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kecilnya sumbangan variabel X terhadap
seberapa besar variabel X mempunyai
variabel Y dapat ditentukan dengan
sumbangan
rumus koefisien determinasi. Koefisien
variabel Y.
determinasi adalah kuadrat dari koefisien
atau
ikut
menentukan
Pengujian Hipotesis a.
Uji Simultan (Uji F)
Untuk menghitung nilai Fhitung sebagai berikut :
F
R2 (1 R 2 )
k
(n k 1)
(Sumber: Sugiyono 2009) b.
Uji Parsial (Uji t)
Selanjutnya peneliti akan melakukan pengujian signifikasi yang berfungsi untuk mencari makna dari variabel pengaruh lingkungan kerja dan motivasi kerja (X) terhadap variabel kinerja guru (Y), pengujian signifikansi dapat dilakukan dengan rumus: =√
√
Distribusi ( Tabel t ) untuk Jika
dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah keputusan :
berarti signifikan sebaliknya Jika
berarti tidak
signifikan.
Prosedur Penulisan
Responden
a.
menjawab pertanyaan atau pernyataan
Instrumen Penelitian
dipersilahkan
untuk
Instrumen penelitian merupakan alat
yang diajukan dalam kuesioner untuk
bantu bagi peneliti dalam kegiatannya
memilih salah satu jawaban sesuai
mengumpulkan
yang
dengan hal-hal yang dibutuhkan. Alat ini
diperlukan secara terencana, tertata
dikembangkan dengan mengacu kepada
dengan baik dan sistematis. Dalam
teori yang mendasarinya, dari teori itu
penelitian
kemudian
ini
berbagai
data
instrumen
disusun
disusun
kisi-kisi
yang
berdasarkan pada data primer dan
selanjutnya dijabarkan ke dalam item
sekunder dari variabell X dan variabel Y,
pertanyaan atau pernyataan.
selanjutnya disusun menjadi kuisioner.
b.
Kuesioner yang dirumuskan ini berisi
Menurut
sejumlah pernyataan yang telah disertai
merupakan
alternatif jawaban, hal ini memberikan
langsung di lapangan oleh peneliti
kesempatan
kepada
Data Primer Sugiono 13, data
Data yang
Primer diperoleh
responden. 13
Ibid.
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 55
sebagai obyek penulisan. Data primer
d.
diperoleh
Keterandalan Data
dengan
kuesioner/angket
cara
menyebar
kepada
responden/
Pengujian
Dalam
Keabsahan
penelitian
ini
dan
penulis
sampel. Kuesioner ini dimaksudkan untuk
menggunakan program SPSS 21 untuk
memperoleh data yang diperlukan untuk
melakukan pengolahan data. Kemudian
mendapatkan informasi dari responden
penulis akan melakukan uji keabsahan
mengenai pengaruh lingkungan kerja
dan
terhadap motivasi kerja Gumil di Pusdikif.
melakukan uji asumsi klasik berupa Uji
Data primer didapatkan dari jawaban
Normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji
responden
yang
Heteroskedastisitas. Selanjutnya penulis
disebarkan kepada sampel yaitu Gumil
akan menyajikan regresi linear berganda
yang
dengan
terhadap
bertugas
angket
dalam
menangani
keterandalan
urutan
Uji
dengan
Validitas,
Asumsi
Reliabilitas,
c.
Normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji
Menurut Sugiyono 14, Data Sekunder
Heteroskedastisitas),
adalah
Berganda,
data
memberikan
yang data
tidak
langsung
kepada
peneliti,
Analisis
Klasik
Uji
operasional pendidikan di Pusdikif. Data Sekunder
Uji
data
Analisis
Regresi
Korelasi,
Analisis
Determinasi dan Pengujian Hipotesis.
misalnya penelitian harus melalui orang
Analisa Data Dan Pembahasan
lain atau mencari melalui dokumen. Data
Analisa Data
ini diperoleh dengan menggunakan studi
Sesuai
dengan
literatur yang dilakukan terhadap banyak
permasalahan,
buku dan diperoleh berdasarkan catatan-
penelitian
catatan
sebelumnya,
yang
berhubungan
dengan
(Uji
tujuan
dan
sebagaimana maka
rumusan hipotesis diuraikan
penelitian
ini
penelitian. Dalam penelitian ini data
difokuskan untuk menganalisis variabel
sekunder
melalui
lingkungan kerja, motivasi kerja, dan
berkaitan
kinerja Gumil serta pengaruh variabel
dengan Gumil di Pusdikif seperti jumlah
lingkungan kerja dan motivasi kerja
Gumil,
terhadap kinerja Gumil.
yang
dokumen-dokumen
kualifikasi
diperoleh yang
Gumil,
Struktur
Organisasi Pusdikif.
Jumlah item pernyataan untuk variabel
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013) hal 137
lingkungan kerja sebanyak 16
buah, kemudian variabel motivasi kerja sebanyak 11 buah, sedangkan untuk
56 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
variabel kinerja Gumil sebanyak 10 buah.
masing variabel dengan terlebih dahulu
Item-item pernyataan dibuat dengan
melakukan pendeskripsian untuk masing-
model kuesioner tertutup dimana setiap
masing indikator. Berikut ini diuraikan
pernyataan
indikator-indikator
telah
tersedia
alternatif
yang
diteliti
jawaban. Responden cukup memberikan
berdasarkan data yang diperoleh dari
tanda silang atau checklist pada jawaban
penyebaran angket yang dilakukan oleh
yang dianggap paling sesuai. Kuesioner
penulis.
tersebut kemudian diberikan kepada
Deskriptif lingkungan kerja
pewawancara
yang
terpilih
dalam
Rekapitulasi
hasil
tanggapan
pemilihan sampel. Tanggapan responden
responden untuk variabel lingkungan
tersebut kemudian dianalisis dengan
kerja (X1), sebagaimana terlihat pada
melihat sebaran tanggapan kemudian
tabel 1.2. Untuk mempermudah dalam
menghitung skor keseluruhan tanggapan
menginterpretasikan
hasil
dari setiap indikator.
responden,
mengacu
Adapun
pendeskripsian
hasil
penelitian ini dilakukan terhadap masing-
kriteria
peneliti
persentase
skor
penilaian pada
tanggapan
responden sebagai berikut:
Tabel 1.1 Kriteria Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal No
Jumlah Skor
Kriteria
1
864 - 1555,2
Sangat Tidak Baik
2
1555,3 - 2246,4
Tidak Baik
3
2246,5 - 2937,6
Kurang baik
4
2937,7 - 3628,8
Baik
5
3628,9 - 4320
Sangat Baik
TABEL 1.2 REKAPITULASI TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP ANGKET VARIABEL LINGKUNGAN KERJA (X1) No
Indikator
Skor
Interpretasi
1
Suasana Kerja
386
Baik
2
Hubungan dengan Rekan Kerja
430
Baik
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 57
3
Tersedianya Fasilitas Kerja
392
Baik
4
Pencahayaan
406
Baik
5
Sirkulasi Udara
423
Baik
6
Kebisingan
399
Baik
7
Bau Tidak Sedap
427
Baik
8
Keamanan
439
Baik
Skor Minimal : 16 x 1 x 54
864
Skor Maksimal : 16 x 5 x 54
4320
Skor Aktual
3302
Baik
Berdasarkan rekapitulasi hasil tanggapan responden variabel lingkungan kerja (X1)
Deskriftip motivasi kerja
diperoleh skor minimal sebesar 864 dan
Rekapitulasi
hasil
tanggapan
skor maksimal sebesar 4320. Sedangkan
responden untuk variabel motivasi kerja
untuk skor aktual diperoleh nilai sebesar
(X2), sebagaimana terlihat pada tabel 1.4
3302, termasuk dalam kategori baik
Untuk
berada pada rentang interval 2937,7 -
menginterpretasikan
hasil
3628,8. Jadi dapat disimpulkan bahwa
responden,
mengacu
tanggapan responden terhadap variabel
kriteria
lingkungan
responden sebagai berikut:
kerja
tergolong
dalam
mempermudah
peneliti
persentase
skor
kategori baik. Tabel 1.3 Kriteria Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal No.
Jumlah Skor
Kriteria
1
594 - 1069,2
Sangat Tidak Baik
2
1069,3 - 1544,4
Tidak Baik
3
1544,5 - 2019,6
Kurang baik
4
2019,7 - 2494,8
Baik
5
2494,9 - 2970
Sangat Baik
58 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
dalam penilaian pada
tanggapan
TABEL 1.4 REKAPITULASI TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP ANGKET VARIABEL MOTIVASI KERJA (X2) No
Indikator
Skor
Interpretasi
1
Kebutuhan Fisiologi
461
Sangat Baik
2
Kebutuhan Rasa Aman
438
Baik
3
Kebutuhan Sosial
474
Sangat Baik
4
Kebutuhan Penghargaan Diri
705
Sangat Baik
5
Kebutuhan Aktualisasi Diri
424
Baik
Skor Minimal : 11 x 1 x 54
594
Skor Maksimal : 11 x 5 x 54
2970
Skor Aktual
2502
Sangat Baik
Berdasarkan rekapitulasi hasil tanggapan
responden,
responden variabel motivasi kerja gumil
kriteria
(X2) diperoleh skor minimal sebesar 594
responden sebagai berikut:
dan
skor
maksimal
sebesar
peneliti
persentase
mengacu skor
pada
tanggapan
2970.
Sedangkan untuk skor aktual diperoleh nilai sebesar 2502, termasuk dalam kategori
sangat
baik
berada
pada
rentang interval 2494,9 - 2970. Jadi dapat disimpulkan
bahwa
tanggapan
responden terhadap variabel motivasi kerja tergolong dalam kategori sangat baik. Deskriftip Kinerja Gumil Rekapitulasi
hasil
tanggapan
responden untuk variabel kinerja Gumil (Y), sebagaimana terlihat pada tabel 1.6 Untuk
mempermudah
menginterpretasikan
hasil
dalam penilaian
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 59
Tabel 1.5 Kriteria Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal No.
Jumlah Skor
Kriteria
1
540 - 972
Sangat Tidak Baik
2
973 - 1404
Tidak Baik
3
1405 - 1836
Kurang baik
4
1837 - 2268
Baik
5
2269 - 2700
Sangat Baik
TABEL 1.6 REKAPITULASI TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP ANGKET VARIABEL KINERJA GUMIL (Y) No
Indikator
Skor
Interpretasi
1
Kuantitas
478
Sangat Baik
2
Kualitas
414
Baik
3
Keandalan
450
Baik
4
Kehadiran
446
Baik
5
Bekerjasama
467
Sangat Baik
Skor Minimal : 11 x 1 x 54
594
Skor Maksimal : 11 x 5 x 54
2970
Skor Aktual
2255
Baik
Berdasarkan rekapitulasi hasil tanggapan
responden terhadap variabel kinerja
responden variabel kinerja Gumil gumil
Gumil tergolong dalam kategori baik.
(Y) diperoleh skor minimal sebesar 594 dan
skor
maksimal
sebesar
2970.
Hasil Analisa Statistikal
Sedangkan untuk skor aktual diperoleh
a.
Uji Validitas Insftrumen
nilai sebesar 2255, termasuk dalam
Uji
validitas
kategori baik berada pada rentang
instrumen
interval
dapat
angket. Instrumen penelitian dikatakan
tanggapan
valid apabila mampu mengukur apa yang
1837
disimpulkan
-
2268.
bahwa
Jadi
dilakukan
penelitian
yang
terhadap berupa
diinginkan. Tinggi rendahnya validitas
mempunyai
instrumen menunjukkan sejauh mana
kriterium (total skor) serta korelasi yang
data yang terkumpul tidak menyimpang
tinggi menunjukkan bahwa item tersebut
dari gambaran tentang variabel yang
mempunyai validitas yang tinggi pula.
dimaksud.
Uji
validitas
Biasanya
penelitian
ini
dilakukan
instrumen
korelasi
syarat
positif
dengan
minimum
untuk
dengan
dianggap valid memenuhi syarat adalah
menggunakan rumus Korelasi Pearson
kalau r = 0,3. Dan kalau korelasi antara
Product
dengan
butir dengan skor total kurang dari 0,3
mengkorelasikan antara total skor item
maka butir dalam instrumen tersebut
pernyataan dengan total skor variabel.
dinyatakan
tidak
Instrumen
rekapitulasi
hasil
diujikan
Moment,
yaitu
penelitian kepada
ini
kemudian
responden
yang
berjumlah 30 responden.
valid”. dari
Adapun
perhitungan
dengan menggunakan SPSS 21 untuk variabel setiap dapat dilihat pada tabel
Sesuai yang dikemukakan Masrun
1.7 sebagai berikut:
(Sugiyono, 2010:152) bahwa: “Item yang
TABEL 1.7 REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI UJI VALIDITAS
No
Koefisien
Titik
Item
Validitas
Kritis
1
0,402
0,300
Valid
2
0,490
0,300
Valid
3
0,469
0,300
Valid
4
0,539
0,300
Valid
Lingkungan Kerja
5
0,550
0,300
Valid
(X1)
6
0,697
0,300
Valid
7
0,738
0,300
Valid
8
0,753
0,300
Valid
9
0,471
0,300
Valid
10
0,795
0,300
Valid
Variabel
Keterangan
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 61
Variabel
Motivasi Kerja (X2)
Kinerja Gumil (Y)
No
Koefisien
Titik
Item
Validitas
Kritis
11
0,752
0,300
Valid
12
0,750
0,300
Valid
13
0,393
0,300
Valid
14
0,533
0,300
Valid
15
0,464
0,300
Valid
16
0,393
0,300
Valid
1
0,411
0,300
Valid
2
0,446
0,300
Valid
3
0,320
0,300
Valid
4
0,579
0,300
Valid
5
0,702
0,300
Valid
6
0,663
0,300
Valid
7
0,664
0,300
Valid
8
0,799
0,300
Valid
9
0,650
0,300
Valid
10
0,521
0,300
Valid
11
0,519
0,300
Valid
1
0,803
0,300
Valid
2
0,724
0,300
Valid
3
0,752
0,300
Valid
4
0,556
0,300
Valid
5
0,473
0,300
Valid
6
0,840
0,300
Valid
7
0,807
0,300
Valid
8
0,490
0,300
Valid
9
0,426
0,300
Valid
10
0,560
0,300
Valid
Keterangan
62 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
Dari tabel 1.7 tersebut, dapat terlihat bahwa koefisien korelasi butir pertanyaan untuk semua variabel dinyatakan valid, karena koefisien korelasinya lebih dari 0,3.
b.
Uji Reliabilitas Instrumen
Pengujian
reliabilitas
tidak
akan
bersifat
tendensius
instrumen
mengarahkan responden untuk memilih
dilakukan untuk mengetahui apakah
jawaban-jawaban tertentu. Instrumen
instrument
dapat
yang reliabel akan menghasilkan data
dipercaya atau tidak. Reliabilitas berarti
yang dapat dipercaya. Untuk mengukur
bahwa suatu instrumen cukup dapat
reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini
dipercaya untuk digunakan sebagai alat
adalah menggunakan metode Alpha
pengumpul
Croncbach, dengan hasil sebagai berikut:
yang
digunakan
data
apabila
instrumen
tersebut sudah baik. Instrumen yang baik TABEL 1.8 REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN UJI RELIABILITAS Koefisien
Titik
Reliabilitas
Kritis
Lingkungan Kerja (X1)
0,846
0,600
Reliabel
Motivasi Kerja (X2)
0,774
0,600
Reliabel
Kinerja Gumil (Y)
0,830
0,600
Reliabel
Variabel
Keterangan
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas untuk semua variabel > 0,600, sehingga dinyatakan reliabel. Uji Asumsi Klasik
asumsi normalitas dapat dilihat dengan
a.
menggunakan
Uji Normalitas
metode
Kolmogorov-
Uji normalitas data bertujuan untuk
Smirnov (K-S) dengan hasil sebagai
mengetahui apakah dalam sebuah model
berikut:
regresi mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data yang normal atau
mendekati
normal.
Untuk
mendeteksi ada tidaknya pelanggaran Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 63
Tabel 1.9 Hasil Uji Normalitas Data
Tabel di atas menunjukan hasil pengujian
adanya korelasi yang sempurna atau
normalitas data dengan menggunakan
mendekati
metode Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dari
independen. Pada model regresi yang
tabel yang disajikan di atas terlihat
baik seharusnya tidak terjadi korelasi
bahwa nilai signifikansi residual sebesar
yang
0,465. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
sempurna di antara variabel bebas
signifikansi
maka
(korelasinya 1 atau mendekati 1). Untuk
distribusi dari data memenuhi asumsi
mengetahui suatu model regresi bebas
normalitas.
dari
b.
melihat angka VIF (Variance Inflation
residual
>
0,05
Uji Multikolinearitas
sempurna
sempurna
antar
atau
multikolinearitas,
variabel
mendekati
yaitu
dengan
Uji multikolinearitas adalah keadaan
Factor) harus kurang dari 10 dan angka
dimana pada model regresi ditemukan
tolerance lebih dari 0,1.
Tabel 1.10 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas
Berdasarkan nilai VIF yang diperoleh seperti terlihat pada tabel di atas, nilai tolerance untuk seluruh variabel > 0,1 dan nilai VIF seluruh variabel < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas pada data.
c.
Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji gejala heteroskedastisitas digunakan analisis dengan memakai diagram scatterplot sebagai berikut:
Gambar 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa titik-titik yang diperoleh tidak
d.
membentuk
tertentu
atau
Analisis
acak,
yang
digunakan untuk meramalkan variabel
menunjukkan bahwa data yang diuji tidak
terikat ketika variabel bebas dinaikkan
memiliki masalah heteroskedastisitas.
atau diturunkan. Dari pengolahan data
Dengan demikian dapat disimpulkan
yang telah dilakukan, diperoleh hasil
bahwa
sebagai berikut:
membentuk
pola
Analisis Regresi Linier Berganda
pola
data
homokedastisitas
di
atas sehingga
bersifat
regresi
linier
berganda
analisis
regresi linier berganda dapat dilanjutkan. Tabel 1.11 Persamaan Regresi Linier Berganda
Dari tabel di atas diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = 4,854 + 0,165X1 + 0,543X2
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 65
Dari
hasil
berganda
persamaan
regresi
linier
tersebut
masing-masing
sebesar 0,543, artinya jika motivasi kerja meningkat
satu
satuan,
sementara
variabel dapat diinterpretasikan sebagai
lingkungan kerja konstan, maka kinerja
berikut:
Gumil
Pertama,
Konstanta
sebesar
akan meningkat sebesar 0,543
satuan.
4,854 menyatakan bahwa jika lingkungan kerja dan motivasi kerja bernilai 0 (nol)
e.
dan tidak ada perubahan, maka kinerja
Analisis
Gumil
mengukur seberapa kuat hubungan yang
akan bernilai sebesar 4,854
satuan.
korelasi
digunakan
untuk
terjadi antara variabel bebas dengan
Kedua, Nilai variabel X1 yaitu lingkungan regresi
Analisis Korelasi
kerja
sebesar
memiliki 0,165,
koefisien
artinya
jika
variabel terikat. Dalam hal ini untuk mengukur hubungan antara lingkungan kerja (X1) dan motivasi kerja (X2) dengan
lingkungan kerja meningkat satu satuan,
kinerja Gumil
sementara motivasi kerja konstan, maka
bagaimana tingkat keeratan hubungan
kinerja Gumil akan meningkat sebesar
antara variabel bebas dengan variabel
0,165 satuan.
terikat,
Ketiga, Nilai variabel X2 yaitu
(Y). Untuk mengetahui
digunakan
kriteria
keeratan
korelasi sebagai berikut:
motivasi kerja memiliki koefisien regresi Tabel 1.12 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Korelasi
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
Sangat Rendah
0,20-0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-1,000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2014:184 Hasil perhitungan korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel 1.13 Analisis Korelasi
Berdasarkan tabel output di atas terlihat
0,781 termasuk dalam kategori hubungan
bahwa nilai koefisein korelasi yang
yang kuat, berada pada interval 0,60-
diperoleh antara lingkungan kerja (X1)
0,799.
dan motivasi kerja (X2) dengan kinerja
f.
Gumil
Koefisien determinasi merupakan suatu
korelasi
(Y) adalah sebesar 0,781. Nilai bertanda
yang
nilai yang menyatakan besar pengaruh
menunjukkan bahwa hubungan yang
secara simultan variabel independen
terjadi antara variabel bebas dengan
terhadap
variabel terikat adalah searah, dimana
permasalahan yang sedang diteliti yaitu
semakin baik lingkungan kerja dan
pengaruh lingkungan kerja dan motivasi
motivasi kerja maka akan diikuti semakin
kerja secara simultan dalam memberikan
meningkatnya
.
kontribusi pengaruh terhadap kinerja
interpretasi
Gumil . Dengan menggunakan SPSS,
Berdasarkan
kinerja kriteria
positif
Koefisien Determinasi
Gumil
koefisien korelasi, nilai korelasi sebesar
variabel
dependen.
Pada
diperoleh output sebagai berikut:
Tabel 1.14 Koefisien Determinasi
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 67
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh
Sedangkan untuk melihat besar
informasi bahwa R-square sebesar 0,610
pengaruh dari masing-masing variabel
atau 61%. Nilai tersebut menunjukkan
bebas
bahwa lingkungan kerja dan motivasi
dilakukan
kerja secara simultan dalam memberikan
menggunakan formula Beta x Zero Order.
kontribusi
Beta adalah koefisien regresi yang telah
atau
pengaruh
variabel kinerja Gumil
terhadap
sebesar 61%.
terhadap
distandarkan,
variabel
perhitungan
sedangkan
terikat, dengan
zero
order
Sedangkan sisanya sebesar 100% - 61% =
merupakan korelasi parsial dari setiap
39% merupakan pengaruh dari variabel
variabel bebas terhadap variabel terikat.
lain yang tidak diteliti.
Dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai beta dan zero order sebagai berikut: Tabel 1.15 Analisis Koefisien Determinasi Parsial
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilakukan perhitungan untuk memperoleh pengaruh parsial dari setiap variabel bebas sebagai berikut: Lingkungan kerja (X1) Motivasi kerja (X2)
0,305 x 0,628 = 0,191 atau 19,1% 0,566 x 0,740 = 0,419 atau 41,9%
Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui bahwa pengaruh terbesar berasal dari motivasi kerja (X2) dengan kontribusi pengaruh sebesar 41,9%, sedangkan lingkungan kerja (X1) memberikan kontribusi pengaruh sebesar 19,1%.
g.
Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis untuk membuktikan apakah lingkungan kerja dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja Gumil dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut: Den gan taraf
Ho : Semua i < 0
Lingkungan kerja dan motivasi kerja secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja Gumil .
i = 1,2
signi fikan si
Ha : Semua i > 0
Lingkungan kerja dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja Gumil.
i = 1,2
0,05%, Kriteria : Tolak Ho jika F hitung > F tabel, terima dalam hal lainnya
Untuk menguji hipotesis di atas digunakan statistik uji-F yang diperoleh melalui tabel anova seperti yang disajikan pada tabel 1.16 :
Tabel 1.16 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
df1: 2 dan df2: n-k-1 (54-2-1) = 51, maka
bahwa nilai Fhitung sebesar 39,855 dengan
diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,179. Karena
nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini
Fhitung (39,855) lebih besar dibanding
menjadi
Ftabel
statistik
uji
yang
akan
(3,179)
maka
pada
tingkat
dibandingkan dengan nilai F dari tabel
kekeliruan 5% (=0,05) diputuskan untuk
dimana pada tabel F untuk = 0,05 dan
menolak Ho dan menerima Ha. Artinya
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 69
dengan tingkat kepercayaan 95% dapat
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
disimpulkan bahwa lingkungan kerja dan
Gumil .
motivasi
kerja
secara
simultan
Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t) Dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil uji hipotesis parsial sebagai berikut: Tabel 1.17 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial
a.
Pengujian Hipotesis Parsial X1 Ho : β1 < 0,
Lingkungan kerja tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
kinerja Gumil . Ha : β1 > 0,
Lingkungan kerja memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
kinerja Gumil . Dengan taraf signifikansi 0,05, Kriteria : Tolak Ho jika t hitung > t tabel, terima dalam hal lainnya
pengujian dua pihak sebesar (2,008). Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai thitung
yang
diperoleh
variabel
Dari tabel output di atas, dapat dilihat
lingkungan kerja (X1) sebesar 2,860 > t
bahwa nilai t-hitung yang diperoleh
tabel (2,008), sesuai dengan kriteria
variabel lingkungan kerja (X1) adalah
pengujian hipotesis bahwa Ho ditolak dan
sebesar
akan
Ha diterima. Artinya secara parsial,
dibandingkan dengan nilai t-tabel pada
lingkungan kerja berpengaruh signifikan
tabel distribusi t. Dengan α=0,05, df=n-k-
terhadap kinerja Gumil (Y).
2,860.
Nilai
ini
1=54-2-1=51, diperoleh nilai t-tabel untuk
b.
Pengujian Hipotesis Parsial X2
70 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
Ho : β2 < 0,
Motivasi kerja tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja Gumil .
Ha : β2 > 0,
Motivasi kerja memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja Gumil .
Dengan taraf signifikansi 0,05, Kriteria : Tolak Ho jika t hitung > t tabel, terima dalam hal lainnya
kerja berpengaruh terhadap kinerja Gumil di Pusdikif, karena memperoleh
Dari tabel output di atas, dapat dilihat
signifikan lebih kecil dari 0,05 sehingga
bahwa nilai t-hitung yang diperoleh
Ha yang berbunyi “Lingkungan kerja
variabel
memiliki pengaruh secara signifikan
motivasi
kerja
(X2)
adalah
sebesar 5,311. Nilai ini akan dibandingkan
terhadap kinerja Gumil ” diterima.
dengan nilai t-tabel pada tabel distribusi
Hal ini menunjukkan bahwa
t. Dengan α=0,05, df=n-k-1=54-2-1=51,
dengan adanya lingkungan kerja yang
diperoleh nilai t-tabel untuk pengujian
baik dalam bekerja akan memperoleh
dua pihak sebesar (2,008). Dari nilai-nilai
kinerja Gumil yang baik pula sedangkan
di atas terlihat bahwa nilai t-hitung yang
dengan lingkungan kerja yang rendah
diperoleh variabel
motivasi kerja (X2)
akan menghasilkan kinerja Gumil yang
sebesar 5,311 > t tabel (2,008), sesuai
rendah pula. Sesuai dengan teori
dengan
Nitisemito15,
kriteria
pengujian
hipotesis
bahwa
suatu
kondisi
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
lingkungan kerja dapat dikatakan baik
secara
sesuai
parsial,
motivasi
kerja
apabila
pegawai
dapat
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
melaksanakan kegiatan secara optimal,
Gumil (Y).
sehat, aman, dan nyaman, sedangkan
Pembahasan
lingkungan kerja yang kurang baik
a.
menuntut tenaga kerja dan waktu yang
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja mempunyai pengaruh
lebih banyak dan tidak mendukung
yang signifikan terhadap kinerja Gumil.
diperolehnya rancangan sistem kerja
Hal ini di tunjukan dari hasil uji koefisien
yang efisien. Lingkungan kerja yang
korelasi parsial sebesar 0,191 atau 19,1%
kondusif dapat berpengaruh langsung
yang berarti sumbangan efektif untuk lingkungan kerja terhadap kinerja Gumil sebesar 19,1%. Secara parsial lingkungan
15
Nitisemito, Alex S., Manajemen Personalia (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2000) hal 183
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 71
terhadap Gumil dalam meningkatkan
pengaruh secara signifikan terhadap
kinerja Gumil. Sebaliknya lingkungan
kinerja Gumil” diterima.
kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan
kinerja
Gumil.
Suatu
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya motivasi yang baik
lingkungan kerja dikatakan baik apabila
dalam
manusia dapat melaksanakan kegiatan
kinerja Gumil yang maksimal sedangkan
secara optimal, sehat, aman, nyaman.
dengan motivasi yang kurang akan
Kontribusi yang
belum
Lingkungan besar
kerja
pengaruhnya
bekerja
menghasilkan
akan
kinerja
memperoleh
Gumil
yang
rendah. Sesuai dengan teori hirarki
terhadap kinerja Gumil di Pusdikif.
kebutuhan
Kondisi ini berdasarkan skor jawaban
menurut Sofyandi dan Garniwa16 yang
dari responden pada indikator suasana
menyatakan
kerja yaitu Saya merasa suasana kerja di
merupakan salah satu faktor yang
kantor menyenangkan dengan fasilitas
dapat mempengaruhi kinerja Gumil.
yang
Terkait dengan pendapat tersebut,
memadai/baik,
disebabkan
karena
hal
ini
Gumil
bisa belum
seseorang
dari
Abraham
bahwa
yang
Maslow
motivasi
termotivasi
untuk
memiliki ruang privasi dalam bekerja
bekerja maka kinerja yang dihasilkan
sehingga menjadi kurang fokus dalam
akan optimal.
menyelesaikan pekerjaannya. b.
Berdasarkan hasil penelitiaan di
Motivasi Kerja
dapat
indikasi yang rendah
pada
Motivasi mempunyai pengaruh yang
variabel motivasi pada indikator rasa
signifikan terhadap kinerja Gumil. Hal ini
aman dan aktualisasi diri. Kondisi ini
di tunjukan dari hasil uji parsial yang
bisa dilihat dari jawaban responden
diperoleh hasil dari koefisien korelasi
dari kebutuhan rasa aman yaitu belum
parsial sebesar 0,419 atau 41,9% yang
adanya jaminan kesehatan yang cukup
berarti
untuk
memadai untuk saya dan keluarga
motivasi terhadap kinerja Gumil sebesar
serta Jaminan hari tua yang diberikan
41,9%.
motivasi
selama bekerja oleh sebagian Gumil.
berpengaruh terhadap kinerja Gumil di
Dari indikator kebutuhan aktualisasi diri
sumbangan
Secara
efektif
parsial
Pusdikif, karena memperoleh signifikan lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha yang berbunyi
“Motivasi
kerja
memiliki
16
Sofyandi dan Garniwa, Perilaku Organisasi (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2007) hal 102
72 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
yaitu Pimpinan memberi kesempatan
motivasi kerja yang baik dalam bekerja
kepada
akan memperoleh kinerja Gumil yang
saya
untuk
melakukan
kreativitas dalam bekerja dan Pimpinan
maksimal
memberi kesempatan kepada saya
lingkungan kerja dan motivasi kerja
untuk mengembangkan ketrampilan
yang kurang akan menghasilkan kinerja
dan kemampuan dalam bekerja.
Gumil yang rendah. Sesuai dengan teori
c.
kinerja yang di kemukakan bahwa
Kinerja
sedangkan
Lingkungan kerja dan motivasi kerja
Kinerja
secara simultan berpengaruh signifikan
lingkungan kerja, budaya organisasi,
terhadap kinerja Gumil di Pusdikif. Hal
kepemimpinan
ini ditunjukkan dari hasil analisis data uji
(motivation), disiplin kerja, kepuasan
simultan (Uji F) dengan diperoleh nilai
kerja, motivasi17.
Ftabel
sebesar 3,179. Karena Fhitung
dipengaruhi
dengan
dan
Besarnya
oleh
motivasi
pengaruh
tersebut
termasuk
(3,179) maka pada tingkat kekeliruan 5%
lingkungan kerja dan motivasi kerja
(=0,05) diputuskan untuk menolak Ho
masih banyak faktor lain yang juga
dan menerima Ha, sehingga Ha yang
mempengaruhi kinerja Gumil. Misalnya
berbunyi
“Lingkungan
dan
saja meskipun lingkungan kerja sudah
motivasi
kerja
simultan
baik tetapi tingkat kepedulian terhadap
terhadap
lingkungan kurang, maka kinerja Gumil
berpengaruh
secara
signifikan
dapat
kerja
secara
Meskipun lingkungan kerja baik namun
bersama-sama mempunyai pengaruh
tidak didukung oleh fasilitas lain yang
yang signifikan terhadap kinerja Gumil
memadai, maka kinerja Gumil juga
di
Dengan
menjadi kurang optimal. Agar kita
demikian dapat dijelaskan bahwa selain
dapat mencapai kinerja Gumil yang
motivasi dan lingkungan kerja, kinerja
maksimal, maka kita harus memahami
Gumil juga ikut ditentukan oleh faktor
faktor-faktor
lain yang tidak dikaji dalam penelitian
kinerja Gumil tersebut. Kinerja Gumil
Pusdikif
motivasi
sebesar
kerja
61%.
kurang
selain
kinerja Gumil” diterima. Lingkungan dan
menjadi
karena
kerja
(39,855) lebih besar dibanding Ftabel
kerja
kecil,
gaji,
yang
optimal.
mempengaruhi
ini sebesar 39%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya Lingkungan kerja dan
17
Siagian, Sondang P., Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta:Bumi aksara, 2003) hal 12
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 73
akan semakin meningkat ketika faktorfaktor
yang
mempengaruhi
berpengaruh secara selaras dan positif. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah disajikan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: Pertama, Terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan kerja terhadap kinerja guru dengan kontribusi yang diberikan sebesar 19,1%. Kedua, Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru dengan kontribusi yang diberikan sebesar 41,9%. Ketiga, Terdapat pengaruh yang signifikan lingkungan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja guru dengan kontribusi yang diberikan sebesar 61%, sedangkan
sisanya
sebesar
39%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Daftar Pustaka A.H. Maslow. 2007. Motivasi & Perilaku. Semarang, Dahara Prize. Arikunto, Suharsimi. 2006 Prosedur Penelitian : suatu Pendekatan Praktik. Cetakan Ketigabelas. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djam'an Satori. 2001. Administrasi Pendidikan. Bandung, PIP IMP.
Gomes, F. Cardosa. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. Andi Offset. Grifin, R.W. 2003. Manajemen. Jakarta. Erlangga. Hamid Darmadi. 2013. Dimensi Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung, Alfabeta. Handoko, T.H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE Press. Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi. Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara. Kertonegoro Sentanoe. 1994. Manajemen Organisasi. Jakarta, Widia Press L. R. Bittle & J. Newstrom. 2006 Pedoman Bagi Penyelia. Penerjemah Bambang Hartono. Jakarta, Pustaka Binaman Pessindo dan LPPM. Malayu S.P. Hasibuan, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta, Bumi Aksara. Mangkunegara, Anwar P. 2006. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama. Mathis, Robert L. dan Jackson. John H. 2006. Human Resource Management (Manajemen Sumber Daya Manusia). Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung, Jernmars. Nanang Fattah. 2000. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta.
74 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1
Nitisemito, Alex S. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Winarno Surakhmad. 1989. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung, Jernmars.
Panji Anoraga. 2007. Psikologi Kerja. Jakarta, Rineka Cipta.
Tesis/Jurnal
Robbins, Stephen, P. 2003. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Nugroho Agung Dwi. 2013. Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan Kerja dan Budaya Kerja terhadap Kinerja Tenaga Pengajar.
Sedarmayanti. 2009. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.
Sofyan Khairani Diana. 2013. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Kerja Pegawai Bappeda.
Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Halim Hayulinanda Sartika. 2012. Analisis Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sinar Galesong Pratama Makassar.
Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN. Sofyandi dan Garniwa. 2007. Perilaku Organisasional. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. Sudarmanto. 2009. Kinerja Dan Pengembangan Kompetensi SDM. Cetakan Pertama. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung, Alfabeta. S. Nasution. 2004. Sosiologi Pendidikan. Bandung, Burni Aksara. Sondang P Siagian. 2005. Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta, Rineka Cipta. Stephen P Robbins. 2006. Perilaku Organisasi. Penerjemah Benyamin Molan. Jakarta, PT. Indeks Kelompok Gramedia. Wahjosumidjo. 2007. Kepemirnpinan dan Motivasi. Jakarta, Ghalia Indonesia.
Perundang-undangan Doktrin Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor KEP / 23 / IV / 2007 Tgl 24 April 2007 tentang Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad 255/XII/2007 tgl 28 Desember 2007 tentang Bujuknik Penyelenggaraan Pendidikan di Lingkungan Lemdik TNI AD Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/3-2/IV/2011 tgl 20 April 2011 tentang Bujukin Pendidikan Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad /8-2/IV/2011 tgl 20 April 2011 tentang Bujuknik Pembinaan Tenaga Pendidik Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad /9-2/IV/2011 tgl 20 April 2011 tentang Bujuknik Pembinaan Tenaga Kependidikan
Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja … | Dwi Agung Prihanto | 75
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Undang-Undang RI No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
76 | Jurnal Program Studi Strategi Pertahanan Darat | April 2017, Volume 3, Nomor 1