PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA DI BURSA EFEK INDONESIA
SETIA MURNINGSIH
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2014
Setia Murningsih NIM H24100022
ii
ABSTRAK SETIA MURNINGSIH. Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia. Dibimbing oleh ABDUL KHOHAR IRWANTO. Perusahaan pada sektor industri pengololahan merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap PDB tahun 2010-2012. Sektor industri pengolahan dibedakan menjadi tiga sektor yaitu sub sektor aneka industri, sub sektor industri dasar dan kimia, dan sub sektor industri barang konsumsi. Penelitian ini menggunakan data perusahaan sektor industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 yang dianalisis dengan menggunakan confirmatory analysis dengan bantuan Structural Equation Modelling. DAR dan DER merupakan faktor loading dari solvabilitas. Untuk faktor loading dari LIKUID adalah CR dan QR sedangkan faktor loading dari PROFIT adalah NPM, ROE, ROI. Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas terhadap harga saham berpengaruh signifikan pada tahun 2010 dan 2012 sedangkan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tahun 2010 dan 2011. Tingkat solvabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham setiap tahunnya. Kata kunci: harga saham, industri dasar dan kimia, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas.
ABSTRACT SETIA MURNINGSIH. Influence of Liquidity, Profitability, Leverage of Stock Price in Indonesia Stock Exchange Primary Industries and Chemical Companies. Supervised by ABDUL KHOHAR IRWANTO Companies in the industrial sector are a sector management that greatest contribution to GDP in 2010-2012. Based on the classification of BEI, the industrial sector is divided into 3 sectors i.e. sectors of various industries, primary industries and chemical sectors, industry sector and customer goods. Every company should be aware in capital structure management because capital structure is one of the important component of company finance that should be used effectively and productively so it can be able to improve the ability of liquidity and profitability. This research used the company data base and chemical industrial sector in 20102012 were analyzed using confirmatory analysis with the help of Structural Equation Modelling. DAR and DER are the factor of leverage. Factor of LIQUID among others are CR and QR while loading factors of PROFIT among others are NPM, ROE, and ROI. The result of profitability of stock price is significantly influential in 2010 and 2012 while liquidity of stock price is significantly influential in 2010-2011. Leverage of stock price is not significantly influential in 2010-2012. Keywords: leverage , liquidity, primary industries and chemical companies, profitability, stock price
iii
PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA DI BURSA EFEK INDONESIA
SETIA MURNINGSIH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
iv
v
Judul Skripsi : Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia Nama : Setia Murningsih NIM : H24100022
Disetujui oleh
Dr Ir Abdul Khohar Irwanto, MSc Pembimbing Skripsi
Diketahui oleh
Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
vi
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 ini adalah struktur modal dengan judul Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Abdul Khohar Irwanto selaku dosen pembimbing. Di samping itu, ucapan terima kasih juga disampaikan untuk Bapak Boman, Ibu Triyani selaku kedua orang tua penulis, dan adik Dwi Rahma Kartika Sari atas segala doa dan dukungannya, serta terima kasih kepada seluruh keluarga besar BEM FEM IPB, teman, dosen, staf Departemen Manajemen Institut Pertanian Bogor. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.
Bogor, April 2014 Setia Murningsih
vii
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
4
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
5
Ruang Lingkup Penelitian
5
TINJAUAN PUSTAKA
5
Penelitian Terdahulu
5
METODE
6
Kerangka Pemikiran Penelitian
6
Lokasi dan Waktu Penelitian
6
Jenis dan Sumber Data
7
Metode Pengumpulan Data
7
Variabel Penelitian
7
Teknik Analisis
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Gambaran Umum Sub Sektor Industri Dasar dan Kimia
10
Analisis Partial Least Square (PLS)
15
Pengujian Model SEM
15
Implikasi Manajerial
20
SIMPULAN DAN SARAN
21
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN
24
viii
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kontribusi industri olahan non migas PDB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010-2012 Metode Penentuan Sampel Hipotesis Penelitian Harga saham perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010-2012 Rasio likuiditas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010-2012 Rasio profitabilitas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010-2012 Rasio solvabilitas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010-2012 Nilai faktor loading sebelum dropping sektor industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 Nilai faktor loading setelah dropping sektor industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 Uji validitas dari industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 Hasil R-square pada industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 Hasil path coefficients sektor industri dasar dan kimia rata-rata tahun 2010-2012
2 7 10 11 11 12 13 15 16 17 18 18
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6
Produk domestik bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, 2010 - 2012 Produk domestik bruto Industri Dasar dan Kimia, 2010 – 2012 Indeks harga saham Industri Dasar dan Kimia, 2010 – 2012 Kerangka Pemikiran Model Structural Equation Model SEM sektor industri dasar dan kimia tahun 2010-2012
1 2 3 6 9 16
ix
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6
Daftar istilah penting 24 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar dan kimia tahun 2010 25 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar dan kimia tahun 2011 27 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar dan kimia tahun 2012 29 Daftar nama emiten 31 Referensi penelitian terdahulu 33
x
PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2012 mencapai 6.23 persen dan merupakan salah satu yang tertinggi di Asia setelah China yang tumbuh sebesar 7.8 persen. Adapun nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012 mencapai IDR 2618.1 triliyun, naik sebesar IDR 153.4 triliyun dibandingkan tahun 2011 yang mencapai IDR 2464.7 triliyun. 30%
Presentase
Pertanian, Peternakan, kehutanan, & Perikanan 25%
Pertambangan & Penggalian
20%
Industri Olahan Listrik, Gas, & Air Bersih
15% Konstruksi 10%
Perdagangan, Hotel, & Restoran
5%
Pengangkutan & Komunikasi
0%
Keuangan, Real Estate, & Jasa Perusahaan
2010
2011 Tahun
2012
Jasa-jasa
Gambar 1 Produk domestik bruto atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha, 2010 – 2012 (BPS 2013) PDB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha pada Gambar 1 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun dari 2010 sampai 2012 industri olahan merupakan penyumbang PDB Indonesia. Industri pengolahan telah memberikan kontribusinya sebesar 24.33 persen setiap tahun. Sejak tahun 2010 sampai 2012 ini, industri olahan mengalami penurunan dengan rata-rata 0.4 persen per tahun. Industri olahan terdiri dari industri migas dan industri non migas. Industri migas memberikan rata-rata kontribusi sebesar 3.33 persen dan industri non migas sebesar 21 persen per tahun. Industri olahan non migas meliputi tiga sub sektor diantaranya sub sektor aneka industri, sub sektor industri dasar dan kimia, dan sub sektor industri barang konsumsi.
2
Tabel 1
Kontribusi industri olahan non migas PDB atas dasar harga berlaku pada tahun 2010-2012 Sub Sektor
Kontribusi
Tahun
Aneka Industri
Industri Dasar dan Kimia
Industri Barang Konsumsi
2010
7.970
6.126
7.382
2011
7.674
5.731
7.518
2012
7.547
5.587
7.716
7.730
5.815
7.539
Rata-rata
Sumber: BPS, 2013 (diolah)
Milyaran Rupiah
Industri dasar dan kimia memiliki kontribusi terhadap PDB terendah di sektor industri olahan non migas yang dapat dilihat pada Tabel 1. Rata-rata kontribusi dari industri barang konsumsi dan aneka industri sebesar 7 persen sedangkan industri dasar dan kimia sebesar 5 persen. Pada Gambar 2, PDB yang dihasilkan dari industri dasar dan kimia sendiri setiap tahunnya mengalami peningkatan. Penurunan kontribusi industri dasar dan kimia setiap tahunnya diakibatkan peningkatan industri dasar dan kimia yang dihasilkan lebih rendah daripada sektor dan sub sektor yang lain. 480 460 440 420 400 380 360
460,45 425,413 394,944 PDB 2010
2011 Tahun
2012
Gambar 2 Produk domestik bruto Industri Dasar dan Kimia, 2010 – 2012 (BPS 2013)
Peningkatan PDB industri dasar dan kimia setiap tahunnya diikuti dengan peningkatan indeks harga saham industri dasar setiap tahunnya. Hal tersebut sesuai dengan Gambar 3 yang menunjukkan dari tahun 2010 hingga 2012 indeks harga industri dasar dan kimia terus meningkat. Tahun 2010 indeks harga saham industri dasar dan kimia 387.35 rupiah, tahun 2011 menjadi 408.27 rupiah, dan tahun 2012 meningkat kembali menjadi 526.55 rupiah.
Rupiah
3
600 500 400 300 200 100 0
526,55 387,25
408,27
2010
2011 Tahun
Indeks Harga Saham
2012
Gambar 3 Indeks harga saham Industri Dasar dan Kimia, 2010 – 2012 (OJK 2014)
Peningkatan PDB industri dasar dan kimia termasuk faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham. PDB bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenahi seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode. Peningkatan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan menyebabkan perekonomian tumbuh dan meningkatkan skala omset penjualan perusahaan. Hal ini terjadi karena meningkatnya jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Peningkatan omset penjualan maka keuntungan perusahaan juga meningkat. Keuntungan perusahaan yang meningkat dapat meningkatkan harga saham perusahaan tersebut juga meningkat, yang berdampak pada pergerakan IHSG. Adanya trend naik dari pertumbuhan PDB pada industri dasar dan kimia ini sejalan dengan adanya trend naik dari indeks harga saham industri dasar dan kimia. Secara teori dapat dijelaskan bahwa peningkatan PDB dapat meningkatkan daya beli konsumen terhadap produk-produk perusahaan sehingga meningkatkan profitabilitas perusahaan. Adanya peningkatan profitabilitas perusahaan dapat meningkatkan investor sehingga dapat meningkatkan harga saham. Harga saham yang terus meningkat membuat investor tertarik untuk menanamkan dana yang dimilikinya ke suatu perusahaan. Selain harga saham yang fluktuatif positif, ada beberapa indikator ekonomi makro yang dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasinya. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Indikator makro yang seringkali dihubungkan dengan pasar modal adalah fluktuasi tingkat bunga, inflasi, kurs rupiah, dan pertumbuhan PDB (Kewal 2012). Keputusan investor untuk berinvestasi dilihat juga dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan bertujuan memberikan bantuan kepada investor, kreditur, dan investor potensial untuk mengambil keputusan investasi. Laporan keuangan berguna bagi invetor dalam mengambil keputusan apakah membeli, menahan atau menjual saham tertentu, dan untuk membentuk portofolio. Jadi diharapkan informasi yang ada di laporan keuangan dapat berguna bagi investor
4
dalam mempertimbangkan suatu keputusan apakah melakukan investasi atau tidak (Fitriana 2008). Pada laporan keuangan akan memberikan gambaran kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Kinerja perusahaan salah satunya dilihat dari kinerja keuangannya. kinerja keuangan perusahaan yang baik dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas), kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya (likuiditas), dan kemampuan perusahaan mendanai aktivanya dengan hutang (solvabilitas). Menurut hasil penelitian Widuri (2009), kinerja keuangan berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2012) menghasilkan hasil yang sama dengan Widuri yaitu kinerja keuangan mempengaruhi harga saham. Berbeda halnya dengan Fitriana (2008), hasil penelitiannya membuktikan bahwa kinerja keuangan tidak mempengaruhi harga saham. Adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian membuat peneliti ingin melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan sehingga mengetahui kinerja keuangan berpengaruh terhadap harga saham atau tidak. Penelitian ini memilih industri dasar dan kimia sebagai objek penelitian. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Judul penelitian ini pun adalah “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas terhadap Harga Saham Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia”.
Perumusan Masalah Setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan profit yang sebanyakbanyaknya dan biaya yang sedikit mungkin. Adanya laba yang banyak dapat digunakan untuk membayar hutang perusahaan dan memakmurkan pemilik serta pemegang saham. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh tingkat likuiditas terhadap harga saham pada industri 1. dasar dan kimia setiap tahunnya? 2. Bagaimana pengaruh tingkat profitabilitas terhadap harga saham pada industri dasar dan kimia setiap tahunnya? 3. Bagaimana pengaruh tingkat solvabilitas terhadap harga saham pada industri dasar dan kimia setiap tahunnya?
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan yang telah dilakukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh likuiditas terhadap harga saham pada industri dasar dan kimia setiap tahunnya. 2. Menganalisis tingkat profitabilitas mempengaruhi harga saham pada industri dasar dan kimia setiap tahunnya.
5
3.
Menganalisis tingkat solvabilitas mempengaruhi harga saham pada industri dasar dan kimia setiap tahunnya.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dengan adanya penelitian ini adalah: (1)Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan berkaitan dengan pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap harga saham pada perusahaan industri industri dasar dan kimia. (2)Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas dalam mempengaruhi harga saham sehingga perusahaan dapat membuat kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas perusahaan dan menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas bagaimana likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan industri industri dasar dan kimia. Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri dasar dan kimia. Perusahaan-perusahaan tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai 2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data laporan keuangan mulai tahun 2010 sampai tahun 2012. Ketersediaan data laporan keuangan perusahaan juga menjadi alasan pemilihan tahun 2010-2012.
TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Widuri (2009) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Dimana ia menggunakan tiga rasio keuangan yaitu likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas. Hasil yang dia peroleh menunjukkan bahwa likuiditas dan solvabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan likuiditas tidak berpengaruh signifikan. Hasil penelitian Susilawati (2012) tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham ternyata memberikan hasil yang sama dengan Widuri. Berbeda halnya dengan hasil penelitian Fitriana (2008), menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Ada tiga rasio yang ditelitinya yaitu rasio likuiditas, profitabilitas, dan nilai pasar. Ternyata hanya rasio nilai pasar saja yang memiliki pengaruh terhadap harga saham. Adapun referensi penelitian terdahulu dapat dilihat di Lampiran 6.
6
METODE Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan industri dasar dan kimia merupakan salah satu perusahaan yang berkontribusi terhadap PDB untuk Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua alat analisis. Analisis pertama dengan menggunakan perhitungan rasio keuangan yang berkaitan dengan likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas. Analisis yang kedua dengan menggunakan Structural Eqution Modelling (SEM). Dimana di dalam SEM sudah terdapat outer model dan inner model. Pada Gambar 4 dijelaskan kerangka pemikiran dari peneliti.
Gambar 4 Kerangka pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia yang terdiri atas 60 perusahaan. Perusahaan yang digunakan merupakan perusahaan yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Waktu penelitian selama tiga bulan yang dimulai pada bulan Desember 2013 hingga bulan Februari 2014.
7
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan industri dasar dan kimia pada periode 2010-2012 serta buku atau bahan pustaka lainnya yang mendukung penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Perusahaan yang tidak memiliki data laporan keuangan yang lengkap akan dikeluarkan dari sampel penelitian ini. Kriteria yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Secara berturut-turut pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 masih tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia. b. Menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2010 sampai tahun 2012. c. Ketersediaan data. Berikut disajikan Tabel 2 yang merupakan prosedur pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Tabel 2
Metode penentuan sampel Keterangan
Jumlah
1. Populasi (Perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013)
60
2. Perusahaan yang baru terdaftar di BEI tahun 2013
(4)
3. Perusahaan yang terus-menerus listing di BEI tahun 2010-2012
56
4. Tidak memiliki laporan lengkap Jumlah sampel perusahaan yang diteliti
(18) 38
Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan current ratio (CR), quick ratio (QR), return on equity (ROE), return on investment (ROI), net profit margin (NPM), debt to equity (DER), dan debt to asset ratio (DAR) sebagai variabel independen. Variabel dependen berupa harga saham. Parameter yang digunakan adalah sebagai berikut: a. CR (Current Ratio) Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir 2013). Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagi bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin safety) suatu perusahaan.
8
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = b.
Aktiva Lancar Hutang Lancar
. . .
(1)
Acid test (Quick ratio) Rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory) (Kasmir 2013). Rumusnya adalah: 𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Aktiva Lancar−Persediaan Hutang Lancar
. . .
(2)
Quick ratio lebih mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya. c. NPM (Net Profit Margin) NPM menyatakan rasio yang mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan penjualan bersih (Kasmir 2013). Secara matematis rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut: 𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Laba bersih setelah pajak Total penjualan
. . .
(3)
d. ROE (Return on Equity) Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri (Kasmir 2013). Adapun rumus ROE adalah sebagi berikut: 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 =
Laba bersih setelah pajak Total Ekuitas
. . .
(4)
e. ROI (Return on Investment) Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on investment atau return on total assets adalah rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu alat ukur tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya (Kasmir 2013). ROI dapat diformulasikan sebagai berikut: 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 =
Laba bersih setelah pajak Total Aset
. . . (5)
f. DAR (Debt to Asset Ratio) Debt rasio (rasio utang) yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir 2013).
9
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total Debt Total Asset
. . .
(6)
g. DER (Debt to Equity Ratio) Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang (Kasmir 2013). 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total Debt Total Equity
. . .
(7)
h. Harga saham adalah nilai jual saham dalam rupiah pada setiap perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2012. Harga saham ditentukan berdasarkan ekspetasi rata-rata harga saham menggunakan distribusi beta (β) (Soeharto 1999). Harga Saham =
a+2p+b 4
...
(8)
Dimana: a = Harga saham tertinggi (Rupiah) b = Harga saham terendah (Rupiah) p = Harga saham penutup (Rupiah) 2 = Bobot yang diberikan untuk harga penutup.
Teknik Analisis Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan menguji model SEM yang akan dibangun. Struktur modal kerja sebagai variabel laten dari proxy pembentuk struktur modal kerja. Model SEM disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5 Model Structural Equation Modelling Model ini terdiri dari current ratio (CR), quick ratio (QR), return on equity (ROE), return on investment (ROI), dan net profit margin (NPM), debt to equity (DER), debt to asset ratio (DAR), dan harga saham. Berdasarkan indikator tersebut, penulis menentukan hipotesis yang disajikan pada Tabel 3.
10
Tabel 3
Hipotesis penelitian Hipotesis
H1
Likuiditas berhubungan dengan harga saham
H2
Profitabilitas berhubungan dengan harga saham
H3
Solvabilitas berhubungan dengan harga saham
Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen menggunakan confirmatory analysis yaitu analisis SmartPLS. Menurut Ghozali (2008) model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari dua set hubungan: (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), dan (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau varibel manifestnya (measurement model).
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sub Sektor Industri Dasar dan Kimia Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2012 mencapai 6.23 persen. Pertumbuhan ekonomi yang diperoleh Indonesia ini terbesar kedua setelah Cina yang mencapai 7.8 persen di Asia. Adapun pertumbuhan ekonomi digunakan untuk melihat atau menentukan perkembangan suatu negara yang dikeluarkan oleh pemerintah bersangkutan. Indikator ekonomi merupakan pertanda tentang perkembangan di masa lampau maupun untuk masa datang. Salah satu indikator perekonomian adalah PDB. PDB bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenahi seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode. Setiap sektor memberikan kontribusi terhadap PDB. Berdasarkan BPS (2013), sektor industri pengolahan memiliki kontribusi yang paling besar. Sektor industri olahan terdiri atas migas dan non migas. Untuk rata-rata kontribusi industri olahan migas terhadap PDB sekitar 3.3 persen dan industri olahan non migas sebesar 21 persen setiap tahunnya. Ada tiga sub sektor yang terkandung di dalam industri olahan non migas. Ketiga sub sektor tersebut antara lain sub sektor industri barang konsumsi, aneka industri, dan industri dasar dan kimia. Adapun sektor industri dasar dan kimia juga memiliki beberapa perusahaan yang mendukung kontribusinya terhadap PDB. Perusahaan dari sub sektor industri dasar dan kimia adalah semen, keramik porselin dan kaca, logam dan sejenisnya, kimia, plastik dan kemasan, pakan ternak, kayu pengolahan, serta pulp dan kertas. Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu perusahaan industri dasar dan kimia yang harga sahamnya terus meningkat setiap tahunnya berdasarkan Tabel 4. Dimana pada tahun 2010 hingga 2012 perusahaan ini berada diperingkat kedua pemilik harga saham tertinggi di industri dasar dan kimia.
11
Peringkat pertama diduduki oleh perusahaan Surya Toto Indonesia Tbk namun harga saham perusahaan ini naik turun. Tabel 4
Harga saham perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010-2012 Rasio
Harga Saham
Closing Price (Rupiah)
Tahun 2010 15 123,19
2011 15 374,5
2012 19 221,88
Sumber: Laporan tahunan, 2010-2012
Rasio likuiditas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Semakin tinggi rasio likuiditasnya menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar hutang jangka pendeknya dan terhindar dari risiko gagal bayar. Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini tergambar dari rasio yang dimilikinya. Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk memberikan jaminan selanjutnya. Kemudian, bagi pihak distriutor adanya kemampuan membayar mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang dagangan secara angsuran. Ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan akan mampu dibayar secara tepat waktu. Rasio likuiditas ini bukanlah satu-satunya cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit. Rasio likuiditas dijelaskan oleh dua variabel yaitu current ratio dan quick ratio. Tabel 5
Rasio likuiditas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010-2012 Rasio
Likuiditas
Tahun 2010
2011
2012
CR
5.560
6.980
6.030
QR
4.590
6.083
5.420
Sumber: Laporan tahunan, 2010-2012 (diolah)
Rasio lancar dan rasio cepat yag semakin tinggi nilainya maka likuiditas perusahaan semakin baik. Perlu diperhatikan kelebihan likuiditas akan mengurangi risiko ketidakmampuan pemenuhan kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo, hal mana akan mengurangi laba. Jadi biaya untuk meningkatkan likuiditas merupakan pertukaran antara laba dan likuiditas (Sundjaja dan Barlian 2003). Pada praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200 persen (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Karena perusahaan berada di titik aman dalam jangka pendek. Berdasarkan Tabel 5, perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010 memiliki rasio lancar sebesar 5.560 kali yang artinya 5.56 kali utang lancar
12
atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 5.56 rupiah harta lancar. Tahun 2011 current ratio perusahaan ini mengalami peningkatan dan menjadi 6.980 kali. Ini berarti setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 6.98 rupiah harta lancar. Pada tahun 2012 current ratio perusahaan ini mengalami penurunan kembali menjadi 6.03 kali yang berarti 6.03 rupiah harta lancar perusahaan menjamin 1 rupiah utang lancar. Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum. Quick ratio menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar (hutang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Hal tersebut dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya (Kasmir 2010). Pada Tabel 5, tahun 2010 terlihat quick ratio perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencapai 4.59 kali, tahun 2011 meningkat menjadi 6.083 kali, dan tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 5.42 kali. Kondisi menunjukkan bahwa perusahaan tidak harus menjual sediaan bila hendak melunasi utang lancar tetapi dapat menjual surat berharga atau penagihan utang. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Rasio net profit margin mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Rasio ini memberikan gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai presentase dari penjualan (Prastowo dan Julianty 2005). NPM diinpretasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. NPM yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum, NPM yang rendah menunjukkan ketidakefisienan manajemen. Tabel 6
Rasio profitabilitas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010-2012 Tahun
Rasio
Profitabilitas
2010
2011
2012
NPM
0.290
0.259
0.276
ROE
0.270
0.250
0.271
ROI
0.230
0.222
0.233
Sumber: Laporan tahunan, 2010-2012 (diolah)
Net profit margin yang dihasilkan oleh perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan dilampirkan pada Tabel 6 tahun 2010 mencapai 0.29 kali atau 29 persen, tahun 2011 menurun sebesar 3.1 persen sehingga NPM menjadi 25.9 persen, dan tahun 2012 meningkat kembali sebesar 1.7 persen dari tahun sebelumnya. Tahun 2012 NPM Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menjadi 27.6 persen. Walaupun sempat mengalami penurunan NPM, perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat meningkatkan kembali NPM nya meskipun belum sebesar tahun 2010. Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan bahwa angka rasio return on equity lebih besar daripada rasio return on assets. Hal ini dapat terjadi disebabkan adanya
13
prinsip “financial leverage” atau sering disebut “trading on the equity”. Hal ini juga memberikan indikasi bahwa sampai batas-batas tertentu, perusahaan yang berhutang justru dapat menguntungkan pemegang saham. Selama perusahaan masih mampu meningkatkan labanya, maka setiap hutang akan mengakibatkan naiknya angka ROE yang tentu saja menguntungkan para pemegang saham biasa (Prastowo dan Julianty 2005). ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena itu ROE bukan pengukur return yang diterima pemegang saham yang sebenarnya. Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk memiliki tingkat ROE sebesar 0.270 kali atau 27 persen pada tahun 2010 dan mengalami penurunan pada tahun 2011 sebesar 2 persen sehingga ROE perusahaan ini menjadi 25 persen. Penurunan pada tahun 2011 membuat perusahaan bangkit dan membuktikan bahwa ROE perusahaan dapat kembali meningkat sebesar 27.1 persen. ROI adalah rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi (Fahmi 2012). Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rendahnya tingkat pengembalian diakibatkan oleh rendahnya basic earning power (BEP) perusahaan dan tingginya biaya bunga karena penggunaan kewajiban di atas rata-rata yang menyebabkan laba bersih relatif lebih rendah (Brigham dan Houston 2001). Rasio return on asset pada Tabel 6, perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010 sebesar 0.23 kali atau 23 persen. Tahun 2011 perusahaan ini mengalami penurunan return on asset sebesar 0.8 persen sehingga ROI perusahaan ini menjadi 22.3 persen. Peningkatan ROI terjadi pada tahun 2012 sebesar 1.1 persen dari tahun sebelumnya dan ROI nya menjadi 23.3 persen. Tabel 7
Rasio solvabilitas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010-2012 Rasio
Solvabilitas
Tahun 2010
2011
2012
DAR
0.171
0.154
0.172
DER
0.146
0.133
0.147
Sumber: Laporan tahunan, 2010-2012 (diolah)
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mendanai aktivanya dengan hutang. Jika hutangnya tinggi dan aktivanya rendah maka perusahaan kurang berhasil mengelola hutangnya. Kurang berhasilnya perusahaan dapat dilihat dari nilai debt to asset ratio (DAR) yang semakin tinggi. Semakin rendah nilai DAR berarti perusahaan mampu mengelola hutangnya dengan baik. Pada perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berdasarkan Tabel 4 dapat dijelaskan bahwa tingkat solvabilitas perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2010 hingga 2011 mengalami penurunan dan dari tahun 2011 hingga 2012 mengalami peningkatan. Bagi perusahaan yang memiliki DAR relatif tinggi akan memiliki ekspektasi pengembalian yang juga lebih tinggi ketika perekonomian sedang berada dalam keadaan normal namun memiliki risiko kerugian ketika ekonomi mengalami masa resesi. Oleh karena itu, keputusan akan penggunaan hutang mengharuskan
14
perusahaan menyeimbangkan tingkat ekspektasi pengembalian yang lebih tinggi dengan risiko yang meningkat (Brigham dan Houston 2006). Hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi hutang-utangnya dengan aktivanya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan hutang (Kasmir 2013). Debt to asset ratio pada perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk sesuai Tabel 7 tahun 2010 sebesar 0.171 kali. Rasio ini menunjukkan bahwa 17 persen pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang. Hal ini berarti bahwa setiap 100 rupiah pendanaan perusahaan, 17 rupiah dibiayai dengan utang dan 83 rupiah disediakan oleh pemegang saham. Tahun 2011 DAR perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mengalami penurunan menjadi 0.154 kali. Pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang sebesar 15.4 persen dan berarti setiap 100 rupiah pendanaan perusahaan 15 rupiah dibiayai oleh hutang serta 85 rupiah disediakan oleh pemegang saham. Pada tahun 2012 ternyata ada peningkatan tingkat DAR perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menjadi 0.172 kali atau 17.2 persen pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang. Ini menunjukkan bahwa setiap 100 rupiah pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang sebesar 17 rupiah dan sisanya sebesar 83 rupiah dibiayai oleh pemegang saham. Kondisi DAR yang ada pada perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk masih dapat dinyatakan baik karena DAR yang dihasilkan tergolong kecil. Pengukuran tingkat solvabilitas perusahaan tidak hanya dilihat dari debt to asset ratio namun dapat dilihat dari debt to equity ratio. Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan atau mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Kasmir 2013). Dalam persoalan debt to equity ratio ini tidak ada batasan yang aman bagi perusahaan, namun untuk konservatif biasanya debt to equity ratio yang lewat 66 persen atau 2/3 sudah dianggap berisiko (Fahmi 2012). Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Pada Tabel 7, perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tahun 2010 memiliki rasio DER sebesar 0.146 atau 14.6 persen yang berarti kreditor menyediakan 15 rupiah untuk setiap 100 rupiah yang disediakan pemegang saham. Tahun 2011 DER perusahaan ini menurun menjadi 0.133 atau 13.3 persen yang mana kreditor menyediakan 13 rupiah untuk setiap 100 rupiah yang disediakan oleh pemegang saham. Pada tahun 2012 ternyata DER perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk meningkat kembali menjadi 0.147 atau 14.7 persen. Hal ini berarti setiap 100 rupiah yang disediakan pemegang saham dapat disediakan oleh kreditor sebesar 15 rupiah. Rasio DER yang dihasilkan oleh perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dianggap baik karena rasio DER nya tergolong kecil. Kenaikan dan penurunan yang terjadi di DER perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk setiap tahunnya tidak jauh berbeda. Berdasarkan kondisi di atas terlihat bahwa peningkatan atau penurunan kinerja keuangan yang ada pada perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tidak mempengaruhi harga saham yang ada. Pada kenyataannya sesuai Tabel 4
15
harga saham perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terus meningkat setiap tahunnya.
Analisis Partial Least Square (PLS) Penelitian ini menggunakan tiga kali model pengujian yang menggunakan SmartPls. Pengujian dilakukan per tahun. Hal itu disebabkan karena peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen setiap tahunnya. Selain itu untuk melihat gambaran hasil tingkat likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas yang berbeda-beda pada setiap tahunnya. Ada tiga variabel laten yang digunakan yaitu variabel laten likuiditas (LIKUID), variabel laten profitabilitas (PROFIT), variabel laten solvabilitas (SOLVA), dan variabel laten harga saham (HS). Setiap variabel laten memiliki variabel manifest yang berbeda-beda seperti LIKUID variabel manifestnya CR dan QR, PROFIT variabel manifestnya ada NPM, ROE, dan ROA, SOLVA variabel manifestnya DER, dan DAR, serta HS variabel manifestnya harga saham.
Pengujian Model SEM Model pengukuran (Outer Model) Model pengukuran atau outer model menunjukkan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Pada outer model dilakukan uji validitas. Uji validitas semua faktor loadingnya harus lebih dari 0.70. Apabila ada loading faktor yang nilainya kurang dari 0.7 maka harus dikeluarkan. Hasil output yang lebih dari 0.7 berarti bahwa semua indikator konstruk adalah valid. Selain faktor loading, nilai AVE dan communality juga harus lebih besar daripada 0.5. Nilai AVE dan communality yang lebih dari 0.5 memperlihatkan semua konstruk memenuhi persyaratan validitas konvergen. Tabel 8
Nilai faktor loading sebelum dropping industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 Tahun Konstruk Indikator 2012 2011 2010 LIKUID PROFIT
SOLVA HS
CR
0.9867
0.9888
0.9873
QR
0.9826
0.9892
0.9900
NPM
0.8654
0.9631
0.6594
ROE
0.9627
0.9890
0.9450
ROI
0.9876
0.9885
0.9536
DAR
0.9546
0.9699
0.9946
DER
0.9689
0.9740
0.9239
Harga Saham
1.0000
1.0000
1.0000
16
Model Awal sama dengan Model Akhir IDK 2012
Model Awal sama dengan Model Akhir IDK 2011
Model Awal IDK 2010
Model Awal IDK 2010
Gambar 6 Model awal dan akhir industri dasar dan kima tahun 2010-2012 Tabel 9
Nilai faktor loading setelah dropping industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 Tahun Konstruk Indikator 2012 2011 2010 LIKUID PROFIT
SOLVA HS Keterangan :
CR
0.9868
0.9888
0.9873
QR
0.9826
0.9892
0.9900
NPM
0.8654
0.9631
ROE
0.9627
0.9890
0.9695
ROI
0.9876
0.9885
0.9721
DAR
0.9546
0.9699
0.9946
DER
0.9689
0.9740
0.9239
Harga Saham
1.0000
1.0000
1.0000
nilai yang bercetak menggambarkan indikator terbaik yang dapat merefleksikan variabel laten
17
Berdasarkan Tabel 8 dan Tabel 9, nilai faktor loading lebih besar dari 0.7 yang menunjukkan indikator-indikator tersebut valid dan merefleksikan konstruk. Untuk variabel manifest CR dan QR merefleksikan variabel laten LIKUID, variabel manifest DAR dan DER merefleksikan variabel SOLVA. Nilai faktor loading variabel manifest NPM pada tahun 2011 tidak merefleksikan PROFIT. Tabel 10 Uji validitas dari industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 Tahun
2012
2011
2010
Konstruk
Parameter AVE
Communality
LIKUID
0.9696
0.9696
PROFIT
0.8837
0.8837
SOLVA
0.9250
0.9250
HS
1.0000
1.0000
LIKUID
0.9781
0.9781
PROFIT
0.9609
0.9609
SOLVA
0.9446
0.9446
HS
1.0000
1.0000
LIKUID
0.9775
0.9775
PROFIT
0.9425
0.9525
SOLVA
0.9214
0.9214
HS
1.0000
1.0000
Validitas berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variabel) dari suatu konstuk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas validitas indikator refleksif dengan program SmartPLS 2.0 M3 dapat dilihat dari AVE dan Communality. Pada Tabel 10 nilai AVE dan communality yang dihasilkan oleh semua konstruk yaitu di atas 0.5 sehingga memenuhi persyaratan validitas. Model Structural (Inner Model) Inner model menunjukkan hubungan atau kekuatan estimasi antar variabel laten atau konstruk. Hasil evaluasi inner model dapat dilihat dengan R-Squares, predictive revelance, dan signifikansi. Hasil dari PLS R-Squares mempresetasi jumlah variance dari konstruk yang dijelaskan oleh model.
18
Tabel 11 R-Squares pada industri dasar dan kimia 2010-2013 R-Squares Konstruk 2012 2011
2010
LIKUID PROFIT SOLVA HS
0.403686
0.245784
0.229425
Berdasarkan Tabel 11 pada tahun 2010, pengujian model menunjukkan likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas dapat menjelaskan harga saham sebesar 22.94 persen dan sisanya 77.06 persen dijelaskan oleh variabel yang lain. Tahun 2011, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas dapat menjelaskan harga saham sebesar 24.58 persen dan 75.42 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Adapun pada tahun 2012, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas dapat menjelaskan harga saham sebesar 40.37 persen dan sisanya sebesar 59.63 persen dijelaskan oleh variabel lainnya. Menurut Ghozali (2008) nilai R-Square 0.75, 0.50, dan 0.25 dapat disimpulkan bahwa model kuat, moderate, dan lemah. Nilai RSquare pada tahun 2010 dan 2012 dapat diinpretasikan bahwa prediktor variabel laten memiliki pengaruh lemah karena nilai R-Square lebih kecil dari 25 persen. Tahun 2012 nilai R-Square memiliki pengaruh moderate karena nilai R-Squarenya mendekati 50 persen. Tabel 12 Path coefficients pada industri dasar dan kimia tahun 2010-2012 Path Coefficients Hubungan antar Tahun T Statistics Konstruk Original Sample (O) (|O/STEERR|) LIKUID → HS 0.145905 0.831979 2012 PROFIT → HS 0.536246 5.240451 SOLVA → HS -0.121138 0.691094 LIKUID → HS 0.413445 2.095345 2011 PROFIT → HS 0.227489 1.220784 SOLVA → HS 0.099536 0.599322 LIKUID → HS 0.339254 1.993729 2010 PROFIT → HS 0.345779 2.464998 SOLVA → HS 0.181537 1.137025 Hasil path coefficient memperlihatkan hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil yang tertera pada tabel merupakan hasil setelah melakukan bootstrapping. Pada Tabel 12 terlihat bahwa original sample ada yang bernilai positif dan ada yang bernilai negatif. Intepretasi data dari original sample yang bernilai positif adalah variabel independen berpengaruh positif langsung terhadap variabel dependen dan original sample yang bernilai negatif adalah variabel independen berpengaruh negatif terhadap variabel dependen. Pada kolom T statistik dapat dikatakan bahwa variabel independen akan berpengaruh secara signifikan apabila hasilnya lebih besar dari pada T tabel. Adapun nilai dari T tabel
19
adalah 1.96. T statistik yang kurang dari 1.96 berarti variabel independen memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap variabel dependen. Pada Tabel 12 terlihat bahwa setiap tahunnya likuiditas dan profitabilitas berpengaruh positif langsung terhadap harga saham sedangkan solvabilitas berpengaruh negatif terhadap harga saham pada tahun 2012 dan pada tahun 2010 hingga 2011 memiliki pengaruh positif. Pengaruh positif jika likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas meningkat pada tahun 2010 hingga 2011 maka harga saham juga naik sedangkan berpengaruh negatif jika solvabilitas tahun 2012 turun maka harga saham akan meningkat. Tahun 2010 tingkat solvabilitas industri dasar dan kimia tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tingkat likuiditas dan profitabilitas pada tahun 2010 berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan dengan harga saham disebabkan nilai T statistik profitabilitas lebih besar daripada T tabel (1.96) yaitu sebesar 1.994 dan 2.465 namun nilai T statistik solvabilitas lebih kecil daripada T tabel yaitu sebesar 1.137. Berbeda dengan tahun 2011, hanya likuiditas yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang mana T statistik nya sebesar 2.095. Untuk profitabilitas dan solvabilitas pada tahun 2010 tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham dikarenakan T statistik dari kedua rasio ini lebih kecil 1.96 yaitu sebesar 1.221 dan 0.599. Hasil path coefficients pada tahun 2012 memiliki intepretasi data variabel laten profitabilitas saja yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan nilai T statistik 5.24. Nilai T Statistik likuiditas dan solvabilitas hanya sebesar 0.832 dan 0.691. Hasil penelitian ini secara keseluruhan memperlihatkan bahwa kinerja keuangan cukup berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Rasio dari kinerja keuangan yaitu profitabilitas dan likuiditas yang berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut terjadi karena semakin besar profit yang dihasilkan oleh suatu perusahaan akan memberikan dividen yang besar bagi para pemegang saham. Kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang tinggi maka akan diikuti pula dengan peningkatan harga saham yang dimiliki, dengan kata lain profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi harga saham. Perusahaan yang dapat membayar kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu juga mengindentifikasikan bahwa kondisi keuangan perusahaan baik. Namun tidak hanya faktor dalam menghasilkan suatu laba saja yang dapat mempengaruhi harga saham tetapi juga faktor penjualan dan biaya. Penambahan laba bersih belum tentu diikuti dengan penambahan penjualan, selain itu hasil penjualan yang diterima tidak sepadan dengan biaya yang digunakan dalam memproses pembuatan suatu barang yang tinggi, sehingga mengakibatkan suatu perusahaan tidak dapat menutupi biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dan dapat menimbulkan hutang pada perusahaan (Rosalina et al. 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Widuri (2010) dan Susilawati (2012) mendukung hasil penelitian ini karena tingkat profitabilitas mempengaruhi harga saham. Untuk berpengaruh signifikannya profitabilitas terhadap harga saham juga dihasilkan dari penelitian (Rosalina et al. 2012) yang menyatakan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Subiyantoro dan Reani (2003) pun meneliti tentang pengaruh profitabilitas terhadap harga saham dan hasilnya sama yaitu ada pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap harga saham. Penelitian Pasaribu (2008) menunjukkan bahwa profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham di semua industri. Hal ini
20
menunjukkan bahwa peningkatan profit atau keuntungan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan akan meningkatkan harga saham perusahaan itu sendiri. Hutang pada prinsipnya akan menguntungkan apabila perusahaan mampu memperoleh tingkat pengembalian investasi yang melebihi tingkat bunga yang harus dibayarkan. Perlu diperhatikan bahwa tingkat pengembalian investasi yang akan diperoleh perusahaan sangat bergantung pada kondisi ekonomi yang akan terjadi pada tahun-tahun mendatang. Apabila kondisi ekonomi mendatang membaik, tingkat pengembalian tingkat pengembalian investasi juga cenderung meningkat sehingga perusahaan yang berhutang akan mampu membayar bunga dan pokok pinjamannya. Sebaliknya jika ekonomi mendatang cenderung memburuk, perusahaan akan menderita kerugian besar, karena di tengah turunnya pendapatan, perusahaan harus membayar sejumlah beban tetap dari hutangnya. Kinerja keuangan merupakan faktor internal yang mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Faktor yang mempengaruhi harga saham tidak hanya faktor internal melainkan faktor eksternal juga. Beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham antara lain adalah hukum permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, valuta asing, inflasi, dana asing di bursa, indeks harga saham, serta berita dan rumor dari suatu perusahaan. Menurut Fahmi (2012), ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan suatu saham itu akan mengalami fluktuasi, yaitu: 1. Kondisi mikro dan makro ekonomi. 2. Kebijakan perusahaan dalam menentukan untuk ekspansi (perluasan usaha), seperti membuka kantor cabang (brand office), kantor cabang pembantu (sub brand office) baik yang dibuka di domestik maupun di luar negeri 3. Pergantian direksi secara tiba-tiba. 4. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan. 5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya. 6. Risiko sistematis yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat. 7. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham. Kewal (2012) meneliti secara empiris pengaruh variabel-variabel makroekonomi, yaitu tingkat inflasi, suku bunga, sertifikat Bank Indonesia, kurs, dan tingkat pertumbuhan GDP terhadap IHSG. Hasil dari penelitian ini variabel makroekonomi dari kurs memiliki pengaruh signifikan terhadap IHSG sedangkan tingkat inflasi, suku bunga SBI, dan pertumbuhan PDB tidak berpengaruh terhadap IHSG. Menguatnya kurs rupiah terhadap US $ akan menurunkan biaya produksi terutama biaya impor bahan baku dan akan diikuiti menurunnya tingkat bunga yang berlaku, hal ini akan memberikan dampak positif pada laba perusahaan yang akhirnya menaikkan pendapatan per lembar saham. Kondisi seperti ini dapat meningkatkan IHSG dan meningkatkan harga saham suatu perusahaan juga.
Implikasi Manajerial 1.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan terdapat hubungan positif
21
2.
3.
antara profitabilitas dan likuiditas terhadap harga saham. Untuk itu perusahaan harus bekerja secara efektif. Keefektifan perusahaan ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Laba yang dihasilkan suatu perusahaan nantinya dapat mempengaruhi harga saham. Laba yang meningkat dapat meningkatkan harga saham dari perusahaan tersebut. Perusahaan juga harus tepat waktu dalam membayar kewajiban jangka pendeknya seperti utang dagang, utang gaji, utang wesel, utang bank, utang pajak, utang dividen, dan utang lancar lainnya. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya akan membuat perusahaan mengalami risiko gagal bayar. Perusahaan tetap harus menjaga tingkat solvabilitas perusahaan. Walaupun tidak berpengaruh secara signifikan, namun rasio ini dapat melihat kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan yang buruk membuat inverstor tidak tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Bagi investor salah satu pertimbangan untuk menanamkan modal yang dimilikinya adalah melihat profitabilitas dan likuiditas dari perusahaan tersebut. Likuiditas dan profitabilitas yang tinggi dapat meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Peningkatan profit pun akan meningkatkan dividen bagi para pemegang saham sehingga keuntungan investor terjadi pada saat perusahaan mengalami peningkatan laba atau profit. Likuiditas yang tinggi mengidentifikasikan bahwa perusahaan tidak mengalami risiko gagal bayar untuk jangka waktu yang pendek. Tingkat solvabilitas perusahaan juga perlu diperhatikan sebagai gambaran kondisi perusahaan yang ada. Faktor-faktor eksternal juga dapat menjadi pertimbangan bagi para investor untuk berinvestasi.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
2.
3.
Perusahaan industri dasar dan kimia dimana variabel laten likuiditas yang direfleksifkan oleh variabel manifest current ratio dan quick ratio berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil penelitian menunjukkan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada tahun 2010 dan 2011 sedangkan tahun 2012 likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Variabel laten profitablitas dari perusahaan industri dasar dan kimia yang direfleksifkan oleh variabel manifest net profit margin, return on equity, dan return on investment menunjukkan hubungan positif terhadap harga saham. Pada tahun 2010 dan 2012 profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan tahun 2011 profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel laten solvabilitas industi dasar dan kimia yang direfleksifkan dengan debt to assets ratio dan debt to equity ratio berpengaruh negatif pada tahun 2012 dan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham setiap tahunnya.
22
Saran 1.
2.
Perusahaan dapat menjaga kekonsistenan profit yang dihasilkan sehingga laba yang dihasilkan dapat digunakan untuk memakmurkan pemegang saham dan pemilik perusahaan. Laba yang tinggi akan menarik investor untuk menanamkan modalnya yang nantinya perusahaan mendapat tambahan modal. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan rasio keuangan yang lebih lengkap. Peneliti dapat menggunakan satu perusahaan untuk diteliti dengan menggunakan data time series dan menganalisis faktor dari internal serta eksternal perusahaan juga. Sehingga lebih spesifik hasil yang dihasilkan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistika. 2013. Produk Domestik Bruto atas Dasar Harga Berlaku menurut Lapangan Usaha [Internet]. Jakarta (ID): BPS. [diunduh 2013 Des 23]. Tersedia pada: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat= 2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=11¬ab=1 Brigham E, Houston JF. 2001. Manajemen Keuangan. Suharto D, Wibowo H, penerjemah; Khrishaji WC, Sumiharti Y, editor. Jakarta (ID) : Erlangga. Terjemahan dari: Fundamentals of Financial Management. Ed ke-8. Fahmi I. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung (ID): ALFABETA. Firdaus A. 2013. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar terhadap Harga Saham Syariah pada Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah Tahun 2008-2011 [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Fitriana N. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham pada Perusahaan Manufaktut yang Listing di Bursa Efek Jakarta lebih dari Sepuluh Tahun [skripsi]. Surabaya (ID) : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Ghozali I. 2008. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS). Semarang (ID): Undip. Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta (ID) : Kencana Prenada Media Group. Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta (ID) : Rajawali Pers. Kewal SS. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. J Ekonomi. 8(1):53-64. Nainggolan SGV. 2008. Pengaruh Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia [tesis]. Medan (ID): Universitas Sumatra Utara. [OJK] Otoritas Jasa Keuangan. 2014. Data Statistik Pasar Modal [Internet]. Jakarta (ID): OJK. [diunduh 2014 April 8]. Tersedia pada: http://www.ojk.go.id/data-statistik-pasar-modal?pg=4 Pasaribu RBF. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di BEI. JEB. 2(2):101-113.
23
Prastowo DD, Julianty R. 2005. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta (ID): YKPN. Ed ke-2. Rosalina, Nadir M, Kuleh J. 2012 September. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI [Internet]. [diunduh 2014 April 9]; J Ekonomi. 1(1). Tersedia pada: http://journal.feunmul.in/ojs/index.php/publikasiilmiah/ article/view/39. Sandhieko HH. 2009. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Profitabilitas serta Pengaruhnya terhadap Harga Saham pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di BEI [skripsi]. Jakarta (ID) : Universitas Widyatama. Soeharto I. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operational. Jakarta (ID): Erlangga. Subiyantoro E. Andreani F. 2003. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia. J Manajemen Keuangan. 5(2): 171-180. Sundjaja RS, Barlian I. 2003. Manajemen Keuangan Satu. Klaten (ID): Intan Sejati. Susilawati CDK. 2013. Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan LQ 45 [Internet]. [diunduh 2014 April 9]; J Akuntan. 4(2):165-174. Tersedia pada: http://majour.maranatha. edu/index.php/jurnal-akuntansi/article/view/954. Widuri R. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Jakarta [Internet]. [diunduh 2014 April 9]; J Ekonomi. 10(1):56-68. Tersedia pada: http://manajemen.unsoed.ac.id/repositorydocoument-to-download/doc_vi ew/40-pengaruh-rasio-keuangan-terhadap-harga-saham-perusahaan-manu faktur-yg-go-publik-di-bei.
24
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar istilah penting Istilah
Pengertian
CR
Membandingkan total aktiva lancar dengan hutang lancar.
DER
Menilai banyaknya hutang yang digunakan perusahaan.
DAR
Merupakan hasil bagi antara total hutang perusahaan dengan total asetnya.
EAR
Merupakan hasil bagi antara total ekuitas dengan total asetnya.
NPM
Laba bersih setelah pajak dibagi dengan total penjualan.
PDB
Produk Domestik Bruto Nilai pasar barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu.
Profitabilitas
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit).
QR
Ukuran yang lebih konservatif dalam mengukur likuiditas karena persediaan tidak ikut digunakan sebagai pembilangnya.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek atau kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang jangka pendek tepat pada waktunya.
ROE
Tingkat pengembalian atas total ekuitas.
ROI
Tingkat pengembalian atas total invesment
Solvabilitas
Kemampuan perusahaan dalam mendanai aktivanya dengan hutang yang dimiliki.
25
Lampiran 2 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar dan kimia tahun 2010 EMITEN
DER
DAR
CR
QR
NPM
ROE
ROI
Harga Saham (Rp)
AKKU
0,914
0,478
0,154
0,089
-1,588
-0,316
-0,165
120,00
ALKA
3,081
0,755
1,500
1,405
0,500
0,107
0,026
800,00
ALMI
1,974
0,664
0,865
0,416
0,014
0,086
0,029
753,75
AMFG
0,287
0,223
3,939
2,435
0,136
0,180
0,139
3774,38
APLI
0,460
0,315
1,862
1,493
0,087
0,107
0,074
86,38
ARNA
1,100
0,520
0,970
0,790
0,100
0,190
0,090
253,33
BRNA
1,460
0,590
1,330
0,980
0,061
0,160
0,060
1086,25
BRPT
1,860
0,510
1,440
0,953
-0,040
-0,080
-0,040
1183,13
BUDI
1,453
0,592
1,029
0,668
0,025
0,067
0,027
219,13
CPIN
0,450
0,310
3,080
1,960
0,150
0,490
0,340
954,94
CTBN
1,440
0,590
1,380
0,720
0,090
0,170
0,170
2681,25
ETWA
0,230
0,430
1,140
1,017
0,047
0,074
0,042
221,44
FPNI
1,300
0,560
0,822
0,355
-0,056
-0,160
-0,070
146,50
GDST
0,664
0,399
1,690
0,364
0,100
0,265
0,160
124,69
IGAR
0,230
0,160
7,040
5,870
0,060
0,134
0,093
172,13
INAI
3,881
0,795
1,399
0,514
0,035
0,156
0,041
324,50
INKP
1,952
0,661
1,009
0,483
0,005
0,007
0,002
2012,50
INRU
1,310
0,567
1,627
0,821
0,004
0,003
0,001
486,06
INTP
0,171
0,146
5,560
4,590
0,290
0,270
0,230 15123,19
IPOL
1,058
0,506
1,202
0,924
0,105
0,160
0,077
260,00
JPFA
1,100
0,500
2,600
1,334
0,069
0,312
0,137
2442,81
JPRS
0,370
0,270
2,768
1,637
0,067
0,095
0,069
412,19
KBRI
0,226
0,183
2,300
0,342
0,819
0,051
0,049
185,83
KRAS
0,880
0,470
1,768
0,830
0,085
0,136
0,073
1182,50
LION
0,170
0,140
8,720
6,100
0,186
0,149
0,027
3859,38
LMSH
0,670
0,400
2,280
0,980
0,046
0,157
0,094
2659,38
MAIN
2,753
0,735
1,423
1,095
0,088
0,697
0,186
1534,38
NIKL
0,890
0,470
2,051
1,100
0,055
0,153
0,081
342,19
PICO
2,250
0,680
1,150
0,277
0,021
0,069
0,021
258,88
SIPD
0,650
0,490
1,891
1,095
0,017
0,050
0,037
56,25
SPMA
0,107
0,518
3,910
1,826
0,025
0,041
0,020
244,13
26
Lanjutan Lampiran 2 EMITEN
DER
DAR
CR
QR
NPM
ROE
ROI
Harga Saham (Rp)
SRSN
0,595
0,373
2,424
0,828
0,029
0,043
0,027
50,00
TIRT
3,330
0,770
1,182
0,400
-0,016
-0,074
-0,017
85,50
TKIM
2,449
0,710
2,193
1,507
0,035
0,069
0,020
2729,69
TOTO
0,730
0,422
2,028
1,440
0,173
0,307
0,178 17265,63
TPIA
0,870
0,470
2,140
1,400
-0,030
-0,060
-0,030
2604,00
UNIC
0,857
0,462
1,869
0,989
0,011
0,029
0,016
2273,13
YPAS
0,528
0,345
1,467
0,724
0,061
0,161
0,106
680,00
27
Lampiran 3 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar dan kimia tahun 2011 EMITEN
DER
DAR
CR
QR
NPM
ROE
ROI
Harga Saham (Rp)
AKKU
0,983
0,496
0,339
0,314
-3,463
-1,499
-0,756
160,19
ALKA
4,323
0,812
1,259
1,212
0,012
0,205
0,039
514,06
ALMI
2,168
0,684
1,202
0,656
0,014
0,083
0,026
962,50
AMFG
0,254
0,203
4,423
2,639
0,130
0,157
0,125
6754,69
APLI
0,551
0,355
1,454
1,124
0,053
0,076
0,049
117,19
ARNA
0,720
0,420
1,020
0,880
0,100
0,200
0,110
328,75
BRNA
1,530
0,600
1,010
0,690
0,059
0,160
0,060
1620,00
BRPT
0,940
0,480
1,990
1,248
-0,010
-0,010
-0,010
938,13
BUDI
1,618
0,618
1,250
0,717
0,026
0,081
0,031
242,69
CPIN
0,430
0,300
3,850
2,130
0,130
0,380
0,270
2146,25
CTBN
0,700
0,410
2,190
1,240
0,250
0,350
0,200
3165,63
ETWA
0,440
0,390
1,010
0,858
0,080
0,086
0,052
327,81
FPNI
1,720
0,630
0,880
0,510
-0,024
-0,105
-0,039
147,44
GDST
0,311
0,237
3,022
0,891
0,048
0,134
0,102
140,81
IGAR
0,290
0,180
5,770
4,282
0,071
0,160
0,103
436,88
INAI
4,131
0,805
1,189
0,486
0,047
0,249
0,048
498,75
INKP
2,123
0,680
1,057
0,562
0,006
0,008
0,003
1302,50
INRU
1,541
0,607
1,169
0,453
0,000
0,000
0,000
948,75
INTP
0,154
0,133
6,980
6,083
0,259
0,250
0,220 15374,50
IPOL
1,209
0,547
0,855
0,634
0,044
0,068
0,031
133,00
JPFA
1,400
0,500
1,600
0,740
0,039
0,186
0,075
4067,19
JPRS
0,296
0,228
3,384
2,343
0,059
0,112
0,086
566,25
KBRI
0,103
0,094
0,680
0,571
-0,766
-0,029
-0,026
65,18
KRAS
1,050
0,510
1,464
0,700
0,074
0,129
0,063
976,88
LION
0,210
0,170
7,030
4,800
0,195
0,174
0,144
4984,38
LMSH
0,710
0,420
2,330
1,270
0,053
0,191
0,111
4978,13
MAIN
2,135
0,682
1,399
0,935
0,078
0,483
0,154
2259,38
NIKL
1,070
0,520
1,514
0,930
-0,015
-0,043
-0,021
345,19
PICO
1,990
0,690
0,016
0,360
0,020
0,066
0,022
197,69
SIPD
1,080
0,520
1,393
0,770
0,006
0,019
0,009
62,56
SPMA
1,065
0,516
1,219
0,736
0,028
0,044
0,021
241,56
28
Lanjutan Lampiran 3 EMITEN
DER
DAR
CR
QR
NPM
ROE
ROI
Harga Saham (Rp)
SRSN
0,432
0,302
3,175
1,686
0,062
0,095
0,066
50,00
TIRT
4,030
0,801
1,445
0,340
0,007
0,030
0,006
66,69
TKIM
2,462
0,711
1,924
1,402
0,051
0,095
0,027
2416,25
TOTO
0,761
0,432
1,883
1,251
0,163
0,287
0,163 42846,88
TPIA
1,010
0,500
1,760
1,000
0,000
0,010
0,010
3533,94
UNIC
0,986
0,497
1,596
0,845
0,013
0,042
0,021
1835,00
YPAS
0,509
0,337
1,482
0,845
0,045
0,112
0,074
656,11
29
Lampiran 4 Nilai likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan harga saham industri dasar dan kimia tahun 2012 EMITEN
DER
AKKU
1,708
ALKA
DAR
Harga saham
CR
QR
NPM
ROE
ROI
0,631
0,234
0,219
-1,265
-0,519
-0,192
192,67
1,697
0,629
1,636
1,482
0,008
0,093
0,035
550,00
ALMI
2,200
0,688
1,292
0,644
0,005
0,026
0,008
962,50
AMFG
0,268
0,211
3,887
2,313
0,121
0,141
0,111
6840,63
APLI
0,527
0,345
1,437
0,989
0,012
0,019
0,013
89,44
ARNA
0,550
0,350
1,170
0,980
0,140
0,260
0,170
902,50
BRNA
1,550
0,610
0,970
0,640
0,059
0,160
0,060
2507,50
BRPT
1,190
0,540
0,015
0,963
0,000
-0,001
-0,001
563,44
BUDI
1,692
0,629
1,132
0,800
0,002
0,004
0,002
176,75
CPIN
0,510
0,340
3,310
1,760
0,130
0,330
0,220
3065,63
CTBN
0,880
0,470
0,018
0,820
0,172
0,240
0,130
4615,63
ETWA
0,810
0,540
0,770
0,676
0,038
0,088
0,040
389,13
FPNI
2,020
0,670
0,913
0,490
-0,029
-0,156
-0,052
122,94
GDST
0,468
0,319
2,314
1,593
0,029
0,060
0,041
118,44
IGAR
0,430
0,230
4,360
2,942
0,049
0,168
0,088
459,31
INAI
3,738
0,789
1,993
0,927
0,040
0,179
0,038
515,94
INKP
2,207
0,688
1,678
0,792
0,020
0,024
0,007
1028,13
INRU
1,559
0,609
0,728
0,328
-0,029
-0,025
-0,010
1262,50
INTP
0,172
0,147
6,030
5,420
0,276
0,271
0,233 19221,88
IPOL
1,001
0,501
0,875
0,663
0,033
0,053
0,026
106,00
JPFA
1,400
0,600
1,800
0,790
0,056
0,228
0,090
4792,19
JPRS
0,147
0,128
6,704
4,940
0,021
0,028
0,024
418,44
KBRI
0,042
0,040
0,347
2,052
-6,383
-0,766
-0,619
53,69
KRAS
1,300
0,560
1,125
0,600
-0,009
-0,018
-0,008
747,50
LION
0,170
0,140
9,340
6,960
0,256
0,230
0,197
8781,25
LMSH
0,320
0,240
4,070
2,690
0,185
0,423
0,321
7300,75
MAIN
1,633
0,621
1,049
0,741
0,090
0,442
0,168
1530,00
NIKL
1,590
0,610
1,208
0,740
-0,046
-0,152
-0,059
240,63
PICO
1,990
0,670
1,240
0,510
0,019
0,056
0,019
279,88
SIPD
1,580
0,610
1,157
0,695
0,004
0,012
0,005
54,88
30
Lanjutan Lampiran 4 EMITEN
DER
DAR
CR
QR
NPM
ROE
ROI
Harga saham
SRSN
0,494
0,331
2,752
2,591
0,044
0,063
0,042
50,00
TIRT
5,460
0,850
1,194
0,245
-0,049
-0,306
-0,047
73,44
TKIM
2,464
0,711
2,408
1,743
0,026
0,045
0,013
2349,69
TOTO
0,695
0,410
2,154
1,415
0,150
0,263
0,155 33725,00
TPIA
1,340
0,570
1,430
0,865
0,040
0,120
0,050
2605,31
UNIC
0,777
0,437
1,670
0,849
0,004
0,012
0,007
1961,25
YPAS
1,123
0,529
1,344
0,695
0,040
0,100
0,047
666,39
31
Lampiran 5 Daftar nama perusahaan KODE EMITEN AKKU
Alam Karya Unggul Tbk
AKPI
Argha Karya Prima Industry Tbk
ALDO
Alkindo Naratama Tbk
ALKA
Alaska Industrindo Tbk
ALMI
Alumindo Light Metal Industry Tbk
AMFG
Asahimas Flat Glass Tbk
APLI
Asiaplast Industri Tbk
ARNA
Arwana Citra Mulia Tbk
BAJA
Saranacentral Bajatama Tbk
BRNA
Berlina Tbk
BRPT
Barito Pasific Tbk
BTON
Beton Jaya Manunggal Tbk
BUDI
Budi Acid Jaya Tbk
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
CTBN
Citra Turpindo Tbk
DPNS
Duta Pertiwi Nusantara Tbk
EKAD
Ekadharma International Tbk
ETWA
Eterindo Wahanatama Tbk
FASW
Fajar Surya Wisesa Tbk
FPNI
Titan Kimia Nusantara Tbk
GDST
Gunawan Dianjaya Steel Tbk
IGAR
Champion Pasific Indonesia Tbk
IKAI
Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk
INAI
Indal Alumunium Industry Tbk
INCI
Intan Wijya International Tbk
INKP
Indah Klat Pulp & Paper Tbk
INRU
Toba Pulp Lestari Tbk
INTP
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
IPOL
Indopoly Swakarsa Industry Tbk
ISSP
Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
JKSW
Jakarta Kyoel Steel Work LTD Tbk
32
Lanjutan Lampiran 5 KODE EMITEN JPFA
Japfa Comfeed Indonesia Tbk
JPRS
Jaya Pari Steel Tbk
KBRI
Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk
KIAS
Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
KRAS
Krakatau Steel Tbk
LION
Lion Metal Works Tbk
LMSH
Lionmesh Prima Tbk
MAIN
Malindo Feedmill Tbk
MLIA
Mulia Industrindo Tbk
NIKL
Pelat Timah Nusantara Tbk
PICO
Pelangi Indah Nusantara Tbk
SIAP
Sekawan Intipratama Tbk
SIMA
Siwani Makmur Tbk
SIPD
Siearad Produce Tbk
SMBR
Semen Baturaja (Persero) Tbk
SMCB
Holcim Indonesia Tbk
SMGR
Semen Indonesia (persero) Tbk
SPMA
Suparma Tbk
SRSN
Indo Acitama Tbk
SOBI
Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
SULI
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
TBMS
Tembaga Mulia Semanan Tbk
TIRT
Tirta Mahakam Resources Tbk
TKIM
Pabrik Kertas Twiji Kimia Tbk
TOTO
Surya Toto Indonesia Tbk
TPIA
Chandra Asri Petrochemical
TRST
Trias Sentosa Tbk
UNIC
Unggul Indah Cahaya Tbk
YPAS
Yana Prima Hasta Persada Tbk
33
Lampiran 6 Referensi Penelitian Terdahulu No.
Jenis Karya Ilmiah
1.
Skripsi
Akhmad Firdaus
2.
Jurnal
Christine Dwi Karya Susilawati
Nama
Tahun 2013
2012
Judul
Hasil
Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Pasar terhadap Harga Saham Syariah pada Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah Tahun 2008-2011
Secara parsial pengaruhnya berbeda-beda EPS dan ROE mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham syariah, sedangkan CR, ARTO tidak berpengaruh terhadap harga saham syariah. Berdasarkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0.601 atau 60.1%. hal ini berarti 60.1% harga saham syariah dipengaruhi oleh variabel CR, ITO, ARTO, ROE, EPS, sedangkan sisanya 39.9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah SPSS.
Analisis Perbandingan 1. Variabel yang paling berpengaruh terhadap harga Pengaruh Likuiditas, saham LQ 45 adalah profitabilitas dengan solvabilitas, dan indikator ROA (Return on Asset ) sebesar 40,2%. Profitabilitas terhadap Harga 2. Variabel penelitian solvabilitas menunjukkan Saham pada Perusahaan LQ pengaruh yang signifikan terhadap harga saham 45 LQ 45 hanya pengaruhnya kecil hanya sebesar 7,5%. 3. Variabel penelitian likuiditas tidak menunjukkan pengaruh terhadap harga saham LQ 45.
33
34
34
Lanjutan Lampiran 6 No.
Jenis Karya Ilmiah
3.
Jurnal
4.
Skripsi
Nama
Tahun
Judul
Hasil
Edi Subiyantoro, Fransisca Andreani
2003
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham (Kasus Perusahaan Jasa Perhotelan yang Terdaftar di Pasar Modal Indonesia)
Dengan menggunakan analisa regresi maka diketahui bahwa harga saham dipengaruhi oleh book value equity per share dan return on equity. Faktor-faktor lain seperti return on asset (ROA), debt to equity ratio, stock return, market risk dan return on the market index ternyata tidak berpengaruh terhadap harga saham. Secara umum, dapat dikatakan bahwa faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh yang relatif lemah terhadap variasi harga saham. Ini berarti bahwa variasi harga saham ditentukan oleh faktorfaktor lainnya.
Hendri Harryo Sandhieko
2009
Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Profitabilitas serta pengaruhnya terhadap Harga Saham pada Perusahaanperusahaan Sektor Perdagangan yang Listing di BEI
Hasil penelitiannya adalah tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham perusahaan, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio leverage terhadap harga saham, terdapat pengaruh signifikan antara profitabilitas terhadap harga saham.
35
Lanjutan Lampiran 6 No.
Jenis Karya Ilmiah
5.
6.
Nama
Tahun
Judul
Hasil
Jurnal
Lia Rosalina, J. Kuleh, Maryam Nadir
2012
Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI
Perhitungan yang dilakukan menggunakan alat bantu aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Hasil pengujian secara simultan dapat diketahui bahwa variabel Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Deviden per Share (DPS) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dengan nilai F hitung = 53,901 > F tabel = 2,59. Pada pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel Earning per Share (EPS) yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap harga saham dengan nilai t hitung = 6,704 > t tabel =1,980.
Skripsi
Nurul Fitriana
2008
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Jakarta lebih dari Sepuluh Tahun
Berdasarkan dari hasil uji t menunjukkan bahwa dari kelima variabel bebas, hanya terdapat satu variabel yang secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap saham, variabel tersebut adalah PBV. Sedangkan keempat variabel lainnya yaitu CR, ROI, EPS, dan PER secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham.
35
36
36
Lanjutan Lampiran 6 No.
Jenis Karya Ilmiah
7.
Jurnal
Retno Widuri
2009
Pengaruh Rasio 1. Rasio leverage yang diproksikan dengan Debt to Keuangan terhadap Equity Ratio (DER)berpengaruh negatif dan signifikan Harga Saham terhadap harga saham. Perusahaan Manufaktur 2. Rasio likuiditas yang diproksikan dengan Quick Ratio (QR) tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham. yang Go Public di 3. Rasio aktivitas yang diproksikan dengan Inventory Bursa Efek Indonesia Activity (IA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham dan Sales to Current Assets (SCA) tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham. 4. Rasio Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
8.
Tesis
Susan Grace Veranita Nainggolan
2008
Pengaruh Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Nama
Tahun
Judul
Hasil
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, DER, BVS secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial menunjukkan hanya BVS yang berpengaruh terhadap haga saham sedangkan yang lain tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bahwa pergerakan harga saham tidak mempunyai hubungan yang kuat dan jelas dengan fundamental perusahaan yang tergambar dalam beberapa rasio yang terdapat di dalam laporan keuangan.
37
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 29 September 1991. Lahir sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Drs. Boman dan Triyani. Penulis memulai pendidikan dari SD Negeri 3 Bangunsari Ponorogo, dilanjutkan dengan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Ponorogo dengan tahun kelulusan 2007. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan ke jenjang Sekolah Menangah Atas, yakni SMA Negeri 1 Ponorogo, dan berhasil menamatkan jenjang tersebut di tahun 2010. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2010 melalui jalur undangan (USMI) pada departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama kuliah, penulis aktif sebagai anggota UKM Bola Basket tahun 2010/2012 dan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM FEM) di tahun 2011/2012 dan tahun 2012/2013. Penulis juga aktif dalam berbagai kompetisi dan membawa penghargaan. Penghargaan tersebut antara lain Juara 1 Basket Putri OMI (2012), Juara 1 Basket Putri OMI (2013), Juara 2 Basket Putri FEUI Cup (2013), Juara 1 Trading Saham (2013), dan lainlain.