eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (2): 255-268 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017
PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI) Mimbar Purwanti 1 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial variabel dari faktor likuiditas (CR), profitabilitas (ROA) dan pertumbuhan penjualan (SG) terhadap kebijakan hutang pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan uji F (simultan) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA) dan pertumbuhan penjualan (SG) terhadap kebijakan hutang pada perusahaan Food and Beverage di BEI, dari hasil analisis uji t (parsial) menunjukkan bahwa secara parsial variabel likuiditas (CR) dan profitabilitas (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang (DER) pada Perusahaan Food and Beverage di BEI. Sedangkan variabel pertumbuhan penjualan (SG) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang (DER) pada Perusahaan Food and Beverage di BEI, dan dari hasil standardized coefficients beta terbesar adalah variabel profitabilitas (ROA) sehingga disimpulkan variabel yang paling berpengaruh adalah variabel profitabilitas (ROA). Kata Kunci : Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA), Pertumbuhan Penjualan (SG) Kebijakan Hutang (DER)
Pendahuluan Dalam menghadapi dunia global yang penuh persaingan setiap industri dalam negeri dituntut untuk mampu bertahan dan bisa menyesuaikan dengan kondisi yang selalu berkembang. Menurut Kementerian Perindustrian, salah satu sektor yang mampu bersaing dan menjadi andalan dalam negeri adalah perusahaan food and beverage. Industri food and beverage merupakan salah satu industri yang memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini bisa dilihat dari data Kementerian Perindustrian pada tahun 2016, bahwa Industri food and beverage telah berkontribusi sebesar 33,6% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), permasalahan 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 255-268
yang dihadapi industri food and beverage dalam negeri saat ini adalah belum tumbuh secara maksimal karena masih keterbatasan modal. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan aktivitas operasionalnya. Keputusan pendanaan harus sesuai dengan tujuan utama perusahaan, yaitu memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mampu meminimalkan risiko dan biaya agar tujuan utama perusahaan dapat tercapai. Sesuai dengan teori pecking order, hierarki dari sumber pendanaan adalah dana internal, kemudian hutang dan yang terakhir penerbitan ekuitas baru. Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan memiliki manfaat, yaitu dapat melakukan penghematan pajak atas laba perusahaan. Selain itu, hutang juga memiliki kelemahan, apabila jumlah hutang terlalu besar dalam struktur modal yaitu melebihi modal sendiri, maka semakin besar risiko terjadi kebangkrutan dan semakin besar biaya kebangkrutan perusahaan. Pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pendanaannya selain menggunakan ekuitas, perusahaan juga menggunakan hutang. Berdasarkan data pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015, terlihat bahwa rata-rata kebijakan hutang (DER) memiliki rasio yang cukup tinggi, yaitu lebih dari 100% atau lebih dari satu, yang artinya hutang perusahaan lebih tinggi dibandingkan modal sendiri. Terlihat pada rata-rata DER perusahaan food and beverage tahun 2011 menunjukkan 106%, tahun 2012 menunjukkan 85%, tahun 2013 menunjukkan 93%, tahun 2014 menunjukkan 116%, dan tahun 2015 menunjukkan 112%, sehingga perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia berisiko terjadi kebangkrutan. Selain fenomena gap ditemukan pula ketidakkonsistenan hasil dari beberapa penelitian terdahulu mengenai likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan hutang Berdasarkan fenomena gap dan research gap, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Rumusan Masalah a. Apakah likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? b. Apakah likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? c. Variabel manakah (likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan) yang berpengaruh dominan terhadap kebijakan hutang hutang pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
256
Pengaruh CR, ROA dan Sales Growth Terhadap Kebijakan Hutang (Purwanti)
Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan variabel likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial variabel likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. c. Untuk mengetahui dan menganalisis diantara variabel likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan yang berpengaruh dominan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kerangka Dasar Teori Manajemen Keuangan Menurut Fahmi (2014:2), Manajemen keuangan adalah penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumberdaya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Fahmi (2014:21), Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Analisis Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2010:97), Analisis Rasio Keuangan adalah suatu analisis keuangan dengan menggunakan berbagai rasio untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan dengan melihat laporan keuangan pada periode tertentu yang diinginkan. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau melunasi hutang jangka pendek yang jatuh tempo tepat pada waktunya atau pada saat ditagih. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah suatu alat untuk mengukur kemampuan dan keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba yang diperoleh melalui penjualan dan investasi selama periode tertentu dengan menggunakan sumbersumber yang dimiliki perusahaan. Rasio Pertumbuhan Penjualan Rasio pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengetahui peningkatan atau penurunan jumlah penjualan perusahaan dari tahun ke tahun. Rasio pertumbuhan penjualan ini diukur dengan menggunakan Sales Growth (SG). 257
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 255-268
Rasio Leverage Rasio leverage adalah alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajibanya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan menggunakan aktivanya. Kebijakan Hutang Kebijakan Hutang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam memperoleh pembiayaan bagi perusahaan dari sumber dana eksternal, yaitu berupa hutang.. Metode Penelitian Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, karena Uji-t dan Uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. (Thoifah, 2015:221) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas merupakan salah satu alat uji asumsi klasik yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinearitas. (Ghozali dalam Thoifah, 2015:221) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. (Ghozali dalam Thoifah, 2015:222) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section). (Thoifah, 2015:222) Analisis Regresi Linear Berganda Persamaan Regresi Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan menggunakan 3 (tiga) variabel independen dan 1 (satu) variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), dan pertumbuhan penjualan (SG) terhadap kebijakan hutang (DER) dengan menggunakan metode regresi linear berganda yang menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 23.0. Hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan : Y = Kebijakan Hutang (DER) 258
Pengaruh CR, ROA dan Sales Growth Terhadap Kebijakan Hutang (Purwanti)
a = Konstanta b1, b2 ,b3 = Koefisien regresi X1 = Likuiditas (CR) X2 = Profitabilitas (ROA) X3 = Pertumbuhan Penjualan (SG) e = Error Koefisien Korelasi (R) Menurut Sugiyono dalam Priyanto (2010:65), Koefisien korelasi (R) digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen atau untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kemampuan model (likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan) dalam menerangkan variabel dependen. (Thoifah, 2015:129) Uji Secara Simultan (Uji F) Pengujian hipotesis secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan Uji-F. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah pengaruh dari variabel independen secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel dependen. Adapun yang menjadi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : b1 = b2 = b3 = 0 Berarti likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan secara simultan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Ha : b1 = b2 = b3 = 0 Berarti likuiditas, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Dengan menggunakan tingkat signifikan a=0,05 dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah: - Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. - Jika nilai signifikansi < 0,05 maka maka H0 ditolak dan Ha diterima. Uji Secara Parsial (Uji t) Pengujian hipotesis secara parsial (individu) dengan menggunakan Uji-t. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah pengaruh dari variabel independen secara parsial memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel dependen. Adapun yang menjadi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H0 : bi = 0 Berarti likuiditas atau profitabilitas atau pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
259
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 255-268
Ha : bi = 0 Berarti likuiditas atau profitabilitas atau pertumbuhan penjualan secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Dengan menggunakan tingkat signifikan a=0,05 dengan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah: - Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. - Jika nilai signifikansi < 0,05 maka maka H0 ditolak dan Ha diterima. Uji Dominan Dalam penelitian ini, pengujian dominasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan dengan melihat pada koefisien regresi baku, nilai koefesien regresi baku yang paling tinggi menunjukkan variabel yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Hasil uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Ikhtisar Uji Kolmogorov Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
30 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
,0000000 36,82939378 ,138
Positive
,138
Negative
-,087
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
,138 ,147
c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,147 lebih besar dibandingkan dari sig. 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas Hasil uji Multikolinearitas dengan menggunakan nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
260
Pengaruh CR, ROA dan Sales Growth Terhadap Kebijakan Hutang (Purwanti)
Tabel Nilai VIF dan Tolerance Coefficients
a
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Likuiditas (CR)
,765
1,307
Profitabilitas (ROA)
,785
1,274
Sales Growth (SG)
,920
1,087
a. Dependent Variable: Kebijakan Hutang
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF tidak lebih besar dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,10. 1) Nilai tolerance X1 0,765 > 0,10 dan VIF 1,307 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X1 dengan variabel lainnya. 2) Nilai tolerance X2 0,785 > 0,10 dan VIF 1,274 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X2 dengan variabel lainnya. 3) Nilai tolerance X3 0,920 > 0,10 dan VIF 1,087 < 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas variabel X3 dengan variabel lainnya. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas dengan uji glejser dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel Uji Glejser a
Model 1 (Constant) Likuiditas (CR) Profitabilitas (ROA) Sales Growth (SG) a. Dependent Variable: RES2
Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 32,711
14,684
,074 -1,278 ,300
,064 1,154 ,152
,231 -,220 ,361
T
Sig.
2,228
,035
1,149 -1,107 1,967
,261 ,278 ,060
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel diatas, hasil uji glejser didapati nilai signifikansi masingmasing variabel independen lebih dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi menggunakan uji DW (Durbin-Watson) dapat dilihat pada tabel berikut ini:
261
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 255-268
Tabel Uji Durbin-Watson b
Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson a 1 ,534 ,285 ,202 38,89617 1,730 a. Predictors: (Constant), Sales Growth (SG), Profitabilitas (ROA), Likuiditas (CR) b. Dependent Variable: Kebijakan Hutang
Sumber: Data diolah Berasarkan tabel diatas hasil uji Durbin-Watson didapati nilai DW sebesar 1,730 yang mana lebih besar dari nilai dU=1,6498 dan lebih kecil dari 4dU=2,3502. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi positif atau negatif pada model regresi. Persamaan Regresi Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari variabel independen likuiditas (CR), profitabilitas (ROA) dan pertumbuhan penjualan (SG) terhadap variabel dependen yaitu kebijakan hutang (DER). Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut: Tabel Ikhtisar Analisis Regresi Linier Berganda a
Model 1 (Constant)
Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 162,460
27,236
Likuiditas (CR) ,093 ,120 Profitabilitas (ROA) -5,340 2,141 Sales Growth (SG) ,160 ,283 a. Dependent Variable: Kebijakan Hutang (DER)
,147 ,467 -,098
t
Sig. 5,965
,000
,776 2,495 -,567
,045 ,019 ,575
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi linier berganda dari variabel likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), pertumbuhan penjualan (SG) dan kebijakan hutang (DER) sebagai berikut: Y = 162,460 + 0,093 X1 - 5,340 X2 + 0,160 X3 + e Persamaan regresi linier berganda diatas memiliki pengertian sebagai berikut: Koefisien Regresi Variabel Likuiditas (CR) Variabel likuiditas (CR) mempengaruhi kebijakan hutang (DER) sebesar 0,093 atau berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang (DER), yang artinya jika variabel likuiditas (CR) ditingkatkan 1 satuan maka kebijakan hutang (DER) pada perusahaan food and beverage di BEI juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,093%, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Koefisien Regresi Variabel Profitabilitas (ROA) Variabel profitabilitas (ROA) mempengaruhi kebijakan hutang (DER) sebesar -5,340 atau berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang (DER), yang 262
Pengaruh CR, ROA dan Sales Growth Terhadap Kebijakan Hutang (Purwanti)
artinya jika variabel profitabilitas (ROA) ditingkatkan 1 satuan maka kebijakan hutang (DER) pada perusahaan food and beverage di BEI akan mengalami penurunan sebesar 5,340%, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Koefisien Regresi Variabel Pertumbuhan Penjualan (SG) Variabel pertumbuhan penjualan (SG) mempengaruhi kebijakan hutang (DER) sebesar 0,160 atau berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang (DER), yang artinya jika variabel pertumbuhan penjualan (SG) ditingkatkan 1 satuan maka kebijakan hutang (DER) pada perusahaan food and beverage di BEI juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,160%, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan yang erat antara variabel independen yang terdiri dari likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), pertumbuhan penjualan (SG) dan kebijakan hutang (DER), perusahaan food and beverage di BEI dalam output SPSS sebagai berikut: Tabel Ikhtisar Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi b
Model Summary Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson a 1 ,534 ,285 ,202 38,89617 1,730 a. Predictors: (Constant), Sales Growth (SG), Profitabilitas (ROA), Likuiditas (CR) b. Dependent Variable: Kebijakan Hutang
Sumber: Data diolah Dalam output SPSS pada tabel Model Summaryb diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,534 atau 53,4% yang berarti tingkat hubungan antar variabel likuiditas (CR), profitabilitas (ROA) dan pertumbuhan penjualan (SG) terhadap kebijakan hutang (DER) perusahaan food and beverage di BEI termasuk pada tingkat hubungan sedang (dalam interval 0,40 – 0,59). Koefisien Determinasi (R2) Dalam output SPSS tabel Model Summaryb diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,202 atau 20,2%, berarti besar variasi variabel kebijakan hutang (DER) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 20,2% sedangkan sisanya 79,8% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian. Uji F (Uji Simultan) Uji F digunakan untuk menguji apakah perubahan variabel independen likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), dan pertumbuhan penjualan (SG), berpengaruh signifikan terhadap variabel independen kebijakan hutang (DER) perusahaan food and beverage di BEI yakni dengan membandingkan nilai signifikansi dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% (a=0,05).
263
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 255-268
Tabel Ikhtisar Uji F (Simultan) a
Model 1
Regression Residual Total
ANOVA Sum of Squares Df 15660,977 3 39335,723
26
54996,700
29
Mean Square 5220,326
F 3,451
Sig. b ,031
1512,912
a. Dependent Variable: Kebijakan Hutang b. Predictors: (Constant), Sales Growth (SG), Profitabilitas (ROA), Likuiditas (CR)
Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai probabilitasnya sebesar 0,031. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa nilai probabilitas (0,031) < (0,05), dengan demikian menunjukkan bahwa variabel independen yaitu likuiditas (CR), profitabilitas (ROA), dan pertumbuhan penjualan (SG) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen kebijakan hutang (DER) sehingga dapat dinyatakan H0 ditolak dan Ha diterima. Uji t (Uji Parsial) Uji t digunkan untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang (DER), dengan cara membandingkan nilai signifikansi dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% (a=0,05). Tabel Ikhtisar Uji t (Parsial) Coefficients
Model 1 (Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 162,460
a
Standardized Coefficients Beta
27,236
Likuiditas (CR) ,093 ,120 Profitabilitas (ROA) -5,340 2,141 Sales Growth (SG) ,160 ,283 a. Dependent Variable: Kebijakan Hutang (DER)
,147 ,467 -,098
T
Sig.
5,965
,000
,776 2,495 -,567
,045 ,019 ,575
Sumber: Data diolah Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pengaruh antara likuiditas (CR), profitabilitas (ROA) dan pertumbuhan penjualan (SG) terhadap kebijakan hutang (DER) perusahaan food and beverage di BEI adalah sebagai berikut: Variabel Likuiditas (CR) Nilai signifikansi variabel likuiditas (CR) sebesar 0,045. Karena nilai signifikansinya sebesar 0,045 < a (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, variable likuiditas (CR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang (DER). Variabel Profitabilitas (ROA) Nilai signifikansi variabel profitabilitas (ROA) sebesar 0,019. Karena nilai signifikansinya sebesar 0,019 < a (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 264
Pengaruh CR, ROA dan Sales Growth Terhadap Kebijakan Hutang (Purwanti)
ditolak dan Ha diterima. Artinya, variable profitabilitas (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang (DER). Variabel Pertumbuhan Penjualan (SG) Nilai signifikansi variabel pertumbuhan penjualan (SG) sebesar 0,575. Karena nilai signifikansinya sebesar 0,575 > a (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya, variable pertumbuhan penjualan (SG) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang (DER). Uji Variabel Dominan Dari nilai standart koefisien beta tertinggi yakni variabel profitabilitas (ROA) sebesar 0,467 yang berarti bahwa variabel profitabilitas (ROA) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kebijakan hutang (DER) perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pembahasan Pengaruh Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROA) dan Pertumbuhan Penjualan (SG) Secara Simultan Terhadap Kebijakan Hutang (DER) Hasil penelitian ini membuktikan bahwa likuiditas (CR), profitabilitas (ROA) dan pertumbuhan penjualan (SG) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang (DER). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yakni, Damayanti & Hartini (2013), Niztiar (2013), Rahardjo (2013), Sinaga (2014) dan Wijaya & Utama (2014) dalam penelitiannya menyatakan secara simultan profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang atau struktur modal. Dengan demikian ketiga variabel fundamental (likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan) secara simultan dapat digunakan investor atau masyarakat sebagai pedoman dalam melakukan penilaian terhadap kebijakan hutang perusahaan (khususnya perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia) sebagai keputusan berinvestasi. Pengaruh Likuiditas (CR) secara parsial terhadap Kebijakan Hutang (DER) Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh signifikan antara variabel likuiditas (CR) terhadap kebijakan hutang (DER). Hasil pengujian ini menegaskan kembali implikasi dari teori trade-off atau balancing teories yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi akan cenderung lebih berpeluang dalam memperoleh hutang. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Damayanti & Hartini (2013), Niztiar (2013), dan Sinaga (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Pengaruh profitabilitas (ROA) secara parsial terhadap kebijakan hutang (DER) Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh signifikan antara variabel profitabilitas (ROA) terhadap kebijakan hutang (DER). Hasil pengujian ini menegaskan kembali implikasi dari teori pecking order yang menyatakan bahwa 265
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 255-268
perusahaan yang memiliki laba yang tinggi berarti mempunyai kemampuan untuk memenuhi pendanaan secara internal dan akan cendurung menghindari hutang sebagai sumber pendanaan eksternal. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Damayanti & Hartini (2013), Niztiar (2013), dan Wijaya & Utama (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Pengaruh pertumbuhan penjualan (SG) secara parsial terhadap kebijakan hutang (DER) Hasil penelitian ini menemukan adanya pengaruh tidak signifikan antara variabel pertumbuhan penjualan (SG) terhadap kebijakan hutang (DER). Tidak signifikannya variabel ini, karena data pertumbuhan penjualan perusahaan food and beverage di BEI periode 2011-2015 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, sehingga pihak perusahaan food and beverage di BEI mengartikan sebagai signal yang kurang baik bagi perusahaan. Dimana pertumbuhan penjualan yang tidak stabil akan mempengaruhi stabilitas pendapatan perusahaan, hal ini akan berdampak pada kemampuan perusahaan dalam membayar biaya tetap dari hutang. Dengan demikian, pertumbuhan penjualan (SG) bukan sebagai salah satu faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan food and beverage dalam menentukan kebijakan hutangnya. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2013) dalam penelitiannya yang menyatakan pertumbuhan penjualan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan Wholesale & Retail di BEI. Penutup Variabel likuiditas (CR), profitabilitas (ROA) dan pertumbuhan penjualan (SG) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverage di BEI. Variabel likuiditas (CR) dan profitabilitas (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Sedangkan variabel pertumbuhan penjualan (SG) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverage di BEI. Variabel profitabilitas (ROA) merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverage di BEI. Bagi pihak perusahaan dalam menetapkan kebijakan hutangnya, hendaknya memperhatikan tingkat likuiditas (CR), profitabilitas (ROA) serta tingkat pertumbuhan penjualan (SG), karena dalam penelitian ini ketiga variabel secara bersama-sama telah terbukti signifikan mempengaruhi kebijakan hutang pada perusahaan food and beverage di BEI, yang mana secara langsung akan mengurangi risiko yang akan dialami oleh perusahaan dalam menetapkan struktur modalnya.
266
Pengaruh CR, ROA dan Sales Growth Terhadap Kebijakan Hutang (Purwanti)
Bagi pihak investor, agar memperhatikan tingkat likuiditas (CR) dan tingkat profitabilitas (ROA), karena variabel ini telah terbukti berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan food and beverage di BEI. Variabel ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan rencana investasinya. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel lain sebagai variabel independen yaitu variabel fundamental yang dapat berpengaruh terhadap kebijakan hutang dan diharapkan memperpanjang periode pengamatan, sehingga hasil penelitian menjadi lebih baik. Daftar Pustaka Sumber Buku: Atmaja, Lukas Setia, 2008. Teori & Praktik Manajemen Keuangan, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta. Brealy, Myers dan Marcus, 2008. Fundamentals of Corporate Fianance, 5th Edition. Bob Sabran (terjemahan). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi 5 Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston, 2006. Fundamentals of Financial Management, 10th Edition. Ali Akbar Yulianto (terjemahan). DasarDasar Manajemen Keuangan, Edisi 20 Buku 2, Salemba Empat, Jakarta. C.Van Horne, James., dan John M. Wachowicz, JR, 2005. Fundamentals of Financial Managemen (Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan), Edisi 12, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Fahmi, Irham, 2014. Pengantar Manajemen Keuangan: Teori dan Soal Jawab, Alfabeta, Bandung. Husnan, Suad, 2015. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 7, Unit Penerbit dan Percetakan (UPP STIM YKPN), Yogyakarta. Jusup, Al Haryono, 2005. Dasar-Dasar Akuntansi, Cetakan ketiga, Edisi 6 Jilid 2, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi 2, Prenadamedia Group, Jakarta. Priyanto, Duwi, 2010. Paham Analisis Statistika Data dengan SPSS, Cetakan Pertama, Media Kom,Yogyakarta. Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Universitas Mulawarman, 2016. Pedoman Penyusunan Tugas Akhir (Proposal Skripsi dan Skripsi), Samarinda. Sudana, I Made, 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan, Erlangga, Jakarta. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Edisi 15, Alfabeta, Bandung. Sujarweni, Wiratna, 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Suliyanto, 2011. Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS, CV. Andi Offset, Yogyakarta. 267
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 255-268
Sutrisno, 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi, Cetakan Ketujuh, Edisi Pertama, Ekonisia, Yogyakarta. Suwardjono, 2012. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Cetakan ketujuh, Edisi ketiga, BPFE, Yogyakarta. Thoifah, I’anatut, 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif, Madani (Kelompok Intrans Publishing), Malang. Sumber Skripsi dan Jurnal: Damayanti, Dinar dan Titin Hartini, 2013. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Sektor Consumer Goods di BEI Periode 2008-2012. Jurnal STIE MDP, Hlm. 1-10. Niztiar, Gata, 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011). Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang. Raharjo, Ganesha Purnomo, 2013. Pengaruh Profitabilitas, Firm Size, Sales Growth, Struktur Aktiva, Non Debt Tax Shield, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal (Studi pada Perusahaan Wholesale & Retail yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011), Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang. Sinaga, D Patar, 2014. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal, Universitas Mulawarman, Samarinda. Wijaya, I Putu Andre Sucita dan I Made Karya Utama, 2014. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal Serta Harga Saham, Jurnal Akuntansi, Universitas Udayana. Sumber Internet: Ningsih, Damiana. 2016. Industri Mamin Masih 100% Andalkan Bahan Baku Impor. http://m.beritasatu.com/ekonomi/348025-industri-mamin-masih100-andalkan-bahan-baku-impor (25 September 2016) www.idx.co.id Tim Pengelola website Kemenperin. 2016. Industri Makanan dan Minuman Tumbuh 9,8 Persen Triwulan III 2016. http://www.kemenperin.go.id /ar-tikel/16650/Industri-Makanan-dan-Minuman-Tumbuh-9,8-PersenTriwulan-III-2016 (diakses 27 Januari 2017)
268