PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN KEPEMILIKAN MANAJEMEN PADA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
SKRIPSI
Oleh: SILA PRAKASA NIM: 1406305141
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016
PENGARUH PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN KEPEMILIKAN MANAJEMEN PADA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
SKRIPSI
Oleh: SILA PRAKASA NIM: 1406305141
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar 2016
ii
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal:
Tim Penguji:
1. Ketua
Tanda tangan
: Dr. I G.A.N. Budiasih, SE., M.Si
2. Sekretaris : Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si, Ak
3. Anggota
.....................
.....................
: Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija. P, SE., M.Si .....................
Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi
Pembimbing
Dr.A.A.G.P.Widanaputra,SE.,M.Si.,Ak. Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si, Ak. NIP. 19650323 199103 1 004 NIP. 19580718 198601 1 001
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Denpasar, 15 Maret 2016 Mahasiswa
Sila Prakasa NIM. 1406305141
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, serta kerja sama dan bantuan berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Leverage, Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajemen Pada Corporate Social Responsibility Disclosure Perusahaan Pertambangan”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 3. Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 4. Ibu Eka Ardhani Sisdyani, SE., Ak., MCom selaku Pembimbing Akademik. 5. Bapak Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan, masukan serta arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Begitu juga dengan motivasi dan nasihat yang telah diberikan sebagai Pembimbing Akademis. 6. Dr. I G.A.N. Budiasih, SE., M.Si dan Ibu Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija. P, SE., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis. 7. Keluarga tercinta Djoni Gunawan, Putu Juniati, Cipta Puriwata, dan Arbi Prakasa yang telah mendukung penulis selama ini baik dari motivasi maupun nasihat yang diberikan. Terima kasih juga atas doa yang selalu dipanjatkan.
v
8. Rekan-rekan seperjuangan khususnya sahabat penulis Rina, Ayu, Vera, Mariani, Adi, Kris dan lainnya yang tidak dapat disebut satu-persatu atas persahabatan dan semangatnya selama ini sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2014 serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, masukan, serta dukungan dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Denpasar, 15 Maret 2016
Penulis
vi
Judul Nama NIM
: Pengaruh Leverage, Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajemen Pada CSR Disclosure Perusahaan Pertambangan : Sila Prakasa : 1406305141 Abstrak
Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini sudah menjadi isu global dimana perusahaan baik nasional maupun internasional kini kerap mengungkapkan CSR dalam laporan keuangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen pada CSR disclosure perusahaan pertambangan. CSR disclosure ini dapat dilihat pada laporan tanggung jawab sosial yang dimuat dalam laporan tahunan perusahaan. Pengukuran indeks CSR disclosure dengan Global Reporting Initiative Generation 3.1 (GRI G3.1). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonparticipant observation dengan teknik analisis regresi linier berganda. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Sampel dipilih dengan menggunakan purposive sampling dan diperoleh 40 data yang telah memenuhi kriteria sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa profitabilitas dan kepemilikan manajemen mempunyai pengaruh positif pada CSR disclosure perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20112014.
Kata Kunci: CSR , CSR disclosure, Global Reporting Initiative
vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................................. KATA PENGANTAR ................................................................................... ABSTRAK ..................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR TABEL ......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
i iii iv v vii viii x xi xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah ................................................................. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ......................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 1.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 1.5 Sistematika Penulisan .....................................................................
1 8 9 9 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ........................................................... 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) .......................................... 2.1.2 Teori Legitimasi ..................................................................... 2.1.3 Teori Sinyal (Signaling Theory) ............................................. 2.1.4 Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility) ... 2.1.5 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) ... 2.1.6 Leverage ................................................................................ 2.1.7 Profitabilitas .......................................................................... 2.1.8 Kepemilikan Manajemen ....................................................... 2.2 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 2.2.1 Pengaruh Leverage pada CSR Disclosure.............................. 2.2.2 Pengaruh Profitabilitas pada CSR Disclosure ........................ 2.2.3 Pengaruh Kepemilikan Manajemen pada CSR Disclosure ...
12 12 15 16 17 19 20 21 22 23 23 24 24
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 3.2 Obyek Penelitian ............................................................................ 3.3 Identifikasi Variabel ........................................................................ 3.4 Definisi Operasional Variabel ........................................................ 3.5 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 3.5.1 Jenis Data .............................................................................. 3.5.2 Sumber Data .......................................................................... 3.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ...........................
25 26 26 27 30 30 30 30
viii
3.6.1 Populasi .................................................................................. 3.6.2 Sampel .................................................................................... 3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel .................................................. 3.7 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................... 3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................... 3.8.2 Analisis Uji Asumsi Klasik ....................................................
30 31 31 31 32 32 34
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................. 4.2 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................ 4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis .................................................... 4.3.1 Uji Asumsi Klasik .................................................................. 4.3.2 Regresi Linier Berganda ......................................................... 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 4.4.1 Pengaruh leverage terhadap CSR disclosure ........................... 4.4.2 Pengaruh profitabilitas terhadap CSR disclosure .................... 4.4.3 Pengaruh kepemilikan manajemen terhadap CSR disclosure .
37 38 40 40 44 48 48 49 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ......................................................................................... 5.2 Keterbatasan dan Saran Penelitian .................................................. DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ...........................................................................
51 53 54 59
ix
DAFTAR TABEL No
Tabel
Halaman
4.1
Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian ............................................ 37
4.2
Statistik Deskriptif .............................................................................. 38
4.3
Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 41
4.4
Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 42
4.5
Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 42
4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 43
4.7
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 44
4.8
Model Summary ................................................................................. 45
4.9
Hasil Uji Statistik F ............................................................................ 46
4.10
Hasil Pengujian Hipotesis................................................................... 47
x
DAFTAR GAMBAR No
Tabel
Halaman
3.1
Kerangka Berpikir .............................................................................. 26
xi
DAFTAR LAMPIRAN No
Lampiran
Halaman
1.
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Berdasarkan Indikator Global Reporting Initiative Generation 3.1 (GRI G3.1) .. 59
2.
Daftar Sampel Penelitian .................................................................. 63
3.
Daftar Leverage, Profitabilitas, Kepemilikan Manajemen, dan CSR Disclosure perusahaan tahun 2011-2014 .................................. 64
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Sejak pertengahan abad ke 20 perdebatan panjang mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) telah terjadi. Di tahun 1953, Bowen menulis buku yang berkaitan dengan Social Responsibilities of the Businessman. (Bowen dan Deegan, 1998) Pada perkembangan berikutnya telah terjadi pergeseran terminologi dari tanggung jawab sosial bisnis ke CSR. Selanjutnya bidang ini berkembang secara signifikan dan saat ini telah berkembang beragam teori, pendekatan dan terminologi mengenai CSR. Masyarakat dan bisnis, manajemen isu sosial, public policy and business, management stakeholders, tanggung jawab perusahaan merupakan sejumlah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan tanggung jawab perusahaan dengan masyarakat. Keinginan-keinginan baru untuk tanggung jawab sosial perusahaan dan alternatif konsep baru telah diajukan, termasuk corporate citizenship dan corporate sustainability. Dalam kaitan antara social entrepreneurship dan CSR, muncul konsep baru corporate social entrepreneurship (CSE) sebagai suatu pendekatan baru, yang di Inggris lebih dikenal dengan konsep smart CSR. Blowfield dan Frynas (2005) membayangkan CSR diibaratkan sebagai sebuah “payung” bagi beragam pendekatan, teori dan praktek-praktek yang mengakui hal-hal sebagai berikut:
1
1) Bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan alam, yang terkadang lebih jauh lagi sekedar memenuhi aspek legal dan pertanggungjawaban individual. 2) Bahwa perusahaan memiliki suatu tanggung jawab untuk berperilaku dengan siapa mereka melakukan bisnis. 3) Bahwa bisnis harus (perlu) mengelola hubungannya dengan masyarakat yang lebih luas, dengan alasan komersial atau untuk nilai tambah terhadap masyarakat. Agency Theory dikembangkan oleh Jensen and Meckling (1976), yang menyatakan bahwa antara pemilik dan manajemen mempunyai kepentingan yang berbeda. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (principal), yaitu pemilik dengan pihak yang menerima wewenang (agent), yaitu manajer. Hubungan kerja tersebut didasari bahwa masing-masing pihak berusaha untuk memperbesar keuntungan dirinya sendiri. Menurut Cheng et al. (2011), keterlibatan stakeholder yang ditingkatkan melalui CSR
akan mengurangi asimetri informasi karena transparansi ditingkatkan
melalui pelaporan non keuangan. Asimetri informasi dapat terjadi dalam hubungan antara principal dan agent, karena dalam teori agensi, agent dianggap memiliki informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan principal, sehingga asimetri informasi merupakan salah satu agency problem, yang dapat diatasi melalui CSR. Perusahaan yang melakukan CSR Disclosure dengan baik maka akan memperoleh reward dan dipandang baik oleh stakeholder dan masyarakat serta 2
lingkungannya. Hal ini juga berarti pemenuhan terhadap tanggungjawab sosialnya dan hak asasi manusia bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian akan menarik minat investor atau pihak yang berkepentingan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Pengungkapan kinerja lingkungan, sosial, dan ekonomi di dalam laporan tahunan atau laporan terpisah adalah untuk mencerminkan tingkat akuntabilitas, responsibilitas, dan transparansi korporat kepada investor dan stakeholders lainnya. Pengungkapan tersebut bertujuan untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara perusahaan dengan publik
dan
stakeholders
lainnya
tentang
bagaimana
perusahaan
telah
mengintegrasikan corporate social responsibilty (CSR) dalam setiap aspek kegiatan operasinya (Novita dan Djakman, 2008 dalam Nurkhin, 2009). Pelaksanaan CSR di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan: bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kemudian untuk melaksanakan undang-undang tersebut, dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroraan Terbatas, yang berisikan mewajibkan seluruh perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dibidang atau berkaitan dengan sumber daya alam untuk menyelenggarakan program CSR, dan mengharuskan perusahaan memasukan program CSR dalam rencana kerja tahunan perusahaan. Kegiatan dalam memenuhi kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut harus
3
dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Namun, pada kenyataan tidak semua perusahaan melakukan program CSR yang dikarenakan adanya kelemahan dalam Undang-Undang tersebut, yaitu belum jelas mengenai berapa persen dana yang harus digulirkan untuk CSR, belum juga diatur siapa pihak yang berwenang untuk memungut dana CSR serta pihak yang melakukan pengawasan terhadap praktik CSR. Misalnya pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (revisi 2009) paragraph 12 secara jelas menyampaikan saran untuk mengungkapkan bentuk tanggung jawab atas masalah sosial, yaitu sebagai berikut: “Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan”
Dari pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa perusahaan belum diwajibkan untuk mengungkapkan informasi sosial terutama informasi mengenai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Kelemahankelemahan inilah yang dapat mengakibatkan praktek-praktek yang pada akhirnya dapat merugikan perusahaan dan masyarakat. Sumber daya alam yang tidak dapat terbaharui di Indonesia salah satunya dikelola oleh sektor pertambangan. Produksi pertambangan di Indonesia diprediksi menjadi 8,27 persen untuk periode 2013-2016 (Werner, 2013). Sektor ini memiliki kontribusi besar terhadap berbagai aspek mulai dari penanaman 4
modal asing sampai dengan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Namun, menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menilai perusahaan pertambangan paling berkontribusi besar terkait dengan kerusakan alam yang terjadi di kawasan Indonesia (www.metrosiantar.com, 20 Januari 2014). Kasus terkait dengan CSR adalah PT Meares Soputan Mining yang kegiatan usahanya mencemari lingkungan (Saifullah, 2012). Kasus lain adalah eksploitasi batu bara yang menimbulkan banjir dan mencemari air (Suryawan, 2013). Kasus-Kasus tersebut menunjukkan bahwa perusahaan pertambangan di Indonesia belum memerhatikan dimensi sosial dan lingkungan yang terkena dampak negatif akibat dari aktivitas operasi perusahaan. Eddy (2005) menyatakan keputusan untuk mengungkapkan informasi sosial akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mempengaruhi tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Brigham (2006) seberapa jauh perusahaan menggunakan utang (financial leverage) akan memiliki implikasi penting, salah satunya adalah dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan. Leverage diukur dengan menggunakan Debt Equity Ratio (DER). DER digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.
5
Sesuai dengan konsep Triple Bottom Line (3P) oleh Elkington (1997) menyatakan bahwa perusahaan yang ingin bertahan dalam jangka panjang, seharusnya tidak hanya berusaha mengejar keuntungan ekonomi saja, namun harus mulai berkontribus terkait dengan aspek sosial dan juga lingkungan. People meliputi dampak perusahaan pada karyawan dan sistem sosial dalam masyarakat; Planet meliputi pengaruh perusahaan terhadap lingkungan fisik; serta Profit meliputi kinerja keuangan perusahaan, arus modal, dan keterlibatan ekonomi mereka dalam masyarakat. CSR harus menjamin bahwa perusahaan bertanggung jawab atas dampak langsung dan tidak langsung kegiatan mereka. Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Heinze, 1976 dalam Hackston dan Milne, 1996). Ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan tersebut. Sebaliknya ketika tingkat profitabilitas rendah perusahaan akan berharap pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan. Pelaksanaan aktivitas CSR tidak bisa terlepas dari penerapan good corporate governance. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia menyatakan bahwa tujuan pelaksanaan corporate governance adalah mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab perusahaan pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Salah satu faktor corporate governance yang berpengaruh atas pelaksanaan CSR adalah struktur kepemilikan. Sebagian besar penelitian memberikan bukti yang cukup mengenai pengaruh struktur kepemilikan terhadap 6
pengungkapan CSR. Hal ini sejalan dengan prinsip transparansi yaitu perusahaan dengan kepemilikan institusi dan asing yang tinggi akan memiliki tekanan lebih tinggi untuk mengungkapkan aktivitasnya dengan alasan untuk memasarkan sahamnya (Rosmasita, 2007). Kepemilikan manajemen adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris. Semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Anggraini, 2006). Berbagai penelitian yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak memberikan hasil penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Cahya (2010) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan leverage dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Sementara penelitian Zaenuddin (2006) dan Reverte (2008) dalam Nurkhin (2009) tidak menemukan pengaruh dari variabel tersebut. Penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya. Profitabilitas menurut Preston (1976) dalam Hackston dan Milne (1996), yang menyatakan secara teoritis mempunyai pengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun dalam penelitian Cahya (2010) menemukan tidak ada pengaruh antara variabel tersebut.
7
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Rawi (2008) mengenai pengaruh antara kepemilikan manajemen terhadap tanggung jawab sosial perusahaan diperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Restiningrum (2009) menemukan tidak ada pengaruh yang signifikan variabel kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Oleh karena adanya perbedaan hasil antara teori keagenan dan hasil penelitian yang diungkapkan, serta pelaksanaan pengungkapan
tanggungjawab
sosial
dan
lingkungan
perusahaan,
yang
menjadikan permasalahan ini menarik untuk di teliti. Sektor pertambangan dipilih karena kegiatan operasinya berkaitan erat dengan eksploitasi sumber daya alam, serta memiliki dampak terkait kerusakan lingkungan sekitar wilayah lingkungan pertambangan.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang dan penelitian-penelitian sebelumnya maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut: 1) Apakah leverage berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan pertambangan? 2) Apakah profitabilitas berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan pertambangan? 3) Apakah kepemilikan manajemen berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan pertambangan? 8
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mendapatkan bukti empiris pengaruh leverage pada CSR disclosure perusahaan pertambangan. 2) Mendapatkan bukti empiris pengaruh profitabilitas pada CSR disclosure perusahaan pertambangan. 3) Mendapatkan bukti empiris pengaruh kepemilikan manajemen pada CSR disclosure perusahaan pertambangan.
1.4 Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut: 1)
Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori keagenan yang digunakan pada penelitian, serta menjadi referensi dan sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis yang terkait dengan pengaruh leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen pada CSR disclosure perusahaan pertambangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan untuk kemajuan dunia pendidikan.
9
2)
Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif, masukan, dan bahan pertimbangan kepada mahasiswa maupun pembaca lain mengenai pengaruh leverage, profitabilitas, dan kepemilikan
manajemen
pada
CSR
disclosure
perusahaan
pertambangan.
1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis yaitu, terdiri dari Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV, dan Bab V. Adapun bab-bab tersebut berisi tentang: BAB I
Pendahuluan, bab ini menguraikan hal-hal yang melatarbelakangi masalah penelitian, identifikasi dan batasan masalah, perumusan masalah penelitian, penetapan tujuan dan manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
Kajian pustaka dan hipotesis penelitian, bab ini berisi tentang kajian teori dan penelitian terkait, perumusan kerangka pikir, serta hipotesis penelitian.
BAB III
Metode penelitian, bab ini diuraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penelitian sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. 10
BAB IV
Data dan pembahasan hasil penelitian, bab ini diuraikan mengenai dekripsi sampel penelitian, uji regresi linier berganda, uji asumsi klasik, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V
Penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang relevan berdasarkan hasil penelitian ini.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1
Teori Keagenan (Agency Theory) Hill dan Jones (1992) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai suatu
kontrak antara satu atau lebih orang (prinsipal) yang menghendaki orang lain (manajer) untuk melaksanakan jasa dengan cara mendelegasikan sebagian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Teori keagenan memandang perusahaan sebagai nexus of contracts, yaitu organisasi yang terkait kontrak dengan beberapa pihak seperti pemegang saham, supplier, karyawan (termasuk manajer) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan (Scott, 2009:313 dalam Komalasari dan Anna, 2012). Hubungan kontrak antara prinsipal dan manajer selalu memiliki peluang untuk memunculkan konflik kepentingan dan memicu timbulnya biaya keagenan. Antara manajer dan prinsipal haruslah ada simetris informasi. Artinya semua informasi mengenai perusahaan yang dimiliki oleh manajer seharusnya diungkapkan kepada prinsipal. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa agen selalu mempunyai peluang untuk berperilaku oportunistik dan menyebabkan adanya asimetris informasi. Hal ini menyebabkan prinsipal perlu mengeluarkan biaya pengawasan yang lebih untuk mengawasi agen. Tiga faktor yang mempengaruhi hubungan keagenan yaitu, biaya pengawasan (monitoring cost), biaya kontrak (contract cost), dan visibilitas politis. Perusahaan yang menghadapi biaya 12
pengawasan dan kontrak yang tinggi cenderung akan memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba yang dilaporkan, dan perusahaan yang menghadapi visibilitas politis yang tinggi cenderung memilih metode dan teknik akuntansi yang dapat melaporkan laba menjadi lebih rendah (Marina, 2009). Salah satu tujuan perusahaan melakukan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial adalah untuk membangun citra perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka perusahaan membutuhkan biaya untuk memberikan informasi mengenai pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini tentu akan menyebabkan laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan menjadi rendah. Perusahaan yang menghadapi biaya kontrak dan biaya pengawasan yang rendah dan visibilitas politis yang tinggi akan cenderung untuk mengungkapkan informasi pertanggungjawaban sosial. Jadi pengungkapan informasi tanggung jawab sosial berhubungan positif dengan biaya kontrak dan pengawasan (Belkaouni dan Karpik, 1989 yang dikutip oleh Oktariani dan Mimba, 2013). Menurut Eisenhardt (1989) masalah yang muncul akibat adanya hubungan keagenan ini adalah ketika (a) adanya konflik keagenan, dimana terdapat perbedaan keinginan atau tujuan dari prinsipal dan agen (b) sulit atau mahal bagi prinsipal untuk mengawasi apa yang dilakukan oleh agen. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan adanya konflik kepentingan dalam hubungan keagenan disebabkan oleh perbedaan tujuan dari masing-masing pihak. Manajer sebagai agen dalam menjalankan tugasnya memiliki kewajiban untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemilik perusahaan (principal) baik dalam jangka pendek 13
maupun jangka panjang. Namun, disisi lain manajer juga memiliki kepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraannya sendiri. Konflik antara manajer dengan pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil. Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya, semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan citra atau reputasi perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut. Sebagai wujud pertanggungjawaban, teori agensi dapat digunakan untuk menjelaskan manajer sebagai agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan pihak
prinsipal,
dalam
hal
ini
adalah
pengungkapan
informasi
pertanggungjawaban sosial perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan maka biaya keagenan yang muncul juga semakin besar, dan untuk mengurangi biaya keagenan tersebut perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas (Wardhani, 2006). Perusahaan besar adalah emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Sembiring, 2003). Salah satu wujud pertanggungjawaban agen kepada prinsipal adalah mengungkapkan informasi mengenai keadaan finansial dan tanggung jawab sosial perusahaan melalui laporan tahunan perusahaan.
14
2.1.2
Teori Legitimasi Teori legitimasi dapat dianggap sebagai menyamakan persepsi atau
asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial (Suchman, 1995 dalam Kirana, 2009). Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan dikarenakan legitimasi masyarakat kepada perusahaan menjadi faktor yang strategis bagi perkembangan perusahaan ke depan. Operasi perusahaan harus sesuai dengan harapan dari masyarakat. Deegan, Robin dan Tobin (2002) dalam Fitriyani (2012) menyatakan legitimasi dapat diperoleh manakala terdapat kesesuaian antara keberadaan perusahaan tidak mengganggu atau sesuai (congruent) dengan eksistensi sistem nilai yang ada dalam masyarakat dan lingkungan. Ketika terjadi pergeseran yang menuju ketidaksesuaian, maka pada saat itu legitimasi perusahaan dapat terancam. Dasar pemikiran teori ini adalah organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri (Guthrie, 1989). Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat.
15
2.1.3
Teori Sinyal ( Signaling theory) Teori sinyal adalah teori yang menjelaskan mengapa perusahaan
mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal (Sari, 2006). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan selalu berdampak pada para stakeholders seperti karyawan, pemasok, investor, pemerintah, konsumen, serta masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi perhatian dan minat dari para stakeholders, terutama para investor dan calon investor sebagai pemilik dan penanam modal perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan berkewajiban untuk memberikan laporan sebagai informasi kepada para stakeholders (Danu, 2011). Salah satu informasi yang wajib untuk diungkapkan oleh perusahaan adalah informasi tentang CSR. Dengan disertakannya laporan tambahan seperti laporan aktivitas CSR perusahaan maka diharapkan hal tersebut akan berdampak positif bagi perusahaan. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pelaku pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut dan diterima oleh pelaku pasar. Dalam hal ini, perusahaan memberikan tanda (signal) kepada stakeholders mengenai kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian diharapkan investor dapat melihat sinyal yang diberikan perusahaan bahwa perusahaan tidak mengejar keuntungan semata namun, tetap memperhatikan lingkungan sekitarnya.
16
2.1.4
Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility) CSR saat ini sudah menjadi isu global dimana perusahaan baik nasional
maupun internasional
kini
kerap mengungkapkan CSR
dalam laporan
keuangannya. Hal ini dikarenakan adanya dampak yang positif terhadap pengungkapan CSR bagi perusahaan dan lingkungan selain itu juga karena perusahaan dituntut untuk lebih transparan dan adanya tututan publik terhadap akuntabilitas perusahaan. Sebagai sebuah konsep yang makin populer, CSR ternyata belum memiliki definisi yang tunggal; a. The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan lebih dari 120 multinasional company yang beranggotakan lebih dari 30 negara itu, dalam publikasinya Making Good Business Sense mendefinisikan CSR, sebagai komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Pada pengertian ini lebih menfokuskan pada tujuan yang hendak dicapai dari suatu entitas dunia usaha dimana tujuan tersebut mencakup semua lingkup baik itu perekonomian, karyawan maupun masyarakat secara lebih luas. Perusahaan atau entitas bisnis tetap bisa melaksanakan kegiatannya dengan legal serta tetap memberi kontribusi yang baik kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 17
b. The Jakarta Consulting Group tanggung jawab sosial ini diarahkan baik ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal) perusahaan. CSR ke dalam, tanggung jawab ini diarahkan kepada pemegang saham dalam bentuk profitabilitas
serta
kepada
karyawan
dalam
bentuk
kompensasi-
kompensasi yang adil. CSR ke luar, tanggung jawab sosial ini berkaitan dengan peran perusahaan sebagai pembayar pajak dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan tempat mereka beroperasi demi peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang, baik untuk generasi saat ini maupun bagi generasi penerus. Pada pengertian ini lebih jelas terlihat pembagian kepentingan atas tujuan yang diharapkan oleh entitas bisnis daripada pengertian sebelumnya. Pengertian ini juga menguraikan secara lebih jelas hal-hal yang berkaitan langsung dengan perusahaan ataupun pihak luar perusahaan. Konsep CSR sudah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir ini. CSR adalah sebuah konsep yang telah menarik perhatian dunia dan mendapat perhatian dalam ekonomi global. Namun demikian, konsep CSR masih belum seragam dengan pandangan yang masih beragam tentang kegunaan dan aplikabilitas potensialnya (Jamali dan Mirshak, 2007). Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa CSR adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh entitas bisnis secara legal dengan tujuan berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi dengan memperhatikan kepentingan stakeholders, kualitas hidup karyawan, lingkungan luar perusahaan, serta 18
masyarakat secara luas yang diwujudkan dengan perilaku sosial yang bertanggungjawab.
2.1.5
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) CSR yang dilakukan oleh perusahaan perlu diungkapkan kepada
stakeholder. CSR disclosure oleh Gray et al. (1995) didefinisikan sebagai suatu proses penyediaan informasi yang dirancang untuk mengemukakan masalah seputar social accountability, yang mana secara khas tindakan ini dapat dipertanggungjawabkan dalam media-media seperti laporan tahunan maupun dalam bentuk iklan-iklan yang berorientasi (Rakhiemah, 2009). Laporan tahunan atau laporan keberlanjutan digunakan sebagai media pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dengan tujuan agar stakeholder dapat dengan mudah mengetahui bagaimana kinerja perusahaan yang tidak hanya dari aspek financial saja, namun juga aspek sosial dan lingkungan yang dijalankannya. CSR disclosure perusahaan menggunakan standar dari Global Reporting Initiative (GRI). GRI adalah sebuah jaringan berbasis organisasi yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus menerus melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh dunia (www.globalreporting.org). survei KPMG (yang sebelumnya dikenal KMG - Klynveld Main Goerdeler) diseluruh dunia
tahun
2005
memperlihatkan
bahwa
praktek
pelaporan
yang
berkesinambungan mengirimkan pesan pada GRI yaitu peningkatan signifikan penggunaan GRI guidline sejak tahun 2002 sebagai kerangka pelaporan satu19
satunya secara global (Ardi, 2012). CSR disclosure dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Guthrie dan Parker, 1990 dalam Ardhi, 2012) Indikator GRI sudah digunakan oleh beberapa peneliti seperti penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2003), Gamerschlag et al. (2011), Nurkhin (2009), Sari (2012), serta Putri dan Yulius (2014) yang menggunakan indikator GRI untuk mengukur CSR Disclosure. Kamil dan Herusetya (2012) serta Kinantika (2013) menggunakan indikator GRI untuk mengukur CSR disclosure perusahaan. Adapun indikator-indikator pada
CSR Disclosure dikategorikan
dalam 7 tema, yang terdiri dari 84 item pengungkapan sosial untuk perusahaan manufaktur.
2.1.6
Leverage Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata
ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi tingkat leverage (rasio hutang/ekuitas) semakin besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi (Belkaoui dan Karpik (1989). Dengan laba yang dilaporkan lebih tinggi akan mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang. Manajer akan memilih metode akuntansi yang akan memaksimalkan laba sekarang. Kontrak 20
utang biasanya berisi tentang ketentuan bahwa perusahaan harus menjaga tingkat leverage tertentu (rasio utang/ekuitas), interest coverage, modal kerja dan ekuitas pemegang saham (Watt dan Zimmerman, 1990; Scott 1997; dalam Anggraini, 2006). Dengan perjanjian terbatas seperti perjanjian utang yang tergambar dalam tingkat leverage, akan membatasi kemampuan manajemen untuk menciptakan transfer kemakmuran kepada para pemegang saham dan manajer (Mahdiyah, 2008). Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi mengakibatkan pengawasan yang tinggi dilakukan oleh debtholder terhadap aktivitas perusahaan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage adalah Debt To Assets Ratio (DAR).
2.1.7
Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan
manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Heinze, 1976 dalam Hackston dan Milne, 1996). Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin besar pengungkapan pertanggungjawaban sosial.
21
Hubungan antara profitabilitas dan tingkat CSR Disclosure adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan tersebut. Sebaliknya ketika tingkat profitabilitas rendah perusahaan akan berharap pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan. Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah Return On Assets (ROA).
2.1.8
Kepemilikan Manajemen Junaidi (2006) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen adalah
persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris. Konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil (Anggraini, 2006). Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Anggraini, 2006).
22
2.2
Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono, 2013:96). Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.2.1
Pengaruh Leverage pada CSR Disclosure Teori Sembiring (2003) memperoleh hasil semakin tinggi rasio hutang
suatu perusahaan maka CSR disclosure akan semakin tinggi. Pendapat lain yang serupa juga diungkapkan oleh Naser et al. (2006) dalam Febrina (2011) yang menduga bahwa rasio hutang berhubungan positif dengan pengungkapan, karena perusahaan yang berisiko tinggi akan melakukan pengungkapan yang lebih detail untuk meyakinkan investor dan kreditor. Hasil penelitian dari Febrina (2011),
Nur
(2012),
dan Oktariani (2014) menemukan bahwa hutang
berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan. Sedangkan penelitian Sembiring (2003), Widyatmoko (2011), dan Fahrizqi (2010) menemukan hasil bahwa hutang tidak berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H1: Leverage berpengaruh positif pada CSR disclosure
23
2.2.2
Pengaruh Profitabilitas pada CSR Disclosure Hubungan antara profitabilitas dan CSR disclosure menurut Kamil
(2012)
adalah
positif, dimana
jumlah CSR
disclosure
akan
semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya profitabilitas. Penelitian Fahrizqi (2010), Febrina (2011), dan Oktariani (2014) menemukan bahwa profitabilitas berpengaruh pada CSR disclosure. Sedangkan penelitian Sembiring (2003), Komalasari (2011), dan Putri (2014) menemukan hasil bahwa profitabilitas tidak berpengaruh pada CSR disclosure. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H2: Profitabilitas berpengaruh positif pada CSR disclosure.
2.2.3
Pengaruh Kepemilikan Manajemen pada CSR Disclosure Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006), Rosmasita (2007), dan
Rawi (2008) mengenai pengaruh antara kepemilikan manajemen terhadap CSR perusahaan diperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel kepemilikan manajemen terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Restiningrum (2009) menemukan tidak ada pengaruh yang signifikan variabel kepemilikan manajemen terhadap CSR disclosure. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H3: Kepemilikan manajemen berpengaruh positif pada CSR disclosure.
24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian (Sugiyono, 2013). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berbentuk asosiatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang lebih menekankan pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka serta data dianalisis menggunakan prosedur statistik (Indriantoro dan Supomo, 2009:12). Sugiyono (2013:6) menyatakan bahwa penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan diantara dua variabel atau lebih. Pada penelitian ini variabel yang diuji yaitu pengaruh leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen pada variabel CSR disclosure. Desain penelitian dari penelitian ini dijelaskan dalam gambar berikut:
25
Gambar 3.1 Desain Penelitian Variabel Independen
Variabel Dependen
F Leverage (X1) Corporate Social Responsibility Disclosure (Y)
Profitabilitas (X2)
Kepemilikan Manajemen (X3)
Sumber: Data diolah, 2016
3.2 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu sifat yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian memperoleh kesimpulan (Sugiyono, 2013:38). Obyek dari penelitian ini adalah leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen pada CSR disclosure pada perusahaan pertambangan. Tahun penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dari tahun 2011-2014
3.3 Identifikasi Variabel Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:58). Variabel-variabel yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain: 1) Variable bebas (independent), yaitu variabel yang menjadi sebab perubahan atau yang memengaruhi variabel terikat (dependent) 26
(Sugiyono, 2013:59). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen. 2) Variabel terikat (dependent), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent) (Sugiyono, 2013:59). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah CSR disclosure
3.4 Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada variabel dengan tujuan memberikan arti atau menspesifikasikannya. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut : 1)
CSR Disclosure CSR Disclosure merupakan pengungkapan informasi terkait dengan aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan. CSR Disclosure diukur dengan proksi Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) berdasarkan indikator GRI G3.1 (Global Reporting Initiatives Generation). Variabel CSR disclosure perusahaan diukur dengan metode content analysis. Content analysis adalah suatu metode pengumpulan data penelitian melalui teknik observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen (Indriantoro dan Supomo, 2009) agar content analysis dapat dilaksanakan dengan cara yang replicable, maka dapat dilakukan salah satunya dengan cara checklist. Checklist dilakukan dengan melihat pengungkapan sosial perusahaan dalam 6 kategori yaitu: Ekonomi (9 item), Lingkungan (30 item), Praktik 27
Tenaga Kerja (15 item), Hak Asasi Manusia (11 item), Masyarakat (10 item), dan Tanggung Jawab Produk (9 item). Sehingga total pengungkapannya adalah 84 item menurut GRI G3.1 yang dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk indeks pengungkapan sosial. Apabila item pengungkapan tersebut ada dalam laporan tahunan perusahaan maka diberi skor 1, jika tidak ada pengungkapan maka akan diberi skor 0. CSR disclosure dihitung dengan rumus (Haniffa et al., 2005 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007): .................................... (1) 2)
Leverage Leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Semakin tinggi tingkat leverage (rasio hutang/ekuitas) semakin besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Nilai leverage dapat diukur dengan rumus: Total Liabilitas DAR =
x 100% .......................................... (2) Total Aset
28
3)
Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Profitabilitas juga merupakan faktor yang membuat
manajemen
menjadi
bebas
dan
fleksibel
untuk
mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Nilai profitabilitas dapat diukur dengan rumus: Laba Bersih setelah Pajak ROA = ______________________ x 100 % ............................ (3) Total Aset
4)
Kepemilikan Manajemen Kepemilikan manajemen adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris. Konflik kepentingan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil. Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kepentingan dirinya dibandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah. Nilai kepemilikan manajemen dapat diukur dengan rumus: Kepemilikan manajemen = % saham manajemen .................... (4)
29
3.5 Jenis dan Sumber Data 3.5.1
Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini hanya berupa data
kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2013:14). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen dari perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
3.5.2
Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (Sugiyono, 2013:129). Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh dari BEI yang diakses melalui www.idx.co.id.
3.6 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel 3.6.1
Populasi Menurut Sugiyono (2013:115), populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014.
30
3.6.2
Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2013:116). Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
3.6.3
Teknik Pengambilan Sampel Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2013:122). Adapun kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1) Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014. 2) Perusahaan pertambangan yang menerbitkan CSR disclosure 3) Perusahaan pertambangan yang memiliki informasi lengkap mengenai data-data yang diperlukan dalam penelitian, seperti leverage, profitabilitas, dan kepemilikan saham.
3.7 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonparticipant observation, yaitu teknik pengumpulan data dengan observasi atau pengamatan dimana peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti membutuhkan data dan informasi sebagai 31
pendukung dalam penelitian ini dengan cara melakukan penelusuran dan pencatatan informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa data leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen.
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1
Analisis Regresi Linier Berganda Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linier beganda. Analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh leverage, profitabilitas, dan kepemilikan manajemen pada CSR disclosure perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 20112014 melalui SPSS dengan persamaan model seperti dibawah ini: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e ......................................... (persamaan 3.5) Keterangan: Y a X1 X2 X3 b1 b2 b3 e
= = = = = = = = =
CSR disclosure Konstanta Leverage Profitabilitas Kepemilikan Manajemen Koefesien Regresi X1 Koefesien Regresi X2 Koefesien Regresi X3 Error
Apabila variabel b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel independen dengan variabel dependen, setiap kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen begitu juga sebaliknya. Apabila variabel b bernilai negatif (-) maka
32
dapat dikatakan terjadi pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel independen akan mengakibatkan penurunan variabel dependen. Berdasarkan model regresi linier berganda, dapat dilakukan pembuktian kebenaran yang digunakan dengan melakukan pengujian sebagai berikut: 1) Uji Koefisien Determinasi (R2) Analisa determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel terikat. R2 = 0 maka variasi variabel bebas yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel terikat. Sebaliknya jika R2 = 1 maka variasi variabel bebas yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel terikat (Adiwiratama, 2012). 2) Uji F Statistik Uji F menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Adiwiratama, 2012). Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh leverage, profitabilitas,
tanggung jawab lingkungan
dan
kepemilikan manajemen pada CSR disclosure perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. Apabila hasil dari uji F adalah signifikan atau P value ≤ 0,05 maka hubungan antar variabel-variabel bebas adalah signifikan mempengaruhi CSR disclosure pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan model regresi digunakan dianggap layak uji. 33
3) Uji t (test) Uji t digunakan untuk mengetahui hubungan signifikansi dari masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t dilakukan untuk mendeteksi lebih lanjut manakah diantara kedua variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap CSR disclosure (Badjuri, 2011).
3.8.2
Analisis Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar
bebas dari adanya gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas maka dilakukan suatu pengujian yang disebut sebagai uji asumsi klasik. 1) Uji Normalitas Menurut Utama (2009:89) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam residual dari model regresi yang dibuat berdistribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual yang normal atau mendekati normal. Jika tidak normal, maka prediksi yang dilakukan dengan data tersebut akan tidak baik, atau dapat memberikan hasil prediksi yang menyimpang. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov, apabila sig (2tailed) lebih besar dari α = 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan apabila sig (2-tailed) lebih kecil dari α = 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
34
2) Uji Autokorelasi Menurut Utama (2009:92) uji autokorelasi dilakukan untuk melacak adanya korelasi auto atau pengaruh data dari pengamatan sebelumnya dalam model regresi. Uji autokorelasi ini dilakukan menggunakan Runs Test, dimana hasil Runs Test menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 yang berarti hipotesis nol ditolak. 3)
Uji Multikolinearitas Menurut Utama (2009:94) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih dari 10 persen atau VIF kurang dari 10, maka dikatakan tidak ada multikolinearitas.
4) Uji Heteroskedastisitas Menurut Utama (2009:94) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai varians yang homogen.
Jika
suatu
model
regresi
yang
mengandung
gejala
heteroskedastisitas akan memberikan hasil prediksi yang menyimpang. Uji heterorkedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara meregresi nilai absolute residual dari model yang diestimasi terhadap variabel bebas, jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap 35
absolute residual atau nilai signifikansinya lebih besar dari α = 0,05, maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
36
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Penelitian ini mencakup 44 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda. Jumlah data dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan x 4 tahun = 40 data observasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteria. Pengambilan sampel penelitian ini digambarkan pada Tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1 Ringkasan Perolehan Sampel Penelitian KETERANGAN Jumlah populasi Jumlah perusahaan yang tidak terdaftar selama periode penelitian Jumlah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 berturut-turut Jumlah perusahaan yang tidak menerbitkan CSR disclosure periode 2011-2014 berturut-turut Jumlah perusahaan yang menerbitkan CSR disclosure periode 2011-2014 Jumlah perusahaan yang memiliki informasi lengkap mengenai data-data yang diperlukan dalam penelitian, seperti leverage, profitabilitas, dan kepemilikan saham Jumlah perusahaan yang datanya digunakan sebagai sampel Jumlah data observasi (10 perusahaan x 4 tahun pengamatan) Sumber: Data diolah, 2016
37
JUMLAH 44 (4) 40 (5) 35 (25)
10 40
4.2 Analisis Statistik Deskriptif Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing variabel pada suatu penelitian. Hasil analisis deskriptif statistik dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CSRD
40
.125
.560
.29953
.104701
DAR
40
.240
.780
.45536
.140719
ROA
40
-7
30
7.04
7.908
KM
40
.020
25.93
5.78555
6.357684
Valid N (listwise)
40
Sumber: Output SPSS lampiran 2, 2016
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah pengamatan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 adalah sebanyak 40 data. CSR disclosure terendah (minimum) adalah 0,125 atau 12,5% dan CSR disclosure tertinggi (maksimum) adalah 0.560 atau 56%. Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa CSR disclosure secara rata-rata (mean) mengalami perubahan ke arah positif dengan rata-rata CSR sebesar 29,953%. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya selama 2011-2014 CSR disclosure 38
mengalami peningkatan. Standar deviasi yang ditunjukkan lebih rendah dibandingkan rata-rata CSR disclosure. Hal tersebut menunjukkan bahwa variasi CSR disclosure dari seluruh sampel tidak lebih besar dari rata-ratanya. Data DAR yang digunakan sebagai proksi dari leverage memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar 0,240 atau 24% dan nilai terbesar (maksimum) sebesar 0,78 atau 78%. Rata-rata (mean) dari leverage adalah 45,536%. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya selama periode pengamatan ratarata nilai leverage mengalami peningkatan. Standar deviasi dari leverage berdasarkan tabel tersebut adalah sebesar 14,0719%. Jika dibandingkan dengan rata-rata leverage standar deviasinya memiliki variasi yang cukup kecil. Data ROA yang digunakan sebagai proksi dari profitabilitas memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar -7 atau 700% dan nilai terbesar (maksimum) sebesar 30 atau 3000%. Rata-rata (mean) dari profitabilitas adalah 704%. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya selama periode pengamatan rata-rata nilai profitabilitas mengalami peningkatan. Standar deviasi dari profitabilitas berdasarkan tabel tersebut adalah sebesar 790,8%. Jika dibandingkan dengan ratarata profitabilitas standar deviasinya memiliki variasi yang cukup tinggi. Data KM yang digunakan sebagai proksi dari kepemilikan manajemen memiliki nilai terkecil (minimum) sebesar 0,020 atau 2% dan nilai terbesar (maksimum) sebesar 25,93 atau 2593%. Rata-rata (mean) dari kepemilikan manajemen adalah 578,555%. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya selama periode pengamatan rata-rata nilai kepemilikan manajemen mengalami peningkatan. Standar deviasi dari kepemilikan manajemen berdasarkan tabel 39
tersebut adalah sebesar 635,7684%. Jika dibandingkan dengan rata-rata kepemilikan manajemen standar deviasinya memiliki variasi yang cukup tinggi.
4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis 4.3.1
Uji Asumsi klasik Uji asumsi klasik dimaksud untuk memastikan bahwa model yang
diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi. Suatu model regresi akan dapat dianalisis dengan baik apabila memenuhi persyaratan asumsi klasik, sehingga hasil perhitungan dapat diinterpretasikan dengan efisien dan akurat. 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah residual dari model regresi, variabel dependen dan variabel independen berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas residual dalam penelitian ini dikatakan terdistribusi normal jika taraf signifikansinya lebih besar dari 0,05. Nilai hasil yang diperoleh sebesar 0,134 dimana nilai signifikan 0,134 > 0,05. Ini berarti model regresi penelitian ini berdistribusi normal.
40
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Output SPSS lampiran 3, 2016
40 0.0000000 0.08909488 0.184 0.116 -0.184 1.163 0.134
2) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk melacak adanya korelasi auto atau pengaruh data dari pengamatan sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi muncul bila observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya, uji autorelasi ini dilakukan menggunakan Uji Durbin-Watson, dengan kriteria du < d < 4-du, dimana hasil uji Durbin-Watson menunjukkan bahwa nilai d = 2,170 dengan nilai dl = 1,34 dan du = 1,66. Ini berarti bahwa nilai tersebut berada dalam kriteria du < d < 4-du yaitu 1,66< d=2,170 < 2,34, hal ini berarti bahwa variabel tersebut bebas dari masalah autokorelasi.
Model 1
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Change Statistics Std. Adjusted R Error of R R R Square the Square F Change df1 df2 Square Estimate Change 0.525a 0.276 0.216 0.92733 0.276 4.572 3 36 Sumber: Output SPSS lampiran 4, 2016
41
Sig. F Change 0.008
DurbinWatson 2.170
3) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidanya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Unstandardized Standardized Model t Coefficients Coefficients Std. B Beta Error 0.138 0.064 2.160 1 (Constant) 0.132 0.129 0.178 1.029 DAR 0.007 0.002 0.526 2.886 ROA 0.09 0.003 0.544 2.800 KM Sumber: Output SPSS lampiran 5, 2016
Sig.
0.038 0.310 0.007 0.008
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
0.673 0.606 0.533
1.487 1.650 1.877
Hasil statistik uji multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak ada dari masing-masing variabel independen yang memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 atau 10% dan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak terdapat satupun dari masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10,00. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel independen dalam model regresi penelitian ini. 4) Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika nilai signifikansinya berada diatas 0,05 maka 42
model regresi ini dapat dikatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model Std. B Error Beta 1 (Constant) 0.089 0.036 DAR 0.038 0.073 0.101 ROA -0.002 0.001 -0.327 KM -0.004 0.002 -0.420 Sumber: Output SPSS lampiran 6, 2016
t 2.462 0.527 -1.619 -1.948
Sig. 0.019 0.601 0.114 0.059
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari masingmasing variabel tersebut diatas 0,05, maka seluruh variabel tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas.
4.3.2
Analisis Regresi Linier Berganda Model
yang
digunakan
dalam
menganalisis
pengaruh
leverage,
profitabilitas dan kepemilikan manajemen terhadap CSR disclosure pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20112014 adalah model regresi linear berganda dengan bantuan SPSS versi 13.0 serta diuji dengan tingkat signifikansi 5%. Analisis regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji regresi linear berganda ditunjukkan oleh Tabel 4.7 sebagai berikut:
43
Model
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error 0.138 0.064 1 (Constant) 0.132 0.129 DAR 0.007 0.002 ROA 0.09 0.003 KM Sumber: Output SPSS Lampiran 7, 2016
t
Sig.
2.160 1.029 2.886 2.800
0.038 0.310 0.007 0.008
Beta 0.178 0.526 0.544
Berdasarkan tabel diatas dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e ..................................................................... (4.1) Y = 0,138 + 0,132X1 +0,007X2 + 0,09X3 + e ............................................. (4.2)
Persamaan regresi linier berganda tersebut menunjukan arah masingmasing variabel bebas (leverage, profitabilitas dan kepemilikan manajemen) terhadap variabel terikatnya (CSR disclosure) dimana koefisien regresi variabel bebas yang menunjukkan tanda positif berarti mempunyai pengaruh searah terhadap CSR disclosure. Berdasarkan persamaan regresi yang telah diungkapkan sebelumnya maka dapat dilihat bahwa koefisien regresi dari leverage sebesar 0,132, berarti bahwa apabila leverage naik 1% maka CSR disclosure akan naik sebesar 13,2% dengan asumsi bahwa variabel independen lain konstan. Koefisien regresi dari profitabilitas sebesar 0,007, berarti bahwa apabila profitabilitas naik 1% maka CSR disclosure akan naik sebesar 0,7% dengan asumsi bahwa variabel independen lain konstan. Koefesien regresi kepemilikan manajemen sebesar 0,09,
44
berarti bahwa apabila kepemilikan manajemen naik 1% maka CSR disclosure akan naik sebesar 9% dengan asumsi bahwa variabel independen lain konstan. Berikut penjelasan mengenai hasil pengujian hipotesis yang terdiri dari uji koefisien determinasi (R2), uji F dan uji t: 1)
Uji Koefesien Determinasi (R2) Tabel 4.8 Model Summary
Model 1
R .525(a)
R Square
Adjusted R Square
.276
Std. Error of the Estimate
.216
.092733
Sumber: Output SPSS lampiran 8, 2016 Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa besarnya R square adalah 0,276 atau 27,6%. Hal ini menunjukkan bahwa 27,6% variasi CSR disclosure dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen yaitu leverage, profitabilitas dan kepemilikan manajemen sedangkan sisanya 72,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. 2)
Uji Kelayakan Model (Uji F)
Model
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik F Sum of Mean df Squares Square
1
Regression 0.118 Residual 0.310 Total 0.428 Sumber: Output SPSS lampiran 9, 2016
3 36 39
0.039 0.009
F
Sig.
4.572 0.008a
Hasil pengujian model regresi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,008. Maka sig F 0,008 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model dalam 45
penelitian ini dikatakan layak atau variabel leverage, profitabilitas dan kepemilikan manajemen mampu menjelaskan variabel CSR disclosure. 3)
Uji Signifikansi (Uji t) Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara individual. Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikan yang dihasilkan dengan alpha 0,05. Hasil pengujian secara individual masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut. Leverage (X1) terhadap CSR disclosure (Y). Pada Tabel 4.7 terdapat nilai signifikan 0,310. Nilai signifikan lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,310 > 0,05 maka H1 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap CSR disclosure. Profitabilitas (X2) terhadap CSR disclosure (Y). Pada Tabel 4.7 terdapat nilai signifikan 0,007. Nilai signifikan lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,007 < 0,05 maka H1 diterima. Variabel Profitabilitas (X2) mempunyai t hitung 2,886 bertanda positif menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas (X2) mempunyai hubungan yang searah dengan variabel pengungkapan CSR (Y). Jadi, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap CSR disclosure. Kepemilikan manajemen (X3) terhadap CSR disclosure (Y). Pada Tabel 4.7 terdapat nilai signifikan 0,008. Nilai signifikan lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,008 < 0,05 maka H3 diterima. Variabel kepemilikan manajemen (X3) mempunyai t hitung 2,800 bertanda positif menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajemen (X3) mempunyai hubungan yang searah dengan 46
variabel pengungkapan CSR (Y). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap CSR disclosure.
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis Pernyataan Nilai t Variabel leverage tidak 1,029 berpengaruh terhadap CSR disclosure H2 Variabel profitabilitas 2,886 berpengaruh terhadap CSR disclosure H3 Variabel kepemilikan 2,800 manajemen berpengaruh terhadap CSR disclosure Sumber: data diolah, 2016 Hipotesis H1
4.4
Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1
Pengaruh leverage terhadap CSR disclosure
Keterangan H1 ditolak
H2 diterima
H3 diterima
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah pengaruh leverage terhadap CSR disclosure. Hipotesis pertama (H1) dinyatakan ditolak berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan leverage tidak berpengaruh terhadap CSR disclosure dengan t hitung sebesar 1,029 pada tingkat signifikansi 0,310 atau probabilitas di atas 0,05. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat leverage perusahaan maka semakin rendah CSR disclosure perusahaan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Cahya (2010), Naser et al. (2006) dalam Febrina (2011) yang menyatakan bahwa leverage mempunyai hubungan positif terhadap CSR disclosure. Akan tetapi penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Sembiring (2003), Fahrizqi (2010), dan Widyatmoko 47
(2011) yang menyimpulkan bahwa leverage terbukti tidak berpengaruh terhadap banyaknya CSR disclosure yang dilakukan oleh perusahaan. Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi CSR disclosure yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders. Hasil penelitian ini mendukung teori agensi yang menyatakan hubungan negatif perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi dengan CSR disclosure. Sehingga besar atau kecilnya rasio leverage suatu perusahaan mempengaruhi besar atau kecilnya CSR disclosure yang dilakukan perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2003), Fahrizqi (2010), dan Widyatmoko (2011) sejalan dengan hasil penelitian yang juga menunjukkan hasil bahwa leverage terbukti secara empiris tidak berpengaruh terhadap CSR disclosure. 4.4.2
Pengaruh profitabilitas terhadap CSR disclosure Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah pengaruh
profitabilitas terhadap CSR disclosure. Hipotesis kedua (H2) dinyatakan diterima berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan profitabilitas berpengaruh terhadap CSR disclosure dengan t hitung sebesar 2,886 pada tingkat signifikansi 0,007 atau probabilitas di bawah 0,05. Ini berarti bahwa peningkatan profitabilitas perusahaan akan meningkatkan dan memperluas informasi CSR disclosure. Dengan demikian semakin tinggi tingkat profitabilitas mencerminkan kemampuan entitas dalam menghasilkan laba yang semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk meningkatkan CSR, serta melakukan CSR disclosure dalam 48
laporan keuangan dengan lebih luas (Kamil, 2012). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahrizqi (2010), Febrina (2011), dan Oktariani (2014). 4.4.3
Pengaruh kepemilikan manajemen terhadap CSR disclosure Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah pengaruh
kepemilikan manajemen terhadap CSR disclosure. Hipotesis ketiga (H3) dinyatakan diterima berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan kepemilikan manajemen berpengaruh terhadap CSR disclosure dengan t hitung sebesar 2,800 pada tingkat signifikansi 0,008 atau probabilitas di bawah 0,05. Ini berarti bahwa peningkatan kepemilikan manajemen perusahaan akan meningkatkan dan memperluas informasi CSR disclosure. Dengan demikian hasil penelitian mendukung teori keagenan yang menyatakan bahwa semakin banyak kepemilikan manajemen di dalam perusahaan, manajemen akan dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan yang dapat meningkatkan image perusahaan yang salah satunya dengan CSR disclosure. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006), Rosmasita (2007), dan Rawi (2008).
49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Penelitian ini digunakan untuk menguji faktor-faktor yang dapat memengaruhi
CSR
disclosure
perusahaan
yang
dilihat
dari
leverage,
profitabilitas, dan kepemilikan manajemen. Untuk menentukan perusahaan melakukan CSR disclosure atau tidak digunakan indeks pengungkapan yang mengacu pada pedoman GRI G3.1. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 10 perusahaan selama periode 2011-2014. Dari hasil analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1) Leverage tidak berpengaruh pada CSR disclosure perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Hasil penelitian ini menolak H1 yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh pada CSR disclosure. Hasil penelitian ini mendukung teori agensi yang menyatakan hubungan negatif perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi dengan CSR disclosure. Sehingga besar atau kecilnya rasio leverage suatu perusahaan mempengaruhi besar atau kecilnya CSR disclosure yang dilakukan perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2003), Fahrizqi (2010), dan Widyatmoko (2011) sejalan dengan hasil penelitian yang juga menunjukkan hasil bahwa leverage terbukti secara empiris tidak berpengaruh terhadap CSR disclosure. 50
2) Profitabilitas
berpengaruh
positif
pada
CSR
disclosure
perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Hasil penelitian menerima H2 yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif pada CSR disclosure. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
tingkat
profitabilitas
mencerminkan
kemampuan
entitas
dalam
menghasilkan laba yang semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk meningkatkan CSR, serta melakukan CSR disclosure dalam laporan keuangan dengan lebih luas (Kamil, 2012). Ini berarti bahwa perusahaan pertambangan di Indonesia sudah menganggap bahwa CSR disclosure itu penting terkait dengan keberlangsungan hidup perusahaan. 3) Kepemilikan manajemen berpengaruh positif pada CSR disclosure perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Hasil penelitian ini menerima H3 yang menyatakan bahwa kepemilikan manajemen berpengaruh positif pada CSR disclosure. Dengan demikian hasil penelitian mendukung teori keagenan yang menyatakan bahwa semakin banyak kepemilikan manajemen di dalam perusahaan, manajemen akan dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan yang dapat meningkatkan image perusahaan yang salah satunya dengan CSR disclosure. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006), Rosmasita (2007), dan Rawi (2008)
51
5.2 Keterbatasan dan Saran Penelitian Penelitian ini tentunya tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan yang perlu diperbaiki maupun dikembangkan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang diperoleh relatif sedikit, yaitu hanya 10 perusahaan dari 44 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sehingga dalam penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak jumlah sampel dan juga memperpanjang periode observasi, serta memperbanyak variabel-variabel lain yang cukup menarik, seperti: tanggung jawab lingkungan, kepemilikan institusi, ukuran perusahaan, dan lainnya.
52
DAFTAR RUJUKAN Adiwiratama, Jundan. 2012. Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Dalam Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika, 2(1). Anggraini, Fr.Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktorfaktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, www.google.com. Diakses pada tanggal 06 Juni 2015. Ardi,
2012. Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Other Thesis, Prodi Ilmu Hukum Unika Soegijapranata.
Badjuri, Achmad. 2011. Faktor-faktor Fundamental, Mekanisme Corporate Governance, Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan Manufaktur dan Sumber Daya Alam di Indonesia. Dalam Dinamika Keuangan dan Perbankan, 3(1): h:38-54. Belkaoui, A. dan P. G. Karpik. 1989. Determinants of the Corporate Decision to Disclose Social Information. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 2. No. 1. pp. 36-51 Bowen, N. & Deegan, C. 1998. The Public Disclosure of Environmental Performance Information: A Dual Test of Media Agenda Setting Theory and Legitimacy Theory. Accounting and Business Research, Vol. 29:1, pp. 21-41. Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2006. Manajemen Keuangan Buku 1. Edisi Kedelapan, Jakarta: Erlangga. Cheng,
Megawati. 2011. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 13, No. 1, Mei 2011:23-35. Universitas Kristen Petra
Danu. 2011. Pengaruh Corporate Sosial Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
53
Eddy, R. Sembiring. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII, Solo Eisenhardt, Kathleen M. 1989. Agency theory: an assessment and review. Academy of Management. Vol. 14 No. (1), pp: 57–74. Elkington, J & Tropman. 1997. Canibals With Forks: The Tripple Bottom Line Of 21st Century Business. Thompson London. Cetakan Bahasa Indonesia, Penerbit Gramedia Pustaka, Jakarta. Epstein, M.J. dan Freedman, M. 1994. Social Disclosure and the Individual Investor. Accounting, Auditing & Accountability Journal , Vol. 7, No. 4, pp. 94-109. Fahrizqi, Anggara. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Laporan Tahunan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam BEI). Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Febrina, IGN Agung Suaryana. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pengungkapan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur di BEI. SNA XIV Aceh Fitriyani. 2012. Keterkaitan Kinerja Lingkungan, Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Kinerja Finansial. Universitas Diponegoro: Semarang. Gamerschlag et al, 2011. Determinants of Voluntary CSR Disclosure: empirical evidence from Germany. Review of Managerial Science 5, No. 2-3, pp.233-262 Gray, R., Kouhy, R., & Lavers, S. 1995. Constructing A Research Database of Social and Environmental Reporting by UK Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 8, 47-77. Guthrie, J.E. and Parker, L.D. (1989), Corporate social reporting: a rebuttal of legitimacy theory. Accounting and Business Research, Vol. 9 No. 76, pp. 343-52. Hackston, D. & M. J. Milne. 1996. Some Determinants of Social and Environmental Disclosures in New Zealand Companies. Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 N0. 1:77-108. 54
Hill, Charles W.L. and Thomas M. Jones. 1992. Stakeholder-Agency Theory. Journal of Management Studie. 29:2. Indriantoro, Nur, Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Jamali, Dima, Mirshak, dan Rames. 2007. Corporate Social Responsibility (CSR): Theory and Practice in a Developing Country Context. Journal of Bussiness Ethics. Jensen, M. dan Meckling, W. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3(4), pp:305-360 Kamil, Ahmad dan Herusetya Antonius. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan Corporate Social Responsibility. Media Riset Akuntansi. Vol. 2 No.1. Khan, Arifur, Mohammad Badrul Muttakin dan Javed Siddiqui. 2012. Corporate Governance and Corporate Sosial Responsibility Disclosures: Evidence from an Emerging Economy. Kinantika, 2013. Pengaruh Biaya Eksplorasi dan Pengembagan Tangguhan, Leverage, dan Profitabilitas Terhadap Luas Penggungkapan CSR. Skripsi, Falkultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Kirana, R. S. 2009. Studi Perbandingan Pengaturan Tentang Corporate Social Responsibility di Beberapa Negara Dalam Upaya Perwujudan Prinsip Good Corporate Governance. Tesis Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (tidak dipublikasikan) Komalasari, Desy, dan Yeni Devi Anna. 2012. Pegaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI Tahun 2008-2011). https://www.academia.edu/4403256/JURNAL. Diakses 23 Oktober 2015. Mahdiyah, Fathimatul. 2008. Analisis Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan serta Pengaruhnya pada Reaksi Investor. Skripsi S1 Akuntansi tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Marina, 2012. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Bumi Sarimas Indonesia. Fakultas Hukum UGM Magister Kenotariatan. 55
Nurkhin, Ahmad. 2009. Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya Terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia). Nur, Marzully dan Denies Priantinah. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Berkategori High Profile yang Listing di BEI). Jurnal Nominal, 1(1), h: 22-34. Oktariani, Ni Wayan dan Ni Putu Sri Harta Mimba. 2014. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Tanggung Jawab Lingkungan Pada Pengungkapan CSR Perusahaan. http://ojs.unud.ac.id. Diunduh tanggal 26 Agustus 2015. Putri, R. A. dan Yulius Yogi Christiawan, 2014. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Pada Perusahaan yang Mendapat Penghargaan Isra dan Listed (Go-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2010-2012). Business accounting review, Vol. 2, No. 1, 2014. Diunduh pada tanggal 26 agustus 2015 Rakhiemah, Aldilla Noor, Dian Agustia. 2009. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure dan Kinerja Finansial Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga, Surabaya Rawi, 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Institusi, dan Leverage terhadap Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia. Tesis Magister Akuntansi Universitas Diponegoro (Tidak Dipublikasikan) Restiningrum, 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan informasi sosial pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Rosmasita. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. Sari, Rizkia Anggita. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal Volume 1 Nomor 1, 2012: 125-138.
56
Sayekti, Yosefa dan Wondabio, Ludovicus Sensi. 2007. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient. Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. Diunduh pada tanggal 26 Agustus 2015. Sembiring, Eddy Rismanda. 2003. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR: Study Empiris pada Perususahaan yang Tercatat (GoPublik) di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Universitas Diponogoro. Semarang. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Utama, Made Suyana. 2009. Buku Ajar Aplikasi Analisis Kuantitatif: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana UU PT No. 40 Tahun 2007 https://www.globalreporting.org/information/Pages/default.aspx diakses pada 20 November 2015 http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx diunduh pada 25 Desember 2015 http://www.metrosiantar.com/2013/11/12/105617/kandungan-logam-air-beradadi-bawah-baku-mutu/ diakses pada 17 November 2015 Wardhani Ratna, 2006. Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang Mengalami Permasalahan Keuangan (Financially distressed firms). Artikel Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX. Padang. http://repository.usu.ac.id. (diakses tanggal 26 Agustus 2015). Widyatmoko, Rendro. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Laporan Tanggung Jawab Sosial (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia). Skripsi Mahasiswa S-1. Tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro Zaenuddin, Achmad. 2006. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Tesis Magister Akuntansi Universitas Negeri Semarang (Tidak Dipublikasikan) Terhadap Praktek Pengungkapan Sosial dan Lingkungan Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik. Tesis Magister Akuntansi Universitas Diponegoro (Tidak Dipublikasikan)
57
Lampiran 1. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Berdasarkan Indikator Global Reporting Initiative Generation 3.1 (GRI G3.1)
NO
Kode
1 2 3 4
EC1 EC2 EC3 EC4
5 6
EC5 EC6
7
EC7
8 9
EC8 EC9
10 11
EN1 EN2
12 13 14 15 16
EN3 EN4 EN5 EN6 EN7
17 18 19
EN8 EN9 EN10
20 21 22 23 24
EN11 EN12 EN13 EN14 EN15
Indikator Economic performance indicators Aspect: economic performance Perolehan dan distribusi nilai ekonomi Implikasi finansial akibat perubahan iklim Dana pensiun karyawan Bantuan finansial dari pemerintah Aspect: market presence Standar upah minimum Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior yang direkrut secara lokal Aspect: Indirect economic impacts Pengaruh pembangunan infrastruktur Dampak pengaruh ekonomi tidak langsung Environmental performance indicators Aspect: materials Pemakaian material Pemakaian material daur ulang Aspect: energy Pemakaian energi langsung Pemakaian energi tidak langsung Penghematan energy Inisiatif untuk menyediakan energi yang dapat diperbaharui Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung Aspect: water Pemakaian air Sumber air yang terkena dampak Jumlah air daur ulang Aspect: biodiversity Kuasa pertambangan di hutan lindung Perlindungan keanekaragaman hayati Pemulihan habitat Strategi menjaga keanekaragaman hayati Spesies yang dilindungi 58
25 26
EN16 EN17
27 28 29 30 31 32 33 34
EN18 EN19 EN20 EN21 EN22 EN23 EN24 EN25
35 36
EN26 EN27
37
EN28
38
EN29
39
EN30
40 41 42 43
LA1 LA2 LA3 LA15
44 45
LA4 LA5
46 47 48 49
LA6 LA7 LA8 LA9
50 51
LA10 LA11
Aspect: emissions, effluents, and waste Total gas rumah kaca Total gas tidak langsung yang berhubungan dengan gas rumah kaca Inisiatif pengurangan efek gas rumah kaca Pengurangan emisi ozon Jenis-jenis emisi udara Kualitas pembuangan air dan lokasinya Klasifikasi limbah dan metode pembuangan Total biaya dan jumlah yang tumpah Limbah berbahaya yang ditransportasikan Keanekaragaman hayati Aspect: products and services Inisiatif untuk mengurangi dampak buruk pada lingkungan Persentase produk yang terjual dan materi kemasan yang dikembalikan berdasarkan kategori Aspect: compliance Nilai moneter akibat pelanggaran peraturan dan hukum lingkungan hidup Aspect: Transport Dampak signifikan terhadap lingkungan akibat transportasi produk Aspect: Overall Biaya dan investasi perlindungan lingkungan Labor practices and decent work performance indicators Aspect: employment Jumlah karyawan Tingkat perputaran karyawan Kompensasi bagi karyawan tetap Jumlah karyawan yang mengambil cuti berdasarkan jenis kelamin dan tingkat retensi dari karyawan ketika kembali bekerja Aspect: labor/management relations Perjanjian kerja bersama Pemberitahuan minimum tentang perubahan operasional Aspect: occupational health and safety Majelis kesehatan dan keselamatan kerja Tingkat kecelakaan kerja Program pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan Kesepakatan kesehatan dan keselamatan kerja Aspect: training and education Rata-rata jam pelatihan Program persiapan pension 59
52 53 54
55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
LA12
Penilaian kinerja dan pengembangan karir Aspect: diversity and equal opportunity LA13 Keanekaragaman karyawan LA14 Rasio gaji dasar pria terhadap wanita Human rights performance indicators Aspect: investment and procurement practices HR1 Perjanjian dan investasi menyangkut HAM HR2 Persentase pemasok dan kontraktor menyangkut HAM HR3 Pelatihan karyawan tentang HAM Aspect: non discrimination HR4 Kasus diskriminasi Aspect: freedom of association and collective bargaining HR5 Hak berserikat Aspect: child labor HR6 Pekerja di bawah umur Aspect: forced and compulsory labor HR7 Pekerja paksa Aspect: security practices HR8 Tenaga keamanan terlatih HAM Aspect: indigenous rights HR9 Pelanggaran hak penduduk asli Aspect: Assessment HR10 Penilaian HAM pada operasi perusahaan Aspect: Remediation HR11 Jumlah pengaduan terkait dengan HAM yang ditangani dan diselesaikan Society performance indicators Aspect: community SO1 Dampak program pada komunitas SO9 Dampak negatif dari operasi pada masyarakat local SO10 Pencegahan dampak negatif dari operasi pada masyarakat local Aspect: corruption SO2 Hubungan bisnis dan risiko korupsi SO3 Pelatihan anti korupsi SO4 Pencegahan tindakan korupsi Aspect: public policy SO5 Partisipasi dalam pembuatan kebijakan public SO6 Sumbangan untuk partai politik Aspect: anti competitive behavior SO7 Hukuman akibat pelanggaran persaingan usaha Aspect: compliance SO8 Hukuman atau denda pelanggaran peraturan perundangan Product responsibility performance indicators Aspect: customer health and safety 60
76 77
PR1 PR2
Perputaran dan keamanan produk Pelanggaran peraturan dampak produk Aspect: product and service labeling 78 PR3 Informasi kandungan produk 79 PR4 Pelanggaran penyediaan info produk 80 PR5 Tingkat kepuasan pelanggan Aspect: marketing communications 81 PR6 Kelayakan komunikasi pemasaran 82 PR7 Pelanggaran komunikasi pemasaran Aspect: customer privacy 83 PR8 Pengaduan tentang pelanggaran privatisasi pelanggan Aspect: Compliance 84 PR9 Denda pelanggaran pengadaan dan penggunaan produk Sumber: Sustainable Reporting version 3.1
61
Lampiran 2. Daftar Sampel Penelitian No
Kode
Nama Perusahaan
1
ADRO
PT. Adaro Energy, Tbk
2
ARII
PT. Atlas Resources, Tbk
3
ARTI
PT. Ratu Prabu Energi, Tbk
4
BYAN
PT. Bayan Resources, Tbk
5
CTTH
PT. Citatah, Tbk
6
INCO
PT. Vale Indonesia, Tbk
7
ITMG
PT. Indo Tambangraya Megah, Tbk
8
KKGI
PT. Resource Alam Indonesia, Tbk
9
MITI
PT. Mitra Investindo, Tbk
10
TOBA
PT. Toba Bara Sejahtera, Tbk
Sumber: Data diolah, 2016
62
Lampiran 3. Data leverage, profitabilitas, kepemilikan manajemen, dan CSR disclosure perusahaan tahun 2011.
N
CSRD
DAR
ROA
KM
ADRO
0,328
0,467
7
5,926
ARII
0,328
0,467
7
5,926
ARTI
0,154
0,450
1
6,480
BYAN
0,370
0,724
3
6,120
CTTH
0,125
0,650
0
6,580
INCO
0,129
0,270
9
0,590
ITMG
0,328
0,467
7
5,926
KKGI
0,389
0,330
30
0,370
MITI
0,238
0,470
23
0,520
TOBA
0,328
0,467
7
5,926
Sumber: Data diolah, 2016 Keterangan: CSRD
= CSR disclosure
DAR
= Rasio total liabilitas dengan total aset
ROA
= Rasio EAT dengan total aset
KM
= Rasio kepemilikan manajemen
N
= Perusahaan
63
Lampiran 3. Data leverage, profitabilitas, kepemilikan manajemen, dan CSR disclosure perusahaan tahun 2012.
N
CSRD
DAR
ROA
KM
ADRO
0,328
0,467
7
5,926
ARII
0,393
0,520
-3
25,930
ARTI
0,143
0,400
4
6,410
BYAN
0,393
0,630
3
6,140
CTTH
0,328
0,467
7
5,926
INCO
0,143
0,260
3
0,590
ITMG
0,286
0,330
29
0,020
KKGI
0,328
0,467
7
5,926
MITI
0,345
0,360
15
0,470
TOBA
0,357
0,580
5
4,390
Sumber: Data diolah, 2016 Keterangan: CSRD
= CSR disclosure
DAR
= Rasio total liabilitas dengan total aset
ROA
= Rasio EAT dengan total aset
KM
= Rasio kepemilikan manajemen
N
= Perusahaan
64
Lampiran 3. Data leverage, profitabilitas, kepemilikan manajemen, dan CSR disclosure perusahaan tahun 2013.
N
CSRD
DAR
ROA
KM
ADRO
0,560
0,530
3
15,150
ARII
0,357
0,580
-7
25,920
ARTI
0,143
0,410
4
6,290
BYAN
0,369
0,710
-4
5,960
CTTH
0,328
0,467
7
5,926
INCO
0,131
0,250
2
0,540
ITMG
0,298
0,310
17
0,020
KKGI
0,441
0,310
16
0,340
MITI
0,345
0,290
14
0,390
TOBA
0,393
0,580
13
4,390
Sumber: Data diolah, 2016 Keterangan: CSRD
= CSR disclosure
DAR
= Rasio total liabilitas dengan total aset
ROA
= Rasio EAT dengan total aset
KM
= Rasio kepemilikan manajemen
N
= Perusahaan
65
Lampiran 3. Data leverage, profitabilitas, kepemilikan manajemen, dan CSR disclosure perusahaan tahun 2014.
N
CSRD
DAR
ROA
KM
ADRO
0,328
0,467
7
5,926
ARII
0,417
0,680
-3
22,800
ARTI
0,155
0,450
2
6,290
BYAN
0,328
0,467
7
5,926
CTTH
0,143
0,780
0
6,580
INCO
0,143
0,240
7
0,500
ITMG
0,328
0,467
7
5,926
KKGI
0,321
0,270
8
0,340
MITI
0,369
0,250
2
0,190
TOBA
0,328
0,467
7
5,926
Sumber: Data diolah, 2016 Keterangan: CSRD
= CSR disclosure
DAR
= Rasio total liabilitas dengan total aset
ROA
= Rasio EAT dengan total aset
KM
= Rasio kepemilikan manajemen
N
= Perusahaan
66
Lampiran 4. Deskriptif Penelitian
Descriptive Statistics CSRD DAR ROA KM
Mean .29953 .45536 7.04 5.78555
N
Std. Deviation .104701 .140719 7.908 6.357684
Minimum
Maximum
N 40 40 40 40
Mean
Std. Deviation
CSRD
40
.125
.560
.29953
.104701
DAR
40
.240
.780
.45536
.140719
ROA
40
-7
30
7.04
7.908
KM
40
.020
25.93
5.78555
6.357684
Valid N (listwise)
40
67
Lampiran 5. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z As ymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
68
Unstandardiz ed Res idual 40 .0000000 .08909488 .184 .116 -.184 1.163 .134
Lampiran 6. Uji Autokorelasi b Va riables Entere d/Re moved
Model 1
Variables Entered KM, aDAR, ROA
Variables Removed .
Method Enter
a. All reques ted variables ent ered. b. Dependent Variable: CSRD
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 0.525a 0.276 0.216 0.92733 a. Predictors: (Constant), KM, DAR, ROA b. Dependent Variable: CSRD
Change Statistics R Square F Change df1 df2 Change 0.276
69
4.572
3
36
Sig. F Change 0.008
DurbinWatson 2.170
Lampiran 7. Uji Multikolinearitas Unstandardized Coefficients Std. B Error 0.138 0.064 1 (Constant) 0.132 0.129 DAR 0.007 0.002 ROA 0.09 0.003 KM a Dependent Variable: CSRD
Model
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta 0.178 0.526 0.544
70
2.160 1.029 2.886 2.800
0.038 0.310 0.007 0.008
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
0.673 0.606 0.533
1.487 1.650 1.877
Lampiran 8. Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model 1
(Constant) DAR ROA KM
Unstandardized Coefficients B Std. Error .089 .036 .038 .073 -.002 .001 -.004 .002
a. Dependent Variable: abs sres
71
Standardized Coefficients Beta .101 -.327 -.420
t 2.462 .527 -1.619 -1.948
Sig. .019 .601 .114 .059
Lampiran 9. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model
1
Unstandardized Coefficients
(Constant) DAR ROA KM
B 0.138 0.132 0.007 0.09
Std. Error 0.064 0.129 0.002 0.003
Standardized Coefficients
t
Sig.
2.160 1.029 2.886 2.800
0.038 0.310 0.007 0.008
Beta 0.178 0.526 0.544
72
Lampiran 10. Uji Koefesien Determinasi (R2) Model Summary
Model 1
R .525(a)
R Square
Adjusted R Square
.276
.216
73
Std. Error of the Estimate .092733
Lampiran 11. Uji Kelayakan Model (Uji F) ANOVAb Model 1
Regres sion Residual Total
Sum of Squares .118 .310 .428
df 3 36 39
a. Predic tors: (Constant), KM, DAR, ROA b. Dependent Variable: CSRD
74
Mean Square .039 .009
F 4.572
Sig. .008a