Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA Ayunda Mayasari Dewi (10220138) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Perumusan Masalah dalam Penelitian ini adalah 1) Bagaimana tingkat resiliensi siswa kelas X SMK Penerbangan Semarang sebelum pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik home room program 2) Bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik home room program dalam meningkatkan resiliensi siswa kelas X SMK Penerbangan Semarang 3) Apakah ada pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik home room program terhadap peningkatan resiliensi siswa kelas X SMK Penerbangan Semarang. Kemudian tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik home room program terhadap resiliensi siswa SMK Penerbangan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Suatu penelitian yang mencoba atau berusaha mengetahui / menghitung pengaruh satu variabel/faktor atau lebih pada suatu keadaan tertentu. Alat analisis yang di gunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif dan uji hipotesis, Dan peneliti mengambil 10 anggota kelompok tesebut untuk di teliti. peneliti menggunakan one group pretest-posttest. Hasil penelitian: Layanan bimbingan kelompok teknik home room program berpengaruh dalam meningkatkan resiliensi siswa SMK penerbangan, yang di tunjukan anak setelah menjawab soal post-tes lebih tinggi daripada menjawab soal pre-test. Dari hasil tersebut pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik home room program dibuktikan dari hasil angket resiliensi yang menunjukan adanya peningkatan hasil pretest ke posttest pada skor total resiliensi. Pada skor awal (pretest) 2 siswa masuk kategori kurang dan 8 siswa masuk kategori sedang, dengan rata-rata skornya adalah 102. Setelah pelaksanaan treatment (posttest) ada 5 siswa yang masuk kategori sedang dan 5 siswa masuk kategori tinggi, dengan rata-rata skornya 123,3. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik home room program berpengaruh terhadap peningkatan resiliensi siswa SMK Penerbangan Semarang. Kata kunci : konseling kelompok, teknik homeroom program, Resiliensi. PENDAHULUAN Sebagian anak dan remaja memiliki masa lalu yang kurang menguntungkan bagi perkembangan mereka. Bahkan setiap individu pernah mengalami berbagai peristiwa yang kurang menyenangkan tetapi tidak dapat dihindarkan. Setiap individu pernah mengalami kegagalan dan masa-masa yang penuh dengan kesulitan. Masa lalu memang tidak dapat diubah, tetapi pengaruh negatif masa lalu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Untuk tujuan tersebut resiliensi individu perlu dikembangkan (Suwarjo, 2008). Lebih lanjut Suwarjo menegaskan bahwa pengembangan resiliensi sangat bermanfaat sebagai bekal dalam menghadapi situasi-situasi sulit yang tidak dapat dihindarkan. Resiliensi adalah kapasitas individu untuk menghadapi dan mengatasi serta merespon secara positif kondisi-kondisi tidak menyenangkan yang tidak dapat dihindari, dan memanfaatkan kondisikondisi tidak menyenangkan itu untuk memperkuat diri sehingga mampu menyesuaikan diri 43
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
beradaptasi terhadap perubahan, tuntutan, dan kekecewaan yang muncul dalam kehidupan. Paparan di atas menguatkan asumsi bahwa resiliensi merupakan kemampuan yang penting untuk dimiliki oleh setiap siswa. Siswa yang resiliensinya rendah sangat mungkin untuk tidak mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi terhadap perubahan, tuntutan, dan kekecewaan yang muncul dalam kehidupan. Berdasarkan paparan di atas maka dibutuhkan langkah konkrit untuk membantu siswa meningkatkan resiliensinya. Program bimbingan dan konseling sebagai bagian integral dari sistem pendidikan dengan berbagai jenis layanannya memiliki peran strategis dalam membantu meningkatkan resiliensi pada diri siswa. Layanan bimbingan dan konseling yang relevan dengan konsep resiliensi adalah layanan bimbingan kelompok teknik home room program. Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari pemimpin kelompok atau nara sumber tertentu dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu (pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial) yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Lebih lanjut lagi, kesempatan mengemukakan pendapat, tanggapan dan berbagai reaksi pun dapat merupakan peluang yang amat berharga bagi siswa. Kesempatan timbal balik inilah yang merupakan dinamika dari kehidupan kelompok yang akan membawa kebermanfaatan bagi para anggotanya (Prayitno dan Erman Amti, 2004:302). Secara lebih spesifik, dengan menggunakan teknik home room program akan tercipta suasana kekeluargaan yang dipimpin oleh guru bimbingan dan konseling. yang ditekankan dalam teknik ini adalah terciptanya suasana yang penuh kekeluargaan seperti suasana rumah yang menyenangkan dan akrab, siswa merasa aman dan diharapkan dapat mengungkapkan masalah-masalah yang tidak dapat dibicarakan dalam kelas pada waktu jam pelajaran bidang studi (Tatiek Romlah, 2006). Ini berarti bahwa dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok teknik home room program, seorang guru bimbingan dan konseling yang menjadi nara sumber melalui diskusi terfokus bisa memberikan pengetahuan kepada siswa yang menjadi anggota kelompok bahwa untuk mencapai sukses dalam kehidupan dibutuhkan pengembangan resiliensi secara optimal. Secara umum layanan bimbingan kelompok pernah dilaksanakan di SMK Penerbangan Semarang. Akan tetapi layanan yang diberikan masih bersifat kasuistik, artinya layanan tersebut lebih diperuntuhkan bagi siswa yang bermasalah saja. Selain itu teknik yang digunakan terbatas pada diskusi kelompok saja. Menurut Tatiek Romlah (2006) setidaknya ada tujuh teknik yang bisa digunakan dalam layanan bimbingan kelompok, yakni: teknik pemberian informasi, diskusi kelompok, teknik pemecahan masalah, permainan peran, permainan simulasi, karya wisata, dan home room program. Menurut koordinator guru bimbingan dan konseling di SMK Penenrbangan Semarang
44
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
teknik home room program belum pernah dilaksanakan di sekolah sehingga Pengaruhnya terhadap tingkat resiliensi siswa belum diketahui secara pasti. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Resiliensi Resiliensi adalah kemampuan atau kapasistas seorang individu yang memungkinkannya untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan, dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi yang tidak menyenangkan, atau mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. Pengertian Konseling Kelompok Upaya pemberian bantuan oleh nara sumber tertentu (diutamakan guru bimbingan dan konseling) kepada individu/siswa melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya pengembangan wawasan, sikap dan atau keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam upaya pengembangan pribadi sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Pengertian Teknik Homeroom Program Suatu kegiatan yang diadakan oleh pembimbing bersama-sama dengan siswa di sekolah yang situasinya dibuat seperti suasana di rumah, sehingga pembimbing dapat berperan sebagai ayah, ibu atau kakak dari siswa.
METODELOGI PENELITIAN Jika memperhatikan judul dan tujuan penelitian, maka penelitian ini tergolong penelitian eksperimental. Dari tiga desain penelitian tersebut peneliti menggunakan one group pretest-posttest. Melalui desain ini penelitian dilakukan hanya pada satu kelompok dengan melakukan dua kali pengukuran yaitu O1 (pretest) untuk mengukur resiliensi siswa sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok teknik home room program. Pengukuran yang kedua O2 (posttest) dilakukan untuk mengukur resiliensi siswa setelah diberi layanan bimbingan kelompok teknik home room program. Adanya perbedaan antara pretest dan posttest diasumsikan sebagai efek dari perlakuan yang diberikan. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian: SMK Penerbangan Semarang. 2. Waktu penelitian: Bulan April sampai Juni 2014 (± 3 bulan). Populasi, Sampel dan Sampling Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:34). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:25) populasi 45
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
adalah keseluruhan subjek penelitian. Dari kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, nilai atau peristiwa tertentu dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMK Penerbangan Semarang tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 114 siswa. Sutrisno Hadi (2004:18) menyebutkan bahwa sebagian individu yang diselidiki itu disebut sebagai sampel. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:37) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang bisa diteliti. Dari dua pendapat tersebut dapat dikerucutkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang dipilih untuk sumber data. Sampel dan teknik sampling Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Dalam penelitian ini treatment yang akan diberikan adalah layanan bimbingan kelompok teknik home room progran maka tidak semua sampel akan masuk sebagai anggota kelompok. Oleh karena itu peneliti akan mengambil 10 sampel untuk menjadi anggota kelompok. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan teknik purposive random sampling dalam menentukan anggota kelompok. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel tersebut yaitu: 1) Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Layanan bimbingan kelompok teknik homeroom program. 2) Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Resiliensi siswa. Teknik Analisi Data Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan hipotesis yang telah ditentukan. Adapun langkah-langkah penyusunannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan skor tertinggi dan terendah dari skala resiliensi. Skor maksimal
: 4 x 35 = 140
Skor minimal
: 1 x 35 = 35
b. Menentukan Rentang Nilai. 1/4 (skor maksimal – skor minimal) 1/4 (140 – 35) = 26,5 Dari perhitungan di atas, bisa dikategorikan tingkat resiliensi siswa sebagai berikut: 46
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
Tabel 1. Kategori Tingkat Resiliensi Siswa Rentang Nilai
Kategori
35 - 61,5
Rendah
> 61,5 – 98
Kurang
> 98 - 124,5
Sedang
> 124,5 – 140
Tinggi
HASIL PENELITIAN Tingkat Resiliensi Siswa sebelum Pemberian Treatment (Pretest) Tingkat resiliensi siswa sebelum pelaksanaan treatment diperoleh dari angket resiliensi yang diberikan sebelum treatment dilaksanakan. Angket resiliensi pada tahap ini berfungsi untuk mengungkap data pra-treatment. Data ini kemudian akan menjadi dasar utama untuk melihat seberapa besar peningkatan resiliensi siswa antara sebelum dan sesudah diberi bimbingan kelompok teknik home room program. Berikut hasil dari pemberian angket pra- treatment Tabel 2. Tingkat Resiliensi Siswa sebelum Pelaksanaan Treatment No.
Nama Siswa
Skor Pretest
Kriteria
1
Liza Nur Fitri
100
Sedang
2
Andita Nur I.
112
Sedang
3
M. Exel
100
Sedang
4
Sari Wijayanti
102
Sedang
5
Peppy Surya A.
103
Sedang
6
Sahara Vera R.
109
Sedang
7
Satrio Pamungkas
89
Kurang
8
Jun Hattan P.P.
115
Sedang
9
Moh. Arifin
89
Kurang
10
Kirana Manik M.
101
Sedang
102
Sedang
Rata-rata
Tingkat Resiliensi Siswa setelah Pemberian Treatment (Posttest) Untuk mengetahui tingkat resiliensi siswa setelah pemberian treatment, berikut akan disajikan data perolehan skornya.
47
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
Tabel 3. Tingkat Resiliensi Siswa setelah Pemberian Treatment No.
Nama Siswa
Skor Pretest
Kriteria
1
Liza Nur Fitri
127
Tinggi
2
Andita Nur I.
125
Tinggi
3
M. Exel
119
Sedang
4
Sari Wijayanti
123
Sedang
5
Peppy Surya A.
130
Tinggi
6
Sahara Vera R.
119
Sedang
7
Satrio Pamungkas
109
Sedang
8
Jun Hattan P.P.
131
Tinggi
9
Moh. Arifin
120
Sedang
Kirana Manik M.
130
Tinggi
123,3
Sedang
10
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas dan analisis proses pelaksanaan treatment membuktikan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik home room program secara efektif dapat meningkatkan resiliensi siswa di SMK Penerbangan Semarang. Indikasi keberhasilan proses pelaksanaan layanan dapat dilihat dari peran yang dilaksanakan oleh peneliti (pemberi layanan) dan siswa sebagai anggota kelompok pada setiap tahapan. Pada setiap tahapan tersebut peneliti dan siswa telah mengoptimalkan peranannya di dalam kegiatan kelompok.
KESIMPULAN Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat resiliensi siswa sebelum diberi layanan imbingan kelompok adalah: 2 siswa masuk kategori kurang dan 8 siswa masuk kategori sedang dengan skor rata-rata adalah 102 (masuk kategori sedang). 2. Tingkat resiliensi siswa setelah diberi layanan imbingan kelompok adalah: 5 siswa masuk kategori kurang dan 5 siswa masuk kategori sedang dengan skor rata-rata adalah 123,3 (masuk kategori sedang). 3. Ha diterima dan Ho ditolak karena terbukti adanya pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap peningkatan resiliensi siswa SMK Penerbangan.
48
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
DAFTAR PUSTAKA
A.J. Nurihsan. 2005. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Remaja Rosdakarya. A.Y. Soegeng. 2006. Dasar-dasar Penelitian (Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan. Semarang: IKIP PGRI Press. Bimo Walgito. 2010. Bimbingan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi Offset. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hamid Darmadi. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nandang Rusmana. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi). Bandung: Rizki Press. Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Program Pendidikan Profesi Konselor Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP. Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Saifudin Azwar. 2012. Sikap Manusia: Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2005. Statistik Non Parametrik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Reasearch. Yogyakarta: Andi Offset. Suwarjo. 2008. Pengembangan Model Peer Counseling untuk Meningkatkan Resiliensi Anak di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA). Makalah. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. [Diakses melalui http//:www.fipuny.ac.id pada November 2013]. Tatiek Romlah. 2006. Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang.
49
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING