Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKINIK PRMAIAN SIMULASI TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN INTERPERSONAL PADA SISWA Dini Utami (10220023) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Email:
[email protected] Abstrak Latar belakang penelitianini adalah mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian dengan lingkungan sekolah termasuk dalam persahabatan. Berdasarkan pengamatan peneliti juga terlihat bahwa di dalam kelas masih ada siswa yang tidak dapat mengelola emosi dengan baik. Kondisi di atas menunjukan jika tingkat kecerdasan interpersonal siswa kelas XI SMA N 7 Semarang belum maksimal. Belum maksimalnya tingkat kecerdasan interpersonal siswa salah satunya disebabkan karena layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah tersebut belum ideal. Layanan bimbingan dan konseling lebih didominasi oleh layanan yang bersifat klasikal, dengan topik bahasan tata tertib sekolah. Layanan yang bersifat kelompok dan individu dilaksanakan jika ada siswa yang melanggar aturan sekolah. Hal ini berarti layanan dalam seting kelompok dan individu lebih bersifat kasuistik dari pada pengembangan. Layanan bimbingan kelompok yang berbasis pada nilai-nilai budaya lokal secara efektif dapat meningkatkan empati siswa. Kata kunci : konseling kelompok, kecerdasan, interpersonal, siswa PENDAHULUAN Kecerdasan interpersonal merupakan kompetensi yang penting dimiliki oleh semua individu, tidak terkecuali siswa yang sedang menempuh pendidikan. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif, memulai ataupun mempertahankan suatu hubungan yang positif dalam interaksi sosial. Karakteristik pribadi yang demikian sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana yang harmonis, sikap empati dan penuh perhatian. Kesimpulan berdasarkan asumsi diatas penulis menjelaskan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain untuk mempertahankan hubungan yang positif dalam interaksi sosial karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup menyendiri. Berdasarkan hasil prasurvey dan observasi pada kelas XI SMA N 7 Semarang, disimpulkan bahwa masalah yang paling banyak dialami oleh siswa adalah pribadi dan sosial. Mereka mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian dengan lingkungan sekolah termasuk dalam persahabatan. Berdasarkan pengamatan peneliti juga terlihat bahwa di dalam kelas masih ada siswa yang tidak dapat mengelola emosi dengan baik. Belum maksimalnya tingkat kecerdasan interpersonal siswa salah satunya disebabkan karena layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di sekolah tersebut belum ideal. Layanan bimbingan dan konseling lebih didominasi oleh layanan yang bersifat klasikal, 50
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
dengan topik bahasan tata tertib sekolah, Namun demikian, seperti paparan sebelumnya bahwa layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi belum pernah dilaksanakan di SMA N 7 Semarang sehingga efektivitasnya dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa belum diketahui secara pasti. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian ilmiah berupa penelitian eksperimen untuk mengetahui tingkat efektivitas layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa SMA N 7 Semarang.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan dan ketrampilan seseorang dalam menciptakan relasi sosialnya sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi menang-menang atau saling menguntungkan. Pengertian Bimbingan Kelompok Teknik Pemaian Simulasi Layanan bimbingan yang dilaksanakan dalam suasana kelompok dengan menggunakan berbagai jenis permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya/nyata agar konseli dapat mengembangkan potensinya secara optimal sehingga ia mampu menjadi individu yang mandiri, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan mampu menolong dirinya sendiri saat ini dan di masa yang akan datang.
METODELOGI PENELITIAN Pendekatan penelitian digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Pendekatan penelitian atau rancang bangun adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Jika memperhatikan judul dan tujuan penelitian, maka penelitian ini tergolong penelitian eksperimental Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA N 7 Semarang. 2. WaktuPenelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dengan pertemuan sebanyak 6 kali (menyesuaikan jam kosong). Populasi,Sampel dan Sampling 1. Populasi “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 51
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
kesimpulannya”(Sugiyono, 2007:34). Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas XI SMA N 7 Semarang tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 210 siswa. Tabel 1. Populasi Penelitian No.
Nama Kelas
Jumlah
1
XI IPA 1
35
2
XI IPA 2
34
3
XI IPA 3
34
4
XI IPS 1
36
5
XI IPS 2
36
6
XI IPS 3
35
Jumlah
210
2. Sampel Suharsimi Arikunto (2006:37) sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang bisa diteliti. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Menurut Hamid Darmadi (2011:51) pada dasarnya tidak ada ketentuan besar sampel minimum yang dapat dipakai sebagai pedoman. Pertimbangan dalam menentukan besar kecilnya sampel adalah: (1) derajat keseragaman populasi; (2) ketelitian hasil penelitian yang dikehendaki; (3) pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya. Menurut Nomogram Harry King (Sugiyono, 2007:129) ukuran populasi 210 dengan tingkat kesalahan 5%, sehingga jumlahnya adalah 131 siswa. Selanjutnya siswa yang tidak masuk dalam sampel penelitian akan dijadikan sebagai subjek uji coba instrumen (try out instrument). 3. Teknik sampling Sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan teknik purposive random sampling dalam menentukan anggota kelompok. VariabelPenelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat(Y).Variabel tersebut yaitu: 1) Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Permaianan Simulasi. 2) Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kecerdasan interpersonal siswa.
52
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
Alat Pengumpul Data 1. Skala Kecerdasan Interpersonal Menurut Saifudin Azwar (2012:6) “skala cenderung digunakan untuk mengukur aspek afektif, seperti minat, sikap, dan berbagai variabel kepribadian lain”. Aspek yang akan diukur dalam penelitian ini adalah tingkat kecerdasan interpersonal siswa, maka skala yang dipakai adalah skala kecerdasan interpersonal. Secara operasional skala ini digunakan untuk: (1) mengetahui tingkat kecerdasan interpersonal sebelum diberi layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi; (2) mengetahui tingkat kecerdasan interpersonal setelah diberi layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi. Pada skala kecerdasan interpersonal kriteria jawaban yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 2. Kategori Jawaban Skala Kecerdasan Interpersonal Siswa Pernyataan Positif (+)
Nilai
Pernyataan Negatif (-)
Nilai
Sangat Sering (SS)
5
Tidak Pernah ( TP)
5
Sering (S)
4
Jarang (J)
4
Kadang-Kadang (KK)
3
Kadang-Kadang(KK)
3
Jarang (J)
2
Sering (S)
2
Tidak Pernah (TP)
1
Sangat Sering (SS)
1
Skor yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik perhitungan excel dan diolah menggunakan SSPS (Statisticial Package Social Science) for Windows versi 18.00. 2. Pedoman Observasi Pelaksanaa Treatment Pedoman observasi disusun dengan mengikuti langkah-langkah yang disampaikan oleh Prayitno (2012:44) dan telah disesuaikan dengan teknik yang digunakan dalam penelitian, yakni permainan simulasi.
HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Bimbingan Kelompok Teknik Permainan Simulasi Indikasi keberhasilan proses pelaksanaan layanan dapat dilihat dari peran yang dilaksanakan oleh peneliti (pemberi layanan) dan siswa sebagai anggota kelompok pada setiap tahapan. Pada setiap tahapan tersebut peneliti dan siswa telah mengoptimalkan peranannya di dalam kegiatan kelompok. Secara kuantitatif efektivitas layanan dibuktikan dari hasil angket kecerdasan interpersonal yang menunjukan adanya peningkatan hasil pretest ke posttest pada skor total kecerdasan interpersonal. Pada skor awal (pretest) 1 siswa masuk kategori kurang dan 11 siswa
53
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
masuk kategori sedang. Setelah pelaksanaan treatment (posttest) ada 3 siswa yang masuk kategori sedang dan 9 siswa masuk kategori tinggi. 2. Kecerdasan Interpersonal Sesuai hasil dalam bab 4 bahwa bimbingan kelompok berpengaruh terhadap kecerdasan Interpersonal siswa tahun pelajaran 2014 sangat signifikan. Hal tersebut di buktikan Tingkat kecerdasan interpersonal siswa di SMA N 7 sebelum diberi layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi secara rata-rata adalah 115,25 (masuk kategori sedang), dengan jumlah siswa yang masuk dalam kategori sedang ada 11 dan siswa masuk dalam kategori kurang ada 1 dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi secara rata-rata adalah 125,42 (masuk kategori tinggi), dengan jumlah siswa yang masuk dalam kategori sedang ada 3 dan siswa masuk dalam kategori tinggi ada 9. Pemberian Treatment Layanan bimbingan kelompok teknik permainan simulasi dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan. Prosedur yang dikembangkan dalam pelaksanaan treatment melewati 4 tahapan layanan bimbingan kelompok yang sudah baku, yakni tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengakhiran. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa Ha diterima dengan ketentuan adanya pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik permaianan simulasi terhadap peningkatan kecerdasan interpersonal siswa SMA N 7 Semarang dan Ho ditolak (test Wilcoxon). Seperti yang diungkapkan pendapat T.Safaria (2005:13) menyatakan jika kecerdasan interpersonal menjadi penting karena pada dasarnya manusia tidak bisa menyendiri. Banyak kegiatan dalam hidup anak terkait dengan orang lain. Anak-anak yang gagal mengembangkan kecerdasan interpersonal, akan mengalami banyak hambatan dalam dunia sosialnya. Akibatnya mereka mudah tersisihkan secara sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Adi W Gunawan. 2005. Born To Be Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. A.Y. Soegeng. 2006. Dasar-dasar Penelitian (Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan). Semarang: IKIP PGRI Press. DePorter & Hernacki. 2006. Quantum Learning : Unleashing the Genius in You. New York : Dell Publishing. Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Eitington. 2006. The Winning Trainer (Winning Ways to Involve People in Learning. Third Edition. Texas: Gulf Publishing Company. Gerald Corey. 2012. Theory and Practice of Group Counseling (Eighth Edition). Brooks/Cole Publishing Company: USA 54
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Vol. 2 No. 1, Oktober 2014
Hamid Darmadi. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Jerizal Petrus. 2013. Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Berbasis Nilai-nilai Budaya untuk Meningkatkan Kecerdasan Sosial Siswa SMP. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. J.P. Chaplin. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Nandang Rusmana. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi). Bandung: Rizki Press. Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Program Pendidikan Profesi Konselor Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP. Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Putera Lengkong. 200). Koleksi Game Seru. Jakarta: Galang Press. Rustam. 2011. Program Bimbingan dan Konseling Multikultur untuk Meningkatkan Kecerdasan Sosial Siswa SMP Kuburaya Pontianak. Tesis. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Saifudin Azwar. 2012. Sikap Manusia: Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono. 2005. Statistik Non Parametrik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2007. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Reasearch. Yogyakarta: Andi Offset. Suwarjo. 2008. Pengembangan Model Peer Counseling untuk Meningkatkan Resiliensi Anak di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA). Makalah. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. [Diakses melalui http//:www.fipuny.ac.id pada November 2013]. Suwarjo dan Eva I. Elliasa. 2011. 55 Permainan (games) dalam Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Paramita Publishing. Tatiek Romlah. 2006. Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang. T. Safaria. 2005. Interpersonal Intelegence: Metode Pengembangan Kecerdasan Interpersonal Anak. Yogyakarta: Amara Books.
55
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING