PENGARUH LAMPU SPOTLIGHT TERHADAP KETERTARIKAN PENGUNJUNG TOKO PAKAIAN ALTOS KEMANG Mohamad Putra Rianto Effendy¹ dan Abraham Seno² Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail:
[email protected]
ABSTRACT The growing commercial areas in Indonesia has prompted many product owners to attract the interest of visitor. One thing you can do to attract visitors is the science of architecture, in this case the artificial lighting. The goal is to influence the minds of the visitors to the marketed product. After analyzing the data were taken, the result obtained when the influence of lighting has the potential visitors. It is because the lighting can give a sign to visitors that are located around the commercial area. This study proves if the lighting fast pace affect the views of visitors to want to come or buy existing products. Advice obtained from the results of this study is if you want to promote a product in a store, it is better if using lighting specifically designed to be able to attract the attention of visitors.
Keywords: lighting, lampu, store, interest.
ABSTRAK Makin berkembangnya area komersil di Indonesia telah mendorong banyak pemilik produk untuk menarik minat dari pengunjung. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menarik minat pengunjung adalah dengan ilmu arsitektur, dalam hal ini adalah tata cahaya buatan. Tujuanya adalah mempengaruhi pikiran para pengunjung terhadap produk yang dipasarkan. Setelah menganalisa data yang di ambil, diperoleh hasil jika pencahyaan memiliki potensi yang mempengaruhi minat pengunjung. hal itu dikarenakan tata cahaya dapat memberikan tanda kepada para pengunjung yang sedang berada di sekitar area komersil tersebut. Penelitian ini membuktikan jika pencahayaan capat mempengaruhi pandangan pengunjung agar mau datang atau membeli produk yang ada. Saran yang di dapat dari hasil penelitian ini adalah jika ingin mempromosikan suatu produk dalam sebuah toko, ada baiknya jika menggunakan tata cahaya yang di desain khusus agar mampu menarik perhatian pengunjung. Kata Kunci: cahaya, lampu, ritel, minat.
1
Mohamad Putra Rianto Effendy
2
Abraham Seno
1
1 LATARBELAKANG Area komersil sebagai sarana pemenuhan kebutuhan masyarakat saat ini semakin bertambah di Indonesia khususnya kota–kota besar seperti Jakarta. Hal ini telah mendorong pemilik dari area komersil tersebut memikirkan suatu cara agar mampu menarik minat pengunjung untuk datang ke area tersebut. Ada banyak cara yang sebenarnya bisa dilakukan oleh pemilik toko, salah satunya adalah dengan sistem pencahayaan. Baik itu dalam hal eksterior atau interior dari bangunan itu sendiri. Dari pengamatan awal, peneliti melihat masih banyak toko-toko di sekitar yang hanya memanfaatkan pencahayaan secara fungsional. Pemilik dari toko itu sendiri lebih memilih pencahayaan sebagai penerangan untuk interior tokonya. Kenyataanya pencahayaan tidak hanya berfungsi secara fungsional tetapi juga dapat mempengaruhi minat dan membentuk karakter dari suatu toko tersebut. Dikutip dari “Quality of Light in Retail” (www.soraa.com), “Quality lighting creates a specific mood for a store that is an integral part of the brand of the retailer, and enhances not only products but the entire experience of the store”. dari kutipan tersbut, bisa dikatakan kualitas pencahayaan membuat suatu pandangan tersendiri yang berhubungan dengan merek (image) dari toko, tidak hanya itu tetapi juga memberikan pengalaman tersendiri bagi tokonya. Maka dengan adanya sistem pencahayaan buatan, suatu toko akan memiliki nilai lebih dibanding toko yang hanya menggunakan pencahayaan secara fungsional. Karya ilmiah ini membahas tentang pengaruh tata cahaya buatan yaitu lampu spotlight terhadap ketertarikan pengunjung untuk datang ke suatu toko di area komersil yang ada di Jakarta. Area yang dikhususkan adalah toko pakaian Altos yang berlokasi di Kemang, Jakarta Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimiliki tata cahaya buatan khususnya lampu sorot atau spotlight terhadap ketertarikan pengunjung suatu toko.
2 METODE
2.1 Studi Pustaka 2.1.1 Definisi Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang bersumber dari sumber cahaya buatan manusia yang dikenal dengan lampu atau lumier. Pada cuaca yang kurang baik dan malam hari, pencahyaan buatan sangat dibutuhkan. Perkembangan teknologi sumber cahaya buatan memberikan kualitas pencahyaan buatan yang memenuhi kebutuhan manusia Lechner (2001).
2.1.2 Sistem Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan pada interior dapat dibagi berdasarkan maksud dan fungsinya (Philip Lighting) dalam Kurniawati (2008), yaitu : 1. Sistem Pencahayaan Utama (Primary Lighting System) a. Pencahayaan Umum (General Lighting) Pencahayaan ini mengiluminasi atau memberikan cahaya ke seluruh area pada suatu ruang dengan derajat yang sama. Keuntunganya, sistem ini menampilkan fleksibilitas pada area kerja. Kerugianya, efisiensi cahaya biasanya rendah karea area kerja menerima cahaya sama besarnya dengan area lainya.
2
b. Pencahayaan Setempat (Localised Lighting) Seperti
pada
pencahayaan
umum,
pencahayaan
setempat
juga
mengiluminasi seluruh area namun dengan luminaire yang telah diatur secara fungsional untuk area kerja. c.
Pencahayaan Gabungan Umum dan Setempat Sistem ini menggabungkan pencahayaan umum dan pencahayaan setempat yang hanya memberikan cahaya untuk kebutuhan visual area kerja. Ini merupakan cara yang ekonomis untuk memberikan cahaya lebih pada area kerja yang membutuhkan.
2. Sistem Pencahayaan Tambahan (Secondary Lighting System) a. Pencahayaan Aksen (Accent Lighting) Pencahayaan aksen digunakan saat sebuah benda atau bagian benda perlu ditonjolkan dengan sebuah penerangan cahaya. Tujuannya adalah utnuk menampilkan sesuatu yang paling menarik dari dekorasi interior dengan menonjolkan objek tersebut. Pencahayaan aksen bisa juga dimaksudkan untuk memberi perhatian pada view tertentu. Iluminasi aksen sebaiknya memiliki
10
kali
lebih
tinggi
disbanding
dengan
pencahayan
sekitarnya.(Norbert Lechner) b. Pencahayaan Efek (Effect Lighting) Jika pencahayaan aksen ingin menonjolkan bagian tertentu suatu objek atau ruang, pencahayaan efek digunakan untuk menciptakan feature yang atraktif. Dengan kata lain, cahaya inilah yang akan menjadi perhatian bukan featurenya. c.
Pencahayaan Dekoratif (Decorative Lighting) Pencahayaan dekoratif, lampu dan fixture dengan sendirinya merupakan objek untuk dilihat.
2.1.3 Jenis Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan memiliki beberapa jenis berdasarkan sumber cahaya, intensitas, penempatan, arah cahaya, fungsi dan penampakanya seperti disebutkan Luigina de Grands (1986), adalah sebagai berikut : 1). Berdasarkan sumber cahayanya, cahaya buatan dibagi menjadi 3 :
Cahaya lampu pijar (incandescent)
Cahaya listrik neon
Cahaya yang mengandung fosfor (fluorescent)
2). Berdasarkan intensitasnya, cahaya buatan dibagi menjadi 3 :
Penyinaran penuh (full light)
Penyinaran sedang (medium light)
Penyinaran rendah atau temaram (low light)
3). Berdasarkan penempatanya, cahaya buatan dibagi menjadi 5 :
3
Pada langit-langit (ceiling lamp)
Bergantung dari langit-langit (pendant lamp)
Menempel pada dinding (wall lamp)
Diatas meja (table lamp)
Berdiri dengan kaki (standing lamp)
4). Berdasarkan arah cahaya, cahaya buatan dibagi menjadi 3 :
Cahaya mengarah ke atas (uplights)
Cahaya mengarah ke bawah (downligths)
Cahaya menyorot (spotlight)
5). Berdasarkan fungsi atau kebutuhanya, dibagi menjadi 3 :
Pencahayaan umum (general lighting)
Pencahayaan khusus (task lighting)
Pencahayaan aksen (accent lighting)
6). Berdasarkan penampakanya, dibagi menjadi 2 :
Pencahayaan langsung (direct lights)
Pencahayaan tidak langsung (indirect lights)
2.1.4 Minat Menurut Tidjan (1976 : 71) minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Sedangkan menurut Drs. Dimyati Mahmud (1982), minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang memaksa seseorang menaruh perhatian pada orang situasi atau aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai akibat yaitu pengalaman efektif yang di stimular oleh hadirnya seseorang atau sesuatu obyek atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas.
2.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengumpulan teori tentang pencahayaan buatan secara umum. Pada area komersil khususnya area Kemang Jakarta Selatan, peneliti perlu melakukan analisa secara langsung di lapangan. Analisa mencakup keadaan situasi lingkungan di sekitar toko pakaian Altos, nantinya peneliti mendata beberapa variabel yang bisa di jadikan indikator untuk bahan wawancara dan kuesioner. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuantitatif dengan mengumpulkan semua data primer dan sekunder. Data primer berasal dari hasil wawancara pengunjung, menyebarkan kuesioner, dan observasi sedangkan data sekunder berasal dari jurnal, makalah dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik mengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random (acak), pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang sering ditetapkan (Sugiyono, 2012). Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner dalam bentuk skala likert. Menurut Sugiyono (2012), skala likert merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk setiap pernyataan yang diberikan, responden diharuskan memilih salah satu jawaban yang paling menggambarkan dirinya. Responden menanggapi sebuah pernyataan dengan menggunakan taraf kesesuaiaan atau ketidaksesuaiaan terhadap pernyataan tersebut dengan menggunakan lima kategori jawaban. Kuesioner juga berisikan biodata subjek peneliti seperti : jenis kelamin, usia,
4
pekerjaan serta status kedatangan. Berikut ini lima kategori yang terdapat dalam lembar kuesioner : Tabel 1 Kriteria Penliaian Kuesioner (Sumber : Sugiyono, 2009) No
Opini
Skor
1
Sangat Setuju
5
2
Setuju
4
3
Biasa
3
4
Tidak Setuju
2
5
Sangat Tidak Setuju
1
2.3 Lokasi Penelitian Altos merupakan suatu produk fashion lokal yang sedang digemari oleh anak–anak muda. Produk yang tersedia di Altos ini antara lain pakaian, jaket, topi, tas, sepatu, serta aksesorisaksesoris lainya. Dengan menggunakan konsep retro dan tato pada tokonya menjadikan ciri tersendiri bagi produk-produk altos ini. Lokasi dari toko pakaian Altos ini berada di Jalan Kemang Raya 1 No. 2B Jakarta Selatan. Toko Altos ini buka setiap hari, pada weekday jam buka toko adalah pukul 10.00 – 22.00 sedang pada weekend jam buka adalah pukul 11.00 – 23.00. Terdapat 3 karyawan yang bekerja di toko ini, masing-masing karyawan mempunyai waktu yang sudah ditentukan untuk menjaga toko ini. Jumlah pengujung yang datang ke toko ini setiap harinya memiliki rata-rata 30 pengunjung untuk hari biasa dan 50 pengunjung pada akhir pekan.
Gambar 1 Eksterior Gerai Altos (Sumber : Dokumen Pribadi)
5
Gambar 2 Pencahayaan Pada Produk Altos (Sumber : Dokumen Pribadi)
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Umum Responden Berikut beberapa karakteristik yang akan dijadikan analisa bagi peneliti yaitu jenis kelamin, umur serta pekerjaan dari responden yang berkunjung ke area komersil Kemang. Tabel 2 Jenis Kelamin Responden Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Pria
46
65,7
65,7
65,7
Wanita
24
34,3
34,3
100,0
Total
70
100,0
100,0
Dari tabel di atas terlihat jumlah pengunjung pria lebih banyak dibanding wanita. Sebesar 65,7% atau 46 orang adalah pengunjung pria dan 34,3% atau 24 orang adalah pengunjung wanita.
6
Tabel 3 Usia Responden Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
15-20 Tahun
24
34,3
34,3
34,3
21-25 Tahun
38
54,3
54,3
88,6
26-30 Tahun
8
11,4
11,4
100,0
70
100,0
100,0
Valid Total
Dari tabel diatas diketahui yang paling banyak mengunjungi toko ini adalah dari rentang usia 21 sampai 25 tahun. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pengunjung toko pakaian Altos ini adalah kalangan remaja hingga dewasa dengan rentang usia 15 sampai 25 tahun. Tabel 4 Pekerjaan Responden Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Pelajar/Mahasiswa
32
45,7
45,7
45,7
Swasta
38
54,3
54,3
100,0
0
0
0
0
70
100,0
100,0
Pemerintah Total
Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa kalangan swasta lebih banyak dari kalangan pelajar atau mahasiswa. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah responden swasta lebih banyak 6 orang dari kalangan pelajar. Sekitar 38 orang atau 54,3% responden merupakan karyawan swasta dan 32 orang atau 45,7% adalah pelajar atau mahasiswa.
3.2 Pembahasan Kuesioner Berdasarkan hasil observasi dan kuesioner selama 1 minggu, berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ketertarikan pengunjung untuk berkunjung ke toko pakaian Altos Kemang :
3.2.1 Hal Yang Menarik Perhatian Dari Toko Hal apa yang menarik perhatian dari pengunjung toko ini. Peneliti memberikan pilihan diantaranya furniture, tata cahaya atau lampu, walpaper dinding seperti lukisan, foto serta karikatur. Tabel 5 Hal Yang Menarik Perhatian Di Toko Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Furniture
28
40,0
40,0
40,0
Pencahayaan
32
45,7
45,7
85,7
Walpaper
7
10,0
10,0
95,7
Lain-lain
3
4,3
4,3
100,0
70
100,0
100,0
Total
7
Dari hasil kuesioner diatas diperoleh hasil yang menyatakan bahwa yang menarik perhatian pengunjung pada saat berada dalam toko adalah pencahayaan. Hal ini dibuktikan dengan 32 responden atau 45,7% yang memilih lampu sebagai sesuatu yang menarik dalam toko. Perolehan tersebut berbeda tipis dengan responden yang memilih furniture sebagai penarik perhatian pengunjung, dibuktikan dengan 28 responden atau beda 4 dengan yang memilih pencahayaan. Kesimpulanya adalah pencahayaan dan furniture pada toko ini mampu untuk menarik perhatian pengunjung yang berada di dalam toko tersebut.
3.2.2 Pencahayaan Terhadap Kesan Visual Pengunjung Peneliti ingin mengetahui apakah pencahayaan pada toko pakaian ini sudah mampu memberikan kesan visual yang baik bagi pengunjung. hal tersebut akan dibuktikan melalui tabel yang ada dibawah ini. Tabel 6 Pencahayaan Terhadap Kesan Visual Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat
Tidak
0
0
0
0
0
0
0
0
Biasa
12
17,1
17,1
17,1
Setuju
43
61,4
61,4
78,6
Sangat Setuju
15
21,4
21,4
100,0
Total
70
100,0
100,0
Setuju Tidak Setuju Valid
Dari data di atas diperoleh bahwa sebanyak 70 responden yang di minta mengisi kuesioner, 43 responden atau 61,4% setuju bahwa pencahayaan pada toko ini sudah memberikan kesan visual yang baik. Bisa disimpulkan bahwa pencahayaan buatan yang ada sudah memberikan kesan visual yang baik bagi toko ini, karena mayoritas responden memilih setuju dan sangat setuju berjumlah 58 orang atau 82,8% atas pertanyaan mengenai kesan visual yang diberikan oleh pencahayaan pada ruang toko pakaian Altos.
3.2.3 Kenyamanan Terhadap Ruang Toko Disini peneliti ingin mengetahui apakah dengan tata cahaya buatan yang sudah ada pada toko ini memberikan kenyamanan bagi pengunjug yang datang. Tabel 7 Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Pengunjung Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat
Tidak
0
0
0
0
Tidak Setuju
0
0
0
0
Biasa
4
5,7
5,7
5,7
Setuju
46
65,7
65,7
71,4
Sangat Setuju
20
28,6
28,6
100,0
Total
70
100,0
100,0
Setuju
Valid
Bisa di lihat dari tabel di atas bahwa sebanyak 46 responden atau 65,7% memilih setuju terhadap kenyamanan pada toko ini. Dan 20 responden atau 28,6% memilih sangat
8
setuju. Hanya 4 orang yang menjawab biasa atas kenyamanan toko. Bisa disimpulkan bahwa kenyamanan pada ruang toko ini bisa dirasakan oleh pengunjung, karena sebanyak 66 responden menyetujui jika pencahayaan mempengaruhi kenyamanan pengunjung yang berada dalam ruang toko ini.
3.2.4 Pencahayaan Terhadap Produk Pada bagian pertanyaan ini peneliti ingin mengetahui apakah pencahayaan di toko ini sudah cukup untuk menerangai produk-produk yang ada dalam ruangan. Tabel 8 Pencahayaan Terhadap Produk Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat
Tidak
0
0
0
0
Tidak Setuju
1
1,4
1,4
1,4
Biasa
3
4,3
4,3
5,7
Setuju
51
72,9
72,9
78,6
Sangat Setuju
15
21,4
21,4
100,0
Total
70
100,0
100,0
Setuju
Valid
Menurut data yang diperoleh terlihat bahwa pencahayaan pada toko pakaian ini sudah mampu menerangi produk-produk yang di pajang. Hal ini dibuktikan dengan 51 responden atau 72,9% menjawab setuju kalau pencahayaan dapat terlihat baik. Selanjutnya 15 responden atau 21,4% menjawab sangat setuju terhadap penerangan pada produk. Hanya 3 responden atau 4,3% menjawab biasa dan 1 responden menjawab tidak setuju. Dapat disimpulkan pencahayaan pada toko pakaian Altos ini sudah baik dalam hal penerangan pada produk.
4 KESIMPULAN Peneliti menyimpulkan bahwa pengunjung yang datang untuk membeli produk umumnya sudah mengetahui produk tersebut, sehingga interior dalam toko menjadi prioritas kedua setalah produk. Namun lain halnya dengan pengunjung yang menghabiskan waktu luang dengan berkumpul atau jalan-jalan bersama orang lain akan menilai desain dari toko khususnya dalam penelitian ini adalah pencahayaan yang membuat mereka tertarik untuk berkunjung baru setelah itu produk yang akan mereka lihat. Pencahayaan buatan, khususnya lampu spotlight pada toko ini mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap minat pengunjung. Pencahayan disini ditanggapi responden sebagai pemberi kesan pada toko pakaian Altos. Dengan lokasi yang tidak terletak di dekat jalan, toko ini mampu untuk menarik perhatian pengunjung yang ada di area Kemang tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu responden bahwa “kesan berawal dari visual”. Peneliti mengambil beberapa kesimpulan pada penelitian adalah : 1. Pencahayaan buatan mampu dijadikan sebagai media promosi bagi suatu produk. Hal ini dibuktikan dalam penelitian bahwa responden yang umumnya tertarik ke toko pakaian karena faktor cahaya buatan sebelumnya tidak tahu merek Altos itu apa. Responden hanya tahu kalau desain toko dan pencahayaan ini menarik perhatianya untuk datang. 2. Pada produk yang ditampilkan pada toko, cahaya buatan mempunyai pengaruh untuk membuat suatu produk terlihat lebih berkesan. Berkesan di sini diartikan suatu produk akan terlihat lebih menarik jika disinari dengan cahaya buatan, lain halnya dengan produk yang hanya dipajang tanpa menggunakan cahaya khusus untuk meneranginya.
9
3. Penggunaan lampu spotlight dengan penyinaran sedang (medium light) mampu memberikan suasanya kenyamanan pada pengunjung, dengan keadaan psikologis seperti itu akan mengundang minat pengunjung toko untuk membeli produk yang ditawarkan.
5 DAFTAR PUSTAKA Dimyati Mahmud. (1982). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Kurniawati, Lia. (2008). Pengaruh Pencahayaan LED Terhadap Suasana Ruang Cafe dan Restoran. Depok. Universitas Indonesia Phillips Lighting. (1993). Lighting Manual Fifth Edition. Netherlands : Philips Lighting B. V Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (ALFABET) 93 Tidjan .(1976). Meningkatkan Minat Membaca. Jakarta. Pustaka Hidayah www.soraa.com
10