PENGARUH KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN LEMBAGA PAUD TERHADAP TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA DI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh: OKTAVIKA DWI SAPUTRI NIM 1601409053
JURUSAN PG PAUD FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada: Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing I
Pembimbing II
Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd
Dra. Lita Latiana, S.H, M.H
NIP. 197904252005011001
NIP. 196304171999032001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, pada: Hari
:
Tanggal
: Panitia Ujian Skripsi,
Ketua
Sekretaris
Drs. Sutaryono, M.Pd
Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd
NIP. 195708251983031015
NIP. 197904252005011001
Penguji I
Ali Formen, S.Pd, M.Ed NIP. 19770529200312
Penguji II
Penguji III
Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd NIP. 197904252005011001
Dra. Lita Latiana, S.H, M.H NIP. 196304171999032001 iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Hampir seperlima hidup kita adalah di sekolah. Bayangkan apa yang akan terjadi apabila sekolah kita mempunyai lingkungan, kualitas, dan kepekaan yang buruk. (Tedjsad. Jr) My parents say:” We are sending our children to school not only be a smart people, but also to be someone who understand the wisdom of life.” (Anonymous) PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk: Allah Bapaku yang tak pernah sedetikpun meninggalkanku dan senantiasa mencurahkan kasihNya dalam setiap jengkal langkah hidupku. Mama dan papa terkasih yang telah memberikan kasih sayang dan segenap pengorbanan bagi hidupku. My greatest brother, Djhosua Dian Yuliyanto Saputro, yang telah memberikan segenap kasih dan makna kehidupan dalam setiap langkah hidupku. Para dosen yang senantiasa membimbingku untuk terus berkembang. Kerabat, sahabat, dan semua teman yang senantiasa mewarnai hidupku. Almamaterku.
iv
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Saya siap menanggung sanksi/ resiko apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran terhadap kode etik ilmiah atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian skripsi ini.
Semarang,
Juli 2013
Oktavika Dwi Saputri NIM 1601409053
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan kasihNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD terhadap Tingkat Kepuasan Orang Tua di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, serta kerjasama yang baik dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh kuliah di Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh pembelajaran di Fakultas Ilmu Pendidikan. 3. Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd, Ketua Jurusan PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan sekaligus dosen pembimbing I, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh pembelajaran di jurusan PG PAUD dan yang telah memberikan bimbingan serta ilmu kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 4. Dra. Lita Latiana, S.H, M.H, Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. vi
5. Seluruh dosen pengajar jurusan PG PAUD yang telah memberikan banyak ilmu bagi penulis selama mengikuti perkuliahan. 6. Mama dan papa yang telah memberikan kasih, dukungan, dan semangat bagi penulis, sehingga penulis dapat menyesaikan proses penyusunan skripsi ini. 7. Djhosua Dian Yuliyanto Saputra, kakak terbaik, yang senantiasa memberikan kasih, bantuan, bimbingan, ide, dan segala ilmu kehidupan yang bermanfaat bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini. 8. Lidia Dora Mayasari dan Sri Wahyuni, yang telah memberikan bantuan dan dukungan bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini. 9. Seluruh kawan di Universitas Negeri Semarang, di jurusan PG PAUD angkatan 2009 khususnya, yang telah memberikan bantuan dan makna hidup bagi penulis. 10. Seluruh saudara di Wisma Altshabat yang telah memberikan warna kehidupan bagi penulis selama masa perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi. 11. Semua pihak, baik itu saudara, sahabat, dan teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
Semarang,
Penulis vii
Juli 2013
ABSTRAK Saputri, Oktavika. D. 2013. “Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD terhadap Tingkat Kepuasan Orang Tua di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”. Skripsi. Jurusan PG PAUD. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Edi Waluyo, S.Pd, M.Pd, II. Dra. Lita Latiana, S.H, M.H. Kata Kunci : Kualitas Layanan Pendidikan, Tingkat Kepuasan Orang Tua, dan Lembaga PAUD. Lembaga PAUD sedang menjamur di berbagai daerah, salah satunya adalah di kecamatan Gunungpati kota Semarang. Pada saat-saat ini, lembaga PAUD berusaha meningkatkan kualitasnya untuk dapat menarik minat orang tua serta meningkatkan tingkat kepuasan orang tua. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh kualitas pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pendidikan lembaga PAUD, tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang, dan pengaruh kualitas pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang. Populasi penelitian ini adalah orang tua anak didik lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang sebanyak 1577 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random proportional sample sehingga diperoleh orang tua yang berjumlah 94 orang. Ada 2 variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu kualitas pendidikan lembaga PAUD dan tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD. Alat pengumpulan data yang yang digunakan adalah metode kuesioner, interviu (interview), dan data dokumentasi. Data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan analisis data deskriptif, analisis data inferensial, dan regresi linier sederhana dengan pengujian hipotesis uji simultan (F). Hasil analisis regresi linier sederhana data menunjukkan hasil sebagai berikut: (1) terdapat hubungan yang positif antara kualitas pendidikan lembaga PAUD dengan tingkat kepuasan orang tua (p < 0,05), (2) kualitas pendidikan lembaga PAUD memiliki pengaruh sebesar 65,2 % terhadap tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Simpulan penelitian ini adalah pengaruh kualitas pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati Kota Semarang sebesar 65,2 % dan sisanya 34,8 % dijelaskan oleh variabel lain. Dalam penelitian ini dapat disarankan kepada para pemilik, pengelola, dan pendidik lembaga PAUD hendaknya lebih melakukan beberapa usaha perbaikan dan evaluasi untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan lembaganya, sehingga tingkat kepuasan orang tua juga dapat lebih meningkat, bagi penelitian selanjutnya hendaknya menggunakan variabel lain yang belum diteliti sehingga diharapkan dapat diketahui variabel lain yang mempengaruhi tingkat kepuasan orang tua. viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................i PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN.............................................................................. iii PERNYATAAN ...................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi ABSTRAK ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 12 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 12 1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................. 13 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 15 2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD ...................................... 15 2.1.1 Pengertian Kualitas .................................................................... 15 ix
2.1.2 Pengertian Pendidikan ................................................................ 16 2.1.3 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ........................... 18 2.1.4 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD .......................... 20 2.1.5 Standar Pencapaian Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD.......... 24 2.1.6 Dimensi Kualitas Jasa Lembaga PAUD ...................................... 28 2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua ................................................................ 37 2.2.1 Pengertian Tingkat Kepuasan Orang Tua ................................... 37 2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Orang Tua .................................................................................................. 39 2.2.3 Pengukuran Tingkat Kepuasan Orang Tua.................................. 48 2.3 Penelitian Sebelumnya........................................................................... 53 2.4 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 56 2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................... 57 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 59 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian .............................................................. 59 3.2 Definisi Operasional .............................................................................. 60 3.2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD ........................... 60 3.2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua ..................................................... 62 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 63 3.3.1 Populasi Penelitian ..................................................................... 63 3.3.2 Sampel Penelitian ....................................................................... 65 3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 69 x
3.4.1 Metode Kuesioner ...................................................................... 69 3.4.2 Interviu (Interview) .................................................................... 73 3.4.3 Data Dokumentasi ...................................................................... 74 3.5 Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 74 3.5.1 Validitas..................................................................................... 74 3.5.2 Reliabilitas ................................................................................. 77 3.6 Uji Coba dan Uji Coba Alat Ukur .......................................................... 78 3.7 Metode Analisis Data ............................................................................ 81 3.7.1 Analisis Data Deskriptif ............................................................. 81 3.7.2 Analisis Data Inferensial ............................................................ 81 3.7.3 Analisis Data Asumsi Klasik ...................................................... 82 3.7.4 Analisis Regresi Linier Sederhana .............................................. 83 3.7.5 Uji Hipotesis .............................................................................. 84 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 85 4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 85 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 85 4.1.2 Identitas Responden ................................................................... 86 4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ..................................................... 91 4.1.4 Analisis Data.............................................................................. 99 4.2 Pembahasan ......................................................................................... 106 4.2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD ........................ 106 4.2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua ................................................... 118 xi
4.2.3 Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD terhadap Tingkat Kepuasan Orang Tua ................................................... 120 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 124 5.1 Simpulan ............................................................................................ 124 5.2 Saran .................................................................................................. 125 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 128 LAMPIRAN ......................................................................................................... 131
xii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Data lembaga PAUD pada bulan Januari tahun 2013 di kecamatan Gunungpati
.................................................................................................. 63
Tabel 3.2 Daftar TK yang sesuai dengan kriteria ..................................................... 66 Tabel 3.3 Penentuan Skor masing-masing item dalam alat ukur .............................. 70 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Variabel ”Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD” ..................... 70 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Variabel ”Tingkat Kepuasan Orang Tua” ................................. 71 Tabel 3.6 Distribusi Item Skala Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD setelah Uji Coba .................... .................................................................................................. 78 Tabel 3.7 Distribusi Item Skala Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD setelah Uji Coba .. .................................................................................................. 78 Tabel 4.1 Jumlah Sampel di Setiap TK ................................................................... 85 Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ........................................................................ 85 Tabel 4.3 Usia Responden ...................................................................................... 86 Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Responden ............................................................... 87 Tabel 4.5 Jenis Pekerjaan Responden ...................................................................... 89 Tabel 4.6 Kategori Skor Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD ............................... 92 Tabel 4.7 Interval Kriteria Indikator “Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak .................... .................................................................................................. 93 Tabel 4.8 Interval Kriteria Indikator “Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan” .... ............................ .................................................................................................. 94
xiii
Tabel 4.9 Interval Kriteria Indikator “Standar Isi, Proses, dan Penilaian” ................ 94 Tabel 4.10 Interval Kriteria Indikator “Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan” . .................................................................................................. 95 Tabel 4.11 Kategori Kualitas Layanan Pendidikan menurut Responden berdasarkan Tingkatan Usia .... .................................................................................................. 96 Tabel 4.12 Kategori Kualitas Layanan Pendidikan menurut Responden berdasarkan Tingkatan Pendidikan ............................................................................................. 96 Tabel 4.13 Kategori Skor Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD....... 98 Tabel 4.14 Kategori Subjek Berdasarkan Skor Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD dan Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD ........................................ 99 Tabel 4.15 Deskripsi Statistik Hasil Uji Normalitas .............................................. 101 Tabel 4.16 Deskripsi Statistik Hasil Uji Linieritas ................................................. 102 Tabel 4.17 Hasil Uji Korelasi ................................................................................ 103 Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ...................................................... 104 Tabel 4.19 Tingkat Pendidikan Tenaga Pendidik Lembaga PAUD ........................ 111
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model/ Sistem Terbuka ....................................................................... 21 Gambar 2.2 Sistem Pendidikan .............................................................................. 22 Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 57
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Responden ................................................................................. 131 Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ........................................................... 134 Lampiran 3 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 145 Lampiran 4 Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 154 Lampiran 5 Blue Print Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................... 161 Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 171 Lampiran 7 Hasil Uji Linieritas ............................................................................. 173 Lampiran 8 Hasil Uji Korelasi .............................................................................. 175 Lampiran 9 Hasil Uji Regresi ................................................................................ 176 Lampiran 10 Data Hasil Penelitian ........................................................................ 178
xvi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pada dasarnya anak-anak sebagai generasi yang unggul tidak akan tumbuh
dengan sendirinya. Anak memerlukan lingkungan yang baik dan tepat untuk dapat mengembangkan
berbagai
potensi
maupun
kecerdasan
yang
dimilikinya.
Perkembangan kecerdasan anak sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak (Hamsun: 2009). Dalam suatu penelitian studi neurologi, Bloom, dalam Sujiono (2005: 10) mengemukakan bahwa pengembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50 % variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun, Peningkatan 30 % berikutnya terjadi pada usia 8 tahun dan 20 % sisanya pada pertengahan atau akhir dasa warsa kedua. Ini berarti bahwa pengembangan yang terjadi pada usia 0-4 tahun sama besarnya dengan pengembangan yang terjadi pada usia 4 tahun hingga 15-20 tahun. Pengembangan yang terjadi pada usia 4-8 tahun lebih besar daripada pengembangan yang terjadi pada usia 8 tahun hingga 15-20 tahun. Dalam kaitan ini Bloom mengatakan bahwa 4 tahun pertama merupakan kurun waktu yang sangat peka terhadap kaya miskinnya lingkungan yang akan stimulasi. Studi tersebut makin menguatkan pendapat para ahli sebelumnya, tentang keberadaan masa peka atau masa emas (golden age) pada anak usia dini. Masa emas perkembangan anak yang hanya datang sekali seumur hidup tidak boleh disia-siakan. Fakta itulah yang kemudian 1
2
memicu makin mantapnya anggapan bahwa sesungguhnya pendidikan yang dimulai setelah usia SD tidaklah benar. Pendidikan harus sudah dimulai sejak usia dini supaya tidak terlambat. Sehingga penting bagi anak untuk mendapatkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (Jamaris: 2003). Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Keseriusan pemerintah pada pendidikan anak usia dini di Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, memiliki dampak yang cukup luas untuk mendorong pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini. Hal ini terbukti dengan semakin menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini dan juga begitu antusiasnya masyarakat untuk mendukung kegiatan yang berhubungan dengan anak usia dini. Layanan pendidikan kepada anak usia dini ini merupakan salah satu dasar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak selanjutnya hingga dewasa. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hurlock (1980) yang menyatakan bahwa tahun-tahun awal kehidupan anak merupakan dasar yang cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dan perilaku sepanjang hidupnya. Prakarsa penyelenggaraan pendidikan anak usia dini pada tahun-tahun belakangan ini nampak mengemuka dibanding periode sebelumnya. Berbagai
3
kalangan, baik dari kalangan masyarakat, pemerintah, swasta, akademisi, praktiksi pendidik, dan agamawan mulai berpartisipasi dan peduli terhadap pendidikan anak usia dini. Wujud kepedulian tersebut dimanifestasikan dengan terbentuknya berbagai lembaga pendidikan anak usia dini, seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Posyandu, Tempat Penitipan Anak (TPA), Taman Kanak-Kanak (TK), dan sebagainya. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional juga mengeluarkan kebijakan umum yang salah satu diantaranya adalah penekanan pada peningkatan peran serta pembinaan pengembangan pendidikan anak usia dini melalui perluasan daya tampung, peningkatan penyelenggaraan TK, pengembangan model pendidikan melalui kelompok bermain, pendidikan pada lembaga penitipan anak dengan memadukan aspek gizi, kesehatan, dan psikososial secara seimbang dalam rangka meletakkan dasar arah perkembangan dan pertumbuhan anak seutuhnya (Suyatno dan Abas: 2001). Program PAUD diperlukan sebagai wujud dari upaya penyiapan manusia masa depan yang lebih memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan mempunyai peluang partisipasi pada masyarakat mega kompetisi. Secara teoritis dan empiris diyakini bahwa tahun-tahun awal perkembangan individu merupakan masa yang sangat penting dalam pembentukan kecerdasan, kepribadian, dan perilaku sosial manusia. PAUD merupakan bagian dari Ilmu Pendidikan yang secara spesifik mempelajari pendidikan anak usia 0-8 tahun. Perkembangan yang pesat menjadikan PAUD sebagai disiplin ilmu yang multi dan interdisipliner (Suyanto: 2003). Artinya,
4
PAUD merupakan suatu disiplin ilmu yang terdiri atas banyak ilmu yang saling terkait, seperti; ilmu pendidikan, ilmu psikologi perkembangan, ilmu biologi perkembangan, ilmu sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu olah raga, dan ilmu bidang studi. Dasar keilmuan PAUD yang saling terikat ini dibutuhkan sebagai salah satu aspek dasar yang membantu dalam proses pelaksanaan dan pembentukan lembaga PAUD. Pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini bukanlah suatu hal yang mudah. Selain dasar keilmuan, untuk membentuk suatu lembaga PAUD yang baik, dibutuhkan suatu proses pemenuhan persyaratan yang sesuai dengan ketetapan Undang-Undang. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat membentuk suatu lembaga PAUD menurut pada UU No.20 tahun 2003 pasal 62 ayat 2 antara lain: tersedianya kurikulum, peserta didik/siswa/anak didik, tenaga kependidikan (guru dan staf), sarana prasarana, pembiayaan pendidikan, dan sistem evaluasi (Suyadi: 2011). Dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Playgroup dan Taman Kanak-Kanak”, Muliawan (2009) menyatakan bahwa ada beberapa unsur yang harus terpenuhi dalam mendirikan Playgroup dan Taman Kanak-Kanak, 4 unsur penting diantaranya adalah legalitas, lokasi, ketenagakerjaan, dan teknik serta strategi pemasaran. Walaupun dalam teori dan perundang-undangan telah tercantum persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembentukan lembaga PAUD, tetapi pada kenyataanya masih banyak lembaga-lembaga PAUD yang didirikan tanpa pemenuhan persyaratan secara lengkap.Terlebih lagi, pada saat ini masih banyak beberapa pihak lembaga yang lebih
5
mengedepankan tujuan bisnis pada lembaga PAUD daripada pemberian jasa yang berkualitas.Hal ini menyebabkan pembentukan PAUD menjadi tidak maksimal dan berimbas pada pelaksanaan PAUD yang tidak optimal kedepannya. Selain permasalahan dalam pembentukan lembaga, masih ada lagi beberapa kendala maupun permasalahan yang timbul di lembaga-lembaga PAUD. Menurut hasil analisis Suryani (2007) dalam artikelnya yang berjudul “Analisis Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini”, disebutkan bahwa masalah-masalah yang timbul dalam lembaga-lembaga PAUD di Indonesia antara lain: belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan PAUD, kurangnya kualitas dan kuantitas guru atau pamong PAUD, kurangnya mutu PAUD, kurangnya animo masyarakat atau kesadaran orang tua tentang urgensi PAUD, dan kebijakan pemerintah tentang PAUD yang belum memadai. Hal serupa juga dipaparkan oleh Hiryanto, dkk (2011) dalam jurnalnya yang berjudul “Pemetaan Tingkat Pencapaian Mutu Program Pendidikan Anak Usia Dini di Propinsi DIY”. Dari hasil penelitiannya di propinsi DIY, Hiryanto, dkk (2011) mengungkapkan bahwa masih ada beberapa kekurangan dan kendala dalam pelaksanaan PAUD di propinsi DIY. Beberapa masalah terjadi pada kualitas atau mutu PAUD, seperti: minimnya sarana prasarana, tidak seimbangnya rasio guru dengan murid, minimnya dana, serta rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan PAUD. Permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan diatas menjadi fenomena yang cukup memprihatinkan, mengingat begitu pentingnya PAUD bagi kualitas
6
perkembangan dan pertumbuhan anak.Kualitas suatu lembaga PAUD merupakan salah satu kunci yang paling menentukan keberlangsungan lembaga tersebut. Nugroho, dkk (2010) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty terhadap Kualitas PAUD secara Keselurahan” dan menjadikan para ibu sebagai sampel penelitianya menemukan hasil bahwa kualitas Tangibles (yang meliputi sarana prasarana dan pegawai),
dan reliability (yang meliputi kecakapan guru), dan
assurance (yang meliputi jaminan sikap dan sifat guru) berpengaruh terhadap kualitas suatu lembaga PAUD. Berdasarkan hasil penelitiannya tersebut, disimpulkan bahwa hasil rata-rata menunjukkan bahwa kelima dimensi pendukung kualitas jasa lembaga PAUD tersebut masih memiliki kualitas yang kurang baik bahkan tidak baik, sehingga dapat dikatakan bahwa masih banyak lembaga PAUD di Indonesia yang memiliki kualitas dibawah rata-rata. Kondisi atau kualitas pendidikan suatu lembaga PAUD tidak hanya berpengaruh bagi penyelenggaraan PAUD kedepannya, akan tetapi juga berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan anak. Elliot (2006) dalam jurnalnya yang berjudul “Early Childhood Education Pathways to Quality and Equity for All Children” menyatakan bahwa terdapat bukti yang memperlihatkan bahwa PAUD yang berkualitas akan berpengaruh pada perkembangan kognitif, sosial, dan kemampuan anak dalam beradaptasi di sekolah. Wessles, Lamb and Hwang dalam Elliot (2006) juga menemukan fakta dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa
7
anak yang mengikuti pendidikan di dalam lembaga PAUD akan memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang tidak mengikuti, dan peningkatan kemampuan anak-anak tersebut berhubungan kuat dengan kualitas yang tinggi dari PAUD tersebut. Oleh karena itu, sangat penting bagi suatu lembaga PAUD untuk dapat memperhatikan kualitas pendidikan dari lembaganya, sehingga mampu menghasilkan anak-anak yang berkualitas pula. Selain berhubungan dengan kemampuan anak, kualitas pendidikan di suatu lembaga PAUD juga akan berhubungan dengan persepsi orang tua anak didik terhadap lembaga tersebut. Persepsi orang tua merupakan tanggapan atau cara pandang orang tua terhadap kualitas suatu lembaga pendidikan. Persepsi orang terhadap kualitas suatu lembaga PAUD akan sangat berpengaruh terhadap motivasi, kepercayaan, dan kepuasan orang tua dalam mengambil keputusan untuk memasukan anaknya kedalam suatu lembaga PAUD. Di era modern sekarang ini, sebagian besar masyarakat mulai sadar akan pentingnya memberikan pendidikan yang berkualitas untuk anak sejak dini. Terlebih setelah pemerintah dan pihak-pihak terkait memberikan pengertian tentang pentingnya pendidikan anak usia dini kepada masyarakat dewasa ini. Kesadaran masyarakat yang cukup besar diimbangi dengan munculnya banyak Playgroup dan TK yang menawarkan berbagai macam program (Andriani: 2008). Banyaknya penawaran program dan informasi tentang sekolah menjadi hal yang sangat membantu bagi para orang tua.Akan tetapi, dibalik banyaknya pilihan lembaga PAUD tersebut menimbulkan kebingungan dalam diri orang tua.Banyak orang tua
8
yang mulai merasa bingung dan khawatir dalam memilihkan sekolah yang berkualitas untuk anak.Ada beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh orangtua. Menurut Andriani (2008), ada beberapa aspek yang harus dipertimbangan oleh orang tua dalam memilihkan PAUD bagi anak. Aspek-aspek tersebut antara lain: lokasi, keamanan, dasar pendidikan agama, disiplin atau aturan sekolah, guru, kelas (jumlah anak dan rasio perbandingan guru dengan anak), bahasa, fasilitas sekolah, kebersihan, dan metode pengajaran. Banyaknya tuntutan dan pertimbangan dari masyarakat seringkali tidak diimbangi dengan kualitas dari pihak lembaga PAUD dan partisipasi dari masyarakat maupun pemerintah. Hal inilah yang memunculkan berbagai polemik di dalam penyelenggaraan lembaga PAUD di berbagai kota di Indonesia, tak terkecuali kecamatan Gunungpati. Kecamatan Gunungpati adalah sebuah kecamatan di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan Gunungpati merupakan salah satu kecamatan terbesar di kota Semarang dengan luas wilayah 54,11 km² (Http://id.wikipedia.org/wiki/Gunungpati,_Semarang). Mata pencaharian penduduk kecamatan Gunungpati sebagian besar adalah petani dan pedagang.Jumlah PAUD di kecamatan Gunungpati pada saat ini mulai berkembang cukup pesat. Data dari Pemerintah
kota
Semarang
UPTD
Pendidikan
kecamatan
Gunungpati
memperlihatkan bahwa jumlah lembaga PAUD (dari TPA, KB, PAUD, dan TK) yang tercatat hingga bulan januari tahun 2013 di kecamatan Gunungpati adalah 45 lembaga.
9
Masyarakat
dan pemerintah daerah
setempat
mulai
memperhatikan
perkembangan pendidikan bagi anak usia dini. Akan tetapi, tidak semua PAUD yang didirikan tersebut memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan tingkat pencapaian pendidikan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.Data yang diperoleh dari UPTD Pendidikan kecamatan Gunungpati memperlihatkan bahwa masih sangat minim dan memprihatinkannya fasilitas dan kualitas sebagian besar PAUD di kecamatan Gunungpati. Selain itu, berbagai fakta juga menunjukkan bahwa masih banyak lembaga-lembaga PAUD yang berdiri tanpa pemenuhan persyaratan yang sesuai dengan ketetapan pemerintah. Tidak sedikit pula lembaga-lembaga yang semakin buruk kualitasnya tetapi tetap berdiri dan melangsungkan kegiatan pembelajarannya. Padahal tingkat kepuasan seorang pelanggan tergantung pada mutu sebuah produk atau jasa. Suatu produk dapat dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya (Supranto: 2006). Oleh karena itu, lembaga PAUD sebagai lembaga yang menyediakan produk berupa jasa pendidikan harus lebih mampu memenuhi kebutuhan para pelanggannya, sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan loyalitas seorang pelanggan terhadap jasa yang ditawarkan tersebut. Kepuasan menurut Kotler (2000) merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/ kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan terhadap suatu produk atau jasa yang ditawarkan oleh
10
produsen. Orang tua merupakan pelanggan dari suatu lembaga pendidikan, tak terkecuali lembaga PAUD. Menurut konsep Oliver dalam Darsono dan Junaedi (2006), kepuasan pelanggan terhadap suatu produk akan tercipta apabila kebutuhan, keinginan, harapan, dan tujuan pelanggan dapat dipenuhi melalui produk yang digunakan tersebut. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Darsono dan Junaedi (2006) dalam jurnalnya yang berjudul “An Examination of Perceived Quality, Satisfaction, and Loyality Relationship, Applicability of Comparative and Noncomparatibe Evaluation”, diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara persepsi pelanggan terhadap kualitas produk dengan kepuasan pelanggan terhadap suatu produk. Kepuasan pelanggan juga berhubungan kuat dengan loyalitas pelanggan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk menghasilkan pelanggan yang loyal, produsen harus mampu memperhatikan kualitas pelayanan, penampilan, dan produknya, serta kepuasan setiap pelanggannya. Selain itu, semakin meningkat kepuasan pelanggan, akan semakin meningkat pula kemajuan dari suatu lembaga atau organisasi penyedia produk tersebut. Dengan berbagai realita yang menunjukkan bahwa masih banyak lembaga PAUD yang memiliki kualitas dibawah rata-rata, tidak menutup kemungkinan bahwa tingkat kepuasan orang tua terhadap lembaga-lembaga PAUD tersebut juga masih rendah. Selain itu, fenomena lain memperlihatkan bahwa hampir sebagian besar lembaga PAUD hingga saat ini tidak melakukan pengukuran atau penelitian yang
11
berkenaan dengan kepuasan orang tua terhadap kualitas pendidikan lembaga pendidikannya. Hal ini menjadi suatu masalah yang patut diperhatikan, mengingat pengetahuan tentang tingkat kepuasan orang tua terhadap kualitas suatu lembaga PAUD sangat penting bagi peningkatan mutu lembaga tersebut. Pengukuran terhadap tingkat kepuasan orang tua sebagai konsumen pendidikan dapat menjadi evaluasi untuk memperbaiki kualitas suatu lembaga PAUD. Oleh karena itu, sangat penting bagi suatu lembaga PAUD, sebagai penyedia jasa pendidikan bagi anak usia dini, melakukan pengukuran tingkat kepuasan para pelanggannya atau dalam hal ini adalah orang tua anak didik, sehingga lembaga PAUD tersebut dapat melakukan evaluasi terhadap kualitas layanan pendidikan yang diberikan oleh lembaganya, dan kedepannya lembaga tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikannya. Melihat berbagai permasalahan yang terjadi di lapangan, maka peneliti tertarik untuk mengangkat suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD terhadap Tingkat Kepuasan Orang Tua di kecamatan Gunungpati kota Semarang”. Melalui penelitian ini nantinya akan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas PAUD secara keseluruhan dan tingkat kepuasan orang tua terhadap PAUD, sehingga dapat berguna bagi para pendiri, pemilik, maupun pendidik lembaga PAUD dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan lembaganya. Mengingat luasnya cakupan PAUD, yaitu meliputi TPA, KB, RA/ TK, dan sebagainya, agar lebih fokus, maka penelitian ini perlu pembatasan objek penelitian, yaitu dari penelitian terhadap PAUD menjadi penelitian terhadap
12
Taman Kanak-Kanak untuk anak usia 4-6 tahun di kecamatan Gunungpati kota Semarang. 1.2
Perumusan Masalah Sesuai latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang
diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang? 2. Bagaimanakah tingkat kepuasan orangtua terhadap lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang? 3. Adakah pengaruh kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua di kecamatan Gunungpati kota Semarang? 1.3
Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini untuk:
1. Mengetahui kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang. 2. Mengetahui tingkat kepuasan orangtua terhadap lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang. 3. Mengetahui pengaruh kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua di kecamatan Gunungpati kota Semarang.
13
1.4
Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian ini, kegunaan (manfaat) yang diharapkan oleh
penulis, yaitu: 1. Secara Teoritik/ Akademis a. Bagi akademisi atau pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh kualitas pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD. b. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian dapat digunakan sebagai implikasi lebih lanjut dalam memberikan informasi guna menciptakan peningkatan kemampuan pemahaman mengenai PAUD yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. c. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk sarana pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Secara praktis a. Bagi pendiri, pemilik, maupun pendidik lembaga PAUD, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai pengaruh kualitas pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang, sehingga dapat menjadi perhatian bagi para pihak yang berkecimpung dalam lembaga PAUD
14
dalam mengupayakan kemajuan dan kualitas lembaga PAUD di kota Semarang pada umumnya, dan di kecamatan Gunungpati pada khususnya. b. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Semarang maupun dinas yang menaungi lembaga PAUD, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh kualitas pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD serta jenis pengaruh antar variabel tersebut, sehingga dapat menjadi perhatian bagi instansi dalam membantu perkembangan dan peningkatan kualitas seluruh lembaga PAUD di kota Semarang.
15
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD
2.1.1 Pengertian Kualitas Kualitas (quality) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler dan Keller: 2009). Kualitas merupakan ukuran relatif kebaikan suatu produk atau layanan yang terdiri dari kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas menurut ISO 9000 dalam Hamdani dan Lupiyoadi (2009: 175) adalah: “degree to which a set of inherent characteristics fulfils requirements” (derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan). Persyaratan dalam hal ini adalah: “need or expectation that is state, generally implied or obligatory” (yaitu kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, biasanya tersirat atau wajib). Sedangkan kalau diperhatikan secara etimologi, mutu atau kualitas diartikan dengan kenaikan tingkatan menuju suatu perbaikan atau kemapanan.Sebab kualitas mengandung makna bobot atau tinggi rendahnya sesuatu.Kualitas seringkali dikaitkan dengan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
15
16
Dari beberapa pengertian tentang kualitas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan.Pelanggan yang menentukan dan menilai sampai seberapa jauh sifat dan dan karakteristik yang memenuhi kebutuhannya.Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat relatif, yaitu bergantung dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi. Pada dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain: a. Persepsi Konsumen b. Produk (Jasa) c. Proses. 2.1.2 Pengertian Pendidikan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik. Sedangkan menurut UU RI No 20 Tahun 2003, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat, bangsa, dan Negara.
17
Mukminin (2009) berpendapat bahwa pendidikan diartikan sebagai budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.Pendidikan berlangsung seumur hidup
dan
dilaksanakan
di
dalam
lingkungan
keluarga,
sekolah,
dan
masyarakat.Pendidikan dapat diperoleh dari berbagai pihak, salah satunya adalah melalui satuan pendidikan. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003, satuan pendidikan adalah sekelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Melalui berbagai tingkatan dalam satuan pendidikan, pemerintah berharap supaya seluruh
warga
Indonesia
mendapatkan
pendidikan
nasional
yang
telah
diselenggarakan, tersebut, sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai. Di dalam pasal 3 UU RI No 20 th 2003, dijelaskan bahwa pendidikan nasional merupakan pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu, pemerintah menyelenggarakan pendidikan dari tingkat yang paling dasar, yaitu pendidikan anak usia dini sampai dengan perguruan tinggi. Berdasarkan berbagai definisi yang menjelaskan tentang pendidikan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan proses yang berlangsung
18
seumur hidup guna mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter manusia menjadi lebih bermartabat serta berkualitas. 2.1.3 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan lembaga pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan menurut Muliawan (2009), Pendidikan Anak Usia Dini atau yang seringkali disingkat PAUD adalah pendidikan yang diberikan kepada anak-anak usia 2 sampai 6 tahun. Pendidikan anak usia dini disebut juga dengan pendidikan anak prasekolah (preschool), taman bermain (playgroup), atau taman kanak-kanak (kindergarten). Ada berbagai jenis lembaga pendidikan anak usia dini yang pada saat ini mulai terbentuk. Lembaga-lembaga tersebut antara lain: Bina Keluarga Balita (BKB), Posyandu, Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak (TK), dan sebagainya. Pendidikan anak usia dini, secara khusus, bukan bertujuan untuk memberi anak pengetahuan kognitif (kecerdasan intelektual) sebanyak-banyaknya, tetapi mempersiapkan mental dan fisik anak untuk mengenal dunia sekitarnya secara lebih adaptive (bersahabat). Sifat pendidikan PAUD lebih familiar (kekeluargaan),
19
communicative (menyenangkan), dan yang paling utama lebih
persuasive
(seruan/ajakan) (Mukminin: 2009). PAUD merupakan bagian dari Ilmu Pendidikan yang secara spesifik mempelajari pendidikan anak usia 0-8 tahun. Perkembangan yang pesat menjadikan PAUD sebagai disiplin ilmu yang multi dan interdisipliner (Suyanto: 2003). Artinya, PAUD merupakan suatu disiplin ilmu yang terdiri atas banyak ilmu yang saling terkait, seperti: ilmu pendidikan, ilmu psikologi perkembangan, ilmu biologi perkembangan, ilmu sosiologi, ilmu kesehatan, ilmu olah raga, dan ilmu bidang studi. Dari berbagai macam pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan lembaga pendidikan bagi anak usia 0 sampai 6 tahun yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki serta memaksimalkan masa pertumbuhan yang sedang dialami oleh anak usia dini. Menurut pasal 28 UU RI No 20 Tahun 2003, pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui pendidikan formal, nonformal, dan/ atau informal. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman KanakKanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan pendidikan anak usia dini pada jalur nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
20
Pemerintah
melalui
Departemen
Pendidikan
Nasional
mengeluarkan
kebijakan umum yang salah satu diantaranya adalah penekanan pada peningkatan peran serta pembinaan pengembangan pendidikan anak usia dini melalui perluasan daya tampung, peningkatan penyelenggaraan TK, pengembangan model pendidikan melalui kelompok bermain, pendidikan pada lembaga penitipan anak dengan memadukan aspek gizi, kesehatan, dan psikososial secara seimbang dalam rangka meletakkan dasar arah perkembangan dan pertumbuhan anak seutuhnya (Suyatno dan Abas: 2001). 2.1.4 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD Kualitas pendidikan menurut Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar (1993) merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. Di dalam konteks pendidikan, pengertian kualitas atau mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dari konteks “proses” pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai input (seperti bahan ajar: kognitif, afektif dan, psikomotorik), metodologi (yang bervariasi sesuai dengan kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Sedangkan kualitas dalam konteks “hasil” pendidikan mengacu pada hasil atau prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir cawu, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement)
21
dapat berupa hasil test kemampuan akademis maupun prestasi dibidang lain seperti di suatu cabang olah raga, seni atau keterampilan tambahan tertentu. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasana disiplin, keakraban, saling menghormati, kebersihan dan sebagainya. Kualitas pendidikan merupakan kemampuan sistem pendidikan dasar, baik dari segi pengelolaan maupun dari segi proses pendidikan, yang diarahkan secara efektif untuk meningkatkan nilai tambah dan faktor-faktor input agar menghasilkan output yang setinggi-tingginya. Tirtarahardja (2005)
menyatakan bahwa kualitas proses pendidikan
menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaanya. Kedua segi tersebut satu sama lain saling bergantung. Walaupun komponenkomponennya cukup baik, seperti tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, jika tidak ditunjang dengan pengelolaan yang andal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara optimal. Demikian pula bila pengelolaan baik tetapi didalam kondisi serba kekurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal. Secara lebih rinci, maka berikut ini penulis gambarkan diagram tentang komponen-komponen dalam sistem pendidikan menurut Tirtarahardja (2005): Instrumental Input Raw Input
Proses Environmental Input Gambar 2.1 Model/ sistem terbuka
Output
22
Administrasi
Tenaga Guru dan
Anggaran
Kurikulum
Prasarana dan Sarana
Non Guru Siswa
PROSES PENDIDIKAN
Lulusan
Baru Sosial Budaya
Politik
Kependudukan
Keamanan
Ekonomi, dll
Gambar 2.2 Sistem Pendidikan Pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, dan mikro. Pengelolaan proses dalam lingkup makro berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang lazimnya dituangkan dalam bentuk UU Pendidikan, Peraturan Pemerintah, SK Menteri, SK Dirjen, serta dokumen- dokumen pemerintah tentang pendidikan tingkat nasional yang lain. Sedangkan pengelolaan dalam ruang lingkup meso merupakan implikasi kebijakan-kebijakan nasional ke dalam kebijakan operasional dalam ruang lingkup wilayah di bawah tanggung jawab Kakanwil Depdikbud. Pengelolaan dalam ruang lingkup mikro merupakan aplikasi kebijakankebijakan pendidikan yang berlangsung dalam lembaga pendidikan, seperti:
23
lingkungan sekolah ataupun kelas, sanggar-sanggar belajar, dan satuan-satuan pendidikan lainnya dalam masyarakat. Lembaga pendidikan merupakan suatu instansi yang memberikan produk berupa jasa. Menurut Sukmadinata, dkk (2003), setiap unit organisasi melakukan sesuatu dan karenanya mempunyai keluaran tertentu yang mungkin jelas dan terukur mungkin juga tidak. Pada sekolah, jasa yang dihasilkan adalah pendidikan. Oleh karena itu, kualitas yang harus dipenuhi adalah kualitas jasa atau dalam hal ini adalah kualitas layanan pendidikan yang diberikan. Kualitas jasa adalah penyampaian jasa yang akan melebihi tingkat kepentingan pelanggan. Keunggulan suatu produk jasa tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan pelanggan (Rangkuti: 2006). Lembaga pendidikan sebagai penghasil jasa berupa pendidikan harus mampu menyediakan berbagai hal yang mampu memuaskan pihak konsumen. Dalam ruang lingkup pendidikan ini, kepala sekolah, guru, tutor, dan tenaga-tenaga pendidikan lainnya memegang peranan penting di dalam pengelolaan pendidikan untuk menciptakan kualitas proses dan pencapaian hasil pendidikan. Berbagai macam lembaga pendidikan dari berbagai tingkat satuan pendidikan telah menjamur di Indonesia. Dari lembaga pendidikan bagi anak usia dini sampai dengan lembaga pendidikan tingkat perguruan tinggi. Salah satu lembaga pendidikan yang saat ini sedang banyak didirikan adalah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Seperti yang telah dijelaskan, bahwa lembaga PAUD merupakan lembaga pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar. Menurut Undang-
24
Undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Kualitas pendidikan lembaga PAUD menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu lembaga PAUD, serta penting bagi pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dari berbagai macam pengertian dan penjelasan mengenai kualitas atau mutu layanan pendidikan serta pengertian mengenai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD adalah kemampuan suatu lembaga pendidikan PAUD dalam mendayagunakan, meningkatkan, dan memaksimalkan berbagai macam sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin sehingga dapat menciptakan kualitas proses dan hasil pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan peserta didik. Selain itu, kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD juga dapat diartikan sebagai derajat yang dicapai oleh suatu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen pendidikan atau dalam hal ini adalah orang tua. 2.1.5 Standar Pencapaian Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD Lembaga PAUD merupakan suatu lembaga pendidikan yang didirikan dengan berbagai pemenuhan terhadap beberapa macam persyaratan yang sesuai dengan
25
sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku.Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat membentuk suatu lembaga PAUD menurut pada UU No.20 tahun 2003 pasal 62 ayat 2 (Suyadi: 2011) antara lain: a. Tersedianya kurikulum b. Adanya peserta didik/siswa/anak didik c. Ketersediaan tenaga kependidikan (guru dan staf) d. Adanya sarana prasarana yang mencukupi e. Adanya pembiayaan pendidikan f. Adanya sistem evaluasi Selain itu, untuk mencapai kualitas layanan pendidikan yang diinginkan, suatu lembaga PAUD harus mampu memenuhi standar pendidikan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No 19 Tahun 2005, standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup standar nasional pendidikan menurut PP RI No 19 Tahun 2005 antara lain: a. Standar isi Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu.
26
b. Standar Proses Standar proses merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. c. Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. d. Standar Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah criteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. e. Standar Sarana dan Prasarana Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. f. Standar Pengelolaan Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, elaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
27
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. g. Standar Pembiayaan Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu bulan. h. Standar Penilaian Pendidikan Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar anak didik. Setelah menetapkan standar pendidikan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, maka pemerintah menetapkan standar pendidikan yang khusus bagi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam Peraturan Menteri No 58 Tahun 2009. Standar PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu: (1) Standar tingkat pencapaian perkembangan; (2) Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (3) Standar isi, proses, dan penilaian; dan (4) Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai empat kelompok standar PAUD tersebut:
28
a. Standar tingkat pencapaian perkembangan Standar tingkat pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik. b. Standar pendidik dan tenaga kependidikan Standar pendidik (guru, guru pendamping, dan pengasuh) dan tenaga kependidikan memuat kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan. c. Standar isi, proses, dan penilaian Standar isi, proses, dan penilaian meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program yang dilaksanakan secara terintegrasi atau terpadu sesuai dengan kebutuhan anak. d. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan mengatur persyaratan fasilitas, manajemen, pembiayaan, agar dapat menyelenggarakan PAUD yang baik.
29
2.1.6 Dimensi Kualitas Jasa Lembaga PAUD Sebagai lembaga pendidikan yang memberikan produk dalam bentuk jasa, yaitu pendidikan, dan tempat terlaksananya proses pendidikan, maka suatu lembaga PAUD harus mampu memberikan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Menurut Kotler (2009), ada lima dimensi pokok kualitas jasa yang dapat dipenuhi, yaitu : a. Berwujud (Tangible) Meliputi penampilan fasilitas fisik penyedia jasa seperti gedung, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan fisik dari personel penyedia jasa.Bagi lembaga PAUD, ada beberapa kelengkapan khusus yang harus dapat dipenuhi. Menurut Muliawan (2009), syarat utama pemilihan lokasi serta tempat kegiatan playgroup dan Taman Kanak-Kanak yang strategis dan mudah dijangkau adalah: 1) Gedung terletak di pinggir jalan utama, atau minimal jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat 2) Transportasi mudah dan lancar 3) Lingkungan mendukung dan keamanan terjamin 4) Diutamakan rumah atau gedung miliki sendiri Untuk lebih detail, rencana penyediaan prasarana dan fasilitas pendidikan playgroup dan taman kanak-kanak yang baik mencakup:
30
1) Ruang bermain outdoor yang dilengkapi alat permainan yang aman 2) Ruang bermain indoor yang aman 3) Ruang ibadah 4) Ruang pusat sumber belajar dan perpustakaan 5) Ruang kesehatan 6) Ruang audiovisual dan laboratorium anak 7) Ruang kelas ber-AC 8) Ruang toilet dan kamar mandi Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perlengkapan gedung dan area lain: 1) Fisik bangunan dalam kondisi baik 2) Ada pesawat telepon 3) Listrik kapasitas minimal 5500 watt 4) Air bersih sumur/PAM lancer 5) Halaman cukup luas sebagai arena bermain outdoor 6) Ada tempat parkir kendaraan 7) Ruang, setiap saat, bisa dan boleh diubah sesuai kebutuhan 8) Penentuan jumlah ruang. urutan ruang disusun berdasarkan prioritas, sebagai contoh: a) 4 ruang kelas berukuran 5 m x 6 m b) 1 ruang front office
31
c) 1 ruang permainan indoor d) 1 ruang mushala (religion room) e) 1 ruang audiovisual dan komputer f) 1 ruang pusat sumber belajar dan perpustakaan g) 1 ruang dapur h) 1 ruang kepala sekolah dan guru i) 1 ruang penjaga b. Keandalan (Reliability) Keandalan berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan yang telah dijanjikan dengan tepat (accurately), kemampuan untuk dapat dipercaya (dependably), serta tepat waktu (on time).Dalam lingkup PAUD, dimensi reliability berhubungan dengan kompetensi pendidik dan karyawan yang ikut berkecimpung dalam lembaga PAUD. Menurut Permen No 58 Tahun 2009, pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik PAUD bertugas di berbagai jenis layanan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal seperti TK/RA, KB, TPA dan bentuk lain yang sederajat. Pendidik PAUD pada jalur pendidikan formal terdiri atas guru dan guru pendamping; sedangkan pendidik PAUD pada jalur pendidikan nonformal terdiri atas guru, guru pendamping, dan pengasuh.
32
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada
lembaga
PAUD.
Tenaga
kependidikan
terdiri
atas
Pengawas/Penilik, Kepala Sekolah, Pengelola, Administrasi, dan Petugas Kebersihan. Tenaga kependidikan pada PAUD jalur pendidikan formal terdiri atas: Pengawas, Kepala TK/RA, Tenaga Administrasi, dan Petugas Kebersihan. Sedangkan Tenaga kependidikan pada PAUD jalur pendidikan nonformal terdiri atas: Penilik, Pengelola, Administrasi, dan Petugas Kebersihan. Muliawan (2009) berpendapat bahwa tenaga kependidikan di suatu lembaga play group maupun taman kanak-kanak harus direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan tenaga pengelola play group maupun taman kanak-kanak mencakup empat bagian inti. Empat bagian inti tersebut adalah: 1) Kepemimpinan Kepemimpinan menunjuk pada orang yang terpilih atau dipilih karena kemampuan memimpinnya.Kemampuan memimpin ini tentu ditunjang oleh kemampuan-kemampuan lain seperti pengetahuan, pengalaman, jaringan sosial, dan kontrol psikologis individunya. Selain itu, pemimpin juga dituntut memiliki kemampuan manajemen yang profesional.
33
2) Administrasi-Birokratif Pendukung Tenaga administrasi birokrasi pendukung sekolah
berfungsi menangani
masalah surat menyurat, kesekretariatan, filling, pendokumentasian arsip, pengelolaan keuangan, sampai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. 3) Tenaga Pengajar Kelas Tenaga pengajar tidak hanya dituntut untuk profesional dalam mengajar, tetapi juga dijadikan pedoman dan panutan siswa dalam setiap sikap dan perilaku hidupnya. 4) Staf Ahli Di dalam lembaga pendidikan yang bertaraf nasional dan internasional, staf ahli menduduki posisi-posisi penting, seperti: kepala litbang (unit penelitian dan pengembangan), penasihat, lembaga, surveyor, atau pengawas maupn perencana dan pengembangn organisasi. Secara sederhana, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga kependidikan PAUD harus memiliki empat kompetensi dasar yang sesuai dengan yang telah tercantum dalam Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009, yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi professional, kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial. Dan secara khusus, dimensi keandalan ini lebih berkaitan dengan kompetensi pedagogik para tenaga pendidik anak usia dini.
34
c. Kesigapan (Responsiveness) Kesigapan kesediaanpenyedia
merupakan
dimensi
jasa
membantu
dalam
yang
menekankan
pelanggan
dan
kepada
memberikan
pelayananyang sesuai kebutuhan pelanggan secara cepat dan tepat.Dalam lingkup PAUD, dimensi kesigapan ini lebih berfokus pada sikap, sifat, dan tanggungjawab pendidik, karyawan atau semua staf yang berhubungan dengan lembaga PAUD tersebut. Dimensi kesigapan ini berhubungan erat dengan ketepatan, kecepatan, dan kecermatan para tenaga pendidik PAUD dalam memberikan pelayanan, informasi, serta solusi terhadap setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik maupun orang tua anak. Dimensi kesigapan ini sangat berhubungan dengan kompetensi professional yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik. d. Kepastian (Assurance) Dimensi
ini
menekankan
kemampuan
penyedia
jasa
untuk
membangkitkan keyakinan dan rasa percaya diri pelanggan bahwa penyedia jasa mampu memenuhi kebutuhan pelanggannya.Meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi,
serta
kemampuan
dalam
memberikan
keamanan
di
dalam
memanfaatkan jasa yang ditawarkan.Dalam lingkup pendidik PAUD, maka dimensi Assurance ini sangat berhubungan dengan kompetensi kepribadian yang
35
harus dimiliki oleh seorang pendidik PAUD. Sebagai seorang pendidik anak usia dini, maka harus mampu bersikap sesuai dengan norma sosial, agama, dan budaya yang berlaku, bersikap dan berperilaku sesuai dengan psikologis anak, serta mampu menampilkan pribadi yang berbudi pekerti luhur. e. Empati (Empathy) Empati adalah perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti,
kemudahan untuk menghubungi perusahaan,
kemampuan karyawan untuk berkomunikasi kepada pelanggan dan urusan perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan. Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus terhadap lima dimensi jasa ini. Dalam lingkup PAUD, maka hal ini dapat diartikan bahwa seorang tenaga pendidik anak usia dini harus memiliki kompetensi sosial yang baik dan unggul. Tenaga pendidik, karyawan, maupun staf yang berkecimpung di lembaga PAUD diharapkan dapat beradaptasi dengan lingkungannya serta berkomunikasi secara efektif bersama dengan orang tua dan anak. Secara ringkas, Usman (2006: 411) mengemukakan 13 (tiga belas) karakteristik yang dimiliki oleh mutu pendidikan yaitu : a
Kinerja (performa) yakni berkaitan dengan aspek fungsional sekolah meliputi : kinerja guru dalam mengajar baik dalam memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap, pelayanan
36
administratif dan edukatif sekolah baik dengan kinerja yang baik setelah menjadi sekolah favorit. b
Waktu wajar (timelines) yakni sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu, waktu ulangan tepat.
c
Handal (reliability) yakni usia pelayanan bertahan lama. Meliputi pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan lama dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
d
Data tahan (durability) yakni tahan banting, misalnya meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan.
e
Indah (aesteties) misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, guru membuat media-media pendidikan yang menarik.
f
Hubungan manusiawi (personal interface) yakni menunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme. Misalnya warga sekolah saling menghormati, demokrasi, dan menghargai profesionalisme.
g
Mudah penggunaanya (easy of use) yakni sarana dan prasarana dipakai. Misalnya aturan-aturan sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan mudah dipinjam di kembalikan tepat waktu.
h
Bentuk khusus (feature) yakni keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul dalam hal penguasaan teknologi informasi (komputerisasi).
i
Standar tertentu (comformence to specification) yakni memenuhi standar tertentu. Misalnya sekolah telah memenuhi standar pelayanan minimal.
37
j
Konsistensi (concistency) yakni keajegan, konstan, dan stabil, misalnya mutu sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah konsisten dengan perkataanya.
k
Seragam (uniformity) yakni tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam dalam berpakaian.
l
Mampu melayani (serviceability) yakni mampu memberikan pelayanan prima. Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan baik sehingga pelanggan merasa puas.
m
Ketepatan (accuracy) yakni ketepatan dalam pelayanan misalnya sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah.
2.2
Tingkat Kepuasan Orang Tua
2.2.1 Pengertian Tingkat Kepuasan Orang Tua Secara umum, kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka (Kotler dan Keller: 2009). Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Kepuasan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena puas tidaknya pelanggan sangat mempengaruhi maju mundurnya suatu usaha yang berorientasi pada pelanggan. Manajemen perusahaan L.L. Bean, Freeport, Maine, dalam Gaspersz (2005), memberikan definisi tentang pelanggan, yaitu:
38
a
Pelanggan adalah orang yang tidak bergantung pada kita, tetapi kita yang bergantung padanya.
b
Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada keinginannya.
c
Tidak ada seorang pun yang pernah menang beradu argumentasi dengan pelanggan.
d
Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan. Dari beberapa definisi tentang pelanggan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa pelanggan merupakan orang yang membawa produsen pada keinginannya dan sangat penting untuk dapat memuaskannya. Dalam lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pihak yang menjadi pelanggan merupakan orang tua atau wali murid, oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui tingkat kepuasan orang tua sebagai pelanggan di lembaga pendidikan anak usia dini. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan (orang tua) merupakan tinggi rendah perasaan senang atau kecewa pelanggan atau orang tua yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk jasa atau dalam hal ini adalah pendidikan di suatu lembaga pendidikan anak usia dini terhadap ekspektasi mereka. Menurut Fornell dalam Hamdani dan Lupiyoadi (2006), banyak manfaat yang diterima oleh perusahaan dengan tercapainya tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi. Tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan mencegah perputaran pelanggan, mengurangi sensitivitas pelanggan terhadap harga, mengurangi biaya kegagalan pemasaran, mengurangi biaya operasi yang diakibatkan
39
oleh meningkatnya jumlah pelanggan, meningkatkan efektivitas iklan, dan meningkatkan reputasi bisnis. Dari beberapa manfaat tersebut, maka salah satu manfaat yang terpenting dari kepuasan pelanggan adalah meningkatnya loyalitas pelanggan terhadap produk atau jasa yang dibelinya. Menurut Griffin (2005), pelanggan yang loyal adalah orang yang: a
Melakukan pembelian berulang secara teratur
b
Membeli antarlini produk dan jasa
c
Mereferensikan kepada orang lain
d
Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing Dalam dunia pendidikan, pelanggan yang dimaksudkan adalah konsumen
pendidikan atau orang tua, sedangkan produk jasa dalam dunia pendidikan terbagi atas jasa kependidikan dan lulusan (Mukminin: 2009). Jasa kependidikan terdiri atas jasa kurikuler, penelitian, pengembangan kehidupan bermayarakat, ekstrakurikuler, dan administrasi. Bentuk produk-produk tersebut hendaknya sejalan dengan permintaan pasar yang diikuti oleh kemampuan dan kesediaan konsumen dalam membeli jasa kependidikan. Lembaga pendidikan anak usia dini hendaknya dapat lebih berorientasi kepada kepuasan pelanggan, sehingga dapat tercipta perilaku loyal dari para konsumen pendidikan. Pelanggan yang loyal pada suatu lembaga PAUD akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar pada kualitas suatu lembaga PAUD. Kepuasan konsumen lembaga PAUD terhadap kinerja sekolah juga menjadi keniscayaan untuk menjadi telaah evaluasi. Over promise and under delivery adalah
40
kesalahan pemasaran. Ketidaksesuaian ekspektasi konsumen dan realitas yang ada akan membentuk citra buruk sekolah. Oleh karena itu, lembaga pendidikan anak usia dini hendaknya dapat lebih berorientasi kepada kepuasan pelanggan, sehingga dapat tercipta perilaku loyal dari para konsumen pendidikan. 2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Orang Tua Pada dasarnya kepuasan pelanggan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsinya (Gaspersz: 2005). Dengan demikian apabila kepuasan pelanggan boleh dinyatakan sebagai suatu rasio atau perbandingan, maka kita dapat merumuskan persamaan kepuasan pelanggan sebagai berikut: Z = X/Y, dimana Z adalah kepuasan pelanggan, V=X adalah kualitas yang dirasakan oleh pelanggan, dan Y adalah kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan. Menurut Gaspersz (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan adalah: a
“Kebutuhan dan keinginan” yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan pelanggan ketika ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/ pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginannya besar, harapan dan ekspektasi pelanggan akan tinggi, demikian pula sebaliknya.
b
Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari perusagaan maupun pesaing-pesaingnya.
41
c
Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi pelanggan terutama pada produk-produk yang dirasakan berasio tinggi.
d
Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan. Orang di bagian penjualan dan periklanan seyogyanya tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspektasi pelanggan. Kampanye yang berlebihan dan secara aktual tidak mampu memenuhi ekspektasi pelanggan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap pelanggan tentang produk itu. Menurut Hawkins dan Lonney dalam Tjiptono (2005), atribut-atribut
pembentuk kepuasan terdiri dari: a. Kesesuaian Harapan Merupakan gabungan dari kemampuan suatu produk atau jasa dan produsen yang diandalkan, sehingga suatu produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang dijanjikan produsen b. Kemudahan dalam Memperoleh Produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen mudah dimanfaatkan oleh calon pembeli. c. Ketersediaan untuk Merekomendasi Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama, kesediaan pelanggan untuk merekomendasi produk terhadap teman atau keluarganya menjadi ukuran yang penting.
42
Menurut Irawan (2002), terdapat lima pendorong utama kepuasan pelanggan, yaitu : a
Mutu Produk Pelanggan akan puas jika setelah membeli dan menggunakan produk tersebut, mendapatkan mutu produk yang baik.
b
Harga Bagi pelanggan yang sensitif, harga yang murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapat value formoney yang tinggi.
c
Service Quality (ServQual) Karena mutu produk dan harga seringkali tidak mampu menciptakan keunggulan bersaing dalam hal kepuasan dan keduanya relatif mudah ditiru, perusahaan cenderung menggunakan pendorong ini.
d
Emotional Factor Pendorong ini biasanya berhubungan dengan gaya hidup seperti mobil, pakaian, kosmetik, dan sebagainya. Pelanggan akan merasakan bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum bila seseorang menggunakan produk yang bermerek cenderung mempunyai kepuasan yang lebih tinggi.
e
Kemudahan Kemudahan
yang
didukung
dengan
kenyamanan
dan
efisiensi
dalam
mendapatkan produk fisik atau jasa akan mendorong kepuasan pelanggan. Kepuasan konsumen terhadap kualitas pendidikan di suatu lembaga sekolah sangat penting untuk diperhatikan.Di dalam ruang lingkup lembaga PAUD, faktor
43
pendorong kepuasan orang tua juga menjadi salah satu aspek yang sangat penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, berikut ini penulis paparkan pendapat Irawan (2002) mengenai lima pendorong utama kepuasan pelanggan secara sederhana ke dalam bahasa yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini: a. Mutu produk Pendidikan secara lebih sederhana dapat dipahami sebagai suatu proses yang diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam mengembangkan manusia (Trianto: 2011). Oleh karena itu, kualitas pendidikan akan sangat berimbas pada mutu pengembangan manusia kedepannya. Semakin lemah kualitas
pendidikan,
maka
akan
semakin
melemahkan kualitas
pengembangan manusia di masa depan. Menurut Hamijoyo dalam Trianto (2011), lemahnya kualitas pendidikan meliputi: kurikulum yang miskin keterampilan, motivasi dan orientasi pendidikan yang sarat dengan pola pikir hedonis dan materialistis, monopoli arti kecerdasan yang selama ini hanya bersandar pada ranah kognitif, metodologi pengajaran yang stagnan dan cenderung mengekang kreativitas, pola manajemen dan tenaga pengajar yang kurang profesional, pola interaksi yang tidak efektif, evaluasi dan kebijakan yang subjektif, pola pikir masyarakat yang sarat akan kebodohan dan kemiskinan sebagai dampak logis dari tidak adanya nilai optimal keberhasilan (quality outcomes) dalam proses pendidikan.
44
Dari pemaparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan sebagai salah satu produk jasa yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan antara lain: 1) Kurikulum pendidikan yang digunakan 2) Sarana prasarana pendidikan 3) Orientasi pendidikan 4) Metodologi pengajaran 5) Pola manajemen 6) Kualitas pendidik 7) Evaluasi 8) Kebijakan pendidikan b. Harga Dalam mendirikan atau membentuk suatu produk baik jasa maupun barang, dibutuhkan modal yang memadai untuk dapat menghasilkan produk tersebut.Begitu juga dalam pembentukan suatu lembaga pendidikan atau sekolah, diperlukan modal atau biaya untuk dapat mendirikan suatu lembaga pendidikan yang memadai. Menurut Mukminin (2009), ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu sekolah, baik dari pemerintah maupun pihak lain. Salah satu sumber dana yang sangat berpengaruh adalah sumber dana dari pihak konsumen atau orang tua murid. Salah satu aspek yang menjadi pertimbangan orang tua pada saat memasukkan anak-anaknya ke suatu lembaga pendidikan adalah biaya
45
pendidikan yang harus mereka tanggung dari awal anak masuk ke sekolah sampai dengan anak lulus dari sekolah tersebut. Masih banyak masyarakat yang berpikir bahwa suatu lembaga sekolah harus dapat menyediakan pendidikan yang berkulitas dengan biaya pendidikan rendah yang mampu dijangkau oleh semua golongan masyarakat, golongan menengah kebawah khususnnya. Bagi sebagian besar masyarakat, masyarakat menengah ke bawah khususnya, biaya pendidikan yang rendah merupakan salah satu hal pokok yang harus diperhatikan dalam memilih sekolah bagi anak.Mukminin (2009) menyebutkan bahwa salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan. Akan tetapi, melihat tuntutan masyarakat yang selalu menginginkan pendidikan yang berkualitas dengan biaya yang rendah, membuat beberapa lembaga sekolah, khususnya PAUD harus bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhan anak didik dan tuntutan masyarakat dengan dana yang dimilikinya tersebut. c. Quality Service(ServQual) Seorang pengguna jasa pendidikan akan memberikan respon terhadap penawaran dari lembaga pendidikan yang terbaik yang sesuai dengan harapannya. Pemberian pelayanan pendidikan yang baik, yang berupa fasilitas, sistem, maupun proses, merupakan kegiatan yang harus diperhitungkan bagi suatu lembaga pendidikan, karena pada dasarnya para konsumen, orang tua khususnya,
46
mulai kritis terhadap apa yang diinginkannya. Perkembangan intelektual masyarakat yang semakin baik akan membuat pengguna jasa semakin pintar membandingkan pelayanan jasa pada satu institusi dengan institusi yang lainnya. Kualitas pelayanan jasa pendidikan menjadi salah satu titik tolak yang terjadinya kepuasan pada para pengguna jasa pendidikan di suatu lembaga pendidikan. PAUD merupakan suatu lembaga pendidikan yang sangat membutuhkan tingkat kualitas pelayanan yang optimal. Pelayanan di lembaga PAUD dapat dilihat dari berbagai segi, antara lain: tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, kecakapan guru, hubungan baik antara pihak sekolah dengan orang tua, dan pelayanan dalam hal pemberian pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan, kecakapan, serta kebutuhan yang sangat dikembangkan di dalam diri anak usia dini. Perasaan puas dan tidak puas pengguna jasa pendidikan di suatu lembaga PAUD akan dipengaruhi oleh perlakuan, pelayanan, serta fasilitas yang tersedia dari lembaga PAUD tersebut. d. Emotional Factor Faktor emosional merupakan faktor yang timbul dari dalam diri konsumen.Konsumen pendidikan atau orang tua murid memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Keberagaman latar budaya, baik status sosial, ras, agama, dan kedudukannya di masyarakat, menjadi faktor yang mempengaruhi gaya hidup para konsumen pendidikan, dan pada akhirnya akan mempengaruhi pula pada tingkat kepuasannya terhadap kualitas pendidikan di suatu lembaga pendidikan,
47
Pendidikan Anak Usia Dini, khususnya. Bagi masyarakat yang berada di kalangan menengah keatas akan memiliki standar yang lebih tinggi terhadap kualitas pendidikan di sebuah lembaga pendidikan dibandingkan masyarakat yang berada di kalangan menengah ke bawah. Selain itu, menurut Lupiyoadi (2009), pelanggan akan merasakan bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum bila seseorang menggunakan produk yang bermerek cenderung mempunyai kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan yang diperoleh adalah dari nilai sosial yang membuat pelanggan menjadi puas dengan merek tertentu.Oleh karena itu, kondisi orang tua anak didik selaku konsumen pendidikan juga seringkali mempengaruhi keberminatan orang tua terhadap suatu lembaga pendidikan, PAUD khususnya. d. Kemudahan Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang menyediakan jasa pendidikan. Sebagai lembaga yang memberi jasa kependidikan, suatu lembaga sekolah, terlebih Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), diharapkan mampu memberikan kemudahan kepada para konsumennya dalam hal pemberian jasa pendidikan yang terbaik. PAUD, sebagai lembaga pendidikan yang memberikan jasa kependidikan bagi anak usia dini ini, diorientasikan kepada pemenuhan kebutuhan anak serta pengoptimalan potensi yang dimiliki oleh setiap anak. Penyelenggaraan bagi anak usia dini ini diharapkan mampu memberikan kemudahan-kemudahan bagi para konsumennya dalam mendapatkan jasa
48
kependidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan anak. Selain itu, penyelenggaraan PAUD sangat membutuhkan andil yang besar dari pihak orang tua. Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak orang tua. Pihak sekolah diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi para orang tua dalam hal memperoleh informasi tentang perkembangan serta pertumbuhan yang terjadi pada diri anak. Kemudahan dalam mendapatkan pelayanan yang layak dan berkualitas dari pihak lembaga PAUD akan mempengaruhi kepuasan dan keberminatan orang tua terhadap suatu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. 2.2.3 Pengukuran Tingkat Kepuasan Orang Tua Ada beberapa metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan pesaing. Kotler (2000)mengidentifikasi empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu : a. Sistem keluhan dan saran Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya guna menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan keluhan mereka.Media yang digunakan bisa berupa kotak saran yang ditempatkan di lokasi-lokasi strategis, kartu komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa, website, dan sebagainya.
49
b. Ghost shopping Salah satu cara memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghostshoppers untuk berpura-pura atau berperan sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing. Mereka diminta berinteraksi dengan staf penyedia jasa dan menggunakan produk atau jasa perusahaan. c. Lost Customer Analysis Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan sedapat mungkin mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya. d. Survei kepuasan pelanggan Sebagian besar riset kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode survei, baik melalui telepon, pos, e-mail, website, maupun wawancara langsung. Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan balikan secara langsung dari pelanggan serta memberikan kesan positif bahwa perusahaan memberi perhatian pada pelanggannya. Sedangkan menurut Tjiptono (2006: 18), pengukuran kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
50
a
Directly Reported Satisfaction Pengukuran dilakukan secara langsung, melalui pertanyaan dengan skala berikut: sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas.
b
Derived Dissatisfaction Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yakni besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya yang mereka rasakan.
c
Problem Analysis Pelanggan yang dijadikan responden diminta mengungkapkan dua hal pokok.pertama, masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan.
d
Importance-Performance Analysis Dalam teknik ini, responden diminta untuk merangking berbagai elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut.selain itu, responden juga diminta untuk merangking seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen atau atribut tersebut. Beberapa metode pengukuran diatas juga sangat penting untuk diterapkan
dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan anak usia dini. Metode yang dapat digunakan adalah metode directly reported satisfaction. Selain itu, ada alat atau instrumen yang dapat membantu kita untuk memahami dan meramalkan dunia kita secara lebih baik.Perlu adanya suatu ukuran yang secara akurat menilai sikap para pelanggan. Alat yang dipergunakan untuk mengukur tingkat kepuasan ialah daftar
51
pertanyaan (questioner) (Supranto:2006). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan skala likert.Dengan skala likert, data yang diperoleh berupa jawaban dari para pelanggan terhadap pertanyaan yang diajukan seperti saya puas (4), cukup puas (3), tidak puas (2), atau sangat tidak puas (1) terhadap kualitas pendidikan di lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati. Pembentukan daftar pertanyaan kepuasan pelanggan ditempuh dengan 4 (empat tahap), yaitu: a
Menentukan pertanyaan (butir) yang akan dipergunakan dalam daftar pertanyaan
b
Memilih bentuk jawaban (respon format)
c
Menulis introduksi/pengenalan pada daftar pertanyaan
d
Menentukan isi akhir (final) daftar pertanyaan (memilih beberapa butir yang pokok di antara sekian banyak butir kepuasan yang akan dijadikan ukuran tingkat kepuasan). Di era globalisasi sekarang ini, orang tua sebagai pelanggan atau konsumen
pendidikan anak usia dini cukup cermat dan mulai mengerti cara memilih lembaga PAUD yang dianggap tepat bagi anak. Tren orang tua siswa dewasa ini ternyata tidak hanya melihat positioning sekolah unggulan, andalan, dan favorit sebagai satusatunya pertimbangan untuk memutuskan bersekolah di lembaga tersebut. Pertimbangan positioning sekolah gaul dan bonafide ternyata menjadi fenomena baru dalam pemasaran lembaga PAUD (Mukminin: 2009). Perilaku konsumen lembaga PAUD relatif ingin suasana yang dinamis di lingkungan sekolahnya.Sekolah dituntut untuk melakukan inovasi-inovasi yang mengikuti perkembangan zaman. Oleh karena
52
itu, perlu adanya quality assurance dari sekolah untuk siswa dan calon siswa yang potensial terhadap produk yang ditawarkan oleh sekolah tersebut, serta perlu adanya pengukuran terhadap kepuasan orang tua sebagai konsumen pendidikan PAUD, sehingga proses penyelenggaraan dan jasa pendidikan yang ditawarkan dapat sesuai dengan keinginan konsumen. Dengan begitu akan menimbulkan kepuasan, kepercayaan maupun loyalitas dalam diri konsumen pendidikan. Gerson (2001), mengemukakan beberapa manfaat dari pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu : a
Pengukuran menyebabkan orang memiliki rasa berhasil dan berprestasi, yang kemudian diterjemahkan menjadi pelayanan prima kepada pelanggan.
b
Pengukuran memberitahukan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu dan kepuasan pelanggan serta bagaimana harus melakukannya.
c
Pengukuran memberikan umpan balik segera kepada pelaksana, terutama bila pelanggan sendiri yang mengukur kinerja pelaksana atau perusahaan yang memberikan pelayanan.
d
Pengukuran bisa dijadikan dasar penentuan standar kinerja dan prestasi yang harus dicapai, yang akan mengarahkan menuju peningkatan mutu dan kepuasan pelanggan.
e
Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi.
53
2.3
Penelitian Sebelumnya Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kualitas layanan lembaga pendidikan terhadap kepuasan konsumen. Hasil penelitian pertama merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Indrawati (2009). Penelitian yang menggunakan orang tua dari warga belajar yang mengikuti program pendidikan di Lembaga Pendidikan Mental Aritmatika di Kota Malang sebagai objeknya ini mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh kualitas layanan lembaga pendidikan terhadap kepuasan konsumen. Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa variabel keandalan merupakan salah satu variabel kualitas layanan lembaga pendidikan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen Lembaga Pendidikan Mental Aritmatika di kota Malang. Penelitian kedua merupakan penelitian yang dilakukan oleh Heru Santoso Wahid Nugroho, Dian Wahyuningsih, dan Siti Widajati pada tahun 2010. Penelitian yang berjudul “Pengaruh kualitas Dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy terhadap Kualitas PAUD secara Keseluruhan” menetapkan dimensi kualitas jasa, yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy sebagai variabel bebasnya, dan kualitas PAUD secara keseluruhan sebagai variabel terikatnya. Dari hasil penelitian Nugroho, dkk (2010) tersebut, diketahui bahwa dimensi kualitas pelayanan suatu jasa, yaitu tangibles, reliability, dan assurance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas PAUD secara
54
keseluruhan dengan nilai signifikan berturut-turut adalah 0,025; 0,025; dan 0,000. Sedangkan dimensi responsiveness dan empathy tidak berpengaruh terhadap kualitas PAUD secara keseluruhan. Penelitian terdahulu ketiga adalah tentang kualitas pendidikan bagi anak usia dini yang dilakukan oleh tiga badan yang meneliti tentang kualitas tersebut, yaitu The National Institute of Child Health and Human Development Study (NICHD) of Early Child Care in the United States of America, the Effective Provision of Preschool Education (EPPE) in the United Kingdom, and the Competent Children study from New Zealand (dalam Elliot: 2006). Khusus untuk NICHD dan EPPE, penelitian dikutip dalam debat kualitas dan literatur tentang kualitas. Data yang digunakan untuk penelitian ini diambil dari Longitudinal Study of Australian Children. Desain penelitian yang dilakukan berfokus pada pengujian efek dari kemajuan dan keluaran yang dihasilkan oleh pengasuhan dan pendidikan bagi anak usia dini di lembaga PAUD. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang menyatakan bahwa “children’s experiences and outcomes, and especially for those at risk or from disadvantaged backgrounds, are optimised when they participate in high-quality early childhood programs or in programs targeting specific areas of development such as early literacy. High-quality centre-based developmental programs tend to produce enhanced cognitive, language and social development”. Hasil penelitian tersebut berarti bahwa pengalaman dan keberhasilan anak, khususnya anak-anak dari latar belakang yang beresiko atau tidak mendukung, optimis didapat ketika mereka
55
berpartisipasi dalam program PAUD yang berkualitas tinggi atau dalam program pengembangan yang ditujukan untuk bidang tertentu seperti pembelajaran baca tulis sejak dini. Program pengembangan yang memiliki kualitas tinggi lebih condong untuk meningkatkan perkembangan kognitif, bahasa, dan sosial. Penelitian terdahulu berikutnya adalah penelitian mengenai nilai konsumen, kepuasan pelanggan, dan kebiasaan pelanggan. Penelitian yang berjudul “The Relationship among Costomer Value, Satisfaction, and Behavioral Intentions- A General Structural Equation Model” dilakukan oleh Wahyuningsih (2005) dengan menjadikan pelanggan di industri jasa asuransi sebagai objek penelitiannya. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu: Satisfaction
(Kepuasan),
dan Behavioral
Costomer Value (Nilai Konsumen), Intentions
(Intensitas Pembelian).
Wahyuningsih menggunakan metode kuesioner dengan skala likert dalam melakukan penelitiannya dan menggunakan teknik Structural Equation Modeling (SEM) dalam menganalisis data yang diperoleh. Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa nilai konsumen
dan
kebiasaan
konsumen
memiliki
hubungan
positif
dan
signifikan.Hubungan yang positif juga terjadi antara nilai konsumen dan kepuasan konsumen. Menurut penelitian Wahyuningsih, kepuasan pelanggan merupakan penengah antara nilai konsumen dan intensitas pembelian. Penelitian terdahulu yang terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh Hariyanti (2002). Penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Pelayanan Jasa Pendidikan terhadap Kepuasan Pengguna Jasa (Studi Kasus pada
56
Universitas Setia Budi Surakarta) ini menetapkan mahasiswa dan orang tua mahasiswa Universitas Setia Budi Surakarta sebagai objek yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan t-tes, F-tes, dan uji R² sebagai metode analisis datanya dan menetapkan faktor-faktor pelayanan jasa pendidikan (place, price, dan product) sebagai variabel bebasnya serta kepuasan pengguna jasa sebagai variabel terikatnya. Dari penelitian tersebut, maka didapatkan hasil yang menyatakan bahwa variabel product, place, dan price berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pengguna jasa secara parsial. Sedangkan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan pengguna jasa adalah variabel produk. 2.4
Kerangka Pemikiran Lembaga PAUD merupakan salah satu lembaga yang sedang menjamur di
berbagai wilayah di Indonesia saat ini. Salah satunya adalah di kecamatan Gunungpati kota Semarang. Banyaknya lembaga PAUD yang berdiri membuat masyarakat, orang tua anak khususnya, memiliki banyak pilihan dan kesempatan untuk memilih lembaga yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anak.Orang tua merupakan salah satu pihak terpenting yang ikut andil dalam pemilihan sekolah anak. Banyak hal yang akan dipertimbangkan oleh orang tua dalam memilihkan sekolah yang terbaik untuk anak, salah satunya adalah kualitas. Kualitas layanan pendidikan suatu lembaga PAUD merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perkembangan kemampuan anak dan kepuasan orang tua terhadap lembaga tersebut. Orang tua sebagai konsumen pendidikan di lembaga
57
PAUD memiliki harapan yang besar untuk menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan anak. Oleh karena itu, sebagai lembaga yang memberikan pelayanan jasa berupa pendidikan, ada beberapa dimensi yang harus dipenuhi oleh PAUD untuk terus meningkatkan kualitasnya. Semakin tinggi kualitas layanan pendidikannya, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan masyarakat.dan kedepannya, semakin meningkat tingkat kepercayaan atau loyalitas mayarakat atau orang tua siswa lembaga PAUD tersebut. Untuk memperjelas penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti perlu menyusun kerangka pemikiran mengenai konsep tahap-tahap penelitian secara teoritis. Kerangka pemikiran yang berupa skema sederhana ini menggambarkan secara singkat proses pemecahan masalah yang dikemukakan dalam penelitian. Skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Kualitas Layanan
Tingkat Kepuasan Orang Tua
Pendidikan Lembaga
(Y)
PAUD ) Gambar 3. Kerangka Pemikiran 2.5
Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap )
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto:
58
2010). Sedangkan menurut Sugiyono (2008) hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dari data. Berdasarkan dari landasan konseptual dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: Ho = Terdapat pengaruh kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua di kecamatan Gunungpati kota Semarang.
59
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono: 2008). Berdasarkan pendapat Creswell (2010), variabel merujuk pada karakteristik atau atribut seorang individu atau suatu organisasi yang data diukur atau diobservasi. Variabel biasanya bervariasi dalam dua atau lebih kategori atau dalam kontinum skor. Variabel dapat diukur atau dinilai berdasarkan satu skala. Berdasarkan pada definisi diatas. maka dapat disimpulkan bahwa variabel merupakan objek yang bervariasi dan dapat dijadikan sebagai perhatian pada suatu penelitian. Dari judul penelitian ini “Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD terhadap Tingkat Kepuasan Orang Tua di kecamatan Gunungpati kota Semarang”, maka variabel penelitian dalam penelitian ini adalah satu variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). a. Variabel bebas yaitu variabel yang diasumsikan menjadi penyebab munculnya variabel lain. Menurut Sugiyono (2008), variabel ini seringkali disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Variabel bebas merupakan variabel yang
58
60
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas (X) yaitu kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD. b. Variabel terikat yaitu variabel yang kemunculannya disebabkan oleh variabel bebas. Menurut Sugiyono (2008), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Sedangkan menurut Creswell (2010), variabel terikat ini merupakan outcomes atau hasil dari pengaruh variabel-variabel bebas. Istilah lain dari variabel terikat adalah variabel criterion, outcome, daneffect. Dalam penelitian ini variabel terikat (Y) adalah tingkat kepuasan orang tua.
3.2
Definisi Operasional Definisi operasional variabel penelitian adalah batasan atau spesifikasi dari
variabel-variabel penelitian yang secara konkret berhubungan dengan realitas yang akan diukur dan merupakan manifestasi dari hal-hal yang akan diamati peneliti berdasarkan sifat yang didefinisikan dan diamati sehingga terbuka untuk diuji kembali oleh orang atau peneliti lain. Adapun batasan atau definisi operasional variabel yang diteliti adalah 3.2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD Kualitas layanan pendidikan merupakan derajat yang dicapai oleh suatu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam memenuhi kebutuhan dan
61
harapan konsumen pendidikan atau dalam hal ini adalah orang tua. Menurut Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009, standar Pendidikan Anak Usia Dini meliputi pendidikan non formal dan formal yang terdiri atas: a. Standar tingkat pencapaian perkembangan b. Standar pendidik dan tenaga kependidikan c. Standar isi, proses, dan penilaian d. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Sebagai lembaga pendidikan yang memberikan jasa dalam bentuk pendidikan dan tempat terlaksananya proses pendidikan, maka suatu lembaga PAUD harus mampu memberikan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Menurut Kotler (2000), ada lima dimensi pokok kualitas jasa yang dapat dipenuhi, yaitu : a. Berwujud (Tangible) b. Keandalan (Reliability) c. Kesigapan (Responsiveness) d. Kepastian (Assurance) e. Empati (Empathy) Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas layanan pendidikan sebagai salah satu produk jasa yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan antara lain:
62
a
Kurikulum pendidikan yang digunakan
b
Sarana prasarana pendidikan
c
Orientasi pendidikan
d
Metodologi pengajaran
e
Pola manajemen
f
Kualitas pendidik
g
Evaluasi
h
Kebijakan pendidikan
3.2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua Kepuasan pelanggan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsinya. Di dalam dunia Pendidikan Anak Usia Dini, kepuasan pelanggan (orang tua) merupakan tinggi rendah perasaan senang atau kecewa pelanggan atau orang tua yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk jasa atau dalam hal ini adalah pendidikan di suatu lembaga pendidikan anak usia dini terhadap ekspektasi mereka. Menurut Hawkins dan Lonney dalam Tjiptono (2004), atribut-atribut pembentuk kepuasan terdiri dari: a. Kesesuaian Harapan b. Kemudahan dalam Memperoleh c. Ketersediaan untuk Merekomendasi
63
Sedangkan menurut Irawan (2002), terdapat lima pendorong utama kepuasan pelanggan, yaitu : a. Mutu Produk b. Harga c. Service Quality (ServQual) d. Emotional Factor e. Kemudahan Ada beberapa metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan pesaing. Kotler (2000) mengidentifikasi empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu : a. Sistem keluhan dan saran b. Ghost shopping c. Lost Customer Analysis d. Survei kepuasan pelanggan
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian Hadi (2000: 270) mengatakan bahwa populasi merupakan sejumlah individu paling sedikit mempunyai suatu ciri yang sama dengan untuk menentukan sampel terlebih dahulu harus menentukan luas dan sifat populasi juga memberi batasan yang tegas. Sedangkan menurut Sugiyono (2008: 117), populasi adalah wilayah
64
generalisasi yang terdiri atas: obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini menggunakan populasi target yaitu seluruh wali murid lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang menurut data pada bulan januari yang peneliti peroleh dari UPTD kecamatan Gunungpati. Tabel 3.1 Data lembaga PAUD pada bulan Januari tahun 2013 di kecamatan Gunungpati No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Nama Lembaga PAUD TK Pertiwi 01 Sumurjurang TK Pertiwi 02 TK Pertiwi 06 TK Pertiwi 24 TK Pertiwi 25 TK Pertiwi 26 TK Pertiwi 29 Pakintelan TK Pertiwi 30 TK Pertiwi 31 TK Pertiwi 32 TK Pertiwi 34 TK Pertiwi 37 TK Pertiwi 44 TK Pertiwi 45 Kalisegoro TK Pertiwi 48 TK Pertiwi 49 TK Pertiwi 50 TK Sekar Mekar TK Al Hidayah 8 TK Siwi Peni TK ABA 38 TK ABA 52 TK An Nur TK Al Firdaus TK IT Sekargading
Jumlah Anak Didik 53 29 29 20 20 26 47 57 43 20 34 40 45 46 28 44 23 38 38 27 134 62 29 38 50
65
26. 27. 28. 29. 30. 31.
TK Ummul Quro 47 TK IT Al Jannah 65 TK IT Mutiara Hati 68 TK Bina Khoir 30 KB Aisyiyah 04 6 PAUD Karakter Pelangi 58 Nusantara 32. PAUD SBB Pelangi 31 Nusantara 01 33. TPA Karakter Pelangi 44 Nusanatara 34. PAUD Taman Firdaus 12 35. KB Sakinah 17 36. Playgroup Sekargading 22 37. KB IT Mutiara Hati 17 38. KB Al Kamil 6 39. PAUD Dian Pertiwi 22 40. KB Amanah Pertiwi 12 41. PAUD Pertiwi 37 25 42. KB Khodijah 03 32 43. KB Mutiara Pertiwi 9 44. PAUD TPQ Al Huda 26 45. KB ABA 38 8 Jumlah 1577 Sumber :Data UPTD kecamatan Gunungpati tahun 2013 3.3.2 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto: 2010). Menurut Sugiyono (2008: 118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Sampel merupakan subjek yang dilibatkan secara langsung. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti menentukan beberapa kriteria pada sampel yang akan digunakan dari populasi target, antara lain:
66
a. Orang tua dari anak didik di Taman Kanak-Kanak . b. Telah menyekolahkan anaknya di TK minimal selama satu semester. c. Pernah mengantar, menjemput, atau menunggui anak selama proses pembelajaran di sekolah. Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel adalah rumus Slovin sebagai berikut:
Keterangan: ditolerir n: Ukuran sampel N: Ukuran Populasi e: Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan/ pengambilan sampel yang diinginkan. Dalam penelitian ini harga e adalah 10% dengan taraf kepercayaan 90%. Dari populasi dapat dihitung:
=
=
94,0369708 (dibulatkan 94).
Sampel merupakan subjek yang dilibatkan secara langsung dalam penelitian ini berdasarkan ciri-ciri populasi.Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Porpotional Random Sampling.Porpotional Random Sampling merupakan operasional dari populasi target yang memperkirakan waktu dan lokasi untuk mencapai jumlah sampel penelitian. Pengambilan sampel secara
67
random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun undian (Sugiyono: 2008). Jumlah lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati cukup banyak. Oleh karena itu, peneliti menetapkan kriteria bagi lembaga PAUD yang akan digunakan sebagai obyek atau tempat penelitian. Berikut ini adalah beberapa kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti: a. Merupakan lembaga PAUD formal, yang dalam hal ini adalah Taman KanakKanak (TK). b. Memiliki peserta didik yang berusia 4-6 tahun (kelas A atau B) c. Memiliki hak milik bangunan atau memiliki hak pinjam pakai. d. Terdaftar di UPTD Pendidikan kecamatan Gunungpati kota Semarang e. Telah berjalan proses pembelajaran selama lebih dari 5 tahun f. Merupakan lembaga PAUD umum atau tidak berbasiskan agama Dari beberapa kriteria tersebut, maka ditentukan bahwa terdapat sembilan Taman Kanak-Kanak di kecamatan Gunungpati yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Berikut ini adalah daftar TK yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti:
68
Tabel 3.2 Daftar TK yang Sesuai dengan Kriteria No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Nama Lembaga PAUD
Jumlah Anak Kepemilikan Tanah/ Didik Bangunan TK Pertiwi 01 Sumurjurang 53 HGB TK Pertiwi 06 29 SD Sumur Gunung TK Pertiwi 24 20 Miliki SD/ Pinjam TK Pertiwi 25 20 Hak Pakai TK Pertiwi 26 26 Sendiri TK Pertiwi 29 Pakintelan 47 Numpang SD/ Sendiri TK Pertiwi 30 57 HM TK Pertiwi 31 43 Numpang/ Milik Sendiri TK Pertiwi 32 Pakintelan 20 Menumpang/ Sendiri TK Pertiwi 34 34 Pinjam Pakai/ Sendiri TK Pertiwi 37 40 Pinjam Pakai TK Pertiwi 44 45 Pinjam TK Pertiwi 45 Kalisegoro 46 Pinjam Pakai TK Pertiwi 48 28 Pinjam Pakai TK Pertiwi 49 44 Hak Guna Pakai TK Pertiwi 50 23 Pinjam Pakai TK Sekar Mekar 38 Pinjam Pakai Jumlah 613 Sesuai dengan kriteria yang ditentukan, dan mengingat sifat serta karakteristik
lembaga yang homogen, maka peneliti menentukan bahwa yang akan menjadi lembaga tempat peneliti melakukan penelitian adalah tiga lembaga Taman KanakKanak (TK).
Tiga lembaga TK tersebut antara lain adalah TK Pertiwi 01
Gunungpati, TK Pertiwi 31 Gunungpati, dan TK Pertiwi 34 Gunungpati. Peneliti memilih ketiga TK tersebut sebagai tempat penelitian dengan alasan: a. Ketiga TK tersebut bersifat representatif dan peneliti anggap telah mewakili kesembilan lembaga TK tersebut. b. Memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. c. Memiliki jumlah anak didik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian
69
3.4
Metode Pengumpulan Data Dalam rangka memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan
yang akan diungkap dalam penelitian diperlukan alat atau instrumen yang mencerminkan keseluruhan indikator yang hendak diukur serta telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Alat pengumpul data biasa disebut dengan istilah instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2008: 148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini adalah variabel penelitian.Oleh karena itu, instrumen harus dirancang secara baik sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.4.1 Metode Kuesioner Arikunto (2010: 194) berpendapat bahwa kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Metode angket atau kuesioner digunakan sebagai cara untuk memperoleh data atau informasi dari responden dengan menjawab sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dan untuk tiap-tiap pertanyaan telah ditentukan skor nilainya. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama merupakan kuesioner tentang kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD, bagian
70
kedua merupakan kuesioner tentang tingkat kepuasan orang tua. Kuesioner atau angket dalam penelitian ini menggunakan sistem pertanyaan tertutup, artinya jawaban sudah disediakan dan responden hanya menjawab berdasarkan perasaan atau pendapat pribadinya, bukan perasaan atau pendapat pribadi orang lain. Sebagaimana yang telah disampaikan diatas, bahwa dalam penelitian diperlukan alat pengumpul data. Alat pengumpul data yang baik akan menghasilkan data yang valid, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, sebelum menyusun data, terlebih dulu menentukan langkah-langkah yang akan dipersiapkan, yaitu: a
Merancang skala penelitan
b
Menentukan kisi-kisi kuesioner dan distribusi item
c
Menentukan respoden
d
Mempersiapkan pertanyaan dalam bentuk kuesioner (angket). Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan
angket dikarenakan jumlah responden yang besar dan tersebar dibeberapa bagian daerah di kecamatan Gunungpati. Selain itu, dengan menggunakan angket ini peneliti berharap supaya responden dapat membaca dengan baik setiap pernyataan yang ada serta dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia. Peneliti mengembangkan pernyataan dari setiap indikator dalam instrumen penelitian dengan bahasa yang lebih lugas dan sederhana supaya para responden, yang dalam penelitian ini kebanyakan adalah para ibu, dapat lebih memahami setiap pernyataan yang tercantum didalam angket yang telah disusun oleh peneliti.
71
Pada penelitian, angket yang digunakan adalah angket dengan bentuk skala bertingkat, dimana pilihan jawabannya merujuk pada skala model Likert, yang terdiri dari empat pilihan jawaban, yaitu : Sangat Benar (SB), Benar (B), Tidak Benar (TB), Sangat Tidak Benar (STB). Menurut Sugiyono (2008: 134), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen dengan bentuk checklist. Peneliti memilih bentuk checklist karena dengan bentuk checklist, maka akan didapat keuntungan dalam hal ini singkat dalam pembuatannya, hemat kertas, mudah mentabulasi data, dan secara visual lebih menarik (Sugiyono, 2008:138-139). Item-item dalam skala kualitas pendidikan lembaga PAUD dan skala kepuasan orang tua dikelompokkan menjadi dua, yaitu item favorable dan unfavorable. item favorable adalah item-item yang memihak pada objek ukur, sedangkan item unfavorable adalah item yang tidak memihak pada objek ukur. Penentuan skor yang digunakan yaitu sebagai berikut: Tabel 3.3 Penentuan Skor Masing-Masing Item dalam Alat Ukur Pilihan Jawaban SB B TB STB
Skor Masing-Masing Item Favorable Unfavorable 4 1 3 2 2 3 1 4
72
Secara lengkap kisi-kisi dan distribusi item sebagai berikut: Tabel 3.4 Kisi-Kisi Variabel ”Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD” No.
Standar Pendidikan
1.
Standar tingkat pencapaian perkembangan. Standar pendidik dan tenaga kependidikan. Standar isi, proses, dan penilaian Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
2. 3. 4 Jumlah
Item Favourable Unfavourable 1, 9, 14, 29, 3, 5.10, 18, 28 35 4, 11, 23, 27, 2, 13, 30, 31, 36 41 6, 8, 20, 26, 7, 19, 22, 32, 42, 44 39, 43 16, 17, 21, 12, 15, 24, 25, 33, 37, 40 34, 38 22 22
Jumlah 10 10 12 12 44
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Variabel ”Tingkat Kepuasan Orang Tua” Atribut Kepuasan No. 1.
2.
Konfirmasi Harapan
Kemudahan Memperoleh
3. Kesediaan Merekomendasikan Jumlah
Item Favourable Unfavourable 1, 2, 6, 7, 11, 3, 5, 9, 10, 14, 15, 20, 26, 18, 19, 21, 25, 32 33, 34 27, 28 13, 24, 31, 16, 29, 12, 4, 8 32, 35 17, 30 36, 23 18 18
Jumlah 22
10 4 36
Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen tersebut. Uji validitas diperlukan untuk mengetahui ketepatan kuesioner yang diajukan. Sedangkan uji reliabilitas diperlukan untuk mengukur seberapa jauh ketetapan (kehandalan) dari instrumen itu sendiri. Untuk mengetahui validitas, digunakan rumus korelasi product moment, sedangkan untuk mengetahui reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach. Untuk mempermudah
73
proses pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian tersebut, maka peneliti menggunakan program SPSS seri 16 for Windows. 3.4.2 Interviu (Interview) Interviu yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) (Arikunto, 2010: 198). Dalam penelitian ini interviu dilakukan secara bebas terpimpin yaitu dengan cara menyiapkan beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi diluar pedoman pertanyaan yang telah dibuat dengan tidak menyimpang dari tujuan semula, yaitu melakukan penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data karena peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang slternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya (Sugiyono: 2008). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan guna menambah kevalidan pada data yang telah diperoleh oleh peneliti. Wawancara yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kualitas pendidikan di suatu lembaga PAUD. Di dalam penelitian ini, yang berperan sebagai pewawancara atau intervieuwer adalah peneliti,
74
dan yang berperan sebagai pihak yang diwawancarai atau interviewee adalah orang tua anak didik dan pendidik di lembaga PAUD. 3.4.3 Data Dokumentasi Data dokumentasi merupakan data atau laporan yang sudah tersedia di lapangan. Penggunaan data dokumentasi dalam penelitian ini adalah dimaksudkan untuk digunakan sebagai data sekunder. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat diperoleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintahan (Sarwono: 2006). Data dokumentasi yang digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
Data
Bulanan
Kondisi
Sekolah
(PAUD/KB/TPA/TK) dari UPT Daerah Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Dokumen ini digunakan untuk mengetahui kondisi lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang. 3.5
Validitas dan Realibilitas
3.5.1 Validitas Menurut Arikunto (2010: 211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk mengukur validitas tidaknya setiap faktor dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor faktor
75
tertentu dengan skor total, dengan menggunakan korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut: r xy =
N N
X2 (
XY ( X 2)
X )( N
Y) Y2 (
Y 2)
Keterangan : r
: Koefisien korelasi
xy
X
: Skor butir
Y
: Skor total yang diperoleh
N
: Jumlah responden 2
ΣX
: Jumlah kuadrat nilai X
2
ΣY
: Jumlah kuadrat nilai Y (Arikunto, 2010: 213) Untuk melakukan pengujian terhadap instrumen itulah, maka peneliti
menetapkan seluruh orang tua anak didik di TK Sekar Mekar yang berada di kelurahan Sekaran Kecamatan Gunung pati yang dijadikan sebagai responden dalam uji validitas dan reliabilitas.Peneliti memilih TK Sekar Mekar sebagai tempat pengujian instrumen dikarenakan TK tersebut telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Selanjutnya, setelah ditentukan responden bagi uji validitas dan reliabilitas, maka instrumen penelitian akan diujicobakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket pertanyaan tentang kualitas pendidikan lembaga PAUD berjumlah 44 butir dan angket
76
pertanyaan tentang tingkat kepuasan orang tua yang berjumlah 36 nomor/ butir. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan instrumen penelitian (contoh instrumen terlampir) b. Menentukan sasaran/ responden untuk uji validitas sebanyak 38 orang tua anak didik TK. c. Membagikan angket yang harus diisi oleh responden d. Mengumpulkan angket yang telah diisi e. Menganalisis hasil angket untuk mendapatkan informasi tentang nomor butir soal yang valid dan reliabel maupun yang tidak valid maupun reliabel. f. Estimasi validitas item menggunakan rumus product moment, dan kumputasi dengan menggunakan SPSS Windows seri 16. Langkah yang dilakukan untuk menentukan validitas instrumen penelitian menggunakan rumus korelasi product moment. Untuk mempermudah proses analisis validasi item, maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS Windows seri 16. Setelah melakukan uji validitas menggunakan program SPSS Windows seri 16, maka peneliti memilih dan mendata item yang valid maupun tidak valid. Marun dalam Sugiyono (2008) berpendapat bahwa item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r= 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
77
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS Windows seri 16. Menurut Sarwono (2006), dalam proses analisis validitas butir instrumen, hasil r kuesioner pada setiap butir dapat dilihat pada bagian output correlated item total correlation. Sedangkan menurut pendapat Marun dalam Sugiyono (2008), biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r= 0,3. Jadi, dalam penelitian ini, apabila hasil r kuesioner pada setiap butir di bagian output correlated item total correlation kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. 3.5.2 Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.(Arikunto, 2010: 221). Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Untuk menguji coba instrumen dalam penelitian ini, peneliti menggunakan reliabilitas internal yaitu dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Rumus yang digunakan adalah rumus Alpha : r 11
k k 1
1
2 b 2 t
Keterangan : r
11
: Reliabilitas instrumen
78
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau soal 2
Σσb σt
: Jumlah varians butir
2
: Varians total (Arikunto, 2010: 239)
Untuk mempermudah proses uji reliabilitasnya, maka peneliti menggunakan program SPSS seri 16 for Windows dalam menguji reliabilitas item yang telah peneliti buat. 3.6
Uji Coba dan Analisis Uji Coba Alat Ukur Kedua alat ukur dalam penelitian ini, sebelum dipergunakan, diujicobakan
terlebih dahulu.Uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan realibilitas alat ukur. Tujuan dari adanya uji coba alat ukur sebagaimana dikemukakan oleh Hadi (2000) adalah: (1) menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya, (2) menghilangkan penggunaan kata-kata yang menimbulkan kecurigaan, (3) memperbarui pertanyaan yang hanya menimbulkan jawaban-jawaban dangkal. Untuk melakukan pengujian terhadap instrumen itulah, maka peneliti menetapkan seluruh orang tua anak didik di TK Sekar Mekar kelurahan Sekaran kecamatan Gunungpati yang berjumlah 38 orang tua yang dapat dijadikan sebagai responden dalam uji validitas dan reliabilitas. Peneliti memilih TK Sekar Mekar sebagai tempat pengujian instrumen dikarenakan TK tersebut telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.Selain itu, sesuai dengan kriteria yang disampaikan oleh Santosa dan Ashari (2005) bahwa uji coba instrumen minimal dilakukan terhadap 30 orang. Jadi, jumlah responden dari TK Sekar Mekar peneliti anggap telah memenuhi kriteria tersebut.
79
Selanjutnya, setelah ditentukan responden bagi uji validitas dan reliabilitas, maka instrumen penelitian akan diujicobakan. Setelah melakukan uji coba, ternyata hanya 32 angket yang dikembalikan. Jawaban yang memenuhi syarat untuk dianalisis kemudian dianalisis validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan realibility analysis program SPSS 16 for windows. Berikut ini adalah distribusi hasil dari uji validitas semua item pada skala variabel “Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD” dan skala variabel “Tingkat Kepuasan Orang Tua” : Tabel 3.6 Distribusi Item Skala Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD setelah Uji Coba No. 1. 2. 3. 4
Jumlah
Standar Pendidikan Standar tingkat pencapaian perkembangan. Standar pendidik dan tenaga kependidikan. Standar isi, proses, dan penilaian Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Favourable 1, 9, 14, 29
Item Unfavourable 5,10, 18
Jumlah 7 (1893)
4, 11, 23, 36
2, 30, 31, 41
8
6, 8, 20, 42, 44
7, 19, 22, 39
9
16, 17, 21, 33, 37, 40
12, 15, 25, 38
10
19
15
34
80
Tabel 3.7 Distribusi Item Skala Tingkat Kepuasan Orang Tua setelah Uji Coba No.
Atribut Kepuasan
Item
Jumlah
Favourable Unfavourable 1. Konfirmasi Harapan 1, 2, 6, 7, 11, 3, 5, 9, 10, 18, 19 15, 20, 26, 32, 19, 21, 27, 28 34 2. Kemudahan Memperoleh 13, 24, 31, 32, 16, 12, 4, 8 9 35 3. Kesediaan Merekomendasikan 17, 30 23 3 Jumlah 17 14 31 Selain melakukan uji validitas, peneliti juga melakukan uji reliabilitas pada instrumen penelitian yang telah disusun oleh peneliti. Menurut Sarwono (2006), reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. Kriteria menyebutkan bahwa jika nilai korelasi sama dengan atau lebih besar dari 0,8 maka butir-butir pertanyaan reliabel. Dari hasil analisis validitas dan reliabilitas menggunakan realibility analysis program SPSS 16 for windows, maka terlihat bahwa dalam tabel Cronbach’s Alpha, nilai reliabilitas variabel kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD adalah 0,907, sedangkan nilai reliabilitas untuk variabel tingkat kepuasan orang tua adalah 0,917. Semua butir pertanyaan pada kolom Cronbach’s Alpha juga mempunyai nilai diatas 0,8. Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan yang ada dalam penelitian ini sudah reliabel.
81
3.7
Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Data Deskriptif Data deskriptif merupakan analisis yang berguna untuk menggambarkan besar kecilnya tingkat variabel (variabel dependen dan independen) dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2008), analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif dapat dilakukan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase. 3.7.2 Analisis Data Inferensial Analisis data dengan menggunakan statistik inferensial sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas. Menurut Sugiyono (2008: 209), statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk prosentase. Peluang kesalahan dan
82
kepercayaan itu disebut dengan taraf signifikansi. Signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikansi berarti hubungan itu dapat digeneralisasikan. Ada perbedaan signifikansi berarti perbedaan itu dapat digeneralisasikan (Sugiyono, 2008: 209-210). 3.7.3 Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan uji statistik, langkah awal yang harus dilakukan adalah skrening terhadap data yang akan diolah. Menurut Ghozali (2005: 27), salah satu asumsi penggunaan statistik parametrik adalah multivariate normalitas. Suatu model dikatakan dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat yang tidak bias sebagai suatu penafsir. Di samping itu suatu model dikatakan cukup baik dan dikatakan dapat dipakai utuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi klasik yang melandasinya. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Normalitas Uji normalitas untuk melihat penyimpangan frekuensi observasi yang diteliti dari frekuensi teoritik.Uji ini memerlukan banyak gejala yang mendekati cirri-ciri distribusi normal. Peneliti dapat menggunakan ciri-ciri tersebut sebagai landasan untuk meramalkan gejala yang lebih luas atau yang akan datang (Hadi: 2000). Sebaliknya, jika tidak diketahui ciri-ciri suatu gejala maka tidak akan mungkin meramalkan dengan teliti terjadinya gejala-gejala tersebut. Uji asumsi normalitas menggunakan teknik statistic non parametik one simple Kolmogrov-Smirnov, kaidah
83
yang digunakan adalah jika p >0,05, maka sebarannya normal, sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya tidak normal. 2. Uji Linieritas Uji linieritas menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linier, hubungan antara variabel independen dan dependen harus linier (Santosa dan Ashari: 2005). Uji linieritas dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya tingkat korelasi antara variabel bebas dan variabel tergantung. Linier tidaknya suatu hubungan dilihat dari peluang ralat p beda, yaitu melalui harga F dalam sumber perbedaan antar kelompok. Hubungan kedua variabel dikatakan linier jika p < 0,05 dan tidak linier jika p > 0,05. 3.7.4 Analisis Regresi Linier Sederhana Metode analisis ini bertujuan untuk menganalisis satu variabel terikat (Y) dengan menggunakan satu variabel bebas (X). Menurut Sarwono (2006), regresi linier mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier, yang melibatkan satu variabel bebas, untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung. Tahap-tahap penyelesaian masalah menggunakan analisis regresi linier sederhana antara lain: 1. Merumuskan masalah 2. Membuat desain variabel 3. Memasukkan data ke SPSS 4. Menganalisis data di SPSS 5. Melakukan penafsiran untuk menjawab rumusan masalah
84
Untuk mengetahui cara perhitungan tingkat kepuasan yang diprediksi, maka bentuk persamaan regresi linier sederhana yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Sarwono, 2006: 127): Y = a + bx Keterangan: Y = Tingkat Kepuasan Orang Tua
a = konstanta
b = koefisien regresi X = Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD serta dengan menggunakan angka yang berasal dari angka koefisien regresi.Menurut Santosa dan Ashari (2005), bentuk persamaan regresi dengan model tersebut disebut dengan Linier Least Square Regresion, dimana persamaan regresi dicari dengan menggunakan rumus nilai kuadrat terkecil 3.7.5 Uji Hipotesis Di dalam menguji hipotesis, peneliti menggunakan uji simultan (uji F).uji simultan (uji F) ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel dependen (tingkat kepuasan orang tua) terhadap variabel independen (kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD) dengan tingkat signifikan yang digunakan sebesar α = 5% dan df (k: n-k-l). Kaidah pengambilan keputusan dalam uji F dengan menggunakan SPSS adalah: 1. Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima 2. Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1HASIL PENELITIAN 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Kecamatan Gunungpati adalah sebuah kecamatan di Kota Semarang, ProvinsiJawa Tengah, Indonesia. Letaknya berada pada arah barat daya sekitar 17 km dari pusat kota Semarang. Dilokasi tersebut terdapat banyak tempat yang hingga saat ini masih terlihat hijau, dalam rangka SPA (Semarang Pesona Asia), Gunungpati dijadikan lahan hijau. Kecamatan Gunungpati terdiri dari 16 kelurahan dan merupakan daerah pengembangan kota yang memiliki luas wilayah 5.399.085 Ha. Secara administratif, batas wilayah kecamatan Gunungpati adalah: 1. Sebelah Timur
: Kecamatan Banyumanik Semarang
2. Sebelah Barat
: Kecamatan Mijen Semarang
3. Sebelah Utara
: Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Gajahmungkur
4. Sebelah Selatan
: Kabupaten Semarang
Kecamatan Gunungpati merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai topografi berupa wilayah perbukitan dengan ketinggian + 300 meter dari permukaan laut. Jumlah penduduknya mencapai 70.901 jiwa atau 20.605 KK, yang terhimpun dari 89 RW dan 418 RT.Selain itu, pada saat ini kecamatan Gunungpati telah berkembang seiring dengan berkembangnya kecamatan Gunungpati sebagai area
85
86
perkuliahan. Semakin berkembangnya daerah Gunungpati ini juga ditandai dengan semakin menjamurnya lembaga PAUD di daerah ini.Menurut UPTD kecamatan Gunungpati, tercatat terdapat 45 lembaga PAUD, yang didalamnya terdiri dari TK, KB, dan TPA. 4.1.2 Identitas Responden 4.1.2.1 Jenis Kelamin Responden Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masalah pendidikan anak usia dini tidak hanya diperhatikan oleh pihak perempuan atau pihak ibu saja, pihak lakilaki atau pihak ayah ternyata juga memberikan perhatiannya terhadap kualitas pendidikan dari anak usia dininya. Akan tetapi, sebelum peneliti memaparkan mengenai data jenis kelamin para responden, maka berikut ini peneliti paparkan data jumlah responden dari tiap-tiap lembaga TK yang menjadi tempat penelitian: Tabel 4.1 Jumlah Sampel di Setiap TK No. 1. 2. 3.
Nama TK TK Pertiwi 01 Sumurjurang TK Pertiwi 31 TK Pertiwi 34 Jumlah
Jumlah Sampel 51 23 20 94
Setelah memaparkan mengenai jumlah responden dari masing-masing TK, maka berikut ini peneliti paparkan hasil penelitian yang menunjukkan jenis kelamin setiap responden yang ikut berpartisipasi dalam penelitian:
87
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden No. 1. 2.
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Sumber: Data primer yang diolah
Frekuensi 4 90 94
Presentase (%) 4,3 95,7 100,0
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang ikut andil dalam menilai kualitas pendidikan di suatu lembaga PAUD adalah responden dengan jenis kelamin perempuan, atau yang dalam hal ini merupakan para ibu yang menjadi wali murid dari anak didik di suatu lembaga PAUD. Diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin perempuan mendominasi dengan jumlah sebanyak 90 orang (95,7%). Sedangkan responden dengan jenis kelamin laki-laki atau dalam penelitian ini adalah ayah dari anak didik di suatu lembaga PAUD berjumlah 4 orang (4,3%). Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat diartikan bahwa pihak orang tua anak yang lebih banyak berpartisipasi dalam urusan pendidikan anak usia dini adalah para ibu. Data ini memperlihatkan bahwa peran ibu dalam mengikuti perkembangan anak maupun perkembangan pendidikan anak usia dini lebih besar dibandingkan dengan peran ayah. 4.1.2.2 Usia Responden Responden sebanyak 94 orang tua anak didik TK yang mempunyai tingkat usia berbeda. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, usia responden dapat dikelompokkan seperti tabel berikut:
88
Tabel 4.3 Usia Responden No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Usia Responden 20 – 24 Tahun 25 – 29 Tahun 30 – 34 Tahun 35 – 39 Tahun 40 – 44 Tahun 45 – 49 Tahun Jumlah Sumber: Data primer diolah
Frekuensi 1 22 33 29 6 3 94
Presentase (%) 1,1 23,4 35.1 30,9 6,4 3,2 100.0
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden dengan usia 20 – 24 tahun hanya satu orang atau 1,1% saja. Responden dengan usia 25 – 29 tahun berjumlah 22 orang (23,4%). Responden terbanyak berusia 30 – 34 tahun yaitu sebanyak 33 orang (35,1%). Responden dengan usia 35 – 39 tahun berjumlah 29 orang (30,9%). Sisanya adalah responden dengan usia 40 – 44 tahun berjumlah 6 orang (6,4%) dan responden dengan jumlah terkecil yaitu berusia 45 – 49 tahun sebanyak 3 orang (3,2%). Dari data hasil penelitian tersebut, maka dapat diketahui bahwa rata-rata usia orang tua anak didik di suatu lembaga PAUD adalah usia produktif, yaitu kisaran 25 sampai 39 tahun. Selain itu, data ini menghasilkan fakta bahwa orang tua yang menyekolahkan anaknya di lembaga PAUD adalah orang tua yang masih berada di usia produktif. 4.1.2.3 Tingkat Pendidikan Responden Tingkat pendidikan merupakan salah faktor yang cukup penting untuk diketahui karena menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua dapat mempengaruhi pengetahuan orang tua terhadap berbagai hal yang
89
berkaitan dengan perkembangan pendidikan, terlebih pendidikan bagi anak usia dini. Tingkat pendidikan responden penelitian dapat diketahui pada tabel berikut: Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Responden No. 1. 2.
Pendidikan Responden Tamat Sekolah Dasar (SD) Tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3. Tamat Sekolah Menengah Atas (SMA/ SMK) 4. Tamat Diploma 3 (D3) 5. Tamat Sarjana (S1) Jumlah Sumber: Data primer diolah
Frekuensi 12 36
Presentase (%) 12,8 38,3
38
40,4
2 6 94
2,1 6,4 100
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sangat beragam. Mulai dari tamat SD, tamat SMP, tamat SMA/ SMK, tamat D3, maupun tamat S1. Berdasarkan data yang dipaparkan oleh tabel, maka dapat diketahui bahwa responden yang hanya tamat SD ada 12 orang (12,8%). Responden yang tamat SMP memiliki jumlah yang cukup besar, yaitu sebanyak 36 orang (38,3%). Sedangkan responden yang tamat SMA maupun SMK sederajat memiliki jumlah terbesar, yaitu sebanyak 38 orang (40,4%). Responden yang mengenyam pendidikan sampai pada tingkat diploma 3 menduduki jumlah terkecil, yaitu sebanyak 2 orang (2,1%), sedangkan yang memiliki gelar sarjana sebanyak 6 orang (6,4%). Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa kebanyakan responden yang dalam hal ini adalah orang tua anak didik di lembaga PAUD memiliki tingkat pendidikan SMP dan SMA sederajat.Selain itu, melalui data tersebut, maka dapat diartikan bahwa rata-rata orang
90
tua yang memiliki antusias besar dalam menyekolahkan anaknya ke lembaga PAUD adalah orang tua yang memiliki tingkat pendidikan SMP maupun SMA sederajat. 4.1.2.4 Jenis Pekerjaan Responden Jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini cukup beragam.Jenis pekerjaan responden merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhi tingkat antusias responden dalam menyekolahkan anaknya di suatu lembaga PAUD. Selain itu, jenis pekerjaan juga dapat mempengaruhi cara penilaian responden terhadap kualitas pendidikan suatu lembaga PAUD. Jenis pekerjaan responden dapat diketahui melalui tabel berikut: Tabel 4.5 Jenis Pekerjaan Responden No. 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Pekerjaan Responden Ibu Rumah Tangga Swasta Buruh Guru PNS Jumlah Sumber: Data primer yang diolah
Frekuensi 42 45 3 3 1 94
Presentase (%) 44,7 47,9 3,2 3,2 1 100 %
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja di bidang swasta. Sebagian besar responden yang berjenis kelamin perempuan ini bekerja sebagai swastawan atau swastawati.Terdapat 45 responden (47,9%) yang bekerja di bidang swasta. Sedangkan responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga juga memiliki jumlah yang cukup banyak, yaitu sebanyak 42 orang (44,7%). Responden yang bekerja sebagai buruh dan guru memiliki jumlah yang sama yaitu masingmasing berjumlah 3 orang (3,2%). Jumlah terkecil dalam penelitian ini adalah
91
responden yang bekerja sebagai PNS, yaitu hanya satu orang saja atau cuma 1,1 %. Dari data tersebut, maka dapat diartikan bahwa sebagian besar responden yang memantau proses pendidikan anak usia dininya adalah orang tua yang berprofesi di bidang swasta maupun hanya sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan di bidang swasta maupun sebagai ibu rumah tangga lebih banyak memiliki waktu untuk menilai dan mengikuti perkembangan kualitas pendidikan yang diberikan oleh lembaga PAUD, dibandingkan orang tua yang bekerja di bidang lainnya. 4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian Untuk mengetahui tinggi rendah nilai subjek, maka peneliti melakukan kategorisasikan baik pada skala kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD maupun skala tingkat kepuasan orang tua. Kategorisasi yang dilakukan didasari oleh suatu asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estiminasi terhadap skor subjek dalam populasi dan skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara normal. Peneliti menggunakan kategorisasi sebagai berikut, rendah ( x = m + -1 SD ), sedang ( m + -1 SD < x = m + 1 SD ), dan tinggi ( x > m + -1 SD ). Kategorisasi subjek diatas digunakan untuk mengelompokkan skor dari kedua variabel dalam penelitian ini. 4.1.3.1 Kategorisasi Skor Variabel Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD Skor variabel kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya skor subjek.Skor maksimal hipotetik yang diperoleh subjek adalah 34 x 4 = 136 dan skor minimal hipotetiknya adalah 34 x 1 =
92
34. Jarak sebaran skor adalah 136 – 34 = 102 dan standar deviasinya 102 : 6 = 17. Sedangkan rerata hipotetiknya ( 136 + 34 ) : 2 = 85. Data penelitian skor subjek akandikategorisasikan ke dalam 3 kategori. Kategori data penelitian skor subjek selengkapnya disajikan pada tabel 4.5. Tabel 4.6 Kategori Skor Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD No.
Skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
x ≤ 85
Rendah
3
3%
2.
85< x ≤ 102
Sedang
71
76%
3.
x > 102
Tinggi
20
21%
94
100%
Total Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel kategori 4.6 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 3 responden (3%) berada pada kategori rendah, 71 responden (76%) berada dalam kategori sedang, dan 20 responden (21%) berada dalam kategori tinggi. Apabila dilihat dari data secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa skor kualitas pendidikan lembaga PAUD yang diperoleh melalui penelitian ini dari para subjek berada dalam kategori sedang yang ditunjukkan dengan besarnya presentase sebanyak 76%. Dengan
menggunakan
rumus
analisis
deskriptif,
maka
penulis
mengkategorikan skor tiap aspek dalam variabel “Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD”. Berikut ini adalah hasil dari kategorisasi tersebut:
93
a. Hasil Analisis Deskriptif Indikator “Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak” Skor maksimal
: 4 x 7 x 94
= 2632
Skor minimal
: 1 x 7 x 94
= 658
Rentang Skor
: 2632– 658
= 1974
Interval Skor
: 1974 : 3
= 658
Tabel 4.7 Interval Kriteria Indikator “Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak” Interval Skor
Kriteria
1976-2634 1317-1975 (1939) 658-1316
Tinggi Sedang Rendah
Berdasarkan perhitungan diatas, hasil jawaban responden terhadap indikator “Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak” diperoleh total skor 1939 yang berada pada interval skor 1317-1975 dan termasuk dalam kriteria sedang. b. Hasil Analisis Deskriptif Indikator “Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan” Skor maksimal
: 4 x 8 x 94
= 3008
Skor minimal
: 1 x 8 x 94
=752
Rentang skor
: 3008 – 752 = 2256
Interval skor
: 2256 : 3
= 752
94
Tabel 4.8 Interval Kriteria Indikator “Standar pendidik dan tenaga kependidikan” Interval Skor
Kriteria
2257-3010 1505- 2257 (2138) 752- 1504
Tinggi Sedang Rendah
Berdasarkan perhitungan diatas, hasil jawaban responden terhadap indikator “Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan” diperoleh total skor 2138 yang berada pada interval skor 1505- 2257 dan termasuk dalam kriteria sedang. c. Hasil Analisis Deskriptif Indikator “Standar Isi, Proses, dan Penilaian” Skor maksimal
: 4 x 9 x 94
= 3384
Skor minimal
: 1 x 9 x 94
= 846
Rentang skor
: 3384 – 846 = 2538
Interval skor
: 2538 : 3
= 846
Tabel 4.9 Interval Kriteria Indikator “Standar Isi, Proses, dan Penilaian” Interval Skor Kriteria 2540 – 3386 Tinggi 1693 – 2539 (2445) Sedang 846 – 1692 Rendah Berdasarkan perhitungan diatas, hasil jawaban responden terhadap indikator “Standar Isi, Proses, dan Penilaian” diperoleh total skor 2445 yang berada pada interval skor 1693 – 2539 dan termasuk dalam kriteria sedang. d. Hasil Analisis Deskriptif “Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan” Skor maksimal
: 4 x 10 x 94 = 3760
95
Skor minimal
: 1 x 10 x 94 = 940
Rentang skor
: 3760 – 940 = 2820
Interval skor
: 2820 : 3
= 940
Tabel 4.10 Interval Kriteria Indikator “Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan” Interval Skor
Kriteria
2822 – 3762 1881 – 2821 (2629) 940 – 1880
Tinggi Sedang Rendah
Berdasarkan perhitungan diatas, hasil jawaban responden terhadap indikator “Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan” diperoleh total skor 2629 yang berada pada interval skor 1881 – 2821 dan termasuk dalam kriteria sedang. Selain mengkategorikan hasil penelitian setiap indikator variabel “Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD” tersebut, peneliti juga mengkategorikan hasil penelitian mengenai kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD menurut responden berdasarkan identitas responden, khususnya berdasarkan tingkat usia dan tingkat pendidikan responden. Berikut ini adalah tabel yang memperlihatkan kategorisasi kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD menurut responden berdasarkan usia responden dan tingkat pendidikan responden:
96
Tabel 4.11 Kategori Kualitas Layanan Pendidikan Menurut Responden Berdasarkan Tingkatan Usia No .
Usia Responden
1. 2. 3. 4. 5. 6.
20 – 24 Tahun 25 – 29 Tahun 30 – 34 Tahun 35 – 39 Tahun 40 – 44 Tahun 45 – 49 Tahun Jumlah
Rendah Jumlah %
3
3,2
3
3,2
Kategori Sedang Jumlah % 1 1,1 15 15,9 24 25,5 25 26,6 3 3,2 3 3,2 71 75,5
Tinggi Jumlah % 7 6 4 3
7,4 6,4 4,3 3,2
20
21,3
Tabel 4.12 Kategori Kualitas Layanan Pendidikan Menurut Responden Berdasarkan Tingkatan Pendidikan Tingkat No pendidikan Rendah . Jumlah % 1. Tamat Sekolah Dasar (SD) 2. Tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) 3. Tamat Sekolah 2 2,1 Menengah Atas (SMA/ SMK) 4. Tamat 1 1,1 Perguruan Tinggi Jumlah 3 3,2
Kategori Sedang Jumlah % 9 9,6
Tinggi Jumlah % 3 3,2
25
26,6
11
11,7
30
31,9
6
6,4
7
7,4
71
75,5
20
21,3
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, hasil jawaban responden terhadap variabel kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori sedang. Responden pada rentang usia 30 sampai 34 tahun merupakan responden terbanyak dan memberikan jawaban yang beragam. Responden pada rentang usia ini memberikan
97
jawaban bahwa kualitas layanan lembaga PAUD berada pada kategori rendah, sedang, dan tinggi. Akan tetapi, sebagian besar responden pada rentang usia ini menyatakan bahwa kualitas layanan lembaga PAUD berada pada kategori sedang. Sedangkan berdasarkan tabel 4.12 diatas, hasil jawaban responden terhadap variabel kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori sedang. Responden terbanyak merupakan responden yang tamat Sekolah Menengah Atas sederajat. Dan sebagian besar dari responden tersebut memberikan jawaban bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori sedang. Responden dengan tingkat pendidikan SD sampai dengan SMP memberikan jawaban yang beragam, yaitu kualitas layanan lembaga PAUD berada pada kategori sedang dan tinggi. Sedangkan responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA memberikan jawaban bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori rendah sampai dengan tinggi. Dan rata-rata dari responden memberikan jawaban bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori sedang. Sedangkan responden dengan pendidikan terakhirnya adalah tamatan Perguruan Tinggi memberikan jawaban bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori rendah dan sedang. Akan tetapi, rata-rata jawaban responden tersebut juga menyatakan bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dari berbagai rentang usia dan tingkat pendidikan menyatakan bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD berada pada kategori sedang.
98
4.1.3.2 Kategorisasi Skor Variabel Tingkat Kepuasan Orang Tua Skor variabel tingkat kepuasan orang tua dikategorikan untuk mengetahui tinggi rendahnya skor subjek. Skor maksimal hipotetik yang diperoleh subjek adalah 31 x 4 = 124 dan skor minimal hipotetiknya adalah 31 x 1 = 31. Jarak sebaran skor adalah 124 – 31 = 93 dan standar deviasinya 93 : 6 = 15,5. Sedangkan rerata hipotetiknya ( 124 + 31 ) : 2 = 77,5. Data penelitian skor subjek akandikategorisasikan ke dalam 3 kategori. Kategori data penelitian skor subjek selengkapnya disajikan pada tabel 4.11. Tabel 4.13 Kategori Skor Tingkat Kepuasan Orang Tua No.
Skor
Kategori
Frekuensi
Persentase
1.
x ≤ 77,5
Rendah
3
3%
2.
77,5 < x ≤ 93
Sedang
66
70%
3.
x > 93
Tinggi
25
27%
94
100%
Total Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel kategori 4.13 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 3 responden (3%) berada pada kategori rendah, 66 responden (70%) berada dalam kategori sedang, dan 25 responden (27%) berada dalam kategori tinggi. Apabila dilihat dari data secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa skor tingkat kepuasan orang tua yang diperoleh melalui penelitian ini dari para subjek berada dalam kategori sedang yang ditunjukkan dengan besarnya presentase sebanyak 70%.
99
Berdasarkan data dari kedua penelitian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel berada pada kategori sedang. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah tabel kategorisasi dari skor kedua variabel penelitian ini: Tabel 4.14 Kategori Subjek Berdasarkan Skor Kualitas Layanan Pendidikan PAUD dan Lembaga Tingkat Kepuasan Orang Tua Variabel Rendah (%) Kualitas Layanan 3 Pendidikan Lembaga PAUD Tingkat Kepuasan Orang 3 Tua Sumber : Data primer yang diolah
Kategori Sedang (%) 76
Tinggi (%) 21
70
27
Berdasarkan kategori subjek berdasarkan skor kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD dan tingkat kepuasan orang tua, maka dapat diketahui bahwa kategori subjek dari kedua variabel tersebut berada pada kategori sedang. Kecenderungan kategori ini dapat di lihat dari persentase kategori sedang pada kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD sebesar 76 % dan pada tingkat kepuasan orang tua sebesar 70 %. Dari data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel berada pada kategori subjek sedang. 4.1.4 Analisis Data 4.1.4.1 Uji Asumsi Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian.Analisis ini dilakukan dengan regression analysis.Untuk melakukannya harus terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji linieritas.Oleh karena itu,
100
perlu dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi tersebut. Uji asumsi dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows. 1. Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Normal atau tidaknya data dalam model regresi dilakukan dengan uji normalitas.Uji normalitas pada dasarnya digunakan untuk melihat penyimpangan frekuensi observasi yang diteliti dari frekuensi teoritik.Uji ini memerlukan banyak gejala yang mendekati ciri-ciri distribusi normal. Peneliti dapat menggunakan ciri-ciri tersebut sebagai landasan untuk meramalkan gejala yang lebih luas atau yang akaan datang (Hadi: 2000). Sebaliknya, jika tidak diketahui ciri-ciri suatu gejala maka tidak akan mungkin meramalkan dengan teliti terjadinya gejala-gejala tersebut. Uji asumsi normalitas menggunakan teknik statistic non parametik one simple KolmogrovSmirnov, kaidah yang digunakan adalah jika p >0,05, maka sebarannya normal, sebaliknya jika p < 0,05 maka sebarannya tidak normal. Hal ini diperkuat dengan pendapat Ghozali (2005: 74) yang menyatakan bahwa jika nilai signifikansi lebih besar dari 5%, maka disimpulkan data berdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil output SPSS 16.0:
101
Tabel 4.15 Deskripsi Statistik Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova Statistic KualitasPendidikan KepuasanOrtu
.073 .081
df
Shapiro-Wilk Sig.
94 94
Statistic *
.200 .155
.989 .973
df 94 94
Sig. .627 .048
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikan bahwa semua variabel bernilai diatas 5% atau 0,05. Variabel kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD menghasilkan Z sebesar 0,073 dengan P > 0,05, yaitu 0,2. Sedangkan variabel tingkat kepuasan orang tua menghasilkan Z sebesar 0,081 dengan P > 0,05, yaitu 0,155. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sebaran skor kedua variabel adalah normal. 2. Uji Linieritas Uji linieritas dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya tingkat korelasi antara variabel bebas dan variabel tergantung. Linier tidaknya suatu hubungan dilihat dari peluang ralat p beda, yaitu melalui harga F dalam sumber perbedaan antar kelompok. Hubungan kedua variabel dikatakan linier jika p < 0,05 dan tidak linier jika p > 0,05. Berikut ini adalah hasil output SPSS 16.0 yang memperlihatkan deskripsi statistik hasil uji linieritas:
102
Tabel 4.16 Deskripsi Statistik Hasil Uji Linieritas ANOVA Table Sum of Squares KepuasanOrtu * Between Groups KualitasPendidik an
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
Mean Square
df
F
Sig.
2811.666
25
112.467
7.276
.000
2517.340
1
2517.340
162.85 6
.000
.793
.732
294.326
24
12.264
Within Groups
1051.110
68
15.458
Total
3862.777
93
Berdasarkan tabel 4.16 diatas, dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikan bahwa nilai signifikan variabel bernilai dibawah 5% atau 0,05. Analisis data menghasilkan nilai F sebesar 7,276 dengan p < 0,05, yaitu 0,000 untuk kualitas pendidikan lembaga PAUD dan tingkat kepuasan orang tua, sehingga dapat dikatakan hubungan kedua variabel tersebut adalah linier. 4.1.4.2 Uji Hipotesis Hasil uji normalitas dan linieritas menunjukkan bahwa data yang terkumpul memenuhi syarat untuk analisis selanjutnya, yaitu menggunakan analisis regresi linier sederhana untuk menguji hipotesis yang diajukan. Regresi linier mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang bersifat linier, yang melibatkan satu variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung (Sarwono: 2006). Analisis dengan menggunakan regresi linier sederhana digunakan untuk memprediksi seberapa besar pengaruh dari variabel kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua. Akan tetapi, sebelum melakukan uji prediktif terhadap kedua variabel, peneliti akan
103
melakukan uji korelasi bivariate untuk mengetahui jenis hubungan antar dua variabel dalam penelitian ini. Berdasarkan perhitungan correlation bivariate analysis antara kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD (X) dengan tingkat kepuasan orang tua (Y) dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 dalam proses perhitungannya, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.17 Hasil Uji Korelasi
KualitasPendi dikan KepuasanOrtu KualitasPendidika Pearson n Correlation
1
Sig. (2-tailed) KepuasanOrtu
.807** .000
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
94
94
.807**
1
.000 94
94
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed).
Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi pada tabel 4.17, maka dapat diketahui
bahwa
melalui
hasil
analisis
dengan
correlation
bivariate
analysis,diperoleh nilai probabilitas (sig) sebesar 0,00. Ketentuan mengatakan jika angka probabilitas < 0,05, maka ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Dari ketentuan tersebut, dapat diartikan bahwa dalam penelitian ini ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD dengan tingkat kepuasan orang tua. Koefisien hasil correlation bivariate
104
analysis juga menunjukkan adanya hubungan antara kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD dengan tingkat kepuasan orang tua sebesar 0,807.Dari besarnya koefisien hasil uji korelasi tersebut, maka dapat diketahui bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD memiliki hubungan yang sangat kuat dengan tingkat kepuasan orang tua. Setelah melakukan uji korelasi dan mengetahui besarnya hubungan antara kedua variabel dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan uji regresi linier sederhana untuk menguji hipotesis dan memprediksi pengaruh kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua. Berdasarkan perhitungan regresi linier sederhana antara kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD (X) terhadap tingkat kepuasan orang tua (Y) dengan bantuan program SPSS 16 dalam proses perhitungannya, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.18 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Model
R .807a
1 a.
R Square
Adjusted R Square .652
.648
Std. Error of the Estimate 3.824
Predictors: (Constant), KualitasPendidikan
Berdasarkan tabel 4.18, maka dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini terdapat hubungan positif antara kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua pada lembaga PAUD. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan regression analysis diperoleh nilai r sebesar 0,807 dengan p < 0,05. Artinya terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas layanan pendidikan PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua, dan dapat diartikan bahwa
105
hipotesis diterima. Koefisien determinasi sebesar 0,652 menunjukkan bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD memberikan sumbangan sebesar 65,2 % dan terdapat pengaruh variabel lain sebesar 34,8 % terhadap tingkat kepuasan orang tua. Berdasarkan keseluruhan hasil analisis dari uji regresi linier sederhana dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini diterima atau terbukti.
106
4.2 PEMBAHASAN 4.2.1 Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD Kualitas layanan pendidikan merupakan kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. Kualitas layanan pendidikan mengacu pada kualitas proses dan hasil pendidikan yang telah dilakukan di suatu lembaga pendidikan, salah satunya adalah lembaga PAUD. Kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD merupakan salah satu aspek yang penting untuk dapat meningkatkan minat orang tua terhadap lembaga tersebut. Menurut hasil perhitungan kategori skor kualitas pendidikan lembaga PAUD pada tabel 4.5 diketahui bahwa menurut para orang tua, kualitas pendidikan lembaga PAUD berada dalam kategori sedang. Sebanyak 76% orang tua menyatakan bahwa kualitas pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati berada pada kategori sedang. Hal ini memperlihatkan bahwa kualitas pendidikan di lembaga PAUD masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan, sehingga dapat masuk kedalam kategori baik. Kualitas layanan pendidikan merupakan derajat yang dicapai oleh suatu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen pendidikan atau dalam hal ini adalah orang tua. Menurut Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009, standar Pendidikan Anak Usia Dini terdiri atas:
107
a
Standar tingkat pencapaian perkembangan
b
Standar pendidik dan tenaga kependidikan
c
Standar isi, proses, dan penilaian
d
Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa masih
terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan suatu lembaga PAUD. Berdasarkan perhitungan analisis deskriptif setiap indikator pada standar pendidikan berada di kategori sedang. Tidak ada indikator yang berada di kategori rendah atau tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki oleh lembaga PAUD untuk dapat meningkatkan kualitas layanan pendidikannya. Apabila ditambah dengan hasil data sekunder, yaitu data dari hasil wawancara dengan orang tua murid dan dokumen dari UPTD, maka peneliti menyimpulkan bahwa indikator yang layak untuk segera diperbaiki adalah indikator standar sarana dan prasarana. Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap beberapa orang tua anak didik di Taman Kanak-Kanak, diketahui bahwa sarana dan prasarana yang disediakan di suatu lembaga pendidikan bagi anak usia dini masih banyak yang mengalami keterbatasan. Keterbatasan tersebut terlihat dari beberapa fasilitas sekolah seperti ruangan kelas, tempat bermain (playground), media pembelajaran, dan permainan di dalam maupun di luar ruangan. Pernyataan orang tua ini juga diperkuat dengan data dari UPTD kecamatan Gunungpati yang memperlihatkan beberapa keterbatasan sarana prasarana di lembaga PAUD.
108
Data dari UPTD tersebut, memperlihatkan fakta bahwa sebagian besar lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati hanya memiliki satu unit gedung dengan dua ruang kelas untuk belajar dan satu ruang untuk kantor guru. Jumlah kursi dan peralatan belajar lainnya juga masih terbatas di beberapa sekolah.Menurut data, hanya terdapat tiga lembaga PAUD yang memiliki kursi dan meja anak sebanyak lebih dari 50 unit. Lembaga PAUD yang lain hanya memiliki kursi dan meja anak untuk belajar sebanyak kurang dari 30 unit. Selain itu, sebagian besar sekolah juga hanya memiliki sarana bermain yang masih terbatas. Sarana bermain yang umum terdapat di sekolah adalah permainan outdoor seperti: jungkitan, alat peluncur, ayunan, bak pasir dan air, papan titian, dan bola dunia. Sebagian besar sarana belajar yang digunakan di sekolah adalah majalah ataupun buku latihan bagi anak-anak. Hasil penelitian yang memperlihatkan keterbatasan sarana dan prasarana pada beberapa lembaga Taman Kanak-Kanak di kecamatan Gunungpati tersebut masih kurang untuk memenuhi standar sarana dan prasarana yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No 19 Tahun 2005. Di dalam peraturan tersebut mengemukakan bahwa standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Akan tetapi, pada kenyataannya, beberapa criteria
109
minimal tersebut belum dapat terpenuhi oleh sebagian lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati.Selain itu, realita tentang kondisi sarana dan prasarana di lembaga PAUD tersebut juga sangat berbanding terbalik dengan teori yang dikemukakan oleh Muliawan (2009). Menurut Muliawan (2009), rencana penyediaan prasarana dan fasilitas pendidikan playgroup dan taman kanak-kanak yang baik adalah mencakup beberapa hal, antara lain: 1. Ruang bermain outdoor yang dilengkapi alat permainan yang aman 2. Ruang bermain indoor yang aman 3. Ruang ibadah 4. Ruang pusat sumber belajar dan perpustakaan 5. Ruang kesehatan 6. Ruang audiovisual dan laboratorium anak 7. Ruang kelas ber-AC 8. Ruang toilet dan kamar mandi Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perlengkapan gedung dan area lain: 1. Fisik bangunan dalam kondisi baik 2. Ada pesawat telepon 3. Listrik kapasitas minimal 5500 watt 4. Air bersih sumur/PAM lancer
110
5. Halaman cukup luas sebagai arena bermain outdoor 6. Ada tempat parkir kendaraan 7. Ruang, setiap saat, bisa dan boleh diubah sesuai kebutuhan 8. Penentuan jumlah ruang. Urutan ruang disusun berdasarkan prioritas. Apabila dibandingkan dengan teori yang dikemukakan oleh Muliawan (2009) diatas, maka kondisi sarana dan prasarana di lembaga TK kecamatan Gunungpati masih sangat jauh dari kriteria ideal. Oleh karena itu, dibutuhkan perbaikan secara berkala untuk dapat meningkatkan kualitas sarana dan prasarananya.Walaupun belum mampu memenuhi kriteria ideal yang ditetapkan oleh Muliawan (2009), paling tidak lembaga-lembaga PAUD tersebut dapat memenuhi kriteria minimal yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No 19 Tahun 2005. Selain itu, Kotler (2009) juga berpendapat bahwa salah satu aspek yang memperngarui kualitas suatu jasa adalah dimensi berwujud (tangible). Dimensi tangible meliputi penampilan fisik suatu penyedia jasa. Oleh karena itu, lembaga PAUD sebagai penyedia jasa berupa layanan pendidikan seharusnya dapat lebih memperhatikan penampilan fisik beserta kelengkapan dan kenyamanan khusus yang dibutuhkan oleh anak didik, sehingga konsumen atau orang tua murid dapat merasa puas dengan layanan pendidikan yang disedikan oleh lembaga PAUD tersebut. Selain indikator sarana dan prasarana, peneliti juga menyoroti beberapa keterbatasan lain yang dialami oleh lembaga PAUD. Keterbatasan tersebut adalah keterbatasan tenaga pendidik yang profesional. Sebagian besar tenaga pendidik di
111
lembaga PAUD memiliki tingkat pendidikan yang masih dibawah standar. Menurut Permen No 58 Tahun 2009, dikatakan bahwa setiap tenaga pendidik PAUD harus memiliki pendidikan minimal S1 atau sarjana. Akan tetapi, pada kenyataannya, masih banyak tenaga pendidik yang belum menempuh tingkat pendidikan tersebut. Data mengenai tingkat pendidikan tenaga pendidik di lembaga PAUD dapat dilihat pada tabel 4.19. Tabel 4.19 Tingkat Pendidikan Tenaga Pendidik Lembaga PAUD No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Tingkat Pendidikan SD SMP SMA D1 D2 PG TK D2 Non PG TK D3 Non PG PAUD S1 PG PAUD S1 Psikologi S1 Non PG PAUD S2 Non PG PAUD Total
Jumlah 3 59 2 22 8 10 12 5 45 3 169
Persentase (%) 1,8 34,9 1,2 13 4,7 5,9 7,1 3 26,6 1.8 100
Berdasarkan tabel 4.19, dapat diketahui bahwa hanya 12 tenaga pendidik PAUD (7,1%) yang telah menempuh pendidikan S1 PG PAUD dan 5 tenaga pendidik (3%) yang telah menempuh pendidikan S1 Psikologi. Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 16 Tahun 2007, guru PAUD/ TK/ RA harus memiliki kualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang PAUD atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa hanya terdapat
112
17 pendidik (10,1%) yang telah memenuhi persyaratan sebagai seorang pendidik PAUD dan 22 pendidik (13%) yang telah seharusnya memenuhi kualifikasi akademik sebagai guru pendamping di PAUD karena telah menempuh pendidikan D-II PG PAUD. Sebagian besar tenaga pendidik, yaitu sebanyak 59 pendidik (34,9%), hanya lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Melalui data yang telah diolah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hanya sebagian kecil tenaga pendidik yang telah memenuhi kualifikasi akademik sebagai seorang pendidik PAUD. Menurut Muliawan (2009), tenaga kependidikan di suatu lembaga play group maupun taman kanak-kanak harus direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan ini bertujuan untuk mempersiapkan tenaga pendidik yang memenuhi persyaratan dan keandalan dalam mendidik. Apabila seorang pendidik tidak memenuhi persyaratan, maka hasil kerja di masa depan juga akan terhambat. Pada akhirnya hal ini juga akan mempengaruhi proses pendidikan di lembaga PAUD kedepannya dan dapat menurunkan kualitas suatu lembaga PAUD. Hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa masih rendahnya jumlah tenaga pendidik PAUD yang memenuhi kualifikasi akademik tersebut menjadi satu keprihatinan tersendiri bagi dunia pendidikan, khususnya PAUD. Mengingat bahwa pendidik anak usia dini menurut Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009 adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Sebagai seorang profesional, seorang pendidik seharusnya mampu memenuhi kualifikasi akademik
113
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga para pendidik tersebut dapat lebih optimal dalam melaksanakan proses pembelajaran karena adanya dasar-dasar mengajar di lembaga PAUD yang telah mereka peroleh di perguruan tinggi bidang PAUD. Selain itu, guru atau pendidik PAUD juga memiliki peranan yang penting bagi peningkatan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Adanya peningkatan dalam mutu pendidikan tidak terlepas dari peran guru atau pendidik sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Guru mempunyai tuas untuk membimbing, mengarahkan, dan juga menjadi teladan yang baik bagi para peserta didiknya. Oleh karena itu, dengan setumpuk tugas serta tanggung jawab yang diembannya, guru mampu menunjukkan bahwa dia mampu menghasilkan kinerja yang baik demi terciptanya pendidikan yang bermutu. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas (Saputra: 2011). Menurut Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009, terdapat beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik PAUD. Beberapa kompetensi tersebut antara lain: kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi pedagogic, dan kompetensi sosial. Sebagai seorang pendidik, pendidik PAUD diharuskan untuk dapat memiliki keempat kompetensi tersebut. Berdasarkan hasil
114
wawancara yang telah peneliti lakukan kepada beberapa responden, yang dalam hal ini adalah para ibu dari anak didik di beberapa TK, menyatakan bahwa para guru di sekolah memiliki kompetensi kepribadian dan sosial yang cukup baik. Menurut para responden, para guru memiliki sikap dan kepribadian yang ramah, sopan, dan mudah bergaul baik dengan anak maupun para orang tua. Selain itu, para guru juga mudah untuk diajak berkomunikasi dan bersosialisasi dengan para orang tua. Hal ini menyebabkan pencitraan yang baik bagi para guru dan membuat anak didik maupun orang tua memiliki hubungan yang baik dengan para guru. Selain itu, kemampuan guru dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang tua tersebut membuat orang tua merasa nyaman dan berasumsi bahwa para guru memiliki kehandalan dalam memberikan pelayanan. Pernyataan dari para orang tua tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Kotler (2009). Kotler menyatakan bahwa salah satu dimensi yang mempengaruhi kualitas jasa adalah dimensi kehandalan (reliability) dan kepastian (assurance). Menurut Kotler (2009), dimensi reliability berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan yang telah dijanjikan, kemampuan untuk dipercaya, dan tepat waktu., sedangkan dimensi assurance berhubungan dengan kepribadian penyedia jasa dalam menawarkan serta memberikan jasa yang ditawarkan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa pihak sekolah, para guru khususnya, telah mampu memenuhi beberapa kriteria tersebut. Akan tetapi, apabila dihubungkan dengan keempat kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik PAUD, maka dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa para pendidik lembaga PAUD
115
memiliki kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang baik atau telah memenuhi dimensi assurance dengan baik. Selain kompetensi kepribadian dan sosial, terdapat juga kompetensi profesional dan kompetesi pedagogik yang harus dimiliki oleh setiap pendidik. Kompetensi profesional lebih berhubungan dengan kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Sedangkan kompetensi
pedagogik
merupakan
kemampuan
pendidik
dalam
mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan
pelaksanaan
pembelajaran,
evaluasi
hasil
belajar,
dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dasar dari penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik sebagian besar dapat diperoleh melalui lembaga pendidikan perguruan tinggi bidang PAUD. Oleh karena itu, para pendidik yang telah menempuh pendidikan sarjana PG PAUD lebih memiliki dasar yang matang dibandingkan dengan para pendidik diluar sarjana PG PAUD. Akan tetapi, pada kenyataannya, data yang peneliti peroleh dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa hanya 17,1% tenaga pendidik di lembaga PAUD kecamatan Gunungpati yang memiliki dasar ilmu kependidikan PAUD. Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan di beberapa TK yang menjadi tempat penelitian. Berdasarkan hasil pengamatan yang peneliti lakukan terhadap para guru yang
116
memiliki gelar non PAUD, peneliti berasumsi bahwa keterampilan para pendidik dalam mengajar masih minim. Pembelajaran di kelas TK A dan TK B masih didominasi dengan pembelajaran yang menggunakan majalah, Lembar Kerja Anak (LKA), maupun buku. Pada saat melakukan pengamatan, peneliti mendapati bahwa anak-anak sedang melakukan kegiatan mewarnai, menulis angka, dan menulis huruf. Guru hanya menggunakan alat tulis dan buku sebagai media pembelajaran. Padahal dalam proses pembelajaran di lembaga PAUD, terdapat beberapa asas pembelajaran anak usia dini yang harus dipenuhi oleh guru. Hal ini membuat indikator standar isi, proses, dan penilaian juga menjadi dipengaruhi oleh hal tersebut. Terdapat 8 asas pembelajaran bagi anak usia dini menurut Rusijono (2010), antara lain adalah asas apersepsi, asas kekonkritan, asas motivasi, asas kemandirian, asas kerjasama, asas individual, asas korelasi, dan asas belajar sepanjang hayat. Apabila membandingkan antara teori dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan, maka peneliti menyimpulkan bahwa masih ada beberapa para pendidik yang belum mampu memenuhi asas-asas pembelajaran tersebut. Beberapa asas yang sebagian besar masih belum terpenuhi oleh para guru adalah asas apersepsi, asas kekonkritan, dan asas korelasi. Peneliti berasumsi bahwa keterbatasan para pendidik dalam memenuhi beberapa asas pendidikan anak usia dini tersebut dikarenakan keterbatasan latar belakang pendidikan para guru. Latar belakang para guru akan mempengaruhi kompetensi pedagogik dan profesional seorang pendidik PAUD. Apabila kondisi ini tidak segera diperbaiki, maka hal ini akan mempengaruhi proses, isi, dan penilaian
117
pembelajaran, serta mampu mempengaruhi kualitas lembaga PAUD secara keseluruhan. Karena sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho, dkk (2010), dapat diketahui bahwa kualitas kehandalan (reliability) memiliki pengaruh terhadap kualitas lembaga PAUD. Menurut penelitiannya, keempat kompetensi pendidik termasuk kedalam kualitas kehandalan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh pendidik tersebut akan dapat mempengaruhi kualitas PAUD secara keseluruhan. Selain itu, latar belakang pendidikan para pendidik yang tidak sesuai dengan kualifikasi akademik inilah yang menjadi salah satu penyebab kualitas layanan pendidikan di lembaga PAUD belum mampu mencapai kategori tinggi. Akan tetapi hanya berada pada kategori sedang. Data hasil penelitian yang memperlihatkan keterbatasan latar belakang pendidikan para pendidik lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang tersebut dapat diperbaiki dengan berbagai hal. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh para pendidik dalam rangka meningkatkan kompetensinya adalah dengan mengikuti pelatihan, diklat, seminar, maupun program peningkatan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah bagi para pendidik PAUD dalam rangka meningkatkan kompetensi pendidik PAUD. Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati masih berada pada kategori sedang. Untuk dapat meningkatkan kualitas tersebut, dibutuhkan perbaikan yang signifikan di berbagai aspek yang saling berkesinambungan dan mempengaruhi
118
kualitas pendidikan lembaga PAUD tersebut. Semua aspek membutuhkan perbaikan untuk dapat berada di kategori tinggi. Akan tetapi, beberapa aspek yang membutuhkan perhatian lebih antara lain adalah tenaga pendidik dan sarana prasarana yang disediakan oleh sekolah. Kedua aspek penting tersebut akan mempengaruhi aspek-aspek yang lain, karena setiap aspek tersebut memiliki hubungan yang saling berkesinambungan. Seperti yang dipaparkan oleh hasil penelitian Nugroho, dkk (2010), yang menyatakan bahwa kualitas Tangibles (yang meliputi sarana prasarana dan pegawai), dan reliability (yang meliputi kecakapan guru), dan assurance (yang meliputi jaminan sikap dan sifat guru) berpengaruh terhadap kualitas pendidikan suatu lembaga PAUD. Oleh karena itu, apabila ingin meningkatkan kualitas layanan pendidikannya, maka pihak lembaga PAUD sebaiknya secara khusus dapat memperhatikan dan meningkatkan ketiga aspek tersebut, dan secara umum mampu meningkatkan seluruh aspek yang mendasari kualitas pendidikan lembaga PAUD tersebut, sehingga kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang dapat terus meningkat. 4.2.2 Tingkat Kepuasan Orang Tua Tingkat kepuasan pelanggan (orang tua) merupakan tinggi rendah perasaan senang atau kecewa pelanggan atau orang tua yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk jasa atau dalam hal ini adalah pendidikan di suatu lembaga pendidikan anak usia dini terhadap ekspektasi mereka. Tingkat kepuasan orang tua pada penelitian ini lebih difokuskan pada tingkat kepuasan orang tua
119
terhadap kualitas layanan pendidikan yang disediakan diberikan oleh suatu lembaga PAUD. Berdasarkan hasil kategori skor tingkat kepuasan orang tua pada tabel 4.13, diketahui bahwa tingkat kepuasan orang tua berada pada kategori sedang. Sebesar 70% dari orang tua menyatakan bahwa tingkat kepuasan mereka berada pada kategori sedang. Hanya 27% orang tua memiliki tingkat kepuasan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa lembaga PAUD masih perlu meningkatkan kinerja, proses, dan hasil pendidikan yang diberikan untuk dapat meningkatkan kepuasan orang tua. Seperti yang telah dikemukakan oleh Irawan (2002) bahwa kepuasan seorang pelanggan didorong oleh beberapa faktor, antara lain: mutu produk, harga, service quality (servqual), dan, emotional factor. Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan yang memberikan jasa berupa pendidikan, lembaga PAUD harus memperhatikan kualitas pelayanan dan biaya yang dikenakan kepada orang tua murid sebagai pelanggannya, sehingga para pelanggan tersebut merasa puas dengan jasa yang diberikan oleh lembaga PAUD. Selain itu, lembaga PAUD juga dapat lebih memperhatikan atribut-atribut pembentuk kepuasan pelanggan untuk dapat meningkatkan kepuasan orang tua anak didik terhadap layanan pendidikan lembaga PAUD tersebut. Hawkins dan Lonney dalam Tjiptono (2005) telah menyatakan bahwa atributatribut pembentuk kepuasan adalah kesesuaian harapan, kemudahan untuk memperoleh, dan ketersediaan untuk merekomendasikan. Apabila lembaga PAUD dapat memberikan layanan pendidikan yang sesuai harapan orang tua dan
120
memberikan kemudahan kepada para orang tua maupun peserta didik untuk mendapatkan layanan tersebut, maka kepuasan pelanggan dapat terus meningkat. Selain itu, apabila lembaga PAUD dapat memperkuat atribut ketersediaan untuk merekomendasikan dalam diri para konsumennya, maka dapat dipastikan bahwa lembaga PAUD tersebut dapat lebih meningkatkan eksistensinya atau meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga PAUD nya. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh lembaga PAUD untuk terus dapat lebih meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap lembaganya. Karena berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Griffin (2005), diketahui bahwa terdapat banyak manfaat yang dapat diperoleh saat seorang pelanggan merasa puas dengan jasa yang ditawarkan. Salah satu manfaatnya adalah meningkatkan loyalitas dan penghargaan pelanggan terhadap jasa yang diberikan. Apabila lembaga PAUD dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas tinggi, maka tingkat kepuasan, loyalitas, dan penghargaan orang tua murid sebagai pelanggan juga akan meningkat terhadap lembaga PAUD tersebut. 4.2.3 Pengaruh Kualitas Layanan Pendidikan Lembaga PAUD terhadap Tingkat Kepuasan Orang Tua Kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD merupakan salah satu aspek yang penting untuk dapat meningkatkan minat orang tua terhadap lembaga tersebut. Sedangkan tingkat kepuasan orang tua merupakan tinggi rendah perasaan senang atau kecewa pelanggan atau orang tua yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk jasa atau dalam hal ini adalah pendidikan di suatu lembaga
121
pendidikan anak usia dini terhadap ekspektasi mereka. Di dalam penelitian ini, dilakukan perhitungan untuk memprediksi jenis hubungan yang terjadi antara kualitas pendidikan lembaga PAUD dan tingkat kepuasan orang tua. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas pendidikan lembaga PAUD dengan kepuasan orang tua pada suatu lembaga PAUD yang ditunjukkan oleh nilai r sebesar 0,807 dengan p < 0,05. Hasil penelitian tersebut dapat diartikan bahwa semakin tinggi kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD, maka semakin tinggi tingkat kepuasan orang tua. Sebaliknya, semakin rendah kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD, maka semakin rendah pula tingkat kepuasan orang tua. Sebagai lembaga pendidikan yang memberikan produk dalam bentuk jasa pendidikan, lembaga PAUD harus mampu memberikan kualitas layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Selain itu, sebagai suatu lembaga pendidikan, lembaga PAUD semestinya mampu memenuhi setiap standar pendidikan yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang. Pemenuhan lembaga PAUD terhadap setiap standar pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah, akan semakin mewujudkan kualitas layanan pendidikan yang baik. Dan semakin tinggi kualitas layanan pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan, maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan orang tua sebagai konsumen di lembaga tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (2011) yang menyatakan bahwa secara parsial dan simultan kualitas jasa yang diberikan oleh
122
lembaga Pendidikan Mental Aritmetika di kota Malang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Selain itu, lembaga pendidikan yang memiliki tingkat kualitas pelayanan yang tinggi, akan mempengaruhi tingkat kualitas lembaga pendidikan itu sendiri secara keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian Indrawati (2011), dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan dapat mempengaruhi kualitas pendidikan secara keseluruhan.Hal serupa juga dikemukakan oleh Nugroho, dkk (2010) pada hasil penelitiannya. Hasil penelitian yang dilakukan Nugroho, dkk, yang menggunakan teori Kotler (2009) sebagai dasar penelitiannya, menyatakan bahwa kualitas Tangibles (yang meliputi sarana prasarana dan pegawai), dan reliability (yang meliputi kecakapan guru), dan assurance (yang meliputi jaminan sikap dan sifat guru) berpengaruh terhadap kualitas pendidikan suatu lembaga PAUD. Dari beberapa hasil penelitian tersebut, maka dapat diketahui bahwa kualitas layanan pendidikan suatu lembaga PAUD dipengaruhi oleh berbagai aspek yang harus dipenuhi untuk dapat terus meningkatkan kualitas layanan pendidikannya. Selain memprediksi hubungan antara kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD dan tingkat kepuasan orang tua, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memprediksikan besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD terhadap tingkat kepuasan orang tua. Berdasarkan hasil perhitungan pada penelitian ini, diketahui bahwa koefisien determinasi yang ditemukan pada hasil analisis data adalah sebesar 0,652. Hasil perhitungan tersebut
123
memperlihatkan bahwa kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD memberikan sumbangan yang besar terhadap tingkat kepuasan orang tua, yaitu sebesar 65,2 %. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan lembaga PAUD memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat kepuasan orang tua. Oleh karena itu, untuk dapat terus meningkatkan kepuasan orang tua, suatu lembaga PAUD harus mampu terus meningkatkan kualitas layanan pendidikannya. Karena dengan semakin meningkatnya kepuasan orang tua terhadap suatu lembaga PAUD, maka akan semakin tinggi loyalitasnya. Selain itu, tidak hanya mampu meningkatkan kepuasan orang tua, peningkatan kualitas layanan pendidikan suatu lembaga PAUD juga akan mampu meningkatkan keberhasilan anak dalam proses belajar. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) dan Effective Provision of Preschool Education (EPPE) dalam Elliot (2006). Hasil penelitian yang dilakukan oleh NICHD dan EPPE dalam Elliot (2006) menyatakan bahwa pengalaman dan keberhasilan anak mampu diperoleh melalui lembaga PAUD yang berkualitas tinggi dan memiliki program pengembangan. Oleh karena itu, sangat penting bagi suatu lembaga PAUD untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikannya. Hal ini disebabkan karena dengan meningkatnya kualitas layanan pendidikan suatu lembaga PAUD, maka akan semakin berdampak positif terhadap berbagai pihak yang terkait, khususnya berdampak positif terhadap orang tua anak didik maupun anak didik itu sendiri.
124
BAB V PENUTUP
5.1
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu
kesimpulan sebagai berikut: 1. Kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang berada pada kategori sedang. Hal ini berarti bahwa masih diperlukan perbaikan terhadap kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang, sehingga kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD tersebut dapat berada di kategori tinggi. 2. Tingkat kepuasan orang tua terhadap kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang berada pada kategori sedang. Hal ini berarti bahwa masih diperlukan beberapa usaha untuk memperbaiki kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang, sehingga tingkat kepuasan orang tua tersebut dapat berada pada kategori tinggi. 3. Kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepuasan orang tua. Kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD memberikan sumbangan sebesar 0,652 terhadap tingkat kepuasan orang tua. Hal ini berarti, jika kualitas
124
131
4. layanan pendidikan lembaga PAUD semakin tinggi, maka akan semakin meningkatkan tingkat kepuasan orang tua terhadap lembaga PAUD tersebut, begitu pula sebaliknya. 5. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh informasi bahwa ditinjau dari segi kelompok umur dan tingkat pendidikan, tingkat kepuasan responden mayoritas berada pada kategori sedang. Tampak bahwa responden dengan pendidikan yang tinggi tidak ada yang sangat puas dengan kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang. 5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran yang dapat penulis
berikan adalah sebagai berikut: 1. Untuk pemilik, pengelola, maupun pendidik lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang, hendaknya dapat lebih memperhatikan dan melakukan perbaikan maupun peningkatan terhadap kualitas layanan pendidikan lembaganya, terlebih pada kualitas pendidik dan kualitas sarana prasarana yang ada, sehingga tingkat kepuasan orang tua terhadap kualitas layanan pendidikan yang diberikan oleh lembaga PAUD tersebut dapat semakin meningkat pula. Selain itu, peningkatan kualitas layanan pendidikan tersebut juga diharapkan dapat ikut berperan dalam peningkatan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh anak didik.
132
2. Sebaiknya pihak lembaga PAUD dapat meningkatkan evaluasi terhadap kualitas lembaganya. Baik evaluasi terhadap tenaga kependidikan yang terlibat dalam proses belajar mengajar, sarana prasarana, proses pembelajaran, maupun evaluasi terhadap peningkatan perkembangan dan pertumbuhan anak. 3. Perlu dilakukan survey tingkat kepuasan orang tua terhadap kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD secara berkala pada akhir semester maupun akhir tahun untuk mengetahui tingkat kepuasan orang tua dan sebagai bahan rujukan untuk pengembangan kualitas lembaga PAUD di kecamatan Gunungpati kota Semarang. 4. Diperlukan peningkatan kualitas layanan pendidikan di lembaga PAUD kecamatan Gunungpati kota Semarang secara komprehensif. Peningkatan tersebut meliputi: peningkatan isi, proses, dan penilaian dalam proses pembelajaran;
peningkatan
sarana
dan
prasarana,
pengelolaan,
dan
pembiayaan; serta peningkatan kompetensi pendidik di dalam memfasilitasi perkembangan setiap anak didik. 5. Diperlukan pelibatan orang tua secara lebih aktif dalam peningkatan mutu layanan pendidikan di lembaga PAUD kecamatan Gunungpati kota Semarang. 6. Untuk penelitian yang selanjutnya tentang kualitas layanan pendidikan lembaga PAUD, hendaknya dapat menggunakan subjek yang lebih luas dan beragam, yaitu mencakup berbagai lembaga PAUD yang ada, seperti: Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA), dan Rodhatul Atfal (RA). Selain itu, hendaknya peneliti selanjutnya dapat meneliti menggunakan
133
variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan orang tua peserta didik di lembaga PAUD dan memperluas cakupan responden yang akan diteliti, yaitu meliputi ayah dan ibu dari peserta didik lembaga PAUD.
134
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Deasy. 2008. Memilih Sekolah Buat Si Kecil Early Learning and Schooling. Yogyakarta: Kanisius. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT Asdi Mahastya. Arsyad, Aisyah T. 2008. Analisis Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Lembaga Pendidikan “XYZ”.Skripsi. Bogor: FE ITB. Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, Cetakan XI. Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Danim, Sudarwan. 2007. Visi Baru Mensek dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademi. Jakarta: Bumi Aksara. Darsono dan Junaedi. 2006. “An Examination of Perceived Quality, Satisfaction, and Loyality Relationship, Applicability of Comparative and Noncomparatibe Evaluation”. Gadjah Mada International Journal of Bussiness, Volume 8 Nomor 3, Hal 323-342. Elliot, Alison. 2006. Early Childhood Education: Pathways to quality and equity for all children. Victoria: ACER Press. Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia. Ghozali. 2005. Aplikasi Analisis Multivarian dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro Press. Griffin, Jill. 2005. Costumer Loyalty Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Jakarta: Erlangga. Hariyanti. 2002. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Pelayanan Jasa Pendidikan terhadap Kepuasan Pengguna Jasa (Studi Kasus pada Universitas Setia Budi Surakarta).Jurnal vol 17 No.7. Surakarta. http://e-journal.stieaub.ac.id/index.php/probank/article/view/161. (Diakses pada 02/04/2012).
135
Hiryanto, dkk.2011. Pemetaan Tingkat Pencapaian Mutu Program Pendidikan Anak Usia Dini di Propinsi DIY. Jurnal.Yogyakarta. Http://id.wikipedia.org/wiki/Gunungpati,_Semarang. (Diakses pada 7/4/2013). Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan.Jakarta: Erlangga Jamaris, Martini. 2003. Perkembangan dan Penegembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: UNJ Press. Kotler, Philip. 2000. Marketing. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga. Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani A. 2006.Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Mukminin, Amirul. 2002. Manajemen Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Semarang: UNNES Press. Muliawan, Jasa U. 2009.Manajemen Play Group dan Taman Kanak-Kanak. Yogyakarta: Diva Press. Nugroho, Wahito, dkk. 2010. Pengaruh kualitas Dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy terhadap Kualitas PAUD secara Keseluruhan.jurnal Khusus Hari Kesehatan Nasional. ISSN: 2086-3098. Madiun. Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No 19 Tahun 2005. Jakarta: Depdiknas. Rangkuti, Fredly. 2006. Measuring Costumer Satisfaction. Jakarta: Gramedia. Santosa dan Ashari.2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Sarwono.2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Seefeldt, Carol dan Wasik Barbara A. 2008.Pendidikan Anak Usia Dini Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta: PT Indeks.
136
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, edisi keenam. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta. Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suryadi, Ace dan H.A.R Tilaar. 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Suryani, Lilis. 2007. Analisis Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21074248.pdf. (Diakses 13/03/2012). Suyadi. 2011. Manajemen PAUD: TPA-KB-TK/RA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suyanto, Slamet. 2003. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: UNY Press. Tilaar, H.A.R. 2007.Standar Pendidikan Nasional Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta: Rineka Cipta. Tjiptono, Fandy. 2005. Service Quality and Stativication. Yogyakarta: Andi Offset. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara. Wahana, Komputer. 2010. Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Wahyuningsih. 2005. “The Relationship among Costomer Value, Satisfaction, and Behavioral Intentions- A General Structural Equation Model”. Gadjah Mada International Journal of Bussiness, Volume 7 Nomor 3, Hal 301-323.
137
DATA RESPONDEN
No 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Orang Tua Suyanti Ayudia Sri. A Apri Ermayanti Febri Novian Sari Desti Sulistiniati Warsini Umayah Widodo Kalimah Dwi Kusumawati Achmadi Anik Wijayanti Wahyu Ratiningsih Esti Mulyani Abdul Malik Diana Ratna Kumalasari Rubiyatun Rokati Dwi Handayani Maemunah Hemi Astianti Qodariyah Dinar Girin Murdianawati Windi Susana Ertanti Agustina S Supriati Mahbub Sumarti Siti Berkah Siti Maksumah Liscahyani Pipit Tri J Dwi Pujawati
Usia 28 Tahun 33 Tahun 32 Tahun 31 Tahun 27 Tahun 29 Tahun 35 Tahun 35 Tahun 25 Tahun 40 Tahun 35 Tahun 38 Tahun 43 Tahun 23 Tahun 31 Tahun 37 Tahun 30 Tahun 28 Tahun 32 Tahun 29 Tahun 32 Tahun 35 Tahun 27 Tahun 31 Tahun 35 Tahun 33 Tahun 34 Tahun 29 Tahun 30 Tahun 41 Tahun 38 Tahun 36 Tahun 44 Tahun 31 Tahun 35 Tahun 31 Tahun
Pendidikan SMP D3 SMA SMP SMK SMA SMA SMA SMP SD SMP SMK SMP SMA D3 SMA SMP SMA SMK SD SMA SMA SMA SMA Sarjana SMA SMP SMK SMK SD SMP SMP SMK SMK SMA Sarjana
Pekerjaan Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Swasta Guru Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta Guru Buruh Ibu Rumah Tanggga Ibu Rumah Tangga Swasta Ibu Rumah Tangga Swasta PNS
138
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77.
Seti Yuliani Amanah Wahyuni Sukariyah Masminah Nasokah Sri Rahayu Dwi Dana Yuliatiningsih Siti Solikah Tri Rahayu Ningsih Retno. W Yuliati Nur Kholifah Siti Mahmudin Asini Yeni Tutik Sumirah Mudmainah Qhusnul Sumiati Sugiyati Mukalimah Masrokhah Sunika Mardiyanti Fitriyani Supriyati Rahayu Purhidayati Sri Mulyanti Titah Rahayu Rondhiyah Haryati Rohmi Diyah Ery Winarsih Markati Munafia Muratofiah Mudakah
30 Tahun 37 Tahun 45 Tahun 45 Tahun 35 Tahun 25 Tahun 32 Tahun 29 Tahun 32 Tahun 30 Tahun 27 Tahun 35 Tahun 36 Tahun 35 Tahun 33 Tahun 41 Tahun 41 Tahun 36 Tahun 33 Tahun 36 Tahun 25 Tahun 31 Tahun 36 Tahun 29 Tahun 26 Tahun 33 Tahun 31 Tahun 29 Tahun 27 Tahun 33 Tahun 34 Tahun 31 Tahun 31 Tahun 39 Tahun 45 Tahun 31 Tahun 36 Tahun 37 Tahun 36 Tahun 32 Tahun 36 Tahun
SMA SD SMP SD SD SMA Sarjana SMA SMA SMP SMA SD SMA SMP SMA SD SMA SD SMA SMA SMP SMP SMP SMP SMP SMP SMP Sarjana SMP SMP SMP SMA SMP SMP SMP Sarjana Sarjana SMP SMP SMP SMP
Ibu Rumah Tangga Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga Swasta Ibu Rumah Tangga Swasta Buruh Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Swasta Buruh Swasta Guru Ibu Rumah Tangga Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta
139
78. 79. 80. 81. 82. 83. 84.. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94.
Ulwiyah Rina Maharana Ainun Nafisa Istiqomah Nurwati Turnani Siti Solikah Likayati Khusaeni Nita Fitria Sari Iva Yusanti Indri Astuti Riyati Zunaedah Jaiyatun Eniek Sukariyanto Umi Komsah
34 Tahun 28 Tahun 35 Tahun 36 Tahun 32 Tahun 27 Tahun 27 Tahun 33 Tahun 36 Tahun 25 Tahun 27 Tahun 33 Tahun 29 Tahun 27 Tahun 35 Tahun 36 Tahun 30 Tahun
SMP SMP SMA SD SMA SMP SMA SMA SD SMA SMA SMP SMA SMP SMP SMP SMA
Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga Swasta
140
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
I.
KISI- KISI INSTRUMEN “KUALITAS PENDIDIKAN LEMBAGA PAUD” (Menggunakan Standar Pendidikan dalam Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009)
Variabel Indikator Sub Indikator Kualitas Pendidikan a. Standar tingkat pencapaian a. Perkembangan kognitif, moral Lembaga PAUD. perkembangan dan emosional, motorik, dan (Permen No. 58 Th agama anak selama mengikuti 2009) pendidikan di lembaga PAUD. b. Pertumbuhan anak selama mengikuti pendidikan di lembaga PAUD. b. Standar pendidik dan tenaga a. Kompetensi pedagogik kependidikan b. Kompetensi kepribadian c. Kompetensi professional d. Kompetensi sosial c. Standar isi, proses, dan a. Perencanaan pembelajaran penilaian b. Proses pendidikan, pengasuhan, perlindungan. c. Penilaian atau evaluasi hasil belajar d. Standar sarana dan a. Kondisi sarana dan prasarana prasarana, pengelolaan, dan b. Prinsip Pengelolaan: pembiayaan. c. Bentuk Layanan: d. Perencanaan Pengelolaan e. Pelaksanaan Pengelolaan f. Pengawasan dan Evaluasi g. Jenis dan Pemanfaatan biaya h. Sumber Pembiayaan i. Pengawasan dan Pertanggungjawaban biaya Instrumen Variabel “Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD” No. Indikator Favourable 1. Standar tingkat pencapaian a. Kemampuan perkembangan. berkembang
Unfavourable anak a. Anak mengalami pesat keterlambatan saat
141
2.
a. Perkembangan kognitif, setelah mengikuti moral dan emosional, pembelajaran di motorik, dan agama anak sekolah. selama mengikuti b. Anak menjadi lebih pendidikan di lembaga patuh dan disiplin PAUD. setelah mengikuti b. Pertumbuhan anak selama pembelajaran di mengikuti pendidikan di sekolah. lembaga PAUD. c. Anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik yang optimal setelah bersekolah. d. Anak menjadi lebih rajin dalam berdoa dan beribadah setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. e. Kosakata dan lagu yang dimiliki oleh anak menjadi lebih kaya setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. Standar pendidik dan tenaga a. Guru atau pendidik kependidikan. memiliki gelar sarjana a. Kompetensi pedagogik atau telah menempuh b. Kompetensi kepribadian pendidikan di perguruan c. Kompetensi profesional tinggi jurusan PG d. Kompetensi sosial PAUD atau sederajat. b. Pendidik dan karyawan di sekolah bersikap sopan santun, ramah, dan sabar terhadap semua orang. c. Pendidik mampu mengasuh, mendidik, dan mengetahui perkembangan serta pertumbuhan anak dengan baik.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
belajar setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. Anak menjadi lebih nakal dan susah diatur setelah mengikuti penmbelajaran di sekolah. Anak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan fisik dan kemampuan motoriknya. Anak menjadi lebih malas dalam berdoa dan beribadah setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Kosakata dan lagu anakanak yang dimiliki oleh anak masih terbatas setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. Guru atau pendidik merupakan lulusan SMA atau sederajat. Pendidik dan karyawan bersikap acuh tak acuh kepada orang lain dan galak terhadap anak. Pendidik mengalami kesulitan dalam mengasuh, mendidik, dan menilai pertumbuhan serta perkembangan anak. Pendidik dan karyawan susah untuk bekerjasama dan berkomunikasi dengan
142
3.
Standar isi, proses, dan penilaian a. Perencanaan pembelajaran b. Proses pendidikan, pengasuhan, perlindungan. c. Penilaian atau evaluasi hasil belajar
4.
Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. a. Kondisi sarana dan prasarana
d. Pendidik dan karyawan mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik terhadap orang tua anak. e. Pendidik PAUD mengikuti pelatihan atau pengembangan kemampuan dalam mengajar minimal 2 kali dalam setahun. a. Sekolah telah menetapkan kurikulum sebagai acuan belajar. b. Pembelajaran dilakukan sekurang-kurangnya 150 menit (2,5 jam). c. Jumlah anak didik maksimal 20 anak setiap kelasnya. d. Pendidik membuat perencanaan dan persiapan sebelum memberikan pembelajaran kepada anak. e. Sekolah membuat portofolio, rapor, dan laporan perkembangan maupun pertumbuhan anak selama belajar di sekolah. f. Pihak sekolah melakukan penilaian setiap hari melalui observasi pada anak didik selama proses pembelajaran. a. Sekolah terletak di tempat yang aman dan strategis. b. Adanya fasilitas,
orang tua anak. e. Pendidik PAUD malas dalam mengikuti pelatihan atau pengembangan kemampuan dalam mengajar minimal 2 kali dalam setahun.
a. Sekolah belum menetapkan kurikulum sebagai acuan belajar. b. Waktu pembelajaran kurang dari dua jam. c. Jumlah anak didik lebih dari 20 anak tiap kelasnya. d. Pendidik memberikan pembelajaran secara spontan tanpa ada persiapan. e. Sekolah tidak memberikan laporan hasil belajar, perkembangan, dan pertumbuhan anak selama belajar di sekolah. f. Penilaian hanya dilakukan melalui tes yang dilaksanakan di akhir semester.
a. Sekolah terletak didaerah yang terpencil dan kumuh. b. Fasilitas, sarana, dan
143
b. c. d. e. f. g.
Prinsip Pengelolaan: sarana, dan prasarana Bentuk Layanan: sekolah yang memenuhi Perencanaan Pengelolaan syarat dan memadai. Pelaksanaan Pengelolaan c. Sekolah memiliki Pengawasan dan Evaluasi berbagai program Jenis dan Pemanfaatan ekstrakurikuler. biaya d. Pembelajaran dilakukan h. Sumber Pembiayaan sambil bermain dengan i. Pengawasan dan berbagai media. Pertanggungjawaban biaya e. Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah yang jelas. f. Biaya yang ditetapkan sekolah sesuai dengan kualitas yang diberikan.
c.
d.
e.
f.
prasarana sekolah sangat terbatas. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara monoton dan membosankan. Sekolah tidak mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah belum merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah. Biaya sekolah tidak sesuai dengan kualitas pelayanan dan pendidikan yang diberikan.
Skala “Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD” Indikator Standar tingkat pencapaian perkembangan. No. Pernyataan 1. Kemampuan anak berkembang pesat setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. 2. Anak menjadi lebih nakal dan susah diatur setelah mengikuti penmbelajaran di sekolah. 3. Anak mengalami keterlambatan saat belajar setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. 4. Anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik yang optimal setelah bersekolah. 5. Anak menjadi lebih patuh dan disiplin setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. 6. Anak menjadi lebih malas dalam berdoa dan beribadah setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. 7. Anak menjadi lebih malas dalam berdoa dan beribadah setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. 8. Anak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan
SB
Jawaban B TB STB
144
fisik dan kemampuan motoriknya. Kosakata dan lagu yang dimiliki oleh anak menjadi lebih kaya setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. 10. Kosakata dan lagu anak-anak yang dimiliki oleh anak masih terbatas setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. Standar pendidik dan tenaga kependidikan. 11. Guru atau pendidik memiliki gelar sarjana atau telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi jurusan PG PAUD atau sederajat. 12. Pendidik mengalami kesulitan dalam mengasuh, mendidik, dan menilai pertumbuhan serta perkembangan anak. 13. Pendidik dan karyawan bersikap acuh tak acuh kepada orang lain dan galak terhadap anak. 14. Pendidik mampu mengasuh, mendidik, dan mengetahui perkembangan serta pertumbuhan anak dengan baik. 15. Guru atau pendidik merupakan lulusan SMA atau sederajat. 16. Pendidik dan karyawan di sekolah bersikap sopan santun, ramah, dan sabar terhadap semua orang. 17. Pendidik dan karyawan mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik terhadap orang tua anak. 18. Pendidik dan karyawan susah untuk bekerjasama dan berkomunikasi dengan orang tua anak. 19. Pendidik PAUD mengikuti pelatihan atau pengembangan kemampuan dalam mengajar minimal 2 kali dalam setahun. 20. Pendidik PAUD malas dalam mengikuti pelatihan atau pengembangan kemampuan dalam mengajar minimal 2 kali dalam setahun. Standar isi, proses, dan penilaian 21. Sekolah telah menetapkan kurikulum sebagai acuan belajar. 22. Jumlah anak didik lebih dari 20 anak tiap kelasnya. 23. Pembelajaran dilakukan sekurang-kurangnya 150 menit (2,5 jam). 24. Sekolah tidak memberikan laporan hasil belajar, perkembangan, dan pertumbuhan anak selama belajar di sekolah. 25. Pendidik memberikan pembelajaran secara spontan 9.
145
tanpa ada persiapan. Waktu pembelajaran kurang dari dua jam. Jumlah anak didik maksimal 20 anak setiap kelasnya. Sekolah belum menetapkan kurikulum sebagai acuan belajar. 29. Sekolah membuat portofolio, rapor, dan laporan perkembangan maupun pertumbuhan anak selama belajar di sekolah. 30. Pendidik membuat perencanaan dan persiapan sebelum memberikan pembelajaran kepada anak. 31. Pihak sekolah melakukan penilaian setiap hari melalui observasi pada anak didik selama proses pembelajaran. 32. Penilaian hanya dilakukan melalui tes yang dilaksanakan di akhir semester. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. 33. Sekolah terletak di tempat yang aman dan strategis. 34. Fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah sangat terbatas. 35. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara monoton dan membosankan. 36. Sekolah memiliki fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah yang memenuhi syarat dan memadai. 37. Sekolah belum merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah. 38. Biaya sekolah tidak sesuai dengan kualitas pelayanan dan pendidikan yang diberikan. 39. Sekolah memiliki berbagai program ekstrakurikuler. 40. Sekolah terletak didaerah yang terpencil dan kumuh. 41. Biaya yang ditetapkan sekolah sesuai dengan kualitas yang diberikan. 42. Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah yang jelas. 43. Sekolah tidak mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. 44. Pembelajaran dilakukan sambil bermain dengan berbagai media. 26 27. 28.
II.
KISI-KISI
INSTRUMEN
VARIABEL
“TINGKAT
KEPUASAN
ORANG TUA PADA LEMBAGA PAUD” Variabel Kepuasan Orang Tua :
Indikator 1. Konfirmasi Harapan
Sub Indikator Merupakan gabungan dari kemampuan
146
1. Teori Hawkins dan Lonney dalam Tjiptono, 2001) 2. Teori Irawan (2002)
suatu produk atau jasa dan produsen yang diandalkan, sehingga suatu produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang dijanjikan produsen. Konfirmasi harapan meliputi berbagai aspek, antara lain konfirmasi harapan terhadap: a Kualitas sekolah b Sarana prasarana c Kualitas program d Service Quality (ServQual) e Biaya sekolah f Pendidik dan Karyawan 2. Kemudahan memperoleh
3. Kesediaan Merekomendasikan
Produk atau jasa yang ditawarkan oleh produsen mudah dimanfaatkan oleh calon pembeli. Meliputi: a. Kemudahan mendapatkan informasi dan evaluasi hasil belajar anak. b. Kemudahan dalam mendapatkan saran dan menangani masalah. c. Kemudahan menikmati fasilitas yang disediakan Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama, kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan produk terhadap teman atau keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindak lanjut. Kesediaan untuk merekomendasikan meliputi: a. Merekomendasikan sekolah terhadap orang lain. b. Melakukan pemakaian kembali atau menyekolahkan anaknya yang lain ke sekolah yang sama.
Instrumen Variabel “Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD” No. Indikator 1. Konfirmasi Harapan
Favourable Unfavourable a. Sekolah menyediakan a. Sekolah menyediakan pelayanan pendidikan yang pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak terbatas dan
147
2.
Kemudahan Memperoleh
dan keinginan orang tua. b. Ruang kelas yang disediakan sekolah sesuai dengan keinginan dan harapan orang tua. c. Lokasi sekolah strategis, aman, dan sesuai dengan harapan orang tua. d. Tempat bermain yang disediakan oleh sekolah sesuai harapan orang tua. e. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua. f. Orang tua merasa puas dengan kinerja para guru dan karyawan. g. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua. h. Biaya sekolah yang diterapkan oleh sekolah telah sesuai dengan kemampuan dan harapan orang tua. i. Program ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah telah sesuai dengan keinginan orang tua. j. Pelayanan yang diberikan oleh sekolah dirasa telah memuaskan bagi orang tua. k. Orang tua merasa puas dengan kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah. a. Orang tua mengalami kemudahan dalam mendapatkan informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak. b. Orang tua mudah dalam
mengecewakan orang tua. b. Ruang kelas yang disediakan sekolah terbatas jumlahnya dan sempit. c. Lokasi sekolah yang kurang strategis dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. d. Tempat bermain kotor, sempit, dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. e. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan oleh sekolah terbatas. f. Orang tua kecewa dengan kinerja para guru dan karyawan. g. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah mengecewakan orang tua. h. Biaya sekolah terlalu mahal bagi orang tua. i. Program ekstrakurikuler yang disediakan terbatas dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. j. Orang tua merasa kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak sekolah. k. Orang tua merasa kecewa dengan kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah. a. Orang tua mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak. b. Orang tua kesulitan dalam
148
3.
Kesediaan Merekomendasikan
mendapatkan saran untuk mendapatkan saran untuk menyelesaikan permasalahan menyelesaikan yang berkaitan dengan anak di permasalahan yang sekolah. berkaitan dengan anak di c. Orang tua mendapatkan sekolah. kemudahan dalam c. Orang tua mendapatkan berkonsultasi mengenai proses kendala untuk pendidikan, pertumbuhan, dan berkonsultasi dengan pihak perkembangan anak. sekolah mengenai proses d. Orang tua mengalami pendidikan, pertumbuhan, kemudahan untuk dan perkembangan anak. mendapatkan fasilitas yang d. Orang tua mengalami berkualitas dari sekolah. kesulitan untuk e. Orang tua mendapatkan mendapatkan fasilitas yang kemudahan untuk berkualitas dari sekolah. mendapatkan pelayanan e. Orang tua sulit untuk kesehatan bagi anak mendapatkan pelayanan (pemberian makanan sehat, kesehatan bagi anak imunisasi, dan pengukuran (pemberian makanan sehat, Tum-Bang) dari pihak imunisasi, dan pengukuran sekolah. Tum-Bang) dari pihak sekolah. a. Orang tua bersedia a. Orang tua tidak bersedia menyekolahkan anaknya yang menyekolahkan anaknya lain di sekolah atau lembaga yang lain di sekolah atau pendidikan ini. lembaga pendidikan ini. b. Orang tua mau b. Orang tua enggan merekomendasikan sekolah merekomendasikan sekolah ini kepada keluarga, teman, ini kepada keluarga, teman, maupun orang lain, sehingga maupun orang lain. mereka menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
Skala Variabel “Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD” Indikator Konfirmasi Harapan No. Pernyataan 1. Sekolah menyediakan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak dan keinginan orang
SB
Jawaban B TB STB
149
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
tua. Sekolah menyediakan pelayanan pendidikan yang terbatas dan mengecewakan orang tua. Lokasi sekolah yang kurang strategis dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. Tempat bermain yang disediakan oleh sekolah sesuai harapan orang tua. Tempat bermain kotor, sempit, dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. Orang tua merasa puas dengan kinerja para guru dan karyawan. Orang tua kecewa dengan kinerja para guru dan karyawan. Biaya sekolah yang diterapkan oleh sekolah telah sesuai dengan kemampuan dan harapan orang tua. Biaya sekolah terlalu mahal bagi orang tua. Pelayanan yang diberikan oleh sekolah dirasa telah memuaskan bagi orang tua. Orang tua merasa kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak sekolah. Ruang kelas yang disediakan sekolah sesuai dengan keinginan dan harapan orang tua. Ruang kelas yang disediakan sekolah terbatas jumlahnya dan sempit. Lokasi sekolah strategis, aman, dan sesuai dengan harapan orang tua. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan oleh sekolah terbatas. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah mengecewakan orang tua. Program ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah telah sesuai dengan keinginan orang tua. Program ekstrakurikuler yang disediakan terbatas dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. Orang tua merasa puas dengan kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah. Orang tua merasa kecewa dengan kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah.
150
Kemudahan Memperoleh 23. Orang tua mengalami kemudahan dalam mendapatkan informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak. 24. Orang tua mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak. 25. Orang tua mendapatkan kemudahan dalam berkonsultasi mengenai proses pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan anak. 26. Orang tua mendapatkan kendala untuk berkonsultasi dengan pihak sekolah mengenai proses pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan anak. 27. Orang tua sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi (pemberian makanan sehat, imunisasi, dan pengukuran Tum-Bang) dari pihak sekolah. 28. Orang tua mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi anak (pemberian makanan sehat, imunisasi, dan pengukuran Tum-Bang) dari pihak sekolah. 29. Orang tua mudah dalam mendapatkan saran untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan anak di sekolah. 30. Orang tua kesulitan dalam mendapatkan saran untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan anak di sekolah. 31. Orang tua mengalami kemudahan untuk mendapatkan fasilitas yang berkualitas dari sekolah. 32. Orang tua mengalami kesulitan untuk mendapatkan fasilitas yang berkualitas dari sekolah. Kesediaan Merekomendasikan 33. Orang tua bersedia menyekolahkan anaknya yang lain di sekolah atau lembaga pendidikan ini. 34. Orang tua tidak mau merekomendasikan sekolah ini kepada keluarga, teman, maupun orang lain. 35. Orang tua tidak bersedia menyekolahkan anaknya yang lain di sekolah atau lembaga pendidikan ini. 36. Orang tua mau merekomendasikan sekolah ini kepada keluarga, teman, maupun orang lain, sehingga mereka menyekolahkan anaknya di sekolah ini.
151
KUESIONER PENELITIAN 1. Kuesioner Variabel “Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD” Sebelum Uji No. Pernyataan 1. Kemampuan anak berkembang pesat setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. 2. Pendidik mengalami kesulitan dalam mengasuh, mendidik, dan menilai pertumbuhan serta perkembangan anak. 3. Anak mengalami keterlambatan saat belajar setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. 4. Pendidik mampu mengasuh, mendidik, dan mengetahui perkembangan serta pertumbuhan anak dengan baik. 5. Anak menjadi lebih nakal dan susah diatur setelah mengikuti penmbelajaran di sekolah. 6. Sekolah telah menetapkan kurikulum sebagai acuan belajar. 7. Sekolah tidak memberikan laporan hasil belajar, perkembangan, dan pertumbuhan anak selama belajar di sekolah. 8. Pendidik membuat perencanaan dan persiapan sebelum memberikan pembelajaran kepada anak. 9. Anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik yang optimal setelah bersekolah. 10. Kosakata dan lagu anak-anak yang dimiliki oleh anak masih terbatas setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. 11. Guru atau pendidik memiliki gelar sarjana atau telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi jurusan PG PAUD atau sederajat. 12. Biaya sekolah tidak sesuai dengan kualitas pelayanan dan pendidikan yang diberikan. 13. Pendidik dan karyawan bersikap acuh tak acuh kepada orang lain dan galak terhadap anak. 14. Anak menjadi lebih rajin dalam berdoa dan beribadah setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. 15. Sekolah terletak didaerah yang terpencil dan kumuh. 16. Sekolah memiliki fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah yang memenuhi syarat dan memadai. 17. Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah yang
SB
B
TB
STB
152
18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26
27.
28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
jelas. Anak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan fisik dan kemampuan motoriknya. Waktu pembelajaran kurang dari dua jam. Jumlah anak didik maksimal 20 anak setiap kelasnya. Sekolah terletak di tempat yang aman dan strategis. Jumlah anak didik lebih dari 20 anak tiap kelasnya. Pendidik dan karyawan mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik terhadap orang tua anak. Sekolah tidak mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara monoton dan membosankan. Sekolah membuat portofolio, rapor, dan laporan perkembangan maupun pertumbuhan anak selama belajar di sekolah. Pendidik PAUD mengikuti pelatihan atau pengembangan kemampuan dalam mengajar minimal 2 kali dalam setahun. Anak menjadi lebih malas dalam berdoa dan beribadah setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Kosakata dan lagu yang dimiliki oleh anak menjadi lebih kaya setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. Guru atau pendidik merupakan lulusan SMA atau sederajat. Pendidik dan karyawan susah untuk bekerjasama dan berkomunikasi dengan orang tua anak. Pendidik memberikan pembelajaran secara spontan tanpa ada persiapan. Pembelajaran dilakukan sambil bermain dengan berbagai media. Sekolah belum merumuskan visi, misi, dan tujuan sekolah. Anak menjadi lebih patuh dan disiplin setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. Pendidik dan karyawan di sekolah bersikap sopan santun, ramah, dan sabar terhadap semua orang. Biaya yang ditetapkan sekolah sesuai dengan kualitas yang diberikan. Fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah sangat terbatas. Penilaian hanya dilakukan melalui tes yang dilaksanakan di akhir semester. Sekolah memiliki berbagai program ekstrakurikuler.
153
41.
42. 43. 44.
Pendidik PAUD malas dalam mengikuti pelatihan atau pengembangan kemampuan dalam mengajar minimal 2 kali dalam setahun. Pembelajaran dilakukan sekurang-kurangnya 150 menit (2,5 jam). Sekolah belum menetapkan kurikulum sebagai acuan belajar. Pihak sekolah melakukan penilaian setiap hari melalui observasi pada anak didik selama proses pembelajaran.
2. Kuesioner Variabel “Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD” Setelah Uji No. Pernyataan 1. Kemampuan anak berkembang pesat setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. 2. Pendidik mengalami kesulitan dalam mengasuh, mendidik, dan menilai pertumbuhan serta perkembangan anak. 3. Pendidik mampu mengasuh, mendidik, dan mengetahui perkembangan serta pertumbuhan anak dengan baik. 4. Anak menjadi lebih nakal dan susah diatur setelah mengikuti penmbelajaran di sekolah. 5. Sekolah telah menetapkan kurikulum sebagai acuan belajar. 6. Sekolah tidak memberikan laporan hasil belajar, perkembangan, dan pertumbuhan anak selama belajar di sekolah. 7. Pendidik membuat perencanaan dan persiapan sebelum memberikan pembelajaran kepada anak. 8. Anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik yang optimal setelah bersekolah. 9. Kosakata dan lagu anak-anak yang dimiliki oleh anak masih terbatas setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. 10. Guru atau pendidik memiliki gelar sarjana atau telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi jurusan PG PAUD atau sederajat. 11. Biaya sekolah tidak sesuai dengan kualitas pelayanan dan pendidikan yang diberikan. 12. Anak menjadi lebih malas dalam berdoa dan beribadah setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. 13. Sekolah terletak didaerah yang terpencil dan kumuh.
SB
B
TB
STB
154
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26 27. 28. 29. 30. 31. 32.
33. 34.
Sekolah memiliki fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah yang memenuhi syarat dan memadai. Sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah yang jelas. Anak mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan fisik dan kemampuan motoriknya. Waktu pembelajaran kurang dari dua jam. Jumlah anak didik maksimal 20 anak setiap kelasnya. Sekolah terletak di tempat yang aman dan strategis. Jumlah anak didik lebih dari 20 anak tiap kelasnya. Pendidik dan karyawan mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik terhadap orang tua anak. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara monoton dan membosankan. Kosakata dan lagu yang dimiliki oleh anak menjadi lebih kaya setelah mengikuti pembelajaran di sekolah. Guru atau pendidik merupakan lulusan SMA atau sederajat. Pendidik dan karyawan susah untuk bekerjasama dan berkomunikasi dengan orang tua anak. Pembelajaran dilakukan sambil bermain dengan berbagai media. Pendidik dan karyawan di sekolah bersikap sopan santun, ramah, dan sabar terhadap semua orang. Biaya yang ditetapkan sekolah sesuai dengan kualitas yang diberikan. Fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah sangat terbatas. Penilaian hanya dilakukan melalui tes yang dilaksanakan di akhir semester. Sekolah memiliki berbagai program ekstrakurikuler. Pendidik PAUD malas dalam mengikuti pelatihan atau pengembangan kemampuan dalam mengajar minimal 2 kali dalam setahun. Pembelajaran dilakukan sekurang-kurangnya 150 menit (2,5 jam). Pihak sekolah melakukan penilaian setiap hari melalui observasi pada anak didik selama proses pembelajaran.
155
3. Kuesioner Variabel “Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD” Sebelum Uji No. Pernyataan 1. Sekolah menyediakan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak dan keinginan orang tua. 2. Tempat bermain yang disediakan oleh sekolah sesuai harapan orang tua. 3. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan oleh sekolah terbatas. 4. Orang tua mendapatkan kendala untuk berkonsultasi dengan pihak sekolah mengenai proses pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan anak. 5. Tempat bermain kotor, sempit, dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. 6. Biaya sekolah yang diterapkan oleh sekolah telah sesuai dengan kemampuan dan harapan orang tua. 7. Program ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah telah sesuai dengan keinginan orang tua. 8. Orang tua mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak. 9. Orang tua merasa kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak sekolah. 10. Biaya sekolah terlalu mahal bagi orang tua. 11. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua. 12. Orang tua sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi (pemberian makanan sehat, imunisasi, dan pengukuran Tum-Bang) dari pihak sekolah. 13. Orang tua mudah dalam mendapatkan saran untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan anak di sekolah. 14. Sekolah menyediakan pelayanan pendidikan yang terbatas dan mengecewakan orang tua. 15. Orang tua merasa puas dengan kinerja para guru dan karyawan. 16. Orang tua mengalami kesulitan untuk mendapatkan fasilitas yang berkualitas dari sekolah. 17. Orang tua bersedia menyekolahkan anaknya yang lain di sekolah atau lembaga pendidikan ini.
SB
B
TB
STB
156
18. 19. 20. 21. 22.
23. 24.
25. 26 27. 28. 29.
30.
31. 32. 33. 34. 35.
Lokasi sekolah yang kurang strategis dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. Orang tua kecewa dengan kinerja para guru dan karyawan. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua. Program ekstrakurikuler yang disediakan terbatas dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. Orang tua mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi anak (pemberian makanan sehat, imunisasi, dan pengukuran Tum-Bang) dari pihak sekolah. Orang tua tidak bersedia menyekolahkan anaknya yang lain di sekolah atau lembaga pendidikan ini. Orang tua mengalami kemudahan dalam mendapatkan informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah mengecewakan orang tua. Lokasi sekolah strategis, aman, dan sesuai dengan harapan orang tua. Ruang kelas yang disediakan sekolah terbatas jumlahnya dan sempit. Orang tua merasa kecewa dengan kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah. Orang tua kesulitan dalam mendapatkan saran untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan anak di sekolah. Orang tua mau merekomendasikan sekolah ini kepada keluarga, teman, maupun orang lain, sehingga mereka menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Orang tua mengalami kemudahan untuk mendapatkan fasilitas yang berkualitas dari sekolah. Ruang kelas yang disediakan sekolah sesuai dengan keinginan dan harapan orang tua. Pelayanan yang diberikan oleh sekolah dirasa telah memuaskan bagi orang tua. Orang tua merasa puas dengan kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah. Orang tua mendapatkan kemudahan dalam berkonsultasi mengenai proses pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan anak.
157
36.
Orang tua tidak mau merekomendasikan sekolah ini kepada keluarga, teman, maupun orang lain. 4. Kuesioner Variabel “Tingkat Kepuasan Orang Tua pada Lembaga PAUD” Setelah Uji No. Pernyataan 1. Sekolah menyediakan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak dan keinginan orang tua. 2. Tempat bermain yang disediakan oleh sekolah sesuai harapan orang tua. 3. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan oleh sekolah terbatas. 4. Orang tua mendapatkan kendala untuk berkonsultasi dengan pihak sekolah mengenai proses pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan anak. 5. Tempat bermain kotor, sempit, dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. 6. Biaya sekolah yang diterapkan oleh sekolah telah sesuai dengan kemampuan dan harapan orang tua. 7. Program ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah telah sesuai dengan keinginan orang tua. 8. Orang tua mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak. 9. Orang tua merasa kecewa dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak sekolah. 10. Biaya sekolah terlalu mahal bagi orang tua. 11. Kurikulum dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua. 12. Orang tua sulit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi (pemberian makanan sehat, imunisasi, dan pengukuran Tum-Bang) dari pihak sekolah. 13. Orang tua mudah dalam mendapatkan saran untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan anak di sekolah. 14. Orang tua merasa puas dengan kinerja para guru dan karyawan. 15. Orang tua mengalami kesulitan untuk mendapatkan fasilitas yang berkualitas dari sekolah. 16. Orang tua bersedia menyekolahkan anaknya yang lain di sekolah atau lembaga pendidikan ini.
SB
B
TB
STB
158
17. 18. 19. 20. 21.
22. 23.
24. 25. 26 27.
28. 29. 30. 31.
Lokasi sekolah yang kurang strategis dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. Orang tua kecewa dengan kinerja para guru dan karyawan. Media pembelajaran dan permainan yang disediakan oleh sekolah telah sesuai dengan harapan orang tua. Program ekstrakurikuler yang disediakan terbatas dan tidak sesuai dengan harapan orang tua. Orang tua mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi anak (pemberian makanan sehat, imunisasi, dan pengukuran Tum-Bang) dari pihak sekolah. Orang tua tidak bersedia menyekolahkan anaknya yang lain di sekolah atau lembaga pendidikan ini. Orang tua mengalami kemudahan dalam mendapatkan informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak. Lokasi sekolah strategis, aman, dan sesuai dengan harapan orang tua. Ruang kelas yang disediakan sekolah terbatas jumlahnya dan sempit. Orang tua merasa kecewa dengan kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah. Orang tua mau merekomendasikan sekolah ini kepada keluarga, teman, maupun orang lain, sehingga mereka menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Orang tua mengalami kemudahan untuk mendapatkan fasilitas yang berkualitas dari sekolah. Ruang kelas yang disediakan sekolah sesuai dengan keinginan dan harapan orang tua. Orang tua merasa puas dengan kualitas pendidikan yang diberikan oleh sekolah. Orang tua mendapatkan kemudahan dalam berkonsultasi mengenai proses pendidikan, pertumbuhan, dan perkembangan anak.
Data Hasil Uji Coba Instrumen dan Validitasnya Variabel “Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD” No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29.
Item1 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2
Item2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2
Item3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3
Item4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2
Item5 4 3 3 4 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2
Item6 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2
Item7 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 1 3 2 3 1 2 3 3 2 2 3 4 4 2 3 3 3 2 3
Item8 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 2 1 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2
Item9 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3
Item10 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3
Item11 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 1 3 2 3 1 2 3 3 2 2 3 4 4 2 2 3 3 2 1
Item12 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2
Item13 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3
30. 31. 32. r= Ket=
3 2 2 0,436 Valid
2 3 3 0,610 Valid
4 3 3 -0,023 Tidak
3 4 3 0. 499 Valid
3 3 2 0. 559 Valid
2 3 3 0. 610 Valid
3 4 3 0. 440 Valid
2 3 3 0. 614 Valid
2 3 2 0. 480 Valid
2 2 2 0,466 Valid
3 2 3 0,497 Valid
2 3 3 0.610 Valid
3 2 3 -0.478 Tidak
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Item14 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4
Item15 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3
Item16 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 1 3 2 1 1 3 3 3 3 3 4
Item17 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
Item18 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 1 2 3 3 4 3 4
Item19 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 1 3 2 3 1 2 3 3 2 2 3 4 4 2
Item20 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3
Item21 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2
Item22 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3
Item23 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 2 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
Item24 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2
Item25 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2
Item26 3 2 3 3 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4
25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. r=
4 3 3 3 2 3 3 3 0,412
3 4 3 3 2 3 4 3 0,452
3 4 2 3 3 3 4 2 0. 463
2 2 2 3 2 3 2 2 0. 380
3 3 3 4 2 3 3 3 0. 662
3 3 3 2 1 3 3 3 0. 529
3 2 3 3 2 3 2 3 0. 687
3 3 2 4 2 3 3 2 0,692
3 2 2 3 3 2 2 2 0. 466
4 3 3 3 2 2 3 3 0. 604
2 2 2 2 2 2 2 2 0. 126
3 2 3 4 3 2 2 3 0. 334
2 3 1 2 2 3 3 1 0. 083
Ket=
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak
Valid
Tidak
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Item27 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2
Item28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 1 2 2
Item29 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 1 2 2 2 2 3 3 3 3
Item30 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3
Item31 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 1 2 2 2 2 3 3
Item32 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 1 2 2 3
Item33 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3
Item34 3 2 3 3 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
Item35 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2
Item36 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3 3
Item37 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3
Item38 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 1 3 2 1 1 3
Item39 3 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. r= Ket=
2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 -0,222 Tidak
2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 -0.027 Tidak
3 3 3 3 2 3 4 3 4 1 2 4 3 0. 587 Valid
3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 0. 616 Valid
3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 0. 365 Valid
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14.
Item40 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2
Item41 3 3 4 3 4 2 3 3 3 2 1 3 2 3
Item42 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1
Item43 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4
Item44 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 0. 163 Tidak
3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 4 0. 419 Valid
3 2 3 2 4 2 3 1 2 2 3 3 1 0. 083 Tidak
2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 -0. 286 Tidak
3 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3 3 2 0. 594 Valid
2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 0. 452 Valid
3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 2 0. 463 Valid
3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 0. 380 Valid
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. r= Ket=
2 3 2 1 2 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 0,662 Valid
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9
Item1 4 4 4 4 4 4 4 3 3
1 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 1 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 1 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 0, 529 0.,687 -0,023 0.499 Valid Valid Tidak Valid Data Hasil Uji Coba Instrumen dan Validitasnya Variabel “Tingkat Kepuasan Orang Tua” Item2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Item3 3 3 2 3 2 2 2 2 3
Item4 4 3 3 3 2 3 3 3 3
Item5 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Item6 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Item7 4 3 3 3 4 3 3 4 3
Item8 3 2 3 3 3 3 3 3 2
Item9 4 3 3 4 2 4 4 3 4
Item10 4 3 3 3 2 3 3 3 3
Item11 4 3 3 4 4 2 3 4 3
Item12 3 4 4 3 3 3 2 4 3
Item13 3 3 3 3 3 4 3 3 3
10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. r= Ket=
3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 0,838 Valid
3 2 2 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 0, 343 Valid
3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0,430 Tidak
3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2 1 2 0. 673 Valid
3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 0. 687 Valid
3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 0. 458 Valid
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 0. 617 Valid
2 1 2 2 1 3 2 2 3 4 2 3 2 2 2 1 3 3 3 2 2 1 2 0. 524 Valid
3 2 2 1 2 1 2 3 2 2 2 4 3 2 1 2 1 4 3 2 1 2 3 0. 563 Valid
3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 3 2 2 1 2 3 3 2 2 1 2 0. 700 Valid
2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 2 4 3 2 2 3 1 3 4 2 2 3 2 0. 534 Tidak
3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 4 2 3 2 3 0. 337 Valid
3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 0,481 Tidak
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Item14 3 3 3 2 3
Item15 4 4 3 4 3
Item16 3 4 3 3 4
Item17 4 4 4 4 4
Item18 3 3 3 3 3
Item19 3 3 2 3 2
Item20 4 3 3 3 2
Item21 3 3 3 3 3
Item22 3 3 3 3 3
Item23 4 3 3 3 4
Item24 3 2 3 3 3
Item25 4 3 3 3 4
Item26 4 4 3 4 3
6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. r= Ket=
4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 -0.157 Valid
3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 0. 791 Valid
3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 1 2 2 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 1 0. 557 Valid
4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 0. 838 Valid
3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 0. 416 Valid
2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 0. 420 Valid
3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 3 1 2 1 2 3 3 2 2 1 2 0. 647 Valid
3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 0. 607 Valid
3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2 0. 365 Valid
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 0. 493 Valid
No. 1.
Item27 4
Item28 3
Item29 4
Item30 3
Item31 3
Item32 3
Item33 2
Item34 4
Item35 3
Item36 3
3 3 3 2 2 1 2 2 1 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 1 3 3 3 2 2 1 2 0. 402 Tidak
3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 -0.084 Valid
3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 0.759 Tidak
3 3 4 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 0,503
3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 0,387
3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 4 0. 184
3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 2 1 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 0. 512
3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 0. 451
4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 0. 460
2 2 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 -0.146
4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 0. 791
4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 1 2 2 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 1 0,557
2 3 3 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 1 2 2 3 3 1 -0,052
167
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. r=
Ket=
Valid
Valid
Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid BLUE PRINT HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Table 1. Blue Print Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD No.
Standar Pendidikan
1.
Standar tingkat pencapaian perkembangan. Standar pendidik dan tenaga kependidikan. Standar isi, proses, dan penilaian
2. 3. 4
Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Jumlah
Item
Jumlah
Favourable 1, 9, 14, 29, 35
Unfavourable 3, 5. 10, 18, 28
10
4, 11, 23, 27, 36
2, 13, 30, 31, 41
10
6, 8, 20, 26, 42, 44 16, 17, 21, 33, 37, 40 22
7, 19, 22, 32, 39, 43 12, 15, 24, 25, 34, 38 22
12 12 44
Tabel 2. Distribusi item skala Kualitas Pendidikan Lembaga PAUD setelah uji coba No. 1.
Standar Pendidikan
Standar tingkat pencapaian perkembangan. 2. Standar pendidik dan tenaga kependidikan. 3. Standar isi, proses, dan penilaian 4 Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Jumlah
Item Favourable 1, 9, 14, 29
Jumlah
Unfavourable 5, 10, 18
7
4, 11, 23, 36
2, 30, 31, 41
8
6, 8, 20, 42, 44 16, 17, 21, 33, 37, 40 19
7, 19, 22, 39 12, 15, 25, 38
9 10
15
34
Tidak
Table 3. Blue Print Tingkat Kepuasan Orang Tua No.
Atribut Kepuasan
1.
Konfirmasi Harapan
2.
Kemudahan Memperoleh
Item Favourable 1, 2, 6, 7, 11, 15, 20, 26, 32 33, 34
Jumlah
Unfavourable 3, 5, 9, 10, 14, 18, 19, 21, 25, 27, 28 16, 29, 12, 4, 8
13, 24, 31, 32, 35 3. Kesediaan Merekomendasikan 17, 30 36, 23 Jumlah 18 18 Tabel 4. Distribusi item skala Tingkat Kepuasan Orang Tua setelah uji coba No.
Atribut Kepuasan
1.
Konfirmasi Harapan
2.
Kemudahan Memperoleh
3. Kesediaan Merekomendasikan Jumlah
Item Favourable 1, 2, 6, 7, 11, 15, 20, 26, 32, 34 13, 24, 31, 32, 35 17, 30 17
22
10 4 36
Jumlah Unfavourable 3, 5, 9, 10, 18, 19, 21, 27, 28 16, 12, 4, 8 23 14
19 9 3 31
171
HASIL UJI NORMALITAS
Explore [DataSet1] E:\uji research benar-1-1.sav
Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
KualitasPendidikan
94
100.0%
0
.0%
94
100.0%
KepuasanOrtu
94
100.0%
0
.0%
94
100.0%
Descriptives Statistic KualitasPendidikan
Mean
97.35
95% Confidence Interval for Lower Bound
96.14
Mean
Upper Bound
.608
98.56
5% Trimmed Mean
97.40
Median
97.00
Variance
34.746
Std. Deviation
5.895
Minimum
83
Maximum
110
Range
27
Interquartile Range
KepuasanOrtu
Std. Error
9
Skewness
-.032
.249
Kurtosis
-.384
.493
Mean
89.33
.665
95% Confidence Interval for Lower Bound
88.01
Mean
90.65
Upper Bound
172
5% Trimmed Mean
89.39
Median
89.00
Variance
41.535
Std. Deviation
6.445
Minimum
76
Maximum
101
Range
25
Interquartile Range
8
Skewness
-.177
.249
Kurtosis
-.703
.493
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
KualitasPendidikan
.073
94
.200*
.989
94
.627
KepuasanOrtu
.081
94
.155
.973
94
.048
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
173
HASIL UJI LINIERITAS MEANS TABLES=KepuasanOrtu BY KualitasPendidikan /CELLS MEAN COUNT STDDEV /STATISTICS LINEARITY.
Means [DataSet1] E:\uji research benar-1-1.sav
Case Processing Summary Cases Included N KepuasanOrtu *
Percent 94
KualitasPendidikan
Excluded
100.0%
Report KepuasanOrtu Kualitas Pendidi kan
Mean
N
Std. Deviation
83
77.00
1
.
85
77.00
2
1.414
87
79.00
2
.000
88
82.00
1
.
N
Total
Percent 0
.0%
N
Percent 94
100.0%
174
89
81.25
4
.500
90
78.00
1
.
91
88.00
3
1.732
92
84.25
4
4.113
93
83.83
6
4.834
94
84.00
5
3.937
95
88.86
7
2.116
96
89.43
7
3.690
97
89.17
6
6.178
98
89.78
9
3.114
99
90.60
5
2.702
100
95.50
2
4.950
101
94.40
5
5.030
102
93.25
4
5.560
103
92.00
4
3.916
104
95.00
2
2.828
105
97.50
6
3.017
106
97.00
1
.
107
97.33
3
2.887
108
95.00
2
8.485
109
101.00
1
.
110
96.00
1
.
Total
89.33
94
6.445
175
ANOVA Table Sum of Squares KepuasanOrtu *
Between Groups
F
Sig.
2811.666
25
112.467
7.276
.000
Linearity
2517.340
1
2517.340
162.856
.000
294.326
24
12.264
.793
.732
Within Groups
1051.110
68
15.458
Total
3862.777
93
Deviation from Linearity
Measures of Association R
KualitasPendidikan
Mean Square
(Combined)
KualitasPendidikan
KepuasanOrtu *
df
R Squared .807
.652
Eta .853
Eta Squared .728
176
HASIL UJI KORELASI CORRELATIONS /VARIABLES=KualitasPendidikan KepuasanOrtu /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations [DataSet1] E:\uji research benar-1-1.sav
Correlations KualitasPendidik an KualitasPendidikan
Pearson Correlation
KepuasanOrtu 1
Sig. (2-tailed)
.000
N KepuasanOrtu
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
94
94
.807**
1
.000
N
94
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI REGRESI REGRESSION /MISSING LISTWISE
.807**
94
177 /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT KepuasanOrtu /METHOD=ENTER KualitasPendidikan.
Regression [DataSet1] E:\uji research benar-1-1.sav
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
KualitasPendidik
b
Method . Enter
ana a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KepuasanOrtu
Model Summary
Model
R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
1
Adjusted R
.807
.652
.648
3.824
a. Predictors: (Constant), KualitasPendidikan
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2517.340
1
2517.340
Residual
1345.436
92
14.624
Total
3862.777
93
a. Predictors: (Constant), KualitasPendidikan b. Dependent Variable: KepuasanOrtu
F 172.134
Sig. a
.000
178
a
Coefficients
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) KualitasPendidikan
a. Dependent Variable: KepuasanOrtu
Std. Error 3.406
6.561
.883
.067
Coefficients Beta
t
.807
Sig. .519
.605
13.120
.000
179
DATA HASIL PENGUMPULAN NILAI DARI SKALA VARIABEL “KUALITAS PENDIDIKAN LEMBAGA PAUD”
Nama
Suyanti
Ayudia
Sri. A
Apri Ermayanti
3 2 2 4 2 3 3 1 2 4 3 3 1 2 3 3 2 4 2 3
3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 2
3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 1 3 3 1 2 3
3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Febri Novian Sari 2 4 3 1 2 4 1 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 1 3 3
Desti Sulistiniati
Marsini
Umayah
Widodo
Kalimah
3 2 3 2 2 4 2 3 3 1 2 4 1 3 2 3 4 3 2 3
2 4 1 3 2 3 4 3 1 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3
3 3 1 2 4 1 3 2 4 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2
4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
4 1 3 3 1 4 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3
180
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. 33. 34. Jumlah Ket
3 1 2 4 3 2 2 4 2 3 3 1 2 4 88 Sedang
3 2 4 3 4 3 1 3 3 1 2 3 3 3 95 Sedang
3 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 3 101 Sedang
4 3 2 3 4 3 3 2 2 4 2 3 3 3 100 Sedang
4 3 2 3 4 2 3 1 2 4 1 3 2 3 89 Sedang
2 3 4 3 2 3 3 2 2 4 2 3 3 1 89 Sedang
Nama
Dwi Kusuma wati 4 1 2 3 2 3 4
Achma di
Anik Wijayan ti 3 3 2 4 1 4 3
Wahyu Ratinings ih 4 4 2 4 2 1 1
Esti Mulyan i 4 4 2 4 1 1 1
Abdul Malik
Diana
Winarsih
Ratna Kumalasari
Rubiyat un
2 3 3 3 3 3 3
2 4 1 3 2 3 4
4 3 4 4 3 2 3
4 2 3 3 1 2 4
3 3 1 2 4 1 3
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
3 2 3 3 3 3 3
3 1 3 3 3 3 1 3 2 3 4 3 1 3 92 Sedang
3 3 4 3 2 3 1 2 4 1 3 2 4 2 92 Sedang
4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 104 Tinggi
4 2 2 3 3 4 3 3 1 4 2 3 3 3 96 Sedang
181
3 4 2 3 3 1 4 2 3 3 3 3 3 4 2 2 4 4 4 2 3 2 3 4 3 4 2 99
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 101
3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 1 4 3 3 4 3 105
4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 1 4 2 3 4 3 3 3 2 2 4 2 1 1 4 4 4 101
4 4 4 3 4 3 4 2 3 4 1 3 2 3 4 3 3 3 3 2 4 1 1 1 4 4 4 98
3 3 4 2 3 3 1 4 2 4 2 1 1 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 101
3 1 3 3 3 1 2 3 2 3 4 3 4 2 3 3 1 4 2 1 3 2 3 4 3 1 3 89
3 3 3 2 4 1 4 3 3 4 2 4 1 1 1 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 102
3 3 1 3 3 1 2 4 1 3 2 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 1 2 4 3 3 1 87
2 4 2 3 3 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 4 3 2 1 2 4 1 3 2 4 2 91
179
8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. 33. 34. .Jumlah
182
Ket
Sedang
Sedang
Tinggi
Nama
Rokati
Dwi Handay ani 4 2 3 3 1 2 4 3 3 1 2 3 3 2 4 4 4 2 4 2 1 1 4
Maemunah
Hemi Astianti
Qodariy ah
Dinar Girin
Murdia nawati
4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 2 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2
3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 2
3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3
4 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 2 2 3 1 3 4 4 3 3 2 2 3
3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
3 1 2 3 2 3 4 3 4 2 3 3 1 4 2 3 2 3 3 3 2 1 3
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Windi Susana
Ertanti Agustina S
Supriati
3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 4 3 3 4 4 2 3 4 3 2
2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 2 2 1 1 2 3 4 3
4 3 2 4 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2
183
24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. 33. 34. Jumlah Ket
3 2 3 2 3 2 3 4 3 4 2 91 Sedang
4 3 4 3 3 1 2 4 3 3 1 93 Sedang
3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 4 97 Sedang
3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 101 Sedang
Nama
Mahbub
Sumarti
Siti Berkah
3 4 3 3 4 4 3 2 3 2 2
3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3
2 3 4 3 3 4 4 3 2 3 2
Siti Maksum ah 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11.
2 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 102 Sedang
2 3 2 3 4 4 2 3 4 3 2 98 Sedang
4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 97 Sedang
2 3 1 2 3 3 3 3 3 2 2 91 Sedang
3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 98 Sedang
2 1 2 2 4 3 3 3 2 2 1 83 Rendah
Liscahy ani
Pipit Tri J
Dwi Pujawati
Seti Yuliani
Amanah
Wahyuni
3 4 3 3 4 4 3 2 3 2 2
3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2
4 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3
3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4
3 3 4 2 2 2 3 3 4 2 2
3 3 3 4 2 2 2 3 3 4 2
184
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. 33. 34. Jumlah Ket Nama
3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 2 107 Tinggi Siti Mahmud
2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 94 Sedang
3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 102 Sedang
3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 98 Sedang
1 2 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 2 3 2 95 Sedang
4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 98 Sedang
Umi Nur
Tutik Sumirah
Nur Kholifah
Markati
Asini
3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 98 Sedang Yeni
3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 95 Sedang Rohmi
2 3 2 3 2 1 3 3 4 2 2 2 3 2 3 4 2 2 2 3 3 4 2 89 Sedang Mudmainah
2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 4 2 2 2 3 3 4 93 Sedang Diyah Ery
185
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
in
Azizah
4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 4 2 3 3 4 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 4
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2 4
3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 2 3 4 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3
3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 3 4 2
4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3
3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 4 3 2 4 3 2 4 3 2 2 3 1 2 3
4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3
3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 1 2
3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 2 2 3 2
186
27. 28 29. 30. 31. 32. 33. 34. Jumlah Ket
3 3 2 3 2 3 3 2 90 Sedang
3 3 2 3 3 3 3 2 99 Sedang
3 3 3 3 2 3 3 3 94 Tinggi
3 2 3 4 2 3 2 3 95 Sedang
3 3 4 3 3 3 3 3 109 Tinggi
3 3 3 3 4 2 3 3 105 Tinggi
3 3 3 2 3 3 3 2 95 Sedang
4 3 3 3 4 3 3 3 97 Sedang
3 4 3 3 3 4 3 3 94 Sedang
3 3 2 3 4 2 3 2 92 Sedang
Nama
Rondhiy ah
Haryati
Sukariy ah
Qhusnul
Sumiati
Sugiyati
Mukali mah
Masrok hah
Sunika
Mardiy anti
4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3
3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2
4 3 3 3 2 4 3 3 4 2 4 3 3 3
3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3
3 4 3 2 2 3 3 4 3 2 2 3 3 4
4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 4 4 3
3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 3 1
2 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 2 2 2
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14.
187
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. 33. 34. Jumlah Ket
4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 105 Tinggi
3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 1 1 4 3 3 3 3 4 2 3 93 Sedang
2 3 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 93 Tinggi
2 4 3 3 4 2 1 1 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 4 2 99 Sedang
3 3 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 102 Sedang
3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 2 94 Sedang
3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 1 1 3 3 2 4 4 3 3 3 103 Tinggi
3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 103 Tinggi
3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 3 4 2 3 3 96 Sedang
Nama
Fitriyani
Munafia
Muratofi ah
Mudakah
Supriyati Rahayu
Masmin ah
Nasokah
Ulwiyah
Sri Rahayu
3 3
3 3
3 2
4 3
3 4
4 3
3 2
3 2
3 2
No 1. 2.
2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 1 2 2 3 4 3 3 3 2 4 97 Sedang Rina Mahara na 2 2
188
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30.
3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3
3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4
2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 4 3 2 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2
4 3 2 4 3 4 3 3 2 2 3 1 3 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 4 4 3 2 4
3 2 4 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 1 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 4 3
4 3 2 4 3 4 3 3 2 2 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 2 2 3 1 4 3 2 4
3 4 1 2 3 3 4 3 1 3 4 2 4 3 3 4 3 1 3 4 2 4 3 2 3 4 1 2
4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 1 3 4 2 3 4 3 1 3 4 2 4 4 3 4 4
3 2 2 3 1 1 2 3 3 4 3 1 3 4 2 4 3 1 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3
3 1 3 2 3 3 4 3 1 3 4 2 3 2 3 1 1 2 3 3 4 3 1 3 3 1 3 2
189
31. 32. 33. 34. Jumlah Ket
Nama
3 3 2 3 93 Sedang
3 2 4 3 108 Tinggi
2 3 3 3 85 Rendah
3 4 3 3 100 Sedang
4 3 3 4 107 Tinggi
3 4 3 3 104 Tinggi
3 3 4 3 97 Sedang
3 3 4 3 107 Tinggi
Purhidayati
Ainun Nafisa
Istiqomah
Dwi
Dana
Nurwati
Turnani
Siti Solikah
3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2
2 2 3 1 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 2
3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3
3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 4
3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 3 4 2 3 2
1 1 2 3 85 Rendah
3 3 4 3 87 Sedang
Likayati Khusaeni
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
3 4 3 3 4 3 3 3 1 3 1 2 4 3 3 4
190
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. 33. 34. Jumlah Ket Nama
3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 4 3 4 4 105 Tinggi
4 3 4 3 3 2 2 3 1 3 3 1 3 3 3 4 3 2 96 Sedang
2 2 3 4 3 2 2 3 1 2 3 4 3 2 2 3 4 3 96 Sedang
3 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 4 3 105 Tinggi
2 1 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 103 Tinggi
4 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 96 Sedang
3 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 95 Sedang
Nita Fitria Sari
Iva Yusanti
Indri Astuti
Riyati
Zunaed ah
Jaiyatun
3 3 3 2
4 3 4 3
2 3 4 3
4 3 3 3
3 4 3 3
3 1 3 3
Eniek Yuliatin Umi Sri Sukariya ingsih Komsah Mulyanti nto 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3
No 1. 2. 3. 4.
3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 3 96 Sedang
4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 110 Tinggi
3 3 3 2 3 2 1 2 2 1 3 3 4 3 3 3 1 3 92 Sedang
191
5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32.
3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2
2 3 4 3 2 2 3 2 3 4 3 4 2 3 4 3 2 2 2 2 1 2 4 3 2 3 4 3
4 2 3 4 3 2 2 3 4 3 4 2 3 4 3 2 2 2 2 1 2 4 4 3 4 2 3 4
4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4
2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3
3 4 3 2 3 1 3 3 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 4 3 2
3 4 2 3 2 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 2 3
3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 1 3 3 2 2 3 1 3 3 3 3 3 4 2
4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 4 3 3 4 2 1 1 2 2 2 3 2 4 3 3 3
3 3 4 2 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 2
192
33. 34. Jumlah Ket
Nama
3 4 103
2 2 95
3 2 98
3 3 108
Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi
Tri Rahayu Ningsih
Retno. W
Yuliati
Titah Rahayu
4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4
4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2
3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 1 2 2 3 4 3 3 4
3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
2 3 96 Sedan g
3 1 94
2 3 97
3 3 98
3 2 93
3 3 99
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
193
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. 32. 33. 34. Jumlah Ket
3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 106 Tinggi
3 3 2 3 4 2 3 2 4 3 3 3 2 3 3 99 Sedang
3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 98 Sedang
3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 105 Sedang
194
DATA HASIL PENGUMPULAN NILAI DARI SKALA VARIABEL “TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA PADA LEMBAGA PAUD”
Nama
Suyanti
Ayudia
Sri. A
Apri Ermayanti
3 3 2 4 3 1 3 4 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 4 3
3 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 3 3 2 4 3
4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3
3 4 3 2 4 3 4 3 3 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Febri Novian Sari 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 2 2 3 3
Desti Sulistiniati
Marsini
Umayah
Widodo
Kalimah
3 3 1 3 3 3 2 1 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 4 3
2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4
3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 2
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3
3 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3
195
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. Jumlah Ket
1 3 4 2 3 3 2 3 3 1 2 82 Sedang
2 3 2 3 2 3 2 4 3 4 2 88 Sedang
2 3 2 3 2 4 2 3 3 3 2 86 Sedang
4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 99 Tinggi
2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 82 Sedang
2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 81 Sedang
Nama
Dwi Kusuma wati 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2
Achma di
Anik Wijayan ti 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3
Wahyu Ratinings ih 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3
Esti Mulyani
Abdul Malik
Diana
Winarsih
4 3 3 3 4 3 3 2 3 2
3 4 3 4 3 3 3 4 3 3
3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
3 4 3 3 2 3 2 3 3 1
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10.
3 3 2 4 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 83 Sedang
3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 4 88 Sedang
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 97 Tinggi
Ratna Kumalas ari 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
2 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 92 Sedang
Rubiyatun
3 3 2 3 2 3 3 3 3 4
196
3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 86 Sedang
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 96 Tinggi
Nama
Rokati
Dwi Handay ani 4
No 1.
3
4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 101 Tinggi
4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 97 Tinggi
3 3 1 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 92 Sedang
3 2 3 3 1 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 1 4 94 Tinggi
2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 81 Sedang
3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 85 Sedang
3 1 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1 3 2 3 2 79 Sedang
2 3 3 1 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 86 Sedang
Maemunah
Hemi Astianti
Qodariy ah
Dinar Girin
Murdia nawati
Windi Susana
Ertanti Agustina S
Supriati
3
3
4
3
1
3
3
2
193
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. .Jumlah Ket
197
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29.
4 3 3 2 3 2 3 3 1 2 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 1 2 4 3 4
2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3
2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4
4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4
3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3
3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
2 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 1 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3
2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2
3 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 2
3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 1 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 2
198
30. 31. Jumlah Ket
3 3 89 Sedang
2 3 84 Sedang
3 4 98 Tinggi
3 3 99 Tinggi
3 3 97 Tinggi
4 3 91 Sedang
Nama
Mahbub
Sumarti
Siti Berkah
Liscahy ani
Pipit Tri J
Dwi Pujawati
4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3
3 1 3 3 3 3 2 3 2 1 4 3 4 3 3 3 1 3 3 3
3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3
Siti Maksum ah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 3
3 3 2 3 2 3 1 2 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 2
1 3 4 2 3 3 3 3 4 3 1 3 4 2 3 1 3 4 2 3
3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 3. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
3 3 92 Sedang
3 3 89 Sedang
3 3 93 Sedang
2 3 77 Rendah
Seti Yuliani
Amanah
Wahyuni
3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3
4 3 4 3 2 3 3 1 3 4 1 2 4 3 4 4 3 4 3 2
199
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. Jumlah Ket
Nama No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10.
4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 99 Tinggi
Siti Mahmud in 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3
3 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 87 Sedang
Umi Nur Azizah 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 96 Tinggi
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 92 Sedang
3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 86 Sedang
3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 85 Sedang
2 3 3 1 3 4 2 3 3 4 3 87 Sedang
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 91 Sedang
3 2 3 1 2 3 3 2 3 2 3 81 Sedang
3 3 1 3 4 1 2 4 3 4 1 89 Sedang
Tutik Sumirah
Nur Kholifah
Markati
Asini
Yeni
Rohmi
Mudmainah
Diyah Ery
3 2 3 3 2 3 3 2 3 3
4 3 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 4 4 3 3 3 3 3 2
3 3 3 4 3 3 2 4 3 2
4 3 4 3 3 3 4 1 3 2
3 4 3 2 3 2 3 3 2 3
3 4 2 3 3 3 3 3 2 3
3 3 2 2 3 2 3 3 2 3
200
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. Jumlah Ket
2 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 78 Sedang
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 92 Sedang
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 86 Sedang
1 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 91 Sedang
3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 101 Tinggi
4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 100 Tinggi
3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 3 1 91 Sedang
3 3 1 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 89 Sedang
3 3 3 3 1 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 87 Sedang
3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 79 Sedang
201
Nama
Rondhiy ah
Haryati
Sukariy ah
Qhusnul
Sumiati
Sugiyati
Mukali mah
Masrok hah
Sunika
Mardiy anti
4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3
3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2
1 3 3 3 3 2 2 2 1 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 1 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3
2 3 3 4 3 1 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3
3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 1 3 2 3 3 4 3 3 2 4 3 2 3
4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 2 3
4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 3 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
202
25. 26. 27. 28 29. 30. 31. Jumlah Ket
3 2 4 3 4 3 2 96 Tinggi
3 2 3 3 2 3 2 79 Sedang
4 2 4 3 2 4 2 87 Sedang
3 4 3 3 2 3 3 91 Sedang
3 3 3 3 3 3 4 95 Tinggi
2 2 1 3 2 2 2 78 Sedang
3 3 3 3 4 3 3 94 Tinggi
3 3 3 3 2 3 3 91 Sedang
3 4 3 3 3 2 3 89 Sedang
Nama
Fitriyani
Munafia
Muratofi ah
Mudakah
Supriyati Rahayu
Masmin ah
Nasokah
Ulwiyah
Sri Rahayu
2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2
3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3
3 2 2 4 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3
4 3 3 4 3 2 3 3 2 4 3 2 4 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
4 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3
4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3
3 2 3 2 3 1 2 2 3 3 2 2 3 3
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14.
2 3 2 3 1 3 2 79 Sedang Rina Mahara na 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2
203
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. Jumlah Ket Nama
3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 77 Rendah
3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 101 Tinggi
2 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 2 2 2 3 2 2 78 Sedang
4 3 2 2 4 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 4 2 92 Sedang
2 4 3 3 4 3 2 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 94 Tinggi
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 93 Sedang
2 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 89 Sedang
4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 99 Tinggi
Purhidayati
Ainun Nafisa
Istiqomah
Dwi
Dana
Nurwati
Turnani
Siti Solikah
3 3 2 3 3
3 2 3 3 3
4 3 2 3 2
3 3 2 3 2
2 3 3 2 3
2 3 2 3 2
3 4 3 3 3
3 3 3 2 3
2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 1 2 76 Rendah
3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 79 Sedang
Likayati Khusaeni
No 1. 2. 3. 4. 5.
4 3 3 3 4
3 4 3 2 3
204
6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. Jumlah Ket
3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 93 Sedang
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 91 Sedang
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 94 Tinggi
3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 96 Tinggi
2 3 3 4 1 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 87 Sedan
3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 2 85 Sedang
2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 87 Sedang
3 2 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 2 3 84 Sedang
3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 96 Tinggi
2 3 3 4 4 4 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 4 2 3 3 1 3 87 Sedang
205
g Nama
Nita Fitria Sari
Iva Yusanti
Indri Astuti
Riyati
Zunaed ah
Jaiyatun
3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2
2 3 2 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3
3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3
3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3
3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 1 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Eniek Yuliatin Umi Sri Sukariya ingsih Komsah Mulyanti nto 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 1 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 1 2 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 1 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3
206
24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31.
4 3 3 3 4 3 3 4
3 3 2 1 4 3 4 2
2 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 2 3 3 3
4 3 2 3 4 3 4 3
3 3 1 3 2 3 3 2
2 3 3 3 3 3 1 3
3 4 3 3 3 4 2 2
2 3 1 3 2 3 3 3
3 3 2 3 3 3 4 3
Jumlah Ket
96
88
89
89
82
88
86
87
93
Tinggi
Sedang
Sedang
Sedang
91 Sedan g
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Nama
Tri Rahayu Ningsih
Retno. W
Yuliati
Titah Rahayu
3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3
3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4
3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10. 11. 12.
207
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28 29. 30. 31. Jumlah Ket
3 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 97 Tinggi
3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 91 Sedang
3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 2 3 2 3 3 93 Sedang
3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 99 Tinggi